PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …
Transcript of PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT …
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 221
PENGARUH KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN
KONSUMEN PADA DISTRO ANTIPOP CLOTHES TANJUNG
Rahmat; Jauhar Arifin )*; Indriati Sumarni)**
[email protected]; [email protected])*; [email protected])**
ABSTRAK
Pengaruh Keunggulan Bersaing Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Distro Antipop
Clothes Tanjung. Pembimbing I Dr. H. Jauhar Arifin, Drs., MM. Dan Pembimbing II Indriati Sumarni,
SE., MM. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui dan menganalisa pengaruh keunggulan
bersaing terhadap kepuasan konsumen di Toko Distro Antipop Clothes Tanjung Tabalong; 2)
Mengetahui besarnya pengaruh pengaruh keunggulan bersaing terhadap kepuasan konsumen di Toko
Distro Antipop Clothes Tanjung Tabalong. Populasi didalam penelitian ini adalah konsumen Distro
Antipop Clothes Tanjung, sedangkan sampel yang diambil berjumlah 47 orang. Penentuan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan analisis GSCA (Generalized
Structured Component Analysis). Hasil kuesioner merupakan instrumen utama untuk menggunakan
data, sedangkan observasi digunakan untuk mendukung dan melengkapi hasil dari kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan konsumen pada Distro Antipop Clothes Tanjung. Besarnya pengaruh variabel
Keunggulan Bersaing (X) terhadap Kepuasan Konsumen (Y) adalah sebesar 58,6% dan sisanya
sebesar 41,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya, misalnya seperti Harga, Kualitas Produk, Loyalitas
Konsumen dan lain-lain.
Kata Kunci: Keunggulan Bersaing, Kepuasan Konsumen, Pelayanan
INFLUENCE COMPETITIVE ADVANTAGE OF CUSTOMER SATISFACTION
LEVEL ON ANTI-POP
ABSTRACT
Influence of competitive advantage to customer satisfaction level in anti-pop. Clothes Tanjung Distro.
Supervisor I Dr. H. Jauhar Arifin, Drs., MM. and supervisor II Indriati Sumarni, SE., MM. This
research aims to: 1) Knowing and analyzing the influence of competitive advantage towards consumer
satisfaction in anti-pop Distro shop Tanjung Tabalong; 2) Knowing the influence of the influence of
competitive advantage towards consumer satisfaction at Antipop Distro shop Tanjung Tabalong. The
population in this research is the consumer of Antipop and Clothes Tanjung Distro, while samples
were taken amounting to 47 people. Sampling is done using the purposive sampling technique.
This research uses quantitative methods and uses GSCA (Generalized Structured Component
Analysis) analysis. The survey results are the primary instruments for using data, while observations
are used to support and complement the results of questionnaires. Based on the results of research can
be concluded that the competitive advantage affects the level of consumer satisfaction on anti-pop,
Clothes Tanjung Distro. The magnitude of the variable influence competitive advantage (X) on
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 222
consumer satisfaction (Y) is 58.6% and the remaining 41.4% is influenced by other variables, such as
price, product quality, customer loyalty and others.
Keywords: Competitive Advantage, Consumer Satisfaction, Service
PENDAHULUAN
Saat ini persaingan antar perusahaan
semakin ketat, khususnya persaingan
perusahaan yang sejenis dalam hal
menawarkan keunggulan produknya masing-
masing. Oleh karena itu perusahaan harus
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan
produknya mampu bersaing dengan cara
melakukan strategi keunggulan bersaing yang
lebih memuaskan daripada yang dilakukan
oleh pesaing.
Setiap perusahaan dituntut untuk
membuat pelanggan merasa puas dengan
memberikan penawaran dan pelayanan lebih
baik, mengingat perusahaan harus mampu
untuk mempertahankan posisi pasarnya
ditengah persaingan yang semakin ketat. Untuk
memenangkan persaingan perusahaan harus
mampu memberikan kepuasan kepada
pelanggan.
Menurut Kotler dan Keller (2009:138)
kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang telah
dipersepsikan produk atau hasil terhadap
ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal
memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak
puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi,
pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi
ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau
senang.
Menurut Wikipedia, Distro (Distribution
Store atau Distribution outlet) adalah jenis
toko di Indonesia yang menjual pakaian dan
aksesoris yang di titipkan oleh pembuat
pakaiann, atau diproduksi sendiri. Distro
umumnya merupakan industri kecil dan
menengah (IKM) yang sandang dengan merk
independen yang di kembangkan kalangan
muda. Produk yang dihasilkan oleh distro
diusahakan untuk tidak di produksi secara
massal, agar mempertahankan sifat eksklusif
suatu produk dan hasil kerajinan.
Distro sudah menjadi sebuah fenomena
di Indonesia sebagai rujukan dalam gaya
berbusana remaja dan anak muda. Di
kabupaten Tabalong sendiri keberadaan distro
bukan lagi merupakan sesuatu yang asing.
Hasil pantauan menggunakan Google Map
menunjukkan bahwa terdapat 6 Distro yang
tersebar di seputaran kota Tanjung.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih
Distro Antipop Clothes merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang jasa
penjualan sandang seperti sepatu, baju, celana,
dan aksesoris seperti gelang, cincin, anting,
kalung, topi. Distro Antipop Clothes memiliki
koleksi produk selalu update yang tertata rapi
di toko. Distro Antipop Clothes memberikan
diskon untuk pembelian barang pada hari-hari
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 223
tertentu saja (random). Promosi yang
dilakukan Distro Antipop Clothes melalui
media sosial di instagram, facebook dan
twitter. Fasilitas yang terdapat di Distro
Antipop Clothes antara lain ruangan ber AC,
TV, tempat parkir gratis, serta lokasinya
mudah dicari. Kelebihan lain dari distro ini
adalah suasananya yang aman karena ada
kamera CCTV yang selalu dimonitor, barang-
barang tertata rapi dan karyawan yang ramah.
Berdasarkan hasil observasi yang
peneliti lakukan di lapangan ada beberapa
kelemahan yang ada pada Distro Antipop
Clothes yaitu pelayanan yang terkadang lambat
dan kurang tanggap; serta karyawan yang
kurang komunikatif.
Informasi tersebut dapat digunakan
untuk meningkatkan kepuasan konsumen
terhadap keunggulan bersaing yang diberikan
oleh Distro Antipop Clothes. Berdasarkan hal
diatas maka penelitian ini diberi judul
“Pengaruh Keunggulan Bersaing Terhadap
Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Distro
Antipop Clothes Tanjung“.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritik
a. Penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan sebelumnya oleh Setiwan
(2008), Prakosa (2005:53), Kolter etal
(2005:461), Saiman (2009), Keegan (1995),
Day & Wensley (1988) dengan kesimpulan
teori yaitu keunggulan bersaing merupakan
strategi-strategi yang dilakukan perusahaan
untuk menciptakan atau memberi nilai lebih
kepada konsumennya dibandingkan dengan
pesaing lainnya.
b. Penelitian ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan Cynthia Vanesa
Djodjobo dan Hendra. N (2014), Lava (2012),
Reza Dimas Sigit. P (2014), Atik Andriana
(2014) dengan hasil kesimpulan penelitian
adalah keunggulan bersaing mempengaruhi
kepuasan konsumen.
2. Secara Praktis
a. Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
masukan informasi dalam mengambil
keputusan yang berhubungan dengan
keunggulan berasaing.
b. Bagi konsumen
Sebagai referensi dalam
mempertimbangkan ketika ingin berbelanja di
distro.
c. Bagi pihak lain
Penulisan tugas akhir ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan penelitian
selanjutnya dalam pelaksanaan suatu
pengkajian yang berkaitan dengan penelitian
yang sama tetapi dengan ruang lingkup yang
berbeda di masa yang akan datang.
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Djodjobo dan Hendra (2014).
Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Inovasi
produk dan Keunggulan Bersaing Terhadap
Kinerja Pemasaran Usaha Nasi Kuning Di
Kota Manado. Hasil penelitian menggaris
bawahi bahwa orientasi kewirausahaan tidak
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 224
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keunggulan bersaing, inovasi produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keunggulan bersaing, orientasi kewirausahaan
dan inovasi produk secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keunggulan bersaing, dan keunggulan bersaing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pemasaran.
Lava (2012). Pengaruh Keunggulan
Bersaing Terhadap Strategi Resource-Based
Dan Orientasi Kewirausahaan Pada Usaha
Makanan Khas Kota Probolinggo. Strategi
Resource-Based berpengaruh secara langsung
terhadap peningkatan orientasi kewirausahaan,
strategi resource-based berpengaruh secara
langsung terhadap peningkatan daya saing
usaha, orientasi kewirausahaan berpengarug
signifikan dan secara langsung terhadap
peningkatan daya saing usaha, strategi
resource-based berpengaruh secara tidak
langsung terhadap daya saing usaha melalui
orientasi kewirausahaan.
Dimas (2014). Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Pengguna Jasa Lapangan Futsal IFI Di
Bandung. Semakin baik kualitas pelayanan
yang diberikan maka semakin baik pula proses
kepuasan pelanggan, Berdasarkan uji koefisien
determinasi, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kualitas pelayanan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
pelanggan, dengan persentase pengaruhnya
5,9%, sedangkan sisanya sebesar 94,1%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar kualitas
pelayanan yang tidak diletili dalam penelitian
ini seperti brand image, harga, lokasi dan
faktor lainnya.
Andriana (2014). Pengaruh Customer
Satisfaction Strategy Terhadap Peningkatan
Kepuasan Konsumen. Kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan konsumen.
B. Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing merupakan strategi
keuntungan dari perusahaan yang melakukan
kerjasama untuk berkompetisi lebih efektif
dalam pasar. Strategi yang didesain bertujuan
untuk mencapai keunggulan bersaing yang
terus menerus agar perusahaan dapat terus
menjadi pemimpin pasar (Prakosa,2005:53).
Perusahaan mengalami keunggulan
bersaing ketika tindakan-tindakan dalam suatu
industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi
dan ketika beberapa perusahaan yang bersaing
terlibat dalam tindakan serupa
(Barney,2010:9).
Keunggulan bersaing dianggap sebagai
keuntungan dibanding kompetitor yang
diperoleh dengan menawarkan nilai lebih pada
konsumen dibanding penawaran kompetitor
(Kotler et al, 2005:461).
Keunggulan bersaing diharapkan mampu
untuk mencapai laba sesuai rencana,
meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan
kepuasan pelanggan, serta melanjutkan
kelangsungan hidup suatu usaha
(Saiman,2014:128).
Menurut Philip Kotler dan Gary
Armstrong (2003:311) Mendefinisikan
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 225
keunggulan bersaing adalah keunggulan
terhadap pesaing yang diperoleh dengan
menawarkan nilai lebih rendah maupun dengan
memberikan manfaat lebih besar karena
harganya lebih tinggi.
1. Aspek-Aspek Keunggulan Bersaing
Menurut Porter (2007), “inti dari
perumusan strategi bersaing adalah
menghubungkan perusahaan dengan
lingkungannya walaupun lingkungan yang
sangat relevan sangat luas, mencakup kekuatan
kekuatan sosial dan juga kekuatan kekuatan
ekonomi, aspek kunci dari lingkungan
perusahaan adalah, industri-industri dimana
perusahaan tersebut bersaing.” Selain itu,
menurut Morib (2011) Perusahaan jasa dapat
mendeferensiasikan dirinya melalui citra di
mata pelanggan, misalnya melalui
simbolsimbol dan merek yang digunakan.
Selain itu, perusahaan dapat melakukan
diferensiasi produk dalam penyampaian jasa
(service delivery) melalui tiga aspek yang juga
dikenal sebagai 3P dalam pemasaran jasa,
yaitu :
a) Orang (people)
People adalah semua orang yang terlibat
dalam kegiatan memproduksi produk serta
memberikan pelayanan produk kepada
konsumen. Orang yang memproduksi dan
memasarkan suatu produk juga memiliki
penilaian dimata konsumen.
b). Lingkungan Fisik (Physical
evidence)
Physical evidence adalah perangkat –
perangkat yang dibutuhkan untuk mendukung
penampilan suatu produk, sehingga
memperlihatkan secara langsung kualitas
produk serta pelayanan yang diberikan kepada
konsumen.
c). Proses (process)
Process adalah serangkaian tindakan
yang diperlukan untuk memberikan produk
atau jasa dengan pelayanan yang terbaik
kepada konsumen. Suatu proses bisa berisi
tentang metode atau prosedur yang
diberlakukan untuk memperoleh produk yang
dibutuhkan konsumen. Proses pelayanan yang
cepat, mudah dan ramah memberikan nilai
lebih konsumen terhadap suatu produk.
Keunggulan bersaing yang
berkesinambungan adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk enciptakan suatu produk
yang pada saat pesaing berusaha untuk
menirunya akan selalu mengalami kegagalan
secara signifikan. Pada saat perusahaan
menerapkan strategi tersebut dan perusahaan
pesaing tidak secara berkesinambungan
menerapkannya serta perusahaan lain tidak
mampu meniru keunggulan strategi tersebut
maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki
keunggulan bersaing yang berkesinambungan
(Hit, Ireland dan Hoskisson, 1996 : 5).
2. Indikator Keunggulan Bersaing
Menurut Setiawan dan Ine Agustin
(2008) indicator yang digunakan untuk
mengukur keunggulan bersaing adalah :
a). Promosi
Kegiatan mengajak, menginformasikan
dan membujuk serta mengingatkan seseorang
tentang perusahaan dan produk yang
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 226
ditawarkan perusahaan agar terjadi proses
pertukaran
b). Kualitas Pelayanan
Segala bentuk aktivitas yang dilakukan
oleh perusahaan guna memenuhi harapan
konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan
sebagai jasa atau service yang disampaikan
oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan,
kecepatan, hubungan, kemampuan dan
keramahtamahan yang ditunjukkan melalui
sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan
untuk kepuasan konsumen.
c). Strategi Marketing mix
Strategi yang meliputi harga yang
mampu bersaing, tempat atau lokasi strategis,
dan promosi yang memadai.
Keunggulan bersaing berkembang dari
nilai yang mampu diciptakan untuk
pembelinya yang melebihi biaya perusahaan
dalam menciptakannya. Keunggulan bersaing
berasal dari banyak aktifitas berlainan yang
dilakukan perusahaan dalam mendesain,
memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan
mendukung produknya. Masing-masing
aktifitas dapat mendukung posisi biaya relatif
perusahaan dan menciptakan diferensiasi.
C. Kepuasan Konsumen
Pengertian Kata kepuasan atau
satisfaction berasal dari bahasa Latin “satis”
yang berarti cukup baik, memadai dan facio
yang berarti melakukan atau membuat.
Menurut Kotler dan Keller (2009:138)
kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang telah
dipersepsikan produk atau hasil terhadap
ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal
memenuhi ekspektasi , pelanggan akan tidak
puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi,
pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi
ekspektasi, pelanggan akan sangat puas atau
senang. Arti dari kepuasan konsumen ini tidak
lepas dari perilaku konsumen. Menurut Kotler
(a; 1994) mengatakan bahwa perilaku
konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan
yang langsung diterima oleh konsumen dalam
mendapatkan, mengkonsumsi serta memakai
produk atau jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului tindakan tersebut.Sedangkan
kepuasan menurut Kotler dan Armstrong
(2001:9): Kepuasan konsumen adalah sejauh
mana anggapan kinerja produk memenuhi
harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih
rendah ketimbang harapan konsumen, maka
pembelinya merasa puas atau amat gembira.
Menurut Kotler yang dikutip kembali oleh
Fandy Tjiptono (2012:312) kepuasan
konsumen adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
ia persepsikan dibandingkan dengan
harapannya. Menurut Zeithaml dan Bitner
(2000:75) definisi kepuasan adalah : Respon
atau tanggapan konsumen mengenai
pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan
penilaian mengenai ciri atau keistimewaan
produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang
menyediakan tingkat kesenangan konsumen
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
konsumsi konsumen. Kepuasan konsumen
adalah tingkat perasaan konsumen setelah
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 227
membandingkan antara apa yang dia terima
dan harapannya (Umar, 2005:65). Seorang
pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang
diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar
kemungkinannya menjadi pelanggan dalam
waktu yang lama.
1. Aspek-Aspek Kepuasan Konsumen
Menurut Supranto (1997) mengatakan
bahwa aspek kepuasan konsumen adalah :
a) Ketanggapan pelayanan
(responsiveness of service)
b) Kecepatan transaksi (speed of
transaction)
c) Keberadaan pelayanan (availability
of service)
d) Profesionalisme (profesionalisme)
e) Kepuasan menyeluruh dengan jasa
atau pelayanan (over all statisfaction with
service)
Sabarguna (2004) menyatakan ada
beberapa aspek kepuasan konsumen yang
dijabarkan sebagai berikut :
a) Aspek kenyamanan, meliputi lokasi
perusahaan, kebersihan, dan kenyamanan.
b) Aspek hubungan konsumen dengan
karyawan, meliputi keramahan karyawan,
informasi yang diberikan oleh karyawan,
komunikatif, responsif, suportif, dan cekatan
dalam melayani konsumen.
c) Aspek kompetensi teknis petugas,
meliputi keberanian bertindak dan
pengalaman.
d) Aspek biaya, meliputi mahalnya
produk, terjangkau tidaknya oleh konsumen.
2. Indikator Kepuasan Konsumen
Menurut Green (1992), Pengertian
Indikator adalah variabel-variabel yang bisa
menunjukkan ataupun mengindikasikan
kepada penggunanya mengenai sesuatu kondisi
tertentu, sehingga bisa dipakai untuk mengukur
perubahan yang terjadi Indicator yang
digunakan untuk mengukur kepuasan
konsumen Menurut Supranto (1997) ada yaitu :
a) Ketanggapan Pelayanan
Suatu kebijakan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat
(responsive) dan tepat kepada pelanggan
dengan penyampaian informasi yang jelas.
Membiarkan konsumen menunggu persepsi
yang negative dalam kualitas pelayanan.
b) Keberadaan Pelayanan
Keberadaan pelayanan sangat penting
bagi suatu perusahaan dimana konsumen
mendapatkan kontak langsung dengan penjual
yang sedang bertugas. Keberadaan pelayanan
meliputi beberapa kegiatan misalnya memberi
solusi apabila perusahaan mendapat kesulitan
atau masalah dalam proses transaksi. Selain itu
juga memberikan jaminan kepada perusahaan
bahwa yang disimpan di perusahaan tersebut
cukup aman.
c) Profesionalisme
Memiliki kemampuan mengoptimalisasi
potensi yang ada dan hasilnya berguna bagi
konsumen serta memberikan kontribusi bagi
perusahaan. Profesionalisme mampu
menyeimbangkan antara idealisme profesi
menggunakan perilaku dan gaya profesional
yang tepat selama bekerja dengan tujuan bisnis
yang sebenarnya yaitu keuntungan.
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 228
D. Kerangka Berfikir
E. Hipotesis
Menurut Dantes (2012) Hipotesis
merupakan praduga atau asumsi yang harus
diuji melalui data atau fakta yang diperoleh
dengan jalan penelitian.
1. Ha : Keunggulan
bersaing berpengaruh terhadap tingkat
kepuasan konsumen pada distro Antipop
Clothes Tanjung.
2. Ho : Keunggulan bersaing tidak
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan
konsumen pada distro Antipop Clothes
Tanjung.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif
merupakan metode untuk menguji teori-teori
tertentu dengan cara meneliti hubungan antar
variabel. Menurut Creswell (2010) variabel
diukur dengan instrument penelitian sehingga
data yang terdiri dari angka-angka dapat
dianalisis berdasarkan prosedur statistik.
Penelitian dilakukan di Distro Antipop
Clothes Tanjung yang beralamat di Jl.Ir Juanda
Mamuju, Sulingan, Murung Pudak, Kabupaten
Tabalong, Kalimantan Selatan.
Adapun yang menjadi populasi didalam
penelitian ini adalah konsumen Distro Antipop
Clothes Tanjung dalam satu bulan yaitu di
bulan Agustus 2018 yang berjumlah 230
orang.
Menurut Arikunto (2010) sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Untuk menentukan besarnya sampel apabila
subjek kurang dari 100, lebih baik di ambil
semua. Jika subjek nya lebih besar dapat di
ambil antara 20%-25% (Arikunto, 2002). Jadi
jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 47
orang responden (konsumen).
B. Metode Analisis Data
Teknis analisis data yang digunakan
penulis kuantitatif, yartu analisis yang
digunakan unutk menguji adalah teknis data
hubungan pengaruh variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y), yaituu dengan
menggunakan alat analisis Generalized
Structured Component Analysis (GSCA)
adalah metode bara Structural Equation
Modeling (SEM) berbasis komponen, sangat
penting dapat digunakan terapkan perhitungan
skor (bukan skala) dan juga dapat diterapkan
pada sampel yang sangat kecil. Disamping itu
Generalized Structured Component Analysis
(GSCA) dapat digunakan pada model struktur
yang melibatkan variabel dengan indikator
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 229
refleksif atau formatif. Masalah singuiaritas
dan muitikoionieritas sering menjadi kendala
dalam anaiisis model struktural menggunakan
Generalized Structured Component Analysis
(GSCA)l berbasis kovarians. Dalam praktiknya
Generalized Structured Component Analysis
(GSCA) memperbolehkan terjadinya
multikolonieritas, yaitu terjadi korelasi yang
kuat antar variabel eksogen (Tehenhaus, 2008).
HASIL & PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian
Nilai loading dari semua indikator
variabel Kepuasan Konsumen (Y) memberikan
nilai convergent validity (dilihat dari nilai
estimasi loading) yang baik yaitu sudah lebih
dari 0.50 dan signifikan secara statistik. Nilai
reliabilitas konstruk diukur dari cronbach
alpha dan average variance extracted (AVE).
Terlihat bahwa nilai cronbach alpha sebesar
0.850 ≥ 0.70 dan nilai AVE sebesar 0.625 ≥
0.50 yang menunjukkan rata-rata varian dari
indikator yang dapat dijelaskan oleh variabel
Kepuasan Konsumen (Y) ada di atas 50%. Jadi
dapat disimpulkan bahwa reliabilitas konstruk
untuk variabel Kepuasan Konsumen (Y) cukup
reliabel.
Hasil pengujian Hipotesis diuji dengan
uji GSCA menggunakan nilai Critical Ratio
(CR). Jika nilai CR > 1,96 menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan pada
pengujian hipotesis tersebut. Hasil analisis
sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis pada
Struktural Model
Sumber : Data diolah, 2019
Secara grafis, hasil pengujian struktural
model disajikan secara lengkap pada gambar
dibawah ini.
Gambar 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis
Dari hasil pengujian di atas, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengujian Pengaruh Keunggulan
Bersaing (X) terhadap Kepuasan Konsumen
(Y) diperoleh nilai estimate sebesar 0.590,
dengan CR sebesar 17.81. Hasil pengujian
signifikan, karena CR > 1,96 dan nilai estimate
> 0.50. Dengan koefisien bertanda positif
mengindikasikan hubungan yang positif.
2. Besarnya pengaruh variabel Keunggulan
Bersaing (X) terhadap Kepuasan Konsumen
(Y) adalah sebesar 58,6% dan sisanya sebesar
41,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya,
misalnya seperti Harga, Kualitas Produk,
Loyalitas Konsumen dan lain-lain.
B. Pembahasan
Kepuasan
Konsumen
(Y)
Keunggulan
Bersaing
(X)
0.59
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 230
Dari hasil temuan penelitian ini bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel Keunggulan Bersaing (X) terhadap
Kepuasan Konsumen (Y), hal ini mendukung
hasil temuan yang dilakukan oleh Djodjobo
dan Hendra (2014), Lava (2012), Dimas (2014)
dan Andriana (2014) Sehingga Ha diterima dan
Ho ditolak.
Hasil penelitian yang dilakukan
Djodjobo dan Hendra (2014), didapati ada
pengaruh positif terhadap kinerja pemasaran
(X) dan inovasi produk usaha (Y). Selanjutya
penelitian yang dilakukan oleh Lava (2012)
terdapat pengaruh yang signifikan antara
Keunggulan Bersaing (X) Terhadap Strategi
Resource-Based Dan Orientasi Kewirausahaan
(Y). Dan juga penelitian yang dilakukan oleh
Dimas (2014) ada pengaruh yang signifikan
antara Kualitas Pelayanan (X) Terhadap
Kepuasan Pelanggan (Y). Lalu penelitian
dilakukan oleh, Andriana (2014). didapati
pengaruh yang signifikan antara Customer
Satisfaction Strategy (X) Terhadap
Peningkatan Kepuasan Konsumen (Y).
Berdasarkan hasil Measurement Model
pada variabel Keunggulan Bersaing yang
paling tinggi nilai koefisiennya adalah
indikator pertama yaitu promosi. Hal ini dapat
dilihat dari beragamnya media promosi baik itu
secara langsung seperti spanduk; maupun
melalui jaringan internet, yaitu menggunakan
website serta media sosial: instagram,
facebook, dan twitter. Sedangkan selanjutya
indikator yang paling rendah nilai koefisiennya
adalah indikator kedua yaitu kualitas
pelayanan. Hal ini sesuai dengan hasil
pengamatan awal yang menemukan bahwa
pelayanan terkadang lambat dan kurang
tanggap; serta karyawan kurang komunikatif.
Pada hasil Measurement Model variabel
Kepuasan Konsumen, indikator yang paling
tinggi nilai koefisiennya adalah indikator
kedua yaitu Keberadaan Pelayanan. Hal ini
berhubungan dengan ada tidaknya fasilitas
yang mempermudah konsumen dalam
berbelanja maupun saat bertransaksi.
Sedangkan indikator yang paling rendah nilai
koefisiennya adalah indikator pertama, yaitu
Ketanggapan Pelayanan. Ini dapat dilihat dari
kurangnya ketanggapan karyawan dalam
membantu konsumen untuk memilih produk.
Hasil pengujian dalam penelitian ini
adalah menunjukan bahwa Keunggulan
Bersaing berpengaruh signifikan terhadap
Kepuasan Konsumen pada Distro Antipop
Clothes Tanjung, hal ini dikarenakan
pelayanan memegang peranan yang penting
terhadap keunggulan bersaing di Distro
Antipop Clothes.
Berdasarkan temuan ini dapat
disimpulkan bahwa Keunggulan Bersaing
berpengaruh terhadap Tingkat Kepuasan
Konsumen pada Distro Antipop Clothes
Tanjung. Lalu hipotesis penelitian ini
menyatakan Ha diterima dan H0 ditolak, yang
artinya Keunggulan Bersaing berpengaruh
terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen pada
Distro Antipop Clothes Tanjung.
Dengan demikian bahwa nilai yang
signifikan adalah karena Keunggulan Bersaing
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 231
mempengaruhi tingkat Kepuasan Konsumen.
Oleh karena itu, diperlukan adanya
peningkatan keunggulan bersaing pada Distro
Antipop Clothes Tanjung, terutama pada
tingkat kualitas pelayanan dan ketanggapan
pelayanan.
Dalam penelitian ini besarnya pengaruh
Keunggulan Bersaing terhadap tingkat
Kepuasan Konsumen pada Distro Antipop
Clothes Tanjung sebesar 58,6% Hal ini
dikarenakan pengaruhi Keunggulan Bersaing
terhadap tingkat Kepuasan Konsumen sudah
cukup kuat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka kesimpulan yang dapat
dikemukakan adalah:
A. Keunggulan bersaing berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan konsumen pada
Distro Antipop Clothes Tanjung.
B. Besarnya pengaruh variabel Keunggulan
Bersaing (X) terhadap Kepuasan Konsumen
(Y) adalah sebesar 58,6% dan sisanya sebesar
41,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya,
misalnya seperti Harga, Kualitas Produk,
Loyalitas Konsumen dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani Suryanita. 2006. Analisis
Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
dan Kompetensi Pengetahuan
Terhadap Kapabilitas Untuk
Meningkatkan Kinerja Pemasaran.
Andriana Atik, 2014. Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen (Studi Kasus Pada
Konsumen CV. Mufidah).
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian
Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2011. Metode
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bagas Prakosa (2005). Pengaruh Orientasi
Pasar, Inovasi Danorientasi
Pembelajaran Terhadap Kinerja
Perusahaan Untuk Mencapai
Keunggulan Bersaing (Studi Empiris
Pada Industri Manufaktur Di
Semarang). Jumal Studi Manajemen
& Organisasl Vol. 2 No. 1 Januari
2005.
Barney,J.B. 2010. Gaining and Sustaining
Competitive Advantage, Fourth
Edition. Addison-Wesley,
Massachusetts.
Cynthia Vanessa Djodjobo dan Hendra N.
Tawas. 2014. Pengaruh Orientasi
Kewirausahaan, Inovasi Produk, dan
Keunggulan Bersaing Terhadap
Kinerja Pemasaran Usaha Nasi
Kuning di Kota Manado. Jurnal
EMBA, Vol 2, No.3, September.
Hal. 1214-1224. ISSN 2303-1174
Creswell, J. W. (2010). Research design:
pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 232
mixed. Yogjakarta: PT Pustaka
Pelajar.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian.
Yogyakarta: ANDI
Day, G.S and R Wensley (1988), Assesing
Advantage : A Framework for
Diagnostic Competitive Superiority,”
Journal of Marketing, Vol 52, April,
pp.1-20.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Handi, Irawan. 2004. 10 Prinsip Kepuasan
Pelanggan. Cetakan Kelima. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Hitt, M. A., Ireland, R. D., & Hoskisson,
R. E. (1996). Strategic management:
Competitiveness and globalization
concepts. St. Paul, MN: West
Husein Umar, 2005. Metode Penelitian.
Jakarta : Salemba Empat
Hwang H. 2009. Regularized Generalized
Structured Component Analysis.
Psychometrica Vol 74. hal : 517-530
J. Supranto. 1997. “Pengukuran Tingkat
kepuasan Pelanggan”. Jakarta:
Rineka ipta.
Kotler dan keller. 2009. Manajemen
Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13
Jakarta: Erlangg
Kolter et.al. 2005. Manajemen Pemasaran.
Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta; PT.
Intan Sejati Klaten.
Keegan. 1995. Global Marketing
Management. 5th edition. Englewood
Cliffs. N.J.: A.Simon & Schuster Co.
P 476
Lava, A.S. 2012. Pengaruh Strategi
Resource-Based Dan Orientasi
Kewirausahaan Terhadap
Keunggulan Bersaing (Competitive
Advantage) Pada Usaha Oleh-Oleh
Makanan Khas Kota Probolinggo.
Nanang,Martono. (2015). Metode
Penelitian Kuantitatif Teori &
Aplikasi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Neuman, W.L., 2007, Basic of Social
Research: Qualitative and
Quantitative Approach, Boston:
Pearson Education, Inc.
Rambat Lupiyoadi. (2001). Manajemen
Pemasaran Jasa (Teori dan Praktek).
Edisi Pertama. Penerbit Salemba
Empat,Depok.
Phillip and Gary Armstrong. 2004. Prinsip-
prinsip Pemasaran, Edisi 12. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta
:Graha Ilmu
Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing
(competitive strategy). Tangerang :
Kharisma Publishing Group.
Purnamasari, Anisa. 2012. Membangun
Keunggulan Bersaing Melalui
Customer
Value (Studi Kasus Pada Pasar
Semawis Semarang).
Pasolong, Harbani. 2016. Teori
Administrasi Publik, Alfabeta,
Bandung
JAPB : Vol. 2, No. 1, April 2019 233
Sigit Dimas Reza (2014). Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap
kepuasan Pelanggan Pengguna jasa
lapangan Futsal (Studi Kasus Pada
IFI Futsal Bandung).
Tenenhaus, M. 2008. Commponent-based
Structural Equation Modeling. Total
Quality Management. Vol. 19. No. 7-
8 (July-August 2008). P 871-886.
Tjiptono, Fandy and Gregorius Chandra.
2012. Pemasaran Strategik.
Yogyakarta, ANDI
Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa,
Edisi Pertama, Yogyakarta, Andi
Offset.
Sabarguna, B. S. (2004) Pemasaran Rumah
Sakit. Yogyakarta: Konsorsium
Robby, Nasution. (2005), Permainan
mendidik sebagai sarana edukasi .
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.
Sugiyono. 1999, Metode Penelitian Bisnis,
Cetakan Ke-6, Bandung, CV. Alfa
Beta.
________. 2002. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung : CV Alfabeta.
________. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta
________. 2005. Metode Penelitian
Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Saiman,L. 2014. Kewirausahaan (Teori,
Praktik, dan Kasus-kasus), edisi
kedua. Salemba Empat, Jakarta.
Setiawan & Agustine Ine, 2008.
Perencanaan Struktur Baja dengan
metode LFRD, Erlangga.: Jakarta
Priyanto. 2010. Atlas Prasitologi
Kedokteran. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Morib. 2011. Strategi Pemasaran 3P
(People,Process,Physical Evidence
(Packaging))
Kotler, Philip dan gary Armstrong, 2003,
Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Edisi
Kesembilan, Jakarta, PT. Indeks
Gramedia
Wahidmurni. 2017. Pemaparan metode
penelitian kuantitatif.
Winarsunu, tulus. 2009. Statistik dalam
Penelitian Psikologi dan Pendidikan.
Malang: UMM
W. Gulo. 2004. Metodelogi Penelitian.
Jakarta: Grasindo.
Yamit, Z. 2002. Manajemen Kualitas
Produk dan Jasa. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Ekonisia Kampus
Fakultas Ekonomi UII.
Zeithaml, Valarie A. Mry Jo Bitner.
(2000). Services Marketing:
Integrating Customer Focus Across
The Firm, Second Edition Hill. . New
York: McGraw