Penelitian Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Desa Sumaje

download Penelitian Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Desa Sumaje

of 5

Transcript of Penelitian Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Desa Sumaje

  • 8/10/2019 Penelitian Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Desa Sumaje

    1/5

    PENELITIAN STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DI DESA

    SUMAJE, NIGERIA

    Joshua Emmanuel Oluwagbemi, Adewuyi Sefiu Olakunle, and Ojo Olalekan

    Lawrence

    Original file: Journal of Geology and Mining Research: A study of subsurface

    geological structure of Sumaje village, Nigeria (Joshua Emmanuel Oluwagbemi,Adewuyi Sefiu Olakunle, Ojo Olalekan Lawrence) - @academicJournals

    vol. 5(9), pp.232-238, September, 2013DOI: 10.5897/JGMR13.0187ISSN 2006-9766 2013 Academic Journals

    http://www.academicjournals.org/JGMR

    Translated by A.A.Putri, [email protected]

    Dalam penelitian ini, survei magnetik tanah Desa Sumaje, wilayah Ogo Oluwa,

    Provinsi Oyo, Nigeria menggunakan magnetometer geometrik proton precesion

    resolusi tinggi model G-856AX komponen total ukuran magnetik tanah. Datamedan secara kualitatif dan kuantitatif diinterpretasi. Profil 1 memiliki amplitudo

    tertinggi 18,2 nT dan profil 2 merupakan daerah terluas yaitu 32 m. Kedalamanbatuan hingga ke basement berada pada rentang 6.25-13,75 m. Daerah mineralisasi

    tinggi dari daerah penelitian berada pada traverse 1-5. Anomali magnetik diperoleh

    bervariasi antara nilai puncak negatif minimum sekitar -14,3 nT dan nilai positifmaksimum sekitar +3,8 nT. Kedalaman maksimum hingga ke batuan basement

    adalah sekitar 13,75 m. Peta kontur magnetik tanah, peta 3D, dan peta vektor

    menunjukkan anomalei magnetik adalah sebagai hasil dari batuan present dari

    daerah ini. Batuan dan mineral mayor diyakini akan ditemukan pada daerah

    penelitian ini dan mineral sekitarnya adalah slate, serpentinit, riolit, pegmatit,

    gabro, basal, basal oceanic, dan hematit.

    Kata kunci: medan magnetik, anomali magnetik, magnetometer, desa Sumaje.

    PENDAHULUAN

    Survei magnetik tanah belum diberikan banyak perhatian di masa lalu; terutama dinegara berkembang seperti Nigeria. Data aeromagnetik tidak bisa memberikan

    rincian struktur magnetik dimensi kecil. Oleh karena itu, penggunaan metode

    survei magnetik tanah untuk menggambarkan struktur bawah permukaan inipenting.

    Survei magnetik menetapkan untuk menyelidiki bawah permukaan geologiberdasarkan anomali menyebabkan medan magnet hasil dari sifat magnetik dari

    batuan dasar (Philip etal., 2002). Hal ini juga digunakan dalam pemetaan geologi

    batas antara satuan batuan magnetis kontras termasuk sesar (Telford etal., 2001).

    Anomali magnetik berasal sebagai akibat dari kontras magnetisasi antara batuandengan sifat magnet yang berbeda. Sebagian besar batuan mengandung beberapa

    magnetit, hematit atau bahan magnetik lainnya dan akan menghasilkan gangguan

    dalam medan magnet lokal. Karena itu, sebagian besar tanah dan manusia

    membuat benda-benda yang mengandung nikel atau besi yang memiliki sifatmagnetik yang terdeteksi oleh sebuah magnetometer sensitif karena merekamenciptakan anomali lokal atau regionaldi medan utama bumi. anomali

    diungkapkan oleh pengukuran sistematis variasi dalam kekuatan medan magnet

    dengan posisi. Folami dan Ojo (1991) berpendapat bahwa metode magnetik sangat

    sensitif dengan suseptibilitas dalam geologi bawah permukaan dan juga ideal untuk

    menjelajahi daerah kompleks bawah tanah yang membuat metode ini cocok untukpenelitian ini. Intensitas magnetik total yang melintasi di area bisa membantu

    memahami dasar geologi dan pada kasus endapan bijih besi, dapat menunjukkan

    dengan sangat jelas lokasi pengendapannya.

    Reynold (1997) membahas bahwa metode magnetik dapat digunakan dalam

    menemukan benda berupa pipa, kabel, danlogam, drum logam yang terkontaminasiatau beracun, peninggalan arkeologis, dyke dasar beku yang tersembunyi, lodes

    mineral yang mengandung logam, batas-batas geologi antara satuan batuan

    magnetik yang kontras termasuk sesar, dan struktur geolog iskala besar. Gunn dan

    Dentith (1997) membahas bahwa data magnetik dapat digunaka nuntuk

    mengidentifikasi sejauh mana stratigrafi menguntungkan, lipatan distratigrafi,

    lokasi cross-cutting shears yang dapat mengontrol emplacement endapan, dananomali magnetik yang disebabkan oleh magnetit terkait dengan mineral ekonomi.

    Beberapa survei tanah magnetik dilakukan di Nigeria baru-baru ini adalah sebagaiberikut: Nwankwoetal. (2005) melakukan survei magnetik tanah menggunakan

    digital magnetometer flux gate, dan analisis gradien Data magnetik sisa

    menemukan bahwa ketebalan ruang bawah tanah bervariasi antara 2.14 dan 19,73m di sepanjang profil. Fasunwon et al. (2007) menggambarkan older granit

    takterdiferensiasi, gnesiss dan charnockite. Kayode et al. (2010) digambarkanstruktur bawah permukaan utama yang termasuk sesar besar dan kecil di kota Ilesa

    di Osun State, Nigeria menggunakan proton magnetometer. Penelitian ini

    bertujuan untuk menggambarkan struktur geologi bawah permukaan desa Sumaje,Provinsi Oyo.

    http://www.academicjournals.org/JGMRhttp://www.academicjournals.org/JGMRhttp://www.academicjournals.org/JGMR
  • 8/10/2019 Penelitian Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Desa Sumaje

    2/5

    Daerah Penelitian

    Daerah penelitian (Desa Sumaje) bertempat di wilayah Ogo Oluwa, Provinsi Oyo,

    Nigeria dan berada pada lintang 7,42osampai 7,98

    odan bujur 3,86

    osampai 4,10

    o.

    Gambar 1: Peta Provinsi Oyo, Nigeria.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Survei magnetik dilakukan menggunakan magnetometer presisi proton (PPM).

    Alat ini digunakan karena alat ini menggabungkan akurasi yang tinggi dan mudah

    digunakan. PPM memiliki model berbeda. Model yang digunakan dalam penelitianini adalah model portabel G-856AX. Global Positioning System (GPS) digunakan

    untuk menentukan bujur dan lintang dari wilayah penelitian dan elevasi(ketinggian) dari titik tertentu. Sensor G-856AX mungkin dipasang pada tongkat

    sensor baik secara vertikal atau horizontal terhadap tongkat. Dalam penelitian ini,

    sensor dipasang secara vertikal sehingga sumbu silinder vertikal terhadap tongkat.Dalam konfigurasi ini, sensor memiliki tanda panah utara pada permukaan atas

    yang mana selalu diarahkan menuju utara magnetik ketika melakukan pengukuran.

    Duabelas traverse dari 155 titik sepanjang profil timur-barat dan barat-timur telahdiakuisisi. Interval stasiun adalah 10 m di mana jarak setiap line adalah 5 m. Luas

    wilayah surveinya adalah 6600 m2. Untuk akurasi pengukuran terbaik, sangat baik

    untuk mengorientasikan sensor pada jarak yang sama pada setiap stasiun saat

    melakukan akuisisi pada pengukuran. Titik-titik grid lokasi ditunjukkan dalamgambar 2. Dalam rangka mempersiapkan data untuk interpretasi, data mem-plot

    dari traverse ke traverse dan line paling cocok tergambar dalam setiap profil untuk

    mendapatkan residual menggunakan Microsoft Excel. Nilai dari line dikurangkan

    dari nilai sebenranya untuk menentukan baik nilai positif maupun negatifnya yangmenunjukkan adanya anomali di dalam data. Pada setiap profil, sebuah garissinggung (tangen) telah digambarkan hingga ke titik dari slope maksimum dan

    menggunakan konstruksi segitiga bersudut kanan, line kedua digambarkan dengan

    setengah slope yang sama. Jarak horizontal (d) antara kedua garis singgung

    (tangen) ini merupakan ukuran dari kedalaman hingga ke tubuh magnetik. Metode

    di atas yang menentukan jarak horizontal (d) dikenal dengan metode setengahslope Peter. Perkiraan kedalaman (Z) hingga ke bagian atas tubuh magnetik dapat

    dihitung menggunakan rumus

    =

    Di mana (d) adalah jarak horizontal antar garis singgung (tangen) setengah slope

    dan (n) adaah konstan pada 1,2 2, tapi biasanya = 1,6(Peter, 1949).

    Peta kontur (gambar 3) dari data diplot menggunakan software Surfer denganmemasukkan data ke dalam software. Peta magnetik 3D (gambar 4) dan map

    vektor (gambar 5) juga diplot masing-masing dengan meng-klik ikon surface map

    dan vector mappada software Surfer setelah data di-gridkan.

  • 8/10/2019 Penelitian Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Desa Sumaje

    3/5

    Gambar 2: titik grid lokasi di desa Sumaje, Provinsi Oyo, Nigeria.

    Gambar 3: peta kontur dari daerah penelitian di desa Sumaje, Provinsi Oyo,Nigeria.

    Gambar 4: peta vektor daerah penelitian di desa Sumaje, Provinsi Oyo, Nigeria.

  • 8/10/2019 Penelitian Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Desa Sumaje

    4/5

    Gambar 5: Peta 3D dari daerah penelitian di desa Sumaje, Provinsi Oyo, Nigeria.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada gambar 3, dimana garis-garis kontur yang berdekatan (rapat) mewakili

    gradien curam atau mengalami perubahan nilai yang cepat pada daerah yang

    memiliki suscepbilitas magnetik yang lebih tinggi. Kemudian, garis kontur denganspasi besar (berjauhan) mewakili gradien dangkal atau mengalami perubahan nilai

    yang lambat pada daerah dengan susceptibilitas magnetik yang lebih rendah.Ketinggian dari perubahan mendadak dalam kontur lebih dari jarak yang cukup

    besar, yang cenderung berada dalam arah baratdaya dari peta menujukkan adanya

    diskontinuitas dalam kedalaman, kemungkinan merupakan sesar mayor bawah

    permukaan.

    Ketiadaan tanda magnetik apapun dalam jarak horizontal antara 30-50m mungkin

    dijelaskan sebagai perpanjangan dari tubuh sumber dalam atau batuan induk nonmagnetik di dekat permukaan. Daerah dengan intensitas magnetik tinggi baik

    digunakan untuk kepentingan teknik, dan daerah dengan intensitas magnetik

    rendah merupakan daerah penting untuk tujuan hidrogeologi.

    Peta vektor (gambar 4) merujuk kepada mineral-mineral magnetik yang cukupbesar yang menyebabkan perubahan khusus dalam arah medan magnetik. Antara

    traverse 1 hingga 5, gambar 4 dengan jelas menunjukkan perubahan berbeda dalam

    arah medan magnetik yang menujukkan bahwa lokasi target dimana mineral

    magnetik lebih signifikan dalam peta daerah tersebut. Wilayah dari peta baik untukkepentingan teknik. Bagian lain dari peta di mana arah titik menuju bagian timur

    dari peta menunjukkan tanda magnetik rendah dan wilayah ini cocok untuk tujuan

    hidrogeologi.

    Empat buah grafik (gambar 6a sampai 6d) dihadirkan dalam paper ini. Empat buahgrafik ini dihadirkan karena mereka dengan jelas memiliki tanda magnetik

    berbeda. Estimasi kedalaman basement ditentukan dan ditunjukkan dalam tabel 1.

    Profil 1 memiliki amplitudo tertinggi 18,2 nT diikuti oleh profil 9 dan profil 2 yangmasing-masing bernilai 3,2 nT dan 3,1 nT. Juga teramati bahwa kedalaman

    minimum adalah pada 6,25 m yang mengindikasikan ciri dekat permukaan.

    Batuan dan mineral mayor diyakini akan ditemukan dalam daerah penelitian dan

    sekitarnya adalah slate (batu kapur), gneiss, , serpentinit, riolit, pegmatit, gabro,basal, basal oceanik, dan hematit. Hal ini diperoleh menggunakan data

    suscepbilitas dari Pasnins (1986), Sharma (1986); Reynold (1997) dan Telford et al

    (1990).

    Gambar 6a menunjukkan nilai residual tinggi pada titik A, B, C, dan D dan nilai

    residual rendah pada titik w, X, Y, dan Z. Titik W memiliki nilai residual

    minimum yang sangat baik untuk kepentingan hidrogeologi pada daerah penelitiandi desa Sumaje. Gambar 6b menunjukkan nilai residual tinggi pada titik A, B, dan

    C dan nilai residual rendah pada titik X, Y, dan Z. Gambar 6c menunjukkan nilai

    residual tinggi pada titik A, B, C, dan D dan nilai residual rendah pada titik X, Y,

    dan Z. Gambar 6d menunjukkan nilai residual tinggi pada titik A, B dan C dan

    nilai residual rendah pada titik X, Y, dan Z.

    Titik bernilai residual tinggi dalam gambar 6a hingga 6b merupakan daerah yang

    diyakini memiliki batuan dekat permukaan dengan konten magnetik cukup tinggi.Titik X pada traverse 2 (gambar 6b) diyakini merupakan retakan disebabkan celah

    besar antara titik A dan B. Tit ik dengan nilai residual rendah pada gambar 6a dan

    6b diyakini sebagai daerah dengan mineral atau kontak antar batuan non-magnetikyang baik digunakan dalam tujuan hidrogeologi.

  • 8/10/2019 Penelitian Struktur Geologi Bawah Permukaan Di Desa Sumaje

    5/5

    Gambar 6: anomali magnetik daei data terkoreksi pada traverse (a) 1, (b) 2, (c)4,

    (d)5

    Tabel 1: estimasi kedalaman basement

    Kesimpulan

    Penelitian data magnetik dari daerah penelitian berguna dalam banyak hal untuk

    menggambarkan struktur geologi. Pertama, profil yang diperoleh dari data

    membantu dalam penentuan kedalaman basement magnetik dari daerah penelitian.Yang kedua, penelitian menghasilkan peta kontur daerah penelitian yang menjadi

    referensi bagi penelitian lebih lanjut di daerah ini. Profil 1 memiliki amplitudo

    tertinggi 18,2 nT dan profil 2 memiliki lebar 32 m. Kedalaman batuan basemen

    berjarak antara 6,25 m hingga 13,75 m. Daerah dengan mineralisasi tinggi daridaerah penelitian berada dalam traverse 1 sampai 5.