Pembingkaian Berita Kericuhan Aksi Demonstrasi pada ...repository.fisip-untirta.ac.id/966/1/Naskah...

12
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018 255 Pembingkaian Berita Kericuhan Aksi Demonstrasi pada Peringatan 20 Tahun Reformasi di Media Daring Tiara Kharisma Pranata Humas Arsip Nasional RI Abstract: Demonstration action on the 20 th anniversary of reforms stained by chaos (21/05/2018) became an issue highlighted by various media, including online media. The aim of this paper want to know the framing of this news in online media with a certain frame that potentially influences audience perception. In this paper, the author uses qualitative research methods and framing analysis concepts from Robert N. Entman to analyze how suarakarya.id and okezone.com as online media was framing the incident of unrest that occurred during student demonstrations on the 20 th anniversary of reform. The results show that a similar unrest incident about the 20 th anniversary of reform can be framed and constructed by the media differently. Suarakarya.id further highlighted that the repressive actions of the policies are the source of the problem and okezone.com highlight the provocative actions of students who are the source of a problem in unrest incident of demonstrations 20 th anniversary of reforms. Key words: Framing; News, Demonstration; Online Media. Abstrak: Aksi demonstrasi pada peringatan 20 tahun reformasi yang diwarnai kericuhan (21/05/2018) menjadi isu yang banyak disorot oleh berbagai media, termasuk media daring. Tulisan ini disusun untuk mengetahui pembingkaian berita kericuhan tersebut di media daring yang berpotensi mempengaruhi persepsi khalayak. Di dalam tulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dan konsepsi analisis framing dari Robert N. Entman untuk menganalisis bagaimana media daring suarakarya.id dan okezone.com membingkai peristiwa kericuhan yang terjadi saat demonstrasi mahasiswa pada peringatan 20 tahun reformasi. Hasilnya menunjukkan bahwa suatu peristiwa yang sama tentang kericuhan demonstrasi peringatan 20 tahun reformasi dapat dibingkai dan dikonstruksi oleh media secara berbeda. Suarakarya.id lebih menonjolkan bahwa tindakan represif aparat kepolisian lah yang menjadi sumber permasalahan dan okezone.com menonjolkan tindakan provokatif mahasiswa lah yang menjadi sumber permasalahan kericuhan demonstrasi peringatan 20 tahun reformasi. Kata kunci: Pembingkaian; Berit; Demonstrasi; Media Daring. Pendahuluan Tahun 2018 ini, Indonesia sudah memasuki tahun ke-20 era reformasi. Momentum reformasi yang tepatnya jatuh pada 21 Mei 1998 menjadi peristiwa yang kerap diingat bangsa Indonesia, karena menjadi sejarah baru berakhirnya masa orde baru. Kala itu, gerakan reformasi menjadi penyebab utama Soeharto jatuh dari kekuasaannya. Gerakan ini sangat kental dengan aksi demonstrasi mahasiswa yang mulai terjadi sejak Soeharto menyatakan bersedia untuk dipilih kembali sebagai presiden setelah Golongan Karya kembali memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 1997 (Kompas.com, 2018). Meskipun peristiwa reformasi telah berlalu dua dasawarsa lalu,

Transcript of Pembingkaian Berita Kericuhan Aksi Demonstrasi pada ...repository.fisip-untirta.ac.id/966/1/Naskah...

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

255

PembingkaianBeritaKericuhanAksiDemonstrasipadaPeringatan20TahunReformasidiMediaDaring

TiaraKharisma

PranataHumasArsipNasionalRI

Abstract: Demonstration action on the 20th anniversary of reforms stained by chaos(21/05/2018)becameanissuehighlightedbyvariousmedia,includingonlinemedia.Theaimofthispaperwanttoknowtheframingofthisnewsinonlinemediawithacertainframethatpotentiallyinfluencesaudienceperception.Inthispaper,theauthorusesqualitativeresearchmethodsandframinganalysisconceptsfromRobertN.Entmantoanalyzehowsuarakarya.idand okezone.comas onlinemediawas framing the incident of unrest that occurred duringstudent demonstrations on the 20th anniversary of reform. The results show that a similarunrest incidentabout the20thanniversaryof reformcanbe framedand constructedby themediadifferently.Suarakarya.idfurtherhighlightedthattherepressiveactionsofthepoliciesarethesourceoftheproblemandokezone.comhighlighttheprovocativeactionsofstudentswho are the source of a problem in unrest incident of demonstrations 20th anniversary ofreforms.Keywords:Framing;News,Demonstration;OnlineMedia.

Abstrak:Aksidemonstrasipadaperingatan20tahunreformasiyangdiwarnaikericuhan(21/05/2018) menjadi isu yang banyak disorot oleh berbagai media, termasuk mediadaring.Tulisan inidisusununtukmengetahuipembingkaianberitakericuhan tersebutdimedia daring yang berpotensi mempengaruhi persepsi khalayak. Di dalam tulisan ini,penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dan konsepsi analisis framing dariRobert N. Entman untuk menganalisis bagaimana media daring suarakarya.id danokezone.commembingkai peristiwa kericuhan yang terjadi saat demonstrasi mahasiswapadaperingatan20 tahun reformasi.Hasilnyamenunjukkanbahwasuatuperistiwayangsama tentangkericuhandemonstrasiperingatan20 tahunreformasidapatdibingkaidandikonstruksiolehmediasecaraberbeda.Suarakarya.idlebihmenonjolkanbahwatindakanrepresif aparat kepolisian lah yang menjadi sumber permasalahan dan okezone.commenonjolkan tindakan provokatif mahasiswa lah yang menjadi sumber permasalahankericuhandemonstrasiperingatan20tahunreformasi.Katakunci:Pembingkaian;Berit;Demonstrasi;MediaDaring.

Pendahuluan

Tahun 2018 ini, Indonesia sudahmemasuki tahun ke-20 era reformasi.Momentumreformasiyangtepatnyajatuhpada21Mei1998menjadiperistiwayangkerap diingat bangsa Indonesia, karenamenjadi sejarah baru berakhirnya masaorde baru. Kala itu, gerakan reformasimenjadi penyebab utama Soeharto jatuhdari kekuasaannya. Gerakan ini sangat

kental dengan aksi demonstrasimahasiswa yang mulai terjadi sejakSoeharto menyatakan bersedia untukdipilih kembali sebagai presiden setelahGolongan Karya kembali memenangkanPemilihan Umum (Pemilu) Tahun 1997(Kompas.com,2018).

Meskipun peristiwa reformasitelah berlalu dua dasawarsa lalu,

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

256

semangat reformasi masih diingat dandigelorakanolehrakyat Indonesia.Untukmengingat momentum tersebut takjarang berbagai kegiatan dilakukan daritahun ke tahun untukmemperingati danmengingatkan semangat momentumreformasi. Seperti halnya pada tahun2018 ini, ada berbagai kegiatan yangdilakukanberbagaikelompokmasyarakatgunamemperingatimomentumreformasiyang memasuki usia 20 tahun, salahsatunya adalah helatan aksi demontrasiyang dilakukan mahasiswa di depansilangMonumen Nasional (Monas) pintubaratyang lokasinya tak jauhdari istana(21/5/2018).

Aksi demonstrasi peringatan 20tahun reformasi yang dilakukan olehkelompokmahasiswadi silangMonas inicukup menjadi sorotan masyarakat danmedia massa, dikarenakan aksidemonstrasi ini menyebabkan sejumlahmahasiswa pendemo terluka. Bahkanpemberitaanmediabeberapatidakhanyamenyoroti mengenai mahasiswa yangterluka, tetapi juga membahas tindakanpetugas keamanan yang represif.Pemberitaan-pemberitaan mengenai aksidemonstrasi dengan berbagai sudutpandangmewarnaimediamassaberbagailini,termasukmediamassadaring.Berita-beritatersebutmerupakanprodukmediamassa yang disusun dengan sebuahkerangka tertentu untuk memahamirealitas yang terjadi ketika demonstrasiterjadi. Ketika meliput aksi demonstrasi,pekerja media dimungkin-kan membuatbingkai tertentu, di mana aksidemonstrasi dapat diberitakan dengancara tertentu melalui seleksi informasidan penonjolan isu, sehinggamempengaruhi bagaimana khalayak

menilai isu atau aksi demonstrasitersebut(Eriyanto,2007).

Atas paparan tersebut, melaluitulisan ini penulis tertarik untukmembahaspembingkaianberitadimediadaring tentang kericuhan yang terjadipada aksi demonstrasi mahasiswa saatperingatan 20 tahun reformasi di silangMonas. Peneliti akan melakukan analisispembingkaian (framing) ini denganmenganalisis berita yang dimuat disuarakarya.id dan okezone.com. Beritayang diproduksi suarakarya.id berjudul“Ironi 20 Tahun Reformasi: Demo HMIMPOJakarta.

SebutJokowiIngkarJanjiDisambutTindakan Represif Aparat Keamanan”(suarakarya.id, 2018). Sedangkan beritayang diproduksi okezone.com berjudul“DemoHMIPeringati20TahunReformasidi Istana Ricuh, 7 Mahasiswa Luka-Luka”(okezone.com,2018).

Pada tulisan ini, penulismenggunakan analisis framing untukmengetahui bagaimana peristiwa yangsamatentangkericuhanyangterjadipadaaksi demonstrasi mahasiswa saatPeringatan 20 tahun reformasidikonstruksi oleh media massa. Adapunrumusanmasalahdaripenelitianiniyaitubagaimanaframingberitadimediadaringtentang aksi demonstrasi mahasiswapada peringatan 20 tahun reformasi disilangMonas.

TinjauanTeoriFramingMedia

Goffmanmerupakanyangpertamamemiliki perhatian pada framing sebagaibentuk komunikasi dan mendefinisikanframing sebagai"skemapenafsiran"yangmemungkinkan individu untuk "mencari,

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

257

memahami, mengidentifikasi dan label"kejadian atau pengalaman hidup(Goffman, 1974 dalam Cissel, 2012).Konsep framing media ini juga pentingkarena menawarkan alternatif terhadapparadigma lama yang dipandang“objektivitasdanbias”.Haltersebuttentumembantu kita memahami efekkomunikasi massa, dan menawarkanalternatif penelitian yang berharga bagipraktisikomunikasi(Tankard,Jr.,2001).

Gagasan utama dalam framingadalah khalayak akan dipandu dalamsuatu kerangka jurnalistik ketikamembaca berita (McQuail, 2010). Padakajian komunikasimassa, framing secaraumum merujuk pada proses di manapemaknaan diberikan kepada sebuahnarasi dari isu politik atau pertistiwa

(Nabi dan Oliver, 2009). Pendapat paraahli pun menunjukkan bahwa kontenmediaatassuatuisuatauperistiwadapatmemainkan peran yang sangat pentingdalam membangun, membentuk danmemperkuat persepsi suatu peristiwayang disajikan dalam berita (Fahmy,2010).Framingsendirimerupakansuatupendekatan yang melihat bagaimanarealitas itu dibentuk dan dikonstruksioleh media. Proses pembentukan dankonstruksi realitas itu, hasil akhirnyaadalah adanya bagian tertentu darirealitas yang lebih menonjol dan mudahdikenal sehingga dapat berpotensi untukmempengaruhi bagaimana khalayakmenilai isu atau peristiwa (Eriyanto,2007).

Gambar1.Gambaranframingmedia(telahdiolahpenulisdariEriyanto,2016)

Dalam framing ini, media akan

berusaha untuk membingkai realitassosial sedemikian rupa, agar realitastersebutdapatdipahamidandikonstruksidengan bentuk dan pemaknaan tertentu(McQuail, 2010). Misalnya pada framingmedia terhadap kericuhan yang terjadipada aksi demonstrasi mahasiswa saatperingatan 20 tahun reformasi, mediaberpeluang cukup besar untukmemengaruhi dan menarik khalayakterhadap suatu isu demonstrasi. Mediamembentuk realitas aksi demonstrasidengan penekanan-penekanan perspektiftertentu yang dikemas dalam berita,sehinggaterlihatlebihmenonjoldanpada

akhirnya dapat menentukan bagaimanarealitas kericuhan aksi demonstrasimahasiswa pada peringatan 20 tahunreformasi hadir di mata khalayak.Framing memang tak lepas dari sebuahpandanganuntukmengetahuibagaimanacara pandang yang digunakan jurnalisketikamenyeleksiisudanmenulisberita.Akan tetapi, framing juga berkaitandengan proses produksi berita, kerangkakerja dan rutinitas suatu institusi media(Eriyanto,2007).

MetodologiPenelitian

Framing merupakan penelitiantentang bagaimana pemberitaan media

Isu/ peristiwa diberitakan dengan

cara tertentu (frame/ bingkai)

Penilaian/persepsi khalayak terhadap

isu/ peristiwa

Khalayak membaca berita

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

258

dapat memengaruhi khalayak melaluipemilihan berita yang diangkat olehmedia dan seberapa penting beritatersebut dipublikasi baik melaluipencetakan, penyiaran atau penayangan(Nabi & Oliver, 2009). Dalammenganalisis pembingkaian beritakericuhan aksi demonstrasi mahasiswapada peringatan 20 tahun reformasi,penulis menggunakan paradigmakonstruksionis.Paradigmakonstruksionisdi sini memiliki penilaian bahwafakta/peristiwadalamberitaadalahhasilkonstruksi; media adalah agenkonstruksi; berita bukan refleksi darirealitas, tetapi hanyalah konstruksi darirealitas; wartawan bukan pelapor, tetapiia adalah agen konstruksi realitas; etika,pilihan moral, dan keberpihakanwartawan adalah bagian integral dalamproduksi berita; nilai, etika dan pilihanmoral peneliti menjadi bagian integraldalam penelitian; dan khalayakmempunyai penafsiran tersendiri atasberita(Eriyanto,2007).

Penulis menggunakan metodepenelitian kualitatif untuk menganalisisdan mencermati strategi seleksi,penonjolan,dantautanfaktadalamberitayanglebihbermakna,lebihmenarik,lebihberarti atau lebih diingat dalam suatuberita (Sobur, 2006). Melalui metodepenelitian kualitatif ini, penulis berusahauntuk memberikan makna data berupakata-kata yang teridentifikasi dalamkonsepframingtertentuyangselanjutnyapeneliti akan menerjemahkannya untukmenjabarkan framing yang tergambardalamberita(Neuman,2011).

Unit analisis dalam tulisan iniadalah berita tentang aksi demonstrasimahasiswa pada peringatan 20 tahunreformasi yang ditayangkan di

suarakarya.id dan okezone.comdikarenakan penulis melihat bahwakedua media daring ini memiliki“kedekatan” tersendiridengansalah satupartai politik. Dimana tiap partai politikyang“dekat”dengankeduamediadaringtersebut berada di dalam barisanpendukung pemerintahan saat ini.Adapun perangkat konsep framing yangdigunakanadalahperangkatframingyangdigagasRobertN.Entman.

Perangkat framing Entman inidigunakanuntukmenggambarkanprosesseleksi dan menonjolkan aspek tertentudari realitasolehmedia.Dimanabentukpenonjolan ini dapat beragam, sepertipenempatan satu aspek informasi lebihmenonjol dibandingkan yang lain, lebihmencolok, melakukan pengulanganinformasi yang dipandang penting ataudihubungkan dengan aspek budaya yangdianggap akrab di benak khalayak. Disamping itu, dalam menganalisis frameberita dapat dideteksi pula dari katakunci,metafora,konsep,simbol,ataucitrayang ada dalam suatu narasi berita(Eriyanto, 2007). Konsepsi framing dariEntmanmenekankananalisispadaempathalyaitu:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

259

Tabel1.KonsepsiFramingRobertEntman(Eriyanto,2007)

HasildanPembahasanFramesuarakarya.id

Suarakarya.id hanya menayangkan satuberita tentang kericuhan aksidemonstrasimahasiswa pada peringatan20tahunreformasipadapukul12.15wib(22/05/2018) atau sehari setelahdemonstrasi dilakukan yang berjudul“Ironi 20 Tahun Reformasi: Demo HMIMPO Jakarta Sebut Jokowi Ingkar JanjiDisambutTindakanRepresifAparat”.PendefinisanMasalah

Suarakarya.id mengidentifikasiperistiwa kericuhan aksi demonstrasimahasiswa pada peringatan 20 tahun

reformasisebagaisuatuwujudperlakuanrepresif polisi selaku petugas keamanankepadamahasiswa selaku pendemo. Adabeberapa alasan mengapa berita disuarakarya.id dibingkai bahwa yangmenjadi sumber masalah adalah polisi.Pertama, aksi demonstrasi ditekankanpadaterjadinyatindakankekerasanyangdilakukan polisi kepada pendemo. Initerlihat pada kata kunci yang disajikandalam judul berita, di mana polisi yangbertindak represif menjadi sumbermasalah. Di samping itu, pada kalimatpembuka, penekanan tindakan represifaparat kepolisian juga ditonjolkan,denganmenyatakanbahwa “....Pengunjukrasa ada yang dipukul, ditendang danditangkap”.

Kedua, situasi aksi demonstrasidiberitakan bertentangan dengan yangdiharapkan karena adanya tindakankekerasan petugas. Hal ini terlihat padapemilihan kata “Ironi 20 TahunReformasi”padajudulberita.Penggunaanmajas dengan pemilihan kata ironi inimenunjukkan sindiran halus bahwa

Perangkatframing HalyangDianalisis

Defineproblems(pendefinisianmasalah)

Bagaimanaperistiwaatauisudipahamiolehwartawan?Inimenjadibingkaiyangpalingutama(masterframe)

Diagnosecause(memperkirakanpenyebabmasalah)

Siapayangdianggapsebagaiaktorsuatuperistiwa?Penyebabdisinidapatberartiapa(what)atausiapa(who)

Makemoraljudgement(membuatkeputusanmoral)

Nilaimoralapayangdisajikan/dipakaiuntukmenjelaskanmasalah,melegitimasiataumendeligitimasisuatutindakan?

Treatmentrecommendation(Menekankanpenyelesaian)

Penyelesaianapayangditawarkanuntukmengatasimasalahatauisu?Jalanapayangditawarkandanharusditempuhuntukmengatasimasalah?

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

260

seharusnya kekerasan tidak terjadi padaperistiwa aksi demonstrasi mahasiswapada peringatan 20 tahun reformasi.Ketiga,simbolyangdigunakandalamfotoberita menunjukkan salah satu wujudtindakan kekerasan polisi kepada salahseorang pendemo. Foto beritamenonjolkan aparat kepolisian yangsedang menendang salah seorangpendemo,dimanadalamsaatyangsamapendemo juga dipegang oleh aparatkepolisian lainnya. Keempat, proporsisumberberitalebihbanyakyangmemuatperwakilan pendemo yang merasa telahmemperoleh perlakuan represif dariaparat kepolisian. Meskipun terdapatsumber berita dari pihak kepolisian,tetapi konten informasi tidak berusahamengimbangi apa yang sebenarnyaterjadi di lapangan. Kutipan pernyataandari pihak kepolisian hanya memuatlokasi dan jumlah pendemo serta salahsatu kegiatan pendemo yang melakukanpembakaran ban. Tetapi alasan tindakanyangdiambilolehaparatkepolisiantidakdimuatdalamberitaini.

PenafsiranPenyebabMasalahBerdasarkan perangkat pertama

framing (pendefinisian masalah), makaberita kericuhan aksi demonstrasimahasiswa pada peringatan 20 tahunreformasi yang dimuat dalamsuarakarya.id teridentifikasibahwapolisiatauaparatkeamanandipandangsebagaipelaku dan mahasiswa atau pendemosebagai korban. Letak permasalahanterjadinyasituasiyangtidakkondusifsaatterjadinya demonstrasi berada di pihakaparatkeamananataupolisi.Halinidapatteridentifikasi dari penekanan kalimatberita yang menyatakan: “Kepolisian

bertindak represif menghadapimahasiswa. Lima mahasiswa sempatditangkap, sementara beberapa orangdibawakerumahsakitkarenabentrokandengan aparat Polres Jakarta Pusat danPolda Metro Jaya” Di samping itu, padapenggalankalimatberita lain,ditekankanpula pernyataan dari pihak pendemobahwa pihak kepolisian tidak hanyabertindak represif terhadap mahasiswayang menyuarakan kebebasanberpendapatnya, tetapi dinilai telahmelanggar prosedur yang ditetapkanKepala Kepolisian Republik Indonesia(Kapolri). Bahkan untuk menonjolkanbahwamahasiswa sebagai korban dalamperistiwa ini, kutipan pernyataan KetuaKomisiHukumPengurusBesarHimpunanMahasiswaIslam,MuhtarYogajugaturutmemuat tempat di mana wawancaradilakukan, yang digambarkan sebagaiberikut: “Sesungguhnya Kepolisian tidaksaja telah mengesampingkan apa yangdiamanatkan oleh konstitusi, tetapi jugatelah melangar Protap Kapolri Nomor 1Tahun2010,”ujarYogaketikamenjengukpengurus dan kader HMI Cabang Jakartayangmengalamiluka-lukadiRSTarakan”.Evaluasi Moral yang dibingkai dalamBerita

Dalam berita yang dimuat dalamsuarakarya.id, teridentifikasi bahwapenilaian moral terhadap polisi sebagaipelakuadalahtidakpantasdilakukandandianggap telah menyimpang dariprosedur yang ditetapkan. Di sisi lainpenilaian moral terhadap mahasiswayang berdemonstrasi sebagai korbandipandang sebagai pihak yang berusahamemperjuangkankepentingan rakyat. Initerlihat pada bagian berita yangmenonjolkan bahwa mahasiswa

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

261

berdemonstrasi untuk menuntutpemenuhan janji politik Presiden JokoWidododanpergantianpejabatdibidangkeamanan dan intelejen yang dianggaptelah lalai sehingga aksi teror marakterjadi belakangan ini. Hal ini terlihatdalam pernyataan: “Ada tiga tuntutanyang disampaikan massa aksi. Pertama,mereka meminta Presiden Joko Widodomencopot Kapolri Jenderal TitoKarnavian terkait adanyaaksi teroryangterjadi belakangan ini. Kedua, massameminta Jokowi mengganti Kepala BINBudi Gunawan. Ketiga, massa menuntutJokowi-JKmundurdarijabatannyakarenadinilaigagalmenjalankantugas”.

Penyelesaianyangditekankan

Pada penghujung berita yangdimuat suarakarya.id teridentifikasibahwawartawanmenonjolkan jalanataupenyelesaian yang dipilih untukmenyelesaikan masalah adalah denganmengusut ke jalur hukum atas tindakanrepresifyangdilakukanoknumpolisi.Haltersebut terlihat pada kalimat: “Pascakejadiantersebut,KomisiHukumPBHMItelah berkordinasi dengan KepolisianResor Jakarta Pusat guna memintapengusutan tindakan represif yangdilakukan oleh oknum aparatkepolisiannya”.

Penyelesaian ini dipilih tak lainsebagaimana yang telah teridentifikasipada perangkat framing sebelumnya,bahwa berita tentang kericuhan aksidemonstrasimahasiswa pada peringatan20 tahun reformasi yang dimuatsuarakarya.id memandang bahwa pihak

kepolisian sebagai pelaku dan berada diposisi yang salah. Oleh karenanyadiperlukan jalur hukum untukmemprosesoknumkepolisian yang telahbertindakrepresif.Frameokezone.com

Okezone.com hanya menayangkan satuberita tentang kericuhan aksidemonstrasimahasiswa pada peringatan20tahunreformasipadapukul03.57wib(22/02/2018) yang berjudul “DemoHMIPeringati 20 Tahun Reformasi di IstanaRicuh,7MahasiswaLuka-Luka”.

PendefinisanMasalah

Berdasarkan berita yang dimuatdalam okezone.com, peristiwa kericuhanaksi demonstrasi mahasiswa padaperingatan 20 tahun reformasimendefiniskan kericuhan demonstrasisebagai tindakan mahasiswa yangmemprovokasi aparat keamanan danmengarah pada tindakan yang tidaksesuai aturan.Meskipun kata kunci yangdigunakan dalam judul beritamengarahkan bahwa pihak mahasiswaadayangterluka, tetapikonten informasiyang dimuat dalamberita lebih dominanmenunjukkanbahwatindakanmahasiswayang telah memprovokasi aparatkepolisian lah yang menyebabkankericuhanterjadi.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

262

Ada beberapa alasan mengapaberita okezone.com mendefinisikankericuhan demonstrasi sebagai tindakanmahasiswa yang memprovokasi aparatkeamanan dan mengarah pada tindakanyangtidaksesuaiaturan,pertamakonteninformasilebihbanyakmemuatkronologidan alasan mengapa aparat keamananataupolisiharusbertindak.Dalamberitadimuat bahwa kericuhan berawal daritindakan mahasiswa yang tak sesuaidengan aturan, mulai mendorong waterbarier ke arah jalan sehingga kawatterdorong ke arah jalan, pendemomenginjak-injak kawat barier. Kemudianpendemo melakukan pembakaran bandanpolisiberusahamemadamkan, tetapidihadang oleh mahasiswa bahkan adayang menggunakan bambu dan aksidorong-mendorongtakterhindarkan.Haltersebut sebagaimana kutipan berita:“Argo menambahkan, pukul 16.25 WIBmahasiswa membuat barikademembentuk bordermembakar dua buahban sepeda motor yang telah merekabawa menggunakan bensin yang dibawadi dalam plastik. Polisi mencobamematikan api, namun dihadang olehmahasiswa. Ada yang menggunakanbambu sehingga anggota terprovokasi,lalu terjadi aksi dorong-dorongan danterjadikericuhan,”ujarnya.”

Kedua,proporsipemuatansumberberita hanya memunculkan pihakkepolisian, tidak ada perwakilanpendemo atau mahasiswa yang dimuatdalam kutipan berita. Ini menunjukkanbahwa berita dalam okezone.com lebihmenekankanpadapenjelasanataualasanterjadinya kericuhan karena tindakanprovokatifmahasiswadan sebagaiupayapernyelamatan dari polisi agar apipembakaran ban segera padam dan

pendemo tidak memasuki area yangdibatasi kawat barier. Ketiga, foto beritayangdisajikanmenonjolkanbentukupayapenahanan diri polisi agar tidakterprovokasi oleh mahasiswa yangberhasil melewati kawat barier danmenghalangi petugas keamanan untukmemadamkan api yang berasal daripembakaran ban. Jika dilihat dari fotoberita yang dimuat di suarakarya.id danokezone.com, keduanya menggunakansumberfotoyangsama,yaitudariantara.Kendati demikian, pada saat konstruksirealitas kericuhan demonstrasi menjadisebuah berita, ternyata pemilihan fotoyang ditampilkan oleh tiapmedia daringberbeda dan tiap foto memiliki maknapenonjolan isu tertentu sesuai denganbingkaiberitayangdikonstruksi.

Dari pendifinisian masalah ini,dapat dimaknai bahwa konten informasiokezone.com menyiratkan bahwa jikamahasiswa tidak bertindak provokatifdanbertindaksesuaidenganaturanmakakericuhan antara mahasiswa sebagaipendemo dengan aparat keamanan tidakakanterjadi.PenafsiranPenyebabMasalah

Berdasarkan perangkat pertamaframing (pendefinisian masalah), makaberita kericuhan aksi demonstrasimahasiswa pada peringatan 20 tahunreformasi yang dimuat dalamokezone.com teridentifikasi bahwatindakan mahasiswa sebagai pendemodianggap sebagai pelaku dan polisi yangberusaha menjaga keamanan danketertiban selama beralangsungdemonstrasi dianggap sebagai korbandalam kericuhan yang terjadi ketikademonstrasi. Letak permasalahanterjadinya kericuhan saat terjadinya

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

263

demonstrasi berada di pihakmahasiswa.Hal ini dapat teridentifikasi daripenekanan kalimat berita yangmenyatakan: “Pukul 16.00 WIBmahasiswa mendorong water barier kearah jalan sehingga kawat barierterdorong ke jalan dan mulai menginjakinjak kawat barier,” kata Argo dalamketerangan tertulis, Selasa (22/5/2018).Argo menambahkan, pukul 16.25 WIBmahasiswa membuat barikademembentuk bordermembakar dua buahban sepeda motor yang telah merekabawa menggunakan bensin yang dibawadi dalam plastik. Polisi mencobamematikan api, namun dihadang olehmahasiswa.

Ada yang menggunakan bambusehingga anggota terprovokasi, laluterjadi aksi dorong-dorongan dan terjadikericuhan,”ujarnya.” Informasi-informasiyang dimuat dalam berita tersebut,menunjukkan bahwa jika mahasiswatidak memulai dengan tindakan yang diluar aturan (menginjak-nginjak kawatbarier,membakarbandanmenggunakanbambu), maka pihak kepolisian tidakakan terprovokasi dan kericuhandemonstrasi dimungkinkan untukdihindari. Ini berarti bahwa mahasiswasebagaipendemodianggapsebagai aktoratau pelaku sumber permasalahanterjadinya kericuhan aksi demonstrasimahasiswa pada peringatan 20 tahunreformasi.Evaluasi Moral yang dibingkai dalamBerita

Pada berita yang ditayangkan diokezone.com, teridentifikasi bahwa

penilaian moral terhadap mahasiswasebagai pelaku dinilai salah dan tidakseharusnyadilakukanolehparapendemosehingga dianggap menjadi sumberpermasalahan yang memicu tindakanprovokatifdankericuhan.Meskipunpadaberita ini juga menjelaskan bahwaterdapat pihak mahasiswa sebagaipendemo yang mengalami luka-luka,tetapi ada penekanan yang menyiratkanbahwa hal tersebut terjadi karenatindakanmahasiswayangterlebihdahulumelakukan tindakan provokatif dan diluar aturan, sebagaimana kutipan berita:“Memperingati 20 tahun reformasi,sebanyak25orangyangtergabungdalamHMI Majelis Pertimbangan Organisasi(MPO) melakukan aksi demostrasi diMonumen Nasional (Monas) tepatnya didepan silangMonasBaratpada Senin 21Mei 2018, kemarin. Dari tujuh orang itumengalami luka-luka akibat terlibatbentrokdenganaparatkepolisiansetelahkegiatan aksi itu sudah mengarah kepembakaranbandijalanan.”

Di sisi lain penilaian moralterhadap polisi yang dipandang sebagaikorbanadalahsebagaiwujudpertahanandiri polisi dari berbagai tindakanprovokatif mahasiswa dan upaya untukmenjaga agar situasi demonstrasi tetapaman serta tidakmeluas atau memasukiwilayahterlarang.Initerlihatpadabagianberita yang menonjolkan bahwa: “KabidHumas Polda Metro Jaya, Kombes PolArgo Yuwono menjelaskan, semula padapukul 15.10 WIB mahasiswa mencobamengarah ke istana, namun dapat

dilakukan penyekatan, sesuai prosedurdiarahkankeTamanPandang.Setelahitumereka orasi tetapi di sisi luar jalan

melewati water barier dan beton.Sebagian berdiri di atasnya. Argomenambahkan, pukul 16.25 WIB

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

264

mahasiswa membuat barikademembentuk bordermembakar dua buahban sepeda motor yang telah merekabawa menggunakan bensin yang dibawadi dalam plastik. Polisi mencobamematikan api, namun dihadang olehmahasiswa “Ada yang menggunakanbambu sehingga anggota terprovokasi,lalu terjadi aksi dorong-dorongan danterjadikericuhan,”ujarnya.”

Penyelesaianyangditekankan

Dalam mengidentifikasipenyelesaian masalah yang ditekankandalamberitayangdimuatdiokezone.com,peneliti mendeteksinya pada bagianpenghujung berita. Dimana tidakmenunjukkan upaya lanjutan yangdilakukan akibat kericuhan, tetapi lebihmenekankan kepada pembubaran danaksidemonstrasidianggapsudahselesai.Kendati demikian tidak dipungkiri jugaterdapat informasi yang memuat bahwadalamkericuhanini,meskipunpolisiatau

aparat keamanan dianggap sebagaikorban, tetapi pihak yang mengalamiluka-luka adalah mahasiswa ataupendemo, jalan penyelesaian yangditawarkan adalah dengan memberikanperawatan dan pengobatan dan setelahitu mahasiswa diperbolehkan pulangdalam arti tidak melanjutkan ataumenindaklanjuti aksi demonstrasi yangtelah terlalui. Ini terlihat dalam kutipanberita:“Sebanyaktujuhorangmahasiswamengalami luka, dan dibawa ke RSUDTarakan, JakartaPusat. Setelahdiberikanperawatan dan pengobatan paramahasiswa diperbolehkan pulang.”Berdasarkan hasil analisis berita tentangaksi demonstrasi mahasiswa padaperingatan 20 tahun reformasi yangditayangkan di suarakarya.id danokezone.com yang dibedah denganmenggunakankonsepsiframingRobertN.Entman, maka penulis meringkaspembingkaian berita tersebut sebagaiberikut:

Tabel2.RingkasanPerbandinganFrameBeritaSuarakarya.iddanOkezone.com

Perangkatframing Suarakarya.id Okezone.com

Defineproblems(pendefinisianmasalah)

Sumbermasalahadalahpolisiyangberlakurepresif

Sumbermasalahadalahmahasiswayangbertindakprovokatifdantidaksesuaiaturan

Diagnosecause(memperkirakanpenyebabmasalah)

Polisiatauaparatkeamanandipandangsebagaipelakudanmahasiswaataupendemosebagaikorbanterjadinyakericuhan

Mahasiswasebagaipendemodipandangsebagaipelakudanpolisiatauaparatkeamanansebagaikorbanterjadinyakericuhan

Makemoraljudgement(membuatkeputusanmoral)

Tindakanpolisitidakpantasdilakukandandianggaptelahmenyimpangdariproseduryangditetapkan.Tindakanmahasiswaberusahamemperjuangkankepentinganrakyat.

Tindakanmahasiswaadalahprovokatifdantidakseharusnyadilakukanpadasaatdemonstrasi.Tindakanpolisiadalahbagianupayadaripengamanansituasidemonstrasi.

Treatmentrecommendation(Menekankanpenyelesaian)

Mengusutkejalurhukumtindakanrepresifoknumpolisi

Peristiwayangterjadisaatdemonstrasidianggapsudahselesaidanmahasiswayangterlukadiobatisertadiperbolehkanpulang

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

265

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis yang telahdilakukan, maka dapat disimpulkanbahwa sudut pandang dan frame beritayang ditayangkan di suarakarya.idberbeda dengan yang ditayangkan diokezone.com. Frame berita suarakarya.idlebih menonjolkan bahwa aparatkepolisian sebagai pihak pelaku yangmemunculkan sumberpermasalahandanmahasiswa dinilai sebagai korban dalamkericuhanaksidemonstrasiperingatan20tahun reformasi. Suarakarya.id punmemotret bahwa tindakan yangdilakukan aparat kepolisian adalah halyang salah. Meskipun dalam berita yangditayangkan suarakarya.id mencobabersikap netral dengan mengutippernyataan dari tiap pihak (polisi danmahasiswa), tetapi proporsi pemuataninformasi didominasi oleh kutipannarasumber perwakilan mahasiswa.Kutipanpernyataandaripihakkepolisianpun hanya memuat lokasi dan jumlahpendemo serta situasi pendemo yangmelakukan pembakaran ban. Tidakmenngangkat kronologis kericuhanterjadi.

Berbedadenganframeberitayangditonjolkan okezone.com, di mana lebihmenonjolkan bahwa mahasiswa sebagaipihak pelaku yang bertindak provokatif,sehingga memunculkan sumberpermasalahan dan aparat kepolisiandianggap sebagai korban yang berusahamenjaga stabilitas keamanan danketertibansaatdemonstrasi.Okezone.comlebih menitikberatkan bahwa tindakanmahasiswa yang provokatif ini memicukericuhanterjadi.Meskipundalamberitajuga disampaikan bahwa terdapatmahasiswa yang terluka, tetapi padapenghujung berita ditekankan bahwa

mahasiswa yang terluka sudahmemperoleh perawatan dan diizinkanuntuk pulang. Kutipan narasumber punhanya bersifat tunggal, dari pihakkepolisian.

Berdasarkan hal tersebut,menunjukkan bahwa meskipun keduamedia daring ini memiliki “kedekatan”tersendiridengansalahsatupartaipolitikyangberadadalambarisanpemerintahansaat ini, tetapi dalam mengonstruksisuatu berita dapat berbeda-beda. Inimenunjukkan bahwa bukan hanyaideologi dan rutinitas organisasi mediayang mempengaruhi bingkai pembe-ritaan,tetapiadahallainyangturutandildalam memproduksi berita sepertikerangka kerja, rutinitas dan skemawartawan dalam memaknai suatuperistiwa(Eriyanto,2007).Adapunsaranyangdapatdisampaikanyakni,bagisetiapmedia massa termasuk media daring,meskipun memiliki kerangka tertentudalammemproduksiberita,tetapipekerjamedia (newswork) tetap harus berusahamenyajikan berita sesuai dengan kaidahjurnalistik, menjalankan fungsi sosialmedia massa dan tidak mengedepankanpopularitas atau aspek komersial darisuatu produksi berita. Sedangkan bagikhalayak, kiranya harus disadari bahwarealitas dalam suatu berita telahmelaluiproses konstruksi, sehingga harus lebihjeli dan hati-hati dalam menilai suatuperistiwa yang dimuat dalam berita.Penelitian ini juga masih dapatdikembangkan dengan menggunakanperspektif teori konstruksi sosial atasrealita untuk mengkaji bagaimanakontruksi berita kericuhan aksidemonstrasi peringatan 20 tahunreformasi terjadi di lingkaran newsworktiapmedia.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI ILMU PEMERINTAHAN 2018

266

ReferensiCissel, M. (2012). Media framing: a

comparativecontentanalysis.TheElonJournalofUndergraduateResearch inCommunications.Vol.3,No.1Hal67-77. http://www.elon.edu/docs/e-web/academics/communications/research/vol3no1/08cisselejspring12.pdf.

Eriyanto. (2007). Analisis Framing:Konstruksi, Ideologi dan PolitikMedia.Yogyakarta:LkiSPelangiAksara.

Eriyanto. (2016).FramingMedia. Dipetikdari Paparan Mata Kuliah PerspektifdanTeoriKomunikasiMassapada16November2016.FISIPUI.

Fahmi,Shahira.(2010).Contrastingvisualframesofourtimes:Aframinganalysisof English- and Arabic-language presscoverageofwarandterrorism.Journalof the International CommunicationGazette 72(8) hal 695–717. Diaksespada 15 Juli 2018 dihttp://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1748048510380801Kompas.com. (2018). 21 Mei 1998,Saat Soeharto Dijatuhkan GerakanReformasi...Diaksespada15Juli2018dihttps://nasional.kompas.com/read/2018/05/21/06480851/21-mei-1998-saat-soeharto-dijatuhkan-gerakan-reformasi?page=all

Mc Quail, D. (2010).Mass communcationtheory.London:SagePublication.

Nabi, R L. dan Oliver, M. B. (2009). Thesage handbook of media process andeffects.UnitedStatesofAmerica:sagePublication.

Neuman, W. L. (2011). Social researchmethods: qualitative and quantativeaproaches, 7th edition. Alih bahasa:EdinaT.Sofia.Jakarta:PT.Indeks.

Okezone.com. (2018). Demo HMIPeringati20TahunReformasidiIstanaRicuh, 7 Mahasiswa Luka-Luka.Diakses 15 Juli 2018 dihttps://news.okezone.com/read/201

8/05/22/338/1901049/demo-hmi-peringati-20-tahun-reformasi-di-istana-ricuh-7-mahasiswa-luka-luka

Sobur, Alex. (2006). Analisis Teks Media:Suatu Pengantar untuk AnalisisWacana,AnalisisSimiotik,danAnalisisFraming. Bandung: RemajaRosdakarya.

Suarakarya.id. (2018). Ironi 20 TahunReformasi: Demo HMI MPO JakartaSebut Jokowi Ingkar Janji DisambutTindakan Represif Aparat Keamanan.Diakses 15 Juli 2018 dihttp://www.suarakarya.id/detail/70147/Ironi-20-Tahun-Reformasi-Demo-HMI-MPO-Jakarta-Sebut-Jokowi-Ingkar-Janji-Disambut-Tindakan-Represif-Aparat

Tankard, Jr. James W. (2001).TheEmpirical Approach to the Study ofMedia Framing. In Stephen D.Reese,Oscar H.Gandy, Jr., August E.Grant.(Eds). Framing Public Life:Perspectives on Media and OurUnderstandingoftheSocialWorld,hal95-105. New Jersey: LawrenceErlbaumAssociates,Inc.