Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving...

28
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ( Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 ) oleh: Yosep Dika Rahadianto D 1210083

Transcript of Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving...

Page 1: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM

PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

( Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 )

oleh:

Yosep Dika Rahadianto

D 1210083

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM

PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

( Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran Dan

Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 )

Yosep Dika Rahadianto

Dwi Tiyanto

Aryanto Budhy S

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractAn Ideal and intended condition of student communication intensity and learning achievement motivation is expected to contribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the output an individual gains in his/her learning effort and it breveals and individual’s succes in acquiring new knowledge and skill in the form of indicators such as report mark and so on, specified in the minimum passing criteria (KKM) and should be achieved by the students.The objective of research was to discribe : 1) the significant effect of communication itensity in learning on the learning achievement in the VIII graders of SMP Negeri 3 Teras Boyolali in the school year of 2012/2013; 2) the significant effect of student achieving motivation on learning achievement in the VIII graders of SMP Negeri 3 Teras Boyolali in the school year of 2012/2013This study was a quantitative research with statistic test approach; the popultion of research was the VIII SMP Negeri 3 Teras of Boyolali Regency in the school year of 2012/2013, with the VIII B graders as the sample; the sample was taken using cluster random sampling technique; techniques of collectingb data used was a Multiple Regression Analysis Test.

Keywords : communications intensity, motivation of achievement, and learning achievement.

1

Page 3: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi dapat dipahami sebagai penyampaian pesan, informasi

atau pemikiran ide-ide dari satu orang atau lebih kepada orang lain atau

kelompok orang dengan menggunakan lambang yang sama. Proses

komunikasi yang berjalan yakni komunikator menyampaikan pesan

(message) melaui jalur tertentu (medium), kemudian ditangkap oleh

penerima (receiver) dan bila memungkinkan menjadi umpan balik

(feedback) kepada komunikator. Kegagalan komunikasi dapat terjadi karena

kemacetan atau kegagalan komunikasi antar pribadi, antar pribadi dalam

kelompok, atau antar kelompok dalam organisasi. Guru diharapkan dapat

menjalin kerjasama yang harmonis dan egaliter, sehingga guru dapat

menempatkan diri sebagai mitra sekolah dalam mencapai kemajuan.

Sedangkan Team building adalah upaya yang dibuat secara sistematis untuk

mengembangkan kerja kelompok dalam usaha mewujudkan visi dan misi

organisasi. Team building dapat memberikan manfaat bagi organisasi,

pimpinan tim/ kelompok, individu anggota tim/ kelompok, dan pelaksana

kerja tim/ kelompok. Tiga unsur penting dalam konsep pelayanan yaitu siapa

yang memberi pelayanan, siapa yang diberi pelayanan, dan apa yang

menjadi fokus kebutuhan pelayanan. Guru sekolah sebagai pelayan

kebutuhan dan kepentingan sekolah perlu membangun etika (ethics) diri

sebagai garda terdepan dalam menjalankan tugasnya.

Pelayanan berkaitan dengan kompetensi diri seorang guru.

Sebagai guru harus memenuhi kebutuhan dan kepentingan sekolah, seorang

guru perlu membangun etika (ethics) diri sebagai garda terdepan dalam

menjalankan tugasnya. Membangun etika pelayanan adalah dengan

menjunjung ketika profesi secara konsisten, dan menekankan nilai dan moral

(value) sebagai prioritas. Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang

berarti watak atau adat dan sering diidentikkan dengan moral. Kriteria guru

yang beretika dapat dilihat dari aspek pribadi dan hubungan sosial. Aspek

pribadi meliputi kemampuan memiliki; harga diri, disiplin, tanggung jawab,

etos kerja, berjiwa besar, dan tahan uji. Aspek hubungan sosial meliputi;

2

Page 4: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

toleransi, tenggang rasa, simpati, empati, adil, dan kepekaan terhadap

lingkungannya. Guru merupakan figur yang harus menunjukkan jalan

menuju jalinan kemitraan yang unggul. Guna mewujudkan tugas dan

fungsinya tersebut maka guru harus aktif secara individual maupun

kelompok dalam berbagai komunitas, baik profesional maupun akademik

sehingga dapat memiliki pengalaman dan wawasan yang bermanfaat dalam

menjalankan tugas keguruannya. Etika pelayanan yang dimiliki oleh guru

sangat menentukan keberhasilan layanan yang diberikan.

Pengakuan kedudukan guru sebagai pendidik profesional merupakan

bagian dari keseluruhan upaya pembaharuan dalam Sistem Pendidikan

Nasional yang pelaksanaannya memperhatikan berbagai peraturan

perundang-undangan, antara lain, tentang kepegawaian, ketenagakerjaan,

keuangan, dan Pemerintahan Daerah. Sertifikat pendidik bagi guru dalam

jabatan dapat diperoleh melalui pendidikan profesi atau uji kompetensi. Hal

ini dilandasi oleh pertimbangan bahwa pemerolehan kompetensi dapat

dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman langsung yang

diinternalisasi secara reflektif.

Untuk itu, tugas pokok dan fungsi guru bertanggung jawab dalam

pembelajaran di sekolah supaya proses pembelajaran bisa berlangsung

dengan baik dan terarah. Hal tersebut sangat penting dikarenakan situasi

pembelajaran yang kondusif dan komunikati memerlukan intensitas

komunikasi yang efektif dan meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus

prestasi belajar siswa seperti yang diharapkan. Peran seorang guru di sini

adalah memberikan materi pembelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat

menangkap pesan yang disampaikan oleh guru dengan baik. Hal ini dapat

terwujud apabila seorang guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

dapat berperan aktif dalam pembelajaran dengan cara memberikan waktu

kepada siswa untuk selalu bertanya dan mengajukan argumentasi mereka.

Hal ini tentunya akan membentuk komunikasi yang baik antara siswa

dengan guru, sehingga intensitas komunikasi yang baik apabila terus terjalin

diharapkan dapat mewujudkan prestasi belajar yang baik bagi siswa.

3

Page 5: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

Kondisi yang ideal dan diharapkan tentang intensitas komunikasi dan

motivasi prestasi belajar siswa diharapkan mampu memberikan kontribusi

yang efektif dalam pemblajaran dan pencapaian prestasi belajar secara

maksimal, Dapat ditegaskan di sini, bahwa prestasi belajar adalah hasil yang

dicapai seseorang dalam usaha belajarnya dan mengungkap keberhasilan

seseorang dalam memperoleh pengetahuan dan kecakapan baru dalam

bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor dan semacamnya, yang sudah

ditetapkan dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan harus dicapai oleh

siswa, jika belum mencapai KKM tersebut maka perlu dilaksanakan

perbaikan pembelajaran.

Terkait dengan kondisi nyata di lapangan, bahwa intensitas komunikasi

dan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran masih belum optimal,

hal ini disebabkan beberapa faktor, misalnya siswa yang kurang aktif

mengikuti pembelajaran, motivasinya untuk mencapai prestasi belajar

rendah, penyampaian materi pembelajaran yang dilaksanakan guru kurang

efektif, komunikasi antara guru dan siswa belum efektif, guru belum

mengikutisertakan siswa secara aktif dalam pembelajaran, guru kurang

menguasai materi pembelajaran, guru sering memberikan tugas tanpa

memberikan penjelasan terlebih dahulu, guru jarang sekali memberikan

kesempatan untuk berkomunikasi tentang materi yang sulit, dan sebagainya.

Dengan demikian, akan berpengaruh pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Sebaliknya jika intensitas komunikasi dan motivasi berprestasi siswa dapat

diciptakan dalam pembelajaran secara efektif dan kondusif, akan mampu

mempengaruhi prestasi belajar siswa semakin tinggi.

Permasalahan lain yang terjadi di lapangan, di SMP Negeri 3 Teras

Kabupaten Boyolali, pada tahun 2010 prestasi dari nilai ujian nasional

rangking 68 dari 105 SMP di Kabupaten Boyolali, pada tahun 2011 rangking

62, dan tahun 2012 rangking 48, meskipun rangking membaik, namun

melihat dari potensi sumber daya manusia yaitu para guru mestinya masih

bisa masuk rangking 20 besar, mengingat, 90 gurunya sudah tersertifikasi,

dan 95% berpenmdidikan minimal sarjana, jadi kompetensinya tinggi.

4

Page 6: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

Di samping itu, secara internal, di SMP Negeri 3 Teras Kabupaten

Boyolali, guru harus mampu mencapai KKM bagi seluruh siswa, misalnya

KKM 74, misal ada siswa yang kurang dari KKM 74 harus diremidi dan

berhasil mencapai KKM 74. Kenyataan dalam pembelajaran, terkait dengan

intensitas komunikasi dan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran

memang bervariasi, ada yang tinggi, sedang, dan rendah, guru sebagai

pendidik dan pembelajar di sekolah harus mampu membangun dan

menciptakan intensitas komunikasi dan motivasi berprestasi yang tinggi,

yang diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal inilah

yang menarik untuk dikaji lebih lanjut dan mendalam, sehingga akan

diperoleh deskripsi yang sesuai dengan kenyataan.

Dari uraian tersebut di atas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “ Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Dalam

Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Belajar Siswa “

(Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran Dan

Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013)

Rumusan Masalah

a. Apakah ada korelasi antara intensitas komunikasi dalam pembelajaran

terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali

tahun pelajaran 2012/2013 ?

b. Apakah ada korelasi antara motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar

siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali tahun pelajaran 2012/2013 ?

c. Apakah ada korelasi antara intensitas komunikasi dalam pembelajaran dan

motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri

3 Teras Boyolali tahun pelajaran 2012/2013 ?

Tinjauan Pustaka

5

Page 7: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

a. Intensitas Komunikasi

Intensitas komunikasi ialah proses komunikasi yang terjalin dengan

melihat kuantitas pada kurun waktu tertentu. Intensitas komuniksi yang efektif

lebih menekankan pada kuantitas. Efisiensi waktu dalam menjalin tercipatanya

intensitas komunikasi menjadi hal yang penting manakala lingkungan

mempunyai sentiment negatif terhadap hal yang dianggap baru1.

Intensitas komunikasi berlangsung antara sekurang-kurangnya dua

pihak yang berinteraksi. Dua pihak yang intens berkomunikasi di sekitar

kampus adalah antara masyarakat dengan mahasiswa. Dengan demikian yang

di maksud dengan intensitas komunikasi antara masyarakat dengan mahasiswa

adalah frekuensi usaha yang dilakukan masyarakat dalam berkomunikasi

dengan mahasiswa baik dalam bentuk penyampaian informasi, sinyal, atau

pesan individu kepada individu yang lain dengan konsekuensi umpan balik

yang diterima secara langsung sehingga teijadi hubungan timbal balik atau

komunikasi dua arah antara kedua individu tersebut2.

Menurut Chaplin Intensitas yaitu kedalaman atau reaksi emosional

dan kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau pendapat keluarga lainnya3

Intensitas komunikasi dapat diukur dari apa-apa dan siapa yang saling

dibicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri.

Ditambahkannya lagi, bahwa intensitas komunikasi yang mendalam ditandai

oleh kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya, sehingga menimbulkan respon

dalam bentuk perilaku atau tindakan4.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa intensitas komunikasi

antara siswa dan guru dalam pembelajaran, dan atau sebaliknya adalah tingkat

kedalaman dalam penyampaian pesan dari siswa kepada guru, atau dari guru

kepada siswa yang dikuti oleh kejujuran, kepercayaan, keterbukaan,

penerimaan, dukungan sehingga menimbulkan respon dan keinginan dalam 1 Pakpahan, Hombar. 2013. Pengertian Intensitas Komunikasi Menonton. http://pengertiandaninfo.

blogspot.com Hal. 1.2 Anonim. 2012. Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli Teori, Fungsi, Model dan Definisi.

http://www.sarjanaku.com. Hal. 1.3 C.P. Chaplin, 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada4 Gunarsa. 2004. Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 12.

6

Page 8: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

bentuk perilaku untuk mencapai segala sesuatu yang lebih baik atau

peningkatan yang signifikan, misalnya setelah siswa belajar mencapai prestasi

belajar yang baik.

. Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, semua komponen

(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu

sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas

hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,

pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana

prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah5.

b. Motivasi Berprestasi

Teori Motivasi Berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada

hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan

orang lain. Teori ini memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan

untuk breprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat

dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Menurut Mc Clelland,

seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai

keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi

karya orang lain.

Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu

kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan

untuk berafiliasi. Teori mengenai motivasi atau kebutuhan manusia selama

ini mungkin yang lebih Anda kenal adalah teori dari Abraham Maslow

dengan hirarki kebutuhannya, tetapi sebenarnya ada banyak para ahli dengan

pendapat mereka masing-masing tentang teori motivasi, termasuk David Mc

Clelland6.

Motivasi berprestasi di sekolah adalah dorongan pada diri

seseorang baik itu dari dalam ataupun dari luar untuk melakukan aktivitas

berupa belajar dan aktivitas lainnya dengan semaksimal mungkin dan

5 Yudi, 2011. “Pengertian Makna Pendidikan Karakter”. http://yudinet.com6 Farida, Mutia. 2010. “Motivasi Berprestasi”. http://moethya26.wordpress . Com. . Hal 3.

7

Page 9: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

bersaing berdasarkan standar keunggulan agar mencapai prestasi dengan

predikat terpuji atau predikat unggul7.

Dari beberapa pendapat tersebut, disimpulkan bahwa motivasi

berprestasi adalah daya dorong yang memberikan kekuatan untuk

melaksanakan suatu kegiatan lazimnya melalui belajar (memperoleh

pengalaman, pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mencapai hasil

yang terbaik, unggul, dan bermakna.

c. Prestasi Belajar

Prestasi adalah kecakapan nyata yang dapat diatur secara

langsung dengan menggunakan instrumen, yaitu tes. Dapat ditegaskan

bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai melalui proses dalam

waktu tertentu. Prestasi dapat dicapai memerlukan kemampuan,

pengetahuan, ketrampilan, minat, motivasi, bakat, dan lingkungan. Prestasi

itu dapat berupa nilai. Nilai bisa berbentuk angka/kuantitatif atau berupa

huruf/ kualitatif. Istilah belajar merupakan istilah yang telah populer di

dalam masyarakat sehingga pengertian belajar sudah dipahami, namum

setelah dikaji lebih mendalam di dalam masyarakat tentang pengertian

tentang belajar tidak sama dengan yang diharapkan8.

Prestasi artinya hasil yang sudah dapat dicapai atau dikerjakan.

Belajar pada hakekatnya adalah suatu individu untuk memiliki pengetahuan

ketrampilan dan pendapat yang baru baik secara formal maupun non formal,

Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh secara maksimal dari usaha

seseorang yang meliputi aspek-aspek kognitif, efektif dan psikomotorik yang

dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat.

Hakekat penilaian belajar adalah menilai penguasaan siswa

terhadap tujuan-tujuan instruktual karena rumusan instruksional

menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa setelah menerima

pelajarannya9. Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan

7 Bahar, Haris, 2012: 1 “Motivasi Berprestasi”. http://harisbahar.blogspot.com. Hal 3.8 Sudjana. 2008. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Tarsito. Hal. 328.9 Nana Sudjana. 1995. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: IKIP. Hal 34.

8

Page 10: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

menjadi dua yaitu tes dan non tes10. Tes lisan biasanya digunakan untuk

pertanyaan bahwa tes lisan biasanya digunakan untuk pertanyaan terbuka,

baik pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik tanpa

menggunakan pedoman secara tertulis11. Ada dua tes, yaitu tes tindakan dan

tingkah laku konkrit. Tes tindakan digunakan untuk mengukur perubahan

pendapat peserta didik, kemampuan dalam mengaplikasikan jenis

keterampilan tertentu12.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena menggunakan

angka-angka dan pendekatannya menggunakan uji statistik korelasi (hubungan

antara variabel bebas dan variabel tak bebas) yang terkait dengan secara parsial

pengaruh yang signifikan intensitas komunikasi dalam pembelajaran, dan motivasi

berprestasi terhadap prestasi belajar siswa, dan secara simultan pengaruh

intensitas komunikasi dalam pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap

prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Teras Boyolali tahun pelajaran

2012/2013.

Lokasi penelitian SMP Negeri 3 Teras terletak di Desa Tawangsari

Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali, sedangkan pelaksanaan penelitian ini sejak

awal hingga penyusunan laporan hasil penelitian direncanakan selama enam bulan

yang dimuai bulan Juli sampai dengan Desember 2013.

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data

sekunder. Sumber data primer adalah sumber data pokok yang diperoleh dari

responden penelitian, yiatu siswa dan guru. Sedangkan sumber data sekunder

adalah sumber data pendukung yang diperoleh melalui kajian pustaka dari

referensi atau buku bacaan, jurnal, dan sebagainya.

10 Ibid, hal 5.11 Winkel WS. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Gramedia. Hal 325.12 Cholik Toha. 1994. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: IKIP. Hal 63.

9

Page 11: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai13.

Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas ialah objek amatan utama penelitian yang

berhubungan dengan hasil yang diteliti14. Variabel bebas dalam

penelitian ini ialah intensitas komunikasi dalam pembelajaran (X1) dan

motivasi berprestasi siswa (X2).

Sedangkan jenis data untuk variabel bebas tentang intensitas

komunikasi dalam pembelajaran (X1) dan motivasi berprestasi siswa

(X2) yaitu data kualitatif yang dikauntifikasikan, artinya dari data skala

sikap yang akhirnya diolah dengan menggunakan skor-skor tententu

yang akhirnya dapat diolah dan diuji menggunakan rumus atau uji

statistik. Data ini diperoleh dengan menggunakan angket yang diberikan

oleh penulis kepada responden penelitian.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat disebut juga dengan variabel dependent, yang

nilainya tergantung kepada nilai variabel lain, dalam hal ini variabel

bebas15. Variabel terikat dalam penelitian ini prestasi belajar (Y) siswa

kelas VIII SMP Negeri 3 Teras Kabupaten Boyolali. Sedangkan jenis

data pada variabel terikt tentang prestasi belajar ini diperoleh melalui

dokumentasi yaitu nilai yang tercatat dalam buku raport siswa.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Teras

Kabupaten Boyolali, yang terbagi dalam lenam kelas, yaitu VIII A, B, C, D, E, F

dengan jumlah siswa seluruhnya 192 siswa. Sampel adalah sebagian dari populasi.

Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Sampling adalah cara atau

teknik yang digunakan untuk mengambil sampel16.

13 Walujo, H.J., 2007. Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta : UNS Surakarta. Hal 61.

14 Ibid, hal 62.15 Ibid, hal 62.16 Sutrisno Hadi, 2006. Analisis Regresi. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi

UGM Yogyakarta. Hal 185

10

Page 12: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

Dalam penelitian ini peneliti sampling atau teknik pengambilan sampel

menggunakan cluster random sampling, arti cluster adalah tandan, rumpun,

kelompok17 dari enam kelas diundi sesuai kelompok kelas yang ada dan diambil

satu kelas, dalam hal ini, terpilih kelas VIII B sebanyak 40 siswa Teknik ini biasa

juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda

dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap

unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik

yaitu dengan menggunakan angket, dokumentasi dan observasi, sedangkan untuk

teknik analisis data menggunakan beberapa teknik yaitu Analisis validitas

instrumen angket dalam penelitian ini menggunakan butir item dengan

menggunakan korelasi product moment angka kasar, kemudian untuk uji

reliabilitas menggunakan rumus Spearman – Brown. Sedangkan untuk analisis

hipotesis menggunakan analisis regresi ganda.

Sajian Data

A. Intensitas Komunikasi

Menurut Chaplin Intensitas yaitu kedalaman atau reaksi emosional dan

kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau pendapat keluarga lainnya18

Intensitas komunikasi dapat diukur dari apa-apa dan siapa yang saling

dibicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri.

Ditambahkannya lagi, bahwa intensitas komunikasi yang mendalam ditandai oleh

kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya, sehingga menimbulkan respon dalam

bentuk perilaku atau tindakan19.

Tabel 3.21. Intensitas Komunikasi

17 Suhartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal. 61.

18 C.P. Chaplin, 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada19 Gunarsa. 2004. Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 12.

11

Page 13: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

No. Aspek yang diamati Banyaknya Pemilih dan PersentaseA B C D E

JML % JML % JML % JML % JML %1. Komunikasi tentang arti

penting prestasi belajar 23 57,5 9 22,5 8 22 0 0 0 0

2. Prestasi belajar yang baik merupakan hasil dari komunikasi yang baik antara siswa dan guru

20 50 14 35 6 15 0 0 0 0

3. Komunikasi yang baik mewujudkan prestasi belajar yang maksimal

25 62,5 12 30 3 7,5 0 0 0 0

4. Menjadi ketua kelas berarti dapat berkomunikasi dengan baik

14 35 16 40 10 25 0 0 0 0

5. Siswa bertanggung jawab dalam menjaga komunikasi yang baik dengan guru

5 12,5 18 45 17 42,5 0 0 0 0

6. Komunikasi berpengaruh terhadap pembelajaran

19 47,5 15 37,5 5 12,5 1 2,5 0 0

7. Komunikasi yang baik menumbuhkan iklim belajar yang positif

16 40 16 40 8 20 0 0 0 0

8. Siswa wajib menghormati guru dan teman saat berkomunkikasi

15 37,5 15 37,5 10 25 0 0 0 0

9. Komunikasi dengan baik di dalam maupun diluar kelas

24 60 12 30 4 10 0 0 0 0

10. Pendapat terhadap teman yang hormat terhadap guru

23 57,5 13 32,5 4 10 0 0 0 0

11. Siswa harus berperan aktif dalam komunikasi saat proses belajar mengajar

16 40 12 30 11 27,5 1 2,5 0 0

12.Siswa wajib ikut dalam pemilihan pengurus kelas

25 62,5 8 20 7 17,5 0 0 0 0

13. Menaati tata tertib sekolah mendukung hasil belajar yang baik

23 57,5 14 35 3 7,5 0 0 0 0

14. Siswa rajin belajar dan berpendapat positif terhadap semua pelajaran

24 60 9 22,5 7 17,5 0 0 0 0

15. Siswa berpendapat positif dalam belajar kelompok untuk

34 85 4 10 2 5 0 0 0 0

12

Page 14: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

mendukung hasil belajar

16. Sekolah menerapkan tata tertib dengan adil kepada siswa

26 65 7 17,5 7 17,5 0 0 0 0

17. Pendapat positif dalam pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa

27 67,5 6 15 7 17,5 0 0 0 0

18. Keberhasilan siswa tidak lepas dari pendapatnya dalam proses belajar di kelas

21 52,5 14 35 5 12,5 0 0 0 0

19. Pendapat yang tidak baik tidak perlu di contoh

27 67,5 11 27,5 2 5 0 0 0 0

20. Saling menghormati dan menjaga tata tertib sekolah merupakan kewajiban siswa

19 47,5 14 35 7 17,5 0 0 0 0

sumber : diolah penulis

B. Motivasi berprestasi siswa (X2)

Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat

sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk

berbuat sesuatu.

Tabel 3.21. Motivasi Berprestasi Siswa

No. Aspek yang diamati Banyaknya Pemilih dan PersentaseA B C D E

A Motivasi intrinsik JML % JML % JML % JML % JML %1. Belajar rajin di rumah 23 57,5 9 22,5 7 17,5 1 2,5 0 02. Belajar rajin di sekolah 14 35 13 32,5 13 32,5 0 0 0 03. Mengerjakan tugas guru 10 25 14 35 16 40 0 0 0 04. Berlomba berprestasi

dengan teman 4 10 18 45 18 45 0 0 0 0

5. Bertanya kepada guru jika kesulitan 7 17,5 26 65 7 17,5 0 0 0 0

6. Memperhatikan penjelasan guru 5 12,5 19 47,5 15 37,5 1 2,5 0 0

7. Berlatih mandiri mengerjakan soal-soal 31 77,5 3 7,5 6 15 0 0 0 0

8. Berdiskusi dengan teman mengerjakan soal-soal

24 60 11 27,5 5 12,5 0 0 0 0

9. Berupaya memiliki buku dan kumpulan soal lengkap

26 65 5 12,5 9 22,5 0 0 0 0

10.Menyukai pelajaran 15 37,5 15 37,5 10 25 0 0 0 011.Senang menghadapi 14 35 17 42,5 9 22,5 0 0 0 0

13

Page 15: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

kesulitan12.Berusaha memgikuti

pelajaran 19 47,5 12 30 9 22,5 0 0 0 0

13.Senang mengikuti lomba 23 57,5 12 30 5 12,5 0 0 0 014.Berusaha mencapai nilai

yang terbaik 17 47,5 16 40 7 17,5 0 0 0 0

15.Memiliki catatan dan tugas lengkap 19 47,5 16 40 5 12,5 0 0 0 0

B Motivasi extrinsik JML % JML % JML % JML % JML %16.Orangtua memenuhi

kebutuhan belajar 21 52,5 17 42,5 2 5 0 0 0 0

17.Guru mampu memenuhi kebutuhan belajar 14 35 17 42,5 9 22,5 0 0 0 0

18.Teman sekolah mampu membantu belajar 36 90 3 7,5 1 2,5 0 0 0 0

19.Teman di rumah mampu membantu belajar 29 72,5 9 22,5 2 5 0 0 0 0

20. Sarana prasarana sekolah memenuhi kebutuhan belajar

9 22,5 7 17,5 18 45 6 15 0 0

sumber : diolah penulis

Analisis Data

a. Pengaruh Intensitas Komunikasi terhadap Prestasi Belajar

Hasil perhitungan signifikansi pengaruh intensitas komunikasi

terhadap prestasi belajar diketahui bahwa besarnya nilai thitung adalah 6,174.

Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Untuk

kesalahan 5% uji dua fihak dan dk= n-2 = 38, maka diperoleh ttabel sebesar

2,024. Ternyata harga thitung > ttabel (6,174 > 2,024), sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya intensitas komunikasi dalam pembelajaran mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

b. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar

Hasil perhitungan signifikansi untuk pengaruh motivasi berprestasi

terhadap prestasi belajar siswa diketahui bahwa besarnya nilai thitung adalah

5,923. Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Untuk

kesalahan 5% uji dua fihak dan dk= n-2 = 38, maka diperoleh ttabel sebesar

2,024. Ternyata harga thitung > ttabel (5,923 > 2,024), sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya motivasi berprestasi mempunyai pengaruh yang signifikan

14

Page 16: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali

Tahun Pelajaran 2012/2013.

c. Pengaruh Intensitas Komunikasi dan Motivasi Berprestasi terhadap

prestasi belajar

Berdasarkan hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi

ganda diperoleh nilai Fhitung sebesar 30,473. Harga ini selanjutnya

dikonsultasikan dengan Ftabel yang didasarkan pada dk pembilang = 3 dan dk

penyebut (40 – 2 – 1) = 37. Untuk taraf kesalahan 5%; F tabel adalah 3,23. Oleh

karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka koefisien korelasi yang diuji

adalah signifikan, artinya intensitas komunikasi dan motivasi berpretasi

secara bersma-sama berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII

di SMP Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

Dengan besar t hitung (11.032) > t tabel (88 : 0,05) adalah ±

2.000 , maka t hitung berada diluar t tabel sehingga H0 ditolak artinya

koefisien a signifikan. Sedangkan perbandingan Sig. dengan a. Sig. (0,000)

< a (0,05), maka H0 ditolak, jadi koefisien a signifikan mempengaruhi

komunikasi guru dan siswa.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Studi Korelasi antara

IntensitasKomunikasi dalam Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Dengan

Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali Tahun

Pelajaran 2012/2013 dapat ditarik simpulan:

1. Ada korelasi yang signifikan antara intensitas komunikasi dalam

pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3

Teras Boyolali tahun pelajaran 2012/2013.

2. Ada korelasi yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi

belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali tahun pelajaran

2012/2013.

15

Page 17: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

3. Ada korelasi yang signifikan antara intensitas komunikasi dalam

pembelajaran dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa kelas

VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali tahun pelajaran 2012/2013.

Saran

Saran yang dapat disampaikan penulis berdasarkan penelitian ini adalah

sebagi berikut :

1. Bagi sekolah diharapkan senantiasa meningkatkan fasilitas yang dapat

digunakan oleh siswa untuk melakukan komunikasi dengan guru maupun

sekolah secara intens, sehingga segala kekurangan dari siswa dapat diatasi

dan menjadikan peningkatan pada prestasi belajar.

2. Bagi siswa diharapkan untuk berperan aktif dalam kegiatan sekolah karena

dapat meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi, maka diharapkan

dengan kemampuan komunikasi yang baik maka siswa akan lebih baik

dalam proses menerima materi dalam proses pembelajaran.

3. Motivasi berprestasi diharapkan senantiasa ditumbuh kembangkan pada

diri siswa dengan memberikan reward ataupun stimulus bagi siswa agar

senantiasa mempunyai motivasi untuk berprestasi.

4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan senantiasa meningkatan penelitian

dengan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa.

Daftar PustakaPakpahan, Hombar. ( 2013 ). Pengertian Intensitas Komunikasi Menonton.

http://pengertiandaninfo.blogspot.com di akses 2 Agustus 2013Anonim. ( 2012 ). Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli Teori, Fungsi, Model

dan Definisi. http://www.sarjanaku.com di akses 24 Agustus 2013 Chaplin, C.P. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa: Kartini Kartono: PT. Raja GrafindoPersada: Jakarta. 2000.Gunarsa. ( 2004 ). Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset.Yudi, ( 2011 ). “Pengertian Makna Pendidikan Karakter”. http://yudinet.com

di akses 26 Juli 2013Deddy Mulyana. ( 2010 ). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Remaja

Rosda Karya.

16

Page 18: Pakpahan, Hombar. SKRIPSIax.docx · Web viewcontribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the

Farida, Mutia. ( 2010 ). “Motivasi Berprestasi”. http://moethya26.wordpress . com . di akses 25 September 2013

Bahar, Haris, ( 2012 ): 1 “Motivasi Berprestasi”. http://harisbahar.blogspot.com. di akses 24 Juli 2013

Nana Sudjana. ( 1995 ). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: IKIP.Winkel WS. ( 1991 ). Psikologi Belajar. Jakarta: Gramedia.Sudjana. ( 2008 ). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Tarsito.Cholik Toha. ( 1994 ). Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: IKIP.Walujo, H.J.,( 2007 ). Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta : UNS

Surakarta.Sutrisno Hadi, ( 2004 ). Statistik II. Yogyakarta : Andi Ofsset.Suhartono, Irawan. ( 2011 ). Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian

Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya

17