Ontologi Dan Pemodelan Enteprise
-
Upload
rinda-cahyana -
Category
Documents
-
view
2.174 -
download
6
description
Transcript of Ontologi Dan Pemodelan Enteprise
Ontology dan Pemodelan Enterprise Rinda Cahyana Eksplorasi referensi untuk mengungkap istilah ontologi dan pemodelan enterprise dalam rangka memenuhi tugas matakuliah Proses dan Pemodelan Enterprise pada program studi Magister Teknik Informatika (Spesialis System Informasi) – Sekolah Teknik Elektro dan Informatika – Institut Teknologi Bandung.
2008
Rinda Cahyana (23506018) PROGRAM MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA – STEI ‐ ITB
2008‐01‐01
1 | O n t o
Thomas
attempt
corporatio
in terms
which ar
tersebut
semua as
physical
financial p
in key are
Gambar
Pemodela
untuk me
o l o g i d a n
Naylor mend
to describe
on's financial
of a set of m
re programm
menurut Ge
pek perusaha
operations o
practices foll
eas”
1.Pemodelan
an konseptu
endukung aku
P e m o d e l
definisikan m
e the inte
l, marketing,
mathematica
med into th
ersherfski ha
aan secara de
of the comp
lowed, and th
n sepanjang e
Janis
al dilakukan
uisisi dan de
a n E n t e r p
model sebaga
rrelationships
and produc
l and logical
he compute
arus meremp
etail yag mel
any, the acc
he response t
empat + deka
pada Syste
eskripsi penge
p r i s e
ai ". . . an
s among a
ction activitie
l relationship
er." Interelas
presentasikan
iputi ". . . the
counting and
to investmen
de. Sumber :
em Informas
etahuan yang
n
a
s
s
si
n
e
d
nt
si
g
2 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
diperlukan dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem
informasi dan perangkat lunak yang akan, atau komponen
aktif dari infrastruktur dunia nyata.
ONTOLOGI
Definisi
Neches dan rekan mengatakan bahwa “Sebuah Ontologi
merupakan definisi dari pengertian dasar dan relasi
vokabulari dari sebuah area sebagaimana aturan dari
kombinasi istilah dan relasi untuk mendefinisikan
vokabulari”. Beberapa tahun kemudian Gruber
mendefinisikan bahwa “Ontologi merupakan sebuah
spesifikasi eksplisit dari konseptualisme”.
Guarino dan Giaretta pada 1995 mengumpulkan hingga tujuh
definisi ontologi berdasarkan definisi Gruber yang
berkorespondken dengan syntactic dan semantic
interpretasi. Pada 1997, Borst merubah definisi Gruber
menjadi “Sebuah ontologi adalah spesifikasi formal dari
sebuah konseptual yang diterima (share)”.
Definisi Gruber dan Borst coba dikompromikan oleh Studer
sehingga diperoleh definisi baru:
3 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
“Konseptualisasi mengacu kepada sebuah model
abstrak dari beberapa fenomena di dunia dengan
memiliki identifikasi konsep yang relefan dari
fenomena tersebut. Eksplisit dimaksud adalah tipe
dari konsep yang digunakan, dan batasan dari
eksplisit yang digunakan. Shared adalah
merefleksikan sebuah ontologi mencoba menangkap
pengetahuan secara konsesus yang tidak merupakan
hal yang hanya terkait pada individu tetapi diterima
oleh sebuha group / domain.”
Bernaras pada KACTUS proyek mendefinisikan ontologi
berdasarkan proses pengembangan dari ontologi sebagai
berikut: “Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk
penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi
pengetahuan pada sebuah knowledge base”.
SENSUS proyek juga mendefinisikannya sebagai berikut:
“Sebuah ontologi adalah sebuah struktur hirarki dari istilah
untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan
sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”.
Dalam buku ”The Semantic Web” dituliskan bahwa Ontology
adalah:
4 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
1. Salah satu cabang metafisika yang terfokus pada
alam dan hubungan antara mahluk hidup;
2. Teori tentang sifat alami mahluk hidup.
Ontology merupakan suatu teori tentang makna dari suatu
objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut
yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan.
Pada tinjauan filsafat, ontology adalah studi tentang sesuatu
yang ada. Selain itu ontology adalah sebuah konsep yang
secara sistematik menjelaskan tentang segala sesuatu yang
ada atau nyata. Dalam bidang Artificial Intelligence (AI)
ontology memiliki dua pengertian yang berkaitan. Pertama
ontology merupakan kosakata representasi yang sering
dikhususkan untuk domain atau subyek pembahasan
tertentu. Kedua, sebagai suatu body of knowledge untuk
menjelaskan suatu bahasan tertentu.
Secara umum, ontology digunakan pada Artificial Intelligence
(AI) dan persentasi pengetahuan. Segala bidang ilmu yang
ada di dunia, dapat menggunakan metode ontology untuk
dapat berhubungan dan saling berkomunikasi dalam hal
pertukaran informasi antara sistem‐sistem yang berbeda.
5 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Gambar 2. Contoh Ontologi
Gambar 3. Berbagai jenis ontologi
6 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Tujuan Ontologi
Tujuan ontologi adalah memacu sharing pemahaman
mengenai struktur informasi di antara manusia dan
mengaplikasikan struktur ontologi pada beberapa tahap
pengembangan sistem informasi, yakni analisa,
konseptualisasi, dan perancangan.
Penggunaan ontologi sebagai bagian dari pengembangan
sistem informasi dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu ontology
of information system dan ontology for information system.
Ontology of information system dipergunakan untuk
keperluan pemahaman dan reasoning mengenai sistem
informasi dan dunia nyata. Model framework ontologi
Bunge‐Wand‐Weber adalah salah satu dari ontology of
information system. Ontologi ini menjadi semacam de facto
standard untuk penelitian‐penelitian yang berkaitan dengan
ontologi.
Ontology for information system memiliki tujuan yang sama
dengan kategori pertama dari IS ontologi. Jenis ini hanya
berbeda dalam hal, ontologi ini lebih terspesialisasi untuk
mengekspresikan desain IS sebagai modelling/programming
language. Dengan demikian kaitan antara dua kategori
7 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
ontologi di atas adalah ontology of information system
digunakan sebagai kerangka berpikir pada penggunaan
ontology for information system.
Manfaat Ontologi
Berikut ini manfaat penggunaan ontologi dalam perancangan
sistem informasi :
1. Ontologi dapat membantu mereduksi vaguesness
dalam perancangan data model atau entity
relationship diagram dengan memetakan variabel‐
variabel design dalam konsep dunia nyata.
2. Ontologi dapat membantu mengurangi error rate
yang muncul dan meningkatkan kinerja saat eksekusi
query database.
Komponen Ontologi
Sebuah ontologi dijelaskan dengan menggunakan notasi:
• Konsep (concept) digunakan dalam pemahaman yang
luas. Sebuah konsep dapat sesuatu yang dikatakan,
sehingga dapat pula merupakan penjelasan dari
tugas, fungsi, aksi, strategi, dan sebagainya.
8 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
• Relasi (relation) merupakan representasi sebuah tipe
dari interaksi antara konsep dari sebuah domain.
Secara formal dapat didefinisikan sebagai subset dari
sebuah pruduk dari n set, R: C1 x C2 X ... x Cn.
Sebagai contoh dari relasi binari termasuk subclass‐
of dan connected‐to.
• Fungsi (functions) adalah sebuah relasi khusus dimna
elemen ke n dari relasi adalah unik untuk elemen ke
n‐1. F: C1 x C2 x ..Cn‐1 ‐> Cn, contoh adalah Mother‐
of.
• Aksiom (axioms) adalah digunakan memodelkan
sebuah sentence yang selalu benar.
• Instances adalah digunakan untuk
merepresentasikan elemen.
Prinsip Dasar Pembangunan Ontologi
• Clarity dan Objectivity, maksudnya adalah ontology
harus dipersiapkan dengan arti yang merupakan
definisi istilah yang dipersiapkan sebagai definisi
tujuan (obyektive) dalam sebuah dokumentasi
natural language.
9 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
• Completeness. adalah definisi dinyatakan dalam
istilah yang penting dan memadai.
• Coherence, konsistensi dalam pemberian definisi
• Consistency, memungkinkan melakukan pengecekan
silang dengan hal yang kontradiksi dari definisi yang
valid.
• Meminimalkan jarak semantik dengan konsep sibling.
• Memaximumkan extendible dari definisi..
• Meminimalkan ontologi komitmen
• Standarisasi nama jika ini memungkinkan.
Jenis Ontologi
Ada berbagai pendekatan dalam pengklasifikasian ontologi,
secara umum mengikuti pendekatan Mizoguchi serta Van
Heijst.
Berdasarkan context (context dependent dan context
independent) Mizoguchi, ontologi dapat dibagi menjadi:
Domain Ontologi, Common Ontologi, Meta Ontologi dan Task
Ontologi. Sementara Van
10 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Berdasarkan konseptualisasi (struktur dan subyek
konseptualisasi) Hijst, sStruktur konseptualisasi terdiri dari
Terminologi Ontologi, Infromasi Ontology dan Knowledge
Model Ontologi. Subyek konseptualisasi terdiri dari Aplikasi
Ontologi, Domain Ontologi, Generik Ontologi dan
Representasi Ontologi.
Metode Pengembangan Ontologi
Proses pengembangan ontologi lebih merupakan kegiatan
‘kerajinan tangan’ dibandingkan kegiatan ‘engineering’.
Setiap tim pengembang mengikuti prinsip yang
dikembangkan sendiri, baik dalam kriteria, fase maupun
tujuan pada proses pengembangan ontologi. Belum hadirnya
konsensus dan persetujuan dalam petunjuk dan metode
pengembangan ontologi kerap menyulitkan untuk mencapai
tujuan dari ontologi dalam term ‘reuse’.
Uschold metodologi memiliki empat fase utama sebagai
berikut: (1) mendifinisikan tujuan dan cakupan dari ontologi;
(2) membangun ontologi dengan langkah ontology capture
(pengumpulan pengetahuan), ontology coding membangun
model konsep dan mengintegrasikan ontologi yang telah ada
(reuse); (3) evaluasi dengan verifikasi dan validasi; (4)
11 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
petunjuk setiap fase dan dokumentasi.
Grüninger dan Fox metodologi berdasarkan pengalaman
ketika membangun ontologi pada proyek TOVE. Hal
utamanya adalah pembuatan model logik dari ontologi,
model ini tidak dibangun secara langsung. Pertama adalah
motivasi dengan skenario pada aplikasi. Pendiskripsian dan
formalisasi berdasarkan first‐order kalkuluss.. Dengan
komposisi dan de‐komposisi mekanisasi, akan membantu
dalam integrasi ontologi. Pada gambar 1 memperlihatkan
alur yang digunakan oleh Grüninger dan Fox.
Gambar 4. Grüninger & Fox Metodologi
12 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Kactus metodologi oleh Bernaras memiliki tahapan secara
umum sebagai berikut : (1) spesifikasi dari aplikasi; (2) design
awal berdsarkan pada katogori top‐level ontologi; (3)
penyempurnaan dan restrukturing ontologi.
Sensus metodologi melakukan langdah dengan (1)
mengidentifikasikan istilah yang penting (‘seed’); (2)
melakukan link terminologi ke Sensus secar manual; (3)
memasukkan node kedalam path ke root; (4) menambahakn
subtree dengan aturan heuristik jika banyak node dalam
sebuah subtree relevan, makan node lainnya dalam subtree
adalah relevan.
Gambar 5. On‐To‐Knowledge (OTK) Metodologi
13 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
On‐To‐Knowledge (OTK) metodologi memiliki tahapan dan
proses umpan balik seperti pada gambar 5. Tahapan pada
OTK adalah studi kelayakan (feasibility study), penentuan
kelanjutan (ontology kickoff), penyempurnaan (refinement),
evaluasi, dan pemeilharaan‐evolusi.
Perbandingan Metode Ontologi Dengan IEEE Standard
IEEE Standard 1074‐1995 untuk software engineering
meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Model proses pada software life cycle
2. Preses proyek managemen (planning, control dan
quality managemen)
3. Proses berorientasi pada pengembangan
(development) yang dirinci dengan tahapan
3.1. Proses pre‐development (studi lingkungan dan
kelayakan)
3.2. Proses develoopment persyaratan/requirements,
design,implementasi)
3.3. Proses post‐development (instalasi, operasi,
dukungan, perawatan, keberlanjutan)
14 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
4. Proses terintegrasi (evaluasi, dokumentasi,
konfigurasi dan training)
Tabel 1. Perbandingan Metode Ontologi dengan IEEE
Standard
Tabel 1 adalah alat dan hasil kerja Lõpez yang merupakan
perbandingan metodologi pengembangan ontologi
dengan IEEE standard dilihat dari sisi managemen proses,
pre‐develop proses, pengembangan pada bidang
persyaratan, design dan implementasi, post‐develop serta
15 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
integrasi proses. Tabel 2 adalah kematangan dari metodologi
ontologi dengan mempehatikan faktor life cycle, kesesuaian
dengan IEEE standard, rekomendasi teknik, ontologi dan
aplikasi serta detail dari metodologi.
Tabel 2. Kematangan Metodologi Pengembangan Ontologi
Deskripsi lengkap tentang perbandingan ini dapat dilihat
pada paper Fernández López, M. dengan judul: “Overview Of
Methodologies For Building Ontologies”
Representasi Ontologi
Untuk dapat digunakan, sebuah ontology harus diekspresikan
dalam notasi yang nyata. Sebuah bahasa ontology adalah
16 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
sebuah bahasa formal dari sebuah pembuatan ontology.
Beberapa komponen yang menjadi struktur ontology, antara
lain :
1. XML. Menyediakan sintaksis untuk output dokumen
terstruktur, tetapi belum dipaksakan untuk dokumen
XML menggunakan semantic constrains.
2. XML Schema. Bahasa untuk pembatasan struktur
dari dokumen XML.
3. RDF. Model data untuk objek (’resources’) dan relasi
diantaranya, menyediakan semantic yang sederhana
untuk model data tersebut, dan data model ini dapat
disajikan dalam sintaks XML.
4. RDF Schema. Adalah kosa kata untuk menjelaskan
properties dan classes dari sumber RDF, dengan
sebuah semantics untuk hirarki penyamarataan dari
properties dan classes.
5. OWL Manambahkan beberapa kosa kata untuk
menjelaskan properties dan Classes, antara lain :
relasi antara classes (misalkan disjointness),
kardinalitas (misalkan ’tepat satu’), equality, berbagai
17 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
tipe dari properties, karakteristik dari properties
(misalkan symmetry), menyebutkan satu persatu
classes.
Berbagai bahasa yang menyusun ontology, seperti yang telah
dijelaskan di atas memiliki kedudukan tertentu dalam
struktur ontology. Struktur layer ontology ditunjukan seperti
gambar 6. Setiap layer akan memiliki
fungsi tambahan dan kompleksitas tambahan dari layer
sebelumnya. Pengguna atau User yang memiliki fungsi
pemrosesan layer paling rendah dapat memahami walaupun
tidak seluruh ontology yang terletak di layer atasnya.
Gambar 6. Lapisan Ontologi
18 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Berikut ini adalah fungsi dari setiap lapisan ontologi:
1. XML memiliki fungsi menyimpan isi halaman web
2. RDF adalah layer untuk merepresentasikan semantik
dari isi halaman tersebut
3. Ontology layer untuk menjelaskan vocabulary dari
domain
4. Logic Layer memungkinkan untuk mengambil data
yang diinginkan
PEMODELAN ENTERPRISE
Apakah Pemodelan Enterprise itu?
Model enterprise adalah representasi komputasional dari
struktur, aktivitas, proses, informasi, sumber daya, orang,
kelakuan, sasaran, batasan bisnis, pemerintah, dan
perusahaan lain. Proses ini meliputi pemodelan domain
bisnis yang sesuai, proses bisnis, dan teknologi informasi (TI).
Pemodelan enterprise digunakan secara strategis oleh
sejumlah besar bisnis, karena kemampuannya dalam
menyediakan gambaran menyeluruh tentang perusahaan.
19 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Pemodelan enterprise meliputi desain model‐driven
enterprise, analisa, dan operasi. Modelnya tidak hanya
sekedar untuk menunjukan apa tetapi juga kenapa dan apa
yang harus dilakukan. Pemodelan dibuat agar solusi SI dapat
dirunut hingga ke objektifnya.
Tujuan Pembuatan Model
Model dibuat tidak hanya untuk merepresentasikan
kebutuhan bisnis dari suatu aplikasi tetapi juga dapat
melukiskan kebutuhan informasi bisnis dari seluruh bagian
organisasi. Model enterprise adalah satu atau lebih model
yang digunakan untuk mendokumentasikan proses atau data
untuk organisasi, bisnis atau enterprise, dan bertindak
sebagai titik perencanaan dan integrasi untuk semua
manajemen system informasi.
Model proses enterprise merepresentasikan proses utama
dari organisasi; model data enterprise melukiskan data
utama yang dibutuhkan oleh organisasi. Dengan
mengecualikan tingkat detail, teknik yang digunakan untuk
membangun model enterprise sama dengan yang digunakan
untuk membangun data aplikasi dan model proses.
20 | O n t
Gamba
Model en
daya info
dikemban
persyarat
bertindak
dengan p
keahlian
pemodela
Pemodela
fase utam
1. Ta
ke
o l o g i d a n
ar 7. Perkemb
mo
terprise meru
ormasi korp
ngkan oleh sa
an perusaha
k sesuai deng
pengetahuan
tertentu.
an enterprise
an enterprise
ma:
ahap pengem
ecil berwarna
n P e m o d e
bangan iterat
odel. Sumber
upakan pand
orat yaitu d
atu tim inter
aan untuk
gan data itu.
nya dan ko
Aktor mem
.
e sebagai seb
mbangan (diil
a abu‐abu), ya
l a n E n t e r
if dari penget
r: Janis
angan kohesi
data dan pr
r‐disiplin yan
data serta
Aktor dalam
ompetensi da
miliki objekt
buah proses
ustrasikan ol
akni memban
r p r i s e
tahuan dan
if dari sumbe
roses. Mode
ng memaham
proses yang
m tim dikena
alam wilayah
if mengena
memiliki dua
eh dua panah
ngun sejumlah
er
el
mi
g
al
h
ai
a
h
h
21 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
artifak antara mencakup model enterprise,
penjelasan model, naratif, kiasan, definisi, dan
contoh. Semua itu merupakan produk proses
pemodelan enterprise. Artifak menggambarkan
suatu domain. Artifak memiliki ekpresi dan kesan.
Ekpresi dinyatakan dalam suatu medium. Kesan
dapat didiskusikan dalam kaitan dengan unsur dan
struktur.
2. Tahap penyebaran (panah besar berwarna abu‐abu),
membuat artifak yang dipilih tersedia bagi aktor
lainya – Audien suatu perusahaan – yang biasanya
berasal dari organisasi yang sama. Penyesuaian ini
membuat artifak antara menjadi artifak yang
diarahkan. Audien enterprise menerjemahkan dan
mempertimbangkan artifak dan memberikan umpan
balik kepada tim proyek. Baik pengembangan dan
penyebaran, keduanya merupakan proses
komunikasi yang esensial. Komunikasi dapat
menggunakan sejumlah forum dan media yang
berbeda, masing‐masing dengan properti tertentu
22 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
dan kepantasan untuk tujuan pengembangan dan
penyebaran.
Gambar 8. Konsep Pemodelan Enterprise
23 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Gambar 9. Proses pemodelan enterprise
Motiovasi Pemodelan Enterprise
Pemodelan enterprise biasanya dilakukan untuk mendukung
aktivitas berikut ini:
1. Strategi bisnis. Mengidentifikasi dan menerapkan
strategi bisnis yang sesuai dengan perusahaan dalam
suatu konteks yang diberikan (dengan kekuatan dan
kelemahan internal, dan peluang serta ancaman
ekternal).
24 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
2. Perencanaan Organisasi dan Proses.
Mengidentifikasi dan menerapkan operasional secara
bertahap atau radikal atau peningkatan manajemen.
3. Perencanaan TI / System Informasi (SI). Justifikasi
harga, pengadaan dan penerapan semua aspek TI,
mencakup infrastrukur komunikasi, dan perangkat
serta lingkungan untuk pengembangan aplikasi dan
operasi. Justifikasi harga, pengadaan dan
implementasi sistem aplikasi, dalam suatu kerangka
yang didefinisikan dalam rencana TI. Juga meliputi
struktur organisasi untuk mendukung TI, dan
kebijakan‐kebijakan untuk mendukung kordinasi
pengembangan
4. Rekayasa Persyaratan dan Pengembangan Sistem.
Mendefinisikan persyaratan untuk aplikasi atau
portfolio aplikasi tertentu, mengembangkan sistem,
dan merencanakan transisi atau penghubung dari
sistem lama (legacy) kepada sistem yang baru yang
telah dikembangkan.
25 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Kegunaan Pemodelan Enterprise
Pemodelan enterprise sering digunakan untuk membuat
proyeksi yang digunakan pada saat perencanaan TI. Dalam
contoh kasus ini, model memperlihatkan bagaimana TI
digunakan dalam organisasi, bagaimana struktur organisasi
mendukung penggunaan TI, dan bagaimana cara terbaik
untuk mengintegrasikan TI. Kemudian perusahaan akan
memperhitungkan biaya pengadaan system komputer yang
baru. Pemodelan enterprise menentukan apakah pengadaan
sistem komputer baru sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
perusahaan.
Pemodelan enterprise juga sering digunakan untuk
meningkatkan strategis bisnis dan organisasi. Dengan
menyediakan gambaran lengkap seluruh bagian organisasi,
pemodelan ini memungkinkan perusahaan untuk melihat
bagaimana sistem mencapai tujuan, dapat menangani
ancaman ekternal, dan menghilangkan kelemahan internal.
Pengetahuan dari padanya dapat digunakan untuk
meningkatkan teknik manajemen, mengembangkan prosedur
internal, dan menjamin kualitas bisnis jangka panjang.
26 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Pemodelan ini juga digunakan perusahaan untuk
memproyeksikan masa depan, memperhatikan perubahan
hubungan perusahaan dengan lingkungan ekternal. Jenis
pemodelan enterprise ini mempertimbangkan jenis produk
apa yang harus dikembangkan lebih luas lagi, bagaimana
pasar akan berubah, bagaimana perluasan perusahaan
menjadi lebih halus dan efisien.
Bentuk Pemodelan Enterprise
Pemodelan enterprise dibagi menjadi dua bentuk:.
1. Pemodelan enterprise statis, yakni gambaran
perusahaan pada saat tertentu, meliputi struktur,
batasan dengan lingkungan, proses, objektif
strategis, kekuatan kompetitif ‘Porter’, nilai,
pengaruh ekstrenal, SWOT (strengths, weekness,
opportunities, dan threats). Model ini menunjukan
posisi perusahaan di dalam pasar, peluang apa yang
dimilikinya untuk mencapai kemajuan, bagaimana
dia disusun, dan apa objektif organisasi terkini.
2. Pemodelan enterprise dinamis menunjukan
bagaimana cara perubahan perusahaan dari waktu
27 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
ke waktu. Model ini seringkali digunakan oleh
perusahaan pada saat pengambilan keputusan
utama, untuk mengetahui apakah keputusan ini
mempengaruhi perusahaan dalam organisasi dalam
skala besar. Model organizational learning, model
kematangan, model technology assimilation, masuk
ke dalam kategori ini.
Jenis Pemodelan Enterprise
Jenis Pemodelan Enterprise antara lain sebagai berikut:
1. Systems Thingking.
2. Systems Architecture.
3. Economic Modelling
4. Soft System Methodology
Gaya Pemodelan Enterprise
1. Pemodelan strategi bisnis, yakni model hirarki
mencakup beberapa konsep seperti objektif, target,
faktor sukses kritis, penghambat, ukuran kinerja,
manfaat, memerlukan biaya, strategi, siasat dan
rencana.
28 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
2. Pemodelan hirarki organisasi dan geografi, yakni
model hirarki dari organisasi yang dipertakan ke
dalam lokasi.
3. Pemodelan tanggung jawab, yakni model tanggung‐
jawab, kewajiban dan aktivitas‐aktivitas. Contohnya:
ORDIT dan analisa RAEW.
4. Pemodelan bisnis proses, yakni sebuah model rantai
nilai, yang digunakan untuk mengukur biaya dan
delay masing‐masing proses. Contohnya Business
Reengineering dan Business Process Model.
5. Pemodelan kematangan, cara sistematis untuk
mengkaji kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan
secara keseluruhan, dari proses tertentu (seperti
pengembangan perangkat lunak) atau dari
penggunaan teknologi tertentu. Contohnya: Nolan,
SEI CMM, Bootstrap, SPICE.
6. Pemodelan Kohesi Bisnis, yakni model dari
mekanisme kordinasi yang memegang hirarkis atau
struktur jaringan secara bersama‐sama.
29 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
7. Pemodelan komunikasi, yakni model dari
percakapan dan kontrak di antara agen, sering
berdasarkan kepada teori spech act Austin dan
Searle. Contohnya VSM.
8. Pemodelan relasi bisnis, yang mendefinisikan
topologi dari system terdistribusi, dimana banyak
agen otonomi saling berhubungan secara komersial
dan secara teknis untuk melakukan satu atau banyak
proses bisnis terdesentralisasi, atau untuk mengirim
satu atau banyak layanan bisnis. Contohnya SCIPIO.
Permintaan Dalam Pemodelan Enterprise
Sejumlah metoda yang tersedia, teknik, notasi, dan alat
untuk pemodelan enterprise gagal untuk memuaskan
permintaan berkut:
1. Kompleksitas, yakni kemampuan untuk menjelaskan
secara holistik tentang identitas, maksud dan
perilaku perusahaan sebagai sebuah kompleks yang
utuh.
2. System terbuka, yakni kemampuan untuk melakukan
penalaran tentang sistem terkait dengan interaksi
30 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
dinamisnya dengan lingkungan, dengan batasan‐
batasan yang fleksibel.
3. Distribusi, yakni Kemampuan untuk melakukan
penalaran tentang bentuk organisasi yang berbeda,
mencakup perusahaan maya, struktur terdistribusi
dan terfederasi.
Teknik Dalam Pemodelan Enterprise
Teknik yang digunakan dalam pemodelan enterprise antara
lain sebagai berikut:
1. Active Knowladge Modelling
2. Extended Enterprise Modelling Language
3. Object‐Oriented Modelling
4. Pemodelan proses seperti CIMOSA, PERA, LOVEM,
DYA, dan lain sebagainya.
5. Integrated Enterprise Modelling, dan
6. Pemodelan enterprise dengan multi‐agent systems
31 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
ONTOLOGI DAN PEMODELAN ENTERPRISE
Ontologi adalah basis untuk pemodelan enterprise.
Pengembangan ontologi untuk pemodelan enterprise sangat
banyak. Sejumlah proyek dengan lingkup pemodelan yang
cukup luas telah dikerjakan, termasuk di dalamnya proyek
CYC di MCC [Lenat & Guha 90], proyekn TOVE di Universitas
Toronto [Fox et al. 93], dan proyek enterprise di Universitas
Edinburgh [Uschold et al.97].
Apa yang dimodelkan dari enterprise dapat dibagi ke dalam
kategori.
1. Proses dan aktivitas, termasuk representasi state
waktu, kausaliti [Gruninger & Fox 94] [Gruninger &
Pinto 95] [Fillion et al. 95] [Menzel & Mayer 96]
[Schlenoff et al. 96] [Vernadat 96]. Area ini
mendapatkan perhatian yang besar dari komunitas
Representasi Pengetahuan Kecerdasan Buatan dan
Perencanaan.
2. Sumber daya dan inventory: representasi umum dari
umber daya, inventory, lokasi, dan lain sebagainya.
[Fadel et al. 94]
32 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
3. Struktur organisasi: representasi posisi, aturan,
departemen, proses, sasaran, batasan, dan lain
sebagainya. [Lee 88] [Fox et al. 95] [Yu et al. 96].
4. Struktur produk dan kebutuhan: [Borgo et al. 96]
[Lin et al. 96] [Liebig & Roesner 96].
5. Kualitas: Representasi dasar kualitas dalam
mendukung ISO9000, QFD, daln lain sebagianya [Kim
& Fox 95].
6. Biaya: Representasi biaya sumber data, biaya
aktivitas, pembiayaan berbasis aktivitas, dan lain
sebagianya. [Tham et al. 94] [Nado et al. 96].
Ontologi enterprise adalah fondasi primer untuk mencapai
kecerdasan organisasi yang nyata. Sekarang ini terdapat
banyak proyek dan inisiatif dengan tujuan untuk
mengembangkan ontologi untuk pekerjaaan enterprise yang
spesifik. Tuntutan kebutuhan untuk ontologi enterprise
sudah diselidiki sepanjang tahap awal penelitian. Dengan
mempertimbangkan domain dan perhatian tugas para
pengembang ontologi maka diperoleh area primer
ketertarikan:
33 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
1. Proses enterprise, workflow, penjadwalan.
2. Sumber daya dan kemampuan
3. Strategi enterprise, seting sasaran, onjektif.
4. Pemasaran dan penjualan
5. Struktur organisasi dan otoritas
6. Keputusan, resiko dan asumsi.
7. Konsep meta‐ontologi (state, aktor, waktu, dan lain
sebagainya)
Selama 10 tahun banyak yang menawarkan ontologi untuk
digunakan dalam domain pemodelan enterprise dan
rekayasa. Berikut ini analisa dan perbandingan dari usaha
penerapan ontologi tersebut:
1. Tahun 1993‐2000 dikembangkan Enterprise Ontology
menggunakan bahasa informal inggris dan
ontolingua. Merupakan usaha bersama untuk
menyediakan framework bagi pemodelan enterprise.
Ontologi dibangun sebagai basis untuk framework ini
yang melibatkan metoda dan sejumlah peralatan
komputer untuk pemodelan enterprise.
34 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
2. Dalam rentang tahun yang sama Universitas Toronto
mengembangan Toronto Virtual Enterprise (TOVE)
dengan menggunakan bahasa Prolog. Sasaran dari
proyek TOVE adalah membuat model data yang: 1)
menyediakan terminologi bersama untuk enterprise
yang mana setiap agen dapat ikut memahami dan
menggunakan, 2) mendefinsikan makna dari setiap
istilah (semantik) secara persis dan tidak ambigu, 3)
mengimplementasikan semantik dalam himpunan
aksioma yang memungkinkan TOVE secara otomatis
menyimpulkan jawaban untuk sejumlah pertanyaan
“akal sehat” tentang enterprise, 4) Mendefinisikan
simbol untuk menggambarkan konsep dan istilah
dalam bentuk grafik.
3. Core Enterprise Ontology, yang dikembangkan
dengan bahasa informal inggris adalah proposal
pertama bingkai metode penyelesaian untuk
membangun ontologi enterprise.
4. Process Specification Language (PSL), menggunakan
bahasa KIF untuk medefinsikan representasi neural
untuk proses manufaktur. PSL distandarisasi oleh
35 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Kelompok kerja sub komite 4 (data Industri) dan sub
komite 5 (Kesatuan Manufaktur) dari komite teknik
ISO TC 184 (Industrial automation systems and
integration).
5. OpenCyc, area domain tertentu. Open source yang
menggunakan bahasa CYCL ini merupakan teknologi
cyc, knowladge base dan commonsense reasoning
engine umum terbesar dan terlengkap. Dapat
digunakan pada sejumlah besar aplikasi cerdas
seperti speech understanding, database integration,
pengembangan cepat dari ontologi pada area
vertikal, prioritasi email, routing, pengikhtisaran,
penambahan catatan.
6. Business Management Ontology (BMO).
Merepresentasikan model informasi terintegrasi
untuk membantu meluruskan teknologi informasi
dengan bisnis. Enterprise ontologi yang dibuat
dengan bahasa OWL (diedit dengan Protégé) ini
membawa desain bisnis proses manajemen proyek,
manajemen kebutuhan, dan manajemen kinerja
bisnis ke dalam balanced scorcard.
36 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Tabel 3. Perbandingan ontologi dan pemodelan enterprise.
Pemodelan Enterprise
Ontologi
Persamaan Identifikasi konsep
Perbedaan Penelitian pemodelan enterprise informal
Teknik ontologi formal
Tidak memungkinkan untuk menangkap dengan tepat semantik dari konsep
Memungkinkan untuk menentukan semantik dari konsep secara lebih baik
Menyajikan struktur atau operasi dari enterprise
Mengorganisir konsep yang digunakan dan relasi diantaranya.
37 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Gambar 10. Komplementaritas dan pemetaan
Gambar 11. Pengayaan semantik dari model enterprise
38 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
REFERENSI
A. Bernaras, L. Laresgoiti, J. Corera, “Building and Reusing
Ontologies for Electical Network Application,” in 12th
European Conference on Artificial Intelligence,1996, pp.
298‐302
A. Gómez‐Pérez, N. Guarion, and M. Uschold Ed., 1999,
Sweden, pp.4.1‐4.12
A. Gómez‐Pérez, “Knowledge Sharing and Reuse,” in The
Handbook of Applied Expert Systems, CRC Press, 1998
Anne Marie Smith. ”Justification for an Enterprise Model”.
http://www.tdan.com. March 1, 1998
Amit P Sheth, “Changing Focus On Interoperability In
Information Systems: From System, Syntax, Structure,
To Semantics,” MITRE, Dec 3rd, 1998
Asunción Gómez‐Pérez, et al, “A Survey on Ontology Tools”,
Asunción Gómez‐Pérez Ed., OntoWeb, 11th Juni 2004,
<www.aifb.uni‐
karlsruhe.de/WBS/ysu/publications/OntoWeb_ Del_1‐
3.pdf.>
39 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Asunción Gómez‐Pérez, Mariano Fernandez, Antonio de
Vicente, “Towards a Method to Conceptualize Domain
Ontology,” 1996, 20th Jan 2004, <
http://delicias.dia.fi.upm/miembros/ ASUN/ECAI96.ps.>
Asunción Gómez‐Pérez, “Ontological Engineering,” in Tutorial
on Ontological Enginering IJCAI’99, 20th Jan 2004, <
www.ontology.org/main/presentations/
madrid/theoretical.pdf >
CACM, Vol.5, No. 4, April 1962, pp. 190 ‐ 204
Gershefski, G. (1971) "What's happening in the world of
corporate models?", Interfaces, Vol 1, No 4.
H.Wache, T. Vogele, U. Visser, H. Stuckenschmidt, G.
Schuster, H. Neumann, and S. Hubner, „Ontology‐Based
Integration of Information‐A Survey of Existing
Approaches,” 2000, 11th
June 2004,
<http://www.cs.vu.nl/~heiner/public/ois‐2001.pdf>
I Wayan Simri Wicaksana, “Survei Dan Evaluasi Metode
Pengembangan Ontology”. Universitas Gunadarma,
Jakarta, Indonesia.
40 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
I Wayan Simri Wicaksana, “Pengujian Tool Ontology
Engineering”. Universitas Gunadarma, Jakarta,
Indonesia.
Irit Hadar & Pnina Soffer. Variations in Conceptual Modeling :
“Classification and Ontological Analysis”. Journal of the
AIS Vol. 7 No. 8, August 2006.
Janis A. Bubenko jr. “A Historical Perspective on Conceptual
Modelling: From Information Algebra to Enterprise
Modelling and Ontologies. Royal Institute of
Technology”. Stockholm, Sweden.
Jan Recker & Peter Green. “Business Process Modelling : A
Maturing Discipline?” . Unpublished paper. 2006.
Linthicum, D. 2004. “Leveraging ontologies: The intersection
of data integration and business intelligence, part 1”.
DM Review, June.
M. Fernandez‐Lõpez, “Overview of Methodologies for
Building Ontologies,” in Proc. of IJCAI‐99 workshop on
Ontologies and Problem‐Solving Methods, V.R.
Benjamin, B Chandrasekaran,
M. Grüninger and M. Fox, “Methodology for the Design and
41 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Evaluation of Ontologies,” in
M. Uschold, “Building Ontologies: Towards a Unified
Methodology,” in Expert System 96, 1996
Mark S. Fox and Michael Gruninger. “Enterprise Modeling”.
American Association of Artificial Intelligence (AAAI),
Menlo Park, California.
Natalya F. Noy, Deborah L. McGuinness, “Ontology
Development 101: A Guide to Creating Your First
Ontology,”, 2000, 20th Jan 2004, <
http://www.ksl.stanford.edu/people/dlm/papers/
ontology‐tutorial‐noy‐mcguinness.pdf>
Naylor, T. (1970) “Corporate simulation models and the
economic theory of the firm”, in Schrieber
Obrst, L. 2003. “Ontologies for semantically interoperable
systems”. 12th International Conference on
Information and Knowledge Management (CIKM'03),
New Orleans, Louisiana, November 3‐8, 2003.
Paul L. Bowen et al. Analysis of Competing Data Structures :
“Does Ontological Clarity Produce Better End User
42 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Query Performance”. Journal of the AIS Vol. 7 No. 8,
August 2006.
Paun E van der Vet and Nicolas JI Mars, “Bottom‐Up
Construction of Ontologies,” IEEE Trans on Know and
Data Eng, vol 10 No 4, pp. 513‐525, July 1998
Proc. of the Workshop on Basic Ontological Issues in
Knowledge Sharing held in conjuction with IJCAI‐95,
Montreal Canada, 1995
Rajiv Kishore et al. “Computational Ontologies and
Information Systems: I. Foundations”. CAIS Vol. 14,
2004.
Raul Valverde & Mark Toleman. “Ontological Evaluation of
Business Models : Comparing Traditional and
Component Based Paradigms in Information System Re‐
Engineering”. Springer. Volume 14, 2007.
S.E. Smith, “What is Enterprise Modelling?”.
http://www.wisegeek.com/ ,1/12/2008.
Schreiber, Z. 2003. “Semantic information architecture:
creating value by understanding data”. DM Review,
October.
43 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
University of Washington Press, Seattle, 1970, pp 1‐35.
Uschold, M., M. King, S. Moralee, and Y. Zorgios. 1997. “The
enterprise ontology”. AIAI University of Edinburgh.
V Richard Benjamins, Assunción Gómez‐Pérez, “Knowledge
System Technology: Ontologies and Problem‐Solving
Methods,” 2000, 15th May 2004,
<www.swi.psy.uva.nl/usr/richard/ pdf/kais.pdf>
Weber, R. 2003. “Conceptual modeling and ontology:
Possibilities and pitfalls”. Journal of Database
Management, 14(3): 1‐20.
Wikipedia, “Enterprise Modelling”. http://en.wikipedia.org.
1/12/2008.
Yang Ding & Dieter Fensel. “Ontology Library System : The
Key to successful Ontology Reuse”. Unpublished paper.
2001.
Young and Kent, Journal of Industrial Engineering, Nov. –
Dec. 1958, pp. 471‐479
York Sure, Rudi Studer, “A Methodology for Ontology‐based
Knowledge Management” in Towards the Semantic
44 | O n t o l o g i d a n P e m o d e l a n E n t e r p r i s e
Web: Ontology‐driven Knowledge Management, John
Davies, Dieter Fensel and Frank van Harmelen Ed.,John
Wiley & Sons, 2003, pp.33‐46
Zuniga, G. 2001. Ontology: Its transformation from
philosophy to information systems. Proceedings
FOIS’01, October.
Rinda Cahyana, lahir di Ciamis tanggal 17
Oktober 1979. Lepas dari program IPA SMUN 1
Subang tahun 1997 sempat di terima sebagai
mahasiswa sarjana program studi teknik mesin
Sekolah Tinggi Teknologi Kutawaringin
Subang, dan peserta calon mahasiswa Sekolah
Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).
Pendidikan sarjananya diselesaikan pada program studi Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Dari tahun 2003 bekerja sebagai tenaga
pengajar dan kepala Laboratorium Komputer di Sekolah Tinggi Teknologi
Garut. Tahun 2005 diangkat sebagai tenaga pengajar Pegawai Negeri Sipil
Departemen Pendidikan Nasional di lingkungan Kordinator Perguruan
Tinggi Swasta Wilayah IV Jawa Barat dan Banten yang diperbantukan di
Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Tahun 2007 melanjutkan pendidikan
pascasarjana program studi Teknik Informatika spesialis Sisten Informasi di
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung.