Notulensi Ch. 15

download Notulensi Ch. 15

of 13

description

kl

Transcript of Notulensi Ch. 15

NOTULENSI PRESENTASICHAPTER 15 DEBT AND EQUITY CAPITALBUKU PRINCIPLES OF AUDITING, WHITTINGTHON AND PANY 13thKamis, 12 Februari 2015

Penyaji:Adhi Kurniawan8G/ 02Anastasia Candra Dewi8G/ 03Anita Dwi Indriyani8G/ 04Chrisna Adhitama S. Nugraha8G/ 07Mia Astarina Prihyantini8G/ 18Qorie Ayuni8G/ 19

Hasil Diskusi:1. Pertanyaan Stephanus Kukuh Dewanto (8E) Bagaimana program audit atas pemeriksaan ekuitas tidak terikat dan ekuitas terikat?Jawaban:Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum, ekuitas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :a. Ekuitas Tidak TerikatEkuitas tidak terikat adalah ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. Ekuitas tidak terikat antara lain meliputi ekuitas awal, surplus dan defisit tahun lalu, surplus dan defisit tahun berjalan, dan ekuitas donasi.b. Ekuitas Terikat TemporerEkuitas terikat temporer adalah ekuitas berupa sumber daya ekonomi yang penggunaannya dan/atau waktunya dibatasi untuk tujuan tertentu dan/atau jangka waktu tertentu oleh pemerintah atau donatur. Pembatasan tersebut dapat berupa pembatasan waktu dan/atau pembatasan penggunaan ekuitas tersebut. Pembatasan ekuitas terikat temporer antara lain mencakup sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, dana yang penggunaannya ditentukan selama periode tertentu di masa depan, dan dana untuk memperoleh aset tetap.c. Ekuitas Terikat PermanenEkuitas terikat permanen adalah ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya dibatasi secara permanen untuk tujuan tertentu oleh pemerintah/donatur. Ekuitas terikat permanen meliputi tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan tidak untuk dijual; aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen; dan donasi pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen.

Program Audit Untuk Ekuitas :a. Ekuitas Tidak Terikat1) Tujuan audita) Mempertimbangkan pengendalian internal atas ekuitas tidak terikatb) Menentukan eksistensi catatan ekuitas tidak terikatc) Menetapkan kelengkapan dari pencatatan ekuitas tidak terikatd) Menentukan bahwa penilaian ekuitas tidak terikat sudah sesuai dengan PABUe) Menetapkan ketepatan klerikal dari ekuitas tidak terikatf) Menentukan bahwa penyajian dan pengungkapannya memadai2) Program audita) Mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal ekuitas tidak terikatDalam mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal ekuitas tidak terikat, maka auditor dapat memeriksa terkait tiga hal sebagai berikut: Apakah sudah ada otorisasi dari pejabat yang berwenang terkait transaksi ekuitas tidak terikat? Apakah sudah ada pemisahan tugas dalam penanganan transaksi ekuitas tidak terikat? Apakah sudah ada mekanisme pemeliharaan pencatatan ekuitas tidak terikat?b) Memeriksa dokumen-dokumen terkait ekuitas tidak terikatDalam hal pemeriksaan ekuitas tidak terikat, dokumen yang pelu diperiksa oleh auditor adalah dokumen terkait surplus, defisit, maupun pemberian donasi. Dari dokumen-dokumen tersebut, auditor dapat melakukan rekonsiliasi jumlahnya dengan yang tercatat pada buku besar.c) Menyiapkan analisis terkait ekuitas tidak terkaitAuditor harus menyiapkan analisis terkait ekuitas tidak terikat. Auditor harus dapat menganalisis, apakah ekuitas yang ada dalam akun ekuitas tidak terikat merupakan benar-benar ekuitas yang tidak terikat baik dari segi waktu dan penggunaan. d) Melakukan penghitungan ulang ekuitas tidak terikatEkuitas tidak terikat dihitung dengan mempertimbangkan ekuitas tidak terikat awal, surplus dan defisit tahun lalu, surplus dan defisit tahun berjalan, dan donasi. Auditor dapat melakukan penghitungan ulang, terkait apakah surplus dan defisit tahun lalu, sudah sesuai dengan yang dibukukan pada tahun lalu, dan terkait dengan akurasi penghitungannya.b. Ekuitas Terikat Temporer1) Tujuan audita) Mempertimbangkan pengendalian internal atas ekuitas terikat temporerb) Menentukan eksistensi catatan ekuitas terikat temporerc) Menetapkan kelengkapan dari pencatatan ekuitas terikat temporerd) Menentukan bahwa penilaian ekuitas terikat temporer sudah sesuai dengan PABUe) Menetapkan ketepatan klerikal dari ekuitas terikat temporerf) Menentukan bahwa penyajian dan pengungkapannya memadai2) Program audita) Mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal ekuitas terikat temporerDalam mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal ekuitas terikat temporer, maka auditor dapat memeriksa terkait tiga hal sebagai berikut : Apakah sudah ada otorisasi dari pejabat yang berwenang terkait transaksi ekuitas terikat temporer? Apakah sudah ada pemisahan tugas dalam penanganan transaksi ekuitas terikat temporer? Apakah sudah ada mekanisme pemeliharaan pencatatan ekuitas terikat temporer?b) Memeriksa dokumen-dokumen terkait ekuitas terikat temporerDalam hal pemeriksaan ekuitas terikat temporer, dokumen yang pelu diperiksa oleh auditor adalah dokumen terkait sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, dana yang penggunaannya ditentukan selama periode tertentu di masa depan, dan dana untuk memperoleh aset tetap, untuk kemudian auditor dapat merekonsiliasi jumlahnya dengan buku besar.c) Menyiapkan analisis terkait ekuitas terikat temporerAuditor harus menyiapkan analisis terkait ekuitas terikat temporer. Auditor harus dapat menganalisis, apakah ekuitas yang ada dalam akun ekuitas terikat temporer merupakan benar-benar ekuitas yang terikat secara temporer. Selain itu auditor juga dapat menganalisis apakah penggunaan ekuitas yang terikat temporer sudah sesuai dengan yang ada pada ketentuan penggunaan ekuitas tersebut. Auditor juga dapat menganalisis mengenai apakah ekuitas terikat temporer, apabila masa waktunya sudah berakhir, telah tepat dalam pengklasifikasian ulangnya.d) Melakukan penghitungan ulang ekuitas terikat temporerAuditor dapat melakukan penghitungan ulang terkait dengan ekuitas terikat temporer dengan melakukan penelusuran kepada dokumen-dokumen yang terkait.c. Ekuitas Terikat Permanen1) Tujuan audita) Mempertimbangkan pengendalian internal atas ekuitas terikat permanenb) Menentukan eksistensi catatan ekuitas terikat permanenc) Menetapkan kelengkapan dari pencatatan ekuitas terikat permanend) Menentukan bahwa penilaian ekuitas terikat permanen sudah sesuai dengan PABUe) Menetapkan ketepatan klerikal dari ekuitas terikat permanenf) Menentukan bahwa penyajian dan pengungkapannya memadai2) Program audita) Mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal ekuitas terikat permanenDalam mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal ekuitas terikat permanen, maka auditor dapat memeriksa terkait tiga hal sebagai berikut : Apakah sudah ada otorisasi dari pejabat yang berwenang terkait transaksi ekuitas terikat permanen? Apakah sudah ada pemisahan tugas dalam penanganan transaksi ekuitas terikat permanen? Apakah sudah ada mekanisme pemeliharaan pencatatan ekuitas terikat permanen?b) Memeriksa dokumen-dokumen terkait ekuitas terikat permanenDalam hal pemeriksaan ekuitas terikat temporer, dokumen yang pelu diperiksa oleh auditor adalah dokumen terkait tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan tidak untuk dijual; aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen; dan donasi pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen, untuk kemudian dilakukan rekonsiliasi dengan buku besar.c) Menyiapkan analisis terkait ekuitas terikat permanenAuditor harus menyiapkan analisis terkait ekuitas terikat permanen. Auditor harus dapat menganalisis, apakah ekuitas yang ada dalam akun ekuitas terikat permanen merupakan benar-benar ekuitas yang terikat secara temporer. Selain itu auditor juga dapat menganalisis apakah penggunaan ekuitas yang terikat permanen sudah sesuai dengan yang ada pada ketentuan penggunaan ekuitas tersebut.d) Melakukan penghitungan ulang ekuitas terikat permanenAuditor dapat melakukan penghitungan ulang terkait dengan ekuitas terikat temporer dengan melakukan penelusuran kepada dokumen-dokumen yang terkait.

Apa saja risiko yang berkaitan dengan saham dan dividen?Jawaban:a. Risiko terkait saham1) Jumlah total saham yang terdaftar sebagai saham beredar tidak sesuai dengan akun modal saham dalam buku besar umum.2) Adanya sertifikat saham yang tidak diterbitkan dalam buku sertifikat saham.3) Adanya penerbitan treasury stock yang tidak diotorisasi oleh dewan direksi.4) Harga yang dibayarkan atau diterima atas penerbitan treasury stock tidak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh direksi.5) Estimasi akuntansi yang dibuat oleh klien tidak berdasarkan penilaian yang masuk akal.b. Risiko terkait dividen1) Adanya dividen kas yang sudah diumumkan tetapi tidak dibayarkan.2) Tidak dipatuhinya pembatasan terkait pembayaran dividen yang telah disepakati dengan kreditor atau bank.3) Perbedaan jumlah dividen yang dibayar ke entitas dengan jumlah yang diotorisasi oleh dewan komisaris.4) Perbedaan nama penerima dividen dengan nama yang ada pada catatan saham atau buku sertifikat saham.2. Pertanyaan Gilang Fajar Febrian (8E) Bagaimana program audit dari pemeriksaan atas Surat Utang Negara?Jawaban:Surat Utang Negara (SUN) merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara, sesuai dengan masa berlakunya. SUN terdiri atas Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dan Obligasi Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Adapun jumlah SUN yang akan diterbitkan setiap tahunnya harus memperoleh persetujuan DPR dan dikonsultasikan dengan Bank Indonesia terlebih dahulu.Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang SUN, kegiatan penatausahaan yang mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen, serta agen pembayar bunga dan pokok SUN dilaksanakan oleh BI sebagai central registry. Dalam pelaksanaannya, BI menunjuk subregistry yang bertugas mencatat kepemilikan SUN untuk institusi selain bank.Mempertimbangkan karakteristik SUN tersebut, berikut program audit yang dapat dilaksanakan untuk pemeriksaan terhadap SUN:a. Tests of Control1) Memeriksa apakah utang yang timbul telah dianggarkan dan sesuai dengan kebutuhan.2) Memeriksa pemisahan fungsi, baik dari segi desain maupun implementasi.3) Melakukan uji petik untuk memeriksa apakah utang yang dilakukan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.4) Memeriksa pencatatan utang tersebut seluruhnya telah dicatat sebagai utang yang relevan.5) Melakukan uji petik atas pengawasan terhadap utang pemerintah.6) Melakukan pemeriksaan atas klasifikasi dan pengungkapan utang apakah telah dilakukan dan hasilnya memadai.7) Memeriksa apakah pengungkapan utang dalam CaLK telah memadai dan sesuai dengan standar.b. Substantive Tests8) Melakukan uji petik atas utang, apakah realisasi utang telah dicatat dalam Laporan Keuangan.9) Menyiapkan analisis tentang utang dan bunga terkait, termasuk premium atau diskon yang terjadi.10) Melakukan uji petik dokumen kepemilikan utang untuk selanjutnya melakukan perhitungan utang, apakah telah dihitung dengan benar.11) Melakukan pemeriksaan apakah terdapat perselisihan mengenai status utang.12) Melakukan pemeriksaan apakah terdapat utang yang tidak sama dengan yang dilaporkan.13) Memeriksa apakah terdapat utang yang belum tercatat pada neraca.14) Melakukan konfirmasi atas utang dengan pemberi hutang atau dengan pihak ketiga, diantaranya yaitu BI dan subregistry.15) Melakukan vouching atas transaksi timbulnya utang dan pembayarannya.16) Melakukan komputasi perhitungan utang, berikut bunga, amortisasi premium atau diskon.17) Melakukan pemeriksaan atas utang yang timbul atau dibayar pada tanggal setelah neraca.18) Memeriksa klasifikasi utang dalam laporan keuangan, apakah telah sesuai dengan SAP.19) Melakukan uji petik khususnya terhadap kondisi dan status utang, apakah telah diungkapkan secara memadai dalam CaLK.20) Melakukan pemeriksaan apakah utang telah diungkapkan dengan memadai dalam CaLK baik jenis dan nilainya.

Apakah diperlukan test of control atas utang jangka panjang?Tests of control terhadap utang jangka panjang tetap diperlukan. Sebagai contoh yaitu dengan memeriksa apakah utang yang timbul telah dianggarkan dan sesuai dengan kebutuhan; memeriksa pemisahan fungsi, baik dari segi desain maupun implementasi; melakukan uji petik untuk memeriksa apakah utang yang dilakukan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, dsb. Namun demikian, sebagaimana disebutkan oleh Whittington dan Pany dalam Principles of Auditing, pada umumnya utang jangka panjang melibatkan transaksi dalam rupiah yang besar, tetapi sedikit dalam jumlahnya. Hal ini mengakibatkan auditor relatif lebih mampu untuk membuktikan transaksi secara satu per satu. Dengan demikian, pengujian atas pengendalian sekaligus dapat dilakukan ketika menguji transaksi tersebut.

3. Pertanyaan Setiawan Budi Santoso (8E) Apabila terdapat banyak kreditur utang jangka panjang, bagaimana program auditnya? Apakah digabung saja seperti yang sudah dijelaskan?JawabanSecara umum, bentuk program audit untuk akun utang jangka panjang tetap sama. Baik untung utang jangka panjang yang diperoleh dari banyak kreditur maupun dengan sedikit kreditur. Program audit untuk utang jangka panjang dapat dijelaskan sebagai berikut :1) Dapatkan dan siapkan analisis dari utang jangka panjang beserta bunga-bunga yang berkaitan, premium serta akun diskontonya2) Periksa salinan dari dokumen utang jangka panjang serta dokumen-dokumen pendukungnya3) Konfirmasi utang jangka panjang dengan pihak ketiga4) Pastikan dan massukan transaksi peminjaman dan pembayaran kembali ke dalam dokumen pendukung5) Lakukan prosedur analisis untuk menguji reasonabelness dari utang jangka panjang dan beban bunga6) Uji perhitungan dari beban bunga, hutang bunga, dan amortisasi dari diskon atau premi7) Evaluasi apakan debt provision telah disepakati8) Telusuri otoritas untuk menerbitkan utang jangka panjang pada perusahaan9) Tinjau kembali utang jangka panjang yang di bayarkan atau di perbaharui setelah tanggal neraca10) Lakukan prosedur untuk mengidentifikasi utang jangka panjang pada pihak terkait11) Kirimkan surat konfirmasi ke lembaga keuangan/bank untuk memperoleh informasi tentang agreement pembiayaan12) Evaluasi kelayakan presentasi laporan keuangan dan pengungkapannya terkait utang jangka panjang serta transaksi-teransaksi yang terkait.

Apa saja kriteria yang menentukan waktu penggunaan konfirmasi positif dan konfirmasi negatif?Jawaban:Konfirmasi oleh auditor dalam sebuah proses audit, adalah proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Kenapa harus melakukan konfirmasi ? Bukti audit yang diperoleh dari sumber independen di luar entitas memberikan keyakinan yang lebih besar atas keandalan dibandingkan dengan bukti audit yang disediakan hanya dari dalam entitas tersebut.Semakin besar gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian yang ditetapkan, semakin besar keyakinan yang diperlukan auditor dari pengujian substantif yang bersangkutan dengan asersi laporan keuangan. Sebagai konsekuensinya, dengan kenaikan gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian, auditor mendesain pengujian substantif untuk memperoleh lebih banyak bukti atau bukti yang berbeda mengenai asersi laporan keuangan. Dalam keadaan ini, auditor kemungkinan menggunakan prosedur konfirmasi, bukan pengujian terhadap dokumen dari dalam entitas tersebut, atau menggunakan prosedur konfirmasi bersamaan dengan pengujian terhadap dokumen atau pihak dari dalam entitas itu sendiri.Terdapat dua bentuk permintaan konfirmasi: (a) bentuk positif dan (b) bentuk negatif. Beberapa konfirmasi bentuk positif meminta responden untuk menunjukkan apakah ia setuju dengan informasi yang dicantumkan dalam permintaan konfirmasi. Bentuk konfirmasi positif lain tidak menyebutkan jumlah (atau informasi lain) pada permintaan konfirmasi, tetapi meminta responden untuk mengisi saldo atau informasi lain pada ruang kosong yang disediakan dalam formulir permintaan konfirmasi.Bentuk konfirmasi positif menyediakan bukti hanya jika jawaban diterima oleh auditor dari penerima permintaan konfirmasi. Permintaan konfirmasi yang tidak dijawab tidak memberikan bukti audit mengenai asersi laporan keuangan yang dituju oleh prosedur konfirmasi.Bentuk konfirmasi negatif meminta penerima konfirmasi untuk memberikan jawaban hanya jika ia tidak setuju dengan informasi yang disebutkan dalam permintaan konfirmasi. Meskipun konfirmasi negatif yang dikembalikan dapat memberikan bukti mengenai asersi laporan keuangan, konfirmasi negatif yang tidak kembali jarang memberikan bukti signifikan tentang asersi laporan keuangan selain aspek tertentu asersi keberadaan.Bila auditor menggunakan permintaan konfirmasi selain bentuk konfirmasi negatif, ia umumnya harus mengirimkan permintaan konfirmasi kedua atau seringkali ketiga kepada pihak yang belum memberikan jawaban konfirmasi. Auditor harus mengarahkan permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga yang diyakini oleh auditor memiliki pengetahuan mengenai informasi yang dikonfirmasi.

4. Pertanyaan Hanif Dwi Kurniawan (8G/ 13)Pada akhir periode pelaporan bagian dari utang jangka panjang ada yang direklasifikasi menjadi utang jangka pendek. Apa saja risiko yang berkaitan dengan hal tersebut dan bagaimana prosedur auditnya?Jawabana. Risiko terkait reklasifikasi utang jangka panjangReklasifikasi utang jangka panjang menjadi utang jangka pendek dilakukan ketika utang jangka panjang jatuh temponya sudah tidak lebih dari satu tahun. Pelaksanaan reklasifikasi utang jangka panjang dilakukan dengan cara mencatat sisa utang jangka panjang tersebut menjadi utang jangka pendek (kewajiban lancar). Terkait dengan proses reklasifikasi tersebut terdapat beberapa risiko yang harus diperhatikan dalam proses audit yakni:1) Kesalahan dalam penghitungan sisa umur utang jangka panjangSebagaimana diketahui bahwa utang jangka panjang memiliki waktu yang relative lama. Lamanya waktu tersebut berdampak pada sebuah risiko di mana entitas/perusahaan menjadi lupa bagaimana klausul kontrak utang jangka panjang tersebut. Di sisi lain, lamanya waktu utang jangka panjang juga menimbulkan risiko dokumen perjanjian utang jangka panjang perusahaan hilang atau sulit untuk dicari. Hal tersebut menimbulkan risiko perusahaan salah dalam menentukan umur utangnya yang pada akhirnya salah dalam menentukan waktu reklasifikasi utang jangka panjangnya.2) Kesalahan dalam perhitungan amortisasi bunga atau premium utang jangka panjangUtang jangka panjang sering kali memiliki fasilitas bunga atau premium utang. Perhitungan hal tersebut harus dimasukan dalam pelaksanaan proses reklasifikasi utang jangka panjang menjadi utang jangka pendek. Perhitungan bunga atau premium utang bisa menimbulkan kesalahan baik dalam kalkulasi maupun dalam pencatatan dan pelaporannya sehingga auditor harus memperhatikan hal tersebut.3) Reklasifikasi utang jangka panjang fiktifHal ini merupakan sebuah tindakan berkategori fraud dimana pihak yang berwenang dalam melakukan reklasifikasi utang jangka panjang membuat utang jangka panjang fiktif yang seolah-olah sudah hampir jatuh tempo. Tujuan fraud tersebut adalah menimbulkan atau menambah saldo kewajiban lancar yang pada akhirnya menjadi beban yang harus dibayar perusahaan. Pembayaran kewajiban tersebut kemudian diarahkan pada perusahaan yang juga telah diatur sedemikian rupa sehingga pelaku fraud tersebut bisa mendapat bagian dari pembayaran utang fiktif tersebut.4) Kesalahan pencatatan kreditur (pemberi utang)Sebuah perusahaan sering kali berhutang pada beberapa kreditur/pemberi utang. Ketidaktelitian dalam proses reklasifikasi utang jangka panjang berpotensi menimbulkan risiko berupa kesalahan dalam pencatatan kreditur yang utangnya direklasifikasi, dalam hal ini yang dicatat adalah bukan kreditur yang seharusnya direklasifikasi.5) Proses reklasifikasi tidak mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang pada perusahaanProses reklasifikasi utang jangka panjang merupakan sebuah proses yang penting dalam perusahaan dan oleh karenanya proses ini harus mendapat otorisasi dari pihak yang berwenang dalam perusahaan. Mengingat proses reklasifikasi merupakan sebuah proses yang jarang terjadi sehingga menyebabkan inherent risk pada proses tersebut meningkat dan oleh karenanya auditor harus memperhatikan hal tersebut.

b. Prosedur audit atas reklasifikasi utang jangka panjangProsedur audit yang cocok untuk mengaudit interest-bearing rate antara lain:1) Dapatkan dan analisis salinan semua dokumen perjanjian utang jangka panjang perusahaan beserta dokumen pendukungnya.2) Lakukan analisis atas jangka waktu jatuh tempo utang jangka panjang perusahaan.3) Lakukan prosedur analisis untuk menguji reasonabelness dari pembayaran utang jangka panjang dan beban bunga.4) Lakukan penghitungan ulang (recalculate) atas beban bunga, utang bunga, serta amortisasi diskon/premium utang jangka panjang yang akan direklasifikasi.5) Lakukan konfirmasi utang jangka panjang pada kreditur yang utangnya akan direklasifikasi.6) Pastikan otorisasi reklasifikasi utang jangka panjang dilakukan oleh pihak yang berwenang.7) Evaluasi pelaksanaan reklasifikasi dengan peraturan akuntansi yang berlaku.

Hubungan antara prosedur audit di atas dengan asersi manajemen yang akan diuji dapat dilihat pada table berikut ini:Prosedur AuditAsersi

Lakukan penghitungan ulang (recalculate) atas beban bunga, utang bunga, serta amortisasi diskon/premium utang jangka panjang yang akan direklasifikasi.Akurasi klerikal

Menguji salinan utang jangka panjang dan dokumen pendukung.Kelengkapan, keberadaan dan kewajiban

Konfirmasi utang jangka panjang yang akan direklasifikasi kepada kreditur terkait.

Pastikan otorisasi reklasifikasi utang jangka panjang dilakukan oleh pihak yang berwenang.

Lakukan prosedur analitis atas utang jangka panjang perusahaanPenilaian

Lakukan penghitungan ulang (recalculate) atas beban bunga, utang bunga, serta amortisasi diskon/premium utang jangka panjang yang akan direklasifikasi.

Pastikan otorisasi reklasifikasi utang jangka panjang dilakukan oleh pihak yang berwenang.Penyajian dan pengungkapan

Evaluasi pelaksanaan reklasifikasi dengan peraturan akuntansi yang berlaku.

5. Pertanyaan Zamroni (8G/ 29)Dalam pelaksanaan pengujian substantif atas laba ditahan, mengingat laba ditahan dipengaruhi oleh banyak akun-akun lainnya, apakah juga dilakukan pemeriksaan atas akun-akun terkait tersebut? Apakah pemeriksaan tersebut dilakukan secara tersendiri atau menjadi pelengkap dari pemeriksaan atas laba ditahan?

Jawaban:Tujuan dari audit akun owners equity adalah:a. Mempertimbangkan pengendalian internal atas owners equityb. Menentukan keterjadian dari owners equityc. Menetapkan kelengkapan dari pencatatan owners equityd. Menentukan bahwa penilaian owners equity sesuai GAAPe. Menetapkan ketepatan klerikal dari owners equityf. Menentukan bahwa penyajian dan pengungkapannya memadai

Titik awal audit terhadap laba ditahan adalah analisis terhadap laba ditahan untuk seluruh tahun yang bersangkutan. Audit Schedule yang menunjukkan analisis itu, yang biasanya merupakan bagian dari arsep permanen, meliputi keterangan tentang setiap transaksi yang mempengaruhi akun laba ditahan. Audit terhadap pengkreditan atas laba ditahan yang berasal dari laba tahun yang bersangkutan (atau pendebitan yang disebabkan kerugian) dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam laba bersih pada perhitungan laba rugi. Prosedur ini tentu saja harus dilakukan pada saat-saat terakhir auditing seluruh ayat jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih diselesaikan. Setelah auditor yakin bahwa transaksi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai transaksi laba ditahan, langkah berikutnya adalah menentukan apakah nilai transaksi tersebut benar. Bahan bukti audit yang diperlukan untuk menguji apakah penilaian dilakukan dengan benar bergantung pada sifat transaksi.Salah satu program audit yang harus dilaksanakan dalam audit ini adalah dengan memeriksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained earnings/deficit memang reasonable dan jumlahnya cukup materil. Caranya yaitu periksa buku besar untuk perkiraan retained earnings/deficit, apakah ada transaksi debit dan transaksi kredit. Jika ada periksa voucher referencenya dan bukti pendukungnya.Contohnya, jika perusahaan membayar kekurangan penyetoran pajak untuk tahun-tahun yang lalu, berikut dendanya, berdasarkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), atau STP (Surat Tagihan Pajak), maka voucher referencenya berupa bukti pengeluaran kas/bank dan bukti pendukungnya adalah SSP (Surat Setoran Pajak). Jika koreksi ke Retained earnings/deficit berasal dari koreksi yang menyangkut pendapatan atau biaya tahun-tahun yang lalu, harus diperiksa kewajaran alasannya dan kelengkapan bukti pendukung serta otorisasinya dan jumlahnya pun harus material. Jika jumlahnya tidak material, harus dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan.Dengan begitu, maka perlu dilakukan pemeriksaan atas akun-akun terkait sebagai pelengkap dari pemeriksaan atas laba ditahan. Dalam pemeriksaan ini auditor mempertimbangkan biaya relatif dari setiap pengujian. Auditor harus memutuskan jenis pengujian apakah yang harus dipilih untuk mendapatkan bukti yang tepat dan dari biaya bukti tersebut penting untuk dipertimbangkan jenis-jenis pengujian yang disusun dalam daftar berdasarkan urutan biaya yang terendah ke yang tinggi.

Contoh Supporting Schedule Laba (Rugi) Ditahan

14