Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

36
Vol. 3 l No. 28 l April 2012 ISI NOMOR INI 17 7 23 28 32 12 Penetrasi di Roma Pembangunan di Busan Pekerjaan Besar itu Berkarakter Gotong Royong Sumsel Menggeliat dari Kabupaten Mengunjungi Batam Masa Kini ICMITM di Medan Pewarna Alami Kekuatan Tradisi www.newsletter-pariwisataindonesia.com Kita ‘All Out’ Memasarkannya D inamisasi dan terobosan-terobosan pemasaran pariwisata Indonesia semakin mengemuka dan menggerakan bangkitnya daerah-daerah. Setelah menciptakan dan melaksanakan dengan konsis- ten sport tourism di Sabang, Aceh, dan di Sumatera Barat, lalu tourism musical event di Batam, Pasar Wisata TIME di Lampung, tahun ini Ditjen Pemasaran Pariwisata menciptakan satu lagi even olahraga yang tak diragukan bakal mendunia: Musi Triboatton 2012. 4Laporan Khusus: Visit Jawa Tengah 2013 Lihat halaman 2 – 6

description

Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

Transcript of Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

Page 1: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

Vol. 3 l No. 28 l April 2012

PercepatanPariwisataNasional

Vol. 3 lNo. 28 lApril 2012

ISI NOMOR INI

17723

283212

Penetrasi di RomaPembangunan di Busan

Pekerjaan Besar itu Berkarakter Gotong Royong

Sumsel Menggeliat dari Kabupaten

MengunjungiBatam Masa Kini

ICMITM di Medan

Pewarna AlamiKekuatan Tradisi

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Kita ‘All Out’MemasarkannyaDinamisasi dan terobosan-terobosan pemasaran

pariwisata Indonesia semakin mengemuka dan menggerak an bangkitnya daerah-daerah. Setelah menciptakan dan melaksanakan dengan konsis-

ten sport tourism di Sabang, Aceh, dan di Sumatera Barat, lalu tourism musical event di Batam, Pasar Wisata TIME di Lampung, tahun ini Ditjen Pemasaran Pariwisata menciptakan satu lagi even olahraga yang tak diragukan bakal mendunia: Musi Triboatton 2012.

4Laporan Khusus:

Visit Jawa Tengah 2013Lihat halaman 2 – 6

Page 2: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

2 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Utama

Penanggung jawab :Sapta NirwandarPenerbit/Pemimpin Redaksi :Arifin HutabaratDewan Redaksi :Sadar Pakarti BudiFaried Moertolo T. BurhanuddinWisnu B. SulaemanReporter : Benito LopulalanAlamat :Direktorat Jenderal Pemasaran PariwisataKementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifJl. Medan Merdeka Barat No.17Lantai 3 Jakarta 10110Telp : 021 383 8220Fax : 021 380 8612,Email : [email protected]

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Jika Anda mempunyai informasi danpendapat untuk Newsletter ini, silakankirim ke alamat tersebut di atas.

Menciptakan kegiatan untuk pema-saran dan promosi ten tulah sesuai de ngan arah pengembangan pro duk-pro duk berdasarkan potensi sumber daya alam, budaya dan sumber daya manusia.

Sungai Musi menyimpan demikian besar kekayaan alam yang bisa dijadikan daya tarik wisata. Maka Musi Triboatton akan mendinamiskan pengembangan pariwisata Sumatera Selatan. Boleh dika-takan juga akan mengakse lerasi pengem-bangan pemasarannya. Anda pun akan kagum jika nanti menyaksikan me-nariknya kegiatan lomba di air, seni bu-daya di darat, menelusuri sungai Musi.

“Kita akan all out memasarkannya,” kata Wamenparekraf Sapta Nirwandar usai memaparkan rencana penyeleng-garaan Musi Triboatton kepada jajaran Gubernur Sumatera Selatan.

Jadi, tahun 2012 di pulau Sumatera se-cara keseluruhan akan berlangsung even besar yang memasarkan pariwisata ke manca negara, selain tentunya ke dalam negeri sendiri. Bulan Juni ini akan kem-bali digelar Tour de Singkarak di Sumatera Barat untuk ke-4 kali, bulan Oktober di Sabang, di batas ujung Barat Utara Indo-nesia dilaksanakan Sabang International Regatta ke-2 pada Oktober 2012, di Batam kem-bali diulang even musik Asean Jass Festival, dan pasar wisata internasional untuk Indonesia TIME (Tourism Indonesia Mart) di bulan Oktober 2012.

Triboatton di Sumatera Selatan akan digelar di bulan November 2012.

Pertama di dunia Itulah karakter khas dari Triboatton: untuk

kombinasi jenis lomba-lomba yang diselengga-rakan, ini merupakan yang pertama di dunia.

Para peserta diharapkan akan datang dari luar negeri 10 tim yaitu dari ASEAN, Australia, New Zealand, Taiwan, Hongkong, Nepal. Dari dalam negeri 5 tim. Mereka adalah penggemar dan penggiat jelajah sungai, Komunitas Dayung, keseluruhan kali ini diperkirakan 15 tim.

Istimewanya adalah mengkombinasikan lomba-lomba: river boat atau perahu karet yang biasa digunakan pada kegiatan arung jeram oleh 7 orang, perahu kayak yaitu perahu karet untuk 2 orang yang biasa digunakan juga pada arung jeram, dragon boat perahu tradisional bermuatan 12 orang bisa terbuat dari fiber atau kayu.

Even akan berlangsung seminggu (7–12 November 2012). Selama itulah sungai Musi dan sekitarnya di kota Palembang akan diefektifkan menjadi kekayaan daya tarik wisata. Lomba akan

disemarakkan dengan daya tarik untuk dinikmati oleh pe ngunjung: lomba tra-disional, pagelaran seni dan budaya, pa-meran, festival kuliner dan konser musik bertema lingkungan.

Bayangkanlah bagaimana peristiwa ini akan meramaikan suasana di bebe-rapa kabupaten yang terlibat, artinya dilintasi oleh perlombaan yang berkelas internasional. Juri dan pengawas dari or-ganisasi olah raga dayung internasional pun dilibatkan.

Bayangkan pula Lomba Dayung se-raya menyusuri Sungai Musi sejauh 500 km dari hulu ke hilir meliputi lintasan berarus deras (white water) dan berarus tenang (flat water).

Maka inilah perpaduan wisata pen-jelajah an dengan lomba dayung variatif yang menggunakan tiga jenis perahu atau boat yaitu river boat, kayak, tradi­tional boat racing (TBR) dan penyusuran bersama di Sungai Musi menggunakan Perahu Induk.

Kegiatan yang menyemarakkan even besar ini terdiri dari: digelarnya pasar rakyat, penjualan paket-paket wisata, barang kerajinan, warna-warni Sumsel, warna-warni Indonesia, dan tentu juga permainan ketangkasan, jajanan, dan last

but least akan diramaikan dengan doorprize.Diharapkan selama seminggu itu tiadalah

henti-hentinya masyarakat setempat bersama para pengunjung alias wisatawan, wisnus mau-pun wisman akan ikut sibuk menyaksikan dan menikmati.

Kelanjutan PemasaranMenyelenggarakan ‘even’ boleh dikata kan

telah menjadi metode mendatangkan wisata-wan. Bagi Indonesia Wamen Parekraf Sapta Nirwandar senantiasa mengingatkan, sebagai konsep dalam pemasarannya, beberapa hal yang perlu dimanfaatkan dari even yang bersisi dua seperti mata uang.

Di satu sisi menciptakan news and promotional value yang akan disebarluaskan oleh media- media arus utama, media khusus komunitas sampai media sosial. Di sisi lainnya, memicu dan memacu pengembangan produk wisata berikut infrastrukturnya di daerah-daerah destinasi.

Page 3: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

3Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Utama

Tour de Singkarak, Jazz Festival (ini bahkan telah bertahun-tahun ter-laksana di berbagai daerah di Jawa, Sulawesi sampai Maluku), beberapa even Sail Indonesia di perairan Maluku hingga Wakatobi dan Belitung, secara keseluruhan hasilnya sangat positif berkat dilaksa nakan secara konsisten dan teratur.

Sebelum dan setelah even, publi-kasi dan publisitas mengenai persiap-an, kemajuan dan pelaksanaannya sendiri, berpeluang mendapatkan ‘space’ di media-media men-jadi bahan berita, tulisan, ekspose dan siaran-siaran yang akan membawa nama ‘destinasi’. Publisitas yang berkesinambungan itulah yang membentuk persepsi publik tentang destinasi dan produk-produk wisata yang dipasarkan.

Low budget high impact, dan, community based mar­keting, akan memperlihat-

kan efektifitasnya.Setelah even-even terlaksana, pe-

masaran lanjutannya, oleh daerah dan industri pelaku bisnis, secara berkesi-nambungan pula, adalah menentukan keberhasilan dalam meng akselerasi peningkatan jumlah kunjungan wisa-tawan.

Sumatera Selatan secara khusus dan Indonesia pada umumnya, pun akan terakselerasi dalam hal pembangunan dan pengembangan sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata. n

Page 4: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

4 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Visit Jawa Tengah 2013

Sementara itu, gerak pemasaran pariwisata secara nasional juga semakin diikuti de-

ngan kematangan berencana di daerah-daerah. Ini patut digarisbawahi.

Pemasaran destinasi pro-vinsi Jawa Tengah, kini di-harapkan akan semakin maju cepat. Sejak Desember 2011, sudah disiapkan bukan ha-nya logo, jingle, maskot, juga sampai merchandise berupa contoh gantungan kunci, dan, kebetulan atau by design, tempat-tempat destinasi wisa-tanya tampak siap setidaknya secara fisik: mulai kota Sema-rang, Solo, situs Sangiran, plus transportasi lokal.

Pada 27 Februari 2012, Gubernur Jateng membahas seraya mengumumkan, bersama de-ngan para stakeholders pariwisata se-tempat, program: Visit Jawa Tengah 2013. Akan sukseskah?

Daerah-daerah destinasi wisata Indonesia sungguh harus melekaskan langkah melalui pariwisata mem-buka lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, menggerakkan pertani-an, seni budaya.

Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, ber anjak dari kursinya, pin-dah duduk ke kursi jejeran peserta seminar. Ingin nyaman melihat ke layar di mana presentasi tentang perkembangan pariwisata mutakhir, sedang ditayang kan dan disimak oleh hadirin.

Direktur Pengembangan Pasar dan Infor masi Pariwisata, Kemenparekraf, Sadar Pakarti Budi, mewakili Wa-menparekraf, Sapta Nirwandar, se-dang mempresentasikan dan mem-bahas bagaimana rencana Visit Jawa Tengah 2013 akan dapat membuktikan peran pariwisata di daerah terhadap perekonomian masyarakat.

Seminar itu dilaksanakan tanggal 27 Februari 2012, di Semarang. Hampir seluruh stakeholders pariwisata Jateng terwakili pada pertemuan itu. Ini termasuk luar biasa, karena satu tahun sebelum 1 Januari 2013, Pimpinan Pemda bersama masyarakat pelaku bisnis sudah memiliki perencanaan, persiap-an, yang berjarak cukup waktu untuk ‘mematang-kan’ pelaksanaan pegelaran Visit Jateng 2013. Pokok

bahasan hari itu tentulah rencana penggelaran Visit Jawa Tengah 2013.

Di Indonesia, bagi daerah-daerah destinasi wisata tahun-tahun ini boleh dikatakan momen-tum yang monumental untuk bisa mempercepat pengembangan potensi pariwisata agar efektif menjadi kegiatan ekonomi, sekaligus kegiatan so-sial dan seni budaya yang produktif.

Sektor pariwisata juga bisa efektif dipakai sebagai starting point untuk menghitung, bera-pa banyak tenaga kerja hendak diserap, berapa banyak pertani-an akan meningkatkan produk-si, dan seterusnya. Pokoknya, demi ekonomi di pedesaan, se-lain di perkotaan.

Industri penerbangan dike-tahui akan menambah armada dalam jumlah yang signifikan mulai tahun 2011 ini, mening-kat lagi tahun 2012 dan 2013 hingga ke tahun 2015. Jumlah pesawat yang banyak itu akan perlu membuka rute baru, me-nambah frekuensi terbang, dan tentu saja membutuhkan kian banyak jumlah penumpang. Atau, harus meng- generate pe-numpang alias membangkit-kan orang untuk mengadakan

perjalanan. Di dalam negeri atau dari dan ke luar negeri.

Maka ketika Gubernur Jateng ber-sama para pengurus KADIN, BPPD, ASITA, PHRI, Dinas-dinas pariwisata Jateng, para pelaku pariwisata, mem-bahas Visit Jawa Tengah 2013 di satu hari itu. Pakarti Budi antara lain menyajikan ‘exercise’ penghitungan berapa juta butir telur ayam, dan berapa ribu ton daging sapi akan diserap oleh pasar, ketika se-jumlah wisatawan datang berkunjung ke destinasi wisata. Dan destinasi jelas berada tersebar di daerah-daerah!

Maka, bukankah tergantung pada pim-pin an pemerintahan di daerah, un-tuk menghitung berapa banyak kenda-raan bermotor pariwisata akan berope-rasi, berapa tingkat hunian kamar hotel akan bisa dicapai, berapa perajin akan bisa menjual produk dari desa, esensi-nya, membuka lapangan usaha dan lapangan kerja? Yaitu, daerah-daerah yang memang mempunyai potensi pariwisata, yang bisa dikemas menjadi ‘layak jual’. Menjual pun, di dalam dan ke luar negeri pada konsumen wisman.

Latihan Menghitung Dampak dari Kunjungan Wisatawan

Kapasitas Tempat Duduk Penerbangan Langsung Luar Negeri ke Kota Destinasi

Source : Kemenhub, eff. 30 Oct 2011 – 24 mar 2012.

Bersiap denganWaktu yang Cukup

Page 5: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

5Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Promosi Luar Negeri

Kondisi Dasar Konekvitas Khusus bagi Jateng, posisinya bagus sekali

saat hendak meluncurkan Visit Jawa Tengah 2013 ini. Pakarti Budi memperlihatkan betapa dua kota ‘pintu konektivitas udara’, Semarang dan Solo sudah dilayani oleh pe nerbangan langsung dari Kuala Lumpur dan Singapura. Tak kurang 87.984 penum pang bisa diangkut dari Singapura ke Solo per tahun dewasa ini, dan 95.472 orang dari Kuala Lumpur ke Sema-rang per tahun.

Mulai dari Solo? Beberapa waktu yang lalu kita cermati

perkembangan mutakhir tentang obyek daya tarik wisata di kota Semarang, ibukota provinsi Jateng. Kali ini dimulai dari kota yang berslogan ‘The Spirit of Java’, kota Solo.

Mendarat di bandara Adi Sumarmo, pe-numpang yang turun dari pesawat disambut dengan ucapan “Selamat datang di kota batik”.

Gedung bandara terdiri dari dua lantai sehingga memberi kesan spacious. Terminal kedatangan domestik memang tidak terlalu besar dengan satu ban berjalan untuk bagasi.

Keluar dari terminal kedatangan, para penjemput tertib menunggu di luar. Menuju ke kota Solo, tersedia beberapa pilihan ken-daraan umum dari bandara. Pertama, tentu taksi bandara yang dikelola oleh koperasi AU. Di dekat pintu kedatangan dan di dekat pintu keberangkatan telah disiapkan masing-masing sebuah counter taksi. Kendaraan yang dioperasikan cukup baik dan pengemudinya pun umumnya ramah.

Pilihan lainnya adalah bis kota Trans Solo Batik, disebut juga bis batik, yang melewati jalan utama kota, yakni Jalan Slamet Riyadi. Tarifnya hanya Rp 7.000.

Tourist Information Center (TIC) di bandara berada persis di sebelah counter UKM yang memamerkan dan menjual barang-barang UKM dari Solo dan sekitarnya. Karena le-taknya sedikit di pojok, jadi kurang terlihat. Di sini bisa ditemukan brosur akomodasi, brosur destinasi obyek wisata dan, brosur Visit Jateng 2013. Sayangnya peta kota Solo tidak dipajang bersama brosur-brosur tersebut.

Ruang komersial untuk restoran, souvenir shop, dan ATM tertata bersih, rapih dan tertib. Papan petunjuk di bandara ditulis dalam tiga bahasa, yakni bahasa Inggris, Jepang dan Arab.

Laweyan dan Galago JJS alias jalan-jalan sore di sekitar kampung

batik Laweyan ternyata menyenangkan. Sinar matahari yang tidak terlalu menyengat, angin sejuk berhembus semilir sambil menikmati suasana kampung yang bersih dan teratur

memberi keindahan tersendiri pada tem-bok, jendela atau pintu tua dari bangunan- bangunan di wilayah kampung ini.

Nikmati sambil berjalan kaki atau naik becak. Jangan khawatir tersesat, di setiap per simpangan tersedia petunjuk nama jalan, nama toko atau spot wisata menarik seperti rumah kuno, makam salah satu pahlawan nasional, Kyai Samanhudi, dan lain-lain.

Di setiap persimpangan jalan yang agak besar dan lebih lebar diberi mosaik dan di-bangun tugu. Bahkan tempat mangkal becak, shelter, dibuat dengan gaya atraktif, ber-karakter Solo tentunya.

Bagi kaum perempuan, banyak show room di rumah penduduk yang masih buka di sore hari, sangat mendukung untuk kegiatan

Dari Sukses 2012Menuju ITB Berlin 2013Menteri Parekraf, Mari Elka Pangestu, saat

menyaksikan keberhasilan positif aktivitas Indonesia di bursa pariwisata terbesar, ITB Berlin 2012 awal Maret yang lalu, mengingatkan posisi Indonesia selaku Official Partner Country pada ITB Berlin 2013. Untuk mencapai hasil yang lebih optimal, persiapan delegasi Indonesia akan dimulai sedari sekarang.

Ada beberapa isu yang dihadapi seperti kurang-nya informasi terutama destinasi pariwisata di luar Bali, konektivitas penerbangan, dan tantangan agar Paviliun Indonesia mampu tampil satu kesatuan se-bagai ‘Indonesia Inc.’

Kata Menteri, untuk itu peserta dari Indonesia telah sepakat agar keberadaan dan tampilan tahun depan Indonesia menjadi satu kesatuan seperti yang ditampilkan oleh negara lain. Indonesia akan bersiap menjadi Official Partner Country pada ITB Berlin 2013, dengan kesiapan promosi yang prima, serta menjadi host untuk opening ceremony yang merupakan acara puncak ITB Berlin.

Publik di Eropa tentu merasakan rajinnya tampil promosi pariwisata Indonesia tahun ini, malah lebih dari biasanya berkat aktivitas di beberapa ajang ‘ strategis’ mulai di negeri Belanda, Jerman, dan kota-kota Eropa Barat dan Timur. Tahun depan pun akan ‘bertiup dengan kencang’ peran dan tampilan Indo-nesia di ITB Berlin tersebut. Para pelaku industri pari-wisata sungguh perlu memanfaatkan peluang. n

Menparekraf Mari Elka Pangestu di ITB Berlin 2012(atas). Beyond Bali cultural Performance di ITB Berlin 2012 (bawah).

Tiga pemandangan bandara Solo.

Page 6: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

6 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Promosi Luar Negeri

window shopping atau berbelanja dengan suasana yang lebih tenang. Tapi kalau ber-niat mau melihat para pengrajin ‘mencanting’ kain batik, datanglah tidak lebih dari pukul 16.00, karena itu waktunya pengrajin pulang. Namun jika tertinggal melihat atraksi terse-but, nikmati saja saat-saat para pengrajin ba-tik tampak pulang rumah mengayuh sepeda ontel, slow but sure and leisure.

Ada juragan batik yang mempekerjakan pengrajin membuat batik khusus ciri khasnya sendiri-sendiri, batik tulis, cap atau printing. Para juragan ini memanfaatkan halaman ru-mah untuk workshop dan rumah menjadi show room. Sebagian penduduk turut mensulap rumah menjadi show room untuk menjual ba-tik yang dikerjakan oleh orang lain (retailer), sekaligus menjadikan rumah sebagai obyek rumah kuno atau obyek bangunan heritage. Profesional atau alamiah, warga kampung batik ini ramah tamah, membuat pengunjung merasa adem tentrem.

Widdi Srihanto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo, memang bilang, “Kampung batik itu juga sudah berbenah. Rencananya akan diadakan pertunjukan ber-jadwal di pagi dan sore saat turis datang. Juga akan dibina sanggar kesenian di sana.”

Wah, manakala ini telah direalisasikan, akan melengkapi pengalaman perjalanan wisatawan yang datang ke kampung batik unik ini.

Heritage Kampung Laweyan me-

mang sejak lama diharapkan menjadi salah satu andalan Solo, dan kini khususnya dalam menyongsong Visit Jateng 2013.

Oke, jangan terburu-buru mengakhiri per-jalanan. Pengalaman naik bis batik, akan me-nemukan banyak hal menarik. Lihatlah shelter bis mungil yang bersih, passenger friendly, tangga yang cukup landai ke shelter dan tinggi shelter sama dengan ketinggian bis, informasi lengkap mengenai rute bis dan shelter­shelter­nya, harga karcisnya, dan perhatikanlah in-formasi waktu kedatangan bis berikutnya di papan digital! Seorang petugas yang sedang berada di shelter menerangkan, informasi

yang tertera di papan itu terhubung dengan radio monitor di semua bis batik.

Nah, akurat atau tidaknya, dia persilakan calon penumpang membuktikan sendiri. Ter-nyata itu memang tidak terlalu meleset. Dan shelter terbuka pun tampak bersih dirawat.

Di dalam bis, jelas terlihat kendaraan da-lam kondisi terawat baik. Para petugas ramah dan mau membantu.

Jangan lupa menikmati kuliner tradisional. Di lokasi yang namanya Galago, tempat PKL, pedagang kaki lima, penjaja penganan khas Solo, dari penganan kecil sampai makanan utama. Letaknya di samping kiri gerbang menuju keraton kasunanan, di persimpangan atau akhir dari ‘boulevard’ Jalan Slamet Riyadi. Dikenal dengan sebutan Gladak. Letak persis-nya di depan Pasar Grosir Solo (PGS). Buka setiap hari pukul 17.00–selesai. Meskipun be-rada di jalan raya, karena jalan ditutup untuk

Wisata Bahari, untuk Pemasaran TematikWisata bahari kita maju terus, ini salah satu pariwisa-

ta tematik dalam strategi pemasaran. Termasuk wisata cruise kapal besar dan mewah pun berkembang.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, ke Amerika Serikat mengikuti ajang pro-mosi dan bisnis operator kegiatan cruise shipping di Miami. Indonesia beberapa kali aktif di ajang tahunan tersebut, kali ini pada 12–15 Maret 2012.

Kementerian Perhubungan, Pelindo, Pelni dan Pertamina ikut serta memperkuat. Di dalam negeri, Menteri meresmikan even bertajuk Deep and Extreme Indonesia, berlangsung di Jakarta 29 Maret–1 April 2012. Promosi ini bertema Family Go Adventure.

Ke luar negeri akan ada kegiatan promosi lagi.

“Yang akan kita lakukan di luar negeri salah satunya adalah Dema Show 2012, yang akan diadakan di Las Vegas pada 14–17 November 2012,” kata Menparekraf.

Beberapa kegiatan promosi lainnya tahun ini spe-sial untuk tema bahari antara lain Asian Diver Expo, Ma-rine Diving Fair, Diving Resort & Travel Expo, Oceania Dive Ecotourism Expo. Saat ini Kapal Latih Angkatan Laut, KRI Dewaruci, sedang mendukung misi promosi Wonderful Indonesia dalam pelayaran keliling dunia selama 277 hari sejak 15 Januari 2012, singgah ke 21 Negara.

Para pelaku bisnis pariwisata Indonesia sebaiknya mencermati dan memanfaatkan kemajuan-kemajuan dalam penggiatan wisata bahari, untuk wisman dan wisnus. nMenteri di tengah even Deep and Extreme Indonesia.

Tiga situasi di Laweyan.

Lima pojok di Laweyan.

Page 7: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

7Vol. 3 l No. 28 l April 2012

kendaraan, tidak perlu khawatir terhadap po-lusi saat menyantap nasi liwet Yu’ Temu dan wedang jahe hangat.

Jangan heran, kini tempat jajan ini dimi-nati oleh wisman. Mereka tampak menikmati merayapnya malam sambil menyeruput sege-las wedang jahe. Bercengkerama juga dengan warga Solo maupun wisatawan nusantara lainnya. Di setiap akhir minggu atau hari libur biasanya diadakan hiburan, musik keroncong atau band.

Obyek lain sebagai penunjang destinasi Solo adalah dua keraton dan pasar batik, yakni Pasar Gede dan Pasar Klewer, dan night market di depan pasar Triwindu dekat Pura Mangkunegaran yang buka setiap malam minggu. Mengenai ini, Widdi Srihanto me-nambahkan, “Untuk Visit Jateng 2013, kami me motivasi agar semuanya berbenah sehing-ga siap dikunjungi.” n

Bis yang terawat baik dan bersih, menjadikan passanger merasa nyaman.

Penetrasi di RomaPembangunandi Busan

Promosi Luar Negeri

Wamenparekraf Sapta Nirwandar (ke-4 dari kanan) bersama semua delegasi negara-negara ASEAN ketika dijamu makan malam dan silaturrahmi oleh Kedutaan Besar Thailand di Roma, bersalam solidaritas ASEAN.

Indonesia memanfaatkan semak-simal mung kin jalur diplomasi ekonomi dan pariwisata, ketika Wamenparekraf Sapta Nirwandar

memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan Konferensi Tingkat Men-teri ASEAN Awareness Forum (AAF) di Roma, Italia, tanggal 22–23 Maret 2012.

Konferensi ini digagas Kemlu Italia, bertu juan membangkitkan swasta Ita lia, guna memanfaatkan peluang bisnis dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pasar ka-wasan Asia Tenggara.

Peningkatan kerjasama ekonomi dan perdagangan antara Italia dan kawasan ASEAN diharapkan dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Italia guna menarik Italia keluar dari resesi ekonomi.

Jadi AAF merupakan kesempatan bagi para pebisnis Italia mempresen-tasikan industri unggulannya, sebalik-nya bagi pemerintah negara-negara ASEAN yang hadir, merupakan pe-luang memberi ma sukan potensi kerja

sama yang dapat dijajaki. Konferensi dibuka oleh Menlu

Italia, Giulio Terzi, dihadiri oleh Sekjen ASEAN, dan Wakil Kamboja dan Keketuaan ASEAN dan Delegasi negara-negara anggota ASEAN. Turut berpartisipasi: ADB, OECD, Bank Dunia, UNIDO, dan Italian Trade Pro­motion Agency. Sedangkan dari Italia hadir para pengusaha besar pada sektor infrastruktur, mesin, teknologi tinggi, dan sektor produk konsumen.

Dari hasil pertemuan disimpulkan Italia berpotensi meningkatkan kerja sama bisnis yang sudah terjalin ber-sama negara-negara ASEAN. Peru-sahaan Italia ingin memainkan per-an yang lebih kuat di pasar negara ASEAN. Besarnya peluang tersebut didukung adanya peningkatan 100% perdagangan antar negara-negara ASEAN dalam satu dekade terakhir.

Dalam satu dekade terakhir itu ada indi kasi peningkatan perdagang-an ASEAN–China sebanyak tujuh kali lipat, sedangkan perdagang an

Page 8: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

8 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Promosi Luar Negeri

ASEAN–UE ha nya meningkat dua kali lipat. Khusus Italia dan negara-negara ASEAN komposisi perdagangannya ma-sih sedikit.

Tercatat peningkatan volume ekspor Italia ke kawasan Asia Tenggara rata-rata 4,5% (men capai €5,6 milyar di tahun 2011). Sedang kan volume impor Italia dari kawasan Asia Tenggara meningkat seba-nyak rata-rata 9% (mencapai €6,9 miliar di tahun 2011).

Peningkatan volume perdagangan ini tidak cukup untuk mendongkrak presen tase (dari jumlah total nasional) ekspor dan investasi Italia ke kawasan ASEAN yang saat ini masih berada dibawah 2%. Maka situasi itulah yang di-jadikan dasar bagi Italia untuk mendekati pasar ASEAN. n

Jalan Penetrasi Pasar PariwisataForum serupa itu jelas bagi Indo-

nesia merupakan arena diplomasi TTI – Tourism, Trade and Investment. Dari sudut pemasaran pariwisata,

upaya ke pasar wisatawan Italia tentu ber-sifat ‘penetrasi’, memperdalam penggalian pasar, mengingat pada dasarnya Italia me-nyediakan potensi lebih besar dari apa yang sudah dicapai hingga kini.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, didampingi para pejabat KBRI, yaitu KUAI Roma, Minister Counsellor Ekonomi, dan Sekretaris III Ekono-mi, melakukan courtesy visit kepada Menteri Urusan Regional, Pariwisata, dan Olahraga Republik Italia, Piero Gnudi, yang didampi-ngi oleh Penasehat Menteri Urusan Regional, Pariwisata, dan Olahraga Republik Italia, Marco Fanfani, pada 22 Maret 2012.

Ditemukenali, bahwa memang sektor pari-wisata berperan sangat positif dalam mem-berikan kontribusi pengembangan perekono-mian kedua negara.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Kemlu Italia, tahun 2011 Kedubes Italia di Jakarta mengeluarkan visa sebanyak 200.000 bagi WNI, sedangkan jumlah turis Italia yang mengunjungi Indonesia kurang dari 50.000 wisatawan.

Maka, setelah pertemuan di Roma ini, akan berlangsung proses penyelesaian pembahasan MoU bidang Pariwisata RI–Italia. Diharapkan MoU tersebut dapat ditandatangani secepat-nya oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dan Menteri Urusan Regional, Pari-wisata, dan Olahraga Republik Italia.

Dengan kerjasama itu diharapkan nan ti -nya akan dapat ditingkatkan jumlah wisa ta-

wan Italia ke Indonesia dan sebaliknya, serta terjalin nya kerjasama yang lebih erat dalam memajukan industri pariwisata kedua negara.

Peningkatan jumlah wisatawan Italia ke Indonesia diharapkan dapat semakin men-dorong investor Italia memanfaatkan peluang investasi yang menguntungkan di sektor pari-wisata.

Wamenparekraf juga telah melakukan courtesy visit kepada Menteri Pembangunan Ekonomi Republik Italia yang diwakili oleh Riccardo Monti, Penasehat Menteri Pemba-ngunan Ekonomi di Bidang Internasional, pada 23 Maret 2012.

Para investor dan pelaku bisnis Italia, kata Wamenparekraf, perlu memanfaatkan peluang-peluang investasi dan bisnis di

Indonesia, khususnya di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk perhotelan dan restoran, sektor fesyen dan kuliner.

Perlunya penerbangan langsung Italia– Indonesia adalah salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan arus wisatawan, maka usulan dibukanya penerbangan langsung pun sudah masuk dalam wacana.

Italia dapat memanfaatkan kondisi geo-gra fis Indonesia sebagai negara kepulauan, dalam kerjasama industri perkapalan, kargo dan penumpang, dan kapal pariwisata seperti halnya yatch dan cruiseliner.

Hari 23 Maret 2012, courtesy call ke Per-museuman Vatikan. Kunjungan ini untuk memajukan kerjasama antara Indonesia de-ngan Vatikan di tahun-tahun mendatang. n

Busan Indonesia Center

Wamen Parekraf, Sapta Nirwandar, didampingi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Nicholas T Dammen,

dan Kepala Pusat Busan Indonesia Center (BIC), Kim Soo-il, bersama menandatangani prasasti untuk meresmikan gedung Busan Indonesia Center (BIC) di Busan, Korea Selatan.

Pembangunan BIC itu bertujuan untuk memu-dahkan distribusi informasi mengenai Indonesia bagi warga Korea Selatan maupun warga Indone-sia di Korea Selatan.

“Nantinya, BIC akan menyediakan berbagai informasi mengenai Indonesia, baik mengenai pariwisata, budaya, ekonomi, maupun politik,” kata Sapta.

Ini salah satu bagian strategi pemasaran

pariwisata dari Kemenparekraf. Sapta berharap, keberadaan BIC dapat meningkatkan promosi Indonesia di Korea Selatan serta meningkatkan hubungan antara kedua negara.

“Masyarakat Korea menganggap destinasi wisata di Indonesia menarik. Hal ini dibuktikan dengan data peningkatan jumlah wisatawan Korea Selatan yang berkunjung ke Indonesia yaitu seba-nyak 281.785 orang di tahun 2010, mengalami peningkatan 7,24% dan menjadi 302.184 orang pada tahun 2011,” tambah Sapta.

Sejumlah media Korea Selatan meliput, di antaranya Busan Daily, KKN TV, dan Kukje News. Pada kesempatan itu, para tamu undangan men-cicipi makanan khas Indonesia, Nasi Goreng, Mie Goreng, Bakwan, dan Rendang. n

Delegasi RI di AAF, Roma, dipimpin oleh Wamenparekraf Sapta Nirwandar (ke-3 dari kiri).

Page 9: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

9Vol. 3 l No. 28 l April 2012

UTAMAVisit Jawa Tengah 2013

Oh, SangiranInilah yang sesungguhnya bisa dijadikan

top of the top cerita tentang Jateng. Ber-juta-juta tahun yang lampau, darat an Pu-lau Jawa yang kita tempati merupakan

lautan. Buktinya? Tengoklah fosil-fosil kerang dan terumbu karang purba yang ditemukan di situs Sangiran dan sekarang dipajang di Museum Prasejarah Sangiran.

Lautan itu mengalami transformasi ka rena perubahan iklim global di masa lampau sam-pai akhirya membentuk darat an sekarang ini. Di sini ditemukan fosil kerangka manusia purba Pithecanthropus Erectus, the Java Man.

Museum Prasejarah Sangiran berada di Sragen, sekitar 18 km saja dari Solo. Total luas situs 56 km2 yang mencakup dua kabupaten, yakni Karanganyar dan Sragen, melingkupi empat kecamatan.

Sukronedi dari Balai Pelestarian Si-tus Manusia Purba (BPSMP) Sangiran mengatakan, “Ka-lau tidak dibuat museum, orang da-tang ke sini hanya keringatan dan ke-panasan. Apa yang dilihat dari sebuah situs? Mereka ha-nya melihat tanah tandus. Padahal di

dalam lapisan tanah tandus itu me ngandung banyak sekali informasi. Banyak tinggalan fo-sil di dalamnya. Maka temuan-temuan dari masyarakat, itu kita display di museum.”

Koleksi Museum Sangiran berkisar 15.000 pieces, sebagian besar masih tersimpan di sto rage. Tidak semua dipajang ka rena keter-batasan tempat. Semua koleksi yang dipajang itu asli, kecuali fosil kerangka manusia di ruang pamer 1 dan 2. Fosil tengkorak kepala dan kerangka manusia asli merupakan mas­terpiece dan disimpan di brankas. Di museum manapun biasanya yang dipajang hanya re-plika. Alasan itu disimpan karena nilainya sangat tinggi. Di balai lelang Christie, satu tengkorak manusia purba bisa terjual sampai Rp 2 miliar! Tapi kalau fosil kerangka hewan dan tumbuhan serta budayanya, itu asli.

BPSMP Sangiran masih terus mengadakan penelitian di gua-gua yang merupakan kubur manusia prasejarah yang sudah berumur seki-tar 3.000–4.000 tahun yang lalu.

Awalnya museum didirikan tahun 1974 di balai desa Krikilan. Tahun 1982 dibuatlah mu-seum yang letaknya di tengah (sekarang men-

jadi ruang kantor pengelola museum). Tahun 2007 barulah berdiri secara mandiri Balai Pe lestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP Sangiran), ketika itu ber ada di bawah Kemenbudpar.

Museum beroperasi mulai tahun 2009. Di sini ada dua instansi, BPSMP Sangiran yang melakukan penelitian, pelestarian, dan pe-manfaatan. Sedangkan yang meng urusi pe-ngunjung, termasuk mengelola di stribusi tiket pengunjung dan pariwisata itu dilakukan oleh dinas Kabupaten Sragen.

Sukronedi menambahkan, ”Kita bertugas di tahap menyiapkan. Pemerintah pusat men-dirikan bangunan, mengisinya, kemudian provinsi untuk sosialisasi dan promosi mu-seumnya, sedangkan kabupaten adalah me-nyiapkan infrastruktur, sarana dan prasarana serta kegiatan pelaksanaannya. Jadi museum ini menghasilkan PAD Kabupaten Sragen.”

Museum yang tampak ‘modern’ sekarang ini baru diresmikan bulan Desember 2011 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Memasuki museum, pengunjung akan di sambut dengan patung kepala the Java man dan udara yang sejuk karena banyak pepohon an besar di tempat parkir kenda raan. Tiket masuk hanya Rp 3.000.

Sebenarnya sebelum memasuki ruang pa-

mer 1, pengunjung seharusnya menonton film di ruang audio visual mengenai cerita praseja-rah. Untuk menonton ini biayanya Rp 50.000 untuk sekali pemutaran berapapun jumlah pengunjungnya. Dari sini pengunjung akan dibawa naik ke atas menuju ruang pameran 1, dan selama menuju ruang pamer itu, pengun-jung bisa melihat ‘tanah’ berwarna coklat yang sebenarnya merupakan fosil lava dari gunung berapi di situs Sangiran yang sudah ber umur jutaan tahun.

Memasuki ruang pamer 1 pengunjung ‘disapa’ sederet replika fosil tengkorak ma-nusia purba yang terletak di sisi kanan, di-urutkan berdasarkan usia dan penemuannya. Di dindingnya ditempel informasi mengenai manusia-manusia prasejarah.

Di sini fosil-fosil dari kerangka hewan, ke-hidupan laut dan artefak peralatan yang digu-nakan manusia prasejarah adalah asli. Selain melihat koleksi dalam ruang pajang, pengun-jung bisa menyaksikan beberapa dio rama dari kehidupan manusia prasejarah di bumi Jawa. Keterangan dari semua yang dipajang disam-paikan dalam dua bahasa, Indonesia dan Ing-gris. Begitupun di beberapa media touch screen yang disediakan di ruang pamer ini.

Setelah itu pengunjung akan naik lagi menuju ruang pamer 2. Di sini disuguhi film

Sukronedi

Diorama kehidupan Homo Erectus di Sangiran 500.000 tahun yang lalu, di ruang pamer 1.

Page 10: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

10 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Visit Jawa Tengah 2013

animasi berdurasi sekitar 3 menit yang men-ceritakan terbentuknya alam semesta, atau teori big­bang. Ada alat interaktif mengenai nama-nama dan posisi planet di galaksi Bima Sakti. Selain itu juga bisa dilihat bagaimana terbentuknya benua sekarang ini yang mem-butuhkan waktu ber juta-juta tahun. Secara keseluruhan di ruang pamer 2 ini tidak begitu banyak fosil yang dipamerkan tapi informasi mengenai lintas ilmu pengetahuan mulai dari astronomi, geologi hingga arkeologi.

Ruang pamer 2 sedikit lebih luas daripada ruang pamer 1. Di sini juga ada replika kerang-ka manusia dalam lubang galian, sa ngat me-narik karena lubang dan kerangka tersebut dibuat seperti aslinya. Semua keterang an dalam ruang pamer 2 bisa memberikan infor-masi cukup kepada pengunjung, sayangnya semua ditulis hanya dalam bahasa Indonesia.

Turun menuju ruang pamer 3 yang semua-nya berisi diorama, salah satunya adalah yang terbesar di Indonesia. Diorama kehidupan manusia prasejarah pithecanthropus erectus dan alamnya dibuat dengan rasio yang mendekati ukuran sebenarnya. Juga ada patung hasil rekonstruksi dari kerangka fosil manusia prasejarah pithecanthropus erectus dan manusia prasejarah Flores karya Elisabeth Danes.

Sebagai situs yang diakui dunia internasio-

nal, museum ini sangat menarik dan re pre-sentatif. Ini tempat edukasi dan entertain bagi semua pengunjung dari berbagai usia. Ge-dung yang bertingkat-tingkat mengikuti kon-tur tanah tempat berdiri ba ngunan tidak akan membuat pengunjung lelah karena anak-anak tangganya dibuat tersusun cukup nyaman.

Sukronedi mengakui, museum yang efek-tifnya baru berumur tiga tahun ini masih banyak kekurangannya. Bahkan pe ngelola museum sudah banyak mendapat masukan terutama untuk penjelasan dalam bahasa Indonesia dan Inggris, serta akses untuk pe-nyandang difabel. Sekarang ini dalam ren-cana untuk disempurnakan.

Grand design museum Sangiran terdiri dari empat cluster yaitu Cluster Krikilan yakni mu-seum saat ini. Cluster Dayu yang akan mulai dibangun pada tahun 2012, berjarak sekitar 8 km dari museum sekarang. Cluster Ngebung yang akan dibangun pada tahun 2013 dan Cluster Bukuran yang juga akan mulai diba-ngun pada tahun 2013.

Cluster Krikilan merupakan visit center. Se-dangkan Cluster Dayu adalah museum ten-tang penelitian-penelitian arkeologi mutakhir, sehingga pengunjung bisa melihat bagaimana penelitian arkeologi dilakukan termasuk peta-peta galian, pengunjung pun nanti bisa

melihat bagaimana cara kerja para arkeolog dan melihat langsung ke dalam lubang ekskavasi aslinya; dan pada tahun 2013–2014 akan dibangun Cluster Ngebung dan Bukuran. Rencananya ini nanti akan diresmikan dan dibuka pada tahun 2014 oleh presiden.

Sukronedi berujar, “Dulu, sebelum ada renovasi, pengunjung yang datang ke sini kecewa.” Itu diiyakan oleh Patrick Orlando, seorang pramuwisata profesional yang se-ring membawa wisatawan ke museum ini. “Dulu kunjungan di sini hanya menghabiskan waktu pengunjung sekitar 20 menit, sekarang, bisa satu jam. Kalau dulu bawa tamu ke sini mereka kecewa, tapi kalau sekarang mereka tertarik sekali.”

Dia menunjukkan catatan jumlah pe ngun-jung meningkat drastis setelah renovasi ba-ngunan museum. Pada 2008 sebelum dikelola seperti keadaannya sekarang, yang berkun-jung hanya sekitar 40–50 ribu saja, namun se-telah di kelola mulai dari tahun 2009, tercatat 71.986 pengunjung pada tahun 2009, 116.896 pe ngunjung pada tahun 2010, dan 123.765 orang di tahun 2011 yang lalu.

Benar, kan? Sangiran ini boleh jadi akan menjadi land mark pariwisata Jawa Tengah. n

Lihat juga Halaman 20

Ruang perpustakaan.

The real scheleton.

Page 11: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

11Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Pemasaran Destinasi Pemasaran Destinasi

Jawa Tengah, dan Daerah-daerahperlu Bergegas

Gubernur Jateng, Bibit Waluyo bilang: “Jangankan naik sepeda, naik kerbau pun saya mau. Sebagai gubernur Jateng tidak masalah buat saya.” Mengapa?

Kepada gubernur, Sadar Pakarti Budi, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata, menggelitik dengan satu penjelasan: Sekarang ini zamannya pemasaran horisontal. Jika bapak gubernur naik sepeda atau becak, lalu di up­load di Twitter, itu akan memberikan dampak kem-ana-mana. Misalnya, bapak difoto pakai hand­phone terus bapak up­load di Twitter dan ditang-gapi oleh tujuh ribu orang, itu akan menyebar ke tujuh ribu orang berikutnya, jadi berdampak besar sekali.

Waktu itu sedang berlangsung pertemuan Dialog Gubernur Jateng dengan para stake holders pariwisata di Semarang, membicarakan Visit Jawa Tengah 2013 pada akhir Februari 2012.

Untuk menyambut Visit Jateng, gubernur mengkonfirmasi jalan-jalan sudah mulus sampai di tingkat kecamatan. Di tingkat kelurahan me-mang belum semua. Terminal bus di Semarang akan dipindahkan ke arah utara. Sudah ada layout-nya, tinggal pelaksanaan pembangunan.

Jalan tol baru lingkar Ambarawa yang meng-hubungkan Semarang–Ambarawa, juga sudah harus selesai tahun ini. Tol itu akan melewati tempat beradanya lokomotif tua, salah satu tourist spots. Maka akan dipromosikan jalur Cilacap–Pangandaran, jalur ke Sangiran, ke Karimun Jawa. Sudah ada rencana akan diba-ngunnya bandara Dewandaru di Karimun Jawa sehingga kelak tidak akan sepenuhnya tergan-tung kapal laut untuk ke pulau wisata itu.

Acara apa sajakah selama tahun 2013? Direncanakan menggelar even Jateng Sale. Juga akan ada even festival budaya. BUMN diundang untuk berpartisipasi. Selain itu ada program-program dari KADIN, PHRI, Bank Jateng, dari pihak swasta seperti suratkabar harian Suara Merdeka—akan memberikan free space mengenai Visit Jateng setiap 2 minggu sekali. Mereka komit untuk mensukseskan Interhase (inter house­hase­harrier).

Kemenparekraf pun akan mengirimkan fam trip. Pemda Jateng juga bangga dengan miniatur Candi Borobudur yang dipamerkan di Belanda selama enam bulan pameran Floriade tahun 2012 ini, dan berharap dunia akan semakin menge-nal Jawa Tengah. Publik Eropa pasti akan ber-tanya lokasi Borobudur maka nama Jateng akan di sebut. Even musik pariwisata Borobudur

Jazz tetap diselenggarakan, diharapkan pemda Jateng mau membantu promosinya.

Interhase akan dihadiri oleh 47 negara dan akan diselenggarakan di Borobudur. Penyeleng-garanya pihak swasta, pemda provinsi akan membantu kesiapan tempatnya. “Saya dan Pak Bibit sudah inspeksi ke sana dan beliau me-nyuruh untuk membersihkan tempat itu,” kata Pakarti Budi.

Kemenparekraf akan mendukung dengan cultural performance saat acara pembukaan Visit Jateng 2013. Guruh Soekarno Putra direncana-kan akan mengisi acara. Itu nanti akan diadakan di salah satu tempat MICE.

Adapun Interhase akan berlangsung pada 17–22 Mei 2012, maka di situ mempromosi-kan Visit Jateng 2013. Kegiatannya adalah jalan lintas alam yang diikuti sekitar 5.000 peserta dari 47 negara. Gerak jalan-lari-sepeda ini akan mengambil garis start dari Borobudur.

Di tahun Visit Jateng juga akan didatang-kan David Coperfield. Dia sudah menyatakan kesediaan. Rencananya, mendemonstrasikan meng hilangkan Borobudur. Ini informasi dari gubernur. Ceritanya, yang dihilangkan ialah dari pandangan satu sisi saja, tentu sebenarnya candi itu ‘tidak hilang’. Tapi ya, memang perlu juga sensasi seperti itu.

Ketua KADIN Jateng sudah mengkonfimasi akan menaruh branding Jateng di berbagai tem-

pat. KADIN Jateng juga akan membantu pendi-rian Sekolah Sepak Bola (SSB) Arsenal. Selain itu KADIN menyiapkan Central Java Franchise Expo, dan Great Sale di Semarang. Nusa Kambangan, Cilacap, Batu Raden adalah daerah-daerah lain yang dipersiapkan. Dalam rangka menyambut Visit Jateng akan digerakkan komunitas sadar wisata dan pramuka. Mereka juga sudah mem-buka akun di facebook untuk promosi Visit Jateng, sedang mempersiapkan billboard yang akan dipasang di bandara Soekarno-Hatta, mobile branding di bis-bis kota di Singapura, even sail Indonesia diharapkan juga mengarahkan kapal-kapal peserta ke Karimun Jawa, antara BUMN-BUMD-swasta telah sepakat untuk mempromo-sikan Jateng bersama-sama.

Gubernur Jateng telah menghimbau kepada hotel-hotel supaya beralih pada penggunaan lebih banyak produk-produk buatan lokal.

Teringat akan contoh pengalaman, bahwa-san nya yang menciptakan tren seragam batik di Indonesia adalah dari daerah Jateng.

“Sekarang Jateng sudah lebih kondusif me-ngembangkan pariwisata. Itu semua tergantung gubernurnya kan?” ujar Pakarti Budi.

Memang demikianlah, daerah-daerah yang memiliki destinasi wisata potensial di Indonesia sungguh perlu bergegas langkah untuk memaju-kan pariwisata masing-masing dengan perenca-naan yang ‘strategik’. n

Gubernur Jateng Bibit Waluyo (ke-3 dari kiri, atas) dan Pakarti Budi (ke-3 dari kanan, atas), berdialog dengan para stakeholders pariwisata.

Page 12: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

12 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

PeMAsArAn DesTinAsiPemasaran Destinasi

Pekerjaan Besar itu Berkarakter Gotong Royong

Tengoklah ke sebelah kanan saat kenda-raan anda baru saja keluar meninggal-kan gerbang bandara Ahmad Yani, Semarang. Sebuah billboard besar ter-

pampang dengan foto Gubernur Jateng terse-nyum, menginformasikan even besar di Jawa Tengah tahun depan, Visit Jawa Tengah 2013. Begitu pun di persimpangan di depan Museum Ranggawarsito, sebuah billboard lagi menampil-kan gambar kepala manusia purba, the Java man, dengan ekspresi lugu mengajak masyarakat un-tuk datang ke museum. Di sebelah kanan pojok atasnya tertera logo serupa.

Penggelaran tahun Visit Jateng bermaksud mengedepankan empat obyek daya tarik utama, yaitu Semarang–Karimun Jawa, Solo–Sangiran, Nusa Kambangan, termasuk Cilacap–Baturaden, Borobudur–Dieng dan sekitarnya. Keempat obyek utama itu diuraikan mencakup 25–30 tourist spots yang tersebar di wilayah provinsi Jawa Tengah.

Prasetyo Aribowo, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah men-jelaskan, “Penataannya sudah dimulai sejak ta-hun 2011. Kita pakai APBN. Itu semua dibiayai oleh APBN 2011 dan kita juga dapat bantuan.” Ini sudah termasuk pengembangan beberapa spots di Semarang, di Palagan Ambarawa, dan situs Patiayam di Kudus, serta museum batik dan international batik center yang dua bulan

lalu diresmikan di Pekalongan.Persoalannya adalah bagaimana

program tahun Visit Jateng menjadi gaung besar bagi daerah-daerah kabupaten/kota. Gubernur Jawa Tengah pun menekankan terus bahwa itu bukan program provinsi semata tapi sebenarnya program bersama dengan kabupaten/kota dan masyarakat. Alasannya, desti-nasi dan obyek wisata berada di kabupaten/kota. Yang akan me-nikmati langsung juga warga kabu-paten/kota. Mereka akan menerima pajak hotel, pajak restoran, dari retribusi parkir, dan seterusnya. Sektor riel lainnya mencakup berbagai macam usaha kerajinan.

Sebetulnya Visit Jateng itu adalah gerakan bersama pemerintah daerah dan masyarkat. Masyarakat itu ya termasuk dunia usaha. Gagas-an itulah yang disosialisasikan oleh pemda pro-vinsi Jateng.

Dengan beberapa hotel, Disbudpar provinsi Jateng telah membicarakan upaya joint promotion dan bagaimana menyambut tahun Visit tersebut. Seraya menggemakan Visit Jateng 2013, joint pro­motion dimaksudkan sekaligus mempromosikan kapasitas Jateng sebagai wilayah MICE. Solo dan Semarang termasuk di antara kota-kota MICE yang ditetapkan oleh pemerintah.

Semarang sudah memiliki fasilitas untuk kegiatan konferensi yang bisa menampung sampai 3000 orang di Crowne Paragon Hall. Di sana tersedia beberapa ukuran ruang untuk ra-pat, MICE, termasuk hotel-hotel bintang 5. Jadi, sangat diharapkan berbagai instansi baik peme-rintah maupun swasta bisa menawarkan Jateng sebagai venue untuk MICE dengan kapasitas

2.000–3.000 orang.BUMN dan BUMD setempat

merespon mendukung ‘pekerjaan besar pertama Jateng’ ini. Beberapa di antaranya: Jasa Marga, mengizin-kan memasang logo Visit Jateng 2013 di jalan tol; bank Mandiri dan BRI akan menerbitkan bebe-rapa bahan promosi dan maskot Visit Jateng 2013; perusahaan ma-kanan Nissin akan mencantumkan logo Visit Jateng di kaleng kemasan produk-produknya. Dan, perusa-haan rokok Djarum menawarkan

memakai megatron­megatron milik mereka di 35 kota untuk mempromosikan Visit Jateng 2013. Rencananya Disbudpar akan me nempatkan filler dan film berisi destinasi wisata unggulan di Jateng berdurasi 30 detik.

Disbudpar bersama ASITA Jateng sedang me-nyiapkan paket wisata bersama untuk perjalanan Semarang–Solo. Disbudpar menyusunkan pola perjalanan tur sejak tahun lalu dan disebarkan ke biro perjalanan. Tapi, ya, biro perjalanan di Jateng kebanyakan bisnisnya masih fokus pada outbound daripada inbound. Jadi, mereka pun perlu berinisiatif.

“Yang menjual inbound tour untuk ke Jateng itu malah orang Yogya”, kata Prasetyo Aribowo. Disbudpar Jateng berulang kali mengadakan pertemuan dengan pelaku pariwisata agar bisa langsung menyelesaikan kalau-kalau timbul masalah yang dihadapi di lapangan.

Jateng telah mendapat layanan penerbangan langsung Semarang–Kuala Lumpur sehari sekali oleh Airasia, dan Semarang–Jakarta setiap hari oleh Airasia, Lion, Batavia, Sriwijaya, Merpati dan Garuda. Bahkan sudah muncul permintaan agar Airasia menambah frekuensinya.

Gubernur Jateng mendorong meningkatkan kualitas bandara Ahmad Yani. Dewasa ini se-dang berjalan pembangunan apron untuk termi-nal penumpang yang baru dan diharapkan pada bulan Juni 2013 sudah selesai. Sehingga pada waktu Semarang menyambut 2.000 delegasi dari 24 negara pada Senior Officer Meeting (SOM) APEC 2013 di bulan Juni 2013, terminal baru di bandara Ahmad Yani sudah bisa digunakan.

Kegiatan promosi Visit Jateng 2013 sekarang dilakukan bekerja sama dengan Persatuan Radio Seluruh Indonesia (PRSNI). Media radio berpe-ngaruh, didengarkan oleh masyarakat di daerah. Mulai bulan April 2012 akan dipasang billboard yang menampilkan potensi Jateng, di bandara Soekarno-Hatta, Banten dan Ngurah Rai, Bali. Baliho Visit Jateng 2013 disebar di 11 titik daerah

Prasetyo Aribowo

Page 13: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

13Vol. 3 l No. 28 l April 2012

PeMAsArAn DesTinAsiUTAMAPemasaran Destinasi

perbatasan Jateng. Promosi Visit Jateng 2013 akan mengembangkan promosi horisontal dan vertikal. Karena Visit Jateng diproyeksikan se-bagai kegiatan bersama maka koordinasi antara pemerintah provinsi dengan pemda tingkat II menjadi keharusan.

Prasetya Aribowo menerangkan, “Kita su-dah lakukan dua kali koordinasi. Gubernur telah langsung berbicara dengan para bupati dan walikota. Kita juga sudah sampaikan misi dan manfaatnya kepada me-reka. Gubernur sudah sampaikan bahwa penggelaran tahun Visit itu bukan gawean provinsi saja, tapi juga gawean kalian. Kalian yang punya destinasi yang bisa menikmati hasil-nya kalau ada orang datang.”

Di dalam setiap pertemuan dimintakan lapor an masalah-masalah yang sedang dihadapi daerah agar bisa segera dilakukan pemecahan-nya dan tidak berkembang menjadi lebih susah. Misalnya jalan rusak di daerah Baturaden dan Purbalingga, tebing longsor di daerah Dieng dan sebagainya. Prasetyo mengakui daerah kabupa-ten/kota mempunyai potensi untuk membantu tapi kembali pada masalah keterbatasan anggar-an yang mereka miliki. Pemprov akan memban-tu dan memfasilitasi daerah-daerah yang mau maju seperti membantu beberapa festival yang hendak digelar oleh daerah. Dan ini juga salah satu alasan menggunakan media terutama me-dia radio untuk menggaungkan Visit Jateng 2013 kepada masyarakat di daerah.

Pemprov Jateng mendorong seluruh SKPD agar aware dengan program Visit Jateng 2013, agar paling tidak, bisa menarik kegiatan dari pusat ke Jateng selama tahun 2013. Misalnya mendatangkan rapat-rapat tingkat nasional agar diselenggarakan di daerah Jateng. Diharap-kan setiap SKPD memiliki kegiatan yang bisa mengembangkan destinasi yang ada di daerah-nya. Kadisparda Jateng dengan yakin mengata-kan beberapa dinas sudah siap masuk pada ke-giatan mereka menyambut Visit Jateng 2013.

Selain dengan pemda tingkat II dan pelaku industri pariwisata, yang menjadi fokus dari se-mua koordinasi adalah dengan masyarakat ter-utama yang berada langsung di destinasi.

“Mengenai masyarakat, terus terang saja, saya lebih menyentuh pada pelaku pariwisata. Untuk pelaku pariwisata yang kita coba sentuh adalah kodarwis, kelompok sadar wisata. Me reka be-rada langsung di beberapa destinasi. Kita undang, kita adakan pelatih-an. Kita sounding mereka, kita ada-kan famtrip kemana-mana, kita sadar kan mereka untuk bergerak bersama-sama. Paling tidak tahun visit ini digaungkan di daerah destinasinya. Kalau destinasinya sendiri tidak merasa terlibat, ya repot. Tujuan kami selama promosi saat ini adalah menggerakkan orang-orang di sekitar destinasi. Baru pada pelaku yang lainnya, termasuk hotel dan restoran serta ASITA”, begitulah Prasetyo menjelaskan.

Visit Jateng 2013 juga dipromosikan di luar negeri dengan mengikuti pameran NATAS di Singapura, MATTA di Kuala Lumpur, ITB Berlin 2012 yang sudah lalu, kemudian berikutnya di negeri Cina. Pasar untuk Jateng sudah terbukti seperti Malaysia, Singapura dan Cina yang per-tumbuhannya akhir-akhir ini lumayan bagus.

Bersamaan itu, bagaimanapun, bagi Jateng pasar wisnus tetap didahulukan.

Ketika pemda Jateng berpromosi ITB Berlin 2012, partisipan yang ikut dalam delegasi Jateng, Borobudur dan Kura-kura Resort mendapat business meeting appointment dari pemain-pemain besar seperti Fox dan Thomas Cook. Hasil dari ITB Berlin ternyata bukan hanya penjualan paket tur ke Borobudur, tapi juga Solo, Gedong Songo, Karimun Jawa dan sebagainya. Selama di sana pamflet-pamflet mengenai Jateng sudah disebar.

Pada bulan Agustus 2012, Disbudpar Jateng akan melayani famtrip bagi majalah De Telegraph Belanda, dan di bulan September famtrip untuk

lima orang wartawan dari Belgia dan Uni Eropa.

Dari Asia pada 30 Maret 2012, famtrip untuk 35 travel agent dari Singapura yang

di organisasikan oleh VITO Singapura, kelanjutan dari hasil trade show NATAS yang lalu. Famtrip bagi travel agent dari Singapura akan berlangsung selama 4 hari 3 malam di Jateng dan mereka

dibawa ke Semarang dan sekitarnya, Borobudur dan sekitarnya, serta Solo dan sekitarnya. Dan rombong an famtrip akan pulang melalui Solo.

Adapun promosi online, rupanya masih akan memperbaiki website Visit Jateng dan akan me-masukkan promosinya ke media sosial lainnya.

Ada empat skenario yang hendak dijalankan selama tahun 2013. Penyeleng-garaan festival yang mengandung unsur art & culture baik skala provinsi maupun skala kabupaten/kota, even olahraga, even MICE, dan even khusus. Kalender even untuk setahun telah selesai disusun dan rencananya awal April 2012 ini

sudah bisa diumumkan. Beberapa even festival besar adalah Borobudur

Interharsh bulan Juni 2013, festival internasio-nal Cheng Ho di Sam Po Kong, Semarang pada Agustus dan Februari 2013 akan ada pertunjuk-an sulap dari David Copperfield. Even olahraga Sail Karimun Jawa akan digabungkan de ngan lomba mancing internasional di Jepara dan dikombinasikan lagi dengan kegiatan diving. Juga ada even rafting internasional di Sungai Serayu. Even olahraga itu berstatus dua macam: prestasi dan rekreasi.

Even MICE terbesar di tahun 2013 adalah ICTM dan SOM APEC yang rencananya akan diadakan di Semarang pada bulan Mei dan Juni 2013. Fasilitas MICE dan hotel semua sudah siap. Fasilitas MICE pertama di Crowne Hotel Paragon yang berkapasitas sampai 3.000 orang dan berada di lantai 7, 8, 9. Kemudian di Hotel Gumaya yang berkapasitas 2.000-an orang, di hotel Horison bisa menampung 2.000-an orang, kemudian di Patra Jasa bisa menampung sekitar 1500 orang. Hotel Ciputra dan Grand Candi juga bisa untuk 1.000–1.500 orang. Sedangkan di Solo ada dua atau tiga tempat yang siap untuk MICE.

Dimaksudkan dengan even khusus sifat-nya lebih pada rekreasi. Itu antara lain festival internasional layang-layang di Kebumen, festival balon, Semarang Great Sale yang akan lebih besar

lagi dan tersebar ke beberapa kota di Jateng. Itulah empat rangkaian even yang menjadi visi dari peme-rintah daerah di Jateng yang akan

dijalankan. Seperti disebutkan tadi, bagi Jateng,

pasar wisnus tetap didahulukan. Ini state­ment sungguh valid. Wisnus sebaiknya ber-

duyun melihat Jateng masa kini. Dan jika promo-si di luar negeri terlaksana tepat waktu, wisman pun tentulah akan menyemarakkan kunjungan

pada masyarakat di daerah destinasi ini. n

Inilah maskot serta logonya.

Merchandise desain gantungan kunci pun sudah disiapkan.

Page 14: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

14 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

PeMAsArAn DesTinAsiAksesibilitas

Momentum Ini Terlalu Sayang Tanpa Perhatian Pemdadan Pelaku Bisnis

Peningkatan kapasitas bandara-bandara yang telah over-loaded, merupakan tantangan baru masa kini :

Betapa tidak! Industri penerbangan na sional kita seakan mengirimkan pesan-pesan itu kepada stakeholders pariwisata Indonesia. Bahkan opera-

tor penerbangan regional di ASEAN pun seakan mengirimkan pesan serupa.

Jadi, untuk pengembangan wisnus dan wisman para pelaku industri pariwisata sedang menghadapi terbentangnya peluang bisnis yang lapang. Ini, setidaknya dipesankan oleh fenomena penambahan jumlah armada pesawat terbang di dalam negeri tahun ini sampai 2015, dan penambahan masuknya airlines asing ke des-tinasi wisata di Indonesia. Dari tahun ke tahun sejak 2012 ini, dan puncaknya pada 2015 ketika open sky policy diterapkan oleh negara-negara anggota ASEAN.

Pertumbuhan jumlah penumpang dan ope-rasional di Indonesia tahun lalu tampaknya bertengger tetap tertinggi pertama atau kedua di dunia. Yaitu, dilihat dari pertumbuhan jumlah penumpang penerbangan di dalam negeri, dan pertumbuhan jumlah keberangkatan pesawat penerbangan berjadwal.

Mari memperhatikan statistik dari Kemen-

terian Perhubungan di sebelah ini. Jumlah pe-numpang pada rute dalam negeri tahun 2011 sudah mencapai 60.039.293 meningkat 16% dari tahun sebelumnya. Tahun 2012 ini diproyek-sikan meningkat lagi antara 12–15%. Ini tentu berkaitan dengan pergerakan wisnus.

Pada pergerakan wisman dari luar negeri, penambahan kapasitas angkut sudah diperlihat-kan oleh KLM dari Belanda dan PAL dari Filipina, yang sudah menambah penerbangan langsungnya ke tujuan Bali.

Harapan peningkatan kapasitas pada jalur mengangkut wisman ke Indonesia, segera akan diperkuat lagi oleh maskapai nasional yang me-nambah jumlah pesawat baru ke dalam armada mereka, terutama oleh Garuda Indonesia dan Lion Air dalam jumlah relatif besar, dan oleh maska-pai relatif lebih kecil seperti Batavia Air, Indonesia AirAsia, dan maskapai yang baru muncul Pacific Royale serta yang muncul kembali Mandala Airlines.

Jadi, pertanyaannya, bersiap pulakah para unsur industri lain dari sub-sektor Akomodasi, Atraksi, dan pastinya, para inbound tour operator dan domestic tour operator untuk menyongsong

dan mengefektifkan ‘peluang’ yang dibuka oleh unsur Aksesibilitas udara tersebut?

Pada konteks bisnis wisman, Kemenparekraf berfokus pada visi dan misi meningkatkan citra pariwisata Indonesia di pasar global, dan, melakukan promosi penetrasi pasar di pasar utama, seraya meluaskan penetrasi pada pasar-pasar yang baru. Maka industri pelaku tour operator khususnya, dan para pemerintah daerah umumnya, seharusnya berfokus pada melun-curkan dan melancarkan pemasaran destinasi dan produk-produk riil.

Sedangkan di bisnis wisnus, pengembangan tidak lagi akan tergantung dominan pada sifat alamiah dalam arti akan bertumbuh sendiri se-jalan dengan pertumbuhan perekonomian na-sional. Upaya pro-aktif agaknya dituntut dari ketiga sub-sektor Aksesibilitas, Akomodasi dan Atraksi, bersama pemda dan tour operator, untuk menciptakan tata niaga dan ‘pemasaran pen-jualan’ produk paket wisata dalam negeri secara komersial yang menarik wisnus mengadakan perjalanan. Itulah situasi objektif yang diciptakan oleh pergerakan kapasitas airlines dalam negeri.

Lebih dari itu, sikap pro-aktif di dalam negeri

Pertumbuhan Produksi Penerbangan Nasional Berjadwal Dalam Negeri

Pertumbuhan Produksi Penerbangan Nasional Berjadwal Luar Negeri

Produksi Nasional Penerbangan BerjadwalRute Dalam Negeri

Produksi Nasional Penerbangan BerjadwalRute Luar Negeri

Pertumbuhan 2005-2009 Penumpang diangkut 10.9% 18.1% 16% Jumlah pemberangkatan 3.2% 7.0% 19,5% pesawat

Pertumbuhan 2005-2009 Penumpang diangkut 13.2% 32% 23 % Jumlah pemberangkatan 10.4% 18.5% 21,5 % pesawat

2011 2010 + / – Passenger carried 60.039.293 51.775.656 16 % (people) Aircraft departure 499.343 417.717 19,5 % (number)

2011 2010 + / – Passenger carried 8.152.133 6.614.937 23 % (people) Aircraft departure 61.755 50.793 21,5 % (number)

Uraian

Uraian

2009-2010

2009-2010

2010-2011

2010-2011

Terminal penumpang bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Megah, bukan?

Page 15: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

15Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Aksesibilitas

mengandung upaya ‘menahan’ atau ‘mengalih-kan’ wisnus dari kecenderungan mereka untuk lebih banyak bepergian ke luar negeri.

Para operator penerbangan nasional, di lain sisi, diharuskan meningkatkan ‘kecanggihan’ mengelola operasional, finansial, yield manage­ment, schedule dan lain-lain, mengingat armada pesawat yang dioperasikan para operator akan bertambah dalam jumlah signifikan mulai tahun 2012 hingga 2015.

Dengan Singapore AirlinesTerdapat tambahan ‘kapasitas’ dengan ditan-

datanganinya kembali Nota Kesepahaman oleh Kemenparekraf dan maskapai Singapore Airlines, bulan Maret 2012 yang lalu.

Menparekraf Mari Elka Pangestu menga-takan, SIA yang memiliki jaringan ke seluruh dunia, sangat membantu dalam meningkatkan konektivitas sekaligus promosi dalam mening-katkan kunjungan wisman, khususnya dari pasar potensial yang menjadi fokus kita. “Ting-ginya frekuensi penerbangan SIA ke China dan India akan meningkatkan kunjungan wisman dari kedua pasar tersebut,” kata Mari.

Di bulan sebelumnya, Kemenparekraf sudah membuat perjanjian kerjasama dengan maska-pai nasional Garuda Indonesia.

Dalam MoU dengan SIA, disepakati antara lain masing-masing pihak akan memberikan kontribusi sebesar US$ 250.000 untuk kegiat an promosi bersama pariwisata Indonesia di pasar-pasar utama internasional. Dukungan dalam kerja sama ini akan meliputi: pemberian pemo-tongan biaya kargo, pembebasan biaya kelebih-an bagasi bagi kegiatan promosi pariwisata Indonesia di luar negeri.

Dukungan lain adalah kegiatan promosi seperti international travel trade fairs, educational and familiarization trip, misi dagang, promosi kon-sumen dan aktivitas-aktivitas khusus lain seperti memberikan pelatihan untuk meningkatkan pro fesionalitas para personel agen perjalanan di Indonesia; memfasilitasi kegiatan familiarization trip bagi agen perjalanan dan media massa luar negeri untuk berkunjung ke Indonesia serta me-nyebarluaskan informasi mengenai pariwisata Indonesia melalui kantor-kantor perwakilan Singapore Airlines di luar negeri.

Seperti dicatat tadi, Philippine Airlines (PAL) memulai penerbangan langsung Manila–Bali mulai 28 April 2012 ini. Maskapai itu meng-umumkan akan menggunakan pesawat Airbus A­320, full service flight, artinya seperti Garuda Indonesia dan bukan LCC, frekuensi dua kali seminggu yakni setiap hari Rabu dan Sabtu dari Manila. Operator Filipina ini sudah meng-hubungkan Manila-Jakarta lima kali seminggu, dan via Singapura empat kali seminggu.

Ada yang ‘menggelitik’ dari aksi penerbang an PAL. Pertama, di dalam negeri sendiri jaringan-nya mencakup 20 kota dengan all jet fleet. Kedua, ja ringannya ke pasar-pasar utama wisman di Asia Pasifik termasuk China, Jepang, Korea,

Penandatanganan MoU dilakukan Sekjen Kemenparekraf Wardiyatmo dan Executive Vice President Commercial Singapore Airlines, Mak Swee Wah, disaksikan Menparekraf Mari Elka Pangestu, Wamen Parekraf Sapta Nirwandar, dan Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Ashok Mirpuri. Tampak Sekjen Kemenparekraf bertukar cinderamata dengan Executive Vice President Commercial SQ.

Aircraft KM (000) ( 000 ) 424,972Aircraft Departure number 499,343Aircraft Hours number 682,823Passenger Carried number 60,039,293Freight Carried ton 718,177Passenger KM ( 000 ) 58,443,037Available Seat KM ( 000 ) 68,504,408Passenger L/F (%) ( % ) 85,31

Ton KM Performed a. Passenger ( 000 ) 6,266,652b. Exc. Baggage ( 000 ) 0c. Freight ( 000 ) 679,143d. Mail ( 000 ) 11,862e. Total ( 000 ) 6,957,656Available Ton KM ( 000 ) 21,557,776Weight L/F ( % ) 32,27

Aircraft KM (000) ( 000 ) 126,876Aircraft Departure number 61,755Aircraft Hours number 164,312Passenger Carried number 8,152,133Freight Carried ton 72,060Passenger KM ( 000 ) 22,807,654Available Seat KM ( 000 ) 31,186,691Passenger L/F (%) ( % ) 73,42

Ton KM Performed a. Passenger ( 000 ) 10,097,939b. Exc. Baggage ( 000 ) 0c. Freight ( 000 ) 906,831d. Mail ( 000 ) 2,150e. Total ( 000 ) 13,280,514Available Ton KM ( 000 ) 31,052,664Weight L/F ( % ) 42,77

DISCRIPTION DISCRIPTIONUNIT UNITTOTAL TOTAL

* Angka sementara tanggal 25 Januari 2012 * Angka sementara tanggal 25 Januari 2012

Produksi Penerbangan Nasional Berjadwal Rute Dalam Negeri 2011

Produksi Penerbangan Nasional Berjadwal Rute Luar Negeri 2011

Taiwan, juga semakin diperluas promosi pari-wisata mereka dengan salah satu slogannya: Hanya 3,5 jam terbang ke destinasi kami! Dan tagline promosi nya berbunyi, It is more fun in the Philippines, atau Filipina yang lebih menyenangkan.Dan dipasarkannya produk-produk yang ‘ mirip’ dengan produk yang dijual oleh Indonesia, Malaysia, Thailand, bahkan Singapura.

Tapi baiklah, ada indikasi baru lagi bagaima-na destinasi Indonesia, kali ini masih fokus Bali, tambah diminati lagi justru dari pasar Eropa.

KLM, maskapai penerbangan Belanda mulai 26 April 2012, meningkatkan frekuensi pener-bangannya ke Bali menjadi sehari sekali setiap

hari yang tadinya penerbangan lima kali seming-gu. Maskapai ini akan menggunakan pesawat Boeing B­777­300 dan B­777­200.

Sementara itu Mandala Airlines berkomitmen, armadanya tahun ini mencapai 10 buah pesawat. Untuk mengoperasikan pesawat-pesawat itu, akan direkrut pilot baru, baik dari dalam mau-pun luar negeri. Kru kabin yang masih diper-tahankan dari Mandala Airlines tahun lalu ada 80 orang. Untuk pilot sudah tersedia sebanyak 22 orang Indonesia dan akan merekrut yang baru, pada tahun ini juga, sehingga menjadi 100 pilot.

Selain dua rute yakni Jakarta–Medan dan Jakarta–Kuala Lumpur yang sudah diterbangi,

Sumber: Kemenhub

Page 16: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

16 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Aksesibilitas

Terminal check-in bandara Sultan Badaruddin, Pelambang pun tampak cukup ‘siap’ setelah even SEA Games akhir tahun lalu.

Mandala akan menambah rute Medan– Singapura mulai 20 April 2012.

Rute lain yang sedang dipersiapkan adalah penerbangan Jakarta–Bangkok, kata Sandiaga Uno, Direktur Utama Saratoga, kini pemegang saham utama Mandala Airlines.

Peluang berantaiDi samping pariwisata itu mencakup multi­

sectoral acitivities and policies, dampak gandanya pun bersifat sebab akibat. Salah satu ‘dampak’ dinikmati oleh anak usaha milik PT Garuda Indo­nesia Tbk, PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia, berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 57 miliar dari usaha bengkel pesawat pada 2011 lalu. Tahun sebelumnya keuntungan perusahaan reparasi pesawat tersebut terbilang cukup rendah, yaitu Rp 28 miliar.

Keuntungan GMF yang naik turun di mana pada 2008 lalu ke-untungan GMF terbesar yaitu Rp 67 miliar, dan turun menjadi Rp 48 miliar pada 2009 dan anjlok menjadi Rp 28 miliar pada 2010. Pesawat- pesawat Garuda sudah barang ten-tu berkontribusi terbesar, 70 persen dari pendapat an tahun 2011 yang sebesar Rp 1,78 triliun, lalu dari pe-langgan GMF pesawat- pesawat kar-go dari Eropa dan Amerika Serikat serta Afrika.

Kalau kembali ke judul utama di halaman depan edisi ini: Daerah­daerah, Gegaslah Bangkit, pesan itu pun dilontarkan kepada daerah- daerah, karena daerah-daerah tersebut yang mempunyai potensi pariwisata dan sebenarnya tinggal dikemas untuk kondisi ‘layak jual’, dan ditawarkan bersama maskapai penerbangan. Sebab, merekalah yang menghubungkan desti-nasi dengan sumber-sumber pasar wisatawan. Di dalam negeri dan luar negeri.

Ratusan pesawat akan memasuki armada pe nerbangan nasional dalam tiga tahun sedari sekarang. Maka sudah pasti: ratusan tenaga pilot dan ko pilot, kru kabin, staf di kantor darat, dibutuhkan langsung oleh airlines. Tapi rentetan kegiatan ekonomi lainnya: dibutuhkan tambah-

an tenaga kerja di hotel, agen operator tur, dan seterusnya.

Hebatnya lagi, peluang dimaksud akan terse-bar di banyak daerah, di Barat dan di Timur. Garuda Indonesia saja menebar efek itu dilihat dari penyebaran hub operasinya. Dari 18 pe-sawat Bombardier seri CRJ1000 NextGen yang dipesan Garuda, lima diantaranya akan diterima Garuda Indonesia pada tahun 2012 ini, mulai bu-lan Oktober hingga Desember 2012.

Pengoperasian pesawat tersebut sejalan de-ngan program pengembangan dan ekspansi yang terus dilakukannya, khususnya pada pasar domestik dan regional jarak pendek yang memi-liki kepadatan yang tinggi. Pesawat-pesawat tersebut hendak digunakan untuk melayani penerbangan rute domestik dan regional mela-

lui hub di Makassar, Medan dan Balikpapan mulai akhir tahun 2012 ini.

Ditargetkannya jumlah penumpang 35 juta pada 2015. Setelah tahun 2012 ini didatangkan-nya 21 pesawat, tahun depan tambah 10 pesawat Boeing 737­900 ER untuk melayani penerbangan jarak jauh. Tahun depan 2013 akan mendatang-kan 10 unit B 737­900 ER juga hendak melayani jarak jauh. Tampaknya itu ditujukan ke pener-bangan Eropa atau Amerika.

Garuda mengumumkan pesawat tersebut nanti nya akan dioperasikan melalui hub Makas-sar, Medan dan Balikpapan untuk meningkat-

kan ‘connectivity’ kota-kota di sekitar ketiga hub tersebut. Tahun 2012 ini pun Garuda akan membuka rute-rute baru domestik dan interna-sional. Untuk rute internasional seperti Jakarta–Taipei, dan Denpasar–Haneda. Rute domestik, Bandung–Surabaya.

Indonesia AirAsia, hingga akhir tahun ini, jumlah armadanya akan mencapai 21, seluruh-nya adalah Airbus A320, pada akhir 2015, akan menjadi 34 unit. LCC ini menargetkan jumlah penumpang 6 juta di tahun 2012 ini atau naik 15%. Untuk itu, pihaknya sudah mulai me-nambah rute-rute domestik baru, seperti Jakarta–Semarang, Denpasar–Semarang.

Lain lagi dengan Lion Air. Tahun 2012, ada tambahan 12 unit pesawat B 737­900ER. Ini bagian dari jumlah besar yang dipesannya, yakni 201 unit Boeing 737 MAX dan 29 unit pesawat Boeing generasi terbaru 737­900 ER. Selain itu, menurut Boeing, maskapai penerbangan Lion Air memperoleh hak menambah pesanan pesawat sebanyak 150 pesawat lagi.

Jadi, armada Lion Air per Desember 2011 ter-diri dari: 55 Boeing 737­900ER (total pemesanan 166 + 29 = 195); Boeing 737­300 (keluar dari ar-mada= 2011); 9 Boeing 737­400 (keluar dari arma-da= 2011); 2 Boeing 747­400 ; 4 McDonnell Douglas MD­90 (keluar dari armada= 2011); armada Lion Air dalam pemesanan terdiri dari: 201 Boeing 737 Maxs (dalam pemesanan); 12 Boeing 737­800 (pengalihan pesanan dari seri 900ER); 140 Boeing 737­900ER (166 - 55 + 29 = 140).

Wuihh, betapa besar peluang bisnis berantai dari ‘per gerak an’ maskapai penerbangan nasio-nal dan internasional di Indonesia. Tahun 2012–2015 membuat semangat pebisnis dan masyarakat serasa perlu ‘bergegas’ menyiapkan langkah antisipasi.

Kalangan penerbangan memang menantikan bandara-bandara turut meningkatkan kapasitas-nya demi kelancaran pergerakan lalu lintas udara. Pariwisata akan mengakselerasi membuka la pa-ng an kerja dan lapangan usaha. Tinggal upaya tetap menjaga pemeliharaan sumber daya alam yang ‘hijau’ dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan seni budayanya. Di tengah-nya bekerjalah daya kreatifitas! n

Terminal 2 F Bandara Soekarno-Hatta, semakin menyenangkan.

Desain bandara Semarang yang akan dibangun.

Page 17: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

17Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Pemasaran Destinasi

Lima orang warga Malaysia baru saja check in di sebuah hotel di te-ngah kota Palembang. Hotel bin-tang 3 atau 2, kalau menggambar-

kan kelas hotel itu, karena umumnya hotel di ibukota provinsi Sumsel ini memang bukan hotel ‘mewah’ yang lazim diasosiasi-kan dengan bintang empat atau lima.

Mereka sebelumnya baru mendarat di bandara Sultan Badaruddin II, nama ban-dara kota Palembang, turun dari pener-bangan yang mengangkut mereka lang-sung dari Kuala Lumpur. Setelah beberapa saat istirahat, menjelang waktu makan siang, kepada resepsionis hotel mereka meminta carikan satu mobil sewa (rental) untuk membawa mereka berkeliling kota alias city tour.

Rizal adalah nama driver yang kemu-dian mengantarkan mereka berkeliling kota. Rizal sudah beberapa tahun bekerja seperti itu, dia merasa menjalankan pro-fesi guide atau pramuwisata merangkap supir. Pertama spot yang diperlihatkan-nya kepada wisman itu, tentulah jembatan Ampera yang tampak cukup megah dan mengesankan di atas sungai Musi yang membelah kota Palembang.

“Sungai ini meliuk-liuk membelah pro-vinsi ini, bukan hanya membagi dua kota

River cruesship ini pun dinamakan Riverside,

tapi lebih banyak diam ‘sandar’ daripada ber layar

membawa wisatawan menyusuri sungai Musi. Sayang, bukan? Maka

potensi alam Sungai Musi itu sungguh perlu

segera diefektifkan bagi pengembangan pema-

saran pariwisata.

Palembang,” ceritanya kepada tamu wis-man yang di-pandunya itu. “ H i d r a u l i k p e n g a n g k a t bagian tengah jembatan itu memang tidak bisa bekerja lagi. Dulu setiap ada kapal melintas di bawahnya, di atas permukaan sungai, bagian tengah jembatan dinaikkan, mem-beri ruang tinggi yang aman bagi ka-

pal untuk lewat,” begitu pula seterusnya diceritakannya.

Nah, setelah itu mereka dibawa makan siang ke sebuah restoran. Puas. Makan siang dengan gulai ikan dan lauk pauk gaya Palembang memuaskan selera ma-kan mereka. Justru setelah itu mulai mere-potkan Rizal untuk berfikir. Mereka tidak berminat kalau dibawa ke mal atau pusat belanja modern.

Di Kuala Lumpur itu sudah banyak dan tiap saat kami lihat, kata mereka se-bagaimana ditirukan oleh Rizal. Apa lagi yang bisa dinikmati wisman di Palembang ini? Dia menawarkan melihat-lihat ke-hidupan di pinggir Sungai Musi, di mana pada ujungnya bolehlah duduk-duduk menikmati pemandangan yang terben-tang dan menarik mata kita dari kejauhan, yaitu pemandangan dua tiang hidraulik Jembatan Ampera tadi.

Makan berat dan ringan ditawarkan di kafe ini, namanya Riverside. Lalu lalang speed boat mengangkut masyarakat menu-ju ke arah hulu sungai Musi, sambil kita ‘ngopi’ siang hari, menjadi pemandangan mengasyikkan menyaksikan bagian dari gerak hidup keseharian masyarakat setem-pat. Atau, masyarakat itu sedang hendak menepi mendarat dari arah sebaliknya.

Sebenarnya belum lagi pukul tiga siang, mereka tampak sudah puas. Ke mana lagi? Rizal membawa mereka ke kompleks olahraga Jakabaring, kompleks

venue utama diselenggarakan-nya SEA Games 2011. Setelah itu, menurut Rizal, tak ada lagi tourist spot di kota yang dia rasa bisa ditawarkannya dan bisa diterima oleh para wisatawan ini.

“Saya antarkan mereka kembali ke hotel,” cerita Rizal. Mereka lalu free pro­gram, akan berjalan-jalan

Sumsel Menggeliat dari Kabupaten

Triboatton 2012 akan Mendinamiskan

Pemasarannya

Page 18: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

18 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Pemasaran Destinasi

sendiri untuk makan malam, juga untuk acara keesokan harinya. Kata mereka, di-kutip oleh Rizal, hari ketiga akan kembali terbang ke kota asal Kuala Lumpur, dan memesan mobilnya untuk transfer dari hotel ke bandara.

Berwisata ke Palembang, Sumatera Selatan, memang masih dibatasi oleh kekurangan obyek daya tarik wisata. Di kota Palembang saja, tourism attractiveness perlu dibangun, atau dibangkitkan. Su ngai Musi dan Jembatan Ampera di te ngah kota itu sesungguhnyalah menyimpan potensi yang belum dieffektifkan menjadi sumber daya tarik wisata, khususnya se-suai kekayaan sumber daya alam itu sen-diri. Dimaksudkan antara lain semacam tur sungai ke pedalaman.

Karena itulah sejak dua tahun yang lalu (Dirjen Pemasaran Pariwisata waktu itu) Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar mencetuskan gagasan penyelenggaraan even besar yang dinamakannya Triboaton. Itu untuk pemasaran destinasi Sumsel dan Palem-bang. Ajang olahraga pariwisata atau sport tourism yang digagasnya dengan nama itu, merupakan kombinasi ajang olahraga lomba canoing, perahu dayung dengan dua pendayung; lomba rafting, per kelompok tujuh orang, dan lomba perahu naga de-ngan masing-masing perahu ber awak 12 pendayung. Ten-tu saja, venue utamanya ada-lah Sungai Musi. Dan Sungai Musi itulah sumber daya alam utama bagi pariwisata

di Sumatera Selatan. “Tahun 2012 ini akan terlaksana,”

Faried Moertolo, Direktur Promosi Pari-wisata Dalam Negeri menerangkan. “Pak Wamen sudah menyetujui tanggal pelak-sanaan di bulan November 2012 ini, logo even untuk mempromo-sikan even ini pun sudah disetujui Wamen,” kata dia. Panitia pelaksana pun kini sudah mulai bergerak mempersiapkan.

Faried pun merujuk pada pencetusan gagasan oleh Sapta Nirwandar untuk melaksanakan even sport tourism Tour de Sing­karak, yang diadakan di provinsi Sumatera Barat. Branding Suma tera Barat dengan sebutan TDS alias Tour de Singkarak kini telah mendunia. Tahun ini akan digelar kem-bali secara konsisten, pada bulan Oktober 2012.

Jadi, Triboaton itu akan mengangkat destinasi Sumsel dan Palembang ke pasar dalam negeri sekaligus ke pasar manca

negara. Peserta lomba akan datang dari berbagai daerah dan berbagai negara.

Memulai dari pasar lokal Kini, memasuki kuartal kedua tahun

2012, nun ke arah barat dengan perjalanan naik mobil sekitar tiga jam dari kota Palem-

bang, satu kabupaten sedang menggeliat. Bupati Musi Banyuasin, Beni Henderdi (35) di ibu kota kabupaten bernama kota Sekayu, telah mengumumkan satu kegiat-an pembangunan obyek daya tarik wisata. Itu kegiatan membangun dan mengelola Danau Ulak Lia di sisi kota Sekayu,

Rencananya boleh di ang-gap satu mo del memba ngun

obyek daya tarik wisata dae rah. Dari rencana fisik, fasilitas, pe ma saran sam-pai keuangan, yang mencakup proyeksi tiga sampai lima tahun ke depan, dimu-lainya tahun 2012 ini dengan anggaran APBD sebesar Rp 10 miliar. Lalu secara keseluruh an, rencana pengembangan itu disusun dengan pembiayaan seperti ini :

Beni Hederdi

Page 19: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

19Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Pemasaran Destinasi

Sang Bupati menerapkan konsep yang intinya ada-lah: Meningkatkan daya tarik dan berkembangnya kegiatan wisata di Danau Ulak Lia dengan memanfaat-kan panaroma perairan danau dan nuansa kehidupan masyarakat agraris, melalui pengendalian dan peles-tarian lingkungan alam dan sosial budaya masyarakat.

Dan inilah gambaran proyek yang sedang mulai di-laksanakan :

Tiga tahun mendatang, wisatawan bi sa tinggal sa tu atau dua malam di Danau Ulak Lia, dan satu dua malam di kota Palembang. Tentulah di sekitar obyek daya tarik wisata itu akan memberi kesempatan wisatawan me-nyaksikan pertunjukan seni budaya dan kehidupan keseharian tradisi masyarakat setempat.

Jelas apa yang dituju oleh Bupati. Tahap pertama tentulah wisatawan lokal diharapkannya akan tertarik ke Danau Ulak LIa, Dari pasar lokal kemudian meluas ke pasar antarkabupaten, antarprovinsi, sebelum pada gilirannya berkemungkinan juga bagi wisman.

Ke Kota Palembang cukup banyak pilih an pener-bangan dari Jakarta, sedang kan ke–dari Singapura beroperasi Silk Air setiap hari dan Indonesia AirAsia empat kali seminggu. n

Pemasaran destinasi pulau Sumatera dari ujung utara, pulau Sabang dan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, menyusur ke Sumatera Utara, Sumatera Barat, Batam dan

Bintan, hingga Sumatera Selatan dan provinsi Lampung, dewa-sa ini menghadapi peluang permasaran yang secara akumulatif menjadi rangkaian kegiatan pemasaran yang berskala besar atau Mega Marketing Campaign.

Kemenparekraf telah menginsiasi even-even pariwisata yang berdampak promosi luas, ke dalam negeri dan ke luar negeri. Konsistensinya pun semakin memperkuat daya penetrasi ke pasar. Pelaksanaan setiap tahun Sabang International Regatta,

Tour de Singkarak, Pasar Wisata Indonesia–Internasional TIME di Lampung, ASEAN Jass Festival di Batam, dan lain-lainnya, di-harapkan akan semakin ditanggapi dan didukung oleh segenap stakeholders pariwisata. Tentu juga diharapkan masyarakat yang bukan saja akan menikmati, tetapi juga akan mendukung keberhasilan kegiatan-kegiatan tersebut.

Banyak cara untuk mendukung, termasuk bagian masyarakat yang beraktifitas di bidang yang berkaitan dengan sport tourism, atau usaha-usaha yang bisa ikut sebagai sponsor. Peran pemda tentulah perlu pro-aktif, antara lain mendorong pembangunan ‘produk-produk’ yang hendak dipasarkan. n

Sumatera pun, Bergegaslah

Souvenir & sitting place.

Food court.

Area pemandangan.

Bangsal serbaguna, food court.

Akomodasi / Penginapan.

Souvenir & sitting place.

Page 20: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

20 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

WisATA BAhAriJawa Tengah

Apa Kata Mereka?Wisatawan sedang berkunjung di Soloakhir Maret 2012

Seorang FIT asal Rusia, namanya Konstantin Sorokin, sedang berkun-jung di Candi Sukuh. Dia sudah be-rada di Solo selama 2 hari, sejak 21

Maret 2012. Selanjutnya dia akan ke Jakarta, ingin melihat Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor sebelum pulang ke Moskow.

Sebenarnya ini adalah minggu ke-4 dia berada di Indonesia dan bukan kunjungan pertamanya ke Indonesia. Sebelumnya tahun 2008 dia juga pernah tinggal di Indonesia. Kali ini kunjungannya ke Indonesia dimulai dari Banda Aceh, Medan, Brastagi, Danau Toba, kemudian transit di Surabaya lalu melanjut-kan perjalanan ke Malang, Blitar, mengun-jungi makam Soekarno. Lalu ke Yogya dan menginap selama 3 hari 2 malam di sana. Se-telah itu dia ke Borobudur baru ke Solo.

Selama di Solo dia sudah ke keraton, non-ton wayang orang di Sriwedari, mengunjungi Monumen Pers, lalu ke Candi Cetho dan Sukuh. Sebenarnya dia masih ingin melihat tempat- tempat menarik di sekitar candi, seperti air terjun tapi sayangnya sudah terlalu sore dan tempat-tempat itu sudah tutup.

Selama di Solo, awalnya dia menginap di Novotel, tapi kemudian pindah ke Ibis. Bukan karena servis yang kurang memuaskan atau harganya, tapi dia merasa Novotel sudah terlalu crowded, sehingga kurang nyaman buatnya. “Generally, I like Solo,” ka-tanya. Hanya menurutnya, sopir taksi di sini tidak bisa bahasa Inggris dan ada yang menetapkan harga taksi lebih tinggi buatnya. Karena dia pernah ke In-donesia, maka dia sudah tahu standar harga taksi.

Pak Anto dan Ibu DewiWisnus asal Jakarta yang sedang menikma-

ti sepur kluthuk Jala dara di Solo. Ibu Dewi me-ngatakan mereka ke Solo dengan Batavia dari Jumat 23 Maret 2012 untuk liburan bersama keluarga. Rencananya setelah naik sepur dan belanja di kampung batik akan meneruskan perjalanan ke rumah orang tua mereka di Yog-yakarta dan kembali ke Jakarta dari Yogya. Menurut Ibu Dewi, “Sekarang Solo bersih.”

Mereka juga telah naik bis tingkat wisata sehari sebelumnya. Mereka terkesan dan anak-anaknya pun menikmati perjalanan di Solo.

PT BTMU-BRI Finance, trip 1 & 2Sebuah grup perusahaan dari PT BTMU­

BRI Finance dari Jakarta memesan paket wisata sepur kluthuk Jaladara. Menurut group leadernya, Achyar Budiman, jumlah mereka sebenarnya ada 145 orang, tapi karena kapa-sitas kereta tidak cukup, maka grup mereka dibagi jadi 2 trip.

Mereka ke Solo setelah training, outbound

dan gathering di Yogya, sejak 22 Maret 2012. Grup mereka ke Solo baru pada tanggal 24 Maret 2012 dan menginap di Griya Tawang­mangu. Setelah naik sepur klutuk dan berbe-lanja, mereka akan kembali ke Jakarta melalui Adi Sumarmo.

Mrs. Yoon SKSatu keluarga wisman asal Korsel yang

tinggal di Singapura, datang ke Yogya pada 24 Maret 2012 dan menginap di Yogya. Mereka akan kembali ke Singapura---tempat tinggal mereka saat ini---pada 27 Maret 2012. Se-lama ini mereka sudah berkunjung ke Candi Borobudur, Prambanan, dan Mendut. Hari ini rencana mereka akan ke Candi Sukuh serta Cetho setelah naik sepur kluthuk Jaladara.

“The temple in Java is amazing. It is different from temple in Korea”, kata Mrs. Yoon. Beragam unsur dari Hindu, Budha dan Islam ada semua.

Mrs. Yoon tinggal dan bekerja di Singa-pura, namun suaminya saat ini tinggal dan

bekerja di Jakarta. Sebenar-nya suaminya ingin ikut tapi karena pekerjaan jadi tidak bisa. Me reka akan kembali ke Singapura le-wat Jakarta. Dan mereka datang ke Solo memang untuk naik sepur kluthuk Jaladara.

Menurut guide yang me-nemani Mrs Yoon, Mbak Yanti, selama perjalanan di Jawa Te ngah mereka memang menginap di Yogya. Mereka tidak ke keraton di Solo karena ke-terbatasan waktu. Namun mereka akan me ngunjugi keraton yang ada di Yogya keesokan harinya. n

10 Besar Jumlah Kunjungan Wisman ke Jawa Tengah

Sumber : BPSKunjungan wisman ke Jawa Tengah diambil melalui pintu masuk bandara Adi Sumarmo, Solo sebagai pintu masuk utama.

Page 21: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

21Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Persaingan

Bagaimana FilipinaBersaingPemeo ‘business is business’, artinya selalu ada

persaingan. Sementara sesama ASEAN kita juga menjadi satu destinasi, namun persaing-an satu sama lain tetap hidup. Khusus bagi

Indonesia, Filipina secara geografis seakan ‘pagar’ bagi wisatawan dari pasar potensial di belahan utara Asia. Salah satu ditonjolkannya dalam memasarkan destinasi ke sana, mengemukakan terbang ke desti-nasi nya hanya sekitar 3 – 3,5 jam dibandingkan pener-bangan lebih lama ke negara lain di sekitarnya. Tentu saja maksudnya anggota ASEAN lain. Dan tentu saja pula artinya ‘lebih murah’ untuk harga paket turnya.

Aspek persaingan lainnya, Filipina mengumum-kan memiliki ratusan pantai tropis, beberapa situs menyelam terbaik di dunia, teras padi kuno dan bu-daya yang unik yang mencampur Asia, pengaruh Spanyol dan Amerika.

Angka resmi wisman tahun 2011 sebesar 3,9 juta, memang, masih jauh dari hampir 20 juta orang yang mengunjungi Thailand. Juga dibandingkannya negara- negara Thailand, Malaysia dan Vietnam, Filipina ha-nya mendapat sebagian kecil dari pengunjung.

Pemerintahnya menyatakan, mempromosikan pariwisata adalah salah satu prioritas utama. Untuk melakukan ini diluncurkan kampanye baru dengan slogan: Lebih menyenangkan di Filipina; aslinya, More Fun in Philippines.

Tujuannya adalah untuk bersaing dengan catch phrases seperti Amazing Thailand, Malaysia Truly Asia dan India Incredible. Maksudnya, mempromosikan sesuatu yang terkenal dari rakyat Filipina yaitu sema-ngat bersenang-senang.

Hanya di negaranya pelayan restoran bisa ber-nyanyi, staf penjualan secara teratur memakai gaun mewah, dan ketika Anda memberikan petunjuk arah kepada seseorang dengan menyebutkan penjaga lalu lintas yang menari, Anda harus menentukan pula ‘yang mana’. Itu kata mereka.

Alexander Stutely dari Blue Horizons, operator tur, mengatakan slogan baru telah bergaung pada kliennya.

Beda untuk pasar di BaratTetapi, terbang ke Filipina lebih mahal dan me-

makan waktu bagi orang-orang Eropa dan Amerika daripada ke banyak tujuan Asia lainnya. Hanya satu maskapai penerbangan dari Eropa, KLM, yang masih

terbang langsung ke Manila, dan rute tersebut pun akan segera dihentikan.

Peringkat keamanan operator maskapai pener-bangan Filipina diturunkan oleh US Federal Aviation Administration, dan masuk daftar hitam oleh Komisi Eropa. Maka banyak agen tur asing tidak dapat men-jamin penerbangan domestik di Filipina, sehing ga pe-langgan mereka hanya terbatas masuk ke Manila atau harus menandatangani surat pernyataan asuransi untuk terbang ke tempat lain di Filipina.

Wisata Menyelam untuk menjaga pariwisata bertahan

Filipina dipromosikan berada tepat di pusat ‘se-gitiga karang’, lingkungan laut yang paling beragam secara biologis. Di perbatasan ada Bali, Indonesia; Kepulauan Solomon dan bagian dari Malaysia, Papua Nugini dan Timor-Leste.

Menyelam adalah salah satu yang disebut Depar temen Pariwisata Filipina sebagai pasar ‘minat

Pantai pasir putih Borocay dibanggakan dalam promosinya (atas). Wisata menyelam dipromosikan sebagai ‘minat khusus’ bagi wisatawan asing yang datangke Filipina (bawah).

Page 22: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

22 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Persaingan

khu sus’, yang dianggap ‘kebal resesi’ (lainnya adalah olahraga petualangan, pasar pariwisata kesehatan dan medis). Artinya, penyelam mungkin tidak sering bepergian tapi akan pergi setidaknya setahun sekali.

“Katakanlah ada 6,9 juta penyelam dan 20 persen-nya sudah terambil,” mengutip Vernie Velarde­ Morales, atase pariwisata Filipina untuk wilayah AS dan Daerah Midwest Kanada. “Tapi masih ada lebih dari 5 juta pe-nyelam. Jika kita menargetkan satu persen saja dari itu, berarti ada 50.000 penyelam. Itu angka yang besar. “

Lynn Funkhouser, seorang veteran fotografer bawah air yang berbasis di Chicago, menjadi juru bicara Filipina ketika mengikuti even promosi Dema di AS. Di dalam selebaran yang dibuatnya, dia garis-bawahi “Tidak ada malaria!” di Filipina, (ini disebut orang bertentangan dengan klaim dari US Centers for Disease Control and Prevention).

Tahun ini ada kelompok membawa 15 penyelam dan mengirim e­mail pertanyaan untuk 14 resort. Hanya tiga menjawab dan itu membutuhkan waktu selama dua minggu.

Filipinos WayPada tahun 2008, Filipina membuat program untuk

menarik pasar Amerika Utara dengan memberikan hadiah berupa 250 tiket pesawat, yang menciptakan database 84.000 nama. Database ini terus diandalkan terutama selama low season, di mana agen perjalanan menjual paket dengan harga diskon.

Selain itu, memberi pelatihan bagi agen perjalanan Amerika Serikat secara online bagaimana menjual Filipina sebagai sebuah tujuan. Sejauh ini telah me-luluskan 1.000 agen, 150 di antaranya telah diundang untuk mengalami dan merasakan penawarannya.

Di awal tahun 2012 Departemen Luar Negeri dan

Biro Imigrasi Filipina telah mengeluarkan edaran un-tuk memperpanjang bebas visa pada saat kedatangan untuk 166 negara menjadi 30 hari dari sebelumnya 21 hari dan bagi pensiunan bisa menikmati bebas visa selama 6 bulan pada saat kedatangan.

Langkah lain adalah penghapusan pajak terhadap maskapai komersial dan Karantina Bea Cukai dan Imi-grasi. Juga sedang mengerjakan penurunan pe ringkat FAA dan larangan Uni Eropa kepada maskapai Filipi-na, berharap bisa mendapatkan upgrade tahun ini.

Investasi pada infrastruktur pariwisata telah dialokasikan untuk jalan akses menuju bandara dan pelabuhan RORO, selain pengembangan bandara internasional baru.

Rencana Pariwisata Nasional Filipina mengidenti-fikasi semua program pariwisata sampai tahun 2016, mencakup 21 cluster pembangunan di seluruh negara dan berada di bawah sebuah katalog digital. Juga mengidentifikasikan sembilan kategori produk pari-wisata, yakni alam, budaya, pasir dan pantai, pesiar, MICE, kesehatan dan kesejahteraan, laut, hiburan, dan pendidikan.

Untuk mengatasi masalah toilet umum, alih-alih berinvestasi di toilet umum, pemerintah akan me-minta perusahaan swasta membuka dan memanfaat-kan fasilitas yang aman, bersih dan nyaman toilet mereka kepada wisatawan.

Tercatat ada 500 gerai restoran McDonald di negara itu, 800 toko Jollibee, lebih dari seribu cabang bank di Kepulauan Filipina, dan ribuan minimarket di selu-ruh negara. Jadi, menggerakkan kemampuan berpar-tisipasi dari masyarakat.

Jumlah kedatangan wisatawan pada Februari 2012 akan menunjukkan pertumbuhan dua digit yang berkelanjutan, merupakan pertumbuhan bulanan ter tinggi sebesar 27 persen yang dicatat di bulan per-tama tahun ini.

Filipina optimis dengan slogan kampanye wisata baru, akan bisa mencapai target 10 juta wisman pada tahun 2016.

“Lebih menyenangkan di Fili pina,” kampanye branding baru, dikatakan hanya bagian pertama dari kampanye menyeluruh. Mereka telah memilih untuk menggelar kampanye baru dengan cara yang tidak konvensional, berkonsentrasi di situs jaringan sosial sebelum menempatkan iklan di media mainstream.

Warga Filipina diundang masuk ke website depar-temen untuk meng-upload foto mereka sendiri, dan menggambarkan apa yang menyenangkan tentang Filipina sehingga bisa menghasilkan poster mereka sendiri.

Tapi dilaporkan kemudian, dengan cara khas Filipina, hal ini telah menghasilkan beberapa kelucu-an. Di antara banjir gambar yang indah diposting di Facebook, Twitter dan situs blog, kita dapat melihat gambar lalu lintas Manila yang sangat padat dan saat sidang impeachment Kepala Mahkamah Agung, dan keduanya dihiasi dengan teks bernada satiris, “Ini lebih menyenangkan di Filipina”.

Tapi mereka tidak khawatir dengan foto-foto sarkastik tersebut.

“Hanya warga Filipina yang bersenang-senang saja,” kata seorang pemimpin pariwisata sambil berkelakar. n (Dari berbagai sumber)

Page 23: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

23Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Wisata Nusantara

Malam datang di salah satu po-jok pulau Batam. tepat di ujung sebuah jembatan yang disebut Barelang, asap tipis terlihat

merambat di atas aspal jalan, berbinar di bawah terang lampu halogen. Jembatan satu, begitulah nama sebutan bagi peng-hubung antara Pulau Batam dan Pulau Nipah. Jembatan ini adalah satu dari rangkaian jembatan yang disebut sebagai Barelang.

“Belum ke Batam, kalau belum menyu-suri Barelang,” ujar Ramsel Bakara, pe-ngusaha lokal yang mengantar penulis ini berkeliling Batam. Jembatan Barelang adalah rangkaian enam jembatan, masing-masing dengan disain berbeda, yang meng-hubungkan tiga pulau yang relatif besar, yakni Batam, Rempang, dan Galang.

Selain ketiga pulau ini terdapat pulau Tonton, Nipah, dan Setotok. Dari pangkal di Batam hingga ujungnya di Galang, ter-dapat jalan aspal sejauh kurang lebih 50 kilometer. Barelang sendiri terletak sekitar 20 kilometer dari pusat Batam.

Batam menjadi pulau legendaris dalam sejarah pembangunan Indonesia. Pulau ini pernah disebut-sebut sebagai calon pesaing berat Singapura, negara pulau yang ber-jarak sepelemparan batu. Hanya perlu sera-tus ribu rupiah untuk menyeberang selat ke

Singapura. Batam pada awalnya dirancang sebagai otorita industri dan perdagangan. Beberapa kantung industri menjadi bagian tak terpisahkan dari pulau Batam.

Dalam soal penduduk, Batam dan Singapura memang saling berkaitan. Ba-nyak manajer yang bekerja pada industri-industri di Batam berasal dari Singapura, bahkan hidup di Singapura. Maka ada saatnya mereka memasuki Batam, dan selepas hari kerja, atau sesudah sedikit bersantai selepas jam kerja, mereka pun kembali ke Singapura. Lalu lintas pekerja antara Batam dan Singapura ini, men-jadikan statistik kedatangan warga asing di Batam termasuk yang paling tinggi di Indonesia. Tentu saja hal ini membuat catatan kedatangan pariwisata di Batam pun menjadi tinggi pula.

Bandingkan saja, statistik Januari dan Februari 2012, di pintu kedatangan Soekarno-Hatta ada sekitar 312 ribu orang wisatawan yang datang, Ngurah Rai 462 ribu, Polonia 31 ribu, Juanda 29 ribu dan Batam 186 ribu. Ini artinya, lalu lintas ke-datangan wisatawan dari Singapura me-mang tinggi.

Letak Batam yang dekat Singapura juga menciptakan citra ternama sebagai pusat barang-barang elektronik. Citra ini terutama terbentuk di paruh pertama ta-

hun 1990an, ketika barang-barang bebas pabean diperkenankan memasuki pulau ini. Wisatawan pebelanja dari Indonesia, karena kelebihan ini, pernah menjadikan Batam sebagai tujuan belanja kedua se-telah Singapura. Mitosnya: harga barang di Batam setengah dari harga di tempat lain di Indonesia.

“Itu adalah masa lalu, karena harga ba-rang elektronik di pulau ini ternyata sama saja dengan Jakarta,” kata-kata ini diucap-kan oleh hampir semua orang yang di-tanya di Batam. Tetapi toh, hingga saat ini, ada saja penipu-penipu profesional yang memanfaatkan citra masa lalu Batam. Taktiknya adalah melalui toko online, menawarkan barang-barang elektronik dengan harga sangat miring via internet. Pembeli yang terjebak akan mengirimkan uang, tanpa pernah mendengar kembali nasib uangnya, lenyap di belantara online.

Jalur jembatan Tak ada toko-toko megah di wilayah di

jalur Barelang, dari jembatan satu hingga ujung, kita bisa melihat masa lalu alam Batam yang indah.

Jembatan pertama, atau jembatan satu sepanjang 642 meter, resminya bernama Jembatan Tengku Fisabilillah, tapi kerap juga di sebut Jembatan Habibie, menghu-

MengunjungiBatamMasa Kini

Jembatan Barelang,penghubung antara

Pulau Batam dan Pulau Nipah.

Page 24: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

24 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Wisata Nusantara

bungkan Batam dengan Pulau Tonton. Ini adalah jembatan paling popular,

baru selesai dibangun pada tahun 1998 atas prakarsa BJ Habibie ini memiliki arsitek-tur unik, sekilas mengingatkan kita akan jembatan Golden Gate di Negara paman Sam. Kalangan penduduk Batam, tua dan muda, berbaur dengan para wisatawan di tempat ini, mereka datang berpasangan maupun berkelompok. Sebagian mem-bawa alat pancing, berusaha menangkap ikan di sekitar kawasan jembatan.

Jembatan dua menghubungkan Pulau Tonton dan Pulau Nipah sepanjang 420 me-ter. Jembatan tiga menghubungkan Pulau Nipah dan Pulau Stoko sepanjang 270 me-ter, jembatan Setoko–Rempang me miliki panjang 365 meter sedangkan jembatan Rempang–Galang sepanjang 385 meter.

Menyusur Barelang, mulai dari Jem-batan satu hingga ujungnya, memerlukan waktu sekitar 75 menit dengan mobil, maklumlah karena lalu lintas yang tak ra-mai, mobil bisa melaju dengan kencang. Satu-satunya yang menghambat perjalan-an adalah pemandangan alam yang luar biasa indah. Kita bisa melihat pulau-pulau kecil yang menyebar, air laut yang terham-par bersih tak tercemar, dengan warna birunya, sangat indah di sore hari.

Sejumlah tempat makan seafood terda-pat di sekitar jembatan satu dan dua, baik berupa restoran modern maupun warung tradisional. Batam adalah surga bagi pe-nikmat seafood, ada sejumlah tempat yang ternama sebagai tempat makan, namun bagi penduduk luar Kepulauan Riau, boleh dikatakan bahwa semua tempat terasa is-timewa. Sup ikan Batam, luarbiasa.

Selain jagung bakar, makanan yang da-pat ditemukan dekat jembatan Barelang antara lain berbagai makanan udang dan kepiting, mie ayam, bakso, sate padang, dan berbagai jenis makanan ringan buatan lokal.

Pulau Galang Bagian yang paling menarik wisatawan

asing di jalur Barelang adalah bekas tempat pengungsi (camp) orang-orang Vietnam. Inilah alternatif tempat wisata sejarah di Batam, Ex Camp Vietnam sendiri terletak di Pulau Galang, atau setelah jembatan ke-5 dari Pulau Batam.

Camp yang dibangun oleh Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) dan Pemerintah Indonesia ini menurut se-jarahnya sempat menjadi tempat tinggal se-mentara dari 250.000 pengungsi Indo China, khususnya Vietnam dari perte ngahan 1970 an hingga pertengahan tahun 1990 an.

Di kawasan ini para pengungsi melaku-kan berbagai kegiatan keseharian. Tempat ini kini kosong. Tetapi siapa pun dapat melihat bangunan-bangunan bekas tem-

pat tinggal mereka. Beberapa masih terpe-lihara baik, ada pula yang sudah berupa puing-puing. Di antara bangunan terse-but, terdapat gereja dan pagoda yang masih aktif digunakan hingga saat ini. Ada sebuah patung Maria yang menjadi tempat ziarah umat Katolik.

Di salah satu sudut Pulau Galang, ter-lihat kapal kayu yang pernah digunakan untuk berlayar. Kapal kecil yang pernah berdesakan diisi ratusan pengungsi. Itu-lah sebabnya para pengungsi Vietnam disebut ‘orang perahu’. Sebuah museum berisi berbagai peninggalan, berupa kera-jinan dan ketrampilan tangan pengungsi, foto-foto dokumentasi kehidupan, dan foto-foto reuni para mantan pengungsi yang sempat berkunjung. Para mantan pengungsi tersebut pada umumnya kini telah tinggal di negara ketiga yang berse-dia menampung mereka.

Beberapa kisah menyedihkan memang terekam di pulau yang pernah menyelamat-kan ratusan ribu orang ini. Kisah pe ngungsi yang bunuh diri karena akan dipulangkan ke Vietnam, atau kisah per kosaan oleh sesa-ma pengungsi tertulis di salah satu sudut yang bernama monumen kemanusiaan.

“Pulau Galang adalah tempat yang sa ngat membanggakan,” kata Ramsel Bakkara sambil memandang berkeliling. “Tempat ini, menjadi bukti bahwa Indonesia punya rasa kemanusiaan yang luar biasa. Tak ada negara lain yang bersedia menam-pung pengungsi Vietnam pada masa itu, namun kita bersedia, dan menyelesaikan tugas kemanusiaan itu sampai tuntas.”

Luangkanlah waktu anda saat liburan berwisata ke Batam. n

24 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Sisa-sisa kapal pengungsi Vietnam di Pulau Galang (atas). Suasana kota Batam (bawah).

Page 25: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

25Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Promosi Dalam Negeri

Para pembicara pada seminar Promosi Wisata dan Investasi Sumbawa.

25

Even di Ternate dan TidorePesta rakyat berjudul Festival Legu

Gam tanggal 1 – 21 April 2012 merupakan yang ke-10 kali diada-kan sejak tahun 2002, di Ternate,

Maluku Utara. Kali ini berlangsung tiga minggu lamanya. Kegiatannya seperti pameran sosial ekonomi, parade sosial bu-daya, pertunjukan seni tradisional, sampai seminar Membangun Perekonomian Rakyat Melalui Adat se­Atorang.

Kehidupan masyarakat yang bersatu padu ditampilkan sepanjang terselengga-ranya even tersebut. Selain dipertonton kan seni-seni tradisional, sekaligus merekatkan kehidupan keseharian masyarakat ber-

slogan Maloku Kie Raha, keharmonisan 29 suku dan 30 bahasa serta keberadaan Kesultanan Ternate. Itulah hasrat dari Fes-tival, yang awalnya juga dimulai oleh Ratu Boki Nita Budhi Susanti, istri Sultan Mudaffar Syah.

Even itu tampak maju dari tahun ke tahun dan tahun ini temanya Aroma Rempah di Jalur Sutra. Harapannya sema-kin banyak wisnus dan wisman menge-nal Ternate, Maluku Utara, dan tentu saja untuk menggerakkan minat berkunjung. Sepuluh hari sebelum hari pelaksanaan Festival, di Jakarta, Sultan dan Ratu Ter-nate mengumumkannya melalui jumpa pers di Jakarta. Jadi, diharapkan publik di

luar Ternate sudah mengetahuinya dari jarak waktu yang cukup sebelum hari pe-nyelenggaraan Festival.

“Kemenparekraf memberi program pendukungan (kembali) pada Festival, sejak pertama tahun 2002,” kata Faried Moertolo, Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri mewakili Kemenparekraf. Festival ini dimasukkan dalam kalender pariwisata nasional.

Esok harinya, 22 Maret 2012, Faried mewakili Kemenparekraf, bersama Wali-kota Tidore, membuka pameran foto sejarah dan foto kota Tidore, tetangga kota Ternate. Kota Tidore pun me-

nyelenggarakan festival rak-yat, disinergikan bersama an pelaksanaan Festival Legu Gam di Ternate.

Festival Tidore dilaksana-kan tanggal 1 – 12 April 2012. Ini pun dipublikasi-kan di Jakarta bersamaan pamer an foto di Museum Nasional. Maka mengunjungi Festival Tidore akan sekaligus berkesempatan menyaksikan Festival Legu Gam di Ternate.

Dewasa ini, Maluku Utara untuk menjadi destinasi pari wisata, mengupayakan

inisiatif dari dae rah dalam melakukan kegiatan promosi. Upaya itu akan semakin terdukung de ngan akan diadakannya even besar Sail Morotai di kwartal IV tahun 2012 ini.

Ide penyelenggaraan Sail Morotai di-cetuskan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun lalu ketika meresmikan ajang internasional Sail Banda.

Sail Morotai, sesuai skalanya yang manca negara, akan dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan nasional. Bagi industri pariwisata di daerah, ajang-ajang terse-but mestinya menjadi ‘inspirasi’ dan ‘dorongan’ untuk mengembangkan pari-wisata setempat. n

Investasi ke Batam Bintan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, dengan kerja sama pi-hak pemerintah dan kalangan usaha Singapura, kawasan ekonomi khusus

Batam, Bintan dan Karimun diharapkan akan tumbuh dengan memberikan manfaat pada masyarakat setempat. Karena itu pemerintah mengundang investasi ke kawasan tersebut.

Menurut Presiden, telah terbentuk kelom-pok kerja antara kedua pihak, salah satunya untuk menyiapkan kerja sama bilateral di ka-wasan ekonomi khusus itu.

“Kita mengundang partner dari Singapura untuk berinvestasi. Untuk pengembangan agribusiness, misalnya, Singapura membutuh-kan pasokan sayur mayur dan buah-buahan,” kata Presiden media Maret yang lalu.

“Saya mengundang semua unsur di Indo-nesia untuk menumbuhkan kawasan tersebut, mari kita ciptakan iklim yang baik di sana,” berkata Presiden SBY. n

Sumbawa Mengundang Investasi

Pada perkembangan lain, Kabupa ten Sumbawa, melaksanakan se minar sehari bertajuk Promosi Wisata dan Investasi, di Jakarta, 22 Maret 2012.

Ini satu kemajuan lagi dalam langkah pe-merintah daerah, yang meng ambil inisiatif, setelah melancarkan Tahun Kunjungan Lombok Sumbawa (VLS 2012), kini berupa-ya tampil di Jakarta menawarkan pariwisa-ta dan ‘undangan investasi’ untuk masuk ke kabupaten-kabupaten di Lombok.

Se minar diadakan di gedung Kemenpa-

rekraf, Jakarta, dan mendapat dukungan dari Kemenparekraf. Sekjen Wardiyatmo mem-buka, menyajikan key notes, serta meng ikuti penuh pembicaraan dalam seminar itu.

Faried Moertolo, Direktur Promosi Pari-wisata Dalam Negeri (PDN) dan Hengky Manurung, Kasubdit Investasi Usaha Pari-wisata, Kemenparekraf, menguraikan per-kembangan mutakhir kepariwisataan Indo-nesia. Kedua nya menguraikan kebijakan, dan strategi pengembangan, hingga pada anjuran yang disampaikan kepada bupati oleh Hengky Manurung : ”Pak Bupati, sila-

kan langsung mengumumkan apa saja yang merupakan ‘insentive’ yang disediakan oleh pemda, agar investor mau datang dan ber-investasi ke Sumbawa.”

Tak segan dia mengatakan, bahwa potensi sumber daya alam dan budaya di Sumbawa, tentu sudah cukup “lumayan” dipromosikan, sehingga sudah dikenal secara umum. Maka bupati, pimpinan pemda, perlu untuk lang-sung menegaskan kebijakan, pengaturan dan insentif apa yang bisa diberikan oleh pemda agar para calon investor tertarik untuk datang ke daerah. n

Faried Moertolo (ujung kiri), Sultan Ternate Mudaffar Syah (kedua kiri) dan Ratu Boki Nita Budhi Susanti (tengah) memberikan penjelasan pada pers di Jakarta.

Page 26: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

26 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Bisnis

Pramuwisata dan Operator Tur

Selain sebagai Sekre-taris Him punan Pramu wisata Solo,

Ponco Akhiriyanto ter-nyata juga Tour Ma nager di agen tur Man dira Solo. Core business agen ini pun inbound tour handling.

Mandira tidak me-milih-milih market, kata dia, memang dewasa ini pasar wisman yang

besar adalah Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Singapura. Mereka datang ke Solo untuk berwisata. Mandira biasa nya menangani tamu yang datang langsung ke Solo. Mandira diposisi-kan juga sebagai operating travel, yang menangani inland tour dari travel agent siapa saja dari luar Solo maupun dari luar negeri. Travel agent dari luar Solo yang ditangani nya kebanyakan dari Jakarta dan Surabaya, sedangkan yang langsung dari luar negeri keba nyakan dari Singapura.

Belum banyak wisman Singapura dan Malay-sia yang langsung ditangani, terutama yang dari direct flight ke Solo. Periode 2010–2011 sekitar 200 orang per tahun, dari Singapura dan Malaysia berkat adanya penerbangan langsung. Wisman lain yang ditangani oleh Mandira, selain Asia Tenggara, adalah dari Belanda. Di antara selu-ruh tamunya, wisman Belanda bisa mencapai 55%, sisanya 45% terbagi dari Asia Tenggara dan negara lainnya. Yang dari Belanda , Malaysia dan Singapura kebanyakan datang dalam grup.

Diakui oleh Ponco, travel agent di Solo keba-nyakan bisnis mereka menjual tiket dan mena-ngani orang-orang Solo untuk berangkat keluar kota. Jadi mereka lebih banyak menjual daerah lain seperti Malang, Bali, Jakarta, Bandung. Itu-lah kenapa jika browsing di internet nyaris tidak ada ditemukan operator tur di kota itu.

Penerbangan langsung Singapura–Solo di-layani oleh Silkair dan penerbangan langsung Kuala Lumpur–Solo dilayani oleh Airasia. Fre-kuensi Silkair ke Solo seminggu tiga kali, Selasa- Kamis-Sabtu, sedangkan Airasia dari Kuala Lumpur ke Solo sekali setiap hari. Operator pe-nerbangan itu ternyata tidak cuma membawa TKI dan wisman dari Malaysia atau Singapura, tapi juga wisman dari Eropa antara lain dari Pe-rancis, Jerman, Belanda, India dan Timteng.

Mengenai berapa lama wisman tinggal di Solo, baik Eropa maupun Asia Tenggara, Ponco mengatakan sampai saat ini rata-rata lama mere-ka menginap maksimal dua malam. Itu lantaran belum ada ‘program’ yang bisa menahan mereka untuk menginap lebih lama.

Ponco mengakui pernah membuat paket wisata Solo selama 5 hari 4 malam meskipun akhirnya tidak laku. Diakuinya program dalam paketnya memang berbeda: sehari wisata di kota Solo, hari kedua masih di kota Solo dengan me-ngajak wisatawan ke workshop, dan seterusnya.

Dalam paket yang pernah dibuatnya itu dalam sehari hanya 2–3 kunjungan dan tidak memaksa. Berbeda dengan paket-paket yang

ditawarkan saat ini yang full day dan jadwalnya padat sekali padahal sebenarnya turis itu tidak merasa nyaman. Dalam sehari bisa mengunjungi sampai 5 obyek. Wisatawan akan merasa seperti dikejar waktu dan di tempat obyek daya tarik wisata hanya asal melihat sepintas saja.

Destinasi yang ditawarkan dalam paket 5 hari 4 malam: di Solo ada 2 keraton, museum ba-tik, pasar Triwindu, shopping di kampung batik Kauman dan Laweyan, melihat proses pembuat-an keris, Candi Sukuh, Candi Cetho, air terjun, kemudian ada Sangiran yang bisa dijalankan sehari penuh. Di Boyolali ada treking Gunung Merapi. Juga destinasi di Klaten. n

Bisakah Paket Bersama?Kaisarossie, nama salah satu travel agent

di Semarang, aktif mena ngani

wisatawan, wisman ke Semarang dan Jawa Tengah umumnya.

Liliwidojani, Direk-tur Utama-nya, menga-takan siap menyambut Visit Jateng 2013 ber-sama biro perjalanan lainnya yang bergerak di inbound.

Kaisarossie sendiri sudah menyiapkan paket-paket wisata yang sifatnya fleksibel dengan har-ga cukup terjangkau. Mereka sudah menyiap-kannya sejak tahun 2011.

Mengenai pembuatan paket bersama me-nyambut Visit Jateng 2013, menurut Liliwidojani itu ide bagus, tapi setiap travel agent jangan sam-pai lupa memiliki paket wisata masing-masing. Jadi meskipun obyek dalam paket wisatanya sama, tapi kemasannya dibuat berbeda dan tetap menarik. Liliwidojani belum bisa mengatakan seperti apa paket bersama itu nantinya karena masih dalam penyusunan bersama dengan dis-budpar dan ASITA.

Jika paket wisata bersama jadi diciptakan, Liliwidojani mengingatkan program itu harus diawasi ketat dan BPPD Jateng pun harus men-supervisinya. BPPD harus lebih memperhati-kan paket-paket wisata yang dibuat oleh biro perjalanan agar tidak terjadi kerancuan dalam dunia pariwisata.

Dengan semakin berkembangnya otonomi daerah, sekarang mulai terasa gejala-gejala pari-wisata yang tidak terstruktur, masing-masing pelaku pariwisata bisa melakukan apa saja yang sebenarnya di luar dari yang menjadi otoritasnya sehingga mulai terjadi kerancuan.

Mungkin menjelang Visit Jateng 2013 bisa menjadi momentum untuk membuat peraturan-peraturan yang tegas dan kuat yang benar-benar melindungi semua kepentingan stakeholder pari-wisata, membuat hirarki pariwisata yang jelas, dan menuntut semua pemangku kepentingan untuk berkomitmen menjalankan peraturan yang dibuat.

Dia memisalkan, untuk membuat sebuah pe-rusahaan biro perjalanan harus mempunyai dan

menjalankan paket wisata yang menjual dae-rahnya. Hal itu akan menumbuhkan kreativitas dan ekonomi kreatif di daerah yang hasilnya akan dapat dirasakan oleh masyarakat di daerah tersebut. Bukankah sudah banyak yang mem-buktikan pariwisata dan ekonomi kreatif bisa tetap bertahan menghadapi krisis ekonomi?

Prasetyo Aribowo, Kadisbudparda Provinsi Jateng pun mengakui, “Ya memang kita ini lemahnya di paket wisata. Kita harus memasuk-kan kewajiban paket wisata. Ya itu kalau ASITA-nya tidak bergerak cepat, kita yang akan repot. Saya itu kesulitannya dengan ASITA. Jateng itu lemahnya di inbound. Padahal yang paling ba-nyak destinasinya itu ya Jateng.”

Liliwidojani sebagai biro perjalanan menga-takan, “Harapan saya sebagai travel agent ada-lah semakin banyak wisatawan yang masuk ke Jateng. Harapannya itu dengan pesawat yang masuk secara langsung, misalnya orang datang melalui Solo, out-nya dari Semarang atau seba-liknya. Jadi seharusnya ada kelapangan dada untuk membuat paket seperti itu”.

Dia sendiri sudah menerapkan pola perjalan-an in Semarang–out Solo, atau in Solo–out Sema-rang dalam paket-paket wisata yang ditawar-kannya. Dan realisasi serta hasilnya, memang, masih wait and see. n

Gerak Hotel 24 JamItu kata Heru Isnawan, Ketua Umum PHRI

Jawa Tengah, sekaligus Ketua Unsur Penentu Kebijakan BPPD Jawa Tengah. Dia dengan

mantap mengatakan, ”Perusahaan-perusahaan yang dibawah PHRI itu kan harus bergerak se-lama 24 jam. Kita selalu siap.” Ya, secara umum semua hotel di Jawa Tengah siap menyambut Visit Jateng 2013.

Kegiatan promosi su dah mulai dilaku-kan secara bertahap sejak awal tahun. PHRI sendiri hanya sebatas menghimbau dan me-nyosialisasikan program Visit 2013 kepada ang-gotanya dan meminta mereka mempersiapkan diri sedari sekarang.

Kegiatan PR dan pro mosi Visit Jateng diserahkan kepada inisiatif dan kreasi masing-masing hotel. Bentuk span-duk, isi brosur dan media promosi lainnya tidak ditentukan oleh PHRI. Namun diharapkan dari awal tahun ini semua anggota sudah bisa me-nampilkan logo Visit Jateng 2013 dalam media promosi masing-masing.

Ketersediaan hotel di Jateng tercukupi. Jum-lah total hotel di Jateng sekitar 900 dimana 10% hotel berbintang. Hotel berbintang rata-rata memiliki kapasitas 200–300 kamar. Tingkat oku-pansi di Jateng masih rendah. Menurut data BPS terakhir, tingkat rata-rata okupansi hotel di Jateng masih berkisar 37%–38% tahun 2011. Tapi dilihat kota per kota, tingkat okupansi paling tinggi berada di kota-kota besar seperti Sema-rang dan Solo.

Di Semarang sendiri rata-rata sekitar 60%.

Ponco Akhiriyanto

Hj. Liliwidojani

Heru Isnawan

Page 27: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

27Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Rumah joglo untuk spa.

Hotel berbintang 3, 4, 5 terutama hotel jaringan di Semarang rata-rata mencapai 70% per tahun. Sedangkan hotel melati atau hotel bintang 3 ke bawah dan non-jaringan rata-rata tingkat oku-pansi berkisar 60%.

Pengklasifikasian hotel oleh PHRI Jateng di-tujukan untuk mengingatkan para anggotanya terhadap kualitas pelayanan. Caranya antara lain mengingatkan anggota untuk memperha-tikan SDM karena ini sangat berhubungan erat dengan kualitas pelayanan, dan itu dominan da-lam penilaian sebuah hotel.

Tahun ini PHRI Jateng akan bekerja sama dengan Kadin dan JIZ (Kadin Jerman) untuk melakukan survey dan meningkatkan kompe-tensi SDM khususnya bagi hotel-hotel bintang 3 ke bawah dan non­chain.

Sedangkan hotel-hotel besar dan hotel jaring-an diberikan kebebasan melakukan sendiri in­house training meningkatkan kompetensi SDM.

Karena BPPD itu terdiri dari berbagai aso-siasi: PHRI, ASITA, asosiasi airlines, AWAI atau asosiasi wisata agro dan dari akademisi, maka semua yang tergabung dalam BPPD mengerja-kan promosi Visit Jateng 2013 bersama-sama.

Selain mengikuti NATAS, ITB Berlin yang lalu, BPPD Jateng akan berpartisapasi dalam TIME di Lampung. Menurut Heru Isnawan, sebelum BPPD dibentuk, sudah terdapat lemba-ga yang fungsinya sama dengan BPPD, namanya Jateng Promo. Namun BPPD jelas aturannya, merupakan amanat undang-undang, maka kita diwajibkan membentuknya. Bagi Jateng sendiri tinggal melanjutkan dan melegalkan Jateng Pro-mo. Perbedaannya, sekarang lebih kencang lagi kegiatannya. ”Jadi semangat teman-teman untuk melaksanakan ini besar sekali,” kata Heru.

Dia mengakui hubungan dengan disbudpar berjalan bagus. Pemda selalu mengakomodasi pemikiran-pemikiran pelaku industri pariwisata. “Kita tidak mengadakan pertemuan rutin, spo-radis saja. Kita perlu kumpul ya kumpul, ka-lau tidak ya kita email-emailan, atau BBM. Jadi meskipun tidak ada pertemuan rutin, koordinasi antara asosiasi, BPPD dan dinas tetap berjalan,” tambahnya.

Target Jateng dengan diadakannya kampa-nye Visit Jateng 2013 adalah akan datang 25 juta wisnus dan 500.000 wisman selama tahun 2013. Di tahun 2011 Jateng didatangi oleh 21.838.351 wisnus dan 381.514 wisman. Sedangkan tar-get di tahun 2012 diharapkan 22,5 juta wisnus dan 400.000 wisman. Fokus Jateng memang tidak muluk-muluk, yakni terutama wisatawan nusantara.

“Dua kota utama di Jateng, Solo dan Sema-rang, sedang menggeliat untuk menjadi motor-nya Visit,” kata Prasetyo Aribowo. n

Ini Taman Djamoe

Taman Djamoe Indonesia (TDI) berada di Jalan Raya Semarang-Bawen KM 28, Kabupa ten Semarang. Lokasinya bisa

ditempuh sekitar satu jam perjalanan dari kota Semarang ke arah Ungaran melalui jalan tol. Saat pengunjung tiba di TDI, akan disambut taman tanaman-tanaman yang sudah dikenal tapi kita tidak tahu bila tanam an itu berkhasiat.

Perusahaan Nyonya Meneer membuka Ke-bun Tanaman Obat untuk umum sejak tahun 1980. Lalu direnovasi mulai tahun 2010 atas pra karsa Dr. Charles Saerang, Dirut PT Nyonya Meneer yang juga cucu dari Ibu Nyonya Meneer pada generasi ketiga. Kebun tanaman obat di buka kembali tahun 2011 dan menjadi Taman Djamoe Indonesia, diresmikan pada 28 Februari 2011 oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.

Luas TDI ini 3 hektar, terbagi ke dalam pesona warna–taman yang ditanami tanaman berkha-siat obat pada umumnya, pesona ayu–tanaman yang berkhasiat untuk kecantikan perempuan, pesona perkasa–tanaman yang berkhasiat untuk kesehat an pria, pesona rasa–tanaman yang

berkhasiat selain obat dan memiliki berbagai macam rasa dan wangi seperti stevia, macam-macam mint dan le­mon grass, serta lainnya pesona bugar.

P e n g u n j u n g n y a mu lai dari usia taman kanak-kanak sampai lansia, dari domestik dan luar negeri. Pada umumnya pengunjung

datang untuk belajar sambil berekreasi. Jadi bisa disebut agrowisata.

Endah Permata sebagai Koordinator/ Pe-nanggung Jawab mengatakan, dulu saat masih bernama Kebun Tanaman Obat, memiliki pelanggan tetap dari Belanda yang setiap bu-lan datang tapi belakangan ini jarang datang.

Dia mengakui pengunjung belum banyak sejak dikenakan charge masuk. Per bulan seki-tar 500 orang. Pengunjung individu biasanya datang di akhir minggu pada hari Sabtu– Minggu.

Pernah datang kumpulan travel agent ke TDI dan hasilnya kini ada dua travel agent yang membawa tamu, setelah kunjungan tersebut. Travel agent dari Semarang yang paling sering, juga ada travel agent dari Jakarta dan Yogya.

Endah menjelaskan perbedaan TDI dengan Museum Jamu Nyonya Meneer, ”Kalau museum itu tempat peninggalan barang-barang dari

Nyonya Meneer. Di sini ada mini museumnya, sebagian barang-barang ibu Meneer ditaruh di sini. Bisa menonton audio visual mengenai riwayat jamu. Filmnya berjudul, ‘Kebangkitan Jamu’ berdurasi tujuh menit.” TDI merupa-kan CSR-nya PT Nyonya Meneer.

Tur di TDI dimulai dari pemutaran film Kebangkit an Jamu itu. Pengunjung akan di-pandu ke taman pe-ngenalan tanaman, dari sini kemudian ter-gantung pilihan dari pe ngunjung. Hendak membeli ta nam an? Pe-

tugas akan meng antar ke bursa ta naman. Mau spa? Akan diarahkan ke tempat spa, dan pe ngunjung pun bisa membeli produknya. Kemudian ke restoran bersantai dan berbelanja suvenir.

Pengunjung bisa memilih dari tiga paket wisata. Paket 1 terdiri dari 1 peragaan, paket 2 terdiri dari 2 peragaan, paket 3 atau paket yang paling lengkap terdiri dari 3 peragaan dan untuk paket spa lengkap bisa menghabiskan waktu sampai dengan empat jam. Harga paket bervariasi mulai dari Rp 15.000,00–Rp 25.000,00 per orang untuk wisnus dan Rp 65.000,00 per orang untuk wisman.

Harga paketnya sudah termasuk snack, pe-mutaran film, herbal plantation tour dan pilihan peragaan. Tarif spa bervariasi mulai dari Rp 50.000,00 sampai Rp 160.000,00 per jam. Dan tarif yang berlaku untuk anak sekolah, TDI melakukan subsidi silang. Paket bisa di-ambil dengan minimal 20 orang peserta dan konfirmasi satu minggu sebelumnya.

TDI pernah menda-pat permintaan dari turis Cina untuk perawatan spa 10 orang dalam waktu bersamaan tapi tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan te ra pisnya.

Diakui oleh Endah agak susah menda-patkan terapis spa lantaran pandangan yang kurang bagus mengenai spa di masyarakat sekitar. Terapis di TDI didatangkan dari kota Semarang.

Fasilitas lain adalah berkunjung ke rumah kaca, bersepeda keliling taman Rp 5.000,00 per dua jam, serta lab untuk penelitian.

Mereka berharap mulai Visit Jateng 2013 akan ada turis yang mau datang. Dua bis per-nah datang membawa wisman asal Amerika dan Australia yang merupakan turis dari kapal pesiar yang sandar di pelabuhan Semarang akhir Februari lalu. Mereka datang ke sini atas kemauannya sendiri dan tidak diatur oleh agen perjalanannya. n

Bisnis

Endah PermataReni Dwi Anggraeni

Page 28: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

28 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

MICE

ICMITM di Medandan Inilah Sebagian Seluk Beluk Mensukseskan MICE

Kota Medan khususnya, Sumatra Utara umumnya, sebagai destinasi pariwisata, memerlukan ‘injeksi’ pemahaman, mungkin juga ‘motivasi’ mengenai pengembangan pariwisatanya dari pendekatan produk MICE atau Meeting, Incentive, Convention and Exhibition. Menarik mencermati kenyataan di lapangan pada saat-saat mempersiapkan dilaksanakannya even, --yang sesungguhnya tergolong besar-- , yang namanya ICMITM, Indonesia Corporate Meeting and Incentive Travel Mart. Ajang ini akan digelar di kota Medan pada 8–12 Mei 2012. Kita ambil informasi pada medio Maret 2012 yang lalu ketika Direktur KIP (Konvensi, Insentif, Pameran), Even dan Minat Khusus, Kemenparekraf (waktu itu, sekarang menjabat Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Pariwisata), Berman Lubis, bersama dengan Dessy Masri dan Silvy Widianingrum dari bank Danamon, serta beberapa pelaku bisnis MICE, dan wartawan dalam satu dialog terbuka di Jakarta.

Pemerintah sudah berkomitmen untuk me ngembangkan wisata MICE, yakni Meeting, Conference dan Exhibition. Untuk itu di-

lakukan kegiatan promosi di dalam dan luar negeri. Di dalam negeri antara lain Kemenparekraf bekerja sama dengan Bank Danamon, yang melaksanakan ICMITM tersebut, untuk mendorong perusahaan-perusahaan multinasional yang biasa mengadakan pertemuan atau rapat-rapat 3 – 4 kali setahun.

Jadi, supaya pertemuan itu tidak dilaksana kan di Bangkok, tidak di Malaysia, tidak di Singapura, kita mengadakan event yang mendorong mempertemukan antara seller industri MICE dengan para pengambil keputus an di perusahaan-perusahaan multi-nasional tersebut.

Kegiatan ini sebenarnya telah diadakan setiap tahun, maka tujuannya juga untuk memperkenalkan, mempromosikan kota-kota yang telah ditetapkan sebagai destinasi MICE. Kali ini di Medan, rencananya akan diadakan pada 8–12 Mei 2012.

Sebelumnya sudah pernah dilaksanakan di Bali, di Yogya, dan di Manado. Semua-nya sukses dan hasilnya nyata. Sekarang

ke Medan, kemudian nanti akan ke Jateng. Nantinya dapat digelar di kota-kota lain yang ditetapkan sebagai destinasi MICE. Itulah salah satu langkah yang dilakukan untuk mendorong pengembangan MICE.

Direktorat MICE telah dibentuk sejak ta-hun 2006 (Depbudpar waktu itu). Inti dari pembentukan direktorat ini adalah agar lebih fokus mengembangkan potensi MICE di Indonesia. Karena MICE ini sangat po-tensial untuk mengembangkan pariwisata yang salah satu ujungnya ialah pengentasan kemiskinan di daerah.

Sewaktu konferensi kelautan di Manado tahun lalu, Kemenparekraf mengadakan pe-nelitian seminggu setelah acara selesai. Ter-catat dampaknya terhadap pembangunan di sana sungguh memajukan. Investasi swasta yang masuk ke sana tercatat Rp 1,7 triliun. Para pedagang kecil dan makanan yang di-survey menyatakan penghasilan mereka meningkat 500–1.000% selama 5 hari pelak-sanaan konferensi. Pajak penghasilan dari hotel dan restoran meningkat sampai 2.000%. Itu bisa mendemonstrasikan dampak dari ke-giatan MICE ini bagi kegiatan pengentasan kemiskinan.

Menurut UN-WTO, seorang wisatawan

bisa menyerap tujuh orang tenaga kerja. Apakah itu di sektor hotel, restoran atau lain-lain. Jadi bisa dibayangkan hasilnya bagi masyarakat sekitar dan daerah kalau kegiatan MICE pun dikembangkan.

Berman Lubis menceritakan, “Saat saya mendampingi ibu menteri menghadiri Sea Games di Palembang, kami berjalan-jalan dan bertanya kepada para pedagang kecil; mereka bilang penjualannya meningkat 500% dari hari ke hari.”

Kesimpulannya, jika seorang kiai memberi ceramah di mesjid supaya iman jemaahnya meningkat, atau jika pastor berbicara pada jemaah di gereja tentu akan meningkatkan iman, maka dalam pariwisata mengembang-kan pariwisata MICE akan memberi makan kepada banyak orang. Maka perlu menghim-bau ke daerah-daerah agar mengembangkan wisata MICE.

Di luar negeri Kemenparekraf mengikuti kegiatan-kegiatan ekspo yang berhubungan dengan MICE. Di sana memperkenalkan dan mempromosikan serta menjelaskan destinasi-destinasi yang layak sebagai tempat MICE di Indonesia. Dan hasilnya semakin hari se-makin nyata.

Pada dasarnya mereka di luar negeri sana

Page 29: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

29Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Berman Lubis Dessy S. Masri

MICE

ingin datang ke Indonesia. Jadi Indonesia harus mempersiapkan diri mulai dari ban-dara, industri, sehingga kalau stakeholders pariwisata bekerja sama untuk mengembang-kan wisata MICE, ini akan membawa hasil bagi industri sendiri dan masyarakat.

ICMITM sudah dilaksanakan sejak tahun 2008, pertama kali di Bali, dan konsepnya sama dari tahun ke tahun, meneruskan yang sudah ada. Pengelola hotel se-bagian sudah cukup paham. Acara ini didukung sepenuhnya oleh Kemenparekraf dan Amex dari Bank Danamon.

Sellers pada ajang ini adalah pelaku pariwisata yang me miliki fasilitas MICE. Sebagian besar adalah hotel-hotel berbintang. Tidak menutup kemungkinan hotel-hotel non-bintang yang mempunyai fasilitas MICE dan bisa melaksanakannnya, untuk ikut serta agar mereka pun bisa menjualnya.

Selain itu yang jadi sellers adalah dari pihak gedung- gedung pertemuan. Jika di hotel lebih banyak dapat bisnis dari pemakaian ruangan untuk pesta pernikahan, namun gedung- gedung pertemuan yang rutin menyelenggarakan even-even se perti gedung Balai Kartini, JICC, dan lain-lain juga bisa menjadi ‘penjual’. Apalagi me-reka ini sudah memiliki fasilitas MICE yang bagus. Juga biro per-jalanan dan operator tur.

Seperti halnya Amex Bank Danamon yang melaksanakan kegiatan pertemuan internal pe-rusahaan 2–3 kali setahun, pasti akan membutuhkan reservasi yang akan dilakukan oleh travel agent. Demikian pula pemilik usaha penyewaan kendaraan apakah mobil atau bis, bisa menjadi sellers. Itu semua saling terkait. Perusahaan dokumentasi seperti jasa fotografi atau video juga bisa menjadi sellers.

ICMITM tahun ini akan diadakan di Hotel Santika, Medan. Perte-muannya sendiri berkonsep table top selama 1,5 hari.

Pada acara lunch dan dinner, akan dikum-pulkan para penjual dan pembeli. Lalu di luar acara terprogram itu mereka tetap bisa berhubungan langsung untuk melanjutkan memperbincangkan bisnis mereka.

Sebagai satu kegiatan MICE tergolong besar, juga diadakan post conference tour ke Danau Toba dan di sana menginap semalam. Satu seminar diselenggarakan. Sebenarnya

konsep acara dari tahun ke tahun sama, tapi memang ada sedikit perubahan acara di tahun ini.

Para buyers terdiri dari para pengambil keputusan setingkat manajer ke atas dari perusahaan multinasional yang kebanyakan berpusat di Jakarta. Jadi para pelaku industri dari hotel yang mungkin susah untuk melaku-kan sales call, bisa bertemu di ajang ini.

Mereka bisa langsung memberikan kepu-tusan dan deal. Karenanya dianjurkan para sellers menyingkatkan saja kata-kata perke-nalan tentang hotel atau fasilitas yang dita-warkan, mengingat waktu yang memang sangat singkat. Dianjurkan seller lebih baik langsung pada pertanyaan kapan buyers akan mengadakan meeting, berapa orang, apa yang dibutuhkan dan seterusnya. Jadi, pihak pen-jual akan bisa langsung membuat paket yang menarik untuk ditawarkan.

Biasanya, sebelum even berakhir, dilaku-

kan survey oleh pelaksana even, baik pada kliennya maupun para ‘penjual’, yang mem-berikan feedback yang akan diperhatikan lagi untuk persiapan pelaksanaan even pada tahun-tahun berikutnya. Melalui respon itu para buyers mengakui even serupa ini efektif dan memberikan nilai tambah.

Para pelaku industri mengakui susah sekali untuk bertemu antar mereka satu per

satu pada hari-hari biasa, na-mun jika bisa bertemu di suatu tempat di suatu waktu maka akan sangat bagus. Para buyers meng akui dengan acara ini mereka bisa bertemu langsung dengan sellers dimana semua fasilitas sudah tersedia. Mereka bisa menemukan apa yang me-reka cari dan butuhkan untuk rencana- rencana ‘meeting’ atau pertemuan organaisasi mereka.

Dari hasil survey pula, rata- rata buyer memiliki anggaran 15% dari total biaya opera sional perusahaan untuk kegiatan MICE. Itu merupakan angka yang cukup besar dan kegiat-an mereka itu menjadi sasaran yang dituju.

Penyelenggara untuk ajang di Medan ini berkomitmen men-datangkan sekurang-kurangnya 100 buyers dari dalam negeri, dari Singapura, Malaysia, Fili-pina, Cina dan kemungkinan dari India. Itu dilakukan dengan bekerja sama dengan Amex Inter­national.

Selama even-even sebelum-nya, Amex Internasional menin-jau langsung on the spot, maka kemudian mendukung mem-bantu untuk memberitahukan kepada para klien Amex di luar negeri. Tahun ini komitmen-nya mendatangkan minimal 10 buyers dari luar negeri.

Para buyers yang berdomisili di Indonesia yang akan datang adalah perusahaan-perusahaan global, perusahaan multinasio-nal, dan perusahaan lokal ber-

skala besar. Contohnya Telkomsel, Trakindo, Sony, Pfizer, dan lain-lain.

Bagi para peserta yang belum pernah ke Sumatra Utara, setelah berkunjung ke kota Medan, mungkin pada kunjungan berikut-nya akan berwisata membawa keluarga. Jadi dalam hal ini promosi word of mouth berjalan juga. Dengan demikian maka akan mem-bantu ekonomi daerah Sumut. Dan tentunya ke depannya berbagi dengan dae rah lain yang sebenarnya telah mengantri untuk men-jadi tuan rumah kegiatan ini.

Suasana kota Medan, Sumatera Utara.

Peserta yang belum pernah ke Sumatra Utara, setelah berkunjung ke kota Medan, mungkin pada

kunjungan berikutnya akan berwisata membawa keluarga. Jadi promosi word of mouth berjalan juga, sehingga akan

mem bantu ekonomi daerah Sumut.

Page 30: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

30 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

WisATA BAhAriMICE

Bagi Amex sendiri, volume bisnisnya berkait pelaksanaan even itu dari tahun ke ta-hun meningkat sebesar 15% sejak pelaksana-an tahun 2008–2011. Pihak Amex melihatnya dari dua sisi, dari sisi merchant dan dari sisi penggunaan kartu.

Para pengelola hotel mestinya berupaya mengetahui perusahaan macam apa yang mempunyai kegiatan pertemuan paling se-ring, seperti antara lain perusahan telekomu-nikasi. Siapa yang tidak mengenal Telkomsel, yang memiliki banyak divisi dan tersebar di seluruh Indonesia? Kemudian, adalah peru-sahaan farmasi. Korporasi tersebut bia sanya menyelenggarakan regular sales meeting, regional sales meeting, sampai even berskala convention dan international meeting.

Contoh lainnya lagi seperti korporasi Johnson & Johnson. Mereka ini juga mempu-nyai bermacam-macam divisi yang berba-sis kebanyakan di Jakarta. Para seller dari hotel niscaya sangat ingin bertemu dengan mereka.

Jumlah peserta ke even di Medan mencatat peningkatan 10%, sebagaimana terjadi setiap tahunnya. Ketika di Bali ada 80 perusahaan buyers, di Yogya 111 perusahaan. Ini yang paling banyak. Tapi menurun sedikit saat di Manado. Mereka waktu itu mengkonfirmasi saat-saat terakhir namun tetap diberikan ke-pada mereka daftar sellers yang hadir pada even tersebut.

Volume kegiatan even ini meningkat 30% setiap tahunnya. Mengingat waktu table top

yang sangat sempit, 6–7 menit saja, maka tidak perlu memperkenalkan property, lebih baik langsung ke tujuan pembicaraan.

Perbedaannya tahun ini adalah: sebe-lum pertemuan, kepada para buyers diberi-kan profile para sellers. Sebaliknya pada para sellers diberikan profile kegiatan MICE dari para buyers tersebut. Maka dianjurkan sellers sudah menyiapkan paket atau harga khusus yang hendak ditawarkan.

Misalnya ditemukan perusahaan-perusa-haan yang memiliki calendar of event di kuartal ke-3 dan ke-4 dengan bujet untuk penyeleng-garaan di Australia atau di Bali, jika diberikan penawaran khusus di Jakarta mereka berke-mungkinan akan mengalihkan tempat MICE-nya. Jadi, mereka dapat melakukan immediate booking atau sales untuk rencana penyelengga-raan even di kuartal ke-3 atau ke-4 tersebut.

Untuk ikut serta, apa yang harus dibawa peserta?

Lazim, yang disiapkan oleh Panitia Pelak-sana bagi setiap peserta adalah sebuah meja banquet dilengkapi 2 buah bangku tamu. Perusahaan Anda bisa menyiapkan banner, brosure, dan sebagainya. Bahan presentasi da-lam laptop, dan sebagainya. Akomodasi serta tiket pesawat memang ditanggung oleh pe-serta. Lunch dan dinner akan ditanggung oleh panitia. Sedangkan bujet untuk buyers ditang-gung oleh Kementerian.

Even ini sudah lima kali diselenggarakan, maka para buyers klien Danamon memang

menunggu even ini. Tugas Danamon me-nyeleksi klien mana yang berpotensi. Ada be-berapa yang tidak banyak kegiatan MICE-nya dan itupun hanya diselenggarakan di Jakarta. Jadi harus meyakinkan bahwa perusahaan-perusahaan yang diundang adalah yang memiliki potensi MICE besar. Yang datang biasanya dari bagian procurement, finance, atau travel coordinator.

Adalah biasa semua orang dalam pe-rusahaan besar akan menghubungi travel coordinator­nya jika akan bepergian. Setiap perusahaan memang berbeda-beda. Ada yang menyerahkan urusan seperti ini ke pro­curement, HR atau ke Finance.

Dalam 1,5 hari pertemuan (di Medan) itu diperoyeksikan terjadinya sekitar 8.000 transaksi, karenanya akan diatur pembagian kesempatannya. Jumlahnya mungkin bisa mencapai 10 ribu transaksi karena di luar table top ada lunch dan dinner yang memung-kinkan mereka bertemu kembali. Saat table top biasanya cukup untuk memberikan informasi seperti tukar kartu nama, harga kamar hotel dan sebagainya.

Untuk deal mereka akan membicarakan-nya setelah itu.

Tentu tidak mungkin setiap buyer akan bertemu dengan setiap seller. Maka didaftar-kan target berapa sellers yang harus bertemu buyers dan sebaliknya.

Cara lain, satu road show ke Bali dilakukan oleh Panitia sekitar dua minggu sebelumnya. Dibuat kuesioner yang dikirimkan kepada buyers yang sudah mengkonfirmasi kehadir-an. PCO yang akan melakukan ini dan infor-masi awal tersebut akan disebarluaskan pada peserta sellers.

‘Penjual’ itu biasanya datang untuk ikut table top. Tapi tidak menutup kemungkinan jika mau turut post convention tour.

Dari pengalaman sebelumnya di Jakarta dan di luar Jakarta, profile ‘pembeli’ yang datang memang ‘bagus’, ada yang datang dari Eropa, dan sebagainya. Tapi mereka ini belum bisa menjanjikan bisnis, namun tentu efektif berkat terjadinya pertemuan langsung buyers­sellers.

Pelaku pariwisata Bali cenderung selalu ikut dalam kegiatan promosi MICE di dalam dan luar negeri, jadi jangan heran jika Bali terus lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan MICE. Bali itu berinvestasi dengan promosi. Tapi daerah lain seperti Jakarta dan daerah lainnya, terutama Sumatera Utara, kebanyak-an masih berpikir-pikir mau atau tidak ikut serta.

Untuk mendorong MICE agar tetap di-laksanakan di Indonesia, para buyers tidak mungkin hanya mengadakan di satu kota saja terus menerus, itulah sebabnya didorong un-tuk dilaksanakan pada kota-kota lainnya.

Dengan kata lain, agar para buyers tidak hanya pergi ke Thailand, Malaysia, dan

Pemandangan menakjubkan Lembah Harian Boho, Kampung Hardoni, ditepi Danau Toba.

Page 31: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

31Vol. 3 l No. 28 l April 2012

MICE

sebagainya. Kalau bisa bertemu dengan mereka dan meyakinkan mereka, itu meru-pakan salah satu langkah agar mengembang-kan MICE, bukan hanya demi mendatangkan wisatawan dari luar tapi sekaligus agar yang dari dalam jangan mengadakan ‘meeting’ ke-luar negeri.

Ada yang bertanya, apa yang bisa diberikan Medan?

Pemerintah sudah menetapkan kota-kota MICE di Indonesia dan salah satunya adalah Medan. Tentunya dalam penentuan tersebut telah dipertimbangkan semua komponen pe-nunjang termasuk aksesibilitas dan fasilitas yang tersedia, apakah sudah memenuhi per-syaratan atau tidak. Dan untuk menunjang tahun kunjungan ke Medan, maka even ini dilaksanakan di Medan.

Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan pemerintah di sana dalam rangka memeriahkan tahun kunjungan Medan. Dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Indo-nesia, bisa dikatakan sebenarnya Medan sudah siap. Dari segi potensi wisata MICE, sarana dan prasarana kota itu telah memenuhi syarat. Fasilitas penunjang tentu perlu terus dibenahi. Tahun depan Se-marang akan menjadi tuan rumah kegiatan ini.

Sellers tentu saja tidak semuanya dari Medan, walaupun harapannya demikian. Diharap justru juga dari Jakarta, Bali, Yogya dan Manado, dan sebagainya. Berbicara Medan yang cukup siap, peserta MICE pasti tidak lupa akan membawa oleh-oleh. Tempat belanja dan oleh-oleh di Medan itu termasuk memadai. Jadi bukan hanya fasilitas MICE tapi tempat kuliner seperti Pancake Du rian atau apapun yang berbau durian. Hotel pun sedang berkembang cukup pesat.

Pertanyaan lain muncul, mungkin kah pemerintah memberikan sebagian insentif kepada buyers ke hotel-hotel kecil terutama di daerah-daerah?

Survey yang dilakukan setelah even di Manado tahun lalu, para buyers memberikan peringkat 8 dari skala 1–10. Mereka berharap bisa menemukan seller yang memberikan ke-unikan dan berkarakter lebih lokal. Medan bisa memberikan itu. Memang Bali adalah destinasi yang sudah jadi. Tapi banyak juga orang yang belum berkunjung ke Medan, pa-dahal diyakini sekali sudah datang ke sana akan cenderung ingin kembali lagi.

Sebuah korporasi memiliki 500 cabang di seluruh Indonesia. Mereka tidak hanya mempunyai jadwal MICE di Jakarta dan Bali.

Beberapa waktu yang lalu mengadakan dua kali pertemuan awal di Medan karena pe-rusahaan tersebut ingin menyelenggarakan meeting untuk seluruh cabang mereka di Sumatera. Dan kebetulan yang dipilih Medan karena kesiapannya.

Adapun hal subsidi, sebenarnya subsidi yang dimaksudkan tentu tidak mesti dike-luarkan oleh pemerintah pusat. Tapi diharap-kan juga datang dari pemda tingkat II. Pe-merintah pusat pun memiliki keterbatasan. Mensubsidi buyers saja sementara ini sudah cukup. Sampai dengan saat ini difokuskan pada mendatangkan sebanyak mungkin buyers. Kalau bisa 700 orang anggota Amex itu bisa dikumpulkan secara bertahap agar me-reka bisa berkeliling di wilayah Indonesia.

Dalam rangka menyelenggarakan kegiat-an ini, hotel-hotel di daerah diinformasikan

melalui PHRI dan Disbudpar. Hotel-hotel ke-banyakan belum berani tampil, atau mereka belum mengerti, sehingga meskipun mereka tampil sifatnya hanya nebeng atau menitip-kan brosur melalui teman-teman peserta atau ikut dalam delegasi Disbudpar daerah. Namun hotel-hotel di daerah tetap didorong meskipun fasilitas yang mereka miliki relatif kecil.

Pertanyaan lain lagi begini. Banyak kegiatan di Medan seperti Festival Danau Toba. Namun Medan kurang agresif. Bagaimana kegiatan ini bisa memberikan dampak pada pariwisata dan ekonomi bagi Medan dan Suma-tera Utara?

Kota Medan memang yang paling susah dibandingkan dengan yang lainnya. Akhir-nya dari pihak Medan sendiri pernah bilang

tidak apa-apa sellers datang dari luar Medan asalkan tempat pelaksanaannya di kota ini. Dari masyarakat sampai pemerintahnya bela-kangan ini terkesan masih belum menyadari dampak ganda yang positif dari pariwisata.

Pada bulan September nanti akan ada per-temuan suku Hainan dari seluruh dunia di Medan. Ini diharapkan akan mendorong dan menyadarkan kalangan pariwisata setempat untuk investasi lewat promosi. Bandingkan-lah jika pergi melakukan road show atau sales call ke daerah-daerah dimana belum tentu mereka akan bertemu dengan para pengam-bil keputusan.

Contoh lain, kota Semarang sudah memili-ki fasilitas MICE yang lebih bagus dibanding-kan kenyataan di Solo. Seperti yang dimiliki di Crown Semarang. Manakala ini ditawarkan untuk ikut ke even promosi ke Abu Dhabi,

mereka menyatakan terhalang kare-na ketiadaan biaya. Lalu diberitahu-kan ke gubernur, yang mengatakan akan menghubungi langsung pihak pemiliknya. Nah, di Medan pun bisa demikian, antara lain membi-carakannya dengan walikota.

Info tambahan, walikota Medan sudah setuju untuk menanggung transportasi di darat. Penginapan satu malam di hotel akan ditang-gung oleh dinas pariwisatanya.

EdukasiSedang dipikirkan konsep dan

program mengedukasi stakeholders pariwisata di Medan, sehingga membuka mata pemda dan menya-darkan industri.

Sebagai dimaklumi, rata-rata pe rusahaan multinasional di Indo-nesia mengadakan per temuan ru-tin empat kali setiap tahun. Sekali pertemuan menghabiskan rata-rata Rp 250–300 juta, berarti setiap pe-

rusahaan mengeluarkan Rp 1,2 M. Ini perlu didorong agar mereka mengadakannya di Indonesia. Yang berarti mereka ini akan ber-hubungan dengan hotel, mereka akan me-nanyakan rate hotel yang akan mereka tem-pati sehingga mereka bisa menentukan bujet.

Pelaksanaan even pertemuannya sendiri bisa diharapkan terjadi di akhir tahun ini. Kalangan management atau owner perusahaan bidang pariwisata harus melihat peluang tersebut, untuk mana sudah jelas inisiatif dari pemerintah membawa grup-grup besar ke even promosi MICE, maka diharapkan indus-tri juga turut berpartisipasi.

Memang, pada keadaan tertentu dirasa penting partisipasi dari para pemilik hotel. Ketimbang mereka harus road show atau sales call ke Bali, misalnya, yang dikirim biasanya staf biasa yang tidak bisa membuat keputusan atau ‘deal’ langsung. n

Cara table top, pertemuan man to man.

Page 32: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

32 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Ramah Lingkungan

Pewarna AlamiKekuatan Tradisi

Sekelompok ibu melukis di atas kain putih. Bau lilin cair mengambang di udara. Di salah satu sisi ruangan ter-dapat beberapa bak air dengan daun-

daun yang mengambang di permukaan air. Beberapa karung tampak padat, penuh berisi dedaunan.

“Itu daun indigo,” Cokorda Putra, dari Puri Pejeng, Gianyar, menjelaskan, “daun itu menghasilkan warna biru yang khas.” Dalam bahasa Indonesia ada peribahasa “ karena nila setitik rusak susu sebelanga”, dan peribahasa itu merujuk pada daun pewarna biru yang juga disebut tarum (indigo fera). Bak-bak air itu digunakan untuk fermen-tasi daun indigo. Setelah beberapa lama direndam dan difermentasi, sel-sel daun itu akan pecah, dan keluarlah zat warna yang dapat digunakan sebagai pewarna batik. Pejeng, sebuah desa di utara Ubud, me-

nyimpan banyak sekali kekayaan sejarah Bali. Ada pura tua dari abad ke-8 di desa ini. Sungai Petanu, yang terletak dekat desa ini sangat menarik untuk disusuri dalam musim kemarau, ketika aliran air tidak deras. Di sepanjang dinding sungai terdapat situs-situs meditasi masa lampau. Dalam sejarahnya Bali memang tidak terkenal sebagai daerah batik, namun kini Pejeng mulai menancapkan reputasinya sebagai daerah penghasil batik dengan bahan pewarna alami.

Di masa modern ini, reputasi Pejeng merambah ke pusat-pusat mode di Jepang dan Paris. Sejumlah perancang internasional seperti Issei Miyake, konon pernah memesan sutra yang disaput dengan warna alami indigo, untuk koleksi khususnya. Pelopor dari perkembangan Pejeng adalah Cokorda Putra dengan batik warna alaminya.

“Pewarna kain adalah kekayaan nusan-

tara,” kata Cok Putra, yang merupakan salah satu ahli pewarnaan tradisional di Indonesia, “kita memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dalam hal pewarnaan alami.”

Di wilayah Rende, Sumba, selain indigo yang dipakai untuk warna biru, akar meng-kudu (morinda citrifolia) digunakan untuk menghasilkan warna merah pada kain batik. “Akar mengkudu menghasilkan warna me rah yang khas, sulit dicari bandingannya,” ujar Agust Arie, seorang penjual kain di dekat pasar Waingapu.

Kekayaan pewarna tradisional memang bukan monopoli Bali atau Sumba. “Dulu, nenek-nenek kita kalau membuat batik se-lalu menggunakan pewarna alami,” kata Suminah, perajin batik dari desa Kebon, Klaten, yang baru-baru ini memenangkan penghargaan sebagai ‘social entrepreneur’ dari Yayasan Bina Swadaya, Jakarta.

Di dapur produksinya, potongan akar, batang, dan daun berbagai tanaman tampak mencuat dari sejumlah karung yang diletak-kan dekat studio batiknya. Berbagai potongan tanaman itu memang berguna sebagai bahan pewarna alami.

“Dulu memang, banyak yang memakai warna alami, tapi sekarang tidak lagi. Memang patut disayangkan,” kata Robinson Gamar dari Ruteng (NTT), menjelaskan pemakaian pewarna buatan di kalangan penenun kain di daerahnya.

Memang, hampir sebagian besar kain tra-disional kini menggunakan pewarna buatan. Pewarna alami ditinggalkan karena dianggap membutuhkan proses lama dan rumit. Namun seiring perkembangan zaman, berbagai ka-langan mulai melirik kembali bahan pewarna alami. Pewarna alami dianggap lebih ramah lingkungan dan yang paling penting, warna yang dihasilkan pewarna alami lebih bagus dan unik.

Di Desa Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara zat pewarna alam dipakai se-bagai bahan dasar pewarna benang yang di-pakai untuk bahan ulos.

Bahan tekstil yang diwarnai dengan zat warna alam adalah bahan-bahan yang berasal dari serat alam, contohnya sutera,wol dan ka-pas (katun). Sutera memiliki ikatan paling ba-gus terhadap zat warna alam dibandingkan dengan bahan dari kapas.

Bahan kain sintetis seperti polyester me-mang tidak dapat menggunakan pewarna alami karena tidak memiliki daya untuk me-nyerap zat pewarna alam.

Agar dapat menyerap bahan pewana alam, bahan kain yang hendak diwarnai, diolah melalui proses untuk meningkatkan kemam-puan menerima bahan pewarna alam.

Menurut Cok Putra, pengolahan ini ber-guna untuk menghasilkan kerataan dan ketajaman warna yang baik. “Teknik untuk meningkatkan daya serap kain ada banyak

Agar pariwisata dapat berkelanjutan, perlu memperhatikan lingkungan, kebersihan, serta warisan budaya. Tidak membuang limbah sembarangan, mempertahankan aspek ramah lingkungan, antara lain dengan menggunakan bahan-bahan natural, bukan bahan sintetis.

Menparekraf Mari Elka Pangestu memuji masyarakat penenun kain ikat di Flores, yang memelihara dan memperkuat tradisi menggunakan bahan-bahan pewarna alami pada kesempatan bertemu stakeholders pariwisata di NTT baru-baru ini.

Bagaimana perkembangan dan di mana saja pewarna alami dimiliki di negeri ini? Menarik untuk menyimak laporan ini. Bagi para pramuwisata atau tour guide pun cerita seperti ini baik dikembangkan sebagai bahan untuk diceritakan kembali kepada para wisman dan wisnus di setiap kesempatan dengan tepat mengungkapkannya.

Page 33: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

33Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Ramah Lingkungan

variasinya, tergantung dari daerahnya,” kata Cok Putra.

Begitulah, selain indigo untuk warna biru dan ungu, kunyit untuk warna kuning, biji pinang bisa digunakan untuk menghasilkan warna merah pada kain.

Proses pembuatan pewar-na alami tidak terlalu rumit. Anda sendiri dapat membuat sendiri pewarna alami ini dengan meng ekstrak bagian-bagian tumbuhan melalui proses perebusan. Bahan bakunya kerap tumbuh se-bagai tanaman liar. Tanaman indigo, misalnya mudah di-jumpai di lahan kering, di tepi pantai, atau di tepian hu-tan. Tetapi jika tidak mau repot, sebenarnya pewarna alami juga cukup banyak dijual di pasaran dalam bentuk pasta.

Pemakaian bahan pewarna alami-tradisio-nal memang khusus. Biasanya, jika meng-inginkan warna yang lebih gelap, maka air yang digunakan lebih sedikit, begitu pula se-baliknya jika menginginkan warna yang lebih muda, ditambahkan lebih banyak air.

Agar bisa mendapatkan efek warna yang tepat, kain harus dicelup berulang-ulang. Setiap kali dicelup, warna yang dihasilkan bertambah tebal, atau bertambah gelap. Pencelupan kain secara berulang-ulang di-lakukan untuk mendapat efek warna yang diharapkan.

Untuk menjaga agar warna dapat tahan warna dan tidak mudah luntur, setelah melewati proses pencelupan, kain harus

melewati tahap terakhir yaitu proses fiksasi. Bahan yang digunakan pun bervariasi, se-perti tawas, tunjung atau kapur tohor. Proses fiksasi inilah yang membuat batik kuno yang diturunkan dari para eyang dan mbah bisa tahan disimpan tanpa kehilangan warna.

Suatu saat, ketika berkunjung ke studio Pejeng, Cokorda Putra menunjukkan kantong kain yang dipakai sebagai penyaring di mesin cucinya. Kain itu berwarna biru, dan sudah hampir sebulan diletakkan dalam mesin cuci. Dia hendak menguji kekuatan warna indigo. Ternyata memang tidak luntur sama sekali, walau setiap hari, berkali-kali, menerima

beban pencucian detergen, kata nya. “Saya sendiri tidak menyangka bahwa warna tradisi bisa sekuat ini,” kata dia.

Indigo atau tarum me-mang bahan pewarna yang kuat menempel pada kain. Bahkan ketika dijemur di bawah terik matahari selama dua minggu, bahan pewarna indigo tidak menjadi lapuk, tidak berubah warna sedikit pun.

Di desa Kebon Indah, sebuah showroom batik tulis yang menggunakan pewarna alami telah membantu para korban akibat gempa tahun 2006 silam, untuk kembali

bangun dan menatap masa depan dengan lebih optimis. Di tempat ini keindahan pe-warna alami memiliki keindahan tersendiri pula karena memperbaiki nasib banyak pem-batik.

Tapi bagaimana sebenarnya melihat per-bedaan antara kain yang diwarnai dengan pe-warna buatan dan alami? “Itu bisa jelas kalau malam hari, di bawah sinar lampu,” ujar Inu Agustin, penggemar batik di Pekalongan.

“Kain yang diwarnai dengan pewarna ala-mi tampak lebih berkilau, seolah memantul-kan sinar. Sedangkan kain dengan pewarna buatan tampak lebih suram di bawah sinar lampu.”

Penggunaan pewarna buatan pa da ma sa kini memang menyimpan keistime-

waan, karena ternyata teknologi pewarnaan yang berakar dari du nia tradisi mampu bersaing, bahkan mengalahkan, teknologi

kimiawi modern. n

Pewarna kain adalah kekayaan nusantara. Negeri ini memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dalam hal pewarnaan alami.

Page 34: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

34 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Indikator

Jawa Tengah dalam Angka

JANUARI 1,717,416 1,794,567 1,685,070 4.49 -6.10 FEBRUARI 825,937 1,069,007 1,214,465 29.43 13.61 MARET 1,372,610 1,188,376 1,224,828 -13.42 3.07 APRIL 1,219,291 1,338,229 1,751,280 9.75 30.87 MEI 1,681,431 1,874,315 1,870,531 11.47 -0.20 JUNI 2,440,857 2,684,955 2,442,850 10.00 -9.02 JULI 2,074,645 1,885,426 2,015,225 -9.12 6.88 AGUSTUS 1,274,307 1,038,172 843,278 -18.53 -18.77 SEPTEMBER 3,083,465 3,276,895 3,981,073 6.27 21.49 OKTOBER 2,839,715 3,326,948 1,511,687 17.16 -54.56 NOVEMBER 1,306,078 1,435,546 1,312,567 9.91 -8.57 DESEMBER 1,988,365 1,549,248 2,367,011 -22.08 52.78 JUMLAH 21,824,117 22,461,684 22,219,865 2.92 -1.08

Sumber: Dinbudpar Prov. Jateng (diolah)

BULAN TOTAL WISMAN DAN WISNUS PROSENTASE(%)2009 2010 2011 2009/2010 2010/2011

PERBANDINGAN TOTAL KUNJUNGAN WISMAN DAN WISNUS DI OBYEK WISATA JATENG 2009-2011

1 Bintang 5 1 1,237 541 32,623 52,423 2 Bintang 4 5 7,164 7,257 138,603 136,271 3 Bintang 3 5 3,993 3,539 205,894 135,367 4 Bintang 2 5 119 1,152 45,354 35,245 5 Bintang 1 4 319 570 20,323 41,729 6 Melati 3 18 42 48 50,031 63,432 7 Melati 2 38 444 817 253,554 256,568 8 Melati 1 53 – 17 165,317 198,572 TOTAL 129 13,318 13,941 911,699 919,607

Sumber: Dinbudpar Kota Surakarta (diolah)

KLASIFIKASI JUMLAH NOJUMLAH TAMU

WISNUSWISMAN2010 20102011 2011

JUMLAH TAMU MENGINAP DI HOTEL – KOTA SURAKARTA 2010-2011

WISATAWAN MANCA NEGARA PROSENTASE (%) TAHUN 2009 2010 2011 2009/2010 2010/2011 JUMLAH 308,519 312,747 381,514 1.37 21.99 WISATAWAN MANCA NEGARA PROSENTASE (%) TAHUN 2009 2010 2011 2009/2010 2010/2011 JUMLAH 21,515,598 22,148,937 21,838,351 2.94 -1.4

Sumber: Dinbudpar Prov. Jateng (diolah)

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH 1 KAB.MAGELANG 2,365,202 2 KAB/KOTA SEMARANG 2,040,484 3 KOTA SURAKARTA 1,731,691 4 KAB.PURBALINGGA 1,503,162 5 KAB.DEMAK 1,260,028 6 KAB.JEPARA 1,210,937 7 KAB.KARANGANYAR 1,076,196 8 KAB.KUDUS 1,007,996

DESTINASI JATENG TUJUAN FAVORIT WISNUS TAHUN 2011

Sumber: Dinbudpar Prov. Jateng (diolah)

NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH 1 KAB.MAGELANG 284,475 2 KOTA SURAKARTA 32,296 3 KAB. JEPARA 18,286 4 KAB.WONOSOBO 17,632 5 KAB.KARANGANYAR 9,987 6 KAB./KOTA SEMARANG 9,138 7 KAB.BANJARNEGARA 6,491

DESTINASI JATENG TUJUAN FAVORIT WISMAN TAHUN 2011

Sumber: Dinbudpar Prov. Jateng (diolah)

MANCANEGARA 29,218 38,420 NUSANTARA 988,615 1,695,731

JUMLAH TOTAL KUNJUNGAN WISATAWAN KE OBYEK WISATA

DI SURAKARTA 2010-2011

Sumber: Dinbudpar Kota Surakarta (diolah)

WISATAWAN JUMLAH2010 2011

2009 69777 2209 2010 114514 2382 2011 121373 2392 TOTAL 305664 6983

JUMLAH PENGUNJUNG MUSEUM SANGIRAN, 2009-2011

Sumber: Museum Sangiran (diolah)

TAHUN WISATAWANNUSANTARA MANCANEGARA

DOMESTIK 1,980,275 2,401,162 INTERNASIONAL 38,718 32,256

TOTAL PERGERAKAN PENUMPANG BANDARA AHMAD YANI

SEMARANG, TAHUN 2010-2011

Sumber: PT Persero Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani (diolah)

PENERBANGAN JUMLAH PENUMPANG2010 2011

NO TIPE HOTEL JUMLAH 1 Bintang 5 10 2 Bintang 4 9 3 Bintang 3 29 4 Bintang 2 26 5 Bintang 1 43 TOTAL 117

JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI JATENG S.D. AKHIR TAHUN 2011

Sumber: PHRI Jateng (diolah)

Realisasi Wisman Berdasarkan Fokus PasarJanuari–Februari, 2012 vs 2011

SINGAPURA 173,997 167,300 6,697 4.00% MALAYSIA 159,734 149,373 10,361 6.94% CINA 136,856 88,784 48,072 54.14% AUSTRALIA 133,114 118,704 14,410 12.14% JEPANG 67,256 68,897 -1,641 -2.38% KORSEL 60,271 52,163 8,108 15.54% TAIWAN 34,245 31,067 3,178 10.23% AMERIKA SERIKAT 29,002 25,925 3,077 11.87% INDIA 27,248 25,032 2,216 8.85% INGGRIS 26,742 25,288 1,454 5.75% RUSIA 22,008 21,996 12 0.05% BELANDA 21,490 21,251 239 1.12% FILIPINA 20,236 18,311 1,925 10.51% PERANCIS 19,130 18,831 299 1.59% JERMAN 17,729 16,145 1,584 9.81% TIM-TENG 16,346 12,410 3,936 31.72% LAINNYA 279,790 255,401 24,389 9.55% GRAND TOTAL 1,245,194 1,116,878 128,316 11.49%

FOKUSPASAR

JAN – FEB2012 2011 SELISIH (+/-) %

*) Kebangsaan lain dan pintu lain.

Page 35: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

35Vol. 3 l No. 28 l April 2012

Penumpang Domestik Angkutan Udara BerjadwalPosisi Januari–Februari 2012

BANDAR UDARA 2011 2012 % Kenaikan Soekarno Hatta-Jakarta 2.613,2 3.013,4 15,31 Juanda-Surabaya 871,3 1.025,5 17,70 Ngurah Rai-Bali 489,9 555,5 13,39 Polonia-Medan 471,3 515,2 9,32 Hasanuddin-Makassar 412,0 490,4 19,03 Jumlah 4.857,7 5.600,0 15,28

Sumber : BPS

Dalam ribuan

Indikator Perjalanan Wisatawan Nusantara dilihat dari jumlah penum-pang domestik angkutan udara berjadwal selama periode Januari hingga Februari 2012 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun 2011. Pada empat bandara terbesar mencatat kenaikan cukup tinggi, masing-masing tumbuh dengan dua digit.

inDiKATOr

Realisasi Wisman Bulanan, 2010–2012

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES TOTAL 2012 652,692 592,502 1,245,194 2011 548,821 568,057 598,068 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006 654,948 724,539 7,649,731 2010 493,799 523,135 594,242 555,915 600,031 613,422 658,476 586,530 560,367 594,654 578,152 644,221 7,002,944

20112010 2012

800.000

700.000

600.000

500.000

400.000JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

UTAMAIndikator

Realisasi Wisman BulananJanuari–Februari, 2012 vs 2011

BULAN 2012 2011 (+/-) % JANUARI 652,692 548,821 18.93% FEBRUARI 592,502 568,057 4.30% TOTAL JAN-FEB ‘11 1,245,194 1,116,878 11.49% MARET 598,068 APRIL 608,093 M E I 600,191 J U N I 674,402 J U L I 745,451 AGUSTUS 621,084 SEPTEMBER 650,071 OKTOBER 656,006 NOVEMBER 654,948 DESEMBER 724,539 GRAND TOTAL 7,649,731

Realisasi Wisman Menurut Pintu MasukPeriode Januari–Februari, 2012 vs 2011

Soekarno-Hatta 311,352 283,286 9.91% Ngurah Rai 458,888 409,794 11.98% Polonia 30,227 26,442 14.31% Batam, Kep. Riau 185,719 164,243 13.08% Sam Ratulangi 2,998 2,314 29.56% Juanda 28,490 26,666 6.84% Entikong 4,111 3,944 4.23% Adi Sumarmo 3,104 2,996 3.60% Minangkabau 5,063 4,829 4.85% Tanjung Priok 9,858 10,992 -10.32% Tanjung Pinang 16,393 14,842 10.45% BIL, Lombok 2,101 1,999 5.10% Makassar 2,112 1,989 6.18% Sepinggan, Balikpapan 2,993 2,711 10.40% St. Sarif Q-II,Pekanbaru 3,128 2,880 8.61% Adi Sucipto, Yogyakarta 7,242 6,334 14.34% Husein Sastranegara Bandung 20,267 18,130 11.79% Tanjung Uban, Kep. Riau 53,986 48,325 11.71% Balai Karimun, Kep. Riau 17,578 17,096 2.82% Jumlah 19 Pintu 1,165,610 1,049,812 11.03% Pintu Lainnya 79,584 67,066 18.67% Total Wisman 1,245,194 1,116,878 11.49%

Pintu MasukJanuari–Februari

2012 2011Perubahan thdJan–Feb 2011

Sumber : BPS

Page 36: Newsletter Pariwisata Indonesia, Edisi 28 - April 2012

36 Vol. 3 l No. 28 l April 2012

S

Alangkah Kaya dan Damai...

emangat membangun pari-wisata telah tersebar. Nyaris tiada bulan tanpa festival

seni, budaya, olahraga, k e g i a t a n - k e g i a t a n yang serba kreatif telah berlangsung di dae rah-daerah seluruh Indonesia. Festival di darat, pedalaman dan di laut. Dengan me-ningkatkan terus menerus ‘kualitas’

penyelenggaraan Event di daerah-daerah, maka kian ramai ‘wisnus’ dan

‘wisman’ akan datang berkun-jung. Setiap ‘wisnus’ dan

‘wisman’ jelas membawa dampak bagi pening-katan ke sejahteraan

masyarakat. Dan kua litas hidup keseharian. Masyarakat

kita yang kaya seni budaya. Dan kedamaian...

Fokus Kita Kini Meningkatkan Kualitas dan Kreatifitas

www.indonesia.travel

September 2012

Juli 2012

15–16 Juni 2012 Nopember 2012

Oktober 2012

18–21 Oktober 2012

4–10 Juni 2012

8–11 Oktober 2012

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifDirektorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

www.budpar.go,id

7–12 November 2012