NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

23
NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAARKARYA TAUFIQ EL HAKIM: KAJIAN SEMIOTIK Zumrotul Mukaromah Nurul Murtadho Ibnu Samsul Huda Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang. E-mail: [email protected] Abstract: This study was aimed to describe the structure of the drama of “Syamsun Nahaar” and the advice included in the drama “Syamsun Nahaar” by Taufiq El Hakim based upon the study of semiotics. In the data analysis technique, the researcher used semiotics theory, Riffaterre, they are: heuristic reading, retroactive reading, hypo-gram and matrices finding. The drama of Syamsun Nahaar’s structure was in the form of: (1) the theme in the drama of “Syamsun Nahaar” was love struggle , (2) the plot in the drama of “Syamsun Nahaar” was progressive, (3) characters the drama of “Syamsun Nahaar” were: Syamsun Nahaar, Qamar, King Nu’man, Prince Hamdan (4) the setting of the drama were the palace of King Nu’man, the palace of Prince Hamdan, hill, dead village, (5) the figure of speech written in the drama were proverb, qashr, mursal and tasybih figurative language, and (6) the messages of the drama were: be fair, think before act, be 1

Transcript of NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

Page 1: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR”

KARYA TAUFIQ EL HAKIM: KAJIAN SEMIOTIK

Zumrotul Mukaromah

Nurul Murtadho

Ibnu Samsul Huda

Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang.

E-mail: [email protected]

Abstract: This study was aimed to describe the structure of the drama of

“Syamsun Nahaar” and the advice included in the drama “Syamsun Nahaar”

by Taufiq El Hakim based upon the study of semiotics. In the data analysis

technique, the researcher used semiotics theory, Riffaterre, they are: heuristic

reading, retroactive reading, hypo-gram and matrices finding. The drama of

Syamsun Nahaar’s structure was in the form of: (1) the theme in the drama of

“Syamsun Nahaar” was love struggle , (2) the plot in the drama of “Syamsun

Nahaar” was progressive, (3) characters the drama of “Syamsun Nahaar”

were: Syamsun Nahaar, Qamar, King Nu’man, Prince Hamdan (4) the setting

of the drama were the palace of King Nu’man, the palace of Prince Hamdan,

hill, dead village, (5) the figure of speech written in the drama were proverb,

qashr, mursal and tasybih figurative language, and (6) the messages of the

drama were: be fair, think before act, be obedient to our parents and always

asking for their custody, don’t be excessive, be independent, return all the

things we do not belong to, wealth and power would never guarantee the

people’s happiness, and do not be down hearted. The advices which were

implicitly consisted were: believe in Allah SWT, pursue the knowledge,

strong willed, responsible, confident, patient, qana’ah, low profile,

independent, not to be excessive, fair, honest, helpful, take every opportunity,

loving towards others, watch our mouth, respect the parents, do something

with good purpose, keep ourselves from being temperamental, hardworking

and be aware in life.

Key words: advice, the drama of “Syamsun Nahaar”, the study of Semiotics.

1

Page 2: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

العناص��ر(�� 1 )وصف إلى بحثال ه��ذا يه��دف: الملخص الداخلية في القّصة المسرحية "ش��مس النّه��ار"

النظرية البنيوي��ة ) باستخدامبقلم توفيق الحكيم نظري��ة الس��يميائية.بال( النصيحة ال��واردة فيه��ا 2

"ريفاتير"، ول��ه�� واستخدم التحليل السيميائي ل� أرب���ع مراح���ل، وهي الق���راءة االستكش���افية، ف�������القراءة التأويلي�������ة، ثم البحث عن النّص

( أّن العناص��ر1المفترض والمولّد. واكتشفت : ) الداخلي��ة تتك��ون من )أ( الموض��وع ه��و الكف��اح للحب )ب( والحبك��ة هي الحبك��ة المحكم��ة )ج( واألش��خاص : ش��مس النه��ار وقم��ر وس��لطانع : نعم��ان وأم��ير حم��دان والعالّم )د( والموض��ِ قصر سلطان نعمان وقصر أم��ير حم��دان والت��ّل وقرية ميّتة )ه���( واألس��اليب اللّغوي��ة هي المث��ل والقصر والمجاز المرسل والتش��بيه )و( واألمان��ة

قبل التفك��يرال��واردة هي الع��دل وب��ّر الوال��دين و وغير النّفس على واإلعتماد اإلسراف وعدم العزم

اإليم��ان بالل��ههي ال��واردة ( النص��يحة2) ذالك. و وطلب العلم وذو يقين والمس���ئولية عن األم���ور وثق����ة النّفس والص����بر والقناع����ة والتواض����ع

والع��دل اإلس��راف وع��دم النّفس على إلعتم��ادوا بين والحب الفرصة وانته���از والتع���اون والص���دق

والعمل الوال�دين وب�ّر اللس�ان وحفظ المخلوقات والج����دّ الغضب على واإلمس����اك المنفعة ألجل

الحياة. عن واالنتباه واالجتهاد

ة : النّص��يحة،الرئيسية الكلمات المس��رحية القص��ّالسيميائي. التحليل النّهار"، "شمس

Jakop Sumarjo (dalam Huda, dkk, 2008:4) menyatakan bahwa sastra merupakan

ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaaan, ide,

semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan

pesona indah dengan alat bahasa. Dermawan, dkk (1996:1) juga menyatakan

bahwa sastra adalah karya seni dengan bahasa sebagai bahan dan alat

pengucapnya (literary work of art). Bahasa dalam karya sastra, pada wacana

khasnya, merupakan hasil perekayasaan kreatif sastrawan berdasarkan potensi dan

kelonggaran aturan, kaidah dan konvensi kebahasaan yang semaksimal mungkin

ditemukan sastrawan.

2

Page 3: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

Menurut Biyantari (2009:1) karya sastra sebagai hasil cipta manusia

selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun

nilai- nilai ajaran hidup. Orang dapat mengetahui nilai-nilai hidup, susunan adat

istiadat, suatu keyakinan, dan pandangan hidup orang lain atau masyarakat

melalui karya sastra. Sastra dengan segala ekspresinya merupakan pencerminan

dari kehidupan manusia. Adapun permasalahan manusia merupakan ilham bagi

pengarang untuk mengungkapkan dirinya dengan media karya sastra. Hal ini

dapat dikatakan bahwa tanpa kehadiran manusia, sastra mungkin tidak ada.

Memang sastra tidak terlepas dari manusia, baik manusia sebagai sastrawan

maupun sebagai penikmat sastra. Mencermati hal tersebut, jelaslah manusia

berperan sebagai pendukung yang sangat menentukan dalam kehidupan sastra.

Salah satu bentuk karya sastra adalah drama. Drama adalah suatu karya

sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan manusia melalui dialog dan

lakuan (Maryaeni, 1992:9). Karya sastra sebagai sebuah hasil cipta manusia,

diciptakan untuk menyampaikan pesan penulisnya. Penulis karya sastra

menyampaikan pesan karyanya melalui tanda-tanda yang dituangkan dalam

bentuk kata, frase, kalimat, maupun paragraf. Sebagaimana pendapat Endraswara

(2011: 63) bahwa karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan

keinginan pengarang lewat bahasa. Bahasa itu sendiri tidak sembarang bahasa,

melainkan bahasa khas. Yakni bahasa yang memuat tanda-tanda atau semiotik.

Paul Cobley dan Litza Janz (dalam Kamil, 2009:194) dan Endraswara

(2011: 64) mendefinisikan bahwa semiotik adalah studi tentang tanda. Yang

dimaksud dengan tanda adalah segala sesuatu yang dapat diamati dan

diidentifikasi. Jika Paul Cobley dan Litza Janz menyebutkan bahwa semiotik

merupakan studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana

cara kerjanya, dan apa manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Melalui tanda-

tanda ini pengarang ingin menguraikan pesan teks sastra yang bersifat inner,

transendental, dan latent (tersembunyi). Maka Endraswara menambahkan bahwa

tanpa memperhatikan hal-hal yang terkait dengan tanda, maka pemaknaan karya

sastra tidaklah lengkap. Makna karya sastra tidak akan tercapai secara optimal jika

tidak dikaitkan dengan wacana tanda.

3

Page 4: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

Diantara hasil karya sastra yang disampaikan melalui sistem tanda adalah

drama. Penggunaan metoda semiotik sebagai pendekatan pembacaan dalam

penelitian karya sastra (drama) didasarkan pada pengertian tentang tanda, cara

kerjanya, dan penggunaannya. Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan

cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Aradea dan Venayaksa (2007)

menyatakan bahwa pada dasarnya, naskah drama merupakan kumpulan simbol.

Sebagai simbol, karya drama akan berarti jika penikmatannya berada pada

konvensi yang sama. Jadi, sudah ada persetujuan antara pemakai simbol tentang

hubungan simbol dengan acuannya. Yang unik adalah drama memberi kebebasan

yang lebih besar pada penafsir simbol daripada simbol-simbol lain yang lebih

terbatas, misalnya simbol-simbol pada teks puisi atau novel.

Kamil (2009:45) menyebutkan bahwa Taufiq El Hakim merupakan

sastrawan Arab yang banyak melahirkan naskah drama. Taufiq El Hakim

meninggal dunia pada tahun 1987 dengan mewariskan lebih dari 60 naskah drama

Arab modern, 2 kumpulan cerpen dan 20 novel yang bermutu tinggi. Diantara 60

naskah drama yang diwariskan Taufiq El Hakim adalah drama yang berjudul

“Syamsun Nahaar”. Drama “Syamsun Nahaar” ditulis Taufiq El Hakim pada

tahun 1965, dan diterjemahkan serta tersebar dalam bahasa Inggris di Amerika

pada tahun 1981.

Masalah lingkungan kerajaan dan alam bebas menjadi latar cerita drama

“Syamsun Nahaar” memiliki daya pikat dan nilai tambah bagi pembaca. Hal ini

mengajarkan bahwa dimanapun kita berada kita harus menempatkan posisi kita

sesuai dengan lingkungan tersebut. Kelebihan lainnya adalah gaya bahasa yang

lugas, jernih, mudah dipahami serta pencitraan yang terdapat dalam drama

Syamsun Nahaar mudah diekspresikan dan diinterpretasikan.

Pemilihan drama Syamsun Nahaar dilatarbelakangi oleh adanya

keinginan peneliti untuk memahami nasehat yang tercermin dari perilaku para

tokoh melalui dialog-dialog dalam drama ini. Selain itu, drama Syamsun Nahaar

karya Taufiq El Hakim dipilih karena memiliki beberapa kelebihan baik dari segi

isi maupun bahasanya. Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu

mendeskripsikan nasehat yang terkandung dalam drama Syamsun Nahaar Karya

Taufiq El Hakim dengan tinjauan semiotik.

4

Page 5: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

METODE

Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif dengan

rancangan deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, 2011: 6) Instrumen penelitian

ini adalah peneliti sendiri sebagai human instrument serta tabel kodifikasi data

yang berguna untuk menjaga keabsahan data.

Data dalam penelitian ini berupa kata, frase, dan kalimat yang menunjukkan

nasehat yang terkandung dalam drama Syamsun Nahaar karya Taufiq El Hakim.

Sedangkan sumber datanya adalah salinan naskah drama Syamsun Nahaar Karya

Taufiq El Hakim terbitan Daaru Mishro Lith-Thibaa’ah.

Untuk memperoleh data, dilakukan penelusuran nasehat dengan cara

membaca teks drama Syamsun Nahaar karya Taufiq El Hakim dengan cermat

(berulang-ulang) untuk mengetahui aspek-aspek yang akan diamati, memilih dan

menandai teks-teks (memberi kode) satuan dialog, monolog, dan narasi dalam

drama Syamsun Nahaar karya Taufiq El Hakim yang terkait dengan nasehat,

mengidentifikasi data sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, dan

mengklasifikasi data berdasarkan tabel yang telah dibuat.

Berpijak pada tujuan penelitian ini, maka analisis data dilakukan secara

semiotik. Mengacu pada keterangan Riffaterre (dalam Selden, 1991: 126), yaitu

mencoba membaca untuk “arti” biasa, menyoroti unsur-unsur yang tampak tidak

gramatikal dan yang merintangi penafsiran mimetik yang biasa, menemukan

hipogram, yaitu mendapat ekspresi yang diperluas atau yang tidak biasa dalam

teks dan menurunkan matriks dari hipogram, yaitu menemukan sebuah pernyataan

tunggal atau sebuah kata yang dapat menghasilkan hipogram dalam teks, maka

keempat pembacaan yang dimaksudkan oleh Riffaterre di atas mengilhami

peneliti dalam menganalisis hikmah dan nasehat yang terkandung dalam drama

Syamsun Nahaar. Adapun langkah-langkah dalam penelitian adalah pembacaan

5

Page 6: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

secara heuristik, pembacaan secara retroaktif, menemukan hipogram dan

menemukan matriks.

Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara: (1)

pengkajian terhadap drama Syamsun Nahaar karya Taufiq El Hakim, artinya

karya sastra yang dianalisis dan diteliti itu dibaca berulang-ulang sampai

menemukan kajian yang diperlukan yang disertai dengan pengalaman dan

pengetahuan yang ada dan relevan, (2) ketekunan pengamatan, artinya peneliti

mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan

terhadap faktor-faktor yang menonjol. Peneliti membaca, mengamati, dan

memahami secara intensif dan berulang-ulang terhadap teks yang ada dalam

drama Syamsun Nahaar karya Taufiq El Hakim, (3) pengecekan pembimbing dan

teman sejawat, artinya hasil analisis yang diperoleh didiskusikan kepada

pembimbing dan teman sejawat dengan tujuan agar hasil yang diperoleh

mempunyai kesatuan pandangan.

Prosedur dalam penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu tahap persiapan

yang meliputi pemilihan judul, pengajuan judul kepada ketua Jurusan Sastra Arab,

studi pustaka yang sesuai dengan judul penelitian dan pengajuan proposal; tahap

pelaksanaan yang meliputi pengumpulan data, mendesain kodifikasi data,

mengolah data yang telah terjaring, menginterpretasikan data yang terjaring,

menyimpulkan hasil analisis data dan konsultasi kepada pembimbing untuk

memperoleh kesempurnaan penelitian; dan tahap penyelesaian yang meliputi

penyimpulan penelitian dan penyusuan laporan penelitian,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan empat langkah analisis semiotik Riffaterre, penelitian ini

menghasilkan temuan struktur drama dan nasehat yang terkandung di dalam

drama “Syamsun Nahaar” karya Taufiq El Hakim. Struktur drama “Syamsun

Nahaar” berupa, (1) tema dalam drama “Syamsun Nahaar” karya Taufiq El

Hakim adalah perjuangan cinta (berdasarkan pembacaan cerita dari awal sampai

akhir, terutama pada drama SN hal. 23 dan 50), (2) alur cerita drama “Syamsun

Nahaar” karya Taufiq El Hakim adalah alur maju. Hal ini dari babak ke babak

bahwa drama Syamsun Nahaar karya Taufiq El Hakim ini ini terdiri atas empat

6

Page 7: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

tahap, yaitu: tahap perkenalan dapat ditemukan pada babak pertama adegan

pertama, tahap penampilan masalah dan klimaks dapat ditemukan pada babak

kedua, tahap ketegangan menurut dapat ditemukan pada babak ketiga dan tahap

penyelesaian dapat ditemukan pada babak terakhir., (3) tokoh dan penokohan.

Dalam drama Syamsun Nahaar yang berperan menjadi tokoh utama adalah

Syamsun Nahaar. Sebagaimana pengertian tokoh utama, peran Syamsun Nahaar

senantiasa mempengaruhi alur dalam drama ini dari awal hingga akhir cerita.

Selain menjadi tokoh utama, Syamsun Nahaar juga menjadi tokoh protagonis.

Tokoh protagonis adalah tokoh jagoan yang biasanya memiliki sifat baik dan

tidak jahat. Selain tokoh utama, drama ini juga didukung oleh tokoh andalan dan

tokoh figuran. Tokoh andalan adalah tokoh yang sering muncul bersamaan

dengan munculnya tokoh utama. Adapaun yang berperan menjadi tokoh andalan

dalam drama Syamsun Nahaar ini adalah Qamar, raja Nu’man, dan pangeran

Hamdan. Sedangkan yang berperan menjadi tokoh figuran adalah menteri raja

Nu’man, tentara raja Nu’man, pelamar pertama, pelamar kedua, penasehat

pangeran Hamdan, penerima tamu kerajaan raja Nu’man dan pangeran Hamdan,

bendahara pangeran Hamdan, pengawal pangeran Hamdan, pembantu, serta

pengawas tempat penyimpan kekayaan pangeran Hamdan. Jika Syamsun Nahaar

menjadi tokoh protagonis, maka dalam drama ini pembantu serta pengawas

tempat penyimpan kekayaan pangeran Hamdan berperan menjadi tokoh antagonis.

Karena kehadirannya dalam drama ini tidak disukai oleh pembaca.

Adapun penokohan para tokoh dalam drama ini adalah sebagai berikut:

(a) Syamsun Nahaar memiliki penokohan: berpendirian teguh, percaya diri,

sederhana dan tidak serakah, pandai dan bercita-cita tinggi, tidak menginginkan

pendamping hidup yang pemalas dan bodoh, adil, waspada, cerdas, pantang

menyerah, menghormati orang tua, dan cantik; (b) Qamar memiliki penokohan:

perhatian, suka menggoda, rendah hati, pandai, tidak berlebih-lebihan,

profesional, pemberani, percaya diri, pekerja keras dan miskin; (c) Raja Nu’man

memiliki penokohan: sayang dan perhatian terhadap putrinya dan mendukung

keinginan putrinya; (d) Pangeran Hamdan memiliki penokohan: tegas, keras

kepala dan mudah putus asa; dan (e) para pujangga kerajaan yang memiliki sifat

patuh pada pemimpinnya, (4) latar yang digunakan dalam drama “Syamsun

7

Page 8: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

Nahaar” karya Taufiq El Hakim adalah istana raja Nu’man, istana pangeran

Hamdan, bukit dan desa mati, (5) gaya bahasa yang digunakan dalam drama

“Syamsun Nahaar” karya Taufiq El Hakim adalah peribahasa (Drama SN hal. 66,

68 dan 74), qashr (Drama SN hal. 62), majas mursal (Drama SN hal. 73) dan

tasybih (Drama SN hal. 112), dan (6) amanat yang terkandung dalam“Syamsun

Nahaar” adalah bersikap adil, berpikir sebelum bertindak, taat pada orang tua,

yaitu selalu miminta ridho padanya, tidak berlebih-lebihan, mandiri,

mengembalikan sesuatu yang bukan miliknya, kekayaan dan jabatan tidak

menjamin kebahagiaan seseorang dan berusaha dan pantang menyerah.

Adapun nasehat yang terkandung dalam drama “Syamsun Nahaar”

berdasarkan kajian semotik Riffaterre berupa, (1) percaya kepada Allah SWT

(Drama SN hal. 13), (2) menuntut ilmu (Drama SN hal. 14 dan 67), (3) teguh

pendirian (Drama SN hal. 14 dan 17), (4) bertanggung jawab (Drama SN hal. 14,

17 dan 123), (5) percaya diri (Drama SN hal. 21 dan 155), (6) sabar (Drama SN

hal. 26 dan 155), (7) qana’ah (Drama SN hal. 40), (8) rendah hati (Drama SN hal.

62 dan 63), (9) mandiri (Drama SN hal. 61, 62, 78 dan 149), (10) tidak berlebih-

lebihan (Drama SN hal. 64, 69 dan 74), (11) adil (Drama SN hal. 20-21 dan 64),

(12) jujur (Drama SN hal. 20, 97, 121 dan 170), (13) tolong menolong (Drama SN

hal. 62, 154 dan 182), (14) tidak menyia-nyiakan kesempatan (Drama SN hal. 40),

(15) saling menyanyangi antar sesama makhluk hidup (Drama SN hal. 70-71 dan

75-76), (16) menjaga lisan (Drama SN hal. 20), (17) menghormati orang tua

(Drama SN hal. 20), (18) mengerjakan sesuatu yang lebih bermanfaat (Drama SN

hal. 60-61), (19) menahan diri dari sikap amarah (Drama SN hal. 155 dan 180),

(20) kerja keras (Drama SN hal. 42, 68,78 dan 142), dan (21) kewaspadaan dalam

hidup (Drama SN hal. 21)

Pelajaran yang dapat diambil dari pembahasan tentang kepercayaan

manusia kepada Tuhan adalah sebagai hamba Allah, manusia harus yakin

bahwasanya Allah sudah meencanakan segala sesuatu bagi kehidupan semua

makhluk-Nya. Namun meskipun sudah mempercayai bahwa Allah telah

merencanakan segala sesuatu bagi kehidupan makhluknya, manusia harus tetap

berusaha dan berdo’a. Dan hendaklah rasa yakin tersebut didasari dengan

8

Page 9: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

keimanan kepada Allah, karena iman merupakan pedoman kuat dalam kehidupan

di dunia ini.

Pelajaran yang bisa dipetik dari pembahasan tentang menuntut ilmu,

bahwasanya manusia dianjurkan untuk terus menuntut ilmu dan mengajarkannya.

Sejak ia lahir higga ke liang lahat sekalipun. Menuntut ilmu tidak terbatas waktu

dan gender. Untuk itulah wajib bagi semua manusia untuk mengembangkan

potensi yang telah dianugrahkan Allah SWT pada dirinya. Apalagi jika mengingat

janji Allah tentang pahala yang dijanjikan bagi hamba-Nya yang mau menuntut

ilmu.

Pelajaran yang bisa dipetik dari pembahasan tentang teguh pendirian,

bahwasanya manusia harus memiliki pendirian yang teguh. Karena manusia yang

telah meyakini bahwa apa yang dilakukannya benar, maka ia tidak akan merugi

dengan apa yang telah ia lakukan dan akan terhindar dari hal-hal yang mungkin

akan membahayakan kehidupannya. Jika telah memiliki pendirian yang teguh,

janganlah manusia membiarkan apapun dan siapapun untuk merubahnya.

Pelajaran yang dipetik dari uraian tentang bertanggung jawab,

bahwasanya setiap manusia mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya sendiri,

keluarganya, ataupun terhadap lingkungannya. Tanggung jawab tidak akan

merasa berat apabila manusia melakukannya dengan ikhlas dan senang hati untuk

mencari ridha Allah SWT.

Pelajaran yang bisa dipetik dari sifat percaya diri bahwa, manusia harus

memiliki sifat percaya diri dalam manjalankan kehidupannya. Hal itu dilakukan

untuk mencapai kesuksesan dan kemenangan dalam menggapai tujuan hidup.

Manusia dilarang berputus asa dari rahmat Allah SWT. Manusia dianjurkan untuk

terus percaya diri dan tidak putus asa dalam mencari ridha Allah SWT.

Pembahasan untuk bersabar ini mengajarkan kepada manusia untuk

selalu sabar dan ikhlas dalam mengahadapi masalah apapun. Karena semua itu

hanya kuasa Allah SWT. Kewajiban manusia hanya berdo’a dan berusaha saja.

Pelajaran yang dapat diambil dari pembahasan tentang sifat qana’ah,

bahwa sudah seharusnya manusia bisa menerima apapun yang dikehendaki Allah

atas dirinya. Manusia harus ikhlas dalam menjalani hidup ini dan senantiasa

mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Karena jika manusia

9

Page 10: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

tersebut mau bersyukur, niscaya Allah akan menambahkan nikmat-Nya. Dan jika

manusia mendapat kesulitan maka berserahdirilah kepada Allah.

Pelajaran yang dapat dipetik dari pembahasan rendah hati ini adalah,

hendaklah manusia selalu hidup dengan rendah hati. Tidak menyombongkan apa

yang ada pada dirinya. Karena semua itu hanyalah titipan Allah SWT.

Pembahasan anjuran memiliki sikap mandiri ini mengajarkan kepada

manusia, bahwa selama ia mampu melakukan kebutuhannya secara mandiri,

hendaklah ia tidak meminta bantuan kepada orang lain. Sehingga tidak ada yang

merasa diberatkan.

Pembahasan untuk tidak berlebih-lebihan mengajarkan manusia untuk

tidak boros, rakus, dan tamak terhadap apapun juga. Hendaklah manusia

memanfaatkan segala sesuatunya secara hemat, yaitu memanfaatkan pada

tempatnya. Sifat tidak berlebih-lebihan bisa tertanam pada diri seseorang apabila

dia berusaha merasa cukup atas apa yang diberikan Allah SWT. Tidak merasa

kurang dan kelebihan. Apalagi jika mengingat siksa Allah bagi hamba yang suka

menghambur-hamburkan segala sesuatu.

Pelajaran yang bisa dipetik dari pembahasan adil ini adalah, hendaklah

manusia menanamkan sifat adil pada dirinya. Apalagi bagi seorang pemimpin,

sifat adil sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup rakyatnya. Dengan sifat

adil, maka tidak ada salah satu pihak pun yang merasa diberatkan. Dan dengan

begitu maka kehidupan akan berjalan dengan rukun.

Pelajaran yang dapat dipetik dari uraian tentang kejujuran, secara tersurat

mengajarkan kepada manusia untuk bersikap jujur dalam segala hal. Mengakui

kehidupan diri sendiri, meskipun itu menyakitkan dan mengembalikan sesuatu

yang bukan haknya kepada pemiliknya. Hendaklah manusia tidak berbohong

dengan alasan untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya, hanya agar

dipuji oleh orang lain. Dengan sifat jujur manusia akan hidup tenang tanpa

dikejar-kejar perasaan bersalah dan dosa.

Pembahasan anjuran untuk saling tolong menolong ini, mengajarkan

kepada manusia, bahwa Islam sangatlah menganjurkan umatnya untuk saling

tolong menolong. Karena dengan sikap saling tolong-menolong, pekerjaan akan

10

Page 11: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

menjadi ringan, terciptanya hubungan yang baik dan kasih sayang antar sesama,

dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Pelajaran yang bisa dipetik dari pembahasan tidak menyia-nyiakan

kesempatan, bahwa hendaklah manusia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang

datang menghampirinya. Karena kesempatan itu merupakan karunia terindah yang

tidak akan datang dua kali. Andaikan datang, maka kesempatan itu akan datang

dalam bentuk dan cara yang berbeda. Ada sebuah pepatah yang mengatakan:

“Matahari tidak akan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang tertidur

nyenyak”.

Penjelasan mengenai anjuran saling mencintai antar sesama makhluk

mengajarkan kepada manusia untuk tidak bersifat individual. Hendaklah manusia

menyayangi makhluk hidup lainnya juga. Karena dalam kehidupan ini, anatara

manusia dengan makhluk hidup lainnya saling memberi manfaat.

Pelajaran yang bisa dipetik dari pembahasan menjaga lisan adalah,

bahwa manusia dianjurkan untuk menjaga lisannya. Yaitu dengan memikirkan

setiap kata-kata yang akan diucapkannya serta menjauhi berkata bohong dan

kotor. Bahaya lisan dan perbuatanya akan dibalas oleh Allah SWT, dan dia akan

dicampakkan ke dalam neraka.

Pembahasan mengenai mengerjakan sesuatu yang lebih bermanfaat ini

mengajarkan kepada manusia untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak

bermanfaat bagi dirinya. Karena itu tidak akan ada gunanya, baik bagi dirinya

maupun orang lain.

Pelajaran yang bisa dipetik dari anjuran menghormati orang tua adalah

terhindarnya manusia dari siksa Allah SWT dan terciptanya kehidupan rumah

tangga yang harmonis.

Pembahasan tentang menahan diri dari sifat amarah mengajarkan

manusia untuk menghindari sifat amarah yang sering menghampiri dirinya. Sifat

amarah bukanlah jalan keluar yang baik untuk menyelesaikan masalah. Sifat

amarah adalah sifat buruk yang wajib dihindari, karena kehadiranya dapat

menimulkan berbagai macam dampak. Diantaranya sifat saling balas dendam.

Pelajaran yang bisa dipetik dari sifat bekerja keras, bahwa tujuan hidup

yang memilki arti menuntut usaha yang keras. Manusia harus yakain bahwa untuk

11

Page 12: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

mencapai tujuan diperlukan usaha keras. Hal ini dilakukan untuk menghindari

sifat takut kegagalan, karena anggapan bahwa kerja keras adalah hal yang

menakutkan. Pada dasarnya kesuksesan dapat diraih dengan kerja keras. Manusia

yang ingin menginginkan tujuannya tercapai, maka ia harus berusaha sekeras

mungkin serta dilarang untuk mengerjakannya secara setengah-setengah dan

dalam keadaan malas.

Pembahasan tentang kewaspadaan hidup di atas mengajarkan kepada

manusia agar berhati-hati dalam memutuskan suatu hal. Apapun keputusan yang

kita ambil tentunya itu sudah melalui pemikiran yang panjang, jangan sampai kita

menyesal di kemudian hari karena demi mengejar burung yang tinggi, punai di

tangan dilepaskan.

SIMPULAN

Dalam menemukan nasehat yang terkandung dalam drama “Syamsun

Nahaar” karya Taufiq El Hakim, peneliti melakukan analisis menggunakan kajian

semiotik. Semiotik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

semiotik Riffaterre, yaitu pembacaan secara heuristik, pembacaan secara

retroaktif, menemukan hipogram dan menemukan matriks. Struktur drama

“Syamsun Nahaar” berupa, (1) tema dalam drama “Syamsun Nahaar” karya

Taufiq El Hakim adalah perjuangan cinta, (2) alur cerita drama “Syamsun

Nahaar” karya Taufiq El Hakim adalah alur maju, (3) tokoh dan penokohan

dalam drama “Syamsun Nahaar” karya Taufiq El Hakim, (a) Syamsun Nahaar

memiliki penokohan: berpendirian teguh, percaya diri, sederhana dan tidak

serakah, pandai dan bercita-cita tinggi, tidak menginginkan pendamping hidup

yang pemalas dan bodoh, adil, waspada, cerdas, pantang menyerah, menghormati

orang tua, dan cantik; (b) Qamar memiliki penokohan: perhatian, suka menggoda,

rendah hati, pandai, tidak berlebih-lebihan, profesional, pemberani, percaya diri,

pekerja keras dan miskin; (c) Raja Nu’man memiliki penokohan: sayang dan

perhatian terhadap putrinya dan mendukung keinginan putrinya; dan (d) Pangeran

Hamdan memiliki penokohan: tegas, keras kepala dan mudah putus asa., (4) latar

yang digunakan dalam drama “Syamsun Nahaar” karya Taufiq El Hakim adalah

istana raja Nu’man, istana pangeran Hamdan, bukit dan desa mati, (5) gaya bahasa

12

Page 13: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

yang digunakan dalam drama “Syamsun Nahaar” karya Taufiq El Hakim adalah

peribahasa, qashr, majas mursal dan tasybih, dan (6) amanat yang terkandung

dalam“Syamsun Nahaar” adalah bersikap adil, berpikir sebelum bertindak, taat

pada orang tua, yaitu selalu miminta ridho padanya, tidak berlebih-lebihan,

mandiri, mengembalikan sesuatu yang bukan miliknya, kekayaan dan jabatan

tidak menjamin kebahagiaan seseorang dan berusaha dan pantang menyerah.

Adapun nasehat yang terkandung dalam drama “Syamsun Nahaar”

berdasarkan kajian semotik Riffaterre berupa, (1) percaya kepada Allah SWT,

(2) menuntut ilmu, (3) teguh pendirian, (4) bertanggung jawab, (5) percaya diri,

(6) sabar, (7) qana’ah, (8) rendah hati, (9) mandiri, (10) tidak berlebih-lebihan,

(11) adil, (12) jujur, (13) tolong menolong, (14) tidak menyia-nyiakan

kesempatan, (15) saling menyanyangi antar sesama makhluk hidup, (16) menjaga

lisan, (17) menghormati orang tua, (18) mengerjakan sesuatu yang lebih

bermanfaat, (19) menahan diri dari sikap amarah, (20) kerja keras, dan

(21) kewaspadaan dalam hidup.

SARAN

Dalam akhir penelitian ini, peneliti juga memberikan saran konstruktif

kepada berbagai pihak terkait. Bagi Jurusan Sastra Arab, hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan refleksi untuk perbaikan

dan pengembangan bahan matakuliah, khususnya yang berkaitan dengan

matakuliah sastra. Bagi peneliti lain, sebaiknya melakukan penelitian dalam

bidang sastra, khususnya kajian semiotik Riffaterre secara lebih mendalam, baik

pada drama, puisi maupun prosa.

Bagi pengajar bahasa dan sastra Arab, hasil penelitian ini bisa dijadikan

bahan pengajaran, baik kajian semiotik Riffaterre maupun drama “Syamsun

Nahaar” nya. Bagi pelajar bahasa dan sastra Arab, penelitian tentang kajian

semiotik Riffaterre ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan rujukan bagi

pelajar bahasa dan sastra Arab dalam menelaah karya sastra, seperti drama, prosa

atau puisi. Bagi pembaca karya sastra, kajian semiotik dalam menemukan nasehat

yang terkandung dalam drama “Syamsun Nahaar” ini diharapkan bisa dijadikan

sebagai bahan masukan bagi pembaca karya sastra, tentang bagaimana cara

13

Page 14: NASEHAT DALAM DRAMA “SYAMSUN NAHAAR” KARYA TAUFIQ ...

menemukan nilai-nilai positif yang terdapat dalam karya sastra yang telah

dibacanya.

DAFTAR RUJUKAN

Aradea , N., & Venayaksa, F. 2007. Drama Terlarang Opera Kecoa pada Rezim Orde Baru, (online) (http://www.rumahdunia.net/wmview.php?ArtID=1123&page=1-15, diakses 10 Desember 2011)

Biyantari, L.A. 2009. Aspek Moral dalam Novel “Harimau! Harimau!” Karya Mochtar Lubis: Tinjauan Semiotik. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, (Online) (http://www.scribd.com/doc/57453193/A-310050057, diakses 22 Desember 2011)

Dermawan, T., dkk. 1996. Bahan Ajar Teori sastra. Makalah disajikan dalam kuliah Pelatihan Kemampuan dan Metodologi Mengajar Guru PNS DPK dan GTY pada SMP Swasta se Jawa Timur.

El Hakim, T. 1981. Syamsun Nahaar. Mesir: Daaru Mishro Lith Tibaa’ah.

Endraswara, S. 2011. Metodologi Penelitian Sastra : Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS.

Huda, I.S., Maksum, A., & Mahliatussikah, H. 2008. Bahan Ajar Telaah Prosa. Malang.

Kamil, S. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern. Jakarta: Rajawali Pers.

Maryaeni. (Ed.). 1992. Teori Drama. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang Fakultas Sastra jurusan Sastra Indonesia.

Moleong, L. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Selden, R. 1991. Panduan Membaca Teori Sastra Masa Kini. Terjemahan Rachmat Djoko Pradopo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

14