MR Dan Aneurisma Aorta
-
Upload
mega-silfia-zulfi -
Category
Documents
-
view
248 -
download
1
Transcript of MR Dan Aneurisma Aorta
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 1/28
1
Laporan Kasus
Mitral Regurgitasi dengan Aneurisma
Aorta
Mega Silfia Zulfi, S.Ked
NIM. 0808121328
PEMBIMBING:
Dr. Juwanto W, Sp.PD – KKV, FINASIM
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD ARIFIN ACHMAD-FAKULTAS KEDOKTERAN UNRI
PEKANBARU
2014
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 2/28
2
Mitral Regurgitasi dengan Aneurisma Aorta
Mega Silfia Zulfi
1
,dr. Juwanto, Sp.PD, K-KV, FINASIM
2
Abstrak
Gagal jantung merupakan suatu kondisi dimana jantung tidak mampu untuk
mempertahankan curah jantung yang adekuat untuk digunakan sebagai
metabolisme jaringan. Gagal jantung dapat disebabkan oleh adanya penyakit
kardiovaskular seperti kardiomiopati, sindrom koroner akut, krisis hipertensi,
aritmia akut, penyakit katup jantung, miokarditis berat akut, tamponad jantung,
diseksi aorta dan factor presipitasi non kardiovaskular seperti infeksi, overload
volume, pasca operasi besar, asma, penyalahgunaan obat dan lain-lain. Diagnosis
gagal jantung kongestif dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
rontgen thoraks, EKG, ekokardiografi dan kateterisasi.
Laporan kasus ini menyajikan suatu kasus laki-laki berusia 63 tahun dengan
gagal jantung kongestif dan aneurisma aorta. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang menunjukkan hasil-hasil yang mengarah pada
congestive heart failure due to mitral regurgitasi dengan Aneurisma aorta.
Penanganan segera diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
Kata kunci: Congestive Heart Failure,Mitral Regurgitasi, Aneurisma Aorta
1Fakultas Kedokteran Universitas Riau
2Bagian IlmuPenyakit Dalam RSUD Arifin Achmad
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU 29 JANUARI 2014
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 3/28
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 4/28
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 5/28
5
1.3 Patofisiologi
Patofisiologi MR dibagi menjadi 3 fase:
a. Fase akut
MR akut diakibatkan karena ruptur mendadak korda tendinea atau
muskulus papilaris. MR dapat menyebabkan volume overload dari ventrikel
dan atrium kiri. Hal ini karena setiap kali memompa darah, tidak hanya
aliran darah kearah aorta (foward stroke volume) saja yang dipompa,
melainkan aliran regurgitasi kerah atrium (regurgitant volume) juga
dipompa. Total sroke volume ventrikel kiri merupakan kombinasi foward
stroke volume dan regurgitant volume.
Pada keadaan akut stroke volume ventrikel kiri meningkat tetapi foward
cardiac output menurun. Regurgitant volume menyebabkan overload
volume dan tekanan pada atrium kiri. Kenaikan tekanan ini akan
mengakibatkan kongestif paru karena drainase darah dari paru terhambat.
b. Fase kronik terkompensasai
Apabila MR timbulnya lama atau fase akut dapat teratasi dengan obat.
Maka individu akan masuk kedalam fase kronik terkompensasi. Pada fase
ini ventrikel kiri mengalami hipertrofi yang eksentrik sebagai kompensasi
peningkatan stoke volume. Biasanya pada fase ini tidak dijumpai keluhan
dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
c. Fase kronik dekompensasi
Fase ini ditandai dengan overload kalsium pada miosit. Pada fase ini
miokard ventrikel tidak dapat lagi berkontraksi secara kuatsebagai
kompensasi overload volume pada MR dan sroke volume ventrikel kiriakan menurun. Pada keadaan ini terjadi kongesti vena pulmonalis. Pada
fase ini terjadi dilatasi ventrikel kiri yang berakibat dilatasi annulus
fibrosus yang akan memperburuk derajat MR
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 6/28
6
Gambar 2.Klasifikasi Mitral regurgitasi
Gamabar 3.MR kronik compensasi dan dekompensasi
1.4 Manifestasi klinik
Pasien MR akut hampir semuanya simtomatik yang ditandai dengan sesak
nafas dan rasa lemas yang berlebihan dan timbul secara tiba-tiba. Jika
disebabkan karena ruptur chordae maka akan ditemui keluhan nyeri dada,
orthopnea, paroxysmal nocturnal, dan rasa capai.
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 7/28
7
Pada pemeriksaan fisik dijumpai tekanan darah biasanya normal. Pada
palpasi apek terdorong ke lateral/kiri sesuai dengan pembesaran ventrikel kiri.
Thrill pada apeks pertanda adanya MR berat. Bunyi jantung pertama biasanya
bergabung dengan mumur. Bunyi jantung kedua biasanya norma sedangkan
bunyi jantung ketiga terdengar mumur diastolik yang bersifat rumbling, pada
awal diastolik bis ajuga terdengar akibatr adanya peningkatan aliran darah ke
fase diastol.
1.5 Pemeriksaan penunjang
1. Foto thoraks
Pada foto thoraks dapat terlihat edema paru pada regurgitasi mitral
yang akut,akan tetapi regurgitasi mitral kronik yang asimptomatik lebih
sering menunjukkan pembesaran ventrikel dan atrium kiri, tanpa kongesti
paru. Kalsifikasi annulus mitraldapat terlihat apabila hal tersebut merupakan
penyebab regurgitasi mitral.
2. Elektrokardiografi (EKG)
Iskemik atau infark pada lead inferior atau posterior dapat ditemukan
pada regurgitasi mitral akut dengan ruptur otot papilari sebagai
penyebab.Pada mitral regurgitasi kronik, pemeriksaan elektrokardiogram
dapatmenunjukkan pembesaran dan tanda-tanda hipertropi ventrikel kiri,
berupa peningkatan voltase QRS dan perubahan segmen ST serta gelombang
T pada lead prekordial lateral. Pembesaran atrium kiri pada regurgitasi mitral
kronik menghasilkan gelombang P negative pada lead V1 dengan atau tanpa
gelombang P bertakik pada lead II, III, atau aVF. Atrial fibrilasi dapat
ditemukan pada stadium akhir.3. Ekokardiografi
Ekokardiografi biasanya dapat menemukan penyebab struktural dari
regurgitasi mitral dan derajat keparahannya dari analisa warna Doppler.
Fungsi danukuran ventrikel kiri dapat dipantau.
4. Kateterisasi jantung
Kateterisasi jantung dapat dilakukan pada pasien-apasien yang stabil
secarahemodinamik dan bermanfaat untuk menemukan adanya iskemik arteri
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 8/28
8
koroner sebagai penyebab regurgitasi mitral (misalnya pada disfungsi otot-
otot papilari) danuntuk menentukan derajat keparahan mitral regurgitasi.
Karakteristik abnormalitashemodinamik adalah gelombang v pada
pengukuran tekanan desakan pembuluh kapiler paru (pulmonary capillary
wedge pressure) yang secara tidak langsung menggambarkan tekanan di
atrium kiri.
1.6 Penatalaksanaan
Setiap pasien dengan regurgitasi mitral baik yang akut maupun kronik dengan
keadaan hemodinamik yang membahayakan harus dievaluasi terhadap
kemungkinan infark miokard akut. Terapi diuretik diberikan pada pasien dengan
kongesti paru dan ekokardiogram harus dilakukan dengan segera. Pasien-pasien
keadaanhemodinamik yang membahayakan harus segera dipindahkan ke unit
perawatanintensif khusus jantung dan pengawasan tekanan arteri paru.
a. Regurgitasi mitral akut
- medikamentosa
Pada pasien dengan tekanan darah normal, pemberian nitroprusside
Nitroprusside meningkatkan output forward tidak hanya dengan meningkatkan
aliran aorta tapi juga mengembalikan kemampuan katup mitral dengan
mengurangi ukuran ventrikel kiri.
Pada pasien- pasien dengan hipotensi sebaiknya nitroprusid tidak
digunakan sebagai monoterapi, tetapi dikombinasikan dengani notropic agent
(misalnya dobutamine). Pada beberapa pasien, aortic balloon counterpulsation
dapat meningkatkan output forward dan mean arterial pressure dengan
mengurangi volume regurgitan dan tekanan pengisian ventrikel dandapatdigunakan untuk menstabilkan pasien dalam persiapan untuk operasi.
b. Mitral regurgitasi kronis
Pada yang kronik pemberian digoksin atau beta blocker untuk kontrol
frekunesi detak jantung. Antikoagulan harus diberikan pada pasien dengan AF.
Beta blocker merupakan obat pilihan utama pada sindrom prolapsus katup
mitral, dimana seringditemukan keluhan jantung berdebar dan nyeri dada.
Diuretika sangat bermanfaatuntuk kontrol gagal jantung dan untuk keluhan
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 9/28
9
terutama sesak nafas. ACE inhibitor dilaporkan bermanfaat pada regurgitasi
mitral dengan disfungsi ventrikel kiri,memperbaiki survival dan memperbaiki
gejala. Ada dua pilihan operasi yang dapat dilakukan pada pasien dengan
regurgitasimitral yaitu:
Rekonstruksi dari katup mitral dan penggantian katup mitral (mitral
valvereplacement ).
Ada beberapa pendekatan dengan rekonstruksi valvular ini, tergantung dari
morfologi lesi dan etiologi regugitasi mitral. Sebelum rekontruksi ataupun
sebelum replacement perlu penilaian apparatus mitral secara cermat, dan
performance dari ventrikel kiri.
Penggantian katup mitral
Penggantian katup mitral dilakukan apabila dengan rekonstruksi tidak
mungkin dilakukan. Apabila diputuskan untuk replacement, maka pilihan
dalah apakah akan pakai katup mekanikal yang ketahanannya sudah terjamin,
namun terdapat risiko kardioemboli dan harus minum antikoagulan seumur
hidup, ataupun dengan katup bioprotese (biological valve) dimana umur katup
sulit diprediksi, namun tidak perlu menggunakan antiokoagulan lama.
2. Aneurisma Aorta
2.1 Definisi
Aneurisma adalah suatu keadaan dilatasi lokal permanen dan ireversibel dari
pembuluh darah, dilatasi ini minimal 50% dari diameter normal. Diameter normal
dari aorta dan arteri, tergantung pada: usia, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan
faktor lainnya.
2.2 Epidemiologi
Insiden aneurisma aorta abdominal menunjukkan peningkatan terutama
pada usia tua. Aneurisma aorta abdominal mengenai 6-9% populasi di atas usia 65
tahun. Sekitar 12,8% populasi penduduk Amerika berusia diatas 65
tahun,diperkirakan 1,5 juta memiliki aneurisma pada tahun 1999 dan lebih dari
2,7 juta penduduk Amerika akan menderita penyakit aneurisma pada tahun 2025.
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 10/28
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 11/28
11
atau di dapat, seperti arterosklerosis, atau Syndrome Marfan. Dilatasi vaskular
dapat pula terjadi akibat efek semprotan aliran darah melalui suatu plak vaskular
yang menyumbat, menimbulkan aliran turbulen di distal lesi: dilatasi paska-
stenosis ini melemahkan dinding arteria. Disamping sebab-sebab yang diketahui
ini interaksi dari berbagai macam faktor dapat menjadi predisposisi pembentukan
aneurisme. Aliran turbulen pada daerha bifurkasio dapat ikut meningkatkan
insiden aneurisme ditempat-tempat tertentu juga di kemukakan bahwa suplay darh
ke pebuluh darah melalui vasa vasorum dapat terganggu pada usia lanjut,
memperlemah lapisan media dan menjadi predisposisi pembentukan aneurisme.
Apapun penyebabnya, aneurisme akan menjadi semakin besar menurut hukum
Laplace. Tegangan atau tekanan dinding berkaitan langsung dengan radius
pembuluh darah dan tekanan intra arteria. Dengan melebarnya pembulu darah dan
penambahan radius, maka tegangan dinding pun meningkat, sehingga membuat
dilatasi dinding yang lebih lanjut. Selain itu, sebagian besar individu yang
mengalami aneurisme juga menderita ptekanan darah tinggi, penyakit ini ikut
menambah tekanan dinding dan pembesaran aneurisme. Konstribusi dari ukuran
arteria terhadap pembentukan aneurisme juga sudah dipikirkan . individu-individu
dengan arteria utama yang besar, atau arteriomegali, dan permukaan tubuh yang
luas cenderung memiliki insiden aneurisme yang lebih tinggi. Telah diajukan
bahwa peningkatan aliran darah aorta dapat berpengaruh pada perkembangan
aneurisme. Aneurisme sering membentuk lapiusan-lapisan bekuan darah
disepanjangn dindingnya akibat aliran yang lambat. Trombi mural merupakan
sumber emboli dan trombosis aneurisme spontan yang potensial.
Semua jenis aneurisma pasti meliputi kerusakan lapisan media pembuluh
darah. Hal ini mungkin disebabkan oleh kelemahan kogenital, taruma atau proses penyakit. Apabila timbul aneurisma, maka akan selalu cenderung bertambah besar
ukurannya. Faktor resiko meliputi prediposisi genetik, merokok, dan hipertensi.
Lebih dari separuh penderita mengalami hipertensi.
Terkadang pada aorta yang mengalami penyakit aterosklerosis, dapat terjadi
robekan pada intima, atau media mengalami degenerasi, akibanya terjadi diseksi.
Aneurisma diseksi sering dihubungkan dengan hiperteni yang tidak terkontrol.
Aneurisma diseksi disebabkan oleh ruptur lapisan intima mengakbitkan darah
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 12/28
12
mengalami diseksi di lapisan media. Ruptur dapat terjadi melalui adventisia atau
di dalam lumen melalui lapisan intima, sehingga memungkinkan darah masuk
kembali ke jalur utamanya, mengakibatkan diseksi kronis atau diseksi tersebut
dapat menyebabkan oklusi cabang-cabang aorta. Kematian biasanya disebabkan
oleh hematoma yang ruptur ke luar.
2.5 Klasifikasi
Aneurisma dapat digolongkan berdasarkan bentuknya:
a. Aneurisma sakular menyerupai kantong (sack) kecil, aneurisma hanya
melibatkan sebagian dari lingkar arteri dimana aneurisma berbentuk seperti
kantong yang menonjol dan berhubungan dengan dinding arteri melaluisuatu leher yang sempit
b. Aneurisma fusiformis menyerupai kumparan, dilatasi simetris dan
melibatkan seluruh lingkar arteri
Gambar 4. Tipe Aneurisma
Berdasarkan etiologi aneurisma umunya dibedakan:
Degenerativ aneurysms, disebabkan oleh perubahan aterosklerosis
pada dinding pembuluh darah.
Aneurisma kongenital dan aneurisma yang berhubungan dengan
arteritis dan penyakit jaringan ikat sangat jarang
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 13/28
13
Gambar 5. Tipe Aneurisma torasika desenden. A) distal arteri subklavia
kiri sampai sela iga enam; B) sela iga enam sampai dibawah diafragma;
C) seluruh aorta desenden.
Berdasarkan letak yang tersering aorta torasika dan aorta abdominalis.
Aneurisma torasika dapat menyerang aorta torasika desenden dibawah arteri
subklavia kiri, aorta asenden diatas katupaorta, dan arkus aorta. Aorta desenden
paling sering terserang. Aoneurisma aorta abdominal dibagi menjadi :
aneurisma aorta infrarenalaneurisma mengenai sebagian segmen aorta
dibawah arteri renalis
aneurisma aorta juxtarenalmengenai seluruh segmen aorta dibawah arteri
renalis
aneurisma aorta pararenalissampai mengenai pangkal arteri renalis
aneurisma aorta suprarenalis aneurisma meluas sampai diatas arteri
renalis.
Gambar 6. Tipe aneurisma aorta abdominal. I) Infrarenalis; II) Juxtarenalis;
III) Pararenalis; IV) Suprarenalis.
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 14/28
14
2.6 Tanda dan gejala
Aneurisma terbentuk secara perlahan selama beberapa tahun dan sering
tanpa gejala. Aneurisma mengembang secara cepat dan akan terjadi ruptur
aneurisma atau kebocoran darah disepanjang dinding pembuluh darah (aortic
dissection), gejala dapat muncul tiba-tiba.
a. Aneurisma Aorta Abdominalis.
Berikut ini tabel tanda dan gejala aneurisma aorta abdominal:
Tabel 1. tanda dan gejala aneurisma aorta abdominal
Aneurisma asimptomatik
pulsasi aorta yang prominen
denyut perifer biasanya normal
Aneurisma arteri popliteal
Aneurisma simptomatik
nyeri midabdominal, punggung
bawah atau keduanya
adanya pulsasi aorta prominen
dapat mengindikasikan
pertumbuhan aneurisma yang
cepat, ruptur, atau aneurisma
aorta inflamatorik.
Demam ringan, peningkatan
LED
Riwayat infeksi saluran
pernapasan atas, perokok aktif.
Ruptur aneurisma nyeri hebat pada punggung,
abdomen, dan flank serta
hipotensi.
Ruptur posterior terbatas pada
retroperitoneal dengan
prognosis yang lebih baik.
Gejala telah terjadi ruptur adalah sensasi pulsasi di abdomen, nyeri abdomen
yang berat, tiba-tiba, persisten, atau konstan, nyeri dapat menjalar ke
selangkangan bahkan tungkai bawah, abdominal rigidity, nyeri pada punggung
bawah yang berat, tiba-tiba, persisten, ata konstan, dapat menjalar ke
selangkangan, pantat, atau tungkai bawah, anxietas, nausea dan vomiting, kulit
pucat, shock, dan massa abdomen.
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 15/28
15
b. Aneurisma Aorta Thoracica
Manifestasi klinisnya tergantung dari besarnya ukuran, posisi aneurisma,
dan kecepatan tumbuhnya. Sebagian besar adalah berfifat asimptomatik. Pasien
biasanya mengeluh nyeri substernal, punggung, atau leher. Gejala lain seperti
dispneu, stridor, atau batuk akibat penekanan pada trakhea, disphagia akibat
penekanan pada esophagus, hoarseness akibat penekanan pada nervus laryngeus
recurrent sinistra, atau edema leher dan lengan akibat penekanan pada vena cava
superior. Regurgitasi aorta karena distorsi anulus valvula aortikus dapat terjadi
dengan aneurisma aorta ascenden.
2.7 Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasound adalah pemeriksaan skrining pilihan dan bernilai juga untuk
mengikuti perkembangan aneurisma pada pasien dengan aneurisma yang
kecil (<5 cm). Biasanya aneurisma membesar 10% diameter per tahunnya
sehingga USG abdomen direkomendasikan untuk aneurisma yang lebih
besar 3,5 cm.
b. CT scan: tidak hanya tepat dalam menentukan ukuran aneurisma tetrapi juga
menentukan hubungan terhadap arteria renalis.
c. Angiography aorta (aortography): diindikasikan sebelum repair aneurisma
arterial oclusive disease pada viseral dan ekstremitas bawah atau saat repair
endograft akan dilakukan.
Gamab 7. Aortography aorta abdominalis pada aneurisma aorta
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 16/28
16
2.8 Penatalaksanaan
Tatalaksana pasien dnegan aneurima aorta adalah pembedahan. Adapun
indikasi terapi bedah adalah apabila aneurisma ≥ 5 cm atau dengan pelebaran
aneurisma yang progresif dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan.
Perubahan mendadak seperti nyeri yang sangat hebat merupakan tanda bahaya
dan dapat merupakan suatu tanda pelebaran aneurisma yang progresif, kebocoran,
dan ruptur. Ada 2 tindakan pembedahan yaitu
a. Teknik Perbaikan dengan Pembedahan Terbuka (Open Repair ).
Teknik ini dikelompokkan atas 3 yaitu:
1. Transperitonial approach
Teknik ini memudahkan dan lebih fleksibel untuk mengeksplorAneurisma aorta abdominal, arteri renali, dan kedua arteri iliaca. Dibuat
midline incision abdomen dari xiphoid sampai pubis, panjang insisi
tergantung dari besar aneurisma.
Gambar 10. Transperitonial approach
2. Retroperitonial approach
Posisi pasien lateral dekubitus kanan. Insisi untuk lapangan operasi
pada pertengahan dari atas crista iliaca dan tepi kosta. Lengan kiri diberi
bantalan dan diletakkan diatas lengan kanan dengan diberi penyokong.
Derajat kemiringan bahu 60o dan panggul 30o untuk memudahakan
mengeksplor lapangan operasi.
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 17/28
17
Gambar 11. Retroperitonial approach
3. Minimal Incision Aortic Surgery (MIAS)Pemilihan pasien sangat penting karena pasien obesitas dan yang
membutuhkan graft bercabang bukan kandidat dengan prosedur ini. Panjang
insisi midline di periumbilikan kurang dari 12 sampai 15 cm, sampai kurang
dari 9 cm insisi proksimal dari umbilikus
Gambar 12. Teknik MIAS
b. Endovascular Aortic Aneurysm Repair (EVAR).
Teknik EVAR, stent-graft dimasukkan ke dalam lumen aneurisma melalui
arteri femoralis dan difiksasi ditempatnya pada leher aorta yang tidak mengalami
aneurisma dan arteri iliaca dengan melebarkan stent atau balloon-expandable
stents.
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 18/28
18
Gambar 13. Teknik EVAR
ILUSTRASI KASUS
Identitas pasien :
Nama : Tn. I
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Masuk RS : 3 Februari 2014
Pemeriksaan : 10 Februari 2014
ANAMNESIS (Auto-anamnesis)
Keluhan Utama
Sesak nafas 1 minggu SMRS (Sebelum Masuk Rumah Sakit).
Riwayat Penyakit Sekarang
- 1 minggu SMRS pasien mengeluhkan sesak napas, dengan aktivitas yang
ringan pasien sudah merasa sesak, sesak berkurang jika pasien posisi duduk
dari pada berbaring. Pasien juga mengeluhkan setelah tidur tiba-tiba
terbangun dari tidur pada malam hari karena sesak nafas. Pasien mengeluh
merasa cepat lelah, pusing, keringat dingin (+), demam yang naik turun.
Pasien mengeluh batuk yang semakin parah tetapi tidak berdahak, setelah
batuk sesak napas pasien semakin bertambah. Pasien juga mengeluhkan nyeri
dada, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri menjalar hingga
kepunggung dan leher. Nyeri semakin berat apabila pada cuaca dingin. Nafsu
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 19/28
19
makan baik, BAK dan BAB tidak ada keluhan, pasien tidak bisa flatus(-).
Pasien mengeluhkan nyeri perut 2 jari diatas pusar, perut terasa keras, tegang
dan kadang terasa berdenyut. Pasien berobat di RS tembilahan di rujuk ke
RSUD AA Pekanbaru dengan diagnosis kanker paru. Pasien awalnya di rawat
di bagian paru RSUD AA karena ada riwatyat penyakit jantung pasien
dirawat alih ke bagian jantung RSUD AA
- 5 bulan SMRS pasien juga mengeluhkan sesak nafas, sesak berkurang jika
pasien posisi duduk daripada berbaring, nyeri perut diatas pusar, kadang
kadang perit mengeras dan terasa berdenyut-denyut.Nafsu makan baik, BAB
dan BAK tidak ada keluhan, tidak bisa flatus. Pasien juga mengeluh batuk
berdahak (+) sudah lama. Riwayat minum obat 6 bulan disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
- riwayat penyakit jantung (+)
- Riwayat penyakit DM disangkal
- Riwayat penyakit Asma disangkal
- Riwayat hipertenti disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan hal yang sama
Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, dan Kebiasaaan
- Riwayat merokok (+) sejak umur 20 tahun dengan 2 bungkus/hari
- Riwayat minum jamu (-)
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 86 x / menit
Nafas : 26 x / menit
Suhu : 36,5
0
C (aksila)
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 20/28
20
Keadaan gizi : BB = 62 kg TB =170cm
IMT : 21,4
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor,
diameter 3/3 mm, reflek cahaya (+/+)
Leher: Pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP 5+3 cm H20
Toraks
Paru :
Inspeksi : Bentuk normal dan gerakan dada kanan = kiri
Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor pada ke dua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler melemah, ronki (+/+) pada kedua lapangan paru,
wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi :Iktus kordis tidak teraba
Perkusi :Batas jantung kanan : Linea sternalis dekstra
Batas jantung kiri : LMC sinistra RIC V
Auskultasi :Bunyi jantung S1 dan S2 normal, mumur (+), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, striae (-), venektasi (-), distensi abdomen(-) otot
bantu pernafasan abdomen(+)Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, undulasi (-), asites (-)
Palpasi : Perut teraba keras, teraba ada denyutan pada abdomen 2 jari
diatas pusar, nyeri tekan regio epigastrium (-), hepar dan lien tidak
teraba
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 21/28
21
Ekstremitas
Akral dingin, pucat (-), edema (-), clubbing finger (-).
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Tanggal 4 Februari 2014
Darah rutin Kimia darah
Wbc : 7.500/uL
Hb :14,0 g/dL
Ht :42,2 %
PLT :128.000 /uL
Glu : 96 mg/dL
Ureum : 40,9 mg/dL
Creatinin : 1,86 mg/dL
AST : 30, 6 U/L
ALT : 34 U/L
Bil. Total :0,54 mg/dLBil.Direct :0,08 mg/dL
Bil.Indirect : 0,5 mg/dL
BUN : 19,1 mg/dL
2. EKG
Kalibrasi : Normal
Heart Rate : 100
Irama : Sinus ritem
Axis : LAD
LVH : V1,V5, V6
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 22/28
22
3. Rontgen
4. CT-scan
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 23/28
23
CT sacan thorax tanpa dan dengan kontras:
Tampak gambaran aneurisma aorta desenden dengan dissection
Tidak tampak gambaran massa pada paru dan mediastinum
Pada pemberian kontras tidak ehanced
Tidak tampak infiltrat, fibrosis dan kalsifikasi
Tidak tampak pendesakan pada bronkus utama
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 24/28
24
Tidak tampak gambaran atelektase
Tidak tampak pleutal effusion
Tidak tampak destruksdi costa
Kasan : Aneurisma aorta desendens dengan dissection
Tidak tampak gambara tumor pada paru dan mediatinum
5. Echo
Hasil: EF: 22%, LA dan LV dilatasi, MR moderat
RESUME
DAFTAR MASALAH
Conestive heart failure
Mitral regurgitasi
Aneurisma Aorta
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 25/28
25
RENCANA PENATALAKSANAAN
Farmakologi
IVFD RL 12 TPM
Paracetamol 3x1
Simarc 1x2 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Spirinolakton 1x25 mg
Ramixal1x2,5 mg
ISDN 2x5 mg
Inj. Ceftriaxone 1x2 gr
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj.Furosemid 1x1 amp
Nebulizer combiven 3x1
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis pada pasien ini didapatkan adanya sesak nafas yang
dirasakan sejak 1 minggu SMRS, pasien sering terbangun malam hari karena
sesak, keadaan ini menunjukan adanya paroksismal nocturnal dispnea. Penderita
lebih merasa nyaman dalam posisi duduk dari pada berbaring menunjukan adanya
ortopnea. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan gagal jantung kongesti dapat
ditemukan adanya kardiomegali. Sedangkan dari hasil pemeriksaan fisik pada
pasien ini tidak ditemukan konjungtiva tidak anemis. Pada perkusi jantung
didapatkan batas kanan pada Linea sternalis dekstra. Batas jantung kiri LMCsinistra RIC V, pada auskultasi jantung tidak di dapatkan adanya murmur
rythm.Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa
CHF yaitu : pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) yang memberikan gambaran
adanya hipertropi atrial atau ventrikel, penyimpangan aksis. Sedangkan pada
kasus ini gambaran EKG menunjukkan HR 100 x/menit.
Diagnosis dari kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang. Kriteria Framingham dapat dipakai untuk diagnosis
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 26/28
26
gagal jantung kongestif. Pada kasus ini dipenuhi 5 kriteria mayor yaitu berupa
paroksismal nokturnal dispnea, kardiomegali, rhonki paru, peningkatan JVP dan 1
kriteria minor yaitu dispnea d’effort.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan bunyi mumur pada pada auskultasi
jantung dan didukung dengan pemeriksaan penunjang lain seperti rontgen dan
Echokardiografi didapatkan adanya mitral regurgitasi dengan nilai EF 22%.
Seperti yang diketahui penyebab CHF salah satunya adalah karena kelainan katup.
Normalnya jantung memiliki empat ruangan, 2 ruang atrium dan 2
ruangventrikel. Setiap ventrikel memiliki katup masuk searah dan satu katup
keluar searah.Katup trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel
kanan dan katup pulmonalis membuka dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.
Katup mitralmembuka dari atrium kiri ke ventrikel kiri dan katup aorta membuka
dari ventrikelkiri ke dalam aorta.Pada keadaan-keadaan tertentu, katup-katup ini
dapat mengalami kelainan fungsi, baik karena kebocoran (regurgitasi katup) atau
karena kegagalan membukasecara adekuat (stenosis katup). Keduanya dapat
mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah.
Dari pemeriksaan CT scan juga didaptkan adanya aneurisma aorta
descenden dengen disection. Halk ini didukung dari anamnesis dan pemeriksaan
abdomen. Pasien sering mengeluh perutnya nyeri dan teraba keras serta
berdenyut. Hal ini dapat diseimpulkan bahwa aneurisma pada pasien ini adalah
aneurisma aorta abdominal. Kejadian aneurisma aorta abdominal menigkat
terutama pada usia tua. Aneurisma aorta abdominal mengenai 6-9% populasi di
atas usia 65 tahun.
Terapi pada pasien ini IVFD RL 12 TPM, paracetamol 3x1, simarc 1x2
mg, clopidogrel 1x75 mg, spirinolakton 1x25 mg, ramixal1x2,5 mg, isdn 2x5 mg,inj. ceftriaxone 1x2 gr, inj. ranitidin 2x1 amp, inj.furosemid 1x1 amp dan
nebulizer combiven 3x1
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 27/28
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Manurung, D. 2009. Regurgitasi Mitral. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi V. Jakarta : PAPDI, 1679-1679.
2. Disandro, D. Mitral regurgitation. Emedicine [ cited 2009 June 8].
Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/155618-
overview. Accessed September 21, 2010.
3. .Edwards MM, O’Gara PT, Lilly LS. Valvular Heart Disease. In: Lilly
LS, Ed. Pathophysiology of Heart Disease.4th ed.
Philadelphia,Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
4. Hanson, I. Mitral regurgitation. Emedicine. Available from:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/758816-overview.
Accessed September 21, 2010.
5. .Otto CM. Clinical Practice: Evaluation and Management of Chronic
Mitral Regurgitation. NEJM. Available from:
URL:http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp003331.Accessed
September 21, 2010
6. Nelson, BP. Aneurysm, Thoracic.2009.
http://emedicine.medscape.com/article/761627-overview. Diakses
tanggal 15 Juli 2010.
7. O'Connor, R.E. Aneurysm, Abdominal . 2010.
http://emedicine.medscape.com/article/756735-overview. Diakses
tanggal 15 Juli 2010.
8. Sjamsuhidajat. R., de Jong. W., Bab 28 Jantung, Pembuluh Arteri,
Vena, dan Limfe: Aneurisma dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, ed.Jakarta, EGC, 2004.
9. Tseng ,E. Thoracic Aortic Aneurysm. 2009.
http://emedicine.medscape.com/article/424904-overview. Diakses
tanggal 15 Juli 2010.
10. Wassef M, Baxter T, et.al. Pathogenesis of abdominal aortic
aneurysms: A multidisciplinary research program supported by the
National Heart, Lung, and Blood Institute. J of Vasc Surg. 2001.
8/12/2019 MR Dan Aneurisma Aorta
http://slidepdf.com/reader/full/mr-dan-aneurisma-aorta 28/28
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11668331. Diakses tanggal 15
Juli 2010.