MICHAEL CRICHTON - mesin_waktu.pdf

61
MESIN WAKTU

Transcript of MICHAEL CRICHTON - mesin_waktu.pdf

  • MESIN WAKTU

  • MESIN WAKTU (TIMELINE)

  • MICHAEL CRICHTON

    MESIN WAKTU

    Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta - 2000

  • TIMELINE by Michael Crichton Copyright 2000

    1999 by Michael Crichton.

    MESIN WAKTU Alih bahasa: B. Sendra Tanuwidjaya

    GM 402 00.659 Hak cipta terjemahan Indonesia:

    Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jl. Palmerah Selatan 24-26. Jakarta 10270

    Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

    anggota IKAPI, Jakarta 2000

    Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) CRICHTON, Michael

    Mesin Waktu/ Michael Crichton; Alih bahasa: B. Sendra Tanuwidjaya Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000.

    672 hlm.

    Judul Asli : Timeline ISBN 979 655 659 6 I. Judul II. Tanuwidjaya, B. Sendra

    Dicetak oleh Percetakan PT. Gramedia, Jakarta

  • Untuk Taylor

  • Semua kerajaan besar di masa depan akan berupa kera-jaan pikiran

    WINSTON CHURCHILL, 1953

    Orang yang tidak tahu sejarah, berarti tidak tahu apa-apa

    EDWARD JOHNSTON, 1990

    Aku tidak tertarik pada masa depan. Aku tertarik pada masa depannya masa depan

    ROBERT DONIGER, 1996

  • PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan di Penghujung Abad

    Seratus tahun yang lalu, saat abad ke- 19 mendekati akhirnya, para ilmuwan di seluruh dunia menganggap mereka telah berhasil menggambarkan kondisi fisik dunia secara akurat. Sebagaimana pendapat pakar fisika Alastair Rae, "Di penghujung abad ke- 19 tampaknya prinsip-prinsip dasar yang fundamental tentang tingkah laku fisik alam semesta telah diketahui."* Memang benar, banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa penelitian fisika hampir lengkap: tidak ada penemuan besar yang masih bisa ditemukan, hanya rincian-rincian dan polesan-polesan akhir.

    Tapi di penghujung dekade terakhir (abad kesembilan belas), sejumlah misteri mencuat ke permukaan. Roentgen menemukan berkas-berkas cahaya yang mampu menembus daging; karena berkas-berkas cahaya ini tidak bisa dijelaskan, ia menamainya sinar X. Dua bulan kemudian, Henri Becquerel secara tidak sengaja menemukan bahwa sepotong biji uranium memancarkan sesuatu yang menyebabkan pelat fotografi berkabut. Dan elektron, pembawa aliran listrik, ditemukan pada tahun 1897.

    Sekalipun begitu, secara keseluruhan, para pakar fisika (pada waktu itu) tetap tenang. Mereka menganggap keanehan-keanehan ini pada akhirnya akan terjabarkan dengan teori yang telah ada. Tidak satu pun yang menduga kalau pandangan-pandangan kaku mereka tentang dunia akan diguncang dengan hebat dalam lima tahun kemudian. Konsep alam semesta dan

    * Alastair 1. M. Rae, Fisika Kuantum. Ilusi atau Realita? (Cambridge, Inggris: Camb ridge University Press, 1994). Lihat juga Richard Feynman, Karakter Hukum Fisika (Cambridge, Massachusetts: MIT Press, 1965). Juga Rae, Mekanika Kuantum (Bristol, Inggris: Hilger, 1986).

  • MESIN WAKTU

    7 Ilyas Maks eBooks Collection

    teknologi yang sama sekali baru disusun, konsep dan teknologi yang mengubah kehidupan sehari-hari di abad dua puluh dengan cara-cara yang tidak terbayangkan sebelumnya.

    Kalau Anda mengatakan kepada seorang pakar fisika tahun 1899 bahwa pada tahun 1999, seratus tahun di masa depan, gambar bergerak akan dikirim ke rumah-rumah di seluruh dunia dari satelit-satelit di langit; bahwa bom-bom dengan kekuatan tak terbayangkan akan mengancam spesies; bahwa antibiotika akan memusnahkan penyakit menular tapi penyakit tersebut akan balik melawan; bahwa wanita akan memiliki hak pilih, dan pil-pil untuk mengendalikan reproduksi; bahwa jutaan orang akan melesat ke udara setiap jam dengan menggunakan pesawat yang mampu lepas landas dan mendarat tanpa bantuan manusia; bahwa orang bisa menyeberangi Atlantik dengan kecepatan dua ribu mil per jam; bahwa manusia akan menginjakkan kakinya di bulan, lalu kehilangan minat (untuk melanjutkan); bahwa mikroskop akan mampu melihat setiap atom secara individual; bahwa orang-orang akan membawa telepon yang beratnya hanya beberapa ons, dan berbicara dari mana pun di dunia tanpa kabel-kabel; atau bahwa sebagian besar keajaiban ini tergantung pada alat-alat yang hanya sebesar prangko, yang memanfaatkan teori baru bernama mekanika kuantumkalau Anda mengatakan semua ini, bisa dipastikan pakar fisika tersebut akan menuduh Anda sinting.

    Sebagian besar perkembangan ini tidak bisa diperkirakan pada tahun 1899, karena teori ilmlah yang dominan saat itu mengatakan bahwa hal-hal tersebut mustahil dilakukan. Dan untuk beberapa perkembangan yang bukannya tidak mungkin diterapkan (berdasarkan teori ilmiah yang mendominasi abad sembilan belas), seperti pesawat terbang misalnya, besarnya skala penggunaan akhir perkembangan teknologi-teknologi tersebut tidak bisa mereka (para pakar fisika waktu itu) pahami. Orang (pada waktu itu) mampu membayangkan sebuah pesawat terbangtapi sepuluh ribu pesawat terbang melayang di udara pada saat bersamaan merupakan sesuatu yang tidak terbayangkan.

  • MICHAEL CRICHTON

    8 Ilyas Maks eBooks Collection

    Jadi, cukup adil untuk mengatakan bahwa bahkan ilmu-wan-ilmuwan paling terpelajar sekalipun, di ambang abad kedua puluh, sama sekali tidak memiliki bayangan akan apa yang bakal muncul.

    Sekarang, pada saat kita tiba di ambang abad kedua puluh satu, situasi yang mirip kembali berlangsung. Sekali lagi, para pakar fisika percaya bahwa kondisi tisik dunia telah berhasil dije-laskan, dan tidak ada revolusi (dalam bidang ilmu penge-tahuan) lagi di masa depan. Berdasarkan pengalaman sejarah, mereka tidak lagi mengungkapkan pandangan ini kepada masyarakat umum. Namun pemikiran mereka sama seperti pendahulu mereka seabad yang lalu. Sejumlah pengamat bahkan telah melangkah lebih jauh lagi dengan berpendapat bahwa ilmu pengetahuan sebagai satu disiplin telah menye-lesaikan pekerjaannya; bahwa tidak ada penemuan penting lain yang tersisa bagi ilmu pengetahuan.*

    Tapi sama seperti akhir abad kesembilan belas membe-rikan petunjuk tentang apa yang akan datang, begitu pula akhir abad kedua puluh juga menyediakan sejumlah petunjuk tentang masa depan. Salah satu (petunjuk) yang paling penting adalah minat dalam apa yang disebut sebagai teknologi kuantum. Ini merupakan usaha yang dilakukan beberapa kelompok orang untuk menciptakan teknologi baru yang memanfaatkan sifat fundamental realitas subatomik, dan teknologi ini menjanjikan kemungkinan untuk merevolusi gagasan-gagasan kita tentang apa yang mungkin dilakukan.

    Teknologi kuantum terang-terangan bertentangan dengan gagasan-gagasan kita, yang bisa diterima akal sehat, tentang cara kerja dunia. Teknologi ini mengajukan gagasan di mana komputer-komputer beroperasi tanpa dihidupkan lebih dulu

    * John Horgan, Akhir llmu Pengetahuan (New York: Addison-Wesley,1996). Lihat juga Guntlet Stent, Paradoks Kemajuan (New York: W. H Freeman, 1978).

  • MESIN WAKTU

    9 Ilyas Maks eBooks Collection

    dan benda-benda ditemukan tanpa perlu dicari. Sebuah komputer yang kekuatannya tidak terbayangkan bisa dibangun dari satu molekul tunggal. Informasi berpindah secara instan dari dua titik, tanpa kabel maupun jaringan. Benda-benda yang jauh dipelajari tanpa mengadakan kontak apa pun. Komputer-komputer melakukan perhitungan-perhitungan mereka di alam semesta yang lain. Dan teleportasi"Beam me up, Scotty"merupakan teknologi sehari hari yang digunakan dalam berbagai cara.

    Di tahun 1990-an, penelitian atas teknologi kuantum mulai menunjukkan sejumlah hasil. Di tahun 1995, pesan-pesan kuantum yang ultra-aman dikirimkan dari jarak sejauh delapan mil, menunjukkan bahwa Internet kuantum akan dibangun dalam abad mendatang. Di Los Alamos, para pakar fisika mengukur ketebalan rambut manusia dengan menggunakan sinar laser yang tidak benar-benar dipancarkan ke rambut tersebut, tapi hanya bila seandainya dipancarkan. Hasil yang luar biasa aneh dan "bertentangan dengan kenyataan" ini memicu kehadiran bidang baru, yaitu deteksi bebas- interaksi: apa yang selama ini disebut sebagai "menemukan sesuatu tanpa mencari".

    Dan pada tahun 1998, teleportasi kuantum didemon-strasikan di tiga laboratorium di berbagai belahan duniadi Innsbruck, di Roma, dan di Cal Tech.* Pakar fisika Jeff Kimble, pemimpin tim Cal Tech, mengatakan bahwa telepor-tasi kuantum bisa diterapkan pada objek objek yang padat: "Kondisi kuantum sebuah entitas bisa ditransportasikan ke entitas yang lain.... Rasanya kami tahu bagaimana mela-kukannya."x Kimble tidak bersedia membahas kemungkinan

    * Dik Bouwmeester et al., "Percobaan Teleportasi Kuantum," Nature 390 (11 Desember 1997): 575-9. x Maggic Fox, "Penelitian Teleportasi yang Mengerikan Mendekatkan Masa Depan, Reuters, 22 Oktober 1998. Untuk Jeffrey R. Kimble, Izhat A. Furusa-wa et al., "Teleportasi Kuantum Tanpa Syarat," Science 282 (23 Oktober 98): 706-9.

  • MICHAEL CRICHTON

    10 Ilyas Maks eBooks Collection

    untuk menteleportasikan manus ia, tapi ia membayangkan akan ada orang yang mencobanya dengan menggunakan bakteri.

    Teknologl kuantum yang membangkitkan rasa ingin tahu, menentang logika dan akal sehat ini, hanya mendapat sedikit perhatian dari masyarakat umum. Tapi, pada akhirnya, masyarakat akan memperhatikan. Menurut selumlah perkiraan, dalam beberapa dekade pertama abad mendatang, mayoritas pakar fisika di seluruh dunia akan sibuk mengotak-atik sejum-lah aspek teknologi kuantum. y

    Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bila pada perte-ngahan tahun 1990-an sejumlah perusahaan mulai menggelar penelitian di bidang kuantum. Fujitsu Quantum Devices didirikan pada tahun 1991. IBM membentuk tim penelitian kuantum di tahun 1993, di bawah pimpinan pionir Charles Bennett. d ATT dan perusahaan perusahaan lain dengan segera mengikuti, sebaga imana universitas-universitas seperti Cal-Tech, dan fasilitas fasilitas pemerintah seperti Los Alamos. Begitu pula dengan sebuah perusahaan penelitian New Mexico bernama ITC. Terletak hanya satu jam perjalanan bermobil dari Los Alamos, ITC berhasil membuat sejumlah gebrakan di awal dekade ini. Memang, sekarang ini telah jelas bahwa ITC merupakan perusahaan pertama yang memiliki penerapan praktis, yang bisa dioperasikan, dengan menggunakan tekno-logi kuantum tingkat atas di tahun 1998.

    Bila dipikirkan kembali, kemampuan ITC untuk memim-pin dalam teknologi baru yang dramatis ini merupakan kombinasi situasi yang aneh dan keberuntungan yang cukup y Collin P. Williams dan Scott H. Clearwater, Eksplorasi Komputasi Kuantum (New York Springer-Verlag, 1998). Lihat juga Gerard J Milburn, Mesin Schrodinger (New York: W. H. Freeman, 1997) dan Prosesor Feynman (Reading, Massachusetts: Perscus, 1998). d C.H. Bennen et al., "Menteleportkan Keadaan Kuantum Tak Dik enal dengan Menggunakan Kanal-Kanal Klasik Ganda dan EinsteinPodolsky-Rosen," Physical Review Letters 70 (1993): 1895.

  • MESIN WAKTU

    11 Ilyas Maks eBooks Collection

    besar. Sekalipun perusahaan tersebut mengaku penemuan-penemuan mereka masih tidak berbahaya, apa yang disebut sebagai ekspedisi penjemputan ITC menunjukkan adanya bahaya-bahaya dengan jelas. Dua orang tewas, satu hilang, dan satu orang lagi menderita luka parah. Tentu saja, bagi para mahasiswa program pasca sarjana yang masih muda, keterlibatan mereka dalam ekspedisi tersebut, teknologi kuantum yang masih baru inilambang abad kedua puluh satuterbukti bukanlah sesuatu yang tidak tidak berbahaya.

  • SEBUAH episode perang pribadi yang khas terjadi pada tahun 1357. Sir Oliver de Vannes, seorang ksatria Inggris dari keturunan bangsawan dan seseorang yang berkarakter telah mengambil alih kota Castelgard dan La Roque, di sepanjang tepi Sungai Dordogne. Berdasarkan standar apa pun, "raja pinjaman" ini memerintah dengan jujur dan terhormat. Rakyatnya pun menyayanginnya. Pada bulan April, tanah Sir Oliver diserbu dua ribu orang brigand, ksatria-ksatria pembe-rontak di bawah pimpinan Arnaut de Cervole, rahib pembelot yang dikenal dengan sebutan "the Archpriest"imam tertinggi. Setelah membumihanguskan Castelgard, Cervole menyerbu Biara Sainte-Mre, membunuhi para rahib yang ada di sana dan menghancurkan kincir air yang terkenal di Dordogne. Cervole kemudian memburu Sir Oliver hingga ke benteng La Roque, di mana kemudian berlangsung pertem-puran yang mengerikan.

    Oliver mempertahankan purinya dengan keahlian dan keberanian. Tulisan-tulisan di masa lalu tentang peristiwa ini mengatakan bahwa keberhasilan usaha-usaha Oliver adalah berkat penasihat militernya, Edwardus de Johnes. Sedikit sekali yang diketahui tentang pria ini; sosoknya diselubungi mitologi bak Merlin: dikatakan bahwa ia bisa menghilang dalam sekejap mata. Penulis sejarah Audreim mengatakan bahwa Johnes berasal dari Oxford. tapi penulis lain mengatakan ia berasal dari Milan. Oleh karena ia bepergian dengan seregu asisten muda, kemungkinan besar Johnes adalah seorang pakar pengelana, menyewakan diri pada siapa pun yang bersedia membayar jasanya. Ia menguasai penggunaan bubuk mesiu dan artileri, teknologi yang tergolong baru pada masa itu....

  • MESIN WAKTU

    13 Ilyas Maks eBooks Collection

    Pada akhirnya, Oliver kehilangan purinya yang tak tertem-bus saat seorang mata-mata membuka jalan masu k dari dalam, memberi kesempatan bagi para prajurit Archpriest untuk masuk. Pengkhianatan-pengkhianatan seperti ini merupakan ciri khas intrik- intrik yang rumit pada masa itu.

    Dari Seratus Tahun Peperangan di Prancis

    karya M.D. Backes, 1996

  • CORAZN

    Siapa pun yang tidak terkejut mendengar tentang teori kuantum, berarti tidak memahaminya.

    NEILS BOHR, 1927

    Tidak ada yang memahami teori kuantum.

    RICHARD FEYNMAN, 1967

  • SEHARUSNYA ia tidak mengambil jalan pintas ini.

    Dan Baker mengernyit saat sedan Mercedes S500-nya yang baru terguncang-guncang di jalan tanah, melaju semakin jauh memasuki kawasan reservasi Navajo di bagian utara Arizona. Di sekitar mereka, pemandangan alam semakin lama semakin gersang: bukit-bukit pasir rendah kemerahan bermunculan di kejauhan di sebelah timur, padang pasir datar terbentang ke arah barat. Setengah jam sebelumnya, mereka melintasi sebuah desabeberapa rumah, sebuah gereja, dan sebuah sekolah yang sama berdebunya, berjejal jejal menem-pel pada karangtapi, sejak itu, mereka tidak menemui apa pun lagi. Bahkan pagar pun tidak. Hanya padang pasir merah yang kosong. Mereka tidak bertemu dengan mobil lain selama satu jam terakhir. Sekarang-sudah tengah hari, matahari memelototi mereka. Baker, kontraktor bangunan berusia empat puluh tahun dari Phoenix, mulai merasa tidak enak. Terutama karena istrinya yang arsitek adalah orang berjiwa artistik yang sama sekali tidak praktis dalam hal-hal seperti bensin dan air. Tangki bensinnya sudah separuh kosong. Dan mesin mobil mulai kepanasan.

    ''Liz," katanya, "kau yakin ini jalannya?"

    Istrinya, yang duduk di sampingnya membungkuk ke atas peta, menelusuri rute dengan jarinya. "Pasti yang ini," katanya. "Menurut buku panduan, letaknya empat mil setelah tikungan Ngarai Corazn."

    "Tapi kita sudah melewati Ngarai Corazn dua puluh menit yang lalu. Kita pasti sudah melewatinya tanpa me-nyadari."

  • MICHAEL CRICHTON

    16 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Bagaimana kita bisa melewati pos perdagangan tanpa menyadarinya?" kata istrinya.

    "Entah." Baker menatap jalan di depannya. "Tapi di sini tidak ada apa-apa. Kau yakin mau meneruskan? Maksudku, kita bisa membeli karpet Navajo yang bagus bagus di Sedona. Mereka menjual segala macam karpet di Sedona."

    "Sedona," istrinya mendengus, "tidak asli."

    "Tentu saja asli, Sayang. Karpet di mana-mana tetap karpet."

    "Tenunan."

    "Oke." Dan mendesah. "Tenunan."

    "Karpet dan tenunan tidak sama," kata istrinya. "Toko-toko di Sedona itu menjual sampah untuk turis karpet-karpet di sana dari akrilik, bukan wol. Aku mau membeli tenunan yang mereka jual di reservasi. Dan pos perdagangan itu menjual tenunan Sandpainting dari tahun dua puluhan, karya Hosteen Klah. Dan aku menginginkannya."

    "Oke, Liz." Baker sebenarnya tidak mengerti mengapa mereka masih memerlukan karpettenunanNavajo yang lain lagi. Mereka sudah memiliki dua lusin. Istrinya menebar tenunan-tenunan itu di seluruh rumah. Dan menyimpan sisanya di lemari.

    Mereka melanjutkan perjalanan dalam kebisuan. Jalan di depan bagai kemilau karena panas, jadi terlihat seperti sebuah danau perak. Dan mereka melihat fatamorgana-fatamorgana, rumah-rumah atau orang-orang di tepi jalan, tapi setiap kali mendekat, tidak ada apa apa di sana.

    Dan Baker kembali mendesah. "Kita pasti sudah mele-watinya."

    "Coba beberapa mil lagi," kata istrinya.

    "Berapa jauh?"

    "Entahlah. Beberapa menit lagi."

  • MESIN WAKTU

    17 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Berapa lama, Liz? Kita putuskan saja berapa lama kita akan meneruskan perjalanan ini?"

    "Sepuluh menit lagi," kata istrinya.

    "Oke," kata Dan, "sepuluh menit."

    Ia tengah memandang ke pengukur tangki bahan bakar sewaktu Liz menutup mulutnya sendiri dan berkata, "Dan!"

    Baker kembali memandang ke jalan, tepat pada saatnya untuk melihat sesosok bayangan melintas lewatseorang pria, mengenakan pakaian cokelat, di tepi jalan. Ia mendengar debuman keras dari samping mobil.

    "Ya Tuhan!" kata istrinya. "Kita menabraknya!"

    "Kita menabrak orang itu."

    "Tidak. Kita melewati lubang."

    Di kaca spion tengah, Baker bisa melihat pria tersebut masih berdiri di tepi jalan. Sosok berpakaian cokelat dengan cepat menghilang dalam awan debu di belakang mobil saat mereka melaju terus.

    "Tidak mungkin kita menabraknya," kata Baker. "Dia masih berdiri."

    "Dan, kita menabraknya. Aku melihatnya.

    "Kurasa tidak, Sayang." Baker kembali memandang ke kaca spion tengah. Tapi

    sekarang ia tidak melihat apa pun kecuali awan debu di belakang mobil.

    "Sebaiknya kita kembali," kata istrinya.

    "Kenapa?"

    Baker cukup yakin bahwa istrinya keliru dan bahwa mereka tidak menabrak pria di tepi jalan tersebut. Tapi kalau mereka memang telah menabraknya, dan kalau pria itu terluka sedikit sajasekadar teriris di kepala, goresan kecilmaka itu berarti penundaan yang sangat lama atas perjalanan mereka.

  • MICHAEL CRICHTON

    18 Ilyas Maks eBooks Collection

    Mereka tidak akan bisa kembali ke Phoenix sebelum malam. Siapa pun yang ada di sini sudah pasti seorang Navajo; mereka harus membawanya ke rumah sakit, atau paling tidak ke kota besar terdekat, yaitu Gallup, dan itu menyimpang dari rute mereka.

    "Kukira kau mau kembali," kata istrinya.

    "Memang."

    "Kalau begitu, ayo kembali."

    "Aku cuma tidak ingin ada masalah, Liz."

    "Dan, yang benar saja."

    Baker mendesah dan mengurangi kecepatan. "Oke, kuputar balik. Kuputar balik."

    Ia memutar mobilnya ke arah semula, berhati-hati agar tidak terjebak pasir merah di tepi jalan, dan melaju ke arah mereka datang.

    "Ya Tuhan!"

    Baker menghentikan kendaraan dan melompat keluar ke dalam awan debu mobilnya sendiri. Napasnya tersentak saat panas menyerbu wajah dan tubuhnya. Di sini pasti panasnya 120 derajat, pikirnya.

    Saat hamburan debu mulai menipis, ia melihat seorang pria tergeletak di tepi jalan, berusaha berdiri dengan bertumpu pada sikunya. Pria tersebut gemetar, usianya sekitar tujuh puluhan, botak dan berjanggut. Kulitnya pucat; ia tidak mirip orang Navajo. Pakaian cokelatnya berbentuk mantel panjang. Mung-kin ia seorang rahib, pikir Baker.

    "Kau baik-baik saja?" kata Baker sambil membantu pria itu duduk di jalan tanah.

    Pria tua tersebut terbatuk. "Yeah, aku baik-baik saja."

  • MESIN WAKTU

    19 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Kau mau berdiri?" kata Baker. Ia merasa lega tidak me-lihat ada darah.

    "Sebentar lagi."

    Baker memandang sekitarnya. "Mana mobilmu?" katanya.

    Pria tersebut kembali batuk. Kepalanya terkulai lemas, pandangannya terpaku ke jalan.

    "Dan, kurasa dia terluka," kata istrinya. "Yeah," kata Baker. Pria tua tersebut jelas terlihat kebi-

    ngungan. Baker kembali memandang ke sekelilingnya: tidak ada apa-apa kecuali padang pasir rata di segala arah, memben-tang hingga ke kaki langit yang buram di ke jauhan.

    Tidak ada mobil. Tidak ada apa-apa.

    "Bagaimana dia bisa berada di sini?" kata Baker.

    "Ayo," kata Liz, "kita harus membawanya ke rumah sakit."

    Baker menyelipkan tangannya ke bawah ketiak pria tersebut dan membantu manula itu bangkit berdiri. Pakaian pria tersebut berat, terbuat dari bahan mirip beludru, tapi ia tidak berkeringat, sekalipun udara sangat panas. Malahan tubuhnya terasa sejuk, hampir dingin.

    Pria manula tersebut bersandar ke Baker saat mereka menyeberangi jalan. Liz membuka pintu belakang. Pria manula itu berkata, "Aku bisa berjalan. Aku bisa bicara."

    "Oke. Baik." Baker mendudukkannya di kursi belakang.

    Pria tersebut berbaring di kursi, meringkuk bagai janin. Di balik mantelnya, ia mengenakan pakaian biasa: jeans, kemeja kotak-kotak, sepatu Nike. Baker menutup pintunya, dan Liz masuk kembali ke kursi penumpang di depan. Baker ragu-ragu; ia masih tetap berada di luar yang panas. Bagaimana mungkin pak tua ini bisa berada di sini sendirian? Dengan mengenakan pakaian seperti itu dan tidak berkeringat?

    Seakan-akan ia baru saja keluar dari mobil

  • MICHAEL CRICHTON

    20 Ilyas Maks eBooks Collection

    Mungkin ia tadinya memang bermobil, pikir Baker. Mungkin ia jatuh tertidur. Mungkin mobilnya melaju keluar dari jalan dan ia mengalami kecelakaan. Mungkin ada orang lain yang masih terjebak dalam mobil.

    Ia mendengar pria tersebut menggumam, "Biarkan, angkat. Kembali sekarang? ambil sekarang, dan bagaimana."

    Baker menyeberang jalan untuk memeriksa keadaan. Ia melangkahi sebuah lubang yang sangat besar, mempertimbang-kan untuk menunjukkan lubang tersebut kepada istrinya, lalu memutuskan untuk tidak melakukannya.

    Di luar jalan, ia tidak melihat adanya bekas roda tapi melihat jejak kaki pria manula tersebut dengan jelas di pasir. Jejak kaki tersebut berasal dari padang pasir, menjauhi jalan. Tiga puluh yard kemudian, Baker melihat tepi arroyo, sungai kering yang membelah bentangan. Jejak kakinya bagai berasal dari sana.

    Jadi, ia mengikuti jejak kaki tersebut kembali ke arroyo, berdiri di tepinya, dan memandang ke bawah. Tidak ada mobil di sana. Ia tidak melihat apa-apa kecuali seekor ular yang menyelinap di sela-sela bebatuan, menjauhi dirinya. Ia meng-gigil.

    Sesuatu yang putih mengusik perhatiannya, kemilau memantulkan cahaya matahari, beberapa kaki ke bawah, di lereng sungai. Baker merosot turun agar bisa melihat dengan lebih baik. Benda tersebut sepotong keramik putih berbentuk kubus satu inci. Tampaknya seperti sebuah insulator elektris. Baker memungutnya, dan terkejut mendapati benda tersebut terasa dingin di tangannya. Mungkin benda itu salah satu material baru yan tidak menyerap panas.

    Saat mengamati keramik tersebut dengan teliti, ia melihat huruf-huruf ITC dicapkan di salah satu tepinya Dan ada semacam tombol, masuk ke samping. Ia penasaran apa yang akan terjadi kalau ia menekan tombo tersebut. Sambil tetap berdiri dalam sengatan panas dengan bebatuan besar di sekelilingnya, ia menekan tombol tersebut.

  • MESIN WAKTU

    21 Ilyas Maks eBooks Collection

    Tidak terjadi apa-apa.

    Ia menekannya lagi. Sekali lagi tidak terjadi apa-apa.

    Baker memanjat keluar dari sungai kering dan kembali ke mobil. Pria manula tersebut telah tidur, mendengkur dengan keras. Liz tengah mengamati peta. "Kota besar terdekat adalah Gallup."

    Baker menghidupkan mesin. "Gallup kalau begitu."

    Di jalan raya utama, mereka melaju lebih cepat lagi, ke arah selatan, menuju Gallup. Pria manula tersebut masih tetap tidur. Liz memandangnya dan berkata, "Dan..."

    "Apa?"

    "Kaulihat tangannya?"

    "Ada apa dengan tangannya?"

    "Ujung-ujung jemarinya."

    Baker mengalihkan pandangannya dari jalan, memandang sekilas ke kursi belakang. Ujung-ujung jemari pria manula tersebut merah hingga buku jari kedua. "Kenapa? Dia kena sengatan panas."

    "Cuma di ujung jari? Kenapa tidak seluruh tangan?"

    Baker mengangkat bahu.

    "Tadi jemarinya tidak begitu," kata istrinya. "Jari -jarinya tidak merah sewaktu kita menemukannya."

    Sayang, mungkin kau cuma tidak memperhatikan tadi."

    "Aku memperhatikan, karena kukunya terawat dengan baik. Dan kupikir cukup aneh ada pria tua di padang paslr yang merawat kukunya."

  • MICHAEL CRICHTON

    22 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Hmm." Baker melirik arlojinya. Ia penasaran berapa lama mereka harus menunggu di rumah sakit di Gallup. Mungkin berjam-jam.

    Ia mendesah.

    Jalan masih membentang lurus ke depan.

  • Di tengah perjalanan menuju Gallup, pria manula tersebut terjaga. Ia batuk dan berkata, "Kita sudah sampai. Kita di mana?"

    "Bagaimana perasaanmu?" kata Liz.

    "Perasaan? Aku berputar-putar. Baik, baik saja."

    "Siapa namamu?" kata Liz.

    Pria tersebut mengedipkan mata memandangnya. "The quondam phone made me roam."

    "Tapi siapa namamu?"

    Pria tersebut berkata, "Nama sama, permainan salah siapa."

    Baker berkata, "Bicaranya berima."

    Istrinya berkata, "Aku juga mendengarnya, Dan."

    "Aku pernah melihat yang seperti ini di TV, kata Baker. "Berbicara berima seperti ini berarti dia menderita schizo-phrenic."

    "Rima itu mengatur waktu," kata si pria manula. Lalu ia mulai bernyanyi keras-keras, hampir berteriak dengan nada lagu lama John Denver:

    "Quondam phone, makes me roam, to the place I belong, old Black Rocky, country bayway, quondam phone, it's on roam."

    "Aduh," kata Baker.

  • MICHAEL CRICHTON

    24 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Sir," kata Liz sekali lagi, "bisa kau beritahukan nama-mu?"

    "Niobium mungkin menyebabkan opprobium. Ketunggalan tipis tidak mungkin menimbulkan persamaan."

    Baker mendesah. "Honey, orang ini sinting."

    "Sinting dengan kata lain baunya sama seperti kaki."

    Tapi istrinya tidak bersedia menyerah. "Sir? Kau tahu siapa namamu?"

    "Hubungi Gordon," kata pria tersebut, sekarang berteriak. "Hubungi Gordon, hubungi Stanley. Tetap rahasiakan."

    "Tapi, Sir..."

    "Liz," kata Baker, "biarkan saja. Biarkan dia tenang dulu, oke? Perjalanan kita masih jauh."

    Pria manula tersebut melolongkan sebuah lagu, "Ke tempat asalku, ilmu sihir hitam tua, begitu tragis, busa pedalaman, membuatku mengerang." Dan seketika, ia mulai melantunkan-nya lagi.

    "Berapa jauh lagi?" kata Liz.

    "Jangan tanya."

    Baker menelepon lebih dulu, sehingga ketika ia menghentikan Mercedes-nya di bawah kanopi merah dan krem Unit Trauma Rumah Sakit McKinley, para mantri telah menunggu di sana dengan sebuah kereta dorong. Pria manula tersebut tetap pasif sewaktu mereka membaringkannya di kereta dorong, tapi begi-tu mereka mulai mengakatnya, ia berubah jengkel, berteriak-teriak, "Lepaskan aku, bebaskan aku!"

    "Ini untuk keselamatanmu sendiri, Sir," kata salah seorang mantri.

  • MESIN WAKTU

    25 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Begitu katamu, pergi dari hadapanku! Keselamatan itu tempat pengungsian terakhir kaum penjahat!"

    Baker terkesan melihat cara para mantri menangani pria tersebut, lembut tapi tegas, mengikat pria manula tersebut di ranjang. Ia juga terkesan pada seorang wanita mungil berambut hitam, mengenakan mantel putih, yang menjajari langkah mereka. "Namaku Beverly Tsosie," katanya sambil menjabat tangan mereka. "Aku dokter jaga." Dokter wanita tersebut sangat tenang, sekalipun pria di kereta dorong itu terus berte-riak-teriak saat mereka membawanya ke pusat perawatan trauma. "Quondam phone, makes me roam..."

    Semua orang di ruang tunggu memandanginya. Baker melihat seorang bocah berusia sepuluh atau sebelas tahun, lengannya disangga, duduk di kursi bersama ibunya, menga-wasi pria manula tersebut dengan pandangan penasaran. Bocah tersebut membisikkan sesuatu kepada ibunya.

    Pria manula tersebut menyanyi, "Ke tempaaaaat asal-kuuuuuu...."

    Dr. Tsosie berkata, "Sudah berapa lama dia begini?"

    "Sejak awal. Sejak kami menemukannya."

    "Kecuali sewaktu dia tidur," kata Liz.

    "Apa dia pernah pingsan?"

    "Tidak."

    "Mual, muntah-muntah?"

    "Tidak."

    "Dan kalian menemukannya di mana? Di dekat Ngarai Corazn?"

    "Sekitar lima, sepuluh mil sesudahnya."

    "Tidak banyak yang bisa dikunjungi di sana," kata dokter tersebut.

    "Anda tahu, ya?" kata Baker.

  • MICHAEL CRICHTON

    26 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Aku besar di lingkungan sini." Dokter itu tersenyum sedikit. "Indian Chinle."

    Mereka mendorong pria manula yang rnasih terus ber-teriak-teriak tersebut melewati sebuah pintu ayun. Dr. Tsosie berkata, "Kalau Anda berdua mau menunggu, akan kukabari begitu aku menemukan sesuatu. Mungkin agak lama. Anda mungkin ingin makan siang lebih dulu."

    Beverly Tsosie menduduki jabatan staf di Rumah Sakit Universitas di Albuquerque, tapi akhir-akhir ini ia berkunjung ke Gallup dua hari setiap minggu untuk menemani neneknya yang telah lanjut usia, dan pada hari hari tersebut ia bekerja paruh-waktu di Unit Trauma McKinley untuk mendapatkan uang tambahan. Ia menyukai McKinley, dengan eksterior modernnya yang berwarna merah manyala bergaris-garis krem. Rumah sakit tersebut benar-benar mengabdi kepada masya-rakat sekitarnya. Dan ia menyukai Gallup, kota yang lebih kecil dibandingkan Albuquerque, tempat di mana ia merasa lebih nyaman dengan latar belakang kesukuannya.

    Biasanya Unit Trauma cukup tenang. Jadi, kedatangan pria manula yang jengkel dan berteriak-teriak ini menimbulkan keributan. Ia menerobos gorden, memasuki ruang darurat tempat para mantri telah menanggalkan mantel beludru cokelat dan sepatu Nike pria tersebut. Tapi pria manula tersebut masih terus memberontak, melawan mereka, sehingga mereka terpaksa membiarkan pengikatnya tetap terpasang. Mereka memotong celana jeans dan kemeja kotak-kotaknya.

    Nancy Hood, perawat senior unit, membenarkan tindakan tersebut karena kemeja pria manula itu telah robek besar; di bagian sakunya terdapat garis bergerigi di mana polanya tidak selaras. "Dia sudah merobeknya dan menjahitnya kembali. Kalau menurutku, pekerjaannya buruk sekali."

  • MESIN WAKTU

    27 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Tidak," kata salah satu mantri, sambil mengacungkan kemeja tersebut. "Ini belum pernah dijahit ulang, semuanya masih satu potongan kain yang sama. Aneh, polanya tidak selaras karena satu sisi lebih besar daripada sisi yang lain...."

    "Terserahlah, dia tidak akan merasa kehilangan pakaian-nya," kata Nancy Hood sambil membuang pakaian itu ke lantai. Ia berpaling kepada Tsosie. "Kau mau memeriksanya?"

    Pria tersebut terlalu liar. "Tidak sekarang. Pasang saja infus di kedua tangannya. Dan periksa isi sakunya. Mungkin dia membawa identitas atau apa. Kalau tidak, ambil sidik jarinya dan faks-kan ke D.C.; mungkin mereka punya data tentang dirinya."

    Dua puluh menit kemudian Beverly Tsosie tengah memeriksa bocah yang lengannya patah sewaktu meluncur ke base tiga. Bocah tersebut mengenakan kacamata, penampilannya kutu buku, dan terlihat bangga akan luka karena olahraganya.

    Nancy Hood mampir dan berkata, "Kami sudah mengge-ledah si John Doe."

    "Hasilnya? "

    "Tidak ada apa pun yang bisa membantu. Tidak ada dompet, tidak ada kartu kredit, tidak ada kunci. Satu satunya yang ada pada dirinya hanya ini." Ia memberikan sehelai kertas terlipat pada Beverly. Tampaknya seperti cetakan komputer, dan menunjukkan pola titik-titik di antara pola mirip kisi-kisi yang aneh. Di bagian dasarnya tertulis "mon.ste.mere."

    "Monstemere? Kau pernah mendengar kata itu?"

    Hood menggeleng. "Kalau menurut pendapatku, dia psikotik."

    Beverly Tsosie mengatakan, "Well, aku tidak bisa mem-biusnya sebelum kita tahu apa yang terjadi dengan kepalanya.

  • MICHAEL CRICHTON

    28 Ilyas Maks eBooks Collection

    Sebaiknya kita potret tengkoraknya untuk mengesampingkan kemungkinan trauma dan hematoma perdarahan di kepala."

    "Radiologi sedang direnovasi, ingat, Bev? Foto sinar X akan memakan waktu terlalu lama. Bagaimana kalau MRI? Kau bisa memeriksa seluruh tubuhnya sekaligus."

    "Atur saja," kata Tsosie.

    Nancy Hood berbalik dan beranjak pergi. "Oh, dan ke-jutan, kejutan. Jimmy datang, dari kepolisian."

    Dan Baker merasa gelisah. Tepat seperti yang telah diduganya, mereka harus menghabiskan waktu berjam-jam di ruang tunggu Rumah Sakit McKinley. Setelah makan siangburrito yang direndam saus cabe merah mereka kembali dan melihat seorang polisi di tempat parkir, tengah melihat-lihat mobil mereka, menyusuri panel pintu dengan tangannya. Melihatnya saja sudah menyebabkan Baker waswas. Terlintas dalam pikirannya untuk mendekati polisi tersebut, tapi kemudian ia membatalkannya. Sebaliknya, mereka kembali ke ruang tunggu. Ia menghubungi putrinya dan mengatakan mereka akan pulang terlambat; malahan, mereka mungkin baru bisa kembali ke Phoenix besok.

    Dan mereka menunggu. Akhirnya, sekitar pukul empat, sewaktu Baker mendekati meja perawat untuk menanyakan keadaan pria manula itu, wanita di baliknya berkata, "Anda kerabatnya?"

    "Bukan, tapi..."

    "Kalau begitu, silakan tunggu di sebelah sana. Dokter akan menemui Anda sebentar lagi.."

    Baker kembali ke kursinya dan duduk sambil mendesah. Ia bangkit berdiri lagi, berjalan ke jendela, dan memandang ke mobilnya. Polisi tadi telah menghilang, tapi sekarang ada sehe-lai kertas berkibar-kibar dijepit kipas kaca depan. Baker

  • MESIN WAKTU

    29 Ilyas Maks eBooks Collection

    mengetuk-ngetukkan jemarinya di kusen jendela. Di kota-kota kecil seperti ini, kalau terlibat masalah, apa pun bisa terjadi. Dan semakin lama ia menunggu, semakin banyak skenario yang tersusun dalam benaknya. Pria manula tersebut koma; mereka tidak bisa meninggalkan kota sebelum ia sadar. Pria manula tersebut meninggal; mereka dituduh melakukan pem-bunuhan tingkat pertama. Mereka tidak dituntut, tapi harus menghadiri pemeriksaan, dalam empat hari.

    Sewaktu pada akhirnya ada yang menemui mereka, orang tersebut bukanlah dokter mungil yang tadi, tapi polisi yang memeriksa mobil mereka. Ia pria berusia dua puluhan, menge-nakan seragam yang disetrika rapi. Rambutnya panjang dan pelat namanya bertuliskan JAMES WAUNEKA. Baker pena-saran, nama suku apa itu. Mungkin Hopi atau Navajo.

    "Mr. dan Mrs. Baker?" Wauneka sangat sopan, memper-kenalkan dirinya. "Aku baru saja berbicara dengan dokter. Dia sudah selesai memeriksa, dan hasil MRI-nya sudah ada. Sama sekali tidak ada bukti bahwa dia ditabrak mobil. Aku sendiri sudah memeriksa mobil Anda. Tidak ada tanda-tanda tabrakan. Kurasa Anda cuma melewati lubang dan mengira sudah menabrak orang tua itu. Jalanan di sana memang buruk."

    Baker memelototi istrinya, yang menolak untuk menatap-nya. Liz berkata, "Apa dia akan sembuh?"

    "Kelihatannya begitu."

    "Kalau begitu, kami boleh pergi?"

    "Honey," kata Liz, "kau tidak mau memberikan benda yang kautemukan itu padanya?"

    "Oh ya." Baker mengeluarkan kubus keramik kecil tersebut. "Kutemukan ini, di dekat orang tua itu."

    Polisi tersebut membalik-balik kubusnya di tangan. "ITC," katanya, membaca stempel di sisinya. "Di mana tepatnya Anda menemukan benda ini?"

  • MICHAEL CRICHTON

    30 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Sekitar tiga puluh kaki dari jalan. Kupikir mobil itu mungkin baru saja keluar dari jalan, jadi kuperiksa Tapi tidak ada mobil sama sekali."

    "Ada yang lain?"

    "Tidak. Cuma itu saja."

    "Well, trims," kata Wauneka, sambil memasukkan keramik tersebut ke dalam sakunya. Lalu ia diam sejenak. "Oh, aku hampir lupa." Ia mengeluarkan sehelai kertas dari saku dan membuka lipatannya dengan hatihati. "Kami menemukan ini dalam pakaiannya. Apa kalian pemah melihatnya?"

    Baker melirik kertas tersebut: sekelompok titik yang diatur dalam bentuk kisi-kisi. "Tidak," katanya. "Aku belum pernah melihatnya."

    "Bukan Anda yang memberikan ini padanya?"

    "Bukan."

    "Punya gagasan kira-kira ini apa?"

    "Tidak," kata Baker. "Tidak ada sama sekali."

    "Well, kurasa aku ada," kata istrinya.

    "Sungguh?" kata polisi tersebut.

    "Ya," kata istri Baker. "Kalau tidak keberatan, aku... eh..." Dan ia mengambil kertas tersebut dari tangan si polisi.

    Baker mendesah. Sekarang Liz kembali ke profesinya sebagai arsitek, memicingkan mata menatap kertas tersebut

  • MESIN WAKTU

    31 Ilyas Maks eBooks Collection

    dengan tajam, memutar-mutarnya, menatap titik-titiknya dari segala sisi. Baker tahu alasannya. Istrinya tengah mencoba mengalihkan perhatian dari kenyataan bahwa ia telah melaku-kan kesalahan, bahwa mobilnya cuma melintasi lubang di jalanan, dan bahwa mereka telah menghabiskan sepanjang hari di tempat ini. Istrinya hendak membenarkan penyia-nyiaan waktu yang sudah mereka lakukan, entah bagaimana caranya, untuk menganggap tindakan tersebut memang diperlukan.

    "Ya," kata istrinya akhirnya. "Aku tahu ini apa. Ini gereja."

    Baker menatap titik-titik di kertas itu. Ia berkata, "Itu sebuah gereja?"

    "Well, tata letak ruangnya," kata istrinya. "Kaulihat? Ini bagian salib yang panjang, titik temunya... Kaulihat'! Jelas ini gambar sebuah gereja, Dan. Sedang gambar sisanya, kotak dalam kotak, semuanya persegi panjang. kelihatannya seperti... kau tahu, ini mungkin sebuah biara."

    Polisi tersebut berkata, "Biara?"

    "Kurasa begitu," kata istri Baker. "Dan bagaimana dengan label di bagian dasarnya: 'mon.ste.mere."? 'Mon' kan singkatan dari monasterybiara? Pasti itu. Aku yakin, ini pasti gambar biara." Ia mengembalikan gambar tersebut kepada si polisi.

    Dengan mencolok, Baker memandang arlojinya. "Kita harus pergi sekarang."

    "Tentu saja," kata Wauneka yang memahami isyarat ter-sebut. Ia menjabat tangan mereka. "Terima kasih untuk semua bantuannya. Maaf acara kalian tertunda."

    Baker memeluk pinggang istrinya dengan tegas dan membimbingnya keluar ke cahaya matahari sore. Udara terasa lebih sejuk; balon-balon udara tengah membubung ke timur. Gallup merupakan pusat kegiatan balon udara. Ia melangkah ke mobil. Kertas yang terjepit di kipas kaca ternyata brosur penjualan perhiasan kulit kura-kura di sebuah toko setempat. Ia mencabutnya, meremasnya, dan naik ke belakang kemudi.

  • MICHAEL CRICHTON

    32 Ilyas Maks eBooks Collection

    Istrinya duduk dengan lengan terlipat di dada, menatap lurus ke depan. Baker menghidupkan mesin mobil.

    Istrinya berkata, "Oke. Aku minta maaf." Nadanya meng-gerutu, tapi Baker tahu cuma itu yang bisa ia dapatkan dari istrinya.

    "Semoga perjalanan kalian menyenangkan."

    Ia membungkuk dan mengecup pipi istrinya. "Tidak per-lu," katanya. "Tindakanmu benar. Kita sudah menyelamatkan nyawa orang tua itu."

    Istrinya tersenyum.

    Baker mengarahkan mobil keluar dari tempat parkir, menuju jalan layang.

  • Di rumah sakit, pria manula tersebut tidur, wajahnya sebagian tertutup cungkup oksigen. Sekarang ia sudah tenang; Tsosie memberinya bius ringan, dan ia menjadi lebih santai, perna-pasannya teratur. Beverly Tsosie berdiri di ujung kaki ranjang, mengulas kasus ini bersama Joe Nieto, seorang Apache Mescalero yang merupakan ahli penyakit dalam, dan ahli diagnosa yang sangat bagus. "Pria kulit putih, kurang-lebih tujuh puluh tahun. Datang dalam keadaan kebingungan, kacau, kehilangan arah tiga kali lipat. Gagal jantung ringan, enzim hati agak berlebihan. Selain itu tidak ada apa.

    "Dan mereka tidak menabraknya dengan mobil?"

    "Kelihatannya tidak. Tapi aneh juga. Menurut mereka, mereka menemukannya berkeliaran di utara Ngarai Corazn. Tidak ada apa-apa di sana dalam radius sepuluh mil ke segala arah."

    "So?"

    "Orang ini tidak memiliki tanda-tanda terkena sinar matahari dalam waktu cukup lama, Joe. Tidak ada dehidrasi, tidak ada ketosis. Dia bahkan tidak menderita sengatan matahari."

    Menurutmu ada yang membuangnya? Bosan karena kakek selalu menguasai TV?"

    "Yeah. Dugaanku begitu."

    "Bagaimana dengan jemarinya?"

    "Entahlah," kata Tsosie. "Dia menderita semacam masalah sirkulatori. Ujung-ujung jemarinya dingin. berubah ungu, bisa

  • MICHAEL CRICHTON

    34 Ilyas Maks eBooks Collection

    jadi kelemayuh. Apa pun itu, kondisinya semakin buruk sejak tiba di rumah sakit."

    "Dia diabetes?"

    "Tidak."

    "Raynaud's?"

    "Tidak."

    Nieto mendekat ke samping ranjang, mengamati jemari pria tua itu. "Cuma ujung-ujungnya yang kena. Kerusakannya hanya lokal."

    "Benar," kata Tsosie. "Kalau dia bukan ditemukan di pa-dang pasir, aku pasti sudah menganggapnya kena frostbitesengatan dingin."

    "Kau sudah memeriksa kemungkinan dia keracunan logam berat, Bev? Ini mungkin akibat terkena logam berat beracun. Kadmium, atau arsenik. Itu bisa menjelaskan jemarinya, juga kesintingannya."

    "Aku sudah mengambil contoh-contoh. Tapi uji logam berat cuma bisa dilakukan di UNH di Albuquerque. Laporan-nya baru masuk tujuh puluh dua jam lagi."

    "Kau menemukan KTP, sejarah medis, apa pun?"

    "Tidak ada apa pun. Kami sudah memasukkannya dalam buletin orang hilang, dan mengirimkan sidik jarinya ke Washington untuk pemeriksaan bank data, tapi prosesnya bisa memakan waktu seminggu."

    Nieto mengangguk. "Dan kalau dia sedang gelisah, mengo-ceh? Apa yang dikatakannya?"

    "Semuanya rima, hal-hal yang sama berulang-ulang. Sesuatu tentang Gordon dan Stanley. Lalu dia akan berkata, 'Quondam phone makes me roam.'Telepon quondam mem-buatku berkelana."

    "Quondam? Itu bahasa Latin, bukan?"

  • MESIN WAKTU

    35 Ilyas Maks eBooks Collection

    Tsosie mengangkat bahu. "Aku sudah terlalu lama tidak ke gereja."

    "Kurasa quondam itu kata bahasa Latin," kata Nieto.

    Tiba-tiba mereka mendengar seseorang berkata,

    "Maaf?" Bocah berkacamata yang ada di ranjang di seberang ruangan, duduk bersama ibunya.

    "Kami masih menunggu kedatangan dokter bedahnya, Kevin." kata Beverly kepadanya. "Setelah itu baru kita bisa mengobati lengamnu"

    "Dia bukan mengatakan 'quondam phone'," kata bocah tersebut. "Dia mengatakan 'quantum foam'busa kuantum."

    "Apa?"

    "Quantum foam. Dia mengatakan 'quantum foam'."

    Mereka mendekati bocah tersebut. Nieto tampak terpe-sona. "Apa tepatnya busa kuantum itu?"

    Bocah itu menatap mereka dengan pandangan polos, mengedip-ngedipkan matanya di balik kacamata. "Di tingkat dimensi subatomik yang sangat kecil, struktur ruang-waktu tidak beraturan. Struktur itu tidak halus, lebih tepat disebut bergelembung dan berbusa. Dan katena letaknya di tingkat kuantum, struktur itu disebut busa kuantum."

    "Berapa usiamu'?" kata Nieto.

    "Sebelas."

    Ibunya berkata, "Dia banyak membaca. Ayahnya bekerja di Los Alamos."

    Nieto mengangguk. "Dan apa inti ceritamu, Kevin?"

    "Tidak ada intinya," kata bocah tersebut. "Alam semesta ya seperti itu, di tingkat subatomik."

    "Kenapa pria manula ini membicarakan hal itu?"

    "Karena dia seorang pakar fisika terkenal," kata Wauneka sambil berjalan mendekati mereka.Ia melirik ke sehelai kertas

  • MICHAEL CRICHTON

    36 Ilyas Maks eBooks Collection

    di tangannya. "Ini baru datang melalui M.P.D. Joseph A. Traub, tujuh puluh satu tahun, ahli fisika materi. Spesialis bidang logam superkonduksi. D ilaporkan hilang oleh perusa-haan tempatnya bekerja, ITC Research di Black Rock. sekitar tengah hari tadi."

    "Black Rock? Itu dekat Sandia." Tempat tersebut beberapa jam perjalanan jauhnya, di tengah-tengah New Mexico. "Bagaimana orang ini bisa berada di ngarai Corazn di Arizona?"

    "Aku tidak tahu," kata Beverly. "Tapi dia.. "

    Alarm-alarm pun mulai menjerit.

    Kejadiannya begitu cepat, hingga menyebabkan Jimmy Wauneka tertegun. Pria manula tersebut mengangkat kepalanya dari ranjang, menatap mereka, pandangannya liar, lalu ia memuntahkan darah. Cungkup oksigennya berubah merah cerah; darah menyembur keluar melewati lubang pada cungkup, mengalir di pipi dan dagunya, menciprati bantal dan dinding. Pria tersebut mengeluarkan suara menggelegak: ia tercekik darahnya sendiri.

    Beverly telah berlari melintasi ruangan. Wauneka berlari di belakangnya. "Kepalanya!" kata Nieto sambi mendekati ranjang. "Palingkan!" Beverly telah mencabut topeng oksigen dan berusaha memalingkan kepala pria manula itu. Tapi pria tersebut melawan, memberontak, sambil terus mengeluarkan suara menggelegak. Matanya terbelalak memancarkan kepa-nikan. Wauneka menerobos Beverly, menyambar kepala pria manula itu dengan dua tangan dan memuntirnya sekerasnya, memalingkan bukan saja kepala tapi juga seluruh tubuh pria manula tersebut. Pria itu kembali muntah; darah menyirami monitor- monitor dan membasahi Wauneka. "Pengisap!" teriak Beverly, menunjuk sebuah tabung di dinding.

  • MESIN WAKTU

    37 Ilyas Maks eBooks Collection

    Wauneka mencoba memegangi pria manula itu sambil menyambar tabung, tapi lantainya licin oleh darah. Ia ter-peleset, dan menyambar ranjang untuk berpegangan.

    "Ayo!" teriak Tsosie. "Aku butuh kalian! Pengisap! " Ia berlutut, menjejalkan jemarinya ke dalam mulut pria tersebut, menarik lidahnya. Wauneka beranjak bangkit dengan susah payah, melihat Nieto telah memegang pipa pengisap. Ia menyambarnya dengan jemari yang licin oleh darah, dan melihat Nieto memutar katup di dinding. Beverly menerima pipa neoprene tersebut, lalu mulai mengisap mulut dan hidung pria itu. Darah merah mengalir dalam pipa. Pria itu tersentak, terbatuk, tapi ia semakin lemah.

    "Ini tidak bagus," kata Beverly, "sebaiknya kita..." Alarm monitor berubah nada, melengking tinggi, stabil. Gagal jantung.

    "Sial!" kata Tsosie. Mantel dan blusnya berlumuran darah. "Pengejut! Ambil pengejut!"

    Nieto berdiri di dekat ranjang, mengulurkan pengejut. Wauneka terhuyung mundur menjauhi ranjang saat Nancy Hood menerobos masuk; orang-orang sekarang mengerumuni pria manula tersebut. Wauneka mencium bau yang tajam dan ia tahu bahwa isi perut si pria telah keluar. Ia tiba-tiba sadar bahwa pria tersebut sekarat.

    "Clear," kata Nieto sambil menyodokkan pengejut-pengejut di tangannya. Tubuh pria manula tersebut tersentak di meja. Botol-botol di dinding beradu. Alarm monitor terus menjerit.

    Beverly berkata, "Tutup gordennya, Jimmy."

    Wauneka berpaling, dan melihat bocah berkacamata sebe-rang ruangan, menatap dengan mulut ternganga. Ia menyen-takkan gorden hingga menutup.

  • MICHAEL CRICHTON

    38 Ilyas Maks eBooks Collection

    Satu jam kemudian, Beverly Tsosie yang kelelahan menjatuh-kan diri di meja di sudut untuk menulis ringkasan kasusnya. Laporan tersebut harus lebih lengkap daripada biasanya, karena pasien telah meninggal. Sewaktu ia membalik-balik tabel, Jimmy Wauneka mendekat sambil membawakan secangkir kopi untuknya. "Trims, " katanya. "Omong-omong, kau tahu nomor telepon perusahaan ITC itu? Aku harus menghubungi mereka."

    "Biar aku saja," kata Wauneka, sejenak memegang bahu-nya. "Kau sudah cukup sibuk hari ini."

    Sebelum Tsosie sempat mengatakan apa pun, Wauneka telah melangkah ke meja sebelah, membalik-balik buku catatannya, dan menekan tombol telepon. Wauneka tersenyum kepadanya saat menunggu teleponnya tersambung.

    "ITC Research."

    Wauneka memperkenalkan diri, lalu berkata, "Ini tentang karyawan kalian yang hilang, Joseph Traub."

    "Tunggu sebentar, akan kusambungkan ke direktur sumber daya manusia."

    Wauneka menunggu selama beberapa menit. Lagu karya Muzak terdengar mengalun dari ujung seberang. Ia menutup tangkai telepon dengan tangan, dan dengan sesantai mungkin, berkata kepada Beverly, "Kau bisa makan malam, atau kau harus menemui nenekmu?"

    Tsosie terus saja menulis, tidak mengalihkan pandangan-nya dari tabel. "Aku harus menemani Nenek."

    Wauneka mengangkat bahu sedikit. "Tidak ada salahnya menanyakan," katanya.

    "Tapi dia pergi tidur lebih awal. Sekitar pukul delapan."

    "Sungguh?"

    Tsosie tersenyum, sambil tetap memandang catatan-nya."Ya."

  • MESIN WAKTU

    39 Ilyas Maks eBooks Collection

    Wauneka meringis. "Well, oke."

    "Oke."

    Alunan lagu dari ujung seberang terputus, digantikan suara seorang wanita yang berkata, "Tunggu sebentar. Akan kusam-bungkan dengan wakil presiden senior kami, Dr. Gordon."

    "Terima kasih." Wakil presiden senior, pikir Wauneka.

    Terdengar ceklikan lain, lalu seorang pria bersuara berat, "Ini dengan John Gordon."

    "Dr. Gordon, ini James Wauneka dari Departemen Kepoli-sian Gallup. Aku menelepon dari Rumah Sakit McKinley, di Gallup," kata Wauneka. "Ada berita buruk untuk Anda."

  • DIPANDANG dari balik jendela besar ruang konferensi ITC, matahari sore yang kuning membayang pada kelima gedung laboratorium kaca dan baja dalam kompleks penelitian Black Rock. Di kejauhan, mendung sore hari tengah terbentuk di padang pasir di kejauhan. Tapi di dalam ruangan, kedua belas anggota dewan ITC tengah memandang ke arah lain. Mereka tengah menikmati kopi di meja samping, bercakap-cakap di antara mereka sendiri sambil menunggu rapat dimulai. Rapat dewan selalu berlangsung hingga larut malam, karena presiden ITC, Robert Doniger, menderita insomnia dan selalu menjad-walkan rapat-rapatnya seperti itu. Hanya karena menghormati kecerdasan Doniger- lah para anggota dewan, seluruhnya CEO dan kapitalis ventura besar, bersedia hadir.

    Sekarang ini Doniger belum lagi muncul. John Gordon, wakil presiden Doniger yang bertubuh tinggi besar, merasa tahu alasannya. Sambil masih berbicara melalui ponsel, Gordon melangkah ke pintu. Gordon mantan manajer proyek Angkatan Udara, dan masih membawa-bawa sikap militernya. Setelan birunya baru saja disetrika, dan sepatu hitamnya mengilat. Sambil menempelkan ponsel ke telinganya, ia berkata, "Aku mengerti, Officer," dan ia menyelinap keluar.

    Tepat seperti dugaannya, Doniger berada di lorong mondar-mandlr bagai seorang anak hiperaktif, sementara Diane Kramer, kepala pengacara ITC, berdiri agak ke samping dan mendengarkan. Gordon melihat Doniger menusuk-nusukkan jarinya ke udara. ke arah Kramer dengan marah. Jelas sekali, Doniger tengah menyiksa Kramer.

    Robert Doniger berusia tiga puluh delapan tahun, pakar fisika yang cemerlang, dan milyarder. Sekalipun perutnya gendut dan

  • MESIN WAKTU

    41 Ilyas Maks eBooks Collection

    rambutnya mulai beruban, sikapnya masih tetap mudaatau remaja, tergantung dengan siapa kau berbicara. Yang jelas, usia tidak membuatnya lebih lunak. ITC merupakan perusahaan ketiga yang didirikannya; ia sudah kaya raya berkat perusa-haan-perusahaannya sebelum ini, tapi gaya manajemennya masih sekacau dan sebuas biasanya. Hampir semua orang di perusahaan takut terhadapnya.

    Untuk menghadiri rapat dewan ini, Doniger mengenakan setelan biru, bukan celana khaki dan kaus seperti biasa. Tapi ia tampak tidak nyaman mengenakan setelan, seperti seorang bocah yang dipaksa orangtuanya untuk berpakaian rapi.

    "Well, terima kasih banyak, Officer Wauneka," kata Gordon ke ponselnya. "Akan kami atur. Ya. Akan segera kami laksanakan. Terima kasih lagi." Gordon menutup teleponnya dan berpaling kepada Doniger. "Traub sudah tewas, dan mere-ka sudah mengidentifikasi mayatnya."

    "Di mana?"

    "Gallup. Tadi itu polisi yang menelepon dari UGD."

    "Menurut mereka, apa penyebab kematiannya?"

    "Mereka tidak tahu. Menurut mereka gagal jantung berat. Tapi ada masalah dengan jemarinya. Masalah sirkulatori. Mereka akan mengautopsinya. Sesuai hukum."

    Doniger melambai, isyarat pengusiran karena jengkel. "Persetan. Autopsi tidak akan menunjukkan apa pun. Traub menderita kesalahan transkripsi. Mereka tidak akan pernah menduganya. Kenapa kau membuang-buang waktuku dengan omong kosong seperti ini?"

    "Salah satu karyawamnu baru saja meninggal, Bob," kata Gordon.

    "Memang benar, " kata Doniger dengan dingin. "Dan kau tahu? Cuma itu yang bisa kulakukan. Aku turut sedih. Oh me oh my. Kirimkan bunga. Bereskan saja, oke?"

  • MICHAEL CRICHTON

    42 Ilyas Maks eBooks Collection

    Pada saat-saat seperti ini, Gordon akan menghela napas panjang dan mengingatkan diri sendiri bahwa Doniger tidak banyak berbeda dengan sebagian besar pengusaha muda yang agresif lainnya. Ia akan mengingatkan sendiri bahwa di balik kesinisannya, Doniger hampir selalu benar. Dan ia akan meng-ingatkan sendiri bahwa dalam kasus apa pun, Doniger telah bersikap seperti itu sepanjang hidupnya.

    Robert Doniger telah menunjukkan tanda-tanda kejeniusan sejak usia dini, melalap buku-buku teks teknik sewaktu masih di sekolah dasar. Pada waktu usianya sembilan tahun, ia bisa memperbaiki peralatan elektronik apa punradio, atau tele-visibermain-main dengan tabung hampa udara dan kabel-kabelnya hingga peralatan tersebut kembali berfungsi. Sewaktu ibunya menyampaikan kekhawatirannya kalau-kalau Doniger akan tersetrum, ia menjawab, "Jangan seperti orang idiot."; Dan sewaktu nenek kesayangannya meninggal dunia, Doniger yang tidak menangis memberitahu ibunya bahwa wanita tua tersebut masih berutang dua puluh tujuh dolar padanya, dan ia berharap ibunya bersedia melunasinya.

    Setelah lulus summa cum laude di bidang fisika dari Stanford pada usia delapan belas, Doniger bekerja pada Fermilab, dekat Chicago. Ia berhenti setelah enam bulan, me-ngatakan kepada direktur laboratorium bahwa "fisika partikel hanya untuk orang bodoh." Ia kembali ke Stanford, bekerja di bidang yang dianggapnya lebih menjanjikan: magnetisme superkondusif.

    Pada masa itu banyak ilmuwan beramai-ramai mening-galkan universitas untuk mendirikan perusahaan perusahaan yang mengeksploitasi penemuan mereka. Doniger keluar dari universitas setelah bekerja selama setahun untuk mendirikan TechGate, perusahaan yang memproduksi komponen untuk pengukiran chip presisi, teknologi yang diciptakan Doniger di waktu luangnya. Sewaktu Stanford memprotes dengan alasan ia menemukan teknologi tersebut sewaktu masih bekerja di laboratorium mereka, Doniger mengatakan, "Kalau kalian

  • MESIN WAKTU

    43 Ilyas Maks eBooks Collection

    punya masalah dengan tindakanku, tuntut saja. Kalau tidak, tutup mulut.

    Di TechGate, gaya manajemen Doniger yang kasar mulai terkenal. Dalam rapat-rapat dengan para ilmuwannya, iaia duduk di sudut, bersandar dengan angkuh di kursinya, mem-bombardir mereka dengan pertanyaan.

    "Bagaimana dengan ini?" "Kenapa kau berbuat begitu?" "Apa alasan untuk ini?" Kalau jawabannya memuaskan dirinya, ia akan berkata, "Mungkin...." Itu pujian tertinggi yang pernah diperoleh orang-orang dari Doniger. Tapi kalau ia tidak menyukai jawabannya dan biasanya memang tidakia akan menyergah, "Apa otakmu mati?" "Apa kau memang dilahirkan idiot?" "Kau mau mati sebagai orang bodoh?" "Nyalimu terlalu kecil." Bila benar-benar jengkel, ia akan melemparkan pensil dan buku catatan, sambil berteriak-teriak, "Keparat! Kalian semua keparat jahanam!"

    Karyawan TechGate menjulukinya "Death March Doni-ger" Doniger si Pawai Mautkarena ia pakar fisika yang cemerlang, lebih baik daripada mereka; karena ia tahu masalah-masalah yang dihadapi timnya dan karena kritik-kritiknya biasanya tepat. Sekalipun tidak menyenangkan, gaya menye-ngat ini berhasil; TechGate mencatat kemajuan pesat dalam dua tahun.

    Pada tahun 1984, ia menjual perusahaannya seharga sera-tus juta dolar. Pada tahun yang sama, majalah Time mencatat dirinya sebagai salah satu dan lima puluh orang di bawah usia dua puluh lima "yang akan membentuk sisa abad ini". Daftar tersebut termasuk Bill Gates dan Steve Jobs.

    "Terkutuk," kata Doniger, berpaling kepada Gordon. "Apa aku harus melakukan semuanya sendiri? Ya Tuhan. Di mana mereka menemukan Traub?"

    "Di padang pasir. Di kawasan reservasi suku Navajo."

    My PCTypewritten Text

    My PCTypewritten Text

  • MICHAEL CRICHTON

    44 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Di mana, tepatnya?"

    "Yang kutahu, sepuluh mil arah utara dari Corazn. Tampaknya di sana tidak ada apa-apa."

    "Baiklah," kata Doniger. "Kalau begitu, suruh Baretto dari keamanan untuk membawa mobil Traub ke Corazn, dan tinggalkan mobilnya di padang pasir. Lubangi bannya dan pergi dari situ. "

    Diane Kramer berdehem. Ia berambut gelap, di awal usia tiga puluhan, mengenakan setelan hitam. "Tapi, Bob," katanya, dengan nada pengacaranya yang terbaik, "itu berarti kau mengotak-atik bukti..."

    "Tentu saja aku mengotak-atik bukti! Itu intinya! Pasti ada orang yang akan bertanya-tanya, untuk apa Traub berada di sana. Jadi, tinggalkan mobil Traub agar mereka menemukan-nya."

    "Tapi kita tidak tahu persisnya di mana... "

    "Tidak penting tepatnya di mana. Lakukan saja."

    "Itu berarti Baretto plus satu orang lagi yang tahu tentang

    "Siapa yang peduli? Tidak ada. Lakukan saja, Diane."

    Sejenak kesunyian timbul. Kramer menatap lantai, menge-rutkan kening, jelas masih merasa kurang senang.

    "Look," kata Doniger, berpaling kepada Gordon. "Kau ingat sewaktu Garman akan mendapatkan kontrak dan perusa-haanku yang lama tidak? Kau ingat bocoran cerita kepada pers'?"

    "Aku ingat," kata Gordon.

    "Kau begitu khawatir waktu itu" kata Doniger sambil mencibir. Ia menjelaskannya pada Kramer, "Garman itu babi gendut. Lalu dia berhasil mengurangi berat badan karena istrinya memaksanya berdiet. Kami membocorkan berita bahwa Garman menderita kanker yang tidak bisa disembuhkan

  • MESIN WAKTU

    45 Ilyas Maks eBooks Collection

    dan perusahaannya akan bangkrut. Dia mengingkarinya, tapi tidak ada yang mempercayainya, karena penampilannya. Kami mendapatkan kontraknya. Kukirimkan sekeranjang buah kepa-da istrinya." Ia tertawa. "Tapi intinya, tidak ada yang pernah melacak kebocoran tersebut kepada kami. Semuanya adil, Diane. Bisnis tetap bisnis. Taruh mobil sialan itu di padang pasir."

    Kramer mengangguk, tapi masih terus menatap lantai.

    "Dan sesudah itu," kata Doniger "aku ingin tahu bagai-mana Traub bisa masuk ke ruang transit. Dia sudah melakukan perjalanan terlalu banyak, dan sudah menumpuk terlalu banyak kesalahan transkripsi. Dia sudah melewati batas. Seharusnya dia tidak boleh melakukan perjalanan lagi. Dia tidak mendapat izin untuk masuk ke ruang transit. Kita menaruh banyak pengamanan di sekitar ruangan itu. Jadi, bagaimana dia bisa masuk?"

    "Mungkin dia memiliki izin bagian kebersihan, untuk menangani mesinnya," kata Kramer. "Dia menunggu sampai malam, saat pergantian jaga, dan mengambil sebuah mesin. Tapi kami sekarang sedang memeriksanya. "

    Aku tidak mau kau memeriksanya," kata Doniger dengan sinis. "Kuminta kau memperbaikinya, Diane."

    "Akan kami bereskan, Bob."

    "Sebaiknya begitu, terkutuk," kata Doniger. "Karena perusahaan ini sekarang menghadapi tiga masalah penting. Dan Traub yang paling kecil. Dua lainnya besar. Amat sangat besar."

    Doniger punya bakat untuk berpandangan jauh ke depan. Di tahun 1984, ia menjual TechGate karena melihat bahwa chip-chip komputer pada akhirnya akan "menemui jalan buntu". Pada waktu itu, pendapat tersebut terasa tidak masuk akal.

  • MICHAEL CRICHTON

    46 Ilyas Maks eBooks Collection

    Kekuatan chip-chip komputer berlipat ganda setiap delapan belas bulan, sementara biayanya berkurang separuh. Tapi Doniger melihat bahwa kemajuan-kemajuan ini didapat dengan menjejalkan komponen-komponen semakin rapat dalam chip. Tindakan seperti ini tidak mungkin berlangsung selamanya. Pada akhirnya, sirkuit-sirkuit tersebut akan terlalu padat, hingga chip-chip akan meleleh akibat panas. Ini mengisyarat-kan komputer punya batas tertinggi untuk kekuatannya. Doniger tahu masyarakat akan menuntut kekuatan komputasi yang terus meningkat, tapi ia tidak melihat jalan untuk men-capai hal tersebut.

    Karena frustrasi, ia berpaling kepada minat awalnya, magnetisme superkondusif. Ia memulai perusahaan kedua, Advanced Magnetics, yang memiliki sejumlah paten penting untuk mesin-mesin Magnetic Resonance Imagingpencitraan resonansi magnetis yang baru dan merevolusi dunia pengo-batan. Advanced Magnetics mendapat royalti seperempat juta dolar untuk setiap mesin MRI yang dibuat. Itu namanya "sapi perahan," Doniger pernah berkata, "dan sama menariknya seperti memerah sapi." Bosan dan mencari tantangan baru, ia menjual perusahaan tersebut pada tahun 1988. Pada waktu itu ia berusia dua puluh delapan tahun, dan kekayaannya bernilai satu milyar dolar. Tapi menurut pendapatnya sendiri, ia masih belum menghasilkan apa-apa.

    Pada tahun berikutnya, 1989, ia memulai ITC.

    Salah satu pahlawan Doniger adalah pakar fisika bernama Richard Feynman. Di awal tahun delapan puluhan, Feynman berspekulasi tentang kemungkinan untuk membangun sebuah komputer dengan menggunakan atribut-atribut kuantum dari atom-atom. Secara teori, "komputer kuantum" seperti ini milyaran kali lebih kuat daripada komputer mana pun yang pernah dibuat. Tapi gagasan Feynman memerlukan teknologi yang sama sekali baru teknologi yang harus dibangun dari

  • MESIN WAKTU

    47 Ilyas Maks eBooks Collection

    awal, teknologi yang mengubah semua aturan. Karena tidak ada yang bisa menemukan cara praktis untuk membangun sebuah komputer kuantum, gagasan Feynman dengan cepat dilupakan orang.

    Tapi Doniger tidak lupa.

    Pada tahun 1989, Doniger memulai usaha membangun komputer kuantum yang pertama. Gagasan tersebut demikian radikaldan berisiko begitu tinggihingga ia tidak pernah secara terang-terangan mengumumkan niatnya. Ia menamakan perusahaan barunya ITC, singkatan dari International Techno-logy CorporationPerusahaan Teknologi Internasional. Ia mendirikan kantor pusatnya di Jenewa, menyerap kekuatannya dari kumpulan pakar fisika yang bekerja di CERN.

    Selama beberapa tahun setelah itu, tidak ada kabar apa pun tentang Doniger maupun tentang perusahaannya. Orang-orang, kalaupun masih ada yang memikirkan dirinya, menganggap ia telah pensiun. Bagaimanapun, pengusaha-pengusaha teknologi tinggi terkemuka yang menghilang dari sorotan publik, setelah mereka meraup kekayaan, bukanlah hal yang aneh.

    Pada tahun 1994, majalah Time menerbitkan daftar dua puluh lima orang di bawah usia empat puluh yang telah mem-bentuk dunia kita. Robert Doniger tidak tercantum di sana. Tidak ada yang peduli, tidak ada yang ingat. Pada tahun yang sama, ia memindahkan ITC ke Amerika Serikat, mendirikan sebuah laboratorium di Black Rock, New Mexico, satu jam perjalanan ke arah utara Albuquerque. Seorang pengamat yang perhatian pasti akan menyadari bahwa Doniger kembali memindahkan perusahaan ke lokasi yang dekat dengan kum-pulan pakar fisika. Tapi tidak ada pengamat di sana, baik yang perhatian maupun tidak.

    Jadi, tidak ada yang menyadari bahwa selama tahun 1990-an, ITC tumbuh dengan mantap. Laboratorium-laboratorium baru dibangun di lokasi New Mexico; mereka pun menyewa lebih banyak pakar fisika. Dewan direktur Doniger pun ber-kembang dari enam menjadi dua belas orang. Semuanya CEO

  • MICHAEL CRICHTON

    48 Ilyas Maks eBooks Collection

    perusahaan-perusahaan, atau kapitalis ventura yang telah menanamkan modal di ITC. Semuanya menandatangani persetujuan yang tidak seimbang untuk menempatkan sejumlah besar obligasi pribadi sebagai jaminan, untuk mengikuti tes poligraf bila diminta, dan untuk mengizinkan telepon mereka disadap tanpa pemberitahuan lebih dulu. Sebagai tambahan, Doniger menuntut investasi minimal 300 juta dolar. Itu, ia menjelaskan dengan sombong, adalah harga sebuah kursi dalam dewan perusahaannya. "Kau ingin tahu apa yang kulakukan, kau ingin menjadi bagian dari apa yang kami laku-kan di sini, harganya sepertiga milyar dolar. Terserah apa keputusanmu. Aku tidak peduli."

    Tapi tentu saja ia peduli. ITC menderita kerugian besar: mereka telah menghabiskan lebih dari tiga milyar dolar selama sembilan tahun terakhir. Dan Doniger tahu bahwa ia membu-tuhkan lebih banyak uang.

    "Masalah pertama," kata Doniger. "Permodalan kita. Kita memerlukan satu milyar lagi sebelum mendapatkan hasil." Ia mengangguk ke arah ruang dewan "Mereka tidak akan membe-rikannya. Aku harus membuat mereka setuju untuk menerima tiga anggota baru dalam dewan."

    Gordon berkata, "Tidak mudah."

    "Aku tahu," kata Doniger. "Mereka sudah melihat kerugian kita, dan mereka ingin tahu kapan kita tidak lagi merugi. Mereka ingin melihat hasil nyata, dan itu yang akan kuberikan pada mereka hari ini."

    "Hasil nyata apa?"

    "Kemenangan," kata Doniger. "Keparat-keparat itu me-merlukan kemenangan. Beberapa kabar menggairahan tentang salah satu proyek."

  • MESIN WAKTU

    49 Ilyas Maks eBooks Collection

    Kramer menahan napas. Gordon berkata, "Bob! proyek-proyek kita semua jangka panjang."

    "Salah satu harus mendekati selesai. Katakanlah, Dor-dogne?"

    "Tidak. Aku tidak menyarankan pendekatan ini. "

    "Dan aku memerlukan kemenangan," kata Doniger. Profesor Johnston sudah berada di Prancis bersama rekan-rekan Yale-nya selama tiga tahun dengan uang kita. Kita harus mendapatkan sesuatu untuk menunjukkan bahwa kegiatan mereka tidak sia-sia."

    "Belum, Bob. Lagi pula, kita belum mendapatkan seluruh lahan."

    ''Kita sudah punya cukup lahan."

    "Bob..."

    "Diane akan berangkat ke sana. Dia bisa menekan mereka dengan baik."

    "Profesor Johnston tidak akan menyukainya."

    "Aku yakin Diane bisa menangani Johnston."

    Salah satu asisten membuka pintu ruang konferensi dan memandang ke lorong. Doniger berkata, "Sebentar lagi!" Tapi ia seketika melangkah ke pintu.

    Ia memandang kembali kepada mereka dari balik bahunya dan berkata, "Lakukan saja!" Lalu ia masuk ke dalam, menutup pintunya.

    Gordon berjalan bersama-sama Kramer menyusuri koridor. Sol sepatu Kramer yang tinggi mengetuk-ketuk lantai. Gordon melirik ke bawah dan melihat bahwa di bawah setelan hitam Jil Sander yang sangat sesuai dan berkesan resmi, Kramer menge-nakan sepatu tumit tinggi dengan model tali. Benar-benar

  • MICHAEL CRICHTON

    50 Ilyas Maks eBooks Collection

    penampilan klasik Kramer: menarik dan tidak terjangkau pada saat yang sama.

    Gordon berkata, "Apa kau tahu tentang hal ini sebelum-nya?"

    Kramer mengangguk. "Tapi belum lama. Dia memberita-huku sejam yang lalu."

    Gordon tidak mengatakan apa-apa. Ia menekan kejeng-kelannya. Gordon telah bekerja pada Doniger selam dua belas tahun, sejak hari-hari di Advanced Magnetics. Di ITC, ia memimpin operasi penelitian industri besar di dua benua, mempekerjakan lusinan pakar fisika kimia, komputer. Ia harus belajar sendiri tentang logam logam superkondusi, kompresi fraktal, quantum qubits, dan pertukaran ion aliran tinggi. Ia sangat andal menangani para ahli fisika yang cuma menguasai teori jenis yang paling buruktapi langkah demi langka kema-juan tercapai juga; perkembangan berjalan sesuai jadwal; biaya operasional berhasil dikendalikan. Tapi sekalipun ia sudah menunjukkan keberhasilan, Doniger masih tetap tidak memper-cayai dirinya sepenuhnya. .

    Kramer, di sisi lain, selalu menikmati hubungan khusus dengan Doniger. Ia memulai sebagai seorang pengacara di perusahaan hukum yang bukan milik Doniger, yang dikontrak untuk membereskan masalah-masalah hukum perusahaan. Doniger menganggapnya cerdas dan anggun, jadi ia mem-pekerjakan Kramer.

    Kramer menjadi kekasihnya selama setahun berikutnya dan sekalipun hubungan mereka telah lama berakhir, Doniger masih mendengarkannya. Selama beberapa tahun ini, Kramer berhasil menyelamatkan perusahaan dari sejumlah bencana potensial.

    "Selama sepuluh tahun," kata Gordon, "kita merahasiakan teknologi ini. Kalau dipikir-pikir, ini keajaiban. Traub insiden pertama yang berhasil lolos. Untung masalahnya berakhir di tangan polisi bodoh, dan tidak akan berkembang lebih jauh lagi. Tapi kalau Doniger mulai mendesak di Prancis, orang-

  • MESIN WAKTU

    51 Ilyas Maks eBooks Collection

    orang mungkin akan mulai menduga-duga. Sudah ada satu wartawan di Prancis yang mengejar-kejar kita. Bob bisa mem-bongkar rahasia ini habis-habisan."

    "Aku tahu dia sudah mempertimbangkan semua itu. Itu masalah besar kedua."

    "Kalau masyarakat tahu?"

    "Ya. Kemungkinan semuanya terungkap."

    "Dia tidak khawatir?"

    "Dia khawatir. Tapi tampaknya dia sudah punya rencana untuk menanganinya."

    "Kuharap begitu," kata Gordon. "Karena kita tidak bisa selalu mengandalkan kemungkinan polisi-polisi bodoh yang akan menangani masalah kita."

  • OFFICER James Wauneka datang ke Rumah Sakit McKinley keesokan paginya, mencari Beverly Tsosie.

    Ia bermaksud memeriksa hasil autopsi pria manula yang telah meninggal tersebut. Tapi menurut mereka Beverly sedang berada di Unit Pencitraan di lantai tiga. Jadi, ia naik ke sana.

    Ia menemukan Tsosie di ruang krem kecil di samping mesin scanner putih. Tsosie tengah bercakap-cakap dengan Calvin Chee, teknisi MRI. Chee tengah duduk di depan panel kendali komputer, mengganti-ganti sejumlal gambar hitam-putih, satu demi satu. Gambar-gamba tersebut menampilkan deretan lima bulatan. Saat Chee mengganti-gantinya, ling-karan-lingkaran tersebut semakin lama semakin mengecil.

    "Calvin," kata Tsosie waktu itu. "Ini mustahil. Ini pasti rekayasa."

    "Kau yang memintaku memeriksa datanya," kata Chee, "dan sekarang kau tidak mempercayaiku? Kuberitahu, Bev, ini bukan rekayasa. Ini nyata. Ini, ini tangan yang lainnya."

    Chee mengetikkan sesuatu, dan sekarang sebuah oval horizontal muncul di layar, dengan lima lingkaran pucat di dalamnya. "Oke? Ini telapak tangan kiri, dibelah tepat di bagian tengah." Ia berpaling memandang Wauneka. "Sama dengan apa yang kaulihat kalau kau meletakkan tanganmu di alas jagal dan membelah jadi dua."

    "Bagus sekali. Calvin."

    "Well, aku ingin semua orang mengerti dengan jelas." Ia kembali memandang layar. "Oke, ciri-ciri. Lima lingkaran bulat itu lima tulang palmar. Benda-benda ini urat tendon yang menuju jari-jari. Ingat, otot-otot yang menggerakkan tangan sebagian besar berada di lengan depan. Oke. Lingkaran kecil

  • MESIN WAKTU

    53 Ilyas Maks eBooks Collection

    itu arteri radial, yang menghantar darah ke tangan melalui pergelangan. Oke. Sekarang, kita bergerak keluar dari perge-langan, dalam potongan." Gambar di layar berubah. Lingkaran ovalnya menyempit, dan satu demi satu tulang-belulangnya terlepas, seperti seekor amuba yang membelah diri. Sekarang terdapat empat lingkaran. "Oke. Sekarang kita sudah melewati telapak tangan, dan kita cuma melihat jemarinya. Arteri-arteri kecil ada di setiap jari, membelah diri; semakin mendekati ujung jari, mengecil, tapi kau masih bisa melihatnya. Lihat, di sini dan di sini? Oke. Sekarang kita pindah ke ujung jari, tulangnya membesar. Itu digit batas, buku jari... dan sekarang... perhatikan arterinya baik-baik, lihat bagaimana mereka... bagian demi bagian... dan sekarang."

    Wauneka mengernyitkan kening. "Kelihatannya seperti ada yang tidak beres. Ada yang meloncat."

    "Memang," kata Chee. "Sambungan arterinya meleset. Tidak menyambung. Kutunjukkan lagi." Ia kembali ke seksi sebelumnya, lalu berikutnya. Kejadiannya terlihat jelaslingkaran- lingkaran arteri yang mungil tersebut bagai melom-pat ke samping. "Itu sebabnya orang itu menderita kelemayuh di jemarinya. Tidak ada sirkulasi darah di sana karena saluran arterinya tidak menyambung. Kelihatannya seperti tidak cocok atau bagaimana."

    Beverly menggeleng. "Calvin."

    "Benar, kan? Dan bukan cuma itu, di bagian-bagian lain dari tubuhnya juga ada. Seperti di jantung. Orang itu tewas karena gagal jantung besar? Tidak mengejutkan, karena din-ding-dinding ventrikularnya juga tidak menyambung. "

    "Bekas luka lama," kata Tsosie, menggeleng. "Calvin, yang benar saja. Dia sudah tujuh puluh satu tahun. Kalau ada yang tidak beres dengan jantungnya, jangan lupa organ itu sudah bekerja lebih dari tujuh puluh tahun. Sama dengan tangannya. Kalau arteri yang tidak tersambung dengan benar ini benar-benar ada, jemarinya pasti sudah putus bertahun-

  • MICHAEL CRICHTON

    54 Ilyas Maks eBooks Collection

    tahun yang lalu. Tapi tidak. Pokoknya, ini luka baru; yang memburuk sewaktu dia di rumah sakit."

    "Jadi, maksudmu apa, mesinnya rusak?"

    "Pasti begitu. Kau kan pernah mengalami kesalahan regis-trasi dari perangkat kerasnya? Dan terkadang ada kesalahan dalam piranti lunak pengukuran?"

    "Sudah kuperiksa mesinnya, Bev. Tidak ada ap apa."

    Tsosie mengangkat bahu. "Maaf, tapi aku tidak percaya. Kau ada masalah entah di mana. Look, kalau kau yakin benar, pergilah ke bagian patologi dan periksa sendiri mayatnya."

    "Sudah kucoba," kata Chee. "Mayatnya sudah diambil."

    "Sudah?" kata Wauneka. "Kapan?"

    "Jam lima pagi tadi. Seseorang dari perusahaannya.'

    "Well, perusahaannya berada di Sandia," kata Wauneka. "Mungkin mereka masih membawa mayatnya..."

    "Tidak." Chee menggeleng. "Mereka mengkremasinya tadi pagi."

    "Sungguh? Di mana?"

    "Rumah Mayat Gallup."

    "Mereka mengkremasinya di sini?" kata Wauneka.

    "Kuberitahu," kata Chee, "jelas ada sesuatu yang tidak beres tentang orang ini."

    Beverly Tsosie melipat tangan di dada. Ia memandang ke kedua pria tersebut. "Tidak ada yang aneh," katanya. "Perusa-haannya bertindak begitu karena mereka bisa mengatur semua-nya melalui telepon, interlokal. Hubungi rumah mayat, mereka datang dan mengkremasinya. Selalu begitu, terutama kalau tidak ada keluarga. Sekarang hentikan omong kosong ini," katanya, "dan panggil teknisi untuk memperbaiki mesinnya. Mesin MRI-mu bermasalahdan itu masalahnya."

  • MESIN WAKTU

    55 Ilyas Maks eBooks Collection

    Jimmy Wauneka ingin menyelesaikan kasus Traub secepat mungkin. Tapi di UGD ia melihat sebuah kantong plastik berisi pakaian dan barang-barang milik pria manula tersebut. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali menghubungi ITC sekali lagi. Kali ini ia berbicara dengan wakil presiden yang lain, Ms. Kramer. Dr. Gordon sedang rapat dan tidak bisa dihubungi.

    "Ini tentang Dr. Traub," katanya.

    "Oh ya."

    Wauneka mendengar desahan bernada sedih dari ujung seberang.

    "Dr. Traub yang malang. Dia orang baik."

    "Mayatnya dikremasi tadi pagi, tapi sejumlah barang pribadinya masih di sini. Apa yang kalian inginkan dengan barang-barang itu?"

    "Dr. Traub tidak memiliki keluarga yang masih hidup," kata Ms. Kramer. "Kuragukan kalau ada orang di sini yang menginginkan pakaiannya, atau benda lain. Barang apa yang Anda maksudkan?"

    "Well, ada sebuah diagram di sakunya. Kelihatannya seper-ti denah gereja, atau mungkin biara."

    "Hmm."

    "Kau tahu kenapa dia membawa diagram sebuah biara?"

    "Tidak, aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Bicara sejujurnya, Dr. Traub memang agak aneh beberapa minggu terakhir ini. Dia agak depresi sejak kematian istrinya. Anda yakin itu gambar biara?"

    "Tidak, aku tidak yakin. Aku tidak tahu gambar apa itu. Anda menghendaki diagramnya?"

    "Kalau Anda tidak keberatan mengirimkannya."

    "Dan bagaimana dengan benda keramik ini?"

  • MICHAEL CRICHTON

    56 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Benda keramik?"

    "Dia membawa sepotong keramik. Kubus sekitar satu inci, dan ada stempel ITC."

    "Oh. Oke. Itu bukan masalah."

    "Aku penasaran benda apa ini."

    "Benda apa itu? Itu kartu identitas."

    "Tidak seperti kartu identitas yang pernah kulihat."

    "Itu jenis baru. Kami menggunakannya di sini untuk me-lewati pintu keamanan, dan yang lainnya."

    "Anda juga menginginkan benda ini?"

    "Kalau tidak merepotkan. Dengar, kuberikan nomor FedEx kami, dan Anda tinggal menuliskannya di amplop, lalu mengi-rimkannya."

    Jimmy Wauneka menutup teleponnya dan berpik ir, Omong kosong.

    Ia menghubungi Pater Grogan pastor di gereja Katolik setem-pat, dan menceritakan tentang diagram tersebut padanya, juga singkatan di bagian bawah: mon.ste.me

    "Itu pasti Biara Sainte-Mre," kata pater itu seketika

    "Jadi, itu memang gambar biara?"

    "Oh, jelas sekali."

    "Di mana?"

    "Aku tidak tahu. Namanya berbau Spanyol. Mre dalam bahasa Prancis berarti 'Ibu.' Ibu Santa berarti Perawan Maria. Mungkin di Louisiana."

    "Bagaimana aku bisa menemukannya?"

  • MESIN WAKTU

    57 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Aku punya daftar biara-biara di sini, entah di mana. Hubungi aku satu atau dua jam lagi, biar kucari dulu. "

    "Maaf, Jimmy. Aku tidak melihat ada misteri di sini."

    Carlos Chavez adalah asisten kepala polisi Gallup, seben-tar lagi pensiun, dan ia telah menjadi penasihat Jimmy Wau-neka sejak awal. Sekarang ia bersandar di kursinya dengan kaki di meja, mendengarkan Wauneka dengan ekspresi sangat skeptis.

    "Well, masalahnya begini," kata Wauneka. "Mereka menemukan pria ini di Ngarai Corazn, sinting dan mengoceh tidak keruan. Tapi dia tidak menderita sengatan matahari, tidak mengalami dehidrasi, atau penyakit khas padang pasir lainnya."

    "Jadi, dia dibuang. Keluarganya yang membuangnya di sana."

    "Tidak. Dia tidak punya keluarga lagi."

    "Oke, kalau begitu dia sendiri yang pergi ke sana."

    "Tidak ada yang melihat mobil."

    "Kata siapa?"

    "Orang-orang yang menemukannya."

    Chavez mendesah. "Kau sudah pergi ke Ngarai Corazn, dan mencari mobilnya sendiri?"

    Wauneka ragu-ragu. "Tidak."

    "Kautelan omongan orang lain mentah-mentah?"

    "Ya. Kurasa begitu."

    "Kaurasa? Artinya mobil itu mungkin masih ada diluar sana."

    "Mungkin. Yeah." Oke. Jadi, apa tindakanmu selanjut-nya?"

  • MICHAEL CRICHTON

    58 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Kuhubungi perusahaannya, ITC."

    "Dan apa kata mereka?"

    "Kata mereka dia menderita depresi karena kematian istrinya."

    "Masuk akal."

    "Entahlah," kata Wauneka. "Aku sempat menelepon gedung apartemen tempat tinggal Traub, berbicara dengan manajer gedungnya. Istri Traub meninggal setahun yang lalu."

    "Jadi, kejadian ini kebetulan berlangsung mendekati ulang tahun kematian istrinya, bukan? Biasanya memang begitu, Jimmy."

    "Kupikir sebaiknya aku ke sana dan bercakap-cakap de-ngan beberapa orang di ITC Research."

    "Untuk apa? Mereka dua ratus lima puluh mil dari tempat orang itu ditemukan."

    "Aku tahu, tapi..."

    "Tapi apa? Berapa kali kita mengalami wisatawan yang tersesat hingga masuk ke reservasi? Tiga, empat kali setahun? Dan separuh di antaranya tewas, benar? Atau mereka tewas sesudah ditemukan, benar?"

    "Ya...."

    "Dan alasannya selalu salah satu dari dua. Entah mereka anggota Era Baru dari Sedona yang datang untuk berkumpul dengan dewa elang dan tersesat, mobil mereka mogok, atau mereka penderita depresi. Salah satu. Dan orang ini depresi."

    "Begitu kata mereka...."

    "Karena istrinya meninggal. Hei, aku percaya." Carlos mendesah. "Ada yang depresi, ada yang bersukacita."

    "Tapi ada beberapa pertanyaan yang tidak terjawab," kata Wauneka. "Ada semacam diagram, dan sebuah chip keramik..."

  • MESIN WAKTU

    59 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Jimmy. Selalu ada pertanyaan tanpa jawaban. " Chavez memicingkan mata menatapnya. "Ada apa? Apa kau mencoba membuat dokter yang manis itu terkesan?"

    "Dokter apa?"

    "Kau tahu siapa yang kumaksud."

    "Sialan, tidak. Menurutnya tidak ada yang aneh dengan kasus ini."

    "Dia benar. Lupakan saja."

    "Tapi.. ."

    "Jimmy." Carlos Chavez menggeleng. "Dengarkan aku. Lupakan saja."

    "Oke."

    "Aku serius."

    "Oke," kata Wauneka. "Oke, akan kulupakan."

    Keesokan harinya, polisi di Shiprock menangkap segerombolan remaja tiga belas tahunan yang tengah berputar-putar meng-gunakan mobil bernomor New Mexico. STNK di laci mobil atas nama Joseph Traub. Bocah-bocah tersebut mengaku mene-mukan mobilnya di tepi jalan selewat dari Ngarai Corazn, dengan kunci masih di tempatnya. Mereka minum-minum, dan bagian dalam mobil benar-benar kotor akibat tumpahan bir.

    Wauneka tidak mau bersusah payah memeriksanya.

    Sehari setelah itu, Pater Grogan meneleponnya. "Sudah kuperiksa,'' katanya, "dan tidak ada biara bernama Sainte-Mre, di mana pun di dunia ini."

  • MICHAEL CRICHTON

    60 Ilyas Maks eBooks Collection

    "Oke," kata Wauneka. "Trims" Tepat seperti dugaannya. Jalan buntu lagi.

    "Dulu pernah ada biara dengan nama itu di Prancis, tap i sudah dibumihanguskan pada abad keempat belas. Sekarang cuma reruntuhan. Malahan saat ini reruntuhannya sedang digali lagi oleh para arkeolog dari Yale dan Universitas Toulouse. Tapi kukira tidak banyak yang tersisa di sana."

    "Hmm...." Tapi lalu ia teringat beberapa hal yang dikata-kan pria manula tersebut sebelum meninggal. Beberapa rima yang tidak masuk akal. "Yale di Prancis, tidak punya kesem-patan." Semacam itu.

    "Di mana?" katanya.

    "Di barat laut Prancis, dekat Sungai Dordogne."

    "Dordogne? Bagaimana ejaannya?" kata Wauneka.