(l) dan Hal yangfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2007/AGP1703003.pdf(pengolahan tanaman) dan P...

13
EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN YANG SESUAI UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN DI DAS POSALU KECAIV1ATAN WANG I-WANC I KABUPATEN WAKATOBI Oleh: Sitti Marwaht, La Ode Alwit, Ismawati, don L.M. Ssniwut ABSTRACT The objective of this research were (l) to evaluate land use with and capability classes, (2) to study land managemenl planning and crops that can be applied by farmers with then capability and treat erosion, and (3) alternative to recommendation of land management by sustainable agriculture system. The research conducted at posalu watershed in wangi-wangi district wakatobi regency on June until September 2005. Research method consigted ofpreparation, pre survey, main survey, analysis ofdata and presentation of result of composed of land utilization evaluation, erosion prediction, tolerable soil loss (TLS) and agro technology analysis, and alternative recommendations of cropping pattem and agro technologies. Result of this research showed that land capability classes of the area consisted of class IIl, IV, V, VI and VII by limiting factors are slope, rock and shallow solum soil. The land use garden by cropping pattern, agro technology and activity conservation has more erosion then TLS, that is land unit 2 (54,7 ton-r.har.yearr), unit 4 (534,7 ton-r.ha-r.yearr), unit l4 (141,6 ton-r.ha-r.yearr), unit 16 (74,7 ton-l.har.yearr) and l7 (291,4 ton-r.ha-r.yearr), except in land unit I (3,3 ton-r.har.yeartl of land capability class IV and unit l5 (4,3 ton- r.ha-r.yearr; of land capability class V is lower erosion. Agro technology suggest following recommendation : a) crops management by mixed garden: corn + peanut + mulching by organic matter, b) crops rotation of paddy gogo with corn, c) planting of pineapple follow contour, d) paddy gogo + com + cassava + mulching organic 6 ton-'. ha-' after that was rotation by peanut. Keywords : management, land capability, erosion, degradation, conservation and sustainable agriculture. PEIIDAHULUAN Lahan merupakan salah satu komponen sumberdaya alam yang keber- adaan dan luasnya terbatas. Meningkatnya kebutuhan manusia terhadap lahan menyebabkan tekanan penduduk terhadap lahan semakin meningkat. Pengelolaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan terutama di daerah DAS akan menyebabkan kerusakan (degradasi) yang mengakibatkan penurunan produktivitas lahan dan kerusakan ekosistem DAS. Untuk itu dalam pengelo- laan penggunaan lahan usahatani harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik DAS. Karakteristik DAS sangat menentukan dalam mencapai tujuan pengelolaan DAS. Tujuan pengelolaan DAS adalah: (l) menggunakan sumberdaya lahan secara rasional untuk produksi maksimum dan lestari, (2) menekan kerusakan yang seminimal mungkin termasuk erosi dan sedimentasi, (3) distribusi air merata sepanjang tahun, (4) mampu mempertahankan DAS yang bersifat lentur (resilient) serta (5) adanya pemerataan pendapatan (Sinukaban, 1 99 I ). DAS Posalu merupakan salah satu DAS yang berada di Kecamatan Wangi- Wangi, dengan luas DAS 2.056,00 ha terdapat berbagai macam penggunaan lahan diantaranya hutan 269,17 ha, semak belukar 49,18 ha, pemukiman I10,09 ha dan kebun campuran 1.627,56 ha, dengan bentuk wilayah datar hingga curam (Survey lapang, 2005). Dalam sistem hidroligisnya, DAS Posalu sudah terganggu akibat adanya kegiatan penebangan sumberdaya hutan menjadi daerah pertanian dan pemukiman. Dampak.yang ditimbulkan dari kegiatan di atas yaitu terjadi penurunan kualitas tanah akibat erosi. Keadaan ini sebagai akibat dari pengelolaan lahan yang keliru dan pola pertanian yang tidak sesuai. Hal ini disebabkan karena pengetahuan masyarakat tentang pola penggunaan lahan terutama ) Slaf Pengojar pada Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian ttnirersi/as Hitualei Kffii. 8t

Transcript of (l) dan Hal yangfaperta.uho.ac.id/agriplus/Fulltext/2007/AGP1703003.pdf(pengolahan tanaman) dan P...

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN YANG SESUAI UNTUK MENDUKUNG PERTANIANBERKELANJUTAN DI DAS POSALU KECAIV1ATAN

WANG I-WANC I KABUPATEN WAKATOBI

Oleh: Sitti Marwaht, La Ode Alwit, Ismawati, don L.M. Ssniwut

ABSTRACT

The objective of this research were (l) to evaluate land use with and capability classes, (2) tostudy land managemenl planning and crops that can be applied by farmers with then capability and treaterosion, and (3) alternative to recommendation of land management by sustainable agriculture system. Theresearch conducted at posalu watershed in wangi-wangi district wakatobi regency on June until September2005. Research method consigted ofpreparation, pre survey, main survey, analysis ofdata and presentationof result of composed of land utilization evaluation, erosion prediction, tolerable soil loss (TLS) and agrotechnology analysis, and alternative recommendations of cropping pattem and agro technologies. Result ofthis research showed that land capability classes of the area consisted of class IIl, IV, V, VI and VII bylimiting factors are slope, rock and shallow solum soil. The land use garden by cropping pattern, agrotechnology and activity conservation has more erosion then TLS, that is land unit 2 (54,7 ton-r.har.yearr),unit 4 (534,7 ton-r.ha-r.yearr), unit l4 (141,6 ton-r.ha-r.yearr), unit 16 (74,7 ton-l.har.yearr) and l7 (291,4ton-r.ha-r.yearr), except in land unit I (3,3 ton-r.har.yeartl of land capability class IV and unit l5 (4,3 ton-r.ha-r.yearr; of land capability class V is lower erosion. Agro technology suggest followingrecommendation : a) crops management by mixed garden: corn + peanut + mulching by organic matter, b)crops rotation of paddy gogo with corn, c) planting of pineapple follow contour, d) paddy gogo + com +cassava + mulching organic 6 ton-'. ha-' after that was rotation by peanut.

Keywords : management, land capability, erosion, degradation, conservation and sustainableagriculture.

PEIIDAHULUAN

Lahan merupakan salah satukomponen sumberdaya alam yang keber-adaan dan luasnya terbatas. Meningkatnyakebutuhan manusia terhadap lahanmenyebabkan tekanan penduduk terhadaplahan semakin meningkat. Pengelolaan lahanyang tidak sesuai dengan kemampuan lahanterutama di daerah DAS akan menyebabkankerusakan (degradasi) yang mengakibatkanpenurunan produktivitas lahan dan kerusakanekosistem DAS. Untuk itu dalam pengelo-laan penggunaan lahan usahatani harusmemperhatikan hal-hal yang berkaitandengan karakteristik DAS. KarakteristikDAS sangat menentukan dalam mencapaitujuan pengelolaan DAS. Tujuan pengelolaanDAS adalah: (l) menggunakan sumberdayalahan secara rasional untuk produksimaksimum dan lestari, (2) menekankerusakan yang seminimal mungkintermasuk erosi dan sedimentasi, (3) distribusi

air merata sepanjang tahun, (4) mampumempertahankan DAS yang bersifat lentur(resilient) serta (5) adanya pemerataanpendapatan (Sinukaban, 1 99 I ).

DAS Posalu merupakan salah satuDAS yang berada di Kecamatan Wangi-Wangi, dengan luas DAS 2.056,00 haterdapat berbagai macam penggunaan lahandiantaranya hutan 269,17 ha, semak belukar49,18 ha, pemukiman I10,09 ha dan kebuncampuran 1.627,56 ha, dengan bentukwilayah datar hingga curam (Survey lapang,2005). Dalam sistem hidroligisnya, DASPosalu sudah terganggu akibat adanyakegiatan penebangan sumberdaya hutanmenjadi daerah pertanian dan pemukiman.Dampak.yang ditimbulkan dari kegiatan diatas yaitu terjadi penurunan kualitas tanahakibat erosi. Keadaan ini sebagai akibat daripengelolaan lahan yang keliru dan polapertanian yang tidak sesuai. Hal inidisebabkan karena pengetahuan masyarakattentang pola penggunaan lahan terutama

) Slaf Pengojar pada Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian ttnirersi/as Hitualei Kffii. 8t

82

teknologi pengelolaan lahan yang masihkurang dan data karateristik fisik DAS masihterbatas sehingga memungkinkan terjadinyaerosi tanah terutama yang memilikikemiringan lereng > 45Yo. Erosi ini terjadiselain diakibatkan oleh adanya pengelolaanlahan yang tidak sesuai dengan kemampuanlahan, juga diakibatkan oleh kondisi tanahyang sangat peka terhadap erosi. Hasil surveylapang pada DAS Posalu menunjukan bahwaluas penyebaran inceptisol yaitu 889,36 haatau 43,25 o/o dan Entisol seluas 1.166,52 haatau 56,74 Yo dan merupakan luasan terbesar.

Entisol adalah salah satu jenis tanahyang tergolong tanah muda dan tingkathorison yang kurang berkembang, hal inidisebabkan beban induk yang sangat resistendan pelapukan sangat lambat (Harpstead etal, 1998 dolam Marwah 2002). Lain halnyadengan Inceptisol yang merupakan tanahmineral yang sudah mulai menunjukanperkembangan horison pedogenik lain,sebagai tambahan selain telah terbentukepipedon okrik dan horison albik yangdiperbolehkan pada Entisol (Subagyo et al2000 dalam Haryati 2A04. Entisol danInceptisol pada daerah dengan curah hujantinggi dengan kemiringan lereng yang curammerupakan daerah sumber erosi. Erosi yangsangat kuat dapat menyebabkan bahan-bahanyang tererosi lebih banyak dari yangterbentuk melalui proses pembentukan tanah.Entisol di lahan kering pada daerah tropikabasah umumnya masam dan kesuburanrendah. Demikian pula dataran pantaiberpasir yang umumnya alkalis dan berkadargaram tinggi. Penguapan yang tinggi padaInceptisol dapat menurunkan kualitas tanah,karena dengan adanya penguapan yang tinggimenimbulkan salinitas tanah. Salinitas yangtinggi ini erat hubungannya dengan kadarnatrium akibat adanya instrusi air laut padamusim kemarau/kering. Pada kondisi yangsangat masam sejumlah hara tidak tersedia.Ketersediaan fosfat menjadi sangat terbatas,karena fosfat diikat oleh Al dan Fe menjadiAl/Fe-fosfat yang tidak larut pada pH rendah.

Untuk mencapai penggunaan lahanberkelanjutan pemeliharaan kualitas tanahsesuai kondisi alami sangat penting. Olehkarena itu, tanah Entisoldan Inceptisol bukan

berarti tidak berpotensi dan tidak dapatdiusahakan^Idimanfaatkan untuk tujuanproduksi dalam memenuhi kebutuhanpangan, sandan dan papan bagi masyarakat diWilayah DAS, tetapi pengelolaannya perludiperhatikan.

Penelitian ini bertujuan untuk (l)mengevaluasi penggunaan lahan berdasarkankelas kemampuan lahan, (2) mengkajiperencanaan pengelolaan lahan dan tanamanyang dapat diterapkan berdasarka kelaskemampuan lahan dan aneaman erosi dan (3)merekomendasikan alternatif pengelolaanlahan me lal u i sistem pertan ian berkelanj utan.

METODE

Penelitian ini telah dilaksanakan diDAS Posalu, Kecamatan Wangi-WangiKabupaten Wakatobi Propinsi SulawesiTenggara, yang berlangsung dari bulan Junisampai September 2005. Peralatan yangdigunakan dalam penelitian yaitu : kompas,double ring. bor fanah, kantung plastik, pisaulapang, ke(as label, pacul, kartu deskripsidan ring sampel, meter, abney level, alat tulismenulis serta seperangkat komputer untukpengolahan dan analisis data.

Data yang data digunakan dalampenelitian ini adalah data primer yang terdiri;data bio-fisik lahan (permeabilitas tanah,kemiringan dan panjang lereng, drainase,kedalaman efektif tanah, tekstur dan bahanorganik) dan jenis tanaman yang diusahakanpetani, digunakan untuk evaluasi peng-gunaan lahan dan kelas kemampuan lahan.Data sekunder terdiri atas; data curah hujanrata-rata bulanan dan harian maksimumtertentu dari stasiull pengamatan terdekat,Peta Rupa Bumi skala I : 50.000, Peta RupaRurni skala I : 50.000 lembar Wanci nomor23 10-51 edisi I tahun lg92, peta LandSystem and Suitability, Reppprot skala I :

250.000 tahun 1998, Peta administrasiKabupaten Buton BPN skala I : 50.000 tahun2003, Peta geologi Lembar Tukang besiSulawesi Tenggara skala I : 25.000 tahun1994, dan penggunaan lahan di DAS posalu,masing-masing skala I : 50.000. dan faktor C

AGRIPLUS, volume 17 Nomor 03 september 200I rssN 0gs4-0lzg

(pengolahan tanaman) dan P (teknologikonservasi tanah) dari hasi l-hasi I penel itian.

Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode survey, denganjarak observasi bebas (fret survey).Penentuan unit lahan berdasarkan hasiltumpang tindih peta-peta tematik berupa petatopografi, peta geologi, peta penggunaantanah dan peta jenis tanah menghasilkan petaunit lahan. Tipe observasi dilapangandilakukan teknik pengeboran dan peng-ambilan contoh tanah pada titik pengambilansampel pada masing-masing unit lahan.Metode penelitian terdiri atas empat tahapyaitu pertama tahap persiapan, surveypendahuluan, survey utama serta analisisdata dan penyajian hasil. Data fisik lahanyang telah diperoleh digunakan untukmenentukan kelas kemampuan lahan danprediksi erosi sebagai bahan pertimbangandalam penentuan alternatif pengelolaan lahanyang sesuai di DAS Posalu. Tahapan analisisuntuk menyusun p€rencanaan alternatifpengelolaan lahan dilakukan denganlangkah-langkah sebagai berikut: (a) evaluasikesesuaian penggunaan lahan berdasarkankelas kemampuan lahan sebagaimana yangdikemukakan oleh Klingebiel dan

83

Montgomery (1973) yang dimodifikasikanoleh Arsyad (2000), (b) prediksi erosi yandihitung dengan persamaan Universal SoilLoss Equation (USLE) dan penentuan nilaiEtol ditentukan dengan persamaan (Wooddan Dent, 1983 dalam Alwi, 2004), dan (c)dan teknologi konservasi tanah dan alternatifpengelolaan lahan didasarkan pada nilai CP(faktor tanaman dan teknik konservasi) yangdapat diterapkan pada .berbagai jenispengelolaan lahan Penetapan nilai CPdidasarkan dari bcrbagai penelitian terdahuludan sumber-sumber yang ada sepertiHammer (1981) dan Arsyad (2000) denganmempertimbangkan kondisi lahan aktual(enis tanaman, pola tanam dan teknikkonservasi).

Penentuan kelas kemampuan lahandilakukan pada masing-masing unit lahanberdasarkan informasi karateristik biofisiklahan seperti kemiringan lereng, kepekaanerosi tanah, tingkat erosi yang terjadi,kedalaman tanah (solum), tekstur, perrnea-bilitas, drainase, kerikil/batuan, ancamanbanjir dan salinitas. Kriteria untukmenentukan kelas kemampuan lahandisajikan pada Tabel l.

Tabel l. Kriteria kelas k n lahan berdasarkan faktor

Faktor Penghambat Kelas KemampuanII III IV

NoVIIVII

I Lereng permukaan (l)2 Kepekaan erosi (KE)3 Tingkat erosi(e)4 Kedalaman tanah (t)5 Tekstur lapisan atas (t)6 Tekstur lapisan bawah7 Permeabilitas anah (p)8 Drainase (d)9 Kerikil/batuan (b)l0 Ancaman banjir (O)

l-2 3 4-s (*) (*) (*) (*)2

I

36J2

00

I00

I

0

20I

l-3 l-3 t-4 t-4 (n) l-4 l-4r-3 t-3 1-4 1-4 (*) l_4 l-42-3 2-3 2-3 2-3

(**) 4 (*)(*) (*) (*)

5

5l (*) (*) s5 1**1 (**) 03

I

2

423

34

(*) (*) 4(**) (**) (*)ot2:(**t'a'i*ii*i

Stnbcr Arsyad (2000)Ket : (') = dapat mempunyai sebaran sifat faclor penghambal

(.*r) = umumnya terdapat di.taerah rniring beriklirn panas

Dari Tabel di atas menunjukkanbahwa arahan penggunaan lahan pada tingkatkelas secara umum (USDA dalam Arsyad,2000) diuraikan sebagai berikut:

(*r) = tidak berlaku

Kelas I (pertanian sangat intensif), memilikisedikit hambatan yang membatasipenggunaannya. Sesuai untuk berbagaipenggunaan pertanian dari tanaman

AckrPlas,volume 17 Nomor L3september z00z rssN0gs4-012g

84

semusim, tanaman rumput, padang rumput,hutan dan cagar alam. Tindakan pengelolaanyang diperlukan ditujukan untuk memeliharaproduktivitas seperti pemupukan, peng-apuran, tanaman penutup tanah, penggunaan

sisa tanaman, pupuk kandang dan pergilirantanaman.Kelas II (pertanian intensif); memilikibeberapa hambatanlancaman kerusakan yang

mengurangi pilihan penggunaannya atau

mengakibatkannya memerlukan tindakankonservasi yang sedang. Tanah kelas inisesuai untuk berbagai penggunaan sepertitanaman semusim. tanaman rumput, padang

pengembalaan, hutan produksi. hutanlindung dan cagar alam. Memerlukantindakan pengelolaan yang sedang sepertiguludan, penanaman dalam strip,pengolahan tanah menurut kontur, pergilirantanaman dan pemupukan.Kelas III (pertanian sedang): memilikihambatan yang lebih berat dari tanah-tanahkelas II dan jika digunakan memerlukantindakan konservasi biasanya lebih sulitditerapkan dan dipelihara. Tanah kelas inisesuai untuk tanaman semusim, padangrumput, hutan produksi, hutan lindung dansuaka margasatwa. Tindakan pengelolaanyang diperlukan adalah penanaman dalamstrip, penggunaan mulsa" pergiliran tanamanatau kombinasi dari tindakan tersebut.Kelas IY (pertanian terbatas); memilikihambatan yang lebih besar dari tanah kelasIII dan pemilihan tanaman lebih terbatas.Tanah kelas ini sesuai untuk tanamansemusim, padang pengembalaan, hutanproduksi, hutan lindung atau suaka alam.Tindakan pengelolaan yang diperlukanadalah teras bangku, saluran bervegetasi,dam penghambat, tindakan-tindakanpemeliharaan kesuburan dan kondisi fisiktanah.Kelas V (pebgembalaan intensif); memilikihambatan yang membatasi pilihan macampenggunaan dan tanaman, dan pengambat

pengolahan tanah bagi tanaman semusimberupa topografi datar atau hampir datartetapi tergenang air, sering terlanda banjir,atau berbatu-batu atau iklim yang tidaksesuai. Tanah kelas ini sesuai untuk tanamansemusim, tanaman rumput, padangpengembalaan, hutan produksi, hutanlindung dan suaka alam. Tindakanpengelolaan yang diperlukan ditujukan untukmengurangi intensitas faktor' penghambatberupa genangan air tetap, sering banjir atauberbatu-batu.Kelas VI (pengembalaan sedang); memilikihambatan berat yang tidak dapat dihilangkan.Tanah kelas ini terletak pada lereng yangagak curam yang menyebabkan tidak sesuai

untuk pertanian, penggunaannya terbatasuntuk tanaman rumput atau padangpengembalaan, hutan produksi, hutanlindung atau cagar alam.Kela; VII (pengembalaan terbatas); memilikihambatan atau ancaman kerusakan yangberat dan tidak dapat dihilangkan sepertilercng curam, tererosi sangat berat, daerahperakaran sangat dangkal. Tanah-tanah kelasini sesuai untuk padang rumput dan hutanproduksi dengan pencegahan erosi yangsangat berat. Tindakan-tindakan konservasiyang diperlukan adalah teras bangku,konservasi vegetasi dan pernupukan.Kelas YIII (cagar alam); memiliki hambatanberupa lereng yang sangat curam, berbatuatau kapasitas menahan air sangat rendah.Tanah kelas ini sebaiknya dibiarkan dalamkeadan alami sebagai hutan lindung, cagaralam dan tempat rekreasi.

HASIL DAN PbMBAHASAN

Penggurtan Lahan di DAS PosaluPenggunaan lahan di DAS Posalu

berdasarkan luas dan jenisnya ditampilkanpada di bawah ini:

AGRIPLUS, Volume 17 Nomor 03 Septembet 2M7, ISSN 0854-0U8

85

Tabel2. Luas dan jenis penggunaan lahan diwilayah DAS PosaluNo. Penggunaan Lahan Luas (ha) Luas (%)L2.

3.

4.

Pemukiman

Kebun Campuran

Semak BelukarHutan

I 10,09

1.627,56

49,18

269.17

5,36

79,16

2,39

13,09

Jumlah 2.056,00 100,00:tumber: Jurvcy Lapang, J(rut

Hasil observasi menujukan bahwapenggunaan lahan yang paling dominan yaitukebun campuran dengan luas 1.627,56 ha(79,16yo) dengan tingkat kemiringan lerengberkisar antar datar sampai curam, sedangkanhutan yang merupakan daerah ekologis bagiDAS hanya seluas 269,17 ha atau (l3,Q9o/o).Penyempitan luas hutan pada umumnyadisebabkan oleh adanya kegiatan penebanganhutan berupa penebangan kayu, dankemudian dikonversi menjadi daerahpertanian dan pemukiman yang dilakukanoleh masyarakat baik yang berrnukim didalam maupun di luar DAS Posalu. Hutanpada umumnya terdapat di daerah hulu sub-sub DAS yang secara ekologis merupakandaerah tangkapan (cotchment area). Olehkarena itu, terjadinya penyempitan luas hutandari tahun ketahun harns mendapat perhatianyang serius sehubungan dengankeberlanjutan diseluruh kawasan DASkhususnya aspek Hidrologis. Sebagaimanadikernukakan oleh Pasaribu (1999) dalamAlwi (2004), bahwa peran strategis DASsebagai unit pengelolaan sumberdayasemakin nyata pada saat hutan tidak dapatberfungsi optimal sebagai media pengaturtata air dan penjamin kualitas air yangmencerminkan dengan terjadinya banjir,kekeringan dan tingkat sedimentasi yangtinggi. Meskipun dalam prosesnya, kejadian-kejadian tersebut merupakan fenomena yangtimbul sebagai akibat dari terganggunya

fungsi DAS sebagai kesatuan sistem yangmengakibatkan kompleksistas proses yangberlaku didalam DAS.

Mengingat fungsi hutan di dalamwilayah DAS, maka upaya pelestariannyamutlak dilakukan. Oleh karena itu,keterlibatan berbagai pihak yang terkait(stakeholder) secara langsung atau tidaklangsung sangat penting agar konversi ataualih fungsi hutan tetap terjaga dan dapatdikendalikan sampai ambang batas yangtidak membahayakan. Alih fungsi hutanuntuk penggunaan yang lebih meng-untungkan dan sesuai kemampuan lahannyaserta agroteklonologi yang dapat dilak-sanakan sehingga dampak kerusakan lahanmaupun DAS dapat dicegah minimalmungkin.

Evaluasi Kesesualan PenggunaanLahan

Evaluasi kesesuaian penggunaanlahan dimaksudkan untuk mengetahuikesesuaian entara pengunaan lahan dengankelas kemampuan lahan, agar dapatberproduksi secana berkelanjutan tanpamengalami kerusakan lahan meliputi tekstur,permeabilitas, kedalaman efektif tanah,panjang dan kemiringan lereng, drainase,batuan, tingkat bahaya erosi dan banjir ataugenangan. Hasil evaluasi penggunaan lahandi DAS Posalu disajikan pada Tabel 3.

AGRIPLUS, Volume 17 Nomor 03 September 2M7, ISSN hgF,t-hl&g

86

Tabel 3. Hasil evaluasi kesesuaian penggunaan lahan di DAS Posalu.Kelas

Kemampuan LahanUnit Pengelolaan

LahanPenggunaan

LahanKesesuaian

Penggunaan LahanUnit

I-ahaniltIVVVIVII

vb3VI14

VIII5

il td3 l4 Kebun Campuran SeauA-lvk2, lvb2kz,lVbZ 1,2,16 Kebun Campuran Sesuai

Sumhcr : Suruey lapang 2005

Hasil pengamatan dan pengukuranparameter fisik lahan menunjukan bahwapenggunaan lahan kebun campuran yangberada di Wilayah DAS Posalu terdapatdalam kelas kemampuan lahan III ,lV ,V,VI, dan VII.Lahan kelas ffl,lanah di lokasi penelitiandi golongkan sebagai lahan kelas III denganfaktor pembatas adalah drainase, terdapatpada unit lahan 14 dengan penggunaan lahankebun campuran. Tanah kelas ini sesuaiuntuk tanaman semusim, padang rumput,hutan produksi, hutan lindung dan suakamargasatwa. Lahan kclas IV, tanah dilokasi penelitian yang tergolong lahan kelasIV adalah unit lahatr I 2, dan 16, memilikifaktor pembatas batuan dan kedalamanefektif tanah. Tanah kelas ini sesuai untuktanaman semusim, padang pengembalaan,hutan produksi, hutan lindung atau suakaalam.Lahan kelas V, tanah di lokasi penelitianyang tergolong lahan kelas V adalah unitlahan 3, dan 15 dengan faktor pembatasadalah batuan. Tindakan pengelolaan yangdiperlukan ditujukan untuk mengurangiintensitas faktor penghambat tersebut. Lahankelas ini sesuai untuk untuk tanamansemusim, tanaman rumput, padangpengembalaan, hutan produksi, hutan lindungdan suaka alam. Lahon kelas VI, tanah dilokasi penelitian di golongkan sebagai lahankelas Vl yaitu terdapat pada unit lahan 17,memiliki faktor penghambat kemiringanlereng agak curam (3045%\, oleh karenawilayah ini digunakan untuk kebuncampuran dengan jenis tanaman berkayu,maka diperlukan pengelolaan dan tindakankonservasi yang tepat. Lahan kelas VII,tanah di lokasi penelitian di golongkan dalam

3,1 5 Kebun Campuran Sesuai

17 Kebun Campuran Sesuai

Kgbqn -C"qTp!gu-! !glugi__

lahan kelas VII yaitu terdapat pada unit lahan4, memiliki hambatan atau ancamankerusakan yang berat dan tidak dapatdihilangkan seperti lereng curam (>45%),tererosi sang at berat dan daerah perakaranyang dangkal. Tanah-tanah dalam kelas inisesuai untuk padang rumput dan hutanproduksi dengan pencegahan erasi yangsangat berat, tindakan konservasi yangdiperlukan adalah teras bangku, konservasivegetasi dan pemupukan.

Berdasarkan hasil evaluasikemampuan lahan, maka dapat disajikanbahwa pengunaan lahan di DAS Posaluberada pada ketegori sesuai. Lahan kelas IIIsesuai untuk pertanian, lahan kelas IV dan Vmeskipun tanahnya berbatu tapi sesuai jugauntuk pertanian dengan membutuhkantindakan konservasi tanah, sedangkan lahankelas Vl dan VII dengan faktor penghambatadalah lereng yang agak curam sehinggadiperlukan juga tehnik kcinservasi perrnanen.Oleh karena itu lahan kelas VI dan VII,diperuntukan untuk pengembalaan sedangataupun terbatas (Klingebial danMontgomeri, 1973). Pada lahan inidigunakan untuk kebun campuran denganjenis tanaman tahunan (kakao, jambu mete,mangga dan kelapa) tindakan konservasiuntuk mensegah kerusakan lahan ini masihdapat dipertahankan. Evaluasi kesesuaianpenggunaan lahan berdasarkan kelaskemampuan lahannya sangat penting untukmcrumuskan kebijakan-kebijakan pengguna-an dan pengelolaan lahan. Penggunaan lahanyang sesuai dengan kemampuannyamerupakan tindakan konservasi utama karenahal ini akan menjamin kelestariansumberdaya alam. Sebaliknya, penggunaanlahan yang tidak sesuai dengan daya dukung

AGRIPLUS, Volume 17 Namor 03 Selttember Z0OZ, ISSN AgS4-0125

dan kemampuannya akan meyebabkanterjadinya percepatan degradasi, sehinggalahan kritis akan semakin meluas.

Untuk mewujudkan pertanian ber-kelanjutan, maka macam penggunaan danpengelolaan lahan secara detail yang akandirekomendasikan selain memperhatikankelas kemampuan lahannya, juga sangatpenting mempertimbangkan faktor-faktor: (l)besarnya erosi yang terjadi harus lebih kecildari erosi yang dapat ditoleransikan padapenggunaan dan pengelolaan lahan tertentu,(2) secara ekonomi dapat mendukungkehidupan yang layak bagi petani secaraterus-menerus dan (3) aspek sosial budayadapat diterima oleh masyarakat setempatserta, (4) agroteknologi yang dapatditerapkan oleh petani setempat secara terusmenerus tanpa intervensi dari pihak luar(Sinakuban, 1994). Untuk merekomen-dasikan macam penggunaan dan pengelolaanlahan (agroteknologi) yang akan diterapkanpenelitian ini, diperlukan analisis tahapanlanjutan. Tahap lanjutan yang dperlukanadalah analisis besarnya erosi dan ytngditoleransikan (ETol) pada masing-masingkelas kemampuan dan macam penggunaanlahannya.

87

Prediksi ErosiErosi yang terjadi di daerah

penelitian diprediksi dengan menggunakanmetode USLE dengan nilai indel<s erosivitashujan (R) ditentukan berdasarkan persamaanBols (1978) dengan menggunakan curahhujan rata-rata bulanan (1995-2004), curahhujan maksimum 24 jam rata-rata bulanan(1995-2004) dan jumlah hari hujan rata-ratabulanan (1995-2004). Sedangkan nilai indekserosivitas hujan (R = EIro) berdasarkanpersamaan Bols (1978), nilai faktorerodibilitas tanah (K) berdasarkanpersamaan Wischmier dan Smith (1978) darihasil pengukuran data tanah dilapangan/laboratorium, nilai faktor panjangdan kemiringan lereng (LS) ditentukanberdasarkan persamaan Wischmier danSmith (1978) dari hasil pengukuran panjangdan kemiringan lereng dilapangan serta nilaifahor pengelolaan tanaman dan teloikkonservasi tanah (C dan P) ditentukanmalalui hasil pengamatan terhadappengelolaan tanaman dalam setahun dantindakan konservasi aktual di lapangan. Hasilperhitungan erosi berdasarkan persamaan

universal Soil Loss Equation (USLE) terjadipada penggunsan lahan campuran kebuncampuran disajikan pada Tabel4.

Tebel 4. Data hasil perhitungan erosi aktual pada masing-masing penggunaan lahan kebuncampufal dr wilayah DAS Posaluffis A

Lahan Kemampuan Lahan (t.ha-l.thn-lr rvk22 tvk2b23 Vb34 VIII514 ilrd3t5 vb316 IVb2

Hasil pengamatan dan perhitungantentan g parameter-parameter eros iv i tas h uj an(H), erodibilitas tanah (K), pajang dankemiringan lereng (LS), pengelolaan

0,4 0,09 3,3

1,4 0,09 54,7

3,1 0,24 44,1

9,5 0,2 534,7

0,4 0,362 141,6

0,4 0,367 4,3

1,4 0,4 74,7

tanaman (C) dan teknik konservasi tanah (p)maka diperoleh nilai erosi aktual terbesarpada unit lahan 17 sebesar 281,4 t.har.th-'dengan pola tanam ubi kayu + pisang +

1481,3

l48l ,3

l48l ,3l48l,31481,3

0,07

0,33

0,040,19

0,66

1481,3 0,021481,3 0,09

17 vll4 .. l4g l,3 o,o5 9,5 0,4 zgl,4

ll =I+l"rlanjang dan.Kemiringan Lereng n = nurya*nyi'i;"dT";;;CP = Faktor Penggunaan Lahan daan Tindakan Konservasi Tanah

AGRIPLUS,Yolume 17 Namu Q3September ZA0Z, ISSN0gg4-0125

88

kelapa + jembu mete * jagung yang beradapada kemiringan lereng > 45 Yo dan nilaierosi terendah pada unit lahan l5 sebesar 4,3t.ha-r,th-r dengan pola tanam kelapa+ubikayu+pisang+mangga beradakemiringan lereng 3-8%.

Besarnya laju erosi yang terjadi padaunit lahan l7 karena berada pada kemiringanlereng sangat curam di mana kemiringanlereng yang besar dapat mempercepat lajualiran permukaan di nrana tanahnya jugaberbatu yang menyebabkan kurangnya airyang terinfiltrasi sehingga erosi terjadi sangatbesar dan juga pola tanarn yang ada

Tebel 5. HasilI DEFKT

didominasi oleh vegetasi sekunder yangberumur panjang. Pada unit lahan l4walaupun pola tanamannya sama dengan unitlahan l7 namun mempunyai nilai erosi yangsangat rendah yaitu 141,6 t.ha-r,thn-' karenaberada pada lereng datar (3-8%), makapercepatan aliran permukaan menurun (kecil)sehingga kekuatan mengangkut air menurunpula.

Hasil Perhitungan Erosi DiperbolehkanF,rosi dipertrolehkan (ETol)

drtentukan trerdasarkan persamaan Wood danDent 1983) hasilnya disajikan pada Tabel 5.

ah DAS Posalu

MPT LPT ol (t.thn'')

t

pada

nlthanLa

M

mm)

600t,01,0

1,00,950.950,950,95

42,023,024,A35,7630,521.6JJ,+

1,21,21,21,2

1,2

1.21,2

I

2J45

61

8

50500500I t00500500I 080

s00500

200200200200200200200

300300500

I 045475475r 026

600300300600

.- Kqlslarnan lil'cklil(mln) x Nilai l;aktor Kcdalaman

Nilai erosi diperbolehkan ditcntukanoleh kedalaman tanalr, masa pakai tanah danlaju pemberrtukan tanalr. Nilai erosidiperbolehkan di wilayah DAS Posalu yangterbesar terdapat pada unit 14, sebesar 35,76t.ha-r.th'r dan unit lahan l7 sebesar 33,4 t.ha-

'.th-', Sedangkan yang terkecil terdapat padaunit lahan l6 sebesar 21,6 t.ha-r.th-'- Hal inimenujukan bahwa semakin besar nilaikedalaman tanah maka semakin besal' pula

Tabel 6. Hasil

Kf:T -, Kcdrlanun t:lbkrif 'lanah

l,P'f l,a.itr Pctrlbcnlnkan 'l analt Rala-Rata di lrxkrncsia ( l larellorvigcno, 1 994)FK'[ .- Fakror Kcdalarnan']anahll'Iul .. tjrosi l)iprrhxhkan

l)min .. Kcdalamat tanah rninimurn

!flP'l' : Masr Pakai 'l'anah

llv llcrnl VolInlc tanah

nilai erosi yang diperbolchkan denganasumsi masa pakai tanah selama 200 tahun.

Pcrbandingan Erosi Aktual dan ErosiDiperbolehkan

Berdasarkan hasil perhitungan erosiaktual pada Tabel 4, dan erosi diperbolehkanpada Tabel 5 maka diperoleh hasilperbandingan erosi aktual dan erosidiperbolehkan disajikan pada Tabel 6.

nrtLahan

nggunaanLahan

l Keoun Lampurall 52 Keburr Campuran 8 Litosol3 Kebun Campuran l8 Litosol4 Kebun Campuran 42 Litosol

erosi aktual dan erosi di kanISLereng

Tanah t.ha-r.thn-r t.ha-3,32

t97,4344,08

6698,44

.thn-l A VS ETol

0

14 Kebun Carnpuran 3 Mediteran 141,56l5 Kebun Campuran 8 Mediteran 4.28l6 Kebun Campuran l3 Mediteran 74,65

42,023.024,435,7630,5zl,6l7 Kebun Campuran tQ Mediteran 2533,02 33,4

AGRIPLUS, Volume 17 Nomor 03 Septcrnber ZMZ, ISSN 0BS4-0IZ9

88

kelapa + jembu mete * jagung yang beradapada kemiringan lereng > 45 Yo dan nilaierosi terendah pada unit lahan l5 sebesar 4,3t.ha'r,th-r dengan pola tanam kelapa+ubikayu+pisang+mangga berada padakemiringan lereng 3-8%.

Besamya laju erosi yang terjadi padaunit lahan l7 karena berada pada kemiringanlereng sangat curam di mana kemiringanlereng yang besar dapat mempercepat lajualiran permukaan di mana tanahnya jugaberbatu yang menyebabkan kurangnya airyang terinfiltrasi sehingga erosi terjadi sangatbesar dan juga pola tanam yang ada

Tebel 5. Hasil rhitllar DEFKT

didominasi oleh vegetasi sekunder yangberumur panjang. Pada unit lahan l4walaupun pola tanamannya sama dengan unitlahan l7 namun mempunyai nilai erosi yangsangat rendah yaitu 141,6 t.ha-r,thn-' karenaberada pada lereng datar (3-8%), makapercepatan aliran permukaan menurun (kecil)sehingga kekuatan mengangkut air menurunpula.

Hasil Perhitungan f, rosi DiperbolehkanErosi diperbolehkan (ETol)

ditentukan berdasarkan persamaan Wood danDent 1983) hasilnya disajikan pada Tabel 5.

lehkan diwi h DAS PosaluIM MPT LPTmm

6001,21,2t,?1,21,2t,2r,2t.2

BV

2J45

61

8

s0500500r t00500500

r 080

1,01.01,01,0

0,950.950.950,95

s00500500I 04s4754751026

200200200200200200200

l,l5 42,023,024,035,7630,521.633,4

300300600300300600

l,l51,21,2r.t5t.2l,l5

I)F,K!:'t't.P'rFK'r .."

rl'llll -.

.- Kulalarnan lil'cktif(nrnr) x Nilai Faktor Kedalarnan=. Kcdalaman t:fektil"l anah

l,aju ['crltxntrrkan lanah llala-Rata rli lnd0ncsia (llardjrrrvigcro, 1994)Faktor Kcdalarnan l-anaht:rosi t)ipcdxrhkan

l)min .- Kcdalaman lanah rninimurn

MP'l' '.'Masa Pakai -l'anah

B\r ' llcrat Vtrllnrc tanah

Nilai erosi dipcrbolehkan ditentukanoleh kedalaman tanah, masa pakai tanah danlaju pernbentukan tanah. Nilai erosidiperbolehkan di wilayah DAS Posalu yangterbesar terdapat pada unit 14, sebesar 35,76t.ha-r.th-r dan unit lahan l7 sebesar 13,4 t.ha''.th''. Sedangkan yang terkecil terdapat padaunit lahan l6 sebesar 21.6 t.ha-r.th-r- Hal inimenujukan bahwa semakin besar nilaikedalaman tanah nraka semakin besal' pula

nilai erosi yang diperbolchkan denganasumsi masa pakai tanah selama 200 tahun.

Perbandingan Erosi Aktual dan ErosiDiperbolehkan

Berdasarkan hasil perhitungan erosiaktual pada Tabel 4, dan erosi diperbolehkanpada Tabel 5 maka diperoleh hasilperbandingan erosi aktual dan erosidiperbolehkan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil dingan erosi aktual dan erosi di ehkanUnit rggnnaan Lereng +:ili A

t.ha-r.thn-rLahanI Kebun ran 32 Kebun Campuran 8 Litosol3 Kebun Campuran l8 l-itosol

t.ha-r.thn-l A VS ETol

42,023.024,035,76

3,32197,4344,084 Kebun Campuran 42 Litosol 6698,4414 Kebun Carnpuran 3 Mediteran 141,56

I5 Kebun Campuran 8 Mediteran 4,28 30,516 Kebun Campuran 13 Mediteran 74,65 2l,6l7 Kebun Campuran 40 N,lgditeran 2533,02 33,4

AGRIPLUS, Volume 17 Nomor 03 Septcnber ZW7, ISSN 0S54-0125

90

Penentuan alternatif pengelolaanlahan dan tindakan konservasi tanalr selainmemperhatikan faktor C dan P yang dipilihyang mampu mengurangi tingginya nilaierosi yang terjadi, tetapijuga memperhatikankelas dan ancaman erosi. Tabel 3menunjukan bahwa tanah-tanah di lokasipenelitian termasuk pada lahan kelas lll, lV,V, VI dan VII, dengan tingkat bahaya erosiyang berbeda. Unit-unit lahan yang perludilakukan tindakan altematif pengelolaanlahan dan teknik konservasi tanah yangditerapkan berdasarkan kelas kemampuanlahan dan ancaman erosi di DAS Posaluadalah :

Unit lahan 2 dengan penggunaan lahankebun campuran berada pada kemiringanlereng 3-8% termasuk dalam kelaskemampuan lahan IV dengan faktorpembatas adalah batuan dan kedalamantanaho erosi terjadi 893,3 t.ha-r.th-r lebihbesar dari erosi yang diperbolehkan yaitu42,0 t.har.th-r. Maka untuk menekan lajuerosi yang terjadi perlu ada altematifpengelolaan lahan yang lain dan perlunyatindakan konservasi tanah. Nilai CP maksuntuk unit lahan ini adalah 0,017. Untukmenekan laju erosi yang terjadi digunakantanaman dan pola tanam yang mempunyainilai CP maks lebih rendah dari 0,017 dansesuai dengan kelas kemampuan lahannya,maka altematif pengelolaan lahan dantindakan konservasi tanah yang dilakukanadalah jagung+kacang tanah+mulsa sisatanaman (0,014). Padi gogo, jagung dalamrotdsi (0,013). Albisia dengan semakcampuran (0,012). Nenas dengan penan&manmenurut kontur dengan mulsa dipermukaan(0,010). Hutan alami berkembang baikdengan serasah sedang (0,005) dan serasahtinggi (0,001).Unit lahan 3, dengan penggunaan lahankebun campuran berada pada kemiringanlereng 15-30% termasuk dalam kelaskemampuan lahan V dengan faktor pembatasadalah batuan, erosi yang te{adi 232,7 t.ha''.th-' lebih besar ETol 23,0 t.ha-'.th-r- Untukmenekan laju erosi yang terjadi perlu adaalternatif pengelolaan lahan yang lain dengantindakan kanservasi tanah. Nilai CP maksuntuk unit lahan ini 0,035. Jadi untuk

menekan laju erosi yang terjadi diusahakantanaman dan pola tanam yang mempunyainilai CP maks lebih rendah dari 0,035 dansesuai dengan kelas kemampuan lahannya,maka alternatif pengelolaan lahan dantindakan konservasi tanah yang dilakukanadalah jagung+l6aea11g tanah+mulsa sisatanaman (0,014). Padi gogo, jagung dalamrotasi (0,013). Albisia dengan semakcampuran (0,012). Nenas dengan penanamanmenurut kontur tambah mulsa dipermukaan(0,010). Hutan alami berkembang baikdengan serasah sedang (0,005) dan serasahtinggi (0,001).Unit lahan y' dengan penggunaan lahankebun campuran berada pada kemiringanlereng > 45%. Dengan faktor pembataslereng, unit lahan ini termasuk dalam lahankelas kemampuan VII. Erosi aktual yangterjadi lebih besar dari Etol. Nilai CP maksuntuk unit lahan ini 0,056. Untuk menekanlaju erosi yang terjadi diusahakan tanamandan pola tanam yang mempunyai nilai CPmaks lebih rendah dari 0,056. Oleh karenaunit lahan ini berada pada kelas kemampuanVII dan di dalam wilayah DAS, makaaltematif pengelolaan lahan dan tindakankonservasi tanah yang dilakukan adalahhutan alami berkembang baik dengan serasahtinggi (0,001) dan serasah sedang (0,005).Tindakan ini sangat baik untuk mendukungkeberkelanjutan kawasan DAS Posalukhususnya aspek hidrologis.Unit lahurr fC dengan penggunaan lahankebun campuran berada pada lereng datar(0-3%\ termasuk dalam kelas kemampuanlahan III dengan erosiyang terjadi 141,5 t.ha-'.th-' lebih besar dari ETol 35,7 t.har.th-r.Maka unttrk menekan laju erosi yang terjadiperlu adanya altematif pengelolaan lahandengan tindakan konservasi tanah yangsesuai. Nilai CP maks untuk unit lahan iniadalah 0,091. Untuk untuk menekan lajuerosi yang lerjadi diusahakan tanaman danpola tanam yeng mempunyai nilai CP makslebih rendah dari 0,091. Maka alternatifpengelolaan lahan dan tindakan konservasitanah yang dilakukan adalah padigogo+jagung+ubi kayu+mulsa jerami 6ton.ha'', setelah padi ditanami kacang tanah(0,079). Kacang tanah*mulsa jerami 4

AGRIPLUS, Volume 17 Nomor 03 September 2007, ISSN 0gflit-012t

ton.ha-r (0,049). Jagung dan kacangtanah+sisa tanaman menjadi mulsa (0,014).Hutan alami berkembang baik denganserasah tinggi (0,001) dan serasah rendah(0,005).Unit lahan 16 dengan penggunaan lahankebun campuran berlereng datar (8-15%)termasuk kelas kemampuan lahan IV. Erosiyang terjadi 22,5 t.ha-r.th-r lebih besar dariETol 21,6 t.ha-r.thn-r. Untuk menekan lajuerosi yang terjadi diperlukan adanyaaltematif pengelolaan lahan dan tindakankonservasi tanah dengan nilai CP maks0,115. Untuk menekan laju erosi yang terjadidiusahakan tanaman dan pola tanam yangmempunyai nilai CP maks lebih rendah dari0,1 I5. Maka alternatif pengelolaan lahan dantindakan konservasi tanah yang diperlukanadalah padi gogo+jagung+ubi kayu* mulsajerami 6 ton.ha'r, setelah padi ditanamikacang tanah (0.079). Kacang tanah+mulsajerami 4 ton.har (0,M9). Jagung+kasnngtanah*mulsa sisa tanaman (0,014). Hutanalami berkembang baik dengan serasahtinggi (0,001) dan serasah rendah (0,005).Unit lahan 17 dengan penggunaan lahankebun campuran berada pada kemiringanlereng 3045% termasuk dalam lahan kelaskemampuan VI. Erosi aktual 253,3 t.ha-r.thn-' lebih besar dari Etol 33,4 t.ha-r.thn-r. Untukmenekan laju erosi yang terjadi diusahakantanaman dan pola tanam yang mempunyainilai CP maks lebih rendah dari 0,005 makaalternatif pengelolaan lahan dan tindakankonservasi tanah yang dilakukan mempunyaierosi aktual 31,6 t.ha-r.thn-r lebih kecil Etol33,4 t.ha-r.thn-r adalah hutan alamiberkembang baik dengan serasah tinggi(0,001). Tindakan ini sangat baik untukmendukung keberkelanjutan kawasan DASkhususnya aspek hidrologis.

Alternatif Pengelolaan Usahatani Ber-kelanjutan Melalui Sistem Agroforestri

Pertanian berkelanjutan adalahpengelolaan lahan dan konservasi sumber-daya alam yang berorientasi teknologi danperubahan institusi untuk menjamintercapainya kebutuhan manusia saat ini dangenerasi yang akan datang. Pembangunanberkelanjutan seperti itu melindungi

9t

sumberdaya tanah, air, tanamano dansumberdaya genetik hewan dengan teknologiyang cocok, menguntungkan secara ekonomidan dapat diterima secara sosial tanpakerusakan lingkungan FAO (1995) dalamMarwah (2002\. Penggunaan lahan yangtepat dan pengelolaan yang sesuai adalahkunci utama dari pertanian yang ber-kelanjutan. Pengelolaan lahan yang ber-orientasi pada pertanian berkelanjutan yangtelah banyak dipratekkan petani adalah sistenagraforestri yang menggabungkan ilmukehutanan dan agronomi untuk menciptakankeselarasan antara intensifi kasi pertan ian danpelestarian lingkungan, di dalamnya terdapattanaman pertanian yang bernilai komersial,seperti rempah-rempah dan kopi jugaberpeluang bagi tanaman pangan. Dengankombinasi pohon, perdu dan tanamansemusim, akan dapat memelihara kestabilanstruktur tanah melalui sistem perakarannyaserta menjadi produktif dan konservatif.

Tanah-tanah di daerah DAS Posalutergolong tanah yang memiliki tingkatkesuburan tanah yang rendah dan kondisitanah yang sangat peka terhadap erosi.Dengan memelihara tanah tetap tertutup,bahaya degradasi lahan karena erosi (air,angin) akan dapat dihindari. Hasil pelapukansisa tanaman baik berupa akar, daun rhaupunhijauan lainnya akan banyak berrttanfaatmemperbaiki agregat tanah sehingga dapatmeningkatkan kapasitas tanah menahan air.Sebaliknya pada tanah-tanah berteksturhalus, terutama pada lahan berlereng, akanmeningkatkan laju perkolasi yang akanmengurangi aliran permukaan yang jugamengurangi erosi. Bahan organik jugamenyuburkan tanah dengan penambahanhara atau membuat hara tanaman lebihmudah diserap oleh tanaman (Alwi, 2004).

Dengan beraneka ragamnya tanamandalam suatu lahan, berbagai keuntungan akandiperoleh Belain selalu ada jaminan palingtidak salah setu tanaman akan memberikanhasil pada saat terburuk serta makinbanyaknya lahan hijauan yang dihasilkandapat berguna sebagai bahan pakan makananternak, sumber pupuk organik ataupunmulsa. Bahan hijauan dari tanaman legumpepohonan seperti lamtoro, turi dan lain-lain

AGRTPLUS' Yolume 17 Nomor 03 september zMz, rssN 0sl4-0us

92

merupakan bahan pakan yang kaya protein.Peran temak pada usahatani terpadu sangatpenting bagi penghasil susu, daging danjugamerupakan tabungan dan modal bagi banyakpetani di pedesaan (Marwah, 2000). Denganmemanfaatkan hijauan dari tanaman legumtersebut dan sisa panen sebagai pakan ternakmaka rantai daur zat srang dan zat lemasmenjadi semakin efisien. Limbah pertanianberupa kotoran ternak dan sisa tanaman yangtidak mengandung lignin tinggi dapatdikomposkan secara anaerobik sehinggadapat diperoleh biogas yang sangat bergunasebagai bahan bakar.

Bentuk agrofotestri sederhana yangpaling banyak dijumpai adalah tumpangsari.Sistem ini dikembangkan dalam programperhutanan sosial Perum Perhutani. Sistem-sistem agroforestri sederhana juga menljadiciri umum pada pertanian komersil, sepertikopi sejak dahulu diselingi dengan tanamandadap yang menyediakan naungan bagi kopidan kayu bakar bagi petani. Demikian pulapemaduan kelapa dengan kakao jugasemakin banyak dilakukan. Pola tanamanlorong sebagai salah satu bentuk sistemagroforestri sangat dianjurkan, namuntanaman pagar pada pola tan am ini akanlebih innovative apabila mempunyai fungsiganda seperti penghasil buah, makanantemak dan sekaligus menambat nitrogen dariudara (enis legum). Peranan sistem inisebagai tindakan konservasi tanah untukmenghindari dan mengatasi masalahdegradasi lahan dan mencapai penggunaanlahan yang berkelanjutan telah diterimasecara luas. Dengan demikian agroforestrimerupakan suatu sistem penggunaan lahanyang tepat untuk mendukung pertanian yangberkelanjutan karena disamping memilikikonstribusi produksi yang nyata dan beragamjuga berfungsi konservatif terhadaplingkungan dan keadaan sosial, sehinggamenjamin ekonomi yang lebih luas dankeamanan pangan yang lebih tinggi (FAG,1989 dalam Marwah 20A4.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang diperoleh padapenggunaan lahan usahatani di wilayah DAS

Posalu termasuk dalam kelas kemampuanlahan III dengan faktor pembatas drainase,lahan kelas IV dengan faktor pembatasbatuan dan kedalaman efektif tanah, lahankelas V dengan faktor pembatas batuan danlahan kelas VI dan VII dengan faktorpembatas lereng. Altematif pengelolaanlahan yang dapat diterapkan untuk menekantingkat bahaya erosi sesuai dengankemampuan lahan adalah : iagung+kacangtanah*mulsa sisa tanaman 4 ton.ha-r. Padigogo dirotasi dengan jagung. Albisia dengansemak campuran. Nenas dengan penanamanmenurut kontur dengan mulsa dipermukaan.Padi gogo+jagung+ubi kayu*mulsa jerami 6ton.ha-r setelah padi ditanami kacang tanah.Hutan alami berkembang baik dengan sisaserasah tinggi (0,001) dan serasah sedang(0,005).

Untuk mendukung pertanian yangberkelanjutan selain memilih pola tanamyang dapat menekan tingkat bahaya erosi,juga diperlukan alternatif pengelolaan lainseperti sistem agroforestri dengan memilihtanaman yang dapat melindungi sumberdayatanah, air dan tanaman, menguntungkansecara ekonomi dan diterima secara sosialtanpa kerusakan lingkungan. Perlu penelitianlanjutan untuk mengetahui besarnya nilaierosi yang terjadi setelah adanya perubahanpengelolaan lahan dan teknik konservasilahan di DAS Posalu.

DAT-TAR PUSTAKA

Alwi. L. 2004. Perencanaan Pola Usahatani LahanKering Untuk mendukung PertanianBerkelanjutan di Sub DAS KonawehaKendari, Sulawesi Ten ggara.

Arsyad. S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPBPres, Bogor

FAC. 1976. A Framework Of Land Evaluation.F.A.0. Soil Bull. No. 32lt/illri pull.No.22. Rome, ltaly.30 h.

Hardiowigeno, S. 1994. Kesesuaian Lahan untukPengembangan Pertanian Daerah danBangunan. Pendidikan dan PelatihanSurvey Penggunaan Tanah PegawaiBadan Pertanahan Nasional. Anggkatanlll. Lembaga Pengabdian Masyarakat

AGRIPLUS, Volumc 17 Nomor 03 Sepccnber 2M7, ISSN 0854-0IZB

dan Faperta IPB bekerjasama denganBadan Pertanahan Nasional. Bogor.

Huyat| U. 2002. Makalah Strategi PengelolaanInceptisol Untuk Pertanian Berkelanjutandi Indonesia. Program Pascasarjana. IPB,Bogor.

Marwah, S. 2002. Perencanaan Sistem UsahataniLahan Kering Dalam MewujudkanPertanian Berkelanjutan di DAS WangguKendari Sulawesi Tenggara Program

93

Pascasarjana. IPB, Bogor.

Marwah, S. 2002. Makalah Pengelolaan EntisolUntuk Mendukung PertanianBerkelanjutan. Program Pasca Sarjana.IPB, Bogar

Sinukaban. 1994. Membangun pertanian Menjadilndustri yang Lestari dengan Pertaniankonservasi, Orasi ilmiah guru Besar ilmukonservasi Tanah dan Air. FakultasPertartanian, IPB, Bogar.

AGRIPLUS, Yolume 17 Nomor 03 September 2M7, ISSN 0854-0U8