kimia tekstil

7
Zat warna Naftol adalah zat warna yang tidak larut, terbentuknya warna di dalam serat sebagai hasil reaksi komponen Naftol dengan garam diazonium. Komponen Naftol yang terkenal adalan Naftol AS yang merupakan perbaikan Naftol. Naftol As adalah hasil subsitusi dari asam beta – oksinaffoat dengan anilena menjadi 2 hidroksi – 3 asam naftoat yang memiliki tahan sinar dan sosok lebih baik dan warna yang dihasilkan lebih banyak. Naftol As mempunyai afinitas seperti halnya zat warna direk, maka penambahan elektrolit dalam pencelupan akan memperbesar penyrapan. Dengan berat molekul yang besar sehingga tidak larut, untuk melarutkan diperlukan natrium hidroksida. Naftol digolongkan menjadi 2, yaitu : 1) Golongan poligenetik yaitu memberikan bermacam-macam warna dengan berbagai garam diazonium. Yang termasuk jenis ini antara lain : Naftol As, As D, As OL, As E, As GR, As, LB, As SR, As SG, As BT dan lain-lain. 2) Golongan Naftol yang monogenetik, yaitu yang memberikan satu arah warna saja yaitu kekuningan dengan berbagai macam garam dozonium.Yang termasuk jenis Naftol ini, yaitu : As G, As LG, As L3G, As L4G. Garam diozanium lebih dikenal dalam praktek sebagai garam Naftol adalah hasil reaksi diazotasi senyawa basa Naftol yang merupakan turunan dari anilina yang selanjutnya distabilkan dalam kondisi tertentu. Reaksi kopling merupakan reaksi antara Naftol (Naftol As) dengan garam diozonium. Jika komponen kopling adalah natol As poligentetik, maka warna yang dihasilkan sesuai dengan jenis garam diozonium yang dipakai, dan nama dagang menunjukkan jenis warnanya. Dalam praktek pencapan dikenal dengan 2 cara, yaitu metoda padd Naftol dan pencapan Naftol. Dari kedua cara ini mempunyai keuntungan dan kerugian, misal : cara padd Naftol memerlukan waktu yang lama, karena kain setelah dipadd memerlukan pengeringan, dalam bentuk Naftolat kurang stabil, mudah rusak dan sulit dibangkitkan, bisa mendapatkan warna yang banyak dalam satu bahan. Sedangkan cara cap Naftol hanya satu garam Naftol atau basa. 1) Cara padd Naftol

description

pencapan denganzat warna naftol

Transcript of kimia tekstil

Zat warna Naftol adalah zat warna yang tidak larut, terbentuknya warna di dalam serat sebagai hasil reaksi komponen Naftol dengan garam diazonium. Komponen Naftol yang terkenal adalan Naftol AS yang merupakan perbaikan Naftol. Naftol As adalah hasil subsitusi dari asam beta oksinaffoat dengan anilena menjadi 2 hidroksi 3 asam naftoat yang memiliki tahan sinar dan sosok lebih baik dan warna yang dihasilkan lebih banyak. Naftol As mempunyai afinitas seperti halnya zat warna direk, maka penambahan elektrolit dalam pencelupan akan memperbesar penyrapan. Dengan berat molekul yang besar sehingga tidak larut, untuk melarutkan diperlukan natrium hidroksida.

Naftol digolongkan menjadi 2, yaitu :

1) Golongan poligenetik yaitu memberikan bermacam-macam warna dengan

berbagai garam diazonium. Yang termasuk jenis ini antara lain : Naftol As, As D, As OL, As E, As GR, As, LB, As SR, As SG, As BT dan lain-lain.

2) Golongan Naftol yang monogenetik, yaitu yang memberikan satu arah warna saja yaitu kekuningan dengan berbagai macam garam dozonium.Yang termasuk jenis Naftol ini, yaitu : As G, As LG, As L3G, As L4G. Garam diozanium lebih dikenal dalam praktek sebagai garam Naftol adalah hasil reaksi diazotasi senyawa basa Naftol yang merupakan turunan dari anilina yang selanjutnya distabilkan dalam kondisi tertentu. Reaksi kopling merupakan reaksi antara Naftol (Naftol As) dengan garam diozonium. Jika komponen kopling adalah natol As poligentetik, maka warna yang dihasilkan sesuai dengan jenis garam diozonium yang dipakai, dan nama dagang menunjukkan jenis warnanya. Dalam praktek pencapan dikenal dengan 2 cara, yaitu metoda padd Naftol dan pencapan Naftol. Dari kedua cara ini mempunyai keuntungan dan kerugian, misal : cara padd Naftol memerlukan waktu yang lama, karena kain setelah dipadd memerlukan pengeringan, dalam bentuk Naftolat kurang stabil, mudah rusak dan sulit dibangkitkan, bisa mendapatkan warna yang banyak dalam satu bahan. Sedangkan cara cap Naftol hanya satu garam Naftol atau basa.

1) Cara padd Naftol

Urutan proses pada cara ini adalah sebagai berikut :

Benam peras (pad) larutan Naftol, diangin-anginkan suhu + 800C

Pencapan dengan pasta cap yang mengandung garam diazonium

Pembilasan dan penyabunan

Berbagai kombinasi warna hasil pencapan dengan cara padd naftol dapat dicapai lebih bervariasi dianding dengan cara cap naftol, yaitu hanya dengan menggunakan satu jenis naftol poligenetik dan berbagai macam warna garam diazonium. Karena larutan naftol diaplikasikan pada seluruh permukaan kain dan hanya pada bagian motif saja yang terkena reaksi kopling, maka daerah naftol yang tidak bereaksi harus dihilangkan dengan pencucian alkali pada

suhu mendidih. Jika diinginkan warna dasar yang benar-benar putih bersih maka perlu dilakukan pemilihan naftol yang memiliki substantifitas rendah. Oleh karena itu metoda ini hanya cocok untuk naftol yang memiliki substantifitas rendah. Reaksi formaldehid pada larutan naftolat dapat digambarkan sebagai berikut.

Berikut ini adalah contoh-contoh Naftol berdasarkan tingkat substantifitasnya

terhadap selulosa :

Naftol dengan substantifitas rendah :

Naftol As, AsD, AsOL, AsPN, AsG, AsL4G, AsIRG dan sebagainya.

Naftol dengan substantifitas sedang

Naftol As RL, As BG, As LT, As VL, As PTR

Naftol dengan substatifitas tinggi

Naftol TTR, As BI, As Bs, AS BO, As RS, As SW, As LC, As E

Naftol dengan substatifitas tertinggi

Naftol As.S, As LB, As BT, As SG, As SR, As BR, As LG, As L3G, As LR,

As GR dan sebagainya.

Pelarutan Naftol ada 2 cara :

Cara panas

Naftol dibuat Pasta dengan TRO, penambahan soda kostik dan air panas

selanjutnya dipnaskan jika perlu.

Cara dingin

Naftol dibuat Pasta dengan spiritus, soda kostik dan air dingin. Dalam proses pelarutan ini, bentuk naftol akan berubah menjadi naftolat yang larut. Di dalam proses ini ada kemungkinan naftolat akan bereaksi dengan karbondioksida dan udara kemudian berubah kembali menjadi bentuk naftol yang tidak larut. Naftol ini mempunyai afinitas yang rendah terhadap selulosa dan tidak dapat bereaksi kopling dengan garam diazonium mengakibatkan hasil pewarnaan yang lebih muda. Untuk mencegah hal ini dapat ditambahkan formaldehid ke dalam larutan naftolat sebelum diaplikasikan pada kain. Penambahan formaldehid akan terbentuk komponen metikol yang lebih sulit terhidrolisa daripada bentuk naftolat. Penambahan tersebut pada temperatur kamar untuk mencegah terjadinya komponen metilena yang dapat menghambat reaksi kopling antara naftolat dengan garam diazonium. Beberapa naftol mempunyai ketahanan yang bagus terhadap karbondioksida

dari udara tanpa penambahan formaldehia, antara lain Naftol AS-OL, AS-ITR, AS-BS, AS-BG, AS-Bl, AS-LB, AS-PT, dsb. Beberapa naftol ini asetoasilacrilamida, akan berkurang reaksi koplingnya dengan garam diazonium jika ditambahkan formaldehida, antara lain Naftol AS-BR, AS-BT, AS-GR, AS-S dsb.

Setelah larutan Naftol diaplikasikan pada kain dengan cara padding, pengeringan segera dilaksanakan untuk menghindari kontak dengan karbondioksida udara seminimal mungkin. Pengeringan sebaiknya tidak dilakukan pada silinder pengering karena akan mengakibatkan pengeringan yang tidak rata, Naftolat tidak rata sehingga hasil pewarnaan juga tidak rata. Setelah pengeringan kain harus dihidari dari cahaya matahari, kelembaban, gas alam dan percikan air yang dapat menyebakan ketidakrataan hasil pewarnaan. Penyimpanan setelah Naftolat yang terlalu lama dapat menyebabkan difusi Naftolat yang terlalu dalam ke serat sehingga sulit dilakukan pencuccian pada bagian dasar motif yang tidak terjadi reaksi kopling.

Pasta cap yang mengandung pengental dan garam, jumlah garam/basa Naftol tergantung dari jumlah kandungan Naftol yang digunakan dalam larutan padding. Penambahan asam asetat dapat meningkatkan hasil pewarnaan.

Resep padding Naftol :

Naftol As 20 g/l

R\TRO 20 ml/l

Soda kostik 380Be 20 ml/l

Zat pendispersi 6 ml/l

Resep pasta cap garam diozonium

Garam diozonium 30 60 g

Asam asetat 50% 10 20 g

Zat pendispersi 1 g

Pengental starc- 500 g tragalant

Air/pengental x g

Jumlah 1000 g

Resep pasta cap basa Naftol

Basa Naftol 15 g

Asam khlorida 15 g

Natrium nitrit 6 g

Natrium asetat 12 g

Asam asetat 8 g

Pengental starch - 500 g

tragalant

Air / pengental x g

Jumlah 1000 g

Setelah pencapan, pengeringan, pencucian, penyabunan dengan sabun dan soda abu pada temperatur mendidih, selanjutnya dilakukan pengerjaan dengan

natrium bisulfit (38 0Be) untuk menghilangkan garam atau basa naftol yang tidak terkoplingkan di daerah sekitar motif. Selanjutnya proses cuci sabun dan pengeringan.

2) Cara cap Naftol

Pada cara ini untuk menghasilkan dengan berbagai kombinasi warna menggunakan sejumlah jenis Naftol yang dilapkan pada kain, kemudian dibangkit/dikopling dengan satu jenis garam diozonium melalui proses padding.

Beberapa keuntungan dari cara ini :

Karena naftolat hanya diaplikasikan pada kain hanya di daerah motif saja sehingga warna dasar tetap bersih dan pencucian lebih sederhana

Pemakaian Naftol bisa hemat

Jika diinginkan hasil pewarnaan dengan variasi ketuaan warna, kombnasi tersebut bisa dicapai dengan cara ini.

Resep pasta cap Naftol sebagai berikut :

Naftol As 15 - 20 g

TRO 30 g

Spiritus 50 g

Soda Kostik 380Be 25

Pengental starch - 500 g

tragalant

Air / pengental x g

Jumlah 1000 g

Resep garam diazonium

Garam diasonium 50 g

Air 920 g

Natrium klorida 25 30 g/l

Jumlah 1000 g

Cara prosesnya adalah sebagai berikut :

Setelah pencapan dengan pasta cap Naftol, dilakukan pengeringan. Kain hasil pencapan dengan Naftolat dapat disimpan dalam keadaan terhindar dari sinar, udara dan gas yang bersifat asam.

Selanjutnya dilakukan pengerjaan padding dalam larutan garam diozonium, dalam hal ini kemungkinan terjadi bleeding naftolat dari daerah motif masuk ke dalam bak larutan padding yang dapat menodai daerah yang tidak bermotif (dasar). Setelah dipadding dilakukan pengangin-anginan beberapa saat guna memberikan kesempatan pada reaksi koopling terjadi secara sempurna untuk menghilangkan sisa-sisa Naftolat maupun garam diazonium yang tidak

bereaksi bahan dikerjakan dalam larutan natrium bisulfit (380Be). Akhirnya pencucian dengan sabun yang mengandung sabun dan soda abu pada suhu mendidih selanjutnya dibilas dan keringkan. Di samping garam diazonium dapat pula dengan basa Naftol (metoda cap

Naftol nitrit).

Naptol As 25 - 30 g

TRO 30 - 40 g

Kostiksoda 40 - 40 g

(380Be)

Air panas 250 - 250 g

Pengental - 550 - 550 g

starch

tragalant

Natrium nitrit 105 - 110 g

Jumlah 1000 g

pasta cap

Resep basa Naftol :

Basa Naftol 15 g

Asam asetat 50 g

Air dingin 935 g

Jumlah 1000 g

Larutan

Prosesnya sebagai berikut :

Bahan dicap dengan pasta cap

Dikeringkan

Diuap (steaming)

Dibangkitkan (padding) dengan larutan basa Naftol

Dibilas, disabung, dibilas dan keringkan

Cara lain yang bisa digunakan untuk pencapan naftol dengan pembangkitan

basa naftol.

1. Metoda padd naftol nitrit

Pertama dilakukan padd larutan naftolat yang mengandung natrium nitrit dan dikeringkan. Kemudian pencapan dengan pasta cap yang mengandung basa naftol dan asam organik serta pengental. Reaksi pertama kali terjadi diazotasi antara basa naftol dengan asam organik dan natrium nitrit membentuk garam diazonium, kemudian garam diazonium bereaksi kopling dengan naftolat membentuk pigmen naftol pada bagian bermotif. Selanjutnya proses

pencucian dan pengeringan.

2. Metoda pencapan naftol nitrit

Pada metoda ini mirip dengan di atas, dimana pertama kali dilakukan pencapan dengan pasta cap yang mengandung natrium naftolat dan natrium nitrit. Setelah pengeringan, padding larutan basa naftol yang mengandung asam organik. Pada daerah motif terjadi reaksi diazotasi basa naftol oleh natrium nitrit dan asam organik, garam diazonium yang terbentuk bereaksi kopling dengan naftolat membentuk pigmen naftol di dalam serat.