KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

22
BAB I Latar Belakang Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah.Tujuannya adalah sebagai acuan bagi: (a) penyusun standar akuntansi pemerintahan dalam melaksanakantugasnya; (b) penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansiyang belum diatur dalam standar; (c) pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporankeuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan; dan (d) para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yangdisajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan StandarAkuntansi Pemerintahan. Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam halterdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar AkuntansiPemerintahan. Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptualdan standar akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi diunggulkan relatifterhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikiandiharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan. Masalah-masalah pokok yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: (a) tujuan kerangka konseptual; (b) lingkungan akuntansi pemerintah; (c) pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna; (d) entitas pelaporan; (e) peranan dan tujuan pelaporan keuangan, serta dasar hukum; (f) asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaatinformasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan (g) definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan 1

description

TEORI AKUNTANSI

Transcript of KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

Page 1: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

BAB I

Latar Belakang

Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian

laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah.Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:

(a)    penyusun standar akuntansi pemerintahan dalam melaksanakantugasnya;

(b)   penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansiyang belum diatur dalam

standar;

(c)    pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporankeuangan disusun sesuai dengan

standar akuntansi pemerintahan; dan

(d)   para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yangdisajikan pada laporan

keuangan yang disusun sesuai dengan StandarAkuntansi Pemerintahan.

Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam halterdapat masalah akuntansi

yang belum dinyatakan dalam Standar AkuntansiPemerintahan.

Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptualdan standar akuntansi, maka

ketentuan standar akuntansi diunggulkan relatifterhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka

panjang, konflik demikiandiharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar

akuntansi di masa depan.

Masalah-masalah pokok yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

(a)    tujuan kerangka konseptual;

(b)   lingkungan akuntansi pemerintah;

(c)    pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;

(d)   entitas pelaporan;

(e)   peranan dan tujuan pelaporan keuangan, serta dasar hukum;

(f)    asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaatinformasi dalam laporan keuangan,

prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan

(g)    definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan

1

Page 2: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

BAB II

Pengembangan postulat, konsep teoritis dan prinsip akuntansi telah menjadi tugas yang paling

menantang dan sulit dalam akuntansi. Adanya kekurang tepatan terminologi, yang telah diakui oleh

kebanyakan teoritikawan, telah menambah permasalahan. Littleton merujuk permasalahan ini dengan

menyatakan bahwa:

Setiap buku biasanya terdiri dari aksioma, konvensi, generalisasi, metode, aturan, postulat, praktik,

prosedur, prinsip, dan standar. Istilah-istilah ini tidak dapat dipandang sinonimus.

Kebingungan seperti itu dapat dihindari dengan mempertimbangkan penyusunan struktur teori

akuntansi secara deduktif, proses interaktif di mana tujuan akuntansi menyediakan dasar untuk

postulat dan konsep teoritis dari mana teknik-teknik diturunkan. 

 

Pengertian Postulat, Konsep Teoritis, Prinsip dan Teknik Akuntansi. 

1. Postulat akuntansi adalah pemyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, berterima

umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, menggambarkan lingkungan

ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi beroperasi.

2. Konsep teoritis akuntansi adalah juga pemyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma,

juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, yang

menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi dalam ekonomi bebas yang

dikarakteristikkan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.

3.     Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan     dan konsep

teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.

4.     Teknik akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akuntansi     untuk

memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi.

 

Postulat – Postulat Akuntansi1. Postulat Entitas

Akuntansi mengukur hasil operasi dari suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik entitas.

Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan

unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat entitas

merumuskan bidang perhatian akuntan dan membatasi jumlah objek, peristiwa dan atribut peristiwa

yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan. Postulat memungkinkan akuntan membedakan

antara transaksi bisnis dan individu: akuntan melaporkan transaksi perusahaan, bukan transaksi

pemilik perusahaan. Postulat juga mengakui tanggung jawab pelayanan manajernen pada pemegang

saham. Konsep entitas diterapkan pada kemitraan, kepemilikan tunggal, korporasi (perseroan

terbatas dan bukan perseroan terbatas), dan perusahaan kedl dan besar. Konsep ini juga diterapkan

pada segmen perusahaan (seperti divisi) atau beberapa perusahaan (seperti konsolidasi perusahaan

yang saling terkait).

Salah satu definisi melihat bahwa entitas akuntansi merupakan unit ekonomi yang bertanggung jawab

atas aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif atas unit. 

Difinisi lainnya yang berorientasi pemakai menyatakan bahwa entitas akuntansi berada dalam

kerangka kepentingan ekonomi berbagai pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian

2

Page 3: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

administratif unit. Konsep dari American Accounting Assodation tahun 1964 dan komite studi

penelitian standar tentang konsep entitas bisnis mendukung pandangan ini, meyatakan bahwa

"batasan entitas ekonomi dapat diidentifikasi:

1. Dengan menentukan kepentingan individual atau kelompok. 

2. Dengan menentukan sifat kepentingan individual atau kelompok. 

Pendekatan kedua ini menjustifikasi kemungkinan perluasan data yang merupakan hasil dari skopa

akuntansi baru sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan potensial semua pemakai. 

 

2.    Postulat Kelangsungan UsahaPostulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas akuntansi akan

terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan. Postulat

mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang

dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang

tidak tertentu. Jadi, laporan keuangan menyediakan pandangan sementara atas situasi keuangan

perusahaan dan hanya merupakan bagian dari seri laporan yang berkelanjutan. Kecuali untuk kasus

likuidasi, pemakai menginterpretasikan informasi yang dihitung dengan dasar asumsi kontinyuitas

perusahaan. Jika entitas memberi kehidupan, yang terbatas, maka laporan yang sesuai akan

menspesifikasi data terminal dan sifat likuidasi.

Postulat kelangsungan usaha menjustifikasi penilaian aset dengan dasar nonlikuidasi dan

menyediakan dasar untuk akuntansi depresiasi dengan pertimbangan:

1. Pertama, karena baik nilai sekarang maupun nilai likuidasi tidak memadai untuk penilaian aset,

postulat kelangsungan usaha meminta penggunaan kos historis untuk penilaian aset. 

2. Kedua, aset tetap dan aset tidak berwujud diamortisasi selama umur manfaatnya, dan bukan selama

periode yang lebih pendek dalam ekspektasi likuidasi. 

Postulat kelangsungan usaha juga diterapkan untuk mendukung teori manfaat. Harapan tentang

manfaat di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat ke depan dan memotivasi investor

untuk menanamkan modalnya ke perusahaan. Kelangsungan usaha (yaitu, kontinuitas entitas

akuntansi yang tidak terbatas) adalah penting untuk justifikasi teori manfaat.

Beberapa teoritikawan akuntansi mempertimbangkan postulat kelangsungan usaha sebagai sesuatu

yang diperlukan dan sebagai konvensi akuntansi yang penting. Paton dan Littleton secara sederhana

menyatakan bahwa "kemungkinan suatu aktivitas berhenti secara tibatiba tidak dapat menghasilkan

pondasi bagi akuntansi".

Semua teoritikawan akuntansi tidak sepakat dalam interpretasi tentang postulat kelangsungan usaha.

Storey dan Sterling secara terpisah berpendapat bahwa postulat kelangsungan usaha tidak

memberikan justifikasi untuk penilaian sediaan dengan kos. Storey berpendapat bahwa "hal tersebut

merupakan konvensi realisasi dan bukan konvensi kelangsungan usaha yang mensyaratkan penilaian

sediaan dengan kos". Sterling berpendapat, anggapan bahwa entitas akuntansi memiliki kehidupan

yang tidak terbatas tidak menjustifikasi nilai likuidasi, tetapi juga bahwa asumsi ini bukan alasan yang

memadai untuk menggunakan kos historis ketika terdapat alternatif penilaian lain yang lebih relevan.

Selanjutnya, jika postulat kelangsungan usaha dipertahankan, hal tersebut diyakini sebagai prediksi.

Beberapa teoritikawan akuntansi tidak menyukai memasukkan postulat kelangsungan usaha dalam

struktur teori akuntansi. Chambers memandang kelangsungan usaha sebagai entitas yang berada

terus dalam keadaan likuidasi teratur, bukan dalam likuidasi dipaksakan. Interpretasi kelangsungan

usaha ini sesuai dengan penggunaan "ekuivalen kas sekarang" sebagai dasar penilaian seperti

3

Page 4: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

diusulkan Chambers. Teoritikawan lain tidak memasukkan postulat kelangsungan usaha, karena.

mereka menganggap hal tersebut tidak relevan dengan struktur teori akuntansi. 

Semua titik pandang ini perlu untuk menginterpretasikan kembali postulat kelangsungan usaha.

Postulat dipandang sebagai pertimbangan tentang kontinuitas berdasarkan bukti aktual terhadap

dampaknya. Fremgen menawarkan suatu definisi yang konsisten dengan pandangan bahwa postulat

kelangsungan usaha merupakan kesimpulan atau pertimbangan dan bukan asumsi, ketika dia

menyatakan bahwa "entitas dipandang sebagai tetap berada dalam operasi secara tidak terbatas"

dalam pengakuan bukti bukti terhadap kenyataan tersebut, tidak "dalam adanya bukti yang

sebaliknya".

 

3.    Postulat Unit PengukurUnit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang

seragam. Pengukur umurn yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter. Pertukaran barang, jasa

dan modal diukur dalam satuan uang. Postulat unit pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah

pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan

moneter.

Postulat unit pengukur, atau postulat unit moneter, berimplikasi pada dua keterbatasan utama dalam

akuntansi yaitu: 

1. Pertama, akuntansi terbatas untuk memprediksi informasi yang dinyatakan dalam satuan moneter;

tidak mencatat dan mengkomunikasikan informasi lain yang relevan namun bersifatnon-moneter. 

2. Informasi akuntansi diterima secara esensial sebagai bersifat moneter dan terkuantifikasi; informasi

non-akuntansi diterima sebagai bersifat nonmoneter dan tidak terkuantifikasi. 

        Pandangan ini mendorong kita untuk mendefinisi informasi akuntansi sebagai "kuantitatif, formal,

terstruktur, dapat diaudit, numerik, dan berorientasi masa lampau" dan mendefinisi informasi

nonakuntansi sebagai "kualitatif, informal, naratif, tidak teraudit, dan berorientasi masa depan". 

Keterbatasan yang diakibatkan oleh postulat unit pengukur terkait dengan unit moneter itu sendiri

sebagai unit pengukur. Karakteristik utama adalah daya beli unit moneter, atau kuantitas barang atau

jasa yang satuan uang dapat digunakan. Teori akuntansi konvensional berhubungan dengan

permasalahan ini dengan menyatakan bahwa postulat unit pengukur juga "postulat moneter yang

stabil" dalam artian bahwa postulat menganggap daya beli dolar adalah stabil sepanjang waktu atau

perubahannya tidak signifikan. Meskipun ini tetap digunakan dalam pelaporan keuangan sekarang,

postulat moneter yang stabil merupakan objek kritik yang terusmenerus. Profesi akuntansi

menghadapi tantangan untuk memilih antara unit uang dan unit daya beli umum sebagai unit

pengukuran akuntansi.

 

4.    Postulat Periode Akuntansi Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan tetap ada untuk

periode waktu yang tidak terbatas, pemakai meminta berbagai informasi tentang posisi keuangan dan

kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka pendek. Sebagai tanggapan terhadap kendala

yang disebabkan lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan

keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya

diungkapkan secara periodik. Panjangnya periode waktu dapat bervariasi, tetapi hukum pajak

penghasilan, yang mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan, dan praktik bisnis

tradisional, menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun kebanyakan perusahaan

4

Page 5: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

menggunakan periode akuntansi yang terkait dengan tahun kalender, beberapa perusahaan

menggunakan tahun fiskal, atau tahun bisnis "alami". Bila siklus bisnis tidak berhubungan dengan

tahun kalender, akan lebih bermanfaat untuk mengakhiri periode akuntansi ketika aktivitas bisnis

telah mencapai titik terendah. Karena kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, relevan dan

sering, kebanyakan perusahaan juga menerbitkan laporan interim yang menyediakan informasi

keuangan triwulanan atau bulanan, dan untuk menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting

Prindples Board menerbitkan APB Opinion No. 28, yang mensyaratkan laporan interim seharusnya

didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang sama. 

Dengan meminta entitas untuk menyediakan secara periodik, laporan keuangan jangka pendek,

postulat periode akuntansi membebankan akrual dan tangguhan, penerapan yang menyebabkan

perbedaan penting antara akuntansi akrual dan kas. Setiap periode, penggunaan akrual dan

tangguhan diminta dalam pembuatan posisi keuangan perusahaan dalam istilah

seperti expensesdibayar dimuka, pendapatan yang belum diterima, gaji yang belum dibayar,

dan expensesdepresiasi. Meskipun laporan keuangan jangka pendek bersifat arbitrer dan kurang

tepat, kekurangan dikesampingkan karena signifikasinya bagi pemakai, dengan cara menentukan

bahwa proses akuntansi terus menghasilkannya. 

Konsep – Konsep Teoritis Akuntansi

1. Teori Proprietary / KepemilikanMenurut teori ini, entitas sebagai "agen, perwakilan atau susunan melalui wirausahawan individual

atau pengoperasi pemegang saham". Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan

terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan membuat laporan keuangan. Tujuan utama

teori proprietary adalah untuk menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan

persamaaan akuntansi:

Aset – Utang = Ekuitas Pemilik.     Dengan kata lain, pemilik memiliki aset dan utang. Jika utang dianggap aset negatif, maka teori

proprietary dikatakan berpusat pada aset dan, secara konsekuen, berorientasi neraca. Aset dinilai

dan neraca disusun untuk mengukur perubahan dalam kepentingan atau kesejahteraan

pemilik. Revenue dan expenses dianggap meningkat atau menurun secara berturutturut dalam

kepemilikan yang bukan berasal dari investasi pemilik atau penarikan modal oleh pemilik. Jadi,

income bersih atas utang dan pajak penghasilan perusahaan adalahexpenses; deviden adalah

penarikan modal.

    Meskipun teori kepemilikan secara umum dipandang terutama dapat diterapkan dalam perusahaan

dengan kepemilikan terbatas seperti proprietorship

dan kemitraan, pengaruh teori proprietary mungkin ditemukan dalam beberapa teknik akuntansi dan

terminologi yang digunakan oleh perusahaan yang dimiliki secara luas. Contoh, 

Konsep tentang income perusahaan, yang dihasilkan setelah memperlakukan bunga dan

pajak income sebagai expenses, menunjukkan "net income bagi pemegang saham" dan

bukan untuk semua penyedia modal. Demikian pula, istilah seperti "laba per lembar saham"

dan "deviden perlembar saham" berkonotasi pada penekanan pemilik. Metode ekuitas dalam

akuntansi untuk net income perusahaan anak yang belum dikonsolidasikan termasuk dalam

net income. Jadi konsep proprietary mengandung makna praktis.

5

Page 6: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

    Teori proprietary dapat dianggap memiliki paling tidak dua bentuk, yang menjadi dasar untuk

membedakan siapa yang termasuk dalam kelompok proprietary yaitu;

1. Bentuk pertama, hanya pemegang saham biasa yang merupakan bagian dari

kelompokproprietary dan pemegang saham preferred tidak termasuk di dalamnya. Jadi, deviden

preferen dikurangkan ketika menghitung earnings pemilik. Bentuk kelompok proprietary yang sempit

ini identik dengan konsep ekuitas residual yang dikembangkan Staubus. Konsisien dengan bentuk

teori proprietary ini, net income diperluas dengan

mengurangkan deviden preferen untuk menghasilkan net income kepada ekuitas residual yang

menjadi dasar perhitungan laba per lembar saham. 

2. Bentuk kedua, teori proprietary, baik saham biasa dan saham preferen termasuk dalam ekuitas

pemilik. Pandangan yang lebih luas tentang teori ini memfokuskan perhatian pada bagian ekuitas

pemegang saham dalam neraca dan jumlah yang dikreditkan pada semua pemegang saham dalam

laporan income.

 

2. Teori EntitasTeori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak yang

menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik, merupakan pusat

kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab

terhadap pemilik maupun kreditor. 

Persamaan :

    Aset = EkuitasAset = Utang + Ekuitas Pemegang sahamAset adalah pertumbuhan hak perusahaan; ekuitas menunjukkan sumber aset dan terdiri dari utang

dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor dan pemegang saham adalah pemilik ekuitas, meskipun

mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income, kontrol risiko, dan likuidasi. Jadi, income

yang diperoleh merupakan properti entitas hingga didistribusikan sebagai deviden kepada pemegang

saham. Karena unit bisnis bertanggung jawab untuk memenuhi klaim pemilik ekuitas, teori entitas

disebut sebagai "berpusat pada income" dan secara konsekuen berorientasi pada laporan laba rugi.

Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja operasi dan keuangan

perusahaan. Dengan demikian, income merupakan peningkatan dalam ekuitas pemegang saham

setelah klaim pemilik ekuitas lainnya (sebagai contoh, bunga pinjaman jangka panjang dan pajak

penghasilan) telah terpenuhi. 

Peningkatan dalam ekuitas pemegang saham dipertimbangkan sebagai income bagi pemegang

saham hanya jika deviden telah diumumkan. Demikian halnya, laba yang tidak dibagi (undistributed

profit) tetap menjadi milik entitas karena mereka menunjukkan "corporation's proprietary equity in

itself". Sebagai catatan bahwa ketaatan yang kaku pada teori entitas mendikte bahwa pajak

penghasilan dan bunga pinjaman dianggap sebagai distribusi income dan bukan expenses. Akan

tetapi keyakinan umum dan interpretasi teori entitas, adalah bahwa bunga dan pajak penghasilan

adalah expenses. Teori entitas merupakan teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan bisnis

bentuk korporat, yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya.

 

3. Teori DanaDalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas, tetapi kelompok aset

dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang mengatur penggunaan aset. Jadi, teori dana

6

Page 7: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait

mengenai penggunaan sumber daya. 

Persamaan: 

Aset = Restriksi Aset 

Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian aset dan penggunaan aset yang telah

dilakukan. Kewajiban menunjukkan serangkaian restriksi hukum dan ekonomi pada penggunaan aset.

Sehingga, teori dana "berorientasi aset" dalam pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada

administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Laporan sumber dan penggunaan dana, bukan

neraca atau laporan keuangan, merupakan tujuan utama pelaporan keuangan. Laporan ini

merefleksikan perilaku operasi perusahaan yang berkaitan sumber dan penggunaan dana.

Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba. Rumah sakit, universitas, unit

kota dan pemerintahan, sebagai contoh, dijalankan dalam operasi yang beraneka segi sehingga

memerlukan pemisahan dana. Setiap dana (selfbalanced fund) menghasilkan laporan terpisah

melalui sistem akuntansi yang terpisah dan serangkaian catatan yang memadai. 

Dana dapat didefinisi sebagai:

.... entitas fiskal dan akuntansi independen dengan pencatatan serangkaian akun kas dan atau

sumber daya lain yang berimbang bersama dengan utang, kewajiban, cadangan, dan ekuitas

yang terpisah untuk tujuan melakukan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan tertentu sesuai

dengan aturan khusus, restriksi, atau limitasi.

 

Jumlah dana dalam institusi nirlaba tergantung pada jumlah dan tipe aktivitas yang memiliki restriksi

hukum berkaitan dengan penggunaan aset yang dipercayakan kepada organisasi. 

Sebagai contoh, berikut ini terdapat delapan dana utama yang direkomendasikan untuk administrasi

keuangan unit pemerintahan yang baik:

1. Dana Umum (General Funds) untuk mencatat semua transaksi keuangan yang tidak layak dicatat

dalam dana lain.

2. Dana Penerimaan Khusus (Special Revenue Funds) untuk mencatat hasil atas sumber penerimaan

khusus (selain perkiraan khusus) atau untuk mendanai aktivitas tertentu yang diminta oleh hukum

atau aturan administratif.

3. Dana Jasa Peminjaman (Debt Service Funds) untuk mencatat pembayaran bunga dan pokok

pinjaman jangka panjang selain iuran khusus (special assessment) dan revenue bonds.

4. Dana Projek Modal (Capital Projects Funds) untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran uang dan

untuk memperoleh fasilitas modal selain yang dibiayai oleh iuran khusus dan dana perusahaan.

5. Dana Perusahaan (Enterprises Funds) untuk mencatat pendanaan jasa bagi masyarakat umum, di

mana sernua atau hampir sernua kos yang termasuk dibayarkan dalam bentuk beban oleh pemakai

jasa.

6. Dana Perwalian dan Agen (Trust and Agency Funds) untuk mencatat aset yang dimiliki unit

pemerintahan sebagai bendahara atau agen individual, organisasi swasta, dan unit organisasi

pemerintahan lain.

7. Dana Jasa antar Pemerintahan (Intragovermental Service Funds) untuk mencatat pendanaan

aktivitas khusus dan jasa yang dilakukan oleh unit organisasi yang ditunjuk dalam batas kekuasaan

pemerintah.

7

Page 8: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

8. Dana luran Khusus (Spedal Assessment Funds) untuk mencatat iuran khusus yang dipungut guna

mendanai perbaikan masyarakat atau jasa yang bermanfaat bagi kekayaan yang menjadi dasar

pemungutan iuran tersebut.

Teori dana juga relevan untuk organisasi berorientasi laba, yang menggunakan dana untuk aktivitas

yang bermacammacam seperti dana pelunasan (sinking funds), akuntansi untuk kebangkrutan dan

perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau divisional, pemisahan aset dalam aset lancar atau

tetap, dan konsolidasi.

 

Prinsip-Prinsip Akuntansi

1. Prinsip CostCost pemerolehan (acquisition cost) atau cost historis merupakan dasar penilaian yang memadai

untuk mengakui pemerolehan semua barang dan jasa, expenses, kos, dan ekuitas. Dengan kata lain,

item dinilai dengan harga pertukaran pada saat barang tersebut dibeli dan dicatat dalam laporan

keuangan pada nilai atau porsi amortisasi nilai barang. APB Statement No. 4 mendefinisi kos sebagai

berikut:

Cost adalah jumlah, diukur dalam uang, kas yang dibelanjakan atau properti lain yang

ditransfer, penerbitan modal saham, jasa yang diberikan, atau utang yang terjadi, sebagai

imbalan atas barang atau jasa yang diterima, atau seharusnya diterima. Cost dapat

diklasifikasikan sebagai belum terpakai (unexpired) dan telah terpakai (expired). Cost yang

belum terpakai (aset) adalah yang dapat digunakan untuk menghasilkan revenue di masa

mendatang.... Cost yang telah terpakai tidak dapat digunakan untuk menghasilkan revenue,

dan karena alasan ini maka diperlakukan sebagai pengurang dari revenue sekarang atau

dibebankan sebagai pengurang laba ditahan.

Cost menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk memperoleh barang

atau jasa. Jika imbalan terdiri dari aset nonmoneter, harga pertukaran adalah ekuivalen kas atas aset

atau jasa yang diterima. Prinsip cost dapat diterapkan untuk pengukuran transaksi utang dan modal.

Prinsip cost dijustifikasi oleh postulat objektivitas dan postulat kelangsungan usaha. Pertama, cost

pemerolehan adalah objektif, informasi yang dihasilkan dapat diuji kebenarannya. Kedua, postulat

kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas akan meneruskan aktivitasnya secara tidak

terbatas. 

Validitas yg kurang atas postulat unit pengukur, mengasumsi- kan bahwa daya beli dolar adalah

stabil, merupakan keterbatasan utama untuk menerapkan prinsip cost. Penilaian cost historis

mungkin menghasilkan figur yang salah jika perubahan dalam nilai aset sepanjang waktu diabaikan.

Demikian pula, nilai aset yang diperoleh pada waktu yang berbeda selama periode terjadinya

perubahan daya beli dolar tidak dapat ditambahkan bersamasama dalam neraca dan memberikan

hasil yang berarti. 

 

2. Prinsip RevenuePrinsip revenue menspesifikasi:

1. Sifat dan Komponenkomponen Revenue

Revenue diinterpretasikan sebagai: 

1. Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa ; 

2. Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan; 

8

Page 9: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

3. Produk perusahaan yang dihasilkan dari pendapatan barang atau jasa oleh perusahaan

selama periode waktu tertentu . 

Hendriksen menganggap bahwa:

1. Konsep produk lebih superior daripada konsep aliran keluar, yang lebih superior daripada

konsep aliran masuk; dan

2. Konsep produk adalah netral terkait dengan pengukuran (jumlah) dan saat (tanggal

pengakuan) revenue, sedangkan konsep aliran masuk membingungkan terkait dengan

pengukuran (jumlah) dan saat (tanggal pengakuan) proses revenue. 

Perbedaan interpretasi atas sifat revenue disebabkan oleh perbedaan pandangan tentang apa yg

seharusnya masuk sebagai revenue. 

Terdapat dua pandangan tentang komponen revenue yaitu: 

1. Pandangan revenue yang komprehensif memasukkan semua hasil dari aktivitas bisnis dan

investasi. Pandangan ini mengidentifikasi revenue sebagai semua perubahan dalam aset

bersih yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan keuntungan atau kerugian yang

berasal dari penjualan aset tetap dan investasi. Dalam menerapkan pandangan

ini,Accounting Terminology Bulletin No. 2 mendefinisi revenue sbb: 

Revenue berasal dari penjualan barang atau pemberian jasa dan diukur dengan,

beban yang ditanggung pelanggan, klien, atau penyewa barang dan jasa yang

disediakan untuk mereka. Revenue juga meliputi keuntungan dari penjualan atau

pertukaran aset (selain saham yang diperdangkan) dan deviden yang diperoleh dari

investasi, dan peningkatan lain dalam ekuitas pemilik kecuali peningkatan yang

berasal dari kontribusi modal dan penyesuaian modal. 

2. Pandangan yang lebih sempit tentang revenue hanya memasukkan hasil yang berasal dari

aktivitas penghasil revenue dan mengeluarkan penghasilan investasi dan keuntungan dan

kerugian dari pelepasan aset tetap. 

Pandangan ini mensyaratkan bahwa perbedaan yang jelas harus dibuat antara revenue dan

keuntungan dan kerugian. Dalam pengadopsian pandangan revenue yang lebih sempit,American

Accounting Association dalam sebuah pernyataan di tahun 1957 mendefinisi income sebagai: 

.... kelebihan atas kekurangan revenue dibandingkan dengan kos yang telah terpakai

dan keuntungan serta kerugian lain perusahaan yang berasal dari penjualan,

pertukaran, atau konversi aset lainnya.

 

Pengukuran RevenueRevenue diukur dalam pengertian nilai pertukaran produk atau jasa dalam sebuah transaksi yang

lugas (arm'slength" transaction). Pandangan ini menunjukkan ekuivalen kas bersih maupun nilai

diskontoan sekarang atas uang yang diterima atau seharusnya diterima dalam pertukaran barang

atau jasa yang ditransfer oleh perusahaan kepada pelanggan. Terdapat dua interpretasi revenue

yang muncul dari konsep revenue ini: 

1. Potongan tunai dan berbagai pengurangan dalam harga tetap, seperti kerugian piutang yang tidak

tertagih, memerlukan penyesuaian untuk menghitung ekuivalen kas bersih yang sesungguhnya atau

nilai diskontoan sekarang atas klaim uang dan secara konsekuen harus dikurangkan ketika harus

menghitung revenue. 

2. (Interpretasi ini bertentangan dengan pandangan bahwa potongan tunai dan kerugian piutang tidak

tertagih dianggap sebagai expenses).

9

Page 10: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

3. Untuk transaksi nonkas, nilai pertukaran sama dengan nilai pasar yang wajar barang/jasa yang

diberikan atau yang diterima, mana yang lebih mudah dan jelas dalam menghitungnya.

 

Waktu Pengakuan Revenue 

Revenue dan income yang diperoleh umumnya diakui dalam semua tahap siklus operasi (selama

penerimaan order, produksi, penjualan dan penagihan). Karena ada kesulitan pengalokasian

revenue dan income ketahap yang berbeda dari suatu siklus operasi, akuntan menggunakan prinsip

"realisasi" untuk mengakui sebuah "peristiwa kritis".

Makna inti dari realisasi adalah bahwa perubahan dalam aset atau hutang secara memadai telah

menjadi tertentu dan bertujuan untuk membenarkan pengakuan dalam akun. Kreteria pengakuan

revenue dan income, menurut American Accounting Association Committee adalah:

1. diperoleh (earned), dalam satu atau beberapa pengertian,

2. dalam bentuk yang dapat didistribusikan,

3. hasil atas konversi yang timbul dari transaksi antara perusahaan dan pihak eksternal,

4. hasil dari penjualan yang sah atau proses serupa,

5. dipotong dari modal,

6. dalam bentuk aset lancar,

7. dampak kotor dan bersih pada ekuitas pemegang saham harus dapat diestimasi dengan tingkat

reliabilitas tinggi.

Komite mengaitkan prinsip realisasi dengan konsep pengukuran income yang dapat dipercaya, dan

prinsip realisasi merupakan ekspresi dari kepastian profit yang mempengaruhi peristiwa yang

dilaporkan sebagai revenue. Komite mendifinisikan realisasi sebagai berikut:

Income harus diakui keberadaannya sebelum pertanyaan realisasi muncul. Realisasi bukan

determinan dalam konsep income; realisasi hanya memberikan petunjuk dalam memutuskan

kapan peristiwa terjadi, sebaliknya pemecahan dalam konsep income, dapat dimasukkan dalam

catatan akuntansi dalam pengertian tujuan; yaitu, ketika ketidak pastian dapat dikurangi hingga

level yang dapat diterima.

 

Dengan adanya interpretasi yang berbeda terhadap prinsip realisasi dan kriteria yang digunakan

untuk mengakui perubahan aset dan hutang maka ketergantungan pada prinsip realisasi dapat

menyesatkan. Secara umum revenue diakui dengan dasar akrual atau dasar peristiwa kritis.

Dasar akrual untuk pengakuan revenue berimplikasi bahwa revenue harus dilaporkan selama

produksi, akhir produksi, pada saat penjualan atau pada saat pengumpulan `hasil penjualan.

Revenue diakui secara umum selama proses produksi dalam situasi sbb:

1. Revenue berupa sewa, bunga dan komisi diakui ketika telah diperoleh (earned). Dengan syarat

adanya persetujuan sebelumnya atau kontrak yang menspesifikasi peningkatan secara bertahap

dalam klaim terhadap pelanggan.

2. Pemberian jasa individual atau kelompok profesional atau jasa yang serupa mungkin lebih baik

menggunakan dasar akrual untuk pengakuan revenue, dengan syarat sifat klaim terhadap pelanggan

adalah fungsi proporsi jasa yang diberikan.

3. Revenue dari kontrak jangka panjang diakui dengan dasar kemajuan konstruksi atau "persentase

penyelesaian". Persentase penyelesaian dihitung dengan:

1. estimasi teknik atas pekerjaan yng dilakukan hingga tanggal tertentu dibandingkan dengan total

pekerjaan yang harus diselesaikan menurut kontrak; atau

10

Page 11: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

2. total kos yang terjadi hingga tanggal tertentu dibandingkan dengan total kos yang diestimasi untuk

total projek dalam kontrak.

4. Revenue atas "cost plus fixedfee contracts" lebih baik diakui dengan dasar akrual.

5. Perubahan aset karena pertumbuhan (acretion) akan menimbulkan peningkatan revenue (sebagai

contoh, ketika umur minuman keras atau anggur, tanaman kayu, atau ternak menjadi dewasa).

Meskipun transaksi harus terjadi sebelum revenue dalam contohcontoh tersebut diakui, revenue

akresi didasarkan pada penilaian sediaan yang sebanding.

Dasar peristiwa kritis untuk pengakuan revenue dipicu oleh peristiwa krusial dalam siklus operasi.

Peristiwa tersebut mungkin adalah: 

1. saat terjadinya penjualan; 

2. penyelesaian produksi; 

3. dan penerimaan pembayaran untuk penjualan berikutnya.

Dasar penjualan untuk pengakuan revenue dibenarkan karena: 

1. harga produk diketahui dengan pasti; 

2. pertukaran telah diakhiri dengan pengiriman barang, sehingga diperoleh pengetahuan yang objektif

akan kos yang terjadi; dan

3. dalam artian realisasi, penjualan merupakan peristiwa krusial.

Dasar penyelesaian produksi untuk pengakuan revenue dapat dibenarkan ketika pasar stabil dan

harga stabil tersedia untuk komoditi standar. Dibanding penjualan, proses produksi merupakan

peristiwa yang lebih krusial untuk pengakuan revenue. Aturan ini terutama dapat diterapkan untuk

"logam mulia yang memiliki harga jual tetap dan harga pasar yang tidak signifikan". Perlakuan

penyelesaian produksi tepat untuk emas, perak, dan logam mulia lain dan juga cocok untuk produk

pertanian dan tambang yang memenuhi kriteria.

Dasar pembayaran untuk pengakuan revenue dibenarkan ketika penjualan akan dilakukan dan

ketika pengakuan akurat yang memadai tidak dapat diberlakukan untuk produk yang ditransfer.

Metode ini, yang jumlahnya merupakan revenue tangguhan, terutama diidentifikasi sebagai

metode angsuran dalam pengakuan revenue.

 

3. Prinsip Penandingan    Prinsip penandingan menyatakan bahwa expenses harus diakui pada periode yang sama

dengan revenue; yaitu, revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue,

dan expenses yang terkait kemudian diakui. Hubungan terbaik dapat dicapai ketika hubungan tsb

menggambarkan hubungan sebabakibat antara cost dan revenue. 

Secara operasional, terdapat proses dua tahap untuk akuntansi expenses.

1. Pertarna, kos dikapitalisir sebagai aset yang menggarnbarkan sekurnpulan jasa atau manfaat

potensial. 

2. Kedua, setiap aset dihapus sebagai expense untuk mengakui proporsi jasa potensial aset yang telah

terpakai untuk menghasilkan revenue selarna periode tertentu. 

Jadi, akuntansi akrual lebih ditunjukkan oleh prinsip penandingan dalam artian kapitalisasi dan alokasi

dibanding akuntansi kas. Hubungan antara revenue dan expenses tergantung pada satu dari empat

kriteria:

1. Penandingan langsung kos yang telah terpakai dengan revenue. Contoh, kos barang

terjual (cost of goods sold) ditandingkan dengan penjualan terkait.

2. Penandingan langsung kos yang telah terpakai dengan periodenya (sebagai contoh,

gaji direktur untuk periode tertentu).

11

Page 12: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

3. Alokasi kos selama periode yang mendapatkan manfaat (sebagai contoh,

depresiasi).

4. Menjadikan expenses sernua kos lain dalam periode terjadinya, kecuali jika dapat

ditunjukkan bahwa masih memiliki manfaat di masa mendatang (sebagai

contoh, expenses advertensi).

Kos yang belum terserap (yaitu, aset) yang tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria untuk

menjadikannya expenses pada periode berjalan dapat dibebankan pada periode mendatang dan

dapat diklasifikasikan dalam kategori yang berbeda sesuai penggunaan yang berbeda dalam

perusahaan. Penggunaan yang bervariasi menjustifikasi perbedaan dalam penerapan prinsip

penandingan.

Kos produk selesai yang siap dijual

Kos untuk menghasilkan produk selesai yang siap dijual secara umum meliputi bahan baku, tenaga

kerja langsung, dan overhead pabrik. Proses dua tahap digunakan untuk mencatat kos ini:

1. Penilaian sediaan, atau penentuan kos produk 

2. Penentuan income, atau penandingan kos produk dengan revenue.

Ketika menentukan jumlah penilaian sediaan, permasalahannya adalah untuk menentukan kos mana

yang merupakan kos produk (karena mereka memiliki manfaat di masa mendatang dan seharusnya

dijadikan sediaan) dan kos mana yang merupakan kos periode (karena mereka hanya mempunyai

manfaat untuk periode berjalan dan harus dibebankan ke dalam incomeberjalan). Metode kos

absorpsi (penuh) dan metode kos langsung (variabel) menghasilkan jawaban yang berbeda. 

Metode kos

Absorpsi memperlakukan sernua kos produksi sebagai kos produk dan semua kos overhead pabrik

tetap sebagai kos periode.

Metode kos langsung

hanya memperlakukan variabel kos preduksi sebagai kos produksi dan semua

kos overheadmanufaktur tetap sebagai kos periode pilihan antara dua metode ini telah menjadi

kontroversi utama dalam literatur akuntansi untuk beberapa tahun. 

Aset Operasi Terdepresiasi (depredable operating assets)

Aset operasi terdepresiasi juga sering disebut sebagai aset modal terpakai (wasting capital assets).

Karena aset operasi terdepresiasi dianggap memiliki manfaat lebih dari satu periode, aset tersebut

dikapitalisasi pada harga pemerolehannya, yang kemudian dialokasikan dengan dasar yang logis

selama umur manfaat aset. Proses alokasi ini dikenal dengan depresiasi untuk aset berwujud seperti

bangunan, perlengkapan, peralatan dan perabotan, sebagai deplesi untuk aset yang merupakan

sumber daya alam (seperti simpanan tambang dan ladang perkebunan), dan amortisasi untuk aset

tidak berujud seperti hak atau manfaat spesial (seperti paten, hak copy, waralaba, merk

dagang, goodwill, beban tangguhan, kos riset dan pengembangan, kos organisasional,

dan leasehold). 

 

Akuntansi depresiasi telah didefinisi sebagai berikut: 

Akuntansi depresiasi adalah sistem akuntansi yang bertujuan untuk mendistribusikan kos

atau nilai dasar lain suatu aset modal berujud, dikurangi nilai sisa (jika ada), selama estimasi

umur kegunaan unit (yang mungkin berupa sekelompok aset) dengan cara yang sistematis

12

Page 13: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

dan rasional. Hal tersebut merupakan proses alokasi, bukan penilaian. Depresiasi untuk

suatu tahun adalah bagian dari total beban dalam suatu sistem yang dialokasikan beberapa

tahun. 

Beberapa metode depresiasi telah dikembangkan, setiap metode didasarkan pada pola yang

berbeda dalam beban depresiasi selama umur aset berujud. Metode depresiasi didasarkan pada:

1. Waktu, seperti metode garis lurus.

2. Keluaran, seperi metode jam jasa dan metode unit keluaran.

3. Beban depresiasi berkurang, seperti metode jumlah angka tahun, metode jumlah menurun dengan

dasar persentase tetap, metode kos dengan tingkat menurun, dan metode saldo menurun ganda. 

4. Konsep investasi dan bunga, seperti metode anuitas dan metode dana pelunasan. 

Aset operasi tidak didepresiasasi (Nondepredable operating assets)

Aset dan kategori kos utama ketiga terdiri dari aset operasi tidak didepresiasi juga yang disebut

sebagai aset modal permanen, karena aset ini dianggap tidak dikonsumsi meskipun operasi bisnis

sedang dilakukan. Nilainya tidak dipengaruhi oleh aktivitas produktif dan tidak memiliki dampak

terhadap penentuan income hingga aset tersebut dijual atau direvaluasi. Dengan demikian, prinsip

penandingan tidak dapat diterapkan untuk aset operasi yang tidak didepresiasi.

Kos penjualan dan admisnistrasi

Kos penjualan dan administrasi merupakan semua kos pemanufakturan yang diperlukan untuk

menjalankan organisasi penjualan dan administrasi dasar. Kos ini diperlakukan sebagai kos periode

dalam periode terjadinya, baik dalam metode langsung maupun metode absorpsi. 

 

4. Prinsip ObyektivitasKegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat reliabilitas prosedur pengukuran yang

digunakan. Karena menjamin reliabilitas maksimum adalah sangat sulit, akuntan telah menggunakan

prinsip objektivitas untuk menjustifikasi pemilihan prosedur pengukuran. Prinsip objektivitas, telah

menjadi subjek interpretasi yang berbeda: 

1. Pengukuran objektivitas merupakan ukuran yang "tidak bersifat personal", dalam

pengertian bebas dari bias personal pengukurnya. Dengan kata lain, objektivitas

merujuk pada realitas eksternal yang independen dari orang yang menerimanya. 

2. Pengukuran objektivitas merupakan pengukuran variabel, dalam pengertian bahwa

pengukuran didasarkan pada bukti.

3. Pengukuran objektivitas merupakan hasil dari "konsensus diantara kelompok

pengamat atau pengukur tertentu". 

4. Ukuran penyebaran atas distribusi pengukuran digunakan sebagai indikator tingkat

objektivitas suatu sistem pengukuran termaksud.

 

5. Prinsip KonsistensiPrinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan

dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Penerapan prinsip konsistensi membuat laporan

keuangan lebih komparabel dan lebih berguna. Kecenderungan dalam data akuntansi dan hubungan

dengan faktor-faktor eksternal akan terungkap secara lebih akurat bila prosedur pengukuran yang

komparabel telah digunakan. Demikian pula, distorsi jumlah income dan neraca dan kemungkinan

13

Page 14: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

manipulasi laporan keuangan dapat dihindari dengan penggunaan prosedur akuntansi yang konsisten

sepanjang waktu. Konsistensi juga merupakan batasan bagi pengguna yang dimaksudkan untuk

memfasilitasi keputusan pengguna dengan memberikan laporan keuangan yang komparabel. Dalam

opini standar, akuntan publik mengakui prinsip konsistensi dengan memperhatikan apakah laporan

keuangan telah dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dengan

dasar yang " konsisten dengan tahun sebelumnya" atau belum.

Prinsip konsistensi tidak menghalangi perusahaan mengubah prosedur akuntansi ketika hal tersebut

dapat dibenarkan dengan perubahan keadaan, atau jika prosedur alternatif lebih baik. Menurut APB

Opinion No. 20, perubahan yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah:

1. perubahan dalam prinsip akuntansi; 

2. perubahan dalam estimasi akuntansi; 

3. perubahan dalam entitas pelaporan.

Perubahan ini harus terefleksi dalam akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan

secararetroaktif untuk perubahan dalam entitas akuntansi, secara prospektif untuk perubahan dalam

estimasi akuntansi, dan secara urnum dan segera untuk perubahan dalam prinsip akuntansi.

 

6. Prinsip Pengungkapan PenuhTerdapat konsensus umum dalam akuntansi bahwa terdapat pengungkapan data akuntansi yang

"penuh" (full), "wajar" (fair) dan "cukup" (adequate). 

Pengungkapan penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan didesain dan dibuat untuk

menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan untuk suatu

periode dan memuat informasi yang memadai untuk membuat laporan berguna dan tidak

menyesatkan bagi ratarata investor. Secara lebih eksplisit, prinsip pengungkapan penuh berimplikasi

bahwa tidak ada informasi penting atau kepentingan bagi rata-rata investor yang dihilangkan atau

disembunyikan. 

Prinsip ini kemudian diperkuat kembali oleh berbagai permintaan ungkapan yang dibentuk oleh APB

Opinion, laporan FASB dan terbitan akuntansi dan permintaan SEC (SEC Accounting Release and

requirements). Pengungkapan penuh, dengan demikian secara luas, merupakan konstruk terbuka

yang berisi beberapa pertanyaan yang tidak terjawab atau terbuka untuk interpretasi yang berbeda. 

1. Pertama, apa yang dimaksud dengan pengungkapan "penuh", "wajar" dan "cukup"? "Cukup"

berkonotasi dengan serangkaian informasi minimum yang harus diungkapkan; "wajar" menunjukkan

batasan etis yang meminta perlakuan yang adil bagi pengguna; dan "penuh" merujuk pada penyajian

informasi yang lengkap dan komprehensif. Posisi lain yang dapat diterima adalah pandangan "wajar"

sebagai tujuan utama dan titik tradeoff antara pengungkapan penuh dan cukup. Namun, dalam

judul Fair Presentation in Conformity with Generally Accepted Accounting Prindples, APB Satement

No. 4

menyatakan bahwa penyajian wajar dapat terpenuhi bila:

... keseimbangan yang layak telah dicapai antara konflik kebutuhan untuk mengungkapkan

aspekaspek penting posisi keuangan dan hasil operasi sesuai dengan aspekaspek konvensional

dan untuk mengikhtisarkan data yang sangat besar dalam sejumlah judul laporan keuangan dan

catatan pendukung.

2. Kedua, apa yang seharusnya diungkapkan sehingga seorang investor yang hatihati tidak akan

tersesatkan? Apa data yang merupakan inti informasi akuntansi? Apakah data tersebut meliputi

informasi baru dan tambahan seperti akuntansi aset manusia, akuntansi sosialekonomi, akuntansi

inflasi dan pelaporan segmen?

14

Page 15: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

Jawaban terhadap pertanyaan ini tergantung pada penentuan yang layak tentang pengguna,

kebutuhannya, tingkat pemahamannya dan, yang lebih penting lagi, kemampuannya memproses

informasi, dengan memperhatikan informasi berlebihan yang disebabkan oleh perluasan data.

Skinner memberikan perhatian pada beberapa permasalahan yang seharusnya menjadi subjek

pengungkapan penuh:

1. Rindan tentang kebijakan dan metode akuntansi. 

2. Informasi tambahan untuk membantu analisis investasi.

3. Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan dan metode akuntansi yang

digunakan dan dampak perubahan tersebut. 

4. Aset, utang, kos dan revenue yang timbul dari transaksi dengan pihak lain yang

memiliki kepentingan pengendali. 

5. Aset, utang dan komitmen bersyarat.

6. Transaksi keuangan atau transaksi operasi lainnya yang terjadi setelah tanggal

neraca yang memiliki dampak material terhadap posisi keuangan.  

7. Prinsip Konservatisme Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi dalam artian bahwa prinsip

tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang relevan danreliabel. Prinsip

konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara dua atau lebih teknik akuntansi yang dapat

diterima, maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil dampaknya terhadap ekuitas

pemegang saham. Secara lebih spesifik, prinsip ini menunjukkan bahwa lebih disukai melaporkan

nilai terendah untuk aset dan revenue dan nilai tertinggi untuk utang dan expenses. Prinsip

konservatisme kemudian menyatakan bahwa akuntan secara umum menggambarkan perilaku

pesimistik ketika memilih teknik akuntansi untuk pelaporan keuangan. Untuk mencapai tujuan

pemahaman income sekarang dan aset, prinsip konservatisme mungkin mendorong perlakuan yang

merupakan penyimpangan dari pendekatan teoritis. 

Contoh, pengadopsian konsep lowerofcostormarket bertentangan dengan prinsip kos historis.

Meskipun penilaian aset dan penyusutan dipercepat secara umurn diyakini sebagai ukuran

yang melawan inflasi, mereka dipandang sebagai hasil dari pengadopsian prinsip

konservatisme. 

Di masa lalu, konservatisme dipergunakan bila berhubungan dengan ketidakpastian dalam

lingkungan dan kemungkinan optimisme berlebihan dari manajer serta pemilik dan juga ketika

melindungi kreditor dari distribusi aset perusahaan sebagai deviden yang tidak beralasan.

Konservatisme mendorong ketidakjelasan dan ketidak- konsistenan ketentuan atau kewajiban atau

keduanya.

Sterling menyebut konservatisme sebagai "prinsip penilaian akuntansi yang tertua dan mungkin yang

paling pervasif, dewasa ini, penekanan pada penyajian yang objektif dan wajar telah mengurangi

ketergantungan pada konservatisme". Konservatisme kini lebih diyakini sebagai petunjuk yang diikuti

dalam situasi luar biasa, daripada sebagai aturan umurn yang secara kaku diterapkan dalam semua

keadaan. 

 

8. Prinsip Materialitas Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas merupakan prinsip pengecualian atau modifikasi.

Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan

dapat diatasi dengan cara yang paling tepat, apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan

15

Page 16: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

prinsip berterima umum atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan. Materialitas berlaku sebagai

petunjuk implisit bagi akuntan dalam artian apa yang seharusnya diungkapkan dalam laporan

keuangan, memungkinkan akuntan untuk memutuskan apa yang tidak penting atau apa yang tidak

menjadi masalah dalam pencatatan kos, keakuratan laporan keuangan, dan relevansinya bagi

pengguna. 

Secara umum, badanbadan akuntansi telah meninggalkan penggunaan materialitas dalam

pertimbangan akuntan, pada saat yang sama tetap menekankan pentingnya materialitas. Menurut

APB Statement No. 4, materialitas menunjukkan bahwa "pelaporan keuangan hanya berurusan

dengan informasi yang cukup signifikan untuk mempengaruhi evaluasi atau keputusan". APB Opinion

No. 30 menggantungkan pada konsep materialitas yang tidak didefinisi untuk menjelaskan itemitem

luar biasa. Demikian pula, APB Opinion No. 22 merekomendasikan pengungkapan semua kebijakan

atau prinsip yang secara material mempengaruhi posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan

dalam posisi keuangan suatu entitas. Pada tahun 1975, FASB menerbitkan memorandum diskusi

tentang isu materialitas, yang menekankan pentingnya prinsip ini .

Prinsip materialitas kurang memiliki definisi operasional. Frishkoff mendefinisi materialitas sebagai

"arti pentingnya relatif dan kuantitatif dari suatu informasi akuntansi bagi pengguna dalam konteks

keputusan yang harus dibuat.

Pada tahun 1974, studi yang dilakukan oleh kelompok studi akuntan internasional

memberikan ciri materialitas sebagai berikut: 

Materialitas intinya merupakan masalah pertimbangan profesional. Item individual

seharusnya dinilai material jika pengetahuan atas item tersebut secara layak dianggap

memiliki pengaruh terhadap pengguna laporan keuangan .

 

9. Prinsip Keseragaman dan KomparabilitasPrinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk itemitem yang terkait

dengan perusahaan tertentu antar waktu; prinsip keseragaman merujuk pada penggunaan prosedur

yang sama oleh perusahaan yang berbeda. 

Tujuan yang diinginkan adalah mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi

keanekaragaman yang terdapat karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh

perusahaan yang berbeda. Pada kenyataannya, debat yang konstan terjadi tentang apakah

fleksibilitas atau keseragaman seharusnya berlaku dalam akuntansi dan pelaporan keuangan.

Pendukung utama prinsip keseragaman mengklaim bahwa prinsip

tersebut akan:

1. mengurangi perbedaan penggunaan prosedur akuntansi dan ketidak cukupan praktik akuntansi;

2. memungkinkan pembandingan yang berarti bagi pengguna laporan keuangan;

3. memperbaiki kepercayaan pengguna pada laporan keuangan;

4. mendorong intervensi pemerintah dan regulasi praktik akuntansi. 

Pendukung utama fleksibilitas mengklaim bahwa:

1. penggunaan prosedur akuntansi yang seragam untuk menunjukkan item yang sama

yang terjadi dalam berbagai kasus menimbulkan risiko peyembunyian

perbedaanperbedaan penting diantara kasuskasus tersebut; 

2. komparabilitas merupakan tujuan yang tidak praktis; "hal tersebut tidak dapat dicapai

dengan mengadopsi aturanaturan perusahaan yang tidak menggunakan pencatatan

yang memadai untuk situasi faktual yang berbeda; 

16

Page 17: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

3. "perbedaan dalam keadaan" atau "variabelvariabel keadaan" meminta perlakuan

yang berbeda, sehingga pelaporan perusahaan dapat merespon keadaan tempat

transaksi dan peristiwa terjadi. Variabel keadaan didefinisi sebagai:

"... kondisi lingkungan yang bervariasi diantara perusahaan dan yang mempengaruhi; 

kelayakan metode akuntansi dan objektivitas ukuran yang merupakan hasil penerapan metode

akuntansi

Constraint

1. Materialitas

Walaupun idealnya memuat semua informasi yang dibutuhkan, laporan keuangan

hanya diharuskan untuk memuatkan informasi yang memenuhi kriteria materialitas.

Informasi dipandang material apabila kelalaian mencantumkan atau kesalahan dalam

mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para

pengguna laporan keuangan.

2. Pertimbangan Biaya dan Manfaat

Manfaat yang dihasilkan informasi harusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh

karena itu tidak semestinya laporan keuangan menyajikan semua informasi yang

manfaatnya lebih kecil daripada biaya penyusunannya.

3. Keseimbangan Antar karakteristik Kualitatif

Keseimbangan Antara Karakteristik Kualitatif:

Relevansi

Andal

Dapat Dibandingkan

Dapat Dipahami

Kerangka Konseptual Indonesia

Pengurus pusat IAI pada tanggal 7 September 1994, menamakan kerangka KONSEPTUAL

INDONESIA dengan istilah “ KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN

LAPORAN KEUANGAN “

KEGUNAAN :

Komite penyusunan standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya

Penyusunan laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum

diatur dalam standar akuntansi keuangan

AUDITOR, Dalam ,memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun

sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam

Laporan Keuangan yang disusun sesuai PSAK

Kritik terhadap Kerangka Konseptual

Berbagai kritik ditujukan terhadap proyek kerangka konseptual bahwasanya

perkembangan berjalan agak lambat.

 

Dua pendekatan yang digunakan dalam analisis:

17

Page 18: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

Kerangka konseptual seharusnya merupakan pendekatan ilmiah yang

mampu membenarkan observasi berdasarkan logika dan bukti empiris.

Pendekatan yang dipusatkan pada pemilihan tindakan yang dianggap

paling baik berdasarkan nilai-nilai profesional.

18

Page 19: KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI Word

BAB III

Kesimpulan

Kerangka konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang

belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptualdan standar akuntansi, maka

ketentuan standar akuntansi diunggulkan relatifterhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka

panjang, konflik demikiandiharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar

akuntansi di masa depan.

19