Karsinoma Rektum Files of Drsmed

download Karsinoma Rektum Files of Drsmed

of 9

Transcript of Karsinoma Rektum Files of Drsmed

  • 7/26/2019 Karsinoma Rektum Files of Drsmed

    1/9

    Author :

    Lilik Kurniawan, S.Ked

    Faculty of Medicine University of Riau

    Pekanbaru, Riau

    2009

    Files of DrsMed FK UNRI(http://www.Files-of-DrsMed.tk

  • 7/26/2019 Karsinoma Rektum Files of Drsmed

    2/9

    KARSINOMA REKTUM

    ANATOMI REKTUM

    Secara anatomi rektum terbentang dari vertebre sakrum ke-3 sampai garis

    anorektal. Secara fungsional dan endoskopik, rektum dibagi menjadi bagian

    ampula dan sfingter. Bagian sfingter disebut juga annulus hemoroidalis,

    dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari fasia supra-ani. Bagian

    ampula terbentang dari sakrum ke-3 ke difragma pelvis pada insersi muskulus

    levator ani. Panjang rrektum berkisa 10-15 cm, dengan keliling 15 cm pada recto-

    sigmoid junctiondan 35 cm pada bagian ampula yang terluas. Pada orang dewasa

    dinding rektum mempunyai 4 lapisan : mukosa, submukosa, muskularis (sirkuler

    dan longitudinal), dan lapisan serosa.

    Gambar 1. Anatomi Anus dan Rektum.

    Perdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri hemoroidalis

    superior, media, dan inferior. Arteri hemoroidalis superior yang merupakan

    kelanjutan dari a. mesenterika inferior, arteri ini bercabang 2 kiri dan kanan.

    Arteri hemoroidalis merupakan cabang a. iliaka interna, arteri hemoroidalis

    inferior cabang dari a. pudenda interna. Vena hemoroidalis superior berasal dari

  • 7/26/2019 Karsinoma Rektum Files of Drsmed

    3/9

    plexus hemoroidalis internus dan berjalan ke arah kranial ke dalam v. mesenterika

    inferior dan seterusnya melalui v. lienalis menuju v. porta. Vena ini tidak berkatup

    sehingga tekanan alam rongga perut menentukan tekanan di dalamnya. Karsinoma

    rektum dapat menyebar sebagai embolus vena ke dalam hati. Vena hemoroidalis

    inferior mengalirkan darah ke v. pudenda interna, v. iliaka interna dan sistem vena

    kava.

    Pembuluh limfe daerah anorektum membentuk pleksus halus yang

    mengalirkan isinya menuju kelenjar limfe inguinal yang selanjutnya mengalir ke

    kelenjar limfe iliaka. Infeksi dan tumor ganas pada daerah anorektal dapat

    mengakibatkan limfadenopati inguinal. Pembuluh rekrum di atas garis anorektum

    berjalan seiring dengan v. hemoroidalis seuperior dan melanjut ke kelenjar limfe

    mesenterika inferior dan aorta.Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan parasimpatik. Serabut

    simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior yang berasal dari lumbal 2, 3,

    dan 4,s erabut ini mengatur fungsi emisi air mani dan ejakulasi. Serabut

    parasimpatis berasal dari sakral 2, 3, dan 4, serabut ini mengatur fungsi ereksi

    penis, klitoris dengan mengatur aliran darah ke dalam jaringan.

    ETIOLOGI dan EPIDEMIOLOGI

    Price dan Wilson (1994) mengemukakan bahwa etiologi karsinoma rektum

    sama seperti kanker lainnya yang masih belum diketahui penyebabnya. Faktor

    predisposisi munculnya karsinoma rektum adalah poliposis familial, defisiensi

    Imunologi, kolitis ulseratifa, granulomartosis dan Kolitis. Faktor predisposisi

    penting lainnya yang mungkin berkaitan adalah kebiasaan makan. Masyarakat

    yang dietnya rendah selulosa tapi tinggi protein hewani dan lemak, memiliki

    insiden yang cukup tinggi.

    Burkitt (1971) yang dikutip oleh Price dan Wilson mengemukakan bahwa

    diet rendah serat, tinggi karbohidrat refined, mengakibatkan perubahan pada flora

    feces dan perubahan degradasi garam-garam empedu atau hasil pemecahan

    protein dan lemak, dimana sebagian dari zat-zat ini bersifat karsinogenik. Diet

    rendah serat juga menyebabkan pemekatan zat yang berpotensi karsinogenik

    dalam feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu, masa transisi feses meningkat.

  • 7/26/2019 Karsinoma Rektum Files of Drsmed

    4/9

    Akibatnya kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan mukosa usus

    bertambah lama. Colitis.

    Sekitar 135.000 kasus baru kanker kolorektal terjadi di Amerika Serikat

    setiap tahunnya, dan menyebabkan angka kematian sekitar 55.000. Sepertiga

    kasus ini terjadi di kolon dan2/3 di rektum. Adenokarsinoma merupakan jenis

    terbanyak (98%), jenis lainnya yaitu karsinoid (0,1%), limfoma (1,3%), dan

    sarkoma (0,3%).

    Insiden karsinoma kolon dan rektum di Indonesia cukup tinggi demikian

    juga angka kematiannya. Insiden pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih

    banyak pada orang muda. Sekitar 75 % ditemukan di rektosigmoid. Di negara

    barat, perbandingan insiden pria : wanita = 3 : 1 dan kurang dari 50 % ditemukan

    di rektosigmoid dan merupakan penyakit orang usia lanjut. Pemeriksaan cocokdubur merupakan penentu karsinoma rectum.

    PATOFISIOLOGI

    Mukosa rektum yang normal sel-sel epitelnya beregenerasi setiap 6 hari.

    Pada adenoma terjadi perubahan genetik yang mengganggu proses diferensiasi

    dan maturasi sel-sel tersebut, yang dimulai dengan inaktivasi gen adenomatous

    polyposis coli (APC)yang menyebabkan replikasi yang tidak terkontrol. Dengan

    peningkatan jumlah sel tersebut menyebabkan terjadi mutasi yang mengaktivasi

    K-ras onkogen dan mutasi gen p53, hal ini akan mencegah apoptosis dan

    memperpanjang hidup sel.

    FAKTOR RESIKO

    Etiologi dari kanker rektum belum diketahui, tetapi beberapa faktor resiko

    dapat menyebabkan terjadinya kanker rektum. Beberapa resiko yang dapat

    berperan dalam terjadinya karsinoma rekti antara lain :

    -

    Faktor genetik seperti familial adenomatous polyposis (FAP), hereditary

    nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC).

    - Riwayat keluarga yang menderita kanker kolorektal.

    -

    Riwayat polip rektum, kanker ovarium, endometriosis, dan kanker payudara.

    - Umur di atas 40 tahun.

  • 7/26/2019 Karsinoma Rektum Files of Drsmed

    5/9

    - Inflamatory bowel diseaseseperti penyakit crohn, kolitis ulseratifa.

    -

    Diet tinggi lemak rendah serat.

    KLASIFIKASI

    a. Modifikasi klasifikasi Dukes (Modified Astler-Coller Staging System)

    Tabel 1. Klasifikasi karsinoma rektum menurut Dukes

    Klasifikasi

    DukesLokasi Tumor

    Dukes A Terbatas pada mukosa dinding rektum

    Dukes B-1 Tumor menginfiltrasi terbatas sampai lapisan muskularis

    propria.

    Dukes B-2 Tumor sudah menembus sampai lapisan terluar (serosa) tapi

    belum mengenai organ yang berdekatan.

    Dukes B-3 Tumor sudah mengenai organ yang berdekatan.

    Dukes C-1 Tumor kategori Dukes B-1 + pembesaran KGB regional.

    Dukes C-2 Tumor kategori Dukes B-2 + pembesaran KGB regional.

    Dukes C-3 Tumor kategori Dukes B-3 + pembesaran KGB regional.

    Dukes D Bila sudah terdapat metastase jauh.

    2.

    Klasifikasi berdasarkan sistem Tumor- Node-Metastase(TNM).

    Tabel 2. Klasifikasi karsinoma rektum menurut system TMN

    Stage T N M Dukes Stage

    I

    Tis N0 M0

    AT1 N0 M0

    T2 N0 M0

    IIT3 N0 M0

    BT4 N0 M0

    III

    Any T N1 M0

    CAny T N2,

    N3

    M0

    IVAny T Any

    N

    M1D

  • 7/26/2019 Karsinoma Rektum Files of Drsmed

    6/9

    DIAGNOSIS

    a. Anamnesa

    Gejala yang dapat ditemukan antara lain :

    Perdarahan perektal merupakan gejala yang paling sering terjadi (60%)

    pasien.

    Perubahan pola defekasi seperti perubahan bentuk feses, tenesnus, rasa

    tidak puas setelah BAB.

    Occult bleeding(tes darah samar) positif pada 26% kasus.

    Nyeri abdomen, sidapatkan sekitar 20% kasus.

    Malaise (9% kasus).

    b.

    Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari kemungkinan metastase seperti

    pembesaran KGB atau hepatomegali. Dari pemeriksaan colok dubur dapat

    diketahui :1,7

    Adanya tumor rektum

    Lokasi dan jarak dari anus

    Posisi tumor, melingkar / menyumbat lumen

    Perlengketan dgn jar.sekitar

    Dapat dilakukan biopsi cubit

    c. Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan CEA (carcinoembrionic antigen).

    Fungsi hati dan ginjal.

    Trasnrectal ultrasonography(TRUS)

    Magnetic Resonane Imaging(MRI)

    Pemeriksaan FOBT (fecal occult bleeding test) Kolonoskopi.

    CT Scan abdomen

    Doule contras barium enema.

  • 7/26/2019 Karsinoma Rektum Files of Drsmed

    7/9

    PENATALAKSANAAN

    1.

    Pembedahan1

    Pembedahan merupakan terapi utama untuk kanker rektum. Beberapa metode

    yang dipakai antara lain :

    a. Transanal excision

    Metoda ini digunakan untuk lesi yang superfisial pada pasein dengan

    derajat I atau II.

    b. Low anterior resection(LAR)

    Metoda ini digunakan untuk lesi yang terletak di tengah atau1/3 atas

    rektum.

    c. Coloanal anastomosis

    d. Abdominal perineal resection (APR)2. Kemoterapi dan Radioterapi

    Kemoterapi dan radioterapi biasa dilakukan pada pasien dengan stadium

    Dukes C untuk menurunkan tingkat rekurensi, meningkatkan tingkat

    keberhasilan operasi, dan memelihara keutuhan sfingter anus. Radioterapi

    preoperatif dapat menurunkan angka rekurensi setelah pembedahan dari 27%

    menjadi 11%, dan meningkatkan angka keberhasilan jangka panjang dari 48%

    menjadi 58%. Konsensus The US National Institutes of Health

    merekomendasikan kemoradioterapi preoperatif untuk semua stadium II dan

    III.

    Berikut adalah tabel tentang rekomendasi kemoterapi dan radioterai pada

    pasien kanker rektum setelah dilakukan pembedahan.

    Tabel 3. Rekomendasi kemoradiasi pada karsinoma rectum setelah reseksi radikal

    Stage Rekomendasi terapi

    Stage I

    Stage II or III

    - Lesi kecil/

    menengah

    Tanpa terapi adjuvant

    Kemoradiasi neoadjuvan selama 5 minggu

    - Kemoterapi dasar 5-FU denga XRT (180 cGy 5 hari/

    minggu)

    - Istirahat selama 6 minggu

  • 7/26/2019 Karsinoma Rektum Files of Drsmed

    8/9

    -

    Lesi luas

    Stage IV

    - Eksisi mesorektal total

    - Istirahat 4 minggu

    - Lanjutkan kemoterapi dasar 5-FU selama 8 minggu

    -

    Kemoterapi pre dan postoperasi

    - Eksisi mesorektal total

    - LAR atau APR paliasi/ pencegahan untuk sumbatan

    atau perdarahan

    - Kemoterapi adjuvant

    - 5 FU + lekovorin irinotecan atau oxaliplatin dengan

    XRT individual

    PROGNOSIS

    Angka 5 tahun keberhasilan hidup untuk pasien kanker kolorektal adalah

    sebagai berikut :

    o Stage I - 72%

    o Stage II - 54%

    o Stage III - 39%

    o

    Stage IV - 7%

    Limapuluh persen pasien biasanya terjadi rekurensi, baik lokal maupun

    ditempat yang lain, atau keduanya. Rekurensi lokal lebih sering terjadi pada

    kanker rektum daripada kanker kolon. Angka rekurensi berkisar 5-30%, terjadi 2

    tahun setelah pembedahan. Faktor yang mempengaruhi rekurensi antara lain

    stadium tumor primer, lokasi tumor primer.

  • 7/26/2019 Karsinoma Rektum Files of Drsmed

    9/9

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Cirincione E, Cagir B. 2005. Rectal Cancer.

    www.emedicine.com/med/topic1994 [Diakses 26 Mei 2009].

    2. Noll, Carlton M. 2009. Anatomy Anus And Rectum.

    www.hemorrhoid.net/anatomy_anus_and_rectum [Diakses 29 Mei 2009].

    3.

    Webmaster. Gastrointestinal anatomy. Disitasi dari : http://hopkins-

    gi.org/Upload/200710261440_19739_000 Pada tanggal : 10 November 2009.

    Perbaharuan terakhir : Januari 2009.

    4. Sjamsuhidajat, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 2004.

    666-667.

    5.

    National Cancer Institute. 2008. Rectal Cancer Treatment.www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/rectal/healthprofessional.

    [Diakses 29 Mei 2009].

    6. Greenfield LJ et al. Essentials of Surgery: Scientific Principles and Practice

    2nd edition. Lippincott Williams & Wilkins Publishers : 1997. Chapter 46.

    7. Tjandra et al. Practice parameters for the management of rectal cancer

    (revised). Disease of The Colon And Rectum. 2005 Mar;48(3):411-23.

    8. Lawes D, Boulus PB. 2002. Advance In Management Rectal Cancer.

    http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi.htm [Diakses 25 Mei

    2009].