Jurnal Isos Minggu 2

download Jurnal Isos Minggu 2

of 24

Transcript of Jurnal Isos Minggu 2

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    1/24

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

    manusia memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainnya

    maupun dengan lingkungannya. Hubungan interpersonal yang positif dapat terjadi apabila

    masing-masing individu merasakan kedekatan, saling mernbutuhkan dan saling

    tergantung untuk membangun jati diri individu dalam lingkungan sosial yang kondusif.

    Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan

    dengan lingkungan sosial. Kepuasaan hubungan dapat dicapai jika individu terlibat secara

    aktif dalam proses interpersonal. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai

    dengan respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerjasama dan

    hubungan timbal balik yang sinkron !alami, "##$%.

    Pemutusan proses hubungan terkait dengan ketidak mampuan individu terhadap

    hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon lingkungan yang negatif.

    Ketidak mampuan individu dalam mempertahankan hubungan interpersonal yang positif 

    dapat mengakibatkan terjadinya stress. &tress yang meningkat dapat mengakibatkan

    reaksi yang negatif dan dapat mengakibatkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari,

    sehingga dapat menurunkan produktivitas individu tersebut, hal ini dapat

    Mengakibatkan munculnya gejala gangguan kesadaran dan gangguan perhatian.

    Kumpulan tanda dan gejala tersebut disebut sebagai gangguan psikiatri atau gangguan

     ji'a &tuart ( &undeen "##) dalam &urtiningrum,"#**%

    Menurut +o'nsend "##$% gangguan ji'a merupakan respon maladaptif terhadap

    stressor dari dalam dan luar lingkungan yang berhubungan dengan perasaan dan perilaku

    yang tidak sejalan dengan budaya kebiasaannorma setempat dan mempengaruhi interaksi

    sosial individu, kegiatan dan fungsi tubuh. &alah satu jenis gangguan ji'a berat adalah

    skiofrenia. &kiofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi

     berbagai area fungsi individu termasuk fungsi berpikir dan berkomunikasi, menerima dan

    menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi dan berperilaku yang

    dapat diterima secara rasional.

    ejala skiofrenia dibagi dalam dua kategori utama / gejala positif atau gejala nyata

    dan gejala negatif atau gejala samar. ejala positif terdiri dan delusi 'aham% yaitu

    keyakinan yang keliru yang tetap dipertahankan sekalipun dihadapkan dengan cukup

     bukti tentang kekeliruannya, serta tidak serasi dengan latar belakang pendidikan dan

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    2/24

    sosial budaya Mien, halusinasi yaitu penghayatan seperti persepsi% yang dialami dengan

     pancaindera dan terjadi tanpa adanya stimulus eksternal, dan perilaku aneh biarre%.

    ejala negatif defisit perilaku% meliputi afek tumpul dan datar, menarik diri dari

    masyarakat, tidak ada kontak mats, tidak mampu mengekspresikan perasaan. +idak 

    mampu berhubungan dengan orang lain, tidak ada spontanitas dalam percakapan,

    motivasi menurun dan kurangnya tenaga untuk beraktivitas. ejala negatif pada

    skiofrenia menyebabkan Mien mengalami gangguan fungsi sosial dan isolasi sosial

    0idebeck,"##1%

    Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau

     bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Klien

    mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan

    yang berarti dengan orang lain 2osep, "##$%. Perilaku yang sering ditampilkan Mien

    isolasi sosial adalah menunjukkan menarik diri, tidak komunikatif, mencoba menyendiri,

    asyik dengan pikiran dan dirinya sendiri, tidak adakontak mats, sedih, afek tumpul,

     perilaku bermusuhan, menyatakan perasaan sepi atau ditolak kesulitan membina

    hubungan di lingkungannya, menghindari orang lain, dan mengungkapkan perasaan tidak 

    dimengerti orang lain 3anda,"#*"%.

    Menurut 4orld Health 5rganiation 4H5%, sampai tahun "#** tercatat penderita

    gangguan ji'a sebesar )6".7##.### ji'a atau 1,*8 dari jumlah keseluruhan penduduk 

    dunia Khusus !aerah Provinsi &ula'esi &elatan, "#*"%.

    Penatalaksanaan kepera'atanklien dengan isolasi sosial selain dengan pengobatan

     psikofarmaka juga dengan pemberian terapi modalitas yang salahsatunya adalah +erapi

    9ktifitas kelompok kepera'atan yang sama. +erapi 9ktifitas digunakan sebagai terapi,

    dan kelompok digunakan sebagai target asuhan :ortinash ( 4orret, "##1%

    +erapi 9ktivitas Kelompok sangat efektif mengubah perilaku karena di dalam

    kelompok terjadi interaksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. !alam

    kelompok akan terbentuk satu sistem sosial yang saling berinteraksi dan menjadi tempat

    klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang

    maladaptif ;hristopher, "#**%.

    +9K dibagi sesuai dengan masalah kepera'atan klien, salah satunya adalah +9K 

    &osialisasi. +9K &osialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah

    klien dengan masalah hubungan sosial. !engan +9K sosialisasi maka klien dapat

    meningkatkan hubungan sosial secara bertahap dari interpersonal satu dan satu%,

    kelompok dan masyarakat Keliat, Panjaitan, Helena, "##

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    3/24

    =eberapa penelitian mengenai pengaruh +erapi 9ktivitas Kelompok terhadap klien

    dengan masalah kepera'atan isolasi sosial seperti penelitian yang dilakukan oleh

    9ndaryani'ati "##>% di rumah sakit ji'a !r. ?adjiman 4edioningrat @a'ang,

    menunjukkan persentasi pelaksanaan yang memuaskan yaitu mencapai

    tingkatkeberhasilan $#8 dimana mampu meningkatkan kemampuan pasien untuk 

     berinteraksi sosial. 9ndaryani'ati "##>% menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna

    dari pelaksanaan +erapi 9ktivitas Kelompok &osialisasi. Keberhasilan ini dipengaruhi

    oleh beberapa faktor, salah satunya adalah peran pera'at di rumah sakit tersebut yang

    turut membantu pelaksanaan +9K &osialisasi yang senantiasa dikembangkan di dalam

    kegiatan sehari-hari melalui proses kepera'atan.

    =erdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk 

    mengetahui sejauh mana pengaruh +erapi 9ktivitas Kelompok &osialisasi terhadap

    kemampuan pasien berinteraksi sosial guna membantu klien dalam menangani masalah

    kesehatan yang dihadapi melalui penerapan asuhan kepera'atan dalam bentuk +erapi

    9ktivitas Kelompok +9K% &osialisasi.

    B. Tujuan Penelitian

    Antuk mengidentifikasi pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi

    terhadap kemampuan pasien berinteraksi sosial

    C. Manfaat

    Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak yang terlibat dalam

     pengembangan pelayanan kepera'atan khususnya kepera'atan ji'a. Hasil dari

     penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai / Pedoman pelaksanaan +erapi

    9ktivitas Kelompok &osialisasi +erhadap Kemampuan bersosialisasi Pada Klien

    isolasi &osia lmenarik !iri pengaruh +erapi 9ktivitas Kelompok &osialisasi +erhadap

    Kemampuan bersosialisasi Pada Klien isolasi &osial Menarik !iri

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAA

    A. Defini!i Tera"i Aktifita! el#$"#k %TA&

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    4/24

    +erapi 9ktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan

     pera'at kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah yang sama Kelliat =9

    dan 9kemat,"##6%. +erapi aktivitas kelompok ini dapat digunakan sebagai media

    dalam hubungan antara pera'at dan klien, dan sesama klien. 9ktivitas kelompok 

    dapat juga digunakan sebagai suatu media untuk memecahkan masalah yang sedang

    dihadapi klien. 5leh karena itu kami tertarik untuk melakukan terapi aktivitas

    kelompok.

    +ujuan

    +ujuan Amum

    Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.

    +ujuan Khusus

    a. Klien mampu memperkenalkan diri. b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.

    c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.

    d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.

    e. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain.

    f. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.

    g. Klien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang +9K&

    yang telah dilakukan.

    !aftar Pemimpin dan Keahlian

    *. @eader /

    +ugas /

    a. Menyiapkan proposal kegiatan +9K& .

     b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum

    kegiatan dimulai.

    c. Menjelaskan permainan.

    d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan memperkenalkan

    dirinya.

    e. Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib.f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

    ". ;o-leader /

    +ugas /

    a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.

     b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.

    >. :asilitator /

    +ugas /

    a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.

     b. Memotivasi klien yang kurang aktif.

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    5/24

    c. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memfasilitasi

    anggota kelompok.

    6. 5bserver /

    +ugas /

    a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan

     b. Mencatat prilaku 0erbal dan 3on- verbal klien selama kegiatan berlangsung.

    &osialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan

    orang lain ail 4. &tuart, "##7%. Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu

    yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain

    ?o'lins, *$$>%. !imana individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka

     peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. &edangkan individu yang mempunyaimekanisme koping maladaptif skiofrenia%, bila tidak segera mendapatkan terapi atau

     penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan

    lebih buruk. Keliat dan 9kemat, "##)% menjelaskan bah'a untuk peningkatan

    sosialisasi pada klien skiofrenia bisa dilakukan dengan pemberian +erapi 9ktifitas

    Kelompok sosialisasi. 3amun kenyatannya pada saat ini di ?umah &akit Bi'a Menur 

    &urabaya pengaruh +9K sosialisasi masih diragukan, hal ini disebabkan karena

     jumlah klien dengan ri'ayat menarik diri masih relatif banyak meskipun +9K 

    sosialisasi sudah dilakukan.

    !aftar Kriteria 9nggota Kelompok

    *. Kriteria klien

    a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.

     b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan stimulus.

    c. Klien yang mengalami gangguan bersosialisasi.

    d. Klien dengan keadaan harga diri rendah.

    ". Proses seleksi

    a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

     b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut +9K, meliputi/ menjelaskan

    tujuan +9K pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam

    kelompok 

    B. Defini!i I!#la!i S#!ial

    Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal atau perasaan

    kesepian yang dialami oleh seseorang karena akibat penolakan dan sikap negatif 

    serta kepribadian yang tidak fleksibel sehingga muncul perilaku maladaptif seperti

    menghindarikehilangan hubungan dengan orang, tidak mempunyai kesempatan

    untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan, yang dimanifestasikan

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    6/24

    dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian sehingga fungsi hubungan

    sosial seseorang terganggu. &uatu keadaan dimana seorang individu berpartisipasi

    dalam suatu kuantitas yang tidak cukupkualitas interaksi social yang tidak efektif.

    Mary. ;. +o'nsend, *$$1%.

    &uatu pola gangguan kepribadian yang didominasi oleh ketidakpedulian dan

     pelanggaran terhadap tata tertib, norma, etika dan hokum yang berlaku !adang

    Ha'ari, "##)%.

    angguan hubungan sosial adalah keadaan dimana individu kurang

     berpartisipasi dalam jumlah berlebihan atau hubungan sosial yang tidak efektif 

    ?a'lins, *$$>%. &edangkan definisi dari isolasi sosial adalah keadaan dimana

    individukelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk 

    meningkatkan keterlibatannya dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk 

    membuat kontak.;arpenito, *$$1%. !ari dua definisi tersebut terlihat bah'a

    individu menarik diri mengalami gangguan dan kesulitan dalam berhubungan

    dengan orang lain.

    +erjadinya pemutusan proses hubungan terkait erat dengan dengan

    ketidakpuasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan kurangnya

     peran serta respon lingkungan yang negatif. Kondisi dapat mengembangkan rasa

    tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindari dari orang lain rasa tidak 

     percaya dengan orang lain%. Pada pasien dengan perilaku menarik diri sering

    melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien

    melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga pasien jadi pasif dan

     berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan isolasi

    diri%, termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri,

    semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial

    dan emosional dengan orang lain &tuart dan &undeen, *$$1%.

    C. Eti#l#gi

    a. Kelainan pada konsep diri

     b. Perkembangan ego yang terlambat atau lemah

    c. Kelainan fungsi dari system keluarga

    d. Penganiayaan dan pengabaian anak 

    e. @ingkungan yang tidak terorganisir 

    f. Kurangnya rasa percaya pada orang lain

    g. Perilaku egosentris

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    7/24

    h. +akut akan penolakan atau kegagalan dalam berinteraksi

    i. Harga diri rendah

     j. Kurang pengetahuan tentang cara untuk meningkatkan kebersamaan

    D. Ciri ' Ciri (angguan Hu)ungan S#!ial

    ;iri - ciri secara umum/

    a. Menyendiri dalam ruangan

     b. Menarik diri

    c. Mengekpresikan perasaan penolakan atau kesepian kepada orang lain

    d. +idak komunikatif dengan rekan sebaya, keluarga, orang lain

    e. Menampakkan keetidak nyamanan dalam situasi-situasi social

    f. Mengeksploitasi orang lain untuk memenuhi hasrat pribadinya

    ;iri - ciri usia C *) tahun

    a. &ering membolos

     b. Kenakalan kanak-kanak atau remaja ditangkap atau diadili pengadilan anak,

    karena tingkah lakunya%.

    c. !ikeluarkan atau diskors dari sekolah karena sering berkelakuan buruk 

    d. &elalu berbohong

    e. =erulang-ulang melakukan hubungan seks 'alaupun hubungannya belum akrab

    f. &eringkali mabuk atau menyalahgunakan narkoba

    g. &ering mencuri

    h. &ering merusak barang milik orang lain

    i. &ering memulai perkelahian

    ;iri - ciri pada usia D *" tahun

    a. &eringkali berganti pekerjaan yang tidak disebabkan oleh sifat pekerjaan, keadaan

    ekonomi atau kerja musiman

     b. &eringkali menganggur, padahal mampu dan mempunyai kesempatan untuk 

     bekerja

    c. &ering absen bekerja

    d. &ering berhenti bekerja tanpa alasan

    Karakteristik Perilaku Menarik !iri

    a. angguan pola makan yaitu tidak ada nafsu makan minum berlebihan

     b. =erat badan menurun meningkat dratis

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    8/24

    c. Kemunduran kesehatan fisik 

    d. +idur berlebihan

    e. +inggal di tempat tidur dalam 'aktu yang lama

    f. =anyak tidur siang

    g. Kurang bergairah

    h. +idak memperdulikan lingkungan

    i. 9ktivitas menurun

     j. Mondar-mandir sikap mematung, melakukan gerakan secra berulang jalan

    mondar-mandir%

    k. Menurunnya kegiatan seksual

    E. *akt#r Pre+i!"#!i!i +an Pre!i"ita!i (angguan Hu)ungan S#!ial

     

    Pre+i!"#!i!i

    *. :aktor perkembangan

    a. angguan dalam pencapaian tingkat perkembangan

    Pada masa tumbuh kembang individu mempunyai tugas perkembangan yang

    harus dipenuhi, setiap tahap perkembangan mempunyai spesifikasi tersendiri.

    =ila tugas dalam perkembangan tidak terpenuhi akan menghambat tahap

     perkembangan selanjutnya dan dapat terjadi gangguan hubungan sosial.

     b. &istem keluarga yang terganggu

    angguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung

    terjadinya gangguan hubungan sosial, termasuk komunikasi yang tidak jelas

    double blind komunikation%, ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga dan

     pola asuh keluarga yang tidak menganjurkan anggota keluarga untuk 

     berhubungan di luar lingkungan keluarga.

    c. 3orma keluarga kurang mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain di

    luar keluarga

    Merupakan faktor pendukung untuk terjadinaya ada gangguan hubungan

    sosial. Hal ini disebabkan oleh norma - norma yang dianut keluarga yang

    salah, dimana tiap anggota keluarga yang tidak produktif diasingkan dari

    hubungan sosialnya misalnya / usia lanjut, penyakit kronis, penyandang cacat

    dan lain - lain.". :aktor biologi

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    9/24

    enetik, neurotransmiter 

    >. :aktor sosio kultural

    a. Isolasi akibat dari norma yang tidak mendukung

     b. Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan

    Pre!i"ita!i (angguan Hu)ungan S#!ial

    *. &tressor sosio cultural

    a. Menurunya satabilitas unit keluarga

     b. =erpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya atau perceraian dan lain -

    lain

    ". &tresor psikologik 

    c. 9nsietas berat yang berkepenjangan dengan keterbatasan untuk mengatasi

    &umber Koping

    *. Keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman

    ". Hubungan dengan he'an peliharaan

    >. unakan kreatifitas utuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian,

    musik, tulisan

    Mekanisme Koping

    Mekanisme koping yang digunakan /

    a. ?egresi

    Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu

    taraf perkembangan yang lebih dini.

     b. ?epresi

    Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang

    menyakitkan atau bertentangan dari kesadaran seseorang.

    c. Isolasi

    Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat

    sementara atau jangka panjang.

    *. ,entangan ,e!"#n+en S#!ial

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    10/24

    ?. 9dapati ?. Maladapatif 

    &osial Kesepian Manipulasi

    5tonomi Menarik diri Impulsif 

    Kebersamaan Ketergantungan 3arkisisme

    &aling ketergantungan

    &tuart and &undeen,hal 66*%

     Perilaku 2ang =erhubungan !engan ?esponden &osial Maladaptif 

    Perilaku $enarik +iri -

    9dalah usaha menghidari interaksi dengan orang lain dimana individu merasa bah'a

    kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan membagi rasa, fikiran, prestasi

    kegagalan, ia mempunai kesulitan berhubungan secara spontan dengan orang lain yang

    dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tak sanggup

    membagi pengalaman dengan orang lain.

    (. Diagn#!a e"eraatan

    Masalah kepera'atan yang berubungan dengan hubungan sosial double

    diagnosa%. !iagnosa menurut 393!9 /

    *. ?esiko terjadi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan menarik diri

    ". Isolasi sosial berhubungan dengan kemampuan hubungan sosial inadekuat

    >. angguan persepsi harga diri rendah% berhubungan dengan persepsi keluarga

    nonrealistik dalam berhubungan

    6. Menarik diri berhubungan dengan 'aham curiga

    ). angguan hubungan sosial berhubungan dengan kurangnya perhatian terhadaplingkungan

    Perilaku arakteri!tik  

    Manipulasi 5rang lain diperlakukan seperti obyek hubungan terpusat pada

    masalah pengendalian individu, berorientasi pada diri sediri atau

     pada tujuan, bukan berorintasi pada orang lain.

     3arkisisme Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha

    Inplusif Mendapatkan penghargaan, pujian, sikap egosentris, pencemburu,

    marah jika orang lain tidak mendukung. +ak mampu

    merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman ,

     penilaian yang buruk tidak dapat diandalkan

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    11/24

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    12/24

    menjelaskan tujuan pertemuan, menunjukkan sikap tenang dan penuh perhatian dengan

    menemani klien dan membuat kontrak yang jelas. Melakukan interaksi sering dan singkat.

    Membicarakan dengan klien penyebab menarik diri. Mendiskusikan akibat menarik diri,

    mendiskusikan keuntungan dalam berinteraksi dengan orang lain. Memotivasi klien untuk 

     bersosialisasi dengan pera'at lain, klien lain secara bertahap. Memberikan pujian saat klien

    mau berinteraksi dengan pera'at lain dan klien lain. Mendampingi klien saat memulai

    interaksi dengan pera'at lain atau klien lain, menyusun aktivitas sehari - hari klien sesuai

    kemampuannya, kesanggupannya serta dengan perencanaan di ruangan.

    Evaluasi /

    Pada pertemuan ke > hubungan saling percaya sudah dapat terbina dengan lebih baik.

    +etapi klien masih belum bisa menyebutkan penyebab menarik dirinya. Klien juga belum

    mampu menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain. Pada pertemuan ke 6 sudah

     bisa bersosialisasi dengan pera'at lain dan klien lain, tapi masih belum bisa menyebutkan

     penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain. Pada pertemuan ke ) klien dapat menjelaskan

    keuntungan berhubungan dengan orang lain dan klien sudah mau berinteraksi dengan klien

    lain, bahkan bergandengan tangan dengan klien lain.

    +indak lanjut

    Mempertahankan implementasi yang telah diberikan. Melakukan kerja sama dengan

     pera'at ruangan untuk melatih aktifitas yang teratur dan mendiskusikan mengenai partisipasi

    keluarga dalam mera'at klien .

    Diagn#!a 2-

    (angguan k#n!e" +iri - Harga +iri ren+a0

    +ujuan Kepera'atan /

    Klien dapat meningkatkan harga dirinya, sehingga klien dapat berhubungan dengan orang

    lain.

    +indakan Kepera'atan/

    *. =ina hubungan saling percaya

    ". Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien

    >. =eri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negatif  

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    13/24

    6. =antu klien menilai kemampuannya

    ). !iskusikan dengan klien mengenai kemampuan yang dimilikinya

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    14/24

     bernyanyi atau memainkan gitar. 3amun klien masih sulit untuk memulai pembicaraan.

    Pertemuan ke < klien lebih dapat berinteraksi dengan klien lain dan dapat tersenyum

    membalas sapaan pera'at.

    +indak lanjut /

    Mempertahankan interaksi yang sudah dicapai klien dan merencanakan untuk 

    diikutkan dalam terapi aktivitas kelompok.

    Diagn#!a -

    Defi!it Peraatan +iri %)er"akaian )er0ia! ke)er!i0an +iri $akan eli$ina!i +an

    akti/ita! !e0ari'0ari&

    +ujuan Kepera'atan /

    Klien dapat meningkatkan motivasi tentang kebersihan diri, sehingga kebutuhan klien terjaga

    dan terpelihara

    +indakan Kepera'atan /

    *. =ina hubungan saling percaya

    ". Melatih klien cara pera'atan kebersihan diri

    >. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri

    6. Menjelaskan alat - alat untuk menjaga kebersihan diri

    ). Menjelaskan cara - cara menjaga kebersihan diri

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    15/24

    Mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina, dengan cara

    mengucapkan salam dan menunjukkan sikap ramah saat berinteraksi dengan klien.

    Menciptakan lingkungan yang tenang saat berinteraksi. Memberikan kesempatan pada klien

    untuk mengungkapkan perasaannya dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Memotivasi

    klien untuk mandi memakai sabun, menggosok gigi, mengganti pakaian setiap hari,

    memotivasi klien untuk memotong kuku seminggu sekali bila terlihat kotor dan panjang,

    mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah melakukan pera'atan diri,

    memberikan pujian atas perilaku klien yang mendukung pada pera'atan diri.

    Evaluasi /

    Pada pertemuan * dan " klien belum bersedia untuk melakukan pera'atan diri, klien selalu

    menunggu ayahnya untuk pera'atan diri, klien terlihat kusam ,rambut acak - acakan, baju

    lusuh karena klien menolak untuk pera'atan diri. Pertemuan ke > klien sudah bersedia ke

    kamar mandi di antar ayahnya, sudah bersedia mandi tetapi belum bersedia memakai baju

    yang rapi dan menyisir rambut.

    Pertemuan ke >, 6 ,) klien sudah mandi sendiri tapi tidak bersedia memakai handuk sehingga

     baju terlihat basah. &ampai pertemuan terakhir klien bersedia mandi bila disuruh , bukan atas

    kemauan sendiri, tapi klien sudah bisa melakukan sendiri dengan penga'asan.

    +indak lanjut /

    Mempertahankan pemberian motivasi kepada klien dalam melakukan pera'atan diri,

    membuat jadual kegiatan klien sehari-hari. Meningkatkan kualitas 9!@ klien dengsn

    mendorong klien untuk melaksanakan semua 9!@ yang telah dibuat dan mengikut sertakan

    keluarga dalam memonitor 9!@ klien.

    I. P#0#n Ma!ala0

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    16/24

    BAB

    ANALISIS JU,NAL

      MET3DE PENELITIAN

    !esain penelitian menggunakan rancangan The one group pretest-postest design,

    dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling terhadap ># responden dengan

    lama ra'at kurang dari > bulan.Kemampuan berinteraksi sosial diukur sebelum dan setelah

    dilakukan intervensi +9K menggunakan lembar observasi. 9nalisa data dengan uji Fwilcoxon

     sign rank test”. Pengolahan data menggunakan komputer &P&& versi *

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    17/24

    kepera'atan isolasi sosial karena +9K merupakan salah satu tindakan kepera'atan yang

    efektif 

    JUDUL PENELITIAN

    Pengaruh penerapan terapi aktifitas kelompok terhadap

    kemampuan bersosialisasi pada kelompok perlakuan di

    ?&K! Prov &ul-&el.

    JU,NAL I&&3

    43LUME 5 HAL 0olume " ( Hal "-<

    TAHUN "#*>

    PENULIS

    *. Hasriana &tikes, 3ani Hasanuddin Makasar 

    ". Muhammad 3ur, Poltekes Kemenkes Makasar 

    >. &ri 9nggraini, Poltekes Kemenkes Makasar 

    ,E4IE6Kelompok 6

    ABST,A

    Penjelasan tentang metodologi sudah tercantum yaitu

    menggunakan model penelitian kuantitatif Penelitian

     bertujuan Antuk mengidentifikasi pengaruh terapi aktivitas

    kelompok sosialisasi terhadap kemampuan pasien berinteraksi

    sosial. Kesimpulan dalam penelitian ini membuktikan adanya

     peningkatan kemampuan klien dalam bersosialisai setelah

    dilakukan +9K.

    LATA, BELAAN( DAN

    TUJUAN PUSTAA

    !alam pemaparan latar belakang terhadap alasan penelitian

     bertujuan Antuk mengidentifikasi pengaruh terapi aktivitas

    kelompok sosialisasi terhadap kemampuan pasien berinteraksi

    sosial +erapi aktifitas kelompok ini merupakan salah satu

    intervensi modifikasi perilaku yang dapat diberikan pada

    klien yang mengalami masalah Isolasi &osial / Menarik diri.

    HIP3TESA 7 PE,TAN8AAN

    PENELITI

    Hipotesa yang akan di uji sudah dalam bentuk pertanyaan

    yang jelas, yaitu peneliti ingin mengetahui apakah ada

     pengaruh kelompok sosialisasi terhadap kemampuan pasien

     berinteraksi sosial.

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    18/24

    MET3DE

    !alam penentuan subyek, peneliti menggunakan kuantitatif 

    dengan ciri inklusi yang kriterianya telah ditetapkan sesuai

    yang di harapkan. =esar sampel dalam penelitian ini

    didapatkan berjumlah ># klien .

    CA,A E,JA PENELITIAN

    *. Kegiatan ini dia'ali dengan bina hubungan saling

     percaya =H&P% pada pasien skiofrenia dengan

    masalah defisit pera'tan diri.

    ". !ilanjutkan dengan pengunmpulan data berupa

    checklist observasi pre test pada pasien skiofrenia

    dengan masalah isolasi sosial>. &etelah melakukan pengukuran pre test, peneliti

    melakukan terapi aktifitas kelompok 

    6. +erapi aktifitas kelompok sosialisasi terhadap

    kemampuan klien dalam berinteraksi sosial.dengan

    metode berkenalan dengan teman dilingkungan ruang

     pera'atan. &etelah itu dilanjutkan pengukuran pot test

    menggunakan uesioner observasi

    HASIL PENELITIAN

    Hasil penelitian membuktikan hasil uji t diperoleh nilai hitung pG#,>>6 lebih besar dari nilai G#,#). !ari analisis tersebut

    dapat diartikan bah'a Ha ditolak atau tidak ada pengaruh

    yang terapeutik untuk mencegah pasien larut dalam

    kesendiriannya sehingga pasien tidak terus menarik diri.

    ESIMPULAN

    =erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka

    dapat ditarik kesimpulan

    yaitu terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi

    terhadap kemampuan pasien berinteraksi sosial dan klien

    yang sudah dilakukan terapi aktifitas kelompok Post%

    sebagian besar masih telah mampu bersosialisasi sebanyak *6

    responden

    $>,>8%sedangkan Klien yang kurang mampu bersosialisasi

    sebanyak * responden

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    19/24

    INST,UMEN

    +ehnik pengumpulan data yang di pergunakan dalam bentuk 

    observasi.

    ,ANCAN(AN DAN

    P,3SEDU, 

    !idalam rancangan sudah jelas model alur penelitiannya,

     pengukuran dengan melakukan observasi setelah dilakukan pre-test dan post-test .

    HASIL PENELITIAN

    Pada hasil penelitian telah dicantumkan dengan jelas ,hasil

     penelitian dalam bentuk table berupa perbandingan pre-test

    dan post-test intervensi  terapi aktivitas kelompok sosialisasi

    terhadap kemampuan pasien berinteraksi sosial

    PEMBAHASAN

    Hasil dari penelitihan di bahas sesuai dengan hipotesa, isi

     pemabahasan sudah sesuai dengan hasil penelitian yang

     berdasarkan statistik.

    PEN8AJIANHasil penelitian yang di tulis secara umum sudah sesuai,tata bahasa yang di gunakan sesuai dengan kaidah, namun ada

     beberapa pembahasan yang kurang detail. 9bstrak sudah

    mencantumkan keseluruhan penelitian.

    BAB I4

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Penelitian ini dilaksanakan di ?&. Khusus !aerah Makassar dari tanggal *6 Banuari

    "#*" sd *6 :ebruari "#*>. !ilakukan di ruang pera'atan Kenanga. +eknik pengambilan

    sampel dengan cara purposive  sampling , dengan jumlah sampel ># orang, *) orang sampel

     perlakuan dan *) orang sampel kontrol. !ata primer diambil melalui observasi langsung yang

    dilakukan pada responden untuk mencari data  pre-test dan data post-test .  Pre-test dilakukan

     pada kedua kelompok,setelah  pre-test kelompok perlakuan dilakukan +erapi aktifitaskelompok mulai dari sesi * sampai sesi 7 sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan

    +erapi aktifitaskelompok. Kemudian dilakukan  post-test  pada kedua kelompok baik 

    kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol.

    +abel *. Pengaruh terapi aktifitas kelompok terhadap Kemampuan bersosialisasi pada

      kelompok kontrol di ?&K! Prov. &ul-&el.

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    20/24

    Pada tabel diatas menunjukkan bah'a pada kelompok kontrol responden yang

     belum dilakukan terapi aktifitas kelompok Pre% seluruh responden kurang mampu

    dalam bersosialisasi. Pada responden yang sudah dilakukan terapi aktifitas kelompok 

    Post% sebagian besar masih kurang mampu bersosialisasi sebanyak *6 responden

    $>,>8%sedangkan responden yang mampu bersosialisasi sebanyak * responden

    >6 lebih beasr dari nilai

    G#,#). !ari analisis tersebut dapat diartikan bah'a Ha ditolak atau tidak ada pengaruh

    yang terapeutik untuk mencegah pasien larut dalam kesendiriannya sehingga pasien

    tidak akan terus menarik diri ;opel, "##7%.

    +erapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfasilitas kemampuan

    sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial Keliat, "##>%. &alah satu

    intervensi kepera'atan terhadap pasien dengan masalah kepera'atan isolasi sosial

    adalah +erapi 9ktivitas Kelompok &osialisasi.Melalui proses +9K klien dilatih

     berinteraksi sosial dengan cara berkenalan dengan orang lain, bercakap-cakap,

    mengekspresikan perasaannya kepada orang lain Keliat,9kemat, "##)%.

    Pender dalam =asford ( &levin "##

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    21/24

    terdekat, keluarga yang mendukung klien secara konsisten akan membuat klien

    mandiri dan patuh mengikuti program pera'atan.

    +eori &ulis'ati, Payapo, Maruha'a et.al, "##)%bah'a &etelah pelaksanaan

    +9K &osialisasi, sebagian besar responden mampu berinteraksi sosial seperti terlihat

     pada tabel ", tetapi masih terdapat ) responden yang kurang mampu berinteraksi

    sosial.=erdasarkan hasil observasi dari peneliti hal ini disebabkan karena kondisi

    lingkungan tempat pelaksanaan +9K yang kurang kondusif seperti adanya pasien lain

    yang menonton dan membuat gaduh sehingga mengalihkan perhatian dan

    mempengaruhi respon psikologis pasien yang dapat meningkatkan kecemasan

    responden. Ini sesuai dengan bah'a kecemasan dapat mempengaruhi aspek 

    interpersonal maupun personal. 9pabila kecemasannya berlanjut sampai pada tahap

    kecemasan tinggi maka akan mempengaruhi koordinasi dan gerak refleks, sehingga

    akan mengganggu hubungan dengan orang lain yang dapat membuat klien menarik 

    diri dan menurunkan keterlibatan dengan orang lain.

    !alam proses +9K klien mendapat kesempatan untuk belajar cara berinteraksi

    sosial atau bersosialisasi, yaitu memperkenalkan diri pada anggota kelompok, cara

     berkenalan dengan orang lain, bercakapcakap dengan orang lain, dan melakukan

    kegiatan sehari-hari. !engan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut klien dilatih untuk 

    tidak menarik diri dan klien akan mampu melakukan interaksi dengan orang lain.

    &elain itu, dengan bercakap-cakap maka terjadi distraksiJ fokus perhatian pasien akan

     beralih untuk dapat beraktivitas karena dengan beraktivitas klien tidak akan

    mengalami banyak 'aktu luang untuk seringkali menyendiri yang berakibat pasien

    menarik diri 3ick,"###%

    Mini ,i!et

    +erapi 9ktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan

     pera'at kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah yang sama Kelliat =9

    dan 9kemat,"##6%.

    Macam-macam terapi aktivitas kelompok /

    ?a'lins, 4illiams dan =eck ;it Kelliat = 9 dan 9kemat "##6% membagi terapi

    aktivitas kelompok menjadi 6 /

    *. +erapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi

    Klien dilatih mempersiapkan stimulasi yang disediakan atau stimulus

    yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien di evaluasi danditempatkan pada tiap sesi. !engan proses ini diharapkan respon klien

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    22/24

     pada berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. 9ktivitas dapat

     berupa baca artikel atau buku atau majalah, nonton tv.

    ". +erapi aktifitas kelompok stimulasi sensori

    9ktivitas digunakan untuk memberikan stimulasi sensori pada klien.

    Kemudian diobservasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau

     perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. 9ktivitas dapat

     berupa / musik, menari, menyanyi.

    >. +erapi aktivitas kelompok orientasi realita

    Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri

    sendiri, orang lain yang ada disekitar klien, lingkungan yang pernah

    mempunyai hubungan dengan klien dan 'aktu saat ini dan yang lalu.

    9ktivitas dapat berupa orientasi 'aktu,orang,tempat.benda yang ada

    disekitarnya.6. +erapi aktivitas kelompok sosialisasi

    Menurut ?a'lins dan 4illiam dan =ack dalam Kelliat = 9 dan

    9kemat,"##6 adalah )-*# orang jika terlalu besar maka tidak semua

    anggota mendapat kesamaan mengungkap perasaan, pendapat dan

     pengalamannya. Bika terlalu kecil maka tidak cukup variasi dan interaksi

    yang terjadi.

    =erdasarkan penelitian yang ditemukan di ruang =angau ?&B dr.?adjiman

    'idiodiningrat dari *1 diantaranya 1 pasien gangguan ji'a mengalami isolasi sosial,

    menunjukkan bah'a klien tidak mampu melakukan interaksi sosial seperti hanya

    diam dan menyendiri, dan tidak mau berinteraksi dengan orang sekitar, di dapatkan

    dari 1 pasien gangguan ji'a sebelum diberikan terapi +9K sosialisasi pasien

    cenderung hanya diam dan menyendiri, dan tidak mau berinteraksi dengan orang di

    sekitarnya, setelah di berikan +9K sosialisasi yang pada hari pertama dari 1 pasien

    gangguan ji'a yang mengalami isolasi sosial diantaranya 6 pasien )# 8 % , klien ada perubahan untuk memperkenalkan diri dengan orang lain dan mampu memperagakan

    cara berkenalan dengan orang lain, dan setelah di lakukan +9K sosialisasi pada hari

    kedua dari 1 *##8% pasien, diantaranya " pasien mampu untuk melakukan

     perkenalan dengan orang lain. &etelah dilakukan 7 sesi +9K sosialisasi dari 1 pasien

    diantaranya < 7)8% sebagian besar pasien sudah ada perubahan dan mampu untuk 

     bersosialisasi dengan orang lain dan " pasien lainnya hanya mampu mengikuti

    kegiatan +9K sosialisasi. &ecara keseluruhan 1 *##8% pasien mampu mengikuti

    kegiatan +9K sosialisasi dari a'al sampai selesai hal ini terbukti bah'a penelitian

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    23/24

    yang dilakukan oleh Peneliti Hasriana, Muhammad 3ur, &ri 9ngraini "#*> %, ada

     pengaruh terapi aktifitas kelompok terhadap Kemampuan bersosialisasi pada pasien

    isolasi sosial di ?umah &akit Khusus !aerah Provinsi &ula'esi &elatan.

    Kesulitan yang ditemukan pada terapi aktifitas kelompok terhadap

    kemampuan bersosialisasi yang dilakukan di ruang bangau yaitu adalah kurang

    kooperatifnya pasien dalam mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok sosialisasi.

    Keuntungan klien mampu untuk bersosialisasi dan tidak lagi untuk menarik diri dari

    lingkungan sosialnya.

    BAB 4

    PENUTUP

    A. ESIMPULAN

    =erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik 

    kesimpulan yaitu terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap

    kemampuan pasien berinteraksi sosial dan klien yang sudah dilakukan terapi aktifitas

    kelompok Post% dari 1 *##8% pasien sebagian besar masih telah mampu bersosialisasi

    sebanyak < responden 7)8% sedangkan Klien yang kurang mampu bersosialisasi

    sebanyak " responden ")8%.

    B. SA,AN

    *. =agi instalasi rumah sakit

    Perlunya dilakukan replikasi pada rumah sakit lainnya di ?&B diseluruh

    Indonesia, terutama pada ?&B dr. ?adjiman 4idioningrat untuk meningkatkan

     pelayanan kesehatan sehingga diketahui keefektifan penggunaan terapi aktifitas

    kelompok dalam menangani masalah isolasi sosial atau menarik diri dan kesempurnaan

    modul. Perlu penelitian kualitatif untuk melengkapi informasi tentang sejauh mana

  • 8/16/2019 Jurnal Isos Minggu 2

    24/24

    terapi aktifitas kelompok sosialisasi dapat menyelesaikan masalah isolasi sosial yang

    sesuai dengan klien skioprenia Perlu dilakukan penyempurnaan pelaksanaan terapi

    aktifitas kelompok sosialisasi untuk menjadikan terapi aktifitas kelompok sosialisasi

    sebagai salah satu model pelayanan kepera'atan.

    ". =agi institusi kepera'atan

    +erapi aktivitas kelompok dapat diterapkan pada klien gangguan ji'a dengan isolasi

    sosial.