Jurnal Aplika Vol.12;No.1

12

description

jurnal

Transcript of Jurnal Aplika Vol.12;No.1

  • JURNAL SAINS DANTEKNOLOGI

    PelindungRektor Univors itas MularvannaKetua Lembaga Penelitian tjnlnUl

    Pen ggung JrwabPembanlu Rektor I Udmul

    Ketua Dcwan RedaksiDhanna Widada

    Sekretrris Dewan RedaksiMislan

    Sirkulasi dan KorespondensiNovy Pralisa PutriBuchariMuslimin

    l8

    -{r..iuri.1r \.J.:aukd H: :i( t,ttrrtt r::; . -).rirnl-ii;.r,i .:._

    :\onseF \r'..3entuk B: r.- l

    t;i'oltnJ B.r":

    Pancaruh P.:-:3:ruhara T::r3aiduri Ene:-.it;1. Eti;, i O-

    1i1:u::- T;riPrrr] ek D:l::rReliarr 0; -F

    Penurunan IrKendaraanSedinl.ntasi-EDecrea\itig:

    t']enurunan Konsenhasi TSS Pada Air Limbah Usaha Pencucian Kendama:BennolorDengan Menggunakan Kombirasi Sedimentasi-ElectlokoagulasiDecftasing TSS Cancentation ln ,vdnetrdt* Ol l'ehide lvdlhitry SerricUsingCot bine Se/linenhthn-Elec ocodgLloti.rtDwi Ermawati Rahayu, Khamilul lurqon 42

    Terbit tiga kali setahun, bcrisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian kdtis dibidangillnLr pcngetahuan dan teknologi.

    Jumal Sa;ns dan Tekrologi "Aplika" diterbitkan pertama kali Februari 2001 (Volumc 1, Nomor 1,F'ebruari 2001).Penyunting meneiDra sumbangan tulisan yang betum pernah diterbitkan dalan media lain. Naskahdiketik dengan lolmat seperti tercantum pada halaman kulil dalam belakang.

    Harga langgaian 3 nomor setahun Rp- 200.000,- (tennasuk ongkos kirim). Untuk berlangganandapat menghubtrng i bagian sirku lasi dan korespondcnsi.

    Penerbit/redaksi: Jumal llmiah 'APLIKA", Jl. Sanbaliung No. 9 Kampus Cunung Kcllra,Samariida 75119,Telpon(05,11)736834, I'ax. (0541)749315, e-mail: [email protected]

    APLNKAVolume 12, Nomor 1, Februari 2012

    lssN 1411-9730

    Kesesuaian Kcndaraan Bermotor l'erhadap Vegetasi Pohon Ruang'lerbulHijau di Kota Samarinda Dengan Analisis lishbond (Caryttnhr t/ehic,llgainst I'he ltee l.egcl.ttian Grcen Space In SandtiDtld City lvith lishho,1rutb.sts)Iurqaan Ilarnsyani, S. Yun i Indriyanli IKonsep AuaL Pemhuatan Konstruksi t.apis Lindung Break Waler uentuBalokBergigilsi llrnah(?ftl"tindt), S td),Ol ConsLrtcli ] Latet Btudk lfatPt By tttnlg GtuunTamrh l0Pcngaruh Pembukaan 1.ahan Dan RevegetasiArca Pasca Tarnbang Batubar'I erhadap Perubahan Pararneter Hidrologi Di PT. B ukil Ilaidrri Energi'the Lllect Of Expole.lnd ucvgetdtion Ol Alet CaaL Mine ,4Pa OPatunrcle^ fu,dtulaglOfChdnges h ?7. Butit Baidtlti Lnett:iHxrjtrniHasan l8Lslilnasi Sumberdaya Batubrft Dengar Menggunakan Mclode Circular daMetode Poligon diPl X, KalnnantanTimurEstit dtbn Of(:ool Resource Usingcirc tAndPaligon MethodOn ?7. )Muhammad Dahlan Balfas 3lTinjauan Terhadap Faklor Berpengaruh Pada l'erilaku MaBaier ProyelDalam Pencapaian Hasil }\oyek Konstrxksi DiYogyakartaReriey Of tdctots ltil ence Behaviu ln Pnj.ct Nla ager ThA ch ieN en e nt s O IC o sn tkrion P r o j e c t I n vop akdr n1

    Volume 12.

  • 6\f.l,.l2012,1'

    lssr{ t4tr-979t

    , ililltlill|lilruilffiu$fl

    rg Terbulity l'ehirr Fishbor

    er Bentr

    APLTKAJURNAL

    SAINS DAN TEKNOLOGI

    Volume 12, Nomor 1, Februafi ZAIZ

    'g Grouta.tr:.s:raian Kendaraan Bermotor Terhadap vegetasi pohon Ruang:r::*ka Hrjau di Kota samarinda Dengan Analisis Fishbonl

    , Batuba: ' ':':rh,nziu lrehicle Against The Tree vegetilion Green space Inri

    -'-"" 'i**:,;,iitda City With Fishbond Analysis)

    Area (:.-'::-ieF Awal Pembuatan Konstruksi Lapis Lindung Break water3.,ti;iik Balok Bergigi Isi Tanah

    .cutar drr r,rr,iimiaary Study Of Construction Layer Break Water By Using. *..,,i:cl Beam Composite)

    On PT..*rr;*ruh Pembukaan Lahan Dan Revegetasi Area pasca Tambang&tlb:ra Terhadap perubahan parametir Hidrologi si pr. Bukii

    -- 3.r::,:ri Energir Proye *!" rie"r oJ E*po* And Revegetatian af Afier coar Mine Area on

    qer Tj: r;r",;;r?"',er'.i Hydrolagt of changes In pr. aulcit Baiduri Energi:, --::iasi sumberdaya Batubara Dengan Menggunakan Metode

    --r^*- _ :;uiar dan Metode poligon di pT. X, Kalimantui Ti*u,vrlu6&il;I ,-,,':,,:,:yu.OJ'Coal Resotrce Using Circular And potigon Merhocllsen,i. ": i'i'-{ East Borneo

    Furqaan Hamsyani,S. Yuni Indriyanti

    Tamrin

    Harjuni Hasan

    Muhammad Dahlan Balfas

    Dwi Ermawati Rahal'u,Khamilul Furqon

    -::ia:*n Terhadap Faktor Rerpengaruh pacla perilaku ManajanaJer Zainal Arifinrt*1; Dalam Pencapaian Hasi':"t-r *L Daiam Pencapaian Hasil proyek Konstruksi Di yogyakartai'5-;;'gir of Factors InJluence Behcwior In proiect Mriloo* TBehavior In Project Mrmager The

    onstruction Project In yogtakartalang

    rr l,

    kah

    ,' ;:.-*rr:lurl Konsentrasi rss pada Air Lirnbah usaha pencucian1"*:::rasn Bsrmotor Dengan Menggunakan Kombinasis*.Jin:e*tasi -ElektrokoagulasiJ,v;,*e*siirg TSS concentration In wastewatur af vehicle washing't r',' :'is"! {-i s i n g c a rnb i n e s e d ime nt at io n- E I e ctr o c o agulat i on

    nan

    lua, Aplika 1 )'olum* Nomor1

    Halaman1-49

    SamarindaFebruari 20tr2

    ISSN1411 - 9730

  • Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond

    (Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space

    In Samarinda City With Fishbond Analysis)

    Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 1

    KESESUAIAN KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP VEGETASI POHON RUANG TERBUKA

    HIJAU DI KOTA SAMARINDA DENGAN ANALISIS FISHBZOND

    CONFORMITY VEHICLE AGAINST THE TREE VEGETATION GREEN SPACE IN SAMARINDA

    CITY WITH FISHBOND ANALYSIS

    Furqaan Hamsyani1)

    , S. Yuni Indriyanti2)

    1)

    Dosen Keahlian Ekonomi Energi dan Lingkungan

    Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jl. Samratulangi, Samarinda, Kotak Pos 192

    e-mail: [email protected] 2)

    Peneliti Bidang Sosiologi Kehutanan

    Balai Besar Penelitian Dipterokarpa, Jl. A. W. Syahranie No. 68, Samarinda, Kode Pos 75119

    e-mail: [email protected]

    ABSTRAK

    Samarinda merupakan kota yang sedang dalam tahap berkembang dan membangun, dengan kendaraan

    bermotor sebagai alat transportasi yang merupakan sumber pencemaran udara yang bergerak sehingga

    penyebaran pencemar mempunyai suatu pola penyebaran spasial yang meluas. Terlihat bahwa dari tahun 2003

    sampai dengan tahun 2008 terjadi penurunan kesesuaian kendaraan bermotor berdasarkan volume CO2 pada

    ruang terbuka hijau research at existing condition dan demikian halnya selisih kendaraan bermotor cenderung

    meningkat serta lebih dari kesesuaian kendaraan bermotor berdasarkan volume CO2 vegetasi pohon di ruang

    terbuka hijau maka hal ini berdampak terhadap pengurangan jumlah kendaraan yang ada untuk menyesuaikan

    dengan kemampuan vegetasi ruang terbuka hijau dalam hal kemampuan volume CO2 yang terdapat pada batang

    pohon dengan memperhatikan budaya, kebijakan kendaraan dan emisi, serta RTH dan teknologi kendaraan

    bermotor di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu (Jalan Juanda, Jalan AW. Syahranie, dan Jalan

    Kadrie Oening).

    Kata kunci: kendaraan bermotor, vegetasi pohon, CO2, volume, ruang terbuka hijau, fishbond.

    ABSTRACT

    Samarinda is a city that is in the stage of developing and building the motor vehicle as a means of

    transportation that is a source of air pollution that moves so that the spread of contaminants has a widespread

    pattern of spatial distribution. It appears that from 2003 to 2008 decreased compliance of motor vehicles based

    on the volume of CO2 in a green open space existing condition and research at the difference in the case of

    motor vehicles is likely to increase as well as over the suitability of a motor vehicle based on the volume of CO2

    in tree vegetation green open space then it this has an impact on reducing the number of vehicles available to

    suit the ability of vegetation green open space in terms of the ability of the volume of CO2 contained in the

    trunk with the culture, the policy of the vehicle and emissions, as well as green space and motor vehicle

    technology in Air Hitam Village, Samarinda Ulu District (Juanda Street, A.W. Syahranie Street, and Kadrie

    Oening Street).

    Key words: motor vehicles, tree vegetation, CO2, volume, green open space, fishbond.

    1. PENDAHULUAN

    Samarinda merupakan kota yang sedang

    dalam tahap berkembang dan membangun dimana

    pembangunan kota Samarinda kearah positif terlihat

    meningkatnya infrastruktur kota dalam bentuk sarana

    dan prasarana sehingga meningkatkan perkembangan

    secara ekonomi, sedangkan pembangunan kota

    Samarinda kearah negatif terjadinya pengurangan

    atau meminimalkan ruang terbuka hijau beserta

    fungsi ekologinya karena pembukaan lahan galian C

    maupun tambang batubara diwilayah kota

    Samairnda, pematangan lahan untuk perumahan, dan

    lain-lain yang berdampak pada perubahan iklim

    mikro, pencemaran udara, meningkatnya penyakit

    dari emisi kendaraan bermotor seperti infeksi saluran

    pernapasan atas sindruma nyeri tenggorokkan

    (penyakit nyeri tenggorokkan), menurunnya air tanah

    dan permukaan tanah, banjir atau genangan, instrusi

    air laut, meningkatnya kandungan logam berat dalam

    air tanah. Keadaan tersebut menyebabkan hubungan

    masyarakat perkotaan dengan lingkungan-nya

    menjadi tidak harmonis atau tidak nyaman.

    Terciptanya ruang terbuka hijau di wilayah

    perkotaan, memberi peluang terciptanya kawasan

    hijau yang bersifat alami dengan vegetasi jenis

    tanaman yang khas daerah, sehingga mendudukkan

    tata lingkungan kota yang serasi nyaman, indah dan

    mendukung kehidupan masyarakat kota. Ruang

    terbuka hijau di wilayah perkotaan merupakan bagian

  • Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond

    (Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space

    In Samarinda City With Fishbond Analysis)

    Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 2

    dari penataan ruang kota yang berfungsi sebagai

    kawasan hijau pertamanan kota, kawasa hijau hutan

    kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau

    kegiatan olahraga kawasan hijau dan kawasan hijau

    pekarangan. dalam ruang terbuka hijau

    pemanfatannya lebih bersifat pengisian hijau

    tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah

    ataupun budidaya tanaman.

    Keseimbangan dan asmiliasi lingkungan

    ruang terbuka hijau perkotaan secara ekologi sama

    pentingnya dengan perkembangan nilai ekonomi

    pada kawasan perkotaan. Kondisi lingkungan

    perkotaan yang menurun secara ekologi

    menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem

    perkotaan yang berpengaruh terhadap penurunan

    ekonomi.

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    Menurut Suparmoko (2000), lingkungan

    sebagai asimilator karena mampu mengolah limbah

    secara alami, sehingga tidak terjadi pencemaran

    lingkungan. Adapun yang dimaksud dengan

    pencemaran lingkungan menurut Undang-Undang

    Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 tentang

    pengelolaan lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan

    komponen lain kedalam lingkungan dan atau

    berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan

    manusia atau proses alam, sehingga kualitas

    lingkungan turun sampai titik tertentu yang

    menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi

    sesuai dengan peruntukkannya. Kemudian yang dimaksud dengan limbah adalah segala macam sisa

    dari adanya suatu kegiatan yang tidak bermanfaat

    lagi baik untuk kegiatan produksi lanjut, untuk

    konsumsi maupun untuk distribusi, dan sisa tersebut

    kemudian dibuang ke badan air, udara ataupun tanah.

    Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang

    digerakkan oleh peralatan teknik untuk

    pergerakkannya, dan digunakan untuk transportasi

    darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan

    mesin pembakaran dalam, namun motor listrik dan

    mesin jenis lain (misalnya kendaraan listrik hibrida

    dan hibrida plug-in) juga dapat digunakan.

    Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya

    berjalan di atas jalanan. Jenis-jenis kendaraan

    bermotor dapat bermacam-macam, mulai dari mobil,

    bus, sepeda motor, kendaraan off-road, truk ringan,

    sampai truk berat. Klasifikasi kendaraan bermotor ini

    bervariasi tergantung masing-masing negara. ISO

    3833:1977 adalah standar untuk tipe dan definisi

    kendaraan darat.

    Berdasarkan UU No. 14 tahun 1992 yang

    dimaksud dengan peralatan teknik dapat berupa

    motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk

    mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi

    tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan.

    Pengertian kata berada dalam ketentuan ini adalah

    terpasang pada tempat sesuai dengan fungsinya.

    Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor

    adalah kereta gandengan atau kereta tempelan yang

    dirangkaikan dengan kendaraan bermotor sebagai

    penariknya.

    Menurut Anonim (2006a), sebagai salah

    satu unsur kota yang penting khususnya dilihat dari

    fungsi ekologis, maka betapa sempit atau kecilnya

    ukuran ruang terbuka hijau Kota (urban green open

    space) yang ada, termasuk halaman rumah atau

    bangunan pribadi, seyogyanya dapat dimanfaatkan

    sebagai ruang hijau yang ditanami tetumbuhan. Dari

    berbagai referensi dan pengertian tentang eksistensi

    nyata sehari-hari, maka ruang terbuka hijau dapat

    dijabarkan dalam berbagai pengertian, antara lain

    pengertian ruang terbuka hijau, (1) adalah suatu

    lapang yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada

    berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak,

    perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu). (2)

    Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis

    tertentu dengan status penguasaan apapun, yang di

    dalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan

    tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan

    sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan

    lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan

    penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap,

    serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap

    dan penunjang fungsi ruang terbuka hijau yang

    bersangkutan (Purnomohadi, 1994). Pengertian ruang terbuka hijau menurut

    Peraturan Pemerintah Pasal 26 tahun 2008 adalah

    area memanjang atau jalur dan atau mengelompok,

    yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat

    tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah

    maupun yang sengaja ditanam. Secara hukum (hak

    atas tanah), RTH bisa berstatus sebagai hak milik

    pribadi (halaman rumah), atau badan usaha

    (lingkungan skala permukiman atau neighborhood),

    seperti: sekolah, rumah sakit, perkantoran, bangunan

    peribadatan, tempat rekreasi, lahan pertanian kota,

    dan sebagainya), maupun milik umum, seperti:

    Taman-taman Kota, Kebun Raja, Kebun Botani,

    Kebun Binatang, Taman Hutan Kota atau Urban

    Forest Park, Lapangan Olahraga (umum), Jalur-jalur

    Hijau (green belts dan atau koridor hijau): lalu-lintas,

    kereta api, tepian laut/pesisir pantai/sungai, jaringan

    tenaga listrik: saluran utama tegangan ekstra tinggi/

    SUTET, Taman Pemakaman Umum (TPU), dan

    daerah cadangan perkembangan kota (bila ada).

    Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No.

    14/ 1988 tentang Penataan RTH di Wilayah

    Perkotaan, memuat kriteria jenis tanaman yang

    disesuaikan peruntukkan lahan, perlu perhatian pada

    kepekaan pengaruh berbagai zat cemaran. Pemilihan

    jenis tanaman pelindung bagi ruang terbuka hijau

    kota tentu akan berlainan antar berbagai kota di

    Indonesia, tergantung ekosistem setempat. Masih

    banyak fungsi ekologis ruang terbuka hijau terhadap

  • Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond

    (Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space

    In Samarinda City With Fishbond Analysis)

    Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 3

    kualitas udara kota yang perlu diteliti dan

    dikembangkan. Berikut ini tabel kreteria tumbuhan

    berdasarkan status vegetasinya untuk ruang terbuka

    hijau dan tabel tanaman (pohon) peneduh jalan dan

    tanaman taman hutan serta tanaman kebun dan

    halaman yang dipergunakan dalam ruang terbuka

    hjau adalah (Yunus, 2005) adalah sebagai berikut :

    Tabel 1. Kriteria jenis tanaman untuk ruang terbuka hijau.

    Status vegetasi Kreteria tumbuhan

    I II III IV V

    A. RTH-pertamanan

    (1) Taman 1,2,3,4,7,8 1 1,2 1,2 1

    (2) Jalur hijau jalan 1,2,3,6,7 1,2,3 2 2 2,3

    (3) Jalur hijau kota 1,2,3,5,7,8 2 2 2 2

    B. RTH-lain 7,8 3 1,2 1,2 3

    Sumber : Purnomohadi, 1994.

    Notasi:

    I. Karakteristik Umum

    1. Tidak bergetah/beracun

    2. Dahan tidak mudah patah

    3. Perakaran tidak mengganggu fondasi

    4. Struktur daun, setengah rapat hingga rapat

    5. Struktur daun setengah rapat

    6. Struktur daun rapat

    7. Ketinggian tumbuhan bervariasi

    8. Warna dominan hijau, warna lain seimbang

    II. Kecepatan Tumbuh

    1. Sedang

    2. Cepat

    3. Bervariasi

    III. Habitat

    1. Tumbuhan hijau local

    2. Tumbuhan hijau budidaya

    IV. Tipe Tumbuhan

    1. Musiman

    2. Tahunan

    3. Setengah rapat hingga rapat

    V. Kerapatan Tanam

    1. Setengah rapat

    2. Rapat

    Tabel 2. Beberapa jenis tanaman untuk ruang terbuka hijau.

    Tanaman ruang terbuka hijau

    Peneduh Jalan

    Flamboyan Nyamplung Anting-anting Johar

    Angsana Jakaranda Asam Kranji Tanjung

    Ketapang Liangliu Cemara Saga

    Kupu-kupu Kismis Pinus Mahoni

    Kere Payung, Bungur Ganitri, Damar Beringin Akasia

    Taman Hutan

    Bungur Pala Hutan Matoa/ Kasai Flamboyan

    Jening Cemara Sumatra Ebony/ Kayu Hitam Tanjung

    Khaya Palur Raja Kempas Trembesi

    Pingku Kibeusi Leutik Sawo Kecik Beringin

    Lamtorogung Kaliandra Asam Kepuh

    Puspa Balam Sudu Johar Merbau Pantai

    Kenanga Sawo Duren Angsanan Tengkawangmajau

    Locust Kedinding Kecapi Angsert

    Kisireum Dadap Palem raja Nyamplung

    Manglid Salam Kalak Leda

    Cengal Sungkai Saputangan Tengkawanglayer

    Kawista, Kenangan Khaya, Blabag Bacang, Kayu Manis Johar, Merawan

    Kebun dan Halaman

    Nangka Jambu Monyet Jambu Bol Mangga

    Kenanga Durian Jambu Air Rambutan

    Sirsak Manggis Sawo Manila Kedondong

    Srikaya Cokelat Sawo Kecik Kemiri

    Pala Duwet Kopi Wuni

    Alpokat, Belimbing Cengkeh, Jeruk Randu Petai

    Sumber : Yunus, 2005.

  • Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond

    (Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space

    In Samarinda City With Fishbond Analysis)

    Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 4

    3. METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi Penelitian.

    Penelitian ini dilaksanakan di Samarinda

    kota yaitu di kelurahan Air Hitam, Kecamatan

    Samarinda Ulu, Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan

    Jl. Kadrie Oening.

    3.2 Waktu Penelitian.

    Penelitian ini dilaksanakan selama 8

    (delapan) bulan efektif yaitu mulai bulan September

    2009 hingga April 2010.

    3.3 Bahan dan Alat Penelitian.

    Bahan dan alat yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah : kuisioner, komputer dan

    kelengkapannya, laporan hasil penelitian dan

    dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian

    sebagai sumber informasi sekunder dan masukan.

    3.4 Pengumpulan Data Ruang Terbuka Hijau (RTH).

    Pengambilan sampel ruang terbuka hijau

    merupakan vegetasi berkayu dengan mengukur

    diameter batang dan menghitung jumlah pohon yang

    terdapat pada ruang terbuka hijau (RTH) untuk

    sehingga diperoleh luasan wilayah menggunakan

    pendekatan basal area, adalah suatu luasan areal

    dekat permukaan tanah yang dikuasai oleh tumbuhan

    (untuk pohon, basal areal diduga dengan mengukur

    diameter batang), volume kayu, volume CO2.

    Untuk ruang terbuka hijau dimana terbagi

    menjadi dua yaitu : ruang terbuka hijau yang dikelola

    oleh pemerintah yang terdapat di median jalan, tepi

    jalan, kiri jalan dan kanan jalan protokol atau sub

    jalan sedangkan ruang terbuka hijau yang dikelola

    oleh masyarakat adalah pekarangan rumah, jalan

    disekitar perumahan dan lahan masyarakat dalam

    satu kelurahan.

    3.5 Analisis Kesesuaian Jumlah Kendaraan Bermotor Terhadap Daya Tampung Volume

    CO2 di Ruang Terbuka Hijau.

    Kesesuaian jumlah kendaraan yang ada

    terhadap daya tampung CO2 di ruang terbuka hijau

    diperoleh berdasarkan analisis volume emisi CO2

    kendaraan bermotor (beban pencemar = f {Intensitas

    kegiatan, faktor emisi}) selama setahun melalui

    pendekatan konsumsi bahan bakar dalam melakukan

    aktivitas minimum sebagai berikut :

    n

    t

    jttt FEVolE1

    6

    , 10

    ............................. (1)

    Sumber : Emisi Kementerian Lingkungan Hidup

    (www.asdep.go.id). Tahun 2007. (25 Maret

    2009).

    Analisis volume emisi CO2 kendaraan

    bermotor diturunkan oleh peneliti menjadi :

    n

    t

    j,tttt FEKBFEVolKBEkb1

    610

    ........... (2)

    Sumber : Lahjie (2008) dalam Hamsyani (2009).

    Menurut Lahjie (2008) bahwa volume CO2

    vegetasi berkayu di ruang terbuka hijau dengan

    rumus :

    22Bk

    BCO ........................................................... (3)

    Maka volume CO2 dalam satuan ton maka

    emisi CO2 kendaraan bermotor sama dengan volume

    CO2 vegetasi berkayu di ruang terbuka hiijau,

    sehingga selisih volume emisi CO2 dalam setahun

    adalah :

    22 COVolumeSelisihEkbB tCO ........................................................................................................... (4) KendaraanCOEmisiVolumeBerkayuVegetasiCOVolume 22 2COVolumeSelisih ........................................... (5)

    Sumber : Hamsyani (2009).

    Sehingga kesesuaian jumlah kendaraan

    bermotor yang ada dengan jumlah kendaraan

    berdasarkan volume CO2 vegetasi berkayu ruang

    terbuka hijau dapat diperoleh melalui penurunan

    rumus analisis volume emisi CO2 kendaraan

    bermotor sebagai berikut :

    n

    t j,tt

    tFEKBFEVol

    BerkayuVegetasiCOVolumeKBvb

    1

    62 10

    ...................................................................................................... (6)

    n

    t j,tt

    tFEKBFEVol

    COVolumeSelisihSKB

    1

    62 10

    n

    t j,tt

    tFEKBFEVol

    BermotorKendaraanCOEmisiKB

    1

    62 10

    ....................................... (7)

    Sumber : Hamsyani (2009).

  • Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond

    (Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space

    In Samarinda City With Fishbond Analysis)

    Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 5

    Maka selisih kendaraan bermotor adalah sebagai berikut :

    ttt KBKBvbSKB ................................................................................................................................. (8)

    n

    t FEKBjtFE

    tVol

    BermotorKendaraanCOEmisin

    t FEKBjtFE

    tVol

    BerkayuVegetasiCOVolume

    1

    610

    ,

    2

    1

    610

    ,

    2

    ......................................... (9)

    Sumber : Hamsyani

    Dimana :

    KBvbt = Jumlah kendaraan berdasarkan volume

    CO2 vegetasi berkayu (pertahun).

    SKBt = Selisih berdasarkan jumlah kendaraan

    bermotor.

    KBt = Jumlah kendaraan bermotor.

    Volt = Konsumsi bahan bakar dalam

    melakukan aktivitas minimum

    (liter/tahun).

    FEi,l = Besarnya polutan i yang diemisikan dari

    setiap (liter) pengunaan bahan (g/liter

    BB).

    FEKB = Faktor emisi pada mesin penggerak

    kendaraan bermotor.

    3.6 Asumsi penelitian Asumsi-asumsi dalam penelitian ini sangat

    diperlukan untuk membantu dalam perhitungan data

    penelitian yaitu :

    1. Asumsi perhitungan jumlah kendaraan bermotor dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Kendaraan yang termasuk dalam data UPT. Samarinda, Dispenda Propinsi Kalimantan

    Timur termasuk ke dalam perhitungan.

    b. Kendaraan di luar lokasi penelitian (masih dalam wilayah kota Samarinda) yang

    melintas, lewat dan tinggal sementara

    selama setahun masuk dalam perhitungan

    tidak berdasarkan pengulangan.

    2. Asumsi karbon dianggap sama dengan CO2 berdasarkan asumsi proses fotosintesis.:

    3. Asumsi perhitungan volume karbon dioksida, nilai volume karbon dioksida diperoleh

    berdasarkan asumsi sebagai berikut :

    a. Nilai volume karbon dioksida oleh vegetasi diperoleh melalui perhitungan data

    lapangan. Pendekatan perhitungan karbon

    dioksida dengan cara menentukan volume

    kayu bulat pada daerah-daerah yang

    bervegetasi berdasarkan diameter kayu

    bulat.

    b. Nilai volume karbon yang diperoleh hanya di atas tanah permukaan tanah, khususnya

    untuk daerah yang bervegetasi sementara

    volume karbon dioksida yang ada di dalam

    tanah serta air tidak dihitung.

    3.7 Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup penelitian ini adalah

    masyarakat kelurahan yang termasuk didalamnya

    adalah masyarakat yang tinggal disekitar jalan atau

    masyarakat yang melakukan kegiatan disekitar jalan

    namun tidak tinggal di jalan tersebut dan ruang

    terbuka hijau yang dikelola oleh pemerintah dan

    masyarakat, dampak secara langsung maupun tidak

    langsung.

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kendaraan bermotor sebagai alat

    transportasi yang merupakan sumber pencemaran

    udara yang bergerak sehingga penyebaran pencemar

    mempunyai suatu pola penyebaran spasial yang

    meluas, kendaraan bermotor yang ada sekarang ini

    mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap

    sumber energi. Seperti diketahui penggunaan energi

    inilah yang terutama menimbulkan dampak terhadap

    lingkungan. Hampir semua produk energi

    konvensional dan rancangan motor bakar yang

    digunakan dalam kendaraan bermotor menyebabkan

    dikeluarkannya emisi pencemar ke udara terutama

    emisi CO2. Emisi CO2 yang berasal dari pembakaran

    motor bakar berbahan bakar konvensional non-renewable yaitu bahan bakar fosil secara netto melepaskan sampai penuh 100 persen CO2 ke

    atmosfir. Beda halnya dengan CO2 yang berasal dari

    pembakaran kayu dimana bisa menjadi zero emission atau sustainable karena CO2 yang berasal dari pembakaran dan dekomposisian kayu menjadi

    materi lain yaitu CO2 yang secara teratur akan

    terserap oleh vegetasi pohon itu sendiri renewable yang juga dibangun secara teratur sehingga

    mengakibatkan jaringan keseimbangan CO2 menjadi

    nol. Tidak disangsikan lagi bahwa sektor kehutanan

    dan industri kehutanan adalah sumber energi

    renewable. Jika penggunaan bahan bakar konvesional non-renewable dalam motor bakar kendaraan bermotor tidak secara besar-besaran maka

    bisa dimungkinkan akan mengarah kepada zero emission, karena kendaraan bermotor penyumbang 66,3% emisi terbesar di perkotaan maka pengurangan

    emisi mutlak dilaksanakan.

    Tabel berikut ini adalah selisih dan

    kesesuaian jenis, umur, penggunaan bahan bakar dan

    jumlah kendaraan bermotor (eksponensial)

  • Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond

    (Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space

    In Samarinda City With Fishbond Analysis)

    Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 6

    berdasarkan volume CO2 vegetasi pohon di ruang

    terbuka hijau research at existing condition di

    Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu,

    Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan Jl. Kadrie

    Oening.

    Tabel 3. Selisih dan kesesuaian jumlah kendaraan bermotor berdasarkan volume CO2 vegetasi pohon di

    ruang terbuka hijau research at existing condition di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda

    Ulu, Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan Jl. Kadrie Oening.

    Kendaraan

    (umur/ tahun)

    Jumlah kendaraan

    yang ada (unit)

    Kesesuaian jumlah kendaraan

    (unit) berdasarkan volume CO2 di

    RTH research at existing condition

    Selisih

    kendaraan (unit)

    Bensin Solar Bensin Solar Bensin Solar

    Roda 4

    (1 s/d 5 th)

    2003 2.796 1.714 1.499 1.499 1.297 * 215 *

    2004 3.130 1.919 1.160 1.160 1.970 * 758 *

    2005 3.496 2.143 1.039 1.039 2.457 * 1.104 *

    2006 3.728 2.285 1.003 1.003 2.725 * 1.282 *

    2007 4.018 2.463 995 995 3.023 * 1.467 *

    2008 4.200 2.574 992 992 3.208 * 1.582 *

    Sub Total 21.368 13.097 6,688 6,688 14,680 * 6,408 *

    Roda 4

    (6 s/d 10

    th)

    2003 6.524 3.999 321 321 6.203 * 3.677 *

    2004 7.304 4.477 249 249 7.055 * 4.228 *

    2005 8.158 5.000 223 223 7.935 * 4.777 *

    2006 8.699 5.332 215 215 8.484 * 5.117 *

    2007 9.375 5.746 213 213 9.162 * 5.533 *

    2008 9.799 6.006 213 213 9.586 * 5.793 *

    Sub Total 49.859 30.559 1,433 1,433 48,426 * 29,126 *

    Roda 4

    (11 th

    keatas)

    2003 9.320 5.712 42 42 9.278 * 5.670 *

    2004 10.434 6.395 32 32 10.402 * 6.363 *

    2005 11.654 7.143 29 29 11.626 * 7.114 *

    2006 12.427 7.617 28 28 12.399 * 7.589 *

    2007 13.393 8.209 28 28 13.366 * 8.181 *

    2008 13.998 8.580 28 28 13.971 * 8.552 *

    Sub Total 71.227 43.655 186 186 71,041 * 43,469 *

    Roda 2

    (1 s/d 3 th)

    2003 18.998 3.212 15.787 *

    2004 21.795 2.486 19.309 *

    2005 24.082 2.227 21.854 *

    2006 26.292 2.149 24.143 *

    2007 27.760 2.133 25.627 *

    2008 28.506 2.126 26.380 *

    Sub Total 147.433 14,332 133,101 *

    Roda 2

    (4 s/d 7 th)

    2003 44.330 714 43.616 *

    2004 50.855 552 50.303 *

    2005 56.190 495 55.695 *

    2006 61.349 478 60.871 *

    2007 64.773 474 64.299 *

    2008 66.514 472 66.041 *

    Sub Total 34.4010 3,185 340,826 *

    Roda 2

    (8 th

    keatas)

    2003 63.328 90 63.238 *

    2004 72.650 70 72.580 *

    2005 80.272 63 80.209 *

    2006 87.641 60 87.581 *

    2007 92.533 60 92.473 *

    2008 95.020 60 94.960 *

    Sub Total 491.443 403 491,041 *

    Total 1.125.341 87.311 26,227 8,307 1,099,114 * 35,534 *

    Sumber : Hamsyani (2009).

    Ket. : * Jumlah kendaraan yang ada lebih dari kesesuaian jumlah kendaraan (unit) berdasarkan volume

    CO2 pada ruang terbuka hijau research at existing condition di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan

    Samarinda Ulu, Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan Jl. Kadrie Oening.

  • Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond

    (Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space

    In Samarinda City With Fishbond Analysis)

    Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 7

    Terlihat bahwa dari tahun 2003 sampai

    dengan tahun 2008 terjadi penurunan kesesuaian

    kendaraan bermotor menurut jenis, umur,

    penggunaan bahan bakar dan jumlah kendaraan

    (eksponensial) berdasarkan volume CO2 pada ruang

    terbuka hijau research at existing condition di

    Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu,

    Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan Jl. Kadrie

    Oening.

    Sedangkan selisih jumlah kendaraan terjadi

    hal yang berbeda dimana dari tahun 2003 sampai

    dengan tahun 2008 terjadi peningkatan selisih

    kendaraan bermotor di Kelurahan Air Hitam,

    Kecamatan Samarinda Ulu, Jalan Juanda, Jl. AW.

    Syahranie, dan Jl. Kadrie Oening, karena kendaraan

    bermotor yang ada (jenis, umur, penggunaan bahan

    bakar dan jumlah) lebih dari keseuaian kendaraan

    bermotor berdasarkan volume CO2 vegetasi pohon di

    ruang terbuka hijau (jenis, umur, penggunaan bahan

    bakar dan jumlah) maka hal ini berdampak terhadap

    pengurangan jumlah kendaraan yang ada untuk

    menyesuaikan dengan kemampuan vegetasi ruang

    terbuka hijau dalam hal kemampuan volume CO2

    yang terdapat pada batang pohon.

    Telah dijelaskan diatas bahwa emisi CO2

    berasal dapat dari kayu namun juga berasal dari

    produk bahan bakar fosil (konvensional) termasuk

    batu bara dan minyak bumi. Jika menggunakan

    asumsi bahwa kayu yang mereduksi semua emisi

    yang ada maka setiap adanya penambahan emisi CO2

    yang berasal dari motor bakar dan bahan bakar

    konvensional misalnya kendaraan bermotor (bensin

    dan solar), kompor berbahan bakar minyak tanah,

    pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batubara,

    pembangkit listrik berbahan bakar solar, genset

    dengan motor bakar berbahan bakar bensin maka

    penambahan tersebut harus sama dengan ruang

    terbuka hijau untuk masing-mising penambahan

    emisi CO2 yang berasal dari motor bakar dan bahan

    bakar. Sehingga sangat dianjurkan agar jumlah

    pohon, luas basal area, volume kayu, dan volume

    volume CO2 yang ada di ruang terbuka hijau baik

    pemerintah maupun masyarakat agar dilakukan

    penambahan vegetasi terutama vegetasi yang cepat

    tumbuh dan berkemampuan untuk melakukan

    penyerapan CO2 yang sangat cepat dalam melakukan

    fotosintesis yang menghasilkan sellulosa dan zat-zat

    gula lainnya. Semakin banyak kayu digunakan

    sebagai substitusi bahan bakar kendaraan bermotor

    maka semakin lebih banyak lagi penanaman pohon.

    Jika tidak maka pengurangan motor bakar yang

    bahan bakar fosil wajib dilakukan.

    Untuk mengetahui sebab dan akibat dari

    kesesuaian kendaraan bermotor terhadap volume CO2

    vegetasi pohon ruang terbuka hijau research at

    existing condition, dilakukan dengan menggunakan

    analisis fishbond

    Gambar 1. Skema analisis fishbond

    Indentifikasi masalah:

    A. Budaya 1. Membudayakan dan memberdayakan

    berjalan kaki, naik sepeda atau naik satu

    kendaraan pribadi bersama teman-teman

    (car pooling).

    2. Tertib berlalu lintas, mematuhi rambu-rambu, dan tindakan beserta sanksi-sanksi

    hukum yang tegas kepada pelaku

    pelanggaran berkendaraan seperti batas

    kecepatan dan lain-lain.

    3. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak

    mengotori udara.

    4. Mematuhi beban terpasang pada mobil agar pemakaian bahan bakar lebih efektif, dan

    lain-lain yang dapat menurunkan laju

    peningkatan emisi CO2 kendaraan bermotor.

  • Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond

    (Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space

    In Samarinda City With Fishbond Analysis)

    Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 8

    B. Kebijakan kendaraan dan emisi Pemberian izin hendaknya lebih dibatasi bagi

    kendaraan dan angkutan umum yang berukuran

    kecil, serta memperbanyak kendaraan angkutan

    massal, seperti bus berbahan bakar ramah

    lingkungan dan kereta api listrik dengan stasiun

    pemberhentian dan pemberangkatan yang

    terdapat hampir seluruh dalam Kota Samarinda

    sehingga mempermudah akses ke tempat tujuan.

    Pensubsidian terhadap kendaraan bertenaga

    listrik atau hybrid.

    C. Ruang terbuka hijau Melakukan penanaman vegetasi cepat tumbuh

    dan menyerap lebih banyak emisi CO2

    kendaraan bermotor serta tajuk pohon yang

    melebar untuk menangkap lebih banyak emisi

    CO2 kendaraan bermotor dan memperhatikan

    topografi pada tepi dan median jalan, terutama

    yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut

    kota misalnya membuat bukit-bukit kecil agar

    lebih tinggi dari jalan-jalan di Kota Samarinda

    seperti pada perpustakan daerah kota samarinda.

    D. Teknologi kendaraan bermotor Memberdayakan penggunaan bahan bakar ramah

    lingkungan misalkan gas beserta penyediaan

    stasiun pengisian bahan bakar gas. Menurut

    Wright (2000), mengatakan bahwa teknologi

    penanggulangan emisi dari mesin dapat

    dikategorikan menjadi dua bagian besar yaitu

    pengurangan emisi metoda primer dan

    pengurangan emisi metoda sekunder, untuk

    pengurangan emisi metoda primer sebagai

    berikut:

    1. Berdasarkan bahan bakar yaitu: a. Penggunaan bahan bakar yang rendah

    nitrogen dan sulfur termasuk

    penggunaan non fossil fuel.

    b. Penggalangan penggunaan non petroleum liquid fuels.

    c. Penggunaan angka cetan yang tinggi bagi motor diesel dan angka oktan

    bagi motor bensin.

    d. Penggunaan bahan bakar gas. e. Penerapan teknologi emulsifikasi

    (pencampuran bahan bakar dengan air

    atau lainnya).

    2. Berdasarkan perlakuan udara : a. Penggunaan teknologi exhaust gas

    recirculation (EGR).

    b. Pengaturan temperature udara yang masuk pada motor.

    c. Humidifikasi.

    3. Berdasarkan proses pembakaran : a. Modifikasi pompa dan sistem injeksi

    bahan bakar.

    b. Pengaturan waktu injeksi bahan bakar.

    c. Pengaturan ukuran droplet dari bahan bakar yang diinjeksikan.

    d. Injeksi langsung air ke dalam ruang pembakaran.

    Sedangkan teknologi penanggulangan emisi

    dari mesin untuk pengurangan emisi metoda

    sekunder adalah :

    1. Penggunaan selective catalytic reduction (SCR). 2. Penerapan teknologi sea water scrubber untuk

    aplikasi di kapal.

    3. Penggunaan katalis magnet yang dipasang pada pipa bahan bakar.

    4. Penggunaan katalis pada pipa gas buang kendaraan bermotor.

    Melihat kenyataan bahwa kendaraan

    bermotor yang terdapat dikota Samarinda semakin

    meningkat setiap tahunnya sehingga emisi CO2 yang

    berasal dari kendaraan bermotor juga semakin

    meningkat setiap tahunnya maka peningkatan emisi

    CO2 kendaraan bermotor yang tidak terasimilasi oleh

    lingkungan menjadi beban pencemaran sehingga

    menjadi permasalahan lingkungan yang serius.

    5. KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan yang dapat diperoleh dari

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya terus bertambah ini dikarenakan

    perilaku dari masyarakat samarinda yang

    cenderung konsumtif (budaya), dan akibat dari

    pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat,

    perilaku berkendaraan masyarakat terutama

    masyarakat di Samarinda memiliki

    kecendrungan melangar tata tertib berlalu lintas

    sehingga sering mengakibatkan kemacetan yang

    bertambah parah dan tidak ditunjang adanya

    pertambahan panjang dan lebar jalan.

    2. Mengembangkan dan menggunaan teknologi untuk menanggulangi emisi dari mesin

    kendaraan dan menggunakan bahan bakar ramah

    lingkungan.

    3. Semakin minimnya ruang terbuka hijau yang terdapat dimasyarakat dikarenkan berubah fungsi

    menjadi bangunan yang memberikan nilai

    tambah secara ekonomi, demikian halnya dengan

    peran pemerintah yang tidak dapat berbuat

    banyak karena adanya tekanan dari berbagai

    pihak yang memberikan keuntungan secara

    finansial.

    Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai

    berikut: pengurangan jumlah kendaraan bermotor

    diwilayah Kota Samarinda mutlak dilaksanakan dan

    menggantikannya dengan transportasi massal yang

    diawasi langsung oleh pemerintah sehingga roda

    perekonomian tetap berjalan.

  • Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond

    (Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space

    In Samarinda City With Fishbond Analysis)

    Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 9

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 2006a. Ruang Terbuka Hijau Sebagai

    Unsur Utama Pembentuk Kota Taman.

    Pekerjaan Umum Republik Indonesia

    (www.penataanruang.net). 2006

    Anonim, 2007. Metode Estimasi Emisi Kementerian Lingkungan Hidup

    (www.asdep.go.id). 2007. (25 Maret 2009)

    Hamsyani, Furqaan, 2009, Valuasi Ekonomi

    Pencemar Emisi Kendaraan Bermotor Dan

    Kapasitas Asimilasi Lingkungan Ruang

    Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Samarinda,

    Tesis (tidak dipublikasikan), Program

    Pascasarjana, Program Studi Ilmu

    Lingkungan, Univeritas Mulwarman,

    Samarinda

    Lahjie Abubakar M., 2008. Diktat Ekonomi

    Lingkungan. Pascasarjana Ilmu Kehutanan.

    Universitas mulwarman.

    Purnomohadi, Srihartiningsih. 1994. Ruang Terbuka

    Hijau dan Pengelolaan Kualitas Udara di

    Metropolitan Jakarta. Disertasi (tidak

    dipublikasikan), Program Pasca Sarjana

    IPB, Jurusan Pengelolaan Sumberdaya

    Alam dan Lingkungan (PSL). Institut

    Pertanian Bogor. Bogor.

    Suparmoko, M, dan Maria R. 2000. Ekonomi

    Lingkungan. BPFE. Yogyakarta.

    Wright.A.A, 2000, Exhaust Emissions from

    Combustion Machinery, IMARE-London,

    2000

    Yunus, H.S. 2005. Struktur Tata Ruang Kota.

    Yogyakarta. Pustaka Pelajar.