Journal Reading - Penentuan Waktu Kolesistektomi setelah Pankreatitis Bilier Ringan
description
Transcript of Journal Reading - Penentuan Waktu Kolesistektomi setelah Pankreatitis Bilier Ringan
Penentuan Waktu Kolesistektomi
setelah Pankreatitis
Bilier Ringan
O.J. Bakker1, H.C. van Santvoort2, J.C. Hagenaars1, M.G. Besselink1, T.L. Bollen2, H.G. Gooszen3 dan A.F. Schaapherder4, untuk the Dutch Pancreatitis Study Group
1Depatermen Bedah, Universitas Pusat Kedokteran Utrecht, Utrecth,2Departemen Radiologi, Rumah Sakit St. Antonius, Bnieuwegein, 3Departemen Ruangan Operasi/ Evidence Based Surgery, Universitas Pusat Kedokteran Radboud Nijmegen, Nijmegen, dan 4Depertemen Bedah, Universitas Pusat Kedokteran Leiden, Leiden, Belanda.
SMF Bedah RSU DR. Pirngadi Medan2014
Journal Reading
Pembimbingdr. Ramotan Purba, Sp.B
OlehRusly
Dipresentasikan pada the Annual Meeting of the European Pancreatic Club, Szeged, Hungaria, Juli 2009, dan dipublikasikan sebagai abstak di Pancreatology 2009; 9: 432.
Paper diterima 4 April 2011Dipublikasikan secara online 27 Juni 2011
di Wiley Online Library (www.bjs.co.uk) DOI: 10.1002/bjs.7587.
Latar Belakang
pankreatitis bilier ringan penundaan kolesistektomi biliary events berulang.
Tujuan
2004 – 2007pankreatitis akut 15 rumah sakit di Belanda
Kandidat untuk dilakukan kolesistektomi (pankreatitis bilier ringan).
Biliary events berulang sebelum dan sesudah kolesistektomisetelah endoscopic sphincterotomy
(ES)
Metode
308 pankreatitis bilier ringan
267 kandidat kolesistektomi18 kolesistektomi inisial249 PBJ
ES - 108 pasienNon ES – 141 pasien34 (13,7%) biliary events
24 pankreatitis bilier berulang8 (7,4%) setelah ES
188(75,5%) kolesistektomi median 6 minggu
8 (3,9%) biliary events (31 minggu)
Hanya 142 (53,2%) dari 267 pasien yang dirawat sesuai the Dutch Guidelines.
Hasil
Penundaan kolesistektomi setelah pankreatitis bilier ringan meningkatkan resiko yang berarti untuk terjadinya biliary events berulang. ES mengurangi resiko pankreatitis berulang tapi tidak pada biliary events lainnya.
Kesimpulan
Penyebab utama batu empedu dan sludgebiliary events berulang:
pankreatitis bilier berulangkolesistitis akut kolangitiskolik bilier
International Treatment Guidelines menyarankan kolesistektomi atau endoscopic sphincterotomy (ES)
Gagal dalam memberi pengobatan yang definitif meletakan pasien pada resiko pankreatitis akut yang fatal.
Pendahuluan
Kapan kolesistektomi?Keadaan klinis>> Komplikasi
Guidelines saat ini sewaktu masuk rumah sakit dan dalam 2, 3 atau 4 minggu setelah dipulangkan
Tujuanmeminimalisir resiko biliary events berulang
ES vs kolesistektomiOperable / non-operable ???manfaat kolesistektomi sebagai pencegahan
biliary events berulang masih diperdebatkan
Tujuan utama studi ini adalahmemperkirakan resiko biliary events berulang yang terjadi diantara pasien dipulangkan setelah pankreatitis bilier ringan dan masuk ke rumah sakit untuk kolesistektomi.
Tujuan lanjutan adalahmengevaluasi pengaruh ES pada biliary events berulang dan memperkirakan insidens biliary events berulang setelah kolesistektomi.
Studi obervasional retrospektifpasien dewasa (pankreatitis bilier ringan)identifikasi prospektif (Maret 2004 - Maret 2007)15 rumah sakit Dutch Pancreatitis Study Group.Semua pasien memberikan persetujuan berpatisipasi untuk mengikuti studi ini.
Secara umum,pemberian cairan resusitasi yang cukup dan analgesik. USG abdomen & laboratorium secara rutin / 3 hariCT akan dilakukan jika tidak ada perbaikan selama 1 mingguPBJ tolerasi diet oral, tanda- tanda peradangan normal dan perbaikan secara klinis yang dinilai oleh klinisi.
Metode
Pengobatan pankreatitis bilier the Dutch acute pancreatitis (2005) menyarankan:
pankreatitis bilier ringan kolesistektomi atau ES sewaktu masuk rumah sakit/ dalam 3 minggu kemudian. Laparoskopik jika memungkinkanKolangiografi intraoperatif tidak dilakukan secara rutin.
ES juga dilakukan berdasarkan kebijakan dokter. Urgent ES obstructive jaundice sangkaan kolangitis prediksi pankreatitis bilier berat.
ERCP 24- 72 jam
Definisi Pankreatitis bantu empedu dan/atau sludge pada USG atau CT; dilatasi CBD pada USG atau CT (diameter lebih besar
dari 8 mm pada pasien berusia kurang 75 tahun dan lebih dari 10 mm pada pasien berusia lebih dari 75 tahun);
ATAU 2 dari 3 nilai laboratorium yang abnormal:
serum bilirubin > 40 umol/l ALT > 100 units/l *ALT > AST AP > 195 units/l + GGT > 45 units/l. Penyebab lain pankreatitis atau indikasi pankreatitis
kronik absen.
semua data laboratorium dan hasil pencitraan secara prospektif selama 72 jam pertama setelah masuk rumah sakit akan ditinjau oleh 2 investigator
Kriteria untuk memprediksi pankreatitis berat adalah APACHE II score > 8 Imrie Score > 3 C-reactive protein > 50 mg/l
Biliary events berulang didiagnosis setidaknya 2 daru 3 kriteria: Sakit perut epigastrium tipikal peningkaan serum amilase dan lipase 3 x upper limit pencitraan abdomen
Biliary events berulang meliputipankreatitis bilier berulang, kolesistitis akut, kolangitis dan kolelitiasis
Kolesistitis didefinisikan sebagai tanda peritonitis perut atas kanan (tanda Murphy +) Demam peningkatan leukosit
Kolelithiasis didefinisikan sebagai adanya batu empedu di CBD
Kolangitis didefinisikan sebagai nyeri perut akut level serum bilirubin > 40 umol/l dan/ atau pelebaran CBD pada USG atau CT suhu > 38,5oC
Pengumpulan data Prospekti Januari 2009 Pencitraan CT ahli radiologi
nekrosis peripankreatik atau pankreatik dan menentukan indeks CT severity.
Dari rekam medis selama visit hingga akhir follow-up.
Jika pasien dikirim ke rumah sakit lainnya, rumah sakit tersebut akan dihubungi untuk informasi mengenai kemungkinan masuk rumah sakit kembali selama follow-up.
Analisa statistik Pankreatitis bilier ringan
Jumlah dan penentuan waktu kolesistektomi dan biliary events sebelum kolesistektomi. Apakah sudah menjalani ES sewaktu awal mula masuk
rumah sakit? model regresi logistik multivariabel
serum bilirubin serum ALT selama 48 jam pertama
Pengobatan biliary events Kolesistektomi laparoskopik Jumlah masuk rumah sakit kembali setelah
kolesistektomi Kepatuhan the Dutch guideline
Analisa statistik Analisa menggunakan SPSS versi 15.0 (SPSS, Chicago,
Illinois, USA). Perbedaan antar kelompok data terusan tes Mann-
whitney U disajikan sebagai median (jarak interquartal), risk
ratio dan odds ratio dengan 95% confidence intervals.
data berdasar kategori tes Fisher’s exact p<0,050 dipertimbangkan secara statistik signifikan
Click icon to add picture
Hasil
Kandidat Kolesistekto
m
Pankreatitis Bilier
Ringan
Pankreatitis Ringan
Pankreatitis Akut
j=731
j= 428
j=308
j=267
Initial j=18
Elektifj=249
ESj=108
Intervalj=80
Tanpa ES
j=141
Interval j=108
Tidakj=61Tidakj=61
Keluar j=203panreatitis berat j=203
Keluar j= 220Penyebab lainnya j=220
Keluar j=308Sebelumnya kolesistektomi
j=26Tidak cocok pembedahan j=14
Meninggal j=1
Popula
si• 61 (22,8%) dari 267
pasien yang tidak kolesistektomi:
• 28 ES • 33 tidak menjalani
ES
Jumlah Pasien
Umur (Tahun) 59 (41-72)
Wanita 160 (59,9)
ASA Grade
I (healthy) 140 (52,4)
II (mild systemic disease)
104 (39,0)
III (severe systemic disease)
23 (8,6)
Prediksi keparahan pankreatitis
APACHE-II 6 (3-9)
Imrie/ Skor glasgow termodifikasi
2 (1-3)
C- reactive protein (mg/l)
123 (37-232)
CT performed 142 (53,2)
CT severity index
3 (2-4)
Enzim Liver tertinggi selama 48 jam pertama masuk
rumah sakit
Jumlah Pasien
Bilirubin (umol/l) 38 (20-65)
AST (unit/l) 176 (69-314)
ALT (unit/l) 237 (99-438)
AP (unit/l) 153 (101-242)
GGT (unit/l) 309 (122-513)
Lama rawatan di rumah sakit (hari) 9 (5-14)
Follow-up (bulan) 39 (28-48)
Tabel 1 Baseline karakteristik 267 pasien yang merupakan kandidat kolesistektomi sewaktu masuk rumah sakit atau setelah dipulangkan
01. Waktu Kolesistektomi
Jumlah PasienJumlah biliary events berulang 34 (13,7)
Pankreatitis bilier berulang 24 (9,6)Kolesistitis akut 2 (0,8)
Kolelitiasis simtomatis 8 (3,2)Kolangitis 0 (0)
Onset terjadinya biliary events berulang
Dalam 2 minggu 11 (4,4)Dalam 4 minggu 16 (6,4)Dalam 6 minggu 21 (8,4)
Dalam 10 minggu 26 (10,4)Waktu setelah dipulangkan 31 (11-76)
Tabel 2. Biliary events berulang pada 249 kandidat kolesistektomi setelah dipulangkan
02. Recurrent biliary events
Tab
el 3
Base
line ka
rakte
ristik pasie
n y
ang m
enja
lan
i dan tid
ak
menja
lani E
S
03. P
era
nan
ES ES (J= 108) Tanpa ES (J= 141) P
Umur (tahun) 57 (41-73) 59 (41-72) 0,834
Wanita 70 (64,8) 79 (56,0) 0,192
ASA grade
I 58 (53,7) 74 (52,5) 0,898
II 44 (40,7) 53 (37,6) 0,694
III 6 (5,8) 14 (9,9) 0,341
Pedicted Severity
APACHE II 6 (3-10) 6 (4-9) 0,504
Imrie/ mGCSc
2 (1-3) 2 (1-3) 0,847
C reactive prot
141 (55-244) 124 (29-231) 0,422
CT performed
61 (56,5) 72 (51,1) 0,442
CT severity ind
3 (2-4) 3 (2-4) 0,645
Liver enz. 48 jam
Bilirubin 54 (31-91) 29 (16-52) <0,001
AST 222 (151-336) 129 (49-289) <0,001
ALT 319 (159-298) 190 (70-391) <0,001
AP 203 (121-298) 135 (88-209) <0,001
GGT 388 (233-594) 247 (100-450) <0,001
ES (J= 108) Tanpa ES (J= 141) P
Panjang rawatan
9 (6-16) 9 (6-16) 0,207
Follow up 39 (28-48) 39 (28-48) 0,287
ES (J= 108) Non ES (j=141)
Risk Ratio P
Biliary events berulang
8 (7,4) 26 (18,4) 0,51 (0,27- 0,94)
0,015
Pankreatitis berulang
2 (1,9) 22 (15,6) 0,10 (0,05-0,68)
<0,001
Kolesistitis 2 (1,9) 0 (0) 2,33 (2,02-2,69)
0,187
Kolelitiasis simtomatis
4 (3,7) 4 (2,8) 1,16 (0,57-2,35)
0,730
Tabel 4 Biliary events berulang pada pasien yang tidak dan menjalankan ES sebelum kolesistektomi
04. PER
JALA
NAN KLL
INIS
DAN PEN
GOBATAN
BILIA
RY E
VENTS
Median readmission 8 (4-12) hari. Tidak ada pasien yang
meninggal / pankreatitis nekrosis dan gagal organ.
24 pasien pankreatitis berulang:• 17 kolesistektomi• 3 ES readmission dan kolesistektomi
pada 3 bulan kemudian• 1 ES• 3 tidak menjalani ES atau
kolesistektomi.
8 kolelitiasis kolesistektomi2 kolesistits kolesistektomi
05. KOLE
STISTE
KTOMI
18 kolesistektomi terbuka
188 laparaskopik15 (8,0%) akhinya menjalani prosedur kolesistektomi terbuka
Lapar
asko
pik/ O
pen??
06. BILI
ARY EVEN
TS A
FTER
CHOLECYS
TECTO
MY
Post Kolesistektomi
8 (3,9%) biliary events berulangmedian 31 (8-44) minggu
• 3 pankreatitis bilier berulang,
• 4 koledokolitiasis
• 1 kolangitis.
Post kolesistekomi initial
1 biliary events dalam 1 bulan
07. KEPA
TUHAN M
ENGIK
UTI
THE
DUTCH G
UIDELIN
ES
142 (53,2%) dari 267 pasien ditangani berdasarkan the Dutch guidelines
4 (2,8%) Out---------------------------------
------------138 (51,7%) ditangani
sesuai the Dutch guidelines
Diskusi
Jika ES dilakukan sewaktu pertama kali masuk rumah sakit, resiko biliary events berkurang secara signifikan namun tidak hilang.
Pendapat ahli bedah Kolesistektomi initial > kolesistektomi interval Saran: pemulihan pankreatitis akut Studi di Boston: 11 (4,4%) pasien dirawat kembali dalam 2 minggu setelah
dipulangkan
Post kolesistektomi 8 (3,9%) vs Post ES 8 (7,4%)
resiko kecil biliary events berulang setelah kolesistektomi
Penjelasan ???
ES (J= 108) Non ES (j=141) Risk Ratio P
Biliary events ulang 8 (7,4) 26 (18,4) 0,51 (0,27- 0,94) 0,015
Diskusi
ES Kolesistektomi ??? Pada sebuah meta analisa dari 5 percobaan acak pada pasien tanpa
pankreatitis, pasien yang menjalani kolesitektomi setelah ES kurang mengeluhkan nyeri bilier, kolesistitis, kolangitis dan bahkan kematian daripada wait and see
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Studi sentral dari Swedia
109 pasien yang menjalani kolesistektomi hanya 1 yang mengalami pankreatitis berulang
Sebuah studi di ohio
tidak ada perbedaan signifikan pada pankreatitis berulang yang ditemukan pada 28 pasien yang menjalankan ES vs 83 yang menjalani kolesistektomi.
Pada studi ini
ES secara signifikan mengurangi resiko pankreatitis berulang, 7,4% pasien masih mengalami biliary events berulang
Diskusi
Guidelines secara umum merekomendasikan kolesistektomisewaktu masuk rumah sakit atau 2 minggu setelah dipulangkan
Studi menunjukan:kolesistektomi dini dilakukan hanya pada sejumlah kecil pasien.
Studi dari Amerika Serikat dan Australia,kolesistektomi dilakukan terlalu terlambat dan hanya pada sejumlah kecil pasien.
Studi dari Skotlandia:
kebanyakan ahli bedah melakukan kolesistektomi mengikuti rekomendasi dari panduan yang ada
Pada studi ini
separuh pasien yang ditangani sesuai dengan the Dutch guidelines
Diskusi
Keterbatasan populasi serangan pertama pankreatitis akut jumlah pasien yang diprediksi dengan penyakit yang berat pada studi kohort
ini relatif tinggi
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
“ Studi ini menunjukan bahwa penundaan kolesistektomi setelah pankreatitis bilier ringan bertalian dengan resiko biliary events berulang. ES, jika dilakukan pertama kali saat masuk rumah sakit, mungkin mengurangi resiko pankreatitis berulang tetapi tidak mengurangi biliary events lainnya. Ada resiko kecil biliary events terjadi setelah kolesistektomi.”
Terima Kasih
SMF BedahRSU DR. PIRNGADI MEDAN2014
Klinisi berikut berpartisipasi dalam studi ini: B. van Ramshorst, B.L Weutsen dan R. Trimmer (Rumah Sakit St. Antonius, Niuewegein), L. M. Akkermans, G.A. Cirkel, V. Zeguers, A. Roeterdink, H.G. Rijnhart, M.P. Schwartz, M.S. van Leeuwen dan B.U. Ridwan (Universitas Pusat Kedokteran Utrecht, Utrecht). B.J. Witteman dan P.M. Kruyt Gelderse (Rumah Sakit Vallei, Ede), C.J. van Laarhoven dan T.A. Drixler (Rumah Sakit St. Elisabeth, Tillburg), V.B. Nieuwenhujis, R.J. Ploeg, F.S. Hofker, M.R. Krujit Spanjer, H.T. Buitemhuis, S.U. van Vliet dan S. Ramcharan (Universitas Pusat Kedokteran Gronigen, Gronigen), H. van Goor, A. Nooteboom, J.B. Jansen, G.T. Bongaerts dan H.C. Buscher (Universitas Radbound Pusat Kedokteran Nijmegen, Nijmegen), M.A. Brink, M. Mundt, R Frankhuisen dan E.C. Consten (Pusat Kedokteran Meander, Amerfoort), M.A. Boermeester, O.van Ruler, D.J. Gouma dan M.J. Bruno (Akademi Pusat Kedokteran, Amsterdam), C.H. Dejong dan J.P. Rutten (Universitas Kedokteran Maastricht, Masstricht), A.C. Tan, C. Rosman, L. Ootes dan B. Houben (Rumah sakit Canisius Wilhelmia, Nijmegen), A. Haasnoot (Universita Pusat kedokteran Leiden, Leiden), C.H. van Eijck, J.B.C. van der Wal, G. van’t Hof dan E.J. Kuipers (Pusat Kedokteran Erasmus, Rotterdam). P. Wahab, E.J. Spillenaar Bilgen dan P. van Embden (Rumah Sakit Rijpstate, Armhen), F.J. Kubben, E. van der Harstm, J.F. Lange, N.A. Wiffels dan L.A. van Walraven (Rumah Sakit Maasstad,Rotterdam) dan M.A. Cuesta dan C.J. Mulder (Universitas Pusat Kedokteran Vrije, Amsterdam).