ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

22
ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN (Tafsir Q.S. al-Anbiya', 2i: ioy) Oleh: Hamim Ilyas Realizing Islam as mercy for all people and their surroundings means that people must rebuild their civilization. The holy Koran expresses the existence of the hictorical circulation of the civilization (Ali Imran 3' i4o). People's civilization emerges and decreases in a circular way. Based on the Yusufs story, some say that the circulation of the civilazation lasted seven centuries. It means that one civilazation from the first fase of its formation to the golden one lasted during seven centuries. So did its decrease take seven centuries until its break-down. Readers will know from this article how the Islamic civilization *__ increased and decreased. This article talks about the interpretation of the letter "al-Anbiya" 2i: ioy. This discussion is hoped to be able to be an alternative of theological foundation for rebuilding the Islamic civilization. Kata kunci: Peradaban, siklus, dan kebangkitan. A. Pendahuluan Islam merupakan risalah rahmat yang telah populer di kalangan umat. Namun konsepnya -sepanjang pengetahuan penulis- belum dielaborasi secara serius dan memadai, sehingga pengetahuan tersebut tidak berkembang menjadi wacana yang menghasilkan ketentuan atau kriteria tentang keislamaan yang jelas dan operasional. Karena itu tidak aneh jika gerakan-gerakan umat yang memiliki orientasi yang saling bertentangan sama-sama mengklaim menjadi gerakan untuk

Transcript of ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

Page 1: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN(Tafsir Q.S. al-Anbiya', 2i: ioy)

Oleh: Hamim Ilyas

Realizing Islam as mercy for all people and their surroundingsmeans that people must rebuild their civilization. The holy Koranexpresses the existence of the hictorical circulation of thecivilization (Ali Imran 3' i4o). People's civilization emerges anddecreases in a circular way. Based on the Yusufs story, some saythat the circulation of the civilazation lasted seven centuries. Itmeans that one civilazation from the first fase of its formation tothe golden one lasted during seven centuries. So did its decreasetake seven centuries until its break-down.Readers will know from this article how the Islamic civilization *__increased and decreased. This article talks about theinterpretation of the letter "al-Anbiya" 2i: ioy. This discussion ishoped to be able to be an alternative of theological foundation forrebuilding the Islamic civilization.

Kata kunci: Peradaban, siklus, dan kebangkitan.

A. Pendahuluan

Islam merupakan risalah rahmat yang telah populer di kalanganumat. Namun konsepnya -sepanjang pengetahuan penulis- belumdielaborasi secara serius dan memadai, sehingga pengetahuan tersebuttidak berkembang menjadi wacana yang menghasilkan ketentuan ataukriteria tentang keislamaan yang jelas dan operasional. Karena itu tidakaneh jika gerakan-gerakan umat yang memiliki orientasi yang salingbertentangan sama-sama mengklaim menjadi gerakan untuk

Page 2: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

mewujudkan Islam sebagai agama rahmat. Artikel ini mengelaborasikonsep tersebut dengan bertitik tolak dari ayat yang secara tegasmenyatakan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk menjadi rahmatbagi selurah alam.

B. Ayat dan Konteks

Ayat tersebut terdapat dalam Q.S. al-Anbiya', 2l: iiO7 sebagaiberikut:

ia*J&J -j Ul 2iQ^j &

Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmatbagi seluruh alam.

Al-Anbiya' termasuk surat Makkiyah yang diwahyukan sebelumhijrah Nabi ke Madinah. Dalam kronologi Ibn Nadim disebutkan bahwa

- o surat itu merupakan surat ke-57 (ada yang mengatakan ke-s6) yangdiwahyukan kepada Nabi dan turun setelah surat Saba' (Az-Zanjani,ig86: y8 dan TaufikAdnanAmal, 2OOl: 9i)- Surat itu turun pada sekitartahun ke-8 kenabian, beberapa tahun setelah Nabi melakukan dakwahterbuka dan relatif banyak penduduk Mekah yang mengikutidakwahnya, termasuk Umar bin Khathab. Arus masuk Islam tidakdapat dihentikan kaum Musyrikin betapapun mereka telah berusahauntuk membendungnya dengan berbagai cara, di antaranya yangdiharapkan efektif adalah menyiksa para pengikut Nabi sehinggaterpaksa mengungsi ke Habasyah (Etiopia) dan boikot ekonomiterhadap dia dan keluarga klannya, Bani Hasyim. Setelah merasa gagalmenghalangi bertambahnya penduduk Mekah yang memeluk Islam,maka mereka berusaha supaya dakwah Nabi tidak dapat diterima olehwarga Arab dari kota atau daerah-daerah lain yang menunaikan haji.Untuk itu mereka memanfaatkan isu kekerabatan yang sensitif dikalangan masyarakat Arab sebagai bahan propaganda secara intensdan massif bahwa apa yang didakwahkan Nabi itu merupakan sihir

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desember 2007

Page 3: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

yang memisahkan orang dari orangtua, saudara, isterl atau suami dankeluarganya. Disamping itu merekajuga melakukan provokasi denganmeminta an-Nadlr bin al-Haris yang sedikit banyak mengetahui agamaMajusi untuk menjelaskan agama itu di hadapan jamaah haji yangbaru saja diberi dakwah oleh Nabi, untuk menunjukkan bahwa agamayang didakwahkannya itu sama dengan agama yang ada di Persia(Muhammad Husain Haikal, t.t.: il7-n8). Surat al-Anbiya turun untukmerespons propaganda dan provokasi itu dengan memberi pernyataansangat tegas dalam ayat ke-loy itu bahwa risalah Nabi itu diwahyukantiada lain kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, bukanuntuk memecah belah keluarga-keluarga Arab. Pernyataan itu sekaligusjuga menunjukkan bahwa paganisme Arab dan agama-agama lainyang ada ketika itu yang mitis dan dekaden, tidak bisa menjadi rahmatbagi bangsa Arab khususnya dan bangsa manusia pada umumnya.

C. Paradigma259

Ayat itu menegaskan idealitas risalah atau agama Islam sebagairahmat bagi seluruh alam dengan menggunakan pola kalimat nafy-istitsna' (menafikan-mengecualikan): Kami tidak mengutusmu (nafy),kecuali untuk menjadi rahmat (istitsna'). Pola itu digunakan untukmembatasi (al-qashr) dan menurut teori dalam bahasa Arabkekuatannya dalam memberi pembatasan masih kalah dibandingkanpola 'athaf (dengan menggunakan kata sambung la, berarti 'tmkan")(Makhlufal-Badawi, t.t.: ii4). Jadi menurut teori itu penegasan risalahIslam sebagai rahmat dengan pernyataan wa ma arsalnaka illarahmatan itu masih kalah kuat dibandingkan dengan mna arsalnakarahmatan la la'natan (Sesungguhnya Kami mengutusmu untukmenjadi rahmat, bukan untuk menjadi laknat). Namun pola nafy-istitsna' itu dalam penggunaannya dimaksudkan untuk menetapkansatu kualitas bagi sesuatu dengan menafikan darinya segala kualitasselainnya secara total (Ahmad ad-Damanhuri, t.t.: lis), sehinggapengertian pernyataan tersebut adalah "Islam itu adalah rahmat dan

Hamim Ilyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qur'an

Page 4: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

agama yang tidak menjadi rahmat itu bukan Islam". Karenapengertiannya demikian maka pernyataan untuk mengesakan AIlahdalam tahlil fla ilaha illa Allah) dan syahadat pun menggunakan polaitu, bukan pola lain yang dikatakan lebih kuat dalam memberipembatasan. Penggunaan pola tersebut sudah barang tentu untukmenafikan kualitas ketuhanan dari selain Allah yang dipercaya sebagaituhan dalam agama-agama politheis.

Pengertian pernyataan tentang risalah Nabi seperti itu berartibahwa pandangan fundamental atau paradigma (miqyas) Islammenurut al-Qur'an itu adalah agama rahmat. Islam itu adalah agamarahmat, tidak ada Islam yang tidak menjadi rahmat. Karena itu Islamyang qur'ani adalah Islam yang menjadi rahmat dan "Islam" yang tidakmenjadi rahmat bukanlah Islam yang sesuai dengan ideal kitab suciitu, sehingga berarti al-Qur'an Quga hadis) yang menjadi dasarnya ituadalah bangunan rahmat, bukan sekedar bangunan kalimat, kata danhuruf-huruf. Dengan demikian, paradigma Islam yang qur'ani itubukan Islam sebagai agama asing (gharib) yang sama sekali berbedadari agama dan budaya lain, sehingga umat Islam harus berbeda dariumat-umat yang lain dalam segala hal.

Rahmat faahasa Arab: rahmah) adalah riqqah taqtadli al-ihsanila al-marhum, perasaan halus (kasih) yang mendorong memberikankebaikan kepada yang dikasihi. Dalam penggunaannya, kata itu bisamencakup kedua batasan itu dan bisa juga hanya mencakup salahsatunya, rasa kasih atau memberikan kebaikan saja (Al-Asfahani, t.t.:ig6). Islam itu adalah satu organisme yang hidup, sehingga ketikadinyatakan sebagai rahmat bagi seluruh alam, maka berarti agama itumengasihi dan memberikan kebaikan secara aktual kepada seluruhalam. "Islam" yang tidak memberikan kebaikan aktual berarti menjadiagama laknat. Hal ini karena kebalikan dari rahmat adalah laknat(bahasa Arab: la'n) yang berarti hukuman, tidak memberi atau tidakada kebaikan dan doa supaya dijauhkan dari kebaikan Tuhan (ibid:

47l).

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desember 2oo7

Page 5: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

Paradigma Islam agama rahmat ini sejalan dengan paradigmaketuhanan dalam Islam. Allah dalam al-Qur'an menyatakan bahwaDia mewajibkan diri-Nya untuk memiliki sifat kasih (Q.S. al-An'am, 6:l2):

J* <0) Ji J=j^ j o_^Jl J U J. J5

Katakanlah, "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan dibumi7"Katakanlah, "KepunyaanAllah."Dia telah menetapkan atasdiri-Nya kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamupada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orangyang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.

Firman itu menunjukkan bahwa sifat dasar-Nya adalah cinta-kasih. Sifat-sifat yang lain dan perbuatan-perbuatan-Nya didasarkanpada sifat dasar itu, sehingga ketika memperkenalkan diri-Nya dalamal-Fatihah, surat pertama dan bagian dari al-Qur'an yang paling banyakdibaca umat Islam, Dia sampai dua kali menyebut diri-Nya sebagaiMaha Pengasih dan Maha Penyayang. Pertama dalam ayat pertamasebagai perkenalan pertama dan kedua dalam ayat ketiga sebagaipenegasan cinta-kasih-Nya dalam menciptakan dan memelihara alamsemesta. Karena itu wajar jika risalah Islam yang diwahyukan sebagaibagian dari perbuatan-Nya memeKhara alam semesta pun merupakanagama rahmat, agama cinta kasih.

Paradigma itu juga sejalan dengan paradigma kerasulan NabiMuhammad. Dalam sebuah haris riwayat Imam Muslim diamenegaskan kerasulannya sebagai rahmat, bukan sebagai laknat:

Hamim llyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qur'an

Page 6: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

^Le jol >l J_^j l JJ :JU 5y.y> ^f ^P

2^j oi*j U:J j bJ ktjut ^ j[

Diriwayatkan dariAbu Hurairah RA. Dia berkata, kepada RasuluUahdikatakan, "Berdoalah wituk keburukan orang-orang musyrik!"Beliaumenjawab, "Saya diutus tidak untuk menjadi pelaknat. Saya diutushanyalah untuk menjadi rahmat."

Dalam ayat lO7 S. Al-Anbiya itu ditegaskan bahwa Islam menjadirahmat bagi seluruh alam (al-'alamin). Al-'Alamin adalah jamak dari'alam (alam). Alam adalah semua wujud selain Tuhan. Semua wujuditu disebut alam (dalam bahasa Arab 'alam juga berarti tanda), karenamereka menjadi media untuk mengenal Allah, Penciptanya (al-Jurjani,i97i' 78). Namun jika dihubungkan dengan istilah lain yang akarkatanya sama ('-l-m), 'ilm, (ilmu), maka bisa dipahami bahwa alamitu diciptakan dengan ilmu. Alam yang sedemikian kompleks tidakmungkin diciptakan tanpa berdasar ilmu.

Dalam bahasa Arab bentuk jamak dengan menambah huruf wawatau ya' dan nun disebut jamak al-mudzakkar as- salim. Jamak itudigunakan untuk nama diri dan sifat laki-laki dengan syarat-syarattertentu. 'Alamin menurut para ahli bahasa bukan merapakan bentukjamak al-mudzakkar as-salim yang sebenarnya, tapi hanya menjadikata yang diserupakan (mulhaq) dengannya (Mushthafa al-Ghulayaini,1973'H, l5-l6). Namun para penafsir al-Qur'an pada umumnyamemandangnya sebagai jamak al-mudzakkar as-salim yangsebenarnya dan menjelaskan mengapa 'alam dalam al-Qur'andijamakkan seperti itu. Menurut mereka, alasannya adalah: pertama,manusia itu merupakan bagian dari alam dan jika dia bersama-samayang lain menjadi cakupan pengertian kata, maka dialah yang dijadikanpertimbangan untuk memperlakukan kata itu. Kedua, yangdimaksudkan dengan al-'alamin bukan seluruh alam, tapi hanyamalaikat, jin dan manusia. Ketiga, yang dimaksudkan dengan al-'alamin hanya manusia saja karena masing-masing manusia yang

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desember 2Ooy

Page 7: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

memiliki keunikan yang membedakannya dari yang lain, merupakanalam yang tersendiri (Al-Ashfahani, t.t. : 357)-

Masih berhubungan dengan jamak kata 'alam itu perludikemukakan bahwa dalam filsafat, akal memang dihubungkan denganalam. Sebagai contoh adalah al-Farabi yang dengan filsafat emanasinyamenjelaskan penciptaan alam semesta melalui akal-akal kesatu sampaikesembilan yang menjadi wujud kedua sampai kesepuluh (wujudpertamanya adalah AUah), yang masing-masing berfikir tentang Tuhandan dirinya sendiri (Harun Nasution, igSs: 27); dan Immanuel Kantyang menyatakan bahwa akal adalah yang memberi hukum kepadaalam (Dagobert D. Runes, l976: 264). Kemudian perlu dikemukakanjuga bahwa fisika modern sekarang menemukan adanya kesadarandalam aIam semesta. Kesadaran ini telah diungkapkan oleh al-Qur'anbahwa segala yang ada di langit dan bumi itu bertasbih kepada AIlah.Dengan demikian wajar jika al-Qur'an menyebut alam semesta denganbentuk jamak yang biasa digunakan untuk manusia yang berakal.

Karena paradigma Islam yang qur'ani itu adalah agama rahmat 263dengan pengertian itu, maka ekspresi Islam yang sesuai dengan al-Qur'an, baik dalam pemikiran, perbuatan dan persekutuan ffettowship)atau keummatan adalah ekspresi yang memberikan kebaikan yangnyata bagi kehidupan, khususnya manusia. Apabila laknat bagimasyarakat yang berperadaban itu adalah kebodohan, keterbelakangandan kemiskinan, maka Islam yang qur'ani itu adalah agama yang secaraaktual dapat membebaskan umat dari ketiga kutukan itu, bukan malahmemeliharanya apalagi membela dan memperjuangkannya.

D. Agama Universal

Penyataan bahwa risalah Nabi itu menjadi rahmat bagi seluruhalam, apapun pengertian alam yang dirujuk, menegaskan Islamsebagai agama universal yang diperuntukkan bagi umat manusia diseluruh dunia di sepanjang zaman. Nabi memang orang Arab danbahasa al-Qur'an pun bahasa Arab, namun risalahnya. melampaui

Hamim Ilyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qur'an

Page 8: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

ruang dan budayanya sehingga menjangkau bangsa-bangsa di kawasanlain. Secara teologis merupakan hak dan rahasia Allah untuk memiUhaktor dan latar belakang Arab sebagai media pewahyuan agamauniversal yang diturunkan-Nya, namun secara sejarah hal itumerupakan sesuatu yang rasional. Bangsa Semit yang termasuk didalamnya adalah bangsa Arab telah memiliki tradisi kewahyuan agamayang kuat dan lama sejak Nabi fl>rahim atau bahkan sejak Nabi Adam.Kemudian bahasa Arab ketika itu merupakan bahasa yang sangat indahdan kaya sehingga sangat sesuai untuk mengekspresikan pesan-pesanyang universal dan abadi dalam ungkapan-ungkapan penuh makna.

Karena universalitas merupakan karakteristik Islam, maka sejakawal para pemeluknya tidak hanya berasal dari bangsa Arab, tetapijuga dari bangsa-bangsa di luar yang sudah mendengar dakwahnya,seperti Shuhaib ar-Rumi dan Salman al-Farisi yang berkebangsaanRomawi dan Persia. Karena itu pula setelah dakwah di kalanganbangsanya sendiri berkembang, Nabi berdakwah kepada raja-raja di

264 sekitar Arabia (Romawi Timur, Persia dan Ethiopia) dengan mengirim-kan surat berisi seruan kepada Islam yang dibawa langsung oleh utusan-utusannya (Muhammad Husain Haikal, t.t.: 248-2so).

Islam yang hadir dalam sejarah dengan latar belakang budayaArab pada awal abd ke-7 M, karena universalitasnya, harus berjumpadengan budaya-budaya lain. Dalam perjumpaan antarbudaya pastiterjadi akulturasi. Akulturasi adalah perubahan-perubahan besar dalamkebudayaan yang terjadi sebagai akibat dari kontak antarkebudayaanyang berlangsung lama CWiUiam A. Haviland, ig85'. 26s).

Dalam akulturasi, menurut para ahU antropologi, dapat terjadihal-hal berikut: pertama, substitusi, yaitu penggantian unsur ataukompleks yang ada oleh yang lain yang mengambil alih fungsinyadengan perubahan struktural yang minimal. Kedua, sinkretisme, yaitupercampuran unsur-unsur lama untuk membentuk sistem baru. Ketiga,adisi, yaitu tambahan unsur atau kompleks-kompleks baru. Keempat,orijinasi, yaitu tumbuhnya unsur-unsur baru untuk memenuhikebutuhan situasi yang berubah. Kelima, rejeksi (penolakan), yaitu

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam InterdisipHner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desember 2OO7

Page 9: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

perubahan-perubahan yang berlangsung cepat dapat membuatsejumlah besar orang tidak bisa menerimanya sehingga menyebabkanpenolakan total, timbulnya pemberontakan atau gerakan kebangkitan(Ibid.)

Perjumpaan Islam dengan budaya lain, terutama budaya industri-modern sekarang, merupakan tantangan bagi umat yang harusdirespons secara kreatif supaya alternatif akulturasi yang dipilih tidakraenimbulkan dampak buruk, baik dalam jangka pendek maupunjangka panjang. Berkaitan dengan ini dalam batas-batas tertentu telahada teladan darl Nabi bahwa sebagai seorang rasul dari Arab dla bisakritis terhadap budaya sendiri dan terbuka, bahkan menerima budayalain. Contoh sikap sikap kritis Nabi terhadap budayanya sendiri adalahsikapnya terhadap budaya pantang ghilah yang ada di kalangan bangsaArab sebelum Islam. Ghilah adalah menyebadani isteri yang sedanghamil atau menyusui. Mereka memandang ghilah sebagai tabu (Hamidal-Faqi, t.t.: 2i4). Budaya itu tampaknya begitu kuat sampai-sampaiNabi pernah bermaksud untuk melarangnya. Beliau baru 265mengurungkan maksudnya setelah mengetahui bahwa ghilah yangdilakukan bangsa Persia dan Romawi ternyata tidak menimbulkanakibat buruk bagi anak-anak mereka (HR Muslim dari Judzamah bintiWahb). Kemudian keterbukaannya adalah sikapnya terhadap biawak(dlabb). Ketika bertamu ke rumah salah seorang sahabat (Maimunah),dia diberi jamuan biawak panggang. Dia tertarik untuk memakannya,namun setelah diberitahu bahwa hidangan itu adalah biawak, makadia urung memakannya. Ketika Khalid bin Walid yang menyertainyabertanya apakah biawak itu haram dimakan, Nabi menjawab bahwahewan itu tidak haram. Namun karena hewan itu tidak adak dilingkungannya, maka dia tidak memakannya (HR Imam Bukhari dariKhalid bin Walid). Selanjutnya penerimaannya terhadap budaya lainadalah penerimaannya untuk menerangi masjid dengan lampu minyakyang diusulkan oleh Tamim ad-Dari yang mendapat inspirasi daripraktek di Gereja Kristen; dan penerimaannya untuk menggunakanstrategi penggalian parit (khandaq) di sekeliling Madinah untuk

Hamim Ilyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qur'an

Page 10: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

menghadang musuh, yang diusulkan oleh Salman al-Farisi yangmendapatkan inspirasi dari praktek perang Bangsa Persia.

Dari contoh-contoh itu diketahui bahwa dalam akulturasi yangterjadi dalam perjumpaan budaya, di samping melakukan rejeksi, sepertiyang banyak dipahami selama ini, Nabi juga melakukan subtitusi danadisi untuk memperkaya dan memajukan kebudayaan Islam. Dalamal-Qur'an ditegaskan bahwa Nabi tldak hanya mengajarkan al-Qur'an,tapi juga mengajarkan hikmah, kebijaksanaan, kepada umatnya (Q.S.al-Jumu'ah, 62: 2). Sikap budaya kreatif seperti itu bisa dipastikantermasuk hikmah yang diajarkannya kepada mereka.

Hikmah itu harus dikedepankan dalam akulturasi umat denganbudaya industri modern. Dalam perjumpaan budaya, supaya dapatsejajar, budaya yang lebih rendah harus mengambil dari budaya yanglebih tinggi. Dalam perjumpaan itu sekarang ini, budaya umat lebihrendah dari budaya industri-modern. Karena itu yang harus dilakukanbukanhanyasubtitusidanadisi,tapijugaoriginasi. Dalam politikdan

266 ekonomi, misalnya, umat di samping harus mengembangkan sistemkepartaian dan perbankan yang belum dikenal di masa pra-modern,juga harus menggali dan mengaktualkan nilai-nilai yang terdapat dalamal-Qur'an, seperti disiplin dan kerja keras. Tanpa hikmah itu,universalitas Islam, dalam pengertian kesesuaiannya dengan segalazaman, tidak akan dapat diwujudkan. Akibatnya pun sangat menyedih-kan, umat pasti tersingkir dari panggung sejarah dunia karenamengalami keterasingan dan kegagapan dalam menjalani kehidupan.

E. AgamaRasional

Tidak ada kebaikan yang dapat diwujudkan tanpa rasionalitas.Dalam kehidupan sehari-hari pernyataan ini terbukti dengan kenyataanbanyaknya kecelakaan dan bencana yang terjadi karena orang emosidan tidak berhati-hati. Berhati-hati merupakan bagian dari rasionalitasdi jalan atau di tempat-tempat lain yang rawan dan berbahaya. Agamaada dalam keseharian manusia. Tanpa rasionalitas, agama tidak akan

Hernfeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desember 2OO7

Page 11: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

dapat memberikan kebaikan, bahkan bisa menimbulkan bencana,sehingga tidak aneh jika ada buku yang berjudul Kala Agama JadiBencana, karya Charles Kimball yang diterbitkan oleh Mizan, Bandung.Karena itu Islam rahmat bagi seluruh alam dengan sendirinyamerupakan agama rasional.

Rasionalitas adalah sebuah kategori dari kualitas yang meliputibeberapa krlteria, yaitu: didasarkan atas penalaran flnsa dinalar), tidakmemihak dan obyektif, kebijakan akhir, prinsip yang benar, pelakuotonom, dan dapat dibenarkan (Robert C. Solomon, igSy: 39)- Islammemenuhi kategori ini dalam semua doktrinnya, baik yangberhubungan dengan teologi, antropologi maupun kosmologi.

Dalam Islam, Allah adalah Tuhan Maha Esa yang hadir secarafungsional dalam kehidupan alam semesta sebagai pencipta danpemelihara berdasarkan cinta dan kasih sayang. Manusia adalahmakhluk yang diciptakan untuk mengabdi kepada-Nya dan menjadiwakil-Nya di bumi untuk memakmurkannya berdasarkan kemerde-kaan (amanah) dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan- 267Nya. AIam diciptakan dengan hukum-hukum yang berjalan sesuaidengan kehendak-Nya, berfungsi sebagai tanda-tanda wujud-Nya danmanusia yang menjadi pusat di dalamnya harus dapat mengambilpelarajaran untuk kebaikan kehidupannya.

Kebaikan kehidupan manusia sangat ditekankan dalam Islam.Karena kebaikan itu, seperti disebutkan di atas, tidak dapat diwujudkantanpa rasionalitas, maka Nabi menghubungkan keimanan dengannya.Dalam sebuah hadis dia bersabda:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA dari Rasulullah SAW. Diabersabda: "Orang yang beriman tidak tersengat dari satu lubang sampaidua kali" (HR al-Bukhari)

Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang beriman itu hidupnyaharus baik. Sebagai manusia, dia pasti melakukan kesalahan yangmembuat hidupnya tidak atau kurang baik. Hanya saja sebagai orangberiman, tidak seharusnya dia melakukan kesalahan yang sama sampaidua kali. Kalau dia melakukannya sampai dua kali, maka berarti

Hamim llyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qur'an

Page 12: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

imannya tidak sempurna. Dalam kehidupan bisa dipastikan bahwaorang sampai dua kali melakukan kesalahan yang sama, karena diatidak menggunakan rasionalitas. Dia pasti tidak menalar, tidak obyektif,tidak menggunakan prinsip yang benar atau tidak melakukan unsur-unsur rasionalitas yang lain. Kesadaran tentang rasionalitas dalamkehidupan yang mirip dengan hadis itu ada dalam kearifan yangmehyatakan "Orang yang baik bukanlah orang yang tidak melakukankesalahan. Orang yang baik adalah orang yang memperbaiki kesalahan-kesalahannya".

Bisa diyakini bahwa hadis tersebut berhubungan dengan Q.S. al-Hasyr, 59' i8 yang menganjurkan orang supaya niemperhatikan masalalu untuk kepentingan hidup di masa yang akan datang:

l_ji?! j JjJ c^ai L. ^jJ6 j d j <5ii l_jifl ly<T jjjJI Ljj1b

*J U ^- <&l L)| <oil

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah danhendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnyadi masa lalu untuk (kepentingan) hari besok. Bertakwalah kepadaAllah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamukerjakan.

Al-Qur'an telah menyatu dengan diri Nabi sehingga menjadiakhlak dan kepribadiannya. Dia pun pribadi yang cerdas dan arif dalammemberi bimbingan kepada umatnya. Kearifannya dalam melakukanpembimbingan dengan memberikan nasehat yang sesuai dengan kondisisahabat tertentu telah banyak diketahui, seperti bimbingannya kepadaorang yang pekerjaannya mencuri dan setelah masuk Islam hanyadianjurkan untuk jujur, sehingga kemudian bisa berhenti mencuri (diIndonesia kisah ini dipopulerkan oleh K.H. Zainudin MZ), Kearifan Nabisebenarnya tidak hanya dalam hal itu saja, tapi dalam semua hal,termasuk dalam menyampaikan pesan-pesan supaya mengena dan

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desember 2OO7

Page 13: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

abadi. Karena itu dia mengemas anjuran al-Qur'an itu denganmenggunakan kiasan yang indah daIam sabdanya di atas.

Makna yang bisa langsung dipahami (al-mutabadir) dari ayatdan hadis itu memang orang harus belajar dari pengalaman supayatidak terperosok ke dalam kesalahan yang mengakibatkan ketidakbaikanhidupnya sampai dua kali. Pengalaman yang dijadikan guru oleh orangyang rasional, apalagi orang yang arif, bukan hanya pengalamannyasendiri, tapijuga pengalaman orang lain. Kalau orang tidak mau belajardari pengalaman orang lain, maka bagi kalangan yang memiliki idekemajuan, dia dipandang sebagai orang yang bodoh, bukan hanyasekedar tidak rasional.

Namun sebenarnya ada makna lain yang lebih mendasar yangditunjuk oleh kedua sumber itu. Makna itu telah diungkapkan dalamkearifan yang sering kali dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thah'b, yaitukesadaran tentang waktu dan zaman. Dalam kearifan itu dikemukakanpandangan yang sangat mendalam tentang waktu, dengan pengertiansemua tahun di masa lalu, sekarang dan akan datang. Waktu itu seperti 269pedang. Apabila engkau tidak memotongnya, maka dia akanmemenggalmu.

Kearifan yang telah menjadi kata-kata mutiara (mahfudhat) yangpopuler di lembaga-lembaga pendidikan Islam itu mengajarkan bahwaorang, juga masyarakat dan bangsa, harus memiliki kesadaran tentangwaktu. Ketiadaan kesadaran itu pasti membuat rnereka tersandera olehmasa lalu, sehingga hidup mereka tidak mengalami perubahan ataukeadaannya menjadi lebih buruk daripada waku-waktu sebelumnya.Hal ini karena masa lalu yang telah mereka tinggalkan, betapapunlamanya, namun karena isinya tidak mereka tinggalkan, maka masalalu dan isinya itu masih menjadi waktu yang mereka jalani saat ini.Sebagai contoh Bangsa Indonesia yang mengalami krisis multi dimensikarena korupsi, kolusi dan nepotisme (KKNQ yang dimulai dengan krisismoneter pada i997 yang lalu, setelah hampir sepuluh tahun melakukanreformasi, keadaannya tidak menjadi lebih baik. Sebabnya adalah KKNyang menyebabkan krisis di masa yang lalu itu tidak mereka potong,

Hamim Ilyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qur'an

Page 14: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

sehingga memenggaI mereka. Dengan kata lain karena tidak membasmiKKN, maka mereka tetap mengalami krisis dan kehilangan harapanmasa depan. Jadi waktu (KKN) yang telah menjadi masa lahi yangseharusnya sudah jauh itu, masih menyatu dengan waktu merekasekarang, sehingga mereka belum bisa keluar dari krisis. Kalau merekatidak bisa keluar dari krisis, pasti mereka tidak memiliki masa depan.Ini berarti merupakan kematian atau keterpenggalan suatu bangsa.Dengan demikian pengertian dari kearifan tersebut bukan hanyabagaimana memanfaatkan waktu supaya orang atau bangsa tidakmengalami kehancuran, tapi juga bagaimana memenggal masa lalusupaya kebusukan-kebusukan yang pernah menyebabkan krisis tidakterulang, sehingga orang atau bangsa bisa tetap eksis dan jaya.

Kemudian kesadaran tentang zaman, yakni periode sejarah dengankarakteristik dan peristiwa-peristiwa tertentu (Oxford Advanced Leaner'sDictionary, i9&9'. 22) dikemukakan dalam kata mutiara berikut: "Manusiaitu lebih menjadi anak zamannya daripada menjadi anak

270 orangtuanya."Kearifan ini secara jeks mengakui adanya perubahan zamanyang membuat anak-anak berbeda dari orangtua mereka. Perubahanzaman itu harus diapresiasi supaya tidak terjadi ketegangan antargenerasidan supaya pendidikan anak dapat disesuaikan dengan zamannya agardia bisa hidup sesuai dengan dan dapat merespons tantangannya.

Zaman berubah karena banyak faktor yang di antaranya adalahpolitik, budaya dan teknologi. Para sahabat pada masa kekhalifahanIslam, termasuk Ali bin Abi Thalib, mengalami perubahan zamankarena meluasnya kekuasaan Islam yang semula hanya di Jazirah Arabpada zaman Nabi, kemudian meluas sampai ke Persia dan Asia Tengahpada masa kekhalifahan Umar bin Khattab dan Usman bin Affan.Perubahanzamaninisudahbarangtentuharusdirespons secarakreatifsupaya kehidupan politik, ekonomi dan sosial masyarakat dapat berjalandengan baik. Respons kreatif itu di antaranya telah diberikan oleh Umarbin Khattab dengan menetapkan penarikan pajak bumi dan perubahanaturan pembagian rampasan perang untuk mewujudkan keadilan sosialdi seluruh wilayah kekuasaan Islam yang semakin luas.

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desomber 2OO7

Page 15: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

Perabahan zaman itu tidak bisa dilawan. Masyarakat yang belummenyadari adanya perubahan itu, apalagi melawannya, pasti menjaditertinggal. Contohnya di Indonesia adalah suku-suku tertinggal, baikyang ada di Jawa maupun luar Jawa. Umat Islam sampai dewasa inipada umumnya belum menyadari terjadinya perubahan zaman darizaman agraris menjadi zaman industri. Akibatnya mereka mengalamiketertinggalan yang amat luar biasa dalam produksi. Produk bruto umatIslam yang merupakan hampir seperempat penduduk dunia, menuruthitungan Habibi (mantan presiden RI) pada tahun go-an, hanya s%dari total produk bruto dunia. Kuantitas produk umat rendah karenamereka tidak dapat memproduksi dengan mesin, yang menjadi modeproduksi di zaman industri. Karena itu sesuai dengan rasionalitas yangmenjadi salah satu karakteristik Islam rahmat bagi seluruh alam, umatharus melakukan transformasi diri menjadi masyarakat industri. Tanpatransformasi ini bisa dipastikan mereka tidak akan dapat mewujudkanIslam ideal itu. _

271

F. Agama PeduIi

Tidak ada kebaikan yang diberikan tanpa kepedulian. Karena itudengan sendirinya Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam jugamerupakan agama yang peduli kepada nasib manusia. Nasib manusiadi dunia berhubungan dengan pandangan mereka tentang hidup.Pandangan bahwa hidup itu buruk yang ada dalam satu kebudayaanakan mendorong masyarakatnya melakukan segala usaha untukmemadamkan hidup guna meraih kebahagiaan sejati, sehinggakehidupan mereka tidak berkembang. Karena itu al-Qur'anmengajarkan bahwa hidup itu merupakan ujian supaya manusiamelakukan usaha yang terbaik (Q.S. al-Mulk, 6y: a) dan mengidealkanhayah thayyibah, hidup sejahtera, bagi orang beriman (Q.S. an-Nahl,l6: 97).

Nasib manusia banyak berhubungan pula dengan politik. Negarayang tidak diurus dengan baik, tidak mungkin dapat memberikan

Hamim Ilyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qur'an

Page 16: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

kesejahteraan kepada rakyatnya. Karena itu al-Qur'an mengidealkannegara yang aman dan damai (Q.S. al-Baqarah, 2: ia6); negara yangmakmur dan berwawasan lingkungan (Q.S. Saba', 34- i5); negarayang menjamin hak-hak dasar (amanah) warganya (Q.S. an-Nisa, 4'

58; Q.S. at-Tin, 95' 3)-Disamping memberi perhatian pada bidang budaya dan politik

seperti itu, untuk mewujudkan kepedulian kepada nasib manusia, al-Qur'an juga memberi perhatian terhadap bidang kemanusiaan. Iamemberi perhatian kepada orang-orang yang lemah dan tertindas(mustadl'afin). Ia menganjurkan pelayanan kepada anak yatim danorang miskin (Q.S. al-Ma'un, lO7: i-7); dan menghapuskan kekerasanterhadap perempuan yang biasa dipraktekkan di masa Nabi, seperti:1. Membunuh bayi perempuan dengan menguburkannya hidup-hidup

(Q.S. at-Takwir, 8l: 8-9)2. Memukul isteri (Q.S. an-Nisa', 4'- 3O)3- Menceraikan isteri setelah tua untuk selama-lamanya (Q.S. al-

272 Mujadilah, s8: 2)4. Mengusir darl rumah (Q.S. at-Thalaq, 6s: i)5. Membuat sengsara dan menderita (Q.S. at-Thalaq, 6$' 6)6. Mempersulit kehidupan wanita (Q.S. al-Baqarah, 2:

G. Agama Peradaban

Kebaikan manusia hanya dapat diwujudkan dalam masyarakatyang berperadaban. Karena itu dengan sendirinya pula Islam rahmatbagi seluruh alam merupakan agama peradaban. Peradaban adalahsuatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan,seni rupa, sistem kenegaraan dan ilrnu pengetahuan yang maju dankompleks (Koentjaraningrat, 2OO2: io). Tanpa peradaban, hidupmanusia pasti tidak bisa baik.

Peradaban telah diwacanakan dalam al-Qur'an secara sistematis.Kronologi turunnya surat al-Anbiya' setelah surat Saba' yang disebutkandi atas dapat membuktikan hal itu. Telah umum diketahui bahwa

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor z, Juli-Desember 20O7

Page 17: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

wahyu yang pertama turun adalah lima ayat pertama dari surat al-'Alaq (g6) yang memerintahkan untuk membaca (iqra'). Wahyupertama ini secara jelas menunjukkan betapa intrinsiknya wawasanperadaban dalam Islam. Risalah Islam yang didakwahkan NabiMuhammad merupakan kelanjutan dari risalah nabi-nabi sebelumnya.Mereka, para nabi itu, bukan hanya pendakwah agama semata, tapijuga menjadi pembangun peradaban, seperti Nabi Adam yangmembangun peradaban berpakaian dan Nabi Nuh yang membangunperadaban pelayaran. Wawasan peradaban itu terus dikembangkan,diwacanakan dan diperjuangkan al-Qur'an (Nabi). Pengembanganwawasan itu semakin lama semakin konkrit, sehingga sebelum genapsatu dasa warsa kenabian Nabi Muhammad, peradaban yang akandibangun Islam sudah jelas, yaitu perpaduan peradaban materiel danspiritual, yang disebut Islam kaffah (Q.S. al-Baqarah, 2: 2o8). Karenaitu pada sekitar tahun ke-8 kenabian ketika dua surat itu turundikemukakanlah wawasan tentang negara ideal dengan mengambilinspirasi dari sejarah Saba', negara sejahtera (baldah thayyibah) yang 273diridhal Allah (Q.S. Saba', 34^ i5)- Negara Saba' dijadikan ideal karenaperadaban itu telah berkembang di dalamnya, sehingga penduduknyadikenal memiliki keberagamaan yang kuat dan mampu mengemban-gkan teknologi, seni, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yangsangat maju di zaman kejayaannya.

Masyarakat yang mengembangkan peradaban materiel danspiritual adalah masyarakat yang mengembangkan kehidupan yangbaik dan tidak merusak. Q.S. al-Anbiya', 2l: iO5 menyebut merekasebagai orang-orang saleh yang mewarisi bumi. Kenyataan ini, menurutayat lo6 surat itu, seharusnya menjadi pengetahuan bagi orang-orangyang beragama ('abidin). Dilihat dari konteks dan urutannya, dua ayatini berarti memberikan kritik kepada para pemeluk agama pagan Arabketika itu sekaligus mengemukakan alasan kedatangan Islam.Paganisme Arab, karena mitis dan mendagradasikan kehidupanmanusia, tidak mungkin dapat menghasilkan orang-orang saleh yangmengembangkan peradaban materiel-spirituil dan dapat mewarisi

Hamim Ilyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qur'an

Page 18: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

dunia. Orang-orang itu hanya dapat dihasilkan oleh agama yangrasional, peduli dan memiliki ethos peradaban. Dan agama itu adaIahagama Islam yang menjadi risalah Nabi Muhammad.

Peradaban hanya dapat berkembang dalam masyarakat yangmemiliki nilai budaya tertentu. Nilai itu di antaranya adalah berorientasike masa depan dan hasrat untuk mengeksplorasi alam. Orientasi kemasa depan akan mendorong manusia untuk melihat danmerencanakan masa depannya dengan lebih seksama dan teliti, dankarenanya ia harus hidup dengan hati-hati dan hemat. Sifat hematyang meluas diperlukan untuk memungkinkan satu bangsa menyisih-kan sebagian pendapatannya untuk mengakumulasi modal. Kemudianhasrat untuk mengeksplorasi lingkungan alam dan kekuatan-kekuatanalam akan menambah kemungkinan inovasi, terutama inovasi dalamteknologi yang merupakan bagian sangat penting dalam peradaban(Koentjaraningrat, 2OO2: 34)-

Kedua nilai itu sudah barangtentu tidak ada dalam agama pagan274 yang mitis. Sementara Islam yang sejak awal kelahirannya telah

memilikl wawasan peradaban, jelas mengajarkannya secara tegas. Nilalpertama bisa ditemukan dalam Q.S. al-Hasyr, 59: i8 yang menganjur-kan untuk memperhatikan masa lalu guna kepentingan waktu yangakan datang. Di samping menunjukkan pengertian di atas, ayat itujugaberarti menganjurkan untuk berorientasi ke masa depan. Adapun nilaikedua bisa ditemukan dalam banyak ayat yang menyebutkan bahwaalam semesta diciptakan untuk manusia dengan qadar atau surmatuttahyang ditetapkan Tuhan.

Wawasan peradaban dalam Islam sangat dihayati oleh umatdahulu sehingga pada masa kejayaan Dinasti Abbasiyah, mereka bisamembangun peradaban besar dengan beberapa pusat kemajuan yangmengundang kekaguman dan dalam sejarah disebut sebagai the miracleof religion (keajaiban agama). Apabila wawasan itu kembali dimilikioleh umat, pasti mereka pun bisa meraih kejayaan lagi, berdiri sejajardengan umat atau bangsa-bangsa yang lain dan mungkin dapatmenjadi Mblat kemajuan, seperti di masa lalu.

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desember 2oo7

Page 19: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

H. Dasar-Dasar Agama (Ushul ad-Din)

Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam sudah barang-tentu memilikl ajaran-ajaran dasar yang sesuai dengan universalitasdan rasionalitasnya dan menjadi pijakan untuk mewujudkan kepeduliandan peradaban. Ajaran-ajaran dasar agama dalam tradisi Islam disebutushul ad-din.

Dalam tradisi yang berkembang sampai sekarang, istilah ashl(bentuk tunggal dari ushul) digunakan dengan pengertian ma yubna'alaih ghairuh wa la yubna huwa 'ala ghairih, sesuatu yang di atasnyadibangun yang lain dan sesuatu itu tidak dibangun di atas yang lain(Al-Jurjani, v)ji: i6). Islam mengajarkan wujud yang menjadi dasarkeberadaan yang lain dan keberadaan-Nya tidak didasarkan pada yanglain adalah Tuhan. Karena itu ajaran-ajaran dasar yang dikembangkanadalah ajaran-ajaran tentang Allah dengan segala sifat dan perbuatan-Nya yang dibicarakan dalam ilmu ushuluddin, yang disebut juga denganihnu tauhid dan ilmu kalam. -=—

Disamping itu ashl juga digunakan dengan pengertian yang lain,ma yatsbutu hukmuhu binafsihi wa yubna 'alaihi ghairuhu, sesuatuyang kebenarannya ada pada dirinya sendiri dan menjadi dasar bagiyang lain. Pengertian ini selama ini telah digunakan dalam istilah ushulfiqh, yakni kajian tentang kaedah-kaedah penemuan hukum. Kebenarankaedah-kaedah itu dipandang ada pada dirinya sendiri dan digunakanuntuk membangun hukum islam atau fiqh (Ibid).

Pembatasan ajaran-ajaran dasar agama pada soal ketuhanandahulu tidak menjadi masalah dalam mewujudkan Islam rahmat bagiseluruh alam karena umat genarasi awal yang hidup dekat dengan masaNabi menghayati betul spirit dan karakteristik agama itu sebagai agamauniversal, rasional, peduli dan peradaban, sehingga mereka berhasilmembangun keajaiban sejarah seperti disinggung di depan. Namunsetelah umat jauh dari masa kenabian dan mengalami kemunduran,pembatasan itu menjadi masalah dalam mewujudkan ideal Islam itukarena mereka telah kehilangan spirit dan penghayatan karakteristik-

Hamim Ilyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qnr*an

Page 20: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

nya. Pembatasan itu sejak beberapa abad yang lalu telah menjadikanIslam sebagai priestly reIigion yang menekankan ritual, tidak lagimenjadi prophetic religion yang peduli pada penderitaan manusia danpembangunan peradaban.

Karena itu untuk mewujudkan Islam rahmat bagi seluruh alam,pengertian ushul ad-din harus diperluas sehingga bisa meliputi ajaran-ajaran di luar soal ketuhanan. Perluasan pengertian itu bisa dilakukandengan menggunakan pengertian ashl yang kedua. Ajaran-ajaran yangmemenuhi pengertian itu adalah akhlak atau moralitas. Hal ini karenanorma-norma moral merupakan norma yang kebenarannya ada padadirinya sendiri dan perbuatan-perbuatan manusia harus berdasarkanpadanya. Memasukkan akhlak sebagai ajaran dasar agama Islamsebenarnya memang merupakan satu keharusan karena Nabi lebih darisekedar mengajarkannya demikian, dia pun menegaskan risalahkenabiannya hanya untuk menyempurnakan budi pekerti yang baik,sebagaimana disebutkan dalam sebuh hadis:

. , . ,iJl : L- j Up <&i ju> <&i <j_^j Jtf :ju ijij* j!

Diriwayatkan dari Abu Hurairah. Dia berkata, RasuMlah bersabda:"Sesungguhnya saya diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlakyang baik." (HR Ahmad)

Akhlak yang disempurnakan Nabi dalam tugas kenabiannyaadalah akhlak untuk mewujudkan Islam rahmat bagi seluruh alam.Akhlak itu di samping meliputi moralitas pribadi, sudah barangtentujuga meliputi moralitas bublik yang termasuk di dalamnya moralitaspergaulan, kepedulian dan peradaban. Banyak moralitas pribadi danpublik yang ditekankan dalam al-Qur'an dan diberi teladan oleh Nabi.Di antaranya yang mutlak untuk pengembangan peradaban adalahjujur (Q.S. at-Taubah, g: iig), adil (Q.S. an-Nahl, i6: go), tanggungjawab (Q.S. al-Maidah, 5'- 8), hormat (Q.S. an-Nisa', 4' 86), disiplin

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desetnber 2OO7

Page 21: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

(Q.S. aI-Ahqaf, 46: i3), kerja keras (Q.S. al-Insylrah, 94' 7) dan kreatif-inovatif (Q.S. al-Baqarah, 2: 3o). Moralitas ini sampai pada masakejayaan Islam dahulu merupakan kekayaan umat yang melimpah.Sekarang bagaimana, para pembaca sudah mengetahuinya.

I. Penutup

Mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam berartiharus membangun peradaban. Al-Qur'an menegaskan adanya siklussejarah peradaban (Q.S. Ali Imran, 3' 14o). Peradaban manusia bangkitdan menurun secara bergantian. Berdasarkan kisah Yusuf, ada yangmengatakan bahwa siklus itu berlangsung selama tujuh abadan.Maksudnya proses kebangunan sampai masa keemasan satu peradabanitu berlangsung selama y abad. Bagitu juga dengan proses menurunsampai pada tidik nadirnya. Hitungan itu tampaknya tepat untukperadaban Islam. Peradaban ini dahulu bangkit dan mencapaikeemasannya mulai abad ke-y sampai abad ke-i3 M. Kemudianmeredup dan mencapai titik nadirnya mulai abad i4 sampai abad 2OM. Karena proses kebangkitan, menurut hitungan siWus itu, sangatpanjang, maka wajar jika umat sekarang masih berada di titik nadirperadaban, dilihat dari kemampuannya melakukan produksi sepertiyang disebutkan di depan. Tafsir S. aI-Anbiya, 2i: ioy ini diharapkandapat menjadi alternatif landasan teologis untuk kebangkitan kembaliperadaban itu.

DAFTAR PUSTAKA

ad-Damanhuri, Ahmad, Syarh Hilyah al-Lubb ol-Mashun, Semarang:Thaha Putera, t.t.

al-Ashfahani, ar-Raghib, Mu'jam Mufradat Alfadh al-Qur'an, Beirut:Dar al-Fikr, t.t.

Hamim Ilyas: Islam Risalah Rahmat DalamAl-Qur'an

Page 22: ISLAM RISALAH RAHMAT DALAM AL-QURAN

al-Badawl, MakhIuf, Hasyiyah 'ala Syarh Hilyah al-Lubb al-Mashun,Semarang: Thaha Putera, t.t.

al-Faqi, Hamid, at-Ta'liq 'ala Bulugh al- Maram, Bandung: al-Ma'arif,t.t.

al-Ghulayaini, Jami' ad-Durus al-'Arabiyyah, Beirut: al-Maktabah al-'Arabiyyah, i973-

Al-Jurjani, Abu Hasan, at-Ta'rifat, ttp: ad-Dar at-Tunisiyah li an-Nsyar,

i97i-

Amal, Taufik Adnan, Rekonstruksi Sejarah al-Qur'an, Yogyakarta:FkBA, 200i.

Az-Zanjani, Abu Abdullah, Wawasan Baru Tarikh al-Qur'an, terj.Kamaluddin Marzuki Anwar, Bandung: Mizan, ig86.

Cowie, A.P., Oxford Advanced Leaner's Dictionary, Oxford: OxfordUniversity Press, i98g.

Haikal, Muhammad Husain, Hayah Muhammad, ttp: tnp, t.t.

Haviland, William A., Antropologi, terj. R.G. Soekadijo, Jakarta:Erlangga, 2OO4-

Nasution, Harun, FUsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: BulanBintang, ig83.

Runes, Dagobert D., Dictionary of Philosophy, New Jersey: Littlefield,Adam&Co,

Solomon, Robert C., Etika (Suatu Pengantar), terj. Andre Karo-Karo,Jakarta: Erlangga,

Dosen Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta danAsisten Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan KalijagaYogyakarta.

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner Vol. 6, Nomor 2, Juli-Desember 2OO7