Hospitality RSI KENDAL

download Hospitality RSI KENDAL

of 56

Transcript of Hospitality RSI KENDAL

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    1/56

     

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit di Indonesia

    menghadapi tantangan yang semakin komplek. Peningkatan mutu rumah sakit

    harus ditingkatkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan tuntutan

    masyarakat, disertai peningkatan efisiensi dan produktivitas di bidang

    manajemen, sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit, standar profesi, dan standar operasional prosedur (Ditjen Bina Pelayanan Medik, 2010).

     Hospitality  menjadi strategi dalam pemasaran di rumah sakit-rumah

    sakit di Asia seperti di Mount Elizabeth, Singapura dan Bangkok Hospital,

    Thailand. Sedangkan negara-negara Amerika dan Eropa telah menerapkan

    strategi ini berpuluh tahun yang lalu. Strategi ini dipilih karena mampu

    menguatkan rumah sakit ini di pasar regional dan internasional. Penerapan

    hospitality  di rumah sakit sangat penting dalam menghilangkan stres pada

     pasien, dengan kata lain rumah sakit harus bisa mengobati penyakit yang

    diderita pasien dan penyakit gangguan psikologis karena berada di lingkungan

     baru yang tidak dikenalnya (Severt dkk, 2008).

     Hospitality  lebih mengedepankan proses dan interaksi individu dari

    sudut pengalaman pasien, misalnya kualitas pelayanan di mata pasien.

     Hospitality  bertujuan meningkatkan penerimaan pasien terhadap pelayanan

    rumah sakit, meningkatkan kualitas psikologi dan emosional dari pasien.

    Rumah sakit dituntut harus sebisa mungkin membuat para pasien merasa lebih

    nyaman. Frekuensi interaksi personal yang tinggi maka jarak sosial dengan

     pasien akan turun dan pada akhirnya akan meningkatkan hubungan antara tuan

    rumah dengan pasien itu sendiri. Hasil studi menunjukkan bahwa pelayanan

    dengan hospitality  ini meningkatkan rasa nyaman dan aman bagi pasien,

    1

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    2/56

      2

     program seperti ini sebenarnya adalah penyempurnaan dari pelayanan paripurna

    sebuah rumah sakit (Severt dkk, 2008).

    Pelayanan berbasis hospitality mengharapkan agar pasien merasakan

     pengalaman yang menarik selama perawatan dan akhirnya rumah sakit tersebut

    menjadi rumah sakit rujukan dan pilihan bagi para wisatawan ( Bangkok

     Hospital Profile, 2011). Hospitality atau keramahtamahan ini berkaitan dengan

     pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan efektifitas

    klinis, tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedianya pasien

    untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya

    (Wijono, 2008).

    Kepuasan merupakan tingkat perasaan setelah membandingkan kinerja

    yang ia rasakan dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi

    dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dan harapan-harapan. Konsumen

    akan mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan umum. Jika kinerja

    dibawah harapan maka konsumen merasa tidak puas, sedang kalau kinerja

    sesuai dengan harapan maka konsumen akan merasa puas, senang dan bahagia

    Kotler (1999) dalam Mustofa (2008).

    Hasil penelitian Razak (2010) yang dikutip Yunarto (2010), tingkat

    kepuasan pasien masih cukup rendah terhadap kualitas layanan kesehatan

    yang diberikan oleh rumah sakit. Dimensi mutu dan kualitas layanan (service

    quality)  belum disajikan secara baik oleh penyelenggara layanan kesehatan.

    Studi kualitatif malah menemukan betapa sukarnya menjumpai “secercah

    senyum “ pemberi layanan kesehatan. Penelitian terhadap 150 responden di

    Puskesmas Medokan Ayu Surabaya menunjukkan persepsi pasien terhadap

    kesopanan dan keramahan petugas kesehatan kurang sesuai terhadap harapan

     pasien (Yunevy, 2013).

    Rumah Sakit Islam Kendal adalah Rumah Sakit Kelas C yang

    mempunyai visi menjadi pusat rujukan yang terkemuka di jalur Pantura Jawa

    Tengah dengan pelayanan prima, profesional dan islami pada tahun 2015

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    3/56

      3

    dengan loncatan visi baru untuk menjadi Rumah Sakit Kelas B pada tahun

    2020, merupakan salah satu rumah sakit yang senantiasa selalu berusaha

    meningkatkan mutu pelayanan agar kepuasan dan kepercayaan pasien selalu

    terjaga dan dapat diandalkan oleh masyarakat. Rumah sakit juga meningkatkan

     pemenuhan kebutuhan fasilitas dan sarana prasarana yang sesuai dengan

    standar rumah sakit, seperti pembangunan gedung rawat inap baru dengan

    desain seperti hotel, penambahan alat-alat kesehatan serta pembuatan taman-

    taman di sekitar rumah sakit.

    Berdasar data laporan kinerja rawat inap dari rekam medik RS Islam

    Kendal, data kunjungan pasien dan cakupan pemanfaatan tempat tidur dari

     bulan Januari sampai bulan Oktober 2013 adalah antara 82,54% - 96,76 % .

    Berdasarkan data tersebut Rumah Sakit Islam Kendal mengalami peningkatan

     jumlah kunjungan tetapi peningkatan jumlah kunjungan ini belum diketahui

    apakah karena dipengaruhi oleh kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap

    di rumah sakit. Data survey kepuasan oleh Quality Manajemen Representatif  

    (QMR) tahun 2013 di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal bulan

    September menunjukkan 55 % pasien puas, 11,5 % cukup puas namun ada 15%

    menunjukkan kurang puas. Indikator ketidakpuasan ditunjukkan dengan adanya

    keluhan dari pasien. Rumah Sakit Islam Kendal menerima keluhan berupa saran

    dan kritik melalui surat, sort massage send   (sms) maupun dari wawancara

    langsung kepada pasien, keluhan tersebut diantaranya yaitu pasien yang

    menyatakan adanya perawat yang kurang ramah terhadap pasien, kurang

    tersedianya waktu konsultasi dengan dokter, kurangnya kebersihan kamar

    mandi umum dll.

    Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara

    terhadap 10 orang pasien pada tanggal 28 sampai dengan 29 Oktober 2013 di

    Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal, 4 diantaranya mengeluhkan

    mengenai interaksi sehari - hari di lingkungan pelayanan rawat inap rumah sakit

    disebut pula sebagai public hospitality. Hasil wawancara dengan QMR Rumah

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    4/56

      4

    Sakit Islam Kendal juga diperoleh 2 keluhan pasien terhadap  personal

    hospitality, yang mana  personal hospitalit y disini merupakan interaksi

    interpersonal pasien dengan tenaga kesehatan, sedangkan therapeutic 

    hospitality yang digunakan oleh perawat dalam rangka pelayanan keperawatan

    kepada pasien di RS Islam Kendal terdapat 3 keluhan.

    Fenomena tersebut menunjukkkan bahwa persepsi pasien tentang

    hospitality  dalam pelaksanaan pelayanan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

    Islam Kendal masih kurang optimal, sedangkan dari kajian dan temuan ilmiah

    menunjukkan bahwa hospitality adalah salah satu aspek yang harus dimiliki

    oleh industri jasa pelayanan untuk meningkatkan kepuasan pasien. Pemantauan

    kepuasan pasien ini, baik melalui saran dan keluhan pasien sangat diperlukan

    agar kekurangan dalam pelayanan dapat dikoreksi dan diperbaiki.

    Berdasar uraian diatas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian

    dengan judul Persepsi Pasien tentang Hospitality terhadap Kepuasan di Ruang

    Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal .

    B. 

    Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan

    masalah “Apakah ada hubungan antara persepsi pasien tentang hospitality

    terhadap kepuasan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal?”

    C.  Tujuan Penelitian

    1.  Tujuan umum:

    Mengetahui persepsi pasien tentang hospitality terhadap kepuasan di Ruang

    Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal.

    2.  Tujuan khusus: 

    a.  Mendiskripsikan persepsi pasien tentang hospitality  di Ruang Rawat

    Inap Rumah Sakit Islam Kendal.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    5/56

      5

     b.  Mendiskripsikan tentang kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Rumah

    Sakit Islam Kendal.

    c. 

    Menganalisis hubungan antara persepsi pasien tentang hospitality

    terhadap kepuasan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal.

    D.  Manfaat Penelitian

    1.  Bagi Instansi Rumah Sakit

    a.  Sebagai masukan dan evaluasi dalam meningkatkan kepuasan pelayanan

    di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal;

     b. 

    Sebagai salah satu bahan acuan dalam menentukan kebijakan

    manajemen agar mutu pelayanan dapat terus ditingkatkan menuju

     pelayanan yang prima.

    2.  Bagi Masyarakat

    Mendapatkan gambaran persepsi pasien tentang hospitality yang sesuai

    dengan harapan sehingga mendapatkan kepuasan di Ruang Rawat Inap

    Rumah Sakit Islam Kendal.

    3. 

    Bidang Profesi KeperawatanMeningkatkan pengetahuan dibidang hospitality  dalam keperawatan dan

    untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dimasa yang akan datang.

    4.  Bagi Peneliti Lanjutan

    Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini dapat

    dijadikan referensi penelitian berikutnya.

    E.  Bidang Ilmu

    Bidang ilmu penelitian ini adalah manajemen keperawatan.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    6/56

      6

    F.  Keaslian Penelitian

    Penelitian berjudul “Persepsi pasien tentang hospitality  terhadap

    kepuasan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal” ini belum pernah

    dilakukan di Rumah Sakit Islam Kendal. Berdasar penelusuran kepustakaan

    terdapat penelitian yang hampir serupa tetapi tidak sama yang telah

    dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain:

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    7/56

      7

    Tabel 1.1 : Keaslian PenelitianNo Nama Judul Desain dan

    analisis

    Hasil Persamaan dan

    Perbedaan

    1. Thaha,

    (2013)

    Gambaran

     persepsi pasienterhadap

    hospitality  di

    Ruang RawatInap RS

    Hasanudin

    Makasar.

    Variabel:Persepsi

     pasien Terhadap Hospitality 

    Desain :Deskriptif

    Persepsi pasien dari 100

    responden memiliki persepsiterhadap  public hospitality

    sebesar   56% baik dan 44%

    kurang baik,  personalhospitality sebesar 66% baik

    dan 34% kurang baik,

    therapeutic hospitality 65%

     baik dan 35% kurang baik.

    Sebagian besar responden yang

    menjalani perawatan di unit

    rawat inap RS Universitas

    Hasanuddin memiliki  Persepsi

     baik terhadap ketiga hospitality.

    Persamaan dengan

     peneliti : padavariabel yang

    digunakan persepsi

     pasien tentanghospitality  di ruang

    rawat inap Rumah

    Sakit.

    Perbedaan dengan

     peneliti: pada desain

     penelitian dan tempat

     penelitian.

    2. Yunevy,(2013) 

    Analisa kepuasan

     berdasarkan

     persepsi dan

    harapan pasien di puskesmas

    Medokan Ayu

    Surabaya.

    Variabel bebas :

    Persepsi dan

    Harapan pasien

    Variabel terikat:Kepuasan

    Desain: Deskriptif

    dengan pendekatan

    Cross Sectional.

    Penelitian dari 14 unsur

     pelayanan terdapat 6 unsur yang

    termasuk dalam dalam kategori

    “cukup puas” yaitu unsurkejelasan pelayanan,tanggung

     jawab petugas pelayanan,

    kemampuan pelayanan,

    kecepatan pelayanan, kesopanan

    dan keramahan (hospitality) 

     pelayanan, serta kepastian biaya

     pelayanan, untuk unsur

     pelayanan yang termasuk dalamkategori “puas” yaitu prosedur

     pelayanan, persyaratan

     pelayanan, kedisiplinan

     pelayanan, keadilanmendapatkan pelayanan,

    kewajaran biaya pelayanan,

    kepastian jadwal pelayanan,

    kenyamanan lingkungan dan

    keamanan pelayanan.

    Persamaan : pada

    variabel yang

    digunakan yaitu

    kepuasan .Perbedaan dengan

     peneliti : tempat

     penelitian, variable

     bebas peneliti adalah

     persepsi pasien

    tentang hospitality

    dan desain penelitian 

    yang dipakai penelitiadalah korelasi. 

    3. Mustofa, (2008)

    Hubungan antara

     persepsi pasien

    terhadap dimensi

    mutu pelayanankeperawatan

    dengan kepuasan

     pasien di ruang

    inap Rumah Sakit

    PKUMuhammadiyah

    Temanggung.

    Variabel : Persepsi

    Pasien terhadap

    dimensi mutu

    Variabel terikat:Kepuasan pasien

    Desain : Deskriptif

     pendekatan cross

    secsional  dan

     penelitian korelasi

    Hasil : Kelima dimensi

    tersebut nempunyai P

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    8/56

      8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.  Kualitas Layanan

    1.  Pengertian

    Kualitas layanan dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan

    antar kenyataan dan harapan pelanggan atas pelayanan yang mereka terima

    atau peroleh Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001).

    Pelayanan kepada pelanggan d iklasifikasikan Lupiyoadi, (2001)sebagai berikut :

    a.   Information, misalnya produk mencapai arah lokasi, jadwal penyampain

     produk, peringatan, pemberitahuan, adanya perubahan, dokumentasi,

    tanda terima dan konsultasi.

     b.  Order Taking, meliputi pendaftaran keanggotaan di klub atau program

    tertentu. Misalnya memesankan tempat duduk, memberikan ruangan

    khusus dan sebagainya.

    c. 

     Hospitality atau keramah tamahan, klasifikasi ini meliputi sambutan

    yang hangat dari petugas, adanya toilet atau kamar mandi kecil yang

     bersih, fasilitas tunggu yang baik (majalah, hiburan, koran), transportasi

    yang mudah dan keamanan.

    d.  Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang milik

     pelanggan yang mereka bawa, misalnya tempat parkir yng luas dan

    aman, selain itu perhatian pada produk yang dibeli pelanggan, misalnya

     pengemasannya kebersihannya dan lain-lain.

    e.   Exception meliputi permintaan khusus, sebelum diantar,

     penanganan komplain, pemecahan masalah dan jaminan kegagalan

     pemakaian produk.

    f.  Pembayaran meliputi interaksi antara pelanggan dengan personil

    8

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    9/56

      9

     perusahaan, pengurangan atas rekening.

    Agar layanan dapat memuaskan kepada orang atau sekelompok orang

    yang dilayani, maka petugas, harus dapat memenuhi 4 persyaratan pokok,

    terdiri dari 1) tingkah laku yang sopan; 2) cara menyampaikan sesuatu yang

     berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh yang bersangkutan; 3)

    waktu menyampaikan yang tepat dan 4) keramah-tamahan (Moenir, 2006).

    Penilaian konsumen terhadap produk pelayanan menurut Supriyanto dan

    Ernawaty, (2010) dapat dibedakan menjadi 3,yaitu :

    a.  Kualitas teknis

    Penilaian kualitas penilaian teknis adalah jenis pelayanan kesehatan

    yang diberikan baik pelayanan medis, keperawatan, penunjang medis,

     pelayanan non medis/nonkeperawatan.

     b.  Penilaian kualitas fungsional

    Kualitas fungsional terkait dengan proses menyampaikan

     pelayanan.aspek yang terkait meliputi :

    1)  Competency (Realibility) ,terdiri atas kemampuan memberikan

     pelayanan yang diharapkan secara akurat sesuai yang dijanjikan.

    2)   Responsiveness,  yaitu keinginan untuk membantu dan

    menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dengan segera.

    3)   Assurance, yaitu kemampuan pemberi jasa untuk menimbulkan

    rasa percaya terhadap jasa yang diberikan, kualitas

    keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan

     pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi,

    kemampuan di dalam memberikan keamanan di dalam

    memanfaatkan jasa yang ditawarkan,dan kemampuan di

    dalam menanamkan kepercayaan. Indikatornya adalah jaminan

    sembuh dan dilayani petugas yang bermutu.

    4)   Empathy, berupa pemberian layanan secara individu dengan penuh

     perhatian dan sesuai kebutuhan dan harapan pasien. Misalnya,

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    10/56

      10

     petugas mau mendengarkan keluhan dan membantu

    menyelesaikannya, petugas tidak acuh tak acuh.

    5) 

    Communication, yang berarti selalu memberikan informasi dan

    melakukan serta mendengarkan apa yang disampaikan pasien

    dengan baik

    6)  Caring  (pengasuhan), yaitu mudah dihubungi dan selalu

    memberikan perhatian kepada pasien.

    7)  Tangible ( physical environment ), penampakan fasilitas fisik,

     peralatan dan bahan komunikasi yang menunjang jasa yang

    ditawarkan.

    c.  Amenity

    Amenity adalah perasaan nyaman dan aman dalam dimensi waktu,

    tempat, prosedur dan kebebasan dalam mendapatkan layanan.

    Pelayanan jasa rumah sakit lebih menekankan pada proses pelayanan,

    yaitu terjadi pelayanan yang bersifat interaktif. Oleh karena itu, mutu proses

    layanan seperti kecepatan, keramahan dan empati harus ikut dalam proses

     pelayanan (Supriyanto dan Ernawati, 2010).

    2.  Cara Mengukur Kualitas Layanan

    Cara mangukur kualitas layanan dapat berfokus pada dua macam riset,

    yaitu riset konsumen dan riset non-konsumen. Riset konsumen mengkaji

     perspektif konsumen mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta

    meliputi aspek-aspek seperti komplain konsumen, survei purna jual,

    wawancara kelompok fokus, dan kualitas pelayanan. Sedangkan riset non-

    konsumen berfokus pada perspektif karyawan mengenai kelemahan dan

    kekuatan perusahaan, serta kinerja karyawan dan juga dapat manilai kinerja

     pesaing dan dapat dijadikan basis perbandingan Tjiptono (2002) dalam

    Yuniarto (2010).

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    11/56

      11

    Pelayanan kesehatan rumah sakit harus meninggalkan paradigma lama

    yang menyatakan bahwa masyarakat yang membutuhkan kita. Kini kitalah

    yang membutuhkan mereka, pelayanan yang kita berikan harus

    menggembirakan dan dapat dikenang dalam benak pelanggan. Pelayanan kita

    membuat pelanggan puas dan senang melalui pengalaman yang telah diterima

    (Supriyanto dan Ernawati, 2010).

    B.  Kepuasan

    1.  Pengertian

    Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang

    merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang

    dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang Philip kotler dalam

    Wijono (2008).

    Kepuasan adalah perbandingan antara apakah yang diterima atau

    dirasakan ( perceived performance) sama atau melebihi apa yang diharapkan

    (expected   performance), loyalitas terjadi bila pasien sangat puas atau apa yang

    diterima lebih besar dari harapan (Supriyanto dan Ernawaty, 2010). Adaempat komponen yang membentuk kepuasan pelanggan, yaitu :

    a.  Stimulus, stimulus adalah rangsangan yang dapat diterima pasien

    dengan baik melalui indra (mata, telinga, rasa, bau). Rangsangan dapat

     berupa fisik (tempat parkir, ruangan perawatan) dan nonfisik seperti

    sikap dan perilaku perawat atau dokter. Rangsangan akan diamati oleh

     pasien oleh pasien dan dinilai (dipersepsi) serta direspon pasien secara

    sadar dan tak sadar.

     b.  Penilaian pelanggan, dapat dinyatakan dalam atribut baik, jelek, dingin,

    lucu, membantu, sikap positif, negative dan netral.

    c.  Reaksi, reaksi dalam konteks afektif dan kognitif yang dapat berupa

     perasaan puas, tidak puas, senang, tidak senang, marah atau sedih.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    12/56

      12

    Reaksi ini bisa pula gabungan afektif dan perilaku. Misalnya kemarahan

     pelanggan terhadap ketidakramahan atau perilaku acuh tak acuh perawat

    dan kemudian menulis surat keluhan (behavior ), reaksi fisik berupa

     peningkatan denyut nadi dll.

    d.  Perbedaan karakteristik individu, yaitu pre-disposisi (umur, jenis

    kelamin), perilaku sebelumnya dan pengalaman pribadi dalam

     pelayanan.

    Kepuasan atau ketidak puasan adalah respon dari klien terhadap evaluasi

    ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya atau norma kerja

    lainnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

    Ketidakpuasan klien yang paling sering dikemukakan adalah ketidakpuasan

    terhadap : 1) Sikap dan perilaku petugas rumah sakit atau karyawan; 2)

    Keterlambatan oleh dokter atau perawat; 3) Dokter yang merawat sulit

    ditemui; 4) Petugas kurang komunikatif dan informatif; 5) Lamanya proses

    masuk rawat inap; 6) Aspek ”Pelayanan Hotel” di Rumah Sakit; 7)

    Kebersihan dan ketertiban lingkungan Tjiptono (1997) dalam fatikhah (2010).

    Leebov dalam Wijono (2008) menyampaikan tentang perbedaan

    karakter pengguna hotel dan rumah sakit, yang dijelaskan sebagaimana tabel

     berikut :

    Tabel 2.1 Karakter pengguna Rumah Sakit dan Hotel, Wijono, (2008)

    Hotel Rumah Sakit

    Banyak orang ingin tinggal disini.

    Sebagian besar orang dalam keadaan

    kejiwaan (spirit) yang bagus.

    Tamu mengharapkan keramahan dan

    kenyamanan.Personel  yang dibutuhkan : sopan, santun,

    menyenangkan hati dan suka menolong.

    Banyak orang tidak ingin tinggal disini

    Sebagian besar orang merasa khawatir,

    cemas, bahkan ketakutan. Pasien

    mengharapkan kompetensi

    klinis,kecakapan teknik, (technologicalkhow-how) . Personel  yang dibutuhkan

    adalah : cermat,terampil, hati-hati, penuh

     perhatian,bertanggung jawab dansebagainya.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    13/56

      13

    Tingkat kepuasan pasien adalah suatu fungsi dari perbedaan antara

     penampilan pelayanan kesehatan yang diterimanya dan yang seharusnya

    diterima. Ada tiga tingkat kepuasan, bila pelayanan kurang dari harapan,

     pasien tidak dipuaskan, apabila pelayanan sebanding dengan harapan maka

     pasien puas, dan apabila pelayanan melebihi harapan pasien amat puas dan

    senang (Wijono, 2008). Kepuasan pelanggan merupakan respons pelanggan

    terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja

    aktual yang dirasakannya setelah pemakaian Rangkuti (2002) dalam Yuniarto

    (2010).

    Kepuasan tidak terkait langsung dengan profitabilitas namun ini dapat

    terjadi melalui variabel antara yaitu loyalitas. Pelanggan yang loyal akan

     bersedia melakukan promosi, advokasi (word of mouth) yang positif kepada

    orang lain secara sukarela (Supriyanto dan Ernawaty, 2010).

    Ada empat metode yang bisa digunakan untuk mengukur kepuasan

     pelanggan menurut Kotler (2000) dalam Yuniarto (2010), yaitu :

    a. Sistem keluhan dan saran

    Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi pelanggannya

    untuk menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan

     perusahaan yang berorientasi pada konsumen (costumer oriented ).

     b. Survei kepuasan pelanggan

    Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap

    kualitas jasa atau produk perusahaan tersebut. Survei ini dapat dilakukan

    dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan perusahaan kepada para

     pelanggan. Melalui survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui

    kekurangan dan kelebihan produk atau jasa perusahaan tersebut, sehingga

     perusahaan dapat melakukan perbaikan pada hal yang dianggap kurang

    oleh pelanggan.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    14/56

      14

    c. Ghost Shopping

    Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang

     perusahaan (ghost shopper ) untuk bersikap sebagai pelanggan di

     perusahaan pesaing, dengan tujuan para ghost shopper tersebut dapat

    mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat

    dijadikan sebagai koreksi terhadap kualitas pelayanan perusahaan itu

    sendiri.

    d. Analisa pelanggan yang hilang

    Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali

     pelanggannya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan

     pembelian lagi di perusahaan tersebut karena telah berpindah ke

     perusahaan pesaing. Selain itu, perusahaan dapat menanyakan sebab-

    sebab berpindahnya pelanggan ke perusahaan pesaing.

    Secara sederhana kepuasan adalah suatu sikap (attitude)  yang

     berdasarkan persepsi mutu yang dirasakan oleh pasien (pelanggan) (Wijono,

    2008)

    2.  Faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

    Faktor–faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen menurut Febriyanti,

    (2002) yaitu :

    a.  Karakteristik produk

    Produk ini merupakan kepemilikan Rumah Sakit yang bersifat fisik antara

    lain gedung dan dekorasi. Karakteristik produk Rumah Sakit meliputi

     penampilan bangunan Rumah Sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang

    disediakan beserta kelengkapannya.

     b.  Harga

    Yang termasuk didalamnya adalah harga produk atau jasa. Harga

    merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan

    kualitas guna mencapai kepuasan klien. Meskipun demikian elemen ini

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    15/56

      15

    mempengaruhi klien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin

    mahal harga perawatan maka klien mempunyai harapan yang lebih besar.

    c. 

    Pelayanan

    Yaitu pelayanan keramahan petugas kesehatan, kecepatan dalam

     pelayanan, rumah sakit dianggap baik apabila dalam memberikan

     pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan klien maupun orang lain yang

     berkunjung di Rumah Sakit. Kepuasan muncul dari kesan pertama klien

    masuk terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Misalnya

     pelayanan yang cepat, tanggap dan keramahan dalam memberikan

     pelayanan keperawatan

    d.  Lokasi

    Meliputi letak Rumah Sakit, letak kamar dan lingkungannya. Merupakan

    aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih Rumah Sakit.

    Umumnya semakin dekat rumah sakit dengan pusat pertokoan atau yang

    mudah dijangkau, mudahnya transportasi dan lingkungan yang baik akan

    semakin menjadi pilihan bagi klien yang membutuhkan rumah sakit

    tersebut.

    e.  Fasilitas

    Kelengkapan Rumah Sakit turut menentukan penilaian kepuasan klien,

    misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir,

    ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini

    tidak vital menentukan penilaian kepuasan klien, namun Rumah Sakit perlu

    memperhatikan pada fasilitas Rumah Sakit dalam penyusunan strategi

    untuk menarik konsumen.

    f. 

     Image 

    Yaitu cerita, reputasi dan kedudukan Rumah sakit terhadap lingkungan.

    Image juga memegang peranan penting terhadap kepuasan klien dimana

    klien memandang Rumah Sakit mana yang akan dibutuhkan untuk proses

     penyembuhan. Klien dalam menginterpretasikan Rumah Sakit berawal dari

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    16/56

      16

    cara pandang melalui panca indra dari informasi-informasi yang didapatkan

    dan pengalaman baik dari orang lain maupun diri sendiri sehingga

    menghasilkan anggapan yang positif terhadap Rumah Sakit tersebut.

    Meskipun dengan harga yang timggi klien akan tetap setia menggunakan

     jasa rumah sakit tersebut dengan harapan yang diinginkan klien.

    g.  Desain visual

    Meliputi dekorasi ruangan, bangunan dan desain jalan yang tidak rumit.

    Tata ruang dan dekorasi rumah sakit ikut menentukan kenyamanan suatu

    Rumah Sakit oleh karena itu desain dan visual harus diikutsertakan dalam

     penyusunan strategi terhadap kepuasan klien atau konsumen

    h.  Suasana

    Suasana meliputi keamanan, keakraban dan tata lampu. Suasana rumah

    sakit yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan sangat mempengaruhi

    kepuasan klien dalam proses penyembuhan. Selain itu tidak hanya bagi

    klien saja yang menikmati itu akan tetapi orang lain yang berkunjung ke

    Rumah Sakit akan sangat senang dan memberikan pendapat yang positif

    sehingga akan terkesan bagi pengunjung rumah sakit tersebut

    i.  Komunikasi

    Yaitu tatacara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan keluhan-

    keluhan dari klien. Bagaimana keluhan-keluhan dari klien dengan cepat

    diterima oleh penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan

    terhadap keluhan klien.

    Menurut Tjiptono (2003) dalam Yunarto (2010) Cara atau pedoman

    untuk mencapai pelayanan prima (sevice excellence) yaitu :

    a. 

    Berpenampilan baik dan rapi.

     b.  Bersikap ramah.

    c.  Memperlihatkan gairah kerja dan sikap selalu siap untuk melayani.

    d.  Tenang dalam bekerja.

    e.  Tidak tinggi hati karena merasa dibutuhkan.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    17/56

      17

    f.  Menguasai pekerjaan baik tugas yang berkaitan pada bagian atau

    departemennya.

    g. 

    Mampu berkomunikasi dengan baik.

    h.  Bisa memhami bahasa isyarat pelanggan.

    i.  Memilki kemamuan menangani keluhan pwlanggan secara

     professional.

    Menurut Skeleton dalam Wijono (2008) elemen kepuasan pasien antara lain ;

    a.  Akses, yaitu kemudahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

     b.  Hal yang menyenangkan (convenience)  diantaranya meliputi ; lokasi

     pusat pelayanan yang dikunjungi, jam berkunjung, parkir dll.

    c.  Komunikasi; penjelasan  problem  kesehatan yang dialami, penjelasan

    tentang prosedur pemeriksaan medis dan laboratorium, penjelasan

    tentang resep obat yang diberikan, edukasi tentang cara menangani

     problem  kesehatan yang dialami, petunjuk tentang tindakan

     pencegahan.

    d.  Mutu pelayanan kesehatan yang diterima ; ketelitian  provider   dalam

     pemeriksaan kesehatan, ketelitian dalam pengobatan, keseluruhan

    mutu pelayanan dan mutu keperawatan.

    e.  Pelayanan personal ; persahabatan, keramahtamahan dan sopan santun

    serta penghargaan yang diperlihatkan  provider,  perawat dan

    resepsionis.

    f.  Fasilitas ; keseluruhan penampakan dari Rumah Sakit, kebersihan dan

    kerapian, suhu ruangan dll.

    3. Cara Memelihara Kepuasan Pelanggan

    Beberapa cara untuk memelihara kepuasan pasien menurut Supriyanto dan

    Ernawaty, (2010), yaitu:

    a.  Penuhi dan berilah lebih dari harapan pasien

     b.  Fokus pada pemuasan pasien

    c.  Sediakan penyelesaian untuk masalah pasien.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    18/56

      18

    C.  Persepsi Pasien

    1.  Pengertian

    Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi penglihatan,

     penciuman, pendengaran serta pengalaman masa lalu. Persepsi dinyatakan

    sebagai proses menafsir sensasi-sensasi dan memberikan arti kepada stimuli.

    Persepsi merupakan penafsiran realitas dan masing-masing orang memandang

    realitas dari sudut perspektif yang berbeda Notoatmodjo (1993) dalam

    Muhlasin (2004).

    Persepsi adalah suatu proses ketika seseorang memilih,

    mengorganisasi, dan menginterpretasikan suatu stimulus (paparan atau

    rangsangan) menjadi satu gambaran yang berarti dan konsisten dengan apa

    yang telah menjadi cara berpikirnya. Persepsi dapat didefinisikan seperti

     bagaimana kita melihat dunia mengelilingi kita. Dua orang yang

    mendapatkan paparan sama, bisa memiliki persepsi berbeda (Supriyanto

    dan Ernawaty, 2010).

    2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

    a. Faktor eksternal, merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsang

    yang datang dari luar individu, yang meliputi:

    1)  Obyek yang akan menjadi sasaran dari persepsi berupa orang, benda

    atau peristiwa, dimana obyek yang sudah dikenal menjadi stimulus.

    2)  Faktor situasi, merupakan suatu keadaan dimana keadaan tersebut

    dapat menimbulkan sebuah persepsi .

     b. Faktor internal, merupakan persepsi yang terjadi karena adanya rangsang

    yang berasal dari dalam diri individu, meliputi:

    1)  Motif adalah semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri

    manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu.

    2)  Minat adalah perhatian seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek

    yang menarik kemudian akan disampaikan melalui panca indera.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    19/56

      19

    3)  Harapan adalah perhatian seseorang terhadap suatu stimulus atau

    obyek mengenai hal yang disukai dan diharapkan.

    4) 

    Sikap adalah reaksi atau respon terhadap suatu stimulus atau obyek.

    Sikap dapat menggambarkan suka atau tidak suka terhadap seseorang

    atau obyek juga dapat membuat seseorang mendekati atau menjauhi

    obyek atau orang lain.

    5)  Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang

    melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

    6)  Pengalaman merupakan peristiwa yang dialami seseorang dan ingin

    membuktikan sendiri secara langsung dalam rangka membentuk

     pengalamannya sendiri.

     D.  Hospitality

    1.  Pengertian

     Hospitality  dalam kamus Inggris-Indonesia adalah keramah-tamahan,

    kesukaan/kesediaan menerima tamu (Echols dan Shadily dalam Sujatno,

    2011). Keramahan yang ditujukkan berkaitan dengan fungsinya yaitu sebagai

    tuan rumah yang baik dapat selalu menciptakan suasana yang menjadikan

    tamu mendapat kesan sangat baik. Kesan ini sedemikian tinggi nilainya

    karena dengan begitu para tamu akan datang secara berkelanjutan (Sujatno,

    2011).

     Hospitality  adalah suatu cara untuk memberikan apa yang tamu

     butuhkan sebagai fokus utama dalam hubungan antara tuan rumah dan tamu.

    Karakter hubungan tuan rumah dari tamu adalah adanya keramahtamahan

    yang dimulai oleh tuan rumah kepada tamunya dan kemudian dibalas oleh

    tamu. Keramah-tamahan itu termasuklah cara penyambutan dan kondisi

    lingkungan sekitar (Lashley dan Morrison, 2000).

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    20/56

      20

     Hospitality adalah hubungan antara pasien dan pihak rumah sakit, atau

    hubungan yang ramah antara keduanya (Wayan, 2012). Menurut definisi

     bahasa menurut Collins Concise English Dictionary Plus, hospitality  berarti

    “kindness in welcoming strangers or guests” atau disebut juga

    keramahtamahan saat menerima tamu atau orang asing. Reuland dalam

    Brotherthon (1999) kemudian menyempurnakan definisi mereka bahwa

    hospitality yang dimaksud disini adalah suatu proses pertukaran yang

    menyangkut tiga elemen sekaligus, yaitu : 1) produk; 2) perilaku pegawai; 3)

    lingkungan fisik.

     Namun istilah hospitality ini pun disempurnakan lagi oleh Brotherton,

    (1999) yang mengklasifikasikan hospitality  menjadi empat bagian sebagai

     berikut:

    a. Pertukaran pelayanan yang diberikan oleh tuan rumah kepada tamunya,

     b. Interaksi yang berkesinambungan dan berkelanjutan antara pemberi dan

     penerima,

    c. Campuran antara faktor tangible  (berwujud) dan faktor intangible  (tidak

     berwujud)

    d. Tuan rumah memberikan keamanan kepada tamunya sehingga

    memberikan kenyamanan baik itu kenyamanan secara fisik maupun

     psikis.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    21/56

      21

    Pendekatan baru konsep Total Quality Manajement  menuju pada tiga

    komponen hospitality  di rumah sakit : pendekatan pelanggan, lingkungan

     penyembuhan dan pelayanan Logger dalam Paraschivescu, (2011).

    Gambar 2.1 : komponen dalam konsep hospitality di rumah sakit Logger

    http://pc.parnu.ee 

    Tabel 2.2 Detail dari konsep hospitality di RS

    Lingkungan

    penyembuhan

    Pelayanan Pendekatan pasien

    Alam Keramahan Pemeriksaan

    Cahaya siang hari Kecocokan Otonomi kebebasan memilihUdara yang sejuk  Entertainment Privacy

    Keramaian Makanan Kepercayaan diri

    Keamanan Toko Kepedulian

    Hubungan sosial Restoran Hubungan persahabatan

    Daerah hukum Kebersihan Pendaftaran

    Keharuman TV Perhatian perorangan

    2.  Macam Hospitality

     Hospitality  sangat penting dalam pelayanan kesehatan Paten (1994) yang

    dikutip Severt dkk (2008), dan menyarankan untuk menjalankan tiga macam

    hospitality di rumah sakit yaitu;

    PENDEKATAN

    PELANGGAN

    PELAYANANLINGKUNGAN

    PENYEMBUHAN

    PASIEN

    http://pc.parnu.ee/http://pc.parnu.ee/

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    22/56

      22

    a.  Public Hospitality, disini adalah interaksi sehari- hari di lingkungan

     pelayanan rumah sakit dan pelayanan umum di luar pelayanan rumah

    sakit seperti mini market, cafetaria dan lain sebagainya.

     b.  Personal Hospitality, adalah interaksi interpersonal dengan tenaga

    kesehatan, misalnya dengan diskusi dan bertukar pikiran. Di Rumah Sakit

     personal hospitality  wajib dimiliki oleh perawat ruangan karena

    mempunyai kontak waktu yang lebih lama bersama pasien dan perawat di

    unit gawat darurat karena interaksinya begitu intens dan emosional.

    c.  Therapeutic Hospitality, yang digunakan perawat dalam rangka

    menurunkan rasa terpisah dan kesendirian maupun terkucilkan yang

    dirasakan oleh pasien selama mendapatkan keperawatan. Paten (1994)

    mengatakan bahwa dengan mempraktekkan therapeutic hospitality  dalam

     praktek mereka sehari-hari, maka kepuasan pasien akan meningkat dan

    kesembuhan pasien akan lebih cepat.

    Beberapa contoh  Hospitality  yang bisa diterapkan di Rumah Sakit

    diantaranya:

    a.  Ronde

    Ronde adalah visitasi ke ruang rawat pasien oleh manajer rumah sakit

    yang bertujuan untuk bertatap muka langsung dengan pasien guna

    mendengarkan pendapat pasien dan keluarga mereka tentang

    kenyamanan dan kebutuhan mereka. Sutter (2003) menyebutkan bahwa

     pegawai rumah sakit juga salah satu bagian yang harus divisitasi oleh

    manajer sehingga mereka merasa diberikan kesempatan menyuarakan

    keinginan mereka.

     b. 

    Advokasi pasien

    Progam ini dibuat untuk meyakinkan pasien bahwa mereka semua telah

    tersentuh dan terhubung langsung dengan rumah sakit selama mereka

    dirawat. Dalam pelaksanaannya seorang advocat harus mengenalkan

    diri mereka terlebih dahulu saat memasuki ruang perawatan pasien dan

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    23/56

      23

    menanyakan kepada pasien apakah ada sesuatu yang bisa ia lakukan

    agar pasien di rumah sakit tersebut merasa lebih nyaman.

    c. 

    Skylight system

    Skylight system  adalah teknologi pelayanan yang mengedepankan

    interaksi antara pasien dan sistem pendukung yang bisa melalui layar

    komputer ataupun televisi yang ada di semua kamar pasien termasuk

    ruang gawat darurat. Diharapkan sistem ini akan meningkatkan

    kepuasan pasien dengan memperbolehkan mereka melaporkan

     pelayanan yang mungkin saja tidak sesuai dengan standar. Dengan

    adanya program ini, area yang menjadi area ataupun tempat yang

    dikeluhkan pasien dapat segera terakomodasi sebelum pasien tersebut

     pulang.

    d.  Membantu Dalam Proses Registrasi Pasien

    Penggunaan EMR ( Electronic Medical Record ) yang menghubungkan

    sistem informasi dari rumah sakit ke semua praktek dokter yang bekerja

    sama dengan rumah sakit, sehingga semua pasien, baik yang menjadi

     pasien rujukan maupun yang datang sendiri tidak lagi memerlukan

    registrasi ulang saat berobat ke rumah sakit dan seluruh riwayat

     penyakitnya telah tercatat di data rekam medis Rumah Sakit. Inilah yang

    menjadi kunci sehingga pasien merasa betah dan senang berobat ke

    Rumah Sakit.

    e.  Pelayanan Rohani

    Pelayanan kerohanian dibentuk atas dasar pemikiran bahwa manusia itu

    adalah makhluk yang multi dimensional yang jiwanya terganggu karena

     berada di rumah sakit. Atas dasar ini, pelayanan kerohanian

    mencerminkan keseimbangan antara “ Body, Mind, dan Spirit ,” yang

    menggabungkan spiritual dan emosional dalam kehidupan sehari-hari

    untuk mempromosikan pengobatan holistik  dalam rangka penyembuhan

    individu tersebut.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    24/56

      24

    f.  Membangun Rumah Hospitality ( Hospitality House Hospital)

     Hospitality House  mulai menjadi trend di Amerika beberapa tahun

     belakangan ini. Latar belakangnya adalah penyakit serius yang

    mengakibatkan penderitanya harus dirawat jangka panjang sehingga

    tidak bisa dipastikan berapa lama perawatannya akan selesai, yang

    ditakutkan adalah penyakit yang diderita oleh satu anggota keluarga ini

    akan mengakibatkan timbulnya tekanan dan kecemasan pada anggota

    yang lainnya. Selain penyakit yang sukar disembuhkan, pertimbangan

    ongkos pengobatan, biaya makan keluarga yang menjaga, dan

     pengeluaran lain juga turut mempengaruhi kesembuhan pasien itu

    sendiri. Mengobati penyakit berat itu akan banyak menghabiskan

     banyak hal, baik itu energi maupun keuangan keluarga dan anggota

    keluarga.

     Hospitality  bukanlah teori yang hanya perlu diketahui, hospitality

    merupakan ketrampilan yang harus dilatih secara intensif dan berkelanjutan,

    hospitality harus dilaksanakan setiap waktu, menjadi budaya yang selalu

    muncul saat berinteraksi dan bertemu dengan orang lain (Sujatno, 2011).

    E.  Persepsi pasien tentang  hospitality terhadap kepuasan pasien di

    Rumah Sakit Islam Kendal.

    Tujuan akhir dari pelayanan rumah sakit adalah kepuasan pasien

    ( patient satisfaction) atau kepuasan pelanggan (customer satisfaction), dalam

    hal ini berkaitan dengan kesembuhan atau bebas dari penyakit, cacat,

    kelemahan dan kesesuaian pembiayaannya. Secara sederhana kepuasan adalah

    suatu sikap (attitude) yang berdasarkan persepsi mutu yang dirasakan pasien

    (pelanggan). Pengguna jasa pelayanan kesehatan akan memberikan suatu

     penilaian terhadap produk atau jasa pelayanan yang diterimanya dan bertindak

    atas dasar kepuasannya (Wijono, 2008).

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    25/56

      25

    Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien

    adalah hal yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan

    aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus

    melakukan pemakaian jasa pilihannya, tapi jika pasien merasa tidak puas

    mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang

     pengalaman buruknya Gersom (2002) dalam Fatikhah (2010).

    Untuk menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit

    harus menciptakan dan mengelola suatu system agar dapat memperoleh pasien

    yang lebih banyak dan mempunyai kemampuan untuk mempertahankan

     pasien.  Hospitality  dalam lingkungan Rumah Sakit merupakan salah satu

    faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien dalam menjaga kualitas layanan

    dalam rumah sakit sehingga apa yang menjadi kebutuhan pasien dapat

    terpenuhi. Harus diketahui bahwa pasien itu sakit, rapuh dan stress berada di

    lingkungan baru. Para pengunjung pasien terkadang malah sama stressnya

    dengan pasien. Karena itulah dibutuhkan suatu tata cara yang benar dalam

    menangani kombinasi beban antara tamu dan petugas yang diantaranya terdiri

    dari keramahan, perhatian, kesopanan, kesabaran dan ketulusan baik dari

     public hospitality, interpersonal hospitality maupun therapeutic hospitality. 

    Apabila persepsi pasien tentang hospitality  dalam rumah sakit sesuai

    dengan keinginan dan harapan pasien, maka pasien akan puas, namun apabila

     persepsi pelanggan tidak sesuai dengan harapan akan menimbulkan

    ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    26/56

      26

    F.  Kerangka Teori

    Skema 2.1 Kerangka teori modifikasi dari beberapa sumber Paten (1994)

    dalam Severt, dkk (2008).

    G.  Kerangka Konsep

    Variabel Independen/ Bebas Variabel Dependen/Terikat

    Skema 2.3 kerangka konsep

    Persepsi

    Kepuasan pasien 

    1. 

    Akses

    2. 

    Convinience

    3.  Komunikasi

    4. 

    Mutu pelayanan

    kesehatan

    5. 

    Pelayanan personal 

    Kepuasan PasienPersepsi pasien tentang

    hospitality

    Faktor Yang Mempengaruhi

    Kepuasan

    1.  Karakteristik produk

    2.  Biaya

    3. 

    Pelayanan :  Hospitality 

     a.   Public hospitality

     b.   Personal hospitalityc.

      Therapeutic hospitality 4.

     

    Lokasi RS

    5. 

    Fasilitas yang dimliki RS

    6. 

     Image7.  Desain visual/dekorasi RS

    8.  Suasana

    9.  Komunikasi

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    27/56

      27

    H.  Variabel Penelitian

    1. 

    Variabel bebas

    Persepsi pasien tentang Hospitality 

    2.  Variabel terikat

    Kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal

    I.  Hipotesis Penelitian

    Hipotesis penelitian ini adalah “Ada hubungan antara persepsi pasien tentang

    hospitality  terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit IslamKendal”.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    28/56

      28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A.  Desain Penelitian 

    Desain penelitian ini adalah kuantitatif korelasi dengan jenis penelitian

    observasional. Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan cross

    sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

    antara variabel bebas dan terikat dengan cara pendekatan, observasi atau

     pengumpulan data yang diukur dalam waktu bersamaan dan sesaat (Wasis,2008). Adapun variabel sebabnya persepsi pasien tentang hospitality variabel

    akibatnya kepuasan pasien.

    B.  Populasi dan Sampel

    1.  Populasi

    Populasi adalah semua subyek atau obyek penelitian dengan

    karakteristik tertentu yang akan diteliti (Wasis, 2008). Populasi penelitian

    dihitung berdasarkan jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan terakhir

    yang minimal menjalani perawatan selama 3 hari ditiap ruang perawatan

    kelas I, II dan III Rumah Sakit Islam Kendal. Jumlah populasinya

    adalah 170 pasien.

    2.  Sampel

    Sampel adalah keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap

    mewakili seluruh populasi (Wasis, 2008). Sampel dalam penelitian ini

    adalah sebagian dari populasi penelitian, teknik penentuan sampel

    dilakukan dengan cara purposive sampling/ judgment  sampling yaitu tehnik

     penetapan sampel dengan cara memilih sampel yang dikehendaki oleh

     peneliti. Jumlah sampel yang dipakai peneliti menggunakan sampel

    minimal dengan rumus (Nursalam, 2008) :

    28

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    29/56

      29

     N

    n =

    1 + N (d)2

    n = Jumlah sampel

     N = Jumlah populasi

    d = Tingkat kesalahan (0,05)

    Adapun jumlah sampel yang akan digunakan peneliti di Rumah

    Sakit Islam Kendal adalah :

    170

    n = 1 + 170 (0,05)2

    170n =

    1+ 170(0,0025) 

    170

    n =1,425

    n = 119,2 

    Jumlah sampel dibulatkan menjadi 119 pasien. 

    Kemudian dihitung jumlah sampel yang diambil dari ruang

     perawatan kelas I, II dan III di Rumah Sakit Islam Kendal, yaitu kelas

    I Ruang Roudhoh dan Ruang Usman, Ruang Hamzah (kelas II), Ruang

    Ali-Fatimah dan Ruang Khatijah (kelas III). Prosentase sampel untuk

    masing- masing kelas adalah :

    Bangsal Persentase Sampel

    Kelas I 23 / 81 x 100% = 28.40 % 33

    Kelas II 16 / 81 x 100% = 19.75 % 25

    Kelas III 42 / 81 x 100% = 51.85% 61

    Jumlah 119

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    30/56

      30

    Adapun kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

    a.  Kriteria inklusi dalam penelitian ini :

    1) 

    Pasien yang dirawat di Rumah Sakit Islam Kendal sudah

    dirawat 3 hari atau lebih

    2)  Pasien mampu membaca dan menulis

    3)  Pasien dengan usia diatas 17 tahun

    4)  Pasien yang besedia dijadikan obyek penelitian

    5)  Pasien tidak mengalami gangguan komunikasi

     b. Kriteria eksklusif :

    1) 

    Pasien total care dan intensive care yang menggunakan jasa

    layanan Rumah Sakit Islam Kendal

    2)  Pasien dengan gangguan emosional

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    31/56

      31

    C.  Definisi Operasional

    Tabel 3.1 Definisi operasional

     NO VARIABEL DEFINISI

    OPERASIONAL

    CARA UKUR HASIL

    UKUR

    SKAL

    DAT

    1 Persepsi

     pasien tentanghospitality 

    Pengamatan / pendapat

     pasien terhadap kesesuaiankenyataaan dan harapan

     pasien mengenai hubungan

    yang ramah antara pihak

     pasien dengan pihak rumah

    sakit (dokter, perawat,

     petugas kesehatan) yangmeliputi interaksinya

    dengan lingkungan pelayanan di sekitar rawat

    inap rumah sakit, interaksiinterpersonal  dengan

     petugas kesehatan daninteraksi dengan perawat

    selama mendapatkan

     perawatan di rumah sakit.

    Kuisioner A dengan pertanyaan

     positif ada 19 pertanyaan :

    a.Public hospitality

    :1,2,3,4,5,6,7

    b.Personal hospitality :

    8, 9 ,10 ,

    c.Therapeutic hospitality :11, 12, 13,14,15,16,17,18,19,

    Jawaban kuisioner; selalu : 4,

    Sering : 3, Kadang : 2, Tidak

    Pernah : 1.

    1.Kurang baik

    2.Baik.Data ber

    distribusi

    tidak normal:

    a. < dari

    median

    Kurang baik b. > dari

    median baik

    Ratio

    2 Kepuasan

    Pasien

    Respon subyektif setelah

    membandingkan kinerja

    /hasil yang dirasakan

    dengan harapan klien

    Kuioner B dengan 20 pernyataan

    Jawaban kuisioner : Tidak Puas : 1,

    Kurang Puas : 2, Puas : 3, Sangat

    Puas : 4

    1.Tidak puas

    2.Puas

    Data berdistribusi

    tidak normal:

    a. < dari

    median tidak puas

     b. > dari

    median puas

    Ratio

    D.  Tempat Penelitian

    Penelitian ini berlokasi di Rumah Sakit Islam Kendal.

    E.  Waktu Penelitian

    Waktu pelaksanaan dilaksanakan mulai akhir bulan Februari sampai dengan

     pertengahan Maret 2014.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    32/56

      32

    F.  Etika Penelitian

    Dalam melakukan penelitian ini peneliti perlu mendapatkan rekomendasi

    dari institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada

    Rumah Sakit Islam Kendal tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan

     barulah melakukan penelitian / pengambilan data dengan menekankan masalah

    etika yang meliputi :

    1.  Informed Consent (Persetujuan) 

     Informed Consent, Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang

    akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi disertai judul penelitian dan

    manfaat penelitian. Bila subyek menolak maka peneliti tidak memaksa dan

    tetap menghormati hak-hak subyek. 

    2. 

     Anonimity (Tanpa nama) 

    Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

    responden, tetapi lembar tersebut diberi inisial atau nomor kode dimana kode

    tersebut hanya diketahui oleh peneliti.

    3. 

    Confidentality (Kerahasiaan informasi) Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

    tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

    G.  Alat Pengumpulan Data

    1.  Sumber Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :

    a. 

    Data Pimer diperoleh langsung dari responden (pasien rawat inap dan

    keluarga) yang meliputi persepsi pasien tentang hospitality dan

    kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal dengan

    menggunakan bantuan kuisioner dan yang telah dirancang dan

    sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    33/56

      33

     b.  Data Sekunder diperoleh dengan cara mengutip laporan Rumah Sakit

    Islam Kendal dari bagian rekam medik berupa data jumlah kunjungan

     pasien rawat inap, laporan dan catatan lain yang terdapat di Rumah

    Sakit.

    2.  Cara Pengumpulan data

    Pengumpulan data dilakukan melalui tahap :

    a.  Peneliti mengajukan permohonan surat ijin penelitian kepada

    Fakultas ilmu kesehatan dan keperawatan Universitas

    Muhammadiyah Semarang.

     b. 

    Peneliti mengajukan ijin kepada Direktur RSI Kendal untuk

    mendapatkan ijin penelitian di RSI Kendal

    c.  Setelah mendapatkan ijin, peneliti berkoordinasi dengan kepala

    ruang dan pelaksana tiap unit perawatan untuk pembagian

    instrumen penelitian dan menjelaskan tentang tujuan, manfaat, dan

     proses penelitian.

    d.  Peneliti menyerahkan kuisioner kepada responden dan menjelaskan

    tentang tujuan, manfaat, dan proses penelitian, peran serta

    responden selama penelitian, serta jaminan kerahasiaan calon

    responden.

    e.  Peneliti mempersilahkan responden untuk membaca petunjuk

     penelitian dan menandatangani lembar persetujuan sebagai

     pernyataan keikutsertaan menjadi subjek penelitian.

    f.  Responden diberi waktu untuk mengisi kuisioner dan

    mengklarifikasi pertanyaan yang kurang jelas.

    g. 

    Setelah selesai kuisioner dikumpulkan dan peneliti melakukan

     pengecekan terhadap kelengkapan kuisioner, jika ada yang belum

    terisi peneliti meminta responden untuk melengkapinya dan

    selanjutnya kuisioner dikumpulkan dalam satu berkas.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    34/56

      34

    3.  Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

    kuisioner ganda yang artinya satu instrumen (kuisioner A) digunakan untuk

    menilai persepsi pasien tentang hospitality terdiri dari pertanyaan positif

    (Favorable) 19 pertanyaan, sedangkan pertanyaan yang terkait dengan :

    Public hospitality  no item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

    Personal hospitality  no item 8, 9, 10,

    Therapeutic hospitalit y no item 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19

    Pada kuisioner persepsi pasien tentang hospitality  pertanyaan dengan

     jawaban selalu diberi kode (4), sering diberi kode (3), kadang-kadang diberi

    kode (2), tidak pernah diberi kode (1). Data yang diperoleh kemudian diberi

    kode, untuk keperluan deskriptif dikategorikan menjadi Selalu (SL), Sering

    (SR), Kadang-kadang (KD) dan Tidak Pernah (TP). Selanjutnya

    dikategorikan menjadi 2 bagian persepsi (2) Baik (B), (1) Kurang Baik (KB)

    Kuisioner B digunakan untuk meneliti kepuasan pasien dengan jumlah

    20 pernyataan dengan jawaban sangat puas diberi kode (4), puas diberi kode

    (3), tidak puas diberi kode (2), sangat tidak puas (1). Data kepuasan pasien

    yang diperoleh kemudian diberi kode berdasarkan tingkat kepuasan pasien

    tentang hospitality yang diterima, untuk kepentingan deskriptif

    dikategorikan menjadi (2) puas (P), (1) tidak puas (TP).

    4.  Uji Validitas dan Reliabilitas

    a.  Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihannya

    suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid bila mampu mengukur

    apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang

    diteliti secara tepat. Uji validitas penelitian ini dilakukan pada responden

     berjumlah 30 responden, untuk mengetahui hasil validitas instrumen,

    dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor masing-masing

    variabel dengan skor totalnya, variabel tersebut berkorelasi secara

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    35/56

      35

    signifikan dengan skor totalnya. Uji validitas dilaksanakan di Rumah

    Sakit Islam Kendal pada tanggal 20-25 Februari 2014 dengan bantuan

    teknik komputerisasi menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan

    tehnik korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment  

    dengan rumus :

    n (XY) –(X) (Y)

    r hitung = —————————————————————

      )()()((( 2222 Y Y n X  X n  

    Keterangan :

    r hitung  = Koefisien korelasi

    ∑X = Jumlah skor item

    ∑Y = Jumlah skor total item

    n = Jumlah responden

    Hasil uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden,

    untuk n = 30, r tabel adalah 0,361 dengan tingkat kepercayaan 95%.

    Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil bahwa pada kuesioner A dari 25

     pertanyaan terdapat 6 item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid

    sehingga dibuang, sedangkan pada kuisioner B dengan 20 pernyataan,

    seluruh item pernyataan dinyatakan valid.

     b.  Reliabilitas

    Reliabilitas yaitu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

    dapat dipercaya atau dapat dihandalkan (Arikunto, 2002). Jadi uji

    reliabilitas yaitu suatu tes terhadap suatu alat ukur sehingga dapat

    dipercaya untuk mengukur suatu gejala. Dalam penelitian ini penulis

    menggunakan tehnik statistik yaitu dengan menggunakan rumus cronbach

    alfa.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    36/56

      36

    Rumus cronbach alfa adalah sebagai berikut:

    1

    1

    11 2

    2

     xk 

    k   

       

    keterangan:

        : Koefisien alfa atau koefisien reliabilitas instrumen

    k : Jumlah item

    12S    : Jumlah varian skor total

    12S    : Varian responden untuk item ke-1

    Dasar pengambilan keputusan :

    Jika r alpha positif dan r alpha>r tabel maka butir atau variabel

    tersebut reliable, dan dikatakan tidak reliabel jika r alpha positif dan r alpha <

    r tabel, jika r alpha > r tabel tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel

    tersebut akan tetap reliabel. Uji reliabilitas  dilakukan dengan teknik

    komputerisasi dengan menggunakan SPSS versi 16.0, kuesioner yang

    diberikan pada 30 responden diperoleh nilai alpha cronbrach’s 0.741 untuk

    kuisioner A dan 0,751 untuk kuisioner B sehingga menunjukkan bahwa

    kuisioner yang diberikan reliabel.

    I.  Teknik Pengolahan dan Analisis Data

    1.  Teknik pengolahan data

    Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik

    kuesioner pada responden yang diteliti. Setelah data-data terkumpul,

    langkah selanjutnya adalah mengolah data dan analisa data (Wasis, 2008).

    Kegiatan dalam pengolahan data :

    a. 

     Editing ( Penyuntingan )

    Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau

    kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,

    relevan dan konsisten dengan tujuan yang diharapkan

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    37/56

      37

     b.  Coding  (pengkodean)

    Merupakan usaha memberi kode-kode tertentu pada jawaban

    responden. Berdasarkan kuesioner yang telah tersusun peneliti

    memberi kode. Pada kuisioner A digunakan untuk meneliti persepsi

     pasien tentang hospitality,  pertanyaan dengan jawaban selalu diberi

    kode (4), sering diberi kode (3), kadang-kadang diberi kode (2), tidak

     pernah diberi kode (1). Data yang diperoleh kemudian diberi kode,

    untuk keperluan deskriptif dikategorikan menjadi Selalu (SL), Sering

    (SR), Kadang-kadang (KD) dan Tidak Pernah (TP). Selanjutnya

    dikategorikan menjadi 2 bagian (2) Baik (B), (1) Kurang Baik (KB) .

    Kuisioner B digunakan untuk meneliti kepuasan pasien dengan jumlah

    20 pertanyaan dengan jawaban sangat puas diberi kode (4), puas diberi

    kode (3), tidak puas diberi kode (2), sangat tidak puas (1). Data

    kepuasan pasien yang diperoleh kemudian diberi kode berdasarkan

    tingkat kepuasan pasien tentang hospitality yang diterima, untuk

    kepentingan deskriptif dikategorikan menjadi (2) puas (P), (1) tidak

     puas (TP).

    c.  Skoring (penilaian )

    Peneliti memberi nilai pada data sesuai dengan skor yang telah

    ditentukan berdasar kuesioner yang tersusun agar dapat diolah.

    Kuisioner A (1) Kurang Baik, (2) kuisioner B (1) Tidak Puas, (2) Puas

    Dari hasil penilaian di kategorikan : data distribusi tidak normal :

    sehingga bila skor < dari median tidak puas , ≥ dari median puas.

    d. 

    Tabulasi

    Peneliti memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai

    kriteria yang telah ditentukan agar memudahkan penyusunan data.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    38/56

      38

    e.  Data entry (memasukkan data)

    Memproses data dilakukan dengan cara memasukkan data dari

    kuesioner ke dalam paket program komputer. Dalam penelitian ini

     proses pengolahan data akan menggunakan program komputer SPSS.

    2.  Analisis Data

    a.  Analisis univariat

    Analisa yang digunakan dalam penelitian ini dengan

    menggunakan analisa pada setiap variable bebas yaitu persepsi

     pasien tentang hospitality  maupun terikat yaitu kepuasan dalam

     bentuk tabel distribusi frekuensi. Rumus yang digunakan untuk

    mengetahui prosentase dari masing-masing variable adalah :

    P = f x 100 %

    n

     p = prosentase (%)

    f = jumlah jawaban

    n = jumlah svore maksimal

     b.  Analisis bivariat

    Analisa data secara bivariat adalah analisa yang dilakukan

    terhadap lebih dua variabel yang bertujuan mencari kemaknaa

    hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat untuk masing-

    masing data variable dengan cross tab  (tabulasi silang). Analisis

     bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara persepsi

     pasien tentang hospitality dengan kepuasan pasien.

    Sebelum dilakukan analisis bivariat kedua variabel diuji

    kenormalan data dengan bantuan SPSS menggunakan kolmogorov

    smirnov  untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak.,

    hasil uji kenormalan didapatkan p_value = 0,00 sehingga p < 0,05

    menunjukkan distribusi data tidak normal sehingga analisis data

    menggunakan uji korelasi  Rank Spearman. 

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    39/56

      39

    Pengambilan keputusan, jika p-value < α (0,05) maka

    keputusannya signifikan. Menurut Calton dalam Sutanto (2001),

    kekuatan hubungan dua variable secara kualitatif dapat dibagi

    menjadi 4 area, yaitu: bila r (koifisien korelasi) = 0,00-0,25 tidak

    ada hubungan lemah, r = 0,26-0,50 maka keputusannya mempunyai

    hubungan sedang, r = 0,51-0,75 hubungan kuat, r = 0,76-1,00

    hubungan sangat kuat atau sempurna.

    J.  Keabsahan data

    Untuk menjamin keabsahan dari penelitian yang akan di lakukan, peneliti

    membuat pernyataan bebas plagiarisme. Kemudian hasil penelitian dari tanggal

    tempat penelitiaan, responden, instrumen, hasil analisis dilampirkan.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    40/56

      40

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1.  Gambaran Umum

    a.  Tempat Penelitian

    Rumah Sakit Islam Kendal adalah salah satu rumah sakit swasta yang

    didirikan pada tanggal 15 Januari tahun 1996. Rumah Sakit Islam MuhammadiyahKendal berlokasi di Jl Ar Rahmah No. 17, desa Ngasinan Kecamatan Weleri

    Kabupaten Kendal yang memiliki luas tanah dan bangunan 26.769 m², posisinya

    yang strategis dan jauh dari keramaian kota memberikan nilai ketenangan

    tersendiri dan sangat mendukung dalam proses penyembuhan klien. Rumah Sakit

    Islam Kendal merupakan Rumah Sakit kelas C yang telah lulus Akreditasi 5

     bidang pelayanan dan ISO 9001 : 2008, mempunyai visi “Menjadi Pusat

    Rujukan Pelayanan Kesehatan Yang Terkemuka Di Jalur Pantura Jawa Tengah

    Dengan Pelayanan Prima, Profesional Dan Islami Pada Tahun 2015 ”dengan visi baru menjadi Rumah Sakit Tipe B pada tahun 2020.

    Rumah Sakit Islam Kendal merupakan rumah sakit non pendidikan dengan

    kapasitas tempat tidur sejumlah 120, terdiri dari ruang kelas utama Roudhoh 14

    tempat tidur, kelas satu Usman 9 tempat tidur, kelas 2 Hamzah 16 tempat tidur,

    Lukman 12 tempat tidur, ICU 5 tempat tidur, Khadhijah 10 tempat tidur dan kelas

    tiga Ali Fatimah 32, serta kelas perawatan yang baru yaitu kelas 2 Umar dengan

    22 tempat tidur.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    41/56

      41

     b.  Sampel Penelitian

    Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap yang telah menjalani

     perawatan minimal selama 3 hari berjumlah 119 responden dan yang termasuk

    dalam kriteria inklusi.

    2.  Analisis Univariat

    a.  Karakteristik Responden

    1)  Jenis Kelamin 

    Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di ruang

    rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal digambarkan sebagai berikut :

    Tabel 4.1. Distribusi frekuensi responden menurut Jenis Kelamin diRuang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal pada Bulan

    Maret Tahun 2014 dengan n = 119

    T

    T

    Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 119 responden didapatkan

    sebagian besar jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 77responden (64,7 %).

    2)  Umur

    Karakteristik responden berdasarkan umur di ruang rawat inap

    Rumah Sakit Islam Kendal, dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai

     berikut:

    Tabel 4.2. Distribusi frekuensi responden menurut umur di Ruang

    rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal Bulan MaretTahun 2014 dengan n = 119

    Variabel Mean/

    Median

    Standar

    Deviasi

    Minimal/

    Maksimal

    95% CI

    Umur 41,13

    36

    14,869 18

    80

    65

    Jenis Kelamin Frekuensi ( f ) Persentase (%)

    Laki-laki

    Perempuan

    42

    77

    35,3

    64,7

    Total 119 100,0

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    42/56

      42

    Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 119 responden didapatkan

    rata-rata umur adalah 41,13 tahun dengan umur median adalah 36

    tahun, nilai standar deviasi 14,869, umur minimal responden adalah

    tahun 18 tahun sedangkan umur maksimal respoden 80 tahun, dan

     jumlah persensil (95%) terdapat umur 65 tahun yang berada pada dan

    dibawah 80 tahun.

    3)  Pendidikan

    Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Ruang rawat

    inap Rumah Sakit Islam Kendal , dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai

     berikut :

    Tabel 4.3. Distribusi frekuensi responden menurut Pendidikan di

    Ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal BulanMaret Tahun 2014 dengan n = 119

    Pendidikan Frekuensi ( f ) Persentase (%)

    SD

    SMP

    SMA

    SARJANA

    31

    25

    49

    14

    26,1

    21,0

    41,2

    ,11,8

    Total 119 100,0

    Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 119 responden didapatkan

    sebagian besar pendidikannya adalah SMA sebanyak 49 responden

    (41,2 %).

     b.  Persepsi Pasien tentang Hospitality Hasil analisis berdasarkan persepsi pasien tentang hospitality di

    ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal, dapat dilihat pada tabel 4.4sebagai berikut :

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    43/56

      43

    Tabel 4.4. Distribusi frekuensi responden menurut persepsi pasien tentang

    hospitality di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal Bulan

    Maret Tahun 2014 dengan n = 119

    Kurang

     baik

    BaikTotal

    Persepsi Pasien tentang Hospitality 

    f % f % f %

    Public hospitality  58 48.7 61 51,3 119 100,0

    Personal hospitality  65 54.6 54 45.4 119 100,0

    Therapeutik hospitality  59 49.6 60 50.4 119 100,0

    Total persepsi pasiententang hospitality

    55 46.2 64 53.8 119 100,0

    Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 119 responden didapatkan

    sebagian besar persepsi pasien tentang hospitality adalah baik sebanyak 64

    responden (53,8 %).

    c.  Kepuasan

    Hasil Analisis berdasarkan kepuasan di ruang rawat inap RumahSakit Islam Kendal, dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :

    Tabel 4.5. Distribusi frekuensi responden menurut kepuasan di ruang rawat inap

    Rumah Sakit Islam Kendal Bulan Maret Tahun 2014 dengan n = 119

    Tidak puas Puas

    TotalKepuasan

    f % f % f %

    Public hospitality  31 26,1 88 73,9 119 100,0

    Personal hospitality  32 26,9 87 73,1 119 100,0

    Therapeutik hospitality  10 8,4 109 91,6 119 100,0Total kepuasan  31 26,1 88 73,9 119 100,0

    Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 119 responden didapatkan

    sebagian besar kepuasan adalah puas sebanyak 88 responden (73,9%) dan

    yang tidak puas 31 responden (26,1 %).

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    44/56

      44

    3.  Analisis Bivariat

    Hasil analisis hubungan antara persepsi pasien tentang hospitality

    dengan kepuasan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal, dapat dilihat

     pada tabel 4.6 sebagai berikut :

    Tabel 4.6 Tabel silang hubungan persepsi pasien tentang hospitality 

    dengan kepuasan di ruang rawat inap Rumah Sakit Kendal

    Bulan Maret Tahun 2014 dengan n = 119

    Kepuasan

    Tidak Puas Puas

    TotalPersepsi Pasiententang

     Hospitality f % f % f %

     Rspearman’

    s

    Kurang Baik 24 43,6 31 56,4 55 100,0

    Baik 7 10,6 57 89,1 64 100,0

    Total 31 26,1 88 73,9 119 100,0

    0,578

    Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 119 responden didapatkan 55

    responden dengan persepsi pasien tentang hospitality  kurang baik yang

    kepuasannya puas sebanyak 31 responden (56,4%), yang kepuasannya tidak

     puas sebanyak 24 responden (43,6%) responden. Sedangkan dari 64

    responden dengan persepsi tentang hospitality  baik yang kepuasannya puas

    sebanyak 57 responden (89,1%) dan yang kepuasannya tidak puas sebanyak 7

    responden ((10,9%)).

    Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan antara persepsi pasien tentang

    hospitality terhadap kepuasan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal, dengan

     p-value = 0,00 sehingga p < 0,05 keputusan Ho ditolak atau terdapat hubungan yang

     bermakna, nilai  Spearman rho =0,578, menunjukkan kekuatan hubungan sedang

    dengan arah positif yang artinya semakin besar persepsi pasien tentang hospitality 

    maka kepuasan pasien semakin meningkat.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    45/56

      45

    B. Pembahasan

    1.  Analisis Univariat

    a. 

    Karakteristik Responden

    1)  Jenis Kelamin

    Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Kendal

    menunjukkan bahwa sebagian besar responden jenis kelamin adalah

     perempuan.

    Menurut Dagun dalam Yulita Zanaria (2007), perempuan dan laki-laki

    mempunyai perbedaan secara psikologis dimana perempuan lebih

    emosional daripada laki-laki karena perempuan lebih mudah tersinggung,

    mudah terpengaruh, sangat peka, menonjolkan perasaan, dan mudah

    meluapkan perasaan. Sementara laki-laki tidak emosional, sangat objektif,

    tidak mudah terpengaruh, mudah memisahkan antara pikiran dan perasaan

    sehingga terkadang kurang peka dan mampu memendam perasaannya.

    Jenis kelamin dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan,

    dengan responden yang sebagian besar adalah perempuan, disini dapat

    diartikan potensi dalam pengambilan persepsi terhadap hospitality  yang

    terdiri atas  public hospitality,  personal hospitality  dan therapeutic

    hospitality  sedikit banyak akan dipengaruhi oleh faktor emosional yang

    terdapat pada sifat seorang perempuan. Seorang perempuan akan mudah

    terpengaruh dengan keadaan internal maupun eksternal yang sedang

    dihadapinya. Seorang perempuan sangat peka terhadap stimulus saat

    sekarang dan akan mudah membandingkan-bandingkan dengan situasi yang

    lain. Seorang perempuan akan lebih menonjolkan perasaan dan akan sangat

    mudah untuk meluapkan perasaannya tersebut dibandingkan laki-laki.

    Sehingga dalam penelitian persepsi pasien tetang hospitality  terhadap

    kepuasan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal akan didapatkan

    hasil secara natural.

    2)  Umur

    Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Kendal

    menunjukkan bahwa rata-rata umur responden adalah 41,13 tahun.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    46/56

      46

    Menurut Nursalam (2010), umur adalah usia individu yang terhitung

    mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup umur

    tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

     berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa

    akan lebih percaya dari pada orang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal

    ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa.

    Umur responden dalam penelitian ini rata-rata adalah 41,13 tahun yeng

    tergolong dalam katagori orang dewasa. Semakin cukup umur seseorang

    akan semakin dewasa dan matang dalam berfikir. Kepercayaan masyarakat

    akan lebih tinggi melihat kedewasaan seseorang yang didasarkan atas

     pengalaman seseorang tersebut. Sehingga dengan umur responden yang

    tergolong dewasa ini untuk pengambilan keputusan dalam menentukan

     persepsi pasien tetang hospitality  yang terdiri atas  public hospitality,

     personal hospitality dan therapeutic hospitality terhadap kepuasan di ruang

    rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal dalam penelitian ini bisa dipercaya

    dan dipertanggungjwabkan.

    3)  Pendidikan

    Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Kendal

    menunjukkan bahwa sebagian besar responden pendidikan adalah SMA.

    Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    tingkat pengetahuan adalah pendidikan, umur, pengalaman, status sosial,

    ekonomi, budaya dan kondisi kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

    seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya,

    Pendidikan responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah

    SMA. Dengan demikian para responden di ruang rawat inap Rumah SakitIslam Kendal tergolong berpendidikan menengah. Tingkat pengetahuan

    sangat dipengaruhi oleh pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang

    akan semakin tinggi pula pengetahuannya. Dengan pendidikan menengah

    sebagian besar responden di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal

    ini, hasil penelitian sedikit banyak akan mengarah ke kecenderungan

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    47/56

      47

     berimbang terhadap persepsi pasien tetang hospitality  yang terdiri atas

     public hospitality, personal hospitality dan therapeutic hospitality terhadap

    kepuasan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal.

    4)  Persepsi Tentang Hospitality

    Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Kendal

    menunjukkan bahwa sebagian besar persepsi responden tentang hospitality 

    adalah baik sebanyak 64 responden (53,8%), sedangkan data terkecil

     persepsi responden tentang hospitality adalah kurang baik sebanyak 55

    responden (46,2%).

    Persepsi merupakan penafsiran realitas dan masing-masing orang

    memandang realitas dari sudut perspektif yang  berbeda Notoatmodjo

    (1993) dalam Muhlasin (2004). Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik

    atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan

    mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.

    Secara garis besar persepsi pasien terhadap hospitality  yang kurang

     baik dalam penelitian ini terbesar terdapat pada persoalan  personal

    hospitalit y sebesar 54,6% responden, dikarenakan kurangnya waktu yangdisediakan oleh dokter untuk konsultasi tentang masalah kesehatan yang

    dialami, kemudian therapeutic hospitalit y 49,6% responden yaitu

    dikarenakan pelayanan perawat yang kurang dapat membantu pasien dalam

    kegiatan spiritual dan kurang dalam memperkenalkan diri saat pertama

     bertemu dalam perawatan.

    Persepsi pasien terhadap hospitality  kurang baik dalam penelitian ini

    yang berikutnya adalah terdapat pada persoalan  public hospitality  54.6%

    responden, hal ini dikarenakan ruang tunggu yang tersedia dirasakan kurang

    nyaman dan kurang tersedianya tempat cuci tangan di ruang rawat inap.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thaha D, (2013) di RS

    Universitas Hasanudin 35 % responden memiliki persepsi kurang baik

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    48/56

      48

    terhadap therapeutic hospitality  dikarenakan pelayanan mengenai

    kebutuhan khusus dan waktu khusus yang diluangkan perawat kepada

    responden kurang memuaskan, persepsi yang kurang baik terhadap  public

    hospitality sebesar 44% dan 34% responden memiliki persepsi kurang baik

    terhadap  personal hospitality  yaitu dikarenakan kehadiran dokter

     penanggung jawab pasien sangat kurang sehingga komunikasi dengan

    keluarga dirasakan kurang, hal ini menunjukkan adanya persamaan persepsi

    yang kurang baik dalam pelayanan yang diberikan dalam  public 

    hospitality, therapeutic dan personal hospitality di Rumah Sakit sehingga

     persoalan hospitality  ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari pihak

    rumah sakit.

    5)  Kepuasan

    Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Kendal

    menunjukkan bahwa sebagian besar kepuasan adalah puas sebanyak 88

    responden (73,9%), sedangkan yang terkecil kepuasan adalah tidak puas

    sebanyak 31 responden (26,1%).

    Secara garis besar kepuasan pasien terhadap hospitality  adalah puas

    dan ketidakpuasan dalam penelitian ini yang terbesar terdapat pada

     persoalan  personal hospitalit y (26,9%) responden diantaranya karena

    kurangnya kemudahan memperoleh informasi tentang penyakit dan

     pengobatan yang diberikan, kurangnya ketersediaan waktu untuk konsultasi

    tentang masalah kesehatan yang dialami dengan dokter. Selanjutnya

    kepuasan terhadap hospitality tidak puas dalam penelitian ini terdapat pada

     persoalan  public hospitalit y (26,1%) dikarenakan kurangnya kebersihan

    kamar mandi dan ketersediaan ruang tunggu di ruang rawat inap. Hasil

     penelitian Yunevy, (2011) mengemukakan bahwa unsur kejelasan dan

    kemudahan petugas meliputi dokter dalam memberikan informasi yang

     jelas dan mudah dimengerti termasuk penjelasan mengenai informasi obat,

    kecepatan tanggap merespon kondisi pasien, dan kenyamanan lingkungan

    fisik yang meliputi ruang tunggu yang bersih dan nyaman, toilet yang

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    49/56

      49

     bersih merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan

     pelanggan atas suatu jasa.

    Kepuasan adalah perbandingan antara apakah yang diterima atau

    dirasakan ( perceived performance) sama atau melebihi apa yang diharapkan

    (expected   performance), loyalitas terjadi bila pasien sangat puas atau apa

    yang diterima lebih besar dari harapan (Supriyanto dan Ernawaty, 2010).

    Ketidakpuasan dalam penelitian ini terhadap hospitality  yang terdiri

    atas  public hospitality,  personal hospitality  dan therapeutic hospitality  di

    ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal, hal ini dapat terjadi karena

    kepuasan didukung pula oleh beberapa faktor lain yang mempengaruhi

    kepuasan diantaranya biaya, lokasi, fasilitas yang dimiliki, suasana dll.

    2.  Analisis Bivariat

    Hubungan antara persepsi pasien tentang hospitality terhadap kepuasan

    di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal

    Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan

    (bermakna) antara persepsi pasien tentang hospitality  terhadap kepuasan di

    ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal (r spearman = 0,578).

    Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010), persepsi adalah suatu

     proses ketika seseorang memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan

    suatu stimulus (paparan atau rangsangan) menjadi satu gambaran yang

     berarti dan konsisten dengan apa yang telah menjadi cara berpikirnya.

    Persepsi dapat didefinisikan seperti bagaimana kita melihat dunia

    mengelilingi kita. Dua orang yang mendapatkan paparan sama, bisa

    memiliki persepsi berbeda.

     Hospitality  adalah suatu cara untuk memberikan apa yang tamu

     butuhkan sebagai fokus utama dalam hubungan antara tuan rumah dan tamu.

    Karakter hubungan tuan rumah dari tamu adalah adanya keramahtamahan

    yang dimulai oleh tuan rumah kepada tamunya dan kemudian dibalas oleh

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    50/56

      50

    tamu. Keramah-tamahan itu termasuklah cara penyambutan dan kondisi

    lingkungan sekitar (Lashley dan Morrison, 2000).

    Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang

    merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang

    dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang Philip kotler dalam

    Wijono (2008).

    Adanya hubungan persepsi pasien tentang hospitality yang terdiri atas

     public hospitality,  personal hospitality  dan therapeutic hospitality  terhadap

    kepuasan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Kendal diperkuat dengan

    hasil uji yang menunjukkan tabulasi silang yang sesuai dengan teori persepsi

    tentang hospitality  terhadap kepuasan yaitu dengan persepsi pasien kurang

     baik akan mengarah ke persepsi negatif atau tidak puas sedangkan persepsi

     pasien baik akan cenderung mengarah kepuasan adalah puas.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lita (2007) dalam Ekayanti E

    (2013), yang mengatakan bahwa contact personnel mempunyai pengaruh

    terhadap image, karena personel dalam artian dokter, perawat maupun

     petugas/staf merupakan orang yang terlibat langsung dalam proses pemberian pelayanan kepada pasien. Dalam hal ini, dokter dan perawat akan

    dipersepsikan baik ataupun tidak baik oleh pasien maupun keluarga pasien

    dikarenakan interaksi yang dilakukan oleh dokter dan perawat tersebut

     berlangsung setiap harinya.

    Hasil penelitian ini menunjukkan persepsi pasien tentang hospitality 

    sebagian besar adalah baik dan variabel kepuasan pasien lebih banyak

    menyatakan puas namun masih ada sebagian pasien yang menunjukkan tidak

     puas. Berdasarkan hal tersebut RS Islam Kendal harus lebih meningkatkan

     pencapaian kepuasan layanan kepada pelanggan diantaranya dengan

     peningkatan kemampuan hospitality  terutama kepada petugas kesehatan di

    rumah sakit baik melalui pelatihan, ataupun penyediaan prasarana yang

    menunjang hospitality. 

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    51/56

      51

    C. Keterbatasan Penelitian

    Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,namun demikian masih memiliki keterbatasan diantaranya yaitu; penelitian tidak

    dilakukan pada seluruh ruang perawatan rawat inap hanya disesuaikan dengan kriteria

    inklusi sehingga hasil penelitian kurang mewakili hasil keseluruhan serta belum

    ditemukannya intrumen penelitian yang baku sehingga perlu pengembangan yang lebih

    luas lagi agar cakupan penelitian yang diperoleh lebih baik.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    52/56

    52 

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A.  Kesimpulan 

    Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka kesimpulan yang

    dapat diambil adalah sebagai beikut :

    1.  Persepsi pasien tentang hospitality di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal

    sebagian besar baik sebanyak 53,8%.

    2.  Kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal sebagian besar

     puas 73,9 % dan 26,1% menunjukkan tidak puas.

    3.  Ada hubungan antara persepsi pasien tentang hospitality terhadap kepuasan di Ruang

    Rawat Inap Rumah Sakit Islam Kendal (r spearman’s = 0,578) yang menunjukkan

    arah positif sehingga semakin besar persepsi pasien tentang hospitality  maka

    kepuasan pasien akan meningkat pula.

    B. Saran

    1.  Bagi Profesi Keperawatan

    Bidang keperawatan hendaknya memberi pembekalan dan kemampuan

    kepada perawat mengenai hospitality  in nursing  sehingga pada saat bertugas di

     pelayanan dapat menerapkan hospitality dengan baik terutama dalam penerapan

    therapeutik hospitality  yaitu meningkatkan peran perawat dalam penyambutan dan

    kegiatan spiritual pasien sehingga menurunkan rasa terpisah selama mendapat

     perawatan yang dirasakan oleh pasien .

    2. 

    Bagi Rumah Sakit

    Lebih memperhatikan dan meningkatkan keramahtamahan dan kepuasan

     pasien dimulai dari penyambutan saat pertama pasien datang ke rumah sakit oleh

     petugas seperti; perlunya memperkenalkan diri dengan baik, dokter harus

    memberikan penjelasan dan informasi secara jelas serta lebih menyediakan waktu

    untuk konsultasi dengan pasien, dan perawat / petugas harus lebih bersikap ramah

    dan perhatian terhadap kebutuhan pasien. Rumah Sakit lebih dapat meningkatkan

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    53/56

    53 

    kemampuan keramahtamahan petugas melalui pelatihan excellent service  ataupun

    hospitality secara berkesinambungan kepada seluruh petugas.

    Peningkatan penyediaan lingkungan fisik yang nyaman terutama

    ketersediaan ruang tunggu dan toilet rawat inap yang bersih dan nyaman.

    3.  Bagi peneliti lain

    a.  Lebih spesifik dalam menentukan responden, jumlah dan metode penelitian,

    sehingga penelitian bisa lebih signifikan.

     b.  Variabel independent hendaknya lebih diperluas dengan variabel lain yang

    dimungkinkan mempengaruhi persepsi pasien tentang hospitality  terhadap

    kepuasan, misalnya biaya, image, sikap atau perilaku, lokasi rumah sakit, fasilitas

    yang dimiliki RS, suasana dll.

    4.  Bagi Masyarakat

    Adanya masukan dan saran yang diberikan kepada rumah sakit sangat

    dibutuhkan untuk mendorong pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan

    yang diberikan, masyarakat harus lebih bijaksana dalam memberikan masukan agar

    rumah sakit dapat mengetahui secara rinci hal-hal yang perlu diperbaiki dalam

     pelayanan.

  • 8/17/2019 Hospitality RSI KENDAL

    54/56

    54 

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta : Rineka

    Cipta.

    Brotherton, B. (1999). Towards a definitive view of the nature of hospitality andhospitality management.  International Journal of Contemporary Hospitality

     Management , 11(4), 165-173.

    Dahlan, M.S.(2009). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam PenelitianKedokteran dan Kesehatan, Edisi 3.Jakarta: Salemba Medika.

    Ditjen Bina Pelayanan Medik, (2010).  Indikator Mutu Pelayanan RumahSakit.Jakarta.

    Echols, Jhons. M. dan Hassan Shadily. (1975). Kamus Indonesia-Inggris, Jakarta :

    PT. Gramedia.

    Fatikhah. (2010). Tingkat kepuasan klien terhadap komunikasi terapeutik di RS IslamKendal.Tidak diplubikasikan.

    Febrianti, W. (2002).  Mutu Pelayanan Kesehatan di RS dan Kepuasan Pasien,.http/bidan.blogspot.com diunduh 20 Desember 2013.

    Muchlasin. (2004).  Analisis pengaruh kompetensi interpersonal perawat terhadap

     persepsi kepuasan pasien di rawat inap di Rumah Sakit Umum Batang.

    http://eprints.undip.ac.id/14668/1/2004MIKM2950.pdf

    Moenir, Drs, H.A.S. ( 2006). “  Manajemen Pelayanan