Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

7
www.infoakuakultur.com Edisi No. 53/Tahun V/Juni 2019 ISSN : 2477-1147 Harga Rp. 25.000 WhatsApp Markeng Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

Transcript of Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

Page 1: Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

www.infoakuakultur.comEdisi No. 53/Tahun V/Juni 2019

ISSN : 2477-1147

Harga Rp. 25.000 WhatsApp Marketing

Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

Page 2: Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

Bright Science meansoptimal performance

HEALTH • NUTRITION • MATERIALS

PT. DSM Nutritional Products Manufacturing Indonesia18 Office Park, Tower A, 3rd Fl Unit J, Jl. TB Simatupang Kav 18Jakarta - Indonesia Follow us on twitter @DSMFeedTweet

DSM Animal Nutrition and Health merupakan salah satu penyediaenzim terkemuka di dunia untuk industri pakan global. Kamimenawarkan berbagai jenis enzim untuk pakan yang dikembangkandengan tujuan meningkatkan nilai gizi bahan pakan, mengurangidampak pada lingkungan dan mengoptimalkan biaya pakan.

Pelajari lebih lanjut di www.dsm.com/aquaculture atau hubungi AndaPerwakilan DSM hari ini.

DSM Aquaculture ad new pics_Layout 1 26/10/2015 10:24 Page 1

Page 3: Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

www.infoakuakultur.comEdisi No. 53/Tahun V/Juni 2019

ISSN : 2477-1147

Harga Rp. 25.000 WhatsApp Marketing

Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

3Info Akuakultur| Edisi No. 53/Tahun V/Juni 2019

Daftar Isi

COVER : DESAIN : EKO INDRIYANTO

FOTO : BOBBY INDRA GUNAWAN

KolomAkuakultur Organikantara Tantangan dan Harapan ...41

TokohIr. Sarwana Loyalitas Tanpa Batas ...................44

OrganisasiAP5I Launching Udang Beku Kualitas Ekspor ke Pasar Lokal .....46

Berita Sekilas ...................................48

InspirasiPantang Patah Arang ...................50

Dari RedaksiRuang Motivasi di Indo Fisheries 2019 Expo & Forum ........4

EditorialMerawat Warisan Budidaya...........6

Surat Pembaca ...................................7

Laporan Utama- Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname? ..........8- Windu Masih Jadi Primadona Langkah Antisipatif Kelangkaan

Ketersediaan Udang Windu ......17

Liputan KhususKurangi Cost Produksi Budidaya Udang Vanamedengan Sistem Synbiotics ...........18

PakanPakan dalam Budidaya Semi Intensif ................................20

17Benih

Tekan Biaya Produksidengan 10 langkah Sistem Tambak Nurseri ............................24

Budidaya- SR Rendah Hantui Zona Kebangkitan Udang Windu di Sulawesi Selatan ....................28- Selayang Pandang Akuakultur di Malaysia ................................31

20

28Peralatan

WebGIS Sistem InformasiPengelolaan Tambak “SIPETAK” ...35

Kesehatan & LingkunganPilih Obat-obatan Tepatuntuk Atasi Virus dan Penyakit ....38

38

Page 4: Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

Kota Pahlawan Surabaya kembali menjadi tuan rumah perhelatan akbar pameran dan forum internasional ke-14 terknologi terkini bidang industri peternakan, kesehatan hewan, pakan ternak, pengolahan susu, alat-alat

kedokteran hewan dan perikanan, yakni Indo Fisheries 2019 Expo & Forum.Acara yang digelar tiga hari dari tanggal 3 sampai 5 Juli di Grand City

Convex ini juga bersamaan dengan Indo Feed, Indo Dairy, Indo Vet dan Indo Fisheries 2019 Expo & Forum.

Ajang tahunan yang diselenggarakan oleh PT Napindo Media Ashatama ini merupakan tempat promosi dan alih teknologi bagi para industri perikanan dan peternakan sekaligus wadah untuk memperkuat kapasitas industri dalam negeri dengan cara membangun kemitraan dengan industri perikanan maupun peternakan asing.

Selain itu diharapkan menjadi platform bagi para professional industri, perikanan, dan pemangku kepentingan untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai tren dan perkembangan terkini dalam dunia perikanan serta untuk membangun jaringan antara pelaku industri perikanan.

Disela-sela kegiatan pameran, Pemimpin Redaksi Majalah Info Akuakultur Ir. Bambang Suharno menggelar seminar motivasi dan peluncuran buku “Menggali Berlian di Kebun Sendiri”. Peluncuran buku diawali dengan sambutan Direksi PT Gallus Indonesia Utama oleh Drh Rakhmat Nuriyanto dan penyerahan buku secara simbolis dari penulis kepada Don P Utoyo sebagai perwakilan pembaca.

Dalam paparannya, Bambang Suharno banyak menyampaikan kisah-kisah nyata inspirasi yang dapat menyadarkan jiwa akan berlian tersebut yang sesungguhnya tersimpan di dalam diri. Ketahuilah bahwa sumber motivasi bisa didapat dari mana saja, seperti halnya dari sebuah benda mati, seperti buku. Hanya saja, tringgal bagaimana seseorang dapat menemukan sumber motivasi itu sendiri untuk terus menggali berlian (potensi) dalam diri.

Pada esisi kali ini Majalah Info Akuakultur mengangkat tema seputar budidaya udang vaname dan udang windu yang tetap menjadi primadona, meskipun sedang dalam terpaan berbagai cobaan seperti serangan penyakit.

Tidak hanya itu, artikel-artikel menarik dan bermanfaat lainnya seperti pilah-pilih obat ikan dan udang, faktor lingkungan produksi udang windu, hingga artikel seputar budidaya perikanan di Malaysia.

Selamat Membaca l

Ruang Motivasi di Indo Fisheries 2019 Expo & Forum

Bambang Suharno (tengah) didampingi Rakhmat Nuriyanto (kiri) menyerahkan buku ke Don P. Utoyo

4 Edisi No. 53/Tahun V/Juni 2019 | Info Akuakultur

Dari Redaksi

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Bambang Suharno

Manager: Darmanung Siswantoro

Redaksi : Resti SetiawatiVira Elyansyah

Yonathan RahardjoRochim Armando

Koordinator Liputan :Aditya Permadi

Kontributor :Cocon

Rochim Armando

Artistik/Produksi : Eko Indriyanto

Marketing : Mariyam SavitriRizky Yunandi

Alamat Redaksi : Grand Pasar Minggu

Jl Raya Rawa Bambu No 88APasar Minggu, Jakarta Selatan

Telepon: 021. 782 9689

Redaksiemail :

[email protected] 0877 7829 6375

Marketing email:

[email protected] 0896 5473 3750

Redaksi menerima artikel ilmiah populer dan artikel opini dari luar berikut foto dan ilustrasinya. Redaksi berhak menyunting naskah tanpa mengubah isi. Naskah yang

dimuat akan mendapat imbalan.

facebook.com/infoakuakultur

@infoakuakultur

www.infoakuakultur.com

WhatsApp Marketing

Page 5: Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

35Info Akuakultur| Edisi No. 53/Tahun V/Juni 2019

Menurut penanggung jawab sekaligus pelaksana utama kegiatan riset dan juga

Senior Researcher/Scientist Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Dr. Tarunamulia, ST, MSc, kendala teknis tersebut antara lain berupa syarat rekayasa tambak seperti desain saluran dan layout tambak yang kurang efektif sehingga menyulitkan pengelolaan lahan dan pada akhirnya berpengaruh pada kualitas air.

“Proses bimbingan teknis peningkatan produktivitas lahan budidaya juga masih bersifat parsial dan cenderung tidak terkoordinasi sehingga kelebihan dan kekurangan dari teknologi yang diterapkan juga hanya dapat diketahui oleh kelompok-kelompok petambak tertentu,” Jelas Tarunamulia.

Permasalahan teknis dan non-teknis di dalam suatu kawasan

budidaya seharusnya dapat diketahui dan dipikirkan penyelesaiaannya oleh banyak pihak untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Upaya desain metode penyebarluasan informasi yang murah dan mudah untuk diakses dan dievaluasi oleh pemangku kebijakan seperti Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Tata Ruang, Kemeterian Kelautan dan Perikanan (KKP), pengusaha atau LSM perlu

segera dilakukan agar dapat diperoleh umpan balik (feedbacks) untuk penanganannya.

Pada tahun 2018, tim peneliti sumberdaya daya lahan dan lingkungan budidaya BRPBAP3 Maros mengembangkan Prototipe Teknologi WebGIS yang merupakan pengembangan sistem informasi geografis (SIG atau GIS) yang berbasis internet yang dinamakan Sistem Informasi Pengelolaan Tambak disingkat SIPETAK.

WebGIS Sipetak dapat diakses pada alamat URL http://sipetak.brpbap3maros.com/. Sebagaimana tujuannya prototipe WebGIS ini dimaksudkan untuk memudahkan visualisasi dan interpretasi untuk menjamin efektivitas penetapan kebijakan pengelolaan dan pengembangan budidaya tambak.

Informasi yang ditampilkan adalah karakteristik rinci faktor pembatas

Hasil kegiatan riset mengenai aplikasi informasi

dan analisis geospasial di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan

(BRPBAP3) dalam 10 tahun terakhir menemukan

adanya berbagai kendala teknis pengelolaan tambak

di sentra pengembangan udang di Indonesia.

WebGIS Sistem Informasi Pengelolaan Tambak “SIPETAK”

Dr. Tarunamulia, ST, MSc

Fitur standar pada tampilan utama WebGIS SIPETAK

Peralatan

Page 6: Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

36 Edisi No. 53/Tahun V/Juni 2019 | Info Akuakultur

Peta tematik petakan tambak yang di-overlay dengan peta jalan (road map) (A) dan citra satelit resolusi tinggi (B) dari google map

lingkungan budidaya tambak. Juga dilengkapi dengan informasi turunan sesuai dengan kebutuhan manajemen tambak utamanya untuk mengantisipasi keberadaan faktor pembatas lingkungan. Variabel turunan tersebut antara lain dapat berupa informasi kebutuhan sarana produksi (kapur dan pupuk) termasuk ketersediaannya di kawasan tambak.

Disamping informasi teknis budidaya, juga terdapat informasi kepemilikan tambak yang sangat penting dalam pengelolaan lahan budidaya karena suatu kawasan tambak bukan hanya sekedar gabungan kelompok unit (petakan) budidaya (aspek biofisik lahan), tetapi juga kelompok-kelompok sosial dalam bentuk kelompok-kelompok pelaku utama dan pelaku usaha budidaya yang akan mengelola dan bergantung pada keberhasilan kegiatan tersebut.

Prototipe WebGIS Sipetak terdiri

atas tiga bagian utama yakni halaman publik, halaman admin dan halaman surveyor. Untuk mengakses WebGIS Sipetak dapat langsung dengan memasukan kata kunci “SIPETAK” di penelusuran google. Halaman publik (halaman utama) ini berfungsi untuk menampilkan peta dan informasi non-spasial kepada publik user. Terdapat fitur peta standar sebagaimana webgis lainnya seperti zoom in/out/full screen, ukur jarak, ukur luas, info peta, legenda, dan alamat dan nomor kontak admin utama.

Pada tahap awal tim peneliti telah menguji coba pemanfaatan aplikasi SIPETAK dengan menggunakan data vektor petakan tambak (peta layout tambak) serta data kualitas lingkungan hasil penelitian sebelumnya di Kecamatan Suppa Kabupaten pinrang.

Dari hasil uji coba tersebut diketahui Luas total tambak di Kecamatan Suppa sebesar ± 14.000

ha dan meliputi sekitar 2.700 unit petakan tambak. Luas masing-masing unit petakan tambak berserta pemiliknya dapat langsung diketahui dengan mengklik poligon petakan tambak.

Hasil analisis tersebut tidak jauh berbeda dengan data statistik luas lahan untuk budidaya air payau sebagaimana yang tertuang dalam data resmi pemerintah daerah Kabupaten Pinrang sebesar 1.378,78 ha.

Untuk lokasi yang belum memiliki data vektor petakan maka informasi luas dan panjang pematang atau saluran dapat dihitung memanfaatkan fasilitas “measurement” dengan mengklik sepanjang sisi tambak atau saluran.

Selain informasi petakan tambak, melalui aplikasi interface (Google Maps API), WebGIS ini juga menampilkan peta globe virtual gratis dan online yang didukung oleh citra satelit resolusi tinggi sehingga dapat menunjukkan tipe penggunaan lahan di sekitar tambak yang terdiri dari pemukiman, kebun campuran dan sawah.

Informasi penggunaan lahan disekitar tambak eksisting sangat berguna untuk memprediksi potensi pengembangan termasuk risiko dari dampak yang kemungkinan timbul akibat kegiatan budidaya terhadap penggunaan lahan lainnya.

WebGIS SIPETAK juga menyediakan informasi jaringan saluran tambak dan sungai. Setiap saluran tambak dapat diberikan kode atau nama untuk kebutuhan pengelolaan seperti revitalisasi saluran dan manajemen kualitas air.

Informasi petakan, luas dan karakteristik tambak tersebut setelah dikombinasikan dengan berbagai data attribut pengelolaan lahan tambak menjadi suatu database spasial

Page 7: Genjot Produksi Udang, Pilih Windu atau Vaname?

37Info Akuakultur| Edisi No. 53/Tahun V/Juni 2019

mengenai ketersediaan infrastruktur tambak. Jaringan listrik, jaringan jalan beraspal (utama), jalan tani (farm road), telekomunikasi, Balai Benih Udang (BBU) dan Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT).

Ketersediaan infrastruktur pendukung tersebut dapat memperlacar kegiatan budidaya seperti pengangkutan sarana produksi tambak (SAPROTAM) seperti benih, pupuk, kapur dan pakan serta dapat memperlancar pemasaran hasil panen.

Dari WebGIS SIPETAK ini juga dapat diturunkan informasi penting lain seperti pelaksanaan bimbingan teknis (jenis dan distribusi) dan sistem pengelolaan yang tepat sesuai faktor pembatas lingkungan untuk masing-masing klaster tambak.

Selain secara teknis bermanfaat dalam efisiensi dan efektivitas pengelolaan lahan budidaya tambak, WebGIS SIPETAK ini juga sangat relevan untuk mendukung KKP khususnya Perikanan Budidaya dalam memasuki era revolusi industry 4.0 antara lain dalam hal pemanfaatan untuk mendapatkan informasi ketersediaan benih unggul, pakan, sarana dan prasarana produksi serta.

Kemudian yang tidak kalah menariknya, menurut Tarunamulia, bahwa aplikasi GIS berbasis internet ini memungkinkan partisipasi berbagai stakeholders budidaya seperti penyuluh, pembudidaya, staf dinas perikanan atau LSM untuk mengupdate informasi ke dalam sistem aplikasi melalui fitur “surveyor” tentunya melalui verifikasi administrator utama untuk menjamin validasi data.

“Saat ini WebGIS ini sedang dikembangkan untuk aplikasi evaluasi pelaksanaan Cara Budidaya Ikan yang Lebih Baik (CBIB),”tutur Tarunamulia. l (Ed: Adit)

Model intengrasi data vektor petakan tambak dengan informasi non-spasial (atribut) kepemilikan dan sistem pengelolaan tambak

Model tampilan sebaran data ketersedian saprotam dalam WebGIS SIPETAK

“Kualitas tanah yang ditampilkan lebih khusus pada kualitas tanah dasar tambak, karena karakteristik kimia dan fisik tanah membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berubah, sehingga sangat baik jika dijadikan sebagai variabel kunci kualitas lahan untuk kegiatan budidaya tambak,” pungkas Tarunamulia.

Selain informasi kualitas lingkungan tambak, WebGIS SIPETAK ini juga dapat memberikan informasi

kawasan budidaya tambak hingga skala unit petakan sebagaimana pada.

Informasi pemilik lahan, kualitas lingkungan, kebutuhan sarana produksi (kapur/pupuk) dan status produksi seperti ini sangat bermanfaat untuk pengelolaan tambak secara individu dan jika dikelompokan menjadi kluster tambak menjadi informasi penting pada level pengambil kebijakan yang lebih tinggi.