Formulasi Teknologi Non Solida

20
Formulasi teknologi sediaan liquida dan semisolida RINI AGUSTIN,MSi,Apt

Transcript of Formulasi Teknologi Non Solida

Page 1: Formulasi Teknologi Non Solida

Formulasi teknologi sediaan liquida dan semisolida

RINI AGUSTIN,MSi,Apt

Formulasi teknologi sediaan liquida dan semisolida

RINI AGUSTIN,MSi,Apt

Page 2: Formulasi Teknologi Non Solida

• PENDAHULUAN1. PREFORMULASI

2. RANCANGAN BENTUK SEDIAAN

3. BAHAN PENAMBAH

4. WADAH DAN PENUTUP WADAH

• SEDIAAN CAIR1. LARUTAN

2 .SISTEM DISPERSI,SUSPENSI DAN KOLOIDAL

3. EMULSI

4. AEROSOL

• SEDIAAN SEMISOLID1. SALEP

2. KRIM

3. GEL

4. PASTA

5. MAKROMOLEKUL

Page 3: Formulasi Teknologi Non Solida

REFERENSI

1. Farmakope2. Wells, J.I., Pharmaceutical Preformulation: The

Physicochemical properties of Drog Subtance, John willey & son, New York, 1988

3. Aulton M.E., Pharmaceuics : The Science oc Dosage Form Design, 1988

4. Barry,B.W, Dhermatological Formulation : Percutaneous absorption, 1986

5. Lachman,L., Lieberman H.A, The Theory & Practice of Industrial Pharmacy

6. Remington Pharmaceutical Science,19907. Banker, 1990, Modern Pharmaceutics8. Pharrot, Pharmaceutical Technology9. Swarbrick j., Boylan J.C, Encylopedia of Pharmaceutical

Technology Marcel Inc10. Volgh, Teknologi Farmasi

Page 4: Formulasi Teknologi Non Solida

PENDAHULUAN

Obat Racikan Skala Industri

1. Persyaratan produksi & pengaturan peredaran

2. Jaminan terhadap keamanan & kualitas/mutu obat

Page 5: Formulasi Teknologi Non Solida

Formulasi & Pengembangan

Sediaan farmasi dibuat berdasarkan dosis, sifat bahan berkhasiat, tujuan pengobatan, rute pemberian, usia konsumen.

Sediaan Farmasi

Bahan pembantu (eksipient)

Bahan berkhasiat / bahan obat

Page 6: Formulasi Teknologi Non Solida

Kualitas Obat dipengaruhi oleh :

1. Mutu / kualitas bahan dasar (obat & eksipient)

2. Proses pengolahan (manufacturing process)3. Formulasi yang sesuai4. Wadah untuk penyimpanan obat jadi 5. Suasana lingkungan waktu pengolahan obat6. Suhu dan cara simpan7. Personalia yang terlibat dalam proses

produksi & pengujian

Page 7: Formulasi Teknologi Non Solida

TAHAP PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DLM SKALA INDUSTRI

1. Formulasi Skala Laboratorium

2. Formulasi Skala Kecil (pilot)3. Formulasi Skala Industri

Page 8: Formulasi Teknologi Non Solida

TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN FORMULASI OBAT

1. Studi kepustakaan - Bahan-bahan dasar obat - Kajian pasar

2. Formulasi teoritik Bentuk sediaan ~ keinginan dan

tujuan pengobatan

Perlu diperhatikan : Stabilitas, penampilan sediaan, akseptabilitas, biaya bahan, dan proses.

Page 9: Formulasi Teknologi Non Solida

3. Eksperimen di Laboratorium4. Pewadahan

5. Produksi skala kecil6. Uji klinik / uji Lapangan

7. Uji Penyimpanan8. Pengembangan proses (Skala produksi)9. Rincian proses pengelolaan

Page 10: Formulasi Teknologi Non Solida

Tahap Pengembangan Produk dan Proses

Tahap Pengembangan Peningkatan Skala

1. Formulasi Laboratorium- desain produk- karakterisasi produk- seleksi produk- desain proses

1 X ukuran

2. Formulasi Pilot- optimasi produk- karakterisasi proses- optimasi proses- kualifikasi proses

10 X ukuran

3. Skala Produksi Industri- kualifikasi proses- validasi proses- sertifikat produk

100 X ukuran

4. Revalidasi 100-1000 X ukuran

Page 11: Formulasi Teknologi Non Solida

Semua Tahap Harus Didokumentasikan

Identifikasi Masalah

Optimasi

Page 12: Formulasi Teknologi Non Solida

• Desain formulasi, seleksi, optimasi• Pembuatan formulasi Lab• Uji awal stabilitas dipercepat• Jika stabil, lanjutkan uji non klinik &

uji klinik

Sblm masuk tahap produksi pilot, perlu dilakukan :

Page 13: Formulasi Teknologi Non Solida

PRAFORMULASI(Tahapan awal sebelum melakukan suatu formulasi), yaitu sifat-sifat fisika dan limia yang penting(mendasar) dari molekul obat dan sifat turunan lainnya dari serbuk obat (drug powder)

Karakterisasi obat praformulas secara garis besar:

I. Karakterisasi bulk (ruah/bentuk bahan obat aslinya).

Hal ini terutama untuk sediaan padat, yaitu :

- Kristalinitas dan polimorfisme(keadaan dimana bentuk ruah membentuk kristal lebih dari satu)

- Higroskopisitas (kemampuan ruah menyerap uap air dari udara)

- Karakteristik partikel halus

- Kerapatan bulk

- Sifat-sifat aliran serbuk

Page 14: Formulasi Teknologi Non Solida

II. Analisis kelarutan

- Konstanta ionisasi

- Profil pH kelarutan

- Efek ionisasi

- Efek panas

- Solubilisasi

- Koefisien partisi

- Disolusi

III. Analisis kestabilan

- Formulasi

- Larutan

- Padat : bulk dan kompatibilitas

PRAFORMULASI (lanjutan)

Page 15: Formulasi Teknologi Non Solida

KARAKTERISASI OBAT PRAFORMULASI LEBIH RINCI TERDIRI DARI:

1. Spektroskopi

2. Kelarutan(Solubilisasi)a. Solubilisasi intrinsikb. pka dari data solubilitasc. Garam-garamd. Pelarut

e. Koefisien partikel f. Disolusi

3. Titik leleh a. Titik leleh kapiler b. DSC c. DTA d. Solubilisasi e. Polimorfisme f. Kemurnian kristal

Page 16: Formulasi Teknologi Non Solida

4. Pengembangan pengujian (Assay Development)a. Spektroskopi UVb. TLCc. HPLC

5. Stabilitas obat dan produk obat6.Mikroskopi

a. Morfologi kristalb. Analisis ukuran partikel

7. Sifat-sifat aliran serbuka. Keraptan ruah (bulk density)b. Anilisis ukuran partikel

Page 17: Formulasi Teknologi Non Solida

8.Sifat-sifat kompresi

a. Bahan plastik

b. Bahan fragmentasi

c. Bahan elastik

9.Kompatibilitas eksipien

Karakterisasi obat praformulasi lebih rinci terdiri dari: (lanjutan)

Page 18: Formulasi Teknologi Non Solida

RANCANGAN BENTUK SEDIAAN FARMASI

Sasaran Utama : Mencapai respon thd yang diharapkan dalam suatu bentuk sediaan farmasi yang mampu diproduksi oleh industri dengan kualitas yang andal dan keterberulangan yang tinggi

Page 19: Formulasi Teknologi Non Solida

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian sasaran :

1.Pertimbangan Biofarmasetika

Faktor yang mempengaruhi absorpsi bahan obat dari berbagai rute pemberian

2. Faktor Obat : Sifat Fisika Kimia Obat

-Organoleptik- Ukuran partikel dan luas permukaan- Kelarutan- Disolusi- Koef. Partisi & pKa- Sifat kristal , polimorfisma- Umur produk & kondisi penyimpanan

Page 20: Formulasi Teknologi Non Solida

3. Pertimbangan terapetik

• Keadaan patologiyang ingin diberi obat

• Usia pasien