Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
-
Upload
ahmad-ramadhanu -
Category
Documents
-
view
237 -
download
0
Transcript of Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
1/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Blok Sistem Hematologi dan Limfatik adalah blok kedelapan pada
semester III dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini
dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A Anemia Defisiensi Besi yang
memaparkan kasus mengenai Ny. Ratna, 40 tahun, diantar keluarga ke poliklinik
penyakit dalam dengan keluhan mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan
yang lalu dan bertambah sejak 1 minggu terakhir. Menurut keluarga, nafsu
makan Ny. Ratna berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ny. Ratna hanya
mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia makan, hanya makan nasi
dan sayuran tanpa lauk pauk. Satu bulan yang lalu Ny. Ratna pernah dibawa
berobat ke dokter praktek umum dan dikatakan mengalami kurang darah
sehingga ia diberi vitamin penambah darah. Setelah mengkonsumsi vitamin
penambah darah, nafsu makan Ny. Ratna agak meningkat. Ny. Ratna masih
mengalami menstruasi rutin setiap bulan. Ny Ratna tinggal bersama anaknyayang bekerja sebagai buruh harian lepas.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
2/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Dwi Ris Ariyanto
Moderator : Ahmad Ramadhanu
Sekretaris Meja : Amelia Mahmudah
Sekretaris Papan : Hasnawati
Waktu : Senin, 22 September 2014 (Tutorial Ke-1)
Rabu, 24 September 2014 (Tutorial Ke-2)
Rule Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat.
3. Berbicara yang sopan dan penuh tata karma.
2.2 Skenario Kasus
Ny Ratna, 40 tahun, diantar keluarga ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah sejak
1 minggu terakhir. Menurut keluarga, nafsu makan Ny Ratna berkurang sejak 1bulan terakhir. Ny Ratna hanya mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia
makan, hanya makan nasi dan sayuran tanpa lauk pauk. Satu bulan yang lalu Ny
Ratna pernah dibawa berobat ke dokter praktek umum dan dikatakan mengalami
kurang darah sehingga ia diberi vitamin penambah darah. Setelah mengkonsumsi
vitamin penambah darah, nafsu makan Ny Ratna agak meningkat. Ny Ratna masih
mengalami menstruasi rutin setiap bulan. Ny Ratna tinggal bersama anaknya yang
bekerja sebagai buruh harian lepas.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: tampak pucat, TD 100/60 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit,
suhu 36,8o C, TB 160 cm, BB 50 kg.
Keadaan khusus:
Kepala: konjungtiva pucat, cheilitis (+), atropi papil (+)
Leher: JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks: jantung dan paru normal
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
3/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
3
Abdomen: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: telapak tangan dan kaki pucat, koilonikia (-)
Pemeriksaan laboratorium:
Darah: Hb 8,1 g/dl, RBC 3,800.000/mm3
, leukosit 8000/mm3
, LED 25 mm/jam,
hitung jenis 0/1/20/58/20/1 Ht 30 vol %.
2.3 Seven Jump Steps
2.3.1 Klarifikasi istilah
1. Poliklinik : Tempat pengobatan umum
2.
Pusing : Rasa tidak enak pada kepala
3.
Lelah : tidak bertenaga4.
Kurang daerah : Penurunan jumlah normal eritrosit, banyaknya
hemoglobin (volum sel darah merah dalam
darah)
5.
Vitamin penambah darah : Setiap kelompok substansi organik yang
berfungsi untuk menambah darah
6. Menstruasi : kelainan fisiologi dan siklik berupa pengeluaran
secret yang terdiri dari darah dan jaringan
mukosa dari uterus nongravid melalui vagina
7. Buruh harian lepas : Buruh yang menerima gaji atau upah setiap hari
berdasarkan hari dia masuk kerja
8. Cheilitis : Peradangan pada bibir
9. Atropi papil : Pengecilan sel jaringan dan organ pada tonjolan
yang tersebar pada lidah
10. Konjungtiva : Membran halus yang melapisi kelopak mata dan
mentupi kelopak mata
11. JVP : (Jugularis Vena Pressure) tekanan sistem vena
yang diamati secara tidak langsung
12. Koilonikia : distrofi kuku jari dengan kuku menjadi tipis dan
cekung dengan tepi meninggi
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
4/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
4
2.3.2 Identifikasi Masalah
1.Ny. Ratna, 40 tahun, diantar keluarga ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah
sejak 1 minggu terakhir.2. Menurut keluarga, nafsu makan Ny. Ratna berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ny.
Ratna hanya mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia makan, hanya
makan nasi dan sayuran tanpa lauk pauk.
3. Satu bulan yang lalu Ny. Ratna pernah dibawa berobat ke dokter praktek umum
dan dikatakan mengalami kurang darah sehingga ia diberi vitamin penambah
darah. Setelah mengkonsumsi vitamin penambah darah, nafsu makan Ny. Ratna
agak meningkat.
4.Ny. Ratna masih mengalami menstruasi rutin setiap bulan. Ny Ratna tinggal
bersama anaknya yang bekerja sebagai buruh harian lepas.
5.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: tampak pucat, TD 100/60 mmHg, Nadi 110x/menit, RR
24x/menit, suhu 36,8o C, TB 160 cm, BB 50 kg
Keadaan khusus:
Kepala: konjungtiva pucat, cheilitis (+), atropi papil (+)
Leher: JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks: jantung dan paru normal
Abdomen: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: telapak tangan dan kaki pucat, koilonikia (-)
6. Pemeriksaan laboratorium:
Darah: Hb 8,1 g/dl, RBC 3,800.000/mm3, leukosit 8000/mm3, LED 25
mm/jam, hitung jenis 0/1/20/58/20/1 Ht 30 vol %.
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
5/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
5
2.3.3 Analisis Masalah
1. Ny Ratna, 40 tahun, diantar keluarga ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah
sejak 1 minggu terakhir.a. Bagaimana hubungan umur, jenis kelamin, dan keluhan yang dialami Ny.
Ratna?
Jawab:
Anemia merupakan kelainan yang sering dijumpai pada wanita
dibandingkan pada pria. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau
1500 juta orang menderita anemia dengan sebagian besar tinggal di daerah
tropik. Hal ini terkait dengan menstruasi yang dialami oleh wanita. Selain
menstruasi, kehamilan dan menyusui juga ada kaitannya dengan anemia
defisiensi besi karena kebutuhan besi meningkat. (Sudoyo, 2009)
a.
Hubungan usia
Seiring bertambahnya usia, stamina akan menurun serta organ-organ
yang bekerja pada tubuh mengalami penurunan fungsi organ secara
bertahap. Adanya penyakit tertentu yang menjadi faktor predisposisi
dari keluhan pasien seperti adanya osteoarthritis yang memiliki
makna tertentu bagi tubuh pasien itu sendiri (Isselbacher et al, 2000).
b.
Jenis Kelamin
Faktor resiko. Karena perempuan kehilangan darah selama
menstruasi, perempuan pada umumnya berada pada risiko yang lebih
besar anemia kekurangan zat besi. Hormon yang mempengaruhi
proses penuaan adalah estrogen. testosteron, tiroid, glukokortikoid,
tiroid dan hormon pertumbuhan. Dengan adanya penggantian
hormon ini akan membantu pergantian sel-sel tubuh dan
mempertahankan fungsi tubuh (Isselbacher et al, 2000).
Perempuan umur 40 tahun, perempuan subur yang masih mengalami
menstruasi normal, dan sering mengalami anemia defisiensi besi. Keluhan
Ny. Ratna banyak kehilangan zat besi dalam tubuhnya yang keluar melalui
menstruasi sehingga membutuhkan zat besi yang banyak tetapi intake yang
rendah yang di konsumsi Ny. Ratna sehingga pasokan besi daam tubuh
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
6/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
6
berkurang dan bahkan habis. Akibat kadar Hb dalam darah berkurang dan
tubuh berkompensasi berupa mudah lelah dan sering pusing.
b.
Faktor apa saja yang dapat menyebabkan pusing?Jawab:
Cephalgia penyebabnya multifaktorial, seperti kelainan emosional, cedera
kepala, demam, dan kelainan vaskuler intracranial otot. (Marcus, 2007)
c.
Bagaimana mekanisme pusing?
Jawab:
Intake yang inadekuat (makanan yang mengandung Fe berkurang)
cadangan Fe kekurangan yang berlanjut Cadangan Fe kosong
penyediaan Fe untuk eritropoesis berkurang eritropoesis terganggu
proses pembentukan eritrosit kadar Hb produksi/jumlah eritrosit
memburuknya aliran darah pada arteri suplai oksigen dan nutrisi
terganggu pasokan glukosa dan O2 di otak mengalami penurunan
ganguan pada saraf di otak gangguan keseimbangan rasa melayang
pusing. (Sudoyo, 2009)
d.
Bagaimana mekanisme lelah?
Jawab:
Asupan makanan yang mengandung fe tidak adekuat cadangan fe
berkurang, lambat laun cadangan besi kosong eritropoiesis terganggu
kadar Fe menurun penurunan fungsi myoglobin dan gliserofosfat
oksidase enzim sitokrom gangguan glikolisispenumpukan asam laktat
mudah lelah (Sudoyo, 2009)
e. Apa makna mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan yang lalu dan
bertambah berat sejak 1 minggu terakhir?
Jawab:
Mudah lelah dan pusing merupakan salah satu gejala anemia. Gejala umum
anemia atau sindrom anemia (anemic syndrome) adalah gejala yang timbul
pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
7/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
7
sedemikian rupa di bawah titik tertentu, gejala mudah lelah dan pusing
timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh
terhadap penurunan hemoglobin. Salah satu anemia yang paling sering
terjadi adalah anemia defisiensi besi, penyebabnya adalah kekurangan zatbesi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari atau kehilangan zat besi
dalam jumlah yang banyak atau menstruasi pada wanita. Makna mudah
lelah dan sering pusing sejak 2 bulan lalu dan makan nasi serta sayuran
adalah sudah terjadi defisiensi besi secara kronik. Kadar simpanan besi
dalam tubuh (feritin) semakin berkurang, sehingga keluhan bertambah berat.
(Bakta, dkk. 2006)
f. Sistem apa yang terlibat dalam mekanisme pusing dan lelah?
Jawab:
Sistem yang terlibat dengan keluhan lemah dan pusing yaitu sistem
kardiovaskuler yang berhubungan dengan keluhan seperti lesu, cepat lelah,
dan takikardi serta sistem saraf yang berkaitan dengan pusing, sakit kepala,
dan perasaan dingin pada ekstremitas. (Bakta, 2006)
2. Menurut keluarga, nafsu makan Ny. Ratna berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ny.
Ratna hanya mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia makan, hanya
makan nasi dan sayuran tanpa lauk pauk.
a. Bagaimana fisiologi nafsu makan?
Jawab:
Pengaturan asupan makanan jangka panjang berkaitan dengan efek kadar
glukosa, asam amino, dan lipid dalam darah terhadap rasa lapar dan perilaku
makan. Telah diketahui bahwa penurunan kadar gula darah akan
menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu hal yang disebut teori
glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan. Beberapa penelitian
serupa juga menunjukkan bahwa efek yang sama dihasilkan dari kadar asam
amino dan produk pemecahan lipid seperti asam keto dan beberapa asam
lemak dalam darah, yang kemudian menghasilkan teori pengaturan
lipostatik dan aminostatik. Yaitu, bila ketersediaan salah satu dari ketiga zat
makanan tersebut berkurang, nafsu makan akan meningkat, yang akhirnya
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
8/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
8
akan mengembalikan kadar zat tersebut dalam darah menjadi normal.
(Guyton, 2007)
b.
Faktor apa saja yang menyebabkan nafsu makan berkurang?Jawab:
1.
Keadaan sinyal syaraf yang berhubungan dengan hormon dan enzim
ketika lambung kosong atau terisi, harus dalam keadaan berfungsi
dengan baik.
2.
Banyak sedikitnya hormon (Leptin, Ghrelin, Insulin dan Colecistokinin)
dan keadaan sel-sel jaringan sekresinya tidak dalam keadaan rusak
3.
Distensi gastrointestinal atau proses pengisian makanan dari mulut ke
lambung dan usus berjalan dengan normal dan wajar secara fisiologis.
4. Psikologis dan lingkungan berhubungan dengan perilaku makan yang
kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, sosial dan mental yang
dapat dikendalikan secara sadar.
5. Gangguan pada proses makan yaitu gejala atau tanda adanya
penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh
seseorang. (Sheerwood L, 2011)
c.
Bagaimana hubungan mengkonsumsi separuh porsi makan dengan keluahan
yang dialami?
Jawab:
Porsi makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan gizi dan
mineral Ny. Ratna yang akan berdampak terhadap metabolisme tubuh Ny.
Ratna Dengan tidak adanya sumber mineral besi, makan dapat
dimungkinkan Ny. Ratna akan kekurangan besi dalam darah. Ny Ratna
mengalami penurunan nafsu makan, sehingga hanya mengkonsumsi separuh
porsi makan hal tersebut mengakibatkan intake untuk kebutuhan akan zat
besi dan nutrisi lainnya menjadi berkurang, hal ini akan mengakibatkan
penghambatan pembentukan Hb yang mengakibatkan Hb dalam sirkulasi
berkurang serta pasokan oksigen ke jaringan akan berkurang dan
menyebabkan timbulnya keluhan yang dialami Ny. Ratna. (Ganong, 2011)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
9/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
9
d. Makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi sehari-hari?
Jawab:
Empat Sehat Lima Sempurna yakni terdiri dari berbagai unsur makanan
yang biasa dimakan orang setiap hari, yaitu :1. Makanan Pokok
Makanan utama berfungsi sebagai sumber tenaga bagi tubuh untuk
dapat mampu malakukan aktifitas sehari-hari. Contohnya seperti nasi,
jagung, oat, kentang, gandum/tepung terigu, serta umbi-umbian lainnya.
2.
Lauk-Pauk
Lauk pada makanan memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan zat
pembangun pada tubuh. Misalnya yaitu tempe, tahu, telur, daging, ikan,
dan lain-lain.
3. Sayur-Mayur
Sayur-sayuran pada makanan memiliki fungsi untuk memenuhi
kebutuhan zat pengatur pada tubuh. Contoh : Kangkung, bayam, terong,
tomat, cabe, kacang panjang, kol gepeng, labu siam, dan lain
sebagainya.
4. Buah
Mirip dengan sayur mayur, buah-buahan pada makanan memiliki fungsi
untuk memenuhi kebutuhan zat pengatur pada tubuh. Contohnya yakni
apel, manggis, markisa, kesemek, salak pondoh, duren, dan lain
sebagainya.
5. Susu
Susu sebagai pelengkap di mana tidak ada kewajiban atau keharusan
kita untuk mengkonsumsi atau meminumnya. Namun tidak ada
salahnya jika kita minum susu setelah makan, karena mengandung
berbagai macam kandungan zat yang berguna dan baik bagi tubuh kita.
Karena pada susu ini adalah penyempurna atau makanan plus tambahan
sebagai ending dari ke-empat makanan di atas, akan dibahas secara
lebih rinci beberapa susu yang sangat penting untuk diketahui sehingga
tidak asal-asalan memilih susu sebagaimana keperluan atau kebutuhan.
(Yaniar, 2009)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
10/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
10
e. Bagaimana kandungan gizi pada nasi dan sayuran?
Jawab:
Kandungan gizi nasi (dalam 100 gr)
NO Kandungan gizi Nasi1. Energy (kal) 178
2. Protein (gr) 2.1
3. Lemak (gr) 0.1
4. Karbohidrat (gr) 40.6
5. Kalsium (mg) 5
6. Fosfor (mg) 22
7. Besi (mg) 0.58. Vitamin A (SI) 0
9. Vitamin B1 (mg) 0.02
10. Vitamin C (mg) 0
11. Air (gr) 57
(Direktorat Gizi, Depkes RI, 1992)
Kandungan gizi sayuran :
Sayuran berwarna hijau karena sayuran ini mengadung banyak vitamin,serat, dan protein nabati yang sangat berguna bagi kesehatan. (Menti, 2011)
f. Bagaimana dampak hanya makan nasi dan sayuran tanpa lauk pauk?
Jawab:
Di dalam tubuh makanan akan diabsorbsi terutama di usus, makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan jika diabsorbsi mengandung besi non heme
yang dipengaruhi oleh bahan pemacu atau penghambat sehingga
bioavailabilitasnya rendah sedangkan makananan yang berasal dari hewan
seperti daging dan ikan jika diabsorbsi mengandung besi heme dan
mempunyai bioavailabilitas yang tinggi. Jadi jika kurang mengkonsumsi
lauk pauk seperti daging dan ikan maka kemungkinan tubuh untuk
mendapatkan besi heme juga akan berkurang sedangkan besi heme sangat
penting dalam pembentukan hemoglobin didalam darah. Jika hemoglobin
yang terbentuk menurun maka suplai oksigen ke seluruh tubuh juga akan
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
11/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
11
menurun karena hemoglobin yang mengikat oksigen didalam darah.
(Sudoyo, 2009)
6.
Satu bulan yang lalu Ny. Ratna pernah dibawa berobat ke dokter praktek umumdan dikatakan mengalami kurang darah sehingga ia diberi vitamin penambah
darah. Setelah mengkonsumsi vitamin penambah darah, nafsu makan Ny. Ratna
agak meningkat
a. Apa komponen penyusun darah?
Jawab:
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket.
Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-
sel di dalam tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma
darah, sel darah merah, sel darah putih dam keping darah.
1.
Plasma darah
Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari
separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari
plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari
makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat
pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh
terhadap penyakit atau zat antibodi.
2. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah mengandung banyak haemoglobin. Darah berwarna
merah sebab haemoglobin berwarna merah tua. Sel darah merah
dihasilkan dilimpa atau kura, hati dan sumsum merah pada tulang pipih.
Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.
3.
Sel darah putih (Leukosit)
Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum
merah, kura dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-
kuman penyakit.
4. Keping darah (Trombosit)
Bentuk keping darah tidak teratur dan tidak mempunyai inti.
Diproduksi pada sumsum merah, serta berperan penting pada proses
pembekuan darah. (Mulyatno, 2010)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
12/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
12
Komponen Darah :
Darah merupakan komponen esenssial makhluk hidup. Dalam keadaan fisiol
ogik, darah selelu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menelanka
n fungsinya dengan baik. Darah terdiri atas 2 komponen :a. Plasma
Plasma berupa cairan yang 90 % adalah air berfungsi sebagai medium
untuk mengangkut berbagai bahan dalam darah. Selain tiu plasma
mampu menyerap dan mendistribusikan banyak panas yang dihasilka
oleh metabolism didalam jaringan sementara suhu darah itu sendiri
hanya mengalami sedikit perubahan. Pada plasma terdapat sejumlah zat
organik dan anorganik. Konstituen organic yang paling banyak adalah
protein plasma, yang membentuk 6-8 % dari berat total plasma.
Sedangkan konstituen anorganik yang membentuk sekitar 1 % dari
berat plasma. Elektrolit yang paling banyak adalah Na+ dan Cl-,
sedangkan jumlah HCO3-, K+, Ca2+ dan ion lain lebih sedikit. Fungsi
paling menonjol dari ion-ion cairan ekstrasel adalah dalam ekstibilitas
(CES) membrane, distribusi osmotic cairan antara CES dan sel.
Sedangkan sisa komposisi plasma adalah nutrient (missal glukosa, asam
amino, lemak dan vitamin), produk sisa (kreatinin, bilirubin, urea) gas-
gas larut (O2 dan CO2) dan hormon.
Protein plasma adalah sekelompok konstituen plasma yang tidak keluar
dari pori-pori didinding kapiler karena berukuran besar dan berbentuk
disperse koloid. Terdapat tiga komponen protein plasma yaitu albumin,
globulin dan fibrinogen. Dan secara umum plasma darah dapat
berfungsi dalam menyangga perubahan Ph darah, dapat menentukan
viskositasi darah, dalam keadaan kelaparan dapat diuraikan menjadi
energy bagi sel, serta dapat mempertahankan volume plasma. Adapun
konstituen plasma dan fungsinya :
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
13/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
13
Konstituen Fungsi
Air Medium transfor, membawa panas
Elektrolit Eksitabilitas membrane, distribusi osmotic cairan
antara CES dan CIS, menyangga perubahan pH
gas, hormon Nutrien, zat sisa, Diangkut dalam darah, gas CO2
darah berperan dalam keseimbangan asam basa
Protein plasma Secara umum menghasilkan efek osmotic yang p
enting dalam distribusi CES antara kompartemen
vascular dan intestinum, menyangga perubahan
pH
Albumin Mengangkut banyak bahan, berperan paling besardalam menentukan tekanan osmotic koloid
Globulin
Alfa dan Beta
Mengangkut banyak bahan tak larut air, factor pe
mbekuan, molekul precursor inaktif
Fibrinogen Precursor inaktif untuk jalinan fibrin pada pembe
kuan darah
(Sherwood, 2012)
b.
berapa kadar normal darah dalam tubuh manusia?
Jawab:
Kadar normal darah dalam tubuh manusia adalah 8% berat badan (kg)
(Ganong, 2012). Pada kasus, berat badan Ny.Ratna adalah 50kg, maka kadar
normal darah dalam tubuhnya adalah:
8/100 X 50(kg) = 4000 cc
(Ganong, 2012)
c. Apa fungsi darah?
Jawab:
1.Transport : - gas pernafasan : O2 , CO2
- sari makanan dr usus
- hasil samping metabolisme
- hormon
- obat-obatan
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
14/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
14
2. Pertahanan tubuh
3. Hemostasis dan Koagulasi
4. Keseimbangan asam basa
(Ganong, 2012)
d.
Apa makna Ny. Ratna mengalami kurang darah?
Jawab:
Anemia atau kurang darah hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan
oleh berbagai macam penyebab. Pada dasarnya anemia disebabkan oleh :
1. Gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
2.
Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
3. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya
(hemolysis) (Sudoyo, 2009)
Etiologi pada kasus:
Anemia defisiensi besi disebabkan rendahnya masukan besi, gangguan
absorbsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :
1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun dapat berasal dari:
Saluran cerna : tukak peptic, kanker lambung, kanker kolon,
hemoroid, dan infeksi cacing tambang
Saluran genitalia perempuan : menorrhagia
2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau
kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak
serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)
3. Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas , anak pada masa
pertumbuhan dan kehamilan4.
Gangguan absorbsi besi : gastrektomi, tropical sprue. (Sudoyo, 2009)
e. Apa saja jenis-jenis anemia?
Jawab:
Klasifikasi anemia menurut etiopatogenesis :
A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
1. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
15/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
15
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia defisiensi asam folat
c.
Anemia defisiensi vitamin B12
2. Gangguan penggunaan besi
a. Anemia akibat penyakit kronik
b. Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
a. Anemia aplastik
b.
Anemia mieloptisik
c. Anemia pada keganasan hematologi
d. Anemia diseritropoietik
e.
Anemia pada sindrom mielodisplastik
B. Anemia akibat perdarahan
1. Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia akibat perdarahan kronik
C. Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular
a.
Gangguan membran eritrosit (membranopati)
b. Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi
G6PD
c.
Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
Thalasemia
Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler
a. Anemia hemolitik autoimun
b.
Anemia hemolitik mikroangiopatik
c. Lain-lain
D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang
kompleks
Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi:
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
16/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
16
A. Anemia hipokromik mikrositer (MCV < 80fl; MCH < 27 pg)
1. Anemia defisiensi besi
2.
Thalasemia major
3.
Anemia akibat penyakit kronik4. Anemia sideroblastik
B. Anemia normokromik normositer
1. Anemia pasca perdarahan akut
2.
Anemia aplastik
3. Anemia hemolitik didapat
4.
Anemia akibat penyakit kronik
5.
Anemia pada gagal ginjal kronik
6. Anemia pada sindrom mielodisplastik
7.
Anemia pada keganasan hematologik
C. Anemia makrositer
1. Bentuk megaloblastik
a. Anemia defisiensi asam folat
b. Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
2. Bentuk non-megaloblastik
a. Anemia pada penyakit hati kronik
b. Anemia pada hipotiroidisme
c. Anemia pada sindrom mielodisplastik
(Bakta, 2011)
f. Apa faktor penyebab anemia?
Jawab:
1. Anemia gizi
Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi dalam makanan suatu faktor yang
dibutuhkan untuk eritropoiesis. Pembentukan SDM bergantung pada
pasokan adekuat bahan-bahan dasar esensial, yang sebagian diantaranya
tidak disintesis di tubuh tetapi harus disebababkan melalui makanan.
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
17/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
17
Sebagai contoh, anemia defisiensi besi terjadi jika tidak cukup banyak
besi tersedia untuk membentuk hemoglobin.
2.
Anemia pernisiosa
Anemia pernisiosa disebabkan oleh kemamapuan tubuh menyerapvitamin B12 yang masuk melalui makanan dari saluran cerna.
3.
Anemia aplastik
Anemia aplastik disebabkan oleh kegagalan sumsum tulang
menghasilkan cukup SDM, meskipun semua bahan yang dibutuhkan
untuk eritropoiesis tersedia.
4. Anemia ginjal
Anemia ginjal dapat terjadi akibat penyakit ginjal. Karena eritropoietin
dari ginjal adalah rangsangan utama yang mendorong eritropoiesis, maka
kurang adekuatnya sekresi eritropoietin oleh ginjal yang sakit
menyebabkan berkurangnya produksi SDM.
5. Anemia perdarahan
Anemia perdarahan disebabkan oleh keluarnya banyak darah.
Kehilangan darah dapat bersifat akut, misalnya karena perdarahan luka,
atau kronik, misalnya darah haid yang berlebihan.
6. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan oleh pecahnya eritrosit dalam darah yang
berlebihan. Hemolisis, atau ruptur SDM terjadi karena sel yang
sebenarnya normal dipicu untuk pecah oleh faktor eksternal, seperti pada
invasi SDM oleh parasit malaria, atau karena sel tersebut memang cacat,
seperti pada parasit sel sabit.
(Sherwood, 2011)
g. Apa jenis-jenis vitamin penambah darah?
Jawab:
1.
Mengandung preparat besi (Fe) untuk mengganti kekurangan besi dalam
tubuh, preparat yang tersedia antara lain Ferrous sulphat (sulfat ferosus)
preparat pilihan pertama (murah dan efektif) dosis 3 x 200mg. Pilihan
lainnya seperti Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, ferrous
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
18/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
18
succinate, harga lebih mahal tetapi efektivitas dan efek samping hampir
sama.
2.
Mengandung vitamin C, vitamin C diberikan 3 x 100 mg per hari untuk
meningkatkan absorbsi besi. (Bakta, 2006)
h. Apa komposisi yang terkandung di dalam vitamin penambah darah?
Jawab:
Kandungan sangobion dalam 1 kapsul :
Ferrous Gluconate 250,0 mg
Manganese Sulphate 0.2 mg
Copper Sulphate 0,2 mg
Folic Acid 1,0 mg
Vitamin B12 7,5 mg
Vitamin C 50,0 mg
Soritol 25,5 mg
(Simamora, 2008)
i. Mengapa setelah mengkonsumsi vitamin penambah darah nafsu makan Ny.
Ratna meningkat?
Jawab:
Vitamin penambah darah mengandung Fe yang diperlukan untuk
eritropoesis sehingga jumlah eritrosit dalam tubuh meningkat. (Simamora,
208)
j.
Penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan dengan gejala anemia?
Jawab:
Thalasemia
Leukemia
Hemofilia
Gagal ginjal
Kanker
(Price, 2006)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
19/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
19
4.Ny. Ratna masih mengalami menstruasi rutin setiap bulan. Ny Ratna tinggal
bersama anaknya yang bekerja sebagai buruh harian lepas.
a.
Bagaimana hubungan mentruasi dengan kasus ini?Jawab:
Asupan Fe dari makanan yang kurang membuat pembentukan Hb juga
menurun sehingga suplai oksigen ke jaringan-jaringan tubuh juga menurun
hal ini terlihat dari keluhan lemah dan pusing yang dialami. Hal ini
ditambah lagi dari menstruasi yang masih rutin dialami dimana menstruasi
pada wanita yang mengalami menstruasi akan kehilangan besi tambahan 15-
28 mg/bulan sedangkan normalnya tubuh hanya kehilangan besi 0,5-1
mg/hari. (Price and Wilson, 2005)
b.
Bagaimana hubungan sosial ekonomi dengan kasus ini?
Jawab:
Asupan makanan yang baik merupakan dampak dari ketersediaan makanan
yang baik. Jadi asupan makanan secara kualitas dan kuantitas sangat penting
karena dapat mempengaruhi dan pengaturan keuangan dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi. (Hitchock, Schubert dan Thomas, 1999)
5. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: tampak pucat, TD 100/60 mmHg, Nadi 110x/menit, RR
24x/menit, suhu 36,8o C, TB 160 cm, BB 50 kg
Keadaan khusus:
Kepala: konjungtiva pucat, cheilitis (+), atropi papil (+)
Leher: JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks: jantung dan paru normal
Abdomen: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: telapak tangan dan kaki pucat, koilonikia (-)
a.
Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik keadaan umum?
Jawab:
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
20/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
20
Hasil Pemeriksaan Rujukan Interpretasi
Tampak Pucat Tidak Pucat Abnormal
Tekanan Darah 100/60 Tekanan Darah 120/80 Abnormal
Nadi 110x/menit Nadi 60-100x/menit Abnormal
RR 24x/menit RR 16-24x/menit Normal
Suhu 36,8oC Suhu 36,8-37,4oC Normal
IMT 19,53 IMT 18,1-24,99 Normal
b.
Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik keadaan umum yang abnormal?
Jawab:
Intake asupan fe sintesis fe eritropoesis eritrosit Hb
O2dan nutrisi ke sel dan jaringan dipusatkan ke organ vital seperti otak
dan jantungO2 di jaringan perifer pucat
Eritrosit O2 dan nutrisi ke sel dan jaringan takikardi
mempercepat denyut nadi karena darah yang dipompa di jantung sedikit
hipotensi (tekanan darah rendah)
(Price and Wilson, 2005)
c. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik keadaan khusus?
Jawab:
Regio Hasil Pemeriksaan Rujukan Interpretasi
Kepala a) Konjungtiva pucat
b)
Cheilitis (+)
c) Atropi papil (+)
a) Konjungtiva
tidak anemis
b) Cheilitis (-)
c)
Atropi papil (-)
a) Abnormal
b)
Abnormal
c) Abnormal
Leher JVP (5-2) cm H2O
Perbesaran KGB (-)
Jantung dan paru
dalam batas normal
Normal
Thoraks Jantung dan paru
dalam batas normal
Jantung dan paru
dalam batas normal
Normal
Abdomen Datar, lemas, bising
usus normal, hepar
dan lien tidak teraba
Datar, lemas, bising
usus normal, hepar
dan lien tidak teraba
Normal
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
21/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
21
Ekstremitas a) Telapak kaki dan
tangan pucat
b) Koilonikia (-)
a)
Telapak kaki dan
tangan tidak
pucat
b)
Koilinikea (-)
a)
Abnormal
b)Normal
d. Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik keadaan khusus yang abnormal?
Jawab:
Tampak pucat : vasokontriksi pembuluh darah perifer + Hb yang
mengangkut O2 ke jaringan kurang perfusi O2 ke perifer tampak
pucat (Sherwood, Lauralee. 2012)
Intake makanan kaya Fe inadekuat, kebutuhan Fe tubuh tinggi suplai Fe
di sumsum tulang rendah eritropoiesis terganggu kadar Hb rendah
anemia warna pucat pada konjungtiva tangan dan kaki pucat (Sherwood,
2012)
Cheilitis (+): cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut
mulut yangditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir,
berwarna kemerahan,mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan
rasa kering pada sudut mulut (Sherwood, 2012)
Atrofi papil (+): Pada anemia defisiensi besi pinggir lidah merah kemudian
papila mengalami atrofi, warna lidah menjadi lebih pucat (Sherwood,
Lauralee. 2012)
6. Pemeriksaan laboratorium:
Darah: Hb 8,1 g/dl, RBC 3,800.000/mm3, leukosit 8000/mm3, LED 25 mm/jam,
hitung jenis 0/1/20/58/20/1 Ht 30 vol %.
a.
Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium?
Jawab:
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
Hb 8,1 g/dl Lk: 13-18 g/dl
Pr: 12-16 g/dl
Anemia
Leukosit 8000/mm 5000-10000/mm Normal
LED 25 mm/jam Wintrobe Abnormal
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
22/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
22
Perempuan : 0-15
Laki-laki : 0-10
Westergren
Perempuan : 0-20Laki-laki : 0-15
Hitung jenis
0/1/20/58/20/1
Basofil: 0-1 %
Eusinofil: 1-3 %
Neutrofil batang: 2-6 %
Neutrofil segmen: 5070 %
Limfosit: 20-40 %
Monosit : 2-8 %
Peningkatan
neutrofil
batang dan
penurunan
monosit
(Gandasoebrata, 2009)
b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan laboratorium yang abnormal?
Jawab:
Hb : 8,1 g/dl, Ht: 30 vol% : Menurun
Eritrosit yang terbentuk menurun + intake makanan (sumber Fe) yang
rendah penggunaan cadangan besi tubuh cadangan besi menurun cadangan besi kosong, penyediaan besiuntuk eritropoesis menurun
pembentukan heme menurun sintesis globin terganggu
Pembentukan Hb rendah Hb rendah + Ht rendah (Sherwood, 2012)
LED : 25 mm/jam : Meningkat
OA pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menghambat
eritropoesis jumlah eritrosit yang terbentuk sedikit LED
meningkat (Sherwood, 2012)
Diff count : 0/1/20/58/20/1 : Neutrofil meningkat
OA pelepasan sitokin radang IL-8 mengaktifkan neutrofil
neutrofil meningkat (Sherwood, 2012)
RBC : 3.800.000/mm3 : Eritrosit menurun
OA pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menghambat
eritropoesis jumlah eritrosit yang terbentuk sedikit (Sherwood,
Lauralee. 2012)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
23/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
23
7. Apa diagnosis banding pada kasus ini?
Jawab:
1. Anemia akibat penyakit kronik2. Thalasemia
3. Anemia sideroblastik
4. Anemia defisiensi besi
Anemia Defisiensi
Fe
Anemia akibat
penyakit kronik
Anemia Sideroblastik
Derajat
anemia
ringan-berat Ringan ringan-berat
Lelah + + +
Mual + + +
Pusing + + +
Mudah
mengantuk
+ + +
Pucat + + +
Etiologi Gangguan absorbs
Fe, malabsorbsi,
kebutuhan nutrisi
meningkat
Penyakit kronik kongenital
MCV menurun menurun/normal menurun/normal
MCH menurun menurun/normal menurun/normal
MCHC menurun menurun/normal menurun/normal
Fe serum menurun Menurun normal/meningkat
IBC meningkat Menurun normal/menurun
Serum
feritin
menurun Normal meningkat
(Bakta, 2006)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
24/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
24
8. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus ini?
Jawab:
Diperlukan pemeriksaan darah lanjutan:
MCV, MCH, MCHC
Fe serum , iron binding capacity, serum feritinin
Gambaran darah tepi: anisositosis, hipokrom mikrositer, poikilositosis
(Bakta, 2006)
9.
Apa diagnosis pasti pada kasus?
Jawab:
Anemia defisiensi besiDiagnosis anemia defisiensi besi ditegakkan berdasarkan adanya anemia
dan penurunan kadar besi di dalam serum. Cara lain dengan pemeriksaan
sitokimia jaringan hati atau sum-sum tulang, tetapi cara ini sangat invasif.
Pada daerah dengan fasilitas laboratorium yang terbatas, Markum (1982)
mengajukan beberapa pedoman untuk menduga adanya anemia defisiensi
yaitu (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor etiologi, (2) pada
pemeriksaan fisis hanya terdapat gejala pucat tanpa perdarahan atau or-
ganomegali, (3) adanya anemia hipokromik mikrositer, dan (4) adanya
respons terhadap pemberian senyawa besi. (Maria dan Albert, 2002)
10. Bagaimana Epidemiologi pada kasus ini?
Jawab:
Prevalensi ADB tinggi pada bayi, hal yang sama juga dijumpai pada anak
usia sekolah dan anak praremaja. Angka kejadian ADB pada anak usia
sekolah (5-8 tahun) di kota sekitar 5,5 %, anak praremaja 2,6% dan remaja
26%. Di Amerika Serikat sekitar 6% anak berusia 1-2 tahun diketahui
kekurangan besi, lebih kurang 9% remaja wanita kekurangan besi.
sedangkan pada anak laki-laki sekitar 50% cadangan besinya berkurang saat
pubertas. Prevalensi ADB lebih tinggi pada anak kulit hitam dibanding kulit
putih. Keadaan ini mungkin berhubungan dengan status sosial ekonomi
anak kulit hitam yang lebih rendah. Berdasarkan penelitian yang pernah
dilakukan di Indonesia prevalensi ADB pada anak balita sekitar 25-35%.
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
25/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
25
Dari hasil SKRT tahun 1992 prevalens ADB pada anak balita di indonesia
adalah 55,5%. Pada tahun 2002 prevalensi anemia pada usia 4-5 bulan di
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan bahwa 37% bayi
memiliki kadar Hb di bawah 10gr/dl sedangkan untuk kadar Hb di bawah11gr/dl mencapai angka 71%. Pauline di Jakarta juga menambahkan selama
kurun waktu 2001-2003 tercatat sekitar 2 juta ibu hamil menderita anemia
gizi dan 8,1 juta anak menderita anemia. Selain itu data menunjukkan
bahwa bayi dari ibu anemia dengan berat bayi normal memiliki
kecendrungan hampir 2 kali lipat menjadi anemia dibandingkan bayi dengan
berat lahir normal dari ibu yang tidak menderita anemia. Berdasarkan data
prevalensi anemia defisiensi gizi pada ibu hamil di 27 provinsi di Indonesia
tahun 1992, Sumatera Barat memiliki prevalensi terbesar (82,6%)
dibandingkan propinsi lain di Indonesia
Tabel Prevalensi Anemia Defisiensi Besi di Dunia
Afrika Amerika Lati
n
Indonesia
Laki-laki dewasa 6% 3 % 16-50 %
Wanita tak hamil 20 % 17-21 % 25-48 %
Wanita hamil 60 % 39-46 % 46-92 %
(AG Soemantri, 2005)
11. Bagaimana Etiologi pada kasus ini?
Jawab:
Penyebab Anemia Defisiensi Menurut Umur
1. Bayi di bawah umur 1 tahun
Persediaan besi yang kurang karena berat badan lahir rendah atau lahir
kembar.
2. Anak berumur 1-2 tahun
a. Masukan (intake) besi yang kurang karena tidak mendapat
makanan tambahan (hanya minum susu)
b. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun
c.
Malabsorbsi
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
26/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
26
d. Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena
infestasi parasit dan divertikulum Meckeli.
3.
Anak berumur 2-5 tahun
a.
Masukan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandungFe-heme
b.
Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun.
c. Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena
infestasi parasit dan divertikulum Meckeli.
4.
Anak berumur 5 tahunmasa remaja
a. Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena
infestasi parasit dan poliposis.
5. Usia remajadewasa pada wanita antara lain karena menstruasi
berlebihan. (Maria dan Albert, 2002)
12. Bagaimana Patogenesis pada kasus ini?
Jawab:
Anemia defisiensi: Iron depletion atau sorage iron deficiency, ditandai
dengan berkurangnya cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi.
Hemoglobin dan fungsi protein besi lainnya masih normal. Pada keadaan ini
terjadi peningkatan absorbsi besi non heme. Ferritin serum menutun
sedangkan pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya kekurangan besi
masih normal.
Tahap kedua: pada tingkat ini dikenal dengan istilah Iron deficiency
erythropoietin atau iron limited erythropoiesis didapatkan suplai besi yang
tidak cukup untuk menunjang eritropoisis.
Tahap ketiga: Iron deficiency anemia. Keadaan ini terjadi bila besi yang
menuju eritroid sumsum tulang tidak cukup sehingga menyebabkan
penurunan kadar hb. Dari gambaran darah tepi di dapatkan mikrositosis dan
hipokromik yang progresif. Pada tahap ini terjadi perubahan epitel trutama
pada ADB yang lebih lanjut.
(Bakta, 2006)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
27/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
27
13. Bagaimana Faktor resiko pada kasus ini?
Jawab:
Anemia defisiensi besi (ADB) masih merupakan suatu masalah kesehatan di
Indonesia. Hasil survai rumah tangga tahun 1995 ditemukan 40,5% anakbalita dan 47,2% anak usia sekolah menderita ADB. Anemia defisiensi besi
dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi antara lain berupa
gangguan fungsi kognitif, penurunan daya tahan tubuh, tumbuh kembang
yang terlambat, penurunan aktivitas, dan perubahan tingkah laku. Oleh
karena itu masalah ini memerlukan cara penanganan dan pencegahan yang
tepat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya gejala pucat menahun tanpa
disertai perdarahan maupun organomali. Pemeriksaan darah tepi
menunjukkan anemia mikrositer hipokrom, sedangkan jumlah leukosit,
trombosit dan hitung jenis normal. Diagnosis dipastikan dengan
pemeriksaan kadar besi dalam serum. Pemberian preparat besi secara
selama 3-5 bulan ditujukan untuk mengembalikan kadar hemoglobin dan
persediaan besi di dalam tubuh ke keadaan normal. Mencari dan mengatasi
penyebab merupakan hal yang penting untuk mencegah kekambuhan.
Antisipasi harus di lakukan sejak pasien dalam stadium I (stadium deplesi
besi) dan stadium II (stadium kekurangan besi). Dianjurkan pula untuk
memberikan preparat besi pada individu dengan risiko tinggi untuk
terjadinya ADB antara lain untuk individu dari keluarga dengan sosial
ekonomi rendah. (Maria dan Albert, 2002)
14. Bagaimana Tatalaksana (farmako dan non-farmako) pada kasus ini?
Jawab:
Setelah diagnosis ditegakan maka dibuat rencana untuk melakukan terapi,
terapi untuk anemia defisiensi besi adalah sebagai berikut:
a. Terapi kausal , atasi penyebab utama dari pendarahaan yang terjadi
misalnya pengobataan cacing tambang. PengebatanHaemorroid, dan
penyebab yang lain-lain.
b. Pemberian preparat besi oral sebagai pengganti besi yang hilang (Iron
Replacement Therapy)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
28/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
28
Terapi besi oral, merupakan terapi pilihan utama dikarenakan efektif,
murah, dan aman. preparat yang tersedia adalah Sulfas Ferrosus, Dosis
anjuran yakni 3 x 200 mg yang dimana disetiap 200 mg sulfas fennosus
mengandug 66 mg besi elemental. Efek dari obat ini antara lainmengakibatkan absorbsi besi hampir 50 mg perhari akan meningkatkan
eritopoesis sampai dengan 2-3 kali. Preparat lain yakni , Ferrous Gluconate,
Ferrous Fumarat dan Ferrous saccinate itu rata rata lebih mahal namun
dengan efek pengobataan rata rata sama dengan preparat Sulfas ferrous.
(Sudoyo, Aru W, 2009 dan Katzung, 2012)
Terapi Farmako:
Preparat Ukuran
Tablet
Fe element/
Tablet
Dosis harian
dewasa
Ferrous Sulfate 200 mg 65 mg 3-4 tab
Ferrous Gloconate 325 mg 36 mg 3-4 tab
Ferrous Fumarate 325 mg 106 mg 2-3 tab
Preparat besi oral sebaiknya diberikan pada saat lambung kosong, pada
pasien dengan intoleransi dapat diberikan stelah makan. Efek samping dari
obat ini yakni adalah gangguan gastrointestinal yang dijumpai pada 15-20%
kasus, keluhan dapat berupa mual, muntah sampai dengan konstipasi. Dosis
dapat dikurangi 3x100 mg perhari. Pengobataan besi dilakukan selama 3-6
bulan, ada juga yang sampai dengan 12 bulan, dilakukan sampai pada saat
kadar hemoglobin sudah kembali normal, untuk dosis pemeloharaan dapat
dilakuakan guna mencegah kembalinya anemia. Untuk menambah
kemampuan penyerapaan dapat diberikan vitamin c namun sering timbul
efek samping, lebih dianjurkan diet makanan yang tinggi akan kadar besidiantaranya hati dan daging. (Sudoyo, Aru W, 2009 dan Katzung, 2012)
Terapi besi parentral, sangat efektif namun mahal juga dengan resiko yang
besar oleh karena itu hanya diberikan dengan indikasi tertentu.
1.
Intoleransi dengan permberian besi scara oral Kepatuhan meminum
obat rendah
2. Gangguan penyerapaan biasa berupa kolik
3.
Gangguan besi terganggu , misal akibat dari gastrectomy
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
29/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
29
4. Keadaan dimana kehilangan darah yang sangat banyak sehigga
sudah tidak mampu dikompensasi
5.
Keadaan dimana kebutuhan besi yang besar dalam waktu yang
singkat , semisal hamil pada trimester ke 3Preparat yang tersedia yakni Iron Dextran Complex (mengandung 50 mg
besi/mol), Iron sorbitol citric complex dan yang terbaru yaitu Iron sacrose
yang lebih aman, dapat diberikan secara intramuskuler, biasanya
memberikan efek nyeri dan memberikan warna hitam pada permukaan kulit
efek samping yang timbul biasanya, Flebittis, sakit kepala, mual, muntah,
sinkop, nyeri perut.
Dosis Hitung berdasarkan : Dosis Besi (mg) = BB (Kg) x kadar Hb yang
diinginkan (gr/dl) x 2,5.
Respon terhadap terapi : Dalam pengobataan denga preparat kecil , repon
dinyatakan baik apabila retikulosit menigkat pada pemberian pada minggu
pertama, mencapai puncak pada hari ke 10 dan normal kembali pada hari ke
14, diikuti dengan kenaikan Hb 0,15 g/hari atau 2 gr/dl setelah 3-4 minggu,
dan normal stelah 4-10 minggu. (Sudoyo, Aru W, 2009).
Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam
tubuh. Terapi besi oral, merupakan pilihan utama oleh karena efektif, murah
dan aman. Preparat yang biasanya tersedia adalah ferrous sulphat karena
paling murah dan efektif. Kandungan dalam ferrous sulphat: tablet (200
mg), elemen besi tiap tablet 65 mg, dosis lazim untuk dewasa (jumlah
tablet/hari) 3-4 mengakibatkan absorbsi besi 50 mg/hari yang dapat
meningkatkan eritropoiesis 2-3x normal. Preparat besi oral sebaiknya
diberikan saat lambung kosong tetapi efek samping lebih sering
dibandingkan dengan pemberian setelah makan. Pada pasien yang
mengalami intoleransi, ferrous sulphat diberikan saat makan atau setelah
makan. Efek samping utama besi peroral adalah gangguan gastrointestinal
yang dijumpai pada 15-20%, yang sangat mengurangi kepatuhan pasien.
Keluhan ini dapat berupa mual, muntah, serta konstipasi. Untuk mengurangi
efek samping besi diberikan saat makan atau dosis dikurangi menjadi 3 x
100 mg. Pengobatan besi diberikan 3-6 bulan, ada juga yang menganjurkan
samapi 6 bulan, setelah kadar hemoglobin normal untuk mengisi cadangan
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
30/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
30
besi tubuh. Dosis pemeliharaan 100-200 mg. Jika tidak diberi terapi
pemeliharaan anemia sering kambuh kembali Untuk meningkatkan
penyerapan besi dapat diberikan preparat vitamin C, tetapi dapat
meningkatkan efek samping terapi. Dianjurkan pemberian diet yang banyakmengandung hati dan daging yang banyak mengandung besi. Dalam
pengobatan dengan preparat besi, seorang pasien dinyatakan memberiakan
respon baik bila retikulosit naik pada minggu pertama, mencapai puncak
pada hari ke-10 dan normal lagi stelah hari ke-14, diikuti kenaikkan Hb 0,15
g/hari atau 2 g/dl setelah 3-4 minngu. Hemoglobin menjadi normal setelah
4-10 minggu. Indikasi: Fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan
pengobatan anemia defisiensi Fe.
Farmakokinetik:
Absorbsi: absorbsi Fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di
duodenum dan jejenum proksimal; makin ke distal absorbsinya makin
berkurang. Zat ini lebih mudah diabsorbsi dalam bentuk fero. Transportnya
melalui sel mukosa usus terjadi secara transpor aktif. Ion fero yang sudah
diabsorbsi akan diubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion
feri akan masuk ke dalam plasma dengan perantara transferin, atau diubah
menjadi feritin dan disimpan dalam sel mukosa usus (Robbert.K.2009)
Distribusi: setelah diabsorbsi Fe dalam darah akan diikat oleh transferin
(siderofilin), suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian diangkut
ke jaringan, terutama ke sumsum tulang dab depot Fe.
Metabolisme:bila tidak digunakan dalam eritropoiesis, Fe mengikat suatu
protein yang disebut apoferitin dan membetuk feritin. Fe disimpan terutama
pada sel mukosa usus halus dan dalam retikuloendotelial (di hati, limpa dansumsum tulang). Cadangan ini tersedia untuk digunakan oleh sumsum
tulang dalam proses eritropoiesis. (Robbert.K.2009)
Ekskresi:jumlah Fe yang di ekskresikan setiap hari sedikit sekali, biasanya
sekitar 0,5-1 mg/hari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit
dan saluran cerna yang terkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin,
feses, serta kuku dan rambut yang dipotong. (Harper, 2009)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
31/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
31
Terapi non-farmako
Transfusi Darah
1.
Diet , sebaiknya diberikan makanan bergizi tiggi protein terutama protein
hewani2. Vitamin C , diberikan 3x100 mg perhari untuk meningkatkan absorbsi
besi.
3. Tranfusi darah jarang diperlukan. Transfusi darah hanya diberikan pada k
eadaan anemia yang sangat berat atau yang disertai infeksi yang dapat m
empengaruh respon terapi. Koreksi anemia berat dengan transfusi tidak p
erlu secepatnya, malah akan membahayakan karena dapat menyebabkan
hipovolemia dan dilatasi jantung. Pemberian PRC dilakukan secara perla
han dalam jumlah yang cukup untuk menaikkan kadar Hb sampai tingkat
aman sambil menunggu respon terapi besi. Secara umum, untuk penderit
a anemia berat dengan kadar Hb < 4 gr/dl hanya diberi PRC dengan dosis
2-3 ml/kg BB persatukali pemberian disertai pemberian diuretic seperti f
erosemid. Jika terdapat gagal jantung yang nyata dapat dipertimbangkan
pemberian transfusi menggunakan PCR segar. (Bambang Permono, dkk,
2005)
15.
Bagaimana Komplikasi pada kasus ini?
Jawab:
Komplikasi yang mungkin timbul seperti pada anemia yang lain. apabila
anemianya berat, maka akan timbul komplikasi pada sistem kardiovaskuler
berupa dekompensatio cordis. Komplikasi yang lain yang mungkin timbul
adalah komplikasi dari tractus gastrointestinal berupa keluhan epigastric
distress atau stomatitis. (Supandiman, 2006)
1. Kurangnya konsentrasi, daya tahan tubuh yang berkurang akibatnya
penderita anemia akan mudah terkena infeksi (batuk-pilek, flu atau
infeksi saluran nafas)
2. Menyebabkan dispnea, nafas pendek dan cepat lelah saat melakukan
aktivitas jasmani
3. Mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
32/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
32
4. Penurunan kecerdasan, terganggunya perkembangan koordinasi mentalmaupun motorik
5. Gagal jantung
(Price, 2012)
16.Bagaimana prognosis pada kasus ini?
Jawab:
Prognosis baik (dubia et bonam). Apabila penyebab anemianya diketahui
hanya karena kekurangan besi saja serta kemudian dilakukan penanganan
yang adekuat. Gejala anemia dan menifestasi klinis lannya akan membaik
dengan pemberian preparat besi (Supandiman, 2006).
Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan beberapa
kemungkinan sebagai berikut:
1.
Diagnosis salah
2. Dosis obat tidak adekuat
3. Preparat Fe yang tidak tepat dan kadaluarsa
4.
Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak tampak
berlangsung menetap.
5. Disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan pemakaiam besi
(seperti: infeksi, keganasan, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit
tiroid, penyakit karena defisiensi vitamin B12, asam folat)
6. Gangguan absorpsi saluran cerna (seperti pemberian antasid yang
berlebihan pada ulkus peptikum dapat menyebabkan pengikatan
terhadap besi).
Pada kasus ADB karena perdarahan, apabila sumber perdarahan dapat
diatasi, maka prognosis anemia defisiensi besi adalah baik terutama apabila
diberikan terapi Fe yang adekuat. Tentunya penyakit dasar sebagai sumber
perdarahan kronisnya pun menentukan prognosis dari pasien (Supandiman,
2006)
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
33/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
33
17.Bagaimana Upaya kuratif dan preventif pada kasus ini?
Jawab:
Pencegahan:
a.
Pendidikan kesehatan Kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian jamban,
perbaikan ingkungan kerja, misalnya pemakaian alas kaki sehingga
dapat mencegah penyakit cacing tambang.
Penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang
membantu absorbsi besi.
b.
Suplementasi besi yaitu pemberian besi profilaksis pada segmen
penduduk yang rentan, seperti ibu hamil dan anak balita. Di Indonesiadiberikan pada perempuan hamil dan ank balita memakai pil besi dan
folat.
c. Fortifikasi bahan makanan dengan besi, yaitu mencampur besi pada
bahan makanan.
d. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengandung kadar besi
tinggi. (Adang dan Osman, 2005)
Pengobatan: sesuai dengan tatalaksana pengobatan anemia defisiensi besi
18.Bagaimana SKDU pada kasus ini?
Jawab:
Tingkat kemampuan 4 mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas.
4.A. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas sesuai
kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter.
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
34/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
34
19.Bagaimana NNI pada kasus ini?
Jawab:
Al Maidah ayat 88
Artinya : Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya
2.3.4 Kesimpulan
Ny. Ratna mengalami anemia defisiensi besi karena faktor sosial ekonomi yang
kurang baik dan masih menstruasi.
2.3.5 Kerangka Konsep
Kebiasaan
makan yangburuk
Intake
Faktor sosial
ekonomi
Anemia
defisiensi besi
Hb , RBC
Vitamin, fe
Sintesa fe
-
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
35/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
35
DAFTAR PUSTAKA
Adang Muhammad dan Osman Sianipar. 2005. Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 1, Nov 2005. FK UGM
AG. Soemantri. 2005. Epidemiology of iron deficiency anemia.
http://scholar.google.com/.(Diakses Tanggal 23 September 2014)
Arisman. 2009. Gizi dalam daur kehidupan : buku ajar ilmu gizi ed.2.Jakarta : EGC
Aru W. Sudoyo et al. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : Interna
Publishing
Aru W. Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta:EGC
Bakta, I Made. 2006.Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC
Bakta, I Made. 2011.Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC
Bambang Permono, dkk. 2005.Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta : IDAI
Dorland, dkk. 2002.Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC
Gandasoebrata. 2009.Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
Ganong, William F., 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke-22. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gunawan, Gansulistia. 2011.Farmakologi dan terapi. Jakarta : FKUI
Guyton AC, dan Hall JE.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., & Thomas, S.A. (1999). Community health nursing:
caring in action. Albani: Delmas Publisher
Isselbacher. 2000. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran
Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar & Klinik (Basic & Clinical Pharmacology).
Buku Kedokteran EGC : Jakarta
L.Tao & K. Kendall. 2013. Sinopsis Organ System Hematologi dan Onkologi.
Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group
http://scholar.google.com/http://scholar.google.com/ -
8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia
36/36
Skenario A 2014
Tutorial 6 Blok 8
Marcus, Dawn. 2007.Headache and Chronic Pain Syndrome. London: Humana Press
Maria Abdulsalam, Albert Daniel. 2002.
Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan
Anemia Defisiensi Besi. Saripediatri.idai.or.id. (Diakses Tanggal 23 September
2014)
Markum HA. Diagnostik dan penanggulangan anemia defisiensi. Dalam: Naskah
Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI I;
1982, Jakarta: IKA FKUI, 1982. h. 5-13
Menti, AS. 2011.Energi dan Protein dari Konsumsi Raskin Terhadap Kecukupan Gizi
Keluarga di Desa Mardingding Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun
Tahun 2011. Tersedia di:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22456/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses Tanggal 23 September 2014)
Mulyatno, Kris Cahyo. 2010. Fungsi Darah. http://www.itd.unair.ac.id. (Diakses
Tanggal 23 September 2014)
Murray, Robert K. 2009.Biokimia harper, 27ed. Jakarta: EGC
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC
Price, S.A, Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6.Jakarta : EGC
QS. Al Ahqaaf :15
Qs. Al Maidah ayat 88
Sherwood, Lauralee. 2011.Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Simamora, E 2008. Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 39 Medan.
Repository.usu.ac.id. (diakses pada tanggal 23 September 2014)
Sudoyo dkk. 2009. Anemia defisiensi besi dalam IPDL Jilid II. Jakarta:
InternaPublishing
Supandiman, Iman. 2006.Hematologi Klinik. Bandung: PT Alumni. 45-50
www.emidecine.com.(diakses pada tanggal 23 Spetember 2014)
Yaniar, Renny. 2009. 4 Sehat 5 Sempurna. PT Gramedia Indonesia : Jakarta
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22456/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/FUNGSI%20DARAH.pdfhttp://www.emidecine.com/http://www.emidecine.com/http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/FUNGSI%20DARAH.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22456/4/Chapter%20II.pdf