EXPERIMENTAL ARCHITECTURE
Transcript of EXPERIMENTAL ARCHITECTURE
SOCIO-
PATHEXPERIMENTAL
ARCHITECTURE
IRMA AYU RACHMA P.
3211100114
DOSEN KOOR.
:
ENDY
YUDHO ST., MT.
DOSEN PEMBIMBING :
DA
5
Basic Concept
2030
NOW
Archigram
Architecture should be
active rather than
Reactive
Architecture is not
static, it grow with
society.
Problem Solving
[FUTURE]
Lateral ThinkingChange Ideas Established Ideas
Conflict
Two Opposing Ideas
Old Vs. New
VS
Collect Data
Analyze
Research!!
Record
Evaluate
Creative !Different!
ISSUETRANSPORTATION
TRAFFIC JAM
VEHICLE DENSITY
POLLUTION
ISSUEENVIRONMENTAL
UHI
POLLUTIONCONCRETE
SURFACE
RESPONSE
SOCIO
-PATH sistem jalur pejalan kaki dalam ruang
yang terletak melayang diatas dan tertanam dibawah jalur kendaraan,
RESPONSE
AIR FILTER
DATACOLLECTING
User Input Contextual Statistic Environmental Data
Comfort
Activity
Behavior Setting
Transportation statistic Climate
Energy Resources
Existing
Structure Material
TechnologyDimension
Location
Form
Orientation
Program
PARAMETERS
Demographic
Location
FRAMEWORK
Technology
Dimension
Orientation
Program
Form
Elevated Pedestrian Walkway di bagian-bagian kota terpadat, dengan area ruang publik sebagai sarana interaksi sosial masyarakat kota dan taman publik untuk sarana rekreasi dan upaya rehabilitasi lingkungan sekitar.
Jl. Raya Gubeng
Jl. Mayjen Sungkono
Jl. Raya Darmo
Jl. A. Yani
4 titik jalan terpadat surabaya, berdasarkan Departemen perhubungan Kota Surabaya.
Peta Jalur
: stasiun Kereta Komuter
: Enterance Utama Socio-Path: Jalur Socio-Path
: existing penghubung antar jalur Socio-path
JL. Ahmad YaniRencana RuangEnterance Utama : Stasiun WonokromoJumlah Exit : 16 (1 exit / per 250m)Panjang Jalan : 4.5kmJalur Terendah : 4 meter diatas tanahJalur Tertinggi : 12 m diatas tanahJumlah Taman Utama : 9 (1 taman / 500 m)
existingLebar Jalan mobil : 10 m ( 2 jalur)Lebar Jalur pedestrian : 4 m (2 sisi)Lebar Jalur Hijau : 2 mPanjang Jalan : 4.5kmWaktu Tempuh Rata-Rata (Pedestrian) : 55 menitTinggi Bangunan Sekitar : Rata-rata 4 hingga 12 m
: stasiun Kereta Komuter
: Enterance Utama Socio-Path: Jalur Socio-Path
: exit
ExistingJl.Dr. Raya DarmoLebar Jalan mobil : 10 m ( 2 jalur)Lebar Jalur pedestrian : 4 m (2 sisi)Lebar Jalur Hijau : 2 mPanjang Jalan : 1.9 kmWaktu Tempuh Rata-Rata (Pedestrian) : 23menitTinggi Bangunan Sekitar : 4-20 m
Jl.Dr. SoetomoLebar Jalan mobil : 6 m ( 2 jalur)Lebar Jalur pedestrian : 2 m (2 sisi)Lebar Jalur Hijau : 1.5 mPanjang Jalan : 900 mWaktu Tempuh Rata-Rata (Pedestrian) : 9 menitTinggi Bangunan Sekitar : 4-8 m
Jl.Raya DiponegoroLebar Jalan mobil : 10 m ( 2 jalur)Lebar Jalur pedestrian : 4 m (2 sisi)Lebar Jalur Hijau : 2 mPanjang Jalan : 1.7 kmWaktu Tempuh Rata-Rata (Pedestrian) : 21 menitTinggi Bangunan Sekitar : 4-8 m
Rencana RuangEnterance Utama : Jembatan Kebon Binatang SurabayaJumlah Exit : 16 (1 exit / per 250m)Panjang Jalan : 4.5 kmJalur Terendah : 4 meter diatas tanahJalur Tertinggi : 12 m diatas tanahJumlah Taman Utama : 9 (1 taman / 500 m)
existingLebar Jalan mobil : 10 m ( 2 jalur)Lebar Jalur pedestrian : 4 m (2 sisi)Lebar Jalur Hijau : 2 mPanjang Jalan : 1.3 kmWaktu Tempuh Rata-Rata (Pedestrian) : 20 menitTinggi Bangunan Sekitar : >20m
Rencana RuangEnterance Utama : Perempatan Jl. AdityawarmanJumlah Exit : 5 (1 exit / per 250m)Panjang Jalan : 1.3 kmJalur Terendah : 8 meter diatas tanahJalur Tertinggi : 15 m diatas tanahJumlah Taman Utama : 2 (1 taman / 500 m)
JL. Mayjend Sungkono
existingLebar Jalan mobil : 12 mLebar Jalur pedestrian : 4 m (2 sisi)Lebar Jalur Hijau : -Panjang Jalan : 1.6 kmWaktu Tempuh Rata-Rata (Pedestrian) : 21 menitTinggi Bangunan Sekitar : 8- >20mRencana RuangEnterance Utama : Taman Sulawesi Jumlah Exit : 6 (1 exit / per 250m)Panjang Jalan : 1.6 kmJalur Terendah : 4 meter diatas tanahJalur Tertinggi : 15 m diatas tanahJumlah Taman Utama : 3 (1 taman / 500 m)
JL. Raya Gubeng
Konsep memindahkan lahan pedestrian ke atas memunculkan ruang-ruang baru dibawahnya yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan parkir bangunan sekitar, sehingga kendaraan yang butuh parkir tidak lagi mengambil lahan jalan yang ada, dan akan mengurangi kemacetan.
Konsep jalur pejalan kakii diletakan di dalam ruang, untuk menghindari terik panas matahari dan hujan, memungkinkan pejalan kaki untuk mencapai tempat tujuan dimanapun dan kapanpun tanpa gangguan cuaca.
Zona Kering
Zona Tebayang
Selain muncul dari merespon cuaca lingkungannya, konsep bentuk mengikuti skyline yang dibentuk bangunan di sekitarnya .
menggunakan pengkondisian udara alami. sisi-sisi ruang diberi lubang-lubang besar mengijinkan aliran angin untuk masuk ke selubung ruang, dan mendinginkan udara.
pentaan ruang jalur pejalan kaki yang dibuat naik turun, bertujuan agar jalur pejalan kaki antar sisi tidak saling menghalangi aliran angin dan memungkinkan aliran angin untuk masuk ke setiap sisi bangunan.
u
Penggunaan jalur Ramp, juga memungkinkan bangunan dapat diakses oleh siapa saja, termasuk pengguna yang disable.
ruang publik untuk pengguna jalur. Terdapat kursi-kursi untuk bercengkrama dan berinteraksi sosial dengan pengguna lainnya.
Menggunakan sistim elevator, untuk akses utam masuk jalur terdapat disetiap titik-titik berakhirnya jalur. Titik-titik ini menyesuaikan dengan infrastruktur transportasi existing, untuk menyambungkan antar jalur satu dan lainnya.
Selain Jalur Pejalan kaki dan ruang publik, tersedia taman publik yang terletak di sekitar jalur. Dengan tujuan mengembalikan kembali permukaan hijau yang diubah untuk infrastruktur jalan dibawahnya,
Selain untuk efeknya terhadap lingkungan, taman juga difungsikan sebagai ruang rekreasi masyarakat kota, dengan ditanami tumbuhan bunga-bunga tropis yang menarik.
Agar tidak monoton dan tetap menarik, Pada penataan taman, diberi konsep atau tema tanaman tertentu di setiap titik. Tem
ZephyranthesZephyrantes atu Lili hujan Tanaman bunga ini biasanya digunakan sebagai hiasan pada taman yang lebih berfungsi sebagai tanaman pembatas atau pagar. Tanaman bunga ini dapat tumbuh dengan mudah dan tanpa perawatan khusus, namun tidak megeluarkan aroma harum. Memiliki lebih dari 18 spesies yang sudah teridentifikasi, memiliki keberagaman yang indah.Berasal dari negara tropis Amerika Selatan, memiliki sifat yang tahan terhadap panas matahari langsung dan air hujan
Lilliaceaetumbuhan bunga bakung-bakungan, salah satunya Bunga Lily atau tulip, merupakan tanaman berbunga yang memiliki pertumbuhan yang cepat, tumbuhan ini juga mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan, terutama dalam lingkungan dengan panas matahari yang menyengat.. Memiliki lebih dari 110 suku bunga.
Fabaceae Sama seperti liliaceae, fabaceae mampu tumbuh dan beradaptasi di berbagai lingkungan. Yang menarik dari famili ini, dalam satu pohon dapat terdiri dari berbagai macam warna bunga. Salah satu spesies dari famili fabaceae yaitu bunga asoka
MalvaceaeSuku bunga kapas-kapasan dengan ciri khas besar dan membentuk corong. Kelopak bunganya bersatu (tidak terpisah-pisah). Mahkota bunganya lima, tersambung di bagian pangkal. Bunga ini tumbuh dengan pesat pada tempat yang terkena matahari langsung. oleh karena itu sebaiknya ditanam didalam pot untuk pengendalian pertumbuhan. Salah satunya yaitu Kembang sepatu
Media penanam (tanah)
Lapisan Drainase
Lapisan Anti-Slip
Polyisocyanurate Insulation
Pada sisi taman terdapat saluran air berukuran 10cm untuk pengaliran sistem drainase baik dari air hujan maupun air untuk tumbuhan. air ini tidak langsung disalurkan ke bawah jalan, melainkan masuk ke saluran air yang terletak di dalam struktur bangunan lalu dialirkan ke sistem drainase di jalan yang tersedia.
Untuk pengaliran drainase pada atap bangunan, pada titik terendah atap diberi lubang kecil yang berhubungan langsung dengan struktur baja rangka bangunan, Struktur baja rangka bangunan yang merupakan baja hollow, pada sisi atas dilubangi kecil untuk menghubungkan pipa dengan lapisan atap. saluran pipa kecil yang terdapat didalam baja menghubungkan drainase atap dengan sistem drainase taman, air lalu dialirkan kebawah ke saluran drainase existing.
mengkondisikan udara di sekitar taman agar lebih nyamanmenggunakan teknologi Mist, yaitu saluran selang kecil yang menyemprotkan percikan air ke udara, menyejukan udara.taman
Konsep pedestrian walkway sendiri yang berada di dalam ruangan namun tetap membutuhkan bukaan untuk aliran angin, memunculkan konsep ruang yang memiliki sisi-sisi pembatas namun terbuka, maka Untuk struktur Pedestrian walkway, menggunakan struktur ruang rangka baja, menggunakan baja hollow, yang bersambungan satu sama lain membentuk sebuah ruang. Lubang-lubang yang dibentuk dari penyambungan baja dibiarkan terbuka.
Pemilihan struktur ini juga disebabkan letaknya yang berada diatas yang menyebabkan munculnya beban lateral dari hembusan angin, untuk menahan beban lateral struktur ruang akan jauh lebih stabil dibanding struktur kolom balok, karena setiap sisinya terkunci dengan baik. Struktur meruang ini juga mendukung Bentuk dari bangunan sendiri yang memiliki dinamika volume ruang yang berbeda .
Struktur ruang ini lalu ditopang dengan struktur kolom dibawahnya, antara struktur ruang dan struktur kolom dihubungkan menggunakan baut yang dipasakkan kedalam struktur kolom beton .
pemilihan material baja hollow sebagai struktur ruang, tidak hanya karena material baja yang memiliki ketahanan beban yang lebih kuat dibanding material lainnya, selain itu ruang kecil didalam material baja hollow dapat difungsikan untuk menaruh kabel-kabel listrik lampu dan pipa drainase untuk sistem atap, sehingga sistem utilitas bangunan dapat tertutupi menunjang estetika bangunan.
Untuk struktur penopang, menggunakan material beton bertulang, sistem struktur mirip dengan sistem struktur kolom balok, namun disini kolom dan balok tidak terpisah melainkan menjadi sebuah kesatuan. Tulang-tulang beton yang terbuat dari baja dirangkai terlebih dahulu lalu diisi material beton, prosesnya seperti pembuatan core pada bangunan tinggi. Selain ketahanannya yang lebih kuat dalam menahan beban lateral, dari segi estetika penggunaan sistem kolom ini bisa fleksibel mengikuti bentuk. dan bisa meminimalisir dimensi kolom, sehingga ruang yang dipakai tidak terlalu besar.
Untuk sistem pondasi, menggunakan sistem pondasi plat jalur beton, tertanam dalam kedalaman 1.5 hingga 3 meter, pondasi ini cukup kuat untuk menahan struktur bangunan tinggi.
Agar tidak menghalangi kegiatan di sekitarnya peletakan kolom disesuaikan dengan existing disekitarnya, dengan jarak antar kolom 15 hingga 20 meter. Jarak yang tidak terlalu panjang memungkinkan untuk meminimalisir dimensi kolom. Sehingga diameter kolom yang dibutuhkan tidak melebihi 2 meter.