EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN...

7

Click here to load reader

Transcript of EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN...

Page 1: EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/05-makalah-bu... · marketing development of processed food products in an effort to

SEPA : Vol. 10 No.1 September 2013 : 40 – 46 ISSN : 1829-9946

40

EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN PANGAN DI PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT

Indria Ukrita1) dan Yelfiarita2)

1), 2) Staf Pengajar Jurusan Budidaya Tanaman Pangan

Abstract: Food development aims to improve food security by increasing food availability and also diversification of food products. The challenge is big enough problems faced by manufacturers of processed food products is one of the aspects of marketing. The purpose of this study was (1) determine the level of marketing efficiency of each processed food products and (2) determine the direction of marketing development of processed food products in an effort to increase the value-added products. The experiment was conducted in West Sumatera Payakumbuh with purposive determination of their region, as well as to manufacturers of processed food is purposive producen kerupuk sanjai, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi, batiah, beras rendang dan gelamai. For marketing efficiency quantitatively analyzed descriptively through marketing efficiency calculation. Further towards the development of the marketing is done by analyzing the observations that occur in the field. The results showed that the efficiency of the marketing of processed food products is not optimal, so that has not happened and the equitable distribution of proceeds proportionately among economic actors involved. The producers tend to gain less than the middlemen (collectors and retailers). Judging from the total quantity of processed food products generated the number of deals still tend to be smaller than the number of requests. This suggests that the prospects for the development of processed food products in West Sumatra Payakumbuh potential. Keywords : marketing efficiency, processed food products

PENDAHULUAN

Peningkatkan ketahanan pangan adalah melakukan penganekaragaman pangan, yaitu melalui proses pengembangan produk pangan yang tidak tergantung kepada satu jenis pangan saja, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan mulai dari aspek produksi, aspek pengolahan, aspek distribusi hingga aspek konsumsi pangan di tingkat rumah tangga (Deptan, 2002). Selanjutnya penganeka-ragaman pangan diupayakan dengan pengembangan pangan lokal yang didasarkan atas sumberdaya di daerah, teknologi spesifik lokasi yang dikuasai oleh petani atau pengolah pangan serta kebiasaan masyarakat untuk konsumsi pangan.

Kondisi yang sering kita temui bahwa kelemahan akan pengembangan produk pertanian terutama produk olahan salah satunya adalah masih kurangnya perhatian akan masalah pemasaran. Hal ini terjadi tidak hanya untuk produk olahan saja, tetapi untuk produk

utama pun mengalami hal yang sama. Sehingga menyebabkan rendahnya efisiensi pemasaran, dan biaya pemasaran melambung tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi pasar tidak efisien karena biaya pemasaran semakin besar sedangkan jumlah produk yang dipasarkan tidak terlalu besar.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengefisiensikan pemasaran adalah 1) menekan biaya pemasaran sehingga keuntungan diperoleh lebih besar, 2) persentase perbedaan harga yang diterima oleh produsen dengan konsumen tidak terlalu besar, 3) adanya kompetisi pasar yang sehat, antara produsen dan lembaga pemasaran yang terlibat sama-sama menguntungkan. Pada saat sekarang ini permintaan akan konsumsi produk olahan pangan terus meningkat baik dari aspek kuantitas, kualitas dan juga keanekaragaman pangan. Dari aspek kuantitas peningkatan konsumsi produk olahan pangan meningkat terbukti dengan rata-rata volume penjualan naik sekitar 30% dari volume penjualan tahun

Page 2: EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/05-makalah-bu... · marketing development of processed food products in an effort to

Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan Arah Pengembangan Pemasaran ...

41

sebelumnya (hasil survei penelitian, Mei 2012). Meskipun demikian, volume penjualan juga akan mengalami peningkatan sekitar 15% pada waktu-waktu tertentu seperti musim liburan sekolah, hari raya Idul Fitri atau hari besar lainnya. Peningkatan dari segi kualitas adalah adanya diversifikasi dari segi rasa produk olahan pangan yang diproduksi, dari awalnya hanya rasa tawar dan rasa pedas untuk produk sanjai, maka akhir-akhir ini mulai diciptakan produk dengan berbagai rasa seperti rasa keju, coklat, barbeque dan lain-lain. Ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku usaha/produsen termasuk produsen pangan olahan untuk meraih kesempatan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu tantangan yang cukup besar harus dihadapi oleh para produsen pangan olahan adalah masalah aspek pemasaran terutama dari aspek efisiensi produksi dan efisiensi pemasaran untuk masing-masing produk olahan, strategi pemasaran (produk, harga, distribusi dan promosi), serta fungsi-fungsi yang harus dilakukan (transportasi, market informasi, storage, dan lain-lain).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran masing-masing produk pangan olahan dan mengetahui arah pengembangan pemasaran produk pangan olahan sebagai upaya meningkatkan nilai tambah produk. Selain itu diharapkan penelitian ini memberikan informasi perlunya melakukan efisiensi pemasaran pangan olahan oleh produsen maupun pihak lain yang terkait atau berkepentingan serta dapat mendorong berkembangnya industri beragam pangan olahan yang berbasis bahan baku lokal.

METODE PENELITIAN Penentuan komoditi pangan olahan dipilih secara purposive didasarkan kepada produk pangan olahan tersebut cukup marak di pasaran artinya mempunyai prospek dan permintaan yang tinggi untuk terus dikembangkan. Untuk penentuan wilayah penelitian dipilih juga secara purposive didasarkan wilayah atau daerah yang menghasilkan produk pangan olahan yang dimaksud yaitu kerupuk sanjai, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi bumbu,batiah, beras rendang dan gelamai.

Aspek efisiensi pemasaran yang dilakukan sehingga dapat diketahui biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan dan volume penjualannya. Efisiensi pemasaran juga dapat dilihat dari perbandingan antara harga ditingkat konsumen dengan harga ditingkat produsen. Harga ini mampu mencerminkan dan menggambarkan apakah harga ditingkat produsen cukup layak atau tidak dibandingkan dengan harga di tingkat konsumen. Selain itu diharapkan dari beberapa aspek yang dikaji dapat memperoleh hasil untuk memperbaiki sistem pemasaran dan strategi (produk, harga, distribusi dan promosi) yang akan diterapkan agar dimasa mendatang agar pangan olahan berbasis bahan baku lokal mampu bersaing dengan pangan lain yang bahan baku bukan lokal. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari produsen-produsen pangan olahan yang dikumpulkan dari aparat instansi terkait (lingkup Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan) di Kota Payakumbuh. Sedangkan data sekunder adalah data untuk mendukung dan melengkapi data primer tersebut, baik berupa laporan, pustaka maupun hasil-hasil penelitian yang sudah ada. Metode Analisis Data Nilai efisiensi pemasaran pada masing-masing produk pangan olahan, dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

ME = (MM : VP) x 100 %

Dimana : ME = Marketing Efficiency/ efisiensi

pemasaran MM = Marketing Margin (margin

pemasaran) VP = Value of Product (nilai produk yang

dipasarkan)

Pemasaran produk pangan olahan dikatakan efisien, apabila : (1) Mampu mendistribusikan produk pangan olahan dari produsen kekonsumen dalam waktu yang cepat, kualitas sesuai, biaya rendah serta harga produk tersebut terjangkau oleh konsumen. (2) Mampu memberikan pembagian hasil yang merata dan proporsional kepada setiap pelaku ekonomi

Page 3: EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/05-makalah-bu... · marketing development of processed food products in an effort to

Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan Arah Pengembangan Pemasaran ...

42

yang terlibat di dalam pemasaran produk pangan olahan. (3) Mampu menciptakan nilai efisiensi pemasaran yang sekecil-kecilnya.

Untuk menjawab tujuan kedua yaitu pengembangan pemasaran produk pangan olahan sebagai upaya meningkatkan nilai tambah produk dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis tersebut didasarkan pada teori strategi pemasaran, khususnya strategi marketing mix yang meliputi : (1) strategi yang berorientasi pada produk, (2) strategi yang berorientasi pada harga, (3) strategi yang berorientasi pada distribusi, dan (4) strategi yang berorientasi pada kegiatan promosi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Salah satu bentuk UKM yang berkembang pesat dan memberikan kontribusi besar terhadap Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) adalah UKM yang bergerak di bidang agribisnis. UKM tersebut adalah UKM yang bergerak di bidang pengolahan dan pendistribusian makanan tradisional/makanan

khas daerah, (Riaswati A, 2004). UKM yang bergerak di bidang pengolahan makanan tradisional di Kota Payakumbuh pada tahun 2006 adalah sebanyak 425 unit usaha atau sekitar 25,45 % dari total usaha. Beberapa UKM yang bergerak dibidang pengolahan makanan tradisional yang ada di kota Payakumbuh antara lain usaha pengolahan produk pangan seperti pengolahan ubi atau singkong menjadi berbagai jenis, bentuk dan rasa kerupuk sanjai, karak kaliang, ganepo dan lain-lain. Juga pengolahan produk pangan lainnya seperti beras menjadi beras rendang, batiah dan gelamai.

Jumlah produsen produk olahan pangan di Kota Payakumbuh ini sebanyak 14 industri rumah tangga, (Tabel 1) dan juga menghasilkan produk olahan lainnya seperti karak kaliang, genepo, sanjai lidi bumbu, dan lainnya. Walaupun produsen ini tidak hanya memproduksi kerupuk sanjai saja tetapi produk olahan pangan lainnya yang berasal bukan dari singkong.

Tabel 1. Nama Produsen Produk Pangan Olahan di Kota Payakumbuh

No Nama Industri Rumah Tangga Produk yang dihasilkan Saluran

pemasaran 1 SANJAI RINA Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak

kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll

A, B, C

2 SANJAI AS Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll

A, B, C

3 SANJAI RANTI Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll

A, B, C

4 SANJAI ROSSA Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll

A, B, C

5 SANJAI ANNA Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll

A, B, C

6 SANJAI YOSA Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll

A, B, C

7 SANJAI TIGA BERSAUDARA

Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll

A, B, C

8 SANJAI WIDA Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll

A, B, C

Page 4: EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/05-makalah-bu... · marketing development of processed food products in an effort to

Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan Arah Pengembangan Pemasaran ...

43

9 SANJAI PUTRI Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll

A, B, C

10 DELIMA Kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll.

A, B, C

11 ETEK TAM Beras rendang, gelamai, dll. A,C 12 ERINA Batiah, Beras rendang, gelamai,

kerupuk sanjai, sanjai lado, karak kaliang, ganepo, sanjai lidi tawar, sanjai lidi bumbu, dll.

A, B, C

13 GONJONG LIMO Batiah, Beras rendang, gelamai A,C 14 PUSAKO MINANG Batiah, gelamai A,B,C Keterangan :

A. Produsen Pedagang pengumpul (dalam provinsi) Pedagang pengecer (dalam provinsi) Konsumen (dalam provinsi)

B. Produsen Pedagang pengumpul (luar provinsi) Pedagang pengecer (luar provinsi) Konsumen (luar provinsi)

C. Produsen Konsumen

Tabel 2. Nilai Efisiensi Produk Olahan Pangan di Kota Payakumbuh

No Produk Olahan Saluran Pemasaran

Nilai Efisiensi Pemasaran (%)

1 Kerupuk Sanjai A B C

23,53 36,84

- 2 Karak Kaliang A

B C

22,22 42,10

- 3 Ganepo A

B C

22,22 42,10

- 4 Sanjai Lidi A

B C

47,06 55,56

- 5 Batiah A

B C

- 75,00

- 6 Beras Rendang

a. Kemasan 1 ons b. Kemasan 3 ons

A,C A,C

50 35

7 Gelamai a. Kemasan 1 ons b. Kemasan 3 ons

A,C A,C

30,76

25

Dilihat dari tingkat efisiensi masing-masing pemasaran yang dialami oleh produk olahan pangan tersebut sangatlah beragam, dan ini bisa dilihat pada Tabel 2. Dari masing-masing produk olahan pangan yang dilakukan, maka hampir semua produk mengalami tingkat efisiensi yang besar artinya, produk-produk tersebut belum terdistribusi secara efisien dari produsen ke konsumen karena biaya yang

dikeluarkan tinggi, sehingga konsumen membayar lebih mahal, selain itu belum terjadinya pembagian hasil yang merata dan proporsional di setiap pelaku ekonomi yang terlibat dalam proses pemasaran produk tersebut sehingga nilai efisiensi pemasaran yang diharapkan sekecil-kecilnya akan tidak dapat tercapai.

Page 5: EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/05-makalah-bu... · marketing development of processed food products in an effort to

Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan Arah Pengembangan Pemasaran ...

44

Nilai efisiensi pemasaran yang didapat maka diharapkan untuk proses pemasaran yang dilakukan lebih efisien dengan mengurangi keterlibatan lembaga pemasaran. Untuk itu diperlukan upaya pengaturan sistem pemasaran produk olahan pangan yang baik, sehingga dapat diperoleh tingkat efisiensi pemasaran yang kecil. Upaya–upaya tersebut dapat dilakukan melalui sistem koperasi atau outlet dimana produsen di Kota Payakumbuh mempunyai wadah atau kelompok produsen yang dapat menyamakan persepsi dalam hal menetapkan harga minimum produk agar tidak selalu ditekan oleh lembaga perantara. Selain itu juga mencoba menetapkan sebuah merek dagang tersendiri sehingga mempunyai nilai (brand image) langsung dari konsumen. Kasus yang terjadi pada produsen produk olahan pangan di Payakumbuh adalah masing-masing

produsen bersaing dengan memberikan harga minimum produk yang semakin kecil bahkan menjual dalam bentuk grosir tanpa merk kepada lembaga perantara yang berhak membuat merk baru pada produk tersebut. Hal ini menyebabkan produk olahan pangan di Kota Payakumbuh kalah bersaing dengan produk olahan pangan di Kota Bukittinggi meskipun pada kenyataannya sebagian besar produk sanjai di Bukittinggi berasal dari produsen Payakumbuh. Adanya koperasi atau kelompok produsen diharapkan mampu membuat bargaining position tersendiri untuk produsen produk olahan pangan di Payakumbuh. Untuk pengembangan pemasaran produk pangan maka strategi yang dikembangkan adalah berorientasi kepada marketing mix.

Tabel 3. Penilaian Efisiensi Pemasaran Produk Olahan Pangan di Payakumbuh

No Produk Olahan dan

Saluran Pemasaran Nilai Efisiensi

(%) Penilaian

1 Kerupuk Sanjai A B

23,53 36,84

Dilihat dari nilai efisiensi pemasaran masih besar terutama untuk sistem pemasaran luar provinsi, ini disebabkan pengaruh biaya transportasi. Akhirnya menyebabkan harga yang diterima oleh konsumen sangatlah besar. Dan pembagian hasil tidak merata antara pelaku ekonomi di dalam proses pemasaran. Kondisi ini berakibat produsen dan konsumen yang dirugikan. Di pihak produsen, keuntungan yang diperoleh relatif kecil.

2 Karak Kaliang A B

22,22 42,10

3 Ganepo A B

22,22 42,10

4 Sanjai Lidi A B

47,06 55,56

5 Batiah A B

60,00 75,00

6 Beras Rendang A

a. Kemasan 1 ons b. Kemasan

3 ons

50 35

Dilihat dari nilai efisiensi pemasaran yang hanya dilakukan di dalam provinsi terlihat bahwa efisiensi pemasaran yang terbesar terjadi pada kemasan 1 ons, artinya untuk kondisi ini keuntungan yang diperoleh oleh produsen dan konsumen sebanding, jika dibandingkan dengan kemasan 3 ons.

7 Gelamai A

a. Kemasan 1 ons b. Kemasan

3 ons

30,76 25

Dilihat dari nilai efisiensi pemasaran yang hanya dilakukan di dalam provinsi terlihat bahwa efisiensi pemasaran yang terbesar terjadi pada kemasan 1 ons, artinya untuk kondisi ini keuntungan yang diperoleh oleh produsen dan konsumen belum sebanding, begitu juga untuk kemasan 3 ons.

Page 6: EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/05-makalah-bu... · marketing development of processed food products in an effort to

Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan Arah Pengembangan Pemasaran ...

45

Adapun strategi marketing mix yang dilakukan adalah : (1) Strategi Produk. Langkah dan kebijakan bagi produsen haruslah meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Artinya produsen harus memperhatikan ketersediaan bahan baku dan penggunaannya hingga proses produksi dilakukan. Disamping itu masalah-masalah yang berkaitan dengan packing, labeling, branding, komposisi dari kandungan produk dan ingridient serta manfaat produk dan masa kadarluasa perlu diperhatikan. Misalnya selama ini produsen produk olahan pangan di Payakumbuh lebih banyak menjual produknya secara grosir dalam kemasan karung atau plastik besar 10-20 kg tanpa merk, artinya produsen menjual dengan sistim tanpa adanya packing khusus. Hal ini menyebabkan produk olahan pangan di Payakumbuh tidak mempunyai brand image langsung bagi konsumen. Sebagai contoh produk olahan sanjai yang terkenal misalnya “Sanjai Nitta” di Bukittinggi yang sebenarnya sebagian besar produknya berasal dari “Sanjai Rina” di Payakumbuh. Konsumen sekarang ini sudah peduli dengan masalah gizi, jaminan keamanan pangan dan yang lebih pasti adalah masalah untuk menjaga kesehatan. Dan untuk masalah pengembangan ini semua serta masalah diversifikasi produk perlu dilakukan kerjasama dengan pihak-pihak tertentu seperti perguruan tinggi/ lembaga penelitian pangan, pihak balai pemeriksaan obat dan makanan sehingga produk yang dihasilkan lebih terjamin dan jelas kandungan gizi dan kesehatannya. Selain itu diharapkan dengan adanya kerjasama maka produk yang dihasilkan lebih banyak bervariasi. (2) Strategi Harga. Langkah dan kebijakan produsen juga harus tetap memperhatikan dari segmen pasar yang akan dituju. Harga pangan olahan yang dihasilkan oleh produsen saat ini masih cukup terjangkau oleh konsumen, namun dengan adanya peningkatan pendapatan, kesadaran akan pentingnya pangan, gizi dan kesehatan maka perlu dilakukan pengolahan produk pangan yang lebih berkualitas terutama untuk segmen masyarakat yang berpendapatan menengah keatas. Artinya produsen dalam memproduksi produk pangan olahan juga mengambil peluang untuk menghasilkan produk pangan olahan dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau oleh masyarakat berpendapatan

menengah ke atas. (3) Strategi Distribusi. Setelah memproduksi dengan memperhatikan kualitas dan harga, maka produsen juga harus mampu memperluas jaringan distribusi dengan langkah atau kebijakan membuat jaringan/link pemasaran yang tidak hanya untuk konsumen lokal tetapi sudah berkembang ke arah yang lebih luas misalnya sudah mencapai pasar nasional ataupun internasional. Langkah ini dilakukan dengan membina kerjasama dengan lembaga-lembaga pemasaran yang ada sehingga saling dapat memberikan informasi dan pelayanan yang baik kepada konsumen maupun antar lembaga pemasaran. Ini semua diharapkan peran besar dan aktif dari produsen untuk melakukan pendekatan dan kerjasama dengan pihak-pihak seperti toko, swalayan, koperasi dan lain sebagainya. Harapannya dengan jaringan distribusi yang luas dan terbina dengan baik akan sangat membantu terhadap kelancaran proses pemasaran dan pada akhirnya akan terjadi peningkatan dan kesinambungan dalam proses produksi. Dan tentu akan memberikan kebaikan dengan meningkatnya pendapatan produsen dan kesejahteraan tercapai. (4) Strategi Promosi. Strategi promosi merupakan langkah penting dalam meningkatkan penjualan. Namun perlu disadari bahwa produk pangan olahan yang dihasilkan oleh home industry belum banyak dilakukan tindakan promosi bila dibandingkan dengan produk pangan hasil industri besar. Dalam melakukan promosi memang masih banyak hambatan, disamping biaya promosi yang umumnya tidaklah sedikit serta umumnya jangkauan pasar pangan olahan masih terbatas. Promosi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti promosi penjualan, personal selling maupun advertising. Pada era sekarang ini semua daerah ingin menggali potensi unggulan yang mempunyai prospek atau peluang besar dan ini didukung oleh peran instansi terkait dan peran pemerintah. Untuk itu melalui promosi daerah ini bisa dilakukan dengan promosi penjualan produk pangan olahan unggulan daerah. Harapannya produk pangan unggulan daerah bisa lebih dikenal secara luas.

SIMPULAN

Harga tiap jenis produk pangan olahan masih bersifat ragam, baik pada pemasaran antar provinsi maupun luar provinsi. Kondisi ini akan

Page 7: EFISIENSI DAN ARAH PENGEMBANGAN PEMASARAN …agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/05-makalah-bu... · marketing development of processed food products in an effort to

Indria Ukrita Dan Yelfiarita : Efisiensi Dan Arah Pengembangan Pemasaran ...

46

menciptakan nilai margin pemasaran dan nilai efisiensi pemasaran yang besar dan variatif. Efisiensi pemasaran produk pangan olahan belum terjadi secara optimal, sehingga belum terjadi pembagian hasil yang merata dan proporsional antar pelaku ekonomi yang terlibat. Pihak produsen cenderung memperoleh keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan pedagang perantara (pengumpul dan pengecer).

Total kuantitas produk pangan olahan yang dihasilkan masih cenderung jumlah penawaran masih kecil dibandingkan jumlah permintaannya. Ini menunjukkan bahwa prospek pengembangan produk-produk pangan olahan di Kota Payakumbuh Sumatera Barat masih potensial. Faktor ketersediaan modal usaha merupakan faktor pembatas untuk melakukan pengembangan usaha pada tingkat produsen pangan olahan. Dan juga posisi dari produsen yang sangat lemah di dalam barganining position dan bargaining power yang akhirnya menyebabkan tingkat keuntungan yang besar diperoleh oleh pedagang perantara yang terlibat.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Bimas Ketahanan Pangan – Departemen Pertanian. 2002. Kebijakan Pengembangan Pangan Lokal dan Makanan Tradisional Khas Nusantara Dalam Pemantapan Ketahanan Pangan. Lokakarya Penumbuhan Pusat Kajian Pangan Lokal dan Makanan Tradisional Khas Nusantara, Semarang 4 Nopember 2002.

BPS. Kabupaten Limapuluh Kota. 2010. Kabupaten Limapuluh Kota dalam Angka.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Limapuluh Kota. 2010. Kabupaten Limapuluh Kota.

Riaswati, A. W. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Makanan Tradisional Gepuk dan Ikan Balita Khas Bogor Merek Karuhun pada PT. Intrafood Citrarasa Nusantara, Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.