Distemper

15
Distemper (Canine Distemper) Kelompok 3 MUH. DANAWIR ALWI (O111 12 009) ICHWANI SYAM MUSTAPA (O111 12 101) KHAIDIR UMAR (O111 12 102) MUH. IQBAL DJAMIL (O111 12 103) FRIDAYANTI KUSUMA I.C (O111 12 104) SUCI NURFITRIANI (O111 12 273)

description

ppt

Transcript of Distemper

Distemper (Canine Distemper)

Distemper(Canine Distemper)Kelompok 3MUH. DANAWIR ALWI (O111 12 009)ICHWANI SYAM MUSTAPA (O111 12 101)KHAIDIR UMAR (O111 12 102)MUH. IQBAL DJAMIL (O111 12 103)FRIDAYANTI KUSUMA I.C (O111 12 104)SUCI NURFITRIANI (O111 12 273)

EtiologiPenyakit distemper pada anjing merupakan penyakit viral yang bersifat multisistemik diantaranya sistem pernafasan, pencernaan, urinaria, saraf pusat dan sistem lainnya. Disebabkan oleh Virus Canine Distemper (VCD) family virus morbili. Distemper anjing juga disebabkan oleh virus RNA Paramyxovirus yang berukuran 150-300m dengan nukleokapsid simetris dan berbungkus lipoproteinEpidemiologiPenelitian yang dilakukan di Brazil oleh Headley dan Graca (2000) menunjukkan bahwa kebanyakan kasus terjadi pada musim dingin pada anjing berumur kurang dari 1,5 tahun dan terdapat perbedaan kepekaan di antara ras anjing tetapi tidak ada perbedaan yang nyata antara anjing jantan dan betina. PatogenesaPenularan virus lewat udara (per inhalasi) menyebabkan infeksi ke dalam sel makrofag alat pernafasan. Virus mula-mula akan berkembang di dalam kelenjar getah bening terdekat. Dalam waktu 1 minggu virus menjalani replikasi dan menyebabkan viremia, yang selanjutnya virus tersebar ke berbagai organ limfoid, sumsum tulang dan lamina propria dari epitel. Potensisumberinfeksijugabisaakibatkontak denganjaringantubuhyangterinfeksidan sekresi seperti urin.

Anjing hamil yang tertular virus dapat menginfeksi anak anjing yang berada dalamkandungan.Anjing yang terinfeksi CDV bersin mengeluarkan sekret hidung ke udara, sehingga menyebarkan virus. Virus ini menetap di dalam saluran hidung anjing dan menyebar ke seluruh tubuh.

Gejala Klinis

Penyakit ini ditandai dengan demam, leukopenia, gangguan pencernaan serta sering disertai dengan komplikasi pneumonia dan gangguan saraf. Gejala klinis yang timbul bila telah berlanjut pada susunan syaraf pusat seperti kejang-kejang dan myoclonus yang disertai dengan depresi, ataksia, paresis, paralisis dan tremor. KonjungtivitisRaum merah di wajahEksudat mukopurulen oculonasal (keluar eksudat mukopurulen dari matadan hidung)Depresi, lesuBatukDiarediare berdarah, muntahLimfopeniaSulit bernafasSuhu tubuh meningkatPenurunan berat badanImunosupresi akibat apoptosisGangguan Saraf ( kejang, gemetar, inkoordinasi, kelumpuhan paraparesis atauTetraparesis, hyperesthesia, mioklonus)Pengerasan/ hiperkeratosis hidung dan bantalan kakiKerusakan gigi pada anjing neonatal.

DiagnosaPerubahansecaramakroskopispadaorganparu berupaadanyaperubahanwarnadanukuranwalaupunsecarakonsistensimasihrelative nor- mal, sedangkan secara histopatologi organ ini banyak diinfiltrasi sel-sel radang, terutamadi daerah interstitial paru-paru. Diagnosa didasarkan pada anamnesa, gejala klinis yang ditemukan dan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah, PCR, immunofluororesensi, isolasi virus, analisa ciran serebrospinal, serologi dan tes ELISA untuk antibody spesifik distemperDiagnosa banding- infeksi Adenovirus 2- infeksi Bordetella broncoseptica- mikoplasma- toxoplasmosis- koksidiosis- cacingan- hepatitis virus

PencegahanAntibiotikTerapi cairan dan elektrolitObat-obat sedativa dan anti konvulsiVaksinasiMemberikan gizi yang baik agar nutrisi yang diperlukan anjing dapat terpenuhiKontrol terhadap adanya endoparasit dan ektoparasit

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Vaksin untuk penyakit Distemper (Ilman, 2014).PengobatanTidak ada obat spesifik yang dapat digunakan untuk membunuh virus distemper yang sudah menginfeksi seekor anjing. Tindakan yang dapat dilakukan ialah untuk mencegah infeksi sekunder, mengendalikan muntah, diare dan gejala syaraf yang muncul, menangani kondisi dehidrasi dengan memberikan cairan infus. Antibiotik harus digunakan untuk mencegah infeksi bakteri sekunder. Pengobatan suportif, termasuk cairan intravena untuk mengoreksi dehidrasi, obat-obatan untuk mencegah muntah dan diare dan antikonvulsan danobat penenang untuk mengontrol kejang. Hasilnya tergantung pada seberapa cepat pemilik hewan mencari bantuan profesional, virulensi dari strain distemper, usia anjing, vaksin, dan kemampuan hewan untuk pembentukan imun yang cepat dan efektifuntuk menghadapi virus.Terima Kasih