Case Based Discussion

download Case Based Discussion

of 56

description

jkj

Transcript of Case Based Discussion

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    1/56

    CASE BASED DISCUSSION

    SEORANG LAKILAKI 24 TAHUN DENGAN KELUHAN SESAK,

    MUAL, PERUT TERASA PENUH/ SEBAH, NYERI TEKAN PADA

    PERUT, BATUK MALAM HARI dan PANAS + 2 MINGGU

    Disusun oleh:

    Mudhita Kurnia Syarifa

    012095957

    Pembimbing:

    dr. Primawati Kartini, Sp.PD

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

    UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

    RSUD DR. ADHYATMA TUGUREJO

    SEMARANG

    2013

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    2/56

    2

    HALAMAN PENGESAHAN

    Nama : Mudhita Kurnia Syarifa

    NIM : 012095957

    Fakultas : Kedokteran Umum

    Tingkat : Universitas Islam Sultan Agung

    Bidangpendidikan : Ilmu Penyakit Dalam

    Judul : Seorang LakiLaki 24 Tahun Dengan Keluhan sesak, mual, nyeri tekan

    pada perut, perut terasa penuh / sebah ,batuk malam hari dan panas + 2 minggu

    Pembimbing : dr.Primawati Kartini, Sp.PD

    Mengetahui :

    Pembimbing

    dr. Primawati Kartini, Sp.PD

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    3/56

    3

    DAFTAR MASALAH

    No Masalah aktif Tanggal Keterangan

    1. Dyspnue 20-03-2014

    2. Dispepsia 20-03-2014

    3. TB paru 20-03-2014

    4. ODA 20-03-2014

    5.

    No Masalah inaktif Tanggal Keterangan

    JAMKESMAS 20-03-2014

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    4/56

    4

    LAPORAN KASUS

    STATUS PENDERITA

    I. ANAMNESISA. Identitas

    Nama : Sdr. A

    Umur : 24 tahun

    Jenis Kelamin : Laki - laki

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Swasta

    Alamat : Tegalsari RT 03/ RW VI Candisari Semarang

    No. CM : 39-28-75

    Tanggal Masuk RS : 20 Maret 2014

    Tanggal Pemeriksaan : -

    B. Keluhan Utama :Sesak nafas yang di rasa semakin memberat, nyeri tekan terutama

    di ulu hati, mual, perut terasa penuh / sebah, batuk malam hari dan demam

    terus menerus selama 2 minggu.

    C. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RSUD Tugurejo dengan keluhan nyeri

    perut seperti dililit di seluruh lapang perut, terutama di ulu hati, perut

    terasa penuh / sebah, sesak nafas, tidak bisa BAB selama 7 hari,

    demam naik turun selama 7 hari.

    Pasien juga mengatakan tubuhnya demam sudah 1 minggu ini,

    demam dirasa memberat saat sore hari dan turun pagi hari, pasien

    mengatakan sering mual, susah menelansehingga tidak nafsu makan dan

    merasa tubuhnya lemas selama 1 minggu ini. Lemas dirasakan juga

    semakin memberat, akan tetapi membaik dengan istirahat, lidah kotor (+),

    stomatitis (+), kadang batuk (+), riyak (-) . Pasien tidak pernah bepergian

    ke luar kota selama 1 bulan terakhir ini. Pasien sudah memeriksakan diri

    ke puskesmas dan diberi obat akan tetapi tidak ada perbaikan.

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    5/56

    5

    BAK dikatakan banyak, sering BAK banyak 3-8x/hari @ 1-1

    gelas belimbing. Warna kencing bening jernih, tidak ada anyang-anyangn,

    BAK nyeri (-), BAK berpasir (-), nyeri pinggang kanan -kiri (+).

    Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit gula sejak satu tahun

    yang lalu setelah diperiksakan ke PKU Gubuk, nafsu makan meningkat,

    kencing 3-4 kali pada malam hari, dan sering merasa haus,

    penurunan berat badan sudah dirasakan sejak satu setengah tahun

    yang lalu,selalu mengkonsumsi obat diabetes secara rutin selama 1 tahun

    , tetapi tidak memeriksakan kadar gula darahnya. Sering merasa

    gringgingen (-), pandangan kabur (-), luka lama sembuhnya (+)

    D. Riwayat Penyakit Dahulu- Riwayat tekanan darah tinggi : Disangkal- Riwayat sakit gula : Diakui

    - Riwayat sakit jantung : Disangkal- Riwayat sakit asma : Disangkal- Riwayat alergi : Disangkal- Riwayat mondok : sejak setahun yang lalu 3

    kali mondok dengan

    keluhan kadar gula darah

    yang tinggi

    - Riwayat operasi : Disangkal

    E. Riwayat Penyakit Keluarga- Riwayat tekanan darah tinggi : Disangkal- Riwayat sakit gula : Disangkal

    - Riwayat asma : Disangkal

    - Riwayat sakit jantung : Disangkal

    F. Riwayat Kebiasaan- Riwayat minum jamu : Disangkal

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    6/56

    6

    - Riwayat minum obat-obatan : Disangkal

    - Riwayat minum-minuman suplemen : Disangkal

    - Riwayat makan berlebihan : Diakui

    G. Riwayat Sosial EkonomiPasien merupakan buruh di pabrik. Saat ini, pasien berobat dengan

    biaya dari JAMKESMAS.

    H. Riwayat GiziSebelum sakit, pasien makan teratur tiga kali sehari dengan nasi,

    sayur, tahu, dan tempe, terkadang daging, telur dan ikan. Jarang

    mengkonsumsi buah-buahan. Beberapa hari terakhir, sejak sakit nafsu

    makan pasien menurun, sehari makan hanya 12 kali dan sedikit.

    I. Anamnesis Sistem Keluhan utama : Nyeri perut seperti dililit di seluruh lapang perut,

    terutama di ulu hati, perut terasa penuh / sebah, sesak nafas, tidak bisa

    BAB selama 7 hari, demam naik turun selama 7 hari

    Kepala : Sakit kepala (-), pusing (-), nggliyer (-), jejas(-), leher kaku (-)

    Mata : Penglihatan kabur (-), pandangan ganda (-),pandangan berputar (-), berkunang-kunang (-).

    Hidung : Pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-) Telinga : Pendengaran berkurang (-),berdenging (-),

    keluar cairan (-), darah (-).

    Mulut : Sariawan (+), luka pada sudut bibir (-), bibirpecah-pecah (-), gusi berdarah (-), mulut

    kering (-), lidah kotor (+)

    Tenggorokan : Sakit menelan (+),suara serak (-), gatal (-). Sistem respirasi : Sesak nafas (+), batuk (-), dahak (-), batuk

    darah (-), mengi (-), tidur mendengkur (-)

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    7/56

    7

    Sistem kardiovaskuler : Sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada(-), berdebar-debar (-)

    Sistem gastrointestinal : Mual (+), muntah (-), perut mules (+), diare(-),nyeri ulu hati (+),nafsu makan menurun

    (+),BB turun (-), tidak bisa BAB (+), perut

    terasa penuh (+)

    Sistem muskuloskeletal : Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-),badan lemas (+)

    Sistem genitourinaria : Sering kencing (-), nyeri saat kencing (-),keluar darah (-), berpasir (-), kencing nanah (-),

    sulit memulai kencing (-), warna kencing

    kuning jernih, anyang-anyangan (-), berwarna

    seperti teh (-).

    Ekstremitas: Atas : Luka (-), kesemutan (-), bengkak(-), sakit sendi(-), panas (-), berkeringat (-), palmar eritema (-

    )

    Bawah : Luka (-), gemetar (-), ujung jari dingin (-),

    kesemutan di kaki (-), sakit sendi (-), bengkak

    (-) kedua kaki

    Sistem neuropsikiatri : Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (-),mengigau (-), emosi tidak stabil (-)

    Sistem Integumentum : Kulit kuning (-), pucat (-), gatal (-), bercakmerah kehitaman di bagian dada, punggung,

    tangan dan kaki (-)

    II. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 30 Juli 2012 :

    1. Keadaan UmumTampak lemah, kesadaran compos mentis, gizi kesan cukup

    2. Status GiziBB: 59

    TB: 158 cm

    BMI= 21,96 kg/m2

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    8/56

    8

    Kesan: Normoweight

    3. Tanda VitalTensi : 110/80 mmHg

    Nadi : 70 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup

    Respirasi : 21 x/menit, tipe thorakoabdominal

    Suhu : 37,3 C (peraxiller)

    4. KulitIkterik (-), petekie (-), turgor cukup, hiperpigmentasi (-), kulit kering (-

    ), kulit hiperemis (-)

    5. KepalaBentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah dicabut (-), luka (-)

    6. WajahSimetris, moon face (-)

    7. MataKonjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-/-),

    perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek

    cahaya (+/+) normal, arcus senilis (-/-), katarak (-/-)

    8. TelingaSekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), gangguan fungsi

    pendengaran (-/-)

    9. HidungNapas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), fungsi pembau

    baik

    10.MulutSianosis (-), bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa basah(-) gusi berdarah (-), lidah kotor (+),lidah hiperemis (-), lidah tremor

    (-), papil lidah atrofi (+) di bagian tepi, stomatitis (+)

    11.LeherSimetris, trachea di tengah, KGB membesar (-),

    tiroid membesar (-), nyeri tekan (-)

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    9/56

    9

    12.ThoraksNormochest, simetris, retraksi supraternal (-), retraksi intercostalis (-),

    spider nevi (-), pernapasan tipe thoraco-abdominal, sela iga melebar(-),

    pembesaran kelenjar getah bening aksilla (-), rambut ketiak rontok (-)

    Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

    Palpasi : Ictus cordis kuat angkat di SIC V, 3 cm caudo

    lateral linea midclavicularis sinistra

    Perkusi : batas jantung

    kiri bawah : SIC V, 2 cm medial linea

    midclavicularis sinistra

    kiri atas : SIC II linea sternalis sinistra

    kanan atas : SIC II linea sternalis dextra

    pinggang jantung : SIC III linea parasternalis sinistra

    Kesan : konfigurasi jantung normal

    Auskultasi :

    HR : 76 kali/menit, reguler

    BJ I-II reguler, intensitas normal, bising (-), gallop(-)

    Pulmo:

    Depan

    Inspeksi:

    Statis : normochest, simetris kanan kiri, retraksi (-)

    Dinamis : simetris, retraksi (-),

    pergerakan paru simetrisPalpasi:

    Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-),

    tidak ada yang tertinggal

    Dinamis : Pengembangan paru simetris, tidak ada yang

    tertinggal

    Fremitus : fremitus raba kanan=kiri

    Perkusi:

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    10/56

    10

    Kanan : sonor

    Kiri : sonor

    Auskultasi:

    Kanan : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan

    Wheezing (-), ronki basah kasar(-), ronki

    basah halus (-)

    Kiri : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan

    wheezing (-), ronki basah kasar(-), ronki

    basah halus(+)

    Belakang:

    Inspeksi:

    Statis : normochest, simetris, retraksi (-)

    Dinamis : pengembangan dada kanan=kiri, retraksi

    intercostalis (-)

    Palpasi :

    Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-)

    Dinamis : pergerakan kanan=kiri, fremitus raba

    kanan=kiri

    Perkusi:

    Kanan : sonor

    Kiri : sonor

    Auskultasi:

    Kanan : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan

    wheezing(-), ronki basah kasar(-), ronki

    basah halus (+)Kiri : suara dasar vesikuler (+), suara tambahan

    wheezing(-), ronki basah kasar(-), ronki

    basah halus (+)

    13.PunggungKifosis(-), lordosis (-), skoliosisi (-), nyeri ketok costovertebra (+)

    14.AbdomenInspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, supel (+)

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    11/56

    11

    (-), spider nevi (-), sikatriks (-), striae (-)

    Auskultasi : peristaltik (-) meningkat, Bising usus (+)

    Perkusi : pekak beralih (-), pekak sisi (-), hipertimpani di

    semua kuadran abdomen

    Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrik (+), hepar tidak teraba,

    lien tidak teraba, rovsing sign (-), nyeri menjalar ke

    punggung (-), turgor kembali cepat

    15.GenitourinariaUlkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)

    16.Kelenjar getah bening inguinalTidak membesar

    17.EkstremitasAkral dingin ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-)

    Oedem ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-)

    III. PEMERIKSAAN PENUNJANGA. Laboratorium 9 september 2013

    1. HematologiSatuan Nilai rujukan

    RUTIN

    Leukosit H 16,94 10^3/ul 3,810,6

    Eritrosit L 4,17 10^6/ul 4,45,9

    Hemoglobin L 10,70 g/dL 13,217,3

    Hematokrit L 28,90 # 4052

    MCV L 69,30 fL 80100

    MCH L 25,70 Pg 2634

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    12/56

    12

    MCHC H 37,00 g/dL 3236

    Trombosit 237 10^3/ul 150440

    RDW H 14,90 # 11,514,5

    Diff Count.

    Eosinofil abs L 0,01 10^3/ul 0,0450,44

    Basofil abs 0,06 10^3/ul 00,2

    Netrofil abs H 15,02 10^3/ul 1,88

    Limfosit abs L 0,86 10^3/ul 0,95,2

    Monosit abs 0,99 10^3/ul 0,161

    Eosinofil L 1,10 # 24

    Basofil 0,40 # 01

    Neutrofil H 88,60 # 50 -70

    Limfosit L 5,10 # 25 - 40

    Monosit L 5,80 # 28

    KIMIA KLINIK

    GDS H 428 Mg/dl

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    13/56

    13

    WIDAL

    Typhi O egatif Negatif

    Typhi H egatif Negatif

    2.Kimia klinik tanggal 10 september 2013

    10/09/2013 Satuan Nilai normal

    HbA1C

    (A1C)

    >14 Good diabetic control 8

    Trigliserid 116 g/dl >150 borderline high

    200-499 high

    >= 500 verry high

    Asam urat 6,3 mg/dL 3,4 - 7,0

    Ureum H 62,0 mg/dL 10,050,0

    Creatinin L 0,67 mg/dL 0,701,10

    IV. DAFTAR ABNORMALITASAnamnesis

    1. Nyeri perut seperti dililit di seluruh lapang perut terutama di ulu hati,2. Perut terasa penuh / sebah3. Sesak nafas4. Tidak bisa BAB selama 7 hari5. Demam naik turun selama 7 hari

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    14/56

    14

    6. Mual7. Susah menelan8. Nafsu makan menurun9. Lemas10.Stomatitis11.Nyeri pinggang kanan -kiri (+).12.Riwayat DM13.Poliuri14.Polidipsi15.Polifagi16.Penurunan BBPemeriksaan Fisik

    17.Lidah kotor18.Nyeri ketok vertebra19.Hipertimpani di semua lapang abdomen20.Nyeri tekan epigastrikPemeriksaan Penunjang

    21.Leukosit : H 16,9422.Eritrosit L 4,1723.Hb L 10,7024.Hematokrit L 28,9025.MCV L 69,3026.MCH L 25,7027.MCHC H 37,0028.

    RDW H 14,90

    29.Eosinofil absolute L 0,0130.Neutrofil absolute H 15,0231.Limfosit absolute L 0,8632.Eosinofil L 0,0133.Neutrofil H 88,6034.Limfosit L 5,1035.GDS H 428

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    15/56

    15

    36.HbA1C >1437.Ureum H 62,038.Creatinin L 0,67

    V. RESUMEPasien datang ke IGD RSUD Tugurejo dengan keluhan nyeri perut

    seperti dililit di seluruh lapang perut, terutama di ulu hati, perut

    terasa penuh / sebah, sesak nafas, tidak bisa BAB selama 7 hari,

    demam naik turun selama 7 hari.

    Pasien juga mengatakan tubuhnya demam sudah 1 minggu ini,

    demam dirasa memberat saat sore hari dan turun pagi hari, pasien

    mengatakan sering mual, susah menelansehingga tidak nafsu makan dan

    merasa tubuhnya lemas selama 1 minggu ini. Lemas dirasakan juga

    semakin memberat, akan tetapi membaik dengan istirahat, lidah kotor (+),

    stomatitis (+), kadang batuk (+), riyak (-) . Pasien tidak pernah bepergian

    ke luar kota selama 1 bulan terakhir ini. Pasien sudah memeriksakan diri

    ke puskesmas dan diberi obat akan tetapi tidak ada perbaikan.

    BAK dikatakan banyak, sering BAK banyak 3-8x/hari @ 1-1

    gelas belimbing. Warna kencing bening jernih, tidak ada anyang-anyangn,

    BAK nyeri (-), BAK berpasir (-), nyeri pinggang kanan -kiri (+).

    Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit gula sejak satu tahunyang lalu setelah diperiksakan ke PKU Gubuk, nafsu makan meningkat,

    kencing 3-4 kali pada malam hari, dan sering merasa haus,

    penurunan berat badan sudah dirasakan sejak satu setengah tahun

    yang lalu,selalu mengkonsumsi obat diabetes secara rutin selama 1 tahun

    , tetapi tidak memeriksakan kadar gula darahnya. Sering merasa

    gringgingen (-), pandangan kabur (-), luka lama sembuhnya (+)

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    16/56

    16

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan stomatitis ,lidah kotor, nyeri

    ketok vertebra hipertimpani di semua lapang abdomen, nyeri tekan

    epigastrik.

    Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Leukosit : H 16,94,

    Eritrosit L4,17, Hb L 10,70, Hematokrit L 28,90, MCV L 69,30, MCH L

    25,70, MCHC H 37,00, RDW H 14,90, Eosinofil absolute L 0,01,

    Neutrofil absolute H 15,02, Limfosit absolute L 0,86, Eosinofil L 0,01,

    Neutrofil H 88,60, Limfosit L 5,10, GDS H 428, HbA1C >14, Ureum H

    62,0, Creatinin L 0,67.

    ANALISIS DAN SINTESIS

    1. Syndrome dyspepsia 1,6,7,8,202. Konstipasi 2,3,4,193. DM tipe 2 9,11,12,13,14,15,16,18,35,36,37,384. Anemia ringan sekali 22,23,24,25,26,27,29,31,32,34DAFTAR PROBLEM

    1. Syndrome dyspepsia2. Konstipasi3. DM tipe 24. Anemia ringan sekaliRencana Pemecahan Masalah

    Problem I. Syndrome dyspepsia

    A. Ass etiologi :- Obat-obatan-

    Intoleransi makanan- Kelainan structural (ulkus gaster, ulkus duodenum)- Penyakit saluran empedu- Penyakit metabolic/ sistemik (DM, gagal ginjal, hipertiroid)

    B. ass. Factor resiko :- stress

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    17/56

    17

    - gastritis H.pyloryC. ass. Komplikasi

    Ip Dx :

    Colonoscopy/endscopy ERCP Biopsy

    Ip Tx:

    - infuse RL 20 tmp- inj ranitidine 2x1 amp- inj ondansentron 2x1 amp

    IpMx: vital sign, kondisi umum

    Ip Ex

    Istirahat , menjelaskan penyakitnya dan pantangan makan minum

    Problem II. Konstipasi

    Assesment

    Ass. Etiologi :- Konstipasi sekunder

    1.Pola hidup: Diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air

    besar yang buruk, kurang olahraga.

    2.Kelainan anatomi (struktur) : fissura ani, hemoroid, striktur, dan

    tumor, abses perineum, megakolon.

    3.Kelainan endokrin dan metaolik : hiperkalsemia, hipokalemia,

    hipotiroid, DM, dan kehamilan.

    4.Kelainan syaraf : stroke, penyakit Hirschprung, Parkinson, sclerosis

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    18/56

    18

    multiple, lesi sumsum tulang belakang, penyakit Chagas, disotonomia

    familier.

    5.Kelainan jaringan ikat : skleroderma, amiloidosis, mixed

    connective-tissue disease.

    6.Obat : antidepresan (antidepresan siklik, inhibitor MAO), logam

    (besi, bismuth), anti kholinergik, opioid (kodein, morfin), antasida

    (aluminium, senyawa kalsium), calcium channel blockers

    (verapamil), OAINS (ibuprofen, diclofenac), simpatomimetik

    (pseudoephidrine), cholestyramine dan laksan stimulans jangka

    panjang.

    7.Gangguan psikologi (depresi).

    - B. Konstipasi fungsional = kontipasi simple atau temporer1.Konstipasi biasa : akibat menahan keinginan defekasi.

    2.Irritabel bowel syndrome

    3.Konstipasi dengan dilatasi kolon : idiopathic megacolon or

    megarektum

    4.Konstipasi tanpa dilatasi kolon : idiopathic slow transit

    constipation

    5.Obstruksi intestinal kronik.

    6.Rectal outlet obstruction : anismus, tukak rectal soliter,

    intusesepsi.

    7.Daerah pelvis yang lemah : descending perineum, rectocele.

    8.Mengejan yang kurang efektif (ineffective straining)

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    19/56

    19

    - C. Penyebab lain1.Diabetes mellitus

    2.Hiperparatiroid

    3.Hipotiroid

    4.Keracunan timah (lead poisoning)

    5.Neuropati

    6.Penyakit Parkinson

    7.Skleroderma

    8.Idiopatik :

    9.Transit kolon yang lambat, pseudo-obstruksi kronik.

    Ass factor resiko: makan makanan rendah serat Ass komplikasi

    - Perdarahan saluran cerna bagian atas dan bawahIp Dx :

    Lab darah USG

    Ip Tx :

    - Extra sup I dulcolax

    Ip Mx: Vital sign, KU, tanda syok septik

    Ip Ex: makan makan tinggi serat

    Problem III. DM tipe 2

    Assesment:

    Ass. Etiologi

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    20/56

    20

    - Dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relative- Dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin

    Ass factor resiko- Genetic- Gaya hidup dan pola makan

    Ass. Komplikasi- Hiperkoagulasi- Hipertensi- PJK- Neuropati perifer- Kelainan pembuluh darah

    Ip Dx :

    - GDS- GDP- GDPP- HbA1C

    Ip Tx :

    - Inj novorapid 3x 10 unitIp Mx :

    KU dan VS Monitoring GDS setiap 2 jam sekali

    Ip Ex :

    Istirahat Diet rendah glukosa Olah raga Atur pola makan

    Problem IV anemia ringan sekali

    Assesment:

    Ass. Etiologi

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    21/56

    21

    - Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang- Kehilangan darah keluar tubuh- Proses penghancuran eritrosit sebelum waktunya

    Ass factor resiko- Perdarahan- Depresi sumsum tulang

    Ass. Penatalaksanaano Pengobatan disesuaikan dengan diagnosis definitif

    yang sudah ditegakkan terlebi dahulu

    o Pemberian hematinik tanpa indikasi tidak dianjurkano Terapi anemia dapat berupa

    Terapi untuk keadaan darurat contohperdarahan akut yang mengancam jiwa pasien

    Terapi suportif Terapi yang khas untuk masing masing anemia Terapi kausal untuk mengobati penyakit dasar

    yang menyebabkan anemia tersebut

    Diagosis definitif tidak bisa ditegakkan terapi percobaan dengan monitor dan evaluasi

    Transfusi diberikan pada anemia pascaperdarahan akut dengan tanda ggg

    hemodinamik.

    Ip Dx :

    Darah rutin dan hapusan darah tepi serta indeks eritrosit (morfologi) Cek TIBC,ferritin serum, besi serum

    Ip Tx :

    Sulfas ferosus 2 x 200 mg (66mg besi elemental meningkatkaneritropoesis 23 x) selama 3 hari

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    22/56

    22

    Diet makanan bergizi tinggi protein

    Ip Mx :

    KU dan VS Monitoring hb setiap hari

    Ip Ex :

    Istirahat dan diet tinggi protein

    VI. RENCANA PEMECAHAN MASALAHAlur Keterkaitan masalah

    1. Nyeri perut seperti dililitdi seluruh lapang perut

    terutama di ulu hati

    2. Mual

    1. Perut terasa penuh /sebah

    2. Sesak nafas3. Tidak bisa BAB

    selama 7 hari

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    23/56

    23

    1. SINDROM DISPEPSIAa. Definisi

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    24/56

    24

    Merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa

    tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami

    kekambuhan.Dispepsi adalah istilah non spesifik yang dipakai pasien

    untuk menjelaskan keluhan perut bagian atas. Gejala tersebut bisa berupa

    nyeri atau tidak nyaman, kembung, banyak flatus, rasa penuh, bersendawa,

    cepat kenyang dan borborygmi (suara keroncongan dari perut).Dispepsia

    berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti

    pencernaan. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinisyang

    terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau

    mengalamikekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa

    rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak

    lagi termasuk dispepsia. pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :

    1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik

    sebagai penyebabnya.Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan

    yang nyata terhadap organ tubuh misalnyatukak (luka) lambung,

    usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.

    2. Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia

    nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional

    tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organberdasarkan

    pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong

    saluranpencernaan).

    Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang

    terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah,

    kembung, rasa penuh atau cepat kenyang, dan sering

    bersendawa. Biasanya berhubungan dengan pola makan yang tidak teratur,makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obat-obatan tertentu,

    ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress.

    Dyspepsia disebabkan oleh beragam hal yang dapat ditelusuri berdasarkan

    kategorinya.

    a. Non-ulcer dyspepsia adalah dyspepsia yang tidak diketahui

    penyebabnya karena biladiendoskopi bagian kerongkongan,

    perut, atau duodenum terlihat normal, tidak menunjukkan borok

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    25/56

    25

    sama sekali. Diperkirakan 6 dari 10 penderita dyspesia

    tergolongdalam kategori ini,

    b. Duodenal and stomach (gastric) ulcers yakni dyspesia yang

    disebabkan oleh borok diusus duabelas jari atau lambung. Jenis ini

    kerap dinamai peptic ulcer,

    c. Duodenitis and gastritis atau radang di usus duabelas jari dan/atau

    lambung. Radangtersebut bisa saja ringan atau parah, tergantung

    lukanya. Gastritis akut dapatdisebabkan oleh karena stres, zat

    kimiam isalnya obat-obatan dan alkohol, makananyang pedas, panas

    maupunasam. Pada yang mengalami stres akan terjadiperangsangan

    sarafsimpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan

    produksiasamklorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang

    berada di dalam lambungakan menimbulkan rasa mual, muntah dan

    anoreksia. Zat kimia maupun makananyang merangsang akan

    menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk

    menghasilkan mukus,mengurangi produksinya. Sedangkan mukus

    itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut

    tercerna. Respon mukosa lambungkarena penurunan sekresi mukus

    bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosagaster. Lapisan

    mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama

    daerahfundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan

    menyebabkan produksiHCl meningkat. Anoreksia juga dapat

    menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri iniditimbulkan oleh karena

    kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambungakibat

    penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan).Eksfeliasi selmukosa gaster akan mengakibatkan erosipada sel

    mukosa. Hilangnya sel mukosaakibat erosi memicu timbulnya

    perdarahan.Perdarahan yang terjadi dapat mengancamhidup

    penderita, namundapat juga berhenti sendiri karena proses

    regenerasi, sehinggaerosimenghilang dalam waktu 24-48 jam setelah

    perdarahan. Helicobacter pylorimerupakan bakteri gram negatif.

    Organisme inimenyerang sel permukaan gaster,memperberat

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    26/56

    26

    timbulnya desquamasi seldan muncullah respon radang kronis

    padagaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia

    d. Acid reflux, oesophagitis and GERD. Acid reflux terjadi ketika zat

    asam keluar darilambung dan naik ke kerongkongan.Acid reflux bisa

    menyebabkan esofagitis (radangkerongkongan) atau gastro-

    oesophageal reflux disease (GERD acid reflux, denganatau tanpa

    esofagitis). Manifestasi klinis GERD dapat berupa gejala yang

    tipikal(esofagus) dan gejala atipikal (ekstraesofagus). Gejala GERD

    70% merupakan tipikal,yaitu :

    Heart burn. Heart burn adalah sensasi terbakar di daerah

    retrosternal. Gejalaheart burn adalah gejala yang tersering,

    Regurgitasi. Regurgitasi adalah kondisi di mana material lambung

    terasa dipharing. Kemudian mulut terasa asam dan pahit. Kejadian

    ini dapatmenyebabkan komplikasi paru-paru,

    Disfagia. Disfagia biasanya terjadi oleh karena komplikasi berupa

    striktur.

    b. EtiologiTidaklah mengherankan bahwa penyakit gastrointestinal telah banyak

    dikaitkan dengan dispepsia. Namun, banyak penyakit non-gastrointestinal

    juga telah dikaitkan dengan dispepsia. Contoh yang terakhir termasuk

    diabetes, penyakit tiroid, hiperparatiroidisme (kelenjar paratiroid yang

    terlalu aktif), dan penyakit ginjal berat. Tidak jelas, bagaimana penyakit

    non-gastrointestinal dapat menyebabkan penyakit dispepsia. Penyebab

    kedua yang penting dari dyspepsia adalah obat. Ternyata bahwa banyakobat yang sering dikaitkan dengan dispepsia, misalnya, nonsteroidal anti-

    inflammatory drugs (NSAIDs seperti ibuprofen ), antibiotik, dan estrogen

    ). Pada kenyataannya, kebanyakan obat dilaporkan menyebabkan dispepsia

    dalam setidaknya beberapa pasien.

    Seperti telah dibahas sebelumnya, dispepsia sebagian besar (bukan

    karena penyakit non-gastrointestinal), namun diyakini disebabkan fungsi

    abnormal dari otot-otot organ saluran pencernaan atau saraf mengontrol

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    27/56

    27

    organ. Kontrol saraf pada saluran pencernaan sangatlah kompleks. Sebuah

    sistem saraf bekerja sepanjang saluran pencernaan dari kerongkongan ke

    anus di dinding otot dari organ-organ. Saraf ini berkomunikasi dengan

    saraf lain yang melakukan perjalanan ke dan dari sumsum tulang belakang.

    Saraf dalam sumsum tulang belakang pada gilirannya berjalanan ke dan

    dari otak. Dengan demikian, fungsi abnormal dari sistem saraf di dispepsia

    mungkin terjadi pada organ pencernaan otot, sumsum tulang belakang,

    atau otak.

    Sistem saraf mengontrol organ-organ pencernaan, seperti organ lainnya,

    mengandung kedua saraf sensorik dan motorik. Saraf-saraf terus menerus

    merasakan apa yang terjadi pada aktivitas dalam organ dan menyampaikan

    informasi ini ke saraf di dinding organ. Dari sana, informasi dapat

    disampaikan ke sumsum tulang belakang dan otak. Informasi diterima dan

    diproses di dinding organ, sumsum tulang belakang, atau otak. Kemudian,

    berdasarkan pada masukan sensorik dan cara input diproses, perintah

    (respon) dikirim ke organ melalui saraf motorik. Dua dari respon-respon

    motor yang paling umum dalam usus kecil adalah kontraksi atau relaksasi

    otot organ dan pengeluaran cairan dan atau lendir dalam organ. Seperti

    telah disebutkan, fungsi abnormal dari saraf organ-organ pencernaan,

    setidaknya secara teoritis, mungkin terjadi dalam organ, sumsum tulang

    belakang, atau otak. Selain itu, kelainan mungkin terjadi dalam saraf

    sensorik, saraf motorik, atau di pusat-pusat pengolahan di

    usus,sumsumtulangbelakang, atauotak.

    Beberapa peneliti berpendapat bahwa penyebab penyakit-penyakit

    fungsional adalah kelainan pada fungsi saraf sensorik. Misalnya, aktivitasnormal, seperti peregangan dari usus kecil oleh makanan dapat

    menimbulkan sinyal sensorik yang dikirim ke sumsum tulang belakang

    dan otak, di mana mereka dianggap menyakitkan. Peneliti lain berpendapat

    bahwa penyebab penyakit-penyakit fungsional adalah kelainan pada fungsi

    saraf motorik. Misalnya, perintah abnormal melalui syaraf-syaraf motor

    mungkin menghasilkan kejang yang menyakitkan (kontraksi) dari otot-

    otot. Yang lain berpendapat bahwa abnormal disebabkan oleh pusat

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    28/56

    28

    pengolahan yang berfungsi dan bertanggung jawab untuk penyakit

    fungsional salah menafsirkan sensasi normal atau mengirim perintah yang

    abnormal ke organ. Bahkan, beberapa penyakit fungsional mungkin

    disebabkan oleh disfungsi sensor, disfungsi motor, atau disfungsi baik

    sensorik dan motorik. Lainnya mungkin karena kelainan di dalam pusat

    pengolahan.

    Sebuah konsep penting yang relevan dengan mekanisme beberapa

    potensi (penyebab) penyakit fungsional adalah konsep hipersensitivitas

    visceral. Konsep ini menyatakan bahwa penyakit yang mempengaruhi

    organ-organ pencernaan sangat peka sehingga mengubah respon saraf-

    saraf atau pusat pengolahan untuk sensasi yang berasal dari organ.

    Menurut teori ini, penyakit seperti colitis (peradangan usus besar) dapat

    menyebabkan perubahan permanen dalam kepekaan saraf atau pusat

    pengolahan usus besar. Sebagai hasil dari peradangan sebelumnya,

    rangsangan normal dirasakan sebagai abnormal (misalnya, sebagai hal

    yang menyakitkan). Dengan demikian, kontraksi usus besar yang normal

    mungkin menyakitkan. Tidak jelas apa penyakit sebelum dapat

    mengakibatkan hipersensitivitas pada orang, meskipun penyakit menular

    (bakteri atau virus) dari saluran pencernaan disebutkan paling sering.

    Visceral hypersensitivity telah ditunjukkan secara jelas pada hewan dan

    manusia. Perannya dalam penyakit-penyakit fungsional yang umum belum

    jelas saat ini.

    Penyakit dan kondisi lain dapat memperburuk penyakit-penyakit

    fungsional, termasuk dyspepsia. Kecemasan dan atau depresi mungkin

    faktor memperburuk paling sering diakui untuk pasien dengan penyakitfungsional. Faktor lain yang memberatkan adalah siklus menstruasi .

    Selama periode haid, wanita seringkali mencatat bahwa gejala fungsional

    mereka buruk. Hal ini sesuai sewaktu hormon wanita, estrogen dan

    progesteron berada pada tingkat tertinggi. Selain itu, telah diamati bahwa

    mengobati wanita yang memiliki dispepsia dengan leuprolida (Lupron),

    obat injeksi yang menutup produksi tubuh estrogen dan progesteron, yang

    efektif dalam mengurangi gejala dispepsia pada wanita premenopause.

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    29/56

    29

    Observasi ini mendukung peran hormon dalam intensifikasi gejala

    fungsional.

    Beberapa perubahan dapat terjadi pada saluran cerna atas akibat proses

    penuaan, terutama pada ketahanan mukosa lambung. Kadar asam lambung

    lansia biasanya mengalami penuruna hingga 85%.

    Dispepsia dapat disebabkan oleh kelainan organik, yaitu :

    a. Gangguan penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak gaster atau

    duodenum, gastritis, tumor, infeksi bakteriHelicobacter pylori.

    b. Obat-obatan: anti inflamasi non steroid (OAINS), aspirin, beberapa

    jenis antibiotik, digitalis, teofilin dan sebagainya.

    c. Penyakit pada hati, pankreas, maupun pada sistem bilier seperti

    hepatitis, pankreatitis, kolesistitis kronik.

    d. Penyakit sistemik seperti diabetes melitus, penyakit tiroid, penyakit

    jantung koroner.

    Dispepsia fungsional dibagi 3, yaitu :

    a. Dispepsia mirip ulkus bila gejala yang dominan adalah nyeri ulu hati.

    b. Dispepsia mirip dismotilitas bila gejala dominan adalah kembung,

    mual, cepat kenyang.

    c. Dispepsia non-spesifikyaitu bila gejalanya tidak sesuai dengan

    dispepsia mirip ulkus maupun dispepsia mirip dismotilitis.

    Peranan pemakaian OAINS dan infeksiH. Pylori sangat besar pada kasus-

    kasus dengan kelainan organik. Penyebab dispepsia secara rinci adalah:

    1. Menelan udara (aerofagi)

    2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung

    3. Iritasi lambung (gastritis)4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis

    5. Kanker lambung

    6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

    7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)

    8. Kelainan gerakan usus

    9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi

    10. Infeksi Helicobacter pylori

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    30/56

    30

    Dyspepsia organik Dyspepsia fungsional

    - Ulkus peptik kronik (ulkus ventrikuli,

    ulkus duodeni)- Gastro-esophageal reflux

    disease (GORD), dengan atau tanpa

    esofagitis.

    - Obat : OAINS, Aspirin

    - Kolelitiasis simtomatik

    - Pancreatitis kronik

    - Gangguan metabolik (uremia,

    hiperkalsemia, gastroparesis DM)

    - Keganasan (gaster, pancreas, kolon)

    - Insufisiensi vaskula mesenterikus

    - Nyeri dinding perut

    - Disfungsi sensorik-motorik

    gastroduodenum Gastroparesis

    idiopatik/hipomotilitas antrum

    - Disritmia gaster

    - Hipersensitivitas

    gaster/duodenum

    - Faktor psikososial

    - Gastritis H. pylori

    - Idiopatik

    c. Faktor PredisposisiDispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit dan pola hidup.

    berikut ini berbagai penyakit (kondisi medis) yang dapat menyebabkan

    keluhan dispepsia :

    1. Dispepsia fungsional (nonulcer dyspepsia). Dispepsia fungsionaladalah rasa tidak nyaman hingga nyeri di perut bagian atas yang

    setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh tidak ditemukan

    penyebabnya secara pasti. Dispepsia fungsional adalah penyebab

    maag yang paling sering.

    2. Tukak lambung (stomach ulcers). Tukak lambung adalah adanyaulkus atau luka di lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa

    sakit yang dirasakan terus menerus, bersifat kronik (lama) dan

    semakin lama semakin berat.

    3. Refluks esofagitis (gastroesophageal reflux disease)4. Pangkreatitis5. Iritable bowel syndrome

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    31/56

    31

    6. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obatanalgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen

    dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung. Jika

    pemakaian obat obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan

    terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya

    secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat

    mengakibatkan maag.

    7. Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, lukabakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis serta pendarahan

    pada lambung.

    8. Malabsorbsi (gangguan penyerapan makanan)9. Penyakit kandung empedu10.Penyakit liver11.Kanker lambung (jarang)12.Kanker esofagus (kerongkongan)(jarang)13.Penyakit lain (jarang)

    d. PatofisiologiPerubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,

    zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,

    pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,

    kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat

    gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat

    mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang

    terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medullaoblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik

    makanan maupun cairan Dengan kriteria tidak adanya kelainan organik

    pada SCBA, maka teori patogenesisnya sangat bervariasi. Berbagai usaha

    telah dicoba untuk menerangkan korelasi yang ada antara keluhan dengan

    sedikitnya temuan kelainan yang ada secara konvensional.

    e. Manifestasi Klinis

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    32/56

    32

    1. Nyeri perut (abdominal discomfort),2. Rasa perih di ulu hati,3. Mual, kadang-kadang sampai muntah,4. Nafsu makan berkurang,5. Rasa lekas kenyang,6. Perut kembung,7. Rasa panas di dada dan perut,8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

    Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang

    dominan, membagi dispepsia menjadi 3 tipe :

    1. dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia),

    dengan gejala :

    - nyeri epigestrium terlokasi.

    - Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid.

    - Nyeri saat lapar.

    - Nyeri episodik

    2. dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like

    dyspesia), dengan gejala :

    - mudah kenyang.

    - Perut cepat terasa penuh saat makan.

    - Mual.

    - Muntah

    - Uuper abdominal bloating.

    - Rasa tak nyaman bertambah saat makan.

    3. dispepsia non spesefik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas)

    Kriteria diagnostik Roma III untuk dispepsia fungsional

    Dispepsia fungsional

    Kriteria diagnostik terpenuhi* bila 2 poin di bawah ini seluruhnya terpenuhi:

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    33/56

    33

    1. Salah satu atau lebih dari gejala-gejala di bawah ini:a. Rasa penuh setelah makan yang mengganggu

    b. Perasaan cepat kenyangc. Nyeri ulu hatid. Rasa terbakar di daerah ulu hati/epigastrium

    2. Tidak ditemukan bukti adanya kelainan struktural yang menyebabkantimbulnya gejala (termasuk yang terdeteksi saat endoskopi saluran cerna

    bagian atas [SCBA])

    * Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan

    terakhir, dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis.

    a. Postprandial distress syndrome

    Kriteria diagnostik* terpenuhi bila 2 poin di bawah ini seluruhnya terpenuhi:

    1. Rasa penuh setelah makan yang mengganggu, terjadi setelah makan denganporsi biasa, sedikitnya terjadi beberapa kali seminggu

    2. Perasaan cepat kenyang yang membuat tidak mampu menghabiskan porsimakan biasa, sedikitnya terjadi beberapa kali seminggu

    * Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan

    terakhir, dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis.

    Kriteria penunjang

    1. Adanya rasa kembung di daerah perut bagian atas atau mual setelah makanatau bersendawa yang berlebihan

    2. Dapat timbul bersamaan dengan sindrom nyeri epigastrium.

    b. Epigastr ic pain syndrome

    Kriteria diagnostik* terpenuhi bila 5 poin di bawah ini seluruhnya terpenuhi:

    1. Nyeri atau rasa terbakar yang terlokalisasi di daerah epigastrium dengantingkat keparahan moderat/sedang, paling sedikit terjadi sekali dalam

    seminggu

    2. Nyeri timbul berulang3. Tidak menjalar atau terlokalisasi di daerah perut atau dada selain daerah perut

    bagian atas/epigastrium

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    34/56

    34

    4. Tidak berkurang dengan BAB atau buang angina5. Gejala-gejala yang ada tidak memenuhi kriteria diagnosis kelainan kandung

    empedu dan sfingter Oddi

    * Kriteria terpenuhi bila gejala-gejala di atas terjadi sedikitnya dalam 3 bulan

    terakhir, dengan awal mula gejala timbul sedikitnya 6 bulan sebelum diagnosis.

    Kriteria penunjang

    1. Nyeri epigastrium dapat berupa rasa terbakar, namun tanpa menjalar kedaerah retrosternal

    2. Nyeri umumnya ditimbulkan atau berkurang dengan makan, namun mungkintimbul saat puasa

    3. Dapat timbul bersamaan dengan sindrom distres setelah makan.

    f. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang harus bias menyingkirkan kelainan serius, terutama

    kanker lambung, sekaligus menegakkan diagnosis bila mungkin. Sebagian

    pasien memiliki resiko kanker yang rendah dan dianjurkan untuk terapi

    empiris tanpa endoskopi. berikut merupakan pemeriksaan penunjang:

    a. Tes Darah

    Hitung darah lengkap dan LED normal membantu menyingkirkan kelainan

    serius. Hasil tes serologi positif untukHelicobacter pylorimenunjukkan ulkus

    peptikum namun belum menyingkirkan keganasan saluran pencernaan.

    b. Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)

    Endoskopi adalah tes definitive untuk esofagitis, penyakit epitellium Barret,

    dan ulkus peptikum. Biopsi antrum untuk tes ureumse untukH.pylori(tes

    CLO).Endoskopi adalah pemeriksaan terbaik masa kini untuk menyingkirkan kausa

    organic pada pasien dispepsia. Namun, pemeriksaanH. pylorimerupakan

    pendekatan bermanfaat pada penanganan kasus dispepsia baru. Pemeriksaan

    endoskopi diindikasikan terutama pada pasien dengan keluhan yang muncul

    pertama kali pada usia tua atau pasien dengan tanda alarm seperti penurunan

    berat badan, muntah, disfagia, atau perdarahan yang diduga sangat mungkin

    terdapat penyakit struktural.

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    35/56

    35

    Pemeriksaan endoskopi adalah aman pada usia lanjut dengan kemungkinan

    komplikasi serupa dengan pasien muda.Menurut Tytgat GNJ, endoskopi

    direkomendasikan sebagai investigasi pertama pada evaluasi penderita

    dispepsia dan sangat penting untuk dapat mengklasifikasikan keadaan pasien

    apakah dispepsia organik atau fungsional. Dengan endoskopi dapat dilakukan

    biopsy mukosa untuk mengetahui keadaan patologis mukosa lambung.

    c. DPL : Anemia mengarahkan keganasan

    d. EGD : Tumor, PUD, penilaian esofagitis

    e. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium termasuk hitung

    darah lengkap, laju endap darah, amylase, lipase, profil kimia, dan

    pemeriksaan ovum dan parasit pada tinja. Jika terdapat emesis atau

    pengeluaran darah lewat saluran cerna maka dianjurkan untuk melakukan

    pemeriksaan barium pada saluran cerna bgian atas.

    g. Pemeriksaan FisikAnamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien dyspepsia yang belum

    diinvestigasi terutama hasrus ditujukan untuk mencari kemungkinan adanya

    kelainan organik sebagai kausa dispepsia. Pasien dispepsia dengan alarm

    symptoms kemungkinan besar didasari kelainan organik. Menurut Wibawa

    (2006), yang termasuk keluhan alarm adalah:

    1. Disfagia,2. Penurunan Berat Badan (weight loss),3. Bukti perdarahan saluran cerna (hematemesis, melena, hematochezia,

    anemia defisiensi besi,atau fecal occult blood),

    4. Tanda obstruksi saluran cerna atas (muntah, cepat penuh).5.

    Pasien dengan alarm symptoms perlu dilakukan endoskopi segera untukmenyingkirkan penyakit tukak peptic dengan komplikasinya, GERD

    (gastroesophageal reflux disease), atau keganasan.

    h. PenatalaksanaanPenatalaksanaan non farmakologis

    1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    36/56

    36

    2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-

    obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres

    3) Atur pola makan

    Penatalaksanaan farmakologis yaitu:

    Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama

    dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross

    patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 %

    kasus DF reponsif terhadap placebo.Obat-obatan yang diberikan meliputi

    antacid (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik

    (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah

    terjadinya muntah)

    Penatalaksanaan yang tepat pada pasien dengan dispepsia, antara lain :

    1. Edukasi kepada pasien untuk mengenali dan menghindari keadaanyang potensial mencetuskan serangan dispepsia

    2. Modifikasi pola hidup3. Menghindari jenis makanan yang dirasakan sebagai faktor pencetus.

    Pola makan porsi kecil tetapi sering dan makanan rendah lemak.

    4. Obat-obatanObat-obatan yang dianjurkan adalah golongan antasida, anti sekresi

    dan prokinetik dapat digunakan untuk mengurangi keluhan.

    Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu :

    - Antasid 20-150 ml/hariGolongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir

    sekresi asam lambung. Campuran yang biasanya terdapat dalam antasid

    antara lain Na bikarbonat, AL (OH)3, Mg (OH)2 dan Mg trisilikat.

    Pemakaian obat ini sebaiknya jangan diberikan terus-menerus, sifatnya

    hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa nyeri. Mg trisilikat dapat dipakai

    dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    37/56

    37

    bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare

    karena terbentuk senyawa MgCl2.

    - Antikolinergik

    Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak

    selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang

    dapat menekan sekresi asam lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga

    memiliki efek sitoprotektif.

    - Antagonis reseptor H2

    Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik

    atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis

    reseptor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin dan famotidin.

    Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)Sesuai dengan

    namanya, golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium

    akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk

    golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol dan pantoprazol.

    - Sitoprotektif

    Prostaglandin sintetik seperti misoprostol (PGE) dan enprestil (PGE2).

    Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel

    parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostaglandin endogen,

    yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi

    mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk

    lapisan protektif (sebagai site protective), yang senyawa dengan protein

    sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).

    - Golongan prokinetik

    Obat yang termasuk golongan prokinetik, yaitu sisaprid, dom peridon danmetoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia

    fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan

    memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance)

    i. KomplikasiPenderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya

    komplikasi yang tidak ringan. Salah satunya komplikasi dispepsia yaitu luka

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    38/56

    38

    di dinding lambung yang dalam atau melebar tergantung berapa lama

    lambung terpapar oleh asam lambung. Bila keadaan dispepsia ini terus

    terjadi luka akan semakin dalam dan dapat menimbulkan komplikasi

    pendarahan saluran cerna yang ditandai dengan terjadinya muntah darah, di

    mana merupakan pertanda yang timbul belakangan. Awalnya penderita pasti

    akan mengalami buang air besar berwarna hitam terlebih dulu yang artinya

    sudah ada perdarahan awal. Tapi komplikasi yang paling dikuatirkan adalah

    terjadinya kanker lambung yang mengharuskan penderitanya melakukan

    operasi.

    j. PencegahanPola makan yang normal, dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan

    kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkonsumsi

    makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol dan, pantang rokok, bila

    harus makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan

    obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung. Berikut adalah 11

    solusi mencegah gangguan pencernaan

    1. biasakan makan teratur2. Kunyah makanan dengan baik supaya enzim ptialin dalam kelenjar

    ludah dapat melakukan fungsinya dengan sempurna

    3. Jangan makan terlalu banyak4. Jangan berbaring setelah makan5. Hindari waktu makan yang terlalu ber-dekatan supaya proses mencerna

    tidak terganggu (interval 2-3 jam)

    6.

    Jangan makan sambil minum (setiap cairan yang dikonsumsi denganmakanan padat akan mengurangi aktivitas cairan pencernaan yang

    terlibat dalam proses pencernaan)

    7. Tingkatkan konsumsi makanan sumber serat8. Konsumsi makanan probiotik9. Kurangi konsumsi makanan pembentuk asam (protein hewani dan

    karbohidrat sederhana)

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    39/56

    39

    10. Jangan makan makanan yang terlalu panas atau dingin (dapatmengiritasi lapisan dinding lambung)

    11. Kurangi stressKonstipasi

    Konstipasiatau sering disebut sembelitadalah kelainan padasistem pencernaan

    di mana seorangmanusia(atau mungkin juga padahewan)mengalami pengerasan

    tinjayang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat

    menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup

    hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat

    menyebabkankanker ususyang berakibat fatal bagi penderitanya.

    Pencegahan

    Jangan jajan di sembarang tempat. Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi. Minumairputih minimal 1,5 sampai 2literair (kira-kira 8 gelas) sehari

    dan cairan lainnya setiap hari.[1]

    Olahraga,seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15menit untuk olahraga ringan, dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih

    berat.

    Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan buangair besar.

    Konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya, seperti buah-buahan dansayur-sayuran.

    Tidur minimal 4 jam sehari. Menambah bumbu herbal dalam makanan, kecuali cabe.[2] Diet secara tidak berlebihan.[2] Mengonsumsi makanan anti imfalamsi, seperti alupkat,apel,dankelapa.[2]

    Pengobatan

    Jogging merupakan salah satu olahraga yang dapat meredakan dan mencegah

    sembelit.

    Pengobatan dan peredaan konstipasi secara alami dapat dilakukan dengan

    pengubahan pola makan menjadi lebih sehat, rajinberolahraga,memijat perut dan

    punggung,[3]minumairputih sebanyaknya, meminum minuman prebiotik dan

    probiotik,atau membiasakan diri untuk buang air besar setiap hari dengan

    membuat jadwal buang air besar yang disebut bowel training. Terapitertawajuga

    dapat dilakukan, karena dengan tertawa otot perut secara refleks bergerak

    sehingga perut terpijat sehingga merangsang gerakan peristaltik usus dan

    melancarkan buang air besar.

    http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sistem%20pencernaan.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sistem%20pencernaan.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sistem%20pencernaan.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Manusia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Manusia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Manusia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hewan.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hewan.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hewan.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tinja.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tinja.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kanker%20usus%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kanker%20usus%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kanker%20usus%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Air.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Air.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Air.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Liter.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Liter.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Liter.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Jangan%20Biarkan%20Sembelit%20Berlarut-larut-1http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Jangan%20Biarkan%20Sembelit%20Berlarut-larut-1http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Jangan%20Biarkan%20Sembelit%20Berlarut-larut-1http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Olahraga.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Olahraga.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sayur.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sayur.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sayur.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Apel.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Apel.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Apel.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kelapa.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kelapa.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Olahraga.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Olahraga.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Olahraga.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Punggung.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-3http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-3http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-3http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Air.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Air.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Air.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Probiotik.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Probiotik.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tawa.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tawa.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tawa.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tawa.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Probiotik.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Air.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-3http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Punggung.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Olahraga.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kelapa.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Apel.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Mau%20Pecernaan%20Lancar?%20Lakukan%20Hal%20Ini-2http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sayur.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Olahraga.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Jangan%20Biarkan%20Sembelit%20Berlarut-larut-1http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Liter.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Air.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kanker%20usus%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tinja.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hewan.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Manusia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sistem%20pencernaan.html
  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    40/56

    40

    Konstipasi dapat juga diredakan atau diatasi dengan merendamkakike dalam air

    dingin. Kaki direndam sampai terasa cukup dingin. Terapi ini juga dapat

    mengatasi kaki pegal, pendarahan hidung, daninsomnia.[4]

    Sedangkan dengan cara sedikit dipaksayang biasanya untuk penderita obstipasi,yaitu dengan mengonsumsi obat pencahar disebut laksatif(yang kadang-kadang

    menyebabkan perut terasamelilitberlebihan, tinja berbentuk cair, atau bahkan

    ketergantungan obat pencahar), penghisapan tinja atau feses dengan alat khusus,

    terapiserat,dan pembedahan (walaupun pilihan ini cukup jarang dilakukan).

    Agar penderita konstipasi dapat cepat sembuh, maka penderita dilarang:

    Menahan buang air besar Mengkonsumsi makanan siap saji dan bersifat panas Makan dalam porsi yang banyak Meminum minuman yang berkafein dan minuman ringan

    Penyebab

    Modeltinjaatau feses 1 (konstipasi kronis), 2 (konstipasi sedang) dan 3(konstipasi ringan) dariBristol Stool Chartyang menunjukkan tingkat konstipasi

    atau sembelit.

    Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling

    umum dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar kita. Bahkan

    diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi atau sembelit.

    Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain:

    Kekurangan cairantubuhataudehidrasi.[5] Menderitapanas dalam. Stresatau depresi dan aktivitas yang cukup padat.[6]

    http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kaki.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kaki.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kaki.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Insomnia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Insomnia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-4http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-4http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-4http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulas.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulas.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulas.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Serat.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Serat.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Serat.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tinja.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tinja.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tinja.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Bristol%20Stool%20Chart.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Bristol%20Stool%20Chart.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Bristol%20Stool%20Chart.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tubuh.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tubuh.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tubuh.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Dehidrasi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Dehidrasi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Kurang%20Minum,%20Anak%20Sekolah%20Rentan%20Sembelit-5http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Kurang%20Minum,%20Anak%20Sekolah%20Rentan%20Sembelit-5http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Kurang%20Minum,%20Anak%20Sekolah%20Rentan%20Sembelit-5http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Panas%20dalam.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Panas%20dalam.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Panas%20dalam.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Stres.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Stres.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-6http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-6http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-6http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-6http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Stres.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Panas%20dalam.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Kurang%20Minum,%20Anak%20Sekolah%20Rentan%20Sembelit-5http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Dehidrasi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tubuh.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Bristol%20Stool%20Chart.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tinja.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Serat.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulas.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-4http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Insomnia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kaki.html
  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    41/56

    41

    Pengaruhhormondalam tubuh (misalnya karenamenstruasi). Ususkurang elastis (biasanya karena sedang dalam masa kehamilan atau

    usia lanjut).

    Kelainananatomispada sistem pencernaan. Gaya hidupdan pola makan yang kurang teratur (seperti diet yang buruk). Efek samping akibat meminum obat yang mengandung banyakkalsium

    atau alumunium (misalnya obatantidiare,analgesik,dan antasida).[7]

    Kekurangan asupanvitamin Cdan kekurangan makanan berserat. Merupakan gejalapenyakit(misalnyatifusdanhernia). Sering menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu

    yang lama.

    Emosi, karena orang yang emosi atau cemas ususnya kejang, sehiggapertaltik usus terhenti dan usus besar menyerap kembali cairan feses.

    Akibatnya feses menjadi semakin keras.

    Jarang atau kurang berolahraga.[7] Kelebihan konsumsi serat.[8] Kelebihan memakan daging.[7] Dari penyalahgunaan obat, seperti obat laksatif. Sebagai contoh,

    pemakaian pencahar berguna untuk melancarkan gerakan peristaltik.

    Lama-kelamaan usus menjadi terbiasa dan bergantung pada obat tersebut,

    mengakibatkan reaksi usus menjadi lamban, dan menghambat gerak

    peristaltik mandiri usus.

    Tanda dan gejala

    Penderita konstipasi biasanya harus mengejan dengan keras, karena tinja sulitdikeluarkan.

    Tinja penderita konstipasi yang keras dan panas dapat bergesekan dengan anus

    sehingga seringkali menyebabkan wasir.

    Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain,

    karena pola makan,hormon,gaya hidupdan bentukusus besarsetiap orang

    berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada

    sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:

    Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja(jika tinja sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita

    dapat terlihat seperti sedang hamil).

    Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebihsedikit daripada biasanya (kurang dari 30gram), dan bahkan dapat

    berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah.

    Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu

    supaya dapat mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien dan

    berkeringatdingin).

    Terdengarbunyi-bunyiandalam perut.

    http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hormon.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hormon.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hormon.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Menstruasi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Menstruasi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Menstruasi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Usus.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Usus.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Anatomi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Anatomi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Anatomi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gaya%20hidup.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gaya%20hidup.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kalsium.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kalsium.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kalsium.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Antidiare.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Antidiare.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Antidiare.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Analgesik.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Analgesik.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Analgesik.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Vitamin%20C.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Vitamin%20C.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Vitamin%20C.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Penyakit.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Penyakit.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Penyakit.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tifus.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tifus.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tifus.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hernia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hernia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hernia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-8http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-8http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-8http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hormon.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hormon.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gaya%20hidup.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gaya%20hidup.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gaya%20hidup.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Usus%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Usus%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Usus%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gram.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gram.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gram.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Keringat.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Keringat.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Bunyi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Bunyi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Bunyi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Bunyi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Keringat.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gram.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Usus%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gaya%20hidup.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hormon.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-8http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hernia.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Tifus.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Penyakit.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Vitamin%20C.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9%20Penyebab%20Konstipasi-7http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Analgesik.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Antidiare.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Kalsium.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Gaya%20hidup.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Anatomi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Usus.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Menstruasi.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Hormon.html
  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    42/56

    42

    Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibatbergesekan dengan tinja yang panas dan keras.

    Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripadabiasanya (bahkan terkadang penderita akan kesulitan atau sama sekali

    tidak bisa buang angin). Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit

    buang air besar (biasanyabuang air besarmenjadi 3 hari sekali atau lebih).

    Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah. Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak. Baumulut.[9]

    Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita

    konstipasi antara lain:

    Kurang percaya diri Lebih suka menyendiri atau menjauhkan diri dari orang sekitar. Tetap merasa lapar tapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi

    ketika hamil perut akan terasamulas)karena ruang dalam perut berkurang.

    Emosi meningkat dengan cepat. Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkanstres

    sehingga rentansakit kepalaatau bahkandemam.

    Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehinggamalas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.

    Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani

    yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.

    Nafsu makan dapat menurun.

    Wanita yang merasa perutnya terasa tidak nyaman karena mengalami sembelit.

    Sembelit adalah derita tersendiri buat kaum wanita. Berhari-hari tidak buang air

    besar tentu saja membuat perut jadi begah. Tak hanya itu saja, perut pun terasa

    membuncit karena proses pembuangan menjadi tidak lancar selama berhari-hari

    atau bahkan berminggu-minggu. Perbandingannya empat wanita banding satu

    pria. Wanita pekerja yang berusia 18-55 tahun lebih cenderung mengalamigangguan pencernaan terutama sembelit.[10]

    Penyebab wanita sering mengalami konstipasi antara lain:

    Kekuatan sfingter dan otot perut wanita yang lebih lemah dari priamempersulit wanita untuk buang air besar bila dibandingkan dengan pria.

    Ketika ada keinginan untuk buang air besar di tempat umum atau di luarrumah, wanita cenderung merasa risih untuk buang air besar dengan alasan

    seperti rasa malu atau jijik pada toilet umum.[11]

    http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Buang%20air%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Buang%20air%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Buang%20air%20besar.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulut.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulut.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulas.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulas.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulas.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Stres.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Stres.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Stres.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sakit%20kepala.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sakit%20kepala.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sakit%20kepala.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Demam.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Demam.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Demam.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Activia%20Blogger%27s%20Day-10http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Activia%20Blogger%27s%20Day-10http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Activia%20Blogger%27s%20Day-10http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-11http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-11http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-11http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-11http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Activia%20Blogger%27s%20Day-10http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Demam.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Sakit%20kepala.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Stres.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulas.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-9http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Mulut.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Buang%20air%20besar.html
  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    43/56

    43

    Banyak wanita melakukan diet secara berlebihan. Gerakan peristaltik dariusus seakan terabaikan dengan pola diet yang tidak benar. Penyebab

    utamanya adalah karena kurangnya asupan serat.

    Korpus luteumyang menghasilkan hormon progesteron dapatmengumpulkan kelembaban air di dalam tubuh. Akibatnya, cairan untukmelunakan tinja menjadi berkurang, sehingga tinja menjadi keras dan sulit

    untuk dikeluarkan (ini merupakan hormon fisiologi dari menstruasi dan

    kehamilan).

    Pada awal kehamilan, ada rasa takut pada wanita apabila melakukan buangair besar nantinya akan menyebabkan janin ikut keluar hingga terjadi

    keguguran. Itu karena terdapat anggapan mengejan saat buang air besar

    sama dengan mengejan saat persalinan. Kebanyakan wanita hamil

    mengalami konstipasi pada saat hamil. Terutama saat kehamilan mencapai

    trimester tiga atau sekitar 7 bulan.

    Bentuk panggul wanita yang lebar untuk mengeluarkan janin membuatusus dapat menjadi tidak stabil. Selain itu, untuk akumulasi lemak tubuhdan darah cenderung terkumpul di panggul juga.

    Bentuk usus wanita memungkinkan akan terjadinya distorsi karenapanggul wanita yang lebar, jadi kotoran keras mudah untuk terjebak di

    sana (contohnya bulb rektum).

    Daerah abdomen wanita lebih padat karena ada rahim dan indung telur.[1] Stres akibat sindrom iritasi usus (IBS) karena usus menjadi terdistorsi,

    kemudian menyebabkan obstruksi, sehingga tinja terjebak di sana.

    ANEMIA

    A. DEFINISIAnemia didefinisikan sebagai berkurangnya 1 atau lebih parameter sel

    darah merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel darah

    merah. Menurut kriteria WHO anemia adalah kadar hemoglobin di bawah

    13 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita.

    B. ETIOLOGI Berkurangnya produksi sel darah merah Meningkatnya destruksi sel darah merah Kehilangan darah

    C. MANIFESTASIGejala utama adalah sesak napas saat beraktivitas, sesak pada saat

    istirahat, fatigue, gejala dan tanda keadaan hiperdinamik (denyut nadi

    kuat, jantung berdebar, dan roaring in the ears). Pada anemia yang lebih

    berat, dapat timbul letargi, konfusi, dan komplikasi yang mengancam jiwa

    (gagal jantung, angina, aritmia dan/atau infark miokard)

    D. PATOFISIOLOGI

    http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Korpus%20luteum.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Korpus%20luteum.htmlhttp://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Jangan%20Biarkan%20Sembelit%20Berlarut-larut-1http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Jangan%20Biarkan%20Sembelit%20Berlarut-larut-1http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Jangan%20Biarkan%20Sembelit%20Berlarut-larut-1http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Konstipasi.html#cite_note-Jangan%20Biarkan%20Sembelit%20Berlarut-larut-1http://library.kiwix.org/wikipedia_id_all/A/Korpus%20luteum.html
  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    44/56

    44

    E. KLASIFIKASIBerdasarkan Morfologi dan Etiologi

    1. Anemia hipokromik mikrositer Anemia defisiensi besi Thalasemia mayor Anemia akiba penyakit kronik Anemia sideroblastik

    2. Anemia normokromik normositer Anemia pasca perdarahan Anemia aplastik Anemia hemolitik didapat Anemia pada gagal ginjal kronik

    3. Anemia makrositera) Bentuk Megaloblastik

    Anemia defisiensi asam folat Anemia defisiensi B12

    b) Bentuk non-Megaloblastik Anemia pada penyakit hati kronik Anemia pada hipotiroidisme Anemia pada sindrom mielodisplastik

    F. KOMPLIKASI Kardiomegali Gagal Jantung Parestesi Kejang

    G. PENATALAKSANAAN Terapi penyakit dasar Transfusi PRC Eritropoeitin

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    45/56

    45

    Preparat besiH. PROGNOSIS

    Baik jika penyakit yang mendasari juga tertangani dengan baik

    1. DIABETES MELLITUSA. DEFINISI

    Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

    dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

    insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

    B. KLASIFIKASIDiabetes melitus diklasifikasikan menurut etiologinya seperti yang

    tertera pada tabel di bawah ini :

    Klasifikasi diabetes menurut etiologinya (PERKENI, 2011)

    C. DIAGNOSISDiagnosis diabetes melitus harus berdasarkan atas pemeriksaan kadar

    glukosa darah. Untuk diagnosis, pemeriksaan yang dianjurkan adalah

    pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma

    vena. Walaupun demikian sesuai dengan kondisi setempat dapat juga

    dipakai bahan darah utuh, vena maupun kapiler dengan memperhatikan

    angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan WHO.

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    46/56

    46

    Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes.

    Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik

    DM seperti tersebut di bawah ini:

    1. Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, danpenurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

    2. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, matakabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada

    wanita.

    Jika keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu 200 mg/dl

    sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Hasil

    pemeriksaan kadar glukosa darah puasa 126 mg/dl juga digunakan untuk

    acuan diagnosis diabetes melitus. Untuk kelompok tanpa keluhan khas

    diabetes melitus, hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru satu kali saja

    abnormal, belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis diabetes

    melitus. Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali lagiangka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa 126 mg/dl, kadar

    glukosa sewaktu 200 mg/dl pada hari yang lain, atau dari hasil tes

    toleransi glukosa oral (TTGO) didapatkan kadar glukosa darah pasca

    pembebanan 200 mg/dl.

    Kriteria diagnosis Diabetes Mellitus (PERKENI, 2011)

    Diperlukan anamnesis yang cermat serta pemeriksaan yang baik untuk

    menentukan diagnosis diabetes melitus, toleransi glukosa terganggu danglukosa darah puasa tergagnggu. Berikut adalah langkah-langkah

    penegakkan diagnosis diabetes melitus, TGT, dan GDPT :

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    47/56

    47

    D. PENATALAKSANAANKasus diabetes yang terbanyak dijumpai adalah diabetes melitus tipe

    II, yang umumnya mempunyai latar belakang kelainan yang diawali

    dengan terjadinya resistensi insulin. Awalnya resistensi insulin masih

    belum menyebabkan diabetes secara klinis. Pada saat tersebut sel beta

    pankreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi suatu

    hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

    meningkat. Kemudian setelah terjadi ketidaksanggupan sel beta pankreas,

    baru akan terjadi diabetes melitus secara klinis, yang ditandai dengan

    terjadinya peningkatan kadar glukosa darah yang memenuhi kriteria

    diagnosis diabetes mellitus.

    Tujuan penatalaksanaan diabetes melitus secara umum adalah

    meningkatnya kualitas hidup penyandang diabetes.

    Tujuan penatalaksanaan diabetes melitus dibagi menjadi dua yaitu :

    1. Jangka pendek, hilangnya keluhan dan tanda diabetes melitus,mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian

    glukosa darah.

    2. Jangka panjang, tercegah dan terhambatnya progresifitas penyulitmikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati.

    Tujuan akhir pengelolaan diabetes melitus adalah turunnya morbiditas

    dan mortalitas diabetes melitus. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

    dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan dan

    profil lipid, melalu pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan

    perawatan mandiri dan perubahan tingkah laku.

    Langkah pertama dalam mengelola diabetes melitus selalu dimulai

    dengan pendekatan non farmakologis, yaitu berupa perencanaan makan

    atau terapi nutrisi medik, kegiatan jasmani dan penurunan berat badan bila

    didapat berat badan lebih atau obesitas. Bila dengan langkah-langkah

    tesebut sasaran pengendalian belum tercapai, maka dilanjutkan dengan

    penggunaan obat atau intervensi farmakologis. Dalam melakukan

    pemilihan obat perlu diperhatikan titik kerja obat sesuai dengan macam

    macam penyebab terjadinya hiperglikemia seperti yang tertera padagambar di bawah ini :

    Untuk penatalaksanaan diabetes melitus, di Indonesia pendekatan

    yang digunakan adalah berdasarkan dari pilar penatalaksanaan diabetes

    melitus yang sesuai dengan konsensus penatalaksanaan diabetes melitus

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    48/56

    48

    menurut PERKENI tahun 2011. Adapun pilar penatalaksanaan diabetes

    melitus sebagai berikut :

    1. EDUKASIDiabetes tipe II umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan

    perilaku telah terbentuk dengan mapan. Pemberdayaan penyandang

    diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan

    masyarakat.Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan

    perilaku, Tujuan dari perubahan perilaku adalah agar penyandang diabetes

    dapat menjalani pola hidup sehat. Perilaku yang diharapkan adalah sebagai

    berikut :

    Mengikuti pola makan sehat

    Meningkatkan kegiatan jasmani

    Menggunakan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara

    aman, teraturMelakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM)

    Melakukan perawatan kaki secara berkala

    Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi sakit akut

    dengan tepat

    Mempunyai ketrampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan mau

    bergabung dengan kelompok penyandang diabetes serta mengajak

    keluarga untuk mengerti pengelolaan penyandang diabetes

    Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

    2. TERAPI GIZI MEDISTerapi Gizi Medis (TGM) merupakan bagian dari

    penatalaksanaandiabetes secara total. Kunci keberhasilan TGM adalah

    keterlibatansecara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi,

    petugaskesehatan yang lain dan pasien itu sendiri).Setiap penyandang

    diabetes sebaiknya mendapat TGM sesuaidengan kebutuhannya guna

    mencapai sasaran terapi.Prinsip pengaturan makan pada penyandang

    diabetes hampir samadengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu

    makananyang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat

    gizimasing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan

    pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah

    makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosadarah atau insulin. Beberapa manfaat yang telah terbukti dari terapi gizi

    medis ini antara lain :

    Menurunkan berat badanMenurunkan tekanan darah sistolik dan diastolikMenurunkan kadar glukosa darahMemperbaiki profil lipidMeningkatkan sensitifitas reseptor insulinMemperbaiki sistem koagulasi darah

    Adapun tujuan dari terapi medis ini adalah untuk mencapai dan

    mempertahankan :

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    49/56

    49

    a) Kadar glukosa darah mendekati normal Glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl Glukosa darah 2jam setelah makan 40 mg/dl Trigliserida < 150 mg/dl

    d) Berat badan senormal mungkin3. LATIHAN JASMANI

    Pengelolaan diabetes yang meliputi empat pilar, aktivitas fisik

    merupakan salah satu dari keempat pilar tersebut.Latihan jasmani selain

    untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan

    memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali

    glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani

    yang bersifat aerobik sepertijalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan

    berenang.Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status

    kesegaran jasmani.Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan

    jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi

    DM dapat dikurangi.Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau

    bermalasmalasan.

    4. INTERVENSI FARMAKOLOGISIntervensi farmakologis ditambahkan jika sasaran glukosa darah

    belum tercapai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani. Dalam

    melakukan pemilihan intervensi farmakologis perlu diperhatikan titik kerja

    obat sesuai dengan macam-macam penyebab terjadinya hiperglikemia.

    Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

    Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 4 golongan sebagai

    berikut :

    a) Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea danglinid Sulfonilurea, obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan

    sekresi insulin oleh sel beta pankreas, dan merupakan pilihan utamauntuk pasien dengan berat badan normal dan kurang, namun masih

    boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih.Untuk

    menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai keadaaan

    seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta

    penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan penggunaan sulfonilurea

    kerja panjang.

    Glinid, merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea,dengan penekanan pada meningkatkan sekresi insulin fase pertama.

    Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu: Repaglinid (derivat

  • 5/28/2018 Case Based Discussion

    50/56

    50

    asam benzoat) dan Nateglinid (derivat fenilalanin). Obat ini diabsorpsi

    dengan cepatsetelah pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat

    melalui hati.

    b) Penambah sensitivitas terhadap insulin : tiazolidindion Tiazolidindi