Bst Report Fifit_DOi

download Bst Report Fifit_DOi

of 15

Transcript of Bst Report Fifit_DOi

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    1/34

    UJI BST

    BAB I

    P E N D A H U L U A N

    A. Latar Belakang

    Perkembangan dalam bidang farmasi saat ini berpengaruh

    terhadap pengujian yang dilakukan. Sekali pengujian dapat memberikan

    manfaat dan hasil yang banyak sehingga tidak lagi menggunakan banyak

    waktu untuk melakukan pengujian berulang- ulang. Sepertinya halnya

    pengujian tentang kandungan kimia dari suatu bahan alam, selain yang

    didapatkan zat yang berkhasiat kita juga dapat menentukan efek toksisitas

    dari suatu senyawa.

    metode kimiawi atau fisika merupakan metode yang digunakan

    untuk mengukur aktifitas kebanyakan obat atau bahan alam secara cepat

    dan teliti dengan menggunakan alat modern, misalnya dengan

    spektrofotometer ultraviolet/infrared, dan polarograf. ntuk obat yang

    struktur kimianya belum diketahui dan untuk sediaan tak murni atau

    campuran dari beberapa zat aktif, metode ini tidak dapat dilakukan. !bat-

    obat ini diukur dengan metode biologis, yaitu dengan bio-assay, dimana

    aktifitas ditentukan oleh organisme hidup "hewan, kuman# dengan

    membandingkan efek obat tersebut dengan efek suatu standar 

    internasional.

    $engan menggunakan atau melihat kematian dari hewan

    percobaan sebagai suatu respon dari pengaruh suatu senyawa yang diuji

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    2/34

    UJI BST

    inilah yang merupakan uji toksisitas. %ngka kematian hewan percobaan

    tersebut dihitung sebagai &edian lethal concenration. '(rine shrimp

    lethality test) *dalah uji pendahuluan suatu senyawa yang memiliki

    keuntungan dimana hasil yang diperoleh lebih cepat "+ jam#, tidak

    mahal, mudah pengerjaannya dari pengujian lanilla. fek toksik dapat

    diketahui atau diukur dari kematian larva karena pengaruh bahan uji

    al diatas yang melatar belakangi dilakukannya uji toksisitas

    dimana ini sangat penting untuk mengetahui dan melihat efek toksisitas

    yang paling efektif dari sampel yang digunakan.

    B. Maksud dan Tujuan Percobaan

    &aksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara

    pengujian (S " (rine Shrimp 0ethality est # pada hewan tertentu.

    ujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat toksisiitas

    berdasarkan konsentrasi efektif yang bersifat letal pada larva udang

    ( Artemia salina ).

    C. Manfaat Praktku!

     %gar dapat mengetahui cara pengujian (S " (rine Shrimp

    0ethality est # dengan melihat toksisitas dari suatu bahan alam dengan

    melihat pengaruh konsentrasi yang paling efektif yang dapat mematikan

    hewan coba tertentu.

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    3/34

    UJI BST

    D. Prns" Percobaan

    Penentuan toksisiitas berdasarkan konsentrasi efektif pada ekstrak

    metanol akar penawar yang ditandai dengan adanya kematian pada larva

    udang ( Artemia salina ) selama 1 2 + jam.

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    4/34

    UJI BST

    BAB II

    TIN#AUAN PU$TA%A

    A. Uraan He&an

    '. %lasfkas He&an Coba

    http3//en.wikipedia.org/wiki/Scientific4classification

    5ingdom 3 %nimalia

    Phylum 3 %rtrophoda

    Sub Phylum 3 6rutaceae

    5elas 3 (ronchociopoda

    !rdo 3 %nostrata

    7amili 3 %rtemidae

    8enus 3 %rtemia

    Spesies 3  Artemia salina Linn

    (. Morfolog )Mudj!an* '+,,-

    9stilah untuk telur artemia yang benar adalah siste yaitu telur 

    yang telah berkembang lebih lanjut menjadi embrio dan kemudian

    diselubungi oleh cangkang yang kuat dan tebal. 6angkang ini

    berguna untuk melindungi terhadap pengaruh terhadap, benturan

    keras, sinar ultraviolet dan mempermudah pengapungan.

    6angkang telur artemia secara garis besar dibagi dua yaitu

    korion yang bagian luar dan kutikula emnbrionik yang dibagian

    dalam. $iantara dua lapisan tersebut terdapat lapisan ketiga yang

    dinamakan selaput kutikuler luar.

    http://en.wikipedia.org/wiki/Scientific_classificationhttp://en.wikipedia.org/wiki/Scientific_classification

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    5/34

    UJI BST

    5orion sendiri yang tebalnya : ; < mikrometer, masih dibagi

    lagi menjadi dua bagian yaitu lapisan paling luar yang namakan

    lapisan peripheral "terdiri dari selaput luar dan lapisan kortial# dan

    lapisan alveolar yang berada dibawahnya. Selaput kurtikuler yang

    tebalnya =,> mikrometer, merupakan selaput biologis yang tersusun

    tiga.

    5utikula embrionim yang tebalnya 1,< ; +,+ mikrometer,

    dibagi menjadi dua bagian lagi, yaitu lapisan fibrosa di bagian atas

    dan selaput kurtikuler dalam dibawahnya. Selaput ini nantinya

    merupakan selaput penetasan yang memmbungkus embrio.

    (agian luar korion banyak mengandung hematin "derivat

    haemoglobin# yaitu sejenis lpopretein. 5arena hematin itulah makan

    telurnya jadi berwarna coklat. 9ni penting untuk melindungi embrio

    dari pengaruh buruk sinar ultraviolet.

    $iameter sebutir telur %rtemia berkisar berkisar antara +==-

    ?>= mikrometer "=,+ ; =,? mm#, sedangkan berat keringnya sekitar ?,

    :> mikrogram, yang terdiri dari +,@ mikrogram embrio dan =,A>

    mikrogram cangkangnya.

    ?. raian tentang larva "&udjiman, 1@ kali

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    6/34

    UJI BST

    perubahan bentuk merupakan satu tingkatan. 0arva tingkat 9

    dinamakan instar 9, tingkat 99 instar 99, tingkat 999 instar 999, demikian

    seterusnya sampai instar BC, setelah itu berubalah menjadi %rtemia

    dewasa.

    0arva yang baru saja menetas masih dalam tingkatan instar 

    9, bentuknya bulat lonjong dengan panjang sekitar == mikron "=,=

    mm# dan beratnya 1> mikrogram. Darna kemerah-merahan karena

    masih banyak mengandung makanan cadangan.

     %nggota badannya terdiri dari sepasang sungut kecil

    "antenula atau antenna 9# dan sepasang sungut besar "antenula atau

    antenna 99# dibagian dan seterusnya.

     %nggota badannya trdiri dari sungut kecil "antenula atau

    anntenna 9# dan sepasang sungut besar "antenna 99#, dibagian depan

    diantara ke dua sungut kecil terdapat bintik merah yang tidak lain

    adalah mata naupilisnya "oselus#. $ibelakang sungut besar terdapat

    mandibula "rahang# dan rudimeter kecil. Sedangkan pada bagian

    perut "ventral# sebelah depan terdapat labrum.

    Pada pangkal sungut besar "antena 99# terdapat bangun

    seperti duri yang menghadap ke belakang "gnotobasen seta#

    bangunan ini merupakan ciri khusus untuk membedakan burayak

    instar 9, instar 99 dan instar 999. Pada banyak instar 9 "baru menetes#

    gnotobasen setannya masih belum berbuluh dan juga belum

    bercabang.

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    7/34

    UJI BST

    Sekitar + jam setelah menetas, burayak akan berubah

    menjadi instar 99. 0ebih lama lagi akan berubah menjadi instar 999.

    Pada tingkatan instar 99, gnotobesan setanya sudah berbulu tapi

    masih belum bercabang. Sedangkan pada instar 99, selain berbulu

    gnotobasen seta tersebut sudah bercabang dua.

    Pada tingkatan instar 99, burayak mulai mempunyai mulut,

    saluran pencernaan dan dubur. !leh karena itu mereka mulai

    mencari makan, bersamaan dengan itu cadangan makanannya

     juga sudah mulai habis. Pengumpulan makannya dengan cara

    menggerak-gerakannya antena 99-nya. Selain untuk mengumpulkan

    makanan antena 99 jua berfungsi untuk bergerak. ubuh instar 99

    dan instar 99 sudah lebih panjang dari instar 9.

    Pada tingkatan selanjutnya, disebelah kanan dan kiri

    mata nauplius mulai terbentuk sepasang mata majemuk. &ula-mula

    masih bertangkjai. 5emudian secara berangsur-angsur berubah

    menjadi bertangkai. Selain itu, dibagian samping badannya "kanan

    dan kiri# juga berangsur-angsur tumbuh tunas kainya "torakopoda#.

    &ula-mula tumbuh dibagian depan kemudian berturut-turut oleh

    bagian-bagian yang lebih ke belakang. Setelah menjadi instar BC,

    kakinya sudah lengkap sebanyak 11 pasang, maka berakhirlah

    masa burayak dan berubah menjadi Artemia dewasa.

     Artemia  dewasa bentuknya telah sempurna, dengan

    ukuran panjang 1 cm dan beratnya 1= mg.  Artemia dewasa dapat

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    8/34

    UJI BST

    hidup selama beberapa bulan "sampai : bulan# . sementara itu

    setiap ; > hari sekali mereka dapat beranak "pada lingkungan

    yang baik# atau bertelur "pada lingkungan yang baik# sebanyak >=

     ; ?== ekor atau butir. %nak artemia "nauplisus# sudah menjadi

    dewasa dalam waktu 1 hari. Eadi pada keadaan lingkungan yang

    baik %rtemia akan memperbanyak diri secara cepat dengan

    melahirkan anak. %pabila keadaan berubah menjadi buruk, mereka

    segera memproduksi telur, yang nantinya mampu bertahan selama

    keadaan buruk tersebut berlangsung. Sedangkan Artemia dewasa

    akan segera mati. %pabila keadaan buruk telah berlalu telur-telur 

     Artemia akan menetas.

    B. Uraan Baan

    '. Uraan /at aktf 

    1. %ir Suling )Drjen P0M* '+1+ al. ',-

    Fama resmi 3 %Gua destillata

    Sinonim 3 %ir suling, aGuadest

    H&/(& 3 +! / 1

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    9/34

    UJI BST

    +. &etanol ) Drjen P0M* '+1+ al. 23-

    Fama resmi 3 &ethanol

    Sinonim 3 &etanol

    H&/(& 3 6?! / ?+

    Humus struktur 3 6?-!

    Pemerian 3 6airan tidak berwarna , jernih dan berbau

    khas

    5elarutan 3 $apat bercampur dengan air , membentuk

    cairan jernih tidak berwarna

    Penyimpanan 3 $alam wadah tertrutup baik.

    5egunaan 3 Sebagai cairan penyari dan kontrol

    C. Dasar Teor

    Setiap zat kimia pada dasarnya bersifat racun dan terjadinya

    keracunan ditentukan oleh dosis dan cara pemberian. Paracelsus pada

    tahun 1>: telah meletakkan dasar penilaian toksikologis dengan

    mengatakan, bahwa dosis menetukan apakah suatu zat kimia adalah

    racun "dosis sola facit venenum#. Sekarang dikenal banyak faktor yang

    menentukan apakah suatu zat kimia bersifat racun, namun dosis tetap

    merupakan faktor utama yang terpenting. ntuk setiap zat kimia, termasuk

    air, dapat ditentukan dosis kecil yang tidak berefek sama sekali, atau

    suatu dosis besar sekali yang dapat menimbulkan keracunan dan

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    10/34

    UJI BST

    kematian. ntuk zat kimia dengan efek terapi, maka dosis yang adekuat

    dapat menimbulkan efek farmakoterapeutik. )4ans&ara* '++3* al 5 167-

    5ebanyakan obat dapat diukur aktivitasnya secara cepat dan

    teliti dengan metode kimiawi atau fisika, dengan mnggunakan alat

    modern, misalnya dengan spektrofotometer ultraviolet/infrared. $an

    polarograf. )Tja8* (99(* al 5 '6-

    ntuk obat yang struktur kimianya belum diketahui dan untuk

    sediaan tak murni atau campuran dari beberapa zat aktif, metode ini tidak

    dapat dilakukan. !bat-obat ini diukur dengan metode biologis, yaitu

    dengan bio-assay, dimana aktivitas ditentukan oleh organisme hidup

    "hewan, kuman# dengan membandingkan efek obat tersebut dengan efek

    suatu standar internasional. )Tja8* (99(* al 5 '6-

    (io-assay dan penggunaan satuan biologis umumnya

    ditinggalkan segera setelah terwujud suatu metode fisiko-kimiawiI

    selanjutnya kadar dinyatakan dalam gram atau mg. 6ara inilah yang

    dilakukan pada tubokurarin "1@>>#, kloramfenikol "1@>:# dan penisilin

    "1@:=#. !bat-obatan yang dewasa ini masih distandarisasi secara biologis

    adalah %6, antibiotika polimiksin dan basitrasin, vitamin %, faktor 

    pembeku darah, sediaan antigen dan antibodi, digitalis, pirogen dan

    insulin "meskipun struktur kimia dan pemurniannya sudah dikenal#. )Tja8*

    (99(* Hal 5 '6-

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    11/34

    UJI BST

    oksikologi merupakan ilmu yang lebih tua dari 7armakologi.

    $isiplin ini mempelajari sifat-sifat racun zat kimia terhadap makhluk hidup

    dan lingkungan. Sedikitnya >=.=== zat kimia kini digunakan oleh manusia

    dan karena tidak dapat dihindarkan, maka kita harus sadar tentang

    bahayanya. )4ans&ara* '++3* al 5 16(-

    ji toksisitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan dan

    kebahayaan zat yang diuji. %dapun sumber zat toksik berasal dari alam

    maupun bahan sintetik ) Anon!* (991* al.+ -.

     %da beberapa kemungkinan untuk menggolongkan toksikologi

    diantaranya 3 )Mustcler* '++'. al 5 1(7-

    1. fek toksis akut, yang langsung berhubungan dengan pengambilan

    zat toksik.

    +. fek toksik kronik, yang pada umumnya zat dalam jumlah sedikit

    diterima tubuh dalam jangka waktu yang lama sehingga akan

    terakumulasi mencapai konsentrasi toksik dan dengan demikian

    menyebabkan terjadinya gejala keracunan.

    fek toksik yang terjadi Sangat bervariasi dalam sifat, organ

    sasaran maupun mekanisme kejanya.efek toksik dapat bersifat

    ) Anon!* (991* al.+ - 5

    1. Lokal I yaitu hanya terjadi pada tempat bahan toksik besentuhan

    dengan tubuh, misalnya pada saluran pencernaan, iritasi gas, atau uap

    saluan nafas

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    12/34

    UJI BST

    +. $ste!k  I terjadi hanya setelah toksikan tersekap dan tersebar 

    kebagian tubuh yang lain. mumnya toksikan hanya mempengaruhi

    satu atau baberapa organ saja.

    ?. :e;ersble  I bila efek yang ditimbulkan dapat hilang dengan

    sendirinya atau dapat hilang beberapa waktu setelah pemaparan

    toksikan tertentu.

    . Irre;ersble I yaitu efek yang menetap atau justru bertambah parah

    setelah pemaparan toksikan berhenti.

    5anker berasal dari bahasa Junani yaitu kartunus 3 kepiting,

    artinya pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas,

    suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak

    diri secara pesat dan terus-menerus ) 4ans&arna* '++3 5 362 -

     %dapun sifat mum 5anker yaitu )4ans&arna* '++35 363 -

    1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor 

    +. 8angguan deferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan

    mudigah

    ?. (ersifat invasif,mampu tumbuh dijaringan sekitar 

    . (ersifat metastatik,menyebar ke tempat lain

    >. &emiliki hereditas bawaan,turunan sel kanker juga dapat

    menyebabkan kanker 

    :. %danya pergeseran metabolisme

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    13/34

    UJI BST

    (elakangan ini telah banyak pengujian tentang toksisitas yang

    dikembangkan untuk pencarian produk alam potensial sebagai bahan

    antineoplastik, metode pengujian tersebut antara lain simple brench-top

    bioassay "terdiri dari brine shrimp lethality test, lemna minor bioassay dan

    grown-gall potato disc bioassay# dan pengujian pada sel telur bulu babi

    ) Mclaugln* '++' * al. 72 -

    1. $engan berdasarkan pemikiran bahwa efek farmakologi adaolah

    toksikologi sederhanan pada dosis yang rendah dan sebagian besar 

    senyawa antitumor. Senyawa yang mempunyai kemampuan

    membunuih sel kanker dalam dalam kultur sel . pengujian ini adalah

    pengujian letalitas yang sederhana dan tidak spesifik untuk aktufitas

    tumor, tetapi merupakan andikator toksisitas yang baik dan

    menunjukan korelasi yang kuat dengan pengujian anti tumor lainnya

    seperti uji sitotoksitas dan uji leukemia tikus. 5arena kesederhanaan

    prosedur pengerjaan, biaya yang rendah serta kolerasinya terhadap

    pengujian toksisitas dan pengujian antitumor menjadikan brine

    shrimp lethality test sebagai uji hayati pendahuluan untuk aktifitas

    anti tumor yang sesuai dan dapat dilakukan secara rutin.

    +. 0emmna minor bioassay terutama digunakan sebagai uji pendahuluan

    terhadap bahan yang dapat menghambat dan meningkatkan

    pertumbuhan tanaman. $engan pengujian ini dapat diamati bahwa

    senyawa anti tumor alami juga dapat menghambat pertumbuhan

    lemmna, walaupun kolerasinya dengan pengujian anti tumor lanilla

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    14/34

    UJI BST

    kurang baik. !leh karena itu, pengujian ini lebih diarahkan untuk

    mencari herbisida dan stimulan pertumbuhan tanaman baru.

    ?. 8rown-gall potato bioassay merupakan metode pengujian toksisitas

    yang relatif cepat pengerjaannya, tidak mal, tidak memerlukan hewan

    percobaan serta menunjukan korelasi yang Sangay baik dengan uji

    antitumor lanilla. $isebabkan bakteri gram negatif agrobakterium

    tumefaciens yang selanjutnya menyebabkan pertumbuhan jeringan

    tumor secara otonom dan tidak dipengerahui oleh mekanisme control

    normal tumbuhan. Pengujian dilakukan tumor grwon-gall pada urbi

    kentang yang infeksikan dengan bakteri agrobakterim tumefaciens.

    Suatu metode yang menggunakan udang laut artemia  salina

    leach diajukan sebagai suatu 'bioassay) sederhana untuk penelitian

    produk alamiah h*dala 'brine shrimp lethality test) metode ini

    mangunakan hewan uji artemia salina leach  yang merupakan udang-

    udangan primitif sederhana dan efektif dalam ilmu biologi dan toksikologi.

    Prosedur penentuan 06>=  dalam mg/ml dari ekstrak dilakukan dalam

    mKdium air asin. (esarnya aktifitas adari ekstrak ditjukan sebagai

    toksisitas terhadap larva udang ) Anon!* (991* al.'9 -.

    '(rine shrimp lethality test) *dalah uji pendahuluan suatu

    senyawa yang memiliki keuntungan yaitu hasil yang diperoleh lebih cepat

    "+ jam#, tidak mahal, mudah pengerjaannya dari pengujian lainnya

    karena tidak membutuhkan peralatan dan latihan khusus/ sampel yang

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    15/34

    UJI BST

    digunakan relatif sedikit. fek toksik dapat diketahui atau diukur dari

    kematian larva karena pengaruh bahan uji ) Anon!* (991* al.'9 -.

    Pengertian tentang 06>= adalah konsentrasi dari statu senyawa

    kimia diudara atau dalam air yang dapat menyebabkan >=L kematian

    pada statu populasi hewan uji atau makhluk hidup tertentu. Sedengkan

    0$>=  adalah dosis dari statu senyawa kimia yang dapat menyebabkan

    >=L kematian hewan uji yang diberikan pada setiap individu yang telah

    ditentukan atau yang lebih tepat *dalah dosis tunggal yang diperoleh

    secara statistik dari suatu bahan yang dapat menyebabkan >=L kematian

    hewan uji ) Ma8er * '+,(* al. 7'=  dimaksudkan untuk pengujian ketoksikan

    dengan perlakuan terhadap hewan uji secara berkelompok yaitu pada

    saat hewan uji dipaparkan suatu bahan kimia melaluui udara maka hewan

    uji tersebut akan menghirupnya atau percobaan toksisitas dengan media

    air. Sedangkan 0$>=  digunakan untuk menguji ketoksikan suatu bahan

    nimia dengan rute pemberian secara oral atau intraperitonial pada hewan

    uji ) Ma8er * '+,(* al. 7'= dapat digunakan untuk menentukan tingkat efek toksik

    suatu senyawa sehingga dapat juga untuk mempediksi potensinya

    sebagai anti kanker ) Anon!* (991* al.+ -.

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    16/34

    UJI BST

    D. Prosedur %erja ) Anon!* (991* al. '' -

     %lat 3 aerator, batang pengaduk, corong, gelas ukur 1= ml, mikropipet,

    neraca analitik, pipet tetes, pipet skala 1 ml, sepeangkat alat

    penetesan telur, timbangan kasar, termometer, vial.

    (ahan 3 air laut, air suling, ekstrak ragi, yertas saring, sampel uji, telur 

    udang artemia salina leach.

    1. Penyiapan larva

    Sebanyak >= mg telur aritemia salina leach, direndam dalam +== ml air 

    laut pada kondisi p A ; < dibawah cahaya lampu dan suhu +> = 6 dan

    dilengkapi dengan anterator. elur udang akan menetas setelah + jam

    dan menjadi larva. 0arva yang telah berumur + hari "< jam# digunakan

    sebagai hewan uji aktifitas ketoksikan.

    +. Pelaksanan pengujan

    Sampel uji yang telah ditimbang dilarutkan dengan metanol hingga

    diperoleh konsentrasi += mg/ml sebagai larutan persedian. $ari sedian

    tersebut dipipet ke dalam vial masing-masing 1, 1=, 1==, 1=== dan

    1=.=== Ml dengan menggunakan mikropipet . 5emudian pelarutnya

    diuapkan lalu ditambah > ml air laut. ntuk ekstrak yang tidak larut

    dalm air laut sebelumnya dilarutkan dengan methanol 1 L. control

    dibuat dengan mengguankan methanol 1L dibuat perlakuan yang

    sama dengan sampel.

    5edalam masing-masing vial yang berisi sample uji serta larutan

    control dengan berbagai konsentrasi dimasukkan 1= ekor larva

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    17/34

    UJI BST

    aritemia salina leach dan volumenya dicukupkan sampai 1= ml dengan

    air laut. 5edalam tiap vial ditambahkan 1 tees suspensi ekstrak ragi "?

    mg dalam > ml air laut# sebagai sum,ber makanan. Cial-vial uji

    kemudian disimpan ditempat yang cukup mendapat sinar lampu.

    Setelah + jam dilakukan pengamatan tergadap larva yang mati. ntuk

    tiap samoel dan control dilakukan pengulangan sebanyak ? kali.

     

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    18/34

    UJI BST

    BAB III

    MET0DE %E:#A

    A. =aktu dan Te!"at Praktku!

    Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 1< $esember 

    +==A di 0aboratorium (iofarmasi 7akultas 7armasi niversitas &uslim

    9ndonesia &akassar.

    B. Alat dan Baan

    1. %lat yang digunakan

    1.  %erator

    2. (atang pengaduk

    3. 6orong

    4. 8elas ukur 1= ml 5ateter 

    5. &ikropipet

    :. Feraca analitik

    A. Pipet tetes

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    19/34

    UJI BST

    +. (ahan yang digunakan

    1. %luminium foil

    +. %ir suling

    ?. %ir laut

    . kstrak ragi

    >. kstrak metanol akar penawar

    :. 5ertas saring

    A. &etanol

    ?. ewan uji yang digunakan

    elur udang Artemia salina leach

    D. Cara %erja

    1. Penyiapan larva udang Artemia salina leach

    a. $isiapkan >= mg telur udang " Artemia salina leach )

    b. $imasukkan dalam toples yang telah berisi air laut

    c. $iukur pada p A ; < dibawah pencahayaan lampu pada suhu +>o

    6

    d. $ibiarkan selama < jam

    +. Penyiapan (ahan

    a. Pembuatan metanol 1 L

    1. $isiapkan alat dan bahan

    +. $itimbang metanol sebanyak 1 ml

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    20/34

    UJI BST

    ?. $itambahkan dengan 1== ml air suling lalu diaduk lagi hingga

    homogen

    . $isimpan metanol tersebut pada gelas ukur dan siap digunakan

    b. Pembuatan suspensi ragi

    a. $isiapkan alat dan bahan

    b. $itimbang ragi ?= mg

    c. $itambahkan dengan >= ml air suling lalu diaduk lagi hingga

    homogen

    d. $isimpan ragi tersebut pada gelas ukur dan siap digunakan.

    c. Pembuatan ekstrak metanol akar penawar 

    a. Pengolahan sampel

    1. $itimbang sampel uji sebanyak >== mg

    +. $ipotong potong ; potong kecil sampel uji

    ?. $icuci dengan air

    . $isortasi basah sampel dengan cara memisahkan kotoran ;

    kotoran yang melekat pada akar penawar 

    >. $ikeringkan sampel uji

    :. $isortasi kering

    A. Sampel uji siap dimaserasi

    b. kstraksi sampel

    &aserasi dilakukan dengan cara memasukkan potongan-

    potongan akar penawar sebanyak >== mg ke dalam bejana

    maserasi "toples#, kemudia ditambah +>= ml metanol, ditutup

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    21/34

    UJI BST

    dan dibiarkan selama ? hari pada temperatur kamar terlindung

    dari cahaya, sambil berulang ; ulang diaduk. Setelah ? hari,

    disaring ke dalam bejana penampung, kemudian ampas akar 

    penawar diperas dan ditambah cairan penyari lagi secukupnya

    dan diaduk kemudian disaring lagi sehingga diperoleh sari 1==

    ml. Sari yang diperoleh ditutup dan disimpan pada tempat yang

    terlindung cahaya selama + hari, endapan yang terbentuk

    dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

    c. Penguapan ekstrak

    1. kstrak yang diperoleh diuapkan dengan cara diangin ;

    anginkan dibawah kipas angin

    +. $iperoleh ekstrak kental methanol

    ?. Perlakuan

    a. 5ontrol methanol 1 L

    1. $isiapkan ? vial

    +. $ibuat konsentrasi 1=, >=, 1==, +==, dan 1===

    ?. $imasukkan kontol metanol sebanyak 1 tetes dalam vial

    . $imasukkan air laut sebanyak > ml

    >. $imasukkan larva udang 1= ekor dalam masing masing vial

    :. $icukupkan hingga 1= ml air laut

    A. $imasukkan suspensi ragi sebanyak 1 tetes

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    22/34

    UJI BST

    @. $isimpan dibawah pencahayaan lampu selama 1 2 + jam

    1=.$iamati jumlah larva yang mati

    b. kstrak metanol akar penawar 

    1. $isiapkan ? vial

    +. $ibuat konsentrasi 1=, >=, 1==, +==, dan 1===

    ?. $imasukkan kstrak metanol akar penawar " + mg/ml# dalam

    vial

    . $imasukkan air laut sebanyak > ml

    >. $imasukkan larva udang 1= ekor dalam masing masing vial

    :. $icukupkan hingga 1= ml air laut

    A. $imasukkan suspensi ragi sebanyak 1 tetes

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    23/34

    UJI BST

    BAB I>

    HA$IL DAN PEMBAHA$AN

    A. Hasl Penga!atan

    Tabel Ekstrak Metanol Akar Pena&ar 

    5onsentrasi

    sampel

    Perlakuan Eumlah larva

    Sebelum perlakuan

    Eumlah larva yang

    mati "letal#

    1=

    9 1= +

    99 1= >

    999 1=

    >=

    9 1= 1=

    99 1= 1=

    999 1= 1=

    1==

    9 1= 1=

    99 1= 1=

    999 1= 1=

    +==

    9 1= 1=

    99 1= 1=

    999 1= 1=

    1=== 9 1= 1=

    99 1= 1=

    999 1=

    5ontrol 3

    &etanol

     %ir laut

    1=

    1=

    1=

    +

    ? #u!la Lar;a @ang Mat

    5onsentrasi

    sampel

    Perlakuan Eumlah larva

    Sebelum perlakuan

    Eumlah larva yang

    mati "letal#

    9 1= += L

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    24/34

    UJI BST

    1= 99 1= >= L

    999 1= = L

    >=

    9 1= 1== L99 1= 1== L

    999 1= 1== L

    1==

    9 1= 1== L

    99 1= 1== L

    999 1= 1== L

    +==

    9 1= 1== L

    99 1= 1== L

    999 1= 1== L

    1=== 9 1= 1== L

    99 1= 1== L999 1=

    5ontrol 3

    &etanol

     %ir laut

    1=

    1=

    1== L

    += L

    B. Pe!baasan

    (iossay adalah suatu pengujian tentang toksisitas pada suatu

    produk dalam rangka pencarian produk alam yang potensial yang

    biasanya menggunakan makhluk hidup sebagai sampel. 5ebanyakan obat

    dapat diukur aktivitasnya secara cepat dan teliti dengan metode kimiawi

    atau fisika, dengan mnggunakan alat modern, misalnya dengan

    spektrofotometer ultraviolet/infrared.

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    25/34

    UJI BST

    ntuk obat yang struktur kimianya belum diketahui dan untuk

    sediaan tak murni atau campuran dari beberapa zat aktif, metode ini tidak

    dapat dilakukan. !bat-obat ini diukur dengan metode biologis, yaitu

    dengan bio-assay, dimana aktivitas ditentukan oleh organisme hidup

    "hewan, kuman# dengan membandingkan efek obat tersebut dengan efek

    suatu standar internasional.

    oksisitas adalah efek beracun dari suatu senyawa atau bahan

    obat pada organ target. mumnya suatu senyawa kimia mempunyai

    potensi terhadap timbulnya gangguan atau kematian jika diberikan pada

    organisme hidup

    ji toksisitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keamana dan

    kebahayaan zat yang diuji. %dapun sumber zat toksik berasal dari alam

    maupun bahan sintetik.

    itik awal yang bisa digunakan dalam mempelajari toksisitas

    *dalah dengan menggunakan kematian dari hewan percobaan sebagai

    statu respon dari pengaruh statu senyawa yang diuji. %ngka kematian

    hewan percobaan dihitung sebagai &edian lethal concentration.

     %da ? jenis metode pengujian (iossay untuk mengetahui toksisitas

    suatu bahan alam yaitu Simple (rench-op (ioassay "&etode (S '(rine

    Shrimp 0ethality, 0emna &inor (ioassay dan 6rown-8all Potato $isc

    (ioassay# serta Pengujian pada sel telur babi.

    a. &etode (S '(rine Shrimp 0ethality) adalah suatu metode guna

    menentukan toksisitas suatu senyawa bahan alam dengan cepat,

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    26/34

    UJI BST

    murah dan cukup akurat untuk penapisan ekstrak bahan aktif dengan

    menggunakan hewan ji %rtemia salina 0each yang berumur < jam.

    &etode ini juga digunaka untuk mendeteksi keberadaan senyawa

    toksik dalam proses isolasi senyawa dari bahan alam yang berefek

    sitotoksik dengan menentukan harga 06 >= dari senyawa aktif. &etode

    (S dapat digunakan dari berbagai sistem uji seperti morfin,

    karsinogenik dan ketoksikan dari hewan dan tumbuhan laut serta

    senyawa racun dari tumbuhan darat.

    b. 0emna minor (iossay terutama digunakan sebagai uji pendahuluan

    terhadap bahan yang dapat menghambat dan meningkatkan

    pertumbuhan tanaman. $engan pengujian ini dapat diamati bahwa anti

    tumor alami juga dapat menghambat pertumbuhan lemna, walaupun

    korelasinya dengan antitumor lainnya kurang baik. !leh karedna itu

    pengujian ini lebih diarahkan untuk mencari herbisida dan stimulant

    pertumbuhan baru.

    c. 6rown-gall potato (iossaay merupakan metode pengujian toksisitas

    yang relatif cepat pengerjaannya, tidak mahal, tidak memerlukan

    hewan percobaan serta menunjukan korelasi yang baik dengan uji

    anti tumor lainnya. 6rown-8all merupakan suatu penyakit neoplastik

    pada tumbuhan yang disebabkan bakteri gram negatif %grobacterium

    tumefaciens yang selanjutnya menyebabkan pertumbuhan jaringan

    tumor secara otonom dan tidak dipengaruhi oleh mekanisme kontrol

    normal.

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    27/34

    UJI BST

    '(rine shrimp lethality test) *dalah uji pendahuluan suatu

    senyawa yang memiliki keuntungan yaitu hasil yang diperoleh lebih cepat

    "+ jam#, tidak mahal, mudah pengerjaannya dari pengujian lainnya

    karena tidak membutuhkan peralatan dan latihan khusus/ sampel yang

    digunakan relatif sedikit. fek toksik dapat diketahui atau diukur dari

    kematian larva karena pengaruh bahan uji.

    5anker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau

    kegagalan mekanisme pengatur multipikasi dan fungsi homeostatis

    lainnya pada organisme multiseluler.

    Suatu metode yang menggunakan udang laut artemia  salina

    leach diajukan sebagai suatu 'bioassay) sederhana untuk penelitian

    produk alamiah h*dala 'brine shrimp lethality test) . &etode ini

    mangunakan hewan uji artemia salina leach  yang merupakan udang-

    udangan primitif sederhana dan efektif dalam ilmu biologi dan toksikologi.

    Prosedur penentuan 06>=  dalam mg/ml dari ekstrak dilakukan dalam

    mKdium air asin. (esarnya aktifitas dari ekstrak ditujukan sebagai

    toksisitas terhadap larva udang.

    $engan berdasarkan pada pemikiran bahwa efek faemakologi

    adalah toksikologi sederhana pada dosis yang rendah dan sebagian besar 

    senyawa antitumor adalah sitotoksik, maka brine shrimp lethaly test  dapat

    digunakan sebagai uji pendahuluan senyawa anti tumor. Senyawa yang

    mempunyai kempuan membunuh larva udang diperkirakan juga

    mempunyai kemampuan membunuh sel kanker dalam kultur sel.

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    28/34

    UJI BST

    Pada percobaan ini, digunakan hewan uji berupa larva udang

    karena udang (Artemia salina)  merupakan udang-udangan primitif,

    sederhana dan efektif dalam ilmu biologi dan toksikologi. $imana efek

    toksisitas terhadap udang ini ditujukan dari besarnya aktivitas ekstrak

    yang digunakan.selain itu telah diteliti bahwa larva udang memiliki sel

    kanker yang mirip dengan sel kanker manusia. Sedangkan sampel uji

    yang digunakan adalah akar penawar yang diyakini sebagai salah satu

    antikanker.

    $alam pengujian percobaan ini, pertama ; tama $isiapkan >= mg

    telur udang " Artemia salina leach ) kemudian $imasukkan dalam toples

    yang telah berisi air laut lalu dikondisikan pada p A ; < dibawah

    pencahayaan lampu pada suhu +>o 6. Pengamatan ini dibiarkan selama

    < jam.

    Setelah < jam, akhirnya terbentuklah larva udang. Pengujian

    berikutnya yaitu disiapkan ekstrak metanol akar penawar yang telah

    dipekatkan, lalu dimasukkan dalam masing masing vial sebanyak

    " + mg / ml # , dan ditambahkan air laut sebanyak > ml. Selanjutnya,

    dimasukkan larva udang sebanyak 1= ekor lalu dicukupkan sampai 1= ml

    air laut dan ditambahkan 1 tetes suspensi ragi sebagai makanan larva.

    Pengujian ini dilakukan pada berbagai konsentrasi yaitu 1 3 1=, 1 3 >=, 1 3

    1==, 1 3 +==, dan 1 3 1===, dan dilakukan tiga kali pengujian untuk

    mendapatkan data yang lebih akurat.

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    29/34

    UJI BST

    Pada pengujian ini, digunakan pula kontrol dengan metanol 1 L

    yang pengerjaannya sama dengan ekstrak metanol akar penawar. Setelah

    perlakuan selanjutnya disimpan dibawah pencahayaan selama 1 2 + jam.

     %dapun hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada konsentrasi

    1 3 1= jumlah larva yang mati yaitu pada vial pertama N + ekor, vial kedua

    N > ekor, dan pada vial ketiga N ekor. Pada konsentrasi 1 3 >= ; 1 3 1===

     jumlah larva yang mati N 1= ekor. Sedangkan pada perlakuan kontrol

    metanol 1 L, jumlah larva yang mati juga 1= ekor, dan pada air laut N +

    ekor.

    $ari data diatas dapat disimpulkan bahwa kematian larva hampir 

    seluruh konsentrasi mencapai 1== L. $engan adanya larva yang mati

    pada 1== L maka sampel akar penawar terbukti berkhasiat sebagai

    antikanker.

    BAB >I

    P E N U T U P

    A. %es!"ulan

    $ari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

    bahwa konsentrasi paling efektif pada akar penawar yang berkhasiat

    sebagai anti kanker yaitu pada 1 3 >=, 1 3 1==, 1 3 +==, dan 1 3 1===

    dengan kematian larva udang mencapai 1== L.

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    30/34

    UJI BST

    B. $aran

    $%EMA %E:#A

    B$T

    ) B:INE $H:IMP LETA:L@ TE$T-

    1. Penyiapan larva udang " Artemia salina ) 

    >= mg telur aritemia

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    31/34

    UJI BST

    +== ml air larut

    "p A ; < O cahaya lampu O suhu +>= 6#

    &enetas selama + jam

    " $ibiarkan selama < jam #

    +. Perlakuan larva udang

    kstrak metanol akar penawar 

    Cial yang telah berisi > ml air laut

      1 3 1= 1 3 >= 1 3 1== 1 3 +== 1 3 1===

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    32/34

    UJI BST

    1= ekor larva O suspensi ragi ad dalam 1= ml air laut

    $ibuat ? kali perlakuan

    $isimpan O pencahayaan selama 1 2 + jam

    $iamati jumlah larva yang mati

    ?. Perlakuan kontrol metanol 1 L

     &etanol 1 L

    Cial yang telah berisi > ml air laut

      1 3 1= 1 3 >= 1 3 1== 1 3 +== 1 3 1===

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    33/34

    UJI BST

    1= ekor larva O suspensi ragi ad dalam 1= ml air laut

    $ibuat ? kali perlakuan

    $isimpan O pencahayaan selama 1 2 + jam

    $iamati jumlah larva yang mati

    DATA: PU$TA%A

     %nonim , +==A , Penutun Praktikum Farmakologi dan Toksikologi II ,&9 , &akassar.

    $irjen P!& , 1@A@ , Farmakope Indonesia Edisi III * $epkes H9, Eakarta.

    $irjen P!& , 1@@> , Farmakope Indonesia Edisi IV * $epkes H9, Eakarta.

    http3//en.wikipedia.org/w/inde2.phptitleN0arva udangQactionNeditQsectionN+ 5 Copyright © 2005, IPTEKnet. All rights reserved.

    http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Larva%20udang%20&action=edit&section=2http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Larva%20udang%20&action=edit&section=2http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Larva%20udang%20&action=edit&section=2http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Larva%20udang%20&action=edit&section=2

  • 8/19/2019 Bst Report Fifit_DOi

    34/34

    UJI BST

    8aniswarna, S , 1@@> , Farmakologi dan Terapi Edisi IV , 7armakologidan erapi kedokteran 9 , Eakarta.

    &ayer,( , dkk , 1@.

    &c, 0auglin, 1@@1 , 1@@1 ,  A Blind oparison o! "imple Bench # topBioassay and $uman Tumour el itoto%icities as Antitumor Prescreens, Fatural Product 6hemistry, lsivier, %msterdam, 1

     &udjiman, 1@