Kerangka Komprehensif Pemikiran Melayu Abad ke-17 Masihi ...
BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00377-MN Bab...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00377-MN Bab...
4
BAB II
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Bisnis
2.1.1 Definisi Bisnis
Hughes dan Kapoor (Sugiono, 2004, p20) menyatakan : Business is the organized effort
of individuals to produce and self for a profit, the goods and service that satisfy society’s
needs. The general term business reefers to all such effort wuih an a society or with in
industry. Maksudnya bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Brown dan Petrello meyatakan bahwa : Business is an institution which produce good
and service demanded by people. Yang artinya bisnis adalah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Buchari Alma menyatakan bahwa bisnis ialah sejumlah total usaha yang meliputi bidang
pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, perhotelan, usaha jasa,
dan pemerintahan yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa
ke konsumen.
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa kegiatan bisnis itu dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok yang terorganisir dalam suatu institusi, dengan
tujuan menghasilkan atau memasarkan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Oleh
karena itu sebenarnya kegiatan bisnis meliputi dua hal utama, yaitu proses produksi dan
pemasaran barang serta jasa.
5
2.1.2 Perencanaan Bisnis
Menurut Madura (2007, p15) rencana bisnis adalah suatu deskripsi rinci dari suatu
usulan bisnis, termasuk di dalamnya deskripsi bisnis, jenis pelanggan yang ingin ditarik,
persaingan, dan fasilitas yang diperlukan untuk produksi.
Menurut Suryana (2008, p130) perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis yang
berisikan misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian strategis, dan peluang yang
mungkin diraih.
Menurut Zimmerer (Suryana, 2008, p130) ada beberapa unsur yang harus ada dalam
perencanaan usaha, yaitu :
- Ringkasan pelaksanaan.
- Profil usaha.
- Strategi usaha.
- Produk dan jasa.
- Strategi pemasaran.
- Analisis pesaing.
- Ringkasan karyawan dan pemilik.
- Rencana operasional.
- Data finansial.
- Proposal usulan / peminjaman.
- Jadwal operasional.
Menurut Hisrich et, al (2005, p186) business plan (perencanaan bisnis) adalah “written
document describing all relevant internal and external elements and strategies for starting a
new venture” yang artinya adalah dokumen tertulis yang menjelaskan mengenai elemen-
6
elemen di dalam dan di luar yang bersangkutan dan strategi untuk memulai suatu usaha
baru.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut, perencanaan bisnis
merupakan rincian deskripsi tentang bisnis baru yang akan dijalankan dimana terkandung
didalamnya elemen-elemen internal dan external terhadap bisnis tersebut.
2.1.3 Kegunaan Perencanaan Bisnis
Kegunaan rencana bisnis adalah sebagai berikut :
- Mendukung suatu aplikasi pinjaman kepada bank, pemilik dana, dan lain-lain.
- Mendefinisikan kesepakatan-kesepakatan di antara mitra bisnis.
- Menetapkan suatu nilai bisnis untuk tujuan penjualan dan keperluan hukum.
- Menilai suatu lini produk baru, promosi, atau perluasan usaha.
- Memberikan suatu landasan dan arah untuk mengembangkan sasaran-sasaran, dan
strategi operasi yang spesifik dan lebih terperinci, serta rencana-rencana untuk
mencapai sasaran itu.
- Membantu mempertahankan focus pada tujuan-tujuan utama.
- Sebagai suatu alat untuk mengevaluasi alternatif-alternatif yang mungkin.
- Memberikan suatu referensi terhadap pengukuran hasil-hasil aktual (dibandingkan
terhadap rencana bisnis).
2.1.4 0utline Business Plan
Menurut Hisrich et, al (2005, p198) perencanaan bisnis mempunyai garis besar berikut :
1. Introductory page (halaman pengenalan)
- Name and address of business (nama dan alamat bisnis).
- The name of the entrepreneur(S), (nama pengusaha yang menjalankan bisnis).
7
- Nature of business (sifat dari bisnis).
- Statement of financing needed (kebutuhan dana yang diperlukan).
- Statement of confidentiality of report (pernyataan kerahasiaan dari laporan).
2. Executive summary (ringkasan eksekutif)
Summarizing the complete business plan, this section is prepared after the total plan is
written (ringkasan dari keseluruhan rencana bisnis, bagian ini ditulis setelah rencana bisnis
total ditulis).
3. Environmental and industry analysis (analisis lingkungan dan industri)
- Future outlook and trends (pandangan dan tren masa depan).
- Analysis of competitors (analisa dari pesaing).
- Market segmentation (segmentasi pasar).
- Industry and Market forecast (peramalan industry dan pasar).
4. Desciption of venture (uraian tentang usaha)
- Product(s), (produk).
- Service(s), (jasa).
- Size of business (ukuran dari bisnis).
- Office equipment and personnel (personel dan peralatan kantor).
- Background of entrepreneurs (latar belakang pengusaha).
5. Production plan (rencana produksi)
- Manufacturing process (proses pabrikasi).
- Physical plant (gedung-gedung / lokasi).
- Machinery and equipment (mesin dan peralatan).
6. Operasional plan (rencana operasional)
- Description of company’s operation (uraian tentang operasi perusahaan).
- Flow of orders for goods and / or services (arus dari pesanan barang atau jasa).
8
- Technology utilization (pemanfaatan teknologi).
7. Marketing plan (rencana pemasaran)
- Pricing (penentuan harga).
- Distribution (saluran distribusi)
- Promotion (promosi).
- Product forecast (peramalan produk).
- Controls (pengendalian).
8. Organizational plan (rencana organisasi)
- Form of ownership (bentuk kepemilikan).
- Identification of partners or principal shareholders (identifikasi partner atau
pemegang saham).
- Autority of principals (otoritas pemilik).
- Management-team background (latar belakang tim manajemen).
- Roles and responsibilities of member of organization (tanggung jawab dan peran dari
anggota organisasi).
9. Assesment of risk (dugaan dari resiko)
- Evaluate Weakness of business (mengetahui kelemahan dari bisnis).
- New technologies (teknologi baru).
- Contingency plans (ketidaktentuan perencanaan).
10. Financial plan (rencana keuangan)
- Pro forma income statement (ikhtisar laba-rugi).
- Cash fLow projection (proyeksi arus kas).
- Pro forma balance sheet (neraca).
- Break-even analysis (analisis balik modal).
- Sources and applications of funds (aplikasi dan sumber pendanaan).
9
11. Appendix (catatan tambahan)
- Letters (surat-surat)
- Markets research data (data penelitian pasar).
- Leases or contracts (kontrak atau sewa).
- Price list from suppliers (daftar harga dari pemasok).
2.1.5 Kegagalan Perencanaan Bisnis
Menurut Hisrich et, al (2005, p208) perencanaan bisnis gagal karena faktor-faktor
berikut:
- Goals set by entrepreneur are unreasonable (tujuan yang ditetapkan tidak beralasan).
- Goals are not measurable (tujuan tidak terukur).
- The entrepreneur has not made a total commitment to the business or to the family
(pengusaha tidak membuat suatu keseluruhan komitmen kepada bisnis atau kepada
keluarga).
- The entrepreneur has no experience in the planned business (usahawan tidak
mempunyai pengalaman di bisnis yang direncanakan).
- The entrepreneur has no sense of potential threats or weakness to the business
(usahawan tidak mengerti potensial ancaman dan kelemahan dari bisnis).
- No customers need was established for the proposed product or service (pelanggan
tidak membutuhkan barang yang diusulkan).
2.1.6 Tahapan Perencanaan Strategi Bisnis
2.1.6.1 Visi Bisnis
Menurut David (2006, p84), pernyataan visi harus menjawab pertanyaan dasar “Ingin
menjadi apakah kita?”. Pernyataan visi haruslah singkat, sebaiknya dalam satu kalimat dan
dibuat berdasarkan masukan dari sebanyak mungkin manajer. Visi bisnis adalah keadaan
10
masa depan suatu organisasi yang mungkin terjadi dan diinginkan, yang mencakup tujuan-
tujuan khusus.
Jadi visi adalah cita-cita, sesuatu yang didambakan untuk menjadi kenyataan di masa
yang akan datang. Pada umumnya setiap perusahaan didirikan dengan visi untuk menjadi
semakin besar di masa yang akan datang, mempunyai banyak cabang, tersebar di banyak
tempat atau wilayah. Visi tersebut harus didiseminasikan kepada seluruh lapisan karyawan
sehingga visi itu menjadi cita-cita bersama.
2.1.6.2 Misi Bisnis
Menurut David (2006, p88), pernyataan misi harus menjawab pertanyaan “Apakah
bisnis kita?”. Misi bisnis adalah dasar untuk membuat prioritas, strategi, rencana, penugasan
kerja. Misi bisnis merupakan titik awal untuk merancang pekerjaan-pekerjaan manajerial,
dan yang paling penting adalah untuk merancang struktur manajerial. Misi lebih terkait
dengan perilaku masa kini.
Misi hanya akan menjadi angan-angan apabila tidak dijabarkan. Bahkan misi akan
menjadi sebuah mimpi belaka yang tidak akan pernah menjadi kenyataan apabila tidak
dijabarkan dengan jelas dalam kalimat-kalimat sehingga dapat mengerti oleh setiap
karyawan.
Jadi bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik dengan cara berkelompok maupun
dengan cara individu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memasarkan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan dari beberapa teori yang
diungkapkan oleh beberapa ahli yang menjelaskan tentang pengertian bisnis dan paling
banyak diterapkan di Indonesia adalah teori Hughes dan Kapoor (Sugiono, 2004, p20)
karena sangat sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia.
11
2.1.7 Pengertian Strategi Bisnis
Strategi bisnis yang utama dalam perusahaan adalah bagaimana membangun dan
memperbaiki posisi perusahaan dalam persaingan bisnis jangka panjang, adapun 5 prinsip
yang harus dipenuhi antara lain :
- Memberikan jawaban atau reaksi atas perubahan yang sedang terjadi dalam bidang
industri perekonomian, politik, hukum, dsb.
- Berisikan langkah-langkah dan pendekatan untuk menghadapi persaingan
- Menciptakan kemampuan dan kesanggupan bersaing yang berkualitas
- Menyatakan inisiatif strategi dari tiap departemen fungsional
- Menempatkan strategi utama kegiatan operasional perusahaan
Tunggal (2004, p37) menjelaskan bahwa strategi bisnis merupakan strategi yang harus
dijadikan landasan berpikir utama dalam pembuatan strategi bisnis merupakan strategi yg
harus dijadikan landasan berpikir utama dalam pembuatan strategi teknologi informasi
karena dalam strategi teknologi informasi karena dalam strategi tersebut disebutkan visi dan
misi perusahaan beserta target kinerja masing-masing fungsi dan struktur organisasi. Dalam
strategi bisnis ditegaskan peranan teknologi informasi yang sesuai dengan strategi bisnis
tersebut.
2.2 Biaya
Biaya merupakan aspek yang mutlak di perusahaan manapun. Besar kecilnya biaya yang
dikeluarkan perusahaan tergantung dari tingkat kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
Berdasarkan pendapat Horngren, Datar dan Foster (2005, p34), “biaya adalah suatu
sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan
tertentu.”
12
“Biaya adalah arus keluar atau pengkonsumsian aset dan atau timbulnya kewajiban
selama suatu periode yang berasal dari pengiriman dan produksi barang, penyerahan jasa,
atau penyelenggara aktifitas-aktifitas lainnya yang merupakan operasi utama dari suatu
entitas.”
Jadi biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh profit dan demi
tercapainya suatu tujuan.
2.2.1 Klasifikasi Biaya
Menurut Usry, Carter dan Thomson (2004, p57-60), “keberhasilan dalam merencanakan
dan mengendalikan biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan
antara biaya dan aktifitas bisnis. Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktifitas bisnis
atas biaya umumnya akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap,
biaya variable, atau biaya semi variable.”
1. Biaya tetap
Didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis
meningkat atau menurun. Contohnya overhead pabrik memasukan item seperti
supervise, penyusutan, sewa, asuransi properti, semuanya secara umum dianggap
sebagai biaya.
2. Biaya variable
Didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proposional terhadap
peningkatan dalam aktivitas. Contoh yang termasuk biaya variable adalah biaya bahan
baku langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat
kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak.
3. Biaya semi variabel
Didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari
biaya tetap maupun biaya variable. Yang termasuk biaya semivariabel adalah biaya
13
listrik, air gas, batu bara, bensin, perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja
tidak langsung, asuransi jiwa kelompok atau karyawan, biaya pensiun, pajak
penghasilan, biaya perjalanan, dan biaya hiburan.
2.2.2 Objek Biaya dan Pemicu Biaya.
Objek biaya dan pemicu biaya bervariasi tergantung pada bentuk dan sifat organisasi
dan objek biayanya. Objek biaya merupakan aktivitas yang mengakumulasikan biaya. Lima
jenis objek biaya adalah :
1. Produk atau kelompok produk yang saling berhubungan.
2. Jasa.
3. Departemen-Departemen.
4. Proyek (Proyek penelitian,Pemasaran)
Jumlah total biaya untuk suatu objek biaya di pengaruhi oleh cost driver. Cost Driver
merupakan faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya untuk
sebuah objek biaya. Sebagai contoh biaya listrik dalam pabrik (objek biaya) di pengaruhi oleh
jumlah jam mesin; jadi jumlah jam mesin merupakan cost driver untuk biaya listrik. Cost
driver merupakan langkah penting dalam analisis strategik dan manajemen biaya pada
sebuah perusahaan. Identifikasi dan analisis cost driver tersebut merupakan dasar dalam
penentuan biaya dan objek biaya secara akurat dan untuk pengendalian biaya objek
tersebut.
2.2.3 Keunggulan Pada Biaya
Keunggulan pada biaya (cost leadership), cost leadership merupakan strategi dimana
perusahaan menghadapi pesaing dengan cara memproduksi produk atau jasa pada biaya
14
yang paling rendah. Cost leadership menghasilkan laba yang cukup pada harga yang rendah,
oleh karena itu membatasi pertumbuhan persaingan dalam industri melalui keberhasilan
dalalm perang harga dan merusak profitabilitas pesaing.
Keunggulan biaya biasanya muncul dari produktivitas dalam proses pemanufakturan,
pendistribusian, atau dalam administrasi secara keseluruhan.Kelemahan yang ada dalam cost
leadership ini adalah kecenderungan untuk memotong biaya yang dapat menjatuhkan
permintaan terhadap produk atau jasa.
2.2.4 Biaya Langsung dan Biaya Tak Langsung
Pembebanan Biaya langsung dan alokasi biaya (Biaya langsung dan Biaya tak langsung).
Pembebanan biaya merupakan proses pembebanan biaya ke dalam ’cost pool’ atau dari
’cost pool’ ke ’cost object’. Biaya langsung dapat di telusuri secara langsung ke ’cost pool’
atau ke ’cost object’ secara mudah dan dapat dihubungkan secara ekonomi. Contohnya :
Biaya yang di butuhkan untuk produk tertentu merupakan biaya langsung karena biaya
tersebut dapat di telusuri secara langsung ke produk.
Demikian dengan perusahaan angkutan udara, biaya penyiapan dan pemrosesan tiket
penumpang merupakan biaya langsung dari jasa yang di berikan kepada pelanggan.
Sebaliknya biaya tak langsung, tidak dapat di telusuri secara mudah sulit di hubungkan
secara ekonomi dari biaya ’cost pool’ ke ’cost pool’ atau ’cost object’.
Yaitu biaya tak langsung biasa disebabkan oleh dua atau lebih ’cost pool’ atau object
yang tidak dapat dengan mudah dan secara ekonomi sitelusuri secara langsung. Biaya
pengawasan terhadap para karyawan produksi dan bagian penanganan bahan merupakan
contoh yang bagus dari biaya yang pada umumnya tidak dapat di telusuri ke produk
individual, oleh karena itu merupakan biaya tak langsung untuk produk. Serupa itu biaya
pengisian bahan bakar untuk pesawat udara merupakan biaya tak langsung jika objek
15
biayanya adalah penumpang secara individual, karena pesawat menggunakan bahan bakar
yang tidak dapat di telusuri secara langsung ke masing-masing penumpang.
Sebaliknya jika objek biaya untuk pesawat udara tersebut adalah penerbangan, maka
biaya bahan bakar merupakan biaya langsung yang dapat di telusuri secara langsung ke
pengguna bahan bakar pesawat udara untuk penerbangan. Jika biaya tak langsung tidak
dapat di telusuri ke ’cost pool’ atau objek biaya maka pembebanan biaya tak langsung di
lakukan dengan menggunakan ’cost driver’. Sebagai contoh jika ’cost driver’ untuk
penanganan bahan adalah jumlah suku cadang, maka biaya total untuk penanganan bahan
dapat di bebankan ke setiap produk dengan dasar jumlah suku cadang yang di gunakan
produk dibandingkan dengan jumlah suku cadang yang digunakan oleh semua produk.
Akibatnya biaya di bebankan ke ’cost pool’atau object biaya yang memnyebabkan biaya
dengan cara representatif dan wajar.
Contohnya produk yang menggunakan suku cadang yang banyak harus dibebani porsi
biaya penanganan bahan daripada produk yang menggunakan suku cadang yang lebih
sedikit. Sama halnya dengan itu departemen yang menggunakan karyawan yang lebih
banyak harus dibebani biaya supervisi dalam porsi yang lebih banyak daripada departemen
yang mempunyai lebih sedikit karyawan.
2.2.5 Strategi Kepemimpinan Biaya
Kepemimpinan biaya (David 2006, p247) harus dijalankan sejalan dengan diferensiasi.
Jumlah elemen biaya mempengaruhi daya tarik relatif dari strategik generik, termasuk skala
ekonomi atau disekonomi yang dicapai, pengaruh kurva belajar dan pengalaman (Learning
and Experience Curve), persentase utilitas kapasitas yang dicapai, serta hubungan dengan
pemasok dan distributor. Elemen biaya lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih
alternatif strategi mencakup potensi untuk berbagai biaya dan pengetahuan dalam
16
organisasi, biaya litbang yang berhubungan dengan pengembangan produk baru atau
modifikasi produk yang ada saat ini, biaya tenaga kerja, tarif pajak, biaya energi dan biaya
pengiriman.
Berusaha menjadi produsen berbiaya rendah dalam satu industri dapat efektif khususnya
ketika pasar terdiri atas banyak pembeli yang sensitif terhadap harga, ketika hanya ada
sedikit cara untuk mencapai diferensiasi produk, ketika pembeli tidak peduli tentang
perbedaan antara satu merek dengan merek lain, atau ketika ada sejumlah besar pembeli
dengan kekuatan tawar – menawar yang signifikan. Ide dasarnya adalah untuk menjual
dibawah harga pesaing dan dengan demikian mendapatkan pangsa pasar dan penjualan,
menggeser beberapa pesaing keluar dari pasar seutuhnya.
Strategi keunggulan biaya biasanya merasuk keseluruh perusahaan, seperti dibuktikan
dengan efisiensi yang tinggi, overhead yang rendah, fasilitas karyawan yang terbatas, tidak
menoleransi pemborosan, penyaringan yang ketat atas permintaan anggaran, rentang
pengendalian yang lebar, kompensasi yang dihubungkan dengan penurunan biaya dan
partisipasi karyawan yang luas dalam mengendalikan biaya. Beberapa resiko dalam
menjalankan keunggulan biaya adalah bahwa pesaing dapat meniru strategi ini, dengan
demikian memicu penurunan laba industri; bahwa penemuan teknologi dalam industri dapat
membuang strategi tidak efektif; atau bahwa perhatian pembeli mungkin beralih ke fitur lain
yang membedakan selain harga.
2.3 Studi Kelayakan Bisnis
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau
tidak.
17
Berdasarkan Suryana (2008, p184) terdapat 2 studi atau analisis yang dapat digunakan
untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan atau dikembangkan, yaitu:
- Studi kelayakan usaha (feasibility study of business).
- Analisis SWOT (Strenght - kekuatan, Weakness – kelemahan, Opportunity – peluang,
Threat – ancaman).
Studi kelayakan usaha / bisnis ialah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu
bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya
membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan
proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu.
Berdasarkan Husein (2005, p8) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi
juga saat mengoperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan maksimal
untuk waktu yang tidak ditentukan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut, studi kelayakan bisnis
adalah penelitian terhadap layak atau tidaknya suatu bisnis dan mempunyai manfaat
ekonomis untuk waktu yang tidak ditentukan.
Berdasarkan Suryana (2008, p184) hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa
digunakan antara lain :
- Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka toko, membangun pabrik,
mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
- Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas
pabrik, memperluas skala usaha, untuk mengganti peralatan / mesin, untuk
menambah mesin baru, untuk memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
18
- Untuk memilih jenis usaha atau investasi / proyek yang paling menguntungkan
misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau
perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.
Berdasarkan Suryana (2008, p184-185) pihak yang berkepentingan dengan studi
kelayakan usaha diantaranya :
- Pihak wirausaha (pemilik perusahaan)
- Studi kelayakan usaha berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan sebagai bahan
pertimbangan untuk merintis usaha, untuk mengembangkan usaha, atau untuk
melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan baik bagi
wirausaha itu sendiri maupun bagi smua pihak yang berkepentingan.
- Pihak investor dan penyumbang dana.
- Studi kelayakan usaha penting untuk memilih jenis investasi yang paling
menguntungkan dan sebagai jaminan modal yang ditanamkan atau dipinjamkannya.
- Pihak masyarakat dan pemerintah
- Bagi masyarakat studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat
sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan. Demikian juga bagi pemerintah sangat
penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas lainnya.
2.3.1 Proses dan Tahap Studi Kelayakan Bisnis
Berdasarkan Suryana (2008, p185-186) studi kelayakan bisnis dapat dilakukan melalui
langkah-langkah berikut :
- Tahap penemuan ide atau perumusan gagasan
- Tahap penemuan ide ialah tahap dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis
usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasikan, misalnya
19
kemungkinan-kemungkinan bisnis apa saja yang paling memberikan peluang untuk
dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang.
- Tahap formulasi tujuan
Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Semuanya dirumuskan dalam
bentuk tujuan.
- Tahap analisis
Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan
apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti prosedur
proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua,
yaitu : dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go). Adapun aspek -aspek yang harus
diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut meliputi :
1. Aspek pasar.
2. Aspek teknik produksi / operasi.
3. Aspek manajemen / pengelolaan
4. Aspek finansial / keuangan.
- Tahap keputusan
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah
berikutnya adalah tahapan mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan
atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung resiko, maka
keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti pay back
period (PBP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan sebagainya.
20
Secara ringkas, studi kelayakan bisnis di atas digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Proses Studi Kelayakan Bisnis
Sumber : Suryana (2008, p187)
2.3.2 Analisis Kelayakan Bisnis
Berdasarkan Suryana (2008, p186) aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati
dalam tahap analisis tersebut meliputi :
1. Aspek pasar.
2. Aspek teknik produksi / operasi.
3. Aspek manajemen / pengelolaan.
4. Aspek financial / keuangan.
Gagasan Usaha (Business Idea)
Tujuan (Visi dan Misi)
Analisis / Evaluasi :1. Pasar 2. Produksi / Operasi 3. Manajemen 4. Keuangan 5. Ekonomi
Keputusan
Tidak Dilaksanakan ( No Go) Dilakasanakan (Go)
21
Berdasarkan Husein (2005, p24) aspek-aspek yang harus dikaji dalam rangka studi
kelayakan bisnis adala sebagai berikut:
1. Pasar : pasar konsumen dan produsen
2. Internal perusahaan :
- Pemasaran.
- Teknik dan teknologi.
- Manajemen.
- Sumber daya manusia.
- Keuangan.
3. Lingkungan
- Politik, ekonomi, dan sosial.
- Lingkungan industri.
- Yuridis (legal).
- Lingkungan hidup.
Berdasarkan Husnan (2005, p17-20) maka penilaian studi kelayakan berdasarkan :
1. Aspek pasar dan pemasaran.
2. Aspek produksi (teknik dan teknologi).
3. Aspek manajemen (termasuk didalamnya sumber daya manusia).
4. Aspek keuangan.
5. Aspek ekonomi, sosial, dan politik.
6. Aspek lingkungan industri
7. Aspek yuridis.
22
8. Aspek lingkungan hidup.
9. Aspek Teknis
10. Aspek Hukum
2.3.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Analisis aspek pasar
Sebelum menggarap suatu bisnis, hendaknya analisis terhadap pasar potensial yang
akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan yang akan dilakukan
terlebih dahulu. Dengan demikian akan diketahui keberadaan pasar potensial yang
dimaksud. Atau bisnis diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud.
Berdasarkan Husein (2005, p35) pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk
membentuk suatu harga. Permintaan merupakan jumlah barang yang dibutuhkan
konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga.
Sedangkan penawaran adalah kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai
tingkat harga.
Bentuk pasar merupakan bentuk-bentuk pasar produsen :
- Pasar persaingan sempurna
- Pada pasar persaingan sempurna, aktivitas persaingan tidaklah nampak karena tidak
terbatasnya jumlah produsen dan konsumen dapat menjual dan membeli berapa
saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga pasar.
- Pasar monopoli
- Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai penjual saja.
- Pasar oligopoli
23
- Pasar oligopoli merupakan perluasan dari pasar monopoli. Dalam menentukan
tingkat harga dan kuantitas produksi, karena pengaruh dari pesaing sangat terasa,
tindakan atau aktivitas pesaing perlu dimasukkan dalam perhitungan.
- Pasar persaingan monopolistik
- Pasar ini merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dan monopoli.
Dikatakan mirip pasar persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan
untuk masuk-keluar pasar, selain itu barang yang dijual tidak homogen. Oleh karena
barang-barang yang heterogen itu dimiliki beberapa perusahaan besar saja, pasar ini
mirip dengan monopoli.
Berdasarkan konsumen, maka pasar dibedakan atas :
a) Pasar konsumen
b) Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa
perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi.
c) Pasar industri
d) Pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh
perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang dan jasa lain,
baik untuk dijual atau disewakan (dipakai untuk proses lebih lanjut).
e) Pasar penjual kembali (reseller)
f) Pasar yang terdiri atas perorangan dan / atau organisasi yang biasa disebut para
pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grossier, agent, dan
retailer. Kesemua reseller ini melakukan penjualan kembali dalam rangka
mendapatkan keuntungan.
g) Pasar pemerintah
h) Merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa
barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah.
24
2. Analisis aspek pemasaran
Berdasarkan Husein (2005, p67) definisi pemasaran menurut Stanton adalah
keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan
merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli.
Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahalu harus
melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran
yang memadai, berdasarkan analisis dan prediksi, apakah bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak.
Berdasarkan Suryana (2008, p188-189) beberapa komponen yang harus dianalisis
dan dicermati diantaranya :
- Kebutuhan dan keinginan konsumen. Mengenai barang dan jasa yang dibutuhkan
konsumen, banyak yang dibutuhkan, daya beli konsumen, waktu dibutuhkannya.
Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan terpenuhi
berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan /
keinginan pasar.
- Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya
berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya dan demografis. Jika segmentasi
pasar teridentifikasi maka pasar sasaran akan terwujud dan tercapai.
- Target.Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Sangat
tergantung pada nilai produk dan jasa yang dipasarkan apakah member kepuasan
atau tidak. Jika loyal maka potensi pasar tinggi.
- Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap
rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada konsumen akhir. Dengan
25
mengetahui nilai tambah setiap rantai pemasaran maka nilai tambah bisnis akan
dapat diketahui, tinggi atau rendah.
- Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan
lama atau tidak. Mengetahui ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak.
- Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang yang dipasarkan termasuk pasar
persaingan tidak sempurna (oligopoli, monopoli, dan monopolistik), atau pasar
persaingan sempurna.
- Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi
atau rendah. Untuk memenangkan persaingan tentu saja bisnis tersebut harus lebih
unggul dari pesaing.
- Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume
penjualan tinggi berarti pasar potensial.
- Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari dapat dianalisis dari
pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan tinggi (misalnya lebih dari 20%)
maka potensi pasar tinggi.
- Laba kotor. Analisis perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit
margin laba kotor lebih dari 20% berarti pasar potensial.
- Pangsa pasar. Pangsa pasar dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah lima
tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan
memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Berdasarkan Husein (2005, p68) setelah strategi pemasaran diketahui, maka akan
ditindaklanjuti dengan penentuan bauran pemasarannya.
1. Analisis persaingan
26
Agar dapat menetapkan strategi pemasaran kompetitif yang efektif, studi kelayakan
bisnis perlu juga mencermati produk, harga, saluran distribusi maupun promosi yang
dilakukan oleh para pesaing terdekat.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisis pesaing yang dikemukakan oleh
Kotler.
a) Mengidentifikasi pesaing
Perusahaan dapat mengidentifikasikan para pesaingnya sebagai suatu perusahaan
lain yang mempunyai ciri-ciri sebagai suatu perusahaan lain yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
- Perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar.
- Perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama.
- Perusahaan lain yang membuat produk dan memasok yang sama.
b) Menentukan sasaran pesaing
Memang pada dasarnya semua pesaing akan berusaha memaksimalkan laba mereka
tetapi kenyataannya pesaing berbeda dalam penekanan laba. Dengan mengetahui
sasaran pesaing beserta penekanan-penekanannya dapat menunjukkan apakah
mereka puas dengan situasinya skarang serta bagaimana kemungkinan reaksinya
atas tindakan kompetitif.
c) Mengidentifikasi strategi pesaing
Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan perusahaan lain maka semakin
ketat persaingan di antara mereka.
d) Menentukan kekuatan dan kelemahan pesaing
Untuk mengetahui apakah pesaing menjalankan strategi dan mencapai tujuan
mereka.
e) Mengestimasi pola reaksi pesaing
27
Perusahaan perlu tahu tentang pesaing tertentu kalau ingin mengantisipasi
bagaimana pesaing akan bertindak atau bereaksi terhadap tindakan pesaing lainnya .
f) Memilih pesaing
Perusahaan menentukan pesaing utamanya.
2. Bauran pemasaran
Bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi.
a) Kebijakan produk
Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-
manfaat apa yang diberikan oleh produk itu.
b) Kebijakan harga
Keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan dan
eksternal lingkungan. Faktor internal, keputusan harga disesuaikan dengan sasaran
pemasaran. Faktor eksternal dipengaruhi oleh pasar dan permintaan konsumen.
c) Kebijakan distribusi
Dalam kebijakan distribusi, desain saluran harus ditetapkan.
d) Kebijakan promosi
Pemasaran tidak hanya membicarakan produk, harga produk, dan mendistribusikan
produk tetapi juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk
dikenal dan dibeli.
2.3.2.2 Aspek Produksi
Berdasarkan Husein (2005, p88) manajemen operasional adalah suatu fungsi atau
kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi,
pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan.
28
Berdasarkan Suryana (2008, p189) beberapa unsur dari aspek produksi / operasi yang
harus dianalisis, diantaranya :
- Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan paling
efisien baik bagi perusahaan itu sendiri maupun pelanggannya.
- Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi
permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas. Volume
operasi yang berlebih akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan /
pergudangan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga pokok penjualan.
- Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan
teknologi saat kini dan masa yang akan datang, serta disesuaikan dengan luas
produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas.
- Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku serta bahan penolong harus cukup
tersedia. Persediaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga biaya bahan
baku menjadi efisien.
- Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana
kualifikasinya. ]umlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan
jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut agar
efisien.
- Lay-out. Adalah tata ruang atau letak berbagai fasilitas operasi. Lay-out harus tepat
dan prosesnya praktis sehingga efisien.
2.3.2.3 Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen ada beberapa unsur yang harus dianalisis
meliputi komponen :
- Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan) atau
29
milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya.
Bagaimana keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang kita pilih, hendaknya dipilih
yang tidak beresiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
- Organisasi. Jenis organisasi yang diperlukan (berbentuk organisasi lini, organisasi staf,
lini dan staf atau bentuk lainnya). Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
- Tim manajemen. Bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara
profesional. Hal ini bergantung kepada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki
wirausaha.
- Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang
diperlukan.
2.3.2.4 Aspek Keuangan
1. Analisis Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
- Kebutuhan dana. Kebutuhan dana untuk operasional perusahaan (besarnya dana
untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan pembiayaan awal).
- Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang dapat digali, yaitu sumber dana
internal (misalnya modal disetor, labs ditahan) dan modal eksternal (misalnya obligasi
dan pinjaman).
- Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan kekayaan serta
untuk mengetahui kondisi keuangan lainnya. Misalnya posisi aktiva lancar, aktiva tetap,
pasiva lancar, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.
- Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan
laba atau rugi dimasa yang akan datang. Komponennya meliputi proyeksi penjualan,
proyeksi biaya, dan proyeksi laba rugi bersih.
30
- Proyeksi aliran kas (cash flow). Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan perusahaan
untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis aliran kas,
yaitu :
a) Aliran kas masuk (cash in flow), merupakan penerimaanpenerimaan yang berupa
hasil penjualan atau pendapatan.
b) Aliran kas keluar (cash out flow), merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran
bunga dan pajak.
c) Aliran kas masuk bersih (net cash in-flow), merupakan selisih dari aliran kas masuk
dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga setelah
pajak.
Rumus :
Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan
+ (1 –tarif pajak) bunga
2. Laporan Keuangan Dasar
Berdasarkan Keown (2002, p78) laporan keuangan dasar mencakup laporan laba-rugi,
neraca, dan laporan arus kas.
a) Laporan laba-rugi
Merupakan ringkasan dari 4 jenis kegiatan :
- Menjual produk dan jasa.
- Beban produksi atau untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual.
- Beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa pada
konsumen, serta berkaitan dengan beban administratrif operasional.
- Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contoh : bunga yang dibayarkan pada
kreditur dan pembayaran deviden pada pemegang saham preferen.
31
Laporan laba-rugi digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Laporan Laba Rugi
Sumber : Keown (2002, p80).
Dikurangi beban produksi atau beban untuk mendapatkan barang atau jasa
= Laba Kotor
Dikurangi : beban operasi : Beban pemasaran dan penjualan, beban umum dan administrasi, serta penyusutan
Penjualan
= Laba operasi
(Laba sebelum bunga dan pajak)
Dikurangi : beban bunga
= Laba bersih sebelum pajak
Dikurangi: pajak perusahaan
= Laba bersih sebelum deviden atas saham preferen
Dikurangi: Dividen atas saham
= Pendapatan bersih bagi pemegang saham biasa
Aktivitas Operasi
Aktivitas Pendanaan
32
b) Neraca
Memberikan gambaran sesaat posisi keuangan pada waktu tertentu, misalnya setahun,
menyajikan kepemilikan aktiva, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham dari para
pemilik.
Neraca digambarkan sebagai berikut :
AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS
PEMEGANG SAHAM
Aktiva lancar :
Kas
Surat berharga
piutang dagang
persediaan
beban di bayar di muka
Total Aktiva Lancar
Kewajiban lancar :
Kewajban dagang
Beban yang terkewajiban
Wesel jangka pendek
Total Kewajiban Lancar
+ +
Aktiva tetap :
Mesin dan peralatan
Bangunan
Tanah
Total aktiva tetap
Kewajiban jangka panjang :
Wesel jangka panjang
Hipotek
Total kewajiban jangka panjang
+ +
33
Aktiva Lainnya :
Investasi
Hak Paten
Total aktiva lain
Ekuitas pemegang saham :
Saham preferen
Saham biasa
Nilai pari
Agio saham-saham
Saldo laba
Total ekuitas pemeganq saham
= =
Total Aktiva
Total Kewajiban dan Ekuitas Pemegang
Saham
Gambar 2.3 Neraca
Sumber : Keown (2002,p83).
c) Laporan Arus Kas
Menunjukkan arus kas sebenarnya yang dihasilkan oleh perusahaan sepanjang tahun
itu.
Laporan arus kas digambarkan sebagai berikut :
Arus kas dari operasi, mencakup :
+ kas yang dikumpulkan dari konsumen
- kas yang dibayarkan kepada pemasok
- arus kas keluar dari kegiatan operasi (beban pemasaran dan administrasi)
serta pembayaran bunga bank+ / - kurang atau tambah
Arus Kas atas Investasi yang diperoleh atau dijual
+ / - ditambah atau dikurangi
34
Arus kas dari penerimaan atau pembayaran pendanaan yang
mencakup:
+ penerimaan saham baru
+ peningkatan pinjaman
- pembayaran kembali pokok pinjaman
= Arus Kas yang Dihasilkan
Gambar 2.4 Laporan Arus Kas
Sumber : Keown (2002, p87)
3. Analisis penilaian investasi
Berdasarkan Husein (2005, p197) pada umumnya ada empat metode yang biasa
dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian arus kas dari suatu investasi, yaitu :
a) Metode payback period
Payback periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata
lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow
yang hasilnya merupakan satuan waktu.
Rumus : Payback Period = Nilai Investasi x 1 tahun Kas masuk Bersih
Kriteria penilaian : jika payback periode lebih pendek waktunya dari maximum
payback period-nya maka usulan investasi dapat diterima.
b) Metode internal rate of Return (IRR)
Metodei ni digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
35
dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan
mengeluarkan investasi awal.
Rumus : n CFt I0 = ∑ ( ) t=1 (1 + IRR)t
Di mana :
T = tahun ke
n = jumlah tahun
Io = investasi awal
CF = arus kas bersih
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya
Nilai IRR dapat dicari dengan coba-coba (trial and error).
Kriteria penilaian : jika IRR didapat ternyata lebih besar dari rate of return yang
ditentukan maka investasi dapat diterima.
c) Metode Net present value (NPV)
Net present value yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun ke kas
terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang diperlukan bunga
yang relevan.
Rumus :
n CFt NPV = ∑ ( ) – I0
t=1 (1 + K)t Dimana :
CFt = aliran kas per tahun pada periode t
Io = investasi awal pada tahun ke 0
36
K = suku bunga (discount rate)
Kriteria Penilaian :
- NPV >0, maka usulan proyek diterima
- NPV < 0, maka usulan proyek ditolak
- NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak
d) Metode profitability index (PI)
Pemakaian metode profitability index (PI) ini caranya adalah dengan menghitung
melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value)
dari investasi yang telah dilaksanakan. Jadi provitabi/ity index dapat dihitung dengan
membandingkan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar.
Rumus :
PV kas masuk PI = PV kas keluar
Kriteria penialaian :
PI > 1, maka usulan proyek dikatakan menguntungkan.
PI < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan.
Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, di mana jika NPV suatu proyek
dikatakan layak (NPV > 0) maka menurut kriteria PI juga layak (PI > 1) karena keduanya
menggunakan variable yang sama.
2.3.2.5 Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik
I. Aspek ekonomi
Analisis Ekonomi Makro
37
Berdasarkan Sukirno (2004, p26) analisis makroekonomi merupakan analisis terhadap
keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisisnya bersifat umum dan tidak memperhatikan
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.
Berdasarkan Madura (2007, p111) terdapat tiga faktor ekonomi makro yang
mempengaruhi kinerja bisnis, yaitu :
1. Pertumbuhan ekonomi
Perubahan dalam tingkat umum dari aktivitas ekonomi.
2. Inflasi
Peningkatan harga umum dari barang dan jasa dalam periode waktu tertentu.
Tipe inflasi :
- Cost-push inflation yaitu situasi apabila produk diberi harga tinggi karena biaya yang
dialami perusahaan juga besar.
- Demand-pull inflation yaitu situasi apabila harga barang dan jasa naik karena
permintaan konsumen yang kuat.
3. Tingkat suku bunga
Mewakili biaya meminjam uang.
Faktor ekonomi makro dapat mempengaruhi laba perusahaan dimana digambarkan sebagai
berikut :
Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi
Tingkat Suku Bunga
Penerimaan
Biaya Operasional
Biaya Bunga
-
-
Laba
=
38
Gambar 2.5 Faktor Ekonomi Makro Mempengaruhi Laba perusahaan
Sumber : Madura (2007, p119)
II. Aspek sosial
Berdasarkan Husein (2005, p252) aspek sosial adalah sebagai berikut :
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun
demikian, perusahaan tidak dapat hidup secara sendirian. Perusahaan hidup bersama komponen
lain dalam suatu tatanan kehidupan yang pluralistis dan kompleks, walau hendaknya dalam
keseimbangan. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga sosial, sehingga dalam
rangka keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
III. Aspek politik
Berdasarkan Husein (2005, p256) aspek politik adalah sebagai berikut :
Adanya isu / rumor / spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah
akan mempengeruhi permintaan dan penawaran suatu produk, balk itu barang maupun jasa.
Dalam menganalisis kelayakan bisnis hendaknya memperkirakan situasi politik saat bisnis
dibangun dan diimplementasikan tidak akan sangat mengganggu sehingga kajiannya menjadi
layak.
2.3.2.6 Aspek Lingkungan Industri
Berdasarkan Husein (2005, p268) aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek
persaingan dimana bisnis perusahaan berada.
Michael E. Porter mengemukakan konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan
bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut lima kekuatan bersaing.
1. Ancaman pendatang baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
39
perusahaan yang sudah ada.
Faktor yang mempengaruhi :
- Skala ekonomi.
- Diferensiasi produk.
- Kecukupan modal.
- Biaya peralihan.
- Akses kesaluran distribusi.
- Ketidakunggulan biaya independen.
- Peraturan pemerintah.
2. Persaingan sesama perusahaan dalam industri
Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kin perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi :
- Jumlah kompetitor.
- Tingkat pertumbuhan industri.
- Karakteristik produk.
- Biaya tetap yang besar.
- Kapasitas.
- Hambatan keluar.
3. Ancaman dari produk pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri bersaing pula dengan produk
pengganti.
4. Kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga.
Faktor yang mempengaruhi :
- Pembeli membeli dalam jumlah besar.
40
- Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.
- Banyak pemasok.
- Barang substitusi lebih murah.
- Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah.
- Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi perusahaan.
5. Kekuatan tawar menawar pemasok
Pemasok mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau
mengurangi kualitas produk.
Faktor yang mempengaruhi :
- Jumlah pemasok sedikit.
- Produk / pelayanan yang ada adalah unik.
- Tidak tersedia produk substitusi.
- Pemasok mampu menghasilkan produk yang sama dengan perusahaan.
- Perusahaan membeli dalam jumlah yang kecil kepada pemasok.
2.3.2.7 Aspek Yuridis
Berdasarkan Husein (2005, p281) aspek yuridis memaparkan peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan bisnis.
a) Pelaksana bisnis
Menganalisis siapa pelaksana bisnis.
- Bentuk badan usaha
Bentuk badan usaha pada segi yuridis adalah sebagai berikut : perusahaan perseorangan,
firma, perseroan komanditer (CV), perseroan terbatas, perusahaan Negara, koperasi.
- Identifikasi pelaksana bisnis :
41
1. Kewarganegaraan.
2. Informasi bank.
3. Keterlibatan pidana atau perdata.
4. Hubungan keluarga dalam bisnis.
5. Peraturan bisnis
b) Peraturan Bisnis
Analisis mengenai bisnis yang akan dilaksanakan (peraturan dan perundangundangan),
apakah bisnis tersebut dilarang atau tidak.
2.3.2.8 Aspek Lingkungan Hidup
Berdasarkan Husein (2005, p303) analisis lingkungan hidup mengacu kepada AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
AMDAL diperlukan dalam melakukan suatu studi kelayakan bisnis karena :
- Undang-undang dan pemerintah menghendaki demikian.
- AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-
proyek industri.
2.4 Manajemen Transportasi
2.4.1 Definisi Manajemen Transportasi
Menurut Nasution (2008, p90) manajemen transportasi adalah kegiatan yang dilaksanakan
oleh bagian transportasi atau unit dalam organisasi industry atau perdagangan dan jasa lain
(manufacturing business and service) untuk memindahkan/mengangkut barang atau
penumpang dari suatu lokasi ke lokasi lain secara efektif dan efesien.
42
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005,p631), pemodelan transportasi adalah suatu
prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya pengiriman produk
dari beberapa sumber ke beberapa tujuan.
Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan jasa dari beberapa tempat
asal (sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya
transportasi agar biaya tersebut efisien.
2.4.2 Tugas dan Sasaran Manajemen Transportasi
1. Perusahaan Industri Manufaktur
Tanpa memerhatikan besar kecilnya organisasi bisnis, jenis barang atau jasa yang
disajikan, luas pemasaran atau efisiensi produksi, “mobilitas” sangat dibutuhkan, baik bagi
personal maupun bagi bahan baku, sejak terjadinya kontak pertama sampai titik punyai tugas
yang paling rumit/vital diantara semua fungsi dalam organisasi perusahaan karena
pelayanannya dibutuhkan oleh hampir semua fungsi lainnya.
Sebelumnya seorang manajer transportasi harus memutuskan membeli sebuah pick up
atau truk, sudah tentu ia menyediakan banyak waktu mencari keterangan tentang spesialisasi
teknik pick up atau truk itu, muatan yang akan diangkutnya, dan efektivitasnya dalam
memenuhi kebutuhan fungsi transportasi di kemudian hari. Manajer transportasi meneliti pada
setiap kriteria penilaian yang dapat digunakan dalam membeli kendaraan, diantaranya :
a) Merek-merek dan tipe kendaraan, keuangan, dan keterbatasan setiap kendaraan;
b) Kapasitas muatan truk dan model kendaraan;
c) Kekuatan mesin (daya kuda) kendaraan;
d) Harga dan syarat pembayaran;
e) Hemat bahan bakar.
Selain pemilihan sarana teknis, sama pentingnya adalah perincian syarat-syarat pekerjaan
43
yang dibutuhkan bagi seorang tenaga operasi, seperti pengemudi, mekanik pemeliharaan truk,
dan ahli mesin armada perusahaan.
Dapat dikatakan bahwa fungsi manajemen transportasi dalam industri manufaktur pada
umumnya adalah:
a) Merencanakan, mengatur, dan mengoordinasikan operasi serta administrasi segala bentuk
angkutan di seluruh perusahaan hingga dapat terselenggara seefisien mungkin, baik untuk
angkutan barang maupun penumpang bagi karyawan;
b) Menetapkan standar operasi dan perawatan semua bengkel (kalau ada) kendaraan
bermotor dan menentukan persediaan bensin, bahan-bahan dan suku cadang kendaraan;
c) Menetapkan standar biaya operasional, penyusunan staf, dan jasa-jasa penunjang;
d) Menentukan kendaraan mana yang paling cocok untuk semua kebutuhan perusahaan
dengan mempertimbangkan harga dan manfaat ekonomis;
e) Membuat rencana penggantian dan penambahan kendaraan dengan menganalisis secara
cermat biaya pengoperasian, kapasitas, dan umur kendaraan;
f) Menjamin bahwa standar perawatan, pemeliharaan, perbaikan dan jadwal ditaati sehingga
kendaraan perusahaan selalu dalam kondisi efektif dilihat dari segi perbaikan mekanisnya;
Pada umumnya, manajemen transportasi menghadapi tiga tugas utama :
1) Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi organisasi secara
keseluruhan
2) Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan;
3) Dampak sosial dan tanggung jawab sosial dalam mengoperasikan angkutan.
Ketiga tugas ini selalu harus dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan dalam tindakan
manajerial yang sama. Ini berarti bahwa tugas yang akan diselesaikan itu direncanakan
terlebih dahulu untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pengendalian operasi mencakup
44
penggunaan teknik manajemen yang mendorong orang mencapai sasaran dari suatu
pelaksanaan tertentu.
Sasaran transportasi adalah mengalokasikan produk yang ada pada sumber asal
sedemikian rupa hingga terpenuhi semua kebutuhan pada tempat tujuan, sedangkan tujuan
utama dari persoalan transportasi adalah untuk mencapai jumlah biaya yang serendah-
rendahnya (minimum) atau mencapai jumlah laba yang sebesar-besarnya (maksimal) pusat
industry dan distribusi gudang atau antara distribusi pengeluaran lokal. Dalam menggunakan
metode transportasi, pihak manajemen mencari rute distribusi yang akan mengoptimumkan
tujuan tertentu, misalnya tujuan meminimumkan total biaya transportasi, memaksimumkan
laba, atau meminimumkan waktu yang digunakan.
2.4.2.1 Perencanaan Transportasi
Perencanaan transportasi yaitu merencanakan secara menyeluruh mengenai “Sistem
Transportasi” terpadu yang merupakan Intermode Transportation Systems. Perencanaan
menyangkut angkutan jalan raya, angkutan laut dan angkutan udara dan berbagai moda
transport yang ada pada urban area (pinggiran kota).
Langkah-langkah pembuatan rencana :
a. Perencanaan dibuat atas dasar kebutuhan akan jasa-jasa angkutan.
b. Tujuan perencanaan, dalam perencanaan harus jelas tujuan dan sasaran yang hendak
dicapai untuk kepentingan nasional atau daerah.
c. Objektif, objektif berarti bahwa tujuan dapat direalisir sehubungan dengan rencana yang
telah dibuat untuk dilaksanakan.
d. Survai permintaan, untuk membuat perencanaan perlu diadakan survai permintaan
terhadap jasa-jasa angkutan.
e. Analisis permintaan, setelah dilaksanakan survai atas permintaan selanjutnya dijalankan
45
analisis demand berhubungan dengan kapasitas angkutan yang dibutuhkan, akhirnya
dibuat traffic forecast dengan menggunakan proyeksi (Analisis Garis Regressi).
f. Solusi dan implementasi, setelah dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut jaringan,
angkutan, analisis biaya, pemilihan moda transport faktor sosial dan lingkungan maka
perencanaan yang telah dibuat diputuskan untuk diimplementasikan berdasar desain yang
telah disiapkan sebelumnya.
2.4.3 Masalah Dalam Transportasi
Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi barang dari beberapa titik supply ke
sejumlah titik permintaan. Biasanya telah diberikan kapasitas barang di setiap sumber dan
permintaan barang di setiap tujuan.
Masalah transportasi juga dapat digunakan ketika perusahaan mencoba untuk
mengambil keputusan dimana akan dibuka fasilitas baru. Sebelum membuka gudang,
perusahaan atau kantor pemasaran, sangat baik sekali untuk mendapatkan sejumlah tempat
alternatif. Keputusan keuangan yang baik berhubungan dengan lokasi juga dapat
meminimalisasi biaya transportasi dan produksi secara keseluruhan.
Konsep dasar transportasi adalah:
1. Masalah transportasi berhubungan dengan pendistribusian barang-barang dari beberapa
sumber (sources) ke beberapa tujuan (destinations).
2. Biasanya, memiliki sejumlah kapasitas barang dari masing-masing sumber dan sejumlah
kapasitas kebutuhan barang dari masing-masing daerah tujuan.
Model transportasi diformulasikan menurut karakteristik-karakteristik yang unik dengan
permasalahan sebagai berikut :
1. Suatu produk dipindahkan dari sejumlah sumber ke tempat tujuan dengan biaya
seminimum mungkin, dan
46
2. Atas barang tersebut, tiap sumber mampu memasok suatu jumlah unit produk yang
tetap, dan tiap tempat tujuan mempunyai jumlah permintaan yang tetap atas produk
tersebut.
2.4.3.1 Masalah Khusus Dalam Transportasi
Dalam transportasi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi apabila terdapat
kesalahan dalam pengalokasian maupun dalam jumlah kapasitas permintaan. Masalah
khusus yang dihadapi dalam transportasi adalah sebagai berikut:
- Penawaran lebih besar dari permintaan.
- Permintaan lebih besar dari penawaran.
- Masalah degenerasi.
- Maksimisasi keuntungan.
- Masalah prioritas.
- Masalah pemblokiran.
- Masalah multi komoditi.
- Masalah transipmen.
2.5 Kerangka Pemikiran
Pemikiran dimulai karena faktor keadaan ekonomi yang terjadi dan keadaan internal
perusahaan sehingga menciptakan ide untuk menghitung efisiensi biaya membeli alat angkut
yang baru dibandingkan menyewa alat angkut kepada agen. Hal ini dikembangkan melalui
perencanaan bisnis dan dianalisis dengan menghitung alternatif biaya yang paling efisien
dengan menggunakan present value dari setiap biaya alternatif sehingga dapat ditentukan
biaya mana yang paling efisien bagi PT. ANINDO PUTERA PERKASA.
Kerangka pemikiran digambarkan sebagai berikut :
47
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran
Sumber : Penulis
Biaya Alat Angkut
Alternatif
Sewa Alat Angkut
Biaya Pengangkutan Biaya Pengangkutan
Efisiensi Biaya Pengangkutan
Analisis Efisiensi Biaya
Analisis Efisiensi Biaya
Alternatif
Beli Alat Angkut Baru