BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN...

25
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Investasi 2.1.1.1. Pengertian Investasi Gitman (2003:3) mengartikan investasi adalah “any vehicle into which fund can be placed with expectation that it will generate positive income and/or preserve on increased its value.” Sedangkan menurut Tandelilin (2010:2), investasi merupakan tanggung jawab pada saat ini atas sejumlah modal ataupun sumber daya lain dalam rangka memperoleh sejumlah laba di masa depan. Investasi bisa diterjemahkan sebagai penamaan dana dalam suatu entitas usaha atau proyek untuk mendapatkan profit. Investasi merupakan kegiatan memperoleh sejumlah aset yang diharapkan di masa depan dapat kembali dijual dengan nilai yang bertambah dan hal tersebut dilakukan selama jangka waktu tertentu. Investor akan menyetujui apabila tingkat pengembalian tinggi walaupun dengan tingkat risiko tinggi, begitu pun sebaliknya. Dari pernyataan-pernyataan di atas, penjelasan ditarik bahwa investasi merupakan tanggungh jawab pada penanaman modal usaha yang dapat dilaksanakan melalui berbagai bentuk seperti investasi pada sektor riil dan sektor keuangan, dengan tujuan untuk mendapatkan laba di masa yang akan datang.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Investasi

2.1.1.1. Pengertian Investasi

Gitman (2003:3) mengartikan investasi adalah “any vehicle into which fund

can be placed with expectation that it will generate positive income and/or preserve

on increased its value.” Sedangkan menurut Tandelilin (2010:2), investasi

merupakan tanggung jawab pada saat ini atas sejumlah modal ataupun sumber daya

lain dalam rangka memperoleh sejumlah laba di masa depan.

Investasi bisa diterjemahkan sebagai penamaan dana dalam suatu entitas

usaha atau proyek untuk mendapatkan profit. Investasi merupakan kegiatan

memperoleh sejumlah aset yang diharapkan di masa depan dapat kembali dijual

dengan nilai yang bertambah dan hal tersebut dilakukan selama jangka waktu

tertentu. Investor akan menyetujui apabila tingkat pengembalian tinggi walaupun

dengan tingkat risiko tinggi, begitu pun sebaliknya.

Dari pernyataan-pernyataan di atas, penjelasan ditarik bahwa investasi

merupakan tanggungh jawab pada penanaman modal usaha yang dapat

dilaksanakan melalui berbagai bentuk seperti investasi pada sektor riil dan sektor

keuangan, dengan tujuan untuk mendapatkan laba di masa yang akan datang.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

13

2.1.1.2. Dasar Keputusan Investasi

Tandelilin (2010) mengemukakan dasar-dasar keputusan investasi adalah

sebagai berikut:

a. Return

Utamanya, salah satu alasan melakukan investasi adalah untuk

mendapatkan keuntungan. Investor menentukan tingkat pengembalian

(return) yang mereka inginkan merupakan hal uang sangat wajar. Investor

mengekspektasikan tingkat pengembalian yang diperoleh dari investasi

yang ia lakukan merupakan ganti rugi terhadap biaya kesempatan

(opportunity cost) dan risiko daya beli turun yang terpengaruh inflasi.

Dalam berinvestasi, tingkat pengembalian yang terjadi (realized return)

dan yang diharapkan (expected return) harus dibedakan.

Expected return merupakan tingkat pengembalian yang diantisipasi

investor. Sementara realized return merupakan return yang telah terjadi di

masa lalu. Terdapat perbedaan antara expected return dan realized return,

yang mana disebabkan adanya tingkat risiko yang perlu dipertimbangkan

oleh investor.

b. Risiko

Hubungan langsung antara tingkat pengembalian terhadap risiko

yaitu peningkatan tingkat pengembalian akan mengakibatkan risiko yang

akan diperoleh meningkat pula

c. Time Factor

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

14

Jangka waktu merupakan poin penting dalam investasi. Investor

menanamkan modal dalam jangka waktu pendek, menengah, ataupun

jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi menunjukkan tingkat

harapan pengembalian yang menjadi acuan oleh investor, seberapa lama

dana yang ia tanamkan dapat membuahkan hasil keuntungan tambahan

bagi dirinya.

2.1.1.3. Bentuk Investasi

Dalam buku Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Fahmi dan Hadi

(2009) menuliskan bahwa terdapat dua bentuk investasi pada umumnya,

yaitu:

a. Investasi Nyata

Merupakan jenis investasi yang melibatkan aset berwujud fisik nyata

(real asset) seperti mesin, tanah, bangunan, dan sebagainya. Investasi

dalam bentuk ini membutuhkan perhitungan penggunaan aset, sebab

terjadinya penggunaan aset secara langsung.

b. Investasi Finansial

Investasi keuangan adalah sebuah investasi dalam bentuk dana

keuangan dan tidak melibatkan fisik secara langsung namun

melibatkan kontrak keuangan misalkan deposito, obligasi, saham,

dsb.

Kedua jenis investasi tersebut dapat terlihat perbedaannya pada

tingkat likuidasi investasi. Investasi nyata membutuhkan komitmen

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

15

penggunaan jangka panjang, karena pada alaminya investasi nyata

merupakan biaya terpakai di depan namun belum digunakan secara

maksimal. Hal tersebut menimbulkan likuiditas yang rendah pada

investasi nyata. Sebaliknya, investasi keuangan memiliki fleksibilitas

karena tidak terikat oleh bentuk fisik

2.1.1.4. Jenis Investasi

Terdapat berbagai jenis pilihan investasi yang disediakan pasar

modal bagi investor. Dimulai dari intrumen pasar modal dengan risiko

rendah hingga berisiko tinggi, return tetap hingga return bervariabel,

dengan atau tanpa perjanjian spesifik, dan lainnya. Menurut Gumanti (2011:

24), dari berbagai alternatif investasi tersebut secara umum dapat

digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Investasi Langsung

Investasi langsung dilakukan langsung oleh investor tanpa adanya

perantara keuangan terlebih dahulu. Investor menanggung beban

risiko dan menerima return langsung melalui kegiatan investasi yang

ia lakukan, apakah itu dalam bentuk seperti capital gain/loss pada

saham atau untung jual-beli mesin.

b. Investasi Tidak Langsung

Agen perantara keuangan adalah pihak yang berinteraksi langsung di

pasar modal pada investasi tidak langsung. Tujuan investor

melakukan investasi tidak langsung dengan agen perantara keuangan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

16

adalah agar meminimalkan risiko yang mereka terima. Tingkat

pengembalian dan risiko yang akan ditanggung investor akan

diberikan dalam bentuk kontrak tertentu. Misalkan investasi kolektif,

di mana agen perantara keuangan mengurangi risiko dengan

menyebarkan sumber dana dari berbagai investor.

2.1.2. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan (financing) adalah salah satu dari tiga keputusan

stratejik manajemen keuangan. Pendanaan erat berkaitan dengan keputusan

manajemen keuangan lainnya, yaitu investasi dan kebijakan dividen. Keputusan

pada pendanaan suatu perusahaan tercermin dalam bentuk struktur permodalan

perusahaan. Struktur permodalan adalah suatu komposisi pendanaan perusahaan

berdasarkan sumber modal yang meliputi utang jangka pendek, utang jangka

panjang, dan modal perusahaan yang meliputi laba ditahan. Sumber-sumber

pendanaan tersebut dipengaruhi oleh keputusan manajemen keuangan lainnya,

misalkan saat melakukan investasi pada aset perusahaan membutuhkan dana

eksternal seperti utang.

Perusahaan manapun akan berharap dengan penggunaan struktur

permodalan optimal mampu memaksimalisasi nilai perusahaan dan meminimalisasi

biaya modal (Purnamasari, 2009). Untuk mencapai hal tersebut, keputusan

pendanaan menggunakan leverage yang diperoleh dari tax benefit pada bunga utang

dan optimalisasi biaya operasional. Sehingga, keputusan pendanaan yang akan

diambil oleh perusahaan akan menentukan ukuran dari investasi yang akan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

17

dilakukan dan berapa besaran dividen yang bisa diatribusikan kepada pemegang-

pemegang saham perusahaan.

2.1.3. Struktur Modal

2.1.3.1. Pengertian Struktur Modal

Struktur permodalan (capital structure) adalah penyimbangan proporsinal

pendanaan milik perusahaan yang diindikasikan oleh komparasi antara utang dan

modal sendiri. Efisiensi pendanaan perusahaan akan terjadi pada saat struktur

modal perusahaan mencapai titik optimal. Struktur modal optimal diindikasikan

sebagai permodalan yang mampu meminimalisasi jumlah biaya atas penggunaan

modal ataupun biaya modal rata-rata, sehingga nilai perusahaan akan maksimal

(Martono dan D. Agus Harjito, 2010)

Weston dan Copeland (2010) menjabarkan struktur permodalan berupa

sumber biaya tetap teperinci dalam bentuk utang jangka panjang, preferred stock,

dan shareholder’s stock. Terdapat 2 jenis modal menurut Gitman dan Zutter (2012)

yaitu debt capital (modal utang) dan equity capital (modal sendiri). Dimana

dijelaskan bahwa yang termasuk ke dalam modal utang (debt capital) hanya utang

yang bersifat jangka panjang (long-term debt).

Suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengharapkan

keseimbangan antara sumber dana internal dan eksternal. Keputusan di mana

perusahaan memilih sumber modal adalah krusial bagi keuangan perusahaan.

Struktur modal adalah campuran pendanaan tetap dalam jangka panjang oleh

perusahaan yang terindikasi lewat utang, preferred stock dan saham biasa (Van

Horne dan Wachowicz, 1998).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

18

Struktur permodalan optimal dapat berubah seiring berjalannya waktu, dan

perubahan tersebut menyebabkan fluktuasi tingkat risiko dan biaya pada tiap jenis

modal. Perubahan biaya modal dapat dipengaruhi dengan keputusan penganggaran

dan harga oleh perusahaan. Perusahaan menetapkan target struktur modal yaitu

dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan saham biasa yang

digunakan oleh perusahaan dalam perencanaan mendapatkan modal (Brigham dan

Houston, 2006: 6)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, kesimpulan yang dapat ditarik

adalah struktur modal berfungsi sebagai campuran atau perbandingan dari sumber

pendanaan tetap dalam jangka panjang yang berasal modal pinjaman dan modal

sendiri yang digunakan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan operasionalnya.

Optimalisasi struktur modal akan mampu mengurangi biaya modal dan mampu

meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya.

2.1.3.2. Pecking Order Theory

Konsep pecking order theory diuraikan pertama kali oleh Donaldson

(1961). Pada awalnya, konsep ini mengemukakan bahwa perusahaan umumnya

akan memprioritaskan sumber pendanaan dari dalam perusahaan untuk membayar

dividen saham dan membiayai investasi. Jika dana masih kurang, maka sumber

eksternal digunakan sebagai tambahan. Laba ditahan dan dari arus kas penyusutan

(depresiasi) merupakan sumber pendanaan dari dalam perusahaan. Pendanaan dari

sumber eksternal dilakukan dengan kebijakan penerbitan obligasi terlebih dahulu

dibandingkan penerbitan saham baru. Sesuai hasil temuannya, Donaldson

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

19

berpendapat kebijakan penerbitan utang yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan

untuk mengeliminasi biaya penerbitan (floatation cost) yang identik dengan sumber

pendanaan eksternal. Utang dipilih sebagai sumber proritas dibandingkan

penerbitan saham karena floatation cost penerbitan utang tersebut jauh lebih

rendah.

Pecking order theory oleh Myers dan Majluf (1984) menyatakan terdapat

2 jenis modal, yaitu pendanaan eksternal dan pendanaan internal. Temuan tersebut

menjelaskan penyebab kenapa perusahaan yang lebih profitable akan cenderung

menggunakan lebih sedikit utang. Hal itu tidak serta merta disebabkan kecilnya

target rasio utang perusahaan, namun dikarenakan kebutuhan kecilnya external

financing. Perusahaan dengan profitabilitas rendah akan cenderung menggunakan

berutang lebih banyak disebabkan dua alasan, yaitu: kebutuhan pendanaan yang

tidak tercukupi dengan sumber internal, dan preferensi utang sebagai sumber

eksternal.

Pecking order theory menjadikan hierarki sumber modal yaitu dari sumber

pendanaan internal (laba ditahan), eksternal (utang dan saham), kemudian

penerbitan saham baru. Myers dan Majluf (1984) berkata bahwa pemilihan sumber

eksternal disebabkan karena adanya informasi yang asimetri terdapat diantara

manajemen perusahaan dan stockholder.

Pecking order theory merunutkan preferensi sumber pendanaan yang

dipilih perusahaan. Hanadi (2004:313) mengurutkan skenario pemilihan pendanaan

tersebut sebagai berikut:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

20

1. Sumber pendanaan internal yang dihasilkan dari sisa laba ditahan

menjadi pilihan pertama perusahaan.

2. Perusahaan memperkirakan patokan rasio pembayaran dividen

berdasarkan estimasi investasi. Perubahan dividen yang tiba-tiba

sebisa mungkin dihindari. Dapat dikatakan, perusahaan

mengusahakan pembayaran dividen konstan atau tidak mengalami

perubahan yang gradual dan signifikan.

3. Kebijakan dividen konstan dan fluktuasi keuntungan investasi yang

tak terprediksi dapat menyebabkan arus kas yang diterima

perusahaan lebih tinggi dibandingkan pengeluarannya.

4. Jika pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan akan menerbitkan

instrumen pasar modal seperti saham dan obligasi sebagai pilihan

terakhir.

Mengacu pada pecking order theory, urutan penggunaan sumber dana

berdasarkan penjelasan di atas adalah pendanaan internal, utang, kemudian ekuitas.

2.1.3.3. Trade-off Theory

Utang mampu meningkatkan nilai tetap perusahaan hingga poin tertentu

saja. Jika melewati poin tersebut, maka penggunaan utang bisa menurunkan nilai

perusahaan. Peningkatan keuntungan dari utang tidak dapat dibandingkan dengan

peningkatan keuntungan biaya agency problem dan financial distress. Poin itu

dinamakan struktur modal optimal, di mana jumlah utang optimal yang dapat

digunakan perusahaan tergambarkan. Model trade-off ini menggambarkan struktur

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

21

modal optimal terjadi saat tax shield benefits of leverage (keuntungan penggunaan

utang) seimbang dengan biaya agency problem dan financial distress. (Atmaja,

2008: 259)

Struktur modal optimal tidak bisa dipastikan melalui model ini, karena

sulitnya menentukan present value pada biaya agency cost dan financial distress.

Masukan krusial yang didapatkan dari model ini yaitu:

1. Pada perusahaan dengan aset tinggi, keberagaman profitabiltias

memungkinan financial distress yang tinggi terjadi. Perusahaan

dengan kondisi seperti ini sebaiknya lebih sedikit menggunakan

utang.

2. Financial distress dapat menurunkan nilai aset tetap yang tidak

umum, aset tidak tampak, dan kesempatan bertumbuh. Perusahaan

dengan aktiva semacam ini sebaiknya lebih sedikit menggunakan

utang.

3. Perusahaan dengan biaya pajak tinggi lebih baik menggunakan

banyak utang dibandingkan perusahaan dengan biaya pajak rendah.

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Dalam mengombinasikan, struktur modal optimal akan dipengaruhi tingkat

biaya modal yang digunakan perusahaan. Biaya modal yaitu biaya yang dihabiskan

perusahaan dalam rangka mengumpulkan dana terkait pembiayaan investasi yang

dilakukan. Selain itu, perusahaan diperlukan untuk menimbang faktor apa sa yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

22

mempengaruhi pengambilan keputusan struktur modal. Berikut adalah faktor-

faktor tersebut:

a. Stabilitas Penjualan

Stabilitas penjualan mampu memberikan kesempatan bagi perusahaan

untuk mengambil lebih banyak utang. Namun, hal tersebut akan

meningkatkan beban tetap dibandingkan dengan perusahaan dengan

penjualan yang kurang stabil.

b. Struktur Aktiva

Fleksibilitas struktur aktiva perusahaan menggambarkan penggunaan

levereage yang lebih tinggi. Komposisi aset perusahaan yang sebagian besar

berbentuk persediaan barang dan piutang akan sangat bergantung pada

keberlangsungan tingkat profitabilitas setiap persediaan dalam menentukan

nilainya. Perusahaan sebaiknya tidak bergantung pada pembiayaan melalui

penerbitan utang, melainkan lebih bergantung pada pembiayaan jangka

pendek.

c. Operational Leverage

Tingkat pengungkit (leverage) operasional akan menunjukkan perubahan

tingkat laba atau kerugian perusahaan yang diakibatkan perubahan biaya

dalam penjualan. Leverage operasi yang besar akan menguntungkan bagi

perusahaan namun berisiko karena ketergantungannya pada pemakaian aset

lancar dan aset tetap.

d. Tingkat pertumbuhan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

23

Untuk meningkatkan pertumbuhan, perusahaan memerlukan modal

eksternal karena kapabilitas perusahaan yang kurang memadai jika

memodalinya sendiri. Tingkat pertumbuhan tinggi mengindikasikan

besarnya proporsi modal eksternal suatu perusahaan.

e. Profitabilitas

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan menggunakan utang

yang relatif lebih sedikit. Hal ini disebabkan oleh proporsi laba yang

dikembalikan sebagai profit pada stakeholder, sehingga dana alokasi untuk

membayarkan utang menjadi minim.

f. Pajak

Besarnya pajak yang dihadapi suatu perusahaan mencerminkan kemampuan

perusahaan untuk melakukan pembiayaan dari utang. Bunga yang

dibayarkan pada utang mengurangi kemampuan perusahaan untuk

membayarkan pajak, sehingga pajak yang tinggi akan mendorong

perusahaan untuk mengalokasikan pembayaran bunga utang terlebih

dahulu.

g. Pengendalian

Dampak utang ataupun saham pada posisi pengendalian manajemen dapat

dipengaruhi struktur modal. Pertimbangan pengendalian dapat mengarah

pada penggunaan dari utang maupun ekuitas, karena jenis modal yang dapat

melindungi manajemen akan bervariasi dari situasi yang satu ke situasi yang

lainnya. Jika manajemen sama sekali merasa tidak nyaman, manajemen

akan mempertimbangkan situasi pengendalian apapun yang terjadi.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

24

h. Sikap Pemberi Pinjaman dan Agen Pemberi Peringkat.

Perusahaan akan mendiskusikan struktur modalnya dengan pemberi

pinjaman serta agen pemberi peringkat memberikan agar bobot yang lebih

besar pada saran mereka. Apabila peminjam dan pemberi peringkat bersikap

lunak, perusahaan akan cenderung mengambil utang lebih banyak.

i. Sikap Manajemen

Beberapa manajemen cenderung lebih konservatif dibandingkan yang

lainnya sehingga akan menggunakan lebih sedikit utang daripada rata-rata

perusahaan di dalam industrinya. Sedangkan manajemen manajemen yang

agresif akan menggunakan lebih banyak utang di dalam menghasilkan laba

yang lebih tinggi.

j. Kondisi internal perusahaan

Kondisi internal menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil

keputusan penerbitan saham atau utang, apakah ada dana yang tersedia

untuk menerbitkan sekuritas. Jika investor merasa tidak tertarik dengan

keuntungan perusahaan yang rendah, maka perusahaan akan melakukan

belanja modal dengan menggunakan utang dibandingankan penerbitan

saham.

k. Kondisi Pasar

Kondisi pasar modal yang berubah-ubah mempengaruhi keputusan investor

dalam menyediakan dana untuk permodalan perusahaan. Perubahan kondisi

pada pasar modal dalam jangka pendek ataupun panjang dapat

mempengaruhi struktur modal optimal. Jika kondisi pasar modal lesu, maka

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

25

investor akan mengurangi kegiatan investasi dan penanaman modal di pasar

sekuritas. Perusahaan akan cenderung menggunakan utang sebagai sumber

pendanaan lebih sedikit jika terdapat dalam kondisi pasa lesu.

l. Fleksibilitas Keuangan

Manajemen keuangan yang baik akan menjaga kapasitas peminjaman yang

mencukupi, sehingga perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas keuangan

dalam beroperasi. Peminjaman tersebut akan dilakukan dengan

pertimbangan melalui estimasi kebutuhan dana, market forecast, keyakinan

pihak manajemen pada prakiraan tersebut, dan konsekuensi bila terjadinya

kekurangan modal.

2.1.5. Utang

2.1.5.1. Pengertian Utang

Utang adalah kewajiban di masa depan untuk mengalokasikan jasa ataupun

aset. Kewajiban itu terjadi karena transaksi yang dilakukan perusahaan dengan

pihak eksternal (Horngren, 1977).

Utang merupakan kewajiban untuk membayar sejumlah jasa, barang,

ataupun uang di masa depan oleh perusahaan pada pihak eksternal, yang mana

disebabkan adanya transaksi yang terjadi di masa sebelumnya. (Haryanto, 2009).

Berdasarkan dua pengertian ahli di atas, kesimpulan yang dapat ditarik

bahwa utang adalah suatu modal dalam bentuk pinjaman yang berasal dari berbagai

pihak yang wajib dibayarkan kembali pada pihak pemberi pinjaman tersebut sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

26

2.1.5.2. Klasifikasi Utang

Menurut Djarwanto (2004) dan Ginting (2012) utang diklasifikasikan

menjadi dua jenis yaitu:

a. Utang Jangka Pendek

Merupakan utang yang jatuh tempo dibawah satu tahun. Utang jangka

pendek antara lain meliputi utang dagang (accounts payable), wesel,

penghasilan ditangguhkan (deffered revenue), dan kewajiban yang

harus dipenuhi (accrual payable).

b. Utang Jangka Panjang

Merupakan kewajiban perusahaan pada pihak-pihak lain dengan jangka

waktu jatuh tempo lebih dari sepuluh tahun. Utang dalam klasifikasi ini

meliputi utang obligasi, utang hipotek, dan wesel baya jangka panjang

(long-term notes payable).

Dalam manajemen keuangan, utang bertujuan untuk meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan, atau biasa disebut sebagai financial leverage. Perusahaan

akan mengalami kesulitan dan menghadapi berbagai risiko jika hanya bergantung

pada modalnya sendiri dalam melakukan ekspansi bisnis. Sehingga, utang dapat

menjadi pilihan bagi perusahaan agar kapabilitas dana yang ia miliki untuk

berekspansi semakin besar. Jumlah utang ini harus mampu dikontrol oleh

perusahaan karena dapat menimbulkan risiko gagal bayar dan dapat

mengesampingkan kewajiban perusahaan untuk mendistribusikan keuntungannya

bagi para pemegang saham.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

27

2.1.5.3. Rasio Utang

Untuk dapat mengukur tingkat utang perusahaan, diperlukan rasio-rasio

tertentu untuk melihat dampak peran utang tersebut pada keuangan perusahaan.

Rasio-rasio itu antara lain adalah:

1. Debt-to-Assets Ratio (DAR)

DAR adalah rasio yang mengukur tingkat jumlah utang yang digunakan

untuk membiayai jumlah aset perusahaan, menunjukkan persentase aset

cair yang dapat digunakan perusahaan. Berikut perhitungan rasio DAR:

𝐷𝐴𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠× 100%

2. Debt-to-Equity Ratio (DER)

DER adalah rasio yang mengukur jumlah utang dibandingkan jumlah

ekuitas yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk melihat komposisi

pendanaan perusahaan, apakah cenderung lebih banyak didanai oleh

modal sendiri ataupun oleh utang. Jika nilai pada rasio ini sekamin

tinggi, makan akan menunjukkan tingginya tingkat risiko keuangan

perusahaan. Berikut perhitungan rasio DER

𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%

3. Short-term Debt-to-Assets Ratio (SDAR)

SDAR adalah rasio yang mengukur besarnya utang jangka pendek atau

utang lancar yang dilakukan perusahaan untuk mendanai aset yang

mereka miliki. Berikut perhitungan SDAR:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

28

𝑆𝐷𝐴𝑅 =𝑆ℎ𝑜𝑟𝑡 − 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠× 100%

4. Long-term Debt-to-Assets Ratio (LDAR)

LDAR berfungsi sebagai rasio yang mengukur tingkat utang jangka

panjang perusahaan yang digunakan untuk memdanai total aset,

menunjukkan persentase aset tidak lancar perusahaan. Berikut

perhitungan LDAR:

𝐿𝐷𝐴𝑅 =𝐿𝑜𝑛𝑔 − 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠× 100%

Investor perusahaan diharapkan untuk jeli dalam perubahan rasio-rasio ini.

Sebab, risiko keuangan akan timbul jika perusahaan tidak menjaga kondisi utang

yang mereka miliki. Tujuan setiap perusahaan adalah untuk memaksimalkan

keuntungan pemilik perusahaan, yang mana tercermin dalam tingkat ekuitas yang

dimiliki perusahaan. Dengan melihat rasio DER, investor akan tahu apakah

perusahaan mengejar ekspansi dibanding kesejahteraan pemilik. Rasio-rasio ini

akan sangat berguna melihat motif keuangan perusahaan, apakah ia bergantung

pada pemilik atau mampu untuk memaksimalkan utang untuk berkembang.

2.1.5.4. Karakteristik Utang

Berikut adalah karakteristik yang membandingkan utang jangka panjang

ataupun jangka pendek (Sulaeman, 2011):

• Kecepatan

Utang jangka pendek akan lebih mudah diperoleh daripada utang jangka

panjang. Kreditur akan melakukan analisis kelayakan peminjaman jika

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

29

perusahaan mengajukan peminjaman kredit per jangka panjang. Dana yang

akan dipinjamkan oleh kreditur akan membutuhkan pertanggungjawaban dari

perusahaan, apakah dana tersebut mampu dikembalikan dengan lancar.

• Fleksibilitas

Perusahaan cenderung untuk tidak memakai utang jangka panjang dalam

mendanai aset lancar yang sementara. Alasan yang dikemukakan antara lain:

- Floatation cost yang lebih besar untuk utang jangka panjang dibandingkan

utang jangka pendek

- Pembayaran utang jangka panjang akan memakan biaya tertentu jika

dilakukan sebelum jatuh temponya.

- Utang jangka panjang umumnya memiliki aturan-aturan dari kreditur

(covenant) yang bisa mengurangi efisiensi dalam pengambilan keputusan

manajemen keuangan.

• Biaya Utang

Pada umumnya utang jangka panjang membutuhkan biaya penerbitan yang

lebih mahal (seperti suku bunga lebih tinggi) dibandingkan utang jangka

pendek. Hal ini biasanya merupakan prakiraan tingkat inflasi di masa

mendatang yang mana akan mengalami kenaikan, dan juga terdapatnya

kemungkinan risiko tinggi pada jangka waktu peminjaman yang panjang.

• Risiko Utang

Risiko utang pada jangka pendek akan lebih besar, sebab:

- Adanya fluktuasi suku bunga yang menyebabkan pembayaran dapat

berubah tidak menentu jika dibandingkan utang jangka panjang

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

30

- Besarnya komposisi utang jangka pendek di perusahaan akan

menimbulkan kesulitan likuiditas.

2.1.6. Profitabilitas

Brigham dan Houston (2006) berpendapat profitabilitas adalah hasil

rangkaian kebijakan dan keputusan perusahaan. Sartono (2001) menyatakan

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan

melalui penjualan, jumlah aset, ataupun modal sendiri. Van Horne dan Wachowicz

(2005) menyatakan rasio profitabilitas merupakan hubungan antara investasi dan

laba penjualan. Berdasarkan pengertian di atas, kesimpulan ditarik bahwa investor

akan sangat memerlukan analisis profitabilitas untuk memperkirakan seberapa

besar keuntungan yang akan mereka terima, baik itu dalam jangka pendek ataupun

panjang.

Rasio-rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis secara umum; rasio terkait

dengan penjualan dari sudut pandang produksi mentah, dan rasio terkait dengan

investasi dari sudut pandang operasional perusahaan secara menyeluruh. Return-

on-equity (ROE) akan menjadi proksi profitabilitas dalam penelitian ini. Pada

penelitian-penelitian terdahulu mengenai struktur modal, peneliti menggunakan

rasio return-on-assets, return-on-investment, , dan gross profit margin sebagai

proksi dari variabel profitabilitas.

Berikut adalah model dari perhitungan return -to-equity ratio:

=𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦× 100%

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

31

2.1.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya mengenai keterkaitan antara struktur modal, modal

kerja, dan profitabilitas sudah beberapa kali diteliti dengan berbagai model

penelitian dan variabel yang bervariasi. Beberapa jurnal dijadikan sebagai referensi

penelitian kali ini. Review penelitian sebelumnya dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

Nama

Penulis dan

Tahun

Judul

Penelitian Inti Penelitian Hasil Penelitian

Kurniasih

Dwi Astuti,

Wulan

Retnowati,

Ahmad

Rosyid

(2015)

Pengaruh

Struktur Modal

Terhadap

Profitabilitas

(Studi Pada

Perusahaan Go

Publik Yang

Menjadi 100

Perusahaan

Terbaik Versi

Majalah Fortune

Indonesia

Periode Tahun

2010-2012)

Studi berupaya

mengembangkan

penelitian yang telah

dilakukan Abor (2005),

Gill, et al., (2011), dan

Fawzi dan Maroof (2012)

tentang efek dari struktur

modal terhadap

profitabilitas dengan

objek 100 perusahaan

terbaik di Indonesia versi

majalah Fortune selama

tiga tahun (2010-2012).

Hasil menunjukkan bahwa

long-term debt to assets

ratio memiliki berpengaruh

signifikan negatif serta

DAR dan DER berpengaruh

signifikan positif terhadap

profitabilitas. NPM sebagai

variabel kontrol dalam

penelitiain ini berpengaruh

signifikan positif terhadap

profitabilitas

Muhammad

Ircham, Siti

Ragil

Handayani,

Muhammad

Saifi

(2014)

Pengaruh

Struktur Modal

Dan

Profitabilitas

Terhadap Harga

Saham

(Studi pada

Perusahaan

Makanan dan

Minuman yang

terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia Tahun

2009-2012)

Penelitian bertujuan untuk

mengetahui pengaruh

DER, DAR ROE, EPS

perusahaan makanan dan

minuman terdafatar di

Bursa Efek Indonesia

terhadap harga saham,

serta untuk mengetahui

variabel independen yang

paling dominan dalam

mempengaruhi harga

saham.

Hasil ditemukan bahwa

DER, DAR ROE, EPS

secara simultan

berpengaruh signifikan

pada harga saham. Secara

parsial, ROE berpengaruh

negatif dan DER, DAR

EPS berpengaruh positif

terhadap harga saham.

Pengaruh dominan terhadap

harga saham ditemukan

pada variabel EPS

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

32

Chiang Yat

Hung,

Chan Ping

Chuen

Albert,

Hui Chi Man

Eddie

(2002)

Capital

Structure and

Profitability of

the Property and

Construction

Sectors in Hong

Kong

Tulisan ini membahas

hubungan antara

profitabilitas, biaya

modal, dan struktur modal

antara pengembang

properti dan kontraktor di

Hong Kong

Temuan menunjukkan

bahwa capital gearing

berhubungan positif dengan

aset tetapi negatif dengan

margin keuntungan,

terutama terjadi pada

perusahaan kontraktor

Nurul

Syuhada

Baharuddin,

Zaleha

Khamis,

Wan Mansor

Wan

Mahmood,

Hussian

Dollah

(2011)

Determinants of

Capital

Structure

for Listed

Construction

Companies in

Malaysia

Studi ini meneliti struktur

utang dan ekuitas untuk

perusahaan konstruksi

terdaftar di Bursa

Malaysia selama periode

dari 2001 hingga 2007.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

perusahaan konstruksi

sangat bergantung pada

pembiayaan utang

dibandingkan dengan

pembiayaan ekuitas untuk

ekspansi dan pertumbuhan.

Temuan ini juga

menunjukkan bahwa laba

berkurang ketika

perusahaan menggunakan

lebih banyak utang.

Joshua Abor

(2005)

The Effect of

Capital

Structure On

Profitability: An

Empirical

Analysis of

Listed Firms in

Ghana

Penelitian membahas

hubungan struktur modal

terhadap profitabilitas

pada perusahaan-

perusahaan tercatat

selama periode lima

tahun.di Ghana Stock

Exchange (GSE)

Hasil penelitian

menemukan hubungan

signifikan positif antara

SDAR dan ROE. LDAR

berpengaruh negatif dengan

ROE. Berkaitan dengan

pengaruh total debt dan

return rate, hasil

menunjukkan hubungan

signifikan positif antara

DAR dan ROE

Mohammad

Fawzi

Shubita,

Jaafer

Maroof

alsawalhah

(2012)

The

Relationship

between Capital

Structure and

Profitability

Penelitian ini berupaya

untuk memperluas temuan

Abor (2005) dan Gill, et

al., (2011) tentang

pengaruh struktur modal

terhadap profitabilitas.

Objek penelitian berupa

perusahaan industri

terdaftar selama 2004-

2009di Bursa Efek

Amman

Hasil penelitian

menemukan hubungan

signifikan negatif antara

utang dan profitabilitas.

Hasil menunjukkan

perusahaan lebih

bergantung pada ekuitas

sebagai opsi pembiayaan

utama yang lebih

menghasilkan keuntungan.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

33

Amarjit Gill,

Nahum

Biger,

Neil Mathur

(2011)

The Effect of

Capital

Structure on

Profitability:

Evidence from

the United

States

Penelitian ini berupaya

untuk memperluas temuan

Abor (2005) tentang

hubungan struktur modal

dan profitabilitas, dengan

objek berupa perusahaan

jasa dan perusahaan

manufaktur Amerika

Serikat.

Hasil penelitian

menemukan hubungan

positif antara SDAR,

LDAR dan DAR terhadap

profitabilitas di industri

manufaktur

Joseph T.L.

Ooi

(1999)

The debt

maturity

structure of UK

property

companies

Penelitian ini menyelidiki

struktur jatuh tempo utang

perusahaan-perusahaan

properti terbuka di Inggris

selama periode 1989-95.

Hasil empiris menunjukkan

bahwa ada keleluasaan bagi

perusahaan properti untuk

memberi sinyal kepada

pasar bahwa nilai mereka

yang sebenarnya

menggunakan keputusan

jatuh tempo utang.

Joseph T.L.

Ooi

(1999)

The

Determinants of

Capital

Structure:

Evidence on UK

property

companies

Penelitian ini menyelidiki

struktur jatuh tempo utang

perusahaan-perusahaan

properti terbuka di Inggris

selama periode 1989-95.

Uji empiris

mengungkapkan bagaimana

struktur utang-ekuitas

perusahaan dipengaruhi

oleh berbagai atribut

spesifik perusahaan dan

faktor ekonomi makro.

Secara khusus, bukti

menunjukkan bahwa

struktur aset, orientasi

bisnis, dan tingkat

keterlibatan dalam

pengembangan properti

merupakan penentu yang

signifikan dari kebijakan

utang perusahaan-

perusahaan properti.

2.2. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dibahas di atas, penelitian ini akan

mengambil tiga rasio yang dapat mewakili pengujian yang akan dilakukan. Untuk

mewakili struktur permodalan perusahaan, variabe-variabel independen yang akan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

34

digunakan adalah long-term debt to assets ratio (LDAR) sebagai X1, debt to total

assets ratio (DAR) sebagai X2, dan debt to total equity ratio (DER) sebagai X3.

LDAR mengukur tingkat utang jangka panjang perusahaan dalam

pembiayaan jumlah aset, menunjukkan persentase aset tidak lancar perusahaan.

DAR mengukur jumlah utang perusahaan dalam pembiayaan jumlah aset,

menunjukkan persentase aset cair yang dapat digunakan perusahaan. DER

mengukur jumlah utang dibandingkan jumlah ekuitas, menunjukkan persentase

financial leverage yang dimiliki perusahaan.

Return-on-equity (ROE) menjadi proksi yang mewakili profitabilitas

perusahaan pada variabel dependen. Tingkat profitabilitas yang digambarkan oleh

return-on-equity akan mencerminkan realisasi investasi yang ditanamkan, apakah

investasi tersebut dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh

stakeholder perusahaan.

Rasio-rasio tersebut dianggap mewakili kondisi struktur modal dan

profitabilitas pada perusahaan-perusahaan dalam sub-sektor konstruksi bangunan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2017 untuk menerangkan realisasi

investasi kebijakan pembangunan Indonesia. Berikut kerangka pemikiran yang

dapat ditarik:

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

35

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.3. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka di atas dan kerangka pemikiran, maka dapat

ditarik kesimpulan sementara atau hipotesis sebagai berikut:

1. Secara parsial, Long-term Debt-to-Assets Ratio (LDAR) berpengaruh

signifikan terhadap Return On Equity (ROE) perusahaan sub-sektor

Konstruksi Bangunan

2. Secara parsial, Debt-to-Assets Ratio (DAR) berpengaruh signifikan

terhadap Return On Equity (ROE) perusahaan sub-sektor Konstruksi

Bangunan

3. Secara parsial, Debt-to-Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan

terhadap Return On Equity (ROE) perusahaan sub-sektor Konstruksi

Bangunan

4. Secara simultan, Long-term Debt-to-Assets Ratio (LDAR), Debt-to-

Assets Ratio (DAR), dan Debt-to-Equity Ratio (DER) berpengaruh

Y

Return on Equity

X1

Long-term Debt-to-Assets Ratio

X2

Debt-to-Assets Ratio

X3

Debt-to-Equity Ratio

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120310/2012/120310120132_2_2646.pdf · 2019-07-12 · dengan mengombinasikana utang, saham preferen, dan

36

signifikan terhadap Return On Equity (ROE) perusahaan sub-sektor

Konstruksi Bangunan