askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
Transcript of askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
1/55
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit pada retina merupakan penyebab terbesar penurunan penglihatan pada
negara barat tetapi mungkin lebih jarang pada negara berkembang dimana kehilangan
penglihatan disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah seperti katarak dan
sikatrik pada mata. Namun, survey berbasis populasi yang dilakukan di india
menunjukkan bahwa penyakit pada retina merupakan penyebab utama dari kebutaan
dengan presentase signifikan (12,!" dari populasi yang diteliti. #i amerika serikat
dan eropa. $nsidensi tahunan untuk penyakit retina atau ablasio retina antara % sampai12 per 1&&.&&& populasi pertahun telah dilaporkan. 'urvey berbasis populasi pada
insidensi ablasio retina di negara berkembang masih jarang dan sedikit yang diketahui
mengenai insidensi ablasio retina di afrika.
'ejalan dengan meningkatnya jumlah ekstraksi katarak yang dilakukan saat ini.
hal ini menjelaskan bahwa ablasio retina pseudofaki juga akan meningkat. kibatnya
di negara berkembang seperti ethiophia, dimana masih kurangnya fasilitas operasi
yang optimal dan sedikitnya ahli bedah vitreoretinal, kebutaan kareana penyakit
retina seperti ablasio retina. )etinopati diabetic dan degenerasi macular terkait usia
akan meningkat, kecuali di desainstrategi untuk meningkatkan jumlah professional
terlatih dalam bidang retina.
blasio )etina adalah terpisahnya * terlepasnya retina dari jaringan
penyokong di bawahnya. +aringan saraf yang membentuk bagian peka cahaya pada
retina membentuk suatu selaput tipis yang melekat erat pada jaringan penyokong di
bawahnya, +ika kedua lapisan tersebut terpisah, maka retina tidak dapat berfungsi dan
jika tidak kembali disatukan bisa terjadi kerusakan permanen, blasio bisa bermula di
suatu daerah yang kecil, tetapi jika tidak diobati, seluruh retina bisa terlepas. Pada
salah satu bentuk ablasio, retina betulbetul mengalami robekan. -entuk ablasio ini
biasanya terjadi pada penderita miopia atau penderita yang telah menjalani operasi
katarak atau penderita cedera mata, Pada ablasio lainnya, retina tidak robek tetapi
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
2/55
terpisah dari jaringan di bawahnya. Pemisahan ini terjadi jika gerakan cairan di dalam
bola mata menarik retina atau jika cairan yang terkumpul diantara retina dan jaringan
di bawahnya mendorong retina.
)etina cenderung terkena banyak penyakit, baik yang diturunkan maupun
yang didapat, antara lain Retinoblastoma Ablatio Retina. Ablatio Retina paling
sering terjadi pada orang di atas /& tahun, dan sekitar dua pertiga dari pasien yang
terkena dampak rabun (rabun". 0rauma pada bola mata, memar parah, lesi inflamasi,
dan operasi kadangkadang mata seperti untuk katarak juga dapat menyebabkan
ablasi retina. (arle, $nc, 2&12".
)etinoblastoma adalah tumor intraokular yang paling sering pada bayi dan anak
yang berjumlah sekitar 3! dari seluruh tumor pada anak. 0iga kasus )etinoblastoma bilateral secara khas didiagnosis pada tahun pertama kehidupan dalam keluarga dan
pada kasus sporadik unilateral di diagnosis antara umur 143 tahun. 5ejadian kasus di
atas 6 tahun jarang terjadi. 7sia kejadian retinoblastoma pada orang dewasa adalah
antara usia 2& / tahun. 0idak ada perbedaan yang perbedaan yang menonjol antara
antara pria dan wanita. ($ndian + 8phthalmol. 2&1&". 'ebagian besar retinoblastoma
adalah mutasi sporadic tetapi sekitar 1&! terjadi akibat herediter yang diwariskan
melalui kromosom. $nsiden gangguan ini 1 dalam 16.&&& bayi lahir hidup.
Pencegahan dan penanganan terhadap penyakit retinoblastoma memiliki
karakteristik dalam mengatasi masalah yang sangat komprehensif. spek pengobatan
retinoblastoma dapat dilakukan secara local dan melalui pengobatan sistemik untuk
jenis ekstrokular, regional, dan metastatic. 5arena itu seorang perawat diharapkan
mampu memahami tentang proses penyakit retinoblastoma.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
9ahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep dasar dan
asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose medis retinoblastoma dan
ablasio retina
1.2.2 Tujuan Khusus
a. 9emahami pengertian dari penyakit retino blastoma dan ablasio retina.
b. 9emahami tentang penyebab dari penyakit retino blastoma dan ablasio
retina
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
3/55
c. 9emahami dan menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit penyakit
retino blastoma dan ablasio retina.
d. 9emahami patofisiologi dari dari penyakit retino blastoma dan ablasio
retina.e. 9emahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan
dari penyakit retino blastoma dan ablasio retina.f. 9emahami dna menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan retino
blastoma dan ablasio retina
BAB 2
TINJAUAN PUTAKA
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
4/55
2.1 Anat!m" #"s"!l!g" $et"na
)etina merupakan membran yang tipis, halus dan tidak berwarna, tembus
pandang. 9erah pada fundus adalah warna koroid. )etina terdiri dari macammacam
jaringan, jaringan saraf dan jaringan pengokoh yang terdiri dari seratserat 9ueller,
membrane limitans interna dan eksterna, serta selsel glia. :apisanlapisan retina dari
dalam ke luar, adalah sebagai berikut ;
1" 9embran limitans interna, merupakan membran hialin antara retina dan
badan kaca.2) :apisan sel saraf, merupakan lapisan akson sel ganglion menuju ke arah saraf
optik. #i dalam lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
3" :apisan sel ganglion, merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua./" :apisan pleksiformis dalam, merupakan lapisan aseluler yang merupakan
tempat sinaps sel bipolar, sel amakrim dengan sel ganglion.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
5/55
6" :apisan inti dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel hori" ?pitel pigmen retina.
2.2 K!nse% Dasar $et"n!blast!ma
2.2.1 De&"n" $et"n!blast!ma
)etinoblastoma adalah tumor masa kanakkanak yang jarang namun bisa
fatal. #ua pertiga kasus muncul sebelum akhir tahun ketiga, kasuskasus yang jarang
dilaporkan hampir disegala usia. 0umor bersifat bilateral pada sekitar 3&! kasus.
7mumnya, hal ini merupakan suatu tanda dari penyakit herediter, tetapi lebih dari
sepertiga kasuskasus keturunan terjadi unilateral. (@aughan dan shburry, 2&1&".
)etinoblastoma merupakan tumor ganas mata yang sering ditemukan
pada masa anak. )etinoblastoma merupakan suatu bentuk keganasan intra okuler
primer yang paling sering ditemukan pada anakanak, dengan angka kejadian
sekitar1;16.&&&41;23.&&& kelahiran hidup, merupakan / ! dari total seluruh
keganasan pada anakanak, sektar 1 !dari seluruh kanker pada manusia, dan
merupakan keganasan kedua terbanyak kepada semua tingkat usia setelah melanoma
maligna ( +ames et al, 2&&6".
)etinoblastoma adalah tumor mata langka masa kecil yang muncul di
retina dan merupakan keganasan intraokular yang paling umum dari masa bayi dan
masa kanakkanak . $ni dapat terjadi pada usia berapapun tetapi paling sering terjadi
pada anakanak yang lebih muda, biasanya sebelum usia dua tahun ($sabelle erts,
2&&%"
2.2.2 Et"!l!g"
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?cmd=search&db=PubMed&term=%20Aerts%2BI%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?cmd=search&db=PubMed&term=%20Aerts%2BI%5Bauth%5D
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
6/55
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh mutasi germinal yang dapat diturunkan
ke generasi selanjutnya atau 5aren mutasi somatic (mayoritas. 'ekitar %%! kasus"
pada sel retina tunggal yang tidak dapat ditrasnmisikan secara genetic ( +ames et al,
2&&6".
)etinoblastoma disebabkan oleh mutasi gen )-1, yang terletak pada lengan
panjang kromosom 13 pada locus 1/ (13A1/" dan kode protein p)-, yang berfungsi
sebagai supresor pembentukan tumor. p)- adalah nukleoprotein yang terikat pada
#N (#eoiribo Nucleid cid" dan mengontrol siklus sel pada transisi dari fase B1
sampai fase '. +adi mengakibatkan perubahan keganasan dari sel retina primitif
sebelum diferensiasi berakhir .' http;**repository.usu.ac.id"
7mumnya retinoblastoma (>6!" didiagnosa dibawah usia 6 tahun.)etinoblastoma terdiri atas dua tipe, yaitu retinoblastoma yang terjadi oleh karena
adanya mutasi genetik (gen )-1" dan retinoblastoma sporadik. )etinoblastoma yang
diturunkan secara genetik terbagiatas 2 tipe, yaitu retinoblastoma yang muncul pada
anak yang membawa gen retinoblastoma dari salah satu atau kedua orang tuanya
( familialretinoblastoma", dan retinoblastoma yang muncul oleh karena adanya mutasi
baru,yang biasanya terjadi pada sel spermaayahnya atau bisa juga dari sel telur ibunya
( sporadic heritableretinoblastoma". 5edua tipe retinoblastoma yang diturunkan
secara genetik ini biasanya ditemukan bersifat bilateral, dan muncul dalam tahun
pertama kehidupan, jumlahnya sekitar%!. 'edangkan retinoblastoma sporadic
biasanya bersifat unilateral, dan muncul setelah tahun pertama kehidupan, jumlahnya
>%! ( med.unhas.ac.id/jurnal/2011)
2.2.( Pat!&"s"!l!g"
)etinoblastoma dipicu oleh beberapa factor, antara lain ; genetik maupun
pengaruh dari lingkungan ( -erpolusi, terpapar bahan kimia, sinar 7@, radiasi " dan
infeksi virus ini menyebabkan kesalahan replikasi, gerakan atau perbaikan sel.
)etinoblastoma biasanya disebabkan oleh mutasi germinal yang dapat
diturunkan ke generasi selanjutnya atau karena mutasi somatic ( 'ekitar %%! kasus "
pada sel retina tunggal yang tidak dapat ditransmisikan secara genetic. Ben
retinoblastoma telah dilokalisasi dan produk gen diperkirakan mengontrol diferensiasi
http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
7/55
sel retina. Penyakit ini muncul bila individu memiliki defek homo
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
8/55
berpengaruh terhadap peningkatan 0ekanan $ntra 8kular ( 0$8 " sehingga mata
tampak menonjol ( roptosis ". Cal ini dapat menimbulkan nyeri akut. +ika selsel
tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan glaucoma
atau tanda peradangan berupa hipopion atau hifema. Pada anak yang mengalami
)etinolastoma terjadi pembatasan aktivitas karena keadaan penyakitnya sehingga
proses sosialisasi terganggu, baik dalam kesehariannya maupun saat bermain.
#ampak yang dapat terjadi pada anak 4 anak adalah resiko terjadi gangguan tumbuh
kembang.
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastase melalui darah, nervus
optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke
sumsum tulang melalui pembuluh darah. 9etastase ke mata yang lain tersebutmenyebabkan mata menonjol, strabismus dan leukokoria sama keadaannya seperti
pada mata terdahulunya. 0erjadi nyeri hebat pada otak, dan secara lebih spesifik pada
cerebelum menyebabkan terjadinya gangguan ingatan. 'elain itu, metastasenya juga
mengenai nervus 8ptikus yang berdampak pada masalah sensori persepsinya.
Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol ke badan kaca.
#i permukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Darna iris tidak normal.
Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula serta
secara hematogen ke sumsum tulang dan visera, terutama hati. ( $stiAomah, 2&&/ "
)etinoblastoma dapat ditangani melalui tindakan operasi dan kemoterapi.
5emoterapi yang dijalani oleh penderita )- juga dapat menimbulkan beberapa
keadaan sebagai efek dari penatalaksanaannya, yakni antara lain ; mual* muntah,
alopesia, degradasi sumsum tulang, dan kulit mengalami hiperpigmentasi. 5eadaan
mual* muntah menyebabkan kesulitan pada pasien untuk makan, dan degradasi
sumsum tulang berakibat terhadap gangguan pada produksi eritrosit sehingga
kekurangan kadar eritrosit. Cal ini berdampak pada rendahnya kadar oksigen ( 82"
yang ditransport ke kapiler. Penatalaksanaan tindakan operasi melalui dua tahapan,
yakni ; pre operasi dan post operasi. 9asalah yang dapat timbul pada pre operasi
adalah kurangnya pengetahuan mengenai prosedur* tindakan operasi. Pada keadaan
post operasi ada beberapa yang perlu menjadi perhatian perawat, salah satunya yakni
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
9/55
pengetahuan perawatan post operasi dan juga resiko terjadi infeksi. Perubahan fisik
mata setelah operasi juga dlihat mengingat berpengaruh terhadap gambaran diri
pasien.
2.2.) K!m%l"kas"1. blasio )etina (:epasnya )etina"
blasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel
pigmen retina ()$#?". keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan
dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia
setengah baya atau lebih tua.
2. Blukoma (Peninggian tekanan bola mata"
Blaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang
tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandanganmata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan
menjadi buta. Cal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola
mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan
menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf
mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
3. 5ebutaan
/. danya metatase ke ; :amina kribosa, saraf optik yang infiltrasi ke vaginal
scheat sampai ke subarachnoid dan intrakranial menjadi tumor otak.6. +aringan koroid (metastase melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh"
%. Pembuluh emisari*tumor menjalar ke posterior orbita.
. $nfiltrasi sel tumor =. #9 tipe $
2.2.* +an"&estas" Kl"n"s
1. Pasien umur E 6 tahun
a. :eukokoria (6/!%2!"
a. 'trabismus (1=!22!"
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_mata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gejala&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Matahttp://id.wikipedia.org/wiki/Butahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bola_mata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bola_mata&action=edit&redlink=1http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1586012/figure/F1/http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_mata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gejala&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Matahttp://id.wikipedia.org/wiki/Butahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bola_mata&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bola_mata&action=edit&redlink=1
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
10/55
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
11/55
e. 'pontaneous globe perforation
1. Pasien umur F 6 tahun
• :eukokoria (36!" G $nflamasi (2!1&!"
• Penurunan visus (36!" G loater (/!"
H 'trabismus (16!" G Pain (/!"
Bejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. -ila letak tumor
dimakula, dapat terlihat gejala awal strabismus. 9assa tumor yang semakin
membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria (pada pupil", tandatanda
peradangan di vitreus (@itreous seeding" yang menyerupai endoftalmitis. -ila selsel
tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata , akan menyebabkan glaucoma
atau tandatanda peradangan berupa hipopion atau hifemia. Pertumbuhan tumor ini
dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak
(lobus oksipitalis", melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal ke telinga
(limpatogen", dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah
(hematogen". Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol kebadan
kaca. #i permukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Darna iris tidak
normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikular dan
submandibula dan, hematogen, ke sumsum tulang dan visera (lapisan yang berada
pada dinding abdomen yang nanti ke organ* melekat", terutama hati.
5anker retina ini pemicunya adalah faktor genetik atau pengaruh lingkungan dan
infeksi virus. Bejala yang ditimbulkan retinoblastoma adalah timbulnya bercak putih
di bagian tengah mata atau retina, membuat mata seolaholah bersinar bila terkena
cahaya. 5emudian kelopak mata menurun dan pupil melebar, penglihatan terganggu
atau mata kelihatan juling. 0api apabila stadium berlanjut mata tampak menonjol
(eksotalmus". +adi apabila terihat tandatanda berupa mata merah, berair, bengkak,
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
12/55
walaupun sudah diberikan obat mata dan pada kondisi gelap terlihat seolah bersinar
seperti kucing jadi anak tersebut bisa terindikasi penyakit retinoblastoma.
2.2., Klas"&"kas" $et"n!blast!ma
-!l!ngan Penjelasan
I 0umor soliter*multiple kurang dari / diameter papil.
0erdapat pada atau dibelakang ekuator
Prognosis sangat baik
II 'atu atau beberapa tumor berukuran /1& diameter papil
III 0umor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran F1&
diameter papil
Prognosis meragukanI 0umor multiple sampai ora serata
Prognosis tidak baik
'etengah retina terkena benih di badan kaca
Prognosis buruk
0erdapat tiga stadium dalam retinoblastoma;
ta/"um Penjelasan
Tenang Pupil lebar, dipupil tampak refleks kuning yang disebut
Iautomatic cats eyeJ.
-lauk!ma 8leh karena tumor menjadi besar, menyebabkan tekanan
intraokular meninggi.
Ekstra!kuler 0umor menjadi lebih besar, bola mata membesar
menyebabakan eksoftalmus kemudian dapt pecah
kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai nekrose
diatasnya
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
13/55
0ahapan retinoblastoma menurut Dong (2&&>", adalah
2.2.0 Pemer"ksaan Penunjang
1. 7ltrasonography, adalah metode yang nyaman untuk mengkonfirmasi
kehadiran tumor, mendeteksi kalsifikasi dan mengukur dimensi tumor.
Taha%an Penjelasan
Kel!m%!k 1
angat J"nak
0umor tunggal, kurang dari / disc diameter (##", pada atau
dibelakang ekuator. 0umor multiple, tidak lebih dari / ##,
semua pada atau dibelakang ekuator
Kel!m%!k 2
J"nak
0umor tunggal, /1& ##, pada atau dibelakang ekuator.
0umor multiple /1& ##, di belakang ekuator.
Kel!m%!k (
T"/ak Terlalu
J"nak
'etiap lesi anterior sampai ekuator tumor tunggal lebih besar
dari 1& ##, di belakang ekuator.
Kel!m%!k )
-anas
0umor multiple, beberapa lebih besar dari 1& ##. 'edikit
lesi memanjang dari anterior sampai ora serrata.
Kel!m%!k *
angat -anas
0umor massive melibatkan lebih dari K bagian retina,
vitreous seeding.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
14/55
2. L0 lebih sensitif dibandingkan ultrasonografi dalam mendeteksi kalsifikasi.
di samping itu, menunjukkan grossinvolvement dari saraf optik, orbital dan
penyuluhan ''P, dan adanya pinealoblastoma3. 9)$, meskipun dalam tidak dapat mendeteksi kalsifikasi, lebih unggul ct
untuk evaluasi saraf optik dan untuk mendeteksi suatu pinealoblastoma
terutama ketika agen kontras digunakan.
/. unduskopi, di bawah anestesi umum sampai usia empat atau lima tahun,
sebaiknya dilakukan setiap bulan selama tahun pertama setelah akhir
pengobatan. $nterval antara pemeriksaan kemudian dapat secara bertahap
ditingkatkan menjadi satu pemeriksaan setiap tiga bulan, bahkan dalam kasus
retinoblastoma unilateral (karena risiko keterlibatan bilateral akhir" .
0ujuannya adalah untuk mendeteksi tumor baru dan komplikasi okular
berhubungan dengan pengobatan. 5has gambaran histopatologis
)etinoblastoma yang biasanya dijumpai adanya !lexner"#intersteiner
rosettes dan gambaran fleurettes yang jarang. 5eduanya dijumpai pada derajat
terbatas pada diferensiasi sel retina.
2.2. Penatalaksanaan
+ika satu mata yang terserang, pengobatan bergantung pada kalsifikasi tumor;
1. Bolongan $ dan $$ dengan pengobatan local (radiasi, cryotherapy,
fotokoagulasi laser". 5adangkadang digabung dengan kemoterapi.
2. +ika tumor besar (golongan $@ dan @" mata harus dienukleasi segera. 9ata
tidak terkena dilakukan radiasi sinar M dan kemoterapi.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
15/55
Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreus dan visus nol,
dilakukan enukleasi. +ika tumor telah keluar kebulbus okuli tetapi masih
terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi dan
kemoterapi. 5lien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 2&>&! klien
retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer, terutama
osteosarkoma. Pada kasus bilateral semakin sering digunakan terapi
konservatif dengan radioterapi baik dengan plak epiksera maupun eksternal
beam dan teknikteeknik fotokoagulasi untuk mempertahankan mata yang
keparahannya lebih ringan
2.) Asuhan Ke%era3atan $et"n!blast!ma
2.).1 Pengkaj"an
1. #emografi ; )etinoblastoma unilateral dan bilateral paling banyak pada
kelompok usia & 4 6 tahun sebanyak /&.%! dan /%.>!.2. 5eluhan 7tama ; 5eluhan dapat berupa perubahan persepsi penglihatan,
demam, kurang nafsu makan, gelisah, cengeng, nyeri pada luka post operasi,
terjadi infeksi pada luka post op, serta perawatan dan pengobatan lanjutan dari
tindakan operasi. 7mumnya pasien datang dengan keluhan mata merah dan
sakit 31.3!, leukokoria 2=.1!, strabismus 21.>! dan proptosis 1=.=!.
3. )iwayat 5esehatan 'ekarang; Bejala awal yang muncul pada anak. -isa
berupa bintik putih pada mata tepatnya pada retina, terjadi pembesaran, mata
merah dan besar.
4. )iwayat 5esehatan #ahulu; )iwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan
kemungkinan memakan makanan*minuman yang terkontaminasi, infeksi
ditempat lain misal; pernapasan.
5. )iwayat 5esehatan 5eluarga; -erkaitan erat dengan penyakit keturunan
dalam keluarga, misalnya ada anggota keluarga yang pernah menderita
penyakit yang sama.6. )iwayat 0rauma 'ebelum tau 'esudah da 5eluhan; 0rauma dapat
memberikan kerusakan pada seluruh lapis kelopak ataupun bola mata. 0rauma
sebelumnya dapat juga memberikan kelainan pada mata tersebut sebelum
meminta pertolongan
7. Penyakit 9ata 'ebelumnya; 5adangkadang dengan mengetahui riwayat
penyakit mata sebelumnya akan dapat meenerangkan tambahan gejalagejala
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
16/55
penyakit yang dikeluhkan penderita. 'eperti glaukoma yang mengakibatkana
0$8 meningkat.
8. Penyakit :ain ang 'edang #iderita; -ila sedang menderita penyakit lain
dengan keadaan yang buruk, dapat pula memperburuk keadaan klien.>. )iwayat Psikologi
)eaksi pasien dana keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami
pasien ; cemas, takut, gelisah, sering menangis, sering bertanya.
9ekanisme koping
1&. Pemeriksaan 5husus 9ataa. Pemeriksaan 0ajam Penglihatan; Pada retinoblastoma, tumor dapat
menyebar luas di dalam bola mata sehingga dapat merusak semua organ di
mata yang menyebabkan tajam penglihatan sangat menurun b. Pemeriksaan Berakan -ola 9ata; Pembesaran tumor dalam rongga mata
akan menekan saraf dan bahkan dapat merusak saraf tersebut dan apabila
mengenai saraf $$$, $@ dan @$ maka akan menyebabkan mata juling.
c. Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal; Pemeriksaan dimulai dari
kelopak mata, sistem lakrimal, konjungtiva, kornea, bilik mata depan, iris,
lensa dan pupil. Pada retinoblastoma didapatkan ; :eukokoria ( reflek
pupil yang berwarna putih ", Cipopion ( terdapatnya nanah di bilik mata
depan ", Cifema ( terdapatnya darah pada pembuluh darah, biasanya
terjadi karena trauma " dan 7veitisd. Pemeriksaan pupil; :eukokoria (reflek pupil yang berwarna putih"
merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan pada
penderita dengan retinoblastoma.e. Pemeriksaan unduskopi; 9enggunakan oftalmoskopi untuk pemeriksaan
media, papi saraf optik, dan retina. Pada retinoblastoma ditemukan
refleksi tak ada (atau gelap" akibat perdarahan yang banyak dalam badan
kaca.
f. Pemeriksaan tekanan bola mata; Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata
menyebabkan tekanan bola mata meningkat
2.).2 Anal"sa Data
Pre 4%erat&
N! Data Et"!l!g" +asalah
1. #ata objektif ; Penilaian @isus s*d
9utasi pada sel )esiko tinggi $njury
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
17/55
1*%&
danya massa tumor
0ekanan bola matameningkat
:eukokoria
retina
)etino -lastoma
?ndofitik
0umor tumbuh
ke dalam vitreous
:eukocaria
Penurunan visus
mata
5eterbatasan lapang
pandang
2. #ata subyektif ;
• 5lien mengeluh sakit
di daerah mata
seperti ditusuktusuk #ata obyektif ;
• 'kala nyeri = 4 1&
• 0ekanan darah
meningkat, takikardi
• 5lien rewel
9assa membesar
9enekan jaringan
sekitar mata
Nyeri
Nyeri akut
3. #ata subyektif ;
• $bu klien sering
menanyakan apakah
anakny bisa sembuh,apakah kemoterapi
satusatunya obat,
bagaimana nanti
perawatan setelahoperasi
5urang info
mengenai penyakit
dan cara
pengobatannya
5urang pengetahuan
/. #ata objektif ;
− nak merasa takut
− 0ampak gelisah
− 'ering menangis
− nak menolak
makan
9utasi pada sel
retina
)etino -lastoma
?ndofitik
0umor tumbuh
5etakutan pada anak
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
18/55
ke dalam vitreous
:eukocaria
Penurunan visusmata
#ilakukan tindakan
pembedahan
6. #ata objektif;
− -elum dapat
menangkap bola
kecil danmelemparkannya
kembali
− -elum dapatmelompat dengansatu kaki
− nak tidak dapat
berjinjit
9utasi pada sel
retina
)etino -lastoma
?ndofitik* ?ksofiatik
0umor tumbuh
ke dalam vitreous*
0umbuh keluar
lapisan retina * sub
retina
Proses sosialisasi
terganggu
Pembatasan
ktivitas
)isiko Bangguan
0umbuh 5embang
P!st 4%
N! Data Et"!l!g" +asalah
1. #ata subjektif ;
− 5lien mengeluh
mual danmuntah
− 5lien mengeluh
diare#ata objektif ;
− 0urgor kulit
buruk
− 7bunubun
cekung
− 9ukosa bibir
kering
efek samping
5emoterapi
9ual *muntah, diare
#ehidrasi
5etidakseimbangan
nutrisi kurang darikebutuhan tubuh
5etidakseimbangan
nutrisi kurang darikebutuhan tubuh
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
19/55
2. #ata subjektif ;
− 9engeluh nyeri
− 9engeluh sakit
kepala#ata objektif ;
− ktivitas kurang
− ?kspresi
meringis
− 'ering menangis
9utasi pada sel retina
)etino -lastoma
?ndofitik* ?ksofiatik
0umor tumbuh
ke dalam vitreous*
0umbuh keluar lapisan
retina * sub retina
Peningkatan 7kuran9assa 0umor
Peningkatan 0$8
9ata menonjol
5ompresi*dekstruksi
pada jaringan saraf
Nyeri kut
3. #ata subjektif ;
Pasien mengeluh badan panas
#ata objektif ;
)) F 22 'uhu F 3,6
8perasi
Post 8perasi
$nsisi +aringan
)esiko $nfeksi
)esiko $nfeksi
%. #ata objektif ;
0idak akurat
mengikuti instruksi 5eluarga Nampak
murung
5eluarga gelisah
8perasi
Post 8perasi
5urang informasi
mengenai penyakit
anaknya
Lemas
2.).( D"agn!sa Ke%era3atan
1. Pre 8p
a. )esiko injury berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang b. 5etakutan pada anak berhubungan dengan hospitalisasic. )esiko Bangguan 0umbuh 5embang berhubungan dengan pembatasan
aktivitas
d. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan massa pada jaringan
sekitar
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
20/55
e. 5urang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
terhadap informasi
2. Post 8p
a. 5etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
denganketidakmampuan pemasukan makanan berhubungan dengan
faktor biologis dan psikologis
b. Nyeri berhubungan dengan kompresi* destruksi jaringan syaraf c. )isiko tinggi $nfeksi berhubungan dengan adanya insisi jaringan
d. 5urangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang
terpapar informasi mengenai penyakit anaknya
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
21/55
2.).* Inter5ens" Ke%era3atan
Pre 4%
N!
D6
D"agn!sa ke%era3atan Kr"ter"a has"l Inter5ens" $as"!nal
1. $es"k! "njur7 berhubungan
/engan keterbatasan la%ang
%an/ang
0ujuan;
0idak terjadi trauma
pada pasien
5riteria Casil;Pasien tidak terjatuh
yang dibuktikan oleh
keseimbangan, gerakan
terkoordinasi, perilaku
pencegahan jatuh,
kejadian jatuh, tidak
ada tanda 4 tanda
mengalai trauma
1. :akukan pengkajian resiko jatuh
2. 9emantau dan manipulasi lingkungan
fisik untuk memfasilitasi keamanan
3. Pasang pagar pengaman tempat tidur jika meninggalkan anak sendirian
1. 9engidentifikasikan adakah
resiko terjadi jatuh2. meminimalisir penyebab jatuh
3. 9encegah anak terjatuh saat
pengawasan minimal
2. Ketakutan %a/a anak
berhubungan /engan
h!s%"tal"sas"
0ujuan ;
5etakutan dapat
berkurang
5riteria Casil ;
Pasien tidak merasa
takut, gelisah, pasien
tidak sering menangis
5eluarga ikut
1. Perkenalkan diri dan jalin hubungan
terapeutikmelalui teknik komunikasi
sesuai umur anak 2. Pertahankan kontak mata, temani klien
untuk duduk dan berbicara
3. #iskusikan dengan keluarga bahwa
pengawasan dan pengobatan dapat
mencegah kehilangan penglihatan
1. 7ntuk mengurangi ketakutan dan
kegelisahan pasien2. 9embuat kedekatan dan
kepercayaan klien
3. 9engajak peran serta aktif
keluarga dalam keberhasilan terapi
/. gar anak merasa lebih nyaman
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
22/55
berpartisipasi dalam
pemberian makan, dan
aktivitas anak.
tambahan.
/. Liptakan lingkungan yang nyaman
sesuai karakteristik anak
6. :akukan terapi bermain
dan tidak rewel
6. gar anak merasa lebih nyaman di
rumah sakit
3. $es"k! -angguan Tumbuh
Kembang berhubungan
/engan %embatasan
akt"5"tas /alam %r!ses
h!s%"tal"sas"
0ujuan;0idak terjadi
keterlambatan
perkembangan.
5riteria Casil;
Nyaman dalam proses
hospitalisasi, tidak
terjadi regresi, tidak
ngompol
1. 9emaksimalkan manfaat hospitalisasi
anak 2. 9empersiapkan anak untuk mendapat
perawatan di rumah sakit
3. 9elibatkan orang tua berperan aktif
dalam perawatan anak /. -erikan kesempatan anak mengambil
keputusan dan melibatkan orang tua
dalam perencanaan kegiatan
6. -uat jadwal untuk prosedur terapi dan
latihan.
%. :akukan pendekatan melalui metode
permainan.
1. 9eningkatkan kemampuan
kontrol diri.2. 9engorientasikan situasi rumah
sakit.
3. 7paya mencegah * meminimalkan
dampak perpisahan
/. 5eluarga dapat membantu proses
perawatan selama hospitalisasi6. 9enurunkan tingkat kejenuhan
selama hospitalisasi.
%. 9etode permainan merupakan
cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari
/. N7er" akut berhubungan
/engan %enekanan massa
%a/a jar"ngan sek"tar
0ujuan
Nyeri teratasi
5riteria hasil ;
9enunjukkan
kemampuan
1. :akukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi2. Bunakan teknik komunikasi
1. 9endapatkan data mengenai
karakteristik nyeri2. 7ntuk menjlin hubungan saling
percaya dengan klien
3. 9eningkatkan rasa nyaman pasien
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
23/55
mengontrol nyeri,
melaporkan nyeri
berkurang
menggunakan
manajemen nyeri,
merasakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien3. 5ontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan/. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal"
6. ?valuasi keefektifan kontrol nyeri
/. 9elakukan penanganan nyeri
dengan teapt sesuai karakteristiknya6. 9engkaji ulang apakah tujuan
telah tercapai
6. Kurang %engetahuan
berhubungan /engan
keterbatasan k!gn"t"&
terha/a% "n&!rmas"
0ujuan ;$bu klien mengerti dan
memahami informasi
tentang penyakit
5riteria hasil ;
5eluarga pasien
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis dan program
pengobatan
1. -erikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik
2. +elaskan patofisiologi dari
penyakit, kondisi, prognosis dan
pilihan terapi dengan cara yang
tepat.
3. Cindari harapan kosong
/. )ujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal, dengan
cara yang tepat
1. 9enentukan cara menyampaikan
informasi pada keluarga klien
2. 9emberikan informasi pada
keluarga pasien sehubungan dengan
ketidaktahuan *harapan yang akan
datang dan memberikan dasar fakta
untuk membuat pilihan informasi
tentang pengobatan.
/. 9emberikan penguatan pada
keluarga
P!st 4%
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
24/55
1. Ket"/akse"mbangan nutr"s"
kurang /ar" kebutuhan
tubuh berhubungan /engan
kt"/akmam%uan %emasukan
makanan berhubungan
/engan &art!r b"!l!g"s /an
%s"k!l!g"s
0ujuanOPasien akan mampu
memenuhi kebutuhan
nutrisi sesuai
kebutuhan tubuh
5riteria CasilO
9enunjukkan
peningkatan berat badab sesuai tujuan,
berat badan ideal
dengan tinggi badan,
mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi, tidak
tampak tanda
malnutrisi, tanda 4
tanda vital dalam batas
normal
1. 5aji adanya alergi makanan2. 5olaborasi dengan ahli gi
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
25/55
porkan hilangnya
nyeri maksimal
− 9enunjukkan
tindakan santai,
mampu
berpartisipasi dalam
aktifitas*tidur*istira
hat dengan
maksimal
− 9enunjukkan
penggunaan
ketrampilan
relaksasi dan
aktifitas hiburan
sesuai indikasi
untuk situasi
individu.
2. -erikan tindakan kenyamanan dasar
(misalnya; reposisi" dan aktivitas
hiburan
3. :akukan strategi nonfarmakologis
untuk membantu klien mengatasi nyeri
/. -antu atau minta orangtua membantu
anak dengan menggunakan strategi
selama nyeri aktual.
6. )encanakan untuk memberikan
analgesik dengan rute traumatik yang
paling kecil jika mungkin
menggunakan instruksi yang
sama tanpa katakata afek, seperti
gembira atau sedih, menghasilkan
peringkat nyeri yang sama,
mungkin mencerminkan
peringkat intensitas nyeri dari
anak.
2. meningkatkan relaksasi danmembantu memfokuskan kembali
perhatian.
3. 5arena tehniktehnik seperti
relaksasi, pernapasan berirama,
dan distraksi dapa membantu
nyeri dapat lebih ditoleransi
/. Pelatihan mungkin diperluakn
untuk membantu anak berfokus
pada tindakan yang diperlukan6. 7ntuk meghindari timbulnya
nyeri yang lebih lanjut
3. $es"k! "n&eks" berhubungan
/engan %r!se/ur t"n/akan
"n5as"& "ns"s" jar"ngan tubuh
0ujuan;
0idak terjadi penyebaran infeksi
selama tindakan
prosedur pembedahan
1. Liptakan lingkungan ruanganyang
bersih dan bebas dari kontaminasi
lingkungan luar.
2. +aga area kesterilan luka operasi.
3. Luci tangan sebelum dan sesudah
1. 9engurangi kontaminasi dan
paparan pasien terhadap agen
infeksius.
2. 9encegah dan mengurangi
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
26/55
dan sesudah
pembedahan.
5riteria Casil;)) normal (1% 4 22
kali* menit ",
0emperatur normal ( 3
3,6 oL "
melakukan tindakan./. :akukan teknik aseptic dan disinfeksi
secara tepat dalam merawat luka.
6. 5olaborasi pemberian antibiotic.
transmisi kuman.3. 9elindungi klien dari sumber
sumber infeksi dan mencegah
infeksi silang
/. 9encegah kontaminasi pathogen.
6. 9encegah pertumbuhan dan
perkembangan kuman.
%. Kurangn7a %engetahuan
keluarga berhubungan
/engan kurang ter%a%ar
"n&!rmas" mengena"
%en7ak"t anakn7a
0ujuan;5eluarga akan
meningkatkan
pengetahuanya
5riteria Casil;5eluarga dapat
mengikuti instruksi8
tidak kebingungan dan
tidak murung lagi8
tampak tenang dan
5eluarga dapat
menjawab dan
menjelaskan mengenai
penyakit anaknya
1. 5aji tingkat pengetahuan keluarga
mengenai penyakit retinoblastoma
2. )encanakan pemberian informasi
kepada keluarga
3. -eri informasi pada pasien
/. ?valuasi kembali pemahaman keluarga
terhadap informasi yang disampaikan
1. 9enilai sejauh mana pemahaman
keluarg mengeni penyakit
2. Persipkan leaflet, poster untuk
penyajian infomasi
3. 9eningkatkan pengetahuan
keluarga mengenai penyakit/. 9enilai sejauh mana keberhasilan
pemberian informasi
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
27/55
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
28/55
2.* K!nse% Dasar Ablas"! $et"na
2.*.1 De&"n"s"
blasio retina terjadi bila ada pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel
berpigmen retina dibawahnya karena retina neurosensori dari lapisan epitel berpigen retina
dibawahnya karena retina neurosensori. -agian retina yang mengandung batang dan kerucut,
terkelupas dari epitel berpigmen pemberi nutrisi, maka sel fotosensitif ini tak mampu
melakukan aktifitas fungsi visualnya dan berakibat hilangnya penglihatan (L.'melt>1"
blatio retina juga diartikan sebagai terpisahnya khoroid di daerah posterior mata
yang disebabkan oleh lubang pada retina, sehingga mengakibatkan kebocoran cairan
sehingga antara koroid dan retina kekurangan cairan (-arbara :. Lhristensen, 2&&&".
:epasnya retinal*sel kerucut dan batang sel choroid sehingga bagian ini mengalami
gangguan nutrisi dari charoid yang bila berlangsung lama akan mengakibat gangguan fungsi
yang tetap (Prof. #r. 'idharta $lyas, dr. )amatjandra $llyas, 2&&/".+aringan saraf yang membentuk bagian peka cahaya pada retina membentuk suatu selaput
tipis yang melekat erat pada jaringan penyokong di bawahnya. +ika kedua lapisan
tersebut terpisah, maka retina tidak dapat berfungsi dan jika tidak kembali disatukan bisa
terjadi kerusakan permanen.
2.*.2 Et"!l!g"
)etina merupakan selaput transparan di bagian belakang mata yang mengolah bayangan
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
29/55
yang difokuskan di retina oleh kornea dan lensa. blasio retina seringkali dihubungkan
dengan adanya robekan atau lubang pada retina, sehingga cairan di dalam mata merembes
melalui robekan atau lubang tersebut dan menyebabkan terlepasnya retina dari jaringan di
bawahnya.
Cal tersebut bisa terjadi akibat;
a. 0rauma
b. Proses penuaan
c. #iabetes berat
d. Penyakit peradangan,
e. tetapi ablasio retina sering kali terjadi secara spontan.
Pada bayi prematur, ablasio retina bisa terjadi akibat retinopati akibat prematuritas.
'elama proses terlepasnya retina, perdarahan dari pembuluh darah retina yang kecil bisa
menyebabkan kekeruhan pada bagian dalam mata yang dalam keadaan normal terisi oleh
humor vitreus. +ika terjadi pelepasan makula, akan terjadi gangguan penglihatan pusat lapang
pandang.
aktor resiko terjadinya ablasio retina adalah;
a. )abun jauh
b. )iwayat keluarga dengan ablasio retina
c. #iabetes yang tidak terkontrol
d. 0rauma.
2.*.( Pat!&"s"!l!g"
blasio retina adalah pemisahan sensory retina dari epitel berpigmen. Pemisahan dari
dua dinding retina akan membentuk ruang sub retina. Lairan akan berkumpul di ruang
subretina. blasio retina dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu regmatogenosa,ablasio traksional,
dan ablasi eksudatif. blasio retina didahului dengan gejala ablasio vitreous posterior
termasuk floater dan cahaya berkilat. #engan onset ablasio retina itu sendiri pasien
menyadari perkembangan progresif kerusakan lapang pandang yang sering dideskripsikan
sebagai bayangan atau tirai. +ika macula terlepas maka akan terjadi penurunan tajam
penglihatan bermakna. Pada ablasio retina dibutuhkan perbaikan dengan melakukan
pembedahan. Prinsip utama pada pembedahan adalah menutup robekan penyebab pada retina
dan memperkuat perlekatan antara retina sekitar dan epitel pigmen retina dengan cara
menginduksi inflanasi didaerah tersebut dengan pembekuan local menggunakan crayoprobe
atau laser.
5arena terjadi robekan pada retina, vitreous yang mengalami ikuifikasi dapat memasuki
ruang subretina dan menyebabkan ablasio retina. Proses sklerosis menyebabkan retina
menjadi degenerative menimbulkan robekan demikian pula pada orang tua dengan miopi
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
30/55
tinggi sering menimbulkan degenerasi kistoid yang mudah pecah. )etina yang tertarik oleh
serabut jaringan kontraktil pada permukaan retina seperti pada retinopati proliferative dapat
menyebabkan ablasio retina traksional. blasio sekunder dapat terjadi karena adanya
penyebab penyakit lain seperti tumor koroid atau retina yang tumbuh kedepan sehingga
lepasnya retina disusul timbulnya eksudasi oleh karena rangsangancairan ini mengumpul
didalam celah potensial menyebabkan ablasio retina.
2.*.) Klas"&"kas"
blatio retina dapat diklasifikasikan secara alamiah menurut cara terbentuknya;
1. blatio rhematogen 9erupakan bentuk tersering dari ablasio retina. Pada ablasio
retinaregmatogenosa dimana ablasi terjadi akibat adanya robekan di retina sehingga
cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. 0erjadi pendorongan
retina oleh badan kaca cair (fluid vitreous" yang masuk melalui robekan atau lubang
pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis
epitel pigmen koroid. 9ata yang berisiko untuk terjadinya ablasi retina adalah mata
dengan myopia tinggi, pascaretinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi di
bagian perifer, 6&!ablasi yang timbul pada afakia. blasio retina akan memberikan
gejala terdapatnya gangguan penglihatan yang kadangkadang terlihat sebagai tirai
yang menutup, terdapatnya ada riwayat pijaran api(fotopsia" pada lapangan
penglihatan.
2. blatio oleh karena tarikan, 9erupakan jenis tersering kedua, dan terutama
disebabkan oleh retinopatidiabetes proliferatif, vitreoretinopati proliferatif, retinopati
pada prematuritas, atau trauma mata. blasio retina karena traksi khas memiliki
permukaan yang lebih konkaf dan cenderung lebih lokal, biasanya tidak meluas ke ora
seratta. Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina akibat tarikan jaringan parut pada
badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina, dan penglihatan turun tanpa rasa
sakit.3. blatio eksudatif, terjadi karena penumpukan cairan dalam ruang retina akibat proses
peradangan, gabungan dari penyakit sistemik atau oleh tumor intraocular. +ika cairan
tetap berkumpul, lapisan sensoris akan terlepas dari lapisan epitel pigmen.
2.*.* +an"&estas" Kl"n"s
1. Bejala #ini ; loaters dan fotopsia.
2. Bangguan lapangan Pandang
3. 9elihat seperti tirai.
/. @isus menurun tanpa disertai rasa nyeri.
6. Pada pemeriksaan fundus okuli ; tampak retina yang terlepas berwarna pucat dengan
pembuluh darah retina yang berkelok 4 kelok disertai * tanpa robekan retina
2.*., Pemer"ksaan Penunjang
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
31/55
1. Pemer"ksaan !&talm!l!g"
1" Pemeriksaan visus, dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya
makula lutea ataupun terjadi kekeruhan media penglihatan atau badan kaca yang
menghambat sinar masuk. 0ajam penglihatan akan sangat menurun bila makula lutea
ikut terangkat.
2" Pemeriksaan lapangan pandang, akan terjadi lapangan pandang seperti tertutup tabir
dan dapat terlihat skotoma relatif sesuai dengan kedudukan ablasio retina, pada
lapangan pandang akan terlihat pijaran api seperti halilintar kecil dan fotopsia.
Pemeriksaan lapang pandangan dapat dilakukan dengan;
1" Pemeriksaan konfrontasi, yaitu pemeriksaan dengan melakukan perbandingan
lapang pandangan pasien dengan si pemeriksa sendiri.
2" Pemeriksaan perimeter atau kampimetri, :apang pandangan normal adalah >&
derajat temporal, 6& derajat atas, 6& derajat nasal dan %6 derajat ke bawah.3) Pemeriksaan funduskopi, yaitu salah satu cara terbaik untuk mendiagnosis ablasio
retina dengan menggunakan binokuler indirek oftalmoskopi. Pada pemeriksaan ini
ablasio retina dikenali dengan hilangnya refleks fundus dan pengangkatan retina.
)etina tampak keabuabuan yang menutupi gambaran vaskuler koroid. +ika
terdapat akumulasi cairan bermakna pada ruang subretina, didapatkan pergerakkan
undulasi retina ketika mata bergerak. 'uatu robekan pada retina terlihat agak
merah muda karena terdapat pembuluh koroid dibawahnya. 9ungkin didapatkan
debris terkait pada vitreus yang terdiri dari darah dan pigmen atau ruang retina
dapat ditemukan mengambang bebas.
2. Pemer"ksaan lab!rat!r"um
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit penyerta
antara lain glaukoma, diabetes mellitus, maupun kelainan darah.
1" Pemeriksaan ultrasonografi, yaitu ocular -'can ultrasonografi juga digunakan untuk
mendiagnosis ablasio retina dan keadaan patologis lain yang menyertainya seperti
proliverative vitreoretinopati, benda asing intraokuler. 'elain itu ultrasonografi juga
digunakan untuk mengetahui kelainan yang menyebabkan ablasio retina eksudatif
misalnya tumor dan posterior skleritis.
2" 'cleral indentation
3" Boldmann triplemirror
/" $ndirect slit lamp biomicroscopy
6" 0es refraksi
%" )espon refleks pupil
" Bangguan pengenalan warna
=" 0ekanan intraokuler, Casil Pemeriksaan;
a. @isus atau salah satu posisi lapang pandang memburuk.
b. undus refleks hilang
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
32/55
c. )etina terangkat, terlihat abuabu, bergoyanggoyang.
d. 0erkdang robekan retina berwarna merah dapat terlihat langsung pada
pemeriksaan funduskopi.
2.*.0 Penatalaksanaan
1. K!lab!ras" Inter5ens" Be/ah
Prinsip Penatalaksanaan pada ablasio retina adalah untuk melekatkan kembali
lapisan neurosensorik ke lapisan epitel pigmen retina. Penanganannya dilakukan dengan
pembedahan, pembedahan ablasio retina dapat dilakukan dengan cara;
1" )etinopeksi pneumatik
)etinopati pneumatik merupakan cara yang paling banyak pada ablasio retina
regmatogenosa terutama jika terdapat robekan tunggal pada superior retina. 0eknik
pelaksanaan prosedur ini adalah dengan menyuntikkan gelembung gas ke dalam
vitreus. Belembung gas ini akan menutupi robekan retina. +ika robekan dapat ditutupi
oleh gelembung gas, cairan subretinal akan menghilang 1 2 hari. Pasien harus
mempertahankan posisi kepala selama 1& hari untuk meyakinkan gelembung terus
menutupi robekan retina. 5euntungan dari tindakan ini adalah pasien tidak perlu
dirawat inap dan mencegah komplikasi yang dapat ditimbulkan dengan menggunakan
prosedur buckling. 5erugiannya adalah kepala pasien harus dalam posisi tertentu
dalam 4 1& hari, dan mempunyai tingkat keberhasilan lebih rendah dibandingkan
dengan skleral buckle.
2" 'cleral buckle ( Pelibatan 'klera "
8perasi jenis ini sampai sekarang masih merupakan pilihan untuk ablasi tipe
regmatogenosa, terutama jika tidak ada komplikasi. -uckle biasanya berupa silicon
berbentuk spons atau padat tergantung dari lokasi dan jumlah robekan retina.'ilikon
tersebut dipasangkan melingkari bola mata dengan tujuan membentuk cekukan
kedalam pada dinding bola mata untuk menutupi rongga yang terjadi akibat robeknya
retina. +ika robekan telah tertutup, maka cairan dalam retina akan menghilang secaraspontan dalam jangka waktu 1 4 2 hari. Prosedur ini lebih sering dilakukan dengan
anestesi lokal dan pasca operasi pasien tidak harus dalam posisi tertentu pasien dapat
melakukan aktivitas seperti biasa kecuali aktivitas yang dapat melukai kepala.
3" @itrektomi
@itrektomi merupakan cara yang paling banyak digunakan pada ablasio akibat
diabetes, ablasio regmatogenosa yang disertai traksi vitreus (perdarahan viterus" atau
hemoragik vitreus.Pada dasarnya vitrektomi merupakan tindakan pengeluaran cairan
vitreus kemudian digantikan dengan gas khusus yaitu 'B ( 'ulfoheksafliurid".
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
33/55
'ecara perlahan gas tersebut akan diserap dan digantikan kembali dengan cairan yang
diproduksi oleh mata itu sendiri. Lara pelaksanaan vitrektomi yaitu dengan membuat
insisi kecil pada bola mata kemudian memasukkan instrument ke dalam rongga
viteus,setelah instrument di masukkan viterus di pindahkan dengan menggunakan
vitreus culter kemudian dilanjutkan dengan teknik sayatan tractional bands dan air
fluid echange yakni memasukkan cairan silikon untuk menempelkan kembali retina.
Pada operasi vitrektomi kepala pasien harus berada dalam posisi tertentu untuk
menjaga agar retina tetap menempel.0erkadang vitrektomi dapat dilakukan bersamaan
dengan pemasangan sklera buckle.
8perasioperasi tersebut diatas bisa dilakukan dengan menggunakan bius lokal
maupun general, tergantung pada kesehatan penderita dan waktu yang diperkirakan
diperlukan untuk merekatkan kembali retina.Pada penderita dengan lepasnya retina
sederhana biasanya soudah dibolehkan berjalan sehari setelah operasi dan tidak perlu
rawat inap di rumah sakit.0etapi setelah pulang pasien memerlukan salep dan obat
tetes untuk merawat mata pasca pembedahan,dan terkadang diperlukan kacamata atau
lensa kontak bila setalah pembedahan retina ternyata penglihatan terganggu.
-ila retina robek tetapi belum lepas, maka lepasnya retina itu dapat dicegah
dengan tindakan laser atau menggunakan tindakan kriopeksi.
1" :aser
Pembedahan laser digunakan untuk menutup lubang atau robekan pada retina
yang biasanya ditemukan sebelum terjadinya ablasio.'inar laser yang digunakan
adalah yang mampu menciptakan lingkungan yang terbakar pada retina, :aser
akan menempatkan luka bakar kecil di sekeliling pinggir robekan. :uka bakar ini
akan menimbulkan jaringan parut yang mengikat pinggiran robekan dan
mencegah cairan lewat dan berkumpul di bawah retina2" 5riopeksi
5riopeksi merupakan teknik membekukan dinding bagian belakang mata yang
terletak di belakang robekan retina.Lara kerja kriopeksi yaitu dapat merangsang
pembentukan jaringan parut dan merekatkan pinggir robekan retina dengan
dinding belakang bola mata. 0eknik ini digunakan bersamaan dengan penyuntikan
gelembung udara dan kepala dipertahankan pada posisi tertentu untuk mencegah
penimbunan kembali cairan di belakang retina. 5riopeksi biasanya dilakukan pada
pasien berobat jalan dan hanya memerlukan pembiusan local pada mata.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
34/55
Penempelan kembali retina yang sukses, terdiri dari penempelan robekan retina,
dan pencegahan agar retina tidak tertarik lepas lagi.
2. Pera3atan Pre!%eras"
5lien mungkin mengalami kecemasan atau ketakutan. Perawat perlu memberikan
informasi secara akurat dan tenangkan hati klien untuk mengurangi kecemasan klien.
(. Pera3atan P!st!%eras"
0anda vital dan 0$8. Pemantauan tanda vital perlu dilakukan tiap 163& menit (atau
sesuai kebijakan rumah sakit" sampai kondisi klien stabil. 9onitor 0$8 minimal 2/ jam
secara ketat. Perawatan mata. danya drainase, harus segera dilaporkan pada
ofthalmologist. -alutan tidak boleh dilepas tanpa order khusus. 5edua mata dibalut
selama 6% hari dan setelah boleh dilepas balutan mata diganti minimal 1 kali sehari.
-antu aktivitas sehari 4 hari klien untuk mencegah hentakan atau pergerakan kepala yang berlebihan. -erikan kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan memberikan
kenyamanan. @isus tidak dapat kembali dengan segera karena pembengkakan post op
dan efek dilatasi tetes mata. @isus meningkat bertahap dalam beberapa minggu samapi
bulan. +elaskan pada klien agar membatasi membaca dan menulis untuk mencegah
pergerakan mata yang berlebihan.
Posisi dan aktivitas klien. Posisi dan tingkat yang dii
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
35/55
disertainausea mungkin merupakan indikasi berkembangnya komplikasi dan harus
dilaporkan pada dokter mata.
2.*. 9eb 4& :ausat"!n
Perubahan degenerativedalam vitreus
Peningkatan cairan
eksudatif/ serosa
Inflamasiintraokuler/tumor
Robekan retina
Tarikan Retina
Vitreus kolaps dan
membengkak ke depan
Konsentrasi as.hidlorunat
Vitreus menjadi cair
Selsel Retina dan
darah terlepas
Penurunan tajam pandang sentral ditandai
dengan !
floater dipersepsikan sebagai titiktitik
hitam kecil/rumah labalaba
ba"angan berkembang/tirai bergerak
dilapang pandang
Retina terlepas dari
e itel ber i men
#K!Ketakutan
pada anak
#K! $"eri
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
36/55
2., Asuhan Ke%era3atan
2.,.1 Pengkaj"an
1. namnesa
a. $dentitas * #ata -iografi, 9eliputi nama, umur untuk mengetahui angka kejadian
pada usia berapa, jenis kelamin untuk membandingkan angka kejadian antara laki
laki dan perempuan, pekerjaan untuk mengetahui apakah penderita sering
menggunakan tenaga secara berlebihan atau tidak.
b. 5eluhan 7tama, Pasien biasanya mengeluh tibatiba melihat kilatan cahaya terang
dan bintikbintik hitam yang beterbangan di ruang pandang, melihat tirai yang
menutupi lapang pandang.
c. )iwayat Penyakit 'ekaran, Perlu dikaji adanya keluhan penglihatan kabur, melihat
kilatan cahaya, adanya tirai hitam yang menutupi area penglihatan, adanya
penurunan tajam penglihatan (sejak kapan, sering*tidak, waktu, pada posisi apa".
d. )iwayat Penyakit #ahulu, dakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien
yang berhubungan dengan timbulnya ablasio retina yaitu adanya miopi tinggi,
retinopati, trauma pada mata.
e. )iwayat Psikososial dan 'piritual, -agaimana hubungan pasien dengan anggota
keluarga yang lain dan lingkungan sekitar sebelum maupun sesudah sakit. pakah
pasien mengalami kecemasan, rasa takut, kegelisahan karena penyakit yang
dideritanya dan bagaimana pasien menggunakan koping mekanisme untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
#K! Resiko
injur"
Rencana
%prerasi
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
37/55
f. Polapola ungsi 5esehatan, 9asalah yang sering muncul pada pasien dengan post
ablasio retina apabila tidak terdapat komplikasi, adalah sebagai berikut ;
Pola persepsi dan tata laksana hidup; -agaimana persepsi pasien tentang hidup
sehat, dan apakah dalam melaksanakan tata laksana hidup sehat penderita
membutuhkan bantuan orang lain atau tidak.
Pola tidur dan istirahat ; #ikaji berapa lama tidur, kebiasaan disaat tidur, dan
gangguan selama tidur sebelum pelaksanaan operasi dan sesudah pelaksanaan
operasi. +uga dikaji bagaimana pola tidur dan istirahat selama masuk rumah
sakit.
Pola aktifitas dan latihan; pa saja kegiatan seharihari sebelum masuk rumah
sakit. +uga ditanyakan aktifitas pasien selama di rumah sakit, sebelum dan
setelah pelaksanaan operasi.
Pola hubungan dan peran; -agaimana hubungan pasien dengan lingkungan
sekitarnya. pakah peranan pasien dalam keluarga dan masyarakat. +uga
ditanyakan bagaimana hubungan pasien dengan pasien lain di rumah sakit,
sebelum dan setelah pelaksanaan operasi.
Pola persepsi dan konsep diri; -agaimana body image, harga diri dan identitas
diri pasien. pakah ada perasaan negatif terhadap dirinya. +uga bagaimana
pasien menyikapi kondisinya setelah pelaksanaan operasi.
Pola sensori dan kognitif; -agaimana daya penginderaan pasien. -agaimana
cara berpikir dan jalan pikiran pasien mengenai sakit yang sedang dialami
Pola penanggulangan stress; -agaimana pasien memecahkan masalah yang
dihadapi dan stressor yang paling sering muncul pada pasien.
2. Pemeriksaan isik
a. 'tatus kesehatan umum; -agaimana keadaan umum pasien dan tanda vitalnya
b. Pemeriksaan mata; Pemeriksaan pada mata dibagi berdasarkan segmensegmen,
yaitu ;
Pemeriksaan segmen anterior ; danya pembengkakan pada palpebra atau tidak,
biasanya pada klien post op ablasio retina, palpebrae akan bengkak.
5eadaan lensa, bila tidak ada komplikasi lain, maka keadaan lensanya adalah
jernih.
-agaimana keadaan pupilnya, pupil pada klien ablasio retina yang telah masuk
rumah sakit akan melebar sebagai akibat dari pemberian atropin.
5amera okuli anteriornya biasanya dalam.
-agaimana keadaan konjungtivanya, biasanya pasien post operasi akan
mengalami hiperemi pada konjungtivanya.
Pemeriksaan segmen posterior
Lorpus vitreum ada kelainan atau tidak.
danya atau tidak pupil syaraf optiknya.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
38/55
c. Pemeriksaan fisik persistem (-1-%" untuk mengetahui kondisi fisik yang
mengalami kelainan, yang dapat memperberat proses penyembuhan post op ablasio
retina, ataupun mengakibatkan terjadinya komplikasi post operasi.
3. Pemeriksaan #iagnostik
a. @isus, untuk mengetahui tajam penglihatan, adakah penurunan atau tidak dan untuk
mengetahui sisa penglihatan yang masih ada. Pada ablasio retina didapatkan
penurunan tajam penglihatan.
b. unduskopi, untuk mengetahui kondisi retina seperti warna retina, keadaan retina,
reflek dan gambaran koroid.
c. #engan pemeriksaan ophtalmoskop indirek terlihat gambaran gelembung abuabu
atau lipatanlipatan pada retina yang bergetar dan bergerak.
2.,.2 D"agn!sa Ke%era3atan
#iagnosa 5eperawatan yang mungkin ditemukan pada pasien blatio )etina
1. Pre 4%erat"&
1" nsietas berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan.
2" $ntoleransi aktivitas berhubungan dengan bed rest total selama pre operasi.
3" Bangguan body image berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan.
2. P!st 4%erat"&
1" Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi ablasio retina.
2" )esiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi ablasio retina
3" )esiko injury berhubungan dengan kemungkinan jahitan hasil operasi rusak kembali
/" )esiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program teapeutik yang
berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang aktivitas yang
diperbolehkan dan yang dibatasi, obatobatan, komplikasi dan perawatan tindak
lanjut
2.,.( Inter5ens" Ke%era3atan
1. Pre 4%eras"
1" nsietas berhubungan dengan ancaman kehilangan penglihatan.
5riteria hasil ;
5lien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
9engidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk
mengontrol cemas
@ital sign dalam batas normal
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
39/55
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
$ntervensi ;
1. 5aji tingkat ansietas ; ringan,sedang,berat,panic
2. -erikan kenyaman dan ketentraman hati
3. -erikan penjelasan mengenai prosedur perawatan,perjalanan penyakit
prognosisnya.
/. -erikan*tempatkan alat pemanggil yang mudah dijangkau oleh klien
6. Bali intervensi yang dapat menurunkan ansietas.
%. -erikan aktivitas yang dapat menurunkan kecemasan*ketegangan.
2" $ntoleransi aktivitas berhubungan dengan bed rest total selama pre dan post
operasi
5riteria hasil ;
-erpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan 0$8, tekanan
darah, nadi dan )).
9ampu melakukan aktivitas sehari hari (#:s" secara mandiri.
$ntervensi ;
1. 8bservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
2. 9onitor pola tidur dan lamanya tidur*istirahat pasien
3. 5olaborasikan dengan 0enaga )ehabilitasi 9edik dalam merencanakan
progran terapi yang tepat.
/. -antu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
6. -antu pasien*keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
%. -antu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
. 9onitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.
3" Bangguan body image (konsep diri" berhubungan dengan penurunan tajam
penglihatan.
5riteria hasil ;
-ody image positif
9ampu mengidentifikasi kekuatan personal 9endiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
9empertahankan interaksi sosial
$ntervensi ;
1. 5aji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
2. 9onitor frekuensi mengkritik dirinya
3. +elaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
/. #orong klien mengungkapkan perasaannya
6. asilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
2. P!st 4%erat"&
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
40/55
1" Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi ablasio retina.
5riteria hasil ;
9ampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan"
9elaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
9ampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri"
9enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
0anda vital dalam rentang normal
0idak mengalami gangguan tidur
$ntervensi;
1. :akukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. 8bservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. -antu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
/. 5ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
6. 5urangi faktor presipitasi nyeri
%. 5aji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
. jarkan tentang teknik non farmakologi; napas dalam, relaksasi, distraksi,
kompres hangat* dingin
=. -erikan analgetik untuk mengurangi nyeri sesuai advis dokter.
>. 0ingkatkan istirahat
1&. -erikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur 11. 9onitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
2" )esiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi ablasio retina
5riteria hasil ;
5lien bebas dari tanda dan gejala infeksi
9enunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
+umlah leukosit dalam batas normal
9enunjukkan perilaku hidup sehat
'tatus imun dalam batas normal
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
41/55
$ntervensi ;
1. Pertahankan teknik aseptif
2. -atasi pengunjung bila perlu
3. Luci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
/. Bunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
6. 0ingkatkan intake nutrisi
%. -erikan terapi antibiotik sesuai advis dokter
. 9onitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
=. 9onitor adanya tanda infeksi pada luka post op
>. #orong istirahat
1&. jarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
3" )esiko injury berhubungan dengan kemungkinan jahitan hasil operasi rusak
kembali
5riteria Casil
5lien terbebas dari nyeri
5lien mampu menjelaskan cara mencegah cedera
9ampu mengenali perubahan status kesehatan
$ntervensi ;
1. 'ediakan lingkungan yang aman untuk pasien
2. 9enghindarkan lingkungan yang berbahaya
3. 9embatasi pengunjung
/. 9emberikan penerangan yang cukup
6. 9enganjurkan keluarga mendampingi pasien
/" )esiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program teapeutik yang
berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang aktivitas yang
diperbolehkan dan yang dibatasi, obatobatan, komplikasi dan perawatan
tindak lanjut
5riteria Casil ;
9engembangkan dan mengikuti regimen terapeutik
9ampu mencegah perilaku yang berisiko
9enyadari dan mencatat tandatanda perubahan status kesehatan
$ntervensi ;
1. 5aji pengetahuan pasien tentang penyakit, komplikasi dan pengobatan
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
42/55
2. $nterview pasien dan keluarga untuk mendeterminasi masalah yang
berhubungan dengan regimen pengobatan tehadap gaya hidup
3. Cargai alasan pasien
/. Cargai pengetahuan pasien
6. Cargai lingkungan fisik dan sosial pasien
%. 'ediakan informasi tentang penyakit, komplikasi dan pengobatan yang
direkomendasikan
. #ukung motivasi pasien untuk melanjutkan pengobatan yang
berkesinambungan
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
43/55
BAB (
TUDI KAU
AUHAN KEPE$A9ATAN
An. A- ' ) thn ; /engan $et"n!blast!ma
Pengkaj"an Kasus
n. B ( laki 4 laki " berusia / tahun masuk rumah sakit tanggal 31 'eptember 2&16.
nak terlihat rewel dan menangis mengeluh kesakitan saat digendong ibunya sambil
bersembunyi di lengan ibunya. 9ata kanan putih bercahaya, dan menurut orang tuanya hal
ini muncul sejak Q 3 minggu sebelum 9)' dimana lebih jelas tampak pada malam hari, dan
diketahui Q 3 hari sebelum 9)', pasien merasa nyeri hebat pada mata kiri. lasan utama
orang tua membawa anaknya adalah karena mata kiri pasien tidak dapat melihat lagi dan
adanya nyeri hebat, mata kiri pasien terlihat membesar kurang lebih /cm. 8rang tua
menjelaskan bahwa tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang menular maupun
penyakit seperti yang dialami oleh anaknya.keluarga terlihat gelisah dan ketakutan akan
keadaan anaknya. Pasien sering mengompol =*hari dan sering menghisap jari. 5esadaran
compos mentis, 0# ; 1&&* =& mmCg, Nadi 12/ kali*mnt, '; 3RL, )); 2&*mnt, skala
nyerinya 1&. #ari pengkajian mata, tampak adanya leukokoria, @isus 8# ; nol, @isus 8' ;
kesan (S".
(.2 Anal"sa Data /an D"agn!sa Ke%era3atan
N
!+asalah Et"!l!g" Data Penunjang
1 Nyeri akut 9utasi pada sel retina
)etino -lastoma
?ndofitik* ?ksofiatik
0umor tumbuh
ke dalam vitreous* 0umbuh
keluar lapisan retina * sub
retina
Peningkatan 7kuran 9assa
0umor
Data ubjekt"& $bu pasien
mengatakan Q 3 hari sebelum
9)', anaknya merasakan nyerihebat pada mata kiri.
Data 4bjekt"& 'aat dikaji, skala
nyeri 1&. Pasien tampak rewel
dan menangis kesakitan saat
digendong oleh ibunya. Nadi
12/ kali*mnt.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
44/55
Peningkatan 0$8
9ata menonjol
Nyeri kut
2 )esiko Bangguan
perkembangan
9utasi pada sel retina
)etino -lastoma
?ndofitik* ?ksofiatik
0umor tumbuh
ke dalam vitreous* 0umbuh
keluar lapisan retina * sub
retina
Pembatasan aktivitas
Proses sosialisasi terganggu
)esiko Bangguan
Perkembangan
Data ubjekt"& .
Data 4bjekt"&
− P belum dapat menangkap bola
kecil dan melemparkannya
kembali
− P belum dapat melompat
dengan satu kaki
− P tidak dapat berjinjit
D"agn!sa Ke%era3atan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi* destruksi jaringan syaraf intraorbita akibat
pembesaran massa tumor, ditandai dengan ;
Data ubjekt"& $bu pasien mengatakan Q 3 hari sebelum 9)', anaknya merasakan
nyeri hebat pada mata kanan.
Data 4bjekt"& 'aat dikaji, skala nyeri 1&. Pasien tampak rewel dan menangis
kesakitan saat digendong oleh ibunya. Nadi 12/ kali*mnt.
2. )esiko Bangguan perkembangan berhubungan dengan pembatasan aktivitas dalam
proses hospitalisasi, ditandai dengan ;
Data 4bjekt"& 'aat dikaji P belum dapat menangkap bola kecil dan
melemparkannya kembali, P belum dapat melompat dengan satu kaki, dan P
tidak dapat berjinjit.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
45/55
No.
#
#iagnosakeperawatan
5riteria hasil $ntervensi )asional
1. Nyeri berhubungan
dengan perlukaan akibatPeningkatan 7kuran
9assa 0umor
Tujuan Pasien akan terbebas
dari rasa nyeri.
Kr"ter"a Has"l
9enunjukkan*melaporkan
hilangnya nyeri maksimal
9enunjukkan tindakan santai,
mampu berpartisipasi dalam
aktifitas*tidur*istirahat dengan
maksimal
9enunjukkan penggunaan
ketrampilan relaksasi dan
aktifitas hiburan sesuai
indikasi untuk situasi individu.
1. 9inta klien melokalisasi nyeri dengan
menunjuk gambar wajah.
2. -erikan tindakan kenyamanan dasar
(misalnya; reposisi" dan aktivitas
hiburan.
3. :akukan strategi nonfarmakologis untuk
membantu klien mengatasi nyeri.
/. -antu atau minta orangtua membantu
anak dengan menggunakan strategi
selama nyeri aktual.
1. anak usia toddler atau
anak yang
mempunyai kesulitan
memahami skala
nyeri pada gambar
atau pada tubuh
mereka. 7ntuk anak
usia 3 tahun, dengan
menggunakan
instruksi yang sama
tanpa katakata afek,
seperti gembira atau
sedih, menghasilkan
peringkat nyeri yang
sama, mungkin
mencerminkan
peringkat intensitas
nyeri dari anak.2. meningkatkan
relaksasi dan
membantu
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
46/55
6. )encanakan untuk memberikan
analgesik dengan rute traumatik yang
paling kecil jika mungkin
memfokuskan
kembali perhatian.T
3. 5arena tehniktehnik
seperti relaksasi,
pernapasan berirama,
dan distraksi dapa
membantu nyeri
dapat lebih
ditoleransi.
/. Pelatihan mungkin
diperluakn untuk
membantu anak
berfokus pada
tindakan yang
diperlukan.
6. 7ntuk meghindari
timbulnya nyeri yanglebih lanjut
2. )esiko Bangguan
perkembangan
berhubungan dengan
pembatasan aktivitas
0ujuan;0idak terjadi keterlambatan
perkembangan.
5riteria Casil;
1. 9emaksimalkan manfaat hospitalisasi
anak.
2. 9empersiapkan anak untuk mendapat
perawatan di rumah sakit
1. 9eningkatkan
kemampuan kontrol
diri.2. 9engorientasikan
situasi rumah sakit.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
47/55
dalam proses hospitalisasi Nyaman dalam proses hospitalisasi,
tidak terjadi regresi, tidak ngompol3. 9elibatkan orang tua berperan aktif dalam
perawatan anak.
/. -erikan kesempatan anak mengambil
keputusan dan melibatkan orang tua dalam
perencanaan kegiatan
6. -uat jadwal untuk prosedur terapi dan
latihan.
%. :akukan pendekatan melalui metode
permainan.
3. 7paya mencegah *
meminimalkan
dampak perpisahan
/. 5eluarga dapat
membantu proses
perawatan selama
hospitalisasi
6. 9enurunkan tingkat
kejenuhan selama
hospitalisasi.
6. 9etode permainan
merupakan cara
alamiah bagi anak
untuk
mengungkapkan
konflik dalam dirinya
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
48/55
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
49/55
'etelah dikonsultasikan 0n. '.- didiagnosis menderita blasio )etina
)egmatogenosa #etra.
2. Anal"sa Data /an D"agn!s"s Ke%era3atan
2.1 Anal"sa Data
N!. Data +asalah
Ke%era3atan
Et"!l!g"
1. D
Pasien mengatakan ada yang
menutupi sebagian pandangan
mata kanannya, penglihatan mata
kanannya seperti ada asap, ada
bintik bintik hitam dan kadang
kadang ada kilatan cahaya yang
terjadi.
D4
o @isus 8# %* 16 dan 8' %*1&
o :apang pandang ;
8# ; temporal /6 derajat, atas2& derajat, nasal 36 derajat, /6
derajat.
8' ; temporal >& derajat, atas
6& derajat, nasal 6& derajat,
bawah %6 derajat.
o unduskopi ;
#itemukan warna diskus pucat
dan atrofik, retina terlihat
berwarna abu 4 abu,
permukaan retina tidak rata
dan terlihat seperti
bergelombang, pembuluh
darah retina berkelok kelok
sesuai dengan gelombang
retina yang terangkat, pada
Bangguan persepsi
sensori O visual
0raksi vitreous,
robekan pada
retina
loater
5erusakan pada
makula
9uncul
bayangan atau
tirai
Penurunan visus
dan lapang
pandang
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
50/55
daerah ablasi tidak terlihat
gambaran koroid normal,
retina terlihat berbentuk
seperti bulan sabit.
o 0anda 4 tanda vital ; 0# 12& *
& mmCg, 0 3UL, C) >= *
menit, )) 1= * menit.
2. #' ;
0n.. '.- mengatakan khawatir
sekali dan takut mata kanannya
lama kelamaan akan menjadi buta
#8 ;
Pasien nampak gelisah dan wajah
nampak tegang.
ietas 0raksi vitreous,
robekan pada
retina
loater
9uncul
bayangan atau
tirai
Penurunan visus
dan lapang
pandang
5risis 'ituasi.
(. D"agn!s"s Ke%era3atan
1. Bangguan persepsi sensori ; visual b.d penurunan visus dan lapang
pandang
2. nietas b.d krisis situasi.
). Inter5ens" Ke%era3atan
1. Bangguan persepsi sensorik penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori dari organ penerima, ditandai dengan;
9enurunnya ketajaman penglihatan
loater
Penurunan lapang pandang penglihatan
N8L ;
• Pasien mendiskusikan dampak kehilangan penglihatan terhadap gaya
hidup
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
51/55
• Pasien mengungkapkan perasaan aman, nyaman dan terlindungi
• Pasien mempertahankan orientasi terhadap orang, tempat dan waktu.
• Pasien mendapatkan kembali fungsi penglihatannya.
• Pasien mengompensasi kehilangan dengan peralatan yang adaptif
• Pasien merencanakan menggunakan sumber sumber yang tepat
N$L ;
1. -erikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan
tentang kehilangan penglihatan seperti dampaknya terhadap gaya hidup.
) * #engan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengatakan
ketakutannya , pasien dapat melakukan koping terhadap kehilangan
penglihatan.
2. 'ediakan lingkungan yang aman dengan menyingkirkan furniture yang
berlebihan diruangan pasien. 8rientasikan pasien pada ruangan dan
libatkan keluarga.
) * #engan mengorientasikan pasien dengan melibatkan keluarga pada
keadaan sekitar dapat mengurangi resiko terjadinya cidera
3. :akukan modifikasi lingkungan untuk memaksimalkan penglihatan
yang dimiliki pasien
) * memodifikasi lingkungan dapat membantu pasien memenuhi
kebutuhan perawatan diri dan mengurangi resiko cidera.
/. -erikan orientasi realitas bila pasien mengalami kebingungan atau
disorientasi
) * agar interaksi pasien dan staf menjadi lebih efisien.
6. -erikan penkes kepada pasien tentang metode alternative untuk
melakukan koping terhadap kehilangan penglihatan, peralatan perawatan
adaptif.
) * pasien yang memiliki pengetahuan dapat melakukan koping terhadap
kehilangan penglihatan secara lebih baik.
%. )ujuk pasien ke sumber komunitas yang sesuai
) * untuk membantu pasien dan anggota keluarga beradaptasi terhadap
kehilangan penglihatan.
2. nsietas berhubungan dengan krisis situasi.
N8L ;
Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat
yang dapat diatasi
N$L ;
1. 5aji tingkat ansietas derajat pengalaman dan pengetahuan konsidi saat
ini
)*factor ini mempengaruhi persepsi pasien tehadap ancaman diri.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
52/55
2. -erikan informasi yang akurat dan jujur. #iskusikan kemungkinan
bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan
penglihatan tambahan
)*menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan atau harapan
yang akan dating.
3. #orong pasienuntuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan
)*memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata.
/. $dentifikasi sumber atau orang yang menolong
)*memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam mengatasi masalah
BAB )
PENUTUP
).1 Kes"m%ulan
)etinoblastoma merupakan tumor ganas mata yang sering ditemukan pada
masa anak ( +ames et al, 2&&6 ". )etinoblastoma merupakan suatu bentuk
keganasan intra okuler primer yang paling sering ditemukan pada anakanak,
dengan angka kejadian sekitar 1;16.&&& 4 1; 23.&&& kelahiran hidup, dan
merupakan / ! dari total seluruh keganasan pada anakanak, sekitar 1 ! dari
seluruh kanker pada manusia, dan merupakan keganasan kedua terbanyak pada
semua tingkat usia setelah melanoma maligna.
Ablatio Retina adalah pemisahan retina neurosensorik dari lapisan epitel
berpigmen akibat beretraksinya humor $itreus yang sebagian besar kasus terjadi
karena robekan * lubang pada retina. )obekan pada retina dapat terjadi karena
proses degenerasi baik berupa penipisan retina atau penyusutan Lorpus @itreous.
Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang professional kepada
pasien retinoblastoma dan ablasio retina melalui pendekatan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian keperawatan, menentukan diagnose keperawatan,
merencanakan tindakan keperawatan, mengimplementasikan tindakan
keperawatan dan melakukan evaluasi agar semua kebutuhan dasar klien dapat
terpenuhi.
).2 aran
/.2.1 $nformasi mengenai retinoblastoma dan ablasio retina yang telah
didapatkan oleh mahasiswa diharapkan tidak hanya sekedar diketahui,
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
53/55
tetapi juga bisa dipahami dan dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan
praktik keperawatan.
/.2.2 Pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan retinoblastoma harus
memperhatikan pada sumber daya dan kesiapan mental yang dimiliki oleh
pasien untuk mencegah timbulnya komplikasi yang yang tidak diinginkan.
DA#TA$ PUTAKA
Larpenito, :.+. (1>>>". $en=ana Asuhan > D!kumentas" Ke%era3atan. ?d. 2.
?BL. +akarta.
Lorwin, ?li=>". Nurs"ng :are Plans. . #avis Lompany. 7'
Philadelphia.
$lyas, 'idarta. (2&&&". Ke/aruratan Dalam Ilmu Pen7ak"t +ata. 57$ +akarta.
$stiAomah, $ndriana N. (2&&6". Asuhan Ke%era3atan Kl"en -angguan +ata.
?BL. +akarta.
+unadi, Purnawan. (1>=2". Ka%"ta elekta Ke/!kteran. 9edia esculapius
akultas 5edokteran 7niversitas $ndonesia. +akarta.
9ansjoer, . (1>>>". Ka%"ta elekta Ke/!kteran. +ilid 1. 9edia esculapius
57$ +akarta.
Price, 'ylvia nderson. (1>=6". Path!&"s"!l!g" K!nse% kl"n"k Pr!ses?Pr!ses
Pen7ak"t. ?BL. +akarta.
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
54/55
'oeparman. (1>>&". Ilmu Pen7ak"t Dalam J"l"/ II. -alai Penerbit akultas
5edokteran 7niversitas $ndonesia. +akarta.
'melt
-
8/19/2019 askep retinoblastoma dan ablatio retina.doc
55/55