drug related problems anak dengan gizi buruk dan bronkopneumonia
ANALISIS PROGRAM PENURUNAN STATUS GIZI BURUK …
Transcript of ANALISIS PROGRAM PENURUNAN STATUS GIZI BURUK …
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
1
ANALISIS PROGRAM PENURUNAN STATUS GIZI BURUK BALITA
OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BANDA ACEH
Analysis The Implementation Of Program For Reducing Malnutrition
Status Of Toddlers By Health Department Of Banda Aceh City
Maulya Ulfah, Dr.Mahdi Syahbandir, S.H.,M.Hum.
Alfi Rahman, M.Si., Ph.D
Program Studi Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK, Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Pasal 2 ayat 1 yaitu upaya
bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui partisipasi dan
kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi
untuk percepatan perbaikam gizi fokus pada 1000 HPK (Seribu Hari
Pertama Kehidupan). Berdasarkan peraturan tersebut status gizi buruk di
Kota Banda Aceh tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Tahun 2018 kasus gizi buruk berjumlah 7 kasus, 99 kasus gizi
kurang, 197 kasus stunting dan bayi BGM (Bawah Garis Merah) 575 kasus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi
program, hambatan implementasi program serta upaya terhadap
hambatan implementasi program penurunan status gizi buruk balita oleh
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. Metode dalam penelitian ini adalah
diskriptif kualitatif dengan teknik analisis data menggunakan teori
implementasi kebijakan George C. Edward III, meliputi komunikasi,
sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Hasil penelitian ini adalah
pertama, implementasi program telah dilaksanakan namun dalam
pelaksanaan masih belum efektif dikarenakan rendahnya partisipasi
masyarakat ke Posyandu, keadaan ekonomi keluarga kurang mencukupi
memberikan makanan yang bergizi, serta penyakit bawaan sejak lahir
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
2
yang memperparah kondisi balita gizi buruk. Kedua, hambatan
pelaksanaan program meliputi komunikasi dan sumber daya manusia,
sarana prasarana masihkurang memadai. Ketiga, upaya mengatasi
hambatan dalam implementasi program 1000 HPK yaitu terus
dilakuknnya penguatan posyandu, , serta memperkuat kerja sama lintas
program dan lintas sektor. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
diharapkan Pemerintah Kota Banda Aceh, Dinas Kesehatan Kota Banda
Aceh dan pihak terkait untuk meningkatkan kerjasama stakeholders
untuk keberhasilan implementasi program penurunan status gizi buruk
balita.
Kata Kunci : Implementasi Program, Penurunan Status Gizi Buruk
Balita, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh.
ABSTRACT, The National acceleration nutrition programe that has been
regulated by the goverment on govermental law number 42/2013, article Number
2 Clause 1. Is an attempt beetwen goverment and the community through
participant and attention of the stake holders, planned and coordinated to
accelerate the refinement of nutrition, focus on 1000 days of first life.Severe
Malnutrition status in the city of Banda Aceh in 2018 has increased compared to
the previous year. In 2008, there were 7 cases of severe malnutrition, 99 cases of
nutritional deficiencies, 194 stunting cases, and 575 cases of the baby BRL (below
red line) . This research is aimed to understand the implementation of program,
the obstacles in the implementation of program as well as the effort made to deal
with the obstacles of the implementation of program on the reduction of
malnutrition in toddlers by the health office of the city of Banda Aceh The method
used in this research is descriptive qualitative with data analysis techniques using
the theory of policy implementation of George C. Edward III, including
communication, resources, disposition and bureaucratic structure. The results of
this study are first, the implementation has been implemented however the
implementation is still not effective due to the lack of community’s participation
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
3
in the Posyandu (integrated health post). Second, in the implementation process of
program of the Health office and Health Center, there are still communication
constraints and human resources as well as inadequate facilities and
infrastructure. Third, the efforts to overcome obstacles in the implementation of
the 1000 HPK program includes strengthening the posyandu (integrated health
post), and strengthening the cooperation across programs and across sectors. The
conclusion of this study is that the regional government of the city of Banda Aceh,
Health Office of the city of Banda Aceh and related parties are expected to increase
cooperation with stakeholder for the successful implementation of the program on
the reduction of malnutrition in toddlers.
Keywords: Implementation of Program, The Reduction of Malnutrition in
Toddlers, Health Office of the City of Banda Aceh.
PENDAHULUAN
Pembangunan Kesehatan periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) bidang kesehatan 2015-2019 salah
satunyayaitu meningkatkan status kesehatan gizi, ibu dan anak
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015: 6).
Untuk memantau prevalensi status gizi balita setiap tahunnya,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalukan Pemantauan
Status Gizi (PSG), hal yang sama juga dilakukan oleh setiap Provinsi,
termasuk Provinsi Aceh. Masalah status gizi untuk(BB/U) Gizi buruk dan
kurang di Kota Banda Aceh terjadi peningkatan kasus yang cukup
signifikan yaitu pada tahun 2016 sebesar 20,3% dan pada tahun 2017
sebesar 23,3% peningkatan kasus ini terjadi di semua kabupaten/kota
yang ada di Provinsi Aceh (Poltekes Kemenkes Aceh dan Dinas Kesehatan
Aceh, 2017: 22).
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
4
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh sebagai instansi pemerintah
Kota Banda Aceh yang bertugas pada bidang kesehatan dalam melakukan
penanggungalangan balita gizi buruk yaitu melalui Program 1000 HPK
(Hari Pertama Kehidupan), meliputi peningkatan pemberian ASI Ekslusif,
penimbangan balita di Posyandu, penanganan BBLR, peningkatan
pemberian imunisasi dan pemberian PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) bagi balita gizi kurang dan gizi buruk. Program 1000 HPK
menjadi penting karena pada masa itu, kondisi pertumbuhan dan
perkembangan anak sangat cepat dan pesat sehingga akan berdampak
pada dimasa kehidupan selanjutnya. Apabila masa penting tersebut tidak
diperhatikan secara benar, peluang mendapatkan gangguan pertumbuhan
dan perkembangan akan lebih besar dibandingkan dengan yang
mendapatkan perhatian yang serius pada masa 1000 HPK (Toto Sudargo,
2018: 1).
Persentase pemberian ASI Ekslusif di Kota Banda Aceh tahun 2013
mencapai 70,11% kemudian terjadi penurunan yang sangat signifikan
pada tahun 2014-2018 yaitu sebesar 57,43%. Jumlah bayi 0-6 bulan tahun
2017 berjumlah 3.340 bayi dan yang mendapatkan ASI ekslusif hanya
1.818 bayi (54,43%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa target
pemberian ASI sebesar 80% masih jauh dari target nasional.Bayi
mendapatkan ASI Ekslusif yaitu tanpa diberikan makanan dan minuman
lain. ASI dalam jumlah yang cukup merupakan makanan terbaik dan
memenuhi syarat kebutuhan gizi selama 6 bulan pertama (Merryana
Andriani, 2016: 12).
Indikator yang dapat menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi
adalah dengan UCI (Universal Child Immunization) yaitu gambaran suatu
desa sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Persentase pemberian
imunisasi lengkap tahun 2017 Kota Banda Aceh sebesar 74,88% dan
Gampong yang telah mencapai UCI 59 Gampong dari seluruh Gampong
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
5
yang ada di Kota Banda Aceh yaitu 90 Gampong atau sebesar 65,56%
(Profil Kesehatan Kota Banda Aceh, 2017: 25). Selain pembangunan
pendidikan sebagai pencapaian pembangunan nasional, pembangunan
dalam bidang kesehatan juga tidak kalah penting terlebih dalam hal
permasalahan status kesehatan gizi pada balita, sehingga adanya program
penurunan status gizi buruk yang diimplementasikan oleh Dinas
Kesehatan Kota Banda Aceh dalam menurunkan status gizi buruk balita
khusunya di Kota Banda Aceh.
TINJAUAN PUSTAKA
Implementasi kebijakan seperti yang telah kita lihat adalah tahap
pembuatan kebijakan antara pembentukan kebijakan seperti pengesahan
undang-undang, mengeluarkan perintah eksekutif, menjatuhkan
keputusan pengadilan, atau mengumumkan peraturan perundang-
undangan dan konsekuensi kebijakan bagi orang-orang yang terkena
dampaknya” (Edward III, 1980: 1). Implementasi kebijakan pada
prinsipnya merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai
tujuannya.
Dalam penelitian ini penulis menggunkan konsep implementasi
kebijakan George C. Edward III yangmengemukakan beberapa hal yang
dapat mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi, (Herabudin, 2016:
112) meliputi :
1. Comunication/ Komunikasi. Komunikasi sangat menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan dari pelaksanaan. Pelaksanaan
yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusan sudah
mengetahui apa yang akan dikerjakan sehingga setiap
keputusan dan peraturan pelaksanaan harus dikomunikasikan
kepada bagian personalia yang tepat. Dalam keberhasilan
komunikasi juga dilihat 3 faktor penting yaitu :
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
6
a) Transmisi/Penyularan Komunikasi,
b) Kejelasan Komunikasi,
c) Konsistensi .
2. Resources/ Sumber Daya. Tanpa adanya sumber daya yaitu
personal yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
kebijakan akan bekerja tidak efektif, meskipun perintah telah
diberikan secara jelas dan konsisten, sumber daya yang penting
antara lain :
a) Staf (SDM),
b) Informasi,
c) Kewenangan,
d) Fasilitas (sarana dan prasarana).
3. Disposition/ Disposisi. Keberhasilan kebijakan bisa dilihat dari
disposisi (Karakteristik aktor pelaksana). Disposisi atau sikap
pelaksanaan, jika para pelaksana bersikap baik karena
menerima suatu kebijakan maka kemungkinan besar mereka
akan melaksanakan secara bersungguh-sungguh seperti tujuan
yang diharapakannya.
4. Bureaucratic Structure/ Struktur Birokrasi. Struktur Birokrasi
adalah sumber-sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan
tersedia atau para pelaksana mengetahui apa yang seharusnya
dilakukan dan mempunyai keinginan untuk melaksanakan
suatu kebijakan. Dengan adanya SOP (Standar Operasional
Prosedur) dalam rutinitas sehari-hari menjalankan
impelementasi kebijakan. Birokrasi sebagai pelaksana harus
dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan dengan
jalan melakukan koordinasi dengan baik dan penyebaran
tanggung jawab (Fragmentasi) atas kebijakan yang ditetapkan.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
7
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 April 2019 sampai tanggal
02 Mei 2019 yang dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dan
6 Puskesmas yaitu Puskesmas Jaya Baru, Lampaseh, Baiturrahman, Banda
Raya, Batoh dan Jeulingke sebagai unit pelaksana teknis dinas. Penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik
pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan
data, yaitu dokumentasi dan wawancara semi terstruktur yaitu penulis
mempunyai daftar pertanyaan secara tertulis dan memungkinkan
pertanyaan-pertanyaan secara bebas yang terkait dengan permasalahan
(Rachmad Kriyantono, 2006: 233). Petanyaan yang diajukan mengenai
implementasi kebijakan program 1000 HPK dalam menurunkan status
gizi buruk, hambatan yang dialami dan upaya terhadap hambatan dalam
implementasi program 1000 HPK serta pertanyaan yang diajukan kepada
orang tua balita yang mengalami gizi buruk mengenai program yang
telah dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh serta Puskesmas.
Teknik analisis data yaitu Menurut Miles dan Huberman (Andi Prastowo,
2011: 256)aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai selesai dengan cara reduksi
data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sejauh
mana efektifitas program tersebut diimplementasikan melalui program
preventif/pencegahan maka melalui penelitian ini akan mengkaji Analisis
Program Penurunan Satatus Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh menggunakan teori model implementasi kebijakan yang
dikembangkan oleh George C. Edward III meliputi : a) Komunikasi, b)
Sumber Daya, c) Disposisi, dan d) Struktur Organisasi.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
8
1. Implementasi Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
Tabel 1.1 Kasus Gizi Buruk, Gizi Kurang, Stunting dan BGM di Kota
Banda Aceh menurut Kecamatan Tahun 2018
No. Kecamatan GiziBuruk GiziKurang Stunting BGM
1. Jaya Baru 3 18 20 40
2. Baiturrahman 1 3 26 57
3. Kuta Raja 1 31 17 23
4. Syiah Kuala 0 0 18 59
5. Banda Raya 0 3 17 88
6. Lueng Bata 0 4 17 39
Banda Aceh 7 99 194 572
(Sumber data Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2018)
Jumlah bayi BGM (Bawah Garis Merah) menjadi kasus tertinggi
dari tahun 2017 yaitu 475 kasus dan mengalami peningkatan pada tahun
2018 yaitu mencapai 575 kasus. BGM merupakan awal mula terjaringnnya
balita dengan kasus gizi kurang, gizi buruk dan stunting. Apabila balita
BGM tidak tertangani dengan cepat maka kemungkinan besar balita
terindikasikan gizi buruk dan stunting(Profil Kesehatan Kota Banda Aceh,
2017: 26).Program 1000 HPK yang telah diimplementasikan yaitu :
1) Penanganan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) kurang dari 2.500
gram berat ketika dilahirkan dengan pencegahan diberikannya
TTD bagi ibu hamil.Pemberian TTD sebanyak 90 butir selama masa
kehamilan, menunjukkan 5 Puskesmas mencapai lebih dari 90%
kecuali Puskesmas Lampaseh yang mencapai 79%, dikarenakan ibu
hamil beranggapan bahwa mengkonsumsi setengah dari 90 butir
sudah cukup sehingga TTD tidak dikonsumsi secara rutin.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
9
2) Pemberian Imunisasi yaitu program khusus Gampong UCI, bahwa
setiap Gampong di Kota Banda Aceh mencapai pemberian
imunisasi lengkap pada bayi 0-1 Tahun. Namun capaian hingga
tahun 2018 menurun pada semua Kecamatan dikarenakan
rendahnya kemauan orang tua dalam memebrikan imunisasi yang
disebabkan karena berita di berbagai media mengenai vaksin palsu
dan haram .
3) Peningkatan Pemberian ASI Ekslusif paling sedikit 50%. Adapun
target yang diterapkan pada semua Puskesmas Kota Banda Aceh
yaitu sebesar 47%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3
Puskesmas yang tidak mengalami gizi buruk mencapai persentase
tertinggi dalam pemberian ASI. Terdapat 1 Puskesmas yang tidak
mencapai target yaitu Puskesmas Lampaseh dengan capaian 45%
yang dikarenakan orang tua balita menilai ASI nya tidak cukup
sehingga perlu diberikannya susu formula serta makanan
tambahan lainnya.
4) Penimbangan Balita di Posyandu capaian di Kota Banda Aceh
Tahun 2018 sebesar 67,45% dengan target 85%. Partisipasi orang
tua balita ke Posyandu pada 6 Puskesmas hanya 2 Puskesmas yaitu
Puskesmas Banda Raya sebesar 86,62% dan Puskesmas Jeulingke
sebesar 92,97% yang mencapai target. Sedangkan 4 Puskesmas
lainnya berada di bawah dari target 85%. Hal ini disebabkan karena
masih rendahnya partisipasi masyarakat, kurang pemahaman
tentang Posyandu sehingga dinilai tidak perlu, jauhnya lokasi
Posyandu dari rumah, serta beberapa orang tua balita yang
mempercayai mitos yaitu apabila anaknya selesai ditimbang, ketika
pulang kerumah anaknya menjadi sakit.
5) Pemberian PMT bagi Balita Gizi Buruk dan Gizi Kurang berupa roti
biskuit dari Kementerian Kesehatan telah disalurkan dengan tepat
sasaran sebesar 100%.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
10
Dari seluruh rangkaian hasil wawancara yang dikemukakan
informan berkaitan dengan struktur birokrasi dalam menurunkan status
gizi buruk dan stunting pada anak balita, mekanisme kerja Dinas
Kesehatan dalam pelaksanaan program sudah memfungsikan dengan
baik Puskesmas yang ada sebagai ujung tombak penanggulangan dan
pencegahan dalam menurunkan angka gizi buruk namun masih belum
optimal karena dari teori impelementasi kebijakan dari Edward III, empat
indikator berupa sumber daya, komunikasi, disposisi, dan struktur
organisasi belum berjalan sempurna yaitu dari faktor komunikasi masih
rendahnya pelatihan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Banda
Aceh mengenai peningkatan kapasitas tenaga gizi untuk edukasi
masyarakat dalam pencegahan gizi buruk, serta jumlah sumber daya
berupa SDM dan fasilitas yang belum terpenuhi.
2. Hambatan Implementasi Program Penurunan Status Gizi Buruk
Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
a) Faktor Komunikasi
Sesuai dengan teori yang ditawarkan oleh George C. Edward III
bahwa faktor komunikasi mempengaruhi dalam implementasi. Hal
ini dibuktikan dengan kendala yang dihadapi dalam komunikasi
yaitu penyampaian transmisi/penyaluran informasi agar tidak
membingungkan. Pernyataan dari seluruh Puskesmas yang penulis
simpulkan bahwa pelatihan peningkatan pengetahuan tenaga gizi
mengenai gizi buruk sangat minim sekali karena dari pelatihan gizi
banyak hal yang harus diketahui oleh petugas gizi
b) Faktor Sumber Daya
Ketersediaan SDM yang tidak memadai juga menjadi hambatan
dalam pengimplementasian program, menurut Edwards III, sebaik
apapun program dikomunikasikan tapi tanpa adanya kuantitas dan
kualitas sumber daya yang memadai menjadi kendala jalannya
suatu program.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
11
1. Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga gizi disetiap Puskesmas yang hanya satu orang
dinilai tidak maksila dalam menjalankan program. Guna mengurangi
masalah gizi buruk, gizi kurang dan stunting idealnya di setiap Puskesmas
minimal terdapat dua tenaga gizi yang bertugas mendampingi dan
mengedukasi masyarakat dalam pemenuhan gizi yang benar dan akses
informasi yang memadai, karena kurangnya tenaga gizi juga penyebab
masalah gizi buruk dan stunting secara tidak langsung.
2. Sarana dan Prasarana
Dalam mendukung SDM menjalankan program, sumber lainnya
juga harus tersedia yaitu fasilitas (sarana dan prasarana), walaupun
posyandu sudah tersedia dalam setiap desa, namun yang
diharapkanditambahkan lagi jumlah Posyandu perlorong. Karena
ketersediaan posyandu pada setiap desa juga masih rendahnya partisipasi
masyarakat dengan alasan jauh dan sibuk bekerja. Masih kurannya alat
ukur dan timbangan untuk mengetahui dan memantau berat badan balita
yang mengalami gizi buruk walaupun sedang diamprahkan namun
prosesnya yang lama.
c) Rendahnya Partisipasi Masyarakat Khususnya Orangtua Balita
yang Datang ke Posyandu
Rendahnya partisipasi masyarakat khususnya orangtua balita yang
datang ke Posyandu meliputi penimbangan yang tidak rutin dilakukan,
tidak melakukan imunisasi lengkap serta perbedaan pemahaman
informasi yang disampaikan saat Posyandu berlangsung. Rendahnya
partisipasi masyarakat dalam mendukung program yang dijalankan oleh
pemerintah sesuai pernyataan Edward III kebijakan tersebut dapat
memberikan dampak yang baik atau tidak bagi masyarakat.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
12
3. Upaya Terhadap Hambatan yang Dihadapi dalam Implementasi
Program Penurunan Status Gizi Buruk.
a) Upaya preventif yaitu pencegahan, meliputi :
1. Meningkatkan kemampuan SDM di setiap Puskesmas dan pihak
yang terkait seperti bidan, kader, dokter dalam pencegahan gizi
buruk, gizi kurang, BGM, dan stunting berupa konseling
gizi/edukasi kepada keluarga balita dan masyarakat,
2. Memperkuat kerjasama lintas program, lintas sektor dan swasta
untuk penyediaan pangan ditingkat rumah tangga yang menengah
kebawah, serta perbaikan pola asuhan gizi keluarga,
3. Dalam mensosialisasikan imunisasi inovasi yang akan dilakukan
tahun 2020 yaitu adanya talkshow dan iklan di koran,
4. Mengoptimalkan aplikasi e-PPBGM yaitu pelaporan secara online
oleh petugas gizi mengenai perkembangan anak dari segi berat
badan dan tinggi badan anak yang baru diperkenalkan awal tahun
2019,
5. Mewujudkan keluarga sadar gizi dengan sosialisasi dan
komunikasi, informasi dan edukasi pedoman gizi seimbang,
6. Penguatan posyandu dalam meningkatkan kembali partisipasi
masyarakat dan keluarga dalam memantau, mengenali serta
menanggulangi secara cepat gangguan pertumbuhan pada anak,
7. Diharapkan setiap keluarga memanfaatkan lahan perkarangan
rumah untuk memenuhi ketersediaan pangan sehari-hari
disamping makanan pokok/nasi dengan sayur-sayuran, buah-
buahan, dan obat-obatan yang bergizi, beragam dan aman.
b) Upaya promotif yaitu promosi kesehatan, meliputi :
1. Pemberian informasi kepada individu dan keluarga pasien secara
berkesinambungan dan terus menerus memantau perkembangan
dan pertumbuhan balita. Membantu keluarga balita menjadi tahu,
mau, dan menjadi mampu mempraktekkan perilaku dalam
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
13
mencegah gizi buruk intinya terletak pada keberhasilan membuat
pasien/keluarga balita memahami secara benar.
2. Upaya yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan
dukungan dengan pihak-pihak terkait (stakeholders) dengan
tahapan mengetahui dan meyadari adanya masalah,
komitmen/tertarik untuk ikut mengatasi masalah, memilih
alternatif untuk memecahkan masalah.
Berdasarkan analisis implementasi program pembahasan hasil
penelitian mengenai Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita
Oleh Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, dapat disimpulkan secara
keseluruhan pelaksanaan program dilapangan dilihat dengan teori
implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh George C. Edward III
yang meliputi, Komunikasi, Sumber Daya, Disposisi dan Struktur
Birokrasi belum berjalan sempurna. Hal ini dikarenakan dari keseluruhan
faktor, masih ada faktor Komunikasi dan Sumber Daya yang belum
optimal sebagaimana yang diharapkan, sedangkan faktor Disposisi dan
Struktur Birokrasi sudah terlaksana dengan baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis pembahasan hasil penelitian tentang Analisis
Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan
program dilapangan dilihat dengan teori implementasi kebijakan yang
dikemukakan oleh George C. Edward III yang meliputi, Komunikasi,
Sumber Daya, Disposisi dan Struktur Birokrasi belum secara keseluruhan
berjalan sempurna. Hal ini dikarenakan dari keseluruhan faktor, masih
ada faktor Komunikasi dan Sumber Daya yang belum optimal
sebagaimana yang diharapkan, sedangkan faktor Disposisi dan Struktur
Birokrasi sudah terlaksana dengan baik
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
14
SARAN
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diharapkan
Pemerintah Kota Banda Aceh, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
dan pihak terkait untuk meningkatkan kerjasama stakeholders
yang dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan
menjalankan program penurunan status gizi buruk balita agar
dapat terimplementasi sesuai dengan yang diharapkan.
2. Adanya perencanaan pengadaan sumber daya manusia yaitu
tenaga kesehatan khususnya tenaga gizi sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
sehingga dapat teroptimalisasinya pekerjaan secara efektif dan
efesien, penambahan fasilitas sarana dan prasarana berupa
Posyandu disetiap lorong agar terjangkau oleh masyarakat dan
kendaraan roda empat dalam pemberian imunisasi. Selain itu,
perlunya memberikan pelatihan khusus kepada tenaga gizi,
pegawai puskesmas, aparat Desa dan Kecamatan dalam kaitannya
dengan penanggulangan gizi buruk mengenai penanggulangan
balita gizi buruk.
3. Diharapakan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh dan Dinas
Kesehatan Kota Banda Aceh untuk menciptakan inovasi seperti
program yang dilaksanakan di Kota Bandung yaitu Omaba (Ojek
Makanan Balita) yang diberikan kepada keluarga balita gizi buruk
dengan menyediakan kendaraan roda dua bagisetiap kader-kader
desa agar teroptimalnya suatu program.
Jurn
alIlm
iah Mahasiswa
FISIP
Analisis Program Penurunan Status Gizi Buruk Balita Oleh Dinas Kesehatan Kota
Banda Aceh (Maulya Ulfah, Dr. Mahdi Syahbandir, S.H., M.Hum., Alfi Rahman,
M.Si.,Ph.D) Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Volume 4. No. 4 November
2019
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah
Volume 4, Nomor 4, November 2019
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
15
DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. 2017. Profil Kesehatan Kota Banda Aceh
2017. Kota Banda Aceh.
Herabudin. 2016. Studi Kebijakan Pemerintah Dari Filosofi Ke Implementasi.
Bandung : Pustaka Setia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Merryana Adriani dkk. 2016. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: PT. Kencana
Perdana.
Poltekes Kemenkes Aceh dan Dinas Kesehatan Aceh. 2017. Laporan Survey
Pemantauan Status Gizi Provinsi Aceh. Diakses dari
http://dinkes.acehprov.go.id
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. 2013. Indonesia.
Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Upaya Perbaikan Gizi. 2014. Indonesia.
Rachmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : PT.
Kencana Perdana.
Toto Sudargo. 2018. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Yogyakarta: Gadjah
MadaUniversity Press.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. 2016.