1 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL Pertemuan 9 Matakuliah: J0134/ Manajemen Strategik Tahun: 2006.
Analisis Internal Word
Click here to load reader
-
Upload
gito-manaloe -
Category
Documents
-
view
230 -
download
1
description
Transcript of Analisis Internal Word
Analisis Internal
Oleh
Kelompok 2
1. Novia elviana Theresia Sinaga(130522079)2. Sofyan Harahap (130522110)3. Muhammad Rizky (130522117)4. Gito Partohap Manalu(130522119)5. Yanita Masniari Sinaga (130522128)6. Primna Ita Hutagalung (130522129)7. Novitasari Situmorang (130522130)
FAKULTAS EKONOMI USU
PROGRAM AKUNTANSI S1 EKSTENSI
2013
Analisis Internal
PENGERTIAN ANALISIS INTERNAL
Analisis internal adalah analisi yang dilakukan terhadap kekuatan serta kelemahan sebuah perusahaan
atau organisasi. Kekuatan perusahaan berarti dimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan serta
dapat memenuhi target pasar. Dan yang dimaksud dengan kelemahan adalah dimana perusahaan
mengalami keterbatasan dalam memenuhi target pasar.
PENDEKATAN ANALISIS INTERNAL TRADISIONAL (SWOT)
Untuk menggunakan RBV dalam analisis internal, pertama-tama suatu perusahaan harus
mengidentifikasikan dan mengevaluasi sumber-sumber dayanya untuk menemukan sumber daya yang
sesungguhnya menjadi dasar bagi keunggulan kompetitif masa depan. Proses ini mencakup
pendefinisian berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan menilai sumber daya yang
benar-benar memiliki nilai strategis.
Diagram analisis SWOT :
Kesimpulan analisis SWOT :
a. Strategi Kekuatan dan Kesempatan ( S – O )
Gabungan di sini memanfaatkan kekuatan serta kesempatan, sehingga perusahaan atau organisasi
dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan yang ada.
b. Strategi Kelemahan dan Kesempatan ( W – O )
Gabungan antara kelemahan dan kesempatan. Dapat dicontohkan bahwa perusahaan yang dinilai
memiliki kelemahan, akan tetapi terdapat kesempatan yang ada, maka perusahaan tersebut dapat
berkolaborasi dengan perusahaan tersebut agar dapat memanfaatkan kesempatan tersebut.
c. Strategi Kekuatan dan Ancaman ( S – T )
Gabungan antara ancaman dengan kekuatan berarti perusahaan yang memiliki ancaman tertentu dapat
dihadapi dengan menggunakan kekuatannya.
d. Strategi Kelemahan dan Ancaman ( W – T )
Gabungan ini adalah yang paling buruk, karena perusahaan memiliki ancaman yang tinggi serta tidak
bisa menghadapi karena perushaan juga memiliki kelemahan yang mencolok pula.
Keterbatasan analisis SWOT :
1. Analisis SWOT dapat terlalu menekankan kekuatan internal dan menganggap remeh ancaman
internal.
Para pembuat strategi di setiap perusahaan harus tetep waspada terhadap strategi yang didasarkan
pada apa yang dapat dilakukan dengan baik oleh perusahaan tanpa mempertimbangkan dampak
lingkungan eksternal terhadap kekuatan tersebut.
2. Analisis SWOT dapat bersifat statis dan beresiko mengabaikan kondisi yang berubah.
Nasihat yang sering diberikan berkaitan dengan gagalnya proses perencanaan adalah bahwa rencana
merupakan peristiwa sesaat yang perlu dilengkapi, dankemudian dipindahkan ketempatnya di rak
seorang manager sementara ia mengerjakan actual perusahaan. Jadi, tidak mengherankan bahwa para
kritisi analisis SWOT, dengan alas an yang bagus, memperingati bahwa analisis tersebut merupakan
pandangan sesaat mengenai situasi yang berubah atau bergerak.
3. Analisis SWOT dapat terlalu menekankan pada satu kekuatan atau elemen strategi.
4. Suatu kekuatan tidak selalu menjadi sumber keunggulan kompetitif. Suatu usaha atau
perusahaan harus mempunyai beberapa kekuatan substansial di samping kekuatan untuk keunggulan
kompetitif selain itu keunggulan kompetitif haris bisa berkesinambungan dengan kekuatan-kekuatan
lain.
Analisis SWOT merupakan suatu pndekatan tradisional yang sudah lama digunakan oleh pera
pembuat strategi untuk melakukan analisis internal. Secara umum analisis ini menawarkan usaha
umum untuk menilai kapabilitas internal dengan memperti,bangkan faktor eksternal, terutama peluang
dan ancaman utama. Analisis SWOT ini memiliki keterbatasan yang harus dipertimbangkan jika akan
digunakan sbagai landasan sebagai proses pengambilan keeputusan strategis perusahaan. Pendekatan
lain terhadap analisis internal yang muncul sebagai untuk menambah ketajaman dan kedalaman pada
identifikasi dari keunggulan kompetitif atas nama perusahaan dapat membangun strategi perushaan
yang berhasil adalah analisis rantai nilai.
ANALISIS RANTAI NILAI
Rantai nilai (value chain) menggambarkan cara untuk memandang suatu perusahaan sebagai
rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai bagi pelanggan. Analisis rantai
nilai (value chain analysis – VCA) berupaya memahami bagaimana suatu bisnis menciptakan nilai
bagi pelanggan dengan memeriksa kontribusi dari aktivitas - aktivitas yang berbeda dalam bisnis
terhadap nilai tersebut.
Para pendukung VCA berpendapat bahwa analisis ini memungkinkan manajer untuk dapat
mengidentifikasikan secara lebih baik keunggulan kompetitif perusahaann dengan melihat perusahaan
sebagai suatu proses – rantai aktivitas – yang betul – betul terjadi dalam bisnis dan tidak hanya
memandangnya berdasarkan pada garis yang membagi organisasi atau protokol akuntansi historis.
Rantai Nilai
Aktivitas Primer
Pengadaan logistik dalam perusahaan – Aktivitas, biaya, dan aset yang nerkaitan dengan
perolehan bahan bakar, energi, bahan baku, suku cadang, barang dagangan, dan perlengkapan
lainnya dari pemasok; inspeksi; dan manajemen persediaan.
Operasi – Aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan konversi input menjadi bentuk
produk akhir (produksi, perakitan, pengemasan, pemeliharaan peralatan, operasi fasilitas,
penjaminan mutu, perlindunganlingkungan).
Pengadaan logistik luar perusahaan – Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan upaya
tenaga penjualan, iklan dan promosi, riset dan perencanaan pasar serta dukungan bagi
agen/distributor.
Layanan – Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan penyediaan bantuan bagi pembeli,
seperti instalasi, pengiriman suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan, bantuan teknis,
penanganan atas pertanyaan dan keluhan pembeli.
Aktivitas Pendukung
Administrasi Umum – Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan dengan manajemen umum,
akuntansi dan keuangan, hukum dan masalah peraturan, keselamatan dan keamanan, sistem
informasi manaemen, dan fungsi-fungsi “overhead” lainnya.
Manaemen Sumber Daya Manusia – Aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan
perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi dari seluruh jenis karyawan, aktivitas
hubungan dengan karyawan, pengembangan keahlian yang berbasis pengetahuan.
Riset, teknologi, dan pengembangan sistem – Aktivitas, biaya, dan aset yang berkaitan
dengan penelitian dan pengembangan produk, penelitian dan pengembangan proses,
perbaikan desain proses, desain peralatan, pegembangan perangkat lunak komputer, sistem
telekomunikasi, desain dan rekayasa dengan bantuan komputer, kapabilitas basis data baru,
dan pengembangan sistem pendukung yang terkomputerisasi.
Pembelian – Aktivitas, biaya dan aset yang berkaitan dengan pembelian dan penyediaan
bahan baku, perlengkapan, jasa dan jasa pihak luar lainnya yang diperlukan untuk mendukung
perusahaan serta aktivitasnya. Sering kali aktivitas ini menjadi bagian dari aktivitas
pengadaan logistik dalam perusahaan.
Melakukan Analisis Rantai Nilai
Mengidentifikasi Aktivitas
Langkah awal dalam analisis rantai nilai adalah memecah operasi suatu perusahaan menjadi aktivitas
atau proses bisnis tertentu, biasanya dengan mengelompokkan aktivitas atas proses tersebut ke dalam
kategori aktivitas primer atau pendukung. Tantangan bagi manajer pada titik ini adalah untuk secara
sangat terperinci “menguraikan” apa yang sebenarnya terjadi ke dalam aktivitas – aktivitas berbeda
yang dapat dianalisis dan bukan terpaku pada kategori yang luas dan umum.
Alokasi Biaya
Langkah berikutnya adalah mencoba mengaitkan biaya ke setiap aktivitas yang berbeda. Setiap
aktivitas dalam rantai nilai menegluarkan biaya serta mengikat waktu dan aset. Analisis rantai nilai
mengharuskan manajer untuk mengalokasikan biaya dan aset ke setiap aktivitas dan dengan semikian
menyediakan sudut pandang yang sangat berbeda terhadap biaya dibandingkan dengan yang
dihasilkan oleh metode akuntansi biaya tradisional.
Memahami Kesulitan dalam Akuntansi Biaya Berbasis Aktivitas
Sistem akuntansi dan manajemen keuangan saat ini di banyak perusahaan tidak dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat dengan mudah menyediakan perincian biaya berbasis aktivitas. Kebutuhan
informasi untuk mendukung akuntasni biaya berbasis aktivitas dapat menciptakan pekerjaan yang
berulang karena persyaratan pelaporan keuangan dapat memaksa perusahaan untuk mempertahankan
pendekatan tradisional untuk tujuan laporan keuangan.
Identifikasi Aktivitas yang Membedakan Perusahaan
Mencermati rantai nilai perusahaan mungkin tidak hanya akan mengungkapkan keunggulan atau
kelemahan biaya, tetapi juga mengarahkan perhatian pada beberapa sumber keunggulan diferensiasi
relatif terhadap pesaing.
Menilai Rantai Nilai
Para manajer perlu mengidentifikasikan aktivitas yang penting bagi kepuasan pembeli dan
keberhasilan pasar ketika rantai nilai didokumentasikan. Aktivitas tersebut memerlukan perhatian
khusus dalam analisis internal. Ada tiga pertimbangan penting dalam tahap analisis rantai nilai ini.
Pertama, misi utama perusahaan perlu memengaruhi pilihan aktivitas yang akan diteliti secara
terperinci oleh manajer. Kedua, sifat dari rantai nilai dan relatif pentingnya aktivitas-aktivitas dalam
rantai nilai tersebut bervariasi ke semua industri. Ketiga, relatif pentingnya aktivitas dapat bervariasi
sesuai dengan posisi perusahaan dalam sistem nilai yang lebih luas yang mencakup rantai nilai dari
pemasoknya di hulu serta pelanggan di hilir yang terlibat dalam penyediaan produk/jasa bagi para
pemakai akhir.
KEUNGGULAN KMOMPETITIF MELALUI NILAI PELANGGAN : ANALISIS TIGA
LINGKARAN
Menggunakan pendekatan rantai nilai masih menimbulkan kesulitan pada banyak ahli strategi untuk
menjelaskan keunggulan kompetitif perusahaannya dan bagaimana membedakannya dengan para
pesaingnya, sedangkan perusahaan masih berada pada tahap analisis strategis. Joel Urbany dan James
Davis sebagai penemu “analisis tiga lingkaran” telah membantu kita dalam menganalisis rantai nilai.
Untuk memulai analisis tiga lingkaran, kelompok ahli strategi harus memikirkan apa yang dinilai oleh
pelanggan melalui produk/jasa yang ditawarkan perusahaan. Contoh, para pelanggan lebih menyukai
produk/jasa yang cepat karena ingin meminimalkan biaya persediaan. Namun seringkali perusaahaan
tidak menyadari apa yang diinginkan oleh pelanggan. Berikut tampilan analisis tiga lingkaran
Lingkaran pertama menunjukkan keputusan siapakah pelanggan yang paling membutuhkan
produk/jasa perusaahaan. Lingkaran kedua menunjukkan bagaimana para pelanggan menerima
penawaran dari perusahaan. Irisan kedua lingkaran tersebut menunjukkan seberapa baik penawaran
perusahaan dapat mencukupi kebutuhan pelanggan. Lingkaran ketiga menunjukkan pandangan ahli
strategi mengenai bagaimana pelanggan menerima penawaran dari pesaing.
Tim perencana harus bertanya tentang:
A : Seberapa besar keunggulan kita? Apakah keunggulan tersebut berdasarkan kapabilitas unik?
B : Apakah kita menyampaikan produk/jasa secara efektif pada area irisan ketiga lingkaran?
C : Bagaimana kita menghadapi keunggulan para pesaing?
D, F, G : Apakah yang diciptakan oleh pesaing yang tidak dibutuhkan oleh pelanggan?
E : Seberapa banysk tersedianya peluang untuk tumbuh?
Namun yang menjadi kejutan adalah A yang biasanya dianggap hal yang sangat besar oleh
perusahaan, namun dianggap paling kecil oleh pelanggan. Maka dari itu kontribusi yng paling penting
dapat dibuat di pandangan berbasis biaya dari perusahaan.
VI.PANDANGAN BERBASIS SUMBER DAYA ATAS PERUSAHAAN
Pandangan berbasis sumber daya atas perusahaan ( resource based view RBV ) dari suatu perusahaan
RBV merupakan metode untuk menganasilis dan mengidentifikasikeunggulan strategi suatu
perusahaan yang didasarkan pada tinjauan terhadap kombinasi dari aset , keahlian, kapabilitas dan
aset tak berwujud yang spesial sebagai suatu organisasi. Asumsi yang mendasari RBV adalah bahwa
perusahaan berbeda secara fundamental karena setiap perusahaan memiliki “kumpulan” sumber daya
yang unik berupa aset berwujud dan tidak berwujud serta kapabilitas organisasi untuk memanfaatkan
aset tersebu. Tiap perusahaan mengembangkan kompetisi dari sumber-sumber daya ini dan ketika
telah berkembang kompetisi dari sumber-sumber daya ini ketika telah dikembangkan dengan baik,
kompetisi ini menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan. Sebagai contoh coca-cola versus
pepsi ,erupakan situasi kompetitif yang dapat di lihat oleh smua orang. Para analisi saham yang
memperlihatkan kedua perusahaan tersebut sering kali menyimpulkan bahwa coke adalah pemenang.
Mereka mengutip keunggulan coke dalam balaset berwujud dapat terlihat dari gedung, fasilitas
pembotolan, komputerisasi, kas dan seterusnya. Serta aset tak berwujud seperti reputasi, merek
budaya persaingan yang ketat, sistem bisnis global dan lain-lain. Mereka menyatakan bahwa coke
lebiunggl daripasa pepsi dalam beberapa kapabilit untuk mengunakan aset ini secara efektif,
mengelola distribusi secara global merupakan beberapa keunggulan yang sering kali disebutkan.
Keptusan coke untuk membeli waralaba yang lemah dan secara teratur berinvestasi atau membeli
lokasi pabrik pembotolan baru di seluruh dunia telah memberikan coke keunggulan kompetitif yang
menurut para analisis hanya dapat dapat disaingi oleh pepsi paling tidak sepuluh tahun lagi. Strategi
coke selama 15 tahun terakhir sebagai yang didasar pada identifikasi dari sumber daya ini dan
pengembangannya menjadi kompetisi yang unik. Keunggulan kompetisi yang berkesinambungan.
VII.TIGA SUMBER DAYA UTAMA : ASET BERWUJUD, ASET TIDAK BERWUJUD. DAN
KAPABILITAS ORGANISASI.
Aset berwujud mencakup fasilitas produksi ,bahan baku sumber daya keuangan dan komputer
aset berwujud merupakan sarana fisik dan keuangan yang digunakan suatu perusahaan untuk
menyediakan nilai bagi pelanggan. Aset tak berwujud ( intangible asset ) merupakan sumber daya
seperti merek, reputasi perusahaan, moral organisasi, pemahaman teknik, paten dan merek dagang,
serta akumulasi pengalaman dalam organisasi meski bukanlah aset yang dapat disentul atau dilihat,
aset-aset ini sering kali penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif. Kapanilitas organisasi
( organizational capabilities ) bukan merupakan input khusus seperti aset berwujud atau tidak
berwujud, melainkan keahlian kapabilitas dan cara untuk menggabungkan aset, tenaga kerja dan
proses yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengubah input menjadi output.
VIII. APA YANG MEMBUAT SUMBER DAYA BERNILAI ?
Beberapa kriteria RBV sumber daya akan lebih bernilai jika sumber daya tersebut :
1. Penting untuk dapat memenuhi suatu kebutuhan pelanggan secara lebih baik dibandingkan
dengan alternatif lain.
Contoh : dua restauran menawarkan makanan yang serupa, dengan harga yang sama, tetapi satu
restoran memiliki lokasi yang lebih dekat dengan perkantoran dibandingkan restoran lainnya. Aset
berwujud atau lokasi membantu memnuhi kebutuhan makan siang para pekerja dengan lebih baik
dibandingkan dengan pesaingnya. Sehingga menghasilkan laba dan volume penjualan yang lebih
besar bagi restoran yang lokasinya lebih dekat. Penting untuk menyadari bahwa sumber daya yang
memiliki kontribusi terhadap keunggulan kompetitif superior yang bernilai. Pada saat yang sama,
sumber daya yang lain seperti menu restoran dan produk atau tempat parkir khusus merupakan hal
yang penting dalam bisnis namun hanya sedikit kontribusi terhadap keunggulan kompetitif karena
hal-hal tersebut tidak membantu memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih baik dibanding dengan
para pesaing utama perusahaan.
2. Langka hanya sedikit pihak lain yang memiliki sumber daya atau keahlian setingkat dengan
yang anda miliki.
Ketika kelangkaan sumber daya menjadi lebih bernilai. Ketika suatu perusahaan memiliki sumber
daya tertentu dan hanya sedikit perusahaan memiliki sumber daya tertentu dan hanya sedikit
perusahaan lain yang memilikinya. Sumber daya tersebut penting untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan , maka sumber daya tersebut dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan. Kelangkaan
fisik mungkin merupakan cara yang paling jelas bagaimana sumber daya dapt memenuhi kriteria ini.
Sumber daya alam yang terbatas, lokasi yang unik, keahlian yang sangat langka merupakan jenis-jenis
situasi sumber daya yang langka.
Initasi merupakan sumber daya yang dengan mudah dapat ditiru oleh pesaing halnya menciptakan
nilai sementara kelangkaannya hanya untuk waktu yang singkat. Sumber daya tersebut tidak dapat
menghasilkan nilai sementara “ kelangkaan “ hanya untuk waktu yang singkat. Sumber daya tersebut
tidak dapt menghasilkan keunggulan kompetitif jangka panjang.
Kelangkaan yang muncul bersamaan dengan ketiadaan imitasi jarang berumur panjang, perusahaan
dapat menciptakan kelangkaan sumber daya dengan membuat sumber daya tersebut sulit untuk ditiru,
RBV mengidentifikasi empat karakteristik, yang dikenal dengan mekanisme isolasi ( isolation
mechanism ) yang membuet sumber daya sulit untuk di imitasi.
Sumber daya unik secara fisik adalah tidak mungkin untuk ditiru lokasi real estat yang unik,
hak penambangan dan paten merupakan contoh sumber daya yang tidak dapat ditiru.
Sumber daya yang dikembangkan secara bertahap sulit untuk ditiru karena panjangnya
tahapan yang harus diikuti oleh perusahaan lain untuk menciptakan sumber daya tersebut.
Sumber daya ini tidak dapat diperoleh secara instant tetapi harus diciptakan seiring waktu
dengan cara yang sering kali sangat mahal dan sulit untuk dipercepat.
Ambiguitas penyebab dimana sumber daya sulit untuk ditiru. Hal ini mengacu pada situasi
dimana pesaing sulit memahami bagaimana perusahaan menciptakan keunggulan yang
dinikmatinya. Para pesaing tidak dapat menentukan dengan tepat apa sumber daya unik yang
bernilai atau bagaimana sumber daya dikombinasikan umtuk menciptakan keunggulan
kompetitif.sumber daya yang memiliki ambiguitas sering kali menjadi kapasitas organisasi
yang berasal dari kombinasi antara aset berwujud dan tak berwujud, budaya, proses dan
atribut-atribut, organisasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Hambatan ekonomi merupakan sumber untuk mempersulit imitasi. Biasanya melihat
investasi modal yang besar dalam bentuk kapasitas untuk menyediakan produk atau jasa
disuatu pasar yang sensitif terhadap skala. Hal ini terjadi ketika pesaing memahami sumber
daya yang menjadi keunggulan kompetitif dan bahkan mungkin juga kapasitas untuk meniru,
namun memilih untuk tidak melakukannya karena ukuran pasar yang terbatas secara realitis
tidak dapat mendukung dua pemain dengan ukuran yang sama.
3. Menghasilkan bagian terbesar dari laba keseluruhan dengan cara dikendalikan oleh perusahaan.
Para pesaing lain di industri “ hiburan “ menghasilkan laba yang serupa dari tawarannya yang
bersaing. Misal film, tetapi perusahaan-perusahaan itu sering kali memperoleh laba yang lebih rendah
secara substansial karena jumlah yang harus dibayarkan kepada aktor atau sutradara terkenal atau
kontribusi hiburan lainnya dianggap merupakan pencipta utama dari nilai film tersebut. Perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan laba besar dari sumber dayanya ( misal katyawan initi, keahlian,
hubungan baik) yang tidak terkait langsung dengan perusahaan tidak memungkinkan perusahaan
tersebut memperole laba dengan mudah.situasi inidapat terjadi ketika suatu perusahaan membentuk
usaha patungan dengan perusahaan lain, dan saling berbagi sumber daya, serta laba yang dihasilkan.
4. Bersifat tahan lama atau berkesinambungan sejalan dengan waktu.
Pada perekonomian global abad ke-21 yang sangat kompetitif, kompetensi dan keunggulan kompetitif
unik dapat memudar dengan cepat, sehingga membuat durabilitas menjadi ujian penting terhadap nilai
dari sumber daya dan kapabilitas utama. Beberapa pihak yakin bahwa realitas ini membuat visi yang
terartikulasi dengan baik dan budaya yang terkait dalam organisasi berpotensi menjadi kontributor.
Apa lagi semakin lambat suatu sumber daya terdepresiasi, semakin bernilai sumber daya tersebut.
IX. Menggunakan Pandangan Berbasis Sumber Daya dalam analisis Internal
Untuk menggunakan RBV dalam analisi internal, pertama – tama suatu perusahaan harus
mengidentifikasi dan mengevaluasi sumber-sumber dayanya untuk menemukan sumber daya yang
sesungguhnya menjadi dasar bagi keunggulan kompetitif masa depan. Hal ini membantu dalam :
Memecah sumber daya :
Memecah sumber daya menjadi kompetensi – kompetensi yang lebih spesifik dan bukan tetap
menggunakan teori yang umum.
Menggunakan perspektif fungsional :
Dengan melihat area – area fungsional yang berbeda dalam perusahaan, pemisahan antara aset
berwujud dan tak berwujud serta kapabilitas organisasional yang ada saat ini, dapat mulai
mengungkapkan sumber daya yan menciptakan nilai – nilai pentig dan aktifitas yang perlu dianalisis
lebih lanjut.
Melihat pada proses organisasi dan kombinasi dari sumber daya dan bukan hanya aset atau
kababilitas yang terisolasi. Meskipun pemisahan adalah penting. Anda juga harus mengambil sudut
pandang kreatif terhadap kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
kompetitif.
Menggunakan pendekatan rantai nilai untuk mengungkapkan kapabilitas, aktifitas, dan proses
organisasi yang merupakan sumber daya potensial yang bernilai untuk menghasilkan keunggulan
kompetitif.
Ketika sumber daya diidentifikasikan, manajer dapat menerapkan empt kriteria RBV untuk
mengungkapkan sumber – sumber daya yang “bernilai”. Tujuan manajer pada titik ini adalah
mengidntifikasi sumber daya dan kapabilitas yang bernilai karena memnuhi seluruh atau sebagian dari
kriteria yang membuat sumber daya tersebut berharga.
Jika suatu sumber daya menciptakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan unik pelanggan,
sumber daya tersebut memliki nilai. Tetapi jika sumber daya tersebut tidak langka atau mudah ditiru
maka adalah tidak bijaksana untuk mengembangkan strategi perusahaan berdasarkan sumber daya
atau kapabilitas tersebut.
Intinya adalah bahwa dalam menerapkan analisis RBV, sseorang harus memusatkan perhatian pada
identifikasi sumber – sumber daya yang mengandung seluruh nilai yang diidentifikasikan dalam
empat kriteria tersebut.
Menggunakan RBV, analisis rantai nilai dan analisi SWOT perusahaan dapa dengan cukup pasti
memperbaiki kualitas analisis internal yang dilakukan untuk membantu membentuk strategi
kompetitif suatu perusahaan. Inti dari keberhasilan setiap teknik adalah kemampuan para pembuat
strategi untuk membuat perbandingan yang berarti.
Untuk menggunakan RBV dalam analisis internal, pertama-tama suatu perusahaan harus
mengidentifikasikan dan mengevaluasi sumber-sumber dayanya untuk menemukan sumber daya yang
sesungguhnya menjadi dasar bagi keunggulan kompetitif masa depan. Proses ini mencakup
pendefinisian berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan menilai sumber daya yang
benar-benar memiliki nilai strategis.
Siklus hidup produk
Suatu cara untuk mengidentifikasi faktor – faktor keberhasilan perusahaan terhadap produknya seiring
dengan pergerakannya melalui tahapan – tahapan tertentu.
Adapun beberapa tahap dalam siklus produk,
Tahap Perkenalan
Selama tahap ini perusahaan membutuhkan kompetensi dalam menciptakan kesadaran
produk dan pengembangan pasar seiring dengan sumberdaya untuk menutupi kerugian.
Tahap Pertumbuhan
Selama tahapan ini pertumbuhan pasar meningkat cepat, dengan perusahaan yang berupaya
untuk membangun kesadaran merek dan menetapkan/ meningkatkan pangsa pasar.
Tahap kedewasaan
Pada tahap ini, pertumbuhan penjualan melambat secara signifikan, seiring dengan
meningkatnya persaingan dan penawaran produk produk lain yang serupa, perusahaan
membutuhkan kompetensi yang memunginkan ia untuk tetap mempertahankan pangsa pasar
sembari memaksimalkan laba.
Tahap Penurunan
Pada tahap ini produk suatu perusahaan dan para pesaingnya mulai memulai mengalami
penurunan dalam penjualan dan menghadapi tekanan pada margin.