ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM ...ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN...
Transcript of ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM ...ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN...
ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani
NIM : 122114050
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani
NIM : 122114050
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
No guilt in life, no fear in death
This is the power of Christ in me
From life's first cry to final breath
Jesus commands my destiny
-Owl City -
( Tidak ada kesalahan dalam hidup, tidak ada ketakutan dalam kematian
Ini adalah kuasa Kristus di dalam diriku
Dari tangisan pertama sampai pada nafas terakhir
Yesus menentukan takdirku)
-Owl City-
Kupersembahkan untuk :
Bapakku Dadang Panuwun Hartono dan Ibuku Emirita Riyani
Adikku Faat Chandra Kusumawardhana
Serta sahabatku Louis Gerrit Sukmajati dan Fika Anggraeni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR
CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA dan dimajukan untuk diuji tanggal 15 Agustus 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini
saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri
ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan
ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,
(Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani
Nomor Mahasiswa : 122114050
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Analisis Prosedur
Auditor Internal Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Chandra
Muktiartha Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari
saya maupun memberikan royality kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Agustus 2016
Yang menyatakan,
Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada
penulis.
2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si,Akt, QIA selaku Kaprodi Akuntansi Universitas
Sanata Dharma.
3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku pembimbing yang
telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Jon Nafri selaku Direktur PT. BPR Chandra Muktiartha yang telah
membantu memberikan izin untuk melakukan penelitian. Dan segenap karyawan
PT. BPR Chandra Muktiartha yang telah banyak membantu dengan mencarikan
data yang dibutuhkan.
5. Kedua orangtuaku Bapak Dadang Hartono dan Ibu Emirita Riyani yang selalu
memberikan semangat, dukungan, motivasi dan doa hingga selesainya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Adikku Faat Candra Kusumawardhana yang memberikan doa dan dukungan
kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
7. Teman-teman MPAT dan Skripsi kelas Bu Gien yang selalu memberikan doa dan
dukungan kepada penulis.
8. Noor Afika Anggraeni, Arni Indayanti, Monica Santi Prasentianti, Lusia Devi
Astuti, Laurensia Eva, Monica Kartika, Brigitta Maria, Anny Fitri Primayanty,
Anya Clorinda Nathania, Yuliani Levellin, Dian Christi, Kinanthi Rosa Utami
dan Winda Lestari selaku teman seperjuangan angkatan 2012 yang selalu
memotivasi dan mendukung penulis.
9. Louis Gerrit Sukmajati yang selalu menjadi motivasi bagi penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………..... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………………... v
HALAMAN KATA PENGANTAR………………………………………….. vii
HALAMAN DAFTAR ISI……………………………………………………. ix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR…………………………………………… xi
ABSTRAK…………………………………………………………………….. xii
ABSTRACT…………………………………………………………………… xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1
B. Batasan Masalah…………………………………………….. 4
C. Rumusan Masalah…………………………………………… 4
D. Tujuan Penelitian……………………………………………. 5
E. Manfaat Penelitian…………………………………………... 5
F. Sistematika Penulisan….…………………………………….. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Audit……………………………………………... 8
B. Arti Penting dan Ruang Lingkup Audit Internal……………. 9
C. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor
Internal………… ……………………………………………... 12
D. Kredit Bermasalah …………………………………………… 16
E. Penelitian Terdahulu…….…………………………………… 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ……………………………………………… 24
B. Subyek dan Obyek Penelitian………………………………... 24
C. Waktu dan Lokasi Penelitian………………………………… 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
D. Data………………………………………………………….. 24
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………... 25
F. Teknik Analisis Data………………………………………… 26
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Data Umum………………………………………………….. 29
B. Data Khusus…………………………………………………. 39
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data……………………………………………….. 64
B. Analisis Data………………………………………………… 69
C. Pembahasan………………………………………………….. 94
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………... 100
B. Keterbatasan Penelitian……………………………………… 102
C. Saran…………………………………………………………. 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR SINGKATAN
AO Account Officer
BDR Bad Dept Rasio
BI Bank Indonesia
BPR Bank Perkreditan Rakyat
HRD Human Resource Development
KYCP Know Your Customer Principles
LPS Lembaga Penjamin Simpanan
NPL Non Performing Loan
OJK Otoritas Jasa Keuangan
OTS On The Spot
PPAP Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
SID Sistem Informasi Debitur
SOP Standar Operasional Prosedur
SPK Surat Perjanjian Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRAK
ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR
CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA
Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani
NIM : 122114050
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT.BPR
Chandra Mukthiartha Yogyakarta.
Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan
dokumentasi. Manfaat penelitian ini adalah memberikan saran dan masukan
kepada PT. BPR Chandra Muktiartha dalam menentukan kebijakan
manajemen, khususnya dalam hal penyaluran dana kredit dan penanganan
kredit bermasalah melalui peran auditor internal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kebijakan manajemen
atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal pada PT. BPR
Chandra Muktiartha sudah sesuai prosedur. (2) Bentuk pengendalian dan
pengawasan auditor internal di bidang perkreditan sudah sesuai prosedur. (3)
Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal sudah sesuai
prosedur. (4) Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal
untuk menyelesaikan kredit bermasalah sudah sesuai prosedur.
Kata Kunci : Prosedur, Auditor Internal, Kredit Bermasalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
ANALYSIS INTERNAL AUDITOR PROCEDURE IN SOLVING
PROBLEMATIC OF NON-PERFORMING LOANS
AT PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
YOGYAKARTA
Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani
NIM: 122114050
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
This research type is case study, which use qualitative descriptive
approach. This research aims to find out how the internal auditor procedure in
solving problematic of non-performing loans in PT. BPR Chandra
Mukthiartha Yogyakarta.
The data collecting methods was by interviewing and documentation.
The benefits of this research is giving advice to PT. BPR Chandra Muktiartha
in determining management policies, especially in terms of credit cash funds
and handling problematic of non-performing loans through internal auditor
role.
This research results indicated that (1) Management policies in giving
duties and power to internal auditor at PT. BPR Chandra Muktiartha has
appropriated with procedure. (2) Controlling and supervising of internal
auditor in credit field has appropriated with procedure. (3) Audit investigation
technique has appropriated with procedure. (4) The advanced audit program
conducted internal auditors to resolve non-performing loans has appropriated
with procedure.
Keywords: Procedure, Internal Auditor, Non-Performing Loans
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dimasa sekarang
maupun dimasa yang akan datang dalam rangka memajukan pembangunan
nasional, maka dibutuhkan dana yang cukup besar untuk menjaga
kesinambungan pembangunan tersebut. Kebutuhan penyediaan dana tidak
seluruhnya dapat dipenuhi oleh perusahaan, karena kondisi perekonomian
di Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis yang sifatnya struktural,
yaitu dimana krisis ekonomi yang terjadi saat ini dirasakan oleh semua
kalangan baik masyarakat menengah atas maupun masyarakat menengah
bawah.
Lembaga keuangan perbankan memberikan kontribusi yang sangat
penting di bidang penyediaan dana karena adanya keterbatasan dana yang
disediakan oleh pemerintah. Perbankan diharapkan mampu
mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia, khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Perbankan membuka
kesempatan untuk semua kalangan dengan menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana ke masyarakat dalam
bentuk pinjaman atau kredit sehingga perputaran uang terus terjadi dan
dapat mempermudah usaha-usaha pembangunan.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan suatu lembaga
keuangan bank yang tidak hanya menyalurkan kredit kepada para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pengusaha kecil maupun menengah, tetapi juga menerima simpanan dana
dari masyarakat hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya dengan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat
Jumlah, dan Tepat Sasaran. Sumber dana masyarakat yang dihimpun dari
tabungan dan deposito cenderung akan dialokasikan pada kegiatan kredit
yang bersifat produktif atau dikenal dengan istilah aktiva produktif. Kredit
yang bersifat produktif menghasilkan pendapatan bunga atas kredit yang
menjadi income terbesar bagi bank.
Berdasarkan UU pasal 8 no.3 tahun 2004, Bank Indonesia sebagai
bank sentral dalam rangka memelihara kestabilan rupiah memiliki tiga
tugas yaitu menetapkan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, dan mengawasi kegiatan perbankan. Paska
terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka tugas mengatur dan
mengawasi bank diserahkan kepada OJK. Jalannya usaha BPR diawasi
langsung oleh OJK dan bentuk pengelolaan BPR tidak jauh berbeda
dengan bank umum. Perbedaan bank umum dan BPR adalah bank umum
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan pada BPR tidak.
Jasa lalu lintas pembayaran adalah jasa yang diberikan perbankan untuk
nasabah seperti kliring, dan jual beli valuta asing. Perbedaan antara bank
umum dan bank perkreditan rakyat adalah pada bentuk simpanan dana
yang dihimpun dari masyarakat. BPR tidak menghimpun dana dalam
bentuk giro dan sertifikat deposito, namun hanya menerima dalam bentuk
tabungan dan deposito. Kesimpulannya adalah BPR tidak terlibat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memberikan jasa lalu lintas pembayaran seperti kliring, jual beli valuta
asing dan tidak melakukan transaksi giral.
BPR mengikuti program penjamin dana pihak ketiga dengan
membayar sejumlah premi kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
untuk memberikan rasa aman pada nasabah. Selain program penjamin
dana, BPR juga menerapkan prinsip kerahasiaan perbankan di mana
seluruh karyawan BPR wajib menjaga data dan kerahasiaan data yang
terkait dengan simpanan pihak ketiga atau nasabah.
PT. BPR Chandra Muktiartha, merupakan salah satu badan usaha
berbentuk bank perkreditan rakyat yang memiliki fungsi utama untuk
menyimpan dan menyalurkan dana (kredit) kepada masyarakat. Kredit
merupakan penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga (UU No. 10 Tahun 1998). Ruang
lingkup kredit sebagai kegiatan perbankan tidak semata-mata hanya
menyangkut kegiatan peminjaman kepada nasabah, melainkan sangat luas
dan menyangkut keterkaitan unsur yang cukup banyak diantaranya
meliputi: alokasi dana, perjanjian kredit, organisasi dan manajemen
perkreditan, kredit bermasalah dan penyelesaian kredit bermasalah
tersebut.
Pemberian kredit membutuhkan prosedur atau proses yang tidak
mudah dan juga mengandung resiko yang besar bagi bank. Bank juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
harus lebih berhati-hati dalam melayani nasabah yang ingin melakukan
kredit, apabila kredit yang diberikan pada debitur tidak terbayar atau
dalam pembayarannya mengalami masalah karena ada indikasi kredit
bermasalah, dimana dana dari bank tidak kembali sehingga dana yang
seharusnya dapat dipakai untuk memenuhi kewajiban bank tertahan pada
debitur yang bersangkutan dan mengakibatkan prosedur likuiditas BPR
terganggu. Peran auditor internal sangat dibutuhkan dalam mengatasi
masalah ini yaitu membantu mendeteksi dan meminimalisir secara dini
kredit bermasalah maupun potensi kredit bermasalah dan mencarikan
solusi serta memberikan rekomendasi atas kelemahan dari aktivitas
tersebut, tentunya berupa perbaikan-perbaikan yang akan sangat
mendukung berkurangnya kredit bermasalah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana prosedur auditor internal dalam menyelesaikan kredit
bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta?
C. Batasan Masalah
Untuk mendapat temuan yang terfokus dan menyederhanakan
masalah, maka penelitian ini diarahkan pada prosedur auditor internal
dalam penyelesaian kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur
auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah pada PT. BPR
Chandra Muktiartha Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan yang dapat
memberikan manfaat dalam menentukan kebijakan manajemen pada
BPR, khususnya dalam hal penyaluran dana kredit dan penanganan
kredit bermasalah melalui peran auditor internal.
2. Bagi Peneliti Lain dan Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,
wawasan bagi pembaca dan dapat menjadi referensi untuk peneliti lain
yang ingin mengambil tema penelitian yang sama.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis tentang dunia perbankan khususnya dari segi
akuntansi dan audit internal dan untuk mengetahui sejauh mana kaitan
antara teori dengan penerapannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian.
Pada bagian akhir diuraikan mengenai sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bagian ini, dipaparkan teori-teori yang dikutip dari buku
literatur. Teori yang dibahas meliputi teori tentang audit dan
ruang lingkup audit internal, teknik pemeriksaan audit, kredit
bermasalah dan hasil dari penelitian terdahulu.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini memaparkan langkah-langkah yang digunakan untuk
membahas permasalahan dalam penelitian. Pada bagian ini
dijelaskan mengenai jenis penelitian, subyek dan obyek
penelitian, waktu dan lokasi penelitian, data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi gambaran umum perusahaan seperti sejarah
singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk
perusahaan dan job description.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bab V Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini berisi penjelasan mengenai data, fakta dan informasi
tentang prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit
bermasalah yang dianalisis dengan teori-teori yang telah
dipaparkan sebelumnya.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini memaparkan mengenai jawaban atas rumusan masalah
dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Audit
Pengelolaan dalam dunia perbankan tidak hanya berfokus pada laba
atau keuntungan tetapi juga harus memperhatikan tentang cara
peningkatan profitabilitas perusahaan dengan cara pemeriksaan dan
pengawasan atas aktifitas-aktifitas yang ada di dalam perusahaan untuk
tetap menjaga eksistensi dan persaingan usaha antar perusahaan.
Audit internal menjadi salah satu poin penting karena audit merupakan
ruang lingkup dari tugas manajemen dan memastikan bahwa yang menjadi
tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan dengan hakekat
pengawasan itu sendiri yang menjadi fungsi dari setiap tingkat
manajemen. Menurut Hery (2016:10) audit adalah proses yang sistematis
untuk memperoleh dan mengevaluasi secara obyektif bukti yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian
ekonomi dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada
pihak yang berkepentingan
Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998) audit adalah suatu
proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Arti Penting dan Ruang Lingkup Audit Internal
Menurut Hery (2016), audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang
dikembangkan secara bebas dalam organisasi untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan-kegiatan sebagai wujud pelayanan terhadap
organisasi perusahaan. Audit internal merupakan elemen monitoring dari
struktur pengendalian internal dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk
memantau efektivitas dari elemen–elemen struktur pengendalian internal
lainnya. Audit internal juga merupakan sebuah aktivitas konsultasi dan
keyakinan obyektif yang dikelola secara independen, di dalam organisasi
dan diarahkan oleh filososfi penambahan nilai untuk meningkatkan
operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam
mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan
berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses
pengelolaan risiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi
(Sawyer’s, 2005).
Audit Internal merupakan bagian dari pelaksanaan pemantauan sistem
pengendalian intern dan prosedur internal perhitungan modal minimum,
karena audit internal menyajikan penilaian yang independen tentang
kecukupan, kesesuaian, dengan prosedur kebijakan yang ditetapkan bank.
Dengan demikian maka fungsi audit internal adalah membantu direksi
bank dan dewan komisaris dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara
efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Ruang lingkup penugasan fungsi audit internal yang terdapat dalam
Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium
Organisasi Profesi Audit Internal (2004:20) yaitu fungsi audit internal
melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan
proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance, dengan
pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh.
Tujuan utama dari adanya auditor internal dalam perusahaan
perbankan dalam hal ini berkaitan dengan perkreditan adalah meyakinkan
keandalan informasi, kesesuaian berbagai kebijakan perbankan pada
umumnya, ketentuan perundang–undangan perbankan, penggunaan
sumber daya yang ekonomis dan efisien, serta memastikan tercapainya
tujuan dan sasaran perusahaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan
perusahaan. Kesimpulannya adalah auditor internal merupakan auditor
yang memiliki suatu fungsi penilaian yang bebas dalam organisasinya
khususnya dalam industri perbankan, guna menelusuri dan menilai
kegiatan kegiatan perusahaan untuk memberi saran-saran perbaikan
konstruktif kepada seluruh manajemen dan membantu manajemen dalam
mencapai tujuannya. Namun, kegiatan penilaian yang bersifat independen
ini, bukanlah dalam arti absolut yaitu bebas dari semua ketergantungan,
akan tetapi maksudnya adalah auditor internal bebas dari pengaruh atau
kekuasaan pihak yang diperiksanya dan auditor internal harus mematuhi
kode-kode etik sesuai standar profesi auditor internal, sehingga diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
akan dapat memberikan penilaian yang obyektif sehingga hasil
penilaiannya benar-benar handal dan relevan.
Audit internal membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi
dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal.
Departemen audit internal yang independen tidak boleh terlibat dalam
kegiatan operasional perusahaan, apalagi dalam kegiatan yang
diperiksanya. Demikian juga pada industri perbankan, dalam hal ini adalah
BPR. Pada kasus ini yang dibahas adalah mengenai prosedur auditor
internal dalam kaitannya dengan penyelesaian kredit bermasalah. Orang–
orang yang bertindak sebagai auditor internal adalah bukan orang-orang
yang menangani kasus kredit bermasalah dan juga bukan merupakan
bagian dari staf bagian perkreditan. Ruang lingkup pengawasan auditor
internal atas kredit adalah meliputi semua kegiatan verifikasi
(pemeriksaan, pengujian kebenaran) yang dianggap perlu, yang berkaitan
dengan proses evaluasi dan persetujuan kredit, administrasi dokumentasi
dan administrasi pembukuan pinjaman. Hal tersebut berfungsi untuk
menghindari ketidak andalan laporan dari auditor dan menghindari adanya
pengaruh dari berbagai pihak, sehingga itulah sebabnya auditor internal
dikatakan bekerja secara independen. Hal tersebut juga mengakibatkan
sulitnya seorang auditor untuk memberikan penilaian secara obyektif jika
auditor tersebut terlibat dalam kegiatan atau aktivitas bagian yang diaudit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
C. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal
Auditor internal melakukan pemeriksan dokumen, transaksi, kondisi
dan proses untuk mendapatkan fakta-fakta dan untuk mencapai
kesimpulan. Istilah pemeriksaan mencakup baik pengukuran maupun
evaluasi. Auditor internal memiliki banyak teknik untuk membantu
mereka mencapai tujuannya. Berikut adalah teknik-teknik tersebut
menurut (Sawyer’S, 2005) :
a. Mengamati
Bagi auditor internal, mengamati berarti melihat, memerhatikan,
tidak melewatkan hal-hal yang dianggap penting. Hal ini
mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang berhati-hati dan
berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barang-barang. Hal
ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki tujuan, memiliki
nuansa perbandingan dengan standar dan suatu pandangan yang
evaluatif. Mengamati berbeda dari menganalisis karena analisis berarti
menetapkan, menyusun dan menginterpretasikan data. Mengamati di
sisi lain berarti melihat dan membuat catatan dan pertimbangan.
Pengamatan ini dapat dilakukan atas catatan dokumen, diagram, bagan
dan lain-lain, karena semua prosedur audit termasuk mengamati
sebagian besar berisi pengukuran, maka observasi yang layak
merupakan salah satu teknik audit yang paling sulit. Auditor
mengukur apa yang auditor lihat lalu dibandingkan dengan apa yang
ada dalam pikirannya. Bila auditor makin berpengalaman, makin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
banyak standar dan pola yang disimpan, makin waspada terhadap
penyimpangan yang terjadi, dan makin banyak observasi yang
dilakukan. Mengamati penting untuk dilakukan dan biasanya
diterapkan sebelum teknik-teknik lainnya.
b. Mengajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan merupakan teknik yang paling pervasif
bagi auditor internal. Pertanyaan diajukan selama audit dilakukan dan
bisa secara lisan maupun tertulis. Pertanyaan lisan adalah yang paling
sering digunakan namun yang paling sulit untuk dikemukakan.
Perolehan informasi bisa menjadi suatu seni tersendiri. Mendapatkan
fakta tanpa membuat klien marah kadang-kadang bukanlah tugas yang
mudah. Jika klien merasa dicecar atau merasa diperiksa silang, mereka
cenderung bertahan dan enggan berperan menyingkap kebenaran. Jika
auditor internal memahami pandangan kebanyakan rekan kerja mereka
(klien) terhadap mereka, yaitu dipandang sebagai ancaman potensial
bagi posisi mereka dan bisa mengubah sikap mereka untuk
mengurangi ketakutan, peluang untuk mendapatkan informasi yang
berguna akan meningkat.
c. Menganalisis
Menganalisis berarti memeriksa secara rinci. Artinya memecah
entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil untuk
menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Istilah ini juga berarti
melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
transaksi dan menentukan hubungannya masing-masing. Analisis
dimaksudkan untuk mengetahui kualitas, penyebab, dampak, motif
dan kemungkinan-kemungkinan, sering kali sebagai fasilitator bagi
penelitian selanjutnya atau sebagai dasar pertimbangan.
d. Memverifikasi.
Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian
atau validitas sesuatu. Hal ini merupakan sarana tertua yang dimiliki
oleh auditor internal. Cara ini paling sering digunakan unuk
mendapatkan kebenaran fakta atau rincian dalam suatu akun atau
suatu subjek yang diaudit. Hal ini mengimplikasikan upaya yang
disengaja untuk menentukan akurasi atau validitas beberapa laporan
atas apa yang diaudit dengan mengujinya, serta membandingkan
dengan fakta yang diketahui dan data yang asli dengan standar yang
ada. Verifikasi mencakup konfirmasi dan perbandingan, yaitu
pernyataan dari seseorang dikonfirmasi melalui pembahasan dengan
orang lain, atau suatu dokumen dibandingkan dengan satu atau lebih
dokumen lain yang valid. Verifikasi juga mencakup konfirmasi, yang
artinya menghapuskan semua keraguan melalui validasi independen
oleh pihak-pihak yang objektif.
e. Menginvestigasi.
Mengivestigasi merupakan istilah yang secara umum diterapkan
pada pelaksanaan tanya jawab untuk menemukan fakta-fakta yang
tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini mengimplikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan dapat
diketahui oleh auditor internal. Cara ini mencakup namun tidak
terbatas pada penyidikan yang menyelidiki lebih dalam dengan
maksud mendeteksi kesalahan. Investigasi berarti berupaya mencari
bahan bukti atas terjadinya kesalahan.
f. Mengevaluasi.
Mengevaluasi berarti menuju suatu pertimbangan, yang artinya
menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan kecukupan
efisiensi dan efektivitasnya. Hal ini merupakan langkah yang berada
di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opini audit di sisi lain.
Hal ini mencerminkan kesimpulan yang dihasilkan auditor internal
berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan. Evaluasi
mengimplikasikan pertimbangan profesional dan merupakan
rangkaian yang berjalan melewati keseluruhan proses audit. Pada
tahap awal pemeriksaan audit, auditor internal harus mengevaluasi
suatu risiko khusus yaitu risiko menghilangkan suatu aktivitas dari
penelaahan mereka dibandingkan dengan risiko audit. Dalam program
audit, auditor harus mengevaluasi perlunya pengujian rinci sebagai
pengganti survei. Auditor harus mengevaluasi ketepatan dan tingkat
keyakinan yang dibutuhkan untuk mencapai kendalan sampel yang
mereka yakin dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
D. Kredit Bermasalah
1. Pengertian Kredit
Menurut pasal 1 Undang-undang perbankan tahun 1992,
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan. Menurut Tawaf (1999 : 7) Bank
harus mematuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Pedoman
Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank, karena :
a. Kredit mengandung risiko, sehingga pelaksanaannya harus
memperhatikan asas kredit yang sehat.
b. Salah satu upayanya adalah melalui kebijakan perkreditan
yang jelas.
c. Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) berperan sebagai
panduan dalam pelaksanaan semua perkreditan bank
Struktur kredit pada ruang lingkup BPR (Herli, 2013) yaitu :
a. Kredit angsuran, dilunasi dengan cara diangsur per periode,
dan angsuran pada umumnya dibayar setiap bulan. Walau
masih memungkinkan untuk memodifikasi dengan pemberian
grace period (masa di mana debitur hanya perlu mengangsur
bunganya saja pada beberapa periode awal investasi), tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kebijakan seperti ini harus dilihat kasus per kasus. Untuk
kredit angsuran ini terdapat 3 alternatif yaitu : flat, anuitas,
dan menurun.
b. Kredit berjangka, umumnya untuk kebutuhan modal kerja
yang sifatnya jangka pendek (musiman). Kredit ini sistemnya
tetap membayar angsuran bunga setiap bulan, dan pokok
kredit hanya akan dilunasi pada akhir periode kredit beserta
bunga terakhirnya.
Kredit merupakan fasilitas pinjaman tunai maupun non
tunai yang diberikan oleh bank kepada nasabah dengan syarat-
syarat tertentu dan mewajibkan nasabah untuk melunasi
hutangnya dengan membayar angsuran dan bunga sesuai
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan
pihak yang bersangkutan. Tujuan bank dalam kegiatan kredit ini
adalah mencari keutungan dari pembayaran bunga yang
dilakukan oleh nasabah, namun disisi lain nasabah juga
mendapat keuntungan berupa uang pinjaman yang dapat
dipergunakan untuk kelangsungan usahanya. Kredit juga dapat
membantu pemerintah seperti memberikan pinjaman untuk
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Kredit bermasalah menurut Ismail (2010) adalah kredit
yang telah disalurkan oleh bank dan nasabah tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan
perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah.
Dalam memberikan kredit kepada nasabah, bank juga
menerapkan prisnsip kehati-hatian karena kredit mengandung
risiko yang sangat besar, jika debitur tidak dapat membayar
atau melunasi hutangnya maka bank akan mengalami kerugian.
2. Penggolongan Kualitas Kredit (Kolektibilitas Kredit) Menurut
(Lukman Dendawijaya, 2003) :
a. Kredit lancar (Kolektibilitas 1)
Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan
pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga.
Selain itu, dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat
tunggakan angsuran pokok atau bunga namun belum
melampaui 3 bulan.
b. Kredit kurang lancar (Kolektibilitas 2)
Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian
pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami
penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang
diperjanjikan, namun belum melampaui 6 bulan.
c. Kredit diragukan (Kolektibilitas 3)
Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
penundaan selama 6 (enam) bulan atau dua kali dari jadwal
yang telah diperjanjikan.
d. Kredit macet (Kolektibilitas 4)
Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami
penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut
jadwal yang telah diperjanjikan.
3. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah
Menurut Ismail (2010) ada dua faktor penyebab kredit
bermasalah yaitu dari faktor intern bank dan faktor ekstern
bank.
a. Faktor intern bank
1) Analisis kurang tepat sehingga tidak dapat memprediksi
apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka
waktu kredit.
2) Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani
kredit dan nasabah, sehingga bank memutuskan kredit
yang seharusnya diberikan.
3) Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis
usaha debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis
dengan tepat dan akurat.
4) Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, sehingga
petugas tidak independen dalam memutuskan kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5) Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan
monitoring kredit debitur
b. Faktor Ekstern Bank
1) Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah
a) Nasabah sengaja untuk tidak melakukan
pembayaran angsuran kepada bank, karena nasabah
tidak memiliki kemauan dalam memenuhi
kewajibannya.
b) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga
dana yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan
memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan modal kerja.
c) Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan
menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai
dengan tujuan penggunaan (side streaming)
2) Unsur ketidaksengajaan
a) Debitur mau melaksanakan kewajiban sesuai
perjanjian, akan tetapi kemampuan perusahaan
sangat terbatas, sehingga tidak dapat membayar
angsuran.
b) Perusahaannya tidak dapat bersaing dengan pasar,
sehingga volume penjualan menurun dan
perusahaan rugi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c) Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang
berdampak pada usaha debitur.
d) Bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian
debitur.
4. Tindakan Penyelamatan Kredit
Meskipun bank telah melakukan analisis yang cermat,
risiko kredit bermasalah juga mungkin terjadi. Tidak ada
satupun bank yang tidak memiliki kredit bermasalah, karena
tidak mungkin dari semua kredit yang disalurkan semuanya
lancar Ismail (2010). Maka upaya yang dilakukan bank untuk
penyelamatan terhadap kredit bermasalah antara lain :
a. Rescheduling
Merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani
kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali.
b. Reconditioning
Merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit
dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang
telah dilakukan oleh bank dengan nasabah.
c. Restructuring
Merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam
menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah
struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. Kombinasi
Merupakan upaya penyelamatan kredit yang melakukan
penggabungan antara rescheduling, reconditioning, maupun
restructuring.
e. Eksekusi
Merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh
bank untuk menyelamatkan kredit bermasalah dengan
penjualan agunan yang dimiliki oleh bank.
E. Penelitian Terdahulu
Tobing (2009) telah melakukan penelitian tentang
penyelesaian kredit bermasalah pada PT. Bank Danamon, Tbk.
Cabang Semarang. Teknik pengumpulan data pada
penelitiannya relevan dengan menggunakan penelitian lapangan
dimana memberi suatu uraian deskriptif mengenai realitas yang
terjadi dalam masyarakat. Hasil penelitiannya adalah PT. Bank
Danamon memilih menyelesaikan kredit bermasalah melalui
jalur non litigasi. Hal tersebut dikarenakan penyelesaian
sengketa perkreditan melalui jalur penyelesaian non litigasi
dapat memperoleh hasil yang maksimal. Persamaan dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kredit
bermasalah pada sektor perbankan. Perbedaannya, pada
penelitian yang relevan lebih menitikberatkan pada cara atau
jalur penyelesaian kredit bermasalah, sedangkan pada penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
ini lebih pada analisis terhadap prosedur auditor internal dalam
penyelesaian kredit bermasalah.
Afrianiswara (2010) telah melakukan penelitian tentang
peranan audit internal dalam menunjang efektifitas pengendalian
internal kredit investasi. Hasil penelitiannya mengemukakan
bahwa pelaksanaan keseluruhan audit internal di PT. Bank
Mandiri untuk kegiatan pemantauan kredit memiliki pondasi
yang memadai untuk investasi dengan aturan dan kebijakan
yang ditetapkan oleh kantor pusat, tetapi juga sesuai dengan
verifikasi dan evaluasi. Persamaan dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti tentang audit internal dan kredit dalam
sektor perbankan. Perbedaannya, pada penelitian yang relevan
obyek yang diteliti adalah kredit investasi, sedangkan pada
penelitian ini adalah kredit bermasalah.
Shiomi (2013) telah melakukan penelitian tentang analisis
prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah
pada PT. BPR Dewa Arthaka Mulya Yogyakarta. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa peran auditor internal telah
dilaksanakan dengan cukup efektif, namun hasil prosedur
auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah masih
terhitung rendah dan kurang optimal. Hal tersebut dibuktikan
dengan adanya prosedur auditor internal yang kurang sistematis
dan kurang mengikuti prosedur audit pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif, dimana dalam penelitian ini yang lebih ditekankan
adalah pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara
berfikir formal dan argumentatif (Saifuddin Azwar, 2004).
B. Subyek dan Objek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah auditor internal di PT. BPR Chandra
Muktiartha dan objek pada penelitian ini adalah prosedur auditor internal
dalam penyelesaian kredit bermasalah.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di PT. BPR Chandra Muktiartha Jl.
Gedong Kuning No 150A Banguntapan, Bantul Yogyakarta. Penelitian
dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Mei 2016.
D. Data
1. Hasil wawancara dengan auditor internal dan bagian pengelolaan
kredit mengenai :
a. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada
auditor internal.
b. Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang
perkreditan.
c. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk
menyelesaikan kredit bermasalah.
2. Gambaran umum perusahaan yang meliputi :
a. Sejarah berdirinya perusahaan.
b. Visi dan misi perusahaan.
c. Produk perusahaan.
d. Job description.
E. Teknik Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan
studi kasus untuk mendapatkan data primer dengan mengadakan
peninjauan secara langung ke lokasi perusahaan dengan cara interview
(wawancara) secara langsung dengan pihak terkait dan
mendokumentasikan dokumen terkait lalu mengolah data tersebut sebagai
data primer.
1. Wawancara
Wawancara adalah metode yang digunakan peneliti melalui
bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat
memberikan keterangan pada peneliti (Mardalis, 2004), dalam hal ini
penulis mewawancarai satu orang kepala bagian perkreditan dan tiga
orang auditor internal. Wawancara dalam penelitian ini membahas
topik yang berhubungan dengan informasi mengenai perkembangan
dan penyebab kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha, dan
bentuk prosedur auditor internal dalam kaitannya dengan pengawasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
perkreditan dan upaya-upaya yang dilakukan jika terjadi kredit
bermasalah.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data
dokumenter. Data dokumenter ini berupa sejarah berdirinya
perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk perusahaan, dan job
description.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengembangan deskripsi dimana prosesnya adalah mengembangkan
kerangka kerja deskriptif yang digunakan untuk memberikan penjelasan
atau keterangan-keterangan secara keseluruhan mengenai prosedur auditor
internal dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan
masalah perkreditan.
Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui bagaimana prosedur
auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah, apakah sudah
dilaksanakan dengan baik dan sudah mengikuti prosedur audit yang
ditetapkan perusahaan. Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Merangkum dan mengumpulkan data melalui penilaian atas hasil
wawancara dan dokumentasi yang didapat dari kepala bagian
pengelolaan kredit dan auditor internal. Pedoman wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
diajukan kepada kepala bagian pengelolaan kredit dan bagian audit
internal yang dikutip dari penelitian terdahulu oleh Shiomi (2013) dan
dilakukan perbaikan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara dan
diskusi bersama auditor internal BPR.
2. Menganalisis dan mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh dari
hasil wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan prosedur
auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT. BPR
Chandra Muktiartha.
a. Langkah pertama adalah melakukan analisis dengan
mendeskripsikan kebijakan manajemen atas pembagian tugas dan
wewenang kepada auditor internal seperti independensi,
kompetensi dan pemahaman auditor internal mengenai tugas dan
wewenangnya.
b. Langkah kedua adalah melakukan analisis tentang pengendalian
dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan seperti audit
kepatuhan (compliance audit), keteraturan pelaksanaan
pengawasan perkreditan yang terdiri dari audit reguler (regular
audit) dan audit khusus (special audit).
c. Langkah ketiga adalah melakukan analisis mengenai teknik
pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal yaitu
mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi,
menginvestigasi, mengevaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
d. Langkah keempat adalah melakukan analisis mengenai program
kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk
menyelesaikan kredit bermasalah.
3. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan hasil analisis
data dan membandingkan antara teori yang mendasari dengan keadaan
sesungguhnya di PT. BPR Chandra Mukthiarta dalam bentuk lembar
analisis atau kertas kerja. Teori yang digunakan sebagai pembanding
adalah:
a. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada
auditor internal seperti independensi, kompetensi dan pemahaman
auditor internal mengenai tugas dan wewenangnya.
b. Pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang
perkreditan seperti audit kepatuhan (compliance audit), dan
keteraturan pelaksanaan pengawasan perkreditan yang terdiri dari
audit reguler (regular audit) dan audit khusus (special audit).
c. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal yaitu
mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi,
menginvestigasi, mengevaluasi.
d. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk
menyelesaikan kredit bermasalah seperti memberikan
rekomendasi, pemantauan (monitoring) dan menyusun laporan
kegiatan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Data Umum
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Berawal dari satu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berdiri
tahun 1995, dengan komitmen tinggi untuk melayani masyarakat, saat
ini Group BPR Saudara telah memiliki 25 BPR yang tersebar di
beberapa darerah antara lain di Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Salah satu BPR yang ada di
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah PT. BPR Chandra Mukthiarta
yang didirikan pada tanggal 13 April 1993 oleh seorang pengusaha
asal Yogyakarta bernama Chandra Budi Raden. Sesuai dengan nama
pendirinya, BPR ini awalnya diberi nama PT. BPR Chandra Mulia
namun, pada tanggal 23 september 1997 dilakukan penjualan saham
perusahaan dan berganti kepemilikan yang diikuti dengan perubahan
nama menjadi BPR Chandra Muktiartha. Susunan kepemilikannya
adalah 40% milik Agus Pramono, 30% milik Halim Susanto, 30%
milik PT. Merdeka Jaya Sentosa.
BPR Group Saudara dikelola secara profesional dan didukung
penuh oleh sumber daya manusia yang handal, terpercaya, dan
berpengalaman di bidang perbankan. Seluruh jajaran direksi juga telah
memperoleh sertifikat kelulusan dari Lembaga Sertifikasi Profesi dan
Lembaga Keuangan Mikro ”CERTIF“. Sedangkan seluruh karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
senantiasa dikembangkan melalui pendidikan atau kursus dan seminar
yang diselenggarakan oleh internal maupun eksternal organisasi
supaya dapat melayani nasabah secara optimal.
Untuk memberikan rasa aman kepada nasabah penyimpan, seluruh
BPR Group Saudara telah menjadi peserta program penjaminan
simpanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan
atau LPS. Selain itu operasional BPR Group Saudara telah dilengkapi
dengan teknologi informasi yang canggih sehingga seluruh BPR dapat
memberikan layanan yang baik dan nasabah dapat bertransaksi secara
cepat dengan perhitungan yang akurat.
Komunitas BPR yang tergabung dalam bendera berlogo “kembang
merah” ini bernama BPR SAUDARA GROUP, yaitu BPR dengan
jaringan Luas di pulau Jawa. BPR ini tersebar di Bekasi, Depok,
Tangerang, Cikampek, Semarang, Mranggen, Ungaran, Gombong,
Surakarta, Klaten, Yogyakarta, Temanggung, Parakan, Wonosobo,
Gresik, Bogor.
2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
a. Visi
Menjadi BPR yang sehat, besar, dan kuat. BPR yang sehat menurut
ketentuan Bank Indonesia dan ketentuan lain yang berlaku. Sehat
wawasan berpikir sumber daya manusianya dan sehat perilaku
bisnisnya. Besar volume usaha bisnisnya baik berupa aset maupun
laba. Besar jiwanya (bisnis, lembaga, dan SDM). Kuat kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
keuangannya baik permodalan dan labanya, kuat Customer Image-
nya, kuat jaringan usahanya dan kuat dukungannya.
b. Misi
Menghimpun dana berupa tabungan dan deposito untuk disalurkan
dalam bentuk kredit kepada masyarakat.
c. Tujuan
Profit and Value ( Laba dan Nilai ).
3. Nilai-Nilai yang Dijunjung Perusahaan
a. Kejujuran & Kepercayaan
Senantiasa berkata dan bertindak berdasarkan kebenaran dan sesuai
dengan fakta yang terjadi.
b. Kompeten
Memiliki kemampuan dan keahlian untuk bekerja dan menjalankan
tugas sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
d. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata lain dari tanggung gugat yaitu, setiap
kebijakan, keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan
pengelolaan BPR harus bisa dipertanggung jawabkan baik kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pemegang saham, Bank Indonesia, pemerintah maupun
masyarakat.
e. Kerja cerdas
Kerja cerdas adalah kerja yang didasarkan pada perencanaan
evaluasi, kontrol dan perbaikan strategi. Sehingga menuntut adanya
ide-ide cemerlang yang mampu digunakan untuk mengatasi
masalah dan menghasilkan kemajuan bisnis.
f. Kerja keras
Kerja keras menunjukkan sikap kerja yang mampu
mengoptimalkan semua kekuatan fisik dan waktu yang dimiliki
untuk menyelesaikan tugas pekerjaan.
g. Profesional dan Proporsional
Merupakan suatu nilai yang mengedepankan keahlian dan
kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
dilakukan sesuai dengan hak dan kewenangan yang melekat.
h. Transparansi & Konsisten
Memberikan informasi yang terbuka dan jujur kepada stakeholders
berdasarkan pertimbangan bahwa stakeholders memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung
jawaban dalam mengelola sumberdaya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya terhadap peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku. Konsisten berarti kesesuaian atau
keselarasan antara rencana, tindakan dan peraturan yang berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan menjalankan pengelolaan bisnis BPR sesuai dengan prinsip-
prinsip dan kaidah yang berlaku.
4. Produk PT. BPR Chandra Muktiartha
a. Tabungan
Produk “TabunganKu” adalah tabungan untuk perorangan
dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara
bersama oleh bank-bank di Indonesia untuk menumbuhkan budaya
menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1) Fitur Produk TabunganKu
a) Fitur Standard (Mandatory)
Adalah fitur produk TabunganKu yang harus diterapkan
secara seragam oleh seluruh Bank yang meluncurkan
produk TabunganKu, sesuai dengan kesepakatan yang telah
disetujui bersama.
b) Fitur Customized (Optional)
Adalah fitur produk TabunganKu yang dapat dipilih untuk
diterapkan oleh Bank yang meluncurkan produk
TabunganKu. Bank dapat memberikan tambahan fitur
lainnya kepada produk TabunganKu selama tidak
melanggar kesepakatan bersama.
Dalam rangka mengembangkan produk TabunganKu ke depan,
akan dilakukan penyempurnaan secara berkala atas fitur produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
TabunganKu oleh komite produk TabunganKu yang dibentuk oleh
industri perbankan.
2) Syarat dan Ketentuan Produk TabunganKu
a) Tabungan perorangan untuk warga negara Indonesia.
b) Satu orang hanya memiliki 1 rekening di 1 bank untuk produk
yang sama, kecuali bagi orang tua yang membuka rekening
untuk anak yang masih di bawah perwalian sesuai kartu
keluarga yang bersangkutan.
c) Tidak diperkenankan untuk rekening bersama dengan status
“dan/atau”.
d) Transaksi penarikan tunai dan pemindahbukuan melalui
counter hanya dapat dilakukan di BPR dimana rekening
dibuka.
e) Persyaratan pembukaan rekening tetap mengacu pada peraturan
Know Your Customer.
f) Formulir standar masing–masing Bank dengan menyebutkan
nama produk.
g) Identitas diri yang dibutuhkan KTP/SIM/Paspor (untuk paspor
berusia 17 tahun ke atas).
h) Penabung di bawah perwalian, harus menggunakan nama orang
tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Deposito BPR
Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat
dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu.
Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir. Deposito
yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis
(Automatic Roll Over) dan deposito dapat berupa mata uang rupiah
maupun mata uang asing.
1) Deposito Berjangka
a) Merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan
berdasarkan jangka waktu tertentu.
b) Umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan
12 sampai dengan 24 bulan.
c) Diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito
baik perorangan maupun lembaga.
d) Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya dan
waktu pembayarannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku di masing-masing bank.
e) Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan
atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya.
f) Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai
(pemindah bukuan).
g) Kepada setiap deposan dengan nominal deposito tertentu
dikenakan pajak penghasilan dari bunga yang diterimanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
h) Pencairan deposito sebelum jatuh tempo umumnya
dikenakan denda.
2) Keuntungan Deposito di PT. BPR Chandra Muktiartha
a) Dapat dijadikan jaminan kredit.
b) Memperoleh hasil bunga yang umumnya lebih tinggi dari
bentuk simpanan lainnya.
c) Dapat mengelola keuangan secara lebih terencana sesuai
dengan kebutuhan dan jangka waktu deposito.
3) Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
a) Pastikan menerima bilyet atau surat berharga (Deposito
Berjangka atau Sertifikat Deposito).
b) Pada saat jatuh tempo, deposan berhak menerima pokok
dan bunga deposito sesuai bunga yang berlaku setelah
dipotong pajak.
c) Pada saat pencairan deposito, deposan berkewajiban untuk
menandatangani formulir pencairan.
d) Perhatikan tingkat suku bunga deposito yang berlaku dan
pastikan telah sesuai dengan ketentuan Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS).
c. Kredit
PT. BPR Chandra Muktiartha menyediakan fasilitas kredit
yang pertama adalah untuk modal kerja para nasabah yang ingin
mengembangkan usahanya. Kedua untuk investasi pendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
usaha misalnya seperti membeli mesin atau kendaraan. Ketiga,
untuk konsumsi misalnya untuk biaya pendidikan dan renovasi
rumah.
1) PAS Kreditnya
a) Ajukan kredit sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
b) Jangan berlebihan.
c) Kelayakan usaha menjadi salah satu faktor penentu dalam
keputusan pemberian kredit.
d) Jaminan diperlukan untuk menambah keyakinan BPR.
e) Jaminan dapat berupa sertifikat tanah, girik, dan BPKB
kendaraan.
2) PAS Pengajuannya
a) Jangan segan-segan datang langsung ke BPR, ajukan
langsung ke kantor dan meminta nomor telepon untuk
memudahkan komunikasi, melalui customer service.
b) Jangan lupa membawa persyaratan yang diperlukan dengan
lengkap.
c) Kemukakan kebutuhan usaha dengan keadaan yang
sebenarnya.
d) Tanyakan bagaiamana cara menghitung angsuran pokok
dan bunganya.
e) Jangan lupa beritahu suami atau istri jika ingin mengajukan
kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3) PAS Akad Kreditnya
a) Setiap permohonan kredit yang disetujui akan dibuatkan akad
kredit yang ditandatangani bersama oleh pihak BPR dan
pemohon.
b) Biayanya harus ditandatangani bersama dengan suami atau istri.
c) Tanyakan dengan jelas hak dan kewajiban saat akad kredit.
d) Dengan menandatangani akad kredit berarti menyetujui
persyaratan kredit yang ditetapkan BPR.
e) Gunakan kredit sesuai dengan tujuannya.
4) PAS Pencairannya
a) Pencairan kredit akan diberitahukan oleh petugas BPR jika
kreditnya disetujui, bisa berupa surat, atau secara lisan.
b) Hitung dengan cermat, apakah PAS sesuai dengan permohonan
kredit yang telah disetujui.
5) PAS Bayarnya
a) Bayar tepat waktu, jangan ditunda-tunda. Lebih awal lebih baik.
Pembayaran dapat dilakukan langsung ke BPR, melalui petugas
dengan minta tanda terima atau melalui bank lain.
b) Menunda pembayaran berarti akan terkena denda dan dinilai
kurang baik oleh BPR.
6) Persyaratan Pengajuan
Persyaratan yang diminta pada saat mengajukan kredit adalah :
a) Fotokopi KTP suami-istri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b) Usia minimum 21 tahun, atau sudah menikah dan maksimum 60
tahun pada saat kredit lunas.
c) Kartu keluarga dan surat nikah.
d) Fotokopi rekening listrik atau telepon.
e) Fotokopi jaminan
B. Data Khusus
1. Deskripsi Pekerjaan
a. Staf Accounting
1) Tugas Staf Accounting adalah :
a) Mengatur dan melaksanakan pengiriman laporan rekening
koran bulanan, tepat pada waktunya.
b) Mengatur dan mengadakan pemisahan rekening-rekening
yang tidak aktif dari rekening-rekening yang aktif
(berjalan) dan memeriksa pada waktu pengaktifan kembali
secara periodik atau berkala.
c) Melakukan perhitungan bunga, pajak, dan beban-beban
lain sebelum dicatat dalam kartu-kartu yang bersangkutan.
d) Membuat dan menyusun laporan-laporan keuangan secara
berkala yang ditujukan secara internal dan eksternal.
e) Berkoordinasi dengan unit-unit kerja yang lain.
f) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh
Kepala Kantor Pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2) Tanggung Jawab Staf Accounting adalah :
a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan kebenaran terhadap
pencatatan transaksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
yang dikeluarkan oleh Direksi.
b) Bertanggung jawab atas kelengkapan bukti-bukti mutasi dan
kebenaran pencatatan ke dalam rekening-rekening yang
bersangkutan.
c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.
d) Menjaga nama baik perusahaan.
b. Staf Administrasi Kredit
1) Tugas administrasi kredit adalah :
a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-
kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang
ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan
dengan kegiatan di bidang perkreditan.
b) Melakukan pemeriksaan kebenaran dan kelengkapan dokumen
kredit yang telah disetujui dan akan dilakukan pencairan.
c) Mempersiapkan cetakan dokumen terkait dengan proses pencairan,
seperti Surat Perjanjian Kredit (SPK), Surat Kuasa, Akta
Pengikatan Agunan (berkoordinasi dengan Notaris rekanan BPR),
Formulir asuransi, dll.
d) Melakukan penginputan data kredit ke system secara tepat dan
benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
e) Menghitung dan membuat perintah pembukuan mengenai
angsuran, pelunasan, bea meterai kredit, ongkos administrasi
kredit, bunga atas pemberian kredit dan biaya-biaya bank lainnya
yang berhubungan dengan pemberian, perpanjangan kredit dan
perubahan kredit (restructuring, reconditioning, atau
rescheduling).
f) Selalu memanfaatkan informasi yang up to date mengenai orang
atau perusahaan yang masuk dalam daftar hitam dan daftar kredit
macet.
g) Membuat dan menyusun laporan-laporan secara berkala yang
ditujukan secara internal dan eksternal serta membantu menyusun
rencana kerja dan anggaran perkreditan.
h) Berkoordinasi dengan unit-unit kerja yang lain.
i) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh kepala
kantor pusat.
2) Tanggung Jawab Administrasi Kredit adalah :
a) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tertib administrasi kredit yang
telah diberikan.
b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.
c) Menjaga nama baik perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
c. Account Officer
1) Tugas Account Officer adalah :
a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-
kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang
dikeluarkan oleh Direksi.
b) Bersama-sama dengan Team Leader Pemasaran Kredit,
mengoptimalkan potensi area pemasaran yang menjadi fokus
utama pemasaran yakni wilayah Kabupaten Bantul dan
sekitarnya dengan program-program pemasaran yang telah
disusun.
c) Secara pro aktif mencari nasabah baru melalui visitasi,
telephone, dan bentuk-bentuk kegiatan marketing lainnya.
d) Membuat rencana kegiatan pemasaran dan pembinaan nasabah
secara harian.
e) Melakukan pengolahan terhadap aplikasi kredit yang telah
diajukan oleh nasabah atau calon nasabah, melakukan penilaian
kelayakan dan pengusulan kredit sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku pada perusahaan pihak kedua.
f) Mengawasi pelaksanaan penggunaan kredit yang telah
diberikan, menyampaikan saran-saran kepada Team Leader
Pemasaran Kredit mengenai hal-hal yang ditemui yang
mempengaruhi kelancaran kredit serta memberikan usulan-
usulan perencanaan penanganan kredit bermasalah.
g) Membina hubungan yang baik dengan nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
h) Memelihara nasabah yang telah ada (exist) untuk dapat
melaukan repeat order ataupun menawarkan coss selling.
i) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Team
Leader Pemasaran Kredit dan/atau Direksi.
2) Tanggung Jawab Account Officer adalah :
a) Pencapaian atas target yang telah ditetapkan.
b) Mengupayakan keakuratan dan kelengkapan data yang
menyertai aplikasi kredit yang diajukan oleh nasabah.
c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.
d) Menjaga nama baik perusahaan.
d. Collection
1) Tugas Collection adalah :
a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-
kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang
dikeluarkan oleh Direksi.
b) Bersama-sama dengan Koordinator Collection, melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap para debitur guna
menekan tingkat kredit bermasalah dengan program-program
pemasaran yang telah disusun.
c) Bertanggung jawab dalam melakukan penagihan-penagihan
khususnya terhadapa para debitur yang kreditnya tergolong
kurang lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
d) Secara pro aktif melakukan pendekatan kepada debitur
bermasalah serta menyusun dan melaksanakan rencana
penyelesaian kredit baik secara litigasi maupun non litigasi.
e) Berkoordinasi dengan petugas analis dan atau marketing kredit
agar ada kesatuan gerak dalam upaya penyelesaian kredit
bermasalah.
f) Membuat laporan kegiatan penagihan atau call report terhadap
perkembangan kredit-kredit yang ditanganinya.
g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Koordinator Collection.
2) Tanggung jawab Collection adalah :
a) Bertanggung jawab dalam melakukan penagihan-penagihan
khususnya terhadapa para debitur yang kreditnya tergolong
kurang lancar.
b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.
c) Menjaga nama baik perusahaan.
c. Customer Service
1) Tugas Customer Service adalah :
a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-
kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang
ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan
dengan kegiatan di bidang pelayanan nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b) Memeriksa kelengkapan pengisian aplikasi serta dokumen-
dokumen pendukungnya dan menyerahkan kepada bagian
terkait.
c) Mempersiakan blangko, buku tabungan, bilyet deposito, kartu
contoh tandatangan serta melakukan pencatatan dan
pengawasan penggunaannya.
d) Berkewajiban memberikan pelayanan yang baik kepada setiap
nasabah serta meningkatkan pengetahuan produk BPR maupun
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan kegiatan
pelayanan nasabah, termasuk pemahaman dan pelaksanaan
terhadap program Know Your Customer Principles atau KYCP.
e) Menghubungi nasabah terkait kredit yang telah diproses dan
telah mendapat keputusan kredit oleh BPR, berkordinasi
dengan bagian Administrasi Kredit.
f) Menjalin hubungan baik dengan nasabah serta berkoordinasi
dengan unit-unit kerja lain demi kelancaran dan peningkatan
kualitas pelayanan.
g) Menerima dan memberikan penjelasan kepada nasabah, apabila
terjadi keberatan atau complain dari nasabah sehubungan
dengan kegiatan BPR yang dilakukan melalui SMS Broadcast.
h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala
Kantor Pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2) Tanggung jawab Customer Service adalah :
a) Bertanggung jawab atas penerimaan dan registrasi terhadap
aplikasi permohonan pembukaan rekening Tabungan, Deposito
maupun permononan Kredit.
b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.
c) Menjaga nama baik perusahaan.
d. Driver ( Bagian Umum )
Tugas dan tanggung jawab Driver (Bagian umum) adalah :
1) Bertanggung jawab atas penggunaan, pemeriharaan atau perbaikan
sarana transportasi, serta memastikan pengantarandilakukan tepat
waktu.
2) Mengantar dan melakuan pengawalan secara proporsional dan
profesioan terhadap Direksi dan atau petugas lainya dalam
melakukan perjalanan dinas, baik dalam maupun keluar kota,
sampai dengan selesai.
3) Mengupayakan keamanan personal atau barang-barang yang
diantar sampai ditempat tujuan dan kembali lagi ke kantor secara
maksimal.
4) Melakukan pemeriksaan berlaka terhadap seluruh kendaraan atau
transportasi, baik mobil maupun kendaraan roda dua, milik
perusahaan.
5) Bersama-sama dengan bagian umum lainnya dan bagian keamanan
melakukan pengawasan keamanan, dan membantu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pelayanan terhadap nasabah maupun calon nasabah yang akan
melakukan transaksi.
6) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala
Kantor Pusat atau Direksi.
e. Funding Officer
1) Tugas Funding Officer adalah :
a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-
kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang
dikeluarkan oleh Direksi.
b) Bersama-sama dengan Team Leader Funding untuk
memasarkan produk tabungan dan deposito.
c) Secara proaktif mencari nasabah baru (prospek) baik melalui
visitasi maupun melakukan kegiatan promosi lainnya sesuai
dengan kebijakan bagian marketing (pemasaran) yang berlaku
pada perusahaan.
d) Menjaga infoormasi serta data-data Bank yang berkaitan
dengan data nasabah terkait dengan kerahasian bank.
e) Mengikuti aturan-atauran dan ketentuan-ketentuan yang
dikeluarkan oleh internal maupun eksternal, khususnya
berkaitan dengan penghimpunan dana dari masyarakat dan
Prinsip pengenalan nasabah.
f) Melakukan layanan antar jemput atau pick-up tabungan
terhadap nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
g) Membuat, menyusun dan menyampaikan laporan secara
berkala kepada Team Leader Funding dan Direksi terkait
dengan prosedur penghimpunan dana.
h) Mengelola dan menjalan hubungan baik dengan nasabah.
i) Memelihara kerjasama yang baik dengan unit kerja lainnya.
j) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Team
Leader Funding.
2) Tanggung jawab Funding Officer adalah :
a) Pencapaian atas target yang telah ditetapkan.
b) Mengupayakan keakuratan dan kelengkapan data yang
menyertai aplikasi kredit yang diajukan oleh nasabah.
c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.
d) Menjaga nama baik perusahaan.
f. Staf Informasi & Teknologi (Staf IT)
1) Tugas Staf IT adalah :
a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-
kebijakan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
Direksi.
b) Secara Pro aktif melakukan maintenance terhadap
perangkat komputer dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan teknologi informasi diseluruh jaringan kantor, baik
hardware maupun sofware jaringan.
c) Memastikan perangkat komputer dan pendukungnya
berjalan dengan baik, yaitu dengan melakukan penge-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
check-an secara berkala maupun perbaikan apabila terjadi
kendala.
d) Memastikan berjalannya sistem dan kelancaran aksesnya di
seluruh kantor.
e) Mengelola database sistem dan bertanggung jawab dalam
back up data serta kerahasiaanya.
f) Melakukan entry data point untuk beberapa sitem.
g) Mengembangkan sistem yang sudah ada dan/ atau membuat
rancangan sistem server atau program yang aman dan
aplikatif guna mendukung efektifitas dan efisiensi kerja.
h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh
Kepala Kantor Pusat dan/ atau Direksi.
2) Tanggung jawab Staf IT adalah :
a) Kelancaran dalam penggunaan sistem Teknologi Informasi.
b) Kerahasian data Perusahaan yang berkaitan dengan
Teknologi Informasi
c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan
baik
d) Menjaga nama baik perusahaan.
g. Customer Support
Tugas dan tanggung jawab Customer Support adalah :
1) Bertanggung jawab atas penerimaan telepon dan/ atau
faksimili yang masuk dan mendistribusikannya kepada bagian
terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2) Melayani nasabah dan atau calon nasabah yang membutuhkan
pelayanan melalui telepon.
3) Bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan promosi maupun
penagihan yang dilakukan melalui SMS Broadcast, dengan
berkoordinasi terlebih dahulu dengan bagian-bagian terkait.
4) Menerima dan memberikan penjelasan kepada nasabah,
apabila terjadi keberatan atau complain dari nasabah
sehubungan dengan kegiatan BPR yang dilakukan melalui
SMS Broadcast.
5) Melakukan pencatatan terhadap kegiatan SMS Broadcast dan
mendistriibusiikan kepada bagian terkait.
6) Berkewajiban memberikan pelayanan yang baik kepada setiap
penelepon, baik nasabah maupun bukan nasabah, serta
meningkatkkan pengetahuan produk BPR maupun peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan pelayanan nasabah.
7) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala
Kantor Pusat dan/ atau Direksi.
h. Satpam (Satuan Pengamanan)
Tugas dan tanggung jawab Satpam (Satuan Pengamanan) adalah:
1) Bertanggung jawab atas pengamanan kantor dan lingkungan
kantor PT. BPR Chandra Muktiartha.
2) Membantu melayani nasabah, seperti membantu parkir,
membukakan pintu, mempersilakan masuk, dsb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3) Melakukan pengawalan atau pengamanan saat dilakukan cash
in transit.
4) Melakukan pencatatan dan membuat laporan tentang kegiatan
serta kondisi keamanan kantor secara rutin atau harian.
5) Melakukan pencatatan dan registrasi surat-surat masuk dan
tamu yang akan menemui karyawan atau pejabat BPR.
6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala
Kantor Pusat maupun Direksi.
i. Petugas Kas (Teller)
1) Tugas Petugas Kas (Teller) adalah sebagai berikut :
a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-
kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang
ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan
dengan kegiatan di bidang kas.
b) Mengatur serta menjamin kelancaran penerimaan setoran-
setoran baik tunai atau berupa cek, giro bilyet, dan warkat-
warkat lainnya, maupun pembayaran atas kwitansi atau slip
yang telah disetujui pembayarannya.
c) Memeriksa, meneliti, serta memastikan bahwa kwitansi atau
slip yang akan dibayar telah disetujui pembayarannya oleh
pejabat yang berwenang.
d) Melaksanakan pengiriman dan pengambilan uang kas ke /
dari bank-bank lain termasuk penyetoran atau pengambilan
ke / dari di mana BPR membuka rekening.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
e) Mengisi buku daftar kas secara rinci menurut pecahannya
mengenai keadaan atau saldo kas induk atau harian dan
minta pengesahan kepada Kepala Seksi Kas.
f) Setiap akhir hari mencocokkan buku perincian jumlah saldo
kas dengan saldo kas menurut rekening kas
g) Memelihara kerja sama yang baik dengan Bagian-Bagian
dan Seksi-Seksi dalam bank untuk menjamin kelancaran
kegiatan kas
h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh
Kepala Kantor Pusat.
2) Tanggung Jawab Petugas Kas (Teller) adalah :
a. Kelancaran Kegiatan Kas.
b. Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan
baik.
c. Menjaga nama baik perusahaan.
j. Bagian Umum
Tugas dan tanggung jawab Bagian Umum adalah :
1) Bersama-sama dengan bagian umum lainnya bertanggung
jawab dalam masalah kebersihan dan kerapian lingkungan
kerja.
2) Mengatur dan melaksanakan penyimpanan dan pembagian dari
formulir-formulir, alat-alat tulis dan alat-alat perlengkapan
kantor, maupun perlengkapan lainnya yang telah dibeli oleh
bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3) Mengatur dan mengawasi penggunaan alat-alat dan
perlengkapan kantor, maupun perlengkapan lainnya serta
mengadakan perbaikan apabila diperlukan.
4) Memelihara dan meneliti kartu-kartu atau catatan mengenai
persediaan (kartu stock) dari alat-alat tulis dan perlengkapan
kantor maupun perlengkapan lainnya, serta pada waktu-waktu
tertentu mengadakan stock opname.
5) Melaksanakan penyimpanan barang-barang milik bank yang
tidak dapat digunakan lagi, dengan cara yang paling
menguntungkan dan menurut prosedur yang telah ditetapkan.
6) Mengatur dan mengawasi pemeliharaan dan perbaikan dari
gedung-gedung kantor, rumah-rumah instansi, kendaraan-
kendaraan bermotor, listrik, alat-alat dan perlengkapan kantor
serta perlengkapan lainnya milik bank.
7) Mengatur dan mengawasi pemeliharaan/ kebersihan gedung-
gedung kantor dan barang-barang milik bank dari bahaya
kebakaran, pencurian, maupun dari hal-hal lainnya yang
merugikan.
8) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan oleh
Kepala Kantor Pusat.
k. Staff HRD
1) Adapun tugas Staf HRD adalah :
a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-
kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, dan Pemerintah
terutama di bidang ketenagakerjaan.
b) Menyusun strategi pengelolaan SDM di perusahaan
berdasarkan strategi jangka panjang dan jangka pendek
yang telah ditetapkan oleh Direksi dan sesuai dengan
peraturan pemerintah yang berlaku agar diperoleh SDM
dengan prosedur, kapabilitas dan kompetensi yang sesuai
dengan yang diinginkan perusahaan.
c) Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi
SDM di seluruh perusahaan untuk memastikan semuanya
sesuai dengan peraturan, strategi, kebijakan, sistem dan
rencana kerja yang telah disusun.
d) Mengkoordinasikan dan mengontrol penyusunan dan
pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan,
termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi
pelatihan, untuk memastikan tercapainya target tingkat
kemampuan dan kompetensi setiap karyawan.
e) Merencanakan dan menganalisa kebutuhan tenaga kerja
sesuai dengan perkembangan organisasi, serta
mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan
seleksi dan rekrutmen untuk memastikan tersedianya SDM
yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan dan kualifikasi
yang diinginkan dalam jangka waktu yang telah disepakati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
f) Mengelola dan mengontrol aktifitas administrasi kantor,
kepersonaliaan, dan sistem informasi SDM untuk
memastikan tersedianya dukungan yang optimal bagi
kelancaran operasional perusahaan.
g) Menjaga dan mengawasi prosedur tiap individu dalam
masing-masing unit/bagian, baik dari segi performansi,
birokrasi, legalitas, maupun profesionalitas kerja.
h) Melakukan pendataan dan pengawasan aset-aset tertentu
dari perusahaan yang berkaitan erat dengan kegiatan
operasional sesuai dengan ketentuan perusahaan.
i) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala
Kantor Pusat dan/atau Direksi.
2) Tanggung Jawab Staff HRD adalah :
a) Kelancaran kegiatan operasional yang berkaitan dengan
sumber daya manusia.
b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan
baik.
c) Menjaga nama baik perusahaan.
l. Kepala Operasional
1) Fungsi Kepala Operasional adalah :
Membantu Direktur Keuangan & Umum dalam
mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan kepegawaian,
pengembangan SDM serta pengelolaan rumah tangga kantor,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pemeliharaan atau perbaikan peralatan sarana dan kebersihan di
lingkungan Kantor Pusat.
2) Tugas Pokok Kepala Operasional adalah :
a) Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan
pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai
kebutuhan Perusahaan.
b) Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan,
penempatan dan pengembangan pegawai.
c) Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal
jasa pegawai dengan mempertimbangkan "internal or
external equity".
d) Bersama Manajemen merumuskan pola pengembangan
organisasi Perusahaan.
e) Menyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu
data base Kepegawaian.
f) Mengkoordinasikan perumusan kebijakan perencanaan,
pengorganisasian, dan administrasi program pendidikan dan
latihan (Diklat).
g) Menyiapkan program-program penelusuran bakat,
pembinaan kepribadian dan pelatihan ketrampilan bagi
Pegawai dengan tujuan termanfaatkannya potensi Pegawai
secara maksimal demi kepentingan kedua belah pihak.
h) Melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program
dan kontribusi peraturan bagi perkembangan Perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
i) Mengevaluasi Hasil penilaian prosedur seluruh Pegawai
yang telah dilaksanakan bersama para atasan langsung.
j) Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan penggantian
peralatan inventaris kantor pusat.
k) Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan kebersihan
gedung, halaman, taman, dan lapangan parkir kantor pusat
serta kantor Divisi Keamanan.
l) Menyelenggarakan kebijakan pengadaan barang dan jasa
sesuai kebutuhan perusahaan.
m) Menyelenggarakan penyediaan dan distribusi air, listrik,
AC, telepon, PABX dan Faksimili untuk keperluan kantor
pusat.
n) Menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan
dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor.
o) Menyelenggarakan administrasi dan pengaturan,
penggunaan, kebersihan, pemeliharaan kendaraan dinas.
p) Menyelenggarakan pemantauan keberadaan barang-barang
inventaris, peralatan kantor dengan catatan akuntansi untuk
keperluan audit secara berkala.
q) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kantor, serta
pengaturan, penataan dan penggunaan ruang kantor atau
ruang rapat.
r) Mengelola persediaan ATK dan cetakan kantor pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
s) Menyediakan perlengkapan dan peralatan kerja yang
diperlukan kantor pusat dan atau perusahaan (komputer,
kendaraan dinas, kendaraan operasional).
t) Menyelenggarakan kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja /
perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan.
u) Menyelenggarakan data base inventaris perusahaan.
v) Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu
Unit Kerja yang merupakan penjabaran dari Kebijakan
Mutu, dan Sasaran Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan.
w) Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat
waktu.
3) Tangung Jawab Kepala Operasional adalah:
a) Tersedianya Rencana dan Pemberdayaan pegawai (man
power planning), sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
b) Tersedianya Sistem Informasi SDM dalam suatu data
base Kepegawaian yang terkini dan dapat digunakan.
c) Tersusunnya sistem dan kebijakan pengadaan, penempatan
dan pengembangan Pegawai sesuai dengan tuntutan
kebutuhan Pegawai.
d) Tersusunnya sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai
dengan mempertimbangkan "internal or external equity"
e) Tersedianya SDM sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
f) Tersusunnya Kebijakan perencanaan, pengorganisasian
dan administrasi program Pendidikan dan Latihan (Diklat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
g) Tersusunnya program penelusuran bakat dan pembinaan
kepribadian pegawai.
h) Tersedianya kajian dan evaluasi terhadap efektifitas
program dan kontribusi peraturan bagi perkembangan
Perusahaan.
i) Menindaklanjuti hasil penilaian prosedur seluruh Pegawai.
j) Dilaksanakannya pengembangan yang berkelanjutan
terhadap Sasaran mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit
Kerja yang mengacu kepada Kebijakan Mutu Perusahaan
yang telah ditetapkan.
k) Terwujudnya suasana kantor yang nyaman dan dapat
meningkatkan produktivitas kerja serta membentuk citra
yang baik terhadap perusahaan.
l) Terpeliharanya kebersihan gedung, halaman, taman,
lapangan parkir kantor pusat dan kantor Divisi Keamanan.
m) Tersedianya barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan
perusahaan secara efisien dan efektif.
n) Tersedianya air dan listrik, serta berfungsinya AC, telepon,
PABX, Faksimili dan inventaris lainnya.
o) Terselenggaranya administrasi, penempatan, penyimpanan
dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor secara
tertib dan aman.
p) Tersedianya kendaraan dinas dalam kondisi laik pakai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
q) Tersedianya daftar inventaris dan peralatan kantor yang
lengkap dan mutakhir.
r) Tersedianya ATK dan cetakan setiap saat dibutuhkan.
s) Tersedianya perlengkapan dan peralatan kerja yang
diperlukan kantor pusat .
t) Tersedianya fasilitas untuk kegiatan rapat kerja,
kunjungan kerja/perjalanan dinas dan penerimaan tamu
perusahaan.
u) Tersedianya data base inventaris perusahaan.
v) Tersedianya laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat
waktu setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya.
4) Batasan Wewenang Kepala Operasional adalah :
a) Mengusulkan kepada Direksi tentang pengesahan sistem
dan kebijakan di bidang Kepegawaian.
b) Mengusulkan kepada Direksi tentang program dan
pelaksanaan pengadaan, penempatan dan pengembangan
Pegawai sesuai dengan tuntutan kebutuhan Perusahaan
c) Mengusulkan kepada Direksi untuk memberikan
penghargaan atau hukuman Pegawai sesuai hasil penilaian
prosedur Pegawai yang bersangkutan.
d) Mengusulkan kepada Direksi untuk menindak lanjuti hasil
Diklat dalam bentuk promosi, mutasi dan demosi.
e) Menerima atau menolak hasil penilaian prosedur Pegawai
dari atasannya setelah dilakukan evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
f) Menyetujui daftar pembayaran yang menjadi hak pegawai
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g) Menerima atau menolak usulan program dan peserta Diklat
dari Unit Kerja.
h) Menyusun dan merevisi Sasaran Mutu dan Prosedur Mutu
Unit Kerja.
i) Menyetujui atau menolak hasil pekerjaan kebersihan yang
dilakukan oleh pihak ketiga.
j) Menandatangani Surat Perintah Kerja dan Rencana
Kebutuhan sesuai dengan kewenangannya.
k) Mengatur penggunaan kendaraan dinas secara optimal.
l) Menyetujui atau menolak permintaan ATK dan cetakan.
m) Memberikan surat teguran kepada pihak ketiga atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi.
n) Mengatur tata letak ruang kantor, ruang rapat dan peralatan
kerja.
o) Mengatur penyediaan fasilitas untuk kegiatan rapat kerja,
kunjungan kerja/perjalanan dinas dan penerimaan tamu
perusahaan.
p) Mengusulkan penjualan/pemusnahan barang-barang yang
tidak produktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
m. Satuan Pengawas Internal (SPI)
1) Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Pengawas Internal (SPI)
adalah:
a) Menyusun dan melaksanakan Rencana Audit dan
Konsultasi Tahunan.
b) Melaporkan realisasi Rencana Audit dan Konsultasi
Tahunan setiap semester kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris.
c) Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan
efektifitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional,
sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan
kegiatan lainnya.
d) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian
intern dan sistem internal manajemen risiko sesuai dengan
kebijakan.
e) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif
tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat
manajemen.
f) Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan
tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
g) Memberikan konsultasi kepada pihak intern Bank untuk
memberikan nilai tambah dan perbaikan terhadap kualitas
pengendalian, pengelolaan risiko dan tata kelola
perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
h) Melakukan audit pendalaman (khusus) apabila diperlukan.
i) Melaksanakan pemantauan tindak lanjut audit dan
melaporkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris
setiap bulan.
j) Melaporkan segera atas setiap temuan audit yang
diperkirakan dapat mengganggu.kelangsungan usaha Bank
kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
k) Melaksanakan pendidikan secara berkelanjutan dan sesuai
dengan kompetensi auditor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
ANALISISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. BPR Chandra
Muktiartha mengenai prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit
bermasalah, penulis memperoleh informasi sebagai berikut :
1. Kebijakan Manajemen Atas Pemberian Tugas dan Wewenang Kepada
Auditor Internal
a. Independensi Auditor Internal
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha diposisikan
mandiri dan mampu melaksanakan tugasnya secara objektif yaitu
tidak memihak maupun mendapat campur tangan pihak lain.
Auditor internal melaksanakan tugas dan wewenang dalam hal
pengendalian dan pengawasan perkreditan sesuai dengan SOP
(Standar Operasional Prosedur) untuk satuan pengawas internal
dan kebijakan yang ada di BPR.
b. Kompetensi Auditor Internal
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta mampu
melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian berdasarkan
pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan
bidangnya. Auditor internal memperoleh perluasan wawasan dan
peningkatan kompetensi melalui seminar, pelatihan yang diadakan
oleh Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
c. Pemahaman Tugas dan Wewenang Auditor Internal pada PT. BPR
Chandra Muktiartha
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki
standar prosedur yang dijadikan pedoman kerja sebagai seorang
auditor internal. SOP (Standar Operasional Prosedur) menjadi
pedoman dan acuan auditor internal BPR dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi audit internal.
2. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan Auditor Internal Di Bidang
Perkreditan
a. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha melakukan
penilaian dan memastikan apakah proses kerja yang dilakukan
karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan kebijakan,
standar, dan prosedur yang berlaku di perusahaan. Auditor internal
memiliki dasar atau pegangan dalam melakukan penilaian yaitu
berdasarkan SOP atau standar operasional prosedur yang dimiliki
oleh masing masing bagian.
b. Keteraturan Pelaksanaan Pengawasan Perkreditan
1) Audit Reguler (Regular Audit)
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
memiliki jadwal atau rencana kerja audit selama satu tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Rencana kerja dibuat secara tertulis oleh auditor internal dan di
review oleh direktur utama.
2) Audit Khusus (Special Audit)
Auditor Internal PT. BPR Chandra Muktiartha
melaksanakan audit khusus dengan melakukan On The Spot
atau peninjauan langsung. OTS dilakukan untuk mendapat
keyakinan atas berkas-berkas kredit.
3. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal
a. Mengamati
Auditor Internal memonitor setiap kegiatan-kegiatan
perkreditan pada PT. BPR Chandra Mukthiarta. Tiga hal yang
menjadi fokus utama auditor internal dalam proses monitoring
adalah karyawan yang menangani kredit, berkas-berkas kredit
dan debitur.
b. Mengajukan pertanyaan
Auditor internal melakukan beberapa persiapan sebelum
wawancara dilakukan agar proses wawancara sesuai dengan
rencana dan memperoleh banyak informasi penting. Pertama,
auditor internal mempelajari berkas-berkas kredit untuk
mengidentifikasi kendala apa yang dihadapi debitur dalam
pelunasan kredit. Kedua, auditor internal menyusun daftar
pertanyaan mulai dari pertanyaan umum sampai dengan
pertanyaan khusus agar dapat tercipta suasana yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mendorong debitur untuk terbuka dalam menceritakan segala
kendala yang dihadapi. Ketiga, setelah berkas-berkas kredit
dipelajari dan pertanyaan wawancara disusun, auditor internal
melakukan On The Spot atau kunjungan lapangan untuk
mewawancarai debitur yang bersangkutan.
c. Menganalisis
Analisis yang dilakukan oleh auditor internal berdasarkan
berkas-berkas kredit dan hasil dari On The Spot. Analisis dilakukan
untuk mengidentifikasi kredit bermasalah yang selanjutnya akan
dijadikan dasar dan pertimbangan BPR untuk menyelamatkan
kredit serta memutuskan tindakan penyelamatan apa yang diambil.
Dalam hal ini, auditor internal harus memperdalam informasi
mengenai kondisi dan kendala yang dialami debitur dengan cara
analisis.
d. Memverifikasi
Pada PT. BPR Chandra Muktiartha, auditor internal melakukan
verifikasi setelah kredit diberikan karena tidak terlibat langsung
dalam kegiatan operasional BPR yaitu eksekusi transaksi. Auditor
internal melakukan verifikasi dengan memeriksa format maupun
isi dari berkas-berkas yang menjadi dasar dalam pemberian kredit
seperti memorandum usulan kredit, formulir survey on the spot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
e. Menginvestigasi
On The Spot adalah bentuk dari investigasi yang dilaksanakan
auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha. OTS dilakukan
untuk mendapat keyakinan atas berkas-berkas kredit karena dari
data tersebut belum tentu menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. OTS wajib dilakukan auditor internal satu minggu
setelah kredit dicairkan namun dapat dilakukan kembali sewaktu-
waktu (insidentil) jika terjadi masalah dalam pembayaran kredit.
f. Mengevaluasi
Evaluasi berkaitan dengan penilaian secara keseluruhan yang
melewati serangkaian proses audit. Pada tahap awal pengawasan
kredit, auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
mengevaluasi hasil dari On The Spot dilihat dari segi debitur,
apakah debitur yang mendapatkan pinjaman dana dari BPR sudah
memenuhi kapasitas kredit.
4. Program Kerja Audit Lanjutan yang Dilakukan Auditor Internal Untuk
Menyelesaikan Kredit Bermasalah
Setelah auditor melakukan pemeriksaan dan menemukan berbagai
faktor penyebab kredit bermasalah yang ada pada PT. BPR Chandra
Muktiartha, kemudian auditor internal memberikan kesimpulan dan
opini. Program kerja audit lanjutan oleh auditor internal dalam
menyelesaikan kredit bermasalah adalah memberikan rekomendasi dan
memantau aktivitas yang berjalan setelah diberikan rekomendasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Setelah itu, auditor internal membuat laporan kegiatan yang dilakukan
selama satu bulan.
B. Analisis Data
1. Kebijakan Manajemen Atas Pemberian Tugas dan Wewenang Kepada
Auditor Internal
a. Independensi Auditor Internal
Independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus
dijaga oleh auditor internal. Independensi adalah bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak tergantung
pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Auditor
internal harus berperilaku jujur, tidak mudah dipengaruhi dan tidak
memihak siapapun karena auditor internal melakukan pekerjaannya
untuk kepentingan umum bukan semata untuk kepentingan
perusahaan atau pihak tertentu.
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha diposisikan
mandiri dan mampu melaksanakan tugasnya secara objektif yaitu
tidak memihak maupun mendapat campur tangan pihak lain.
Auditor internal melaksanakan tugas dan wewenang dalam hal
pengendalian dan pengawasan perkreditan sesuai dengan SOP
(Standar Operasional Prosedur) untuk satuan pengawas internal
dan kebijakan yang ada di BPR. Aktivitas independen yang
dilakukan auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
sudah sesuai dengan ruang lingkup auditor internal dalam bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
perkreditan yaitu melakukan pengawasan intern, dan tidak terlibat
langsung dalam eksekusi transaksi. Auditor internal tidak memiliki
kewenangan eksekutif untuk merubah suatu prosedur atau suatu
sistem yang telah berjalan secara langsung di satuan kerja yang di
audit yaitu di bidang perkreditan. Begitu juga dalam pelaksanaan
operasional BPR seperti menghimpun dana dan memberikan
kredit, auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha tidak
terlibat maupun bertanggung jawab atas kegiatan operasional
tersebut karena diluar ruang lingkup audit.
Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi
untuk memenuhi kewajiban profesionalnya yaitu memberikan
opini yang objektif, tidak bias, tidak dibatasi dan melaporkan
masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif
atau lembaga. Auditor internal harus bebas dari hambatan dalam
melaksanakan auditnya. Dengan begitu auditor internal bisa
disebut melaksanakan audit dengan professional (Sawyer’s,
2005:35).
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha mampu
memberikan informasi berupa opini dan rekomendasi yang terkait
dengan masalah perkreditan dalam hal ini adalah kredit bermasalah
kepada direksi dan dewan komisaris sesuai dengan fakta atau
keadaan yang sesungguhnya terjadi. Opini yang diberikan bersifat
netral, tidak memihak debitur maupun BPR dan tidak mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tekanan dari pihak manapun. Namun apabila terjadi penyimpangan
pada kebijakan perkreditan, kewenangan auditor internal hanya
melaporkan setiap temuan audit dan merekomendasikan hasil
analisis untuk pengambilan keputusan tetapi auditor internal tidak
berwenang dalam memberikan keputusan. Rekomendasi yang
diberikan auditor internal kepada direktur utama maupun dewan
komisaris mudah untuk diterapkan dan sudah disesuaikan dengan
kewenangan yang ditetapkan oleh manajemen BPR.
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukiartha memiliki
kewenangan untuk memeriksa aktiva, karyawan yang bersangkutan
serta bebas mengakses semua catatan dan berkas-berkas
perkreditan sehingga auditor internal mampu memberikan
rekomendasi yang terkait kepada direktur utama dan dewan
komisaris.
b. Kompetensi Auditor Internal
Kompetensi adalah cara setiap individu dalam memanfaatkan
pengetahuan, keahlian, dan perilakunya pada saat bekerja.
Kompetensi diwujudkan dalam prosedur. Jadi, kompetensi dapat
dihubungkan dalam hal-hal yang berkaitan dengan jenis tugas
kontekstual tertentu yakni, apa yang harus dikerjakan dan sebaik
apa pekerjaan yang dilakukan. Kriteria-kriteria untuk sebuah fungsi
auditor internal yang kompeten, dilihat dari sisi “praktik terbaik”
yang berlaku secara global. (Sawyer’s 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta mampu
melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian berdasarkan
pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan
bidangnya. Auditor internal memperoleh perluasan wawasan dan
peningkatan kompetensi melalui seminar, pelatihan yang diadakan
oleh Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga lain.
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Mukthiarta juga
mengadakan kelas intern tersendiri yang dilakukan rutin setiap hari
sabtu. Tujuan diadakannya kelas intern adalah untuk
pengembangan diri dan untuk melatih hard competency atau
tingkat berpikir, pengetahuan, dan keterampilan auditor internal.
Dengan adanya kegiatan seperti seminar, pelatihan, maupun kelas
intern, auditor internal menjadi lebih terbantu dalam
mengembangkan kemampuannya karena mendapatkan
pengetahuan yang sebelumnya belum didapatkan.
c. Pemahaman Tugas dan Wewenang Auditor Internal di bidang
perkreditan pada PT. BPR Chandra Muktiartha
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki
standar prosedur yang dijadikan pedoman kerja sebagai seorang
auditor internal. SOP (Standar Operasional Prosedur) menjadi
pedoman dan acuan auditor internal BPR dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan fungsi audit internal.
SOP dimiliki oleh masing-masing unit kerja dan setiap unit kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
memiliki standar yang berbeda-beda. Standar prosedur yang
dijadikan pedoman kerja oleh auditor internal adalah mengenai
sistem operasional BPR, apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana
pekerjaan audit harus dilakukan.
Tidak hanya dari standar operasional prosedur, auditor internal
pada PT. BPR Chandra Muktiartha juga menaati ketentuan-
ketentuan kredit yang berlaku di BPR, dimana ketentuan kredit
dibuat oleh manajemen dengan mengadaptasi dari ketentuan OJK
dan Bank Indonesia. Dengan adanya SOP dan kebijakan yang ada
di PT. BPR Chandra Muktiartha, alur tugas, peran, dan fungsi
auditor internal dapat semakin diperjelas karena berhubungan
dengan tugas dan wewenang auditor internal.
Tugas dan wewenang auditor internal di bidang perkreditan
pada PT. BPR Chandra Muktiartha adalah melakukan
pengendalian dan pengawasan mulai dari pencairan kredit, sampai
dengan pelunasan atau penyelesaian kredit. Jadi, auditor internal
tidak ikut serta dalam memutuskan kredit, tetapi tugas auditor
internal dimulai setelah pencairan kredit.
Auditor internal memiliki kewenangan penuh dalam
mengawasi dan melakukan pengendalian pada semua bagian yang
ada di BPR. Auditor internal harus memastikan apakah pada saat
proses pemberian kredit, para petugas yang bertanggung jawab di
bagian tersebut sudah mematuhi prosedur dan kebijakan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
berlaku sesuai dengan ketentuan internal perusahaan. Karena salah
satu faktor terjadinya kredit bermasalah adalah dari pihak internal
bank yang tidak melaksanakan tugasnya sesuai kebijakan, standar,
dan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Maka dari itu,
peran auditor internal sangat penting dalam hal pengawasan yaitu
untuk meminimalkan resiko dan mencegah sedini mungkin potensi
kredit bermasalah.
Auditor internal bertugas memeriksa setiap berkas dan
dokumen kredit. Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah disusun. Auditor internal pada PT. BPR Chandra
Muktiartha berperan satu minggu setelah kredit dicairkan yaitu
melakukan OTS (On The Spot) untuk memastikan keberadaan
usaha debitur, omzet usahanya serta untuk membandingkan data
atau angka yang diberikan dengan data atau informasi yang
diperoleh dilapangan. Apabila pada saat OTS ditemukan adanya
potensi kredit bermasalah, maka auditor internal harus
melaporkannya ke direktur utama maupun mengkomunikasikannya
dengan dewan komisaris dan memberikan rekomendasi yang
terkait untuk dilakukan tindak lanjut.
2. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan di Bidang Perkreditan
a. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Menurut (Hery, 2016) audit kepatuhan dilakukan untuk
menentukan sejauh mana aturan, kebijakan, hukum, perjanjian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
atau peraturan pemerintah telah ditaati oleh entitas yang
diaudit.
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
melakukan penilaian dan memastikan apakah proses kerja yang
dilakukan karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan
kebijakan, standar, dan prosedur yang berlaku di perusahaan.
Auditor internal memiliki dasar atau pegangan dalam
melakukan penilaian yaitu berdasarkan SOP atau standar
operasional prosedur yang dimiliki oleh masing masing bagian.
Tidak hanya berlandaskan SOP, auditor internal pada PT.
BPR Chandra Muktiartha juga memiliki dasar untuk
melakukan penilaian mengenai sejauh mana kebijakan, standar,
dan prosedur perusahaan ditaati oleh para karyawan di bagian
perkeditan yaitu dari berkas-berkas perkreditan seperti formulir
survey on the spot, laporan aprasial kendaraan bermotor, data
cek fisik kendaraan bermotor dan laporan hasil penilaian tanah
dan bangunan maupun catatan-catatan lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan audit terhadap kredit bermasalah.
Pada saat auditor internal melakukan penilaian terhadap
proses kerja yang dilakukan karyawan di bagian perkreditan,
auditor internal mendapati temuan bahwa bagian analis kredit
tidak mematuhi kebijakan, standar, dan prosedur perusahaan.
Account officer dan bagian analis terkadang kurang cermat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dalam menganalisa pendapatan maupun kemampuan
pengembalian pinjaman dan rata-rata, kapasitasnya di bawah
angsuran. Analisa yang kurang detail dan mendalam menjadi
salah satu penyebab kredit bermasalah, seperti tidak
melaksanakan survey,dan merekayasa pendapatan agar kredit
dapat dicairkan.
Dengan melakukan pengendalian dan pengawasan tersebut,
auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha dapat
mendeteksi secara dini potensi kredit bermasalah yang terjadi
dan meminimalkannya, dimana salah satu penyebab kredit
bermasalah adalah karena pelanggaran dan penyimpangan
kebijakan perusahaan maupun kelalaian yang dilakukan
karyawan bagian perkreditan dalam melaksanakan tugasnya.
b. Keteraturan Pelaksanaan Pengawasan Perkreditan
1) Audit Reguler (Regular Audit)
Audit reguler adalah aktivitas audit terhadap suatu atau
sejumlah audit object yang dijalankan berdasarkan rencana
tahunan, secara berkala, berkesinambungan, dan berulang-
ulang dari tahun ke tahun (Kumaat, 2011).
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
memiliki jadwal atau rencana kerja audit selama satu tahun.
Rencana kerja dibuat secara tertulis oleh auditor internal
dan di review oleh direktur utama. Untuk mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
rencana kerja audit yang matang, auditor internal memilah
dan mendahulukan hal yang lebih penting sehingga
pelaksanaan audit bisa lebih terfokus. Rencana kerja
tahunan yang dilaksanakan auditor internal pada PT. BPR
Chandra Muktiartha adalah melakukan stock opname pada
kas, bunga deposito, jaminan, tabungan, dan melakukan
pengawasan internal yang mencangkup seluruh aspek dan
unsur kegiatan bank.
2) Audit Khusus (Special Audit)
Audit khusus adalah aktivitas audit terhadap suatu audit
object tertentu yang dilaksanakan secara insidentil, baik
karena adanya permintaan khusus dari pemegang saham,
manajemen lain maupun masalah internal yang harus segera
diselidiki. Audit khusus bisa saja tidak termasuk rencana
tahunan, tetapi dianjurkan sedapat mungkin aktivitas yang
bersifat risk/control analysis sebaiknya sudah direncanakan
(Kumaat, 2011)
Auditor Internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
melaksanakan audit khusus dengan melakukan OTS atau
On The Spot. OTS dilakukan untuk mendapat keyakinan
atas berkas-berkas kredit karena dari data tersebut belum
tentu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. OTS
dilakukan pada waktu tertentu dan jika ada kepentingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
yang sangat mendesak sehingga jadwal untuk
melaksanakan OTS sangat fleksibel. Namun, sebelumnya
auditor internal telah membuat perencanaan dan
menyepakati bahwa satu minggu setelah kredit dicairkan,
auditor internal langsung melaksanakan OTS untuk
megetahui apakah kredit yang diberikan fiktif atau tidak.
Kredit dikatakan fiktif apabila debitur yang tercatat sebagai
peminjam dana ternyata tidak pernah meminjam dana pada
bank yang bersangkutan. Selanjutnya, jika debitur
mengalami permasalahan dalam pembayaran kredit dimana
debitur sudah masuk dalam kolekbilitas kredit bermasalah
maka auditor internal kembali melakukan OTS secara
insidentil tanpa sepengetahuan debitur untuk menangani
kredit bermasalah.
3. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal
a. Mengamati
Mengamati berarti melihat, memerhatikan, dan tidak
melewatkan hal-hal yang dianggap penting. Hal ini
mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang berhati-hati
dan berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barang-
barang. Hal ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki
tujuan, memiliki nuansa perbandingan dengan standar dan
suatu pandangan yang evaluatif (Sawyer’s 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Auditor Internal memonitor setiap kegiatan- kegiatan
perkreditan pada PT. BPR Chandra Mukthiarta. Tiga hal yang
menjadi fokus utama auditor internal dalam proses monitoring
adalah karyawan yang menangani kredit, berkas-berkas kredit
dan debitur.
Pertama, auditor internal melakukan pengamatan pada
proses kerja yang dilakukan karyawan di bagian perkreditan
apakah sudah sesuai dengan kebijakan, standar, dan prosedur
yang berlaku di perusahaan. Kedua, auditor internal melakukan
pengamatan pada berkas-berkas kredit setiap bulannya dan
melihat apakah ada debitur yang tidak membayar tepat waktu
dan berapa bulan debitur tersebut tidak membayar. Ketiga,
auditor mengamati debitur dengan melakukan OTS atau On
The Spot untuk memastikan keberadaan usaha debitur, omzet
usahanya dan untuk membandingkan data yang diberikan
dengan informasi yang diperoleh dilapangan.. Auditor internal
tidak sendiri dalam melakukan pekerjaan lapangan namun
bersama karyawan pada bagian penagihan.
b. Mengajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan merupakan teknik yang paling
pervasif bagi auditor internal. Pertanyaan diajukan selama audit
dilakukan dan bisa secara lisan maupun tertulis (Sawyer’s
2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Sebelum wawancara dilakukan, ada beberapa persiapan
yang dilakukan oleh auditor internal agar proses wawancara
sesuai dengan rencana dan memperoleh banyak informasi
penting. Pertama, auditor internal mempelajari berkas-berkas
kredit untuk mengidentifikasi kendala apa yang dihadapi
debitur dalam pelunasan kredit. Kedua, auditor internal
menyusun daftar pertanyaan mulai dari pertanyaan umum
sampai dengan pertanyaan khusus agar dapat tercipta suasana
yang dapat mendorong debitur untuk terbuka dalam
menceritakan segala kendala yang dihadapi. Ketiga, setelah
berkas-berkas kredit dipelajari dan pertanyaan wawancara
disusun, auditor internal melakukan On The Spot atau
kunjungan lapangan untuk mewawancarai debitur yang
bersangkutan.
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
mengajukan pertanyaan secara lisan dengan cara yang santai
dan tidak terlalu kaku (informal). Pada tahap awal auditor
internal mulai untuk membangun hubungan komunikasi yang
baik dengan debitur seperti memperkenalkan diri, mengucap
salam, dan melakukan percakapan ringan. Langkah selanjutnya,
auditor internal mulai mengemukakan tujuannya berkunjung ke
tempat usaha atau rumah debitur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Auditor internal memulai inti dari proses wawancara
dengan menanyakan apa kendala yang dihadapi dalam
pelunasan kredit. Pertanyaan wawancara dapat berkembang
sesuai dengan keadaan di lapangan. Selanjutnya, auditor
internal memberikan masukan dan mencari jalan keluar agar
kredit dapat terselamatkan. Namun semua tergantung dari
masing-masing debitur apakah memiliki itikad yang baik untuk
melakukan pelunasan pinjaman. Auditor internal pada PT. BPR
Chandra Muktiartha mendokumentasikan hasil wawancara
dalam bentuk rekaman yang selanjutnya dicatat dan dijadikan
bukti tertulis berupa call report untuk direksi dan bagian
remedial.
c. Menganalisis
Menganalisis berarti memeriksa secara rinci. Artinya
memecah entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil
untuk menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Istilah ini
juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau
kelompok transaksi dan menentukan hubungannya masing-
masing. ( Sawyer’s 2005)
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
melakukan analisis berdasarkan berkas-berkas kredit dan hasil
dari On The Spot. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi
kredit bermasalah yang selanjutnya akan dijadikan dasar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pertimbangan BPR untuk menyelamatkan kredit serta
memutuskan tindakan penyelamatan apa yang diambil. Dalam
hal ini, auditor internal harus memperdalam informasi
mengenai kondisi dan kendala yang dialami debitur dengan
cara analisis.
Auditor internal melakukan empat tahap dalam
menganalisis kredit bermasalah. Pertama, auditor internal
mempelajari hasil dari On The Spot dan berkas-berkas kredit.
Kedua, auditor internal menganalisis faktor-faktor penyebab
kredit bermasalah dan kendala yang dihadapi debitur pada saat
pelunasan kredit seperti kesengajaan debitur untuk tidak
melakukan pembayaran angsuran, penyelewengan dana kredit
yang tidak sesuai dengan tujuan penggunaan, kondisi ekonomi
debitur yang menurun, perubahan kebijakan dan peraturan
pemerintah yang berdampak pada usaha debitur dan bencana
alam yang menyebabkan kerugian.
Ketiga, auditor internal mengidentifikasi berapa lama
debitur menunggak dan tidak melakukan pembayaran pokok
atau bunga. Dari hasil tersebut, auditor internal menggolongkan
waktu tunggakan kredit dalam kolektibilitas kredit bermasalah
yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet. Apabila
debitur yang sudah dikategorikan dalam kredit diragukan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kredit macet maka perlu perhatian khusus dari pihak BPR
untuk dilakukan tindakan penyelamatan (rescue operation).
Tahap keempat, auditor internal melakukan rekomendasi
terkait tindakan penyelamatan kredit seperti rescheduling,
reconditioning, restructuring, kombinasi dan eksekusi. Pada
tahap ini, auditor internal mulai mengupayakan penyelesaian
kredit bermasalah dengan memberikan saran kepada direktur
utama dan bagian remedial. Apabila debitur memiliki itikad
baik namun tidak memiliki kapasitas untuk membayar
angsuran karena nilai angsuran terlalu tinggi maka bisa
dilakukan rescheduling atau penjadwalan kembali sehingga
debitur memiliki perpanjangan jangka waktu kredit. Apabila
debitur keberatan dalam mengangsur pinjaman dan bunga maka
dapat dilakukan reconditioning dan restructuring. Apabila
kredit sudah tidak bisa diselamatkan karena debitur tidak
memiliki kapasitas namun masih memiliki agunan maka dapat
dilakukan eksekusi, dimana BPR akan menjual agunan debitur
untuk melunasi semua kewajiban debitur.
Dengan dilakukannya analisis tersebut, maka auditor
internal dapat memberikan gambaran dan mengarahkan debitur
agar kredit dapat terselamatkan. Namun untuk tindak lanjut,
auditor menyerahkan kepada bagian remedial untuk dilakukan
pembinaan kepada debitur terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
d. Memverifikasi
Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi,
keaslian atau validitas sesuatu. Hal ini merupakan sarana tertua
yang dimiliki oleh auditor internal. Cara ini paling sering
digunakan unuk mendapatkan kebenaran fakta atau rincian
dalam suatu akun atau suatu subjek yang diaudit (Sawyer’s
2005).
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
melakukan verifikasi setelah kredit diberikan karena tidak
terlibat langsung dalam kegiatan operasional BPR yaitu
eksekusi transaksi. Auditor internal melakukan verifikasi
dengan memeriksa format maupun isi dari berkas-berkas yang
menjadi dasar dalam pemberian kredit seperti memorandum
usulan kredit dan formulir survey on the spot.
Auditor internal juga memeriksa kebenaran dan
kelengkapan formulir kredit dengan mengkonfirmasi Kartu
Tanda Penduduk (KTP) yang didukung dengan Kartu Keluarga
(KK), surat nikah dan tanda tangan persetujuan kredit oleh
suami/istri yang bersangkutan. Apabila debitur tidak
berdomisili di Yogyakarta maka harus didukung dengan surat
keterangan domisili dari RT atau RW setempat. Kemudian,
auditor internal memeriksa laporan appraisal dan data cek fisik
kendaraan bermotor dengan cara mencocokkan antara nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
rangka dan nomor mesin apakah sesuai dengan STNK dan
BPKB. Proses analisis kredit juga tak luput dari pemeriksaan,
auditor internal menilai apakah karakter debitur sudah layak
untuk memperoleh pinjaman dari BPR. Selanjutnya, auditor
internal memeriksa perhitungan besarnya kredit apakah telah
sesuai dengan jangka waktu kredit dan besarnya cicilan kredit
dan bunga. Memeriksa apakah keputusan kredit yang diberikan
telah dilakukan oleh direksi yang berwenang.
Setelah berkas-berkas kredit selesai diperiksa, auditor
internal melakukan checklist atau tickmark pada dokumen
kredit untuk memastikan bahwa tidak ada dokumen kredit yang
terlewat diperiksa dan untuk memastikan kelengkapan,
keabsahan, kewajaran, ketepatan data, bukti transaksi dan
laporan yang tersaji.
e. Menginvestigasi
Mengivestigasi merupakan istilah yang secara umum
diterapkan pada pelaksanaan tanya jawab untuk menemukan
fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini
mengimplikasikan penelusuran informasi yang sistematis yang
diharapkan dapat diketahui oleh auditor internal. Cara ini
mencakup namun tidak terbatas pada penyidikan yang
menyelidiki lebih dalam dengan maksud mendeteksi kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Investigasi berarti berupaya mencari bahan bukti atas terjadinya
kesalahan ( Sawyer’s 2005)
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
melaksanakan On The Spot sebagai bentuk dari investigasi.
OTS dilakukan untuk mendapat keyakinan atas berkas-berkas
kredit karena dari data tersebut belum tentu menggambarkan
keadaan yang sebenarnya. OTS wajib dilakukan auditor
internal satu minggu setelah kredit dicairkan namun dapat
dilakukan kembali sewaktu-waktu jika terjadi masalah dalam
pembayaran kredit. Auditor internal memiliki kewenangan
untuk memilih dengan siapa OTS dilakukan, bisa dengan
bagian remedial maupun account officer.
Pada saat On The Spot, auditor internal berkesempatan
untuk melakukan cross check berkas-berkas kredit seperti
identitas debitur, tempat usaha, omzet, jaminan dan tujuan
penggunaan kredit dengan keadaan yang sesungguhnya. Dari
hasil tersebut, auditor internal dapat menyimpulkan apakah
data yg diberikan sudah sesuai atau ada kejanggalan dan
ketidak konsistenan data dari berkas-berkas kredit yang
diberikan. Auditor internal juga menilai apakah penggunaan
kredit sudah sesuai dengan tujuan pengajuan kredit agar kredit
bermasalah dapat diminimalisir sedini mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
menggali masalah-masalah yang dihadapi oleh debitur seperti
masalah teknik produksi, kesulitan bahan baku atau pembantu,
kesulitan pemasaran, piutang macet, maupun masalah tenaga
kerja yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Dari
informasi tersebut, selanjutnya auditor internal melakukan
penilaian mengenai seberapa rumit permasalahan yang
dihadapi debitur, dan langkah yang sudah dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Auditor internal juga melihat
dampak dari permasalahan debitur tersebut, apakah
berpengaruh terhadap kredit yang sedang berjalan.
Dari On The Spot ini, auditor internal dapat mengenal lebih
jauh usaha debitur sekaligus karakter orang tersebut. Auditor
internal melihat kondisi usaha debitur apakah stabil, menurun
atau bahkan mengalami peningkatan. Dari kondisi uasaha
tersebut maka dapat tercermin apakah selanjutnya debitur
mampu mengangsur kredit yang diajukan dan auditor internal
dapat mendeteksi sedini mungkin potensi kredit bermasalah.
f. Mengevaluasi
Mengevaluasi berarti menuju suatu pertimbangan, yang
artinya menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan
kecukupan efisiensi dan efektivitasnya. Hal ini merupakan
langkah yang berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dan opini audit di sisi lain. Hal ini mencerminkan kesimpulan
yang dihasilkan auditor internal berdasarkan fakta-fakta yang
telah dikumpulkan (Sawyer’s, 2005).
Evaluasi berkaitan dengan penilaian secara keseluruhan
yang melewati serangkaian proses audit. Pada tahap awal
pengawasan kredit, auditor internal pada PT. BPR Chandra
Muktiartha mengevaluasi hasil dari On The Spot dilihat dari
segi debitur, apakah debitur yang mendapatkan pinjaman dana
dari BPR sudah memenuhi kapasitas kredit. Kapasitas yang
dimaksud adalah kemampuan debitur dalam memenuhi
kewajibannya sesuai dengan jangka waktu kredit. Auditor
internal perlu mengetahui dengan pasti kemampuan debitur
karena jika debitur tidak memiliki kemampuan untuk
membayar kembali kredit yang diberikan oleh BPR maka BPR
akan mengalami kerugian. Disamping itu, semakin baik
kemampuan keuangan calon debitur, maka akan semakin baik
kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan bahwa kredit
tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang
dijanjikan. Dari hasil evaluasi tersebut, auditor internal dapat
menilai apakah debitur mampu melanjutkan kredit atau tidak.
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha lebih
menfokuskan evaluasi pada kapasitas debitur karena Account
officer dan bagian analis kurang cermat dalam menganalisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
pendapatan calon debitur. Hal ini berpengaruh pada hasil akhir
analisis yang kurang akurat, dimana jumlah kredit yang
diberikan tidak sesuai dengan kemampuan pengembalian
pinjaman debitur sehingga menyebabkan kredit bermasalah di
kemudian hari. Oleh karena itu, auditor internal lebih berfokus
pada evaluasi kapasitas kredit agar dapat mencegah secara dini
kredit bermasalah atau Non Performing Loan dimana debitur
tidak mampu lagi membayar kewajibannya kepada BPR.
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
melakukan evaluasi mengenai beberapa faktor penyebab
naiknya Non Performing Loan baik dari faktor internal maupun
dari faktor eksternal. Salah satu faktor internal penyebab
timbulnya kredit bermasalah adalah penyimpangan dan
kelalaian dalam pelaksanaan prosedur perkreditan, yaitu
account officer dan bagian analis kurang cermat dalam
menganalisa pengajuan kredit sehingga hasil akhirnya tidak
akurat. Hal ini sangat penting yaitu untuk mengetahui apakah
kedepannya calon debitur benar-benar mampu untuk membayar
kewajibannya kepada BPR atau tidak. Kemudian, jumlah
pemberian kredit yang terlalu berlebihan dan melampaui batas
yang ditentukan juga memicu timbulnya NPL. Sedangkan
faktor eksternal penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah
debitur yang tidak kooperatif, perubahan kebijakan pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
yang berdampak pada usaha debitur, dan bencana alam yang
dapat menyebabkan kerugian debitur.
Setelah auditor internal PT. BPR Chandra Muktiartha
melakukan evaluasi terhadap kredit bermasalah, auditor
internal melaporkan hasil evaluasi kemudian memberikan
rekomendasi pada direktur utama dan dewan komisaris untuk
pengambilan keputusan.
4. Program Kerja Audit Lanjutan Oleh Auditor Internal Untuk
Menyelesaikan Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Chandra
Muktiartha
Setelah auditor melakukan pemeriksaan dan menemukan
berbagai faktor penyebab kredit bermasalah yang ada pada PT.
BPR Chandra Muktiartha, kemudian auditor internal memberikan
kesimpulan dan opini. Program kerja audit lanjutan oleh auditor
internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah adalah
memberikan rekomendasi dan memantau aktivitas yang berjalan
setelah diberikan rekomendasi. Setelah itu, auditor internal
membuat laporan kegiatan yang dilakukan selama satu bulan.
Berikut ini adalah program audit lanjutan yang dilakukan oleh
auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah :
a. Memberikan Rekomendasi
Rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin
dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam
system control. Rekomendasi haruslah positif dan bersifat
spesifik. Rekomendasi juga harus mengidentifikasi siapa yang
akan bertindak (sawyer’s 2005)
Tanggung jawab auditor internal pada PT. BPR Chandra
Muktiartha adalah mengidentifikasi penyebab kredit
bermasalah dari informasi yang didapat melalui hasil OTS
kemudian memberikan rekomendasi terkait kepada direktur
utama dan bagian remedial untuk ditindak lanjuti. Penyebab
kredit bermasalah yang sering ditemui auditor internal pada PT.
BPR Chandra Muktiartha adalah dari faktor internal perusahaan
yaitu adanya penyimpangan dan kelalaian dalam pelaksanaan
prosedur perkreditan.
Setelah auditor internal menemukan penyebab kredit
bermasalah, kemudian auditor internal mencatat hasil temuan
tersebut dalam bentuk tertulis dan membuat laporan kunjungan
harian atau Call Report. Pada tahap ini, auditor internal mulai
mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah dengan
memberikan rekomendasi untuk direktur utama dan bagian
remedial. Rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal
adalah mengenai bentuk penyelamatan kredit seperti
rescheduling, reconditioning, restructuring, kombinasi dan
eksekusi. Apabila debitur memiliki itikad baik namun tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
memiliki kapasitas untuk membayar angsuran karena nilai
angsuran terlalu tinggi maka bisa dilakukan rescheduling atau
penjadwalan kembali sehingga debitur memiliki perpanjangan
jangka waktu kredit. Apabila debitur keberatan dalam
mengangsur pinjaman dan bunga maka dapat dilakukan
reconditioning dan restructuring. Apabila kredit sudah tidak
bisa diselamatkan karena debitur tidak memiliki kapasitas
namun masih memiliki agunan maka dapat dilakukan eksekusi,
dimana BPR akan menjual agunan debitur untuk melunasi
semua kewajiban debitur atau jika masalahnya sudah terlalu
berat maka dapat diselesaikan melalui jalur hukum. Dari
rekomendasi tersebut, maka auditor internal pada PT. BPR
Chandra Muktiartha dapat memberikan gambaran dan
pengarahan kepada direktur utama dan bagian remedial sebagai
upaya penyelamatan kredit.
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
mengupayakan agar direktur utama maupun bagian remedial
melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan rekomendasi
hasil audit dengan memastikan bahwa informasi yang ada
dalam call report dapat dimengerti dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
b. Pemantauan (Monitoring)
Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian atas
mutu pengendalian internal secara berkesinambungan (berkala)
oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian telah
berjalan sebagaimana yang diharapkan, dan dimodifikasi sesuai
dengan perkembangan kondisi yang ada dalam perusahaan
(Hery 2013).
Keberhasilan keseluruhan proses audit adalah jika laporan
audit membuahkan suatu tindakan perbaikan atau perubahan.
Hasil yang diharapkan adalah suatu tindakan perubahan atau
tindakan melakukan koreksi, mencegah suatu kesalahan terjadi
kembali atau mengurangi risiko. Auditor internal pada PT. BPR
Chandra Muktiartha melakukan pemantauan untuk memastikan
apakah tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan telah
dilaksanakan dan telah dilakukan perbaikan. Untuk mengetahui
hal tersebut, auditor internal melakukan koordinasi dengan
bagian remedial. Koordinasi dilakukan untuk saling
memberikan informasi mengenai debitur yang bermasalah.
c. Laporan Kegiatan Audit
Laporan hasil audit adalah media formal yang disampaikan
oleh internal audit dalam menyampaikan hasil dari suatu
penugasan. Laporan auditor internal merupakan saran
pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pemeriksaan oleh direktur utama. Melalui laporan ini, auditor
internal akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan
yang terjadi dan keberhasilan yang telah dicapai (Kumaat,
2011)
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
memberikan laporan hasil audit setiap bulannya kepada
direktur utama dan dewan komisaris. Laporan audit berisi
kegiatan audit yang dilakukan auditor internal selama satu
bulan, temuan-temuan pada aktivitas kredit, komentar atau
tanggapan dari direktur utama dan dewan komisaris yang sudah
dipertimbangkan, dan pernyataan auditor internal yang
menjelaskan mengenai sikap akhir auditor internal atas dasar
pertimbangan yang matang terhadap informasi yang diperoleh
dari kegiatan perkreditan PT. BPR Chandra Muktiartha.
C. Pembahasan
1. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada
auditor internal
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
melakukan aktivitas independen yang sesuai dengan ruang lingkup
audit internal dalam bidang perkreditan dan tidak memihak
maupun mendapat campur tangan pihak lain. Auditor internal juga
mampu melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian
berdasarkan pengetahuan, keahlian serta pengalaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
didapatkan dari seminar dan program pelatihan yang berkaitan
dengan bidang audit internal. Namun, auditor internal pada PT.
BPR Chandra Mukthiarta belum mengikuti program sertifikasi uji
kompetensi di bidang audit internal.
Auditor internal melaksanakan tugas dan wewenang
berdasarkan Standar Operasional Prosedur dan ketentuan kredit
yang berlaku di perusahaan. Tugas dan wewenang auditor internal
di bidang perkreditan adalah melakukan pengendalian dan
pengawasan mulai dari pencairan kredit, sampai dengan pelunasan
atau penyelesaian kredit.
2. Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang
perkreditan.
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
melakukan penilaian dan memastikan apakah proses kerja yang
dilakukan karyawan di bagian perkreditan sudah sesuai dengan
standar operasional prosedur maupun kebijakan yang berlaku di
perusahaan. Auditor internal mendapati temuan terkait dengan
compliance audit atau audit kepatuhan yaitu bagian analis kredit
dan account officer tidak mematuhi prosedur pemberian kredit
dimana jumlah kredit yang diberikan lebih besar dari kemampuan
debitur. Hal ini disebabkan karena ketidaktelitian dalam melakukan
analisis, dan survey lapangan yang kurang mendetail sehingga
berdampak pada kredit yang tidak dibayar tepat pada waktunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
atau bahkan tidak dibayar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
karyawan pada bagian analisis kredit harus meningkatkan
kemampuan analisa kredit dan harus memperbaiki prosedurnya
dalam melaksanakan penilaian kelayakan dan pengusulan kredit
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di perusahaan.
Pengendalian dan pengawasan yang dilakukan auditor
internal di bidang perkreditan sudah sesuai dengan rencana kerja
tahunan. Auditor internal dapat memprioritaskan hal yang lebih
penting yaitu melakukan On The Spot atau kunjungan lapangan
diluar jadwal audit tahunan pada kesempatan atau waktu tertentu
jika terjadi kredit bermasalah dengan mengecek kebenaran data
dengan melihat secara fisik usaha debitur, domisili, jaminan, serta
menggali aktifitas usaha debitur.
3. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan oleh auditor internal
Auditor Internal melakukan pengawasan dengan memonitor
setiap kegiatan- kegiatan perkreditan pada PT. BPR Chandra
Mukthiarta. Tiga hal yang menjadi fokus utama auditor internal
dalam proses monitoring adalah karyawan yang menangani kredit,
berkas-berkas kredit dan debitur. Auditor internal juga melakukan
wawancara dengan debitur pada saat on the spot atau kunjungan
lapangan dimana auditor internal mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan perkreditan untuk menggali permasalahan dan
kendala yang dihadapi pada saat proses pelunasan kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
melakukan analisis berdasarkan berkas-berkas kredit dan hasil dari
On The Spot. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi kredit
bermasalah yang selanjutnya akan dijadikan dasar dan
pertimbangan BPR untuk menyelamatkan kredit serta memutuskan
tindakan penyelamatan apa yang diambil. Auditor internal juga
melakukan verifikasi dengan memeriksa format maupun isi dari
berkas-berkas yang menjadi dasar dalam pemberian kredit seperti
memorandum usulan kredit dan formulir survey on the spot.
Pada saat On The Spot, auditor internal berkesempatan
untuk melakukan cross check berkas-berkas kredit, melakukan
penilaian mengenai permasalahan yang dihadapi debitur, dan
langkah yang sudah dilakukan untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha lebih
menfokuskan evaluasi pada kapasitas debitur untuk mencegah
kredit bermasalah sedini mungkin. Hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan (Shiomi 2013) menunjukkan bahwa hasil prosedur
auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah pada PT.
BPR Dewa Arthaka Mulya Yogyakarta masih terhitung rendah
dan kurang optimal karena prosedur auditor internal yang kurang
sistematis dan kurang mengikuti prosedur audit pada umumnya,
maka berbeda dengan hasil penelitian ini. Dimana prosedur auditor
internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah dilakukan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sistematis, mengikuti prosedur dan kebijakan perusahaan serta
menerapkan teknik-teknik audit untuk menyelesaikan kredit
bermasalah. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
mampu memenuhi kebutuhan informasi bagi direktur utama dan
bagian remedial sebelum pengambilan keputusan atau langkah
kebijaksanaan yang tepat.
4. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk
menyelesaikan kredit bermasalah.
Memberikan rekomendasi kepada direktur utama dan
bagian remedial mengenai bentuk penyelamatan kredit yang
mungkin dilakukan merupakan program kerja audit yang dilakukan
untuk menyelesaikan kredit bermasalah. Jika penyelamatan kredit
sudah tidak dapat dilakukan maka auditor memberikan
rekomendasi untuk melakukan eksekusi yaitu menjual agunan atau
diselesaikan dengan jalur hukum. Auditor internal mengupayakan
agar direktur utama maupun bagian remedial melakukan tindakan-
tindakan yang sesuai dengan rekomendasi hasil audit dengan
memastikan bahwa informasi yang ada dalam call report dapat
dimengerti dengan benar. Setelah rekomendasi diberikan, auditor
internal melakukan pemantauan untuk memastikan apakah tindak
lanjut atas rekomendasi yang diberikan telah dilaksanakan dan
telah dilakukan perbaikan untuk mengurangi risiko yang mungkin
terjadi karena keberhasilan keseluruhan proses audit adalah jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
laporan audit membuahkan suatu tindakan perbaikan dan
perubahan. Kemudian auditor internal menyususn laporan hasil
audit dan menyempaikan laporan tersebut kepada direktur utama
dan dewan komisaris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta membandingkan antara teori
yang mendasari dengan keadaan sesungguhnya di PT. BPR Chandra
Mukthiarta, penulis menyimpulkan bahwa prosedur auditor internal dalam
penyelesaian kredit bermasalah telah dilaksanakan dengan baik. Beberapa
poin penting yang mendasari pengambilan kesimpulan adalah :
1. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada
auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah sesuai
prosedur dimana auditor internal diposisikan secara independen, tanpa
campur tangan pihak lain dan tidak terlibat secara langsung di satuan
kerja yang di audit yaitu di bidang perkreditan. Alur tugas, wewenang
dan tanggung jawab auditor internal juga semakin diperjelas dengan
adanya SOP dan kebijakan yang ada di BPR sehingga auditor internal
dapat mengetahui dengan jelas peran dan fungsinya sebagai seorang
auditor internal. Auditor internal memanfaatkan pengetahuan, keahlian
dan pengalaman yang dimilikinya sesuai dengan bidangnya dan terus
meningkatkan kompetensi dengan mengikuti seminar maupun program
pelatihan untuk internal audit. Namun, auditor internal pada PT. BPR
Chandra Muktiartha belum mengikuti program sertifikasi uji
kompetensi di bidang audit internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
2. Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang
perkreditan sudah sesuai dengan prosedur dimana auditor internal
melakukan penilaian ketaatan karyawan bagian kredit berdasarkan
standar operasional prosedur untuk masing-masing bagian dan
melakukan pengecekan pada berkas-berkas perkreditan untuk
memastikan bahwa kebijakan, standar dan prosedur perusahaan telah
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal sudah sesuai
dengan prosedur dimana auditor internal menerapkan semua teknik-
teknik dalam melaksanakan pemeriksaan audit yaitu mengamati,
mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi
dan mengevaluasi. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
melakukan pendekatan baik secara lisan maupun tertulis sehingga dapat
menyelesaikan kredit bermasalah dengan menyampaikan permasalahan
maupun temuan audit (audit finding) dan memberikan rekomendasi
untuk tindakan penyelamatan kredit.
4. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk
menyelesaikan kredit bermasalah sudah sesuai dengan prosedur dimana
auditor internal memberikan rekomendasi mengenai bentuk
penyelamatan kredit seperti rescheduling, reconditioning, restructuring,
kombinasi dan eksekusi. Kemudian auditor internal melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
pemantauan (monitoring) dan auditor inter nal menyusun laporan hasil
audit sebagai bentuk dari komunikasi tertulis.
B. Keterbatasan Penelitian
Penulis tidak memperoleh data mengenai hasil evaluasi prosedur
yang dilakukan auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah
sehingga peneliti tidak mengetahui bagaimana umpan balik manajemen
terhadap kualitas kinerja, kemampuan, kelebihan maupun kekurangan
auditor internal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
C. Saran
1. Sebaiknya bagian HRD (Human Resource Development) maupun
direktur utama memberikan evaluasi atau penilaian terhadap prosedur
yang sudah dilakukan oleh auditor internal agar auditor internal dapat
meningkatkan keahlian, efektifitas serta kualitas prosedurnya.
2. Sebaiknya, auditor internal mengikuti program sertifikasi uji
kompetensi di bidang audit internal agar dapat menjamin kualifikasi,
meningkatkan kualitas maupun keahlian dalam melaksanakan tugas
atau pekerjaan audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing. Edisi Keempat. Salemba Empat,
Jakarta.
Amir, Mohammad Faisal. 2015. Memahami Evaluasi Kinerja
Karyawan. Mitra Wacana Media, Jakarta.
Andayani, Wuryan. 2008. Audit Internal. Edisi Pertama. BPFE,
Yogyakarta.
Daini Ade Ayu Etshuko Shiomi. 2013 . Analisis Kinerja Auditor Internal
Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Dewa Arthaka
Mulya Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Denico Doly Lumbon Tobing. 2009 . Penyelesaian Kredit Bermasalah
Pada PT. Bank Danamon, Tbk. Cabang Semarang. Tesis. Universitas
Diponegoro.
Dunil, Z. 2005. Risk-Based Audit. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Elok Izza Afrianiswara. 2010 . Peranan Audit Internal Dalam Menunjang
Efektifitas Pengendalian Internal Kredit Investasi Pada PT. Bank X.
Skripsi.STIE Perbanas.
Haryono Yusuf. 2001. Auditing (Pengauditan). Buku 1. Yogyakarta,
STIE-YKPN.
Herli, Ali Suryanto. 2013. Buku Pintar Pengelolaan BPR dan Lembaga
Keuangan Pembiayaan Mikro. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Hery. 2016. Auditing dan Asurans. PT Grasindo, Jakarta.
Ikatan Bankir Indonesia. 2016. Memahami Supervisi Audit Intern Bank.
Edisi Ke-1. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Kencana,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konorium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit
Internal. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.
Kumaat, Valery G. 2011. Internal Audit. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba
Empat, Jakarta.
Mardalis. 2004. Metode Penelitian. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Pabundu, Tika. 2006. Budaya Organisasi dan peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara
Saifuddin Azwar. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sawyer's. 2005. Internal Auditing. Salemba Empat, Jakarta.
Tawaf, Tjukria P. 1999. Audit Intern Bank. Edisi Pertama. Salemba Empat,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
LAMPIRAN 1
LEMBAR ANALISIS
PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
YOGYAKARTA
1. Kebijakan Manajemen Atas Pemberian Tugas dan Wewenang Kepada Auditor Internal
Teori Keadaan yang Sesungguhnya
Terjadi
Sesuai Tidak
Sesuai
Diterapkan
Sebagian
Tidak
Bisa
Diterapkan
Ket
A. Independensi Auditor Internal
Independensi adalah bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain dan tidak tergantung pada
orang lain.
Auditor internal diposisikan
mandiri dan mampu melaksanakan
tugasnya secara objektif yaitu tidak
memihak maupun mendapat
campur tangan pihak lain. Hal ini
terlihat dari aktivitas independen
yang dilakukan oleh auditor
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
B. Kompetensi Auditor Internal
Kompetensi adalah cara setiap
individu dalam memanfaatkan
pengetahuan, keahlian, dan
perilakunya pada saat bekerja.
internal yaitu tidak terlibat
langsung dalam kegiatan
operasional BPR.
Auditor internal melaksanakan
tugas pengawasan dan
pengendalian berdasarkan
pengetahuan, keahlian dan
pengalaman yang sesuai dengan
bidangnya. Auditor internal
memperoleh perluasan wawasan
dan peningkatan kompetensi
melalui seminar maupun pelatihan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2. Bentuk Pengendalian dan Pengawasan di Bidang Perkreditan
Teori Keadaan yang Sesungguhnya
Terjadi
Sesuai Tidak
Sesuai
Diterapkan
Sebagian
Tidak
Bisa
Diterapkan
Ket
A. Audit Kepatuhan ( Compliance
Audit )
Audit kepatuhan dilakukan untuk
menentukan sejauh mana aturan,
kebijakan, hukum, perjanjian, atau
peraturan pemerintah telah ditaati
oleh entitas yang diaudit.
Auditor internal melakukan
penilaian dan memastikan apakah
proses kerja yang dilakukan
karyawan di bagian perkreditan
sudah sesuai dengan kebijakan,
standar, dan prosedur yang berlaku
di perusahaan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Keteraturan Pelaksanaan
Kegiatan Perkreditan
1) Audit Reguler (Regular Audit)
Aktivitas audit terhadap
suatu/sejumlah audit object yang
dijalankan berdasarkan rencana
tahunan, secara berkala,
berkesinambungan, dan berulang-
ulang dari tahun ke tahun
2) Audit Khusus (Special Audit)
Aktivitas audit terhadap suatu
audit object tertentu yang
dilaksanakan secara insidentil,
baik karena adanya permintaan
Auditor internal memiliki jadwal
atau rencana kerja audit selama
satu tahun yaitu melakukan stock
opname pada kas, bunga deposito,
jaminan, tabungan, melakukan
pengendalian dan pengawasan
internal.
Auditor Internal melaksanakan
audit khusus dengan melakukan On
The Spot atau peninjauan lapangan.
OTS dilakukan untuk mendapat
keyakinan atas berkas-berkas
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
khusus dari pemegang saham,
manajemen lain maupun masalah
internal yang harus segera
diselidiki.
kredit. Auditor internal telah
merencanakan dan menyepakati
kapan On The Spot dilaksanakan,
yaitu satu minggu setelah kredit
dicairkan dan dapat kembali
dilaksanakan secara insidentil
apabila ada keperluan yang
mendesak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal
Teori Keadaan yang Sesungguhnya
Terjadi
Sesuai Tidak
Sesuai
Diterapkan
Sebagian
Tidak
Bisa
Diterapkan
Ket
A. Mengamati
Mengamati berarti melihat,
memerhatikan, dan tidak
melewatkan hal-hal yang dianggap
penting
B. Mengajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan merupakan
teknik yang paling pervasif bagi
auditor internal. Pertanyaan diajukan
Auditor Internal memonitor
setiap kegiatan perkreditan. Tiga
hal penting yang menjadi fokus
utama auditor internal adalah
mengamati karyawan yang
menangani kredit, berkas-berkas
kredit dan debitur.
Auditor internal melakukan
persiapan sebelum mengajukan
pertanyaan yaitu dengan
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
selama audit dilakukan dan bisa
secara lisan maupun tertulis
C. Menganalisis
Menganalisis berarti memeriksa
fungsi, aktivitas, atau kelompok
transaksi secara rinci dan
menentukan masing-masing
hubungannya.
mempelajari berkas-berkas kredit,
menyusun daftar pertanyaan, dan
melaksanakan On The Spot untuk
mewawancarai debitur yang
bersangkutan secara lisan.
Auditor internal melakukan
analisis berdasarkan berkas-berkas
kredit dan hasil dari On The Spot.
Analisis dilakukan untuk
mengidentifikasi kredit bermasalah
yang selanjutnya akan dijadikan
dasar dan pertimbangan BPR untuk
menyelamatkan kredit serta
memutuskan tindakan
penyelamatan apa yang diambil
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Memverifikasi
Memferifikasi adalah melakukan
konfirmasi kebenaran, akurasi,
keaslian atau validitas sesuatu.
Auditor internal melakukan
verifikasi dengan memeriksa
format maupun isi dari berkas-
berkas kredit kemudian melakuka
cheklist dokumen kredit untuk
memastikan bahwa tidak ada
dokumen kredit yang terlewat
diperiksa dan memastikan
kelengkapan, keabsahan,
kewajaran, ketepatan data, bukti
transaksi dan laporan yang tersaji.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
E. Menginvestigasi
Mengivestigasi merupakan cara
untuk menemukan fakta-fakta yang
tersembunyi dan mencari kebenaran.
Penelusuran informasi yang
sistematis yang diharapkan dapat
diketahui oleh auditor internal
F. Mengevaluasi
Mengevaluasi berarti menuju suatu
pertimbangan, yang artinya
menimbang apa yang telah dianalisis
dan menentukan kecukupan efisiensi
dan efektivitasnya.
Auditor internal melaksanakan On
The Spot sebagai bentuk dari
investigasi. OTS dilakukan untuk
mendapat keyakinan atas berkas-
berkas kredit karena dari data
tersebut belum tentu
menggambarkan keadaan yang
sebenarnya.
Auditor internal mengevaluasi
hasil dari On The Spot dan lebih
menfokuskan evaluasi pada
kapasitas debitur agar dapat
meminimalisir secara dini Non
Performing Loan atau kredit
bermasalah.
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4. Program Kerja Audit Lanjutan Oleh Auditor Internal Untuk Menyelesaikan Kredit Bermasalah Pada PT. BPR
Chandra Muktiartha
Teori Keadaan yang Sesungguhnya
Terjadi
Sesuai Tidak
Sesuai
Diterapkan
Sebagian
Tidak
Bisa
Diterapkan
Ket
A. Memberikan Rekomendasi
Rekomendasi menggambarkan
tindakan yang mungkin
dipertimbangkan manajemen untuk
memperbaiki kondisi-kondisi yang
salah, dan untuk memperkuat
kelemahan dalam system control.
Auditor internal memberikan
rekomendasi untuk direktur utama
dan bagian remedial. Rekomendasi
yang diberikan adalah mengenai
bentuk penyelamatan kredit seperti
rescheduling, reconditioning,
restructuring, kombinasi dan
eksekusi.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Pemantauan (Monitoring)
Aktivitas pemantauan berhubungan
dengan penilaian atas mutu
pengendalian internal secara
berkesinambungan (berkala) oleh
manajemen untuk menentukan
bahwa pengendalian telah berjalan
sebagaimana yang diharapkan, dan
dimodifikasi sesuai dengan
perkembangan kondisi yang ada
dalam perusahaan
C. Laporan Kegiatan Audit
Laporan hasil audit adalah media
formal yang disampaikan oleh
internal audit dalam menyampaikan
Auditor internal melakukan
pemantauan untuk memastikan
apakah tindak lanjut atas
rekomendasi yang diberikan telah
dilaksanakan dan telah dilakukan
perbaikan.
Auditor internal memberikan
laporan hasil audit setiap bulannya
kepada direktur utama dan dewan
komisaris. Laporan audit berisi
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hasil dari suatu penugasan. Laporan
auditor internal merupakan saran
pertanggung jawaban internal
auditor atas penugasan pemeriksaan
oleh direktur utama. Melalui laporan
ini, auditor internal akan
mengungkapkan dan menguraikan
kelemahan yang terjadi dan
keberhasilan yang telah dicapai
kegiatan audit yang dilakukan
selama satu bulan, temuan-temuan
pada aktivitas kredit, komentar
atau tanggapan dari direktur utama
dan dewan komisaris yang sudah
dipertimbangkan, dan pernyataan
auditor internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
LAMPIRAN 2
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK AUDITOR INTERNAL
DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
A. Tugas Auditor Internal
1. Bagaimana kebijakan manajemen PT. BPR Chandra Muktiartha atas
pemberian tugas dan wewenang pada auditor internal?
Kebijakan sesuai dengan kebijakan yang ada di perusahaan dan
sesuai dengan SOP atau standar operasional prosedur. Ada SOP khusus
untuk satuan pengawas internal. Direksi memberikan tugas kepada auditor
internal dalam hal pengendalian dan pengawasan berdasarkan aturan yang
ada di PT. BPR Chandra Mukthiarta maupun peraturan dari OJK.
Kewenangan pengawasan pada saat Account Officer mencari nasabah
sampai kredit selesai atau lunas.
2. Sejauh mana peran auditor internal terhadap perkreditan ?
Auditor Internal tidak ikut dalam memutuskan kredit tetapi setelah
terjadinya pencairan kredit, karena tugas auditor internal di BPR adalah
pengawasan intern, jadi tidak terjun ke operasional. Satu minggu setelah
pencairan auditor internal melakukan OTS atau On The Spot. Menilai
apakah sesuai dengan tujuan penggunaan kredit supaya tidak terjadi kredit
bermasalah. Pada saat OTS, auditor internal tidak terjun ke lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sendiri namun didampingi oleh AO atau Account Officer maupun bagian
lain yang bersangkutan. Auditor internal juga meminimalkan resiko
kerugian yang disebabkan oleh faktor-faktor dari debitur seperti usaha
menurun atau bangkrut, kesehatan debitur, kebijakan pemerintah dan lain-
lain.
3. Bagaimana pengaruh aktivitas perkreditan terhadap fungsi audit internal?
Tidak pengaruh, namun auditor internal berpengaruh terhadap
perkreditan karena auditor internal dapat masuk pada semua bagian yang
ada dalam perusahaan. Meminimalkan kredit bermasalah sedini mungkin.
4. Usaha-usaha apa yang dilakukan auditor internal terhadap pengendalian
dan pengawasan perkreditan ?
Ketika kredit sudah cair, auditor internal melakukan OTS seminggu
sesudah pencairan untuk lebih mengetahui kondisi yang ada di lapangan
apakah sesuai dengan yang sebenarnya. Meyakini apa yang dianalisis
benar apa adanya. Auditor internal lebih banyak melakukan pencegahan
pada saat on the spot, namun sebelum melakukan OTS auditor internal
mempelajari berkas-berkas kredit lalu membandingkan dengan keadaan
yang ada di lapangan.
5. Apa yang dilakukan oleh auditor internal bilamana ditemukan
penyimpangan-penyimpangan kebijakan perkreditan ?
Hanya melaporkan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan dan
merekomendasikan hasil analisis untuk pengambilan keputusan namun
auditor internal tidak dapat ikut serta dalam memutuskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
6. Bagaimana tingkat pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal
terhadap aktivitas perkreditan ?
Dari kredit cair sampai kredit bermasalah. Pengawasan dilakukan
berdasarkan kategori kolektibilitas kredit yang mengacu pada ketentuan
yang dibuat oleh Bank Indonesia :
a. Kredit Lancar ( Kolektibilitas 1)
Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan
pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Selain itu,
dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat tunggakan angsuran
pokok atau bunga namun belum melampaui 3 bulan.
b. Kredit Kurang Lancar ( Kolektibilitas 2)
Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan
selama 3 bulan dari waktu yang diperjanjikan, namun belum
melampaui 6 bulan.
c. Kredit diragukan( Kolektibilitas 3)
Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjamandan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan
selama 6 bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.
d. Kredit macet( Kolektibilitas 4)
Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman
dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu
tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Auditor internal sudah melakukan pengawasan yaitu satu minggu
sesudah pencairan dengan melakukan OTS untuk memastikan. Jika
pembayaran kredit telat satu hari maka bagian soft collection menelpon
debitur untuk mengingatkan agar melakukan pembayaran kredit. Jika
debitur sudah masuk dalam kolektibilitas 2, 3, dan 4 maka OJK
mewajibkan untuk menyiapkan perhitungan PPAP yaitu penyisihan
penghapusan piutang produktif dimana PPAP digunakan untuk biaya
penghapusan piutang. PPAP dilihat dari kemampuan perusahaan, harus
menyisihkan berapa untuk PPAP. Berkaitan dengan rugi laba perusahaan
karena pengawasan kredit bisa dipertahankan untuk tidak naik
kolektibilitas maka bisa mengurangi biaya pencadangan PPAP dan
otomatis dapat menaikkan laba perusahaan, tetapi jika kredit yang
bermasalah tidak pernah dimonitor sehingga kolektibilitasnya terus
meningkat dan menjadi kredit macet, maka pencadangan PPAP nya juga
harus besar dan mengurangi laba perusahaan karena perusahaan juga harus
mengeluarkan biaya yang tinggi untuk pencadangan.
B. Standar Kinerja
1. Standar kinerja apa yang dijadikan pedoman kerja sebagai auditor internal
dan seperti apa bentuk standar kinerja tersebut ?
Dari SOP dan ketentuan-ketentuan kredit yang berlaku di perusahaan
yang dibuat oleh manajemen namun menyadur dari ketentuan OJK.
Pedoman selanjutnya adalah perencanaan khusus yang disusun oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
auditor internal yaitu rencana kerja tahunan dengan merinci jadwal
pemeriksaan yang akan dilakukan setiap bulannya seperti melakukan stock
opname (biaya deposito, stock buku tabungan,jaminan) apakah sudah
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur yang ada.
2. Bagaimana tingkat efektifitas fungsi audit internal selama ini ?
Cukup efektif karena auditor internal berkontribusi dalam memonitor
kredit bermasalah, terutama di bagian remedial atau penagihan karena
auditor internal dapat memberikan informasi mengenai hasil OTS dan bisa
dikonsultasikan lalu ditindak lanjuti oleh bagian remedial. Bisa membantu
ke bagian-bagian yang lain seperti bagian operasional seperti menyediakan
informasi mengenai PPAP . Namun, OTS kurang efisien karena kurangnya
pegawai di bagian audit internal. Setiap auditor internal memiliki tugas
utamanya masing-masing. Bu Mus bagian adminidtrasi, pak Heru bagian
OTS untuk kredit yang memiliki masalah pada saat pelunasan lebih dari
jangka waktu yang ditentukan sekitar setengah tahun ke atas tetapi sudah
bermasalah, pak Solikhin mengawasi kredit setelah seminggu cair.
C. Kinerja dalam Pelaksanaan Tugas Audit Internal
1. Usaha apa yang dilakukan dalam memastikan apakah karyawan bagian
perkreditan telah mematuhi prosedur dan kebijakan perusahaan?
Memiliki dasar atau pegangan mengenai ketentuan-ketentuan yang
berlaku seperti SOP, berkas kredit namun yang diutamakan 25 besar dari
plafon kredit karena biasanya data yang diminta OJK untuk pemeriksaan
25 besar. Kedua karena tenaga kerja yang kurang memadahi. Mengecek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kesesuaian berkas kredit dengan ketentuan yang berlaku, jaminan, cek
fisik untuk menentukan legalitasnya. Dari segi kelengkapan berkas,
melihat dokumen, checklist dokumen kredit untuk melihat kesesuaian
kelengkapan berkas berkas kredit sehingga dengan mudah auditor internal
mengidentifikasi kredit bermasalah. Auditor internal menawarkan bentuk
penyelamatan kredit, seperti rescheduling, reconditioning, restructuring,
kombinasi dan eksekusi. Melihat debitur kooperatif tidak pada saat
pelunasan kredit jika debitur tidak kooperatif maka jaminan ditarik, dijual
jaminannya sesuai dengan harga pasaran dan kondisi. Hubungan dengan
hukum ketika BPR melakukan penarikan kendaraan dan eksekusi lelang
pada jaminan tanah atau bangunan apabila dokumen yg dimiliki BPR tidak
memenuhi syarat maka BPR tidak memiliki kewenangan. Misalnya hak
tanggungan di lelang, terkadang ada nasabah yang masih melakukan
perlawanan dengan gugatan hukum maka itu hak nasabah. Cheklist
dokumen kredit sangatlah penting karena berhubungan dengan legalitas.
2. Bagaimana cara memverifikasi atau memastikan kebenaran dokumen,
catatan dan laporan pemberian kredit ? apa yang menjadi pedoman ?
Memeriksa kesesuaian berkas kredit dengan ketentuan yang berlaku,
jaminan, cek fisik contohnya STNK BPKB dengan cek no rangka no
mesin, KTP didukung KK, surat nikah, jika lain domisili bisa dicek dengan
surat keterangan domisili RT/RW setempat kelurahan. Checklist
kelengkapan dokumen kredit, untuk mengklarifikasikannya auditor
internal melakukan OTS ke lapangan untuk meyakinkan lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Sebelum pencairan dan sebelum dilakukan survey, ada SID atau Sistem
Informasi Debitur. Dari SID maka akan tercermin pinjaman debitur di
bank mana saja akan muncul selama masih termasuk lembaga keuangan,
terlihat posisi kreditnya lancar atau tidak. Menggali informasi usaha,
karakter dan kapasitas. Kualitas dan reputasi debitur pasti berbeda beda
karena semua tercermin dari SID.
3. Usaha apa yang dilakukan dalam menilai kegiatan perkreditan ?apakah
telah dilaksanakan sesuai prosedur dan kebijakan perusahaan ?
Jika mengecek berkas-berkas kredit maka akan dapat menghasilkan
suatu data bahwa sudah sesuai atau belum dan di konfirmasikan dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Intinya dicocokan dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku sebagai dasar dalam memberikan saran dan
rekomendasi.
4. Apakah auditor internal sudah mengikuti program sertifikasi uji
kompetensi di bidang audit internal ? sesering apa mengikuti seminar atau
pelatihan yang berhubungan dengan audit internal ?
Belum, namun bu Mus sudah mengikuti program sertifikasi untuk
dewan komisaris. Auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha
belum mengikuti program sertifikasi pada bidangnya namun Auditor
internal sering mengikuti seminar dan pelatihan yang diadakan oleh
Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga-lembaga lain. Auditor internal
mengadakan kelas intern tersendiri yang dilakukan rutin setiap hari sabtu.
Tujuan diadakannya kelas intern adalah untuk pengembangan diri dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
untuk melatih hard competency atau tingkat berpikir, pengetahuan, dan
keterampilan auditor internal.
D. Pemeriksaan Keberlangsungan Perkreditan
1. Kapan auditor melakukan pemeriksaan terhadap unit kerja dan semua
kegiatan yang berhubungan dengan perkreditan ?
Auditor internal memiliki jadwal atau rencana kerja selama satu
tahun terutama untuk pengecekan berkas-berkas kredit untuk menentukan
kebenaran, namun untuk OTS bisa fleksibel sewaktu-waktu dapat
dilakukan jika ada kepentingan mendesak. Auditor bekerja setelah
pencairan. Memeriksa kelengkapan berkas tetapi tidak tiap hari.
2. Apa yang dilakukan auditor jika ada permasalahan pada hasil temuan
pemeriksaan ?
Membuat laporan, merekomendasikan dari informasi yang
didapatkan dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan yang lalu. Auditor
Internal mengidentifikasi apa permasalahannya dan dituangkan pada
data lembar kerja dalam bentuk tertulis. Lalu direkomendasikan secara
tertulis pada direksi dan dewan komisaris, bagian yang bersangkutan
dan atasannya untuk menindaklanjuti hasil temuan dan auditor internal
harus memantau apakah hasil dari rekomendasi yang dilakukan auditor
internal di follow up atau tidak.
E. Prosedur Auditor Internal dalam Menangani Kredit Bermasalah
1. Apa sajakah program kerja audit lanjutan yang dilakukan oleh auditor
internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Merekomendasi hasil OTS ke bagian remedial. Memonitor kapan
nasabah membayar kredit dengan berkoordinasi dengan bagian remedial
dan penagihan. Jika sampai tanggal yang dijanjikan tidak ada tindak lanjut
pembayaran, auditor internal merekomendasikan bagian penagihan untuk
mendatangi nasabah. Jadi auditor internal hanya memonitor dan
merekomendasikan hasil temuan seperti laporan pembukuan seperti data
nominatif kredit atau melakukan rescedulling kepada bagian remedial dan
penagihan. Membuat laporan yang berisi rekomendasi kredit bermasalah
untuk restrukturisasi, penarikan jaminan atau harus lewat pihak ke tiga
lembaga kepolisian, pengadilan,lembaga lelang negara, melihat berat
ringannya permasalahan. Auditor internal sebatas memberikan
rekomendasi dan dipantau apakah sudah diperbaiki dan dijalani lalu
hasilnya bagaimana.
2. Bagaimanakah peran audit internal dalam menyikapi kredit bermasalah
dan bagaimana penyelesaiannya ?
Auditor internal melakukan OTS atau On The Spot dimana salah satu
caranya adalah auditor internal mendatangi debitur dengan bersilaturahmi,
dan menanyakan beberapa hal yang menjadi kendala dalam pembayaran
kredit. Salah satu tugas auditor internal untuk meminimalkan resiko
kerugian perusahaan yang disebabkan oleh suatu kegiatan atau usaha yang
tidak sesuai dengan harapan, termasuk kredit bermasalah atau pembayaran
yang tidak tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Langkah apa yang dilakukan oleh auditor internal dalam mengamati
potensi kredit bermasalah ?
By data. Ketika nasabah tidak membayar tepat waktu, auditor melihat
berkas-berkas kredit melihat tunggakan kredit perbulan dan auditor
internal merekomendasi bagian penagihan dan direksi untuk melakukan
rescedulling.
4. Bagaimana cara auditor internal dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai kredit bermasalah dengan pihak debitur ?
Auditor internal bekerja setelah pelaksanaan tugas dilakukan, sebelum
dilakukan OTS auditor internal mempelajari berkas-berkas kredit ketika
ada potensi kredit bermasalah. Setelah dipelajari auditor internal
melakukan OTS ke rumah debitur dan memberikan pertanyaan secara
lisan. Bisa menggali pertanyaan selama proses wawancara, pertanyaan
bisa berkembang di lapangan mengikuti kondisi. Direkam untuk
selanjutnya diproses menjadi bukti tertulis.
5. Bagaimana cara auditor internal dalam menganalisis kredit bermasalah?
Ambil berkas kredit, pelajari, dan melakukan OTS. Mencari penyebab
kredit bermasalah, misalkan kredit sudah tidak bisa diselamatkan mungkin
karena kapasitas tidak ada namun jaminannya ada maka bisa diambil
jaminanya terlebih dahulu. Atau mungkin kapasitasnya ada namun nilai
angsuran terlalu tinggi dan debitur keberatan mungkin karena
pendapatannya turun maka bisa dilakukan rescedulling atau penjadwalan
kembali. Auditor internal menganalisa apakah kredit sudah tidak bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
diselamatkan lagi karena kapasitas dan jaminan masih ada maka auditor
internal harus cepat mengambil tindakan untuk memberikan solusi bagi
debitur. Auditor internal melihat dari kapasitas, untuk kedepannya masih
bisa untuk membayar angsuran atau kewajiban atau tidak. Kedua
hubungan dengan usaha yang jangka waktunya panjang, jaminan
kendaraan roda dua atau empat masih atau tidak. Ketiga, dilihat dari usaha
karakternya bisa dipegang atau tidak.
6. Bagaimana cara auditor internal dalam mengkonfirmasi validitas data
temuan kredit bermasalah ?
Membandingkan data terkait yaitu berkas-berkas kredit dengan
melakukan On The Spot kemudian melakukan checklist dokumen.
7. Bagaimana cara auditor internal dalam mencari bahan bukti yang terkait
dengan kredit bermasalah?
Dengan melakukan On The Spot ke rumah debitur dan memberikan
pertanyaan secara lisan. Bisa menggali pertanyaan selama proses
wawancara, pertanyaan bisa berkembang di lapangan mengikuti kondisi.
Direkam untuk selanjutnya diproses menjadi bukti tertulis.
8. Bagaimana cara auditor internal dalam mengevaluasi kredit bermasalah?
Hasil OTS dari segi nasabah seperti kapastitas, kondisi nasabah, dari
hasil itu akan dinilai apakah nasabah akan bisa melanjutkan dan
menyelamatkan kredit atau tidak. Rata-rata kapasitasnya, dalam pencairan
kredit entah itu marketing atau analis terkadang kurang cermat di dalam
menganalisa pendapatan atau kemampuan pengembalian pinjaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
akan dilakukan oleh nasabah karena rata-rata kapasitasnya di bawah
angsuran. Melihat dari NPL Non Performance Loan batasan dari BI atau
OJK maksimal 5% apabila Non Performance Loan bulan ini dengan bulan
kemarin tinggi maka ada kenaikan kredit bermasalah. Jika Non
Performance Loan turun dari bulan kemarin maka kedit bermasalahnya
turun. Auditor internal mengevaluasi berbagai indikator yang
menunjukkan telah terjadinya kredit bermasalah dan menentukan apakah
perlu dilakukan tindakan lebih lanjut atau apakah perlu direkomendasikan
ke dewan komisaris maupun direksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
LAMPIRAN 3
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK
KEPALA BAGIAN PERKREDITAN
PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
A. Gambaran Umum Perkembangan Kredit
1. Bagaimanakah perkembangan kegiatan perkreditan dari tahun ke tahun?
Perkembangan perkreditan dari tahun ke tahun semakin bagus
karena SDM marketing 20 orang, Bagian penagihan 13 orang. Ada
pemisahan tugas antara yang mencari kredit dan yang menagih kredit.
Perkembangan kredit nya setiap bulan naik rata rata 2-3 Miliar cukup
signifikan. Rata-rata realisasi kredit 7-8 M per bulan, dan ada run off
yang cukup tinggi.
2. Bagaimana tingkat suku bunga yang diberikan ke debitur terhadap
perkembangan perkreditan ?
Membedakan antara nasabah baru dengan nasabah yang sudah
mempunyai report yang baik. Pembedaan suku bunga didasari oleh
semakin besar pinjaman maka semakin kecil bunganya. PT. BPR
Chandra Muktiartha di Daerah Istimewa Yogyakarta bunganya relatif
murah. Bunga tidak di samaratakan yaitu 2-5 juta bunga 12 bulan 1,7
Diatas 500 bunga 1,2 juta untuk nasabah baru. Nasabah lama atau repeat
order lebih murah 2-5 juta dengan bunga 1,4. Diatas 500 ada negosiasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1,1 atau dibawah ( kredit angsuran). Kredit berjangka hanya membayar
bunga, pelunasan pokok sampai 6 bln , aktiva jatuh tempo.
Menyesuaikan dengan pasar, dibandingkan dengan BPR lain masih
relatif lebih murah namun jika dibandingkan dengan bank umum
tentunya lebih bersaing karena dana deposito masih tinggi untuk BPR
dua kali lipat dari bank umum jika bank umum 4-5%.
B. Administrasi Kredit
1. Apa bagian kredit memiliki Standar Operational Prosedur (SOP) ?
Memiliki SOP, setiap bulan bisa tambah SOP. Ketika ada produk
baru dan kebijakan baru bisa dijadikan SOP.
2. Apa saja persyaratan kredit yang harus dipenuhi debitur ? adakah kriteria-
kriteria khusus ?
Minimal harus memiliki kapasitas mengangsur atau kemampuan
untuk mengembalikan kredit, kedua tidak ada kredit yang tanpa agunan
semua debitur memiliki agunan seperti BPKB motor atau sertifikat tanah,
ketiga memiliki usaha jika wirausaha, memiliki pekerjaan.
C. Standar Kinerja Bagian Pengelolaan Kredit
1. Standar kinerja apa yang diterapkan kepada setiap karyawan di bagian
kredit dan seperti apa bentuk standar kinerja tersebut ?
Minimal setiap akhir tahun membuat standar target kredit untuk
Account Officer junior, Account Officer senior, dan team leader. Untuk
Account Officer junior pertumbuhan kreditnya harus 65 juta artinya ada yg
melunasi atau membayar harus tumbuh 65 juta, untuk Account Officer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
senior 90 juta, untuk team keader 225 juta rata2 pencairan team leader.
Ada target khusus, bukan hanya pencairan tapi ada bagian remedial atau
penagihan. Standarnya NPL harus dibawah 5% karena posisi BPR
sekarang 10%. Jika tidak sesuai target presentasi Account Officer untuk
mempertanggung jawabkan mengapa tidak sesuai target, ada sanksi seperti
surat peringatan, ketiga jika tidak kompeten di bagian Account Officer bisa
dipindah ke bagian lain, dan di keluarkan.
2. Apakah PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki pedoman penilaian kinerja
untuk menilai kinerja karyawan bagian kredit ?
Ada pedoman penilaian kinerja yang dilakukan HRD, masalah
angka pencapaian target, masalah hubungan kerja, ketika kena punishment,
masih banyak pembinaan.
D. Kredit Bermasalah
1. Berapa persentase terjadinya kredit bermasalah pada PT. BPR Chandra
Muktiartha ?
Berdasarkan Non Performance Loan. BPR memiliki indikator
kredit bermasalah tidak lebih besar dari 5%. Jika lebih dari 5% diawasi
oleh OJK supaya kredit tidak semakin membekak. Non Performance
Loan = Perbandingan kredit bermasalah dengan outstanding kredit
seluruhnya jadi yang nunggak 3 bln ke atas yang tidak mengangsur
bunga atau pokok masuk ke Non Performance Loan sampai nunggak
berapapun 1 th / 2 th dibagi seluruh kredit. Idealnya 5% Agak meningkat
pada tahun 2016 yaitu , Januari sebesar 7%, Februari sebesar 8%, Maret
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sebesar 9% tidak bagus, sudah diawasi OJK. BPR dipantau OJK, BPR
memberikan laporan pada OJK.
2. Apa sajakah indikator-indikator terjadinya kredit bermasalah yang ada
pada PT. BPR Chandra Muktiartha ?
Indikator kredit bermasalah tidak hanya dari pihak eksternal atau
debitur namun juga dari internal perusahaan yaitu karyawan. Terjadi
masalah BPKP palsu, karena tidak survey lapangan, Pedoman kredit 5C
Character kemauan membayar, Capacity kemampuan untuk membayar,
Capital debitur memiliki modal untuk mengajukan kredit minimal
memilikin20-30% dari kebutuhan kredit Condition, kondisi secara
keseluruhan calon debitur, Colateral yaitu agunan atau jaminan yaitu
BPKP atau sertifikat. Jika pihak intern tidak memahami dan menguasai
5C maka kemungkinan besar kredit bermasalah lebih mengandung resiko
misalnya account officer tidak mampu menggali lebih kemampuan
mengangsur dan pendapatan. Pertama NPL, ketika NPL besar berarti
indikator kredit bermasalahnya besar. Kedua BDR ( Bad Dept Rasio).
Soft collection: menelfon debitur, surat sampai 3 kali, kunjungan ke
debitur.
3. Seberapa besar tingkat kepercayaan BPR terhadap nasabah dalam
melunasi pinjaman dan bunga ?
Sangat besar. BPR harus memiliki kepercayaan kepada debitur jika
tidak percaya tidak mungkin memberikan kredit, jika nasabah tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
percaya maka tidak menyerahkan jaminan. Saat debitur memberikan
jaminan maka jaminan milik BPR.
4. Bagaimana BPR dapat mengetahui karakter nasabah yang akan
diberikan kredit ?
a. Karaker angsuran atau mengembalikan kredit seperti SID semua bisa
dilihat di SID
b. Mengutamakan kecepatan pelayanan seperti survey. Yang
diutamakan yang mampu membayar bukan karakter orangnya
tingkah laku atau kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
LAMPIRAN 4
CHEK LIST DOKUMEN KREDIT
PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI