601-1217-1-SM
description
Transcript of 601-1217-1-SM
Korespondensi: +628129699323; [email protected]
Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan—Apr 2009, hlm. 25
-35ISSN 0854-3844
Pengaruh Organisasi Pembelajar terhadapKompetensi Pegawai Bank
SONDANG YOHANNA L. TOBING1*, RACHMA FITRIATI2**
Volume 16 Nomor 1
1PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.2Ilmu Administrasi Niaga Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI
Abstract. PT Bank Mandiri, Tbk. as the biggest state-owned bank in Indonesia must perform changes andits employees must continuously adapt to its environment in order to exist in its endeavour to be the best inthe banking world. This quantitative research uses samples taken randomly from the population of the entireemployees of Bank Mandiri central office located in Jakarta. The analysis of the data uses the regression designto perceive the influence of five disciplines of learning organization—i.e. personal mastery, shared vision, mentalmodel, system thinking, and team learning—toward the competence improvement of Mandiri Bank CentralOffice’s employees in Jakarta, signified by motives, traits, self concept, knowledge, and skill. The result of theresearch shows that learning organization has a strong relation and a significant influence toward the competenceimprovement of the employees at Mandiri Bank Central Office in Jakarta.
Keywords: organization, learning organization, competence, human resources
PENDAHULUAN
Organisasi bisnis harus senantiasa meningkatkankemampuan untuk berubah agar memiliki daya saingdalam menghadapi kompetisi. Thomas Friedman (2006)dalam The World is Flat mengatakan bahwa dunia kiniberada dalam equal playing field akibat globalisasidan proliferasi teknologi, informasi, dan komunikasi(TIK). Karenanya, era pengetahuan dan teknologi inimembuat setiap organisasi menghadapi kompleksitasdan ketidakpastian sebagai konsekuensi terjadinyaperubahan lingkungan bisnis dan teknologi yang cepat.Hal senada dinyatakan Drucker (1992), bahwa saat inikita sedang berada di era revolusi informasi, yaitu eradimana pengetahuan berhasil diaplikasikan pada penge-tahuan itu sendiri. Suatu organisasi untuk menunjang erarevolusi informasi tersebut perlu memiliki pengetahuaneksplisit (know how) dan pengetahuan tasit (know why)secara seimbang dan berkelanjutan. Drucker (1992)menambahkan, penemuan dan pendalaman yang ber-kesinambungan atas ilmu pengetahuan yang dimilikioleh tiap individu sebagai anggota dari organisasiadalah kunci sukses untuk meningkatkan kesejahteraandan kualitas kehidupan individu maupun organisasi.Kondisi saat ini membuat setiap organisasi berupayauntuk menjadi organisasi pembelajar agar tetap eksisdalam dunia bisnis.
Argandoña (2003) menyebutkan organisasi sebagaisekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasiuntuk mencapai tujuan bersama melalui suatu wadahtertentu. Bagi organisasi, orang-orang merupakansumber utama pengetahuan, yang mana pengetahuan iniakan didistribusikan, dipertukarkan, dan disempurnakanmelalui interaksi antar anggota, untuk mencapai
∗Korespondensi: +62818791406; [email protected]**
tujuan organisasi (Deng dan Tsacle, 2003). Melaluipembelajaran, manusia akan menjalani prosespengembangan karakter yang memberdayakan seluruhpotensi yang dimiliki (Berkowitz dan Bier, 2004). Dalamkonteks ini, partisipasi aktif setiap anggota organisasidalam proses pembelajaran akan merepresentasikanorganisasi pembelajar (Winter, 2000).
Marquardt dan Angus (1994) dalam bukunya yangpertama melakukan penelitian tentang karakteristik danpemikiran beberapa perusahaan yang telah mampu men-jadi organisasi belajar dan dapat berkembang di tengahpersaingan dalam bidang bisnisnya masing-masing.Buku keduanya, Marquardt (1996) mengidentifikasibeberapa karakteristik dan komponen yang harus adadalam sebuah organisasi belajar. Marquardt mendefi-nisikan organisasi belajar sebagai organisasi yang ang-gotanya memiliki kemampuan belajar yang tinggi dandilakukan secara bersama-sama untuk memperbaikiperformansinya secara berkelanjutan, dilakukan melaluipengumpulan, pengelolaan dan penggunaan pengeta-huan untuk kemajuan dan kesuksesan organisasi. Mar-quardt menambahkan, organisasi akan dapat menjadi“organisasi pembelajar” hanya dengan membelajarkanindividu-individu di dalamnya dengan memberdayakanaspek pembelajaran, organisasi, manusia, pengetahuandan teknologi. Selain itu, keputusan-keputusan yangdiambil organisasi pembelajar haruslah berdasarkanhasil evaluasi atau pengetahuan baru yang dihasilkandari dalam organisasi (Garvin, 1993; Edmonson, 2002;Rosdiana, 2003). Oleh karena itu, organisasi pembelajarmerupakan platform dalam memperoleh, menginter-pretasikan, mendistribusikan, dan menanamkan pen-getahuan kepada anggota-anggotanya (Garvin, 1993;Edmonson, 2002). Organisasi pembelajar haruslah terusmenerus mengembangkan kapasitasnya dalam men-ciptakan hasil yang ingin dicapai (Senge, 1990). Halserupa juga dinyatakan oleh Stankiewicz (2000) bahwa
26 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 1, Jan—Apr 2009, hlm. 25-35
Gambar 1. Fifth Discipline dalam Organizational LearningSumber: Senge, 1990
kegiatan belajar yang berkelanjutan dan kebebasanmengeksplorasi pengetahuan akan menciptakan budayaintelektual bagi suatu organisasi pembelajar.
Untuk menjadi organisasi pembelajar, Senge(1990) mengatakan bahwa setiap individu yang inginbersaing dalam lingkungan bisnis harus menjadikanorganisasinya sebagai “organisasi pembelajar”,dengan cara terus menerus beradaptasi denganlingkungannya. Senge menawarkan lima disiplin yangia sebut sebagai five new”component technologies”,yang diyakini sebagai ”disiplin” yang perlu dimilikisetiap individu organisasi sebagai landasan utamakeberhasilan membangun organisasi pembelajar gunamenghadapi dan menciptakan perubahan. Sementaramenurut Marquardt (1996), ada enam keahlian yangharus dimiliki sebuah organisasi untuk menjadi sebuahorganisasi belajar, lima keahlian pertama adalahlima disiplin organisasi belajar yang dikemukakanoleh Senge, dan ditambah dengan keahlian keenamyaitu keahlian untuk melakukan dialog. Dialogmerupakan kemampuan untuk belajar, mendengar danberkomunikasi antar sesama anggota organisasi. Dalamperusahaan yang telah menjadi organisasi belajar,keahlian diwujudkan dengan adanya: sikap anggotaperusahaan untuk selalu terbuka, mau mendengarkan,mau berdiskusi, memberi saran atau kritik, dan salingbertukar pikiran dalam melakukan proses belajar danperbaikan berkelanjutan di perusahaan.
Disiplin organisasi pembelajar ini merupakanrangkaian yang saling berhubungan dan salingmempengaruhi satu dengan yang lain (gambar 1).Lebih jauh Senge menyatakan bahwa lima disiplinorganisasi pembelajar tersebut di atas dapat berperansebagai developmental path for acquiring certain skillsor competencies to organizational capital.
Kelima disiplin atau pilar yang membuat suatuorganisasi menjadi organisasi pembelajar, adalahpersonal mastery (keahlian pribadi), yaitu suatu
disiplin untuk selalu mengembangkan yang terbaikdari diri pribadi anggota organisasi, untuk secaraberkelanjutan memperdalam visi pribadi, memfokuskanenergi, mengembangkan kesadaran, dan melihatkenyataan secara obyektif. Shared vision (berbagivisi), yaitu keterampilan untuk menggali gambaranmasa depan organisasi secara bersama-sama yang akanmenumbuhkan komitmen sejati dan kesadaran dirianggotanya. Dengan membangun visi secara bersamamaka akan menimbulkan semangat anggota organisasiatas masa depan yang mereka ciptakan bersamasehingga muncul motivasi kuat dari dalam dan akhirnyaanggota organisasi akan secara sukarela memberikankontribusi yang terbaik untuk organisasi. Mental models(model mental), yaitu asumsi-asumsi yang sangat dalammelekat, umum, atau merupakan suatu gambaran daribayangan atau citra yang berpengaruh pada bagaimanaanggota organisasi memahami dunia dan bagaimanaorganisasi mengambil tindakan sehingga membawanyake tempat terbuka dan membuatnya berkerja secaramaksimal untuk mewujudkan tujuan organisasi. Systemthinking (berpikir sistem), yaitu kemampuan untuksecara konsisten melihat organisasi secara keseluruhan,bukan sebagai komponen yang terpisah-pisah. Polaberpikir sistem merupakan kerangka konseptual, suatubagan pengetahuan, dan alat yang dikembangkan untukmembuat seluruh pola masalah terlihat secara jelassehingga dapat membantu terjadinya perubahan secaralebih efektif team learning (pembelajaran kelompok),yaitu kemampuan anggota organisasi untuk menahanasumsi pribadi masing-masing dan untuk secara bebasberpikir bersama-sama sebagai satu organisasi. Belajartim melibatkan adanya dialog antar anggota organisasidan adanya kebiasaan untuk mengemukakan ide secarabebas dan terbuka untuk kepentingan organisasi. Sengemenyatakan, ketika tim benar-benar belajar, tidak hanyamereka menghasilkan hasil yang hebat, tetapi anggotaindividunya tumbuh lebih cepat dibanding yang bisa
TOBING DAN FITRIATI, PENGARUH ORGANISASI PEMBELAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEGAWAI BANK 27
PENGETAHUANMOTIF
Pribadi 0 13.3 17.1 46.7 22.9 69.60%
terhadap Keadaan di Sekitar 1.9 6.7 9.5 35.2 46.7 81.90%
Mencari Jalan Keluar 0 11.4 21.9 45.7 21 66.70%
Pekerjaan 2.9 3.8 6.7 56.2 30.5 86.70%
setuju Setuju Sangatsetuju kurangNo Indikator Personal Mastery
KOMPETENSI
WATAK
KONSEP DIRI KETERAMPILAN
Gambar 2. Unsur Kompetensi Individual
Sumber: Spencer dan Spencer, 1993
terjadi dalam bentuk lainnya.Penelitian (Sudharatna dan Lie, 2004; Tjakraatmadja,
2006) tentang organisasi pembelajar pada industri jasatelepon seluler (mobile phone) Thailand menunjukkankorelasi positif antara karakteristik organisasi pembelajardengan kesigapan organisasi untuk berubah. Selain itu,penelitian ini, memaparkan karakteristik organisasipembelajar, yang meliputi culture value, leadershipcommitment and empowerment, communication,employee characteristics dan performance upgrading.Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa sebuahorganisasi yang memiliki karakteristik organisasipembelajar yang kuat juga memiliki tingkat yangtinggi dalam kesiapan organisasi untuk berubah. Hasiltemuan ini memperkuat pernyataan bahwa pentingbagi sebuah organisasi untuk berkembang menjadiorganisasi pembelajar agar mampu tetap bertahan dalamlingkungan bisnis yang mengalami perubahan. Konsepdisiplin organisasi pembelajar Senge ini sejalan dengankonsep Argyris (1999) yang mengemukakan bahwauntuk membangun organisasi pembelajar dibutuhkanmanusia-manusia yang memiliki kompetensi tinggi.
Kompetensi dalam literatur pendidikan dipandangsebagai manfaat pembelajaran (learning outcomes)yang diterima atau dikuasai setelah proses pembelajaran(Holmes dan Hooper, 2000). Valentine dkk., (2002)menyebutkan bahwa kompetensi anggota organisasiakan meningkat jika organisasi mampu menciptakaniklim dan suasana kondusif untuk belajar. Moran danRiesenberger (1994) berpendapat, bahwa terdapatsepuluh kompetensi yang harus dimiliki para pekerjaglobal sebagai jaminan untuk dapat bekerja denganrasa aman dan sejahtera, akibat adanya tuntutan duniakerja global, yaitu (1) kompetensi lingkungan, (2)kompetensi analitik, (3) kompetensi strategik, (4)Kompetensi fungsional, (5) kompetensi manajerial,(6) kompetensi profesi, (7) kompetensi sosial, (8)kompetensi intelektual, (9) kompetensi individu, dan(10) kompetensi perilaku (behaviour).
Spencer dan Spencer (1993) mendefinisikan
kompetensi sebagai karakter sikap dan perilaku, ataukemampuan individual yang relatif bersifat stabil ketikamenghadapi suatu situasi di tempat kerja. Lebih lanjut,Spencer (1993) menyatakan terdapat lima komponenyang membentuk kompetensi (gambar 2).
Kelima komponen kompetensi adalah motives,yaitu konsistensi berpikir mengenai sesuatu yangdiinginkan atau dikehendaki oleh seseorang, sehinggamenyebabkan suatu kejadian. Motif tingkah laku sepertimengendalikan, mengarahkan, membimbing, memilihuntuk menghadapi kejadian atau tujuan tertentu;traits, yaitu karakteristik fisik dan tanggapan yangkonsisten terhadap informasi atau situasi tertentu; selfconcept, yaitu sikap, nilai, atau imajinasi seseorang;knowledge, yaitu informasi seseorang dalam lingkuptertentu; dan skills, yaitu kapasitas kemampuan untukmengerjakan tugas-tugas fisik atau mental tertentu.Komponen kompetensi motives dan traits disebuthidden competency karena sulit untuk dikembangkandan sulit mengukurnya.Komponen kompetensiknowledge dan skills disebut visible competency yangcenderung terlihat, mudah dikembangkan dan mudahmengukurnya. Komponen kompetensi self conceptberada di antara kedua kriteria kompetensi tersebut.
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. sebagai bankBUMN terbesar di Indonesia ini senantiasa melakukanperubahan dan adaptasi terhadap lingkungan sekitaruntuk bisa tetap eksis di dunia perbankan, baik secaranasional maupun internasional. Terlebih lagi, BankMandiri adalah bentukan dari merger empat bankBUMN besar di Indonesia dengan latar belakangberbeda yang tentunya memerlukan penyesuaiansatu sama lain. Penyesuaian yang dilakukan dalammencapai tujuan organisasi membutuhkan pegawaiyang berkompeten dan berkomitmen melakukanpembelajaran secara terus menerus. Penelitian inimenganalisis sejauh mana penerapan sistem organisasipembelajar, tingkat kompetensi pegawai, dan pengaruhorganisasi pembelajar terhadap kompetensi pegawaiBank Mandiri Kantor Pusat Jakarta berdasarkan persepsi
28 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 1, Jan—Apr 2009, hlm. 25-35
Tabel 1. Personal Mastery (Keahlian Pribadi)
(Keahlian Pribadi)
sangat
tidaksetuju
tidak
Valid
setuju
Total
PercentSETUJU
1 Memiliki Komitmen yang Tinggi terhadap Pekerjaan 2.9 6.7 6.7 55.2 28.6 83.80%
2 Berusaha Mencari Solusi Inovatif dalam Menyelesaikan
menjalankan tugas dan pekerjaan sehari-hari 3.8 7.6 12.4 47.6 28.6 76,2%
organisasi perusahaan 3.8 7.6 6.7 44.8 37.1 81,9%
harus dipahami 2.9 3.8 8.6 52.4 32.4 84,8%
organisasi 1.9 7.6 15.2 44.8 30.5 75,3%
ide-ide baru 1.9 3.8 14.3 51.4 28.6 80%
masukan ketika seseorang mengemukakan ide 2.9 1.9 11.4 49.5 34.3 83,8%
Shared
setuju Setuju Sangatsetuju kurang
3 Kegagalan merupakan Kesempatan Belajar untuk
4 Mampu Mengerjakan Segala Tugas yang Diberikan 2.9 3.8 16.2 53.3 23.8 77.10%
5 Mampu Memberikan Saran Pemecahan Masalah 0 8.6 16.2 55.2 20 75.20%
6 Maksimal dalam Bekerja 2.9 7.6 16.2 49.5 23.8 73.30%
7 Menyadari bahwa Tindakan yang Dilakukan Berdampak
8 Mampu Mencapai Target Kerja 0 8.6 14.3 51.4 25.7 77.10%
9 Kepentingan Organisasi Lebih Penting dari Kepentingan
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007
pegawai.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatifdengan seluruh pegawai Bank Mandiri Kantor PusatJakarta pada tahun 2007 sebagai populasi penelitian.Penelitian ini termasuk jenis deskriptif dengan teknikpengumpulan data survey. Penelitian ini menggunakanteknik penarikan sampel probabilitas denganmenggunakan rumus Slovin untuk penentuan jumlahsampel, yaitu 105 responden. Selain pengumpulandata primer melalui kuesioner, penelitian ini jugamenggunakan Sistem Aplikasi Prosedur enterpriseHuman Capital Management System (SAP e-HCMS)di Bank Mandiri Kantor Pusat Jakarta sebagai datasekunder. Seluruh data yang terkumpul kemudiandianalisis menggunakan program statistik SPSS versi15 melalui regresi linier sederhana dua tahap untukmendapatkan gambaran jawaban responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Variabel Organisasi PembelajarHasil penelitian terhadap dimensi personal mastery
berkaitan erat dengan implementasi teori Senge yangmenyatakan bahwa setiap individu harus memilikikeahlian pribadi terhadap pekerjaannya, seperti yangterlihat pada tabel 1, bahwa hampir seluruh respondenmemberikan jawaban SETUJU dan SANGAT SETUJUterhadap sembilan pertanyaan dari dimensi personalmastery (keahlian pribadi). Jawaban terbesar padaindikator berusaha mencari solusi inovatif dalammenyelesaikan pekerjaan (86,70%). Ide atau gagasankreatif yang melahirkan produk, jasa, metode, atau
proses yang inovasi berasal dari benak individual(Soeling, 2005) Tingginya indikator mencari solusiinovatif dalam menyelesaikan pekerjaan–dibandingkanindikator lain pada dimensi personal mastery (keahlianpribadi) dikarenakan karena Manajemen Bank MandiriKantor Pusat Jakarta selalu memberikan kesempatandan dorongan kepada seluruh pegawai yang memilikikeahlian dan kompetensi tinggi untuk bekerja secaraefektif dan efisien dengan menggunakan sarana danprasarana teknologi yang disediakan perusahaan.Contohnya, jika dulu pegawai menggunakan caramanual untuk pekerjaan administrasi, setelah adanyateknologi tinggi pegawai yang memiliki keahliandan kompetensi tinggi, terdorong untuk menciptakaninovasi dengan mengkombinasikan sejumlah softwaresehingga dapat digunakan secara online by system olehseluruh pegawai administrasi.
Hasil penelitian terhadap dimensi shared visionmenunjukkan adanya keterkaitan dengan pendapatSenge yang menyatakan perlu ada prinsip dan praktekdalam shared vision (berbagi visi) untuk menuntuncara kerja dalam mencapai tujuan masa depan suatuorganisasi, seperti terlihat dalam tabel 2, bahwa hampirseluruh responden memberikan jawaban SETUJU danSANGAT SETUJU terhadap sepuluh pertanyaan daridimensi shared vision (berbagi visi). Jawaban terbanyakterdapat pada indikator setiap pegawai didorong dalammeningkatkan kemampuan kerja (88,6%). Tingginyajawaban indikator ini, disebabkan karena ManajemenBank Mandiri Kantor Pusat selalu memberikankesempatan dan fasilitas yang sama kepada setiappegawai untuk meningkatkan kemampuan kerjanyadengan shared vision (berbagi visi) melalui knowledgeeducation; baik melalui in-house training maupun ex-house training. Hal inilah yang menyebabkan hampir
TOBING DAN FITRIATI, PENGARUH ORGANISASI PEMBELAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEGAWAI BANK 29
Tabel 2. Shared Vision (Berbagi Visi)
NoIndikator
(Berbagi Visi)Vision sangat
tidaksetuju
tidak
Valid
setuju
Total
PercentSETUJU
1 Mengetahui persis apa yang diinginkannya 3.8 2.9 11.4 55.2 26.7 81,9 %
2 Didorong dalam meningkatkan kemampuan kerja 1.9 5.7 3.8 43.8 44.8 88,6 %
3 Merasa pihak lain selalu mendengarkan dan memberi
4 Keterbukaan dan dorongan dalam mengemukakan
5 Penjelasan tentang visi dan misi organisasi 1 5.7 21 41 31.4 72,4%
6 merasa dirinya mengetahui isi visi dan misi
7 Menyadari visi organisasi merupakan rumusan yang
8 Visi organisasi mudah dipahami dan dimengerti 2.9 1.9 15.2 45.7 34.3 80%
9 Mendiskusikan dan menyebarkan visi dan misi
10 Visi organisasi merupakan pedoman dalam
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian, 2007
seluruh pegawai Bank Mandiri berpendapat bahwaManajemen Bank Mandiri Kantor Pusat Jakarta telahmemberikan dorongan untuk meningkatkan kemampuankerja pegawai.
Hasil penelitian terhadap dimensi mental modelmemiliki kaitan dengan teori Senge yang menyatakanperlunya proses belajar bercermin dan meningkatkangambaran tentang dunia luar melalui kritikan dansaran seperti terlihat pada tabel 3, bahwa hampirseluruh responden memberikan jawaban SETUJU danSANGAT SETUJU terhadap tujuh pertanyaan daridimensi mental model (model mental). Dari komposisitabel di atas, 86,6% responden menyatakan bersediamenerima kritik dan saran. Tingginya jawaban indikatorini disebabkan karena Manajemen Bank Mandiri KantorPusat mewajibkan seluruh pegawai Bank MandiriKantor Pusat, khususnya frontliners (customer servicedan teller), agar memberikan kualitas layanan terbaikbagi para nasabah. Pegawai Bank Mandiri, sesuaidengan tugasnya, harus dapat memberikan feedback dansolusi terbaik pada nasabah yang mengajukan keluhan,complain dan masukan, baik melalui sarana Call Center14000, email ke [email protected] email lain seperti kompas.online, detik.com, suratpembaca di media cetak, dan sebagainya. Selain itu,Grup Customer Care Kantor Pusat Bank Mandiri Jakartasecara rutin melakukan evaluasi, baik melalui kunjungankerja ke kantor-kantor cabang Bank Mandiri maupunmenghubungi Call Center 14000 untuk mengetahuidan mengevaluasi kinerja pegawai dalam memberikankualitas layanan terbaik bagi nasabah Bank Mandiri.
Hasil penelitian terhadap dimensi system thinkingmemperlihatkan adanya keterkaitan dengan teori Sengeyang menyatakan cara pandang mempengaruhi kekuatandalam menentukan perilaku sebuah sistem melalui salingketerkaitan antara satu unit kerja dengan unit kerja lainlainnya dalam menunjang keberhasilan kerja organisasiseperti terlihat pada tabel 4 yang menunjukkan hampirseluruh responden memberikan jawaban SETUJU danSANGAT SETUJU terhadap tujuh pertanyaan daridimensi system thinking (berpikir sistem). Pendapatterbanyak terdapat pada indikator: keberhasilan satu unitkerja mempengaruhi unit kerja lain (88,6% responden).Nilai tertinggi ini disebabkan karena Manajemen BankMandiri Kantor Pusat selalu menekankan pentingnyakerjasama antara satu group dengan group lainnyadalam mendukung keberhasilan organisasi. Hal initergambar dari diadakannya pertemuan rutin learningdiscussion minimal sebulan sekali. Terlebih BankMandiri sebagai perusahaan yang bergerak dalamindustri perbankan nasional dan internasional, wajibmemberikan perhatian secara komprehensif (fullyattention) kepada seluruh nasabahnya. Hal ini dapatterwujud jika adanya koordinasi dan kerjasama yangbaik antar masing-masing group. Untuk keluhan nasabahtentang kartu kredit Bank Mandiri, misalnya, GrupCustomer Care dan Grup Card Center harus salingbekerjasama mencari solusi terbaik.
Hasil penelitian terhadap dimensi team learningmenggambarkan adanya keterkaitan dengan teori PeterSenge yang menyatakan adanya keahlian berpikir(thinking skills) dalam team learning (pembelajaran
Thank you for evaluating Wondershare PDF to Word.
You can only convert 5 pages with the trial version.
To get all the pages converted, you need to purchase the software from:
http://cbs.wondershare.com/go.php?pid=417&m=db