45869728 Proposal Penelitian

download 45869728 Proposal Penelitian

of 40

Transcript of 45869728 Proposal Penelitian

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    1/40

    PROPOSAL PENELITIAN

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU

    DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN IMUNISASI BCG

    DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP GUNUNG KENCANA

    OLEH:

    HESTI AWALIYAH

    PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN

    POLITEKNIK BAKTI PERTIWI HUSADA

    2010

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    2/40

    KATA PENGANTAR

    Assalumualaikum Wr.Wb

    Syukur alhamdulillah penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT yang memberikan

    rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian

    yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memanfaatkan

    Pelayanan Imunisasi BCG di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana. Penyusunan

    proposal ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Metodologi Penelitian.

    Dalam menyelesaikan proposal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai

    pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    Djauhari Muas, SKM.MM.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian

    Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan moril maupun materil

    Teman-teman yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis selama belajar

    menyelesaikan proposal ini

    Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan

    bantuan baik moril maupun materil

    Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak terdapat

    kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran serta kontribusi positif yang

    bersifat membangun sangat diaharapkan.

    Akhirnya penulis berharap semoga KTI ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

    umumnya bagi para pembaca.

    Malingping, Desember 2010

    Penulis

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    3/40

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.....................................................................................................

    DAFTAR ISI....................................................................................................................

    BAB 1 PENDAHULUAN

    Latar Belakang.................................................................................

    Perumusan Masalah ........................................................................

    Tujuan .............................................................................................

    Ruang Lingkup Penelitian................................................................

    Manfaat............................................................................................

    BAB II PEMBAHASAN

    Tinjauan Teori..............................................................................

    Imunisasi................................................................................

    Tuberkulosis...........................................................................

    Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.........................

    Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu........

    Kerangka Konsep dan Definisi Operasional................................

    Kerangka Konsep...................................................................

    Definisi Konseptual................................................................

    Definisi Operasional...............................................................

    BAB III METODE PENELITIAN

    Rancangan Penelitian.........................................................................

    Populasi dan Sampel..........................................................................

    Populasi............................................................................................

    Sampel ............................................................................................

    Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................

    Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..........................................

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    4/40

    Teknik Analisa Data............................................................................

    Pengolahan Data atau Manajemen Data............................................

    Analisa Data........................................................................................

    LAMPIRAN......................................................................................................................

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit

    Tubercolosis pada anak. Penyakit ini disebabkan infeksi Micobacterium tubercolosis yaitu sejenis

    kuman berbentuk batang, dinamakan tubercolosis karena bentuknya nodul yang khas yakni

    tubercle. Hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah

    paru-paru (Soeparman, 1998).

    Menurut pikiran World Health Organization terdapat 8 juta penduduk dunia terserang TBC

    dengan kematian 3 juta orang. Dengan meningkatnya epidemik penyakit lain, penyakit TBC juga

    meningkat, diperkirakan seperempat penduduk dunia telah terinfeksi TBC ( Depkes, 1999 ).

    Asia Tenggara merupakan wilayah penyumbang kasus penderita TBC terbesar didunia

    yaitu 2,9 juta (34,2%), wilayah Pasifik Barat Daya 2 juta (27%) dan Afrika sebanyak 1 juta

    (13,5%). Dari jumlah kematian penduduk dunia penyebab kematian nomor 8 (WHO, 1999).

    Perkiraan jumlah penyakit TB baru 500.000 petahun dan jumlah kematian akibat TB

    200.000 pertahun, indonesia menduduki tempat ketiga didunia dalam besarnya masalah TB.

    Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, dan Thailand menyumbangkan 95 % kasus TB di Asia

    Tenggara. Walaupun, berbagai upaya telah dilaksanakan, hasil Survey Kesehatan Rumah

    Tangga(SKRT) Departemen Kesehatan tahun 2001 memperlihatkan TB masih merupakan salah

    satu dari lima penyebab utama kematian di Indonesia.

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    5/40

    Dalam Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkolosis yang dikeluarkan Depkes RI

    tahun 2003, kasus tuberkolosis pada anak terjadi sekitar 1,3 juta setiap tahun dan 450.000

    diantaranya meninggal dunia.

    Mengingat angka kejadian TB yang cenderung meningkat, untuk pencegahan agar anak

    tidak tertular penyakit ini, TB pada bayi dan anak dapat dicegah dengan beberapa cara sepeti

    imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin ), pengobatan untuk pencegahan (Kemoprofilaksis).

    Menghindari kontak dengan penderita TB, mendiagnosis dan mengobati kasus TB dewasa secara

    tepat, serta dengan menerapkan strategi DOTS / Directly Observed Treatment Short Course

    ( Kartasasmita, 2002 ).

    Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap

    suatu penyakit. Manfaat imunisasi BCG yaitu memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC

    (Tubercolosis), diberikan hanya satu kali dengan usia efektif dilakukan imunisasi pada 4 atau 5

    minggu setelah kelahiran. Pemberian imunisasi BCG ini mungkin dipengaruhi oleh karakteristik

    dan perilaku orangtua tentang pentingnya mendapat imunisasi ( BPS, 1999 ).

    Secara Nasional cakupan imunisasi BCG pada tahun 1998/1999 adalah 93,14% (Depkes,

    1999), sedangkan di Jawa Barat imunisasi BCG 1998/1999 hanya 88,10 % dan cakupan

    imunisasi BCG diKabupaten Lebak Tahun 2007 yaitu 98,3 % ( Dinkes Lebak, 2008 ). Di Banten

    sendiri angka cakupan imunisasi BCG pada Tahun 2009 mencapai 91,40 % sedangkan pada

    tahun 2010 terhitung dari bulan Januari sampai dengan bulan April, angka cakupan imunisasi

    BCG hanya mencapai 33,85 % ( Dinkes Provinsi Banten, 2010 ).

    Puskesmas DTP Gunung Kencana merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten Lebak

    yang mempunyai wilayah kerja terdiri dari desa 11 Desa dengan jumlah penduduk 60.150 pada

    tahun 2007. Dari jumlah tersebut terdapat bayi sebanyak 1.213 bayi (Dinkes Lebak, 2008).

    Berdasarkan informasi dari petugas Puskesmas DTP Gunung Kencana jumlah penderita TB

    Paru tahun 2009 sebanyak 117 orang dengan BTA (+) sebanyak 77 orang dan BTA (-) dengan

    ronsent sebanyak 40 orang. Sedangkan pada bayi umur 0-1 tahun jumlah penderita TB Paru

    sebanyak 10 orang.

    Berdasarkan data dari Puskesmas DTP Gunung Kencana diperoleh hasil cakupan imunisasi

    BCG tahun 2009 sebesar 65 %. Pada tahun 2010 tercatat bayi yang diimunisasi BCG diseluruh

    Desa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana dari bulan Januari sampai

    dengan Maret 2010 baru mencapai 88 bayi, sedangkan target yang telah ditetapkan untuk jangka

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    6/40

    waktu 1 tahun yaitu sebanyak 1162 bayi dari jumlah penduduk 63.167 orang.

    Rendahnya cakupan imunisasi BCG mungkin dipengaruhi beberapa gambaran karena

    pengetahuan masyarakat kurang, ibu tidak mau anaknya disuntik, tenaga kesehatan kurang,

    dukungan pemerintah terutama Kepala Desa ( Aparat Desa ) kurang menggerakkan masyarakat

    agar mau datang ke Puskesmas.

    Beberapa gambaran yang dapat mempengaruhi ibu untuk melaksanakan imunisasi adalah

    waktu, jarak, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, jumlah anak, umur ibu, dan dukungan

    suami/keluarga.

    Faktor lain yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi BCG yaitu persepsi

    ibu terhadap pelayanan petugas.

    Berdasarkan masalah tersebut diatas penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang

    berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan dalam imunisasi BCG di

    Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana Kabupaten Lebak Tahun 2010.

    Rumusan Masalah

    Tuberkolosis masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia dan

    Indonesia menduduki tempat ketiga di Dunia dalam besarnya masalah Tuberkolosis. Salah satu

    upaya agar anak tidak tertular penyakit ini, maka dapat dicegah dengan cara melakukan imunisasi

    BCG ( Bacillus Carmette Guerin ).

    Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap

    suatu penyakit. Hasil cakupan imunisasi BCG di Kecamatan Gunung Kencana tahun 2009

    sebesar 65.9 %, hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan imunisasi BCG di Kecamatan Gunung

    Kencana belum berhasil karena cakupannya masig rendah bila dibandingkan dengan cakupan

    imunisasi BCG di Kabupaten Lebak yaitu sebesar 98,3 %. Bayi yang sudah diimunisasi BCG di

    Kecamatan Gunung Kencana sampai dengan bulan Maret 2010 baru mencapai 88 bayi dari target

    yang telah ditetapkan untuk jangka waktu 1 tahun yaitu sebanyak 1162 bayi dari jumlah

    penduduk 63.167 orang.

    Berdasarkan data tersebut diatas menunjukan bahwa cakupan imunisasi di kecamatan

    Gunung Kencana masih rendah dan penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

    dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG di wilayah keraj Puskesmas

    DTP Gunung Kencana Kabupaten Lebak Tahun 2010.

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    7/40

    Tujuan

    Tujuan umum

    Diperoleh informasi tentang gambaran perilaku ibu dalam pemanfaatan imunisasi BCG

    di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana dan faktor-faktor yang berhubungan

    dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan imunisasi BCG.

    2. Tujuan Khusus

    a. Diketahui gambaran perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG di

    Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.

    b. Diketahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan

    imunisasi BCG di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.

    c. Diketahui hubungan antara pendidikan ibu dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan

    imunisasi BCG di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.

    d. Diketahui hubungan antara jumlah anak dengan ibu dalam pemanfaatan imunisasi BCG di

    Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.

    e. Diketahui hubungan antara umur ibu dalam pemanfaatan imunisasi BCG di Wilayah kerja

    Puskesmas DTP Gunung Kencana.

    f. Diketahui hubungan antara jarak tempat pelayanan imunisasi dengan ibu dalam

    pemanfaatan imunisasi BCG di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.

    g. Diketahui hubungan antara media informasi denganibu dalam pemanfaatan imunisasi

    BCG di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.

    h. Diketahui hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan ibu dalam pemanfaatan

    imunisasi di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.

    i. Diketahui hubungan antara pelayanan petugas kesehatan dengan ibu dalam pemanfaatan

    imunisasi BCG di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.

    1.4 Ruang Lingkup Penelitian

    Keberhasilan pelaksanaan imunisasi BCG pada bayi dipengaruhi oleh banyak faktor,

    namun dalam penelitian ini penulis hanya membatasi variabel yang akan diteliti yaitu meliputi

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    8/40

    pengetahuan, pendidikan, umur, jarak rumah dengan tempat pelayanan imunisasi, media

    informasi, dukungan suami/keluarga, jumalah anak dan pelayanan petugas kesehatan. Penelitian

    dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana Kabupaten Lebak pada tahun

    2010, penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2010.

    Manfaat

    Bagi Puskesmas

    Sebagai bahan masukan untuk perencanaan dan pelaksanaan terpadu terutama dalam

    bidang kesehatan, khususnya pelayanan imunisasi untuk dapat lebih meningkatkan

    cakupan.

    Bagi Peneliti

    Penelitian ini akan menambah pengetahuan sekaligus memperluas wawasan keilmuan

    penelitian, khususnya penelitian dalam bidang kesehatan.

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    9/40

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    TINJAUAN PUSTAKA

    Imunisasi

    Pengertian Imunisasi

    Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

    terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan

    menderita penyakit tersebut (Depkes, 2004).

    Jenis-jenis Imunisasi

    Jenis imunisasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

    1). Imunisasi aktif

    Pada imunisasi aktif, tubuh anak akan membuat sendiri antibodi setelah satu atau

    serangkaian suntikan antigen, kekebalan yang didapat akan bertahan selama bertahun-

    tahun.

    2). Imunisasi pasif

    Pada imunisasi pasif, tubuh tidak membuat sendiri antibodi, tetapi mendapatkannya

    dengan cara penyuntikan serum yang telah mengandung antibodi, kekebalan yang

    diperoleh biasanya hanya akan berlangsung 1-2 bulan. Karena itu imunisasi pasif

    hanya dilakukan dalam keadaan darurat, yaitu bila diduga tubuh anak belum

    mempunyai kekebalan yang cukup ketika terinfeksi oleh kuman yang virulen. Contoh

    imunisasi pasif yang sering dilakukan adalah pemberian profilaksis serum anti tetanus

    (Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2000).

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    10/40

    Imunisasi BCG

    Imunisasi BCG gunanya untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

    Tuberkolosis dalam batas-batas tertentu (TBC Miller). Vaksin BCG melindungi anak

    terhadap penyakit TBC (Tuberculosis) yang dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah

    dilemahkan, ditemukan oleh Calmette-guerin sehingga disebut BCG. Vaksin BCG adalah

    vaksin beku kering seperti campak berbentuk seperti bubuk.

    Sebelum menyuntikan BCG, vaksin untuk bayi harus terlebih dahulu dilarutkan

    dengan 4 cc cairan pelarut (NaCL 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan

    dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Botol

    biasanya terbuat dari bahan yang berwarna gelap untuk menghalangi cahaya. Pembekuan

    tidak merusak vaksin kering (Depkes RI, 1997).

    Penyimpanan vaksin BCG didalam lemari es suhu 2-80C, lebih baik tidak didalam

    freezer, sedangkan untuk pengangkutan dalam wadah yang dingin dan terhindar dari

    matahari baik langsung maupun tidak langsung.

    Dosis dan pemberian dilakukan untuk bayi < 1 tahun 0,05 ml dan untuk anak > 1

    tahun 0,1 ml diberikan melalui intra dermal pada insertio m.deltodeus kanan. Pemberian

    subcutan atau intramuscular tidak efektif dan dapat menyebabkan abses atau pembengkakan

    kelenjar. Penyuntikan berhasil apabila menimbulkan scar dengan garis tengah 3-7 mm.

    Imunisasi ulang diberikan pada umur 5-7 tahun dengan dosis 0,1 ml.

    Reaksi imunisasi yaitu biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita

    demam. Bila demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh keadaan lain. Efek

    samping umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai, mungkin terjadi pembengkakan

    kelenjar getah bening ke tempat yang terbatas dan biasanya sembuh sendiri walaupun

    lambat. Bila suntikan BCG dipaha dapat menimbulkan pembengkakan kelenjar

    diselangkangan. Komplikasi pembengkakan kelenjar ini biasanya disebabkan karena teknik

    menyuntik yang kurang.

    Pelayanan imunisasi

    Pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan :

    1). Invertarisasi sasaran

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    11/40

    Kegiatan ini dilakukan di tingkat puskesmas dengan mencatat daftar bayi, untuk

    selanjutnya dipakai sebagai angka kelahiran di puskesmas yang dilakukan oleh kader,

    dukun terlatih, dan petugas KB. Sumber dari kelurahan, form registrasi bayi.

    2). Persiapan masyarakat

    Untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, persiapan masyarakat mutlak harus

    dilakukan. Berikut adalah tahapan-tahapan penggerakan sasaran untuk masing-masing

    tingkat administrasi :

    Tingkat Provinsi

    Penyampaian informasi kepada lintas program dalam unit kesehatan dan lintas

    sektoral untuk kerjasama dalam rapat koordinasi tingkat provinsi.

    Penyuluhan melalui media massa dan cetak seperti siaran televisi, poster,

    billboard, leaflet.

    Tingkat Kabupaten

    Penyampaian informasi kepada lintas program diantara seksi di dinas dan lintas

    sektoral dalam rapat koordinasi tingkat kabupaten

    Penyuluhan melalui media massa seperti : radio, siaran pedesaan dan pemutaran

    film.

    Tingkat Puskesmas

    Pemberian informasi dalam rapat koordinasi untuk kerjasama lintas program :

    KIA. KB, Gizi, Diare, BP, UKS, HS, PKM dan untuk lintas sektoral : Camat,

    PKK, LSM, Agama, Dikbud.

    Penyuluhan oleh kader atau petugas dengan menggunakan alat peraga pada

    kesempatan : Arisan, Pengajian, pertemuan koordinasi, posyandu, menunggu

    pelayanan di puskesmas dan kunjungan rumah.

    Tingkat Desa

    Pergerakan sasaran dilapangan oleh : kader PKK, pamong dan dukun terlatih.

    2.1.1.5 Kegiatan imunisasi

    Menurut tempatnya imunisasi dibagi atas :

    Pelayanan imunisasi di Komponen Statis ( Puskesmas, Rumah Sakit, RS Bersalin ).

    Pendekatan ini merupakan pendekatan yang ideal dimana sasaran datang mencari

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    12/40

    pelayanan. Diharapkan jangkauan pelayanan ini semakin tinggi sehingga efisiensi

    program tercapai dan tidak terlalu banyak sisa vaksin / vaksin terbuang.

    Pelayanan imunisasi di Tempat Swasta

    Yang termasuk dalam pelayanan imunisasi swasta adalah pelayanan imunisasi yang

    dilakukan oleh : anggota IBI, anggota POGI, Yayasan Muhammadiyah, Missi Agama

    katolik/kristen.

    Prosedur pelayanan :

    Sasaran imunisasi adalah pengunjung unit pelayanan swasta dan pelaksana imunisasi

    adalah dkokter praktek umum, spesialis anak/kebidanan, bidan, paramedis, pengadaan

    vaksin dan peralatannya adalah swadaya atau pengadaan vaksin dari pemerintah dan

    kewajiban memberi laporan cakupan imunisasi. Pelayanan diusahakan setiap hari, bila

    kunjungan harian sedikit, jadwal pelayanan diatur agar tidak terjadi pemborosan

    vaksin.

    Pelayanan imunisasi di Sekolah Dasar

    Sasaran anak sekolah telah terkumpul dan terorganisir dengan baik. Bila persiapan ada

    maka yang perlu diperhatikan adalah menepati jadwal. Hal ini penting karena

    kesempatan yang bisa dipakai hanya selama jam sekolah, program memerlukan

    hubungan baik yang harus dijaga untuk program selanjutnya.

    Pelayanan imunisasi di Posyandu

    Sebelum menuju tempat pelayanan di posyandu, sebaiknya petugas menemui kader

    dan bersama-sama menemui kepala desa / pamong serta ibu ketua PKK desa untuk

    mengutarakan tujuan serta persiapan kegiatan di desa ( minta bantuan penggerakan

    masyarakat ).

    Tempat pelayanan di posyandu diatur mengikuti sistem pelayanan 5 meja dan

    pelayanan imunisasi diberikan 5 meja, apabila pengunjung datang dapat dilakukan

    pendataan sasaran dan sebelum pelayanan dimulai diberikan penyuluhan kelompok.

    Selama pemberian imunisasi, penyuluhan perorangan diberikan, catatan diberikan

    imunisasi dilakukan segera setelah pelayanan, baik KMS maupun dibuku catatan hasil

    imunsasi desa ( buku merah dan kuning ).

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    13/40

    Setelah selesai pelayanan di posyandu, hasil cakupan imunisasi dan masalah yang

    ditemukan didiskusikan dengan kader. Demikian juga sebelum pulang, petugas

    melaporkan hasil kegiatan dan masalah yang ditemukan dilaporkan kepada kepala desa

    / pamong. Sesampai di puskesmas, hasil kegiatan dilaporan hari itu direkap dibuku biru

    (catatan vaksinasi puskesmas).

    Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi

    Vaksin Pemberian

    Imunisasi

    Selang

    Waktu

    Pemberian

    Umur Keterangan

    BCG

    DPT

    Polio

    Campak

    Hepatitis B

    1x

    3x

    4x

    1

    3x

    -

    4 minggu

    4 minggu

    -

    4 minggu

    0-11 bulan

    2-11 bulan

    0-11 bulan

    9-11 bulan

    0-11 bulan

    -

    -

    -

    -

    -

    Untuk bayi yang

    lahir di

    RS/Puskesmas, HB,

    BCG, Polio dapat

    segera diberikan

    2.1.1.6 Umur yang tepat untuk mendapatkan imunisasi

    Sebelum bayi mendapat infeksi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, berikan

    imunisasi sedini mungkin segera setelah bayi lahir dan usahakan melengkapi imunisasi

    sebelum usia bayi 1 tahun.

    Tabel 2.2 Umur Pemberian Imunisasi di Posyandu / Puskesmas

    Umur Antigen

    1 bulan

    2 bulan

    BCG, Polio 1, DPT 1

    HB 1, Polio 2, DPT 2

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    14/40

    3 bulan

    9 bulan

    HB 2, Polio 3, DPT 3

    HB 3, Polio 4, Campak

    Tabel 2.3 Umur Pemberian Imunisasi di Rumah Sakit

    Umur Antigen

    0 bulan

    2 bulan

    3 bulan

    4 bulan

    9 bulan

    HB 1, BCG, Polio 1

    HB 2, DPT 1, Polio 2

    HB 3, DPT 2, Polio 3

    DPT 3, Polio 4

    Campak

    Tuberkolosis

    Penyakit Tuberkulosis

    Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Basil

    tuberkulosis termasuk dalam genus mycobacterium, suatu anggota dari famili

    mycobacteriaceae dan termasuk kedalam ordo actinomycetales. Ada 3 jenis micobacteria

    yang menimbulkan penyakit yaitu micobacteria tuberculosa, mycobacteria buvis dan

    mycobacteria atiptik (George, 1992).

    Berbagai macam organ yang terinfeksi, mulai dari yang paling sering terkena akan

    menderita TBC karena terhisapnya percikan udara yang mengandung kuman TBC, yang

    berasal dari orang dewasa berpenyakit TBC. Mungkin juga bayi sudah terjangkit penyakit

    TBC sewaktu lahir, terinfeksi kuman TBC sewaktu masih dalam kandungan bila ibunya

    mengidap penyakit TBC.

    Gejala klinis

    Menurut Soeparman (1998) keluhan yang dirasakan penderita tuberkulosis dapat

    bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang terbanyak adalah

    1). Demam

    Biasanya subfebris menyerupai demam influenza, tapi kadang-kadang panas badan

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    15/40

    dapat mencapai 40-410C. Serangan demam pertama dapat sembuh kembali, begitulah

    seterusnya hilang timbulnya demam influenza, sehingga penderita merasa tidak

    terbebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi daya tahan

    tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.

    2). Batuk

    Gejala ini dapat ditemukan . batuk terjadi karena adanya iritasi pada broncus, batuk ini

    diperlukan untuk membuat produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya broncus

    pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja bukti baru ada setelah penyakit

    berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan

    peradangan semula. Sifat batuk bermulai dari batuk kering (non produktif) kemudian

    setelah timbul peradangan menjadi batuk yang menghasilkan dahak (produktif).

    Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah (hemoptoe), karena terdapat pembuluh

    darah yang pecah.

    3). Sesak Nafas

    Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dan infiltrasinya sudah

    setengah bagian paru-paru. Pada penyakit yang ringan (baru timbul) belum dirasakan

    sesak nafas.

    4). Nyeri dada

    Gejala ini jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke

    pleura sehinggga menimbulkan pleuritis.

    5). Malaise

    Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan

    berupa tidak ada nafsu makan (anoreksia), badan makin kurus (berat badan turun),

    sakit kepala, nyeri otot, keringat malam, dan lain-lain. Gejala malaise ini makin lama

    makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.

    Cara penularan tuberkulosis

    Menurut kurniawan (1998) kuman tuberkulosis dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui

    beberapa macam cara, yaitu :

    1). Inhalasi

    Cara ini adalah yang paling sering terjadi yaitu penderita yang batuk, bersin, berbicara atau

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    16/40

    menyanyi dapat mengeluarkan butiran halus (droplet nuclei) yang berukuran 2-10 u (mikron),

    yang mengandung kuman TBC. Bila bagian airnya menguap tertinggal partikel ukuran 1-5 u

    (mikron), yang berukuran cukup kecil tetapi berada di udara selama beberapa jam. Pertikel ini

    bila terhirup akan masuk sampai ainus paru dan tertahan disana.

    2). Tertelan

    Kuman TBC masuk menembus tonsil dan menjalar ke kelenjar getah bening leher,

    menimbulkan limfadenitis koli, dapat juga masuk sampai usus halus dan menyebar ke kelenjar

    limfe mesenterium. Saluran gastrointestinal lebih beresiko daripada paru. Terbukti jarangnya

    ditemukan enteritis tuberkulosis sedangkan penderita mungkin menelan banyak kuman dari

    dahak ( sputum).

    3). Implantasi langsung dari kulit

    Cara ini jarang terjadi, yaitu bila kulit luka tercemar kuman TBC.

    4). Transplasenta

    Cara ini pun jarang terjadi dan dapat terjadi bila ibu menderita tuberkulosis (resisten

    terhadap infeksi)

    Cara penanganan tuberkulosis

    1). Sejarah pengobatan tuberkulosis

    Sebelum ditemukannya obat-obat anti tuberkulosis, pengobatan tuberkulosis mengalami

    beberapa tahapan, yakni :

    a). Health resort era

    Setiap penderita tuberkulosis harus dirawat di sanatorium, yakni tempat-tempat yang

    berudara segar, suasana yang menyenangkan dan makanan yang bergizi tinggi.

    b). Bed rest era

    Dalam hal ini penderita tidak perlu dirawat di sanatorium, tapi cukup diberi istirahat

    setempat terhadap fisiknya saja, disamping makanan yang bergizi tinggi.

    c). Callapse therapy era

    Disini cukup paru-paru yang sakit saja diistirahatkan dengan melakukan pneumotorik

    artifisial. Paru-paru yang sakit menjadi kolaps dan tidak bisa aktif lagi bekerja.

    d). Resection era

    Paru-paru yang sakit dibuang dengan cara operasi. Bagian yang sakit dibuang secara

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    17/40

    wedge resection atau satu lobus maupun satu bagian paru.

    e). Chemotherapy era

    Disini terjadi revolusi dan pengobatan tuberkulosis, yaitu dengan ditemukannya

    stoptomisin suatu obat anti tuberkulosis mulai tahun 1994 dan bermacam-macam obat

    lainnya pada tahun-tahun berikutnya.

    Pada tahun 1964 dengan ditemukannya rifampisin terjadi semacam mini revolusi

    dalam kemoterapi terhadap tuberkulosis, karena jangka waktu pengobatan dapat

    dipersingkat menjadi 6-9 bulan.

    2). Prinsip pengobatan tuberkulosis

    Terdapat dua macam sifat/aktivitas obat terhadap tuberkulosis yaitu:

    a). Aktivitas bakterisid

    Disini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang sedang bertumbuh (metabolismenya

    masih aktif). Aktivitas bakterisid biasanya diukur dari kecepatan obat tersebut

    membunuh atau melenyapkan kuman sehingga pada pembiakan akan didapatkan hasil

    yang negatif (dua bulan dari permulaan pengobatan).

    b). Aktivitas sterilisasi

    Disini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang pertumbuhannya lambat

    (metabolisme kurang aktif). Aktivitas sterilisasi diukur dari angka kekambuhan setelah

    pengobatan dihentikan.

    Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

    Konsep perilaku sehat

    Menurut Notoatmodjo (1993) perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang

    (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

    kesehatan, makanan serta lingkungan. Dengan demikian secara lebih rinci perilaku kesehatan

    ibu mencakup :

    a). Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon, baik

    secara positif ( mengetahui, bersikap dan mempersepsi) tentang penyakit dan rasa sakit

    yang ada pada dirinya dan luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan

    sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.

    b). Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, yaitu respon seseorang terhadap sistem

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    18/40

    pelayanan kesehatan. Baik pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini

    menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan

    obat-obatnya yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas,

    petugas dan obat-obatan.

    c). Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yaitu respon seseorang terhadap makanan

    sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap

    dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalam (zat gizi),

    pengelolaan makanan dan sebagainya sehubungan denga kebutuhan tubuh kita.

    d). Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behavior) yaitu respon

    seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan manusia. Green (1980) menganalisis

    bahwa masalah kesehatan itu dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku

    (behavior caouses) dan faktor non perilaku ( non behavior caouses). Sedangkan perilaku itu

    sendiri (perilaku kesehatan) dipengaruhi oleh tiga kelompok faktor, yaitu:

    1). Faktor predisposisi (predisposing factor), yaitu :

    a). Sosio-demografi, terdiri dari status sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, dan ukuran

    keluarga. Faktor ini tidak dapat diintervensi tetapi berguna dalam menentukan

    sasaran dan strategi/metode intervensi.

    b). Sosio-psikologik, yang mencakup faktor kognitif dan efektif terdiri dari

    pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap yang dapat diintervensi dengan pendidikan

    gizi.

    2). Faktor pendukung (enabling factor), yaitu ketersediaan sumber daya kesehatan,

    keterjangkauan sumber daya kesehatan, prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah

    terhadap kesehatan dan keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan.

    3). Faktor penguat (reinforcing factor), yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan dan

    petugas lain, keluarga, teman sejawat/sebaya, guru dan lain-lain.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    19/40

    Masalah perilaku spesifik

    Gambar 2.1

    Skema hubungan antara perilaku dan faktor yang berkontribusi

    Terhadap perilaku kesehatan

    Faktor Predisposisi

    PengetahuanKeyakinan

    Variabel Demografik Tertentu

    SikapNilai

    Faktor Pemungkin

    Ketersediaan sumber daya

    kesehatanKeterjangkauan sumber daya

    kesehatanPrioritas dan komitmen

    masyarakat/pemerintah

    terhadap kesehatan

    Keterampilan yang berkaitan

    dengan kesehatan

    .

    Faktor Penguat

    KeluargaMajikan

    Teman sebayaPetugas kesehatan

    Guru

    Catatan :

    Garis utuh menunjukan pengaruh dan garis putus menunjukan akibat sekunder.

    Nomor menunjukan urutan terjadinya tindakan

    Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan Pelayanan

    Imunisasi

    Pengetahuan ibu

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

    penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    20/40

    domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Nototmodjo, 1993)

    Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

    melakukan tindakan atau dengan kata lain pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam

    perilaku.

    Jadi suatu perilaku ibu terhadap kesehatan tidak akan bertahan lama jika didasari atas

    pengetahuan baik makna dan tujuan dari pelayanan yang diberikan.

    Pengetahuan ibu mengenai pelayanan imunisasi berhubungan dengan bagaimana ibu

    memahami arti dan tujuan dari pelayanan imunisasi bagi bayinya yang dilakukan oleh

    pusat-pusat pelayanan kesehatan. Bagaimana ibu memiliki pemahaman dan pengertian

    yang jelas tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan.

    Pendidikan ibu

    Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang

    dalam usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Syah,2000).

    Selanjutnya pendidikan menurut Notoatmodjo (1993) adalah suatu penerapan konsep

    pendidikan dibidang kesehatan atau dengan kata lain konsep pendidikan kesehatan

    dimaksudkan untuk menerapkan pendidikan dalam bidang kesehatan yang meliputi

    proses pembelajaran.

    Pendidikan kesehatan tidak terlepas dari proses belajar pada individu, kelompok

    masyarakat dari tidak tahu nilai-nilai kesehatan menjadi tahu dan mampu mengatasi

    sendiri masalah-masalah kesehatan.

    Umur ibu

    Umur ibu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengambilan sikap atau

    tindakan sehubungan dengan perilaku kesehatan. Ibu yang dibawah umur 21 tahun

    belum matang atau siap baik fisik maupun mental dan sosial untuk menghadapi

    kehamilan. Persalinan ini mengasuh bayi yang dilahirkan. Menurut penelitian Nadia

    (2001) mengungkapkan bahwa ibu yang berumur tua mempunyai kecenderungan untuk

    melaksanakan imunisasi BCG pada bayinya 4,54 kali dibandingkan ibu yang berumur

    muda.

    Jumlah anak

    Jumlah anak adalah salah satu faktor yang mempengaruhi ibu dalam melakukan atau

    berperilaku terhadap pemanfaatan pelayanan imunisasi. Dari hasil penelitian ditemukan

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    21/40

    tidak ada hubungan yang bermakna antara jumlah anak dengan pemanfaatan pelayanan

    imunisasi, artinya ibu yang memiliki anak sedikit cenderung memanfaatkan pelayanan

    imunisasi BCG dibandingkan ibu yang memiliki banyak anak (Nadia, 2001).

    Jarak

    Jarak dari tempat tinggal ke fasiitas pelayanan kesehatan juga merupakan faktor penentu

    lain untuk pelayanan kesehatan. Jarak dapat membantu kemampuan dan kemauan wanita

    untuk mencari pelayanan terutama ibu, juga terbatasnya sarana transportasi. Berdasarkan

    penelitian bahwa kategori responden yang menyatakan jarak dari rumah ke tempat

    pelayanan imunisasi jauh dan dekat, menunjukan bahwa proporsi responden yang

    menyatakan jaraknya jauh dari rumah ke tempat pelayanan imunisasi cenderung

    melakukan imunisasi lebih kecil dibandingkan dengan responden yang menyatakan

    jaraknya dekat dari rumah ke tempat pelayanan imunisasi (Sugiri, 2001).

    Media informasi

    Keberadaan media informasi berhubungan erat dengan komunikasi massa yang sangat

    berpengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang

    kesehatan. Komunikasi massa merupakan interaksi yang berjalan secara tidak langsung

    melalui suatu media dan sifatnya satu arah dengan sasaran (Mantra, IB, 1994).

    Sedangkan Notoatmodjo (1993) menyebutkan bahwa komunikasi massa ialah

    penggunaan media massa untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi

    kepada khalayak atau masyarakat. Komunikasi didalam kesehatan masyarakat berarti

    penyampaian pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai media massa (

    TV, Radio, Media Cetak, dll) dengan tujuan agar masyarakat berperilaku hidup sehat.

    Salah satu karakteristik komunikasi massa yang disampaikan dalam media informasi

    adalah bahwa komunikasi ditujukan pada sasaran yang jumlahnya besar atau luas,

    umumnya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat (heterogen) dan tidak dikenal

    (anonim) dengan pesan-pesan yang disampaikan bersifat umum. Media informasi untuk

    komunikasi massa terdiri dari :

    Media cetak atau cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku, pamflet,billboard,dll)

    Media elektronika yaitu radio, tv, film dll.

    Peran media informasi sangat berpengaruh pada perbedaan dan pengembangan wawasan

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    22/40

    dan pengetahuan sehubungan dengan informasi kesehatan.

    Dukungan suami/keluarga

    Peranan suami sangat besar bagi ibu dalam mendukung perilaku atau tindakan ibu dalam

    memanfaatkan pelayanan kesehatan. Suami sebagai orang terdekat di lingkungan

    keluarga ibu berharap agar bayinya sehat. Dalam struktur masyarakat indonesia yang

    paternalitis, peranan suami atau orang tua, keluarga dekat dari si ibu sangat menentukan

    dalam pemilihan tempat pelayanan kesehatan. Green menyebutkan bahwa dukungan

    keluarga merupakan salah satu elemen penguat (reinforcing) dalam penentuan perilaku

    seseorang memanfaatkan fasilitas kesehatan.

    Pelayanan petugas kesehatan

    Pelaksana imunisasi adalah tenaga kesehatan yang terlatih yang ditunjuk oleh kepala

    puskesmas. Petugas pelaksana imunisasi terdiri dari Dokter, perawat D3, Bidan, Perawat

    SPK (Depkes RI, 2002). Petugas kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

    dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan formal dibidang

    kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya

    kesehatan. Pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan merupakan salah satu

    faktor yang menentukan seseorang memanfaatkan fasilitas kesehatan dan sangat besar

    peranannya.

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    Kerangka Konsep

    Berdasarkan kerangka model yang telah ditemukan sebelumnya, penelitian coba membuat

    suatu kerangka konsep yang dipakai dalam penelitian ini, namun tidak dapat secara

    langsung menggunakan salah satu dari kerangka model tersebut secara utuh. Dalam

    penelitian ini faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan

    pelayanan imunisasi BCG di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana cakupan

    imunisasi BCG masih dibawah target yang diharapkan.

    Faktor-faktor perilaku ibu bayi dalam pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG yang

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    23/40

    Pemanfaatan pelayanan Imunisasi BCG

    berhubungan dengan :

    Faktor predisposing atau predisposisi yang meliputi : pengetahuan ibu tentang imunisasi,

    pendidikan ibu dan pekerjaan ibu, umur dan jumlah anak.

    Faktor enabling atau pedukung yang meliputi jarak tempat pelayanan imunisasi, biaya

    pelayanan imunisasi.

    Faktor reinforsing atau penguat yaitu media informasi dan dukungan suami/keluarga dalam

    pelaksanaan imunisasi.

    Faktor-faktor tersebut adalah variabel independen sedangkan variabel dependennya adalah

    pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG pada bayi. Secara skematis penulis tuangkan

    kerangka konsep ini dalam bentuk gambar seperti berikut :

    Gambar 2.2

    Kerangka Konsep Peneitian

    Variabel Independen

    Faktor Predisposing

    Pengetahuan ibu

    Pendidikan ibu

    Umur ibu

    Jumlah anak

    Faktor Enabling

    Jarak

    Faktor Reinforcing

    Media Informasi

    Dukungan

    suami/keluarga

    Pelayanan petugas

    kesehatan

    Definisi Konseptual

    Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    24/40

    penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

    tindakan seseorang (Notoatmodjo, 1993).

    Pendidikan

    Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang

    dalam usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

    Umur ibu

    Lamanya waktu hidup (sejak dilahirkan atau diadakan) atau berdasarkan tahun kelahiran (

    Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).

    Jumlah anak

    Jumlah adalah banyaknya (tentang bilangan atau suatu yang dikumpulkan menjadi satu).

    (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).

    Jarak

    Ruang sela (panjang atau jauh) antara benda atau tempat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

    2002).

    Media informasi

    Suatu alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kepada khalayak

    atau masyarakat (Notoatmodjo, 1993).

    Dukungan suami/keluarga

    Dorongan moril atau material dalam hak mewujudkan suatu rencana (Kamus Besar

    Bahasa Indonesia, 2002)

    Pelayanan petugas kesehatan

    Petugas kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

    memiliki pengetahuan dan keterampilan formal dibidang kesehatan yang untuk jenis

    tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya pelayanan kesehatan

    (Depkes,2002).

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    25/40

    Definisi Operasional

    Tabel 2.4

    Definisi Operasional

    Variabel Definisi

    Operasional

    Alat ukur Hasil ukur Skala

    Pemanfaatan

    pelayanan

    imunisasi

    Ibu yang

    mengimunisasi

    bayinya dengan

    imunisasi BCG

    ditempat

    pelayanan

    kesehatan

    Kuesioner 1= tidak

    mengimunisasi

    bayinya

    2= Mengimunisasi

    bayinya

    Ordinal

    Pengetahuan

    ibu

    Tingkat

    pemahaman ibu

    tentang imunisasi

    BCG pada bayi

    Kuesioner 1= kurang, jika

    benar 3 soal

    2= baik, jika benar

    3 soal

    Ordinal

    Pendidikan

    ibu

    Tingkat

    pemahaman ibu

    tentang imunisasi

    BCG pada bayi

    Kuesioner 1= rendah, 3

    SLTP/sederajat

    2= tinggi,

    SLTA/sederajat

    Ordinal

    Umur ibu Waktu yang telah

    dijalani ibu mulai

    dari lahir sampai

    saat wawancara

    dalam hitungan

    tahun

    Kuesioner 1 = muda 21

    tahun

    2= Tua, 21 tahun

    Ordinal

    Jumlah anak Anak hidup yang

    dimiliki oleh ibu

    saat wawancara

    Kuesioner 1= sedikit, jika 2

    orang

    2= banyak, jika >

    3 orang

    Ordinal

    Jarak dari

    rumah ke

    Jauh atau dekat

    yang harus

    Kuesioner 1= jauh, jika 2

    km

    Ordinal

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    26/40

    tempat ditempuh dari

    rumah responden

    2= dekat, jika < 1

    km

    Pelayanan

    imunisasi

    Tempat pelayanan

    imunisasi BCGMedia

    informasi

    Hal-hal yang

    berhubungan

    dengan

    pengembangan

    imunisasi,

    pengetahuan dan

    pemahaman ibu ,

    median dari

    jumlah

    pertanyaan

    tentang imunisasi

    BCG yang

    diterima

    responden melalui

    sebuah media

    cetak/eletronik

    dan petugas

    kesehatan

    Kuesioner 1= kurang baik

    bila jawaban

    responden

    mengatakan ya

    median dari

    jumlah pertanyaan

    Ordinal

    Dukungan

    suami/

    keluarga

    Pendapat

    responden

    terhadap tindakan

    suami/keluarga

    dalam

    dukungannya

    kepada responden

    untuk

    memanfaatkan

    imunisasi BCG

    Kuesioner 1= kurang apabila

    responden

    menjawab < 3 soal

    2= baik apabila

    responden

    menjawab 3 soal

    Ordinal

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    27/40

    Pelayanan

    petugas

    kesehatan

    Persepsi ibu bayi

    terhadap

    pelayanan

    imunisasi yang

    diberikan oleh

    petugas kesehatan

    Kuesioner 1= kurang apabila

    < mean

    2= baik apabila

    mean

    Ordinal

    Hipotesis

    Ha. 1 Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi

    BCG pada bayi.

    Ha. 2 Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG

    pada bayi.

    Ha. 3 Ada hubungan antara jumalah anak dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG

    pada bayi.

    Ha. 4 Ada hubungan antara umur ibu dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG pada

    bayi.

    Ha. 5 Ada hubungan antara jarak rumah ke tempat pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG

    pada bayi.

    Ha. 6 Ada hubungan antara media informasi dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi

    BCG pada bayi.

    Ha. 7 Ada hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan pemanfaatan pelayanan

    imunisasi BCG pada bayi.

    Ha. 8 Ada hubungan antara pelayanan petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan

    imunisasi BCG pada bayi.

    KISI-KISI INSTRUMEN

    Tabel 2.5

    Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu

    dalam pemanfatan pelayanan imunisasi BCG

    Variabel Indikator Nomor Jumlah Instrumen

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    28/40

    Item item

    Pengetahuan

    responden

    Macam-macam, manfaat,

    umur, tempat, dan tujuan

    imunisasi

    1,2,3,4

    5,6,7,8

    8 Kuesioner

    Media

    informasi

    Informasi mengenai

    imunisasi BCG

    9,10,11 3 Kuesioner

    Jarak tempat

    imunisasi

    Dari rumah ibu ke

    pelayanan imunisasi

    12,13 2 Kuesioner

    Dukungan

    suami/

    keluarga

    Menanyakan tentang

    imunisasi atau melarang ibu

    melakukan imunisasi pada

    bayinya

    14,15,16

    17,18

    5 Kuesioner

    Pelayanan

    petugas

    kesehatan

    Sikap dan rutinnya

    pelayanan imunisasi

    19,20,21 3 Kuesioner

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional, yaitu mencari hubungan antara

    variabel independen dengan variabel dependen, desain penelitian yang digunakan yaitu suatu

    penelitian yaitu Cross Sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel yang termasuk faktor

    resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama

    (Notoatmodjo,2002).

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    29/40

    3.2Populasidan Sampel

    1 Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Atikunto, 2002). Populasi pada penelitian ini

    adalah ibu-ibu di Desa Gunung Kendeng Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Kencana

    sebanyak 20 orang.

    2 Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Metode

    pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu

    suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan

    yang dikehendaki peneliti ( tujuan atau masalah dalam penelitian ), sehingga sampek tersebut

    dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003).

    Dalam menentukan jumlah sampek penelitian yang dibutuhkan, digunakan perhitungan

    menurut Ariawan (2002) sebagai berikut :

    n = Z2 x p x ( 1 p)

    d2

    keterangan :

    N : Jumlah sampel yang diteliti

    Z : Nilai baku distribusi normal pada tingkat kepercayaan 95 % (1,96)

    P : Proporsoi cakupan imunisasi BCG di Puskesmas DTP Gunung Kencana 65,9 %

    (0,659)

    D : Derajat akurasi/presisi 10 % (0,1)

    Dari rumus diatas diperoleh sampel sebanyak 80 orang. Kemudian ditambah 10 % akulasi

    sebanyak 8 orang, sehingga jumlah sampel seluruhnya 88 orang. Dengan adanya

    keterbatasan baik waktu maupun dana, pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut :

    Tahap pertama menemukan sampel setiap desa meggunakan cara membagi jumlah sampel

    yang dibutuhkan dengan seluruh desa sehingga diperoleh jumlah sampel tiap-tiap desa

    ada yang berjumlah 6 bayi maupun 7 bayi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 1.

    Tahap kedua setelah sampel didapat dari setiap desa, maka diambil secara acak / random

    dengan menggunakan undian yaitu pada kertas kertas kecil dituliskan responden, satu

    nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas ini digulung dan diambil sesuai dengan

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    30/40

    jumlah yang ditentukan pada tahap pertama setiap desa, nomor yang tertera pada

    gulungan kertas adalah nomor responden yang akan dijadikan sampel.

    Tabel 3.1

    Jumlah sampel yang didapat di Wilayah Kerja

    Puskesmas DTP Gunung Kencana Tahun 2010

    No Desa Jumlah bayi Sampel

    1 Gunung Kencana 136 8

    2 Sukanegara 80 7

    3 Cisampang 105 8

    4 Bojong Koneng 96 9

    5 Ciakar 92 7

    6 Cicaringin 105 7

    7 Kramat Jaya 131 8

    8 Cimanyangray 98 9

    9 Gunung Kendeng 115 9

    10 Bulakan 89 8

    11 Tanjung sari 115 8

    Total 1162 88

    Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2010 di Wilayah Kerja Puskesmas DTP

    Gunung Kencana yang terdiri dari 12 desa yaitu Gunung Kencana, Sukanegara, Cisampang,

    Bojong Koneng, Ciakar, Cicaringin, Kramat Jaya, Cimanyangray, Gunung Kendeng,

    Bulakan, Tanjung Sari.

    Instrumen Pengumpulan Data

    Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan

    kuesioner ibu-ibu yang memiliki bayi yang berumur 0-12 bulan di Wilayah Kerja

    Puskesmas DTP Gunung Kencana yang mengikuti variabel dependen dan independen. Data

    sekunder sebagai data penunjang.

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    31/40

    Uji Validitas dan Reliabilitas

    3.5.1 Uji Validitas

    Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa

    yang diukur ( Notoatmodjo, 2002 ). Uji validitas yang digunakan penelitian ini adalah

    teknik korelasi product moment.

    R= N ( xy) ( x y)

    [ ( N x 2 x) 2 ] ( N y 2 ( x) 2]

    Keterangan :

    N : Jumlah sampel

    X : Skor pertanyaan yang diuji

    Y : Skor total

    xy : Skor pertanyaan yang diuji dikali skor total

    3.5.2 Uji Reliabilitas

    Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

    dipercaya atau dapat diandalkan ( Notoatmodjo, 2002 ).

    Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

    oneshot atau sekali ukur. Perhitung dilakukan dengan sistem komputer.

    Suatu instrumen dikatakan Reliabel bila r lebih besar r tabel.

    Hal uji reliabel unutk faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu didapatkan nilai

    (0,9752) lebih besar dari r tabel, berarti instrumen tersebut dikatakan

    reliabel.

    Pengelolaan Data atau Manajemen Data

    Setelah data yang diharapkan terkumpul dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai

    berikut :

    3.6.1 Editing Data

    Pada editing dilakukan pengecekan pengisian formulir atau kuesioner, apakah jawaban

    yang ada kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    32/40

    3.6.2 Koding Data

    Pada tahap ini dilakukan pemberian kode pada jawaban pertanyaan dalam kuesioner.

    Kegunaan koding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat

    pada saat entry data.

    3.6.3 Processing

    Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, juga sudah melewati pengkodingan

    maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis, pengolahan data

    dilakukan dengan cara memasukkan data kuesioner kepaket program komputer.

    3.6.4 Cleaning

    Cleaning ( pembersihan data ) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

    entry apakah ada kesalahan atau tidak ada kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat

    kita mengentry ke komputer ( Hastono, 2001 ).

    Teknik Analisis Data

    Analisis data dibagi dalam tiga macam yaitu Analisis Univariat, Analisis Bivariat dan

    Analisis Multivariat ( Notoatmodjo, 2002 ). Dalam penelitian ini hanya dilakukan dua analisis

    univariat dan analisis bivariat.

    3.7.1 Analisis Univariat

    Analisis univariat yaitu dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian pada umumnya

    dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan prensentase dari tiap variabel

    (Notoatmodjo, 2002 ), yaitu variabel kecemasan dan variabel pengetahuan diukur melalui

    jawaban responden pada kuesioner yang telah disedikan. Masing-masing kategori dari variabel

    diberi kode 1 dan 0, yaitu apabila jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi

    nilai 0. Hal ini untuk memudahkan pada saat tabulasi data. Data ditampilkan dalam bentuk

    tabular dan tekstular ( Notoatmodjo, 2002 ). Rumus Mean yang digunakan adalah sebagai

    berikut:

    X = Xi

    N

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    33/40

    Keterangan :

    X : Rata-rata sampel

    Xi : Jumlah nilai setiap responden

    n : Jumlah responden

    3.7.2 Analisia Bivariat

    Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

    ( Notoatmodjo, 2002 ). Dengan tujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen

    dengan variabel dependen. Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua variabel

    tersebut digunakan Uji Statistik Chi Square dengan batas kemaknaan =

    0,05 apabila nilai p kurang dari maka hasilnya terdapat hubungan yang

    bermakna, dan apabila p lebih dari , maka hasilnya tidak terdapat

    hubungan yang bermakna ( Notoatmodjo, 2002 ).

    Rumus Chi Square ( x2 ) yang digunakan adalah :

    X2 = ( O E )2

    E

    Keterangan :

    X2 : Nilai Chi Square

    O : Frekuensi observasi

    E : Frekuensi harapan

    Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas

    kemaknaan sebesar 0,05. Bila nilai p < 0,05 berarti secara statistik terdapat hubungan

    yang bermakna, sedangkan bila nilai p > 0,05 maka secara statistik tidak terdapat hubungan

    yang bermakna.

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    34/40

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    35/40

    KUESIONER PENELITIAN

    Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Dalam Pemanfaatan Pelayanan

    Imunisasi BCG Tahun 2010

    No Responden :

    Keterangan Wawancara

    Nama Pewawancara :

    Tanggal Wawancara :

    Identitas Responden

    Nama Responden :

    Umur Responden :

    Jumlah Anak :

    Nama Bayi :

    Umur Bayi :

    Imunisasi BCG : a. Iya b. Tidak

    Pendidikan Responden

    Tingkat Pendidikan formal tinggi yang ibu tempuh?

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    36/40

    Tidak sekolah

    Tidak tamat SD

    Tamat SD/sederajat

    Tamat SMP/sederajat

    Tamat SMA/sederajat

    Tamat Akademik/Universitas

    Pengetahuan Responden

    Menurut ibu ada berapa macam imunisasi ?

    2 macam

    3 macam

    5 macam

    Sebutkan macam-macamnya?

    BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis

    Tahu

    Tidak tahu

    Menurut ibu apa manfaat imunisasi BCG?

    Agar tidak sakit TBC

    Untuk mengobati TBC

    Tidak tahu

    Menurut ibu umur berapa anak harus mendapat imunisasi BCG?

    Segera setelah lahir sampai 11 bulan

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    37/40

    1-3 tahun

    Tidak tahu

    Menurut ibu berapa kali anak harus mendapat imunisasi BCG?

    1 kali

    2 kali

    3 kali

    Apa ibu tahu dimana saja imunisasi bisa diperoleh?

    Puskesmas

    Praktek Bidan

    Posyandu

    Menurut ibu apa yang mungkin terjadi setelah mendapat imunisasi BCG?

    Demam/panas

    Bengkak pada area suntikan

    Tidak tahu

    Menurut ibu apa tujuan imunisasi BCG?

    Untuk mencegah penyakit Polio

    Untuk mencegah penyakit TBC

    Tidak tahu

    Media Informasi

    Apa ibu pernah mendapatkan infprmasi mengenai imunisasi BCG?

    Ya

    Tidak

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    38/40

    Jika Ya, darimana ibu mendapatkan informasi tersebut?

    TV

    Radio

    Petugas kesehatan

    Siapa saja yang pernah menginformasikan tersebut?

    Dokter

    Bidan/Perawat

    Kader kesehatan

    Jarak

    Kira-kira berapa kilometer jarak rumah ibu ke tempat pelayanan imunisasi?....... Km

    Bagaimana persepsi ibu terhadap jarak tersebut?

    Jauh

    Dekat

    Dukungan suami/keluarga

    Apakah ibu mendapatkan dukungan suami/keluarga waktu melakukan imunisasi?

    Ya

    Tidak

    Pernahkah suami/keluarga ibu menanyakan tentang imunisasinya selama ini?

    Ya

    Tidak

    Apakah suami/keluarga ibu meluangkan waktu untuk mengantar ke tempat pelayanan

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    39/40

    imunisasi?

    Ya

    Tidak

    Apakah suami/keluarga ibu menganjurkan mendapatkan pelayanan imunisasi?

    Ya

    Tidak

    Apakah suami/keluarga melarang ibu melakukan imunisasi pada bayinya?

    Ya

    Tidak

    Pelayanan Petugas Kesehatan

    Menurut ibu bagaimana sikap dari petugas kesehatan yang memberikan imunisasi selama

    ini?

    Ramah, sopan

    Judes, galak

    Cuek / tidak peduli

    Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan selama ini?

    Baik, memuaskan

    Biasa saja

    Buruk

    Apakah tempat pelayanan imunisasi ditempat ibu rutin dalam memberikan imunisasi?

    Ya

  • 7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian

    40/40

    Kadang-kadang

    Tidak