45869728 Proposal Penelitian
-
Upload
n-rini-puspitasari -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of 45869728 Proposal Penelitian
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
1/40
PROPOSAL PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN IMUNISASI BCG
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP GUNUNG KENCANA
OLEH:
HESTI AWALIYAH
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN
POLITEKNIK BAKTI PERTIWI HUSADA
2010
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
2/40
KATA PENGANTAR
Assalumualaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT yang memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian
yang berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memanfaatkan
Pelayanan Imunisasi BCG di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana. Penyusunan
proposal ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Metodologi Penelitian.
Dalam menyelesaikan proposal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Djauhari Muas, SKM.MM.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan moril maupun materil
Teman-teman yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis selama belajar
menyelesaikan proposal ini
Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun materil
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran serta kontribusi positif yang
bersifat membangun sangat diaharapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga KTI ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi para pembaca.
Malingping, Desember 2010
Penulis
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
3/40
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................
Perumusan Masalah ........................................................................
Tujuan .............................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian................................................................
Manfaat............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Tinjauan Teori..............................................................................
Imunisasi................................................................................
Tuberkulosis...........................................................................
Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.........................
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu........
Kerangka Konsep dan Definisi Operasional................................
Kerangka Konsep...................................................................
Definisi Konseptual................................................................
Definisi Operasional...............................................................
BAB III METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian.........................................................................
Populasi dan Sampel..........................................................................
Populasi............................................................................................
Sampel ............................................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..........................................
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
4/40
Teknik Analisa Data............................................................................
Pengolahan Data atau Manajemen Data............................................
Analisa Data........................................................................................
LAMPIRAN......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit
Tubercolosis pada anak. Penyakit ini disebabkan infeksi Micobacterium tubercolosis yaitu sejenis
kuman berbentuk batang, dinamakan tubercolosis karena bentuknya nodul yang khas yakni
tubercle. Hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah
paru-paru (Soeparman, 1998).
Menurut pikiran World Health Organization terdapat 8 juta penduduk dunia terserang TBC
dengan kematian 3 juta orang. Dengan meningkatnya epidemik penyakit lain, penyakit TBC juga
meningkat, diperkirakan seperempat penduduk dunia telah terinfeksi TBC ( Depkes, 1999 ).
Asia Tenggara merupakan wilayah penyumbang kasus penderita TBC terbesar didunia
yaitu 2,9 juta (34,2%), wilayah Pasifik Barat Daya 2 juta (27%) dan Afrika sebanyak 1 juta
(13,5%). Dari jumlah kematian penduduk dunia penyebab kematian nomor 8 (WHO, 1999).
Perkiraan jumlah penyakit TB baru 500.000 petahun dan jumlah kematian akibat TB
200.000 pertahun, indonesia menduduki tempat ketiga didunia dalam besarnya masalah TB.
Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, dan Thailand menyumbangkan 95 % kasus TB di Asia
Tenggara. Walaupun, berbagai upaya telah dilaksanakan, hasil Survey Kesehatan Rumah
Tangga(SKRT) Departemen Kesehatan tahun 2001 memperlihatkan TB masih merupakan salah
satu dari lima penyebab utama kematian di Indonesia.
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
5/40
Dalam Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkolosis yang dikeluarkan Depkes RI
tahun 2003, kasus tuberkolosis pada anak terjadi sekitar 1,3 juta setiap tahun dan 450.000
diantaranya meninggal dunia.
Mengingat angka kejadian TB yang cenderung meningkat, untuk pencegahan agar anak
tidak tertular penyakit ini, TB pada bayi dan anak dapat dicegah dengan beberapa cara sepeti
imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin ), pengobatan untuk pencegahan (Kemoprofilaksis).
Menghindari kontak dengan penderita TB, mendiagnosis dan mengobati kasus TB dewasa secara
tepat, serta dengan menerapkan strategi DOTS / Directly Observed Treatment Short Course
( Kartasasmita, 2002 ).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit. Manfaat imunisasi BCG yaitu memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC
(Tubercolosis), diberikan hanya satu kali dengan usia efektif dilakukan imunisasi pada 4 atau 5
minggu setelah kelahiran. Pemberian imunisasi BCG ini mungkin dipengaruhi oleh karakteristik
dan perilaku orangtua tentang pentingnya mendapat imunisasi ( BPS, 1999 ).
Secara Nasional cakupan imunisasi BCG pada tahun 1998/1999 adalah 93,14% (Depkes,
1999), sedangkan di Jawa Barat imunisasi BCG 1998/1999 hanya 88,10 % dan cakupan
imunisasi BCG diKabupaten Lebak Tahun 2007 yaitu 98,3 % ( Dinkes Lebak, 2008 ). Di Banten
sendiri angka cakupan imunisasi BCG pada Tahun 2009 mencapai 91,40 % sedangkan pada
tahun 2010 terhitung dari bulan Januari sampai dengan bulan April, angka cakupan imunisasi
BCG hanya mencapai 33,85 % ( Dinkes Provinsi Banten, 2010 ).
Puskesmas DTP Gunung Kencana merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten Lebak
yang mempunyai wilayah kerja terdiri dari desa 11 Desa dengan jumlah penduduk 60.150 pada
tahun 2007. Dari jumlah tersebut terdapat bayi sebanyak 1.213 bayi (Dinkes Lebak, 2008).
Berdasarkan informasi dari petugas Puskesmas DTP Gunung Kencana jumlah penderita TB
Paru tahun 2009 sebanyak 117 orang dengan BTA (+) sebanyak 77 orang dan BTA (-) dengan
ronsent sebanyak 40 orang. Sedangkan pada bayi umur 0-1 tahun jumlah penderita TB Paru
sebanyak 10 orang.
Berdasarkan data dari Puskesmas DTP Gunung Kencana diperoleh hasil cakupan imunisasi
BCG tahun 2009 sebesar 65 %. Pada tahun 2010 tercatat bayi yang diimunisasi BCG diseluruh
Desa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana dari bulan Januari sampai
dengan Maret 2010 baru mencapai 88 bayi, sedangkan target yang telah ditetapkan untuk jangka
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
6/40
waktu 1 tahun yaitu sebanyak 1162 bayi dari jumlah penduduk 63.167 orang.
Rendahnya cakupan imunisasi BCG mungkin dipengaruhi beberapa gambaran karena
pengetahuan masyarakat kurang, ibu tidak mau anaknya disuntik, tenaga kesehatan kurang,
dukungan pemerintah terutama Kepala Desa ( Aparat Desa ) kurang menggerakkan masyarakat
agar mau datang ke Puskesmas.
Beberapa gambaran yang dapat mempengaruhi ibu untuk melaksanakan imunisasi adalah
waktu, jarak, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, jumlah anak, umur ibu, dan dukungan
suami/keluarga.
Faktor lain yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pelaksanaan imunisasi BCG yaitu persepsi
ibu terhadap pelayanan petugas.
Berdasarkan masalah tersebut diatas penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan dalam imunisasi BCG di
Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana Kabupaten Lebak Tahun 2010.
Rumusan Masalah
Tuberkolosis masih merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia dan
Indonesia menduduki tempat ketiga di Dunia dalam besarnya masalah Tuberkolosis. Salah satu
upaya agar anak tidak tertular penyakit ini, maka dapat dicegah dengan cara melakukan imunisasi
BCG ( Bacillus Carmette Guerin ).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit. Hasil cakupan imunisasi BCG di Kecamatan Gunung Kencana tahun 2009
sebesar 65.9 %, hal ini menunjukan bahwa pelaksanaan imunisasi BCG di Kecamatan Gunung
Kencana belum berhasil karena cakupannya masig rendah bila dibandingkan dengan cakupan
imunisasi BCG di Kabupaten Lebak yaitu sebesar 98,3 %. Bayi yang sudah diimunisasi BCG di
Kecamatan Gunung Kencana sampai dengan bulan Maret 2010 baru mencapai 88 bayi dari target
yang telah ditetapkan untuk jangka waktu 1 tahun yaitu sebanyak 1162 bayi dari jumlah
penduduk 63.167 orang.
Berdasarkan data tersebut diatas menunjukan bahwa cakupan imunisasi di kecamatan
Gunung Kencana masih rendah dan penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG di wilayah keraj Puskesmas
DTP Gunung Kencana Kabupaten Lebak Tahun 2010.
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
7/40
Tujuan
Tujuan umum
Diperoleh informasi tentang gambaran perilaku ibu dalam pemanfaatan imunisasi BCG
di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan imunisasi BCG.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran perilaku ibu dalam pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG di
Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.
b. Diketahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan
imunisasi BCG di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.
c. Diketahui hubungan antara pendidikan ibu dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan
imunisasi BCG di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.
d. Diketahui hubungan antara jumlah anak dengan ibu dalam pemanfaatan imunisasi BCG di
Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.
e. Diketahui hubungan antara umur ibu dalam pemanfaatan imunisasi BCG di Wilayah kerja
Puskesmas DTP Gunung Kencana.
f. Diketahui hubungan antara jarak tempat pelayanan imunisasi dengan ibu dalam
pemanfaatan imunisasi BCG di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.
g. Diketahui hubungan antara media informasi denganibu dalam pemanfaatan imunisasi
BCG di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.
h. Diketahui hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan ibu dalam pemanfaatan
imunisasi di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.
i. Diketahui hubungan antara pelayanan petugas kesehatan dengan ibu dalam pemanfaatan
imunisasi BCG di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Keberhasilan pelaksanaan imunisasi BCG pada bayi dipengaruhi oleh banyak faktor,
namun dalam penelitian ini penulis hanya membatasi variabel yang akan diteliti yaitu meliputi
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
8/40
pengetahuan, pendidikan, umur, jarak rumah dengan tempat pelayanan imunisasi, media
informasi, dukungan suami/keluarga, jumalah anak dan pelayanan petugas kesehatan. Penelitian
dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana Kabupaten Lebak pada tahun
2010, penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2010.
Manfaat
Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan untuk perencanaan dan pelaksanaan terpadu terutama dalam
bidang kesehatan, khususnya pelayanan imunisasi untuk dapat lebih meningkatkan
cakupan.
Bagi Peneliti
Penelitian ini akan menambah pengetahuan sekaligus memperluas wawasan keilmuan
penelitian, khususnya penelitian dalam bidang kesehatan.
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
9/40
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Imunisasi
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan
menderita penyakit tersebut (Depkes, 2004).
Jenis-jenis Imunisasi
Jenis imunisasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1). Imunisasi aktif
Pada imunisasi aktif, tubuh anak akan membuat sendiri antibodi setelah satu atau
serangkaian suntikan antigen, kekebalan yang didapat akan bertahan selama bertahun-
tahun.
2). Imunisasi pasif
Pada imunisasi pasif, tubuh tidak membuat sendiri antibodi, tetapi mendapatkannya
dengan cara penyuntikan serum yang telah mengandung antibodi, kekebalan yang
diperoleh biasanya hanya akan berlangsung 1-2 bulan. Karena itu imunisasi pasif
hanya dilakukan dalam keadaan darurat, yaitu bila diduga tubuh anak belum
mempunyai kekebalan yang cukup ketika terinfeksi oleh kuman yang virulen. Contoh
imunisasi pasif yang sering dilakukan adalah pemberian profilaksis serum anti tetanus
(Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2000).
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
10/40
Imunisasi BCG
Imunisasi BCG gunanya untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
Tuberkolosis dalam batas-batas tertentu (TBC Miller). Vaksin BCG melindungi anak
terhadap penyakit TBC (Tuberculosis) yang dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah
dilemahkan, ditemukan oleh Calmette-guerin sehingga disebut BCG. Vaksin BCG adalah
vaksin beku kering seperti campak berbentuk seperti bubuk.
Sebelum menyuntikan BCG, vaksin untuk bayi harus terlebih dahulu dilarutkan
dengan 4 cc cairan pelarut (NaCL 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan
dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Botol
biasanya terbuat dari bahan yang berwarna gelap untuk menghalangi cahaya. Pembekuan
tidak merusak vaksin kering (Depkes RI, 1997).
Penyimpanan vaksin BCG didalam lemari es suhu 2-80C, lebih baik tidak didalam
freezer, sedangkan untuk pengangkutan dalam wadah yang dingin dan terhindar dari
matahari baik langsung maupun tidak langsung.
Dosis dan pemberian dilakukan untuk bayi < 1 tahun 0,05 ml dan untuk anak > 1
tahun 0,1 ml diberikan melalui intra dermal pada insertio m.deltodeus kanan. Pemberian
subcutan atau intramuscular tidak efektif dan dapat menyebabkan abses atau pembengkakan
kelenjar. Penyuntikan berhasil apabila menimbulkan scar dengan garis tengah 3-7 mm.
Imunisasi ulang diberikan pada umur 5-7 tahun dengan dosis 0,1 ml.
Reaksi imunisasi yaitu biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita
demam. Bila demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh keadaan lain. Efek
samping umumnya pada imunisasi BCG jarang dijumpai, mungkin terjadi pembengkakan
kelenjar getah bening ke tempat yang terbatas dan biasanya sembuh sendiri walaupun
lambat. Bila suntikan BCG dipaha dapat menimbulkan pembengkakan kelenjar
diselangkangan. Komplikasi pembengkakan kelenjar ini biasanya disebabkan karena teknik
menyuntik yang kurang.
Pelayanan imunisasi
Pelayanan imunisasi meliputi kegiatan-kegiatan :
1). Invertarisasi sasaran
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
11/40
Kegiatan ini dilakukan di tingkat puskesmas dengan mencatat daftar bayi, untuk
selanjutnya dipakai sebagai angka kelahiran di puskesmas yang dilakukan oleh kader,
dukun terlatih, dan petugas KB. Sumber dari kelurahan, form registrasi bayi.
2). Persiapan masyarakat
Untuk mensukseskan pelayanan imunisasi, persiapan masyarakat mutlak harus
dilakukan. Berikut adalah tahapan-tahapan penggerakan sasaran untuk masing-masing
tingkat administrasi :
Tingkat Provinsi
Penyampaian informasi kepada lintas program dalam unit kesehatan dan lintas
sektoral untuk kerjasama dalam rapat koordinasi tingkat provinsi.
Penyuluhan melalui media massa dan cetak seperti siaran televisi, poster,
billboard, leaflet.
Tingkat Kabupaten
Penyampaian informasi kepada lintas program diantara seksi di dinas dan lintas
sektoral dalam rapat koordinasi tingkat kabupaten
Penyuluhan melalui media massa seperti : radio, siaran pedesaan dan pemutaran
film.
Tingkat Puskesmas
Pemberian informasi dalam rapat koordinasi untuk kerjasama lintas program :
KIA. KB, Gizi, Diare, BP, UKS, HS, PKM dan untuk lintas sektoral : Camat,
PKK, LSM, Agama, Dikbud.
Penyuluhan oleh kader atau petugas dengan menggunakan alat peraga pada
kesempatan : Arisan, Pengajian, pertemuan koordinasi, posyandu, menunggu
pelayanan di puskesmas dan kunjungan rumah.
Tingkat Desa
Pergerakan sasaran dilapangan oleh : kader PKK, pamong dan dukun terlatih.
2.1.1.5 Kegiatan imunisasi
Menurut tempatnya imunisasi dibagi atas :
Pelayanan imunisasi di Komponen Statis ( Puskesmas, Rumah Sakit, RS Bersalin ).
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang ideal dimana sasaran datang mencari
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
12/40
pelayanan. Diharapkan jangkauan pelayanan ini semakin tinggi sehingga efisiensi
program tercapai dan tidak terlalu banyak sisa vaksin / vaksin terbuang.
Pelayanan imunisasi di Tempat Swasta
Yang termasuk dalam pelayanan imunisasi swasta adalah pelayanan imunisasi yang
dilakukan oleh : anggota IBI, anggota POGI, Yayasan Muhammadiyah, Missi Agama
katolik/kristen.
Prosedur pelayanan :
Sasaran imunisasi adalah pengunjung unit pelayanan swasta dan pelaksana imunisasi
adalah dkokter praktek umum, spesialis anak/kebidanan, bidan, paramedis, pengadaan
vaksin dan peralatannya adalah swadaya atau pengadaan vaksin dari pemerintah dan
kewajiban memberi laporan cakupan imunisasi. Pelayanan diusahakan setiap hari, bila
kunjungan harian sedikit, jadwal pelayanan diatur agar tidak terjadi pemborosan
vaksin.
Pelayanan imunisasi di Sekolah Dasar
Sasaran anak sekolah telah terkumpul dan terorganisir dengan baik. Bila persiapan ada
maka yang perlu diperhatikan adalah menepati jadwal. Hal ini penting karena
kesempatan yang bisa dipakai hanya selama jam sekolah, program memerlukan
hubungan baik yang harus dijaga untuk program selanjutnya.
Pelayanan imunisasi di Posyandu
Sebelum menuju tempat pelayanan di posyandu, sebaiknya petugas menemui kader
dan bersama-sama menemui kepala desa / pamong serta ibu ketua PKK desa untuk
mengutarakan tujuan serta persiapan kegiatan di desa ( minta bantuan penggerakan
masyarakat ).
Tempat pelayanan di posyandu diatur mengikuti sistem pelayanan 5 meja dan
pelayanan imunisasi diberikan 5 meja, apabila pengunjung datang dapat dilakukan
pendataan sasaran dan sebelum pelayanan dimulai diberikan penyuluhan kelompok.
Selama pemberian imunisasi, penyuluhan perorangan diberikan, catatan diberikan
imunisasi dilakukan segera setelah pelayanan, baik KMS maupun dibuku catatan hasil
imunsasi desa ( buku merah dan kuning ).
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
13/40
Setelah selesai pelayanan di posyandu, hasil cakupan imunisasi dan masalah yang
ditemukan didiskusikan dengan kader. Demikian juga sebelum pulang, petugas
melaporkan hasil kegiatan dan masalah yang ditemukan dilaporkan kepada kepala desa
/ pamong. Sesampai di puskesmas, hasil kegiatan dilaporan hari itu direkap dibuku biru
(catatan vaksinasi puskesmas).
Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi
Vaksin Pemberian
Imunisasi
Selang
Waktu
Pemberian
Umur Keterangan
BCG
DPT
Polio
Campak
Hepatitis B
1x
3x
4x
1
3x
-
4 minggu
4 minggu
-
4 minggu
0-11 bulan
2-11 bulan
0-11 bulan
9-11 bulan
0-11 bulan
-
-
-
-
-
Untuk bayi yang
lahir di
RS/Puskesmas, HB,
BCG, Polio dapat
segera diberikan
2.1.1.6 Umur yang tepat untuk mendapatkan imunisasi
Sebelum bayi mendapat infeksi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, berikan
imunisasi sedini mungkin segera setelah bayi lahir dan usahakan melengkapi imunisasi
sebelum usia bayi 1 tahun.
Tabel 2.2 Umur Pemberian Imunisasi di Posyandu / Puskesmas
Umur Antigen
1 bulan
2 bulan
BCG, Polio 1, DPT 1
HB 1, Polio 2, DPT 2
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
14/40
3 bulan
9 bulan
HB 2, Polio 3, DPT 3
HB 3, Polio 4, Campak
Tabel 2.3 Umur Pemberian Imunisasi di Rumah Sakit
Umur Antigen
0 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
HB 1, BCG, Polio 1
HB 2, DPT 1, Polio 2
HB 3, DPT 2, Polio 3
DPT 3, Polio 4
Campak
Tuberkolosis
Penyakit Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Basil
tuberkulosis termasuk dalam genus mycobacterium, suatu anggota dari famili
mycobacteriaceae dan termasuk kedalam ordo actinomycetales. Ada 3 jenis micobacteria
yang menimbulkan penyakit yaitu micobacteria tuberculosa, mycobacteria buvis dan
mycobacteria atiptik (George, 1992).
Berbagai macam organ yang terinfeksi, mulai dari yang paling sering terkena akan
menderita TBC karena terhisapnya percikan udara yang mengandung kuman TBC, yang
berasal dari orang dewasa berpenyakit TBC. Mungkin juga bayi sudah terjangkit penyakit
TBC sewaktu lahir, terinfeksi kuman TBC sewaktu masih dalam kandungan bila ibunya
mengidap penyakit TBC.
Gejala klinis
Menurut Soeparman (1998) keluhan yang dirasakan penderita tuberkulosis dapat
bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang terbanyak adalah
1). Demam
Biasanya subfebris menyerupai demam influenza, tapi kadang-kadang panas badan
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
15/40
dapat mencapai 40-410C. Serangan demam pertama dapat sembuh kembali, begitulah
seterusnya hilang timbulnya demam influenza, sehingga penderita merasa tidak
terbebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi daya tahan
tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.
2). Batuk
Gejala ini dapat ditemukan . batuk terjadi karena adanya iritasi pada broncus, batuk ini
diperlukan untuk membuat produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya broncus
pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja bukti baru ada setelah penyakit
berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan
peradangan semula. Sifat batuk bermulai dari batuk kering (non produktif) kemudian
setelah timbul peradangan menjadi batuk yang menghasilkan dahak (produktif).
Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah (hemoptoe), karena terdapat pembuluh
darah yang pecah.
3). Sesak Nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dan infiltrasinya sudah
setengah bagian paru-paru. Pada penyakit yang ringan (baru timbul) belum dirasakan
sesak nafas.
4). Nyeri dada
Gejala ini jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke
pleura sehinggga menimbulkan pleuritis.
5). Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan
berupa tidak ada nafsu makan (anoreksia), badan makin kurus (berat badan turun),
sakit kepala, nyeri otot, keringat malam, dan lain-lain. Gejala malaise ini makin lama
makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
Cara penularan tuberkulosis
Menurut kurniawan (1998) kuman tuberkulosis dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui
beberapa macam cara, yaitu :
1). Inhalasi
Cara ini adalah yang paling sering terjadi yaitu penderita yang batuk, bersin, berbicara atau
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
16/40
menyanyi dapat mengeluarkan butiran halus (droplet nuclei) yang berukuran 2-10 u (mikron),
yang mengandung kuman TBC. Bila bagian airnya menguap tertinggal partikel ukuran 1-5 u
(mikron), yang berukuran cukup kecil tetapi berada di udara selama beberapa jam. Pertikel ini
bila terhirup akan masuk sampai ainus paru dan tertahan disana.
2). Tertelan
Kuman TBC masuk menembus tonsil dan menjalar ke kelenjar getah bening leher,
menimbulkan limfadenitis koli, dapat juga masuk sampai usus halus dan menyebar ke kelenjar
limfe mesenterium. Saluran gastrointestinal lebih beresiko daripada paru. Terbukti jarangnya
ditemukan enteritis tuberkulosis sedangkan penderita mungkin menelan banyak kuman dari
dahak ( sputum).
3). Implantasi langsung dari kulit
Cara ini jarang terjadi, yaitu bila kulit luka tercemar kuman TBC.
4). Transplasenta
Cara ini pun jarang terjadi dan dapat terjadi bila ibu menderita tuberkulosis (resisten
terhadap infeksi)
Cara penanganan tuberkulosis
1). Sejarah pengobatan tuberkulosis
Sebelum ditemukannya obat-obat anti tuberkulosis, pengobatan tuberkulosis mengalami
beberapa tahapan, yakni :
a). Health resort era
Setiap penderita tuberkulosis harus dirawat di sanatorium, yakni tempat-tempat yang
berudara segar, suasana yang menyenangkan dan makanan yang bergizi tinggi.
b). Bed rest era
Dalam hal ini penderita tidak perlu dirawat di sanatorium, tapi cukup diberi istirahat
setempat terhadap fisiknya saja, disamping makanan yang bergizi tinggi.
c). Callapse therapy era
Disini cukup paru-paru yang sakit saja diistirahatkan dengan melakukan pneumotorik
artifisial. Paru-paru yang sakit menjadi kolaps dan tidak bisa aktif lagi bekerja.
d). Resection era
Paru-paru yang sakit dibuang dengan cara operasi. Bagian yang sakit dibuang secara
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
17/40
wedge resection atau satu lobus maupun satu bagian paru.
e). Chemotherapy era
Disini terjadi revolusi dan pengobatan tuberkulosis, yaitu dengan ditemukannya
stoptomisin suatu obat anti tuberkulosis mulai tahun 1994 dan bermacam-macam obat
lainnya pada tahun-tahun berikutnya.
Pada tahun 1964 dengan ditemukannya rifampisin terjadi semacam mini revolusi
dalam kemoterapi terhadap tuberkulosis, karena jangka waktu pengobatan dapat
dipersingkat menjadi 6-9 bulan.
2). Prinsip pengobatan tuberkulosis
Terdapat dua macam sifat/aktivitas obat terhadap tuberkulosis yaitu:
a). Aktivitas bakterisid
Disini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang sedang bertumbuh (metabolismenya
masih aktif). Aktivitas bakterisid biasanya diukur dari kecepatan obat tersebut
membunuh atau melenyapkan kuman sehingga pada pembiakan akan didapatkan hasil
yang negatif (dua bulan dari permulaan pengobatan).
b). Aktivitas sterilisasi
Disini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang pertumbuhannya lambat
(metabolisme kurang aktif). Aktivitas sterilisasi diukur dari angka kekambuhan setelah
pengobatan dihentikan.
Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Konsep perilaku sehat
Menurut Notoatmodjo (1993) perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan. Dengan demikian secara lebih rinci perilaku kesehatan
ibu mencakup :
a). Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon, baik
secara positif ( mengetahui, bersikap dan mempersepsi) tentang penyakit dan rasa sakit
yang ada pada dirinya dan luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan
sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.
b). Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, yaitu respon seseorang terhadap sistem
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
18/40
pelayanan kesehatan. Baik pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini
menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan
obat-obatnya yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas,
petugas dan obat-obatan.
c). Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yaitu respon seseorang terhadap makanan
sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap
dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalam (zat gizi),
pengelolaan makanan dan sebagainya sehubungan denga kebutuhan tubuh kita.
d). Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behavior) yaitu respon
seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan manusia. Green (1980) menganalisis
bahwa masalah kesehatan itu dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku
(behavior caouses) dan faktor non perilaku ( non behavior caouses). Sedangkan perilaku itu
sendiri (perilaku kesehatan) dipengaruhi oleh tiga kelompok faktor, yaitu:
1). Faktor predisposisi (predisposing factor), yaitu :
a). Sosio-demografi, terdiri dari status sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, dan ukuran
keluarga. Faktor ini tidak dapat diintervensi tetapi berguna dalam menentukan
sasaran dan strategi/metode intervensi.
b). Sosio-psikologik, yang mencakup faktor kognitif dan efektif terdiri dari
pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap yang dapat diintervensi dengan pendidikan
gizi.
2). Faktor pendukung (enabling factor), yaitu ketersediaan sumber daya kesehatan,
keterjangkauan sumber daya kesehatan, prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah
terhadap kesehatan dan keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan.
3). Faktor penguat (reinforcing factor), yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan dan
petugas lain, keluarga, teman sejawat/sebaya, guru dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
19/40
Masalah perilaku spesifik
Gambar 2.1
Skema hubungan antara perilaku dan faktor yang berkontribusi
Terhadap perilaku kesehatan
Faktor Predisposisi
PengetahuanKeyakinan
Variabel Demografik Tertentu
SikapNilai
Faktor Pemungkin
Ketersediaan sumber daya
kesehatanKeterjangkauan sumber daya
kesehatanPrioritas dan komitmen
masyarakat/pemerintah
terhadap kesehatan
Keterampilan yang berkaitan
dengan kesehatan
.
Faktor Penguat
KeluargaMajikan
Teman sebayaPetugas kesehatan
Guru
Catatan :
Garis utuh menunjukan pengaruh dan garis putus menunjukan akibat sekunder.
Nomor menunjukan urutan terjadinya tindakan
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan Pelayanan
Imunisasi
Pengetahuan ibu
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
20/40
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Nototmodjo, 1993)
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk
melakukan tindakan atau dengan kata lain pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam
perilaku.
Jadi suatu perilaku ibu terhadap kesehatan tidak akan bertahan lama jika didasari atas
pengetahuan baik makna dan tujuan dari pelayanan yang diberikan.
Pengetahuan ibu mengenai pelayanan imunisasi berhubungan dengan bagaimana ibu
memahami arti dan tujuan dari pelayanan imunisasi bagi bayinya yang dilakukan oleh
pusat-pusat pelayanan kesehatan. Bagaimana ibu memiliki pemahaman dan pengertian
yang jelas tentang tindakan apa saja yang harus dilakukan.
Pendidikan ibu
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Syah,2000).
Selanjutnya pendidikan menurut Notoatmodjo (1993) adalah suatu penerapan konsep
pendidikan dibidang kesehatan atau dengan kata lain konsep pendidikan kesehatan
dimaksudkan untuk menerapkan pendidikan dalam bidang kesehatan yang meliputi
proses pembelajaran.
Pendidikan kesehatan tidak terlepas dari proses belajar pada individu, kelompok
masyarakat dari tidak tahu nilai-nilai kesehatan menjadi tahu dan mampu mengatasi
sendiri masalah-masalah kesehatan.
Umur ibu
Umur ibu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengambilan sikap atau
tindakan sehubungan dengan perilaku kesehatan. Ibu yang dibawah umur 21 tahun
belum matang atau siap baik fisik maupun mental dan sosial untuk menghadapi
kehamilan. Persalinan ini mengasuh bayi yang dilahirkan. Menurut penelitian Nadia
(2001) mengungkapkan bahwa ibu yang berumur tua mempunyai kecenderungan untuk
melaksanakan imunisasi BCG pada bayinya 4,54 kali dibandingkan ibu yang berumur
muda.
Jumlah anak
Jumlah anak adalah salah satu faktor yang mempengaruhi ibu dalam melakukan atau
berperilaku terhadap pemanfaatan pelayanan imunisasi. Dari hasil penelitian ditemukan
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
21/40
tidak ada hubungan yang bermakna antara jumlah anak dengan pemanfaatan pelayanan
imunisasi, artinya ibu yang memiliki anak sedikit cenderung memanfaatkan pelayanan
imunisasi BCG dibandingkan ibu yang memiliki banyak anak (Nadia, 2001).
Jarak
Jarak dari tempat tinggal ke fasiitas pelayanan kesehatan juga merupakan faktor penentu
lain untuk pelayanan kesehatan. Jarak dapat membantu kemampuan dan kemauan wanita
untuk mencari pelayanan terutama ibu, juga terbatasnya sarana transportasi. Berdasarkan
penelitian bahwa kategori responden yang menyatakan jarak dari rumah ke tempat
pelayanan imunisasi jauh dan dekat, menunjukan bahwa proporsi responden yang
menyatakan jaraknya jauh dari rumah ke tempat pelayanan imunisasi cenderung
melakukan imunisasi lebih kecil dibandingkan dengan responden yang menyatakan
jaraknya dekat dari rumah ke tempat pelayanan imunisasi (Sugiri, 2001).
Media informasi
Keberadaan media informasi berhubungan erat dengan komunikasi massa yang sangat
berpengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang
kesehatan. Komunikasi massa merupakan interaksi yang berjalan secara tidak langsung
melalui suatu media dan sifatnya satu arah dengan sasaran (Mantra, IB, 1994).
Sedangkan Notoatmodjo (1993) menyebutkan bahwa komunikasi massa ialah
penggunaan media massa untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi
kepada khalayak atau masyarakat. Komunikasi didalam kesehatan masyarakat berarti
penyampaian pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai media massa (
TV, Radio, Media Cetak, dll) dengan tujuan agar masyarakat berperilaku hidup sehat.
Salah satu karakteristik komunikasi massa yang disampaikan dalam media informasi
adalah bahwa komunikasi ditujukan pada sasaran yang jumlahnya besar atau luas,
umumnya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat (heterogen) dan tidak dikenal
(anonim) dengan pesan-pesan yang disampaikan bersifat umum. Media informasi untuk
komunikasi massa terdiri dari :
Media cetak atau cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku, pamflet,billboard,dll)
Media elektronika yaitu radio, tv, film dll.
Peran media informasi sangat berpengaruh pada perbedaan dan pengembangan wawasan
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
22/40
dan pengetahuan sehubungan dengan informasi kesehatan.
Dukungan suami/keluarga
Peranan suami sangat besar bagi ibu dalam mendukung perilaku atau tindakan ibu dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Suami sebagai orang terdekat di lingkungan
keluarga ibu berharap agar bayinya sehat. Dalam struktur masyarakat indonesia yang
paternalitis, peranan suami atau orang tua, keluarga dekat dari si ibu sangat menentukan
dalam pemilihan tempat pelayanan kesehatan. Green menyebutkan bahwa dukungan
keluarga merupakan salah satu elemen penguat (reinforcing) dalam penentuan perilaku
seseorang memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Pelayanan petugas kesehatan
Pelaksana imunisasi adalah tenaga kesehatan yang terlatih yang ditunjuk oleh kepala
puskesmas. Petugas pelaksana imunisasi terdiri dari Dokter, perawat D3, Bidan, Perawat
SPK (Depkes RI, 2002). Petugas kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan formal dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya
kesehatan. Pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan merupakan salah satu
faktor yang menentukan seseorang memanfaatkan fasilitas kesehatan dan sangat besar
peranannya.
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka model yang telah ditemukan sebelumnya, penelitian coba membuat
suatu kerangka konsep yang dipakai dalam penelitian ini, namun tidak dapat secara
langsung menggunakan salah satu dari kerangka model tersebut secara utuh. Dalam
penelitian ini faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemanfaatan
pelayanan imunisasi BCG di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Gunung Kencana cakupan
imunisasi BCG masih dibawah target yang diharapkan.
Faktor-faktor perilaku ibu bayi dalam pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG yang
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
23/40
Pemanfaatan pelayanan Imunisasi BCG
berhubungan dengan :
Faktor predisposing atau predisposisi yang meliputi : pengetahuan ibu tentang imunisasi,
pendidikan ibu dan pekerjaan ibu, umur dan jumlah anak.
Faktor enabling atau pedukung yang meliputi jarak tempat pelayanan imunisasi, biaya
pelayanan imunisasi.
Faktor reinforsing atau penguat yaitu media informasi dan dukungan suami/keluarga dalam
pelaksanaan imunisasi.
Faktor-faktor tersebut adalah variabel independen sedangkan variabel dependennya adalah
pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG pada bayi. Secara skematis penulis tuangkan
kerangka konsep ini dalam bentuk gambar seperti berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Peneitian
Variabel Independen
Faktor Predisposing
Pengetahuan ibu
Pendidikan ibu
Umur ibu
Jumlah anak
Faktor Enabling
Jarak
Faktor Reinforcing
Media Informasi
Dukungan
suami/keluarga
Pelayanan petugas
kesehatan
Definisi Konseptual
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
24/40
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 1993).
Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang
dalam usaha mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Umur ibu
Lamanya waktu hidup (sejak dilahirkan atau diadakan) atau berdasarkan tahun kelahiran (
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Jumlah anak
Jumlah adalah banyaknya (tentang bilangan atau suatu yang dikumpulkan menjadi satu).
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Jarak
Ruang sela (panjang atau jauh) antara benda atau tempat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2002).
Media informasi
Suatu alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kepada khalayak
atau masyarakat (Notoatmodjo, 1993).
Dukungan suami/keluarga
Dorongan moril atau material dalam hak mewujudkan suatu rencana (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002)
Pelayanan petugas kesehatan
Petugas kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan keterampilan formal dibidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya pelayanan kesehatan
(Depkes,2002).
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
25/40
Definisi Operasional
Tabel 2.4
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Alat ukur Hasil ukur Skala
Pemanfaatan
pelayanan
imunisasi
Ibu yang
mengimunisasi
bayinya dengan
imunisasi BCG
ditempat
pelayanan
kesehatan
Kuesioner 1= tidak
mengimunisasi
bayinya
2= Mengimunisasi
bayinya
Ordinal
Pengetahuan
ibu
Tingkat
pemahaman ibu
tentang imunisasi
BCG pada bayi
Kuesioner 1= kurang, jika
benar 3 soal
2= baik, jika benar
3 soal
Ordinal
Pendidikan
ibu
Tingkat
pemahaman ibu
tentang imunisasi
BCG pada bayi
Kuesioner 1= rendah, 3
SLTP/sederajat
2= tinggi,
SLTA/sederajat
Ordinal
Umur ibu Waktu yang telah
dijalani ibu mulai
dari lahir sampai
saat wawancara
dalam hitungan
tahun
Kuesioner 1 = muda 21
tahun
2= Tua, 21 tahun
Ordinal
Jumlah anak Anak hidup yang
dimiliki oleh ibu
saat wawancara
Kuesioner 1= sedikit, jika 2
orang
2= banyak, jika >
3 orang
Ordinal
Jarak dari
rumah ke
Jauh atau dekat
yang harus
Kuesioner 1= jauh, jika 2
km
Ordinal
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
26/40
tempat ditempuh dari
rumah responden
2= dekat, jika < 1
km
Pelayanan
imunisasi
Tempat pelayanan
imunisasi BCGMedia
informasi
Hal-hal yang
berhubungan
dengan
pengembangan
imunisasi,
pengetahuan dan
pemahaman ibu ,
median dari
jumlah
pertanyaan
tentang imunisasi
BCG yang
diterima
responden melalui
sebuah media
cetak/eletronik
dan petugas
kesehatan
Kuesioner 1= kurang baik
bila jawaban
responden
mengatakan ya
median dari
jumlah pertanyaan
Ordinal
Dukungan
suami/
keluarga
Pendapat
responden
terhadap tindakan
suami/keluarga
dalam
dukungannya
kepada responden
untuk
memanfaatkan
imunisasi BCG
Kuesioner 1= kurang apabila
responden
menjawab < 3 soal
2= baik apabila
responden
menjawab 3 soal
Ordinal
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
27/40
Pelayanan
petugas
kesehatan
Persepsi ibu bayi
terhadap
pelayanan
imunisasi yang
diberikan oleh
petugas kesehatan
Kuesioner 1= kurang apabila
< mean
2= baik apabila
mean
Ordinal
Hipotesis
Ha. 1 Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi
BCG pada bayi.
Ha. 2 Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG
pada bayi.
Ha. 3 Ada hubungan antara jumalah anak dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG
pada bayi.
Ha. 4 Ada hubungan antara umur ibu dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG pada
bayi.
Ha. 5 Ada hubungan antara jarak rumah ke tempat pemanfaatan pelayanan imunisasi BCG
pada bayi.
Ha. 6 Ada hubungan antara media informasi dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi
BCG pada bayi.
Ha. 7 Ada hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan pemanfaatan pelayanan
imunisasi BCG pada bayi.
Ha. 8 Ada hubungan antara pelayanan petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan
imunisasi BCG pada bayi.
KISI-KISI INSTRUMEN
Tabel 2.5
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu
dalam pemanfatan pelayanan imunisasi BCG
Variabel Indikator Nomor Jumlah Instrumen
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
28/40
Item item
Pengetahuan
responden
Macam-macam, manfaat,
umur, tempat, dan tujuan
imunisasi
1,2,3,4
5,6,7,8
8 Kuesioner
Media
informasi
Informasi mengenai
imunisasi BCG
9,10,11 3 Kuesioner
Jarak tempat
imunisasi
Dari rumah ibu ke
pelayanan imunisasi
12,13 2 Kuesioner
Dukungan
suami/
keluarga
Menanyakan tentang
imunisasi atau melarang ibu
melakukan imunisasi pada
bayinya
14,15,16
17,18
5 Kuesioner
Pelayanan
petugas
kesehatan
Sikap dan rutinnya
pelayanan imunisasi
19,20,21 3 Kuesioner
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional, yaitu mencari hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen, desain penelitian yang digunakan yaitu suatu
penelitian yaitu Cross Sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel yang termasuk faktor
resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama
(Notoatmodjo,2002).
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
29/40
3.2Populasidan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Atikunto, 2002). Populasi pada penelitian ini
adalah ibu-ibu di Desa Gunung Kendeng Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Kencana
sebanyak 20 orang.
2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Metode
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu
suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti ( tujuan atau masalah dalam penelitian ), sehingga sampek tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003).
Dalam menentukan jumlah sampek penelitian yang dibutuhkan, digunakan perhitungan
menurut Ariawan (2002) sebagai berikut :
n = Z2 x p x ( 1 p)
d2
keterangan :
N : Jumlah sampel yang diteliti
Z : Nilai baku distribusi normal pada tingkat kepercayaan 95 % (1,96)
P : Proporsoi cakupan imunisasi BCG di Puskesmas DTP Gunung Kencana 65,9 %
(0,659)
D : Derajat akurasi/presisi 10 % (0,1)
Dari rumus diatas diperoleh sampel sebanyak 80 orang. Kemudian ditambah 10 % akulasi
sebanyak 8 orang, sehingga jumlah sampel seluruhnya 88 orang. Dengan adanya
keterbatasan baik waktu maupun dana, pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut :
Tahap pertama menemukan sampel setiap desa meggunakan cara membagi jumlah sampel
yang dibutuhkan dengan seluruh desa sehingga diperoleh jumlah sampel tiap-tiap desa
ada yang berjumlah 6 bayi maupun 7 bayi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 1.
Tahap kedua setelah sampel didapat dari setiap desa, maka diambil secara acak / random
dengan menggunakan undian yaitu pada kertas kertas kecil dituliskan responden, satu
nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas ini digulung dan diambil sesuai dengan
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
30/40
jumlah yang ditentukan pada tahap pertama setiap desa, nomor yang tertera pada
gulungan kertas adalah nomor responden yang akan dijadikan sampel.
Tabel 3.1
Jumlah sampel yang didapat di Wilayah Kerja
Puskesmas DTP Gunung Kencana Tahun 2010
No Desa Jumlah bayi Sampel
1 Gunung Kencana 136 8
2 Sukanegara 80 7
3 Cisampang 105 8
4 Bojong Koneng 96 9
5 Ciakar 92 7
6 Cicaringin 105 7
7 Kramat Jaya 131 8
8 Cimanyangray 98 9
9 Gunung Kendeng 115 9
10 Bulakan 89 8
11 Tanjung sari 115 8
Total 1162 88
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2010 di Wilayah Kerja Puskesmas DTP
Gunung Kencana yang terdiri dari 12 desa yaitu Gunung Kencana, Sukanegara, Cisampang,
Bojong Koneng, Ciakar, Cicaringin, Kramat Jaya, Cimanyangray, Gunung Kendeng,
Bulakan, Tanjung Sari.
Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan
kuesioner ibu-ibu yang memiliki bayi yang berumur 0-12 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas DTP Gunung Kencana yang mengikuti variabel dependen dan independen. Data
sekunder sebagai data penunjang.
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
31/40
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa
yang diukur ( Notoatmodjo, 2002 ). Uji validitas yang digunakan penelitian ini adalah
teknik korelasi product moment.
R= N ( xy) ( x y)
[ ( N x 2 x) 2 ] ( N y 2 ( x) 2]
Keterangan :
N : Jumlah sampel
X : Skor pertanyaan yang diuji
Y : Skor total
xy : Skor pertanyaan yang diuji dikali skor total
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan ( Notoatmodjo, 2002 ).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
oneshot atau sekali ukur. Perhitung dilakukan dengan sistem komputer.
Suatu instrumen dikatakan Reliabel bila r lebih besar r tabel.
Hal uji reliabel unutk faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu didapatkan nilai
(0,9752) lebih besar dari r tabel, berarti instrumen tersebut dikatakan
reliabel.
Pengelolaan Data atau Manajemen Data
Setelah data yang diharapkan terkumpul dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai
berikut :
3.6.1 Editing Data
Pada editing dilakukan pengecekan pengisian formulir atau kuesioner, apakah jawaban
yang ada kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
32/40
3.6.2 Koding Data
Pada tahap ini dilakukan pemberian kode pada jawaban pertanyaan dalam kuesioner.
Kegunaan koding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat
pada saat entry data.
3.6.3 Processing
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, juga sudah melewati pengkodingan
maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis, pengolahan data
dilakukan dengan cara memasukkan data kuesioner kepaket program komputer.
3.6.4 Cleaning
Cleaning ( pembersihan data ) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di
entry apakah ada kesalahan atau tidak ada kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat
kita mengentry ke komputer ( Hastono, 2001 ).
Teknik Analisis Data
Analisis data dibagi dalam tiga macam yaitu Analisis Univariat, Analisis Bivariat dan
Analisis Multivariat ( Notoatmodjo, 2002 ). Dalam penelitian ini hanya dilakukan dua analisis
univariat dan analisis bivariat.
3.7.1 Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan prensentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2002 ), yaitu variabel kecemasan dan variabel pengetahuan diukur melalui
jawaban responden pada kuesioner yang telah disedikan. Masing-masing kategori dari variabel
diberi kode 1 dan 0, yaitu apabila jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi
nilai 0. Hal ini untuk memudahkan pada saat tabulasi data. Data ditampilkan dalam bentuk
tabular dan tekstular ( Notoatmodjo, 2002 ). Rumus Mean yang digunakan adalah sebagai
berikut:
X = Xi
N
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
33/40
Keterangan :
X : Rata-rata sampel
Xi : Jumlah nilai setiap responden
n : Jumlah responden
3.7.2 Analisia Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
( Notoatmodjo, 2002 ). Dengan tujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua variabel
tersebut digunakan Uji Statistik Chi Square dengan batas kemaknaan =
0,05 apabila nilai p kurang dari maka hasilnya terdapat hubungan yang
bermakna, dan apabila p lebih dari , maka hasilnya tidak terdapat
hubungan yang bermakna ( Notoatmodjo, 2002 ).
Rumus Chi Square ( x2 ) yang digunakan adalah :
X2 = ( O E )2
E
Keterangan :
X2 : Nilai Chi Square
O : Frekuensi observasi
E : Frekuensi harapan
Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas
kemaknaan sebesar 0,05. Bila nilai p < 0,05 berarti secara statistik terdapat hubungan
yang bermakna, sedangkan bila nilai p > 0,05 maka secara statistik tidak terdapat hubungan
yang bermakna.
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
34/40
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
35/40
KUESIONER PENELITIAN
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Dalam Pemanfaatan Pelayanan
Imunisasi BCG Tahun 2010
No Responden :
Keterangan Wawancara
Nama Pewawancara :
Tanggal Wawancara :
Identitas Responden
Nama Responden :
Umur Responden :
Jumlah Anak :
Nama Bayi :
Umur Bayi :
Imunisasi BCG : a. Iya b. Tidak
Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan formal tinggi yang ibu tempuh?
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
36/40
Tidak sekolah
Tidak tamat SD
Tamat SD/sederajat
Tamat SMP/sederajat
Tamat SMA/sederajat
Tamat Akademik/Universitas
Pengetahuan Responden
Menurut ibu ada berapa macam imunisasi ?
2 macam
3 macam
5 macam
Sebutkan macam-macamnya?
BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis
Tahu
Tidak tahu
Menurut ibu apa manfaat imunisasi BCG?
Agar tidak sakit TBC
Untuk mengobati TBC
Tidak tahu
Menurut ibu umur berapa anak harus mendapat imunisasi BCG?
Segera setelah lahir sampai 11 bulan
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
37/40
1-3 tahun
Tidak tahu
Menurut ibu berapa kali anak harus mendapat imunisasi BCG?
1 kali
2 kali
3 kali
Apa ibu tahu dimana saja imunisasi bisa diperoleh?
Puskesmas
Praktek Bidan
Posyandu
Menurut ibu apa yang mungkin terjadi setelah mendapat imunisasi BCG?
Demam/panas
Bengkak pada area suntikan
Tidak tahu
Menurut ibu apa tujuan imunisasi BCG?
Untuk mencegah penyakit Polio
Untuk mencegah penyakit TBC
Tidak tahu
Media Informasi
Apa ibu pernah mendapatkan infprmasi mengenai imunisasi BCG?
Ya
Tidak
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
38/40
Jika Ya, darimana ibu mendapatkan informasi tersebut?
TV
Radio
Petugas kesehatan
Siapa saja yang pernah menginformasikan tersebut?
Dokter
Bidan/Perawat
Kader kesehatan
Jarak
Kira-kira berapa kilometer jarak rumah ibu ke tempat pelayanan imunisasi?....... Km
Bagaimana persepsi ibu terhadap jarak tersebut?
Jauh
Dekat
Dukungan suami/keluarga
Apakah ibu mendapatkan dukungan suami/keluarga waktu melakukan imunisasi?
Ya
Tidak
Pernahkah suami/keluarga ibu menanyakan tentang imunisasinya selama ini?
Ya
Tidak
Apakah suami/keluarga ibu meluangkan waktu untuk mengantar ke tempat pelayanan
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
39/40
imunisasi?
Ya
Tidak
Apakah suami/keluarga ibu menganjurkan mendapatkan pelayanan imunisasi?
Ya
Tidak
Apakah suami/keluarga melarang ibu melakukan imunisasi pada bayinya?
Ya
Tidak
Pelayanan Petugas Kesehatan
Menurut ibu bagaimana sikap dari petugas kesehatan yang memberikan imunisasi selama
ini?
Ramah, sopan
Judes, galak
Cuek / tidak peduli
Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan selama ini?
Baik, memuaskan
Biasa saja
Buruk
Apakah tempat pelayanan imunisasi ditempat ibu rutin dalam memberikan imunisasi?
Ya
-
7/28/2019 45869728 Proposal Penelitian
40/40
Kadang-kadang
Tidak