306 Wujud Visual Gambar Pada Naskah Tua Nusantara Sebagai ...

13
306 Wujud Visual Gambar Pada Naskah Tua Nusantara Sebagai Refleksi Intelektualitas Leluhur Bangsa Nuning Y. Damayanti Adisasmito Fakultas Seni Rupa & Desain, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung ABSTRACT Manuscript is a cultural product belongs to every civilized community that understands letters and words. Visual communication, before script and writing were established, such as ancient drawings, has been used by people since thousands years ago. The discovery of picture in prehistoric caves is considered as the beginning of drawing tradition towards the modern illustration. The discovery of scripts and writing shifted the tradition of drawing, although the simplest and the most effective communication is still the visual language. It explains why an illustrative drawing in the old manuscript was used as a communication device which reflects the cultural development and the way of thinking from the society who created it. The tradition of writing and drawing in illustration was found in the Javanese and Balinese old manuscripts. The visual illustration, theme, and media of manuscripts shown similar in diversity, depend on their role in social life. Some parts of those old manuscripts show unique illustrations as well as the local identity of the society. The illustration on manuscript reflects the society culture of thinking and aesthetic achievement of visual art. Key Words: Indonesian Old Manuscripts. PENDAHULUAN Budaya Nusantara mengalami proses pembelajaran budaya (enkulturasi) dari budaya-budaya asing. Hal ini disebabkan karena letaknya yang sangat strategis se- hingga sudah sejak berabad-abad selalu berhubungan dengan bangsa asing, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat dilihat dari peninggalan artefak-ar- tefak budaya sejak kurun waktu masa pra sejarah, masa Hindu-Budha, Islam dan masa kolonialisme (Lombard, 1996). Kon- tak budaya tersebut terjadi secara terus menerus berkesinambungan dan proses inter aksi budaya tersebut terefleksikan juga dalam wujud visual artefak seni rupa, dalam hal ini adalah gambar ilustrasi. Budaya Indonesia tidak lepas dari dina- mika dan perkembangan yang disebabkan oleh arus budaya pra modern - modern pasca modern. Dekade terakhir abad ini berada dalam dua konteks yang mewarnai dan membentuk sosok budaya masa kini yaitu proses modernisasi dan globalisa- si. Ide-ide, pola prilaku dan kepranataan saling bersilangan dan berbenturan ser- ta bersintesis yang menghasilkan unsur budaya baru (Holt, 1973, Art in Indonesia: Continuities and Change).

Transcript of 306 Wujud Visual Gambar Pada Naskah Tua Nusantara Sebagai ...

306

Wujud Visual Gambar Pada Naskah TuaNusantara Sebagai Refleksi IntelektualitasLeluhur BangsaNuning Y. Damayanti AdisasmitoFakultas Seni Rupa & Desain, Institut Teknologi BandungJalan Ganesha No. 10 Bandung

ABSTRACT

Manuscript is a cultural product belongs to every civilized community that understands letters andwords. Visual communication, before script and writing were established, such as ancient drawings,has been used by people since thousands years ago. The discovery of picture in prehistoric caves isconsidered as the beginning of drawing tradition towards the modern illustration. The discovery ofscripts and writing shifted the tradition of drawing, although the simplest and the most effectivecommunication is still the visual language. It explains why an illustrative drawing in the oldmanuscript was used as a communication device which reflects the cultural development and theway of thinking from the society who created it. The tradition of writing and drawing in illustrationwas found in the Javanese and Balinese old manuscripts. The visual illustration, theme, and mediaof manuscripts shown similar in diversity, depend on their role in social life. Some parts of those oldmanuscripts show unique illustrations as well as the local identity of the society. The illustration onmanuscript reflects the society culture of thinking and aesthetic achievement of visual art.

Key Words: Indonesian Old Manuscripts.

PENDAHULUAN

Budaya Nusantara mengalami prosespembelajaran budaya (enkulturasi) daribudaya-budaya asing. Hal ini disebabkankarena letaknya yang sangat strategis se-hingga sudah sejak berabad-abad selaluberhubungan dengan bangsa asing, baiksecara langsung maupun tidak langsung,dapat dilihat dari peninggalan artefak-ar-tefak budaya sejak kurun waktu masa prasejarah, masa Hindu-Budha, Islam danmasa kolonialisme (Lombard, 1996). Kon-tak budaya tersebut terjadi secara terusmenerus berkesinambungan dan proses

inter aksi budaya tersebut terefleksikanjuga dalam wujud visual artefak seni rupa,dalam hal ini adalah gambar ilustrasi.

Budaya Indonesia tidak lepas dari dina-mika dan perkembangan yang disebabkanoleh arus budaya pra modern - modernpasca modern. Dekade terakhir abad iniberada dalam dua konteks yang mewarnaidan membentuk sosok budaya masa kiniyaitu proses modernisasi dan globalisa-si. Ide-ide, pola prilaku dan kepranataansaling bersilangan dan berbenturan ser-ta bersintesis yang menghasilkan unsurbudaya baru (Holt, 1973, Art in Indonesia:Continuities and Change).

Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 3, Juli - September 2012: 225 - 350 307

Salah satu kekayaan budaya seni rupaIndonesia yang belum banyak diulas ada-lah Ilustrasi tradisi yaitu “Gambar IlustrasiTradisi Indonesia pada manuscript/naskah tuaNusantara“. Dinamika dan perkembangangambar Ilustrasi tradisi Indonesia sangatberkaitan erat dengan budaya tulis/karyasastra dan budaya komunikasi melaluiGambar. Gambar Ilustrasi dibuat untukmelengkapi naskah, oleh ahli sastra yangjuga piawai menggambar atau beker-ja sama dengan ahli gambar yang dapatmenyampaikan informasi dalam bentukgambar dalam karya tulis. Biasanya sas-trawan dalam sejarah Jawa dimasa lalumempunyai kedudukan tinggi dan di-hormati sebagai orang berilmu dan bijak,sehingga tulisan dan gambar pada bukutersebut mencerminkan budaya berfikir/intelektualitas dan kepekaan /cita rasaseni leluhur bangsa Indonesia dalam mer-ekam informasi. (Adisasmito, 2007)

Naskah Nusantara sebagai KekayaanIntelektualitas Bangsa

Setiap bangsa di dunia memiliki pe-ninggalan naskah-naskah tua yang sangatberharga, demikian pula bangsa Indone-sia memiliki peninggalan sejumlah nas-kah-naskah tua. Nilai-nilai yang dimuatdalam naskah-naskah tua pada setiapbangsa bisa jadi memiliki persamaandan juga perbedaan, karena setiap bang-sa mempunyai latar belakang kehidupanyang berlainan. Persamaan yang palingmendasar adalah bahwa naskah-nas-kah tua peninggalan budaya masa lalutersebut merekam dan mencerminkankekayaan berfikir suatu bangsa pada ma-sanya. Naskah-naskah tersebut memuatfakta-fakta tertulis yang menjadi benang

merah penghubung masa lalu dan masakini. (Soeharto, Aksara Indonesia Indah 9,1997)

Indonesia memiliki kekayaan budayayang sangat beragam yang mencerminkankemampuan berfikir suatu bangsa yangberbudaya tinggi, diantaranya adalah bu-daya bertutur/budaya oral yang disam-paikan secara turun temurun pada tiapgenerasi, sisa-sisa budaya oral ini bahkanmasih dilakukan dibeberapa wilayah In-donesia. Pada saat budaya tulis mulaiberkembang ditemukan simbol-simbolyang akhirnya menjadi simbol huruf,kemudian budaya bertutur mulai di-rekam dalam budaya tulis. Budaya tulispada akhirnya menghasilkan artefak buku(literature), buku-buku kuno itu kemu-dian dikenal dengan istilah Naskah ataukadang disebut juga Manuskrip. Nas-kah-naskah tua Nusantara hingga saatini menjadi obyek penelitian dan sumberilmu pengetahuan mengenai budaya masalalu yang tidak pernah ada habisnya bagipakar-pakar dan ilmuwan yang tertarikpada perkembangan sejarah kebudayaanmanusia. (Kumar and Mc. Glynn, 1996)

Kebudayaan masa lampau oleh leluhurbangsa Indonesia direkam dalam nas-kah-naskah tua yang sangat beragam dantidak ternilai harganya. Naskah-naskahtua itu tersebar hampir diseluruh wilayahkepulauan Nusantara. Dari sejumlah datadalam penelitian diperoleh fakta akan ke-beragaman dan jumlah naskah yang luarbiasa yang telah ditulis oleh leluhur kita.Hal ini menunjukkan bahwa bangsa In-donesia adalah bangsa yang melek aksara,mengerti dan mengenal budaya tulisbahkan mampu menuangkan semua ide,pikiran dan gagasannya dengan melaku-kan perekaman data dari berbagai macamaktivitas kehidupan sosial dan kearifan

Adisasmito: Wujud Visual Gambar - Ilustrasi 308

budaya berfikir dalam bentuk buku se-bagai warisan kekayaan berfikir, keting-gian budaya dan intelektualitas bangsaIndonesia terekam dalam Naskah-naskahtua yang masih tersisa dikoleksi di mu-seum-museum dan perpustakaan Indone-sia maupun dunia (Adisasmito, 2007).

Artefak budaya tulis yang masih dapatdilihat keberadaannya diantaranya ter-dapat pada Batu, tulang hewan, daunLontar, daun Nipah, Bambu, Rotan, KulitKayu, Logam, Kain dan Kertas Daluwang.Semua terepresentasikan secara signifikan,memperlihatkan kehalusan budi, keting-gian budaya dan kepekaan akan kesenian,wujud visual yang sangat unik tampildalam naskah-naskah tersebut. Sayangsekali iklim yang kurang mendukung,kelembaban udara, binatang pengerat danmanusia yang kurang menghargai wari-san yang tidak ternilai ini, menyebabkankerusakan, kehilangan dan bahkan mung-kin punahnya pemahaman akan makna,nilai budaya dan pakem pakem seni tradisipada naskah-naskah tua tersebut. Kondi-si sebagian naskah-naskah tersebut sangatmenyedihkan, apabila tidak ada upaya un-tuk merawat dan upaya memahami nilai-nilai yang terkandung didalamnya sertakeinginan untuk mensosialisasikannya,dikhawatirkan dikemudian hari generasimuda dimasa datang tidak akan pernahmengenalnya (Kumar and Mc. Glynn, 1996: XI).

Kekhasan, keunikan dan kekayaannilai-nilai yang terkandung dalam nas-kah-naskah tua tersebut menggugahkeingin tahuan para ilmuwan asing untukmemahaminya. Pada masa kolonialismemasa awal abad 19 salah seorang guber-nur Belanda yang mempunyai perhatianakan pentingnya naskah-naskah tua Nu-santara kemudian berinisiatip mengum-

pulkan dan menulis ulang/menerjemah-kan naskah-naskah tua. Gubernur JendralBelanda yang berjasa mengumpulkannaskah-naskah tua ini bernama GubernurJendral Baron Van der Cappelen (Voorho­eve, 1964:258, Mc. Glynn,1996).

Selayaknya kita berterimakasih danbersyukur karena sebagian besar nas-kah-naskah yang berhasil dikumpulkandan ditulis ulang masih ada di MusiumPerpustakaan Nasional Jakarta. Menurutdata-data yang ada di Musium Perpus-takaan Nasional naskah-naskah yangditulis ulang tersebut rata-rata berusialebih dari seratus tahun, sedangkan nas-kah-naskah tua yang lebih tua diperkira-kan ada yang dibuat pada abad 14 sampaiawal abad 18. Sayangnya sebagian besarnaskah-naskah tua yang sangat berhargadan yang rata-rata berusia sangat tua lebihbanyak tersebar di perpustakaan-perpus-takaan manca negara.

Menurut data perpustakaan duniayang dipublikasikan serta data beberapaMuseum mancanegara mengkoleksinya,bahwa Perpustakaan Universitas Leidentercatat mengkoleksi lebih dari 30.000buah naskah-naskah tua Nusantara, seba-gian di antaranya sudah berumur ratusantahun. Padahal di Perpustakaan NasionalIndonesia sendiri tercatat hanya memilikikurang lebih 800 Naskah Tua, sedangkandiperpustakaan-perpustakaan daerah ra-ta-rata hanya memiliki sejumlah puluhanbuku saja. Ratusan naskah lainnya jugadikoleksi di The British Library, London,sedangkan tak terhitung naskah lainnyatersebar di berbagai negara lainnya seper-ti Prancis, Jerman, Malaysia, Singapura,Australia, Amerika Serikat, Jepang. Keti-ka Inggris, Belanda dan Jepang menjajahIndonesia para ilmuwan dan pencintabuku secara individu mengumpulkan

Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 3, Juli - September 2012: 225 - 350 309

naskah-naskah Nusantara, yang kemu-dian mendapat dukungan dari pemerin-tahnya mengingat naskah-naskah tersebutbernilai tinggi, dengan berbagai upayadan cara mereka berhasil mengkoleksinaskah-naskah berharga tersebut untukkemudian mempelajarinya, demikian jugailmuwan-ilmuwan dari negara-negaralain di kemudian hari bahkan sampai se-karang masih berburu untuk mendapat-kannya (Adisasmito, 2007).

Ketertarikan para budayawan, kaumintelektual dan ilmuwan-ilmuwan seja-rah di Eropa menghasilkan tulisan tulisanhasil penelitian mengenai naskah-naskahtua Indonesia dan telah dilakukan sudahsejak 200 tahun yang lalu secara individumaupun kelompok ilmuwan. Di Pusat pe-nelitian Prancis (Universitas Sourbonne)dan Belanda ( KITLV-Leiden University )tercatat puluhan saduran naskah-naskahtua Indonesia, hasil penelitian dan in-terpertasi yang ditulis oleh pakar-pakarsejarah, antropolog dan sosiolog Asing.Hal ini menjadi ironi karena belum ba-nyak nama ilmuwan Indonesia yang me-neliti naskah-naskah tua peninggalan le-luhurnya sendiri, hingga pada tahun 60 andiketahui satu dua nama pakar Indonesiayang mulai meneliti naskah Indonesia,itupun masih didampingi penulis asing(Adisasmito, 2007).

Hal lainnya yang menjadi catatan pen-ting adalah hingga abad 20 ini masih ba-nyak ilmuwan-ilmuwan asing masa kiniyang mencari kebenaran sejarah kebu-dayaan manusia yang belum terungkapdan keinginan untuk lebih memahaminilai-nilai budaya pada naskah-naskah tuaIndonesia. Banyak diantaranya melanjut-kan penelitian langsung di Indonesia, halini cukup berdampak positif karena me-munculkan kesadaran ilmuwan-ilmuwan

Indonesia akan pentingnya pemahamanbudaya bangsa Indonesia dimasa lalu.Pada awal tahun 1970 an mulai munculbeberapa nama ilmuwan Indonesia yangmeneliti, menulis tentang kearifan bu-daya, filsafat hidup dan budaya berfikirleluhur yang dimuat dalam naskah-nas-kah tua peninggalan masa lalu yang ma-sih tersisa di tanah air. Meskipun belumsignifikan tapi merupakan sebuah kema-juan yang cukup menggembirakan karenapenelitian tersebut terus berlanjut hinggasekarang meskipun banyak kendala danbelum mendapat dukungan yang berartidari pihak-pihak berwenang (Adisasmito,2007).

Kedudukan Naskah Naskah Tua diWilayah Nusantara dan PercaturanDunia Masa Lalu

Naskah-naskah tua Indonesia terse-bar di seluruh wilayah Nusantara. Seba-gian Naskah ditulis dalam bahasa daerahyaitu : Melayu, Sunda, Jawa, Bali, Batak,Lampung, Bugis, Makasar, Madura,dan lain-lain. Sedangkan huruf/aksarayang dipakai adalah aksara daerah yaituhuruf Batak, Lampung, Rencong, Bugis,Makasar, Jawa Kuno, Sunda Kuno, Bali,Arab Jawi/Jawa dan Arab Pegon/Me-layu. Sebagian lainnya dalam huruf Pa-lawa (Chamber­Loir,& Fathurahman, 1999).Perlu diingat Naskah-naskah Nusantarasebagian besar tidak bergambar, hanyasebagian kecil saja yang memuat gambarIlustrasi dan Iluminasi. Dari sebagian nas-kah yang bergambar itulah justru dapatdilihat betapa nenek moyang kita memili-ki budaya seni rupa yang sangat unik danmempesona. Upaya mempublikasikanNaskah-naskah Nusantara diprakarsai

Adisasmito: Wujud Visual Gambar - Ilustrasi 310

oleh Stephen Roman dari British Council,Jakarta yaitu dengan diselenggarakannyaPameran yang berjudul “Surat Emas Bu-daya Tulis Di Indonesia” ( Golden LettersWriting Tradition of Indonesia ) pada tahun1991 dengan bantuan dari berbagai lemba-ga kebudayaan Inggris dan bekerjasamadengan pemerintah Indonesia, khususnyaatas dukungan dari Menteri PariwisataPos dan Telekomunikasi Republik Indone-sia saat itu Bapak Soesilo Soedarman danMentri Pendidikan dan Kebudayaan Prof.Fuad Hasan serta Sri Sultan HamengkuBuwono X. Dalam pameran ini kita seolahdibukakan mata bahwa bangsa Indonesiaadalah bangsa yang memiliki kekayaanberfikir luar biasa tinggi dilihat dari tatakrama budaya tulis dan standar artistikyang sangat unik. ( Arp, 1991)

Pameran ini menunjukkan bangsakita sudah sejak berabad-abad saling ber-hubungan dengan berbagai antar sukudan etnik di kepulauan Nusantara danbahkan menjalin hubungan diplomatikdengan berbagai bangsa di dunia. Ha-sil telaah pada Naskah-naskah Nusan-tara membuktikan selain memiliki tradisimenulis nenek moyang kita, bahwa nas-kah-naskah nusantara ini juga merupakansarana komunikasi antar bangsa dima-sa lalu di Nusantara dan tentu saja yangdapat dijadikan penghubung masa kinidan masa lalu oleh generasi selanjutnya.Dari hasil penelitian lainnya menunjukkanfakta-fakta yang mencengangkan, ternya-ta bahasa Melayu pernah menjadi bahasapengantar di kawasan Asia, bahkan di-pakai untuk komunikasi yang menurutukuran masa kini sangat canggih, karenadipakai untuk melaksanakan hubungandiplomasi politik, perdagangan, yangbersifat politik antar bangsa-bangsa. Bah-kan pada tahun 1614 di Inggris telah di-

terbitkan kamus Melayu-Inggris yangmenjadi pedoman bagi pedagang Eropayang melakukan hubungan dagang de-ngan Asia Timur, hal ini menggambarkanbetapa strategisnya Indonesia sehinggamenjadi penting untuk memahami baha-sa Melayu jika ingin melakukan kontakdagang dan menjalin hubungan budayadengan Bangsa Indonesia pada masa itu(Arp, 1991). Dari naskah-naskah tua Nu-santara kita juga dapat memperoleh in-formasi bagaimana transfer ilmu secaraturun-temurun telah dilakukan oleh ne-nek moyang kita sejak berabad-abad.Saat ini pembuatan naskah-naskah secarakonvensional masih dilakukan disedikitwilayah Nusantara, salah satunya adalahNaskah yang dibuat pada daun Lontar diBali masih merupakan Living Tradition,karena sampai sekarang masih dibuat danberfungsi sebagai panduan kegiatan sosialterutama pada upacara ritual masyarakatsetempat. Selain itu karena adanya pe-rubahan paradigma dalam memaknaiartefak budaya, maka fungsi sosial Nas-kah bergeser menjadi fungsi profan danmenyebabkan pembuatan naskah lontarini sebagian dibuat juga untuk kepenting-an pariwisata. Hal ini terjadi juga dibebe-rapa wilayah Sumatra, Jawa , Sulawesi,dan Indonesia bagian Timur lainnya(Adisasmito, 2007).

Prasasti sebagai Salah Satu Wujud Nas-kah-naskah Tertua Nusantara

Naskah tertua yang ditemukan di In-donesia ditulis dalam huruf Palawa Tuapada batu kira-kira tahun 400 M, di KutaiKalimantan Barat dan tahun 450 M Ciaru-teun Jawa Barat sebagai peninggalan masa

Prasasti sebagai

Naskah tertua y

batu kira-kira ta

Jawa Barat seba

684 M di Talang

muda pada per

Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 3, Juli - September 2012: 225 - 350 311

Gambar.1.Gambar Gua Prasejarah Telapak Tangan, GuaLeang-Leang , Desa Maris, Sulawesi selatan.

Gambar.2.Prasasti Ciaruten, Cap Kaki Raja Purnawarman,+

400 M, Batu Tulis Bogor,

Gambar. 4.Naskah Layang Kaweruh, memuat ajaran budi

pekerti dalam Islam, ditulis pada kertas Daluwang(45X18,5 cm)

Gambar.5.Naskah Pustaha Batak, ditorehkan pada kulit kayu

dengan huruf Batak Kuno,

Salah Satu Wujud Naskah-naskah Tertua Nusantara

ang ditemukan di Indonesia ditulis dalam huruf Palawa Tua

hun 400 M, di Kutai Kalimantan Barat dan tahun 450 M Ciaru

gai peninggalan masa Hindu. Naskah berikutnya dibuat pada t

Tuo Sumatra Selatan, lalu naskah yang ditulis dalam huruf pa

mukaan perunggu yanGgambdairl.6a.pisi logam emas, peninggalanNaskah Pustaha Mantra dan Racikan obat, ditoreh

Gakmebraar.j3a. an Sriwijaya thn 671 MdepngeannihnugrugfaBlaatank mKuansoa, pBaduadpehram.uSkaealnanjutnya adalah MonuNaskah Kolenjer, Penanggalan Baduy, Jawa Barat Tulang atau Bambu

Borobudur yang memuat naskah-naskah ajaran agama Budha, dibuat antara t

700 – 950 M masa Dynasty Sailendra. Pada abad ini aksara yang dipergunakan h

Adisasmito: Wujud Visual Gambar - Ilustrasi 312

Hindu. Naskah berikutnya dibuat padatahun 684 M di Talang Tuo Sumatra Sela-tan, lalu naskah yang ditulis dalam hurufpalawa muda pada permukaan perungguyang dilapisi logam emas, peninggalanmasa kerajaan Sriwijaya thn 671 M pen-inggalan masa Budha. Selanjutnya adalahMonumen Borobudur yang memuat nas-kah-naskah ajaran agama Budha, dibuatantara tahun 700 – 950 M masa DynastySailendra. Pada abad ini aksara yang diper-gunakan huruf Kawi ( Jawa kuno ). Hing-ga abad 11 M masih banyak naskah yangdibuat pada permukaan batu dan logam.Selanjutnya banyak naskah yang sudahdibuat pada daun nipah, daun lontar ter-utama di wilayah Jawa dan Bali, naskahyang dibuat pada permukaan kayu, kulitkayu, bambu dan rotan banyak ditemu-kan di wilayah Sumatra dan Sulawesi.Pada abad 14 – 19 M mulai dikenal ker-tas alam yaitu Daluwang, naskah-naskahditulis pada kertas Daluwang atau kain,terutama ketika Islam mulai berpengaruhkuat di Nusantara. Naskah-naskah yangkaya ragam bentuk, kaya tema, kaya es-tetik tersebar seluruh wilayah Nusantara(Soeharto, 1997)

Jenis dan Ragam Naskah Tua Nusantara

Kesadaran akan pentingnya mengenalbudaya masa lalu dan semakin mening-katnya apresiasi masyakarat akan pema-haman budaya leluhur bangsa dan jati diribangsa Indonesia, akhir-akhir ini banyakdilakukan penelitian mengenai artefak bu-daya dan wujud-wujud kesenian tradisi.Kesadaran akan pentingnya memahamitradisi leluhur sebagai landasan untukmerancang masa depan memicu keingin-an untuk menggali budaya tradisi nenek

moyang bangsa Indonesia yang luar biasakaya. Salah satu upaya dan studi untukmemahami budaya intelektual leluhurbangsa Indonesia dalam wilayah kesenianadalah dengan mengkaji artefak kebu-dayaan berupa wujud kesenian seni rupatradisi Indonesia (Sumardjo, 2002). Telahdiungkap sebelumnya bahwa wujud senirupa tradisi Indonesia salah satunya ter-dapat pada sebagian naskah-naskah tua,yaitu naskah-naskah yang dilengkapi den-gan gambar berupa Ilustrasi dan hiasanIluminasi. Penelitian naskah-naskah TuaNusantara sudah banyak dilakukan teru-tama dari sudut keilmuan sastra dan seja-rah, sedangkan penelitian mengenai nas-kah-naskah yang memuat Ilustrasi danIluminasi sebagai wujud seni rupa tradisiIndonesia belum banyak dilakukan.

Dari hasil telaah yang telah dilakukan.Jenis dan ragam Naskah Nusantara dapatdibagi menjadi beberapa katagori sebagaiberikut (Behrend,T.E.,1990); (Chamber­Loir& Fathurahman, 1999) :1. Naskah Sejarah. Naskah jenis ini men-

cakup segala macam Babad dan Panjiyang menceritakan peristiwa Legen-daris dan Historis sejak penciptaandunia hingga abad 19, akan tetapi seja-rah para nabi tidak dimasukkan dalamkatagori ini.

2. Naskah Silsilah. Meskipun banyak nas-kah sejarah yang memuat tentang sil-silah akan tetapi katagori ini adalahnaskah yang sangat fokus menuliskantentang silsilah para raja-raja Nusan-tara.

3. Naskah Hukum. Naskah ini memuathukum, peraturan dan adat istiadatkerajaan serta adat istiadat masyarakatpada masanya di berbagai wilayah Nu-santara,

4. Naskah Sastra. Kebanyakan naskah ini

Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 3, Juli - September 2012: 225 - 350 313

berupa prosa dan puisi yang memilikipakem-pakem (aturan) dalam penulisan-nya, isinya menceritakan tentang peris-tiwa bersejarah pada zaman itu kemu-dian dinamakan naskah sastra. Di Jawadan Bali digarap dalam bentuk macapat(pupuh) sangat dipengaruhi oleh la-kon-lakon wayang.

5. Naskah Piwulang. Naskah ini memuattentang ajaran para wali, orang shaleh,suci dan bijaksana. Di Jawa dan Bali ke-nal dengan nama Suluk sebagai sastrakebijaksanaan, ajaran tersebut sebagianmemuat filsafat-filsafat keislaman dankepercayaan setempat.

6. Naskah Islam. Naskah ini sarat denganturunan dari Kitab Al Quran, yangmemuat tentang Fikih, Aturan dan Hu-kum Islam, kebanyakan teks ditulis da-lam huruf Arab Pegon. Naskah Islamlainnya adalah penulisan tentang ri-wayat hidup para nabi (Serat Ambiya).

7. Naskah Primbon. Naskah ini memuatberbagai macam ramalan bisa jugamengenai Ilmu Astrologi dan IlmuFalak atau sistim Penanggalan (Kalen-der), untuk menentukan hari baik, hariburuk manusia ketika akan melaku-kan sesuatu hal yang berdasarkan dariilmu-ilmu tradisional. Naskah sejenisini di Jawa dan Bali dikenal dengannama Pawukon yang hingga kini masihbanyak dipakai sebagai pegangan me-ngenai keberuntungan dan kemalang-an pada masyarakat Jawa dan Bali.

8. Naskah Ilmu Bahasa. Naskah ini memuattentang tata bahasa dan kesusastraanserta kamus bahasa. Di Sumatra, Su-lawesi, Jawa dan Bali ada kamus ba-hasa Kawi yang masih dipakai hinggasekarang sebagai pedoman perbenda-haraan tata bahasa.

9. Naskah Musik. Naskah ini memuat nota-

si-notasi nada dari berbagai peralatanmusik tradisi Nusantara, contohnyaadalah Notasi Gendhing GamelanJawa.

10.Naskah Tari­tarian. Memuat tentang senitari , seni bela diri dan seni gerak

11.Naskah Adat Istiadat. Naskah ini memuatberbagai hal adat istiadat setempat,mengenai kebiasaan, kerajinan, tatakrama rakyat kecil hingga bangsawantermasuk tata cara berpakaian, tatacara upacara dan lain-lainnya.

12.Naskah Ilmu Pengetahuan dan Jenis Nas-kah lainnya. Naskah dalam katagoriini adalah naskah yang memuat ten-tang berbagai ilmu pengetahuan seper-ti kedokteran tradisional, biologi, obat-obatan tradisional, naskah permainananak, Cerita Rakyat, Fabel dan naskahinformasi tentang berbagai macam haldiluar naskah sebelumnya yang telahdiuraikan diatas.

13.Dan lain lain.

Gambar Ilustrasi pada Naskah TuaNusantara sebagai Gambaran Multikul-tural Bangsa Indonesia

Wujud Visual dan perupaan Ilustrasipada naskah-naskah tua Nusantara satudengan yang lainnya memiliki persamaanwujud visual baik dalam cara menggam-barkan, tata ungkapan rupa dan pemak-naan yang terstruktur dengan prinsip-prin-sip bahasa rupa (Tabrani, Primadi, 2002).Ilustrasi pada naskah naskah tua Nusan-tara merupakan simbol-simbol ekspresimasyarakat penciptanya yang terdiri dariberbagai suku, etnis dan kultur yang berbe-da. Wujud visual Ilustrasi Naskah Tua Nu-santara mengalami proses pembentukandan pengembangan yang berbeda mencer-

Adisasmito: Wujud Visual Gambar - Ilustrasi 314

minkan semangat zaman (Zeitgeist), pra-nata sosial dan sumber daya masyarakatsetempat pada masanya. Atas dasar terse-but perubahan pada wujud visual Ilustra-si-Iluminasi pada naskah Tua Jawa didugamenyangkut penafsiran terhadap gejala ke-budayaan tertentu (Adisasmito, 2007).

Gambar Ilustrasi pada naskah-naskahNusantara abad 19 mengekspresikan mul-tikultural yang menghasilkan bentuk-ben-tuk baru akan tetapi masih sangat kentalke kelokalannya. Sehingga dapat diper-tanyakan sejauh mana budaya asing terse-but turut membentuk ciri-ciri visual padaperupaan gambar Ilustrasi dalam naskahNusantara. Bukan hal yang mudah untukmenjawabnya, untuk itu perlu pencari-an berbagai sumber, termasuk bagaimanabangsa Indonesia menyikapi pengaruh bu-daya asing terhadap proses perkembangandan penciptaan ilustrasi pada Naskah TuaNusantara (Adisasmito, 2007).

Bagaimana proses akulturasi denganbudaya asing terjadi sehingga dianggapsebagai salah satu faktor pembentuk bu-daya Nusantara. Bagaimana pengaruhbudaya asing pada struktur berfikir gene-rasi masa lalu dalam menuangkan ide-ide,gagasan, nilai-nilai, norma-norma sertaperaturan sistem budaya dalam perwu-judan visual Ilustrasi pada naskah-nas-kah tua Nusantara. Hal ini dapat dicobadengan melalui upaya untuk memahamikarya-karya yang berakar pada tradisi, di-harapkan dapat digali aspek value budayayang diaplikasikan dalam wujud visualberupa gambar ilustrasi sebuah naskah.Pemahaman mengenai Ilustrasi padanaskah tua Nusantara memiliki prospekuntuk dikembangkan lebih lanjut dalamwahana seni rupa dimasa kini ataupunbagi masa depan seni rupa yang berbasisnilai-nilai tradisi.

Wujud Visual Gambar Ilustrasi PadaNaskah Nusantara

Selama ini Gambar Ilustrasi sebagaibagian dari sebuah naskah masih dipa-hami sebagai pendukung tulisan tentangsesuatu informasi yang berhubungan de-ngan teks. Sedangkan Iluminasi hadir ti-dak lebih hanya dipahami sebagai unsuryang mendukung keindahan huruf danpenampilan wujud naskah tersebut secarakeseluruhan. Padahal melihat dari tataungkap, bentuk gambar memperlihatkanadanya tata cara menggambar, mengung-kap dan mengkomunikasikan tentangberbagai hal/pesan, menyiratkan makna,simbol dan bahasa rupa yang memiliki artijadi gambar Ilustrasi dan Iluminasi tentu-nya memiliki fungsi sosial untuk dipahamimasyarakat pada masanya (Tabrani, Prima­di 2002). Tentu saja untuk memahaminyaperlu telaah khusus melalui penelitian se-cara ilmiah yang harus dilakukan denganberbagai kacamata bidang ilmu terkait.

Gambar.7.Naskah Paririmbon Sunda,memuat ramalan danpanduan menentukan hari baik dan buruk dalammengerjakan sesuatu, ditulis pada kertas. (Koleksi

Museum Sri Baduga, Bandung, Jawa Barat)

Dilihat dari wujud visualnya, keane-karagaman tampak dari bentuk, gayaungkapan gambar ilustrasi di Indone-

Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 3, Juli - September 2012: 225 - 350 315

Gambar.8.Naskah Pattudiolong Di Mandar, memuat tentangajaran Islam, ditulis denan huruf Bugis pada Gu-lungan Kertas sejenis Daluwang, Bugis, Sulawesi

Selatan

Gambar.9.Naskah Serat Pawukon, abad 9-10M. Penanggalan

untuk menentukan hari baik dan buruk,ditulisdengan huruf Jawa,pada kertas. (Koleksi Museum

Sono Budoyo, Jogyakarta)

Gambar.10.Naskah Kakawin Arjuna Wiwaha, karya EmpuKanwa, Abad XI, ditoreh pada Lontar dengan

huruf Bali Kuno, (Koleksi Museum Sono Budoyo,Jogyakarta)

sia yang digunakan oleh masing-masingetnis pendukung kebudayaan merupa-kan cerminan tradisi kehidupan sosialbudaya masyarakat yang bersangkutan,juga terkait dengan media yang dipergu-nakan. Naskah-naskah tertua di beberapawilayah Indonesia umumnya mempergu-nakan media batu dan kayu. Perbedaanmedia itu menyebabkan teknik dan peng-garapan berbeda demikian pula wujud vi-sualnya. Material batu bersifat keras dankasar sehingga harus dipahat atau ditatahseperti arca, prasasti dan relief, sedang-kan pada material kayu/kulit kayu ataukulit binatang bisa ditoreh, dicukil, kupasatau teknik bakar. Ketika budaya kertasmulai berkembang media kertas mulaidipergunakan dalam pembuatan nas-kah, teknik dan penggarapan mengalamiperkembangan, meskipun demikian caramenggambarkan masih mempergunakantata aturan yang sama seperti pada me-dia batu ataupun kayu. Perkembangan initerjadi hampir disetiap etnik Nusantara,latar belakang budaya setempat menye-babkan masing-masing naskah memilikikeunikan, baik dari segi penampilan mau-pun reka rupa dan reka bentuknya.

Gambar Ilustrasi pada Naskah TuaNusantara memiliki Fungsi Sosial yangMerefleksikan dari Nilai-Nilai Budayadan Kekayaan berfikir Bangsa Indonesia

Sebagaimana telah dikemukakan se-belumnya ilustrasi pada Naskah Tua me-rupakan produk budaya Seni Rupa danhasil transformasi budaya rupa, sehing-ga kedudukan Naskah dalam kehidupanbermasyarakat di Indonesia tidak dapatdipisahkan dari sistem sosial budayamasyarakat penciptanya. Wujud visu-

Gbr.13

Gbr.14.

Gbr.14

Adisasmito: Wujud Visual Gambar - Ilustrasi 316

al pada ilustrasi Naskah Tua Nusantaramencerminkan struktur/konsep berfikirmasyarakatnya, memiliki konsep keindah-an (estetika) dan mempunyai fungsi sosialserta merupakan media komunikasi yangterkait dengan sistim nilai, pranata sosialdan budaya. Hal tersebut menyiratkan artibahwa unsur-unsur sosial dan budaya me-rupakan variable yang sangat berpengaruhdidalamnya[1](Adisasmito,D, Nuning, 2007).

Bagaimana proses kegiatan berkese-nian yang sudah terpola pada masyarakatdalam budaya Nusantara melandasi per-wujudan visual Ilustrasi Naskah Tua.Bagaimana fungsi-fungsi fragmatik se-bagai suatu produk ciptaan manusia da-lam budaya yang melandasi perwujudanvisual Ilustrasi Naskah Tua Nusantara.Apakah gambar Ilustrasi pada NaskahTua Jawa-Bali memiliki bahasa rupa se-perti pada artefak seni rupa dua dimensilainnya seperti Relief Borobudur, WayangBeber, Lukisan Prasi Bali.

Banyak sekali pertanyaan menarik yangbelum terjawab dan hipotesa-hipotesayang harus dibuktikan secara ilmiah dankomprehensif bahwa: (1) Wujud visualgambar Ilustrasi pada naskah tua yangdiduga memiliki metoda tertentu untukmerefleksikan sejumlah nilai, norma, atur-an dan falsafah hidup sebagai manifestasidari perwujudan daya cipta masyarakat. (2)Wujud visualnya merupakan representasidari nilai-nilai dan aturan-aturan tertentuyang terkait dengan proses penciptaansuatu produk seni rupa tradisi. (3) Wujudvisual Ilustrasi pada Naskah Nusantaramemiliki persamaan bahasa rupa denganwujud visual seni rupa dwimatra Indo-nesia lainnya. (4) Gambar Ilustrasi padaNaskah Tua Nusantara mempunyai fungsiSosial sebagai media komunikasi yang ter-kait dengan sistem nilai, pranata sosial dan

budaya pada masanya bahkan masih dija-dikan pedoman masyakat Nusantara hing-ga sekarang. (5) Faktor-faktor enkulturasidari persilangan budaya asing turut mem-berikan ciri-ciri khusus terhadap wujudvisual gambar Ilustrasi pada Naskah TuaNusantara, baik dilihat dari persamaannyamaupun perbedaannya. Mengingat posisistrategis negara Indonesia yang terletak di-antara dua benua dan menjadi tempat per-singgahan antar bangsa yang menyebab-kan terjadinya proses silang budaya danglobalisasi sejak berabad-abad.

Gambar.11.Naskah Jawa di Palembang, berupa Puisi yg ditulis

dengan huruf Arab Melayu,1830. (Koleksi RoyalAsiatik Society, Raffles Java, UK)

Gambar.12.Serat Ramayana Kawi, ditulis dengan huruf Jawa

Kuno pada kertas (31X19,5 cm), 1830.(Koleksi Royal Asiatic Society, Raffles Java, UK)

Indonesia dalam menuangkan ekpresi, rasa dan karsanya dalam berke

Gambar.14.

Mengingat sangat beragamnpenyebaran naskah berdasabelum mengungkap secarvisual seni rupa tradisi ga

Gambar.15.

mberi gam

Jurnal Seni & Budaya Panggung Vol. 22, No. 3, Juli - September 2012: 225 - 350 317

PENUTUP

Gambar.13.Naskah Serat Damar Wulan,1815, ditulis dengan

uruf Jawa Kuno pada kertas (25,5X20 cm). (KoleksiBritish Library, London, UK)

Naskah Serat Panji SmarabangunDibuat dengan huruf Jawa ada kertas (31,5X19

cm), (Koleksi John Rylands University Library ofManchester,UK)

Kesimpulan

Mengingat sangat beragamnya nas-kah yang ada di di Indonesia dan luasnyawilayah penyebaran naskah berdasarkangeografi dan etnik bangsa Indonesia, tu-lisan ini belum mengungkap secara men-dalam mengenai aspek perupaan dan un-sur-unsur visual seni rupa tradisi gambarIlustrasi pada naskah-naskah Nusantara,karena sejauh ini masih sangat jarang pe-nelitian bidang seni rupa terhadap gam-bar Ilustrasi tradisional. Pemaparan inimemberi gambaran awal tentang wujudvisual ilustrasi dari berbagai naskah-nas-kah Nusantara, dan sebagian besar adalahgambar ilustrasi pada Naskah Jawa, kare-na masih terdokumentasi dengan baikjika dibandingkan koleksi naskah dariwilayah lainnya. Dengan harapan dapatmemperoleh gambaran untuk memaha-mi nilai-nilai estetik tradisi, kecerdasanstruktur berfikir masyarakat Indonesiadalam menuangkan ekpresi, rasa dan kar-sanya dalam berkesenian terutama dalammenelusuri aspek-aspek kehidupan bang-sa Indonesia di masa lampau khususnyamelalui gambar ilustrasi pada naskah-nas-kah tua Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA

ya naskah yang ada di di Indonesia dan luasnya wArp,Bernard, Gallop, Anabel The,

rkan199g1eogGraolfdiendLaentterse,tnWirkitinbgaTnrgadsitaionIndonesia, tulisa mendalamOfmInednongeesina,tahie aBrsiptisehkLpiberraruyp, aan dan unsur-

London and The Lontar Founda-mbar Ilusttriaons,iJapkaardtaa naskah-naskah Nusantara, k

sejauh ini masih sangat jarang penelitian bidang seni rupa terhadap gambar IlNastkraahdSeirsatiJoaynalaenl.gkaraPWeumlanagp, daitrulaisndenignani me Behrend,T.E., baran awal tentang wujud visual ilu

huruf Jawa pada kertas (31X19,5 cm), (Koleksi 1990 Katalog Induk Naskah­Nas­dari briteisrhbLaibgraaryi, Lnonadsokn,aUhK)-naskah Nusantarak,ah dNaunsasnteabraa,jgiliidan1,beMsuasreuamdalah gambar ilpada Naskah Jawa, karena masih terdokumentasi dengan baik jika dibandikoleksi naskah dari wilayah lainnya. Dengan harapan dapat memperoleh gamuntuk memahami nilai-nilai estetik tradisi, kecerdasan struktur berfikir masy

Adisasmito: Wujud Visual Gambar - Ilustrasi 318

Jogyakarta,Penerbit Jambatandan Ford Foundation, Jogyakarta

Chamber-Loir,Henri & Fathurahman, Omar,1999 Khazanah Naskah; Panduan Koleksi

Naskah­naskah Indonesia Sedunia­World Guide to Indonesian ManucriptCollection, Seri Naskah dan DokumenNusantara, Ecole Francaise d’Ex-treme-Orient & Yayasan Obor In-donesia, Cetakan I, Jakarta.

Holt, Claire,1973 Art in Indonesia:Continuities and

Change, New York, Ithaca,CornellUniversity Press.

Hildawaty Soemantri,1998 Introduction “ Indonesian:The Art of

Archipilago “, Dalam IndonesianHeritage. Vol.7 Visual Art, Singa-pore, Archipilago Press.

Mc. Glynn, John, H,1996 Language and Literatur, dalam

Writing Tradition, Oral Traditionin Indonesian Heritage Vol.10,Singapore, Archipilago Press.

Kumar, Ann and Mc. Glynn, John H.,1996 Illuminations, The Writing Tra­

ditions of Indonesia, New York,Published by Weatherhill, Inc.with Lontar Foundation.

Lombard, Dennys,1996 Nusa Jawa : Silang Budaya, Jilid

I,II,III, Gramedia, Jakarta.

Pegeaud,T H.,1962 Java The 14th Century, a Study in

Cultural History, Jilid IV, The Ha-fue, NY.

Soeharto,1997 Aksara, Indonesia Indah 9, Yayasan

Harapan Kita,Perum PercetakanRI, Jakarta

Sumardjo,Jakob,2002 Arkeologi Budaya Indonesia:Pel­

acakan Hermeneutis­Historis ter­hadap Artefak­Artefak KebudayaanIndonesia, CV.Qalam, Jogyakarta.

,2002 Meninjau bahasa Rupa Wayang Be­

ber Jaka Kembang Kuning dari Te­laah Cara Wimba dan Tata UngkapanBahasa Rupa Media Rupa RunguDwimatra Statis Modern DalamHubungannya Dengan bahasa RupaGambar Prasejarah , Primitif, Gam­bar Anak dan Relief Cerita Lalita Vis­tara Borobudur, Kelir, Bandung.

DISERTASI

Adisasmito,D,Nuning,2007 Transformasi Wujud Visual dan

Penggayaan Ilustrasi pada NaskahTua Jawa, publikasi terbatas, Per-pustakaan ITB,