1. Introduction Farmakoepidemiology

25
1 Pengantar farmakoepidemiologi Dr. Abdul Rahem, Apt., M.Kes

Transcript of 1. Introduction Farmakoepidemiology

  • Pengantar farmakoepidemiologiIstilah Farmakoepidemiologi pertama kali muncul pada literatur kedokteran di British Medical Journal editorial by Lawson,1984. Studi farmakoepidemiologi memperkenalkan dampak buruk pengobatan yang tidak terprediksi sebelumnya.

  • What is Pharmacoepidemiology?Pharmaco - drug or medicineEpidemiology - study of the distribution and determination of diseases in populationPharmacoepidemiology - the study of the use and effects of pharmaceutical products in populations

  • The study of the use and effects of medications in large numbers of peopleStrom

  • The application of epidemiologic knowledge, methods, and reasoning to the study of the effects (beneficial and adverse) and use of drugs in human populations.Porta and Hartzema

  • Why Pharmacoepidemiologyit is an applied field bridging clinical pharmacology and epidemiology

  • PharmacoepidemiologyClinical pharmacologyEpidemiology

  • Pharmacoepidemiology, or drug epidemiology, is the study of the effects of drugs in population of people.(Muktadir )

  • It is an amalgam of clinical pharmacology, clinical epidemiology, medical informatics, and biostatistics

  • farmakoepidemiologi menggunakan metode epidemiologi untuk area kajian farmakologi klinik.Dengan kata lain, aplikasi metode epidemiologi untuk area kajian farmakologi klinik

  • The study of drugs as determinants of health and disease in the general unselected population.Spitzer

  • Farmakoepidemiologi merupakan Ilmu yang relatif baru dan ilmu pengembangan yang mencoba untuk mengukur penggunaan dan efek obat di masyarakat. Kekuatan farmakoepidemiologi adalah kemampuannya untuk mengukur efek obat dalam jangka waktu yang lama.

  • Pentingnya farmakoepidemiologiFarmakoepidemiologi berkembang karena informasi yang dikumpulkan pada penelitian sebelum obat dipasarkan tidak memadai untuk menggambarkan pengaruh obat terhadap kesehatan secara benar

  • Lanjutan Studi Premarketing dari obat sangat terbatas, oleh sebab itu studi non eksperimental diperlukan untuk evaluasi efek pemberian obat sebagai bagian dari pengobatan yang sedang berjalanPremarketing studies perlu sedikit sampel.Premarketing studies juga waktunya terbatas They helps us in determining the frequency of adverse drug reaction

  • Lanjutan Sebaliknya, postmarketing studies memungkinkan untuk meneliti efek obat yang tertunda, seperti kanker, dll. Pola peresepan oleh dokter dan penggunaan obat oleh pasien sering tidak bisa diprediksi

  • Lanjutan Penelitin terhadap obat sebelum dipasarkan biasanya dilakukan terhadap populasi yang sangat selektif yang bebas dari penyakit atau efek samping obat lain, yang mana sangat tidak refresentatif untuk mewakili pemakai obat setelah dipasarkan.Sebagian besar obat memiliki efek samping penting yang tidak diketahui sebelum dipasarkan, salah satu sebabnya karena sangat jarang ditemukan pada percobaan kecil sebelum obat dipasarkan, atau karena rancu dengan sesuatu yang tidak terkait

  • Penggunaan utama farmakoepidemiologi adalah untuk diaplikasikan pada obat setelah dipasarkan, walaupun sebenarnya dapat digunakan untuk percobaan sebelum obat dipasarkan.Aplikasi farmakoepidemiologi

  • Pre-marketingPost-marketingPre-de-marketing

  • lanjutanData farmakoepidemiologi saat ini secara rutin digunakan untuk keputusan regulasi farmsi pada beberapa negara, sehingga pengembangan dan perluasan program farmakoepidemiologinya menjadi penting.

  • Lanjutan Sejarah regulasi obat sejalan dengan sejarah dampak buruk dari reaksi obat. Seperti perubahan hukum kefarmasian adalah reaksi politik terhadap epedemik dan reakai negatif obat.

  • Lanjutan Farmakoepidemiologi secara khusus memiliki konsentrasi utama dengan studi tetntang penggunaan obat dan efek obat yang merugikan

  • Reaksi obat yang merugikanType A reactionsType B reactions

  • Type A, biasanya berhubungan dengan dosis, bisa diprediksi, tidak terlalu serius. Biasanya dapat diatasi dengan pengurangan dosis. cenderumng terjadi pada individu yang memiliki 3 kriteriaSeseorang yang mungkin mendapat obat yang lebih banyak dari yang dibutuhkanMereka mungkin menerima obat sesuai dengan yang dibutuhkan, tetapi mereka memetabolisme dan ekskresi obat tidak seperti biasanya pelan-pelan(terlalu lambat), sehingga kadar obat terlalu tinggi Mereka memiliki kadar obat normal, tetapi mereka sangat sensitif.Type A reactions

  • Type B reactionsType B reactions, tidak terkait dosis, tidak bisa diprediksi, berpotensi lebih serius. Biasanya membutuhkan penghentian obat. Mungkin karena hipersensitif atau reaksi imonulogik, karena kelemahan warisan, sulit dipredisksi. Tipe B merupakan fokus utama studi farmakoepidemiologi of adverse drug reactions.

  • ********