Post on 08-Apr-2016
TUJUAN
Setelah menyelesaikan pertemuan ini mahasiswa dihaapakn mampu :
• Menjelaskan sistem muskuloskeletal • Mendeskripsikan pengkajian anamnesis• Melaksanakan pemeriksaan
fisikmuskuloskeletal
Review of Anatomy and Physiology
• The musculo-skeletal system consists of the muscles, tendons, bones and cartilage together with the joints
• The primary function of which is to produce skeletal movements
Muscles
Three types of muscles exist in the body• 1. Skeletal Muscles (lurik)
– Voluntary and striated• 2. Cardiac muscles (jantung)
– Involuntary and striated• 3. Smooth/Visceral muscles (polos)
– Involuntary and NON-striated
LIGAMENTS
• Berkas jaringan berserabut yang kuat, tebal dan fleksibel yang menghubungkan tulang satu dengan yang lain
BONES
• Diklasifikan berdasar bentuk, tempat dan ukuran• Fungsi :
1. Locomotion : gerak 2. Protection : melindungi organ penting 3. Support and lever : bentuk, lekatnya otot 4. Blood production : produsen darah 5. Mineral deposition : penyimpan mineral
Pemeriksaan Klinis Gangguan Muskuloskeletal
Pengumpulan data
Anamnesis:keluhan utama;riwayat klinik;psikososiospiritual
Pemeriksaan fisik :secara umum;secara lokal.
Penilaian pemeriksaan
diagnostik
Diagnosis
Konsultasi Tim Medis lain
Secara garis besar …..
• Gait dan posture• Muscular palpation• Joint palpation• Range of motion• Muscle strength
Keluhan utama
• Nyeri • Deformitas • Kekakuan/instabilitas pada sendi • Pembengkakan/benjolan • Kelemahan otot • Gangguan atau hilangnya fungsi • Gangguan sensibilitas
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan fisik pada gangguan muskuloskeletal terdiri atas pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan lokalis muskuloskeletal.
Tujuan pemeriksaan fisik ini
• Untuk mengklarifikasi hasil temuan dari anamnesis
• Untuk mengevaluasi keadaan fisik pasien secara umum
• Serta melihat apakah ada indikasi penyakit lainnya selain kelainan muskuloskeletal.
Pemfis Lokalis
• Inspeksi (Look)• Palpasi (Feel)• Penilaian gerakan sendi, baik
pergerakan aktif maupun pasif (Move)
LOOK
Inspeksi kemudian dilakukan secara sistemik dan ditujukan pada :
• Jaringan lunak (pembuluh darah, saraf, otot, tendon, ligamen, jaringan lemak, fasia, dan kelenjar limfe)
• Kulit, meliputi warna dan tekstur kulit
Look • Benjolan,
pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak biasa (abnormal).
• Posisi dan bentuk dari ekstremitas (deformitas).
21
Palpasi (Feel)• Suhu kulit.• Jaringan lunak.• Tulang.• Penilaian
deformitas yang menetap.
• Nyeri tekan. • Daerah persendian
22
PALPASI PERSENDIAN
• Suarasaat dipalpasi? • Permukaan ? Tidak rata biasanya pada artritis• Nyeri saat dipalpasi / ditekan?
Move (Gerak) → ROM
• Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal kedalam suatu program intervensi terapeutik
• Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf
KLASIFIKASI ROM
• PASSIVE ROM (PROM)ROM dilakukan atau dibantu oleh tenaga pemeriksa
• ACTIVE ROM (AROM)ROM dilakukan oleh pasien sendiri
• ACTIVE ASSISTIVE ROM (AAROM)ROM aktif yang dilakukan dengan alat
INDIKASI ROM
• Aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan mobilitas persendian dan jaringan lunak untuk meminimalkan kehilangan kelenturan jaringan dan pembentukan kontrtur
YANG MENURUNKAN ROM
• Penyakit-penyakit sistemik• Penyakit sendi• Penyakit nerologis ataupun otot• Akibat pengaruh cedera atau pembedahan• Inaktivitas atau imobilitas
ROM ekstremitas atas• Three planes:
• Sagital : kanan – kiri • Frontal / lateral : depan dan
belakang • Tranverse / horisontal : atas –
bawah • Three axises :
• Frontal : melawan sagilat plane • Sagital / tranversal : melawan
frontal plane• Longitudinal / vertikal :
melawan transverse plane
Pemeriksaan diagnostik radiologis
• Foto Rontgen• Magnetic Resonance Imaging • Computed Tomography Scan• Angiografi• Venogram• Mielografi • Artrografi
Pemeriksaan Diagnostik Artroskopi • Artroskopi merupakan
prosedur endoskopis yang memungkinkan pandangan langsung ke dalam sendi.
• Prosedur ini dilakukan dalam kamar operasi pada kondisi steril, perlu dilakukan injeksi anestesi lokal ataupun dengan anestesi umum.
51
Pemeriksaan Diagnostik Artrosentesis
• Artrosentesis (aspirasi sendi) dilakukan untuk memperoleh cairan sinovia untuk keperluan pemeriksaan atau untuk menghilangkan nyeri akibat efusi.
• Dengan menggunakan teknik aseptis, dokter pemeriksa memasukkan jarum ke dalam sendi dan melakukan aspirasi cairan.
52
Pemeriksaan Diagnostik Biopsi Biopsi dapat dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium untuk membantu menentukan penyakit tertentu.
53
Pemeriksaan diagnortik laboratorium
• Pemeriksaan darah dan urine pasien dapat memberikan informasi mengenai masalah muskuloskeletal primer atau komplikasi yang terjadi (misalnya: infeksi), sebagai dasar acuan pemberian terapi