Post on 30-Jun-2015
PRESENTASI FARMASETIKA
SEDIAAN SUSPENSI
OLEHJONO SUGIHARTO (A. 092 0026)
DITA PRILIA (A. 092 0027)ROSLIA CORRY M. (A. 093 0042)
STFI2010
1
PUSTAKA
Handbook of Pharmacetical Excipients. Paul J Weller, USA. 2003.
Formakope Indonesia Ed 3 dan 4. Depkes RI. Jakarta, 1997. Remington, 2000, The Science and Practice of Pharmacy,
28th ed, Philadlphia. Tristiana Ernawati, 2007, Sediaan Suspensi.
2
PENDAHULUAN
Suspensio : sediaan farmasi cair, dimana zat padatnya tidak larut dalam cairan pembawanya, zat padatnya terdispersi di dalam cairan pembawanya.
Contoh : sediaan suspensi a.l Chloramphenicol suspensio
Amoxycillin suspensio, Ampicillin suspensio. Di masyarakat sediaan cair utk obat dalam
dikenal dengan sebutan sirup. Jadi sediaan tadi di apotik dikenal orang dg
nama sirup Chloramphenicol, sirup amoxycillin dst.
3
SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI FLOKULASI
Secara umum sistem flokulasi membentuk suspensi dengan partikel yang terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali.
Partikel system flokulasi terbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel, dibentuk oleh kelompok partikel dengan ukuran agregat relative besar.
Cairan supernatan pada system deflokulasi sepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.
4
SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI FLOKULASI
Keunggulan : sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi kembali.
Kekurangan : Dosis tidak akurat dan produk jadi tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.
Flokulasi dapat dikendalikan dengan :Kombinasi ukuran partikel, penggunan elektrolit untuk kontrol potensial zeta, penambahan polimer mempengaruhi hubungan / struktur partikel suspensi.
5
SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI DEFLOKULASI
Secara umum sistem deflokulasi membentuk suspensi dengan partikel yang mengendap perlahan, dan akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri yang terpisah satu sama lain. Kecepatan sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, dimana partikel kecil akan memiliki kecepantan sedimen yang lambat
Gaya tolak menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.
Supernatan system deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi yang lambat
6
SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI DEFLOKULASI
Keunggulan : Sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasi yang lambat. Dan penampilan produk yang menarik.
Kekurangannya : Apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk massa yang kompak.
Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah system akan tetap homogen pada waktu paronya.
7
SUSPENDING AGENTS
Golongan polisakarida Acacia gum, asam alginate, dextrin, Sodium alginate, Starch, sukrosa, tragakan, xanthan gum
Golongan selulosa larut airKarboksimetil selulosa sodium/Na, CMC, Selulosa metal selulosa, hidroksi metil selulosa, hidroksi propil selusosa.
Golongan tanah liat
Bentonit, alumunium magnesium silikat, hectocrite, veegum
Golongan Sintetik
Carboxypolymethylen (Carbopol/carbomer), Colloidal silicon dioxide.
8
GOLONGAN POLISAKARIDA
Acacia gum (gum arabic)Bahan alam, kurang baik sebagai suspending agent perlu jumlah besar, juga sebagai protected colloid, biasanya dikombinasikan dengan tragacanth. Penggunaan dalam suspensi biasanya 5-10 %.
TragacanthMenghasilkan sifat thixotrophic dan pseudoplastic, sebagai thickening agent lebih baik dari acacia, dapat digunakan untuk sediaan peroral atau topical. Stabil pada pH 4-7.5 perlu beberapa hari hidrasi sempurna setelah didispersikan dalam air untuk mencapai viskositas maksimum, viskositasnya dipengaruhi suhu.
Starch/amilumDikombinasikan dengan tragancanth atau Na.-CMC. Sodium starch glycollate (Explotab, Primogel) merupakan derivat amilum kentang. Penggunaan lebih banyak pada pembuatan tablet.
9
GOLONGAN POLISAKARIDA
Alginate (alginic acid)Polimer dari d-mannuronic acid, sebagai suspending agents mirip tragacanth. Mucilago alginat tidak boleh dipanaskan diatas 600C yang menyebabkan depolimerisasi sehingga viskositas menurun.Sangat viskus segera setelah pembuatan, menurun dan konstan setelah 24 jam. Viskositas maksimum pada pH 5-9, pada pH asam presipitasi.
Sodium alginate (manucol) : bersifat anionik dan OTT dengan kationik dan logam berat.Penambahan CaCl2 membentuk Ca-alginat yang meningkatkan viskositas.Penggunaan pada suspensi agents 1-5 %.
10
GOLONGAN SELULOSA LARUT AIR
Methylcellulose (Celacol)Merupakan bahan semisintesis polisakarida, lebih mudah larut dalam air dingin dari pada air panas. Didispersikan dalam air hangat kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan. Membentuk senyawa Non ionik dan stabil pada pH 3-11. Pada pemanasan 500C terbuntuk basis gel. Penggunaan pada suspensi 1-2%.
Hydroxyethylcellulose (Natrosol 250)Disukai karena melarut pada air panas maupun dingin, pemanasan tidak menyebabkan menjadi gel.
11
GOLONGAN SELULOSA LARUT AIR
Sodium Carbocymethylcellulose (Edifas, Cellosize, Na-CMC)Na-CMC 50 pada 1% larutan memberikan kekentlan 50 cP (50 mPa s), membentuk larutan jernih dalam air panas dan air dingin.Merupakan senyawa anionok, stabil pada pH 5-10, OTT dengan kation polivalen, mengendap pada pH rendah. Pada pemanasan sterilisasi menurunkan viskositas. Penggunaan sebagai suspending agent sampai 1%.
Microcrystalline cellulose (Avicel)Mudah terdispersi dalam air tetapi tidak larut, membentuk gel thixothropic, penggunaan 8-11% sebagai protectiv colloid.
12
GOLONGAN TANAH LIAT (CLAYS)
BentonitPenggunaan untuk sediaan topikal 2-3% sediaan calamine lotion
VeegumKonsentrasi penggunaan + 5%, stabil pada pH 3,5-11. Menghasilkan aliran thixotropic dan plastic dengan yield value yang besar.
HectoriteMirip bentonit, konsentrasi
Bentonit, veegum, hectorite, hydrasinya mudah dan dapat menyerap air 12 kali beratnya terutama bila suhu dinaikan. Gel yang terbentuk menghasilkan aliran thixotropic. 13
GOLONGAN SINTESIS
Carboxypolymethylen (Carbopol/carbomer) = Synthetic PolymerMerupakan senyawa sintesis, co-polimer dari acrylic acid dan allyl sucrose. Penggunaan sampai 0,5 % umumnya untuk topikal grade tertentu dapat digunakan untuk peroral. Dispersi dalam air bersifat asam, viskositas rendah, peningkatan pH pada renge 6-11 menyebabkan viskositas tinggi.
Colloidal silicon dioxide (Aerosil, Cab-O-Sil)Dispersi dalam air membentuk agregat dengan jaring-jaring tiga dimensi. Penggunaan sampai 4 % untuk sediaan topikal, dapat sebagai thickening agent pada suspensi non aqueous.
14
JENIS-JENIS SUSPENSI
Suspensi Oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran zat padat yang dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan.
Contoh dry suspension : Amoxsan Dry Syrup, Cefspan Dry Syrup.
15
JENIS-JENIS SUSPENSI
Suspensi topical adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair ditujukan penggunaan untuk kulit (obat luar).
Contoh : Caladine Lotion.
16
JENIS-JENIS SUSPENSI
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal (Larutan otak/sumsum tulang belakang).
Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Contoh : Fosmicin inj, colsancetine inj, kalfoxim inj.
17
METODE PEMBUATAN SUSPENSI
Metode DispersiDengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian diencerkan sehingga terbentuk corpus suspensi.
Perlu diketahui kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk.
18
METODE PEMBUATAN SUSPENSI DISPERSI
Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak, bila sudut kontak kurang lebih 90 derajat serbuk akan mengambang diatas cairan (sifat hidropob).
Untuk menurunkan tegangan permukaan cara mengatasi diturunkan tegangan permukaannya, perlu ditambahkan zat pembasah/wetting agent.
Wetting agent (zat pembasah) membuat air bisa berpenetrasi ke permukaan partikel (alkohol,gliserin, propilenglikol)
19
METODE PEMBUATAN SUSPENSI
Metode praesipitasiZat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik. Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.
Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polyetilenglikol.
20
METODE PEMBUATAN SUSPENSI
Pembuatan suspensi sistem flokulasi adalah :Partikel diberi zat pembasahDitambah zat pemflokulasi biasanya berupa
larutan elektrolit, surfaktan, polimer.Agar flok tidak cepat mengendap, maka
ditambah structured vehicle/mucilago.Larutan elektrolit, untuk partikel yang bermuatan
positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif dan sebaliknya.
Contoh : Suspensi Bismuthi Subnitras bermuatan positif menggunakan zat pemflokulasi kalium phospat monobase bermuatan negatif.
21
FORMULASI SUSPENSI
Komposisi :1. Zat aktif2. Zat pensuspensi (Suspending agents)3. Bahan tambahan / Zat perisa (Flavouring agents)
Untuk Obat Dalam:(a) Corrigentia saporis (zat yg memperbaiki rasa)
(b) Corrigentia odoris (Zat yg memperbaiki bau) (c) Corrigentia coloris (zat yg memperbaiki warna)
Untuk Obat Luar: (a) Corrigentia odoris (parfum) (b) Corrigentia coloris (pewarna)4. Zat pengawet5. Zat pendapar6. Zat antioksidan7. Cairan Pembawa.
22
TERIMAKASIHATAS
PERHATIANNYA......23
Formula Umum Suspensi Komposisi :1. Zat aktif2. Zat pensuspensi (Suspending agents)3. Bahan tambahan / Zat perisa (Flavouring agents)
Untuk Obat Dalam:(a) Corrigentia saporis (zat yg memperbaiki rasa)
(b) Corrigentia odoris (Zat yg memperbaiki bau) (c) Corrigentia coloris (zat yg memperbaiki warna)
Untuk Obat Luar: (a) Corrigentia odoris (parfum) (b) Corrigentia coloris (pewarna)4. Zat pengawet5. Zat pendapar6. Zat antioksidan7. Cairan Pembawa.
Zat Aktif
Zat Aktif :Perhatikan sifat zat aktif:a. Sifat fisika :
Kelarutan, titik leleh, higroskopisiti, bentuk kristal.
b. Sifat kimia : Stabilita, hydrolisis, pH.
Uraian Komposisi
Suspending Agents
Meningkatkan kekentalan, untuk memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel, mencegah penggumpalan resin atau bahan berlemak.
Pemilihan berdasarkan;◦Penggunaan suspensi◦Komposisi kimia◦Stabilitas pembawa◦Produk, sumber, inkompatibilitas dari
suspending agent.
Uraian Komposisi
Stabilita Suspending Agents
======================================================Suspending Agents Rentang pH stabilita Concentrasi yg biasa :------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.Natrium alginat4 – 10 1 – 5%2.Metilselulose(tilose) 3 – 11 1 – 2 %3.Hidroksietilselulose 2 – 12 1 – 2 %4.Hidroksipropilselulose 6 – 8 1 – 2 %5.Hidroksipropilmetilselu lose 3 – 11 1 – 2 %6. Carboksimetilselulose 7 – 9 1 – 2 %7. Na-CMC 5 – 10 0,1 – 5%8. Microcristal selulose 1 – 11 0,6 – 1,5%9. Tragacantha 1 – 8 1 – 5 %10. Ksantan gum 3 – 12 0,05 – 0,5 %.11. Bentonit > 6 0,5 – 5 %12. Carrageen 6 – 10 0,5 – 1 %13. Guar gum 4 – 10,5 1 – 5 %14. Colloid Silicon dioksida 0 – 7,5 2 – 4 %
=================================================Tabel 3.2. Rentang pH stabilita dan konsentrasi zat pensuspensi yang biasa digunakan.
Uraian Komposisi
Wetting Agent
Menghilangkan lapisan udara pada permukaan zat padat sehingga zat padat dan humektan lebih mudah kontak dengan pembawa.
Gliserin, propilen glikol, polietilen glikol, surfaktan (nonionik , konsentrasi rendah)
Floculating Agent
Bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat atau floc.
Floculating agent dapat menyebabkan suatu suspensi mudah mengendap dan mudah terdispersi kembali.
Floculating Agent
SurfaktanPolimer HidrofilikClayElektrolit
Jarang digunakan dalam industri.