Post on 26-Jul-2019
PENGARUH CURRENT RATIO, WORKING CAPITAL TO ASSET, DEBT
TO EQUITY RATIO, DEBT TO ASSET RATIO, INVENTORY TURNOVER,
TOTAL ASSET TURNOVER, RETURN ON INVESTMENT DAN GROSS
PROFIT MARGIN TERHADAP PERUBAHAAN LABA PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE
2013 – 2016
Fajar Ayu Lestari, Prima Aprilyani Rambe, Inge Lengga Sari Munthe
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
fajarayulestari0@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk menganalisis pengaruh current ratio, working
capital to asset, debt to equity ratio, debt to asset ratio, inventory turnover, total
asset turnover, return on investmen, dan gross profit margin terhadap perubahan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2013-2016. Periode penelitian yang digunakan yaitu selama 4 tahun mulai
tahun 2013 sampai dengan 2016. Metode penelitian pada penelitian ini adalah
metode kuantitatif dengan menggunakan laporan keuangan untuk menguji
hipotesis yang telah disusun terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Metode
pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 60
sampel yang memenuhi kriteria dari 138 perusahaan yang menjadi data observasi.
Variabel dalam Penelitian ini berupa delapan variabel bebas yaitu current ratio,
working capital to asset, debt to equity ratio, debt to asset ratio, inventory
turnover, total asset turnover, return on investmen, dan gross profit margin yang
mempengaruhi perubahan laba sebagai variabel terikat, dan teknik analisis yang
digunakan adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara parsial didapatkan bahwa secara parsial didapatkan bahwa return on
investment mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Variabe
current ratio, working capital to asset, debt to equity ratio, debt to asset ratio,
inventory turnover, total asset turnover, dan gross profit margin tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Kata kunci : Current Ratio, Working Capital to Asset, Debt to Equity Ratio, Debt
to Asset Ratio, Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Return on Investment,
Gross Profit Margin, Perubahan Laba
2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba
yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
perusahaan. Perusahaan ingin memperoleh laba jangka panjang agar perusahaan
dapat terus bertahan hidup tahun-tahun berikutnya. Meskipun nantinya suatu
perusahaan akan mati, kematian tersebut tidak dikehendaki oleh perusahaan.
Informasi laba menjadi dasar bagi investor untuk mengambil keputusan apakah
akan menanamkan modal atau tidak, sedangkan bagi kreditur bermanfaat untuk
dasar penilaian perusahaan layak diberi pinjaman atau tidak. Laba juga menjadi
dasar bagi manajemen perusahaan untuk menentukan suatu kebijakan perusahaan.
Laba yang diperoleh oleh perusahaan di masa yang akan datang tidak
dapat dipastikan, sehingga perlu dilakukan perubahan laba yang terjadi dari satu
masa ke masa yang akan datang. Perubahan laba yang terjadi di suatu perusahaan
dapat dijadikan dasar bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan
melakukan pembelian, penjualan atau menahan investasi mereka. Informasi
tentang perubahan laba dapat digunakan juga oleh para karyawan perusahaan
untuk menentukan masa depan perusahaan yang akan mempengaruhi pendapatan
karyawan tersebut.
Perubahan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba yang
diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perubahan laba
dapat mempengaruhi keputusan investasi para investor yang akan menanamkan
modalnya ke dalam perusahaan. Dalam melakukan penilaian terhadap perubahan
laba, maka dapat digunakan analisis rasio sebagai salah satu bentuk informasi
akuntansi yang penting. Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk
menguji apakah rasio-rasio keuangan bermanfaat untuk melakukan prediksi
terhadap perubahan laba masa mendatang. Jika rasio keuangan perusahaan baik
maka kinerja perusahaan dalam hal perubahan laba juga baik. Hal ini dikarenakan
perubahan laba merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan.
Penelitian menggunakan 8 variabel yang digunakan untuk menilai
perubahan laba yaitu Rasio Likuiditas menggunakan proksi Current Rati dan
Working Capital To Asset. Rasio Solvabilitas menggunakan proksi Debt To
Equity Ratio dan Debt To Asset Ratio. Rasio Aktivitas menggunakan proksi
Inventory Turnover dan Total Asset Turnover. Rasio Profitabilitas menggunakan
proksi Return On Investment dan Gross Profit Margin.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Current
Ratio(CR), Working Capital to Assets (WCTA), Debt to Equity Ratio (DER),
Debt to Asset Ratio (DAR), Inventory Turnover(ITO), Total Asset Turnover
(TATO), Return on Investment (ROI) dan Gross Profit Margin (GPM), secara
parsial maupun simultan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
PERUBAHAN LABA
Perubahan laba merupakan sebuah indikator biasa digunakan dalam
penilaikinerja perusahaan. Perubahan laba merupakan persentasi besarnya laba
yang didapat di tahun sekarang dibandingkan dengan laba yang didapat ditahun
3
sebelumnya. Dengan melihat perubahan laba maka investor akan mengetahui
apakah laba yang didapat oleh suatu perusahaan meningkat (positif) dari tahun
sebelumnya atau sebaliknya apakah laba yang didapat oleh suatu perusahaan
menurun (negatif) dari tahun sebelumnya. Dengan begitu maka pihak manajemen
akan bisa mengambil keputusan apa yang harus dibuat agar laba yang didapat
perusahaan akan terusmeningkat, Andira (dalam Dewi, 2017).
ΔYt =𝑌𝑡 − 𝑌(𝑡 − 1)
𝑌(𝑡 − 1)
Sumber: Kurniawati, 2017:9
Ket: ΔY = Perubahan relative laba pada periode tertentu,
Yt = Laba perusahaan pada periode tertentu,
Yt-1 = Laba perusahaan pada periode sebelumnya.
Hasil dari perhitungan perubahan laba perusahaan manufaktur yang akan
dijadikan sampel dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam dua kategori
yaitu:
Y= 1, apabila perubahan laba perusahaan pada tahun tertentu positif (profitable),
Y= 0, apabila perubahan laba perusahaan pada tahun tertentu negatif (non
profitable).
Current Ratio
Current ratio atau yang biasa disebut dengan rasio lancar merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total
asset lancar yang tersedia, (Hery, 2016:152).
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aset Lancar
Liabilitas Lancar
Sumber: Kasmir, 2008:135
Working Capital to Asset
Menurut Riyanto (2009: 333), Working capital to total asset merupakan
ukuran bersih pada aset lancar perusahaan terhadap modal kerja perusahaan.
Modal kerja adalah selisih antara aset lancar dikurangi hutang lancar.
𝑊𝐶𝑇𝐴 =𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Sumber: Riyanto, 2009:333
Debt to Equity Ratio
Menurut Kasmir (2008:157), debt to equity ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh
ekuitas.
4
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Sumber: Kasmir, 2008:157
Debt to Asset Ratio
Menurut Fahmi (2011:127) rasio yang melihat perbandingan utang
perusahaan yaitu diperoleh dari perbandingan total utang dibagi total aset.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio ini mengukur besarnya dana yang
berasal dari utang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Sumber: Kasmir, 2008:156
Inventory Turnover
Menurut Kasmir (2010:205), perputaran persediaan (inventory turnover)
menunjukkan berapa kali persediaan tersebut dijual dan diganti dalam waktu satu
periode.
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Sumber: Kasmir, 2010:205
Total Asset Turnover
Menurut Hery (2015: 221), perputaran total asset merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam
menghasilkan penjualan, atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah
penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
aset.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Sumber: Kasmir, 2008:185
Return on Investment
Menurut Hery (2015), rasio ROI merupakan rasio untuk menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba.
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Sumber: Kasmir, 2008:202
5
Gross Profit Margin
Menurut Munawir (2010:99) Gross profit margin adalah sebuah rasio atau
perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan dengan
tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Sumber: Munawir, 2010:99
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Current Ratio Terhadap Perubahan Laba
Menurut Ratno (2015), menjelaskan bahwa current ratio yang tinggi
menunjukkan adanya kelebihan aset lancar yang dapat menutupi liabilitas lancar
perusahaan. Menurut sudut pandang kreditor, hal ini dipandang baik. Akan tetapi
menurut sudut pandang pemegang saham semakin tinggi current ratio maka laba
yang diperoleh perusahaan semakin rendah. Hal ini dikarenakan current ratio
yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aset lancar yang tidak baik terhadap
Current Ratio
(X1)
WCTA
(X2)
Debt to Equity Ratio
(X3)
Debt to Asset Ratio
(X4)
Inventory Turnover
(X5)
Perubahan Laba
(Y)
H1
H2
H3
H4
H5
H9
Total Asset Turnover
(X6)
Return on Investment
(X7)
Gross Profit Margin
(X8)
H6
H7
H8
6
laba perusahaan karena aset lancar menghasilkan return yang lebih rendah
dibandingkan aset tetap. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian dilakukan
oleh Abidin dan Asyik (2013) dan Dewi (2017), yaitu mendapatkan hasil bahwa
current ratio berpengaruh terhadap perubahan laba. Penelitian juga dilakukan
Kurniawati (2017), mendapatkan hasil bahwa current ratio berpengaruh positif
dan signifikan terhadap perubahan laba.
H1 : Current ratio berpengaruh terhadap perubahan laba
Working Capital to Asset Terhadap Perubahan Laba
Menurut Ratno (2015), menjelaskan bahwa working capital to total assets
yang tinggi cenderung mengalami peningkatan perubahan laba. Bila working
capital to total assets rendah ini berarti adanya pengurangan dari segi aset
lancarnya yang berkaitan dengan total aset sehingga dapat mengakibatkan
perusahaan mengalami kerugian. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dewi (2017), menyatakan working capital to total asset
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap perubahan laba.
H2 : Working capital to asset berpengaruh terhadap perubahan laba
Debt to Equity Ratio Terhadap Perubahan Laba
Penelitian yang dilakukan oleh Ratno (2015), menyatakan bahwa debt to
equity ratio berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba.
Penelitian juga dilakukan oleh Yulius (2017), menyatakan bahwa debt to equity
ratio berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan Earnings. Menurut
Abidin dan Asyik (2013) menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai debt to equity
ratio maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin sedikit. Rasio debt to
equity yang tinggi menunjukan besarnya tingkat ketergantungan perusahaan
terhadap pihak kreditur atas pendanaan eksternalnya yang berupa liabilitas lancar
maupun liabilitas jangka panjang yang berdampak pula pada semakin besarnya
liabilitas untuk membayar beban bunga beserta cicilan pokoknya (principal)
secara periodik dan pada akhirnya akan mengurangi laba yang dihasilkan selama
periode tertentu.
H3 : Debt to equity ratio berpengaruh terhadap perubahan laba
Debt to Asset RatioTerhadap Perubahan Laba
Menurut Dewi (2017), setiap kenaikan debt to asset ratio menyebabkan
penurunan perubahan laba dan setiap penurunan debt to asset ratio menyebabkan
kenaikan perubahan laba. Debt to asset ratio yang semakin besar tentunya akan
mempersulit untuk mendapatkan keuntungan atau laba, sebab debt to asset ratio
yang tinggi akan meningkatkan utang serta beban bunga yang ditanggung
perusahaan turut meningkat sehingga berakibat juga terhadap perubahan laba. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ifada dan Puspitasari (2016),
menyatakan bahwa debt to asset ratio mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
pada perubahan laba.
H4 : Debt to asset ratio berpengaruh terhadap perubahan laba
Inventory Turnover Terhadap Perubahan Laba
Menurut Kasmir (2010:205), perputaran persediaan (inventory turnover)
menunjukkan berapa kali persediaan tersebut dijual dan diganti dalam waktu satu
periode. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan barang, maka semakin
7
tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba suatu
perusahaan. Sebaliknya, jika semakin lambat perputaran persediaan barang, maka
semakin kecil pula perolehan labanya. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Syukrina (2015), yang menyatakan inventory turnover
berpengaruh terhadap perubahan laba.
H5 : Inventory turnover berpengaruh terhadap perubahan laba
Total Asset Turnover Terhadap Perubahan Laba
Penelitian yang dilakukan oleh Ifada dan Puspitasari (2016), mendapatkan
hasil bahwa total assets turnover mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada
perubahan laba. Hal ini terjadi karena total asset turnover yang tinggi
menunjukkan perusahaan dapat menggunakan aset yang dimiliki secara optimal
untuk meningkatkan penjualan yang berdampak pada meningkatnya laba. Dengan
hasil tersebut, maka perusahaan mempunyai kemampuan dalam meningkatkan
penjualan artinya bahwa penjualan yang dilakukan perusahaan masih cukup stabil
dalam meningkatkan jumlah total aset tetap yang dimiliki. Dengan demikian
selama perusahaan beroperasi dengan volume yang memadai bagi kapasitas
investasinya sehingga perusahaan lebih efisien dalam menggunakan seluruh aset
untuk menunjang kegiatan penjualannya.
H6 : Total asset turnover berpengaruh terhadap perubahan laba
Return on Investment Terhadap Perubahan Laba
Menurut Kasmir (2008:202), Semakin tinggi hasil pengukuran rasio return
on investment akan semakin baik karena ini menggambarkan tingkat
pengembalian investasi dari aset yang dimiliki oleh perusahaan yang tinggi
sehingga dan laba bersih yang dihasilkan semakin besar, sebaliknya semakin
rendah hasil pengukuran rasio return on investment bisa dikatakan kurang baik
karena tingkat pengembalian investasi atas aset yang dimiliki rendah ini berarti
semakin rendah pula laba bersih yang dihasilkan. Hasil diatas sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wiyanti (2014), menyatakan bahwa return on
investment berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap perubahan laba.
H7 : Return on investment berpengaruh terhadap perubahan laba
Gross Profit Margin Terhadap Perubahan Laba
Penelitian yang dilakukan oleh Ifada dan Puspitasari (2016), menyatakan
bahwa gross profit margin mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada
perubahan laba. Gross profit margin yang tinggi mengindikasikan bahwa laba
bruto yang dihasilkan perusahaan dari tiap penjualan dapat menutupi biaya-biaya
operasional perusahaan yang terdiri dari biaya pemasaran serta biaya administrasi
dan umum yang mengakibatkan meningkatnya laba yang dihasilkan. Sehingga
Pengaruh gross profit margin terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah
semakin tinggi nilai rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin
meningkat. Hal tersebut menandakan bahwa laba kotor yang dihasilkan dapat
menutup biaya yang bervariasi yang digunakan untuk melakukan perbuatan
penjualan.
H8 : Gross profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba
H9 : Current Ratio, Working Capital to Asset, Debt To Equity Ratio, Debt to
Total Asset, Inventory Turnover,Total Asset Turnover, Return On
8
Investment dan Gross Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan
laba.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan-perusahaan
yang tercatat (listing)di BEI periode 2013-2016 perusahaan yang terpilih adalah
yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan dalam perusahaan.
Penelitian ini dibatasi pada perusahaan yang laporan keuangannya memenuhi
beberapa kriteria yang akan dijelaskan pada kriteria pemilihan sampel. Peneliti
mengambil data perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia melalui
website www.idx.co.id
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dan data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi variabel-variabel
independen penelitian yaitu current ratio, working capital to asset, debt to equity
ratio,debt to asset ratio, inventory turnover, total asset turnover, return on
investment dan gross profit margin dan variabel dependennya yaitu perubahan
laba yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode dokumentasi. teknik analisis yang digunakan adalah analisis
regresi logistik.
Metode Penentuan Populasi atau Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 sebanyak 138 perusahaan. Metode
yang digunakan untuk penentuan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:85). Penelitian ini menggunakan sampel
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Adapun kriteria yang
ditetapkan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2013-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan auditan secara
lengkap per 31 desember periode 2013-2016.
3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan dengan
menggunakan satuan mata uang rupiah (Rp) selama periode 2013-2016.
4. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba selama periode 2013-2016.
Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan
setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh samperl sebanyak 60
perusahaan dan 240 data observasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
9
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PERUBAHANLABA 240 0 1 ,60 ,491
CR 240 ,1621 15,1646 2,882290 2,5342339
WCTA 240 -,5240 ,7600 ,289720 ,2252834
DER 240 ,0487 7,3964 ,881869 ,9330503
DAR 240 ,0380 5,9585 ,412993 ,4060940
ITO 240 1,2731 24,0573 5,037684 3,5118472 TATO 240 ,0785 2,8861 1,182902 ,5073239
ROI 240 ,0004 ,6572 ,103936 ,0971651
GPM 240 ,0225 1,8869 ,286787 ,1949552
Valid N (listwise) 240
Sumber : Data diolah, 2018
Tabel 4.3
Frekuensi Variabel Dependen
PERUBAHANLABA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
0 96 40,0 40,0 40,0
1 144 60,0 60,0 100,0
Total 240 100,0 100,0
Sumber : Data diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 240 sampel penelitian, terdapat
144 perusahaan yang mempunyai laba positif atau sekitar 60% dan sisanya 96
perusahaan yang mempunyai laba negatif atau sekitar 40%.
Uji Kelayakan Model Regresi
Tabel 4.4
Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 10,400 8 ,238
Sumber : Data diolah, 2018
Uji kelayakan model regresi, pengujian yang menggunakan Hosmer
and Lemeshow Test, dimana dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai sig
lebih dari (>) 0,05 maka tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang
diprediksi dan yang diamati. Dan berdasarkan Tabel 4.4, nilai sig adalah 0,238
dimana nilai tersebut lebih dari 0,05 dan itu artinya tidak ada perbedaan nyata
antara klasifikasi yang diprediksi dan yang diamati dan berarti model dalam
penelitian ini dapat dikatakan layak.
Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Tabel 4.5
10
-2 Log Likelihood Block 0
lock 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 323,047 ,400
2 323,046 ,405
3 323,046 ,405
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 323,046
c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than
,001.
Sumber : Data diolah, 2018
Tabel 4.6
-2 Log Likelihood
Block 1 Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant CR WCT
A
DER DAR ITO TAT
O
ROI GPM
Step 1
1 295,307 -1,406 ,072 -,021 ,071 ,181 ,064 ,352 3,708 1,205
2 292,334 -1,711 ,097 -,572 ,066 ,423 ,071 ,389 6,028 1,457
3 291,977 -1,885 ,113 -,766 ,026 ,821 ,070 ,388 6,877 1,503
4 291,893 -2,050 ,123 -,721 -,026 1,290 ,070 ,365 7,060 1,503
5 291,891 -2,081 ,125 -,709 -,036 1,377 ,070 ,360 7,088 1,502
6 291,891 -2,081 ,125 -,709 -,036 1,378 ,070 ,360 7,088 1,502
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 323,046
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber : Data diolah, 2018
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan telah fit
dengan data atau belum. Dalam pengujian ini yang harus diperhatikan adalah
angka pada bagian -2 Log Likelihood. Apabila angka -2 Log Likelihood pada awal
(Tabel Iteration History Block Number = 0) lebih tinggi daripada angka -2 Log
Likelihood pada Iteration History Block Number = 1 maka hal ini menunjukkan
bahwa model regresi tersebut baik atau fit dengan data. Dan dari tabel 4.5 dan 4.6
yang merupakan hasil dari pengujian penelitian ini di dapatkan bahwa nilai -2 Log
11
Likelihood awal (323,047) lebih tinggi dari nilai -2 Likelihood pada Iteration
History Block Number = 1 (295,307) yang artinya model yang dihipotesiskan
cocok dengan data.
Koefisien Determinasi
Tabel 4.7
Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 291,891a ,122 ,165
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than
,001.
Sumber : Data diolah, 2018
Nilai Nagelkerke R Square pada Tabel 4.7 Model Summary menjelaskan
tentang hubungan variabel independen terhadap dependen. Dari tabel tersebut
didapatkan angka 0,165 yang berarti bahwa variasi variabel independen (CR,
WCTA, DER, DAR, ITO, TATO, ROI, dan GPM) mampu mengartikan ragam
dari variabel dependen (Perubahan Laba) sebesar 16,5% sedangkan sisanya
diartikan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model regresi.
Uji Parsial
Tabel 4.8
Uji Parsial
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
CR ,125 ,099 1,592 1 ,207 1,133
WCTA -,709 1,371 ,267 1 ,605 ,492
DER -,036 ,288 ,015 1 ,901 ,965
DAR 1,378 1,954 ,497 1 ,481 3,967
ITO ,070 ,057 1,500 1 ,221 1,072
TATO ,360 ,405 ,790 1 ,374 1,434
ROI 7,088 2,727 6,758 1 ,009 1197,762
GPM 1,502 ,949 2,508 1 ,113 4,492
Constant -2,081 ,944 4,865 1 ,027 ,125
a. Variable(s) entered on step 1: CR, WCTA, DER, DAR, ITO, TATO, ROI, GPM.
Sumber : Data diolah, 2018
Model yang terbentuk berdasarkan Tabel 4.8 adalah sebagai berikut:
𝑃𝐿 = −2,081 + 0,125 𝐶𝑅 − 0,709 𝑊𝐶𝑇𝐴 − 0,036 𝐷𝐸𝑅 + 1,378 𝐷𝐴𝑅+ 0,070 𝐼𝑇𝑂 + 0,360 𝑇𝐴𝑇𝑂 + 7,088 𝑅𝑂𝐼 + 1,502 𝐺𝑃𝑀
1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah diduga Current Ratio
berpengaruh terhadap perubahan laba. Dan hasil pengujian menunjukkan
bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,125 dan hasil signifikansi
adalah 0,207 yang mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka
12
dapat diketahui bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan
laba atau dengan kata lain H1 tidak dapat diterima.
2. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah diduga Working Capital to
Asset terhadap perubahan laba. Dan berdasarkan hasil pengujianya,
didapatkan nilai koefisien regresi adalah -0,709 dan hasil signifikansi
sebesar 0,605 yang mana angka tersebut lebih besar dari 0,05. Dan dapat
disimpulkan bahwa Working Capital to Asset tidak berpengaruh terhadap
perubahan laba atau dengan kata lain H1 tidak dapat diterima..
3. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah diduga Debt to Equity Ratio
berpengaruh terhadapperubahan laba. Berdasarkan hasil pengujian,
didapatkan nilai koefisien regresi adalah -0,036 dan nilai signifikansi untuk
variabel Debt to Equity Ratio adalah 0,901 atau lebih besar dari 0,05 yang
mana artinya Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan
laba dan H3 tidak dapat diterima.
4. Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah diduga Debt to Asset Ratio
berpengaruh terhadapperubahan laba. Berdasarkan hasil pengujian,
didapatkan nilai koefisien regresi adalah 1,378 dan nilai signifikansi untuk
variabel Debt to Asset Ratio adalah 0,481 atau lebih besar dari 0,05 yang
mana artinya Debt to Asset Ratio tidak berpengaruh terhadap perubahan laba
dan H4 tidak dapat diterima
5. Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah diduga Inventory Turnover
berpengaruh terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil pengujian,
didapatkan nilai koefisien regresi adalah 0,070 dan nilai signifikansi untuk
variabel Inventory Turnover adalah 0,221 atau lebih besar dari 0,05 yang
mana artinya Inventory Turnover tidak berpengaruh terhadap perubahan
laba dan H5 tidak dapat diterima
6. Hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah diduga Total Asset Turnover
berpengaruh terhadapperubahan laba. Berdasarkan hasil pengujian,
didapatkan nilai koefisien regresi adalah 0,360 dan nilai signifikansi untuk
variabel Total Asset Turnover adalah 0,374 atau lebih besar dari 0,05 yang
mana artinya Total Asset Turnover tidak berpengaruh terhadap perubahan
laba dan H6 tidak dapat diterima
7. Hipotesis ketujuh dalam penelitian ini adalah diduga Return on Investment
berpengaruh terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil pengujian,
didapatkan nilai koefisien regresi adalah 7,088 dan nilai signifikansi untuk
variabel Return on Investment adalah 0,009 atau lebih kecil dari 0,05 yang
mana artinya Return on Investment berpengaruh terhadap perubahan laba
dan H7 dapat diterima
8. Hipotesis kedelapan dalam penelitian ini adalah diduga Gross Profit Margin
berpengaruh terhadap perubahan laba. Berdasarkan hasil pengujian,
didapatkan nilai koefisien regresi adalah 1,502 dan nilai signifikansi untuk
variabel Gross Profit Margin adalah 0,113 atau lebih besar dari 0,05 yang
mana artinya Gross Profit Margin tidak berpengaruh terhadap perubahan
laba dan H8 tidak dapat diterima.
Uji Omnibus Test of Model Coefficient (Overall Model Fit)
13
Tabel 4.9
Uji Omnibus Test of Model Coefficient
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step 31,155 8 ,000
Block 31,155 8 ,000
Model 31,155 8 ,000
Sumber: Data diolah, 2018
Dari pengujian regresi logistik dengan melihat tabel 4.9 diketahui nilai Chi-
Square sebesar 31,155 dengan degree of freedom adalah 8. Adapun tingkat
siginifikan sebesar 0,000 yang mana lebih kecil dari signifikan 0.05. Sehingga
hasil uji Omnibus Test of Model Coefficients dapat disimpulkan bahwa dengan
signifikan 5% variabel Current Ratio, Working Capital to Asset, Debt to Equity
Ratio, Debt to Asset Ratio, Inventory Turnover, Total Asset Turnover, Return on
Investment, dan Gross Profit Margin secara bersama-sama berpengaruh terhadap
perubahan laba. Dengan demikian H9 diterima.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Current Ratio terhadap Perubahan Laba
Dalam penelitian ini current ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi dan nilai signifikan sebesar 0,125 dan 0,207. Hal ini menunjukkan terdapat
pengaruh positif (searah) antara variabel current ratio dengan perubahan laba.
Artinya, semakin tinggi variabel current ratio semakin tinggi pula perubahan laba
pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini current ratio tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Hal ini mengartikan bahwa
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tidak
memberikan jaminan ketersediaan modal kerja guna mendukung aktivitas
operasional perusahaan, sehingga perolehan laba yang ingin dicapai menjadi tidak
seperti yang diinginkan. Ini memiliki makna aset lancar yang dihasilkan terlalu
tinggi karena perusahaan berusaha untuk sebisa mungkin menggunakan aset
lancar bukan hanya untuk memenuhi hutang tetapi juga untuk kepentingan yang
lain.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang di lakukan oleh Yulius
(2017), yang menyatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap
perubahan Earnings. Wiyanti (2014), yang menyatakan bahwa current ratio tidak
berpengaruh terhadap perubahan laba dan penelitian dilakukan juga oleh
Widiyanti (2013), yang menyatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap perubahan laba.
Pengaruh Working Capital to Asset terhadap Perubahan Laba
Dalam penelitian ini working capital to total asset menunjukkan nilai
koefisien regresi dan nilai sigifikan sebesar -0,709 dan 0,605. Hal ini
menunjukkan terdapat pengaruh negatif (berlawanan) antara variabel working
capital to total asset dengan perubahan laba. Artinya, semakin tinggi variabel
working capital to total asset semakin rendah pula perubahan laba pada
perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini working capital to total asset tidak
berpengaruh dan negatif terhadap perubahan laba. Hal ini mengartikan bahwa
14
working capital to total asset yang menurun mencerminkan perusahaan memiliki
modal kerja yang semakin sedikit dan dapat mengakibatkan penurunan perubahan
laba kenaikan setiap satu satuan working capital to total asset menyebabkan
penurunan perubahan laba, dan setiap penurunan satu satuan working capital to
total asset menyebabkan kenaikan perubahan laba.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ratno (2015) yang mendapatkan
hasil bahwa working capital to total asset tidak ada pengaruh signifikan terhadap
perubahan laba.
Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Perubahan Laba
Dalam penelitian ini debt to equity ratio menunjukkan bahwa nilai
koefisien dan nilai signifikan sebesar -0,036 dan 0,901. Hal ini menunjukkan
terdapat pengaruh negatif (berlawanan) antara variabel debt to equity ratio dengan
perubahan laba. Artinya, semakin tinggi variabel debt to equity ratio semakin
rendah pula perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini debt
to equity ratio tidak berpengaruh dan negatif terhadap perubahan laba. Hal ini
menimbulkan resiko yang cukup besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak
mampu membayar kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, perusahaan akan
dihadapkan pada beban bunga yang besar, hal tersebut dapat mempengaruhi laba
perusahaan yang dikhawatirkan ikut menururn. Dengan tidak berpengaruh debt to
equity ratio memberi makna bahwa struktur modal perusahaan lebih didominasi
hutang dibandingkan modal sendiri.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ifada dan
Puspitasari (20160, Nurmalasari (2012), Abidin dan Asyik (2013), yang
mendapatkan hasil bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap
perubahan laba. Penelitian dilakukan juga oleh Kurniawati (2017) dan Wiyanti
(2014), yang menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan
dan positif terhadap perubahan laba.
Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Perubahan Laba
Dalam penelitian ini debt to asset ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi dan nilai signifikansi sebesar 1,378 dan 0,481. Hal ini menunjukkan
terdapat pengaruh positif (searah) antara variabel debt to asset ratio dengan
perubahan laba. Artinya, semakin tinggi nilai variabel debt to asset ratio semakin
tinggi pula perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini debt
to asset ratio tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to asset ratio mempunyai pengaruh
negatif namun tidak signifikan terhadap perubahan laba. Hal ini mengartikan
bahwa perusahaan dalam keadaan yang kurang baik dikarenakan jumlah hutang
yang dimiliki perusahaan cukup besar, semakin besar aset dibiayai oleh hutang
maka akan menimbulkan kewajiban yang besar pula yang akan ditanggung oleh
perusahaan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Kurniawati
(2017) yang mendapatkan hasil bahwa debt to asset ratio tidak berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap perubahan laba dan Dewi (2017), yang
menyatakan bahwa debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
perubahan laba
15
Pengaruh Inventory Turnover terhadap Perubahan Laba
Dalam penelitian ini inventory turnover menunjukkan bahwa nilai
koefisien dan nilai signifikansi sebesar 0,070 dan 0,221. Hal ini menunjukkan
terdapat pengaruh positif (searah) antara variabel inventory turnover dengan
perubahan laba. Artinya, semakin tinggi nilai variabel inventory turnover semakin
tinggi pula perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian ini
inventory turnover tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan
laba. Hal ini mengartikan bahwa ketidakmampuan inventory turnover
mempengaruhi perubahan laba sangat dimungkinkan karena kurang efektifnya
perusahaan dalam kegiatan penjualan sehingga perputaran persediaannya kurang
cepat.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Kurniawati
(2017), yang menyatakan bahwa inventory turnover tidak berpengaruh signifikan
dan negatif terhadap perubahan laba. Nurmalasari (2012), yang mendapatkan hasil
bahwa inventory turnover tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Perubahan Laba
Dalam penelitian ini total asset turnover menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi dan nilai signifikansi sebesar 0,360 dan 0,374. Hal ini
menunjukkan terdapat pengaruh positif (searah) antara variabel total asset
turnover dengan perubahan laba. Artinya, semakin tinggi nilai variabel total asset
turnover semakin tinggi pula perubahan laba pada perubahan laba. Hasil
penelitian ini total asset turnover tidak berpengaruh signikan dan positif terhadap
perubahan laba. Hal ini terjadi karena tidak efektifnya penggunaan total aset dan
perlunya evaluasi strategi pemasarannya dan pengeluaran modalnya (investasi)
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2013-2016.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Abidin dan
Asyik (2013), Syukrina (2015), Yulius (2017), dan Dewi (2017), yang
mendapatkan hasil bahwa total asset turnover tidak berpengaruh terhadap
perubahan laba. Wiyanti (2014), yang menyatakan bahwa total asset turnover
tidak ada pengaruh signifikan dan negatif terhadap perubahan laba.
Pengaruh Return on Investment terhadap Perubahan Laba
Dalam penelitian ini return on investment menunjukkan bahwa nilai
koefisien dan nilai signifikansi sebesar 7,088 dan 0,009. Hal ini menunjukkan
terdapat pengaruh positif (searah) antara variabel return on investment dengan
perubahan laba. Artinya, semakin tinggi nilai variabel return on investment
semakin tinggi pula perubahan laba. Hasil penelitian ini return on investment
berpengaruh signifikan dan positif terhadap perubahan laba. Hal ini mengartikan
bahwa perusahaan mampu untuk mendapatkan laba yang optimal dari keseluruhan
dana yang sudah diinvestasikan dalam aset perusahaan yang telah digunakan
untuk kegiatan operasi perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Wiyanti (2014), menyatakan bahwa return on investment
berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap perubahan laba.
16
Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Perubahan Laba
Dalam penelitian ini gross profit margin menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi dan nilai signifikansi sebesar 1,502 dan 0,113. Hal ini
menunjukkan terdapat pengaruh positif (searah) antara variabel gross profit
margin dengan perubahan laba. Artinya, semakin tinggi nilai variabel gross profit
margin semakin tinggi pula perubahan laba pada perusahaan manufaktur. Hasil
penelitian ini gross profit margin tidak berpengaruh signifikan dan positif
terhadap perubahan laba. Hal ini mengartikan bahwa ketidakmampuan gross
profit margin mempengaruhi perubahan laba sangat dimungkinkan karena laba
kotor yang dihasilkan tidak mampu menutupi seluruh biaya operasional
perusahaan yang terdiri dari biaya pemasaran serta biaya administrasi dan umum
yang besarnya bervariasi sehingga mengakibatkan penurunan terhadap laba yang
diperoleh atau bahkan perusahaan mengalami kerugian.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Nurmalasari
(2012), dan Abidin dan Asyik (2013), yang mendapatkan hasil bahwa gross profit
margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2016 dan bertujuan untuk melihat
apakah current ratio, working capital to assets, debt to equity ratio, debt to asset
ratio, inventory turnover, total asset turnover, return on investment, dan gross
profit margin suatu perusahaan berpengaruh terhadap perubahan laba. Adapun
populasi dalam penelitian ini berjumlah 138 perusahaan dan perusahaan yang
menjadi sampel sebanyak 60 sehingga data observasi dalam penelitian ini
sebanyak 240 data. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil
penelitian ini adalah :
1. Current ratio tidak ada pengaruh secara signifikan dan positif terhadap
perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
2. Working capital to asset tidak ada pengaruh secara signifikan dan negatif
terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
3. Debt to equity ratio tidak ada pengaruh secara signifikan dan negatif
terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
4. Debt to asset ratio tidak ada pengaruh secara signifikan dan positif terhadap
perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
5. Inventory turnover tidak ada pengaruh secara signifikan dan positif terhadap
perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
6. Total asset turnover tidak ada pengaruh secara signifikan dan positif
terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
17
7. Return on Investment berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
8. Gross profit margin tidak ada pengaruh secara signifikan dan positif
terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
9. Current ratio, Working capital to assets, Debt to equity ratio, Debt to asset
ratio, Inventory turnover, Total asset turnover, Return on investment, dan
Gross profit margin berpengaruh secara simultan terhadap perubahan laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2016.
Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti berikan sehubungan dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Bagi penulis yang akan datang sebaiknya peneliti menambah variabel
independen Qiuck Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin,
Profit Margin on Sales dalam model supaya variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen dapat memberikan hasil yang lebih baik. Bagi
peneliti yang akan datang sebaiknya peneliti lebih memfokuskan pada satu jenis
industri manufaktur dengan memperpanjang waktu penelitian sehingga diperoleh
model yang lebih baik. Hal ini karena pada masing-masing industri mempunyai
karakteristik rasio keuangan tersendiri. Seperti sektor aneka industri ataupun
sektor industri dasar dan kimia.
2. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan dapat dijadikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan
perusahaan dalam menilai dan menganalisi laporan keuangan untuk terciptanya
tujuan perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Bagi Investor
Sebaiknya penelitian ini dapat menjadikan pertimbangan dalam
mengambil keputusan dalam menanamkan modalnya pada perusahan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal dan Nur Fadjrih Asyik. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Perubahan Laba Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu
& Riset Akuntansi. Vol.2, No.5.
Baroroh, Ali. Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21. Jakarta.
Kompas Gramedia
18
Dewi, Teti Fitriani. 2017. Pengaruh Current Ratio, Working Capital to Asset,
Debt to Total Assets, Return On Asset dan Total Asset Turnover Terhadap
Perubahan Laba Pada Perusahaan Dagang Sub Sektor Retail yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Tanjungpinang.
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
___________. 2012. Analisis Laporan Keuangan Vol. 2. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1
Cetakan 6. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
_____________________. 2010. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Hery. 2015. Analaisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center of
Academic Publishing Service).
Ifada, Luluk Muhimatul dan Tiara Puspitasari. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Kemampuan Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta. Fakultas Ekonomi
Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan.
Vol.6, No.1.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan Edisi 8. Jakarta: Rajawali Pers.
______. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Predana
Media Group.
______. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kurniawati, Yesi Astuti. 2017. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan
Laba Pada Perusahaan Cosmetics and Household. Sekolah Tinggi Ilmu
(STIESIA) Surabaya. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol.6, No.3.
ISSN: 2461-0593.
Munawir, S., 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Liberty.
_________. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat Cetakan Kelima
Belas. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Nurmalasari, Tika. 2012. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jurnal Ekonomi Universitas Gunadarma.
Ratno, Agus Dwi. 2015. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity, Net Profit
Margin, Dan Working Capital to Total Asset Terhadap Perubahan Laba
Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Dan Industri Barang
19
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2013.Universitas Nusantara PGRI Kediri .
Riyanto, Bambang. 2009. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. EdisiKe 4.
Yogyakart: BPFE.
Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Multivariat Konsep Dasar dan
Aplikasi dengan SPSS.Jakarta : Elex Media Komputindo
Subramanyam, KR dan John, J Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Buku
satu,Edisi Sepuluh, Salemba Empat. Jakarta.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Edisi 18.
Bandung: Alfabeta
Suwardjono, 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Yogyakarta: BFTE
Syukrina, Viola. 2015. Pengaruh Inventory Turnover, Total Asset Turnover,Net
Profit Margin Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Widiyanti, Septi Tri. 2013. Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksikan
Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. STIE Perbanas Surabaya.
Wiyanti, Nanik. 2014. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan
Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011. Fakultas Ekonomi Universitas Putera
Batam. Jurnal Magister Manajemen. Vol.1, No.2.
Yulius, Andy. 2017. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan
Earnings Pada Perusahaan Yang Terdafta rPada Bursa Efek Indonesia
(Studi Empiris Pada 110 PerushaanPeriode 2006-2009). Universita
Bunda Mulia. Jurnal Akuntansi Bisnis. Vol.9, No.1.
www.idx.co.id