Post on 11-Jan-2016
description
Management of recurrent acute otitis media in
children: systematic review of the effect of
different interventions on otitis media
recurrence, recurrence frequency and total
recurrence time
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
Pembimbing :Dr. M. Setiadi, Sp. THT - KL
Disusun oleh :
Miftakhun NissaH2A011029
Latar Belakang:
Otitis media merupakan salah satu penyakit paling umum pada anak-anak, terhitung sekitar satu dari empat resep untuk anak-anak di bawah 10 tahun di Amerika Serikat. Pada usia satu tahun, 62 persen anak setidaknya akan memiliki satu episode otitis media.
Latar belakang
Bagaimanapun otitis media akut sering sembuh sendiri tanpa konsumsi antibiotik, namun keadaan tersebut dapat mempengaruhi intelektual, kemampuan berbicara dan bahasa anak, serta prestasi sekolah mereka. Penelitian menunjukkan bahwa semakin lama anak menderita otitis media, semakin buruk prestasi mereka dalam berbagai tes yang menilai kemampuan kecerdasan , verbal, dan membaca.Maka dari itu, sangat penting untuk mencegah terjadinya otitis media berulang.
.
TUJUAN
Review sistematis : membandingkan 3 intervensi (antibiotik profilaksis, tympanostomy,dan adenoidectomy) pada otitis media berulang, frekuensi kambuh, dan total waktu kambuh.
METODE Kontrol percobaan dilakukan dengan acak dengan minimal 40 anak yang sesuai kriteria inklusi dan diikuti setidaknya 12 bulan.
OTITIS MEDIA
Otitis mediaperadangan rongga telinga tengah. Disebabkan oleh infeksi pada membran mukosa dari celah telinga tengah. Etiologi dari virus atau bakteri. Virus umum termasuk respiratory syncytial virus dan virus influenza A, sedangkan dua spesies bakteri yang paling umum adalah Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis. Ketika organisme menyerang membran mukosa, mereka menyebabkan peradangan dan
edema,eksudat, menjadi nanah kemudian disekresikan.
Saat ini, terdapat tiga modalitas pengobatan utama untuk otitis media berulang: antibiotik profilaksis, adenoidektomi dan penyisipan tabung tympanostomi. Setiap metode pengobatan ini melibatkan biaya dan risiko. Untuk antibiotik, risiko termasuk hipersensitivitas dan resistensi. Intervensi bedah komplikasi anestesi dan perdarahan, sementara penyisipan tabung tympanostomi terbentuknya jaringan parut atau perforasi pada gendang telinga
Hasil pertama yang dinilai adalah efek dari intervensi yang berbeda pada otitis media yang kambuh. Data studi yang dipilih yang diambil, dan angka atau persentase anak-anak yang tidak mengembangkan otitis media yang kambuh dibandingkan, di intervensi dengan kontrol atau kelompok plasebo, untuk menilai efek dari intervensi pada parameter ini.
Hasil kedua yang dinilai adalah efek dari intervensi yang berbeda pada frekuensi otitis media episode berulang. Sekali lagi, data penelitian yang dipilih adalah yang diambil dari frekuensi otitis media episode berulang selama masa follow up kemudian dibandingkan, di intervensi dengan kontrol atau kelompok plasebo, untuk menilai efek dari intervensi pada parameter kedua ini.
Hasil ketiga yang dinilai adalah total waktu anak-anak menderita otitis media berulang selama masa follow-up. Parameter ini dibandingkan di intervensi dengan kontrol atau kelompok plasebo.
Kesimpulan:
Pertama, kami menyimpulkan bahwa antibiotik profilaksis efektif dalam meningkatkan hasil ketiga otitis media yang dinilai dalam tinjauan ini. Pengobatan dengan antibiotik profilaksis mengurangi prevalensi kekambuhan otitis media, frekuensi episode otitis media, dan total waktu otitis media setiap anak. Efektivitas antibiotik profilaksis adalah lebih besar dari penyisipan tabung tympanostomy dan adenoidectomy dalam hal pengurangan kekambuhan otitis media dan frekuensi episode otitis media.
KESIMPULAN
Kedua, pengobatan dengan menggunakan tabung timpanostomi gagal untuk mencegah terulangnya otitis media. Namun efektif dalam mengurangi frekuensi episode otitis media dan total waktu otitis media.
Ketiga, Adenoidektomi tidak memiliki manfaat dalam pengobatan otitis media pada anak-anakdi bawah usia dua tahun.