Tim Penyusun/Editorial Team | i
TIM PENYUSUN / EDITORIAL TEAM
Pengarah / DirectorH. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.KESKepala Dinas / Head of Health Office
Ketua / ChairmanH. LUDI HARMAN, S. Sos, MM
Kepala Sekretariat Head of Secretariat
Sekretaris / SecretaryHIDAJATULLAH, ST
Wakil Sekretaris / Vice of SecretaryYERLINA, S. Farm, Apt
Anggota / MembersABDUL RAUF RAHIM, SKM
FANNI OKAN PERDANA, SENOVARITA, SKM
DESI YERI. M, AMKHAIRUMANNUR, A.Md
FAUZAN HARIKINO
Kontributor / ContributorsDinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau
Bappeda Provinsi Kepulauan RiauKepala Bidang/Seksi/Staf Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Lintas Sektor terkait
Kata Pengantar | ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga Profil Kesehatan
Kepulauan Riau tahun 2013 dapat diterbitkan, walaupun dalam
penyusunannya ditemukan berbagai kendala yang menyebabkan
penerbitan ini mengalami keterlambatan dari yang diharapkan.
Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk memperoleh data dan informasi kesehatan. Data dan
informasi yang ditampilkan menggambarkan tingkat pencapaian Provinsi
Kepulauan Riau dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar pelayanan minimum bidang kesehatan.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam menyusun Profil Kesehatan ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Kiranya buku Profil Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2010 dapat menjadi satu sarana informasi untuk
mencapai masyarakat Kepulauan Riau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan
Berkeadilan.
Tanjungpinang, Juni 2014KEPALA DINAS KESEHATANPROVINSI KEPULAUAN RIAU
H. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.KesNIP. 19600603 198303 1 013
Daftar Isi/List of Content | iii
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR………………........................................................................... ii
DAFTAR ISI…………………………......................................................................... iii
DAFTAR TABEL………………………...................................................................... v
DAFTAR GAMBAR………………………….............................................................. vi
DAFTAR TABEL LAMPIRAN ……………………………………................................ xix
BAB I : PENDAHULUAN …………………….......................................... 1
1.1 Latar Belakang ………………........…................................ 1
1.2 Tujuan…………....……………........................................... 4
1.3 Sistematika Penulisan ………………………..................... 5
BAB II : GAMBARAN UMUM ………………………………....................... 8
2.1 Geografis ……………………..………………...................... 8
2.2 Keadaan Penduduk….………....……………...................... 11
2.3 Keadaan Ekonomi………………………………................... 14
2.4 Keadaan Kesehatan Lingkungan………………................. 17
2.5 Keadaan Prilaku Masyarakat………………….................... 23
2.6 Indeks Pembangunan Manusia……………………………… 26
BAB III : DERAJAT KESEHATAN…………..…........................................ 28
3.1 Angka Kematian (Mortalitas)……..................................... 28
3.2 Status Gizi.............................…………............................. 33
3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) ……………........................ 35
BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN….............................................. 49
Daftar Isi/List of Content | iv
Halaman4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar.............................................. 51
4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan………………………………. 68
4.3 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit…………..…..... 70
4.4 Perbaikan Gizi Masyarakat………… ……….……………….. 77
BAB V : SUMBER DAYA KESEHATAN ................................... 81
5.1 Sarana Kesehatan ………………….............……............... 81
5.2 Tenaga Kesehatan…………………………………………... 90
5.3 Pembiayaan Kesehatan ……………………..................... 95
BAB VI : KESIMPULAN………………………………………………………. 98
Daftar Tabel /List of Tables | v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 :Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun2013 12
Table 2.2 :Laju Pertumbuhan PDRB menurut sektorekonomi/lapangan usaha 15
Tabel 2.3 :Penduduk Usia 15 tahun ke atas menurut jeniskegiatan utama, 2012-2014
16
Tabel 2.4 :Indeks Pembangunan Manusia Provinsi KepulauanRiau Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2012 27
Tabel 4.1 :Jumlah peserta Jamkesda menurut Kabupaten/KotaSe-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 70
Tabel 4.2 :Layanan Penanggulangan HIV/AIDS ProvinsiKepulauan Riau tahun 2013
75
Tabel 5.1 :Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 83
Tabel 5.2 : Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu 87
Daftar Gambar / List of Picture | vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau 10
Gambar 2.2 :Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/KotaSe Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 14
Gambar 2.3 :Cakupan Persentase Keluarga menurut JenisSaran Air Bersih yang digunakan ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
18
Gambar 2.4 :Cakupan Persentase Jamban SehatProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 21
Gambar 2.5 :Cakupan Persentase Rumah SehatProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 22
Gambar 2.6 :Cakupan Persentase Rumah SehatMenurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 23
Gambar 2.7 :Cakupan Persentase Rumah Tanggaber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
26
Gambar 3.1 :Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi KepulauanRiau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematianyang dilaporkan
30
Gambar 3.2 :Angka Kematian Balita (AKABA) ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2009-2013 berdasarkankematian yang dilaporkan
31
Daftar Gambar / List of Picture | vii
Halaman
Gambar 3.3 :Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi KepulauanRiau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematianyang dilaporkan
32
Gambar 3.4 :Status Gizi Balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013 35
Gambar 3.5 :Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau Tahun2009-2013 36
Gambar 3.6 :Angka Kesakitan Malaria (per 1.000)Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 38
Gambar 3.7 :Perbandingan Jumlah Kasus TuberkulosisProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 40
Gambar 3.8 :Kasus Pneumonia pada Balitadi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 42
Gambar 3.9 :Jumlah Penderita Penyakit KustaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 44
Gambar 4.1 :Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan RiauTahun 2009–2013 53
Gambar 4.2 :Cakupan K1 dan K4 Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 54
Gambar 4.3 :Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatandi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 55
Daftar Gambar / List of Picture | viii
Halaman
Gambar 4.4 :Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan MenurutKabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
56
Gambar 4.5 :Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2)di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 57
Gambar 4.6 :Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) MenurutKabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
58
Gambar 4.7 :Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2)di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013 59
Gambar 4.8 :Cakupan Kunjungan Neonatus MenurutKabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
59
Gambar 4.9 :Cakupan Kunjungan Bayidi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 - 2013 61
Gambar 4.10 :Cakupan Kunjungan Balita MenurutKabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
62
Gambar 4.11 :Cakupan Persentase Siswa SD/MI yang mendapatpelayanan kesehatan sesuai standar ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2011 – 2013
63
Gambar 4.12 :Cakupan Persentase KB Aktif menurut JenisKontrasepsi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 65
Daftar Gambar / List of Picture | ix
Halaman
Gambar 4.13 :Cakupan Imunisasi Campak Provinsi KepulauanRiau Tahun 2009 – 2013 67
Gambar 4.14 :Persentase Kesembuhan TB Paru BerdasarkanKabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
71
Gambar 4.15 :Penemuan Kasus dan Penanganan PneumoniaBalita Berdasarkan Kabupaten/Kota Di ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
73
Gambar 5.1 :Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun2013 88
Gambar 5.2 :Penyebaran Dokter Keluarga Di ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2011 sampai dengan 2013 93
Gambar 5.3 :Data Anggota Rumah Tangga Usia Produktif YangDi Kunjungi Dokter Keluarga Di Provinsi Kepritahun 2013
95
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | x
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Tabel 1 :Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk,Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 2 :Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, RasioBeban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 3 :Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok UmurMenurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 4 :Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas Yang MelekHuruf Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 5 :Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 TahunKeatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkandan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 6 :Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 7 :Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xi
Tabel 8 :Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 9 :Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio)Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 10 :
Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Akibat TB ParuMenurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi KepulauanRiau Tahun 2013
Tabel 11 :
Jumlah Kasus dan Angka penemuan Kasus TB Pari BTA+Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi KepulauanRiau Tahun 2013
Tabel 12 :
Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut JenisKelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
Tabel 13 :Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 14 :
Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Seksual LainnyaMenurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi KepulauanRiau Tahun 2013
Tabel 15 :
Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut JenisKelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xii
Tabel 16 :
Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 17 :Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 18 :
Kasus Baru Kusta 0-14 tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut JenisKelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
Tabel 19 :
Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta MenurutJenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
Tabel 20 :
Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut JenisKelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
Tabel 21 :
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi(PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 22 :
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi(PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 23 :
Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xiii
Tabel 24:
Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamindan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 25 :Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 26 :Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 27 :Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 28 :
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong TenagaKesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 29 :Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 30 :Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe2Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 31 :
Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatus RisikoTinggi/Kompilkasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 32 :Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan IbuNifas Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xiv
Tabel 33 :Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 34 :Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 35 :
Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 36 :Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 37 :Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 38 :Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 39 :Cakupan Imunisasi DPT, HB dan Campak Menurut Jenis Kelamindan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 40 :
Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut JenisKelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
Tabel 41 :Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xv
Tabel 42 :
Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 BulanKeluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/KotaProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 43 :Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 44 :
Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 45 :
Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan MenurutJenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
Tabel 46 :
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat MenurutJenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
Tabel 47 :
Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat MenurutJenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
Tabel 48 :
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut JenisKelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
Tabel 49 :
Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan PelayananGawat Darurat (Gadar) Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xvi
Tabel 50 :Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KLBProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 51 :Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani <24 Jam MenurutKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 52 :Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 53 :Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD danSetingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 54 :Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
Tabel 55 :Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar MenurutJenis Jaminan, Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 56 :Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan HampirMiskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, danKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 57 :Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan HampirMiskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dankabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xvii
Tabel 58 :Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan KunjunganGangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 59 :Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
Tabel 60 :Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Provinsi KepulauanRiau Tahun 2013
Tabel 61 :Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan SehatMenurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 62 :Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 63 :Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk AedesMenurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 64 :Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih YangDigunakan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 65 :Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang DigunakanProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 66 :Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi DasarProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 67 :Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)Sehat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xviii
Tabel 68 :Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya ProvinsiKepulauan Riau 2013
Tabel 69 :Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
Tabel 70 :Jumlah Sarana pelayanan Kesehatan Menurut KepemilikanProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 71 :Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes danMemiliki 4 Spesialis Dasar Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 72 :Jumlah Posyandu Menurut Strata Provinsi Kepulauan Riau Tahun2013
Tabel 73 :Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 74 :Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan Provinsi KepulauanRiau Tahun 2013
Tabel 75 :Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan ProvinsiKepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 76 :Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Sarana KesehatanProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 77 :Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Di saranaKesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xix
Tabel 78 :Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di SaranaKesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 79 :Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Pembangunan yang dilaksanakan harus dapat menjamin bahwa
mamfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi
perempuan dan laki-laki (responsif gender).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, swasta,
maupun pemerintah.
Tujuan pembangunan Indonesia Sehat adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan secara optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan
yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
2
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah
Indonesia.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya
pembangunan nasional yang diselenggarakan pada semua bidang
kehidupan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian,
pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya
mendukung percepatan pencapaian sasaran pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan dan gizi
masyarakat, antara lain, dilihat dari beberapa indikator, seperti angka
kematian bayi, angka kematian ibu, dan umur harapan hidup waktu lahir
(UHH) yang terus mengalami perbaikan. Status gizi pada anak balita
walaupun terus terjadi kecenderungan menurun, sempat terjadi stagnasi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih keras dan intensif.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan
perikemanusiaan, keseimbangan, mamfaat, perlindungan, penghormatan
terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan
norma-norma agama. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
3
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang
terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting
dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Milenium
Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait
langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka
kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6
(memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya), serta
2 target lainnya yang tidak terkait langsung yaitu target 1 (menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan).
Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, perlu
adanya perencanaan kesehatan. Untuk itu perlu didukung oleh
ketersediaan data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Data dan informasi yang akurat akan sangat
bermanfaat dalam perencanaan pembangunan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepualauan Riau tahun
2013 adalah kegiatan yang berkala serta merupakan kelanjutan dari profil
kesehatan tahun-tahun sebelumnya. Penyusunan Profil Kesehatan
Provinsi Kepulauan Riau ini menggunakan data yang bersumber dari
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013,
4
data program dan juga data pendukung dari lintas sektor.
Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu
sarana yang memuat berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan
tingkat pencapaian Provinsi Kepualauan Riau Sehat dan penyelenggaraan
upaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimum bidang kesehatan secara lengkap. Profil Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau ini juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi
kepada masyarakat untuk menginformasikan derajat kesehatan
masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepada masyarakat.
Ketersediaan data dan informasi yang lengkap akan sangat bermanfaat
untuk terutama dalam penentukan kebijakan dan perencanaan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Kepualauan
Riau khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
1.2 TUJUAN
1.2.1TUJUAN UMUM
Tujuan umum penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2013 adalah diperolehnya gambaran derajat kesehatan
masyarakat Kepulauan Riau yang merupakan keluaran dari pelaksanaan
pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau sampai tahun 2013.
1.2.2TUJUAN KHUSUS
1. Diperolehnya gambaran umum keadaan geografis, kependudukan,
tingkat pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013.
2. Diketahuinya pencapaian pembangunan kesehatan di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2013.
5
3. Diketahuinya situasi derajat dan upaya kesehatan di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2013.
4. Diketahuinya situasi sumber daya kesehatan di Provinsi Kepulauan
Riau tahun 2013.
5. Diketahuinya permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 dan
upaya pemecahannya.
6. Terdokumentasikannya data dan informasi derajat kesehatan
masyarakat Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013.
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013 mengacu kepada Buku Pedoman Penyusunan Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh Pusat Data dan
Informasi Kementarian Kesehatan RI tahun 2013. Adapun susunan
penulisan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 ini terdiri
atas 6 (enam) bab, yaitu :
Bab I – Pendahuluan
Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2013, tujuan dan sistematika
penyajiannya.
Bab II – Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Kepulauan
Riau. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi
umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh
6
terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya meliputi kependudukan,
pendidikan, sosial budaya dan keadaan lingkungan.
Bab III – Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan kesehatan sampai
dengan tahun 2013 yang mencakup angka kematian (mortalitas) dan
angka kesakitan (morbiditas).
Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah
dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2013 dalam rangka
tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan dibidang
kesehatan yang telah dilakukan. Program tersebut meliputi pencapaian
pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian
upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta upaya perbaikan
gizi masyarakat.
Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pembangunan sumber daya bidang
kesehatan sampai tahun 2013. Gambaran tentang keadaan sumber daya
mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan dan pembiayaan
kesehatan.
Bab VI – Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak
dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2013. Selain ringkasan keberhasilan-keberhasilan yang telah
dipaparkan, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih
7
kurang dalam rangka upaya menuju Provinsi Kepulauan Riau Sehat
Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan.
LAMPIRAN
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
mengacu kepada pada data lampiran yang disusun oleh Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI.
8
BAB IIGAMBARAN UMUM
DAN PERILAKU PENDUDUK
2.1 GEOGRAFIS
Pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi ke-32 di Republik
Indonesia (RI) ditetapkan oleh DPR RI berdasarkan Undang-Undang No.
25 Tahun 2002, tepatnya pada tanggal 24 September 2002. Kepulauan
Riau semulanya merupakan bagian dari Provinsi Riau. Secara
administratif, Provinsi Kepulauan Riau diresmikan pada tanggal 1 Juli
2004 dengan Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi.
Provinsi Kepulauan Riau dengan motto Berpancang Amanah,
Bersauh Marwah, bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah
satu pusat pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap
mempertahankan nilai-nilai budaya melayu yang didukung oleh
masyarakat yang sejahtera, cerdas dan berakhlak mulia.
Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota, yaitu 1)
Kabupaten Bintan ibukota Bintan Bunyu; 2) Kabupaten Karimun dengan
ibukota Tanjung Balai Karimun; 3) Kabupaten Natuna ibukota Ranai; 4)
Kabupaten Lingga ibukota Daik; 5) Kota Tanjungpinang ibukota
Tanjungpinang; 6) Kota Batam ibukota Batam, dan 7) Kabupaten
Kepulauan Anambas ibukota Tarempa, dimana Kabupaten Kepulauan
Anambas merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna yang terbentuk
pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2008.
9
Secara geografis wilayah provinsi Kepulauan Riau terletak pada
07o19’ Lintang Utara dan 0040’ Lintang Selatan serta antara 10303’ Bujur
Timur sampai dengan 110000’ Bujur Timur, yang merupakan daerah
kepulauan terdiri atas pulau besar dan kecil, berjumlah kurang lebih 2.408
pulau, seluruh pulau telah diidentifikasi dan bernama.
Dilihat dari sebaran wilayahnya, sebagian besar wilayah Provinsi
Kepulauan Riau dikelilingi oleh laut dan daratannya terdiri dari banyak
gugusan pulau. Luas wilayah keseluruhan adalah 251.810,71 km2 terdiri
dari lautan 95,79% sebesar 241.251,30 km2 dan sisanya adalah daratan
4,21% sebesar 10.595,41 km2 .
Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau meliputi :
Sebelah utara : Berbatasan dengan Negara Vietnam danKamboja.
Sebelah selatan : Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung danProvinsiaJambi.
Sebelah barat : Berbatasan dengan negara Singapura, Malaysiadan ProvinsiaRiau.
Sebelah timur : Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur danProvinsiaKalimantanaBarat.
10
Berikut peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau
Gambar 2.1Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau
11
2.2 KEADAAN PENDUDUK
Sasaran upaya pelayanan kesehatan adalah meningkatkan mutu
kesehatan manusia. Manusia sebagai insan individu dan sosial
berkarakter dinamis. Peningkatan pelayananan kesehatan selayaknya
bertumpu pada kondisi kehidupan individu dan masyarakat. Sebagaimana
prinsip pertama pembangunan berkelanjutan: “Manusia (penduduk)
merupakan pusat perhatian pembangunan berkelanjutan, dan dikehendaki
agar memiliki kehidupan yang sehat dan produktif dalam keserasian
dengan alam” (The UN Conference of Environment and Development,
1992).
Kependudukan merupakan aspek penting dalam pembangunan,
sebagai dasar pelaksaan, sekaligus tujuan (sasaran) dan pengguna hasil-
hasil yang dicapai. Sebagai dasar pelaksanaan terkait dengan dasar
kebijakan pembangunan. Dinamika kependudukan berpengaruh pada
hampir seluruh aspek kehidupan manusia.
Peranan penduduk dalam pembangunan akan berhasil apabila
memiliki kemampuan dalam menjawab semua tantangan dalam
pembangunan baik posisinya sebagai pengelola sumber daya alam
maupun sebagai pengguna/konsumen sumber daya alam.
2.2.1Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kepulaun Riau tahun 2013 menurut
Kabupaten/Kota tercatat sebanyak 1.072.717 jiwa laki dan 959.848 jiwa
perempuan (laki-laki 52,7% dan perempuan 47,3%). Berikut rincian jumlah
penduduk menurut Kabupaten/Kota tahun 2013.
12
Tabel 2.1Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total SexRatio
(1) (2) (3) (4) (5)[01] Karimun 115,599 110,253 225,861 104.8[02] Bintan 82,948 77,383 160,331 107.2[03] Natuna 42,323 39,643 81,966 106.8[04] Lingga 53,853 49,199 103,052 109.5[05]Kepulauan Anambas 23,334 21,370 44,704 109.2[06] Batam 638,404 549,338 1,187,742 103.2[07] Tanjungpinang 116,256 112,662 228,918 103.6Jumlah Penduduk 1,072,717 959,848 2,032,574 111.8
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
2.2.2Rasio Jenis Kelamin
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) merupakan indikator yang
digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin.
Angka ini dinyatakan dengan perbandingan antara jumlah penduduk laki-
laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu
tertentu. Rasio jenis kelamin dapat pula dihitung untuk masing-masing
kelompok umur.
Besar kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi antara lain seks rasio
waktu lahir; pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan; pola
migrasi antara penduduk laki-laki dan perempuan.
Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Provinsi Kepulauan Riau
pada tahun 2013 sebesar 111,8. Rasio ini menunjukkan bahwa penduduk
laki-laki lebih banyak 11 jiwa bila dibandingkan dengan penduduk
perempuan.
13
2.2.3Rasio Beban Tanggungan
Rasio beban tanggungan adalah angka yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak produktif (umur <15
tahun dan umur >65 tahun keatas) dengan banyaknya penduduk yang
termasuk usia produktif (umur 15-65 tahun). Rasio beban tanggungan
tahun 2013 adalah 37,97. Rincian rasio beban tanggungan menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 2.
Dari data rasio beban tanggungan di atas menunjukkan bahwa
penduduk yang termasuk usia produktif lebih dari banyak dibandingkan
dengan penduduk yang tidak produktif.
2.2.4Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran
penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut
tersebar merata atau tidak. Secara geografis, penduduk Provinsi
Kepulauan Riau tersebar di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau
kepulauan. Pola persebaran penduduk mengikuti wilayah-wilayah yang
berdekatan dengan sumber lapangan pekerjaan seperti daerah industri,
perkantoran dan perdagangan. Gambaran persebaran penduduk dapat
dilihat pada gambar berikut.
14
Gambar 2.2Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota
Se Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
2.3 KEADAAN EKONOMI
Kinerja perekonomian Kepulauan Riau pada triwulan I tahun 2014bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yangdigambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tumbuh sebesar 0,32persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor, denganpertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor konstruksi sebesar 1,52 persen.
PDRB triwulan I tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan I tahun
2013 (y-on-y), tumbuh sebesar 5,21 persen. Sektor yang menjadi
pendorong (driving force) pertumbuhan adalah sektor konstruksi dan
sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh
sebesar 15,21 persen dan 6,74 persen. Secara kumulatif PDRB triwulan I
2014 tumbuh sebesar 5,21 persen (c-to-c).
PDRB tanpa migas secara berantai (q-to-q) triwulan I 2014
dibandingkan triwulan IV 2013 tumbuh sebesar 0,32 persen. Sedangkan
Karimun;
11,11
Bintan; 7,88Natuna; 4,03
Lingga; 5,07
Batam, 58.43
Tpi, 11.26
Anambas, 2.22
15
triwulan I 2014 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y)
tumbuh sebesar 5,38 persen, dan pertumbuhan kumulatif tanpa migas
tumbuh sebesar 5,38 persen (c-to-c).
Tabel 2.2Laju Pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi/lapangan usaha
Sektor Ekonomi/Lapangan UsahaTriw I 2013*
terhadapTriw IV 2012
Triw I 2014**terhadap
Triw IV 2013*
Triw I 2014**terhadap
Triw I 2013*
Kumulatif TriwI 2014**terhadap
Kumulatif TriwI 2013*
1 2 3 4 5
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, danPerikanan
0.05 0.18 2.04 2.04
2. Pertambangan dan Penggalian 0.29 0.26 1.36 1.36
3. Industri Pengolahan 0.20 0.30 4.63 4.63
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.75 0.23 2.76 2.76
5. Kontruksi 0.07 1.52 15.21 15.21
6. Perdangan, Hotel dan Restoran (0.31) 0.12 6.74 6.74
7. Pengangkutan dan Komunikasi 0.69 0.32 3.16 3.16
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 0.96 0.13 2.68 2.68
9. Jasa-jasa 0.05 0.68 3.17 3.17
PDRBPDRB TANPA MIGAS
0.130.13
0.320.32
5.215.38
5.215.38
*) Angka Sementara**) Angka Sangat SementaraSumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Riau pada
Februari 2014 menunjukkan adanya penurunan jumlah angkatan kerja,
jumlah penduduk bekerja dan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan
kerja pada Februari 2014 berkurang sebanyak 7.286 orang dibanding
keadaan Februari 2013. Penduduk yang bekerja pada Februari 2014
16
berkurang sebanyak 1.342 orang dibanding keadaan setahun yang lalu
(Februari 2013). Sementara jumlah pengangguran pada Februari 2014
mengalami penurunan sebanyak 5.944 orang jika dibanding keadaan
Februari 2013. Dalam setahun terakhir, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) juga mengalami penurunan, TPAK Februari 2013 sebesar 70,46
sedangkan TPAK pada Febuari 2014 sebesar 67,83 .
Tabel 2.3Penduduk Usia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan utama, 2012-2014
2014**)
Februari Agustus Februari Agustus Februari
2 5
1. Angkatan Bekerja orang 857,073 844,393 899,321 854,150 892,035
Bekerja orang 810,900 802,795 846,430 806,073 845,088
Penganggur orang 46,173 41,598 52,891 48,077 46,947
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 69.27 67.18 70.46 65.92 67.83
3. Tingkat Pengangguran Terbuka % 5.39 4.93 5.88 5.63 5.26
4. Pekerja tidak Penuh orang 188,250 108,004 159,718 128,722 144,094
Setengah Penganggur orang 79,702 32,136 30,561 24,007 33,019
Paruh Waktu orang 108,548 75,868 129,157 104,715 111,075
Jenis Kegiatan Utama Satuan2012*) 2013*)
1 3 4
*) Feb 2012-Agust 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Feb 2014**) Estimasi ketenagakerjaan Feb 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2014
Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2014 tidak
mengalami perubahan. Sektor Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan
Industrisecara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar
penyerapan tenaga kerja di Propinsi Kepulauan Riau. Jika dibandingkan
dengan keadaan Februari 2013, jumlah penduduk yang bekerja
mengalami penurunan pada beberapa sektor, terutama di Sektor
pertambangan dan penggalian sebanyak 13.427 orang (32,41 persen),
17
Sektor transportasi, Pergudangan dan Komunikasi sebanyak 12.259
orang (19,22 persen), serta Sektor Jasa kemasyarakatan, sosial dan
perorangan sebanyak 30.124 (13,99 persen). Sedangkan sektor yang
mengalami kenaikan tertinggi adalah Sektor Konstruksi yang mengalami
kenaikan jumlah penduduk bekerja sebanyak 45.035 orang (71,63
persen).
2.4 KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut
HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.
Dalam suatu wilayah, kondisi lingkungan merupakan determinan
utama dan terpenting bagi derajat kesehatan masyarakat. Pencemaran
lingkungan akibat perkembangan teknologi dan pembangunan juga
mempengaruhi ragam dan kualitas pencemarnya, dari masalah sanitasi
dasar, pembuangan limbah rumah tangga, sampah domestik, dan
penyediaan air bersih, bergeser ke berbagai pencemaran partikel debu,
bahan dan buangan kimia, sampai radiasi dan gelombang elektro
magnetic.
Pemanasan Global atau global warming merupakan penyebab
emisi karbon, gas-gas rumah kaca dan bahan pencemar lainnya, yang
18
pada gilirannya mengakibatkan perubahan dan penurunan kualitas
lingkungan serta mempengaruhi kesehatan dan kesinambungan
kehidupan manusia (Diseases accurrences bounded to ecosystem and
culture).
2.4.1Sarana Air Bersih yang digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital
bagi makhluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah
tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan
tidak mengandung bahan beracun.
Pengertian air bersih berbeda dengan air murni. Air bersih adalah
air yang tidak tercemar sehingga dapat diminum tanpa mengganggu
kesehatan, sedangkan air murni adalah air yang tidak mengandung
garam-garam mineral. Air sumur merupakan air bersih (karena tidak
tercemar), namun bukan air murni (karena mengandung garam-garam
mineral).
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil
air dari air ledeng, Sumur Pompa Tangan (SPT), sumur galian (SGL),
penampungan air hujan, air kemasan dan lainnya.
19
Gambar 2.3Cakupan Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang
digunakan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar diatas menunjukkan bahwa jenis sarana air bersih yang
paling banyak digunakan adalah ledeng sebesar 61.73%. sarana iar
bersih ledeng biasa juga disebut PDAM. Air dari PDAM merupakan air
yang termasuk dapat dikonsumsi secara langsung untuk kebutuhan
sehari-hari, misalnya untuk masak, mandi, mencuci, serta keperluan
lainnya. Kecuali untuk keperluan lainnya, air PDAM yang akan diminum
harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini kadang belum tersedia di
berbagai tempat.
Sarana air bersih yang tidak banyak digunakan adalah SPT sebesar
0,12%. Sumur Pompa Tangan (SPT) adalah sarana untuk mendapatkan
air tanah dengan cara mengebor dan menaikkan airnya menggunakan
pompa dengan bantuan tenaga tangan manusia. Cara ini sudah tidak
banyak digunkan lagi. Cakupan persentase keluarga menurut jenis sarana
Ledeng; 61,73
SPT; 0,12SGL; 25,94
PAH; 2,66
Kemasan, 2.39
Mata Air; 1.15
Lainnya; 3,17
20
air bersih yang digunakan menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 64.
2.4.2Fasilitas Tempat Buang air Besar (Jamban Sehat)
Jamban adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk
membuang tinja/kotoran manusia/najis bagi keluarga, yang biasa disebut
juga kakus/WC. Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut (Departemen Kesehatan RI, 1996) :
1) Tidak mencemari sumber air minum, sehingga lubang penampungankotoran minimal berjarak 10 meter dari sumber air minum (sumurpompa, sumur gali, dan lain-lain). Untuk tanah berkapur, tanah liatyang retak-retak pada musim kemarau, atau bila letak jamban disebelah atas dari sumber air minum pada tanah yang miring, makajarak tersebut hendaknya lebih dari 15 meter.
2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupuntikus (tinja harus tertutup rapat, misalnya dengan menggunakan leherangsa atau penutup lubang yang rapat).
3) Air seni, air pembersih, dan penggelontor tidak mencemari tanah disekitarnya (lantai jamban minimal berukuran 1 x 1 meter dan dibuatcukup landai/miring ke arah lubang jongkok).
4) Mudah dibersihkan, aman digunakan (harus dibuat dari bahan-bahanyang kuat, tahan lama, dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakanbahan-bahan yang ada di daerah setempat).
5) Dilengkapi atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang.6) Cukup penerangan, ventilasi cukup baik, dan luas ruangan cukup.7) Lantai kedap air.8) Tersedia air dan alat pembersih.
21
Cakupan persentase jambat sehat berfluktuatif selama kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun 2009 persentase jamban sehat adalah
75,10%, dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 21,24% dan
kembali naik sampai dengan tahun 2013 sebesar 94,61%. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4Cakupan Persentase Jamban Sehat
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2007-2011
Jamban sehat dengan persentase tertinggi menurut Kabupaten/Kota
tahun 2013 adalah Kota Batam sebesar 99,3% dan yang terendah adalah
Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 30,3%. Hal ini di mungkinkan
karena Kota Batam sudah terbilang maju dengan tingkat pengetahuan
penduduk juga sudah baik sehingga memungkinan Kota Batam dengan
persentase jamban sehat tertinggi menurut Kabupaten/Kota. Cakupan
persentase jamban sehat menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 66.
2.4.3Rumah Sehat
75,10
21,24
80,65
94,53
94,61
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
2009 2010 2011 2012 2013
persentase
22
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat
penting bagi kehidupan dan penghidupan setiap warga. Rumah tidak
sekedar sebagai tempat untuk melepaskan lelah setelah bekerja seharian,
namun di dalamnya terkandung arti yang lebih penting yaitu sebagai
tempat untuk membangun kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang
sehat dan sejahtera akan terwujud bila rumah dalam keadaan sehat dan
layak untuk dihuni.
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat dan layak huni bila
tersedia sarana kesehatan lingkungan, keadaan rumah yang memenuhi
syarat, terjaga dari binatang penular penyakit, kondisi pekarangan sehat,
dan keberadaan kandang ternak yang sehat.
Gambar 2.5Cakupan Persentase Rumah Sehat
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
Gambar diatas menunjukkan bahwa persentase rumah sehat
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir berfluktuatif. Persentase rumah
sehat menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.6
55,43
72,02
66,44
88,0076,42
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
2009 2010 2011 2012 2013
persentase
23
Cakupan Persentase Rumah SehatMenurut Kabupaten/Kota Tahun 2013
Persentase rumah sehat tertinggi menurut Kabupaten/Kota tahun
2013 adalah Kota Tanjungpinang sebesar 89,20%, berikutnya adalah Kota
Batam sebesar 84,70% dan yang terendah adalah Kabupaten Natuna
sebesra 28,34%. Gambaran lengkap cakupan persentase rumah sehat
dapat dilihat pada lampiran tabel 62.
2.5 KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
2.5.1Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang lebih dikenal dengan
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS
merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktikkan PHBS.
74,13
81,38
28,34
57,87
84,70
89,20
70,94
76,42
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
24
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak
hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma,
melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku,
maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan
strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam
menciptakan perilaku baru.
Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaannya PHBS di
kelompokkan menjadi 5 (lima) tatanan yaitu :
1. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
2. PHBS di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
3. PHBS di Institusi Kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan
pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan
mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan
penyakit di institusi kesehatan.
25
4. PHBS di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta
berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja sehat.
5. PHBS di Tempat–Tempat Umum
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-
tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum
sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk
kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi,
sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan
sarana sosial lainnya.
Gambar 2.7Cakupan Persentase Rumah Tangga
ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
36,51
60,1941,83 53,01
47,39
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
2009 2010 2011 2012 2013
persentase
26
Cakupan persentase rumah tangga ber-PHBS selama 5 (lima) tahun
terakhir cenderung berfluktuatif. Persentase rumah tangga ber-PHBS
tahun 2013 adalah 47,39%, persentase ini mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 53,01%. Cakupan persentase
rumah tangga ber-PHBS menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 61.
2.6 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan
wilayah, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam
hal harapan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak. Dalam
perencanaan pembangunan, IPM juga berfungsi dalam memberikan
tuntunan dalam menentukan prioritas dalam merumuskan kebijakan dan
menentukan program.
Berikut IPM Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten Kota
tahun 2010 - 2012 .Tabel 2.4
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan RiauMenurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2012
Kabupaten/Kota/Provinsi 2010 2011 2012
(1) Karimun 73,64 73,99 74,45
(2) Bintan 74,44 75,78 75,68
(3) Natuna 70,56 71,26 71,77
(4) Lingga 71,35 71,68 72,09
(5) Kep. Anambas 68,60 69,50 70,11
(6) Batam 77,80 78,03 78,03
(7) Tanjungpinang 74,59 75,25 75,97
Provinsi Kepulauan Riau 75,07 75,78 76,20
Sumber : BPS Kepulauan Riau, 2013
27
Peningkatan angka IPM ini menunjukkan adanya kemajuan dalam
pembangunan manusia di Kepulauan Riau dari aspek kesehatan,
pendidikan dan pendapatan. Ini bermakna bahwa pembangunan yang
telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi bersama Kabupaten/ Kota
telah berdampak positip terhadap pengembangan sumber daya manusia
di Kepulauan Riau. Target kita pada 2015 IPM Kepri dapat mencapai 76,0.
28
BAB IIIDERAJAT KESEHATAN
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan
dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang
diharapkan, mampu bersaing di era yang penuh tantangan saat ini
maupun masa yang akan datang.
Menurut UU RI No. 23 tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan
sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan
sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan
kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi.
Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan
adalah: lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku.
Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan
dapat dikatakan cukup berhasil sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai
bebarapa masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat
dari unsur kualitas hidup serta unsur mortalitas dan yang
mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi masyarakat.
Beberapa indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan
masyarakat pada suatu daerah adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup (UHH) dan Status Gizi.
Indikator tersebut ditentukan dengan 4 faktor utama yaitu Perilaku
Masyarakat, Lingkungan, Pelayanan Kesehatan dan Faktor Genetika.
29
3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga
komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur
penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas
di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk,
tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat
kesehatan di daerah tersebut.
Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan
masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan
lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja
pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan
petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan
penduduk di suatu wilayah.
3.1.1Angka Kematian Bayi (AKB)
Salah satu ukuran kematian yang cukup menjadi perhatian adalah
jumlah kematian bayi. Jumlah kematian bayi ini dipublikasikan dengan
sebuah indikator yang disebut angka kematian bayi (AKB).
Angka Kematian Bayi atau AKB adalah banyaknya bayi yang
meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000
kelahiran hidup pada tahun yang sama. Salah satu indikator yang menjadi
kriteria dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) adalah
menurunnya Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di
tahun 1990 atau menjadi 20 per 1.000 kelahiran bayi pada tahun 2015.
30
Gambar 3.1Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
berdasarkan kematian yang dilaporkan
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
Gambar 3.1. menunjukkan bahwa AKB Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2013 adalah 4,68/1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila
dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun sebelumnya. Berdasarkan kematian
yang dilaporkan tahun 2013 jumlah bayi mati adalah 241 dari 55.815
kelahiran hidup. Angka ini sudah melebihi target MDG’s yaitu 20/1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015.
Tiga penyebab utama dari angka kematian bayi baru lahir
diantaranya adalah: kelahiran prematur, infeksi berat, dan komplikasi
selama kelahiran. Ketiga penyebab utama ini yang bisa teridentifikasi
dalam laporan rekam medik. Penyebab-penyebab tersebut merupakan 80
persen faktor utama dari semua angka kematian bayi.
3.1.2Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan
pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun,
7,44 8,67
6,775,74
4,68
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
2009 2010 2011 2012 2013
Per
senta
se
31
dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian
Balita menurun dari 97 pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran
hidup (KH) pada tahun 2007 (SDKI) .
Gambar dibawah menunjukkan bahwa Angka kematian Balita
(AKABA) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 yaitu 8.96/1.000 kelahiran
hidup mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2012 yaitu
6,20/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun
2013 jumlah balita mati adalah 461 dari 55.815 kelahiran hidup. Angka ini
sudah melebihi target MDG’s yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Angka kematian balita menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 7.Gambar 3.2
Angka Kematian Balita (AKABA)Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
berdasarkan kematian yang dilaporkan
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
3.1.3Angka Kematian Ibu (AKI)
Tinggi rendahnya angka maternal mortality dapat dipakai mengukur
taraf program kesehatan di suatu negara khususnya program kesehatan
ibu dan anak. Semakin rendah angka kematian ibu di suatu negara
6,19
9,59
6,93
6,208,96
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
2009 2010 2011 2012 2013
per
senta
se
32
menunjukkan tingginya taraf kesehatan negara tersebut.
Pencapaian penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih lambat, dan yang perlu menjadi perhatian utama pemerintah ialah
kesenjangan pencapaian masing-masing daerah. Berdasarkan data SKDI
tahun 2012 rasio kematian maternal di Indonesia sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Semakin tinggi AKI di Indonesia tersebut diperkirakan
target MDGs tahun 2015 tidak mudah tercapai, yaitu penurunan AKI
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan gambar 3.3, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan
angka kematian ibu (berdasarkan kematian yang dilaporkan) selama
kurun waktu 2010-2013. Angka Kematian Ibu (AKI) menurut
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran Tabel 8.
Gambar 3.3Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
berdasarkan kematian yang dilaporkan
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
Perihal faktor penyebab kematian ibu berdasarkan hasil berbagai
97,01
183,46
109,20
110,10
95,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
2009 2010 2011 2012 2013
per
senta
se
33
penelitian yang telah dilaksanakan menyebutkan bahwa sekitar 90%
kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, teksemia gravidarum, infeksi,
partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi
pada masa sekitar persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.
Penyebab lainnya adalah adanya perbedaan manajemen tingkat
pelayanan. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan belum diimbangi
dengan peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat. Khususnya penempatan bidan, organisasi lingkungan kerja
bidan dan dukungan material terhadap pelayanan kebidanan dengan
kematian ibu
3.1.4Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator/penilaian
derajat kesehatan suatu negara dan digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan program-program kesehatan. Indikator UHH juga
merupakan salah satu komponen dalam penilaian keberhasilan
pencapaian MDG’s.
Angka Harapan Hidup disebut juga lama hidup manusia didunia.
Didasarkan pada perkiraan CIA World Factbook pada tahun 2011,
Indonesia berada pada nomor urut 108 berdasarkan daftar PBB dari 191
Negara yang dipublikasikan di Wikipedia, dengan angka harapan hidup
70,76 (laki-laki 68,26 dan perempuan 73,38).
Angka Harapan Hidup yang semakin meningkat merupakan
indikator semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.Derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu faktor Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan dan Perilaku
34
masyarakat.
Umur harapan hidup ini juga merupakan alat untuk mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada
umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka
harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program
pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk
kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program
pemberantasan kemiskinan.
3.2 STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator
antara lain Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi
wanita subur Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY).
3.2.1. Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukansumberdaya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikangizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agarterjadi perbaikan status gizi masyarakat. Status gizi adalah keadaan tubuhsebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan.
Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk
tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi
badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB). Angka berat badan dan tinggi badan setiap balita
dikonversikan kedalam bentuk nilai standar (z-score) dengan
35
menggunakan baku antropometri WHO-NCHS tahun 2006.
Gambar 3.4Status Gizi Balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar 3.4 menggambarkan status gizi balita di Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2013. Dapat dilihat bahwa lebih dari 90% balita
memiliki status gizi baik, sedangkan balita dengan status buruk hanya
0,65%. Status gizi balita menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 27.
3.2.2. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram. Bayi baru lahir
disebut juga neonatus, merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang
Gizi Lebih ;
1,11
Gizi Baik;
91,46
Gizi Kurang,
2.67
Gizi Buruk,
0.61
36
dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam
pertama setelah lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang
berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah
1,50%. Persentase ini meningkat bila di bandingkan tahun sebelumnya
yaitu 1.30% pada tahun 2012. Persentase BBLR menurut Kabupaten/Kota
dapat dilihat pada lampiran tabel 26. Berikut gambaran lengkap
Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
Gambar 3.5Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
3.3 ANGKA KESAKITAN (Morbiditas)
Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau
kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas adalah
angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang
terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas (angka
kesakitan) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang terjadi di
2,332,49
1,501,30
1,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
2009 2010 2011 2012 2013
per
senta
se
37
masyarakat.
3.3.1 Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang dapat ditularkan
oleh nyamuk bernama Anopheles. Nyamuk ini membawa parasit
plasmodium dan menggigit orang sekaligus menyebarkannya melalui
peredaran darah. Malaria merupakan penyakit berbahaya yang dapat
menyebabkan kematian. Malaria merupakan salah satu penyakit menular
yang upaya pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan komitmen
internasional dalam MDG’s.
Nyamuk yang menyebarkan parasit ini yaitu nyamuk betina yang
sebelumnya sudah terinfeksi oleh plasmodium. Selain melalui nyamuk,
penyakit malaria juga dapat menyebar melalui beberapa hal seperti
transfusi darah, transplantasi organ, jarum suntuk yang sudah
terkontaminasi. Ibu hamil juga dapat menularkan penyakit ini kepada
bayinya.Gambar 3.6
Angka Kesakitan Malaria (per 1.000)Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
2,29 3,56
5,72
1,24
1,130,00
2,00
4,00
6,00
8,00
2009 2010 2011 2012 2013
38
Gambar diatas menunjukkan kecenderungan penurunan angka
kesakitan malaria (API) Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 3
(tiga) tahun berturut-turut yaitu tahun 2011 (5.72), 2012 (1.24), dan 2013
(1.13). Hal ini menunjukkan penurunan kasus malaria di kabupaten/kota.
3.3.2.TB Paru
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih
menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang
bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium
tuberculosis ini pun tinggi.
Bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya
seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan
bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah
menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas
yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh
orang lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC tersebut.
Penyakit TB Paru dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,
perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya,
Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TB Paru dan
sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TB Paru.
Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TB
Paru di dunia. Millenium Development Goals (MDG’s) menjadikan
penyakit TB Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk
dihentikan dan dicegah penyebarannya.
Angka Insiden TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah
45,64 per 100.000 penduduk, dengan angka insiden TB Paru pada laki-
39
laki 54,2 dan perempuan 36,6. Angka ini mengalami penurunan bila
dibandingkan tahun 2012 yaitu 64,16 per 100.000 penduduk dengan
perbandingan laki-laki 77,2 dan perempuan 50,4. Gambaran lengkap
angka insiden TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 10.
Angka Kematian TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
adalah 1,8 per 100.000 penduduk, mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 1,4 per 100.000 penduduk.
Gambaran lengkap angka kematian TB Paru menurut Kabupaten/Kota
dapat dilihat pada lampiran tabel 10.
Angka penemuan kasus TB Paru BTA+ tahun 2013 adalah 42,78dengan perbandingan laki-laki 48,96 dan perempuan 36,09. Angka inimengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnyayaitu 40,78 dengan perbandingan laki-laki 49,11 dan perempuan 31,67.Gambaran lengkap angka penemuan BTA (+) menurut Kabupaten/Kotadapat dilihat pada lampiran tabel 11. Berikut gambar perbandingan jumlahkasus Tuberkulosis provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 5 (lima)tahun terakhir.
Gambar 3.7Perbandingan Jumlah Kasus TuberkulosisProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
2009 2010 2011 2012 2013
Klinis 5.646 5.624 3.184 6763 6231
Positif 676 920 1.033 1265 1430
0
2.000
4.000
6.000
8.000
Jum
lah k
asus
40
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009–2013
Angka kesuksesan (Success Rate/SR) TB Paru Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2013 adalah 84,02 dengan perbandingan 81,12 laki-laki dan
89,05 perempuan. Gambaran lengkap angka kesuksesan TB Paru
menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 12.
3.3.3. HIV & AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang
menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan
turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat
virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan.
Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila
melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang
lain.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah
sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan
tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan
tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena
penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru,
saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan
pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di
dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.
Infeksi HIV merupakan penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh
dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi
HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Jumlah kasus baru HIV tahun 2013 adalah 889 orang dengan
41
jumlah laki-laki 432 orang dan perempuan 457 orang. Jumlah kasus baru
AIDS adalah 364 orang dengan jumlah 172 orang laki-laki dan 192 orang
perempuan. Sedangkan jumlah kematian yang disebabkan oleh AIDS
adalah 108 orang dengan pembagian 57 laki-laki dan 51 perempuan.
Gambaran lengkap kasus HIV dan AIDS dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 14.
3.3.4. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit umum yang terjadi pada semua
kelompok umur, dan merupakan penyebab utama kematian di antara
orang tua dan orang-orang yang kronis dan sakit parah. Selain itu, adalah
penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun di seluruh
dunia.
Jumlah perkiraan penderita pneumonia Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2013 adalah 24.530 balita. Jumlah penderita yang ditemukan dan
ditangani adalah 2593 balita (10,6%) dengan rincian 1396 laki-laki (11%)
dan 2593 perempuan (10,1%). Penemuan kasus Pneumonia pada balita
dapat dilihat pada tabel 13.
42
Gambar 3.8Kasus Pneumonia pada Balita
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
3.3.5. Kusta
Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus
Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium leprae. Indonesia dikenal sebagai satu dari
tiga negara yang paling banyak memiliki penderita kusta. Dua negara
lainnya adalah India dan Brazil.
Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa
hipotesis telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan
dari udara. Dan diduga faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui
penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta di keluarga
tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang
berbeda pada setiap individu.
Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di
daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang
tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya
596
2876
1.592
2037
2593
0
1000
2000
3000
4000
2009 2010 2011 2012 2013
jum
lah p
ender
ita
(bal
ita)
43
penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun.
Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.
Kusta tipe Pausi Bacillary atau disebut juga kusta kering adalah
bilamana ada bercak keputihan seperti panu dan mati rasa atau kurang
merasa, permukaan bercak kering dan kasar serta tidak berkeringat, tidak
tumbuh rambut/bulu, bercak pada kulit antara 1-5 tempat. Ada kerusakan
saraf tepi pada satu tempat, hasil pemeriksaan bakteriologis negatif (-),
Tipe kusta ini tidak menular.
Sedangkan Kusta tipe Multi Bacillary atau disebut juga kusta basah
adalah bilamana bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau
merata diseluruh kulit badan, terjadi penebalan dan pembengkakan pada
bercak, bercak pada kulit lebih dari 5 tempat, kerusakan banyak saraf tepi
dan hasil pemeriksaan bakteriologi positif (+). Tipe seperti ini sangat
mudah menular.
Penanggulangan penyakit kusta telah banyak dilakukan dimana-
mana dengan maksud mengembalikan penderita kusta menjadi manusia
yang berguna, mandiri, produktif dan percaya diri. Metode
penanggulangan ini terdiri dari metode rehabilitasi yang terdiri dari
rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, rehabilitasi karya dan metode
pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari rehabilitasi, dimana
penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada kelompok
tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
44
Gambar 3.9Jumlah Penderita Penyakit Kusta
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penderita kusta berfluktuatif
setiap tahunnya. Tahun 2013 jumlah penderita Kusta PB 12 orang dan
penderita kusta MB 32 orang. Sedangkan tahun 2012 jumlah penderita
Kusta PB 33 orang dan penderita kusta MB 43 orang. Penderita kusta
pada tahun 2013 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun
2012.
Kedepannya diharapkan adanya sosialisasi dari tenaga kesehatan
yang berkompeten kepada masyarakat tentang gejala penyakit kusta dan
akibatnya bagi penderita. Dengan demikian di dapatkan deteksi dini
terhadap kasus kusta dan penderita mendapatkan pengobatan tanpa
mengalami cacat fisik.
3.3.6. Frambusia
Frambusia atau patek merupakan jenis penyakit kulit yang mudah
menular, penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintil-bintil kecil pada kulit
yang letaknya berdekatan. Setelah matang, bintil-bintil tersebut merekah
2009 20102011
20122013
17
65
33
12
83
5 9
43
32
PEND PB PEND MB
45
dan mengeluarkan nanah. Jika mengering, menimbulkan kerak dan
membekas dan disertai dengan sakit kepala dan nyeri pada sendi.
Penyakit ini terutama menyerang kulit dan tulang serta banyak
didapati pada masyarakat miskin, pedesaan dan marjinal di beberapa
bagian Afrika, Asia dan Amerika Selatan, dimana kepadatan penduduk,
kekurangan persediaan air, dan keadaan sanitasi serta kebersihan yang
buruk terdapat di mana – mana.
3.3.7. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
3.3.7.1. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada
neonatus yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf pusat.
3.3.7.2. Campak
Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular,
ditandai dengan demam, batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput
ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini biasanya menyerang
anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup
kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena
penyakit ini. Jika orang sudah terkena campak maka sepanjang hidupnya
tidak akan terkena penyakit ini lagi. Tidak ada pengobatan khusus untuk
campak. Namun untuk pencegahan biasanya diberikan vaksin campak
rutin kepada anak-anak.
3.3.7.3. Difteri
Difteri adalah penyakit saluran pernafasan atas ditandai dengan
46
sakit tenggorokan, demam rendah, dan membran patuh (sebuah
pseudomembran) pada amandel, faring, dan / atau rongga hidung. Suatu
bentuk ringan dari difteri dapat dibatasi pada kulit. Difteri adalah penyakit
menular menyebar melalui kontak fisik langsung atau sekresi pernapasan
aerosol dari individu yang terinfeksi.
3.3.7.4. Polio dan AFP (Acute Flacid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
Seringkali kita salah memahami istilah lumpuh layu. Kebanyakan
masyarakat kita berpendapat bahwa lumpuh layu atau keadaan dimana
persendian tidak dapan digerakkan sebagaimana seharusnya adalah polio.
Lumpuh layu adalah sebuah penyakit dimana persendian tiba-tiba
tidak dapat digerakkan, bisa menyebabkan polio tapi belum tentu polio.
Lumpuh layu bisa disebabkan oleh penyakit lain, demam misalnya. Si
penderita yang tiba-tiba mengidap lumpuh layu, harus segera diperiksa
fesesnya ke laboratorium untuk mengetahui adakah bibit penyebab polio
di dalam tubuhnya. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen
bahkan kematian yang sampai sekarang sulit untuk diobati.
3.3.8. Penyakit Potensial KLB/Wabah
3.3.8.1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah termasuk salah satu jenis penyakit yang cukup
berbahaya bagi kehidupan masyarakat. Penyakit demam berdarah
disebabkan oleh salah satu jenis virus yang disebarkan oleh gigitan
nyamuk Aedes Aegypti. Virus penyebab demam berdarah adalah virus
dengue, yang dapat menyebabkan menurunnya kadar trombosit pada
tubuh manusia. Apabila seseorang yang terinfeksi virus dengue tidak
47
segera diobati akan mengakibatkan pecahnya pembuluh kapiler darah
sehingga akan menyebabkan kematian.
Demam berdarah dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik
nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) dengan cara melakukan PSN
(Pembersihan Sarang Nyamuk). Upaya ini merupakan cara yang terbaik,
ampuh, murah, mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan cara
sebagai berikut :
1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti bak mandi/WC,
drum dan lain-lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air
di vas bunga, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain
sekurang-kurangnya seminggu sekali.
2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air.
3. Kubur dan buanglah pada tempatnya barang-barang bekas yang
dapat menampung air, agar tidak menjadi tempat berkembang biak
nyamuk.
4. Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau
manusia).
5. Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita
yang dirawat atau meninggal.
6. Untuk tempat air yang sulit atau tidak mungkin dikuras, taburkan
bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh
jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali.
3.3.8.2. Diare
Diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer
48
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari
terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
Penyebab timbulnya diare adalah gangguan makanan yang tidak
dapat diserap dan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus. Akibat dari diare adalah kehilangan air dan elektrolit yang
mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.
3.3.8.3. Filariasis
Filariasis atau yang sering kita sebut dengan Penyakit Kaki Gajah
adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan oleh
cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan
cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantung buah zakar,
payudara dan kelamin wanita.
49
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Visi pembangunan kesehatan yang ingin dicapai oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah terwujudnya Kepulauan Riau
Sehat yang mengandung makna suatu kondisi yang merupakan
gambaran masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dimasa depan, ditandai
dengan penduduknya yang dapat menjangkau dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan, berperilaku
hidup bersih dan sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perumusan visi ini didasarkan pada (1) Dasar-dasar
pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 dan Rencana
Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 yaitu : (a) Perikemanusiaan;
(b) Pemberdayaan dan Kemandirian; (c) Adil dan Merata; (d)
Pengutamaan dan Manfaat; (2) Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2010.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dengan
melaksanakan beberapa misi. Misi yang pertama adalah Meningkatkan
Kinerja dan Mutu Pelayanan Kesehatan. Peningkatan kinerja dan mutu
pelayanan kesehatan dilakukan melalui pengembangan kebijakan
manajerial dan teknis serta pedoman dan prosedur kerja yang dapat
50
dijadikan landasan bertindak. Disamping itu dilakukan pula fasilitasi
pengembangan sarana prasarana dan sumber daya kesehatan baik
tenaga, biaya maupun obat dan perbekalan kesehatan bagi para pelaku
pembangunan kesehatan.
Dengan peningkatan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan
diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat
dicapai (accesible) dan dapat dijangkau (affordable) oleh segenap
kalangan masyarakat serta terjamin mutunya (quality).
Misi yang kedua adalah dengan melakukan pemberdayaan
diharapkan masyarakat termasuk swasta dapat berpartisipasi aktif dalam
melayani (to serve), melaksanakan advokasi (to advocate), serta
mengkritisi (to watch) pembangunan kesehatan baik secara individu,
kelompok maupun bersama masyarakat luas. Dinas kesehatan Provinsi
juga memfasilitasi kabupaten/kota dalam rangka pengembangan
kapasitas (capacity building), pengembangan sistem kesehatan daerah
dan dukungan sumber daya kesehatan.
Disamping berperan dalam pembinaan dan pengembangan
pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pula
pembangunan kesehatan berskala Provinsi. Dalam misi ketiga ini Provinsi
melaksanakan kegiatan antara lain pelayanan kesehatan bagi penduduk
miskin, penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana,
penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi, promosi kesehatan,
kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan didaerah terpencil, tertinggal,
perbatasan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.
51
Misi yang terakhir adalah menyelenggarakan manajemen
kesehatan yang efektif. Dengan terciptanya manajemen yang dinamis dan
akuntabel diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat
terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem
informasi serta hukum kesehatan.
Pelaksanaan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
tersebut untuk tahun 2009 akan dijabarkan dalam uraian ini. Bab ini
menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam
situasi bencana.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga
mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan, indikator MDG’s kesehatan, serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota.
4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan
perorangan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Selanjutnya
pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan
masyarakat. Pemerintah daerah bertugas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara bertanggung jawab, aman, bermutu dan merata serta
52
nondiskriminatif.
4.1.1Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan disemua jenis fasilitas pelayanan
kesehatan.
4.1.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan kepada ibu hamil untuk memelihara kehamilannya yang
dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan. Tujuan pelayanan antenatal adalah
mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan
memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini
kelainan kehamilan dan dideteksi serta antisipasi dini kelainan janin.
Petunjuk teknis pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota disebutkan bahwa pelayanan
antenatal meliputi 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur
tinggi fundus uteri, nilai status imunisasi TT, dan memberikan Tablet Fe
(tablet tambah darah), temu wicara dan test laboratorium sederhana. Hasil
pelayanan antenatal dapat dilihat pada cakupan K1 dan K4.
K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang dilakukan pada
trisemester pertama kehamilan. Selanjutnya K4 adalah kunjungan ibu
hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minial 4 kali, yaitu 1 kali
53
pada trisemester pertama kehamilan, 1 kali pada trisemester kedua
kehamilan dan 2 kali pada trisemester ketiga.
Kunjungan ibu hamil (K1) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
adalah 95,64%. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 85,57%
pada tahun 2012. Kunjungan ibu hamil (K4) di Provinsi Kepulauan Riau
tahun 2013 adalah 91,48%. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya
yaitu 78,76% pada tahun 2012. Kunjungan ibu hamil (K4) sudah melebihi
target nasional berdasarkan SPM yaitu 90%. Berikut ditampilkan
kecenderungan cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau
Gambar 4.1Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2009–2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Sedangkan cakupan K1 dan K4 menurut kabupaten/kota dapat
dilihat pada gambar berikut.
88,50 8895,18
85,5795,64
77,96 80,98 85,4178,76
91,48
0
20
40
60
80
100
120
2009 2010 2011 2012 2013
K1
K4
54
Gambar 4.2Cakupan K1 dan K4 Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kabupaten/kota dengan cakupan
K1 tertinggi adalah Kota Tanjungpinang (101.73%) dan yang terendah
adalah Kabupaten Lingga (69,74%). Sedangkan kabupaten/kota dengan
cakupan K4 tertinggi adalah Kota Batam (93,13%) dan dengan cakupan
K4 terendah adalah kabupaten Natuna (62,30%).
4.1.1.2 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan denganKompetensi Kebidanan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi
kebidanan adalah persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang kompeten yang
dimaksud antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
91,12
97,64
81,50
69,74
97,38
101,73
88,77
95,64
83,90
92,52
62,30
92,41
93,13
83,12
81,87
91,48
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
K4 K1
55
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebanyak 91,50% dari sasaran
ibu bersalin, angka ini cenderung menurun dari tahun-tahun sebelumnya
tetapi sudah mencapai target SPM tahun yaitu 90%. Berikut gambaran
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
selama 5 (lima) tahun terakhir 2009-2013.
Gambar 4.3Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatandi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan menurut
Kabupaten/Kota tertinggi adalah kota Tanjungpinang (99,98%) sedangkan
yang terendah adalah kabupaten Kepulauan Anambas (61,08%).
Gambaran persalinan oleh tenaga kesehatan menurut kabupaten/kota
tahun 2013 adalah sebagai berikut.
85,9697,75
111,3897,10
91,50
0
20
40
60
80
100
120
2009 2010 2011 2012 2013
56
Gambar 4.4Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
4.1.1.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada
ibu mulai 6 jam sampai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan minimal 3
kali dengan distribusi waktu yang telah ditentukan. Kunjungan nifas
pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari, kunjungan
nifas ke dua (KF2) dilakukan minggu kedua setelah persalinan dan
kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu keenam setelah persalinan.
Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya
kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi
(KB1)
Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas pada tahun 2013 di Provinsi
87,53
98,08
76,49
99,36
91,19
99,98
61,08
91,50
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
57
Kepulauan Riau sebesar 82,09%. Angka cakupan ini lebih tinggi jika
dibandingkan dengan 4 (empat) tahun sebelumnya, nilanya cenderung
berfluktuatif. Gambaran lengkap cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.Gambar 4.5
Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2)di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
67,0260,74
76,5869,31
82,09
0
20
40
60
80
100
2009 2010 2011 2012 2013
58
Gambar 4.6Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar diatas menunjukkan Cakupan pelayanan kesehatan ibu
nifas pada tahun 2013 menurut Kabupaten/Kota tahun 2013. Cakupan
pelayanan kesehatan ibu nifas pada tahun 2013 tertinggi adalah Kota
Tanjungpinang (104,96%) dan terendah adalah Kabupaten Natuna
(48,42%).
4.1.1.4 Kunjungan Neonatal
Bayi sampai umur kurang satu bulan merupakan golongan umur
yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan
yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain melakukan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan
pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0–7 hari
(KN1) dan satu kali pada umur 8–28 hari (KN2).
90,22
96,00
48,42
99,54
77,63
104,96
64,04
82,09
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
59
Cakupan KN2 Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah
sebesar 88.84%. Cakupan kunjungan neonatus mengalami peningkatan
bila dibandingkan dengan 2 (dua) tahun terakhir.
Gambar 4.7Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2)
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar 4.8Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
81,40
94,90
59,04
98,82
89,54
95,68
58,60
88,84
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
79,42
68,9063,16
70,51
88,84
0
20
40
60
80
100
2009 2010 2011 2012 2013
60
Pada gambar 4.8 diketahui bahwa kabupaten/kota dengan cakupan
kunjungan neonatus tertinggi adalah kabupaten Lingga (98.82%),
terendah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas (58.60%).
4.1.1.5 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29
hari - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu,
puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu,
tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan
petugas kesehatan.
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam
setahun, yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6
bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan campak), stimulasi deteksi intervensi
dini tumbuh kembang (SDISTK) bayi, dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program
KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui
penyediaan pelayanan kesehatan.
61
Gambar 4.9Cakupan Kunjungan Bayi
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 - 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Cakupan kunjungan bayi di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
mengalami penurunan (27.88%) bila dibandingkan dengan capaian 4
(empat) tahun sebelumnya. Capaian ini masih jauh dari target SPM 2015
yang menargetkan cakupan kunjungan bayi sampai dengan 90%.
Untuk tenaga kesehatan harus memperhatikan tentang kesehatan
bayi dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas, sehingga bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian
pada bayi.
Untuk para ibu harus memperhatikan kesehatan bayinya yaitu sebisa
mungkin untuk memberikan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan. Dan ibu
memberikan MP-ASI lebih dari 6 bulan. Ibu juga harus rutin untuk
menimbangkan bayinya dan memberikan imunisasi secara rutin. Ibu harus
segera membawa anaknya ke tenaga kesehatan jika bayinya sakit, untuk
mendapatkan penanganan.
56,9961,32
69,6561,90
27,88
0
20
40
60
80
2009 2010 2011 2012 2013
62
4.1.1.6 Pelayanan Kesehatan Pada Balita
Pelayanan kesehatan pada balita adalah anak balita (12 – 59 bulan)
yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8
(delapan) kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 (dua) kali
setahun, dan pemberian vitamin A 2 (dua) kali setahun.
Gambar 4.10Cakupan Kunjungan Balita Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
4.1.1.7 Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat
sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Upaya kesehatan sekolah diselenggarakan melalui sekolah
formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain.
Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang selama ini mulai di
28,72
79,03
62,17
71,13
7,05
38,98
9,82
23,30
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
63
tinggalkan, perlu di aktifkan kembali mengingat UKS memiliki kontribusi
yang positif dalam peningkatan pelayanan kesehatan di sekolah.
Gambar 4.11Cakupan Persentase Siswa SD/MI
yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standarProvinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 – 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013
Cakupan persentase siswa SD/MI yang mendapat pelayanan
kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah
36.90% yang mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya
yaitu 40.70%. Capaian ini masih jauh dari target SPM 2015 yaitu cakupan
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah 100%.
Rendahnya capaian cakupan persentase siswa SD/MI yang
mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau
dimungkinkan karena kurang lengkapnya pencatatan dan minimnya
tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan.
Cakupan persentase tertinggi siswa SD/MI yang mendapat
34,30
40,70
36,90
30
32
34
36
38
40
42
2011 2012 2013
64
pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
menurut kabupaten/kota adalah Kabupaten Bintan (96,2%) dan yang
terendah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas (1,1%). Gambaran
lengkap Cakupan persentase tertinggi siswa SD/MI yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 47.
4.1.2Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB yang berkualitas dan merata memiliki kedudukan
yang strategis, yaitu sebagai bagian dari upaya komprehensif untuk
menurunkan AKI dan sebagai bagian dari Program KKB. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal
78 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan dalam KB dimaksudkan
untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk
generasi penerus yang sehat dan cerdas dan pemerintah bertanggung
jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan
obat dalam memberikan Pelayanan KB yang aman, bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat.
Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dapat diketahuidengan beberapa indikator yaitu pencapaian target peserta KB baru,cakupan peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur (PUS),persentase peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi.
Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan
alat/cara KB secara aktif di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah
sebanyak 74,90%. Sedangkan jumlah peserta KB baru adalah 5,47% dari
jumlah pasangan usia subur (PUS).
65
Penggunaan alat KB metode suntik masih merupakan cara yang
dominan dipakai oleh peserta KB. Lebih dari separuh (58,5%) peserta KB
Aktif mengggunakan jenis kontrasepsi suntik. Selain itu, sekitar 29,4%
peserta KB Aktif menggunakan Pil. Sisanya menggunakan Implant, kondom,
IUD, dan MOW.
Gambar 4.12Cakupan Persentase KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
4.1.3Pelayanan Imunisasi
Program imunisasi yang ditujukan bagi bayi, anak usia sekolah dasar,
wanita usia subur, ibu hamil, merupakan upaya untuk mencegah penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti TBC, Diptheri,
Pertusis, Hepatitis B, polio, tetanus, dan campak.
Ada dua macam jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi
pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah
IUD, 3.1%
MOW, 0.1%
Implant, 4.8%
Suntik, 58.5 %
Pil, 29.4%
Kondom, 3.1%
66
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh
membentuk antibody sendiri. Contoh adalah imunisasi Polio atau
imuniasai Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan
sejumlah antibody, sehingga kadar antibody dalam tubuh meningkat.
Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang
yang mengalami luka kecelakaan.
4.1.3.1 Imunisasi Dasar Pada Bayi
Imunisasi dasar pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4
dosis Polio dan 4 Dosis Hepatitis B dan 1 dosis campak. Diantara penyakit
pada anak yang dapat dicegah dengan vaksin, campak adalah penyakit
yang paling mematikan. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan
faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita.
Pemerintah sangat mendorong meningkatnya cakupan pemberian
imunisasi campak. Bahkan dari beberapa tujuan yang disepakati dalam
pertemuan dunia mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan
cakupan imunisasi campak sebesar 90%.
Diseluruh Negara ASEAN dan SEARO, imunisasi Campak diberikan
pada bayi umur 9–11 bulan dan merupakan imuniasi terakhir yang
diberikan kepada bayi diantara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio,
Hepatitis dan Campak).
Data tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan imunisasi campak di
Provinsi Kepulauan Riau telah mencapai target nasional yaitu sebesar
77,46 % dimana terjadi penurunan dari 4 (empat) tahun sebelumnya
seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
67
Gambar 4.13Cakupan Imunisasi Campak
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 – 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009 - 2013
4.1.3.2 Imunisasi pada Ibu Hamil
Imunisasi yang dilakukan sebelum dan selama kehamilan
merupakan tindakan preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu
terhadap infeksi parasit, bakteri, dan virus. Namun dokter tidak akan
merekomendasikan pemberian vaksin dari virus yang hidup. Alasannya,
selama hamil daya tahan tubuh ibu sedikit menurun sehingga pemberian
vaksin hidup dikhawatirkan malah menyebabkan infeksi dan
membahayakan janin. Imunisasi boleh diberikan jika vaksinnya
mengandung virus mati atau tidak aktif. Imunisasi yang diberikan pada ibu
hamil adalah Tetanus Toksoid (TT), Influenza, Hepatitis B, dan
Pneumococcal.
Cakupan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil (TT2)
di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebesar 58,47%.
Berdasarkan data diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
90,08 92,13 94,0481,31 77,46
0
20
40
60
80
100
2009 2010 2011 2012 2013
68
pemberian imunisasi TT2 di kabupaten/kota masih sangat rendah.
4.2. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah
peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin, cakupan pelayanan gawat daruratan dan lain-lain.
4.2.1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya
dilihat dari beberapa aspek yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan
tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan
pelayanan kesehatan dirumah sakit yang dipantau antara lain
pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari
perawatan (Length Of Stay/LOS, rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn
Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn Of
Interval/TOI), Persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death
Rate/GDR, dan persentase pasien yang meninggal >48 jam perawatan
(Net Death Rate/NDR). Gambaran lengkap indicator pelayan Rumah Sakit
dapat dilihat lampiran tabel 60.
4.2.2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas yaitu untuk meningkatkan
akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarkat miskin
dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal secara evektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu
melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan
69
angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan
bagi masyarakat miskin secara umum.
Kegiatan pelayanan Jamkesmas merupakan program nasional
dengan Pedoman pelaksanaan yang telah diatur dalam Kepmenkes
Nomor 906/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Dalam pedoman tersebut
disebutkan mengenai penyelenggaraan, tatalaksana kepesertaan,
tatalaksana pelayanan kesehatan, tatalaksana pendanaan,
pengorganisasian serta pemantauan dan evaluasi program.
Berikut peserta Jamkesmas menurut kabupaten/kota se-Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2013.
Tabel 4.1Jumlah peserta Jamkesda menurut Kabupaten/Kota
Se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013No. Kabupaten/kota Jumlah Peserta
JamkesmasTahun 2012
Jumlah PesertaTambahan Total
(1) (2) (3) (4) (5)1. Karimun 40.024 5.522 45.5462. Bintan 26.275 2.935 29.0373. Natuna 7.194 1.418 8.6124. Lingga 22.003 3.034 25.0375. Batam 167.850 13.221 181.0716. Tanjungpinang 36.815 1.657 38.4727. Kep.Anambas 4.694 991 5.685
Provinsi 304.855 28.778 333.633
Sumber : Seksi Jamkesmas Dinkes Prov. Kepri, 2013
70
4.3 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
4.3.1Pengendalian Penyakit Polio
Program Eradikasi Polio secara global (Global Polio Eradication
Inititative) adalah program WHO yang bukan hanya sekedar untuk
mencegah terjadinya polio, melainkan mempunyai arti yang lebih luas lagi
yaitu menghentikan terjadinya transmisi virus Polio liar di seluruh dunia.
Pengertian eradikasi polio adalah apabila tidak ditemukan virus polio liar
indigenous selama 3 tahun berturut-turut di suatu region yang dibuktikan
dengan surveilanse AFP yang sesuai standar sertifikasi.
Di Indonesia, selama 10 tahun terakhir tidak ditemukan kasus AFP
yang disebabkan oleh virus Polio liar. Surveilans AFP di Indonesia
dilaksanakan pertengahan tahun 1995. Upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi
Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans
epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis
(AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk
mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di
masyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang
dijumpai.
4.3.2Pengendalian TB Paru
Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan
kedaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah
terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di
masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai
sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru
71
TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB di seluruh dunia
(WHO, 2009). Selain itu, pengendalian TB mendapat tantangan baru
seperti ko-infeksi TB/HIV, TB yang resisten obat dan tantangan lainnya
dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi.
Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah menurunkan insidens
TB Paru pada tahun 2015, menurunkan prevalensi TB Paru dan angka
kematian TB Paru menjadi setengahnya pada tahun 2015 dibandingkan
rahun 1990. Tujuan utama selanjutnya adalah sedikitnya 70 % kasus TB
Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB-
Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas menelan Obat (PMO)
dan tujuan yang terkhir adalah sedikitnya 85% tercapai success rate.
Berikut gambaran penanganan TB-Paru berdasarkan kabupaten/kota.
Gambar 4.14Persentase Kesembuhan TB Paru Berdasarkan Kabupaten/Kota
Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Gambar diatas menunjukkan angka succes rate provinsi (69,22%).
73,33
86,18
66,67
55,45
58,66
83,70
52,17
69,22
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
72
Angka tersebut masih jauh dari target nasional (>85%). Kabupaten/Kota
yang telah mencapai target nasional adalah bintan (86,18%) dan
Kabupaten/Kota yang memerlukan perhatian adalah Kabupaten
Kepulauan Anambas (52,17%).
4.3.3Pengendalian Penyakit ISPA
ISPA menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi.
Selama beberapa tahun terakhir, ISPA juga menjadi penyakit tertinggi
pada kunjungan puskesmas yang ada di seluruh kabupaten/kota. ISPA
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting.
Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi ISPA dalam 2
golongan yaitu Pneumonia dan yang bukan Pneumonia. Program
pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan
harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka
penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penata-laksanaan kasus
ISPA.
Data penemuan dan penanganan kasus Pnemonia Balita dihitung
berdasarkan angka penemuan dan penanganan dibandingkan sasaran
jumlah balita yang ada menurut Kabupaten/Kota.
Berikut gambaran penanganan Pneumonia pada balita yang
dilaporkan menurut kabupaten/kota.
73
Gambar 4.15Penemuan Kasus dan Penanganan Pneumonia Balita
Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa angka penemuan dan
penanganan Pnemonia balita di seluruh Kabupaten/Kota yang ada dalam
wilayah Provinsi Kepulauan Riau masih sangat rendah (6,42%).
4.3.4Pengendalian Penyakit HIV/AIDS dan PMS
Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV dan
AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok beresiko
penderita Penyakit Menular Seks (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks
(WPS), penyalah guna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas
(Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada
kelompok beresiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya.
Kebijakan Pemerintah Daerah dalam rangka pengendalian HIV dan
AIDS salah satunya adalah dengan penetapan regulasi tentang
pengendalian HIV dan AIDS si Provinsi Kepulauan Riau, antara lain
Program HIV masuk dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan
37,00
3,28
8,08
0,00
6,94
11,78
2,07
10,57
Karimun
Bintan
Natuna
Lingga
Batam
Tanjungpinang
Kep. Anambas
Provinsi
74
Riau, diterbitkannya Peraturan daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau No. 15 Tahun 2007 tentang tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS, Diterbitkannya SK Walikota Batam
No.107/HK/V/2008 tentang Pembentukan Tim Pengawas Pelaksanaan
Kewajiban Memeriksa secara Berkala Bagi WPS dan Pemakaian Kondom
Bagi Pelanggannya, Diterbitkannya SK Walikota Tanjungpinang No. 294
tahun 2010 tentang Tim Pengawas Pelaksanaan Pemeriksaan Berkala
Bagi Pekerja Hiburan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Bagi
Pelanggannya. Diterbitkannya SK Bupati Bintan No. 287/X/2005 tentang
Pemeriksaan Wajib Berkala Bagi WPS dan Penggunaan Kondom 100%.
Tindak lanjut dari kebijakan pemerintah tersebut dijalankan oleh
seluruh sektor antara lain pembentukan layanan HIV dan AIDS, serta
pelaksanaan program pengendalian HIV dan AIDs di lingkungan SKPD
Provinsi Kepulauan Riau.
75
Tabel 4.2Layanan Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
No KLINIK LAYANAN JUMLAHLAYANAN
KAB/KOTA TEMPAT LAYANAN
(1) (2) (3) (4) (5)1 MMT (Methadone
MaintenanceTreatment)
1 Kota Batam RSUD Batam “EMBUNG FATIMAH”
2 VCT (VoluntaryCounselling andTesting)
12 Kota Batam RSBK”CASPER”
RSUD BATAM”CITRA”RS.ELISABETH “Santa Livina”
Kabupaten Bintan RSUP Tanjung Uban “Edelweys”PKM Toapaya”SEDAP MALAM”
Kota Tanjungpinang RSUD Tg.Pinang”KEMUNING”PKM PANCUR “FLAMBOYAN”PKM Bt. 10
Kabupaten Natuna Puskesmas Ranai “SAHABAT”Kabupaten Karimun RSUD Karimun”SEHATI”
PKM KundurVCT Villa Garden
3 IMS (Infeksi MenularSexual)
6 Kota Tanjungpinang PKM Tg.Pinang”IMS FLAMBOYAN”
Kota Batam PKM Batu Aji ”IMS SEDAP MALAM”PKM Lubuk Baja
Kabupaten Karimun PKM TEBING “IMS Villa Garden”PKM Kundur
Kabupaten Bintan PKM Toapaya (Batu 24) IMS SRIINDAH”
4. CST (Care,Support& Treatment)
6 Kota Batam RSBKRSUD Embung FatimahRS.ELISABETH
Kota Tg.Pinang RSUD Tg.PinangKab. Bintan RS. Tanjung UbanKab. Karimun RSUD.Karimun
5. PMTCT ( PreventionMother To ChildTransmition
3 Kota Batam RSBK
Kota Tg.Pinang RSUD Tg.PinangKab. Karimun RSUD Karimun
Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit, Bidang P2PL, Dinkes Prov. Kepri, 2013
76
4.3.5Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan virus dan ditularkan
lewat nyamuk merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, yang cenderung semakin luas penyebarannya sejalan dengan
meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.
Seluruh wilayah Indonesia, mempunyai risiko untuk kejangkitan
penyakit Demam Berdarah Dengue karena virus penyebab dan nyamuk
penularnya (Aedes aegypti) tersebar luas, baik di rumah-rumah maupun di
Tempat Umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut.
Untuk memberantas penyakit demam berdarah dengue diperlukan
pembinaan peranserta masyarakat guna mencegah dan membatasi
penyebaran penyakit. Pembinaan peran serta masyarakat dilaksanakan
dengan penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat. Oleh karena itu
pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilaksanakan melalui
kerjasama lintas program dan sektoral yang dikoordinasikan oleh kepala
Wilayah/Daerah.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular
yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia.
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2013 menunjukkan
bahwa DBD terjadi di hampir seluruh Kabupaten/Kota kecuali di
Kabupaten Natuna. Kejadian terbesar terjadi di Kota Batam dengan
jumlah kasus 1.007 kasus.
77
4.3.6 Pengendalian Penyakit Malaria
Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Provinsi Kepulauan Riau. Penyakit ini endemis di seluruh kabupaten/kota
yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Malaria dapat dicegah dengan
penggunaan kelambu dan penyemprotan dalam ruangan agar terhindar
dari nyamuk pembawa penyakit malaria.
Penderita Malaria yang diobati merupakan persentase penderita
tersangka malaria dan/atau positif Malaria yang datang ke sarana
kesehatan, diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu satu
tahun.
4.3.7Pengendalian Penyakit Kusta
Penyakit kusta adalah penyakit menahun yang disebabkan oleh
kuman kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit tersebut sering menyerang
syaraf tepi dan kulit. Penularan kusta secara pasti belum diketahui.
Sebagian besar ahli berpendapat kusta dapat menular melalui udara dan
dengan adanya kontak kulit dengan kulit penderita yang berlangsung lama.
Kusta yang menular adalah kusta tipe basah yang belum mendapat
pengobatan. Masa inkubasinya berlangsung lama, rata-rata 2-5 tahun
bahkan bisa mencapai 40 tahun.
Penyakit ini merupakan penyakit yang sudah lama ada di dunia.
Rasa takut kusta masyarakat sangat tinggi karena penderita kusta tanpa
pengobatan mengakibatkan cacat yang mengerikan. Penyakit kusta
merupakan salah satu penyakit menular yang mendapat perhatian serius
dari pemerintah. Proses penularannya berlangsung lama, namun penyakit
ini bisa disembuhkan tergantung dari tipe penyakit dan cepatnya
78
penemuan. Ada dua jenis penyakit kusta yaitu Paucibacillary (PB) dan
Multibacillary (MB). Jenis PB memerlukan waktu pengobatan 6 bulan
sedangkan MB memerlukan waktu pengobatan 12 bulan. Bila kasus
ditemukan masih dalam keadaan dini maka pengobatannya mudah dan
sembuh tanpa cacat fisik. Penyakit kusta timbul karena masyarakat
kurang memperhatikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Melalui pola hidup sehat, penyakit ini bisa dihindari. Penyakit kusta dapat
disembuhkan setiap tahap penyakit.
Data sarana kesehatan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
persentase penderita kusta selesai berobat di Provinsi Kepulauan Riau
untuk PB sudah cukup baik (75%) sedangkan untuk MB masih sangat
rendah (31,62%).
4.4 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa penanganan
masalah gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah
pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil, pemberian kapsul vitamin
A, cakupan pemberian asi eksklusif dan penimbangan balita di posyandu.
4.4.1 Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi penting bagi manusia terutama untuk
kesehatan mata. Selain itu, vitamin A juga dibutuhkan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup mendapatkan vitamin A tidak
mudah terkena penyakit seperti diare, campak atau penyakit infeksi
lainnya.
79
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar
diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada
semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat
menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related
Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari
organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan
epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang Vitamin A adalah
kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4
tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang.
Upaya meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin A melalui
proses Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling
aman dan berkelanjutan. Namun terkadang penyuluhan tidak akan segera
memberikan dampak nyata. Oleh sebab itu penanggulangan kekurangan
vitamin A saat ini masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis
tinggi.
Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul Vitamin A
adalah bayi yang berumur mulai umur 6-11 bulan dan anak umur 12 – 59
bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul Vitamin A
dosis tinggi terdiri dari kapsul Vitamin A biru dengan dosis 100.000 SI
yang diberikan pada bayi berumur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A
berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan pada anak umur
12-59 bulan dan diberikan pada bulan Februari dan Agustus setiap
tahunnya.
80
4.4.2 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu
Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas terhadap
penurunan kualitas sumberdaya manusia. Gizi buruk secara langsung
maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kecerdasan anak,
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan
produktivitas. Gizi buruk secara langsung disebabkan oleh kurangnya
asupan makanan dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung
disebabkan ketersediaan pangan, sanitasi, pelayanan kesehatan,
pendidikan dan pengetahuan.
Upaya yang dilakukan untuk menekan masih banyaknya balita gizi
buruk yang terlambat ditemukan dibeberapa daerah antara lain dengan
berjalannya surveilans gizi secara aktif baik melalui petugas kesehatan
maupun masyarakat dengan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan
di Posyandu. Hal ini diperlukan untuk mendeteksi secara dini apabila
terjadi gangguan pertumbuhan. Gejala awal dapat dilihat dengan tanda
timbangan berat badan tidak naik 2 kali berturut-turut atau berat badannya
dibawah garis merah.
81
BAB VSUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung
dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab
ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan
sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
5.1. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang digambarkan dalam bab ini meliputi
Puskesmas, Rumah Sakit, sarana upaya kesehatan bersumber
masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi farmasi, alat
kesehatan serta institusi pendidikan tenaga kesehatan.
5.1.1. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan terintegrasi dengan peran dan fungsi
sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat penggerakan
peran serta masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan dasar.
Puskemas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dasar yang
disediakan oleh pemerintah. Puskesmas serta unit penunjangnya, seperti
posyandu, pustu, pusling, dan polindes, sangat penting peranannya
karena merupakan pelayanan kesehatan utama yang dapat menyebar
sampai kemasyarakat tingkat desa dan biayanya relatif dapat dijangkau
82
oleh masyarakat miskin.
Adapun fungsi pokok yang diemban Puskesmas meliputi kesehatan
ibu dan anak kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,
kesehatan lingkungan, pengawasan termasuk pencegahan dan
pemberantasan penyakit dan imunisasi, penyuluhan kesehatan
masyarakat, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan di sekolah, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi
dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan manusia lanjut
usia, kesehatan olah raga, pembinaan pengobatan tradisional, kesehatan
dan keselamatan kerja, laboratorium sederhana, pencatatan dan
pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang
terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan dan peranan yang besar
dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di lini terdepan.
Komitmen dan kemauan sangat diperlukan untuk meningkatkan,
meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan
melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas
jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas.
Jumlah Puskesmas di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan
tahun 2013 adalah sebanyak 70 Puskesmas dengan rincian 28
Puskesmas perawatan dan 42 Puskesmas non perawatan. Distribusi
Puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut.
83
Tabel 5.1Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Berdasarkan tabel diatas, kabupaten/kota dengan rasio puskesmas
tertinggi adalah kabupaten Natuna yaitu sebesar 15,85 per 100.000
sedangkan rasio terendah adalah kota Batam yaitu sebesar 1,29 per
100.000. Rasio Puskesmas provinsi Kepulauan Riau di tahun 2013 yaitu
3,36 per 100.000.
Berdasarkan rasio Puskesmas tersebut, dapat diketahui bahwa
setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 3,36 puskesmas. Namun
mengingat struktur geografis Provinsi yang berupa kepulauan, angka
tersebut tidak bisa mewakili, karena masih banyak masyarakat di daerah
terpencil, perbatasan dan kepulauan yang belum mampu menjangkau
pelayanan kesehatan secara cepat dan mudah.
No. Kabupaten/Kota Jumlah
Desa/
Kel
Jumlah
Penduduk
Puskesmas Rasio
(/100.000
pdd)Perawatan Non
Perawatan
Jumlah
1. Karimun 54 225,861 3 6 9 3.98
2. Bintan 51 160,331 5 7 12 7.48
3. Natuna 76 81,996 8 5 13 15.85
4. Lingga 65 103,052 4 3 7 6.79
5. Batam 64 1,235,651 3 13 16 1.29
6. Tanjungpinang 18 228,918 2 4 6 2.62
7. Kep. Anambas 54 44,704 3 4 7 15.65
TOTAL(PROV. KEPRI) 371 2,080,483 27 41 70 3.36
84
5.1.2. Rumah Sakit
Rumah sakit yaitu suatu bahagian menyeluruh, (Integrasi) dari
organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana
output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan,
rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta
untuk penelitian biososial.
Rumah sakit melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta
sarana kedokteran yang parmanen menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Fungsi Rumah sakit lainnya adalah pusat pelayanan rujukan medik
spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif)
dan pemulihan (rehabilitatisi pasien). Rumah Sakit juga berfungsi sebagai
sarana pelayanan kesehatan rujukan, merupakan tempat rujukan dari
pelayanan dasar yang dilakukan oleh Puskesmas dan praktek dokter
swasta.
Dengan demikian sebuah Rumah Sakit haruslah dilengkapi dengan
tenaga dokter spesialis dan peralatan-peralatan canggih yang dijalankan
oleh tenaga terampil pula, untuk mendukung ketepatan diagnosa penyakit
dan pemberian obat serta tindakan yang tepat. Indikator yang digunakan
untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit antara lain dengan
melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan
jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah
85
penduduk.
Pada tahun 2013, di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 28 Rumah
Sakit dengan rincian 2 Rumah Sakit Pemerintah Provinsi, 8 Rumah Sakit
pemerintah Kabupaten/Kota , 2 Rumah Sakit TNI, 15 Rumah Sakit swasta,
dan 1 Rumah Sakit milik BUMN. Data selengkapnya mengenai Rumah
Sakit di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada lampiran tabel 70.
5.1.3. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Konsep pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
menerapkan berbagai pendekatan termasuk didalamnya melibatkan
potensi masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). UKBM diantaranya
terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Bersalin Desa
(Polindes) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Siaga,
Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan Pos Obat Desa (POD).
Tujuan terbentuknya UKBM adalah meningkatkan jumlah dan mutu
UKBM, meningkatkan kemampuan pemimpin/Toma dalam merintis dan
mengembangkan UKBM, meningkatkan kemampuan masyarakat dan
organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan UKBM, serta
meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam
menggali, menghimpun dan mengelola pendanaan masyarakat untuk
menumbuhkembangkan UKBM.
Posyandu merupakan salah satu UKBM yang telah dikembangkan
sejak lama dan telah mengakar di seluruh masyarakat. Posyandu
menjalankan fungsinya dengan melaksanakan 5 prioritas yaitu kesehatan
86
ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare.
Perkembangan dan kinerja posyandu diklasifikasikan dalam 4 strata,
yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan
Posyandu Mandiri. Berdasarkan Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2011, Posyandu
Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah
kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang; Posyandu Madya
adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu
kurang dari 50%; Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan,
serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang
dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu; dan, Posyandu Mandiri adalah
Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per
tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Posyandu.
87
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan
seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu
tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator untuk tiap
peringkat Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 5.2Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
1. Frekwensi
Penimbangan
<8 >8 >8 >8
2. Rerata Kader Tugas <5 ≥50% ≥50% ≥50%
3. Rerata cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%
4. Cakupan Kumulatif KIA <50% <50% ≥50% ≥50%
5. Cakupan Kumulatif KB <50% <50% ≥50% ≥50%
6. Cakupan Kumulatif
Imunisasi
<50% <50% ≥50% ≥50%
7. Program Tambahan - - + +
8. Cakupan Dana Sehat <50% <50% <50% ≥50%
Sumber : Kementerian Kesehatan RI
Perbandingan strata posyandu di provinsi Kepulauan Riau terlihat
pada gambar berikut.
88
Gambar 5.1Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri.
Dengan tujuan terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Dari 382
desa/kelurahan yang ada di provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 terdapat
341 desa/kelurahan yang dengan kategori desa siaga aktif.
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang
bidan), dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pratama; 13,02
Madya; 43,69
Purnama; 34,99
Mandiri; 8,3
89
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan
kader atau tenaga sukarela Iainnya.
Poskesdes di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 berjumlah 218
Poskesdes dari 407 desa/kelurahan, yang tersebar di 7 kabupaten/kota,
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran table 73.
5.1.4. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui perbaikan
fisik dan penambahan sarana prasarana, penambahan peralatan dan
ketenagaan serta pemberian biaya operasional dan pemeliharaan. Namun
dengan semakin tingginya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan semakin meningkat. Untuk itu
dibutuhkan penambahan tenaga kesehatan yang terampil dan siap pakai
sesuai dengan karateristik dan fungsi tenaganya.
Institusi pendidikan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan
peranannya, yang nantinya akan melahirkan tenaga kesehatan yang
berkompetensi dibidangnya. Institusi pendidikan tenaga kesehatan milik
pemerintah yang ada di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Politeknik
Kesehatan (Poltekkes) Tanjung Pinang, yang sampai saat ini masih
menginduk kepada Provinsi Riau. Poltekkes Tanjungpinang terdiri dari 3
program studi yaitu keperawatan, kebidanan, dan kesehatan lingkungan.
Penyelenggaraan pendidikan kesehatan selain tanggung jawab
pemerintah, pihak masyarakat (swasta) juga berperan aktif dengan
mendirikan universitas/akademi yang mempunyai jurusan di bidang
kesehatan. Terdapat 7 (tujuh) universitas/akademi kesehatan se-Provinsi
90
Kepulauan Riau yang pendiriannya masih terfokus pada daerah kota yaitu
Kota Tanjungpinang dan Batam.
Di kota Tanjungpinang terdapat Stikes Hang Tuah dan Akademi
Kebidanan (Akbid) Anugerah Bintan. Di Kota Batam terdapat Universitas
Batam, Stikes Ibnu Sina, Stikes Karimun, Stikes Awal Bros, Stikes Mitra
Bunda, Akbid Putra Jaya Mandiri, dan Akademi Analis Kesehatan Putra
Jaya Mandiri,.
5.2. TENAGA KESEHATAN
Kebijakan pembangunan kesehatan secara nasional, diantaranya
diarahkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.
Sejalan dengan itu, maka dalam Rencana Pembangunan Kesehatan
(Renbangkes) juga memberikan prioritas pada pendayagunaan tenaga
kesehatan dan peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil,
tertinggal, kepulauan, dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar.
Secara bertahap pemenuhan tenaga kesehatan baik medis maupun
paramedis telah dilakukan. Guna pemenuhan dan pemerataan tenaga
kesehatan di daerah, terutama di daerah terpencil, sangat terpencil, serta
daerah perbatasan dan kepulauan, telah dilakukan penempatan tenaga
kesehatan.
Usulan lain dalam mencukupi kekurangan tenaga juga dilakukan
pengangkatan Dokter Tidak Tetap, Bidan Tidak Tetap yang kedepannya
mengangkat tenaga kesehatan lain sebagai pegawai tidak tetap
disamping sebagai Pegawai Harian Lepas (PHL). Dalam pengangkatan
PTT tersebut dilakukan dengan dana Pemerintah Pusat maupun dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) masing-masing
91
kabupaten/kota.
Selain itu, untuk menarik minat serta mempercepat pemenuhan
tenaga kesehatan untuk ditempatkan didaerah terpencil dan supaya tidak
terjadi kekosongan tenaga kesehatan yang akan berakibat terganggunya
penyelenggaraan pelayanan kesehatan didaerah tersebut, maka sangat
diharapkan peran aktif dan dukungan Pemerintah khususnya Pemerintah
Daerah untuk memberikan insentif tambahan serta fasilitas yang lain.
5.2.1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan
Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan
kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan
kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah
dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, tenaga kefarmasian, ahli gizi,
perawat, bidan, dan tenaga teknis kesehatan (analis lab, penata anestesi,
fisioterapi, Tenaga Elektromedis & Penata Rontgen).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota Tahun 2013 provinsi Kepulauan Riau memiliki 1.269
tenaga dokter yang terdiri dari 250 dokter spesialis, 1.021 dokter umum.
Selain itu juga memiliki 196 dokter gigi. Tenaga medis ini tersebar di
seluruh pelayanan kesehatan yang ada baik milik pemerintah, militer
maupun swasta, dengan rasio dokter spesialis 12,5 per 100.000 penduduk,
dokter umum 50,4 per 100.000 penduduk dan dokter gigi 9,7 per 100.000
penduduk.
Jumlah tenaga perawat sebanyak 3.238 orang dengan rasio 156,7
per 100.000 penduduk dan bidan sebanyak 1,432 orang dengan rasio
69,40 per 100.000 penduduk. Tenaga kefarmasian berjumlah 468 orang
92
dengan rasio 21,79 per 100.000 penduduk, dan tenaga ahli gizi berjumlah
141 orang dengan rasio 6,76 per 100.000 penduduk.
Ahli kesehatan masyarakat berjumlah 317 orang dengan rasio 10,19
per 100.000 penduduk dan ahli sanitasi berjumlah 137 orang dengan rasio
5,30 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk tenaga teknis medis 154
orang dengan rasio 7,36 per 100.000 dan fisioterapis berjumlah 26 orang
dengan rasio1,31 per 100.000 penduduk.
Data tenaga tersebut diatas adalah yang bekerja secara fungsional
di unit kerja Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya.
Data tenaga selengkapnya dapat dilihat pada tabel 74 - 78 pada lampiran
profil.
Distribusi penduduk dan perbedaan tingkat pembangunan wilayah
mengakibatkan distribusi tenaga tidak merata. Selain itu, kondisi geografis
wilayah kepulauan juga tidak memungkinkan untuk menggunakan
indikator rasio sebagai indikator untuk menentukan ketersediaan tenaga.
Rasio tenaga kesehatan secara umum telah mencukupi, namun bila
dilihat dari distribusinya belum mencukupi, mengingat distribusi tenaga
kesehatan lebih dari 50% berada di kota Batam.
5.2.2. Dokter Keluarga
Salah satu kegiatan prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan
Riau di tahun 2013 guna meningkatkan sebaran tenaga kesehatan di
seluruh Kepulauan Riau adalah dengan menempatkan Dokter Keluarga
dan Bidan Desa di Desa Terpencil Kabupaten/Kota se-Provinsi
Kepulauan Riau. Pada tahun 2013 ditempatkan 113 orang dengan
distribusi sebagai berikut :
93
Gambar 5.2Penyebaran Dokter Keluarga Di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2011 sampai dengan 2013
Sumber : Seksi Yankes, 2011 - 2013
Tujuan kegiatan pengembangan Dokter Keluarga adalah Tersebarnya
dokter keluarga di daerah sangat terpencil, terpencil dan prioritas
pelayanan kesehatan seluruh Kab/kota di Provinsi Kepulauan Riau,
Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efektif dan efisien melalui kegiatan home visite dengan mengedepankan
kegiatan promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative serta
Memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat secara mandiri
melalui pengembangan desa siaga aktif.
Kewajiban Dokter Keluarga adalah:1. Melaksanakan tugas pekerjaan yang telah ditugaskan kepadanya
dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab.2. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan
Negara.3. Mentaati ketentuan jam kerja.
9
19 2018
16
4
14
9
30
1815
19
8
16
8
33
1315
27
9 8
0
10
20
30
40
Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tpi Anambas2011 2012 2013
94
4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.5. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan
sebaik-baiknya.6. Memberikan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat di tempat kerjanya.7. Bekerja di Puskesmas Pembantu (Pustu) setiap hari kerja dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.8. Membina dan mengunjungi masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk home visite (100 rumah/bulan).9. Memiliki buku home visite yang ditandatangani oleh warga yang
dikunjungi.10. Ikut menjalankan program kesehatan di Puskesmas sebagai
fasilitator/Pembina di daerah binaan,11.Membuat laporan bulanan yang dikirim ke Dinas Kesehatan paling
lambat tanggal 10 tiap bulannya.12.Membuat memori akhir tugas sebelum meninggalkan tempat
tugas/selesai masa bakti (1 bulan sebelum mengakhiri tugas).13.Menjalin kerjasama dengan lintas sektor, lintas program, dan masyarakat
di daerah binaan.14.Berdomosili di daerah (Kelurahan/Desa) binaan.
95
Gambar 5.3Data Anggota Rumah Tangga Usia Produktif Yang Di Kunjungi
Dokter Keluarga Di Provinsi Kepri tahun 2013
Sumber : Seksi Yankes, 2013
5.3. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan kesehatan merupakan komponen sumber daya yang
diperlukan dalam menjalankan pembangunan kesehatan. Pembiayaan
kesehatan bersumber dari pemerintah dan pembiayaan kesehatan yang
bersumber dari masyarakat. Untuk tingkat provinsi, pembiayaan
kesehatan bersumber dari pemerintah dapat berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Anggaran Pendapatan dan
Belanja Nasional (APBN).
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan
kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan
9
19 2018
16
4
14
9
30
1815
19
8
16
8
33
1315
27
9 8
0
5
10
15
20
25
30
35
Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tpi Anambas
2011 2012 2013
96
agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Berdasarkan Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
maka sedianya Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah di luar gaji. Besaran anggaran kesehatan
sebagaimana dimaksud diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik
yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran
kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran
pendapatan dan belanja daerah. Alokasi pembiayaan kesehatan tersebut
ditujukan untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan publik,
terutama bagi penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar.
5.3.1. Anggaran Kesehatan Bersumber APBD
Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berpedoman pada
Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara
penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan daerah, yang menganut prinsip-prinsip bahwa
perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam
system perencanaan pembangunan nasional, dilakukan oleh Pemerintah
Daerah bersama pemangku kepentingan berdasarkan peran dan
kepentingan masing-masing , mengintegrasikan rencana tata ruang
dengan rencana pembangunan daerah, dilaksanakan berdasarkan kondisi
dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, nasional dan global serta
dirumuskan secara transparan, responsive, efisien, efektif, ekuntabel,
partisipasif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan.
97
Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja-SKPD) setiap
tahun dibuat berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Renja
SKPD yang disusun mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang telah diuraikan berdasarkan hasil Musrenbang. RKPD
dimaksud dijabarkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Priorita Pagu Anggaran Sementara (PPAS) yang dibahas bersama DPRD
dalam bentuk Nota Kesepakatan Pimpinan DPRD dengan Kepala Daerah
yang dituangkan dalam Pedoman Penyusunan RKA-SKPD.
Hasil akhir Renja SKPD adalah RKA-SKPD dengan panduan
Pedoman Penyusunan Anggaran RKA-SKPD melalui Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) selanjutnya dibuat Renana Peraturan Daerah
(Ranperda) APBD
Alokasi dana untuk Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau pada
tahun anggaran 2013 Rp. 71.985.113.000,00 dengan realisasi keuangan
sebesar Rp. 63.430.013.612,00. Kegiatan tahun 2013 dilaksanakan
dengan realisasi keuangan sebesar 88.11 % dan realisasi fisik sebesar
98.09 %.
5.3.2. Anggaran Kesehatan Bersumber APBN
Dana Dekonsentrasi selama ini sesuai dengan undang-undang yang
berlaku berada di Provinsi. Anggaran kesehatan provinsi Kepulauan Riau
bersumber APBN tahun 2013 sebesar Rp.23.524.834.000,00 sebelum
efisiensi menjadi Rp. 20.132.776.000,00 setelah efisiensi. Realisasi
anggaran sebesar Rp. 13.064.495.603,00 setara dengan 64,89%.
98
BAB VIKESIMPULAN
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dengan visi terwujudnya
Kepulauan Riau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan adalah
sebagai penggerak pembangunan kesehatan di Kepulauan Riau yang
diharapkan mampu membina, mengembangkan serta melaksanakan
pembangunan kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Secara umum, pencapaian program pembangunan kesehatan di
Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 mengalami peningkatan dan
bahkan ada yang telah mencapai target pencapaian Millenium Development
Goals (MDG’s), walaupun beberapa program/kegiatan ada penurunan
dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Capaian program/kegiatan
tersebut merupakan kontribusi positif dan kerja keras 7 kabupaten/kota se-
Provinsi Kepulauan Riau.
Beberapa indikator yang terkait dengan pencapaian Millenium
Development Goals (MDG’s) bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan
Target :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita
kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015.
Berat badan lahir rendah (BBLR)
Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (2011-2013) persentase
BBLR fluktuatif, 1.50% pada tahun 2011, menjadi 1,30% pada tahun
2012, dan 1,50% pada tahun 2013.
99
Status gizi balita
status gizi balita di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sudah baik
karena sudah lebih dari 90% (91,46%) balita dengan status gizi baik,
sedangkan untuk gizi buruk hanya 0,61%.
2. Menurunkan kematian anak
Target :
Menurunkan angka kematian balita hingga dua-pertiga dalam kurun waktu
1990-2015.
Imunisasi campak pada anak 12-23 bulan
Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir 2011-2013 cakupan
imunisasi campak mengalami penurunan. 94,04% pada tahun 2011,
81,31% pada tahun 2012 dan terus menurun menjadi 77,46% pada
tahun 2013.
Kunjungan neonatus
Cakupan KN2 Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah
sebesar 88,84%. Cakupan Kunjungan Neonatus mengalami
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Pemberian ASI eksklusif
Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif tahun 2013 sebesar
28,97%. Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI eksklusif
diantaranya adalah rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya
mengenai mamfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya
pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan,
faktor sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang
bekerja dan genjarnya pemasaran susu formula.
100
3. Meningkatkan kesehatan ibu
Target :
Menurunkan 75% kematian ibu dalam kurun waktu 1990-2015.
Indikator untuk mencapai target tersebut, selain angka kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup, terdapat indikator yang dipantau untuk
meningkatkan kesehatan ibu yaitu :
Proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebanyak 91.50%.
Angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur
Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat/cara
KB secara aktif di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah
sebanyak 74.90%, dimana alat kontrasepsi yang paling banyak di pakai
adalah suntik (55,19%).
4. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis
Target :
1. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru
HIV/AIDS hingga tahun 2015.
2. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru
malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015.
Indikator yang dipantau adalah :
HIV/AIDS
Jumlah kasus baru HIV Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012. Kasus yang
101
sebelumnya (2012) 906 kasus menurun menjadi 889 kasus pada
tahun 2013. Penurunan kasusnya hanya 7 (tujuh) kasus dibandingkan
tahun sebelumnya.
Untuk kasus baru AIDS Kepulauan Riau tahun 2013 juga
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012. Tahun 2012
dengan jumlah 560 kasus menurun menjadi 192 kasus pada tahun
2013.
Malaria
Malaria 2013 menunjukkan penurunan angka kesakitan
dibandingkan tahun 2012. Dimana API 2013 (1,13) mengalami
penurunan bila dibandingkan tahun 2012 (1,24).
Tuberkulosis
Angka Insiden TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
adalah 45,64 per 100.000 penduduk. Sedangkan Angka Kematian TB
Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah 1,8 per 100.000
penduduk.
Angka penemuan BTA (+) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
mengalami peningkatan dari tahun 2012. Yang sebelumnya 1.265
kasus pada tahun 2012 meningkat menjadi 1.430 kasus pada tahun
2013, dengan perbandingan 59,44% laki-laki dan 40,55% perempuan.
Rumah Sehat
Persentase rumah sehat 2013 adalah 76,42% mengalami penurunan
bila dibandingkan tahun sebelumnya (2012) yaitu 88%.
102
Keberhasilan capaian program/kegiatan dan terwujudnya capaian target
Millenium Development Goals (MDG’s) haruslah didukung oleh seluruh
elemen terkait yaitu seluruh jajaran dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, lintas sektor dan stakeholders terkait.
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
L P L + P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 9.502 Km2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 382 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 1.022.869 959.848 1.982.726 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,7 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2
208,7 Jiwa/Km2
Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 37,8 Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 106,6 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 89,2 89,5 89,8 % Tabel 4
9 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi
SMP+ 43,5 40,0 42,0 % Tabel 5
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 26.765 25.238 52.003 Bayi Tabel 6
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5,2 3,7 4,5 Tabel 6
12 Jumlah Bayi Mati 165 132 297 Bayi Tabel 7
13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 6,2 5,2 5,7 per 1.000 KH Tabel 7
14 Jumlah Balita Mati 181 145 326 Balita Tabel 7
15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 6,8 5,7 6,3 per 1.000 KH Tabel 7
16 Jumlah Kematian Ibu 57 Ibu Tabel 8
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 109,6 per 100.000 KH Tabel 8
B.2 Angka Kesakitan
18 AFP Rate (non polio) < 15 th 1,97 per 100.000 pend <15thn Tabel 9
19 Angka Insidens TB Paru 82 53 67,48 per 100.000 penduduk Tabel 10
20 Angka Prevalensi TB Paru 62 38 71,77 per 100.000 penduduk Tabel 10
21 Angka kematian akibat TB Paru 2 1 1,56 per 100.000 penduduk Tabel 10
22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) 49,85 31,61 41,19 % Tabel 11
23 Success Rate TB Paru 56,75 56,70 81,54 % Tabel 12
24 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 11,37 10,59 10,99 % Tabel 13
25 Jumlah Kasus Baru HIV 435 491 926 Kasus Tabel 14
26 Jumlah Kasus Baru AIDS 321 255 576 Kasus Tabel 14
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 195 6.172 6.367 Kasus Tabel 14
28 Jumlah Kematian karena AIDS 56 55 111 Jiwa Tabel 14
29 Donor darah diskrining positif HIV 0,34 0,15 0,32 % Tabel 15
30 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 34,11 34,38 34,24 % Tabel 16
RESUME PROFIL KESEHATAN
NO INDIKATORANGKA/NILAI
No. Lampiran
L P L + P SatuanNO INDIKATOR
ANGKA/NILAINo. Lampiran
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 6 0 6 Kasus Tabel 17
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 4 3 7 Kasus Tabel 17
33 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1 0 1 per 100.000 penduduk Tabel 17
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 16,67 20,00 11,76 % Tabel 18
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 8,33 0,00 5,88 % Tabel 18
36 Angka Prevalensi Kusta 0,26 0,16 0,21 per 10.000 Penduduk Tabel 19
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 50,00 #DIV/0! 50,00 % Tabel 20
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 23,08 50,00 26,67 % Tabel 20
39 Jumlah Kasus Difteri 1 0 1 Kasus Tabel 21
40 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 21
41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 21
42 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 21
43 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 21
44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 21
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 21
46 Jumlah Kasus Campak 170 159 329 Kasus Tabel 22
47 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 22
48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 22
49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 22
50 Incidence Rate DBD 63,84 60,01 61,99 per 100.000 penduduk Tabel 23
51 Case Fatality Rate DBD 12,66 12,50 12,08 % Tabel 23
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,00 2,28 2,34 per 1.000 penduduk Tabel 24
53 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 24
54 Angka Kesakitan Filariasis 8 4 6 per 100.000 penduduk Tabel 25
B.3 Status Gizi
55 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 26
56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1,69 1,30 1,50 % Tabel 26
57 Balita Gizi Baik 94,63 94,93 94,78 % Tabel 27
58 Balita Gizi Kurang 3,50 3,41 3,45 % Tabel 27
59 Balita Gizi Buruk 0,50 0,52 0,51 % Tabel 27
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 85 % Tabel 28
61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 77,85 % Tabel 28
62 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91,50 % Tabel 28
63 Pelayanan Ibu Nifas 82,09 % Tabel 28
64 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 62,89 % Tabel 29
65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 71,34 % Tabel 30
66 Bumil Risti/Komplikasi ditangani 54,24 % Tabel 31
L P L + P SatuanNO INDIKATOR
ANGKA/NILAINo. Lampiran
67 Neonatal Risti/Komplikasi ditangani 30,21 27,18 28,68 % Tabel 31
68 Bayi Mendapat Vitamin A 50,61 50,83 50,72 % Tabel 32
69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 87,66 87,81 87,73 % Tabel 32
70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 70,08 % Tabel 32
71 Peserta KB Baru 8,62 % Tabel 35
72 Peserta KB Aktif 74,90 % Tabel 35
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 77,73 76,96 77,36 % Tabel 36
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 69,66 69,19 69,43 % Tabel 36
75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 62,02 62,19 62,10 % Tabel 37
76 Desa/Kelurahan UCI 75,13 % Tabel 38
77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 81,75 % Tabel 39
78 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak 3,93 % Tabel 39
79 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 28,38 29,60 28,97 % Tabel 41
80 Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin 24,59 23,56 24,08 % Tabel 42
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 46,42 46,39 46,40 % Tabel 43
82 Balita ditimbang 59,55 58,96 59,26 % Tabel 44
83 Balita berat badan naik 69 68 69 % Tabel 44
84 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1 1 1 % Tabel 44
85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 111,15 104,05 107,65 % Tabel 45
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 92,49 94,20 93,33 % Tabel 46
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 34,75 37,16 35,91 % Tabel 47
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 44,16 65,22 53,92 % Tabel 48
89 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 61,54 % Tabel 49
90 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 51
91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,18 0,23 0,21 Tabel 52
92 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 36,67 sekolah Tabel 49
93 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 92,41 sekolah Tabel 49
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 38,96 38,95 38,95 % Tabel 53
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 38,24 37,86 38,06 % Tabel 53
96 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 38,24 37,86 38,06 % Tabel 53
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 25,47 27,00 26,21 % Tabel 55
98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup
Askeskin/Jamkesmas 61,55 65,18 63,31 % Tabel 56
99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan
Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1
17,01 20,45 32,19 %
Tabel 56
L P L + P SatuanNO INDIKATOR
ANGKA/NILAINo. Lampiran
100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan
Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3
2,25 2,38 4,79 %
Tabel 56
101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan
Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1
0,32 0,46 0,39 %
Tabel 57
102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan
Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3
0,82 0,92 0,91 %
Tabel 57
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 101,99 121,95 111,65 % Tabel 58
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 4,06 5,78 4,89 % Tabel 58
105 Gross Death Rate (GDR) di RS 27,58 18,36 23,49 per 100.000 pasien keluar Tabel 59
106 Nett Death Rate (NDR) di RS 11,98 9,24 10,88 per 100.000 pasien keluar Tabel 59
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 43,92 % Tabel 60
108 Length of Stay (LOS) di RS 4,04 Hari Tabel 60
109 Turn of Interval (TOI) di RS 5,16 Hari Tabel 60
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
110 Rumah Tangga ber-PHBS 53,05 % Tabel 61
C.4 Keadaan Lingkungan
111 Rumah Sehat 88,02 % Tabel 62
112 Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 81,22 % Tabel 63
113 Keluarga dengan sumber air minum terlindung 76,63 % Tabel 65
114 Keluarga memiliki Jamban Sehat 94,53 % Tabel 66
115 Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 95,27 % Tabel 66
116 Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 95,63 % Tabel 66
117 TUPM Sehat 86,96 % Tabel 67
118 Institusi dibina kesehatan lingkungannya 56,70 % Tabel 68
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
119 Jumlah Rumah Sakit Umum 2,00 Tabel 70
120 Jumlah Rumah Sakit Khusus - Tabel 70
121 Jumlah Puskesmas Perawatan 3,00 Tabel 70
122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 6,00 Tabel 70
123 Jumlah Apotek 18,00 Tabel 70
124 Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan 81,82 % Tabel 71
125 Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar 100,00 % Tabel 71
126 Jumlah Posyandu 1.198,00 Posyandu Tabel 72
127 Posyandu Aktif 57,01 % Tabel 72
128 Rasio posyandu per 100 balita 0,84 per 100 balita Tabel 72
129 Jumlah Desa Siaga 351,00 Desa Tabel 73
130 Desa Siaga Aktif 83,25 % Tabel 73
L P L + P SatuanNO INDIKATOR
ANGKA/NILAINo. Lampiran
131 Jumlah Poskesdes 212,00 Poskesdes Tabel 73
D.2 Tenaga Kesehatan
132 Jumlah Dokter Spesialis 171,00 64,00 237,00 Orang Tabel 74
133 Rasio Dokter Spesialis 16,72 6,67 11,85 per 100.000 penduduk Tabel 74
134 Jumlah Dokter Umum 506,00 527,00 1.033,00 Orang Tabel 74
135 Rasio Dokter Umum 48,39 53,55 50,89 per 100.000 penduduk Tabel 74
136 Jumlah Dokter Gigi 61,00 168,00 229,00 Orang Tabel 74
137 Jumlah Bidan 116,00 1.484,00 1.600,00 Orang Tabel 75
138 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 75,25 Tabel 75
139 Jumlah Perawat 792,00 2.479,00 3.271,00 Orang Tabel 75
140 Jumlah Perawat Gigi 13,00 34,00 47,00 Orang Tabel 75
141 Jumlah Tenaga Kefarmasian 105,00 308,00 413,00 Orang Tabel 76
142 Jumlah Tenaga Gizi 19,00 107,00 126,00 Orang Tabel 76
143 Jumlah Tenaga Kesmas 137,00 180,00 317,00 Orang Tabel 77
144 Jumlah Tenaga Sanitasi 67,00 70,00 137,00 Orang Tabel 77
145 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 82,00 178,00 260,00 Orang Tabel 78
146 Jumlah Fisioterapis 13,00 25,00 38,00 Orang Tabel 78
D.3 Pembiayaan Kesehatan
147 Total Anggaran Kesehatan 45.989.321.164 Rp Tabel 79
148 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 4,24 % Tabel 79
149 Anggaran Kesehatan Perkapita 203.617,81 Rp Tabel 79
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Karimun 1.524,00 22 32 54 225.861 51.676 4,37 148,20
2 Bintan 1.946,13 38 13 51 160.331 49.394 3,25 82,38
3 Natuna 2.001,30 70 6 76 81.966 23.293 3,52 40,96
4 Lingga 2.117,70 59 6 65 103.052 21.559 4,78 49,00
5 Batam 1.105,00 0 64 64 1.235.651 461.464 2,68 1118,24
6 Tanjungpinang 239,50 0 18 18 228.918 70.278 3,26 955,82
7 Kep. Anambas 634,37 52 2 54 44.704 12.798 3,49 70,47
JUMLAH (PROVINSI) 9.568,00 241 141 382 2.080.483 690.462 3,01 217,44
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAHJUMLAH
PENDUDUKDESA KELURAHAN DESA+KEL.
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH 0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 225.861 11.689 22.664 57.945 18.850 4.451 115.599 10.963 21.823 55.689 17.251 4.527 110.253 50,83 104,8
2 Bintan 160.331 5.521 16.841 43.619 13.409 3.558 82.948 5.066 15.730 42.049 11.444 3.094 77.383 45,07 107,2
3 Natuna 81.966 2.988 8.625 21.959 7.014 1.737 42.323 2.876 8.287 20.428 6.334 1.718 39.643 47,06 106,8
4 Lingga 103.052 4.011 9.752 27.030 10.275 2.785 53.853 3.113 8.623 24.809 9.623 3.031 49.199 43,65 109,5
5 Batam 1.187.742 37.762 113.494 413.785 66.697 6.666 638.404 35.269 94.577 374.129 42.979 2.384 549.338 31,78 107,1
6 Tanjungpinang 228.918 9.655 22.178 59.725 20.152 4.546 116.256 9.164 20.700 58.949 18.831 5.018 112.662 45,20 103,2
7 Kep. Anambas 44.704 1.886 4.584 12.224 3.765 875 23.334 1.865 4.414 10.943 3.271 877 21.370 48,01 109,2
JUMLAH (PROVINSI) 2.032.574 73.512 198.138 636.287 140.162 24.618 1.072.717 68.316 174.154 586.996 109.733 20.649 959.848 37,97 111,8
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
PENDUDUK
RASIO
BEBAN
TANG
GUNGAN
RASIO
JENIS
KELAMIN
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 3 4 5 3 4 5
1 0 - 4 11.689 10.963 22.652 5.521 5.066 10.587 42.323 39.643 81.966
2 5 - 9 11.754 11.275 23.029 8.737 8.228 16.965 4.432 4.209 8.641
3 10 - 14 10.910 10.557 21.467 8.104 7.502 15.606 4.193 4.078 8.271
4 15 - 19 10.150 9.461 19.611 6.156 5.790 11.946 3.629 3.475 7.104
5 20 - 24 9.270 8.608 17.878 5.961 5.728 11.689 3.465 3.276 6.741
6 25 - 29 10.188 10.704 20.892 7.185 7.595 14.780 3.769 3.673 7.442
7 30 - 34 10.744 10.845 21.589 8.941 9.494 18.435 4.268 4.010 8.278
8 35 - 39 9.599 8.947 18.546 8.425 7.876 16.301 3.692 3.305 6.997
9 40 - 44 7.994 7.124 15.118 6.951 5.566 12.517 3.136 2.689 5.825
10 45 - 49 6.694 5.917 12.611 5.122 4.100 9.222 2.381 2.102 4.483
11 50 - 54 5.397 5.156 10.553 3.800 3.173 6.973 2.024 1.873 3.897
12 55 - 59 4.107 3.631 7.738 2.652 2.382 5.034 1.462 1.329 2.791
13 60 - 64 2.652 2.547 5.199 1.835 1.789 3.624 1.147 1.030 2.177
14 65 - 69 1.952 1.894 3.846 1.384 1.217 2.601 764 685 1.449
15 70 - 74 1.422 1.356 2.778 1.094 891 1.985 542 483 1.025
16 75+ 1.077 1.277 2.354 1.080 986 2.066 431 550 981
119.308 113.767 225.861 82.948 77.383 160.331 81.658 76.410 158.068
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012
NOKELOMPOK
UMUR (TAHUN)
KARIMUN BINTAN NATUNA
JUMLAH
TABEL 3
1 2
1 0 - 4
2 5 - 9
3 10 - 14
4 15 - 19
5 20 - 24
6 25 - 29
7 30 - 34
8 35 - 39
9 40 - 44
10 45 - 49
11 50 - 54
12 55 - 59
13 60 - 64
14 65 - 69
15 70 - 74
16 75+
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012
NOKELOMPOK
UMUR (TAHUN)
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI
3 4 5 3 4 5 3 4 5 3
4.011 3.113 7.124 37.762 35.185 72.947 7.697 7.294 14.991 1.887
4.994 3.993 8.987 67.035 62.254 129.289 11.400 10.555 21.955 2.381
4.758 4.630 9.388 46.459 43.198 89.657 11.076 10.433 21.509 2.202
4.635 4.204 8.839 34.139 32.893 67.032 9.045 8.548 17.593 2.048
4.013 3.850 7.863 64.550 67.421 131.971 8.803 8.347 17.150 1.908
4.933 4.612 9.545 92.824 105.484 198.308 9.154 9.376 18.530 2.307
5.131 4.677 9.808 94.718 93.600 188.318 11.873 12.471 24.344 2.281
4.468 4.144 8.612 73.144 64.909 138.053 11.302 11.356 22.658 1.952
3.850 3.322 7.172 54.410 39.628 94.038 9.608 9.050 18.658 1.759
3.303 3.112 6.415 30.756 20.534 51.290 7.628 6.912 14.540 1.302
2.795 2.578 5.373 18.190 12.903 31.093 6.133 5.678 11.811 1.083
2.312 2.299 4.611 11.092 8.326 19.418 4.539 4.144 8.683 885
1.865 1.634 3.499 6.659 4.990 11.649 3.119 3.108 6.227 520
1.138 1.168 2.306 3.250 2.814 6.064 1.954 2.105 4.059 242
865 857 1.722 2.045 1.677 3.722 1.470 1.496 2.966 243
782 1.006 1.788 1.371 1.431 2.802 1.455 1.789 3.244 23.334
53.853 49.199 103.052 638.404 597.247 1.235.651 116.256 112.662 228.918 46.334
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012
LINGGA BATAM TANJUNGPINANG KEP. ANAMBAS
TABEL 3
1 2
1 0 - 4
2 5 - 9
3 10 - 14
4 15 - 19
5 20 - 24
6 25 - 29
7 30 - 34
8 35 - 39
9 40 - 44
10 45 - 49
11 50 - 54
12 55 - 59
13 60 - 64
14 65 - 69
15 70 - 74
16 75+
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012
NOKELOMPOK
UMUR (TAHUN)
JUMLAH
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK
PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
4 5 3 4 5
2.035 3.922 110.890 103.299 214.189
2.296 4.677 110.733 102.810 213.543
2.086 4.288 87.702 82.484 170.186
1.848 3.896 69.802 66.219 136.021
1.999 3.907 97.970 99.229 197.199
2.141 4.448 130.360 143.585 273.945
2.035 4.316 137.956 137.132 275.088
1.678 3.630 112.582 102.215 214.797
1.316 3.075 87.708 68.695 156.403
1.138 2.440 57.186 43.815 101.001
930 2.013 39.422 32.291 71.713
685 1.570 27.049 22.796 49.845
478 998 17.797 15.576 33.373
399 641 10.684 10.282 20.966
238 481 7.681 6.998 14.679
249 23.583 29.530 7.288 36.818
21.551 67.885 1.135.052 1.044.714 2.179.766
KEP. ANAMBAS PROVINSI
JUMLAHMELEK
HURUF% JUMLAH
MELEK
HURUF% JUMLAH
MELEK
HURUF%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 92.156 90.534 98,24 88.024 83.535 94,90 180.180 174.069 96,61
2 Bintan 63.704 48.339 75,88 59.151 46.514 78,64 122.855 94.853 77,21
3 Natuna 35.023 34.903 99,66 32.624 32.558 99,80 67.646 67.461 99,73
4 Lingga 44.848 40.398 90,08 42.093 37.403 88,86 86.941 77.801 89,49
5 Batam - - - - - - - -
6 Tanjungpinang 15.951 13.762 86,28 14.817 12.970 87,53 30.768 26.732 86,88
7 Kep. Anambas 23.334 18.955 81,23 21.370 17.243 80,69 44.704 36.198 80,97
275.016 246.891 89,77 258.079 230.223 89,21 533.094 477.114 89,50
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH (PROVINSI)
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TABEL 5
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
LAKI-LAKI PEREMPUAN
TIDAK/ BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/ BELUM
TAMAT SD/MISD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLOMA UNIVERSITAS JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Karimun 3,57 16,55 31,84 17,08 26,10 2,02 2,84 100,00
2 Bintan 21,88 17,89 17,64 14,26 24,05 2,36 1,92 100,00
3 Natuna 21,62 14,22 29,12 11,68 17,96 2,22 3,18 100,00
4 Lingga 31,20 13,60 34,30 8,50 8,90 2,00 1,50 100,00
5 Batam 10,49 9,12 8,92 10,97 52,93 2,85 4,72 100,00
6 Tanjungpinang 3,03 13,90 22,84 16,55 35,33 2,52 5,83 100,00
7 Kep. Anambas 26,60 12,30 34,60 8,10 13,20 1,90 3,30 100,00
JUMLAH (PROVINSI) 17 14 26 12 25 2 3 100
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
TABEL 5
1 2
1 Karimun
2 Bintan
3 Natuna
4 Lingga
5 Batam
6 Tanjungpinang
7 Kep. Anambas
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/ BELUM
PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM
TAMAT SD/MISD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVERSITAS JUMLAH
11 12 13 14 15 16 17 18
3,60 27,94 31,89 17,99 16,92 0,80 0,86 100,00
23,46 17,38 17,81 13,78 23,33 2,51 1,73 100,00
22,66 14,64 31,43 11,42 14,20 3,04 2,61 100,00
31,20 13,60 34,30 8,50 8,90 2,00 1,50 100,00
11,13 9,06 8,79 9,85 54,57 3,10 3,50 100,00
3,59 13,87 26,64 16,07 31,37 3,75 4,71 100,00
29,60 13,00 34,60 7,70 10,00 2,70 2,40 100,00
18 16 26 12 23 3 2 100
TABEL 5
1 2
1 Karimun
2 Bintan
3 Natuna
4 Lingga
5 Batam
6 Tanjungpinang
7 Kep. Anambas
JUMLAH (PROVINSI)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/ BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/ BELUM
TAMAT SD/MISD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVERSITAS JUMLAH
19 20 21 22 23 24 25 26
0,00 17,58 38,62 18,48 20,01 0,00 5,31 100,00
22,65 17,64 17,72 14,03 23,70 2,43 1,83 100,00
22,14 14,43 30,27 11,55 16,08 2,63 2,90 100,00
31,20 13,60 34,30 8,50 8,90 2,00 1,50 100,00
10,80 9,09 8,86 10,43 53,72 2,97 4,13 100,00
3,31 13,89 24,74 16,31 33,35 3,14 5,27 100,00
28,00 12,60 34,60 7,90 11,70 2,30 2,90 100,00
17 14 27 12 24 2 3 100
TABEL 6
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 2.454 24 2.478 2.299 20 2.319 4.753 44 4.797
2 Bintan 1.563 11 1.574 1.477 5 1.482 3.040 16 3.056
3 Natuna 700 15 715 660 18 678 1.360 33 1.393
4 Lingga 1.124 7 1.131 1.078 4 1.082 2.202 11 2.213
5 Batam 18.331 57 18.388 19.120 45 19.165 37.451 102 37.553
6 Tanjungpinang 3.182 26 3.208 3.144 15 3.159 6.326 41 6.367
7 Kep. Anambas 343 6 349 340 4 344 683 10 693
JUMLAH (PROVINSI) 27.697 146 27.843 28.118 111 28.229 55.815 257 56.072
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 5,2 3,9 4,6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
HIDUP +
MATIHIDUP MATI
HIDUP +
MATIHIDUP
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/ KOTA
JUMLAH KELAHIRAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATIHIDUP +
MATIMATI
TABEL 7 KIA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 47 4 51 29 3 32 76 7 83
2 Bintan 10 3 13 13 5 18 23 8 31
3 Natuna 10 1 13 6 1 15 16 2 28
4 Lingga 11 2 13 14 1 15 25 3 28
5 Batam 25 160 185 19 17 36 44 177 221
6 Tanjungpinang 24 6 30 16 1 17 40 7 47
7 Kep. Anambas 7 3 10 10 3 13 17 6 23
JUMLAH (PROVINSI) 134 179 315 107 31 146 241 210 461
5,1 6,8 11,9 4,3 1,2 5,8 4,68 4,1 8,96
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI ANAK
BALITABALITA BALITA BAYI
ANGKA KEMATIAN
(DILAPORKAN)
ANAK
BALITABALITA BAYI
ANAK
BALITA
TABEL 8 KIA
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Karimun 4.753 0 1 0 1 0 1 1 2 0 3 1 4 0 5 2 7
2 Bintan 3.040 0 0 0 0 0 3 0 3 0 2 0 2 0 5 0 5
3 Natuna 1.360 0 0 0 0 0 4 3 7 0 0 0 0 0 4 3 7
4 Lingga 2.202 1 2 0 3 0 0 0 0 0 1 1 2 2 1 1 4
5 Batam 37.451 0 3 4 7 1 3 4 8 1 3 1 5 2 9 9 20
6 Tanjungpinang 6.326 0 2 0 2 0 0 0 0 0 4 2 6 0 6 2 8
7 Kep. Anambas 683 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
55.815 1 8 4 13 1 13 8 22 1 13 5 19 4 32 17 53
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 95,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
JUMLAH (PROVINSI)
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
LAHIR HIDUPKEMATIAN IBU HAMIL KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
TABEL 9 P2PL
NOKABUPATEN/
KOTAJUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
1 2 4 5
1 Karimun 67.148 3
2 Bintan 43.158 1
3 Natuna 22.776 0
4 Lingga 25.499 1
5 Batam 291.893 5
6 Tanjungpinang 61.697 1
7 Kep. Anambas 12.749 0
JUMLAH (PROVINSI) 524.920 11
AFP RATE (NON POLIO) 2,10
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO)
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
TABEL 10 PRPL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Karimun 121.061 114.722 235.783 79 63 142 104 63 167 183 126 309 151,16 109,83 131,05 4 2 6
2 Bintan 82.948 77.383 160.331 86 52 138 15 6 21 101 58 159 121,76 74,95 99,17 6 3 9
3 Natuna 42.323 39.643 81.966 33 19 52 1 0 1 34 19 53 80,33 47,93 64,66 0 0 0
4 Lingga 53.849 49.203 103.052 35 31 66 2 1 3 37 32 69 68,71 65,04 66,96 5 2 7
5 Batam 638.404 597.247 1.235.651 182 119 301 108 65 173 290 184 474 45,43 30,81 38,36 2 5 7
6 Tanjungpinang 116.256 112.662 228.918 137 72 209 0 0 0 137 72 209 117,84 63,91 91,30 5 2 7
7 Kep. Anambas 23.334 21.370 44.704 32 14 46 15 13 28 47 27 74 201,42 126,35 165,53 0 1 1
JUMLAH (PROVINSI) 1.078.175 1.012.230 2.090.405 584 370 954 245 148 393 829 518 1.347 76,89 51,17 64,44 22 15 37
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK 54,2 36,6 45,64 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK 2,0 1,5 1,8
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:
KASUS LAMA KASUS BARU +
KASUS LAMA
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS TB PARUPREVALENSI
(PER 100.000 PENDUDUK)
JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT TB PARUKASUS BARU
TABEL 11
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 193 184 377 593 498 1.091 79 63 142 40,93 34,24 37,67
2 Bintan 137 117 254 873 939 1.812 86 52 138 62,77 44,44 54,33
3 Natuna 68 63 131 10 7 17 23 12 35 33,82 19,05 26,72
4 Lingga 93 73 166 14 12 26 35 31 66 37,63 42,47 39,76
5 Batam 1.021 956 1.977 708 487 1.195 458 336 794 44,86 35,15 40,16
6 Tanjungpinang 187 180 367 1.071 741 1.812 137 72 209 73,26 40,00 56,95
7 Kep. Anambas 37 34 71 170 108 278 32 14 46 85,71 40,95 64,79
JUMLAH (PROVINSI) 1.736 1.607 3.343 3.439 2.792 6.231 850 580 1.430 48,96 36,09 42,78
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
55,19 44,81 59,44 40,56
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Data klinis tidak dipakai lagi jadi digantikan dengan BTA (-) Rontgen (+)
ANGKA PENEMUAN KASUS
(CDR)
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH PERKIRAAN
KASUS BARU
TB PARU
KLINIS BTA (+)
TABEL 12
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
L P L + P
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Karimun 110 40 150 75 68,18 35 87,50 110 73,33 10 9,09 5 12,50 15 10,00 77,27 100,00 83,33
2 Bintan 78 45 123 70 89,74 36 80,00 106 86,18 8 10,26 9 20,00 17 13,82 100,00 100,00 100,00
3 Natuna 19 11 30 12 63,16 8 72,73 20 66,67 6 31,58 2 18,18 8 26,67 94,74 90,91 93,33
4 Lingga 62 48 110 30 48,39 31 64,58 61 55,45 11 17,74 12 25,00 23 20,91 66,13 89,58 76,36
5 Batam 174 109 283 101 58,05 65 59,63 166 58,66 25 14,37 29 26,61 54 19,08 72,41 86,24 77,74
6 Tanjungpinang 117 67 184 104 88,89 50 74,63 154 83,70 4 3,42 4 5,97 8 4,35 92,31 80,60 88,04
7 Kep. Anambas 28 18 46 13 46,43 11 61,11 24 52,17 8 28,57 4 22,22 12 26,09 75,00 83,33 78,26
JUMLAH (PROVINSI) 588 338 926 405 68,88 236 69,82 641 69,22 72 12,24 65 19,23 137 14,79 81,12 89,05 84,02
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 96,5545 105,994
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
L + P
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
TB PARU
BTA (+) DIOBATI KESEMBUHAN PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KESUKSESAN
(SUCCESS RATE/SR)L P L + P L P
TABEL 13
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 15.363 14.558 29.921 1.536 1.456 2.992 577 37,6 530 36,4 1.107 37,0
2 Bintan 7.736 7.518 15.254 774 752 1.525 25 3,2 25 3,3 50 3,3
3 Natuna 5.700 5.320 11.020 570 532 1.102 52 9,1 37 7,0 89 8,1
4 Lingga 5.198 4.880 10.078 520 488 1.008 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Batam 75.459 70.416 145.875 7.546 7.042 14.588 564 7,5 449 6,4 1.013 6,9
6 Tanjungpinang 13.913 13.428 27.341 1.391 1.343 2.734 168 12,1 154 11,5 322 11,8
7 Kep. Anambas 3.032 2.778 5.810 303 278 581 10 3,3 2 0,7 12 2,1
JUMLAH (PROVINSI) 126.401 118.898 245.299 12.640 11.890 24.530 1.396 11,0 1.197 10,1 2.593 10,6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
L + P
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH BALITA
PNEUMONIA PADA BALITA
JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P
TABEL 14
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 35 22 57 24 39 63 179 1.478 1.657 2 5 7
2 Bintan 15 16 31 14 20 34 0 1.272 1.272 5 4 9
3 Natuna 2 11 13 1 1 2 4 0 4 1 1 2
4 Lingga 2 6 8 0 0 0 1 9 10 0 1 1
5 Batam 290 287 577 92 106 198 - - 151 29 25 54
6 Tanjungpinang 86 108 194 37 24 61 71 1.486 1.557 17 14 31
7 Kep. Anambas 2 7 9 4 2 6 0 0 0 3 1 4
JUMLAH (PROVINSI) 432 457 889 172 192 364 255 4.245 4.651 57 51 108
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012
Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH KASUS BARUJUMLAH KEMATIAN AKIBAT
AIDSH I V A I D SINFEKSI MENULAR SEKSUAL
LAINNYA
TABEL 15 P2PL
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 3.682 488 4.170 3.669 99,65 472 96,72 4.141 99,30 7 0,19 1 0,21 8 0,19
2 Bintan - - - - - - - - - - - - - - -
3 Natuna
RSUD Kabupaten Natuna 1.142 80 1.222 1.142 100,00 80 100,00 1.222 100,00 2 0,18 0 0,00 2 0,16
RS TNI AU Ranai - - - - - - - - - - - - - - -
4 Lingga - - - - - - - - - - - - - - -
5 Batam 9.029 1.802 10.831 9.029 100,00 1.802 100,00 10.831 100,00 40 0,44 2 0,11 42 0,39
6 Tanjungpinang 4.652 402 5.054 4.652 100,00 402 100,00 5.054 100,00 3 0,06 0 0,00 3 0,06
7 Anambas - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH 18.505 2.772 21.277 18.492 99,93 2.756 99,42 21.248 99,86 52 0,28 3 0 55 0,26
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOUNIT TRANSFUSI DARAH
KABUPATEN/KOTA
DONOR DARAH
JUMLAH PENDONORSAMPEL DARAH DIPERIKSA POSITIF HIV
L P L + P L P L + P
TABEL 16
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 121.061 114.722 235.783 2.591 2.455 5.046 3.092 119,34 432 17,60 3.524 69,84
2 Bintan 82.948 77.383 160.331 3.476 3.242 6.718 1.297 37,31 1.192 36,77 2.489 37,05
3 Natuna 42.323 39.643 81.966 906 848 1.754 906 100,00 915 107,90 1.821 103,82
4 Lingga 53.849 49.203 103.052 2.278 2.081 4.359 1.280 56,19 907 43,58 2.187 50,17
5 Batam 638.404 597.247 1.235.651 26.238 24.547 50.785 5.804 22,12 4.963 20,22 10.767 21,20
6 Tanjungpinang 483.207 112.662 595.869 4.778 4.630 9.408 1.464 30,64 1.512 32,65 2.976 31,63
7 Kep. Anambas 23.334 21.370 44.704 959 878 1.837 653 68,09 486 55,33 1.139 61,99
JUMLAH (PROVINSI) 1.445.126 1.012.230 2.457.356 41.226 38.682 79.908 14.496 35,2 10.407 26,9 24.903 31,2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
P L + P
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH PENDUDUK
DIARE
JUMLAH PERKIRAAAN
KASUS
DIARE DITANGANI
L
TABEL 17
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 7 3 4 7 3 4 7
2 Bintan 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 5 1 6 6 1 7 7 1 8
3 Natuna 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam - - - - - - 3 3 0 - - - - - - 17 3 20 20 6 20
6 Tanjungpinang 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
7 Kep. Anambas 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 2 1
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 6 0 6 9 3 6 1 0 1 8 5 13 26 10 34 35 13 40
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 3,41 1,35 2,01
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
KASUS BARU
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahPB + MB
0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH 0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH
TABEL 18
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 3 4 7 1 33,33 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 Bintan 7 1 8 2 28,57 0 0,00 1 12,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 Natuna 2 - 2 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Lingga 0 - - 0 0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Batam 20 6 26 0 0 0 0,00 22 84,60 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 Tanjungpinang - - - 0 #DIV/0! 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0,00 - #DIV/0!
7 Kep. Anambas 1 2 3 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 100,00 0 0,00 1 33,33
JUMLAH (PROVINSI) 33 13 46 3 9,09 - 0,00 23 50,00 1 3,03 - 0,00 1 2,17
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/ KOTA
KASUS BARU
PENDERITA KUSTAPENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN CACAT TINGKAT 2
L P L+P L P L+P
TABEL 19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 0 0 0 4 3 7 4 3 7
2 Bintan 1 0 1 6 1 7 7 1 8
3 Natuna 2 0 2 0 0 0 2 0 2
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 4 2 6 16 6 22 20 8 28
6 Tanjungpinang 3 0 3 3 2 5 5 3 8
7 Kep. Anambas 1 0 1 0 2 2 1 2 3
JUMLAH (PROVINSI) 11 2 13 29 14 43 39 17 56
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,4 0,2 0,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
KASUS TERCATAT
PB MB JUMLAH
TABEL 20 TABEL 20
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
2012 2011
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Karimun 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 3 4 7 0 0 0 0 0 0
2 Bintan 1 0 1 1 100,00 0 0 1 100,00 3 1 4 4 133,33 0 0 4 100,00
3 Natuna 2 0 2 2 100,00 0 0 2 100,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Batam 2 1 3 1 50,00 1 100 2 66,67 10 0 10 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00
6 Tanjungpinang 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 #DIV/0! 1 100,00 3 300,00
7 Kep. Anambas 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 7 1 8 5 71,43 1 100,00 6 75,00 16 6 22 6 37,50 1 16,67 7 31,82
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012
Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2
X = tahun data.
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
PENDERITA PB RFT PB PENDERITA MB RFT MB
L P L + P L P L + P
TABEL 21
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bintan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Natuna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
6 Tanjungpinang 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kep. Anambas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
CASE FATALITY RATE (%) 0 #DIV/0! 0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
DIFTERIPERTUSIS
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUS MENING-
GAL
JUMLAH KASUS MENING-
GAL
JUMLAH KASUS MENING-
GAL
TABEL 22
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Karimun 7 7 14 0 0 0 0 0 0 0
2 Bintan 24 29 53 0 0 0 0 0 0 0
3 Natuna 2 3 5 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 173 153 326 0 0 0 0 0 0 0
6 Tanjungpinang 2 4 6 0 0 0 0 0 0 0
7 Kep. Anambas 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 210 199 409 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH KASUSMENINGGAL
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH KASUS PD3I
CAMPAKPOLIO HEPATITIS B
TABEL 23
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 44 40 84 1 0 1 2,3 0,0 1,2
2 Bintan 112 90 202 1 0 1 0,9 0,0 0,5
3 Natuna 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Lingga 8 3 11 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Batam 546 461 1.007 7 10 17 1,3 2,2 1,7
6 Tanjungpinang 98 70 168 1 0 1 1,0 0,0 0,6
7 Kep. Anambas 3 1 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (PROVINSI) 811 665 1.476 10 10 20 5,5 2,2 4,0
78,9 68,8 74,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
INCIDENCE RATE PER
100.000 PENDUDUK
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
TABEL 24
MALARIA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 1.322 22 1,7 0 0 0 16 6 22 1 0 0 6,25 0,00 0,00
2 Bintan - - #DIV/0! 0 0 0 64 35 99 0 0 0 0,00 0,00 0,00
3 Natuna - - #DIV/0! 0 0 0 7 2 9 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 Lingga 2.813 476 16,9 2.095 1.655 3.750 292 184 476 0 0 0 0,00 0,00 0,00
5 Batam - - 0,0 0 0 0 165 87 252 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 Tanjungpinang 469 35 7,5 0 152 152 25 10 35 0 0 0 0,00 0,00 0,00
7 Kep. Anambas - - - - - - 812 542 1.354 - - - 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (PROVINSI) 4.604 533 11,6 2.095 1.807 3.902 1.381 866 2.247 1 0 0 0,03 0,00 0,00
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK 0,00 0,90 1,13
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
POSITIF % POSITIF
TANPA PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH
DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH POSITIF
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
SEDIAAN DARAH PENDERITA
MENINGGAL CFR
DIPERIKSA
TABEL 25
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9
1 Karimun 0 0 0 0 2 2
2 Bintan 0 0 0 49 20 69
3 Natuna 0 1 1 0 1 1
4 Lingga 1 1 2 7 5 12
5 Batam 0 2 2 0 2 2
6 Tanjungpinang 0 0 0 0 0 0
7 Kep. Anambas 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 1 4 5 56 30 86
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (PROVINSI) 5 3 4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
PENDERITA FILARIASIS
KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
TABEL 26
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 2.454 2.299 4.753 2.454 100,0 2.299 100,0 4.753 100,0 77 3,1 64 2,8 141 3,0
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.541 98,6 1.462 99,0 3.003 98,8 39 2,5 24 1,6 63 2,1
3 Natuna 700 660 1.360 649 92,7 607 92,0 1.256 92,4 20 3,1 11 1,8 31 2,5
4 Lingga 1.124 1.078 2.202 1.124 100,0 1.078 100,0 2.202 100,0 37 3,3 23 2,1 60 2,7
5 Batam 18.325 19.146 37.471 14.655 80,0 13.434 70,2 28.089 75,0 154 1,1 106 0,8 260 0,9
6 Tanjungpinang 3.182 3.144 6.326 3.182 100,0 3.144 100,0 6.326 100,0 60 1,9 50 1,6 110 1,7
7 Kep. Anambas 343 340 683 378 110,2 383 112,6 761 111,4 18 4,8 14 3,7 32 4,2
JUMLAH (PROVINSI) 27.691 28.144 55.835 23.983 86,6 22.407 79,6 46.390 83,1 405 1,7 292 1,3 697 1,5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
L + P L P L + P
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/ KOTAJUMLAH LAHIR HIDUP
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR
L P
TABEL 27
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Karimun 8.612 8.239 16.851 40 0,46 35 0,42 75 0,45 4.779 55,49 4.497 54,58 9.276 55,05 547 6,35 452 5,49 999 5,93 136 1,58 94 1,14 230 1,36
2 Bintan 6.207 6.068 12.275 0 0,00 1 0,02 1 0,01 5.938 95,67 5.839 96,23 11.777 95,94 217 3,50 187 3,08 404 3,29 52 0,84 41 0,68 93 0,76
3 Natuna 1.938 1.921 3.859 54 2,79 21 1,09 75 1,94 1.643 84,78 1.609 83,76 3.252 84,27 224 11,56 262 13,64 486 12,59 12 0,62 15 0,78 27 0,70
4 Lingga 4.372 4.045 8.417 64 1,46 65 1,61 129 1,53 4.188 95,79 3.881 95,95 8.069 95,87 227 5,19 187 4,62 414 4,92 33 0,75 33 0,82 66 0,78
5 Batam 37.722 36.279 74.001 469 1,24 432 1,19 901 1,22 36.612 97,06 35.195 97,01 71.807 97,04 453 1,20 511 1,41 964 1,30 188 0,50 159 0,44 347 0,47
6 Tanjungpinang 8.682 8.417 17.099 135 1,55 142 1,69 277 1,62 8.500 97,90 8.245 97,96 16.745 97,93 32 0,37 20 0,24 52 0,30 15 0,17 10 0,12 25 0,15
7 Kep. Anambas 1.203 1.804 3.007 23 1,91 21 1,16 44 1,46 1.205 100,17 1.808 100,22 3.013 100,20 157 13,05 145 8,04 302 10,04 13 1,08 22 1,22 35 1,16
JUMLAH (PROVINSI) 68.736 66.773 135.509 785 1,14 717 1,07 1.502 1,11 62.865 91,46 61.074 91,47 123.939 91,46 1.857 2,70 1.764 2,64 3.621 2,67 449 0,65 374 0,56 823 0,61
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
P L+PL+P L P L+P L PNO
KABUPATEN/
KOTA
BALITA
BALITA DITIMBANG GIZI LEBIH GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK
L P L+P L
TABEL 28
MENURUT KABUPATEN/KOTA
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAHDITOLONG
NAKES% JUMLAH
MENDAPAT
YANKES%
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Karimun 5.677 5.173 91,12 4.763 83,90 5.421 4.745 87,53 4.663 4.207 90,22
2 Bintan 3.478 3.396 97,64 3.218 92,52 3.124 3.064 98,08 3.124 2.999 96,00
3 Natuna 1.719 1.401 81,50 1.071 62,30 1.642 1.256 76,49 1.642 795 48,42
4 Lingga 2.502 1.745 69,74 2.312 92,41 2.201 2.187 99,36 2.197 2.187 99,54
5 Batam 43.054 41.928 97,38 40.095 93,13 41.097 37.475 91,19 41.097 31.904 77,63
6 Tanjungpinang 6.652 6.767 101,73 6.357 83,12 6.354 6.353 99,98 6.053 6.353 104,96
7 Kep. Anambas 1.131 1.004 88,77 926 81,87 1.079 659 61,08 1.079 691 64,04
JUMLAH (PROVINSI) 64.213 61.414 95,64 58.742 91,48 60.918 55.739 91,50 59.855 49.136 82,09
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
IBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS
TABEL 29
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Karimun 5.677 768 13,53 1.177 20,73 1.178 20,75 787 13,86 512 9,02 3.654 64,36
2 Bintan 3.478 514 14,78 757 21,77 626 18,00 565 16,24 579 16,65 2.527 72,66
3 Natuna 1.719 656 38,16 483 28,10 216 12,57 117 6,81 113 6,57 929 54,04
4 Lingga 2.502 914 36,53 926 37,01 729 29,14 582 23,26 518 20,70 2.755 110,11
5 Batam 44.464 9.917 22,30 8.924 20,07 3.866 8,69 2.019 4,54 1.938 4,36 16.747 37,66
6 Tanjungpinang 6.652 5.567 83,69 4.662 70,08 2.080 31,27 1.906 28,65 2.501 37,60 11.149 167,60
7 Kep. Anambas 1.131 481 42,53 467 41,29 127 11,23 9 0,80 5 0,44 608 53,76
JUMLAH (PROVINSI) 65.623 18.817 28,67 17.396 26,51 8.822 13,44 5.985 9,12 6.166 9,40 38.369 58,47
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH IBU
HAMIL
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL
TABEL 30
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
MENURUT KABUPATEN/KOTA
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 5.677 5.173 91,12 4.763 83,90
2 Bintan 3.541 3.413 96,39 3.219 90,91
3 Natuna 1.719 1.286 74,81 1.124 65,39
4 Lingga 2.502 2.454 98,08 2.291 91,57
5 Batam 43.054 41.943 97,42 40.095 93,13
6 Tanjungpinang 6.652 6.767 101,73 6.357 95,57
7 Kep. Anambas 1.131 821 72,59 691 61,10
JUMLAH (PROVINSI) 64.276 61.857 96,24 58.540 91,08
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
IBU HAMIL
TABEL 31
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Karimun 5.677 1.135 1.227 108,07 2.454 2.299 4.753 398 376 774 140 35,18 120 31,91 260 33,59
2 Bintan 3.478 696 550 79,02 1.563 1.477 3.040 227 226 453 118 51,98 103 45,58 221 48,79
3 Natuna 1.719 344 160 46,54 700 660 1.360 105 99 204 69 65,71 60 60,61 129 63,24
4 Lingga 2.502 500 418 83,53 1.124 1.078 2.202 169 162 330 124 73,55 133 82,25 257 77,81
5 Batam 43.054 8.611 5.138 59,67 16.961 17.070 34.031 2.544 2.561 5.105 1.038 40,80 791 30,89 1.829 35,83
6 Tanjungpinang 6.652 1.330 1.209 90,87 3.182 3.144 6.326 477 472 949 289 60,59 280 59,32 569 59,96
7 Kep. Anambas 1.131 226 103 45,53 343 340 683 51 51 102 19 37,25 14 27,45 33 32,35
JUMLAH (PROVINSI) 64.213 12.843 8.805 68,56 26.327 26.068 52.395 3.971 3.947 7.917 1.797 45,26 1.501 38,03 3.298 41,66
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
IBU
HAMIL
BUMIL
DENGAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
BUMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN
DITANGANI
JUMLAH LAHIR HIDUPPERKIRAAN NEONATUS
KOMPLIKASI
NEONATUS KOMPLIKASI DITANGANI
L P L + P
TABEL 32
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 2.199 83,11 2.102 83,61 4.301 83,35 12.710 12.047 24.757 8.834 69,50 8.416 69,86 17.250 69,68 5.421 4.663 86,02
2 Bintan 802 766 1.568 727 90,65 653 85,25 1.380 88,01 6.173 6.041 12.214 5.677 91,97 5.529 91,52 11.206 91,75 3.279 3.051 93,05
3 Natuna 809 754 1.563 394 48,70 394 52,25 788 50,42 4.595 4.288 8.883 2.529 55,04 2.497 58,23 5.026 56,58 1.642 956 58,22
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 523 44,59 463 41,98 986 43,32 4.804 4.587 9.391 4.125 85,87 3.784 82,49 7.909 84,22 2.197 2.161 98,36
5 Batam 20.004 18.874 38.878 16.347 81,72 14.958 79,25 31.305 80,52 60.776 56.858 117.634 42.233 69,49 39.508 69,49 81.741 69,49 41.097 24.759 60,25
6 Tanjungpinang 3.081 2.972 6.053 2.573 83,51 2.505 84,29 5.078 83,89 10.832 10.456 21.288 9.444 87,19 9.015 86,22 18.459 86,71 6.053 6.353 104,96
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 405 75,42 372 75,61 777 75,51 2.619 2.418 5.037 2.045 78,08 1.891 78,21 3.936 78,14 1.079 747 69,23
JUMLAH (PROVINSI) 29.052 27.475 56.527 23.168 79,75 21.447 78,06 44.615 78,93 102.509 96.695 199.204 74.887 73,05 70.640 73,05 145.527 73,05 60.768 42.690 70,25
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
VIT A
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTAJUMLAH
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT AJUMLAH
MENDAPAT VIT A 2X
JUMLAH
MENDAPAT
L P L + P L P L + P
TABEL 33
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KON DOM %OBAT
VAGINA% LAIN NYA % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Karimun 612 2,07 24 0,08 568 1,92 1.252 4,22 2.456 8,29 15.457 52,16 11.214 37,84 476 1,61 0 0,00 32 0,11 27.179 91,71 29.635 100,00
2 Bintan 768 4,11 43 0,23 290 1,55 1.392 7,46 2.493 13,35 10.532 56,41 5.188 27,79 458 2,45 0 0,00 0 0,00 16.178 86,65 18.671 100,00
3 Natuna 83 1,18 0 0,00 26 0,37 222 3,15 331 4,69 3.950 55,98 2.510 35,57 265 3,76 0 0,00 0 0,00 6.725 95,31 7.056 100,00
4 Lingga 78 0,67 32 0,27 82 0,70 426 3,64 618 5,28 6.866 58,66 4.156 35,51 64 0,55 0 0,00 0 0,00 11.086 94,72 11.704 100,00
5 Batam 7.083 4,27 26 0,02 508 0,31 2.847 1,71 10.464 6,30 96.551 58,15 50.497 30,41 8.530 5,14 0 0,00 0 0,00 155.578 93,70 166.042 100,00
6 Tanjungpinang 2.054 5,37 27 0,07 442 1,16 3.122 8,17 5.645 14,77 17.757 46,46 13.049 34,14 1.770 4,63 0 0,00 0 0,00 32.576 85,23 38.221 100,00
7 Kep. Anambas 21 0,36 0 0,00 7 0,12 118 2,03 146 2,51 1.847 31,74 2.999 51,53 553 9,50 0 0,00 275 4,73 5.674 97,49 5.820 100,00
JUMLAH (PROVINSI) 10.699 3,86 152 0,05 1.923 0,69 9.379 3,38 22.153 7,99 152.960 55,19 89.613 32,33 12.116 4,37 0 0,00 307 0,11 254.996 92,01 277.149 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN/KOTA
NO KABUPATEN/KOTANON MKJP
MKJP +
NON MKJP
% MKJP +
NON MKJP
TABEL 34
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Karimun 192 4,6 4 0,1 50 1,2 220 5,3 466 11,2 2.763 66,5 858 20,6 71 1,7 0 0,0 0 0,0 3.692 88,8 4.158 100,0
2 Bintan 76 3,0 2 0,1 71 2,8 156 6,1 305 11,9 1.660 64,9 511 20,0 80 3,1 0 0,0 0 0,0 2.251 88,1 2.556 100,0
3 Natuna 108 4,4 0 0,0 50 2,0 100 4,1 258 10,5 1.215 49,6 949 38,7 28 1,1 0 0,0 0 0,0 2.192 89,5 2.450 100,0
4 Lingga 11 0,7 0 0,0 20 1,2 91 5,5 122 7,4 1.011 61,0 506 30,5 18 1,1 0 0,0 0 0,0 1.535 92,6 1.657 100,0
5 Batam 57 3,3 2 0,1 2 0,1 41 2,4 102 5,9 849 48,7 540 31,0 252 14,5 0 0,0 0 0,0 1.641 94,1 1.743 100,0
6 Tanjungpinang 173 2,83 1 0,02 9 0,15 322 5,27 505 8,26 3.782 61,8 1.716 28,1 112 1,8 0 0,0 0 0,0 5.610 91,7 6.115 100,0
7 Kep. Anambas 6 0,4 0 0,0 3 0,2 43 3,0 52 3,6 487 33,9 826 57,6 59 4,1 0 0,0 11 0,8 1.383 96,4 1.435 100,0
JUMLAH (PROVINSI) 623 3,1 9 0,0 205 1,0 973 4,8 1.810 9,0 11.767 58,5 5.906 29,4 620 3,1 0 0,0 11 0,1 18.304 91,0 20.114 100,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
148
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
NON MKJP MKJP +
NON
MKJP
% MKJP
+ NON
MKJP
TABEL 35
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 43.856 4.158 9,48 29.635 67,57
2 Bintan 23.241 2.556 11,00 18.671 80,34
3 Natuna 13.654 2.450 17,94 7.056 51,68
4 Lingga 17.242 1.657 9,61 11.704 67,88
5 Batam 210.373 1.742 0,83 165.444 78,64
6 Tanjungpinang 51.946 6.115 11,77 37.109 71,44
7 Kep. Anambas 7.421 1.435 19,34 5.820 78,43
JUMLAH (PROVINSI) 367.733 20.113 5,47 275.439 74,90
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NOKABUPATEN/
KOTAJUMLAH PUS
PESERTA KB AKTIF
TABEL 36
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 2.441 92,25 2.287 99,00 4.728 91,63 2.157 81,52 2.043 81,26 4.200 81,40
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.541 98,59 1.463 99,05 3.004 98,82 1.487 95,14 1.398 94,65 2.885 94,90
3 Natuna 700 660 1.360 673 96,14 562 85,15 1.235 90,81 424 60,57 379 57,42 803 59,04
4 Lingga 1.124 1.078 2.202 1.116 99,29 1.078 100,00 2.194 99,64 1.108 98,58 1.068 99,07 2.176 98,82
5 Batam 18.331 19.120 37.451 19.398 105,82 18.047 94,39 37.445 99,98 18.174 99,14 15.360 80,33 33.534 89,54
6 Tanjungpinang 3.182 3.144 6.326 3.182 100,00 3.144 100,00 6.326 100,00 3.048 95,79 3.005 95,58 6.053 95,68
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 343 63,87 331 67,28 674 65,50 306 56,98 297 60,37 603 58,60
JUMLAH (PROVINSI) 28.083 28.485 56.568 28.694 102,18 26.912 94,48 55.606 98,30 26.704 95,09 23.550 82,68 50.254 88,84
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
L + PNOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH BAYI LAHIR HIDUPKUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)
L P L + P L P
TABEL 37
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 900 - 881 - 1.781 -
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.514 96,87 1.403 94,99 2.917 95,95
3 Natuna 809 754 1.563 716 88,50 742 98,41 1.458 93,28
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 846 72,12 713 64,64 1.559 68,50
5 Batam 20.266 18.874 39.140 2.894 14,28 2.414 12,79 5.308 13,56
6 Tanjungpinang 3.081 2.972 6.053 1.576 51,15 1.466 49,33 3.042 50,26
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 94 17,50 87 17,68 181 17,59
JUMLAH (PROVINSI) 30.075 28.186 58.261 8.540 28,40 7.706 27,34 16.246 27,88
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH BAYIKUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
L P L + P
TABEL 38
1 2 4 5 6
1 Karimun 54 50 92,6
2 Bintan 51 50 98,0
3 Natuna 76 40 52,6
4 Lingga 57 45 78,9
5 Batam 64 34 53,1
6 Tanjungpinang 18 18 100,0
7 Kep. Anambas 54 32 59,3
JUMLAH (PROVINSI) 374 269 71,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTAJUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
BAYI DIIMUNISASI
DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16,0 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 2.505 94,67 2.369 94,23 4.874 94,46 2.392 90,40 2.263 90,02 4.655 90,21 2.311 87,34 2.180 86,71 4.491 87,03 7,74 7,98 7,86
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.472 94,18 1.431 96,89 2.903 95,49 1.499 95,91 1.391 94,18 2.890 95,07 1.474 94,31 1.440 97,49 2.914 95,86 -0,14 -0,63 -0,38
3 Natuna 809 754 1.563 733 90,61 741 98,28 1.474 94,31 779 96,29 738 97,88 1.517 97,06 716 88,50 742 98,41 1.458 93,28 2,32 -0,13 1,09
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 953 81,24 924 83,77 1.877 82,47 1.143 97,44 1.059 96,01 2.202 96,75 1.006 85,76 967 87,67 1.973 86,69 -5,56 -4,65 -5,11
5 Batam 20.215 18.874 39.088 15.006 74,23 14.359 76,08 29.365 75,13 14.883 73,62 14.123 74,83 29.006 74,21 14.167 70,08 13.577 71,93 27.744 70,98 5,59 5,45 5,52
6 Tanjungpinang 3.081 2.972 6.053 2.944 95,55 2.677 90,07 5.621 92,86 2.912 94,51 2.727 91,76 5.639 93,16 2.886 93,67 2.760 92,87 5.646 93,28 1,97 -3,10 -0,44
7 Kep. Anambas 504 461 965 397 78,77 431 93,49 828 85,80 437 86,71 450 97,61 887 91,92 406 80,56 409 88,72 815 84,46 -2,27 5,10 1,57
JUMLAH (PROVINSI) 29.991 28.155 58.145 24.010 80,06 22.932 81,45 46.942 80,73 24.045 80,17 22.751 80,81 46.796 80,48 22.966 76,58 22.075 78,41 45.041 77,46 4,35 3,74 4,05
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
L + P
NO KABUPATEN/ KOTAJUMLAH BAYI
DO RATE (%)
L P L + P L P L + P L P L + PL P
TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
BAYI DIIMUNISASI
BCG POLIO3
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 2.384 90,10 2.255 89,70 4.639 89,90 2.362 89,27 2.234 88,86 4.596 89,07
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.481 94,75 1.448 98,04 2.929 96,35 1.496 95,71 1.404 95,06 2.900 95,39
3 Natuna 809 754 1.563 679 83,93 692 91,78 1.371 87,72 736 90,98 721 95,62 1.457 93,22
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 939 80,05 976 88,49 1.915 84,14 1.062 90,54 1.020 92,48 2.082 91,48
5 Batam 20.215 18.874 39.089 14.081 69,66 13.600 72,06 27.681 70,82 14.507 71,76 15.289 81,01 29.796 76,23
6 Tanjungpinang 3.081 2.972 6.053 3.005 97,53 2.851 95,93 5.856 96,75 2.948 95,68 2.753 92,63 5.701 94,18
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 367 68,34 372 75,61 739 71,82 394 73,37 433 88,01 827 80,37
JUMLAH (PROVINSI) 30.024 28.186 58.210 22.936 76,39 22.194 78,74 45.130 77,53 23.505 78,29 23.854 84,63 47.359 81,36
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
L + P
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/ KOTAJUMLAH BAYI
L P L + P L P
TABEL 41
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 941 35,56 859 34,17 1.800 34,88
2 Bintan 1.228 1.200 2.428 552 44,95 533 44,42 1.085 44,69
3 Natuna 809 754 1.563 225 27,81 256 33,95 481 30,77
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 146 12,45 161 14,60 307 13,49
5 Batam 10.133 9.437 19.570 2.854 28,17 2.850 30,20 5.704 29,15
6 Tanjungpinang 2.748 2.632 5.380 617 22,45 576 21,88 1.193 22,17
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 135 25,14 132 26,83 267 25,95
JUMLAH (PROVINSI) 19.274 18.132 37.406 5.470 28,38 5.367 29,60 10.837 28,97
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH BAYIJUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
L P L + P
TABEL 42
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 1.955 1.870 3.825 193 183 376 9,87 9,79 9,83
2 Bintan 728 667 1.395 728 667 1.395 100,00 100,00 100,00
3 Natuna 284 264 548 284 264 548 100,00 100,00 100,00
4 Lingga 43 58 101 43 58 101 100,00 100,00 100,00
5 Batam 454 439 893 307 267 574 67,62 60,82 64,28
6 Tanjungpinang 36 17 53 36 17 53 100,00 100,00 100,00
7 Kep. Anambas - - - - - - - - -
JUMLAH (PROVINSI) 3.500 3.315 6.815 1.591 1.456 3.047 45,46 43,92 44,71
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
ANAK 6-23 BULAN
DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI %
TABEL 43
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 12.710 12.047 24.757 3.648 28,70 3.461 28,73 7.109 28,72
2 Bintan 6.173 6.041 12.214 4.803 77,81 4.850 80,28 9.653 79,03
3 Natuna 4.595 4.288 8.883 2.852 62,07 2.671 62,29 5.523 62,17
4 Lingga 5.198 4.880 10.078 3.681 70,82 3.487 71,45 7.168 71,13
5 Batam 60.776 56.858 117.634 4.268 7,02 4.023 7,08 8.291 7,05
6 Tanjungpinang 10.832 10.456 21.288 4.135 38,17 4.163 39,81 8.298 38,98
7 Kep. Anambas 2.497 2.288 4.785 258 10,33 212 9,27 470 9,82
JUMLAH (PROVINSI) 102.781 96.858 199.639 23.645 23,01 22.867 23,61 46.512 23,30
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/ KOTA JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
L P L + P
TABEL 44
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 15.363 14.558 29.921 8.612 56,06 8.239 56,59 16.851 56,32 5.275 61,25 5.053 61,33 10.328 61,29 66 0,77 69 0,84 135 0,80
2 Bintan 7.736 7.518 15.254 6.207 80,24 6.068 80,71 12.275 80,47 4.211 67,84 4.156 68,49 8.367 68,16 52 0,84 41 0,68 93 0,76
3 Natuna 5.700 5.320 11.020 1.951 34,23 1.948 36,62 3.899 35,38 1.210 62,02 1.203 61,76 2.413 61,89 257 13,17 303 15,55 560 14,36
4 Lingga 5.198 4.880 10.078 4.372 84,11 4.045 82,89 8.417 83,52 2.847 65,12 2.574 63,63 2 0,02 24 0,55 22 0,54 46 0,55
5 Batam 75.459 70.595 146.054 37.722 49,99 36.279 51,39 74.001 50,67 26.671 70,70 24.728 68,16 51.399 69,46 51 0,14 50 0,14 101 0,14
6 Tanjungpinang 13.913 13.428 27.341 8.682 62,40 8.417 62,68 17.099 62,54 4.949 57,00 4.796 56,98 9.745 56,99 45 0,52 38 0,45 83 0,49
7 Kep. Anambas 2.622 3.228 5.850 1.803 68,76 1.234 38,23 3.037 51,91 1.483 82,25 989 80,15 2.472 81,40 240 13,31 161 13,05 401 13,20
JUMLAH (PROVINSI) 125.991 119.527 245.518 69.349 55,04 66.230 55,41 135.579 55,22 46.646 67,26 43.499 65,68 84.726 62,49 735 1,06 684 1,03 1.419 1,05
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
L+PNO KABUPATEN/ KOTA
BALITA
BALITA YANG ADADITIMBANG BB NAIK BGM
L P L+P L P L+P L P
TABEL 45
BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 136 94 230 11 8,1 9 9,6 20 8,7
2 Bintan 37 17 54 37 100,0 17 100,0 54 100,0
3 Natuna 30 59 89 30 100,0 59 100,0 89 100,0
4 Lingga 33 33 66 33 100,0 33 100,0 66 100,0
5 Batam 188 159 347 185 98,4 159 100,0 344 99,1
6 Tanjungpinang 15 10 25 15 100,0 10 100,0 25 100,0
7 Kep. Anambas 9 8 17 9 100,0 8 100,0 17 100,0
JUMLAH (PROVINSI) 448 380 828 320 71,4 295 77,6 615 74,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTAJUMLAH
MENDAPAT PERAWATAN
L P L + P
TABEL 46
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 2.901 2.523 5.424 2.736 94,3 2.361 93,6 5.097 94,0
2 Bintan 1.855 1.695 3.550 1.855 100,0 1.695 100,0 3.550 100,0
3 Natuna 985 875 1.860 766 77,8 720 82,3 1.486 79,9
4 Lingga 1.065 960 2.025 1.037 97,4 939 97,8 1.976 97,6
5 Batam 10.188 9.631 19.819 10.047 98,6 9.321 96,8 19.368 97,7
6 Tanjungpinang 2.295 2.107 4.402 2.054 89,5 1.914 90,8 3.968 90,1
7 Kep. Anambas 615 538 1.153 575 93,5 473 87,9 1.048 90,9
JUMLAH (PROVINSI) 19.904 18.329 38.233 19.070 95,8 17.423 95,1 36.493 95,4
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 95,8 95,1 95,4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTAJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L + P
TABEL 47
MURID SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 14.627 13.293 27.920 5.777 39,5 5.704 42,9 11.481 41,1
2 Bintan 9.467 8.903 18.370 9.141 96,6 8.536 95,9 17.677 96,2
3 Natuna 5.371 4.902 10.273 1.567 29,2 1.483 30,3 3.050 29,7
4 Lingga 6.107 5.784 11.891 1.120 18,3 987 17,1 2.107 17,7
5 Batam 43.059 39.685 82.744 13.875 32,2 15.317 38,6 29.192 35,3
6 Tanjungpinang 13.287 13.044 26.331 2.086 15,7 1.914 14,7 4.000 15,2
7 Kep. Anambas 2.851 2.797 5.648 38 1,3 24 0,9 62 1,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 94.769 88.408 183.177 33.604 35,5 33.965 38,4 67.569 36,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTAJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
L P L + P
TABEL 48
L P L+P L % P % L+P %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 11.980 11.430 23.410 284 2,37 567 4,96 851 3,64
2 Bintan 5.779 5.410 11.189 2.152 37,24 3.665 67,74 5.817 51,99
3 Natuna 2.771 2.578 5.349 176 6,35 164 6,36 340 6,36
4 Lingga 3.883 3.794 7.677 517 13,31 827 21,80 1.344 17,51
5 Batam 24.706 23.113 47.820 5.324 21,55 7.399 32,01 12.723 26,61
6 Tanjungpinang 6.752 7.228 13.980 9.074 134,39 9.718 134,45 18.792 134,42
7 Kep. Anambas 1.318 1.339 2.657 277 21,02 590 44,06 867 32,63
JUMLAH (PROVINSI) 57.189 54.892 112.082 17.804 31,13 22.930 41,77 40.734 36,34
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
USILA (60TAHUN+)
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
TABEL 49
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
PUSKESMAS PERAWATAN 3 3 100,00
SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
5 5 100,00
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
PUSKESMAS PERAWATAN 5 5 100,00
SARANA YANKES.LAINNYA 1 1 100,00
8 8 100,00
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
PUSKESMAS PERAWATAN 8 8 100,00
SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
10 10 100,00
PERSENTASE SARANA KESEHATAN
DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATANJUMLAH
SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
YAN. GADAR LEVEL I
1KARIMUN
JUMLAH (KAB/KOTA)
2BINTAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
3NATUNA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATANJUMLAH
SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
YAN. GADAR LEVEL I
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 1 1 100,00
PUSKESMAS PERAWATAN 4 4 100,00
SARANA YANKES.LAINNYA 3 3 100,00
9 9 100,00
RUMAH SAKIT UMUM 8 5 62,50
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 6 0 0,00
PUSKESMAS PERAWATAN 0 0 #DIV/0!
SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
14 5 35,71
RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
PUSKESMAS PERAWATAN 1 1 100,00
SARANA YANKES.LAINNYA 20 0 0,00
24 4 16,67
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
PUSKESMAS PERAWATAN 3 3 100,00
4LINGGA
JUMLAH (KAB/KOTA)
5BATAM
JUMLAH (KAB/KOTA)
6TANJUNGPINANG
JUMLAH (KAB/KOTA)
7KEP. ANAMBAS
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATANJUMLAH
SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
YAN. GADAR LEVEL I
SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
5 5 100,00
7KEP. ANAMBAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATANJUMLAH
SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
YAN. GADAR LEVEL I
RUMAH SAKIT UMUM 20 17 85,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 7 1 14,29
PUSKESMAS PERAWATAN 24 24 100,00
SARANA YANKES.LAINNYA 24 4 16,67
JUMLAH (PROVINSI) 75 46 61,33
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
8 TOTAL
TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
YANG TERSERANG
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Karimun Hepatiitis A 1 1 1.247 1.109 2.356 50 45 95 4 4 0 0 0 0 0 0 0
2 Bintan
Keracunan pangan
HFMD (Hand, Foot
and Mouth Disease)
1 4 550 650 1.200 33 51 84 6,00 7,85 7,00 0 0 0 - - -
DBD 3 9 17.224 19.736 36.960 38 58 96 0,22 0,29 0,26 2 1 3 5,26 1,72 3,13
3 Natuna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 Batam Campak 5 11 170.861 155.806 326.667 53 31 84 0,03 0,02 0,03 0 0 0 - - -
6 Tanjungpinang Suspek Difteri 1 1 8 8 16 1 0 1 12,50 - 6,25 0 0 0 - - -
7 Kep. Anambas DBD 4 4 6.099 7.200 13.299 3 1 4 0,05 0,01 0,03 3 1 4 100,00 100,00 100,00
Keracunan pangan) 1 1 4.278 3.866 8.144 6 2 8 0,14 0,05 0,10 0 0 0 - - -
HFMD (Hand, Foot
and Mouth Disease)1 1 0 0 0 8 8 16 0 0 0 0 0 0 - - -
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH KEMATIAN CFR (%)
JUMLAH
KEC
JUMLAH
DESA
NOKABUPATEN/
KOTA
JENIS KEJADIAN
LUAR BIASA
JUMLAH PENDUDUK
TERANCAMJUMLAH PENDERITA ATTACK RATE (%)
TABEL 51
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KABUPATEN/KOTA
JUMLAHDITANGANI <24
JAM%
1 2 4 5 6 7
1 Karimun 54 1 1 0
2 Bintan 51 10 10 100,00
3 Natuna 76 0 0 #DIV/0!
4 Lingga 65 0 0 0
5 Batam 64 11 9 81,82
6 Tanjungpinang 18 1 1 100,00
7 Kep. Anambas 54 8 8 100,00
JUMLAH (PROVINSI) 382 31 29 93,55
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB
TABEL 52
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun - - - 758 726 1.484 0,00 0,00 0,00
2 Bintan 109 275 384 585 828 1.413 0,19 0,33 0,27
3 Natuna 221 293 514 270 437 707 0,82 0,67 0,73
4 Lingga 27 52 79 552 966 1.518 0,05 0,05 0,05
5 Batam 420 746 1.166 2.113 2.769 4.882 0,20 0,27 0,24
6 Tanjungpinang 123 237 360 921 1.327 2.248 0,13 0,18 0,16
7 Kep. Anambas 85 77 162 239 218 457 0,36 0,35 0,35
JUMLAH (PROVINSI) 985 1.680 2.665 5.438 7.271 12.709 0,18 0,23 0,21
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTATUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN
TABEL 53
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Karimun 147 28 19,05 31 21,09 3.293 3.048 6.341 1.120 34,01 1.560 51,18 2.680 42,26 165 163 328 33 20,00 34 20,86 67 20,43
2 Bintan 98 5 5,10 98 100,00 9.467 8.903 18.370 7.410 78,27 7.079 79,51 14.489 78,87 1.379 1.282 2.661 46 3,34 49 3,82 95 3,57
3 Natuna 80 31 38,75 31 38,75 5.371 4.902 10.273 879 16,37 681 13,89 1.560 15,19 228 200 428 217 95,18 210 105,00 427 99,77
4 Lingga 125 - 0,00 125 100,00 6.107 5.784 11.891 1.037 16,98 939 16,23 1.976 16,62 810 407 1.217 810 100,00 407 100,00 1.217 100,00
5 Batam 314 93 29,62 292 92,99 10.188 9.631 19.819 10.047 98,62 9.321 96,78 19.368 97,72 1.953 2.275 4.228 1.432 73,32 1.663 73,10 3.095 73,20
6 Tanjungpinang 72 72 100,00 72 100,00 13.287 13.044 26.331 1.929 14,52 1.751 13,42 3.680 13,98 685 634 1.319 194 28,32 287 45,27 481 36,47
7 Kep. Anambas 65 6 9,23 63 96,92 626 553 1.179 575 91,85 473 85,53 1.048 88,89 45 33 78 36 80,00 32 96,97 68 87,18
JUMLAH (PROVINSI) 901 235 26,08 712 79,02 48.339 45.865 94.204 22.997 47,57 21.804 47,54 44.801 47,56 5.265 4.994 10.259 2.768 52,57 2.682 53,70 5.450 53,12
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO
KABUPATEN/
KOTA
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI
DGN
SIKAT
GIGI
%
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
%
JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA
TABEL 54
PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH
KEGIATAN
PENYULUHAN
KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN
MASSA
1 2 3 4 5
Puskesmas 666 187
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 47 0
Rumah Sakit 0 0
713 187
Puskesmas 725 688
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 0 0
Rumah Sakit 0 0
725 688
Puskesmas 773 404
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 150 1.600
Rumah Sakit 0 0
923 2.004
Puskesmas 136 7
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 20 2
Rumah Sakit 0 0
156 9
Puskesmas 4.320 64
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 0 0
Rumah Sakit 0 0
4.320 64
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATAN
1KARIMUN
JUMLAH (KAB/KOTA)
2BINTAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
3NATUNA
JUMLAH (KAB/KOTA)
4LINGGA
JUMLAH (KAB/KOTA)
5BATAM
JUMLAH (KAB/KOTA)
PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH
KEGIATAN
PENYULUHAN
KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN
MASSA
1 2 3 4 5
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATAN
Puskesmas 1.297 74
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 25 0
Rumah Sakit 0 0
1.322 74
Puskesmas 8.016 11
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 24 0
Rumah Sakit 0 0
8.040 11
Puskesmas 15.933 1.435
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 266 1.602
Rumah Sakit 0 0
16.199 3.037
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH (PROVINSI)
6TANJUNGPINANG
JUMLAH (KAB/KOTA)
7KEP. ANAMBAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
8 TOTAL
TABEL 55
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 119.482 113.593 233.075 8.486 8.124 16.610 0 0 11.717 15.546 14.827 30.373 0 0 0 24.032 22.951 46.983 20,11 20,20 20,16
2 Bintan 82.170 76.635 158.805 3.501 3.622 7.123 3.916 2.722 6.638 18.336 19.232 37.568 822 954 1.776 26.575 26.530 53.105 32,34 34,62 33,44
3 Natuna 42.544 39.698 82.242 1.701 1.277 2.978 0 0 0 7.780 7.267 15.047 24.046 22.346 46.392 33.527 30.890 64.417 78,81 77,81 78,33
4 Lingga 49.570 52.807 102.377 3.990 3.366 7.356 0 0 0 11.405 10.199 21.604 21.508 18.492 40.000 36.903 32.057 68.960 74,45 60,71 67,36
5 Batam 638.404 549.338 1.187.742 2.686 3.139 5.825 581 509 1.090 48.385 53.233 101.618 4.968 4.838 9.806 56.620 61.719 118.339 8,87 11,24 9,96
6 Tanjungpinang 116.256 112.668 228.924 11.381 12.330 23.711 248 177 425 19.737 18.735 38.472 3.609 3.577 7.186 34.975 34.819 69.794 30,08 30,90 30,49
7 Kep. Anambas 23.452 21.551 45.003 1.967 2.055 4.022 0 0 0 19.615 19.694 39.309 445 463 908 22.027 22.212 44.239 93,92 103,07 98,30
JUMLAH (PROVINSI) 1.071.878 966.290 2.038.168 33.712 33.913 67.625 4.745 3.408 19.870 140.804 143.187 283.991 55.398 50.670 106.068 234.659 231.178 465.837
PERSENTASE (PROVINSI) 3,1 3,5 3,3 0,4 0,4 1,0 13,1 14,8 13,9 5,2 5,2 5,2 21,9 23,9 22,9 21,9 23,9 22,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH PENDUDUKASKES JAMSOSTEK ASKESKIN/JAMKESMAS LAINNYA JUMLAH %
TABEL 56
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 23.006 21.940 44.946 15.546 67,6 14.827 67,6 30.373 67,6 11.492 50,0 10.958 49,9 22.450 49,9 2.575 11,2 2.457 11,2 5.032 11,2
2 Bintan 18.336 19.232 37.568 18.336 100,0 19.232 100,0 37.568 100,0 4.158 22,7 5.491 28,6 9.649 25,7 171 0,9 176 0,9 347 0,9
3 Natuna 7.780 7.267 15.047 7.780 100,0 7.267 100,0 15.047 100,0 1.993 25,6 1.852 25,5 3.845 25,6 - - - - - -
4 Lingga 32.913 28.691 61.604 32.913 100,0 28.691 100,0 61.604 100,0 5.196 15,8 7.276 25,4 12.472 20,2 6 0,0 8 0,0 14 0,0
5 Batam 70.816 66.844 137.660 19.185 27,1 23.813 35,6 42.998 31,2 0,0 - 0,0 46.582 33,8 - - - - 8.553 6,2
6 Tanjungpinang 19.000 17.983 36.983 13.351 70,3 12.637 70,3 25.988 70,3 5.249 27,6 6.644 36,9 11.893 32,2 1.110 5,8 1.207 6,7 2.317 6,3
7 Kep. Anambas 5.810 5.068 10.878 2.237 38,5 2.394 47,2 4.631 42,6 2.141 36,9 1.929 38,1 4.070 37,4 133 2,3 121 2,4 254 2,3
JUMLAH (PROVINSI) 177.661 167.025 344.686 109.348 61,5 108.861 65,2 218.209 63,3 30.229 17,0 34.150 20,4 110.961 32,2 3.995 2,2 3.969 2,4 16.517 4,8
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
L + P L P L + P L
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
JUMLAH YANG ADADICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L P L + PP
TABEL 57
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 23.006 21.940 44.946 374 1,6 367 1,7 741 1,6 144 0,6 - 0,0 282 0,6
2 Bintan 18.336 19.232 37.568 29 0,2 28 0,1 57 0,2 131 0,7 188 1,0 319 0,8
3 Natuna 7.780 7.267 15.047 - - - - - - - - - - - -
4 Lingga 32.913 28.691 61.604 6 0,0 5 0,0 11 0,0 1.017 3,1 1.217 4,2 2.234 3,6
5 Batam 70.816 66.844 137.660 - 0,0 - - - - - - - - - -
6 Tanjungpinang 19.000 17.983 36.983 12 0,1 241 1,3 253 0,7 18 0,1 20 0,1 38 0,1
7 Kep. Anambas 5.810 5.068 10.878 153 2,6 135 2,7 288 2,6 138 2,4 116 2,3 254 2,3
JUMLAH (PROVINSI) 177.661 167.025 344.686 574 0,3 776 0,5 1.350 0,4 1.448 0,8 1.541 1 3.127 0,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
L + P L P L + P
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L P
TABEL 58
JUMLAH KUNJUNGAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Puskesmas 63.427 60.227 123.654 1.512 1.472 2.984 306 292 598
RS 26.800 29.074 55.874 4.181 4.947 9.128 202 182 384
Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
90.227 89.301 179.528 5.693 6.419 12.112 508 474 982
119.482 113.593 233.075 119.482 113.593 233.075
75,52 78,61 77,03 4,76 5,65 5,20
Puskesmas 39.781 44.275 84.056 359 391 750 0 0 0
RS 4.298 3.901 8.199 1767 1788 3555 3 2 5
Sarana Yankes lainnya 10.689 11.693 22.382 0 0 0 0 0 0
54.768 59.869 114.637 2.126 2.179 4.305 3 2 5
82.170 76.635 158.805 82.170 76.635 158.805
66,65 78,12 72,19 2,59 2,84 2,71
Puskesmas 40.418 48.329 88.747 116 119 235 134 16 150
RS 12.707 16.754 29.461 2.032 2.455 4.487 0 0 0
Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
53.125 65.083 118.208 2.148 2.574 4.722 134 16 150
42.544 39.698 82.242 42.544 39.698 82.242
124,87 163,95 143,73 5,05 6,48 5,74
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO. KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
1 KARIMUN
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
2 BINTAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
3 NATUNA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
JUMLAH KUNJUNGAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NO. KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
Puskesmas 76.938 60.559 137.497 270 270 540 37 8 45
RS 5.177 5.346 10.523 1.659 2.266 3.925 4 2 6
Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
82.115 65.905 148.020 1.929 2.536 4.465 41 10 51
49.570 52.807 102.377 49.570 52.807 102.377
165,65 124,80 144,58 3,89 4,80 4,36
Puskesmas 590.959 561.477 1.152.436 0 0 0 49 47 96
RS 145.612 222.606 368.218 10.906 20.482 31.388 0 0 1.239
Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
736.571 784.083 1.520.654 10.906 20.482 31.388 49 47 1.335
638.404 549.338 1.187.742 638.404 549.338 1.187.742
115,38 142,73 128,03 1,71 3,73 2,64
Puskesmas 58.898 84.456 143.354 75 357 432 12 10 22
RS 19.933 21.307 41.240 3.473 3.296 6.769 0 0 0
Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
78.831 105.763 184.594 3.548 3.653 7.201 12 10 22
122.160 112.668 234.828 122.160 112.668 234.828
64,53 93,87 78,61 2,90 3,24 3,07
Puskesmas 20.789 20.902 41.691 509 568 1.077 0 0 0
RS 2.225 2.831 5.056 457 581 1.038 0 0 0
Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23.014 23.733 46.747 966 1.149 2.115 0 0 0
23.452 21.551 45.003 23.452 21.551 45.003
98,13 110,12 103,88 4,12 5,33 4,70
Puskesmas 891.210 880.225 1.771.435 2.841 3.177 6.018 538 373 911
RS 216.752 301.819 518.571 24.475 35.815 60.290 209 186 395
4 LINGGA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
5 BATAM
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
6 TANJUNGPINANG
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
7 KEP. ANAMBAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
8 TOTAL
JUMLAH KUNJUNGAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
NO. KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
Sarana Yankes lainnya 10.689 11.693 22.382 0 0 0 0 0 0
1.118.651 1.193.737 2.312.388 27.316 38.992 66.308 747 559 1.306
1.027.934 966.290 1.994.224 1.027.934 966.290 1.994.224
108,8 123,5 116,0 2,7 4,0 3,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
8 TOTAL
JUMLAH (PROVINSI)
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
TABEL 59
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun RSUD Karimun 165 2.528 3.375 5.903 141 141 282 81 81 162 55,8 41,8 47,8 32,0 24,0 27,4
RS Bakti Timah 50 1.552 1.447 2.969 16 15 31 9 11 20 10,3 10,4 10,4 5,8 7,6 6,7
2 Bintan RSU PROP. KEPRI - TG.UBAN 72 1.213 1.049 2.262 14 15 29 - - - 11,5 14,3 12,8 - - -
RSUD KAB. BINTAN 31 523 771 1.294 11 18 29 1 2 3 21,0 23,3 22,4 1,9 2,6 2,3
3 Natuna RSUD Natuna 99 2.026 2.455 4.481 34 42 76 18 22 40 16,8 17,1 17,0 8,9 9,0 8,9
RS TNI AU Natuna 10 3 3 6 - - - - - - - - - - -
4 Lingga RS Lapangan Lingga 29 459 558 1.017 15 11 26 7 8 15 32,7 19,7 25,6 15,3 14,3 14,7
RSUD Dabo 55 1.028 1.573 2.601 58 36 94 27 26 53 56,4 22,9 36,1 26,3 16,5 20,4
5 Batam RSUD Embung Fatimah 209 4.020 6.030 10.050 252 - 252 133 - 133 62,7 - 25,1 33,1 - 13,2
RSBP Batam 204 - - 39.349 137 138 275 50 64 114 #VALUE! #VALUE! 7,0 #VALUE! #VALUE! 2,9
Awal Bros 186 - - 11.133 84 55 132 41 26 71 #VALUE! #VALUE! 11,9 #VALUE! #VALUE! 6,4
Budi kemulyaan 230 - - 13.446 - - - - - - #VALUE! #VALUE! - #VALUE! #VALUE! -
Harapan Bunda 103 3.507 5.974 9.481 - - - - - - - - - - - -
St. Elizabeth 1 3.704 5.421 9.125 97 65 162 31 23 54 26,2 12,0 17,8 8,4 4,2 5,9
Camantha Sahidya 100 1.204 3.644 4.848 23 13 36 4 2 6 19,1 3,6 7,4 3,3 0,5 1,2
Charis Medica 105 1.352 1.525 2.877 - - - - - - - -
Permata Hati 48 206 1.081 1.287 - 1 1 - - - - 0,9 0,8 - - -
Graha Hermin 25 685 1.178 1.863 1 - 1 1 - - 1,5 - 0,5 1,5 - -
Kasih Sayang Ibu 19 120 218 338 - - - - - - - - - - - -
Mutiara Aini 29 - 704 704 1 - 1 1 3 - #VALUE! - 1,4 #VALUE! 4,3 -
Nuruddiniyyah 25 185 34 219 - - - - - - - - - - - -
6 Tanjungpinang RSUD Tanjungpinang 155 4.452 4.451 8.903 181 180 361 96 95 191 40,7 40,4 40,5 21,6 21,3 21,5
RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 153 2.893 2.367 5.260 130 71 201 11 9 20 44,9 30,0 38,2 3,8 3,8 3,8
RSUD Prov. Kepri 71 1.276 857 2.133 72 51 123 28 50 78 56,4 59,5 21,9 58,3
7 Anambas RSL Palmatak 15 572 430 1.002 20 14 34 20 14 34 35,0 32,6 33,9 35,0 32,6 33,9
2.189 33.508 45.145 142.551 1.287 866 2.146 559 436 994 38,4 19,2 15,1 16,7 9,7 7,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
GDR NDR
JUMLAH (PROVINSI)
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTANAMA RUMAH SAKIT
a JUMLAH
TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR (HIDUP +
MATI)PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥
48 JAM DIRAWAT
TABEL 60
PASIEN KELUAR
(HIDUP+MATI)
PASIEN
KELUAR MATI
PASIEN
KELUAR MATI ≥
48 JAM
DIRAWAT1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Karimun RSUD Karimun 165 5.903 282 162 23.966 39,8 4,1
RS Bakti Timah 50 2.969 31 20 8.433 46,2 2,8
2 Bintan RSU PROP. KEPRI - TG.UBAN 72 2.262 29 - 5.400 20,5 2,4
RSUD KAB. BINTAN 31 1.294 29 3 4.459 39,4 3,4
3 Natuna RSUD Natuna 99 4.481 76 40 9.471 26,2 2,1
RS TNI AU Natuna 10 6 6 - 15 0,4 2,5
4 Lingga RS Lapangan Lingga 29 1.017 26 15 3.734 35,3 3,7
RSUD DABO 55 2.601 94 53 6.829 34,0 2,6
5 Batam RSUD Embung Fatimah 100 6.948 252 133 20.556 56,3 3,0
RSBP Batam 204 8.405 416 178 45.929 61,7 5,5
Awal Bros 183 6.987 132 71 26.142 39,1 3,7
Budi kemulyaan 234 7.477 236 57 48.472 56,8 6,5
Harapan Bunda 100 6.878 65 - 37.457 102,6 5,4
St. Elizabeth 130 8.217 60 46 21.683 45,7 2,6
Camantha Sahidya 108 1.768 46 20 11.720 29,7 6,6
Charis Medica 105 3.421 - - 8.556 22,3 2,5
Permata Hati 32 - - - 4.191 35,9 -
Graha Hermin 27 - - - 2.101 21,3 -
Kasih Sayang Ibu 31 - - - - - -
Mutiara Aini 25 - - - 2.181 23,9 -
Nuruddiniyyah 25 - - - 724 7,9 -
LOS
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/KOTA NAMA RUMAH SAKITa JUMLAH
TEMPAT TIDUR
JUMLAH PASIENJUMLAH HARI
PERAWATANBOR
RS Pembantu Detasemen 01.08.03 7 - - - - - -
6 Tanjungpinang RSUD Tanjungpinang 155 8.903 361 191 34.692 61,3 3,9
RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 153 5.260 201 20 17.273 30,9 3,3
RSUD Prov. Kepri 71 2.133 123 78 7.880 30,4 3,7
7 Anambas RSL Palmatak 15 1.002 34 34 3.398 62,1 3,4
2216 87932 2499 1121 355.262 43,9 4,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
JUMLAH (PROVINSI)
10
6,1
3,3
9,2
5,3
6,0
605,8
6,7
5,1
2,3
3,4
5,8
4,9
-0,1
3,1
15,7
8,7
-
-
-
-
-
TOI
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
-
2,46
7,33
8,46
2,1
5,2
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU BER PHBS * %
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 67.384 27.848 41,3 6.534 23,5
2 Bintan 25.644 12.012 46,8 4.994 41,6
3 Natuna 23.293 14.940 64,1 2.303 15,4
4 Lingga 23.718 22.274 93,9 5.052 22,7
5 Batam 500.172 83.513 16,7 56.167 67,3
6 Tanjungpinang 53.468 42.145 78,8 22.492 53,4
7 Kep. Anambas 11.007 3.356 30,5 122 3,6
JUMLAH (PROVINSI) 704.686 206.088 29,2 97.664 47,39
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
RUMAH TANGGA
TABEL 61
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
JUMLAH YANG
ADA
JUMLAH YANG
DIPERIKSA% DIPERIKSA
JUMLAH YANG
SEHAT
% RUMAH
SEHAT
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 62.818 16.721 26,6 12.396 74,1
2 Bintan 36.218 26.433 73,0 21.510 81,4
3 Natuna 18.514 11.505 62,1 3.261 28,3
4 Lingga 22.728 10.106 44,5 5.848 57,9
5 Batam 350.531 54.750 15,6 46.375 84,7
6 Tanjungpinang 47.590 17.618 37,0 15.715 89,2
7 Kep. Anambas 11.099 5.510 49,6 3.909 70,9
JUMLAH (PROVINSI) 549.498 142.643 26,0 109.014 76,42
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Batam : belum
ada survei
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 62
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
RUMAH
TABEL 63
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 63.805 13.794 21,62 9.119 66,11
2 Bintan 36.218 17.389 48,01 14.121 81,21
3 Natuna 18.514 9.097 49,14 3.336 36,67
4 Lingga 23.433 8.699 37,12 7.829 90,00
5 Batam 356.731 40.046 11,23 29.178 72,86
6 Tanjungpinang 50.113 204.770 408,62 173.990 84,97
7 Kep. Anambas 11.099 5.510 49,64 4.081 74,07
JUMLAH (PROVINSI) 559.913 299.305 53,46 241.654 80,74
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
*tidak ada survei
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
TABEL 64
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 66.343 17.380 26,2 - 0,00 2.171 12,49 12 0,07 11.763 67,68 -
2 Bintan 40.874 27.305 66,8 171 0,63 6.917 10,43 - - 15.153 55,50 406
3 Natuna 23.293 10.139 43,5 34 0,34 4.959 21,29 214 0,92 4.046 39,91 -
4 Lingga 26.078 9.468 36,3 813 8,59 3.408 13,07 - - 3.190 33,69 -
5 Batam 63.075 130.454 206,8 4.086 3,13 108.445 171,93 21 0,03 11.683 8,96 2.052
6 Tanjungpinang 57.524 12.936 22,5 - 0,00 2.675 4,65 - 0,00 9.346 72,25 -
7 Kep. Anambas 14.301 5.812 40,6 - 0,00 3.210 22,45 - - 195 3,36 -
JUMLAH (PROVINSI) 291.488 213.494 73,2 5.104 2,39 131.785 61,73 247 0,12 55.376 25,94 2.458
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KABUPATEN/KOTA
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
KELUARGA
YANG ADA
JUMLAH
KELUARGA
DIPERIKSA
SUMBER AIR
BERSIHNYA
%
KELUARGA
DIPERIKSA
JENIS SARANA AIR BERSIH
KEMASAN LEDENG SPT SGL MATA AIR
% JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
16 17 18 19 20 21 22
- 903 5,20 857 4,93 15.706 90,37
1,49 69 0,25 673 2,46 23.389 85,66
- 369 3,64 517 5,10 10.139 100,00
- 458 4,84 1.394 14,72 9.263 97,83
1,57 3.833 2,94 334 0,26 130.454 100,00
- 39 0,30 576 4,45 12.636 97,68
- - 0,00 2.407 41,41 5.812 100,00
1,15 5.671 2,66 6.758 3,17 207.399 97,15
97,15 207.399
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KABUPATEN/KOTA
JENIS SARANA AIR BERSIH
MATA AIR PAH LAINNYA JUMLAH
TABEL 65
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun - - - - - - - - - - - - - -
2 Bintan 27.305 755 2,8 5.731 21,0 4.906 18,0 - 0,0 - 0,0 13.922 51,0 281
3 Natuna 9.886 - 0,0 6.030 61,0 309 3,1 - 0,0 135 1,4 829 8,4 1.210
4 Lingga 4.401 212 4,8 221 5,0 - 0,0 - 0,0 - 0,0 1.695 38,5 53
5 Batam 63.075 8.349 13,2 5.457 8,7 34.942 55,4 658 1,0 123 0,2 1.478 2,3 321
6 Tanjungpinang 14.949 183 1,2 7.655 51,2 577 3,9 - 0,0 - 0,0 3.039 20,3 7
7 Kep. Anambas 6.409 - 0,0 815 12,7 - 0,0 - 0,0 - 0,0 432 6,7 5.162
JUMLAH (PROVINSI) 126.025 9.499 7,5 25.909 20,6 40.734 32,3 658 0,5 258 0,2 21.395 17,0 7034
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
SUMUR
TERLINDUNG
MATA AIR
TERLINDUNG
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
KELUARGA
DIPERIKSA
SUMBER AIR
MINUMNYA
SUMBER AIR MINUM KELUARGA
AIR KEMASAN AIR ISI ULANGLEDING
METERANLEDING ECERAN POMPA
% JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
- - - - - - - - - - - - -
1,0 - 0,0 1.431 5,2 - 0,0 - 0,0 280 1,0 25.595 93,7
12,2 - 0,0 441 4,5 1.098 11,1 - 0,0 - 0,0 8.513 86,1
1,2 - 0,0 209 4,7 16 0,4 - 0,0 1.172 26,6 2.181 49,6
0,5 488 0,8 70 0,1 - 0,0 - 0,0 - 0,0 51.328 81,4
0,0 3 0,0 92 0,6 - 0,0 - 0,0 84 0,6 11.461 76,7
80,5 - 0,0 3 0,0 - 0,0 - 0,0 - 0,0 6.409 100,0
5,6 491 0,4 2.246 1,8 1.114 0,9 0 0,0 1.536 1,2 105.487 83,7
MATA AIR
TERLINDUNGAIR HUJAN
SUMUR TAK
TERLINDUNG
MATA AIR TAK
TERLINDUNG
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN
SUMBER AIR MINUM KELUARGAKELUARGA DENGAN
SUMBER AIR MINUM
TERLINDUNGAIR SUNGAI LAIN-LAIN
TABEL 66
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 62.059 10.781 17,4 9.565 88,7 7.840 82,0 10.882 17,5 8.982 82,5 7.732 86,1 10.298
2 Bintan 39.662 32.470 81,9 27.874 85,8 20.810 74,7 32.362 81,6 25.217 77,9 19.930 79,0 32.414
3 Natuna 17.769 2.299 12,9 1.714 74,6 1.073 62,6 2.709 15,2 1.646 60,8 681 41,4 2.569
4 Lingga 26.861 9.600 35,7 7.648 79,7 4.616 60,4 9.600 35,7 4.121 42,9 3.025 73,4 9.620
5 Batam 392.925 276.383 70,3 263.851 95,5 261.993 99,3 276.383 70,3 262.528 95,0 257.219 98,0 276.383
6 Tanjungpinang 57.741 12.681 22,0 11.388 89,8 11.260 98,9 12.681 22,0 10.971 86,5 10.401 94,8 12.681
7 Kep. Anambas 14.450 4.597 31,8 4.527 98,5 1.373 30,3 359 2,5 191 53,2 88 46,1 4.922
JUMLAH (PROVINSI) 611.467 348.811 57,0 326.567 93,62 308.965 94,61 344.976 56,4 313.656 90,9 299.076 95,4 348.887
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
KELUARGA
JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA
DIPERIKSA
KELUARGA
MEMILIKISEHAT
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
KELUARGA
DIPERIKSA
KELUARGA
MEMILIKISEHAT
KELUARGA
DIPERIKSA
% JUMLAH % JUMLAH %
18 19 20 21 22
16,6 8.760 85,1 6.897 78,7
81,7 12.000 37,0 10.514 87,6
14,5 1.102 42,9 314 28,5
35,8 3.292 34,2 2.514 76,4
70,3 260.941 94,4 253.260 97,1
22,0 10.493 82,7 10.143 96,7
34,1 3 0,1 1 33,3
57,1 296.591 85,0 283.643 95,6
KELUARGA
MEMILIKISEHAT
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA
DIPERIKSA
TABEL 67
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20
1 Karimun 58 35 35 100,00 160 132 123 93,18 16 4 3 75,00 893 706 683 96,74
2 Bintan 30 21 8 38,10 145 136 111 81,62 8 6 5 83,33 390 309 228 73,79
3 Natuna 15 13 9 69,23 117 90 48 53,33 10 9 5 55,56 - - - -
4 Lingga 15 15 15 100,00 48 47 40 85,11 9 8 5 62,50 138 128 108 84,38
5 Batam 97 12 10 83,33 546 99 78 78,79 41 21 17 80,95 186 32 12 37,50
6 Tanjungpinang 42 20 18 90,00 357 235 229 97,45 2 1 1 100,00 638 427 406 95,08
7 Kep. Anambas 19 17 9 52,94 37 15 14 93,33 7 7 7 100,00 152 31 31 100,00
JUMLAH (PROVINSI) 276 133 104 78,20 1.410 754 643 85,28 93 56 43 76,79 2.397 1.633 1.468 89,90
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT
NOKABUPATEN/
KOTA
HOTEL RESTORAN/R-MAKAN PASAR TUPM LAINNYA
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
21 22 23 24
1.127 877 844 96,24
573 472 352 74,58
142 112 62 55,36
210 198 168 84,85
870 164 117 71,34
1.039 683 654 95,75
215 70 61 87,14
4.176 2.576 2.258 87,66
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT
JUMLAH TUPM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH
1 2 4 5 6 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Karimun 168 135 80,4 - - #DIV/0! 261 238 91,2 414 356 86,0 190 167 87,9 25
2 Bintan 96 90 93,8 67 67 100,0 154 140 90,9 317 175 55,2 190 99 52,1 7
3 Natuna 77 53 68,8 - - #DIV/0! 160 120 75,0 145 127 87,6 109 60 55,0 72
4 Lingga 138 127 92,0 12 10 83,3 219 138 63,0 236 86 36,4 132 50 37,9 45
5 Batam 464 245 52,8 241 114 47,3 598 232 38,8 947 181 19,1 273 91 33,3 99
6 Tanjungpinang 146 43 29,5 22 21 95,5 142 113 79,6 228 49 21,5 83 10 12,0 139
7 Kep. Anambas 69 69 100,0 - - #DIV/0! 111 111 100,0 118 118 100,0 120 120 100,0 30
JUMLAH (PROVINSI) 1.158 762 65,8 342 212 62,0 1.645 1.092 66,4 2.405 1.092 45,4 1.097 597 54,4 417
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
SARANA LAIN
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 68
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
NOKABUPATEN/
KOTA
SARANA PELAYANAN
KESEHATAN
INSTALASI
PENGOLAHAN AIR
MINUM
SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN
DIBINA % JUMLAH DIBINA %
17 18 19 20 21
20 80,0 1.058 916 86,6
7 100,0 831 578 69,6
70 97,2 563 430 76,4
35 77,8 782 446 57,0
36 36,4 2.622 899 34,3
52 37,4 760 288 37,9
30 100,0 448 448 100,0
250 60,0 7.064 4.005 56,7
SARANA LAIN JUMLAH
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012
NO NAMA OBAT KEMASAN
TOTAL
KEBUTUHAN
SATU TAHUN
PEMAKAIAN
TAHUN 2011
RATA-RATA
PEMAKAIAN
PER-BULAN
SISA STOK per
31 Des 2011
%
KETERSEDIAAN
(dalam
%)=kolom
7/4x100%
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg 100 tablet/strip/blister , kotak 177 118 10 184 1042 Aminofilin tablet 200 mg 100 tablet / botol 52,5 35 3 37 703 Aminofilin injeksi 24 mg/ml 30 ampul / kotak 15 10 1 10 674 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) 100 tablet/strip/blister , kotak 0 0 0 585 Amoksisilin kapsul 250 mg 120 kapsul/strip/blister, kotak 0 0 0 06 Amoksisilin kaplet 500 mg 100 kaplet/strip, kotak 484,5 323 27 857 1777 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Botol 60 ml 277,5 185 15 720 2598 Metampiron tablet 500 mg 1000 tablet / botol 33 22 2 179 5429 Metampiron injeksi 250 mg 30 ampul / kotak 75 50 4 50 67
10
Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi
:Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium
Hidroksida 200 mg
btl 1000 tablet 165 110 9 308 187
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500
IU/g + polimiksin 10.000 IU/g 25 tube @ 5 g / kotak 0 0 0 0
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150
mg + Heksaklorofen 250 mg 10 supp / kotak 156 104 9 51 33
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% +
Asam Salisilat 3% 24 pot @ 30 g / kotak 33 22 2 39 118
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg 100 tablet / botol 72 48 4 0 0
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25
mg + Levodopa 250 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen 10 vial @20 ml / kotak 79,5 53 4 307 38617 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg 1000 tablet / botol 240 160 13 40 17
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg 500 tablet / botol 0 0 0 021 Atropin tetes mata 0,5% 24 btl @ 5 ml / kotak 0 0 0 0
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) 30 ampul / kotak 19,5 13 1 36 185
23 Betametason krim 0,1 % 25 tube @ 5 g / kotak 202,5 135 11 64 3224 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml 100 ampul /kotak 24 16 1 130 54225 Deksametason tablet 0,5 mg 1000 tablet / botol 1,5 1 0 1800 12000026 Dekstran 70-larutan infus 6% steril Botol 500 ml 0 0 0 0
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Botol 60 ml 60 40 3 1250 208328 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) 1000 tablet / botol 10,5 7 1 227 216229 Diazepam Injeksi 5mg/ml 30 ampul / kotak 0 0 0 12030 Diazepam tablet 2 mg 1000 tablet / botol 0 0 0 2831 Diazepam tablet 5 mg 250 tablet / botol 7,5 5 0 30 40032 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) 30 ampul / kotak 0 0 0 3033 Diagoksin tablet 0,25 mg 100 tablet / kotak 3 2 0 48 160034 Efedrin tablet 25 mg (HCL) 1000 tablet / botol 84 56 5 20 2435 Ekstrks belladona tablet 10 mg 1000 tablet / botol 0 0 0 0
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) 30 ampul /kotak 22,5 15 1 85 378
37 Etakridin larutan 0,1% Botol 300 ml 16,5 11 1 471 285538 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul @ 2 ml 0 0 0 2039 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml 30 ampul / kotak 60 40 3 150 25040 Fenobarbital tablet 30 mg 1000 tablet / botol 36 24 2 0 041 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg 100 tablet / kotak 0 0 0 042 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg 100 tablet / kotak 0 0 0 043 Fenol Gliserol tetes telinga 10% 24 btl @ 5 ml / kotak 0 0 0 044 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml 30 ampul / kotak 3 2 0 0 045 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg 100 tablet / botol 0 0 0 046 Furosemid tablet 40 mg ktk 20 x 10 tablet 0 0 0 047 Gameksan lotion 1 % Botol 30 ml 0 0 0 0
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g
,Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g 100 kantong/kotak tahan lembab 3504 2336 195 319 9
49 Gentian Violet Larutan 1 % Botol 10 ml 0 0 0 050 Glibenklamida tablet 5 mg 100 tablet / kotak 0 0 0 051 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg 1000 tablet / botol 0 0 0 052 Gliserin btl 100 ml 0 0 0 053 Glukosa larutan infus 5% btl 500 ml 0 0 0 200054 Glukosa larutan infus 10% btl 500 ml 0 0 0 100
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) 10 amp @ 25 ml, kotak 22,5 15 1 760 3378
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 057 Haloperidol tablet 0,5 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 058 Haloperidol tablet 1,5 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 059 Haloperidol tablet 5 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 060 Hidroklorotiazida tablet 25 mg 1000 tablet / botol 1,5 1 0 0 061 Hidrkortison krim 2,5% 24 tube @ 5 g / kotak 0 0 0 062 Ibuprofen tablet 200 mg 100 tablet / botol 0 0 0 063 Ibuprofen tablet 400 mg ktk 10 x 10 tablet 274,5 183 15 311 11364 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg ktk 10 x 10 tablet 90 60 5 0 065 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg 1000 tablet / botol 33 22 2 172 52166 Kaptopril tablet 12,5 mg ktk 10 x 10 tablet 313,5 209 17 0 067 Kaptopril tablet 25 mg ktk 10 x 10 tablet 480 320 27 5 168 Karbamazepim tablet 200 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 069 Ketamin Injeksi 10 mg/ml 10 vial @ 20 ml, kotak 0 0 0 070 Klofazimin kapsul 100 mg microzine 100 kapsul / botol 0 0 0 071 Kloramfenikol kapsul 250 mg 250 kapsul / botol 45 30 3 0 0
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % 24 botol @ 5 ml / kotak 0 0 0 073 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg 1000 tablet / botol 280,5 187 16 85 3074 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) 30 ampul / kotak 0 0 0 075 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) 30 ampul / kotak 12 8 1 10 8376 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) 1000 tablet / botol 9 6 1 27 30077 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) 1000 tablet / botol 0 0 0 13
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +
Sulfadoxin 500 mg 100 tablet / kotak 4,5 3 0 17 378
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi : Sulfametoksazol
200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml botol 60 ml 1642,5 1095 91 1838 112
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg ktk 10 x 10 tablet 502,5 335 28 518 103
81 Kotrimosazol DOEN II (ediatric) Kombinasi :
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 30
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg ktk 60 tablet 1575 1050 88 283 1883 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml 30 ampul / kotak 180 120 10 120 67
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml 30 vial / kotak 109,5 73 6 260 237
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml 10 vial / kotak 135 90 8 0 086 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml 10 vial / kotak 60 40 3 0 087 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 10 sase @ 30 gr / kotak 0 0 0 088 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml Botol 30 ml 0 0 0 089 Mebendazol tablet 100 mg ktk 5 x 6 tablet 0 0 0 0
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet
salut 0,125 mg ktk 10 x 10 tablet 607,5 405 34 688 113
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml 30 ampul / kotak 285 190 16 0 0
92 Metronidazol tablet 250 mg 100 tablet / kotak 70,5 47 4 40 5793 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 1000 tablet / botol 103,5 69 6 0 094 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % 24 botol @ 5 ml / kotak 0 0 0 095 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % Botol / plastik 500 ml 1950 1300 108 0 096 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ktk 10 amp @ 10 ml 0 0 0 097 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g ktk 10 x 10 tablet salut 0 0 0 2098 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g ktk 10 x 10 tablet Vaginal 0 0 0 2099 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) Botol 100 ml 0 0 0 600
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 25 tube @ 3,5 g / kotak 105 70 6 25 24101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml 10 vial / kotak 0 0 0 30102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml 30 ampul / kotak 82,5 55 5 50 61103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml Botol 60 ml 5005,5 3337 278 1148 23104 Paracetamol tablet 100 mg 100 tablet / botol 0 0 0 0105 Paracetamol tablet 500 mg 1000 tablet / botol 213 142 12 81 38106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol @ 5 ml 0 0 0 0107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg ktk 30 x 2 score 190,5 127 11 0 0108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) 1000 tablet / botol 102 68 6 60 59109 Povidon Iodida larutan 10 % Botol 30 ml 0 0 0 420110 Povidon Iodida larutan 10 % Botol 300 ml 15 10 1 398 2653111 Prednison tablet 5 mg 1000 tablet / botol 61,5 41 3 98 159112 Primakuin tablet 15 mg 1000 tablet / botol 388,5 259 22 102 26
113 Propillitiourasil tablet 100 mg 100 tablet / botol 18 12 1 14 78114 Propanol tablet 40 mg (HCL) 100 tablet / botol 0 0 0 23115 Reserpin tablet 0,10 mg 250 tablet / botol 0 0 0 0116 Reserpin tablet 0,25 mg 1000 tablet /botol 0 0 0 0117 Ringer Laktat larutan infus btl 500 ml 6600 4400 367 7093 107
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang
endap 4% 24 pot @ 30 g / kotak 33 22 2 9 27
119 Salisil bedak 2% 50 gram / kotak 412,5 275 23 355 86
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) 10 vial / kotak 7,5 5 0 5 67
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 1 vial / kotak 0 0 0 0
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) 10 vial / kotak 0 0 0 0
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) 10 ampul / kotak 150 100 8 7 5
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) 10 vial / kotak 0 0 0 0
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg 100 ampul / kotak 66 44 4 0 0
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % ktk 24 btl @ 5 ml 0 0 0 0127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% ktk 24 btl @ 5 ml 0 0 0 0128 Tetrasiklin kapsul 250 mg 1000 kapsul / botol 3 2 0 62 2067129 Tetrasiklin kapsul 500 mg ktk 10 x 10 kapsul 0 0 0 160130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ktk 30 amp @ 1 ml 0 0 0 75
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) 1000 tablet / botol 78 52 4 10 13
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp Ampul @ 10 ml 0 0 0 0
133 Triheksifenidil tablet 2 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0134 Vaksin Rabies Vero 1 kuur / set 57 38 3 362 635135 Vitamin B Kompleks tablet 1000 tablet / botol 99 66 6 68 69
JUMLAH 144253
VAKSIN136 BCG Dos 13387 9594 800 3793 28,33345783137 T T Dos 35540 29251 2438 6289 17,69555431138 D T Dos 4725 3940 328 785 16,61375661139 CAMPAK 10 Dosis Dos 8032 4954 413 3078 38,32171315140 POLIO 10 Dosis Dos 32130 19226 1602 12904 40,16184251141 DPT-HB Dos 40162 33891 2824 6271 15,61426224142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS Dos 40162 38632 3219 1530 3,809571236143 POLIO 20 Dosis Dos144 CAMPAK 20 Dosis Dos
J U M L A H 160,5501579
Sumber : Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011
TABEL 69
PROVINSI KEPULAUAN RIAU #REF!
TAHUN 2013 #REF!
NO NAMA OBAT SATUAN STOCK OBAT
PEMAKAIAN
RATA-RATA/
BULAN
TINGKAT
KECUKUPAN
(BULAN)
PERSENTASE
TINGKAT
KECUKUPAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml 43330 1600 27,08 150,45
2 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 120 kap 9507 332 28,64 159,09
3 Antasida DOEN tablet Btl @ 1000 tab 9507 332 28,64 159,09
4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 1000 tab #DIV/0! #DIV/0!
5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul #DIV/0! #DIV/0!
6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml #DIV/0! #DIV/0!
7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 1000 tab #DIV/0! #DIV/0!
8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 100 ampul #DIV/0! #DIV/0!
9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab #DIV/0! #DIV/0!
10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml #DIV/0! #DIV/0!
11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab #DIV/0! #DIV/0!
12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul #DIV/0! #DIV/0!
13 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab #DIV/0! #DIV/0!
14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab #DIV/0! #DIV/0!
15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml #DIV/0! #DIV/0!
16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Tablet #DIV/0! #DIV/0!
17 Kloroquin tablet Tablet #DIV/0! #DIV/0!
18 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml #DIV/0! #DIV/0!
19 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 1000 tab #DIV/0! #DIV/0!
20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml #DIV/0! #DIV/0!
21 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul #DIV/0! #DIV/0!
22 Retinol 200.000 IU Btl @ 30 Kapsul #DIV/0! #DIV/0!
23 Tablet Tambah darah Ktk @ 30 Tablet #DIV/0! #DIV/0!
24 Multivitamin Sirup Botol #DIV/0! #DIV/0!
25 Garam Oralit Bungkus #DIV/0! #DIV/0!
26 OAT Kat 1 Pkt #DIV/0! #DIV/0!
27 OAT Kat 2 Pkt #DIV/0! #DIV/0!
28 OAT Kat 3 Pkt #DIV/0! #DIV/0!
29 OAT Kat Sisipan Pkt #DIV/0! #DIV/0!
30 OAT Kat Anak Pkt #DIV/0! #DIV/0!
31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 1000 Tablet #DIV/0! #DIV/0!
32 Salep 2-4 Pot #DIV/0! #DIV/0!
33 Infus set dewasa Kantong #DIV/0! #DIV/0!
34 Infus set anak Kantong #DIV/0! #DIV/0!
Sumber:
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROVPEM.KAB/
KOTATNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 2
2 RUMAH SAKIT JIWA -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA -
5 PUSKESMAS PERAWATAN 3 3
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 6 6
7 PUSKESMAS KELILING 2 2
8 PUSKESMAS PEMBANTU 37 37
9 RUMAH BERSALIN 2 2
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 12 12
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 2 2
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 56 56
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 -
14 POSKESDES 70
15 POSYANDU 221
16 APOTEK 2 16 18
17 TOKO OBAT 53 53
18 GFK -
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NO FASILITAS KESEHATAN
KARIMUN
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
5 PUSKESMAS PERAWATAN
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN
7 PUSKESMAS KELILING
8 PUSKESMAS PEMBANTU
9 RUMAH BERSALIN
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
14 POSKESDES
15 POSYANDU
16 APOTEK
17 TOKO OBAT
18 GFK
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NO FASILITAS KESEHATANPEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
3 4 5 6 7 8 9
0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 -
5 5
7 7
-
29 29
0 0 0 0 2 2
0 0 0 0 0 17 17
0 15 15
0 18 18
0 8 8
56
146 146
0 0 0 0 0 9 9
0 0 0 0 0 31 31
0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
BINTAN
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
5 PUSKESMAS PERAWATAN
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN
7 PUSKESMAS KELILING
8 PUSKESMAS PEMBANTU
9 RUMAH BERSALIN
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
14 POSKESDES
15 POSYANDU
16 APOTEK
17 TOKO OBAT
18 GFK
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NO FASILITAS KESEHATANPEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
3 4 5 6 7 8 9
0 0 1 1 0 0 2
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
8
5
16
31
0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 2 0 1 3
0 3 3
0 15 12
0 0 -
22
115
0 0 13 1 0 6 20
0 0 0 0 0 6 6
0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
NATUNA
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
5 PUSKESMAS PERAWATAN
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN
7 PUSKESMAS KELILING
8 PUSKESMAS PEMBANTU
9 RUMAH BERSALIN
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
14 POSKESDES
15 POSYANDU
16 APOTEK
17 TOKO OBAT
18 GFK
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NO FASILITAS KESEHATANPEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
3 4 5 6 7 8 9
0 0 2 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
4 4
3 3
5 5
36 36
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
0 1 1
0 16 16
0 0 -
1 1
167 167
0 0 0 0 0 5 5
0 0 0 0 0 7 7
0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
LINGGA
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
5 PUSKESMAS PERAWATAN
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN
7 PUSKESMAS KELILING
8 PUSKESMAS PEMBANTU
9 RUMAH BERSALIN
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
14 POSKESDES
15 POSYANDU
16 APOTEK
17 TOKO OBAT
18 GFK
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NO FASILITAS KESEHATANPEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
3 4 5 6 7 8 9
0 0 1 0 1 6 8
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 8 8
0 0 3 0 0 0 3
0 0 13 0 0 0 13
0 0 38 0 0 0 38
0 0 55 0 0 0 55
0 0 0 0 0 58 58
1 0 1 1 0 163 166
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
0 0 24 0 0 7 31
0 0 360 0 0 0 360
0 0 1 0 2 116 119
0 0 0 0 0 91 91
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
BATAM
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
5 PUSKESMAS PERAWATAN
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN
7 PUSKESMAS KELILING
8 PUSKESMAS PEMBANTU
9 RUMAH BERSALIN
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
14 POSKESDES
15 POSYANDU
16 APOTEK
17 TOKO OBAT
18 GFK
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NO FASILITAS KESEHATANPEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
3 4 5 6 7 8 9
1 1 1 0 0 3
0 -
0 -
0 -
2 2
4 4
5 5
12 12
0 10 10
0 10 10
0 0 -
0 170 170
0 12 12
18 18
148 148
35 35
47 47
0 0 -
-
-
TANJUNGPINANG
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
5 PUSKESMAS PERAWATAN
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN
7 PUSKESMAS KELILING
8 PUSKESMAS PEMBANTU
9 RUMAH BERSALIN
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
14 POSKESDES
15 POSYANDU
16 APOTEK
17 TOKO OBAT
18 GFK
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NO FASILITAS KESEHATANPEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROVPEM.KAB/
KOTATNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
3 4 5 6 7 8 9
0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
3 3
4 4
0 9
0 21
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 1 0 0 1
0 0 -
0 0 -
0 1 1
13 13
58 58
0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 -
0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
ANAMBAS
1 2
1 RUMAH SAKIT UMUM
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
5 PUSKESMAS PERAWATAN
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN
7 PUSKESMAS KELILING
8 PUSKESMAS PEMBANTU
9 RUMAH BERSALIN
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
14 POSKESDES
15 POSYANDU
16 APOTEK
17 TOKO OBAT
18 GFK
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NO FASILITAS KESEHATANPEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
3 4 5 6 7 8 9
0 2 8 2 1 7 20
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 8 8
28
42
75
221
0 0 0 0 0 73 73
1 0 1 4 0 203 209
0 21 21
0 275 275
0 21 21
211
1.215
0 0 14 1 4 188 207
0 0 0 0 0 235 235
0 0 4 0 0 0 4
0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 -
PROVINSI
TABEL 71
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00 2 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 9 7 77,78
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 9 81,82
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00 0,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 12 12 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 14 100,00
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00 1 50,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 13 13 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 15 15 100,00
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,00 1 50,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 1,00
PUSKESMAS 7 7 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 201
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN KOTA UNIT KERJA JUMLAHLABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
1 KARIMUN
2 BINTAN
3 NATUNA
4 LINGGA
RUMAH SAKIT UMUM 8 8 100,00 8 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS 6 0 0,00
PUSKESMAS 16 14 87,50
JUMLAH (KAB/KOTA) 30 22 73,33
RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100,00 0,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 6 6 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 100,00
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00 0,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 7 3 42,86
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 5 55,56
RUMAH SAKIT UMUM 20 20 100,00 0,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
RUMAH SAKIT KHUSUS 7 1 14,29
PUSKESMAS 70 62 88,57
JUMLAH (PROVINSI) 97 83 85,57
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
5 BATAM
6 TANJUNGPINANG
7 KEP. ANAMBAS
8 TOTAL
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 72
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 7 3,32 96 45,50 87 41,23 21 9,95 211 100,00 111 52,61
2 Bintan 4 2,61 22 14,38 114 74,51 13 8,50 153 100,00 153 100,00
3 Natuna 20 17,24 57 49,14 37 31,90 2 1,72 116 100,00 116 100,00
4 Lingga 55 32,93 69 41,32 38 22,75 5 2,99 167 100,00 167 100,00
5 Batam 40 23,95 229 57,25 95 23,75 36 9,00 400 113,95 102 25,50
6 Tanjungpinang 1 0,81 47 37,90 52 41,94 24 19,35 124 100,00 76 61,29
7 Kep. Anambas 33 56,90 17 29,31 7 12,07 1 1,72 58 100,00 58 100,00
160 13,02 537 43,69 430 34,99 102 8,30 1229 100,00 783 63,71
0,84
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
JUMLAH (PROVINSI)
RASIO POSYANDU
PER 100 BALITA
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
POSYANDU POSYANDU AKTIF
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH
TABEL 73
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9
1 Karimun 71 63 88,73 63 88,73 79 214
2 Bintan 51 51 100,00 51 100,00 57 153
3 Natuna 76 76 100,00 73 96,05 25 116
4 Lingga 73 56 76,71 18 24,66 1 167
5 Batam 64 64 100,00 64 100,00 34 360
6 Tanjungpinang 18 18 100,00 18 100,00 18 124
7 Kep. Anambas 54 54 100,00 54 100,00 4 58
JUMLAH (PROVINSI) 407 382 93,86 341 83,78 218 1.192
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
POSYANDU
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NOKABUPATEN/
KOTA
JUMLAH
DESA/
KELURAHAN
DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIFPOSKESDES
TABEL 74
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Puskesmas 0 0 0 35 21 56 35 21 56 4 6 10
RS 13 5 18 9 12 21 22 17 39 2 3 5
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 2 4 6 2 4 6 1 0 1
JUMLAH 13 5 18 46 37 83 59 42 101 7 9 16
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 11,2 4,5 8,0 39,8 33,6 36,7 51,0 38,1 44,7 6,1 8,2 7,1
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 2 3 5 2 3 5 0 0 0
13 5 18 48 40 88 61 45 106 7 9 16
Puskesmas 3 0 3 31 33 64 34 33 67 4 13 17
RS 7 0 7 6 17 23 13 17 30 2 1 3
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 0 0
JUMLAH 10 0 10 38 52 90 48 52 100 6 14 20
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 12,1 0,0 6,2 45,8 67,2 56,1 57,9 67,2 62,4 7,2 18,1 12,5
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
10 0 10 39 52 91 49 52 101 6 14 20
Puskesmas 0 0 0 21 11 32 21 11 32 2 5 7
RS 3 2 5 6 2 8 9 4 13 2 1 3
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
JUMLAH 3 2 5 28 13 41 31 15 46 4 6 10
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,1 5,0 6,1 66,2 32,8 50,0 73,2 37,8 56,1 9,5 15,1 12,2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
3 2 5 29 13 42 32 15 47 5 6 11
Puskesmas 0 0 0 3 3 6 3 3 6 1 2 3
RS 0 0 0 7 2 9 7 2 9 2 0 2
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 10 5 15 10 5 15 3 2 5
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0,0 0,0 0,0 18,6 10,2 14,6 18,6 10,2 14,6 5,6 4,1 4,9
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 1
0 0 0 12 5 17 12 5 17 3 3 6
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJADR SPESIALIS
a DOKTER UMUM JUMLAH DOKTER GIGI b
1 KARIMUN
JUMLAH (KAB/KOTA)
2 BINTAN
3 NATUNA
JUMLAH (KAB/KOTA)
4 LINGGA
JUMLAH (KAB/KOTA)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJADR SPESIALIS
a DOKTER UMUM JUMLAH DOKTER GIGI b
Puskesmas 0 0 0 25 70 95 25 70 95 2 27 29
RS 112 48 160 54 52 106 166 100 266 0 0 96
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 207 186 393 207 186 393 19 54 73
JUMLAH 112 48 160 286 308 594 398 356 754 0 0 198
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 17,5 8,7 13,5 76,4 56,1 50,0 62,3 64,8 63,5 0,0 0,0 16,7
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
112 48 160 286 308 594 398 356 754 0 0 198
Puskesmas 0 0 0 5 15 20 5 15 20 1 8 9
RS 43 6 49 14 19 33 57 25 82 3 6 9
Sarana Kesehatan lainnya 5 1 6 33 45 78 38 46 84 3 12 15
JUMLAH 48 7 55 52 79 131 100 86 186 7 26 33
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 41,3 6,2 24,0 44,7 70,1 57,2 86,0 76,3 81,3 6,0 23,1 14,4
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 2 3 5 2 3 5 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 2 2 2 4 2 2 4 0 1 1
48 7 57 56 84 140 104 91 195 7 27 34
Puskesmas 0 0 0 13 11 24 13 11 24 2 3 5
RS 0 0 0 15 7 22 15 7 22 1 0 1
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 28 18 46 28 18 46 4 5 9
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0,0 0,0 0,0 120,0 84,2 102,9 120,0 84,2 102,9 17,1 23,4 20,1
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1
0 0 0 29 20 49 29 20 49 4 6 10
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0
RS 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 3 - 3 133 164 297 136 164 300 16 64 80
RS 178 61 239 111 111 222 289 172 461 12 11 23
Sarana Kesehatan lainnya 5 1 6 244 237 481 249 238 487 23 66 89
JUMLAH 186 62 248 488 512 1.000 674 574 1.248 51 141 192
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 18,2 6,5 12,5 47,7 53,3 50,4 65,9 59,8 62,9 5,0 14,7 9,7
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - 2 3 5 2 3 5 - - -
JUMLAH (KAB/KOTA)
5 BATAM
JUMLAH (KAB/KOTA)
6 TANJUNGPINANG
9 TOTAL
7 KEP. ANAMBAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
8 PROVINSI
JUMLAH (PROVINSI)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJADR SPESIALIS
a DOKTER UMUM JUMLAH DOKTER GIGI b
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA - - 2 9 7 16 9 7 16 1 3 4
186 62 250 499 522 1.021 685 584 1.269 52 144 196
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
JUMLAH TOTAL
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 75
BIDAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Puskesmas 5 164 169 0 2 2 31 100 131 18 27 45 49 130 179 2 3 5
RS 9 24 33 10 16 26 47 89 136 9 18 27 66 123 189 0 2 2
Sarana Kesehatan Lain 0 8 8 0 0 0 0 4 4 2 0 2 2 4 6 0 0 0
JUMLAH 14 196 210 10 18 28 78 193 271 29 45 74 117 257 374 2 5 7
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 92,98 32,76 101,21 233,10 165,59 1,73 4,54 3,10
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 196 210 10 18 28 78 193 271 29 45 74 117 257 374 2 5 7
Puskesmas 11 114 125 1 11 12 32 106 138 3 2 5 36 119 155 1 7 8
RS 6 18 24 8 17 25 19 69 88 0 0 0 27 86 113 0 0 0
Sarana Kesehatan Lain 0 4 4 2 5 7 1 6 7 0 0 0 3 11 14 0 0 0
JUMLAH 17 136 153 11 33 44 52 181 233 3 2 5 66 216 282 1 7 8
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 95,43 3,12 79,57 279,13 175,89 1,21 9,05 4,99
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 6 8 1 1 2 2 1 3 0 0 0 3 2 5 0 1 1
19 142 161 12 34 46 54 182 236 3 2 5 69 218 287 1 8 9
Puskesmas 7 93 100 1 4 5 45 119 164 0 0 0 46 123 169 1 3 4
RS 0 33 33 2 6 8 28 65 93 0 0 0 30 71 101 2 1 3
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 3 1 4 0 0 3 1 4 0 0 0
JUMLAH 7 126 133 3 10 13 76 185 261 0 0 0 79 195 274 3 4 7
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 162,26 0,00 186,66 491,89 334,28 7,09 10,09 8,54
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 1 2 0 2 2 2 0 2 0 0 0 2 2 4 0 0 0
8 127 135 3 12 15 78 185 263 0 0 0 81 197 278 3 4 7
Puskesmas 1 95 96 3 1 4 30 64 94 7 12 19 40 77 117 1 5 6
RS 0 45 45 2 8 10 11 52 63 1 9 10 14 69 83 1 1 2
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 1 140 141 5 9 14 41 116 157 8 21 29 54 146 200 2 6 8
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 136,82 28,14 100,27 296,75 194,08 3,71 12,20 7,76
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 3 3 0 0 0 1 3 4 2 2 4 3 5 8 0 0 0
1 143 144 5 9 14 42 119 161 10 23 33 57 151 208 2 6 8
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
PERAWAT
PERAWAT GIGI
BIDAN DIII BIDAN JUMLAH
SARJANA KEPERAWATAN a D-III PERAWAT D-I PERAWAT
b JUMLAH
JUMLAH (KAB/KOTA)
2 BINTAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
1 KARIMUN
3 NATUNA
JUMLAH (KAB/KOTA)
4 LINGGA
JUMLAH (KAB/KOTA)
BIDAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
PERAWAT
PERAWAT GIGI
BIDAN DIII BIDAN JUMLAH
SARJANA KEPERAWATAN a D-III PERAWAT D-I PERAWAT
b JUMLAH
Puskesmas 0 172 172 0 0 0 30 122 152 0 0 0 30 122 152 0 2 2
RS 0 282 282 0 0 0 196 897 1093 0 0 0 196 897 1093 2 17 19
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 454 454 0 0 0 226 1019 1245 0 0 0 226 1019 1245 2 19 21
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 38,22 0,00 35,40 185,50 104,82 0,34 3,46 1,85
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 6 27 33 0 0 0 4 11 15 10 38 48 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 2 1 3 0 0 0 1 9 10 3 10 13 0 0 0
0 454 454 8 28 36 226 1019 1245 5 20 25 239 1067 1306 2 19 21
Puskesmas 24 80 104 0 7 7 16 53 69 0 0 0 16 60 76 0 6 6
RS 8 42 50 23 152 175 41 212 253 0 0 0 64 364 428 5 3 8
Sarana Kesehatan Lain 1 32 33 1 3 4 9 31 40 0 0 0 10 34 44 0 0 0
JUMLAH 33 154 187 24 162 186 66 296 362 0 0 0 90 458 548 5 9 14
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 81,69 0,00 77,42 406,53 239,39 4,30 7,99 6,12
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 23 23 3 15 18 1 1 2 0 0 0 4 16 20 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 12 14 1 3 4 8 4 12 0 0 0 9 7 16 0 0 0
35 189 224 28 180 208 75 301 376 0 0 0 103 481 584 5 9 14
Puskesmas 0 79 79 0 1 1 62 78 140 0 0 0 62 79 141 0 1 1
RS 0 19 19 2 2 4 18 21 39 0 0 0 20 23 43 0 1 1
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 98 98 2 3 5 80 99 179 0 0 0 82 102 184 0 2 2
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 219,22 0,00 351,42 477,30 411,60 0,00 9,36 4,47
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 6 6 0 2 2 12 3 15 0 0 0 12 5 17 0 0 0
0 104 104 2 5 7 92 102 194 0 0 0 94 107 201 0 2 2
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0
RS 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 48 797 845 5 26 31 246 642 888 28 41 69 279 710 989 5 27 32
RS 23 463 486 47 201 248 360 1.405 1.765 10 27 37 417 1.633 2.050 10 25 35
Sarana Kesehatan Lain 1 44 45 3 8 11 13 42 55 2 - 2 18 50 68 - - -
JUMLAH 72 1.304 1.376 55 235 290 619 2.089 2.708 40 68 108 714 2.393 3.107 15 52 67
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 69,40 5,45 69,80 249,31 156,70 1,47 5,42 3,38
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - 23 23 9 42 51 1 1 2 4 11 15 14 54 68 - - -
5 28 33 4 9 13 25 11 36 3 11 14 32 31 63 - 1 1
77 1.355 1.432 68 286 354 645 2.101 2.746 47 90 137 760 2.478 3.238 15 53 68
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
5 BATAM
JUMLAH (KAB/KOTA)
6 TANJUNGPINANG
JUMLAH (KAB/KOTA)
7 KEP. ANAMBAS
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA
JUMLAH TOTAL
JUMLAH (KAB/KOTA)
8 PROVINSI
JUMLAH (PROVINSI)
9 TOTAL
BIDAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
PERAWAT
PERAWAT GIGI
BIDAN DIII BIDAN JUMLAH
SARJANA KEPERAWATAN a D-III PERAWAT D-I PERAWAT
b JUMLAH
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 76
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI a
D-III FARMASI DAN
ASS APOTEKERD-IV/SARJANA GIZI
a DI DAN D-III GIZI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Puskesmas 0 2 2 1 7 8 1 9 10 0 0 0 1 4 5 1 4 5
RS 0 7 7 6 10 16 6 17 23 0 1 1 0 3 3 0 4 4
Sarana Kesehatan 0 3 3 2 2 4 2 5 7 0 0 0 0 3 3 0 3 3
JUMLAH 0 12 12 9 19 28 9 31 40 0 1 1 1 10 11 1 11 12
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,79 28,12 17,71 0,87 9,98 5,31
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 12 12 9 19 28 9 31 40 0 1 1 1 10 11 1 11 12
Puskesmas 0 2 2 2 11 13 2 13 15 0 0 0 3 8 11 3 8 11
RS 2 3 5 0 5 5 2 8 10 0 0 0 0 4 4 0 4 4
Sarana Kesehatan 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 2 5 7 3 16 19 5 21 26 0 0 0 3 12 15 3 12 15
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 6,03 27,14 16,22 3,62 15,51 9,36
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 3 3 1 2 3 1 5 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 8 10 4 18 22 6 26 32 0 1 1 4 12 16 4 12 16
Puskesmas 0 4 4 1 5 6 1 9 10 0 0 0 1 7 8 1 7 8
RS 0 6 6 2 7 9 2 13 15 0 0 0 2 3 5 2 3 5
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 10 10 3 12 15 3 22 25 0 0 0 3 10 13 3 10 13
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,09 55,50 30,50 7,09 25,23 15,86
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 5 7 0 2 2 2 7 9 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 15 17 3 14 17 5 29 34 0 0 0 4 10 14 4 10 14
Puskesmas 0 1 1 3 3 6 3 4 7 0 0 0 0 6 6 0 6 6
RS 2 2 4 1 3 4 3 5 8 0 0 0 0 3 3 0 3 3
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 2 3 5 4 6 10 6 9 15 0 0 0 0 9 9 0 9 9
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 11,14 18,29 14,56 0,00 18,29 8,73
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 3 0 3 0 1 1 3 1 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 3 8 4 7 11 9 10 19 0 0 0 0 10 10 0 9 9
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA JUMLAH JUMLAH
1 KARIMUN
2 BINTAN
3 NATUNA
4 LINGGA
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI a
D-III FARMASI DAN
ASS APOTEKERD-IV/SARJANA GIZI
a DI DAN D-III GIZI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA JUMLAH JUMLAH
Puskesmas 1 1 2 5 22 27 6 23 29 0 0 0 0 20 20 0 20 20
RS 9 36 45 25 96 121 34 132 166 0 0 0 0 31 31 0 31 31
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 10 37 47 30 118 148 40 155 195 0 0 0 0 51 51 0 51 51
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 6,80 28,22 17,14 0,00 9,28 4,48
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 39 49 30 118 148 40 157 197 0 0 0 0 51 51 0 51 51
Puskesmas 1 2 3 1 9 10 2 11 13 0 0 0 1 10 11 1 10 11
RS 1 7 8 4 24 28 5 31 36 0 0 0 3 14 17 3 14 17
Sarana Kesehatan 11 20 31 12 28 40 23 48 71 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 13 29 42 17 61 78 30 90 120 0 0 0 4 24 28 4 24 28
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 25,81 79,88 52,42 3,44 21,30 12,23
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 2 2 1 0 1 1 2 3 0 0 0 1 2 3 1 2 3
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 4 5 2 2 4 3 6 9 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 35 49 20 63 83 34 98 132 0 0 0 6 26 32 6 26 32
Puskesmas 0 5 5 0 0 0 0 5 5 0 1 1 1 2 3 1 3 4
RS 3 2 5 0 1 1 3 3 6 0 0 0 1 1 2 1 1 2
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 3 7 10 0 1 1 3 8 11 0 1 1 2 3 5 2 4 6
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 12,86 37,44 24,61 8,57 18,72 13,42
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 1 2 0 1 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 8 12 0 2 2 4 10 11 0 1 1 2 4 6 2 5 7
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 2 17 19 16 70 86 15 74 89 - 1 1 7 57 64 7 58 65
RS 17 63 80 37 144 181 55 209 264 - 1 1 6 59 65 6 60 66
Sarana Kesehatan 11 23 34 17 37 54 26 53 79 - - - - 3 3 - 3 3
30 103 133 70 251 321 96 336 432 - 2 2 13 119 132 13 121 134
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 9,39 35,01 21,79 1,27 12,61 6,76
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - 2 2 1 - 1 1 2 3 - - - 1 2 3 1 2 3
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA 7 15 22 3 8 11 10 23 33 - 1 1 3 2 5 3 1 4
37 120 157 74 259 333 107 361 468 - 3 3 17 123 140 17 124 141
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
5 BATAM
6 TANJUNGPINANG
JUMLAH
JUMLAH TOTAL
7 KEP. ANAMBAS
8 PROVINSI
9 TOTAL
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI a
D-III FARMASI DAN
ASS APOTEKERD-IV/SARJANA GIZI
a DI DAN D-III GIZI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA JUMLAH JUMLAH
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 77
TENAGA KESMAS TENAGA
SANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Puskesmas 6 5 11 0 0 0 6 5 11 2 7 9
1 RS 1 2 3 0 0 0 1 2 3 1 2 3
Sarana Kesehatan Lainnya 7 17 24 0 0 0 7 17 24 4 0 4
JUMLAH 14 24 38 0 0 0 14 24 38 7 9 16
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 12,11 21,77 16,82 6,06 8,16 7,08
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 24 38 0 0 0 14 24 38 7 9 16
Puskesmas 8 15 23 1 0 1 9 15 24 8 9 17
2 RS 4 17 21 0 1 1 4 18 22 1 0 1
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 12 32 44 1 1 2 13 33 46 9 9 18
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 15,67 42,65 28,69 10,85 11,63 11,23
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 16 10 26 0 0 0 14 12 26 1 1 2
28 42 70 1 1 2 27 45 72 10 10 20
Puskesmas 2 4 6 0 0 0 2 4 6 4 5 9
3 RS 4 1 5 0 0 0 4 1 5 1 0 1
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 5 11 0 0 0 6 5 11 5 5 10
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 14,18 12,61 13,42 11,81 12,61 12,20
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 6 8 14 0 0 0 6 8 14 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 12 13 25 0 0 0 12 13 25 6 5 11
NO
3 NATUNA
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA SARJANA KESMAS a
D-III KESMAS b JUMLAH
1 KARIMUN
2 BINTAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
TENAGA KESMAS TENAGA
SANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
NONO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA SARJANA KESMAS a
D-III KESMAS b JUMLAH
Puskesmas 2 1 3 0 5 5 2 6 8 0 0 0
4 RS 2 1 3 0 1 1 2 2 4 0 0 0
Sarana Kesehatan Lainnya 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
JUMLAH 5 2 7 0 6 6 5 8 13 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 9,28 16,26 12,61 0,00 0,00 0,00
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 8 1 9 0 2 2 8 3 11 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 13 3 16 0 8 8 13 11 24 1 0 1
Puskesmas 13 12 25 0 0 0 13 12 25 4 13 17
5 RS 3 8 11 0 0 0 3 8 11 2 7 9
Sarana Kesehatan Lainnya 11 19 30 0 0 0 11 19 30 5 11 16
JUMLAH 27 39 66 0 0 0 27 39 66 11 31 42
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4,59 7,10 5,80 1,87 5,64 3,69
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 2 2 4 0 0 0 2 2 4 6 2 8
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 14 6 20 0 0 0 14 6 20 4 2 6
JUMLAH (KAB/KOTA) 43 47 90 0 0 0 43 47 90 21 35 56
Puskesmas 2 6 8 0 0 0 2 6 8 1 6 7
6 RS 4 7 11 3 4 7 7 11 18 4 1 5
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 13 19 3 4 7 9 17 26 5 7 12
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,74 15,09 11,36 4,30 6,21 5,24
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 7 12 19 0 0 0 7 12 19 11 1 12
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 4 5 9 0 0 0 4 5 9 3 3 6
JUMLAH (KAB/KOTA) 17 30 47 3 4 7 20 34 54 19 11 30
Puskesmas 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 6
7 RS 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 1 1 2 0 0 0 1 1 2 1 6 7
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4,29 4,68 4,47 4,29 28,08 15,66
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 7 5 12 0 0 0 7 5 12 2 1 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 6 14 0 0 0 8 6 14 3 7 10
4 LINGGA
5 BATAM
6 TANJUNGPINANG
7 KEP. ANAMBAS
TENAGA KESMAS TENAGA
SANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
NONO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA SARJANA KESMAS a
D-III KESMAS b JUMLAH
Puskesmas 0 0 0 0 0 0
8 RS 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 33 44 77 1 5 6 34 49 83 20 45 65
RS 19 36 55 3 6 9 22 42 64 9 11 20
Sarana Kesehatan Lainnya 19 36 55 - - - 19 36 55 9 11 20
JUMLAH JUMLAH 71 116 187 4 11 15 75 127 202 38 67 105
RASIO TERHADAP 100.000 PDDKRASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,33 13,23 10,19 3,72 6,98 5,30
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATINSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 9 14 23 - - - 9 14 23 17 3 20
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTADINAS KESEHATAN PROVINSI 55 35 90 - 2 2 53 39 92 12 - 12
135 165 300 4 13 17 137 180 317 67 70 137
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
JUMLAH TOTAL
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012
8 PROVINSI
9 TOTAL
TABEL 78
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Puskesmas 0 8 8 3 0 3 0 0 0 3 8 11 0 0 0
RS 1 7 8 4 7 11 2 1 3 7 15 22 3 7 10
Sarana Kesehatan Lainnya 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 0
JUMLAH 2 15 17 7 8 15 2 1 3 11 24 35 3 7 10
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 9,52 21,77 15,50 2,60 6,35 4,43
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 15 17 7 8 15 2 1 3 11 24 35 3 7 10
Puskesmas 1 11 12 3 0 3 0 0 0 4 11 15 0 0 0
RS 0 5 5 2 3 5 0 0 0 2 8 10 0 2 2
Sarana Kesehatan Lainnya 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0
JUMLAH 1 19 20 5 3 8 0 0 0 6 22 28 0 2 2
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,23 28,43 17,46 0,00 2,58 1,25
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 19 22 5 3 8 0 0 0 8 22 30 0 2 2
Puskesmas 3 4 7 0 0 0 0 0 0 3 4 7 0 3 3
RS 2 3 5 3 1 4 0 1 1 5 4 9 1 1 2
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 5 7 12 3 1 4 0 1 1 8 8 16 1 4 5
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 18,90 20,18 19,52 2,36 10,09 6,10
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 7 13 3 1 4 0 1 1 9 8 17 1 4 5
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
TENAGA TEKNISI MEDISFISIOTERAPIS
JUMLAH
1 KARIMUN
2 BINTAN
3 NATUNA
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
TENAGA TEKNISI MEDISFISIOTERAPIS
JUMLAH
Puskesmas 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 6 6 0 0 0
RS 1 3 4 0 0 0 1 0 1 2 3 5 1 1 2
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 1 9 10 0 0 0 1 0 1 2 9 11 1 1 2
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 3,71 18,29 10,67 1,86 2,03 1,94
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 9 10 0 0 0 1 0 1 2 9 11 1 1 2
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 2 5 7 0 1 1 0 0 0 2 6 8 0 0 0
RS 4 16 20 4 6 10 3 2 5 11 24 35 1 5 6
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 21 27 4 7 11 3 2 5 13 30 43 1 5 6
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 11,18 26,63 18,78 0,86 4,44 2,62
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 23 32 4 7 11 3 2 5 16 32 48 1 5 6
Puskesmas 2 4 6 0 0 0 0 0 0 2 4 6 0 0 0
RS 1 3 4 1 2 3 0 0 0 2 5 7 0 1 1
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 3 7 10 1 2 3 0 0 0 4 9 13 0 1 1
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 17,14 42,12 29,08 0,00 4,68 2,24
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 LINGGA
5 BATAM
6 TANJUNGPINANG
7 KEP. ANAMBAS
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
TENAGA TEKNISI MEDISFISIOTERAPIS
JUMLAH
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 7 10 1 2 3 0 0 0 4 9 13 0 1 1
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
TENAGA TEKNISI MEDISFISIOTERAPIS
JUMLAH
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0
RS 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 8 38 46 6 1 7 - - - 14 39 53 - 3 3
RS 9 37 46 14 19 33 6 4 10 29 59 88 6 17 23
Sarana Kesehatan Lainnya 1 3 4 - 1 1 - - - 1 4 5 - - -
JUMLAH 18 78 96 20 21 41 6 4 10 44 102 146 6 20 26
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4,30 10,63 7,36 0,59 2,08 1,31
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 2 - 2 - - - - - - 2 - 2 - - -
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA 4 2 6 - - - - - - 4 2 6 - - -
JUMLAH TOTAL 24 80 104 20 21 41 6 4 10 50 104 154 6 20 26
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
8 PROVINSI
9 TOTAL
TABEL 79
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATANALOKASI ANGGARAN
KESEHATANRupiah % Rupiah %
1 2 3 4 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 40.457.012.164 87,97 84.412.610.707 89,75
a. Belanja Langsung 14.215.997.272 38.297.014.416 40,72
b. Belanja Tidak Langsung 26.241.014.892 34.922.894.000 37,13
c. JAMKESDA 4.100.000.000 4,36
d. Pengentasan Kemiskinan - 0,00
e. Pembangunan Fisik (PU) 6.367.702.291
f. DAK APBD 525.000.000
g. STBM 200.000.000
2 APBD PROVINSI - 0,00 1.930.004.000 2,05
3 APBN : 5.532.309.000 12,03 7.607.619.000 8,09
- Dana Dekonsentrasi - 0,00 0 0,00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 3.280.110.000 7,13 4.565.671.000 4,85
- ASKESKIN 467.696.000 1,02 0,00
- BOK 938.350.000 2,04 1.065.000.000 1,13
- BUK Dan Kesling
- Jampersal 846.153.000 896.618.000 0,95
- Bantuan Penanggulangan TKI 0
- STBM 1.080.330.000
- lain-lain
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - 0,00 104.174.000 0,11
- Global Fund (Malaria) 74.174.000 0,08
- Global Fund (TB) 30.000.000 0,03
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO SUMBER BIAYA
KARIMUN BINTAN
- Global Fund (HIV)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES) 0,00 - 0,00
45.989.321.164 100,0 94.054.407.707 100,0
953.449.800.561 882.500.634.271
4,24 9,57
203.617,81 586.626,46
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
TABEL 79
1 2
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. JAMKESDA
d. Pengentasan Kemiskinan
e. Pembangunan Fisik (PU)
f. DAK APBD
g. STBM
2 APBD PROVINSI
3 APBN :
- Dana Dekonsentrasi
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
- ASKESKIN
- BOK
- BUK Dan Kesling
- Jampersal
- Bantuan Penanggulangan TKI
- STBM
- lain-lain
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
- Global Fund (Malaria)
- Global Fund (TB)
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATANALOKASI ANGGARAN
KESEHATANRupiah % Rupiah %
3 4 3 4
60.824.807.795 70,86 57.999.178.387 78,92
40.602.730.624 47,30 31.730.164.935 43,17
20.222.077.171 23,56 26.269.013.452 35,74
- 0,00 0,00
-
-
-
-
- 0,00 8.708.450.000 11,85
25.014.338.000 29,14 6.785.607.000 9,23
- 0,00 5.000.000.000 6,80
8.501.388.000 9,90 - 0,00
- 0,00 1.135.057.000 1,54
1.382.400.000 1,61 650.550.000 0,89
15.130.550.000
- 0,00
- 0,00
-
- 0,00 0,00
- 0,00 0,00
- 0,00 0,00
NATUNA LINGGA
- Global Fund (HIV)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
0,00
- 0,00 0,00
85.839.145.795 100,0 73.493.235.387 100,0
1.714.814.079.999,30 795.000.000.000
3,55 7,30
1.047.253,08 713.166,51
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 79
1 2
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. JAMKESDA
d. Pengentasan Kemiskinan
e. Pembangunan Fisik (PU)
f. DAK APBD
g. STBM
2 APBD PROVINSI
3 APBN :
- Dana Dekonsentrasi
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
- ASKESKIN
- BOK
- BUK Dan Kesling
- Jampersal
- Bantuan Penanggulangan TKI
- STBM
- lain-lain
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
- Global Fund (Malaria)
- Global Fund (TB)
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATANALOKASI ANGGARAN
KESEHATANRupiah % Rupiah %
3 4 3 4
120.459.864.896 89,81 108.730.431.360 98,41
63.582.054.600 47,40 62.679.954.590 56,73
56.877.810.296 42,40 46.050.476.770 41,68
0,00
0,00 0,00
13.673.458.513 10,19 1.297.824.500 1,17
0,00 0,00
12.250.208.513 9,13 0,00
0,00 182.250.000 0,16
0,00 577.700.000 0,52
0,00 477.825.000 0,43
0,00 60.049.500 0,05
1.423.250.000
0,00 462.434.231 0,42
0,00 0,00
0,00 21.782.000 0,02
BATAM TANJUNGPINANG
- Global Fund (HIV)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
0,00 440.652.231 0,40
0,00 14.203.000 0,01
134.133.323.409 100,0 110.490.690.091 100,0
1.300.001.793.434 824.515.230.636
9,27 13,19
105.862,11 482.664,93
TABEL 79
1 2
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. JAMKESDA
d. Pengentasan Kemiskinan
e. Pembangunan Fisik (PU)
f. DAK APBD
g. STBM
2 APBD PROVINSI
3 APBN :
- Dana Dekonsentrasi
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
- ASKESKIN
- BOK
- BUK Dan Kesling
- Jampersal
- Bantuan Penanggulangan TKI
- STBM
- lain-lain
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
- Global Fund (Malaria)
- Global Fund (TB)
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATANALOKASI ANGGARAN
KESEHATANRupiah % Rupiah %
3 4 3 4
92.860.561.193 86,40 - 0,00
52.504.506.543 48,85
40.356.054.650 37,55
9.102.109.333 8,47 50.461.638.000 76,14
5.508.663.000 5,13 15.815.149.000 23,86
- 0,00 15.815.149.000 23,86
4.844.413.000 4,51 0,00
- 0,00 0,00
664.250.000 0,62 0,00
-
-
- 0,00
-
0,00 0,00
-
-
KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI
- Global Fund (HIV)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
-
- 0,00 0,00
107.471.333.526 100,0 66.276.787.000 100,0
1.148.000.000.000
8,09 #DIV/0!
2.404.065,26 #REF!
TABEL 79
1 2
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
c. JAMKESDA
d. Pengentasan Kemiskinan
e. Pembangunan Fisik (PU)
f. DAK APBD
g. STBM
2 APBD PROVINSI
3 APBN :
- Dana Dekonsentrasi
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
- ASKESKIN
- BOK
- BUK Dan Kesling
- Jampersal
- Bantuan Penanggulangan TKI
- STBM
- lain-lain
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
- Global Fund (Malaria)
- Global Fund (TB)
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
3 4
565.744.466.502 78,82
303.612.422.980 42,30
250.939.341.231 34,96
4.100.000.000 0,57
70.202.201.333 9,78
81.234.968.013 11,32
20.815.149.000 2,90
33.441.790.513 4,66
1.785.003.000 0,25
5.278.250.000 0,74
2.220.596.000 0,31
60.049.500 0,01
566.608.231 0,08
74.174.000 0,01
51.782.000 0,01
TOTAL
- Global Fund (HIV)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES)
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
440.652.231 0,06
14.203.000 0,00
717.762.447.079 100,0
7.618.281.538.901
7,43
285.336,69
Top Related