MAKALAH
SEMINAR BIOLOGI
THINK PAIR SHARE (TPS)
DISUSUN OLEH:REVINA SRI UTAMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya , Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Seminar Biologi Dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS).
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang mendorong
atau memotivasi pembuatan makalah ini supaya lebih baik dan lebih efisien. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurkhairo Hidayati S.Pd.,M.P.d sebagai dosen
pembimbing dalam menyerahkan penyusunan makalah ini.
Makalah ini disajikan secara sistematis dan kami sebagai penulis berusaha untuk
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan supaya mudah di mengerti oleh semua
mahasiswa/i. Selain itu,untuk mempermudah dalam memahami makalah ini disusun atas
beberapa info tambahan dari buku dan internet.
Oleh karena Itu kami sebagai penulis Mohon maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Saran dan kritik dari ibu/bapak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terimakasih.
Pekanbaru, 22 Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata pengantar..........................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................ii
Bab I : pendahuluan..................................................................................1a. Latar belakang.........................................................................................1
b. Rumusan masalah....................................................................................2
c. Tujuan ......................................................................................3
Bab II: pembahasan a. Pengertian Think Pair Share (TPS) ..................................................4
b. Komponen model pembelajaran TPS................................................5
c. Alasan menggunakan model pembelajaran TPS...............................6
d. Kelebihan dan kelemahan TPS.........................................................6
e. Langkah-langkah pelaksanaan TPS...................................................8
f. Manfaat model pembelajaran TPS…………………….8
g. Hasil penelitian dari jurnal TPS........................................................9
Bab III : penutup Kesimpulan................................................................................................10
Saran...........................................................................................................10
Daftar pustaka........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inovasi pembelajaran berasal dari kata inovasi dan pembelajaran. Inovasi berasal
dari kata latin, innovation yang artinya perubahan dan pembaruan. Inovasi ialah suatu
perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan atau ke arah yang berbeda dari yang
sebelumnya, dan dilakukan dengan sengaja dan berencana. Istilah perubahan dan
pembaruan memiliki perbedaan dan persamaan. Perbedaan diantara keduanya adalah jika
pembaruan terdapat unsur kesengajaan, sedangkan perubahan lebih cenderung pada unsur
ketidaksengajaan. Persamaan dari pembaruan dan perubahan adalah sama-sama akan
menimulkan suatu unsur yang berbeda dari sebelumnya.
Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang
diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan
dengan memilih salah satu model pembelajaran yang tepat. Karena pemilihan model
pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam
mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, kami membuat makalah
yang berjudul” Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair and Share (TPS)
Terhadap Hasil Belajar Peserta didik”.
Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara eksplisit sehingga model
pembelajaran Think-Pair-Share dapat disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif
dalam pembelajaran matematika di sekolah. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari
model ini adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain
yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk
mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.
Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari structural kelas yang kurang
optimal. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas yang seperti itu
dengan menerapkan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share (TPS). Model
pembelajaran TPS sepertinya akan diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena
model ini tidak membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah
yang kurang memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun. Pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share akan menciptakan kondisi lingkungan di dalam kelas yang saling
mendukung melalui belajar secara kooperatif dalam kelmpok kecil, serta diskusi
kelompok dalam kelas. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran
siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan tersebut
kepada siswa yang membutuhkan dan setiap siswa merasa senang menyumbangkan
pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompoknya. Dan pembelajaran kooperatif
tipe TPS memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling
membantu, satu sama lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS?
2. Apa saja komponen dalam model pembelajaran kooperatif tipe TPS?
3. Mengapa harus menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS?
4. Apa kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS?
5. Apa saja langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS?
6. Apa manfaat dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS?
C. Tujuan
1. Mendiskripsikan pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS
2. Mendiskripsikan komponen dalam model pembelajaran kooperatif tipe TPS
3. Mendiskripsikan alasan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
4. Mendiskripsikan kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS
5. Mendiskripsikan langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS
6. Mengetahui manfaat dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Think Pair Share (TPS)
Pertama kali strategi pembelajaran think ,pair, and share dikembangkan oleh Frank
Lyman di Universitas Maryland. Strategi pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas ( Slavin, 1995
dan Arends,1997). Prosedur yang digunakan dalam think, pair, and share dapat
memberi peserta didik lebih banyak waktu berpikir untuk merespons dan saling
membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau peserta didik
membaca tugas, atau materi pembelajaran yang belum diketahui (Chotimah, 2007). TPS
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas,
dengan asumsi bahwa semua resitasi dan diskusi membutuhkan pengaturan dalam
mengendalikan kelas secara keseluruhan. Prosedur dalam TPS dapat memberi siswa
banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu (Trianto, 2009).
Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan pembelajaran kelompok dimana siswa
diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain.
Pembelajaran Think Pair Share merupakan model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan struktural. Pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur
tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.Think Pair Share
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Pembelajaran TPS membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan
tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya. Prosedur tersebut telah disusun dan
dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada
siswa untuk dapat berpikir dan merespon yang nantinya akan membangkitkan partisipasi
siswa. Pelaksanaan Think Pair Share meliputi tiga tahap yaitu Think (berpikir), Pairing
(berpasangan), dan Sharing (berbagi). TPS memiliki keistimewaan, yaitu siswa selain
bisa mengembangkan kemampuan individunya sendiri, juga bisa mengembangkan
kemampuan berkelompoknya serta keterampilan atau kecakapan sosial. Keterampilan
sosial dalam proses pembelajaran tipe TPS antara lain:
1. Keterampilan sosial siswa dalam berkomunikasi meliputi dua aspek, yaitu:
Aspek bertanya
Aspek bertanya meliputi keterampilan sosial siswa dalam hal bertanya kepada teman
dalam satu kelompoknya ketika ada materi yang kurang dimengerti serta bertanya pada
diskusi kelas.
Aspek menyampaikan ide atau pendapat
Meliputi keterampilan siswa menyampaikan pendapat saat diskusi kelompok serta
berpendapat (memberikan tanggapan atau sanggahan) saat kelompok lain presentasi.
2. Keterampilan sosial aspek bekerjasama
Keterampilan sosial siswa pada aspek yang bekerjasama meliputi keterampilan sosial
siswa dalam hal bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok untuk
menyelesaikan soal
yang diberikan oleh guru.
3. Keterampilan sosial aspek menjadi pendengar yang baik
Keterampilan sosial siswa pada aspek menjadi pendengar yang baik yaitu keterampilan
dalam hal mendengarkan guru, teman dari kelompok lain saat sedang presentasi maupun
saat teman dari kelompok lain berpendapat.
B. Komponen pembelajaran kooperatif tipe TPS
Pembelajaran Think Pair Share mempunyai beberapa komponen, yaitu :
Think (berpikir)
Pelaksanaan pembelajaran TPS diawali dari berpikir sendiri mengenai pemecahan
suatu
masalah. Tahap berpikir menuntut siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan aktif
mencari
referensi agar lebih mudah dalam memecahkan masalah atau soal yang diberikan guru.
Pair (berpasangan)
Setelah diawali dengan berpikir, siswa kemudian diminta untuk mendiskusikan hasil
pemikirannya berpasangan. Tahap diskusi merupakan tahap menyatukan pendapat
masing-masing siswa guna memperdalam pengetahuan mereka. Diskusi dapat mendorong
siswa untuk aktif menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain dalam
kelompok, serta mampu bekerja sama dengan orang lain.
Share (berbagi)
Setelah mendiskusikan hasil pemikirannya, pasangan-pasangan siswa yang ada diminta
untuk berbagi hasil pemikiran yang telah dibicarakan bersama pasangannya masing-
masing kepada seluruh kelas. Tahap berbagi menuntut siswa untuk mampu
mengungkapkan pendapatnya secara bertanggung jawab, serta mampu mempertahankan
pendapat yang telah disampaikannya.
C. Alasan mengguanakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
Beberapa alasan mengapa kita perlu menggunakan TPS sebagai berikut :
1. Think Pair Share membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti proses yang telah
tertentu sehingga membatasi kesempatan berfikirnya melantur dan tingkah lakunya
menyimpang karena mereka harus berfikir dan melaporkan hasil pemikirannya ke
mitranya (Jones,2002 dalam Susilo,2005).
2. Think Pair Share meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi
yang diingat siswa (Gunter, Ester dan Schwab,1999 dalam Susilo,2005), dengan Think
Pair Share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks
yang tidak mendebarkan hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang
lebih besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan
berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru, tidak
seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja yang menjawab.
3. Think Pair Share meningkatkan lamanya “time on task” dalam kelas dan kualitas
kontribusi siswa dalam diskusi kelas.
4. Siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup sosial mereka. Dalam Think Pair Share
mereka juga merasakan (a) saling ketergantungan positif karena mereka belajar dari satu
sama lain, (b) menjunjung akuntabilitas individu karena mau tidak mau mereka harus
saling berbagi ide, dan wakil kelompok harus berbagi ide pasangannya dan pasangan
yang lain atau keseluruh kelas, (c) punya kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
karena seyogyanya tidak boleh ada siswa yang mencoba mendominasi dan (d) interaksi
antar siswa cukup tinggi karena akan terlibat secara aktif dalam sengaja berbicara atau
mendengarkan (Anonim, tanpa tahun).
D. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran TPS
Kelebihan model pembelajaran TPS menurut Ibrahim, dkk. (2000: 6) adalah :
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran TPS
menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau
permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa
mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan
selanjutnya.
2. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan
selain
untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar
siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali
tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi
hasil belajar mereka.
1. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS diharapkan dapat memotivasi
siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada
pembelajaran dengan model konvensional.
2. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa
malaskarena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan
menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif
dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak
mononton dibandingkan metode konvensional.
3. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional,
siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat
dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah
“pendengar” materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini dapat
diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh
guru.
4. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih
oleh siswa. Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar siswa dapat
diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh
siswa dapat lebih optimal.
5. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan
dalam model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim,
sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain
atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima.
Fadholi (2009: 1) mengemukakan 5 Kelemahan Atau Kekurangan Model
Pembelajaran
Think Pair and Share ( TPS ) sebagai berikut:
1. Jumlah murid yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada
Satu murid tidak mempunyai pasangan
2. Jika ada perselisihan,tidak ada penengah
3. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak
4. Menggantungkan pada pasangan
5. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan muridnya rendah.
E. Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif TPS
Menurut Ibrahim, dkk (2000) pembelajaran kooperatif Think Pair Share memiliki
beberapa langkah-langkah sebagai berikut:
1) Langkah 1: berfikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atan permasalahan yang dikaitkan dengan
pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri
jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau
mengerjakan bukan bagian dari berfikir.
2) Langkah 2: Berpasangan (pairing)
Selanjutnya guru meminta untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah
mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika
suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus
yang diindentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit
untuk berpasangan.
3) Langkah 3: Berbagi (sharing)
Pada tahap akhir, guru meminta pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas
tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran dari
pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar bagian mendapat kesempatan
untuk melaporkan.
Pada kegiatan pembelajaran dengan strategi TPS tampak peserta didik menuju
pemenuhan sendiri kebutuhan intelektualnya dan mengembangkannya sebagai individu
berpotensi karena dalam proses pembelajaran lebih melibatkan peserta didik sebagai
pemikir dari pada pengumpul pengetahuan (Chotimah, 2007). Adapun sintaks strategi
pembelajaran kkoperatif tipe Think, Pair, and Share :
1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
secara individu.
3) Peserta didik diminta untuk berpasangan dengan teman sebelahnya (dalam kelompok
terdiri atas dua orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4) Guru memimpin diskusi kelas dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5) Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraa pada pokok permasalahan
dan menambah materi yang belum diungkapkan oleh peserta didik.
6) Guru memberi kesimpulan.
7) Penutup.
F. Manfaat dari model pembelajaran TPS
Menurut Spencer Kagan (dalam Maesuri, 2002:37) manfaat Think Pair and
Share adalah:
1. Para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya
dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan
Think Pair and Share lebih banyak siswa yang mengangkat tangan mereka untuk
menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para siswa mungkin mengingat secara
lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih
baik, dan
2. Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir
ketika menggunakan Think Pair and Share. Mereka dapat berkonsentrasi
mendengarkan jawaban siswa, mengamati reaksi siswa, dan mengajukan pertanyaaan
tingkat tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran Think Pair Share merupakan model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan struktural. Pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur
tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.Think Pair Share
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
Pembelajaran TPS membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan
tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya. Prosedur tersebut telah disusun dan
dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada
siswa untuk dapat berpikir dan merespon yang nantinya akan membangkitkan partisipasi
siswa. Pelaksanaan Think Pair Share meliputi tiga tahap yaitu Think (berpikir), Pairing
(berpasangan), dan Sharing (berbagi). TPS memiliki keistimewaan, yaitu siswa selain
bisa mengembangkan kemampuan individunya sendiri, juga bisa mengembangkan
kemampuan berkelompoknya serta keterampilan atau kecakapan sosial.
Kegiatan model pembelajaran Think-Pair-Share dapat mengembangkan pemikiran
peserta didik secara individu karena adanya waktu berpikir, sehingga kualitas jawaban
juga dapat meningkat. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
dan menyenangkan karena banyak peserta didik yang terlihat antusias saat proses belajar
mengajar berlangsung.Dengan menggunakan model pembelajran kooperatif learning tipe
TPS, sebelum berdiskusi secara kelompok, peserta didik berupaya berpikir terlebih
dahulu, kemudian didiskusikan dengan pasangannya sehingga peserta didik telah
mempunyai bahan untuk dibawa dalam diskusi kelompok. Dengan demikian peserta didik
akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil
belajar.
B. Saran
Pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat digunakan sebagai pembelajaran alternatif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah. Dalam proses
pembelajaran masih memerlukan adanya perbaikan yaitu guru dapat lebih memberikan
pengarahan kepada kelompok dan kepada tiap individu yang masih mengalami kesulitan,
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan memotivasi siswa agar siswa
antusias dalam pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih tertib, terkendali, dan
kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, M. D. Prof. Dr. 1990. “Model – Model Mengajar” . Bandung: CV. Diponegoro
Angkowo dan Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta; Grasindo.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta; Rajawali Pers.
Chotimah, Husnul. 2007. Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan
Kontekstual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share Pada Peserta Didik Kelas X-
6 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta:
Jakarta
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Ibrahim.M. Rachmadiarti. F. Nur. M. dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas
Negeri Surabaya.Surabaya.
Top Related