Teguh Cahyono, ST,M.Kom
Prossiding SNASTI 2010 STIKOM SURABAYA 6 Desember 2010
Perancangan dan implementasi sistem informasi pengelolaan laboratorium
jurusan MIPA Universitas Jenderal Soedirman.
( The design and implementation of laboratory management information systems
department of Mathematics and Science University General Sudirman )
Teguh Cahyono,ST,M.Kom, Bangun Wijayanto, Mcs
Teknik Informatika – FST – Universitas Jenderal Soedirman
Jl. Dr Soeparno Kampus MIPA Unsoed Karangwangkal. Purwokerto 53123.
Telp 0281-638793
Abstract
laboratory management information system was designed and built for menyelesaiakn
issues raised in the laboratory Information Engineering University of General Sudirman.
Problems that will diselesaiakan include pencdataan tools, search tools and the use of
common tools for different lab pengelolannya. as well as for data collection on the
condition of the tool used for practical activities
Key words: laboratory, equipment, management
A. Pendahuluan
Praktikum adalah bagian dari perkuliahan yang sangat penting dalam proses belajar-
mengajar. Pelaksanaan praktikum memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk
menerapkan serta memahami konsep yang diberikan di kelas secara lebih mendetail
dan bersifat teknis. Nilai praktikum mahasiswa merupakan bagian nilai dari suatu
matakuliah yang diwajibkan terhadap mahasiswa. Penggunaan peralatan laboratorium
yang memadai serta kecukupan rasio antara peralatan dan jumlah mahasiswa adalah
suatu aspek yang harus dipenuhi untuk menunjang keberhasilan dari praktikum
mahasiswa. Permasalahan yang sering dihadapi adalah pembagian kelompok
praktikum yang memenuhi rasio antara mahasiswa dengan peralatan laboratorium,
kontrol dosen pengampu terhadap setiap praktikum yang dilakukan seorang assisten
2
serta keterlambatan nilai praktikum yang diberikan oleh assisten ke dosen pengampu
matakuliah.
Perancangan dan implementasi sistem informasi pengelolaan laboratorium jurusan
MIPA Universitas Jenderal Soedirman dapat menyederhanakan serta memberikan data
yang akurat terhadap permasalahan yang muncul pada pengelolaan laboratorium,
khususnya pada laboratorium jurusan MIPA Universitas Jenderal Soedirman.
Pada penelitian ini, akan lebih difokuskan pada perancangan dan implementasi sistem
informasi laboratorium yang dapat diterapkan untuk meningkatkan layanan terhadap
pelaksanaan praktikum, sehingga proses pelaporan keadaan dan pencarian peralatan
pada laboratorium dengan mudah dilakukan .
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
bagaimana merancang serta mengimplementasikan sistem informasi pengelolaan
laboratorium pada jurusan MIPA Universitas Jenderal Soedirman.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini, hanya dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Perancangan system Pengelola laboratorium dalam melakukan pembagian
kelompok praktikum yang memenuhi rasio dengan peralatan laboratorium
yang tersedia pada laboratorium di jurusan MIPA.
2. Perancangan system Pengelola laboratorium dalam menginventarisir
peralataan serta mendata keadaan tiap-tiap peralatan.
D. Tinjauan Pustaka
Data
Data adalah representasi dari suatu fakta yang dimodelkan dlam bentuk
gambar, kata, dan atau angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi
yang dapat diingat, direkam, dan dapat diolah menjadi informasi. Data adalah
catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman catatan tentang fakta. Data
yang baik adalah data yang sesuai dengan faktanya (Witarto, 2004).
Informasi
Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara,
tergantung dengan waktu, mampu member kejutan atau surprise pada yang
3
menerimanya. Intensitas dan lamanya kejutan dari informasi, disebut nilai
informasi. Informasi yang benar dan baru, dapat mengkoreksi dan
mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi dapat juga dikatakan sebagai
data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang tindakan atau
keputusan. (Witarto, 2004)
Sistem Informasi
Istilah sistem informasi menyiratkan suatu pengumpulan data yang
teroganisasi beserta tatacara penggunaannya yang mencakup lebih jauh daripada
sekedar penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai
dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tatacara
penggunaannya (Cook, 1977). Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur
berdasarkan maksud pembuatannya bergantung pada tiga faktor utama yaitu:
a. Keserasian mutu data
b. pengorganisasian data
c. cara penggunaanya
Sistem Informasi dapat disebut baik, jika usernya rajin memasukan dan
memeriksa data dari waktu ke waktu, jika operatornya rajin memeriksa
kebenaran proses-proses pengolahan data yang ada didalamnya, serta jika
pimpinan organisasinya mudah mengakses informasi tentang kinerja system
organisasi, melalui keberadaan system informasi, serta didasarkan pada data
yang tepat dan akurat.
Sistem Basisdata
Tugas utama dari system basisdata adalah menjadi tempat data, yang
memudahkan proses storing maupun proses retrieving. Konsep yang mendasari
diperlukannya perancangan basisdata adalah adanya aspek efisiensi penggunaan
tempat data yaitu media memori eksternal. Agar efisien rekaman data dasar
sedapat mungkin tidak terjadi duplikasi. Penerapan konsep perancangan
basisdata dalam konteks sistem informasi, akan dikembangkan dalam rekayasa
basisdata.
Model View Controller (MVC)
4
MVC membantu menyelesaikan beberapa masalah dengan pendekatan
modul tunggal dengan membagi masalah menjadi tiga kategori:
1. Model
Model ini berisi inti dari fungsionalitas aplikasi. Model ini merangkum
state aplikasi. Sometimes the only functionality it contains is state.
Kadang-kadang fungsionalitas yang terkandung adalah suatu state.
Model tidak berhubungan dengan view atau controller.
2. View
Tampilan menyediakan penyajian model. It is the look of the
application. Ini adalah tampilan aplikasi. The view can access the
model getters, but it has no knowledge of the setters. View dapat
mengakses getter model, tapi tidak dapat mengakses setter.
3. Controller
Controller bereaksi terhadap input pengguna. Controller membuat dan
mengeset suatu model.
E. Hasil dan Pembahasan
b. Perancangan Basisdata
ERD ( Entity Realatinship Diagram ).
Mengambarkan hubungan antar entitas didalam sistem yang dibangun, dari
penggambaran entity relationship diagram dapat diketahui entitas yang terlibat dengan
sistem dan juga hubungan antar entitas dalam sistem tersebut. Gambar entity
relationship diagram adalah sebagai berikut :
5
Status Alat
Inventaris
Laborat
Prog kode NIM
Mempunyai/
dipunyai
Mempunyai/
dipunyai
FakultasMemiliki/
dimiliki
Prog StudiDIM
Mempunyai/
dipunyai
Userx
Group Idgroup Userx
Memiliki/
dimiliki
Mempunyai/
dipunyai
Memiliki/
dimiliki
Memiliki/
dimiliki
Memiliki/
dimiliki
Gambar 1. ER Diagram
Keterangan :
One to One
One to Many
Many to One
Many to Many
Terdapat 11 tabel basisdata yang digunakan untuk operasional Sistem Informasi
Laboratorium. Visual desain dari basisdata diperlihatkan pada gambar 4.
6
Gambar 2. Visual desain Basisdata
c. Perancangan antarmuka (User Interface)
Antarmuka yang dibuat meliputi antarmuka 5 modul fungsional yang didukung
oleh sistem informasi laboratorium yakni:
1. Antarmuka Autentifikasi pengguna
Fungsi halaman login adalah menyediakan antarmuka kepada pengguna
untuk dapat melakukan autentifikasi. Halaman login menyediakan form
dasar dalam melakukan autentifikasi yakni input username, input password
serta tombol login.
7
Gambar. 3. Tampilan Login Pengguna
Gambar 3.memperlihatkan tampilan halaman login. Setelah User melakukan
autentifikasi dan berhasil maka selanjutnya user akan dibawa ke halaman
menu utama dari system informasi laboratorium.
8
Gambar. 4. Tampilan menu setelah user melakukan login
Gambar 4 menunjukan tampilan menu utama. Halaman menu utama terbagi
menjadi 4 bagian dasar yakni :
a. Header sebagai informasi serta tempat untuk link ke halaman lain
b. Navigation sebagai tempat untuk menampilkan menu-menu dari
modul yang didukung oleh system informasi laboratorium
c. Content sebagai tempat isi dari menu yang dipilih oleh pengguna
d. Footer sebagai tempat informasi versi dan keterangan dari system.
2. Antarmuka pendataan jenis peralatan laboratorium
Antarmuka pendataan jenis peralatan laboratorium digunakan sebagai
antarmuka user/pengguna dalam merekam master jenis perlatan. Gambar 4
memperlihatkan antarmuka pendataan jenis peralatan laboratorium.
Gambar 5 memperlihatkan form input dari antarmuka peralatan
laboratorium.
Gambar. 4. Antarmuka pendataan jenis peralatan
9
Gambar. 5. Antarmuka input peralatan laboratorium
3. Antarmuka pendataan jumlah peralatan per jenis
Antarmuka ini digunakan untuk mengeset jumlah peralatan berdasarkan
kode inventaris tertentu.
Gambar.6. Antarmuka insert/update jumlah peralatan inventaris
4. Antarmuka pendataan peralatan berdasarkan status alat (kerusakan alat)
Gambar.7. Antarmuka pendataan kondisi peralatan
5. Antarmuka pencarian alat pada laboratorium di seluruh programstudi
yang ada.
Gambar. 8. form pencarian alat
10
Antarmuka ini digunakan untuk melakukan pencarian alat pada seluruh
program studi yang terdapat pada system Informasi Laboratorium.
Hasil pencarian alat diperlihatkan pada gambar 9
Gambar. 1 Hasil pencarian
A. Implementasi
Dari hasil perancangan pada bagian 1, kemudian dilakukan implementasi.
Sistem dibangun dengan IDE (Integrated Development Environment) MyEclipse
5.0. Gambar 13 memperlihatkan lingkungan pengembangan system
menggunakan IDE MyEclipse 5.0
Gambar10. Lingkungan pengembangan sistem menggunakan IDE MyEclipse 5.0
Pada bagian implementasi ini sistem dibangun berdasarkan diagram objektori
yang diperlihatkan pada gambar 11.
Laboratorian
proses Jenis
peralatan
Data alat
peralatan
proses Jumlah
peralatan
Verifikasi Kondisi
peralatan
Cari Alat
Pendataan
Jenis peralatan
Pendataan
Jumlah peralatan
Pendataan
Kondisi peralatan
Pencarian
peralatan
Gambar. 11. Diagram Objektori
11
Diagram objektori pada gambar 11 mengimplementasikan dari modul-modul
system yang akan dibangun. Tiap-tiap controller pada diagram objektori akan
dibuat sebagai action pada framework struts, sedangakan boundary akan dibuat
sebagai class model.
12
Diagram flow control struts untuk proses autentifikasi user yang
diimplementasikan diperlihatkan pada gambar 12
Gambar.12. Flow Control Struts untuk proses login
Action yang digunakan pada proses autentikasi adalah action login. Proses yang
terjadi pada gambar 12 dapat dijelaskan sebagai berikut, system dipanggil
dengan menampilkan halaman index, pada halaman index tersebut terdapat form
untuk melakukan login, halaman login melakukan request ke action login, action
login kemudian melakukan autentifikasi terhadap pengguna, apabila user
terautentifikasi selanjutnya akan diteruskan (forward) ke halaman login.page,
apabila user tidak terautentifikasi makan akan diteruskan ke halaman login2.jsp.
Gambar 13 menunjukan potongan code dari bagian autentifikasi user pada
action bagian login.
public class LoginAction extends DispatchAction {
public ActionForward unspecified(ActionMapping mapping, ActionForm
form,HttpServletRequest request, HttpServletResponse response) {
loginModel lap = (loginModel) form;
HttpSession session = request.getSession();
session.invalidate();
return mapping.findForward("login");
}
public ActionForward login(ActionMapping mapping, ActionForm
form,HttpServletRequest request, HttpServletResponse response) {
HttpSession session = request.getSession();
loginModel lap = (loginModel) form;
loginModel sesLogin=(loginModel)
session.getAttribute("sesLogin");
if (sesLogin != null) {
session.invalidate();
request.setAttribute("pesan", "pengguna dilogout");
return this.unspecified(mapping, form, request, response);
}else{
loginModel loginx=new loginModel();
loginx=WebFactory.getLoginInf().getGroup(lap.getUsername
x(),lap.getPasswordx());
System.out.println(loginx.getGroup());
if (loginx.getGroup()==null){
request.setAttribute("pesan", "Password atau username salah");
return this.unspecified(mapping, form, request, response);
}else{
System.out.println("disini");
session.setAttribute("sesLogin",loginx);
return mapping.findForward("masuk");
}
}
}
13
Gambar. 13 Flow Control Struts untuk proses menampilkan daftar Alat
Gambar 13 memperlihatkan flow control dari proses menampilkan daftar alat.
Pada proses ini system akan berjalan ketika user merequest/memanggil action
tabelAlat. Action tabelAlat akan mengambil data peralatan dari basisdata
selanjutnya ditampilkan pada halama daftarAlat.jsp.
Potongan kode dari action tabelAlat diperlihatkan pada gambar 13.
public class TabelAlatAction extends DispatchAction {
/*
* Generated Methods
*/
/**
* Method execute
* @param mapping
* @param form
* @param request
* @param response
* @return ActionForward
*/
public ActionForward unspecified(ActionMapping mapping, ActionForm
form,HttpServletRequest request, HttpServletResponse response) {
return this.unspecified(mapping, form, request, response);
}
public ActionForward tampilkan(ActionMapping mapping, ActionForm
form,HttpServletRequest request, HttpServletResponse response) {
Alat lap = (Alat) form;
ArrayList x=new ArrayList();
System.out.println("tampilkan");
//cek sessiom
x=WebFactory.getLoginInf().getTabelPeralatan();
request.setAttribute("tabelku", x);
return mapping.findForward("tampil");
}
}
Gambar. 3. Potongan kode sumber action tabelAlat
14
F. Penutup
1. Pengembangan Sistem dengan menggunakan framework struts lebih
mendekati kondisi riil dilapangan, hal ini dikarenakan paradigma yang
digunakan adalah objek oriented (berorientasi objek).
2. Sistem yang dibangun mampu menyimpan dan menginformasikan
kondisi peralatan laboratorium pada semua program studi yang ada.
3. Sistem belum dapat meng-cover permasalahan praktikum serta assisten,
sehingga diharapkan pada versi berikutnya sistem dapat mengelola
kegiatan praktikum dengan baik.
G. Daftar Pustaka
Cook, B.G. 1977, Land Resource Information System: Use and Display. Center
for Agric. Publ. And Documentation. Wegningen.h. 37-43.
Witarto, (2004), Memahami Sistem Informasi. Penerbit Informatika. Bandung.
Top Related