Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
40
STRATEGI KEUANGAN UMKM CILACAP
MENGHADAPI PANDEMI COVID 19
(STUDI KASUS UMKM KABUPATEN CILACAP)
Kuswantoro(1); Imam Alfi (2)
(1) STMIK Komputama Majenang; (2) IAIN Purwokerto
_____________________________________________________________________________________________
Abstract
In Indonesia, the corona virus has spread to various regions, one of which is in the Cilacap
Region. This has an impact on many sectors, one of which is the disrupted economic sector. Many large
companies and factories have closed down and laid off employees. What is the UMKM financial strategy
in Cilacap in dealing with the economic slowdown due to the corona virus. This research is a qualitative
research through field studies using observation and interviews with UMKM actors. Based on the
research results of the First Application of Government Policy in the context of Co-19 Handling, UMKM
experienced a decrease in income. Second. Strategic steps are needed to overcome the financial problems
of UMKM that are decided based on good and appropriate research. One appropriate method is to use
the boom, downturn, bottom, and upword approaches. With this model it is hoped to be the solution to
that problem.
Keywords: Covid-19, Economy, UMKM in Cilacap
_____________________________________________________________________________________
Background
Berdasarkan data per bulan Mei 2020 terkonfirmasi positif Corona 4.444.670 orang,
sembuh 1.588.858 orang, dan yang meninggal 302.493 orang sedangkan di Indonesia sendiri oer
bulan mei 2020 diperoleh data positif korona 16.476 orang, sembuh 3.803 orang, dan yang
meninggal 1.76 orang. Begitu besarnya dampak virus korona terhadap kehidupan manusia
sehingga negara-negara didunia mengambil kebijakan penguncian wilayah atau lockdown.
Tentunya kebijakan ini membawa dampak negative bagi perekonomian global. Menurut
perkiraan, penguncian di Eropa dan Amerika Utara memukul sektor jasa dengan keras seperti
perdagangan ritel, rekreasi, perhotelan, dan transportasi (Pasaribu 2020).
Tingkat keparahan dampak korona akan sangat bergantung kepada durasi kebijakan
penguncian wilayah yang dilaksanakan oleh masing-masing negara. Diperlukan kebijakan tidak
hanya untuk menahan pendemi korona dan menyelelamatkan nyawa, diperlukan juga kebijakan
untuk menyelamatkan masyarakat dari kehancuran ekonomi (Yunus and Rezki 2020).
Cina khususnya kota Wuhan sebagai kota pertama yang mengalami virus korona pastinya
mengalami dampak negative terhadap perekonomian. Cina sebagai negara penghasil barang dan
jasa dimana jumlah konsumennya massif didunia menjadikan cina sebagai negara ekonomi
terkuat kedua dunia. Kerugian akibat pandemi bagi perekonomian cina menjadi perhatian
internasional. Menurut laporan BBC per Maret 2020, penjualan ritel anjlok hingga 15,8 persen,
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
41
karena banyak pembeli memilih tinggal dirumah. Angka pengangguran juga meningkat 5,9
persen. L Ran. Indonesia sebagai negara berkembang juga dapat dipastikan mengalami
kemunduran ekonomi terutama sector ritel, pariwisata, dan transportasi (Rohmah 2020).
Akibat corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menurut catatan Menteri keuangan
setidaknya ada delapan akibat pandemic corona antara lain PHK, menurunya purchasing
manager index (PMI), pembatalan penerbangan internasional, angka turis menurun, penurunan
tangka okupansi hotel, dan inflasi pada bulan Maret (Alfi and Halwati 2019; Bhakti 2013).
Pertama, sampai tanggal 11 April 2020 lebih dari 1,5 juta karyawan putus kerja atau
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan dirumahkan. Di mana 1,2 juta orang berkerja pada sector
formal dan 256.000 berkerja pada sector informal.
Kedua, Purchasing Manager Index (PMI) Indonesia dibawah level 50 pada maret 2020
yakni sebesar 45,3. Purchasing Manager Index (PMI) adalah gabungan dari lima indicator
ekonomi yaitu pesanan, persediaan, produksi, pengiriman, dan tenaga kerja. Index biasanya
berupa angka, jika diatas 50 menunjukan industry mengalami ekspansi, sebaliknya jika dibawah
angka 50 berarti mengalami kontraksi (Byananda 2020).
Ketiga, lebih dari 12.703 penerbangan di 15 bandara dibatalkan sepanjang Januari-
Februari, dengan rincian 11.680 penerbangan domestic dan 1.023 penerbangan internasional.
Keempat, sekitar Rp.207 miliar kehilangan pendapatan di sector pelayanan udara, dan
sekitar Rp.48 miliar kehilangan yang disumbangkan oleh penerbangan dari china.
Kelima, angka turis menurun hingga 6.800 per hari khususnya turis dari china.
Keenam, berdasarkan informasi dari perhimpunan hotel dan restoran Indonesia
penurunan tingkat okupansi di sekitar 6.000 hotel di Indonesia mengalami penurunan sebesar 50
persen. Bias dikatakan jumlah kamar yang disewa oleh konsumen kurang dari 50 persen. Akibat
pandemic covid 19 banyak hotel-hotel yang tutup sementara, hotel-hotel yang tetap buka
ditengah covid 19 tingkat kunjungannya hanya sekitar 10-15 persen (Byananda 2020).
Ketujuh, import Indonesia sepanjang Januari-Maret 2020 mengalami penurunan 3,7
persen year to date (YTD). Inflasi pada bulan Maret 2020 tercatat sebesar 2,96 persen year on
year (yoy) akibat kenaikan harga emas perhiasan dan beberapa harga pangan melonjak.
Kemudian bagaimana kondisi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia
dalam menghadapi Pandemic Covid 19 (Arkaan 2020).
Literature Review
A. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 dalam pasal 1, yang
dimaksud Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang
tersebut. PPRI Nomor Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang buka merupakan anak perusahaan atau
bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak
langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut (Tambunan 2012).
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
42
Menurut Undang-Undang diatas kriteria UMKM dalam pasal 6 adalah nilai kekayaan
bersih atau nilai asset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan
tahunan. Adapun kriteria UMKM adalah sebagai berikut:
a) Usaha mikro adalah usaha yang memiliki asset paling banyak Rp.50 juta tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp.300 juta.
b) Usaha kecil adalah usaha dengan nilai asset lebih dari Rp.50 juta dan paling banyak Rp.500
juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp.300 juta hingga maksimum Rp. 2,5 Milyar.
c) Usaha menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari Rp.500 juta
hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil penjualan tahunan diatas Rp.2,5 milyar sampai
paling tinggi Rp.50 milyar.
Perbedaan antara Usaha Mikro (UM), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM), dan
Usaha Besar (UB), umumnya didasarkan pada nilai asset awal tidak termasuk tanah dan
bangunan, omset rata-rata pertahun, atau jumlah pekerja tetap.(Tambunan 2012)
Ada beberapa keunggulan UMKM dibandingkan usaha besar antara lain sebagai berikut.
a) Inovasi teknologi dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk,
b) Hubungan antar manusia yang akrab dalam perusahaan,
c) Penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak,
d) Memiliki kemampuan adaptasi yang cepat dalam menghadapi kondisi pasar yang cepat
berubah,
e) Terdapat dinamisme manajerial dan peran kewirauhaan (Abd 2004).
B. Kriteria dan klasifikasi UMKM
Statistik Selain menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Badan
Pusat (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil
merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang,
sedangkan usaha menengah usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan
99 orang (Bhakti 2013).
UMKM di Indonesia tergolong kelompok usaha yang paling banyak dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia jumlah 2018 terbagi sebagai berikut: Usaha Mikro (UMi) :
63.350.222 unit, Usaha Kecil (UK): 783.132 unit, Usaha Menengah (UM): 60.702 unit jadi total
UMKM di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 64.194.056 unit, dan Usaha Mikro (UMi)
merupakan usaha mayoritas atau terbesar bagi masyarakat Indonesia. Dari data diatas dapat kita
klasifikasikan kategori UMKM sebagai berikut (Resalawati 2011):
a) Livelihood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, atau biasa disebut sector
informal, misalnya pedagang kaki lima.
b) Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki
sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
c) Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
43
d) Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB)
(Resalawati 2011).
C. Manajemen Keungan UMKM
Manajemen adalah seperangkat kegiatan berupa perencanaan dan pengambilan
keputusan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang diarahkan kepada sumberdaya
organisasi (manusia, finansial, peralatan fisik, dan informasi) dengan tujuan untuk mencapai
tujuan organisasi dengan cara berdaya guna dan berhasil guna (Stoner James, Gilber, and
Freeman 2009) Stoner James Fungsi manajemen yang harus dilakukan diantaranya fungsi
perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, dan fungsi pengawasan, supaya
organisasi bergerak sesuai arah yang diinginkan(Iswanto 2014).
Sedangkan pengertian manajemen keuangan adalah suatu proses dalam pengaturan
aktivitas atau kegiatan keuangan dalam suatu organisasi dimana didalamnya termasuk kegiatan
perencanaan, analisis, dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan (Bringham and Houston
2012) .Adapun fungsi utama dari manajemen keuangan adalah:
a) Kegiatan mencari dana (obtain of fund) guna menghasilkan laba,
b) Kegiatan Menggunakan dana (allocation of fund),
c) Kegiatan mendistribusikan laba.
Dalam UMKM hampir sebagian besar seorang manajer adalah owner dari perusahaan
tersebut, sehingga laporan keungan dapat diketahui lebih update dan lebih detail olehnya. Maka,
sangat penting bagi manajer untuk melakukan kegiatan administrasi keuangan secara tertib dan
disiplin guna pengambilan keputusan (Wirahadi Ahmad and Septriani 2008).
D. Tertib Administrasi sebagai Fondasi UMKM
Ketertiban dalam pencatatan administrasi sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM.
Dengan adanya tertib administrasi setiap kegiatan pelaporan akan semakin efektif dan
memudahkan perusahaan mengambil keputusan. Menurut Muniya Alteza ada tujuh tertib
administrasi yang harus dilakukan oleh UMKM (Alteza 2012).
a) Administrasi piutang. Piutang merupakan kekayaan perusahaan dimana dalam laporan neraca
diletakan pada sisi asset atau aktiva. Administrasi piutang sangat penting untuk memberikan
informasi internal maupun eksternal. Manfaat internal akan memberikan informasi piutang
guna perencanaan dan evaluasi. Manfaat ekternal dapat digunakan sebagai agunan pemberi
pinjaman.
b) Administrasi utang. Akun hutang terletak pada posisi pasiva, utang merupakan kewajiban
perusahaan kepada pihak eksternal. Laporan utang akan sangat bermanfaat bagi UMKM
untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan keuangan.
c) Administrasi persediaan. Akun persediaan diletakan pada posisi pasiva, perediaan juga
merupakan kekayaan perusahaan, dan sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM dalam bidang
perdagangan maupun manufaktur. Selain itu, memberikan manfaat untuk mengambil
keputusan kapan harus membeli barang.
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
44
d) Administrasi asset tetap. Aset tetap merupakan kekayaan perusahaan yang terletak dibawah
akun persediaan. Aset tetap harus tercatat dengan tertib karena suatu saat berpotensi sebagai
modal.
e) Administrasi kas. Uang kas merupakan kekayaan perusahaan dalam neraca diletakan pada
sisi paling atas akun asset. Uang kas jumlahnya tidak terlalu besar dimanfaatkan untuk
kebutuhan sehari-hari sesuai kebutuhan operasional perusahaan. Pencatatan uang kas sangat
bermanfaat untuk mengetahui jumlah pemasukan dan jumlah pengeluaran setiap harinya.
f) Administrasi penggajian. Penggajian masuk kedalam kelompok pembiayaan. Administrasi
pembiayaan memberikan informasi besaran upah yang diberikan kepada pegawai dan juga
untuk menghitung pajak.
g) Administrasi lainnya meliputi surat masuk, surat keluar, pencatatan kebijakan perusahaan,
sewa menyewa, dan kerjasama dengan pihak lain.
Methodology
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Metode studi
kasus yang digunakan adalah studi kasus tunggal (single case study), karena penulis membahas
sebuah kasus tunggal di satu tempat, yaitu UMKM di Cilacap. Menurut Creswell untuk studi
kasus, analisisnya terdiri dari “deskripsi terinci” tentang kasus beserta settingnya. Apabila suatu
kasus menampilkan kronologis suatu peristiwa maka menganalisisnya memerlukan banyak
sumber data (John W. Creswell 1985). Oleh karena itu, penulis juga memilih informan dengan
cara multisources, yaitu dari berbagai sumber. Penentuan informan dilakukan dengan Teknik
Informan Penelitian ditentukan dengan teknik snowball sampling, yaitu penulis mendapatkan
akses para informan secara snowball dari informan utama, yaitu pimpinan UMKM di Cilacap.
Pengumpulan data penelitian ini adalah, Wawancara, Observasi, dan Studi. Analisis data yang
dilakukan melalui reduksi data dari hasil observasi yang diperoleh di lapangan (J. W. Creswell
2012).
Findings and Discussion
A. UMKM di Wilayah Cilacap
Pandemic Covid 19 juga sangat berdampak bagi UMKM yang ada diwilayah Cilacap
beberapa perusahaan yang terkena dampak antara lain: perusahaan kayu, perusahaan kayu tidak
dapat melakukan operasional karena tidak bisa melakukan kegiatan ekspor. Selain itu juga usaha
perhotelan, banyak usaha perhotelan di wilayah Cilacap yang turun tingkat huniannya sehingga
sangat berpengaruh terhadap pemasukan usaha. Selain itu, usaha pariwisata di cilacap juga
terdampak akibat virus corona. Dengan adanya kebijakan social distancing kemudian menjadi
kebijakan physical distancing ini menyebabkan berbagai tempat wisata ditutup, dan ini
berdampak besar bagi pemasukan daerah juga berdampak besar bagi pedagang-pedangan yang
ada didalam tempat wisata. Kabupaten Cilacap yang memiliki potensi wisata pantai yang sangat
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
45
luas tidak dapat menerima wisatawan untuk sementara. Penyerapan tenaga kerja dibidang
pariwisata ini juga sangat besar.(Muhamat, Don, and Mohamad 2012)
Pandemic covid 19 juga berdampak pada pelaku usaha peternakan ayam salah satunya di
desa Madusari dan Majingklak, Wanareja, Cilacap. Pada senin 13 April 2020 ribuan ayam yang
belum siap konsumsi dijual asal laku, karena takut asupan gizi tidak terpenuhi, bahkan ada yang
dibagikan secara gratis. Menurut Tasim Wahyadi peternak asal Wanareja, Cilacap beliau
mengatakan pada akhir pekan bulan April 2020 perusahaan mitranya menghentikan suplay pakan
ayamnya, sehingga menyebabkan ribuan ekor ayamnya terancam kelaparan.
“Kami stop semua, sejak Awal April memang perusahaan sudah memberikan informasi
bahwa penerimaan barang turun drastic sehingga ahirnya tidak menerima lagi. Ya daripada
rugi lebih besar mending di stop dulu. BAhkan sempat kita bagikan gratis ke warga.” Jelas
Taslim
Dari peryataan ini sangat jelas bahwa perusahaan telah mengambil lagkah awal akibat
Covid 19 berupa penghentian sementara produksi barang. Keputusan ini menyebabkan peternak
merugi dan menyebabkan masalah keuangan yang tidak sehat. Disamping rugi kesiapan
psikologis peternak lemah sehingga membagikan gratis ke warga.
Pandemic covid 19 juga berdampak pada pelaku usaha gorengan. Sunarto yang biasa
berjualan gorengan seperti mendoan, bakwan, tahu dan juga es degan (kelapa muda) di pertigaan
jalan raya Sampang Kebasen yang sering ditutup. Akibat kebijakan belajar, bekerja, dan
beribadah dari rumah menjadikan lalu lintas di daerah tersebut sepi. Meskipun tetap buka beliau
mengaku penjualannya turun 50% dari sebelumnya.
“Disini Jalan sering tutup mas ahirnya pembeli jarang lewat sini. Saya …ya tetep buka
tapi sepi, jarang pembeli, biasanya rame apalagi menjelang lebaran”. Ujar Sunarto
Akibat pandemic covid 19 ini berdampak juga pada usaha layanan transportasi, pelaku
usaha transportasi di wilayah cilacap 65 persen bahkan lebih menghentikan armadanya. Jam
operasional transportasi juga dikurangi dari hari biasanya. Selain itu juga, perusahaan-
perusahaan penjualan kendaraan bermotor baik kendaraan bekas maupun baru juga mengalami
penurunan di wilayah Cilacap. Dimana biasanya menjelang hari raya perusahaan kendaraan
bermotor mengalami peningkatan penjualan, hal ini berbeda dengan saat ini. Penurunan
penjualan berkisar 40 persen, hal ini juga dapat dilihat dari kebutuhan masyarakat saat ini bahwa
kebutuhan kendaraan bermotor tidak lagi menjadi prioritas ditengah pandemic Covid 19. Seperti
diungkapkan Parjo salah satu pimpinan Perusahaan Kendaraan bermotor.
“Semua merasakan dampaknya mulai angkot, driver ojol (red-ojek on-line), sampai
perusahaan leasing. Sekarang pembeli lebih mengutamakan kebutuhan pokok sebelum membeli
motor. Mereka keluar hanya seperlunya yang penting bisa makan”. Ujar Parjo
Cilacap sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan laut menjadikan masyarkat
Cilacap yang bekerja sebagai nelayan. Sector ini juga mengalami dampak akibat Covid 19 ini.
Nelayan di Cilacap hasil tangkapannya stabil akan tetapi permintaan konsumen turun dan harga
jual juga turun. Menurut Irham seorang nelayan yang berjualan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Tegal Kamulyan Cilacap Selatan, Cilacap mengatakan harga udang dogol yang biasanya dihargai
Rp.70 ribu/kg sekarang dihargai Rp.45 ribu/kg. Udang peci yang biasanya Rp.150 ribu/kg kini
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
46
dihargai Rp.110 ribu/kg. Bawal putih ukuran kecil (1 ons) yang biasanya Rp.85 ribu/kg sekarang
dihargai Rp.65 ribu/kg.
“Nelayan juga kena dampaknya, hsil tangkapan kami dileli murah, semua turun mas,
dulu sebelum Corona udang Rp.70 ribu/kg sekarang dihargai Rp.45 ribu/kg Udang peci yang
biasanya Rp.150 ribu/kg kini dihargai Rp.110 ribu/kg. Bawal putih ukuran kecil biasanya Rp.85
ribu/kg sekarang dihargai Rp.65 ribu/kg. Jadi malas mau nangkap ikan tapi bagaimana agi
kebutuhan terus ada”. Pungkas Irham
Ada satu usaha yang dapat dikatakan mendapat berkah dari adanya pandemic covid-19
yaitu bisnis ritel. Tidak semua peritel mengalami kondisi yang buruk. Supermarket merupakan
usaha yang mendapatkan berkah dari wabah covid-19. Orang-orang yang biasanya berbelanja
dipasar tradisional dengan adanya kebijakan physical distancing banyak yang beralih ke
supermarket atau minimarket terdekat, bahkan juga took kelontong terdekat. Adapun barang
kebutuhan yang banyak dicari masyarakat adalah beras, gula, minyak, dan hand sanitaizer.
Berdasarkan informasi dari pengusaha minimarket di wilayah sampang penjualan meningkat
selama kebijakan physical distancing dilakukan, orang yang biasanya berbelanja di pasar
tradisional sekarang belanja di minimarket atau toko terdekat. Hal senada juga disampaikan oleh
seorang pengusaha ritel di wilayah Maos, Cilacap.
“Walapun Pemerintah melakukan kebijakan physical distancing kami tetap buka dengan
menerapkan protokoler kesehatan. Paling di cari pembeli ya sembako, dan alat kesehatan
seperti hand sanitaizer, masker. Belum ada seruan pak bupati untuk menutup. Tetap ada
penurunan memang sejak Corona tapi kita lihat kedepan seperti apa.” Jelas Wasgito
Dengan penjelasan diatas wilayah terdampak akibat Covid 19 merupakan pelaku usaha
UMKM yang memiliki penghasilan setiap hari dan kategori menengah. Menjadi seimbang
penelitian ini ketika ditemukan dengan penguasaha supermarket. Pelaku UMKM lebih rentan
terhadap masalah keuangan ketimbang perusahaan besar. Meskipun sama-sama terdampak
namun berbeda.
B. Strategi Keuangan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19
Seperti sudah dipaparkan diatas bahwa pandemic Covid-19 menjadi ancaman serius
hampir sebagian besar UMKM di Cilacap, tetapi meskipun begitu banyak pula UMKM yang
masih dapat tetap eksis meskipun ditengah pandemic Covid-19. UMKM yang tetap dapat
bertahan ditengah pandemic ini pasti didasari oleh manajemen usaha yang baik, khususnya
manajemen keuangan perusahaan. Sependapat dengan yang disampaikan oleh Andy Grove:
“Bad companies are destroyed by crisis, good companies survive them. Greet companies
improved them.”
“Perusahaan yang buruk dihancurkan oleh krisis, perusahaan yang baik mempertahankan
kehidupannya. Perusahaan yang ramah meningkatkannya.” (Sadeli, 2011).
Keuangan merupakan jantung perusahaan, jika jantung tidak dapat bergerak pasti matilah
perusahaan tersebut. Maka sudah menjadi suatu keharusan bagi setiap orang atau perusahaan
untuk melakukan manajemen keuangan dengan baik. Dengan manajemen keuangan yang baik,
manajer akan dapat dengan mudah mengambil keputusan terutama disaat krisis (Brigham and
Houston 2001; Hasyim 2013; Husnan 2014).
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
47
Perjalanan perusahaan hampir mirip dengan perjalanan kendaraan menuju kesuatu tempat
tujuan. Perencanaan keungan akan mengikuti tahapan siklus bisnis. Dan seorang manajer sudah
menjadi keharusan untuk memaham betul siklus bisnis ini. (Dwiningtias 2014). Empat siklus
bisnis secara umum adalah sebagai berikut:
Gambar Siklus Bisnis Secara Umum (Sadeli, 2011)
Expansion Focus
Recovery Restructuring
Tujuan utama strategi keuangan adalah untuk mingkatkan nilai perusahaan melalui
investasi yang didukung oleh pendanaan, dan disiplin dalam menjalankan strategi keuangan
menjadi tugas utama seorang manajer keuangan (Rita and Eddy 2014). Siklus bisnis diatas ada
empat siklus yaitu: boom, downturn, bottom, dan upword.
Boom adalah Ketika bisnis meledak (boom) merupakan langkah terbesar bagi seorang
manajer untuk melakukan investasi, investasi ini bertujuan untuk mangantisipasi ketika bisnis
sedang turun, karena pasti suatu saat kondisi bisnis akan turun. Ketika turun manajer harus focus
terhadap proses penurunan yang terjadi. Kondisi krisis bisa menjadi salah satu penyebab bisnis
menurun (Kamaluddin and Patta Rapanna 2017).
Kemudian apa langkah yang dapat kita lakukan ketika bisnis sedang mengarah menurun,
langkah yang dapat dilakukan yaitu melakukan restrukturisasi. Restrukturisasi terutama
dilakukan dengan tanggungan kredit perusahan terhadap perbankan. Kebijakan restrukturisasi
yang dilakukan oleh pihak bank antara lain:
a) Penurunan suku bunga kredit,
b) Perpanjangan jangka waktu kredit,
c) Pengurangan tunggakan bunga kredit,
d) Pengurangan tunggakan pokok kredit,
e) Penambahan fasilitas kredit, dan
f) Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara.
Adapun kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah selama Covid-19 seperti yang
disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2020 yaitu boleh melakukan penundaan
pembayaran selama satu tahun, meskipun kondisi lapangan masih belum jelas karena belum ada
juknis terkait hal itu. Belum adanya peraturan yang jelas terkait relaksasi kredit kepada nasabah
ini, menyebabkan peraturan relaksasi masih tergantung kepada kemampuan masing-masing bank
Boom
Downturn Upword
Bottom
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
48
atau leasing. Selain resktrukturisasi kredit, bagi perusahaan ritel dapat meminta kebijakan
kelonggaran pelunasan hutang kepada mitra.
Bagi perusahaan dimana saat dapat melakukan investasi secara besar-besaran tentu di
saat krisis tidak terlalu menjadi masalah, perusahaan masih dapat menjual asset hasil investasi
tersebut untuk mengatasi krisis. Ketika perusahaan sedang berada di posisi bawah (bottom)
sudah seharusnya perusahaan untuk segera melakukan langkah-langkah perbaikan (recovery).
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi krisis pandemic ini antara lain:
a) Periksa posisi likuiditas bisnis. Sejumlah dana atau asset liquid dapat dimanfaatkan untuk
membayar sejumlah tanggungan jangka pendek termasuk keperluan darurat.
b) Periksa asset dan utang bisnis. Manajer harus menghitung asset dan hutang dengan baik dan
benar, perhitungan yang matang dapat memprediksi sampai sejauh mana perusahaan akan
dapat terus berjalan ditengah pandemic Covid-19.
c) Bagi bisnis ritel harus segera melakukan business plan yang baru. business plan ini meliputi
strategi pemasaran, strategi distribusi, system permodalan dan pola pengeluaran. Ditengah
pandemic Covid-19 ini strategi promosi yang paling efektif dilakukan adalah promosi on-
line.
d) Disiplin dalam administrasi pengeluaran. Pengeluaran terdiri atas empat hal, yaitu;
pengeluaran primer untuk membiayai kegiatan operasional, pengeluaran wajib untuk
membayar gaji pegawai, pengeluaran sekunder, dan pengeluaran untuk investasi.
e) Laksanakan manajemen resiko. Ada beberapa strategi manajemen resiko yaitu; menanggung
kerugian sendiri, menghindari resiko, mengurangi potensi resiko, dan mengalihkan
pengelolaan resiko kepada pihak kedua.
Ketika kondisi bawah (bottom) dapat teratasi dapat diperbaiki (recovery) maka kondisi usaha
akan menuju ke atas (upword). Dalam kondisi ke atas (upword) kemudian melakukan perluasan
wilayah (expansion). Adapun langkah-langkan perluasan wilayah (expansion) antara lain:
a) Membuat perencanaan yang matang
Sebelum memutuskan untuk melakukan ekspansi bisnis, buatlah perencanaan sematang
mungkin. Hal ini bertujuan agar tidak kehilangan kontrol atas bisnis sebelumnya. Selain itu,
rencana yang matang juga dapat mempermudah dalam mengarahkan bisnis baru. Ada hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pembuatan rencana ini, yang paling utama adalah harus
mengetahui terlebih dahulu bagaimana kondisi bisnis saat ini. Biasanya, bisnis yang sudah siap
melakukan ekspansi adalah bisnis yang memiliki penjualan yang lancar, konsumen yang
signifikan serta memiliki pasar yang cukup luas. Perkuatlah bisnis utama agar bisa menjadi
tumpuan untuk rencana berikutnya. Setelah memahami apa yang terjadi pada internal bisnis.
Ciptakan rencana mengenai model bisnis selanjutnya, modal yang digunakan, serta langkah-
langkah yang akan ditempuh untuk pengembangannya.
b) Menambahkan produk dan layanan
Bisnis yang sedang dijalani mungkin sudah memiliki produk dan layanan andalan serta
mempunyai konsumen dengan jumlah yang signifikan. Dan tidak ada salahnya jika
menambahkan produk dan layanan baru yang berbeda dari sebelumnya. Cara ini bisa ditempuh
dengan memberikan wajah baru dengan beralih kepada lini yang belum pernah dicoba
sebelumnya. Ini merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk ekspansi bisnis. Tentu hal
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
49
ini dapat dilakukan tanpa meninggalkan bisnis yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, untuk
mewujudkan hal ini tidaklah sederhana. Dibutuhkan analisis dan riset pasar secara
menyeluruh untuk mengetahui produk dan layanan seperti apa yang sebenarnya diinginkan oleh
konsumen. Jika ini memang hal baru, maka buatlah perhitungan dan strategi untuk mengetahui
apakah mampu untuk memasarkannya dan akhirnya mendapat keuntungan.
c) Promosi secara aktif
Dengan adanya ekspansi bisnis, produk yang dikeluarkan bisa sama baiknya atau
mungkin lebih baik jika dibandingkan dengan produk di bisnis sebelumnya. Namun, tidak akan
ada yang mengetahui hal tersebut jika tidak menunjukkannya kepada konsumen. Kita harus
menjelaskan mengapa produk tersebut menjadi yang terbaik, serta ajaklah konsumen untuk
menggunakannya. Ini bisa diwujudkan dengan melakukan promosi. Promosi dipercaya dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk atau bahkan perusahaan secara
keseluruhan. Tidak masalah jika kita sudah mulai melakukan promosi sebelum bisnis baru benar-
benar terbentuk secara fisik. Lakukan promosi sekecil apapun secara aktif dan terus-menerus
agar konsumen mengenal sedari awal sehingga konsumen akan lebih nyaman bertransaksi.
d) Mencari target pasar baru
Salah satu kriteria ekspansi bisnis adalah penciptaan pasar baru. Jika bisnis Anda
menciptakan produk serta layanan yang berbeda dengan bisnis sebelumnya, tentu saja diperlukan
target konsumen yang berbeda dan sesuai dengan produk tersebut. Pencarian target pasar baru ini
bukan berarti tidak bisa mencari target pasar untuk produk yang sebelumnya. Apabila kita
berkeyakinan untuk melakukan ekspansi bisnis, kita tetap bisa membawa produk lama untuk
dipasarkan di daerah yang berbeda. Strategi ekspansi ini ditujukan untuk mencari kemungkinan
target konsumen lain yang tepat untuk produk serta layanan kita.
e) Membuka cabang
Jika sudah melihat perkembangan pada bisnis utama, pertimbangkan membuka cabang
baru untuk memperluas jangkauan terhadap konsumen. Kita dapat memilih untuk membuka
cabang baru di daerah yang sama atau berbeda. Cabang yang berada di daerah yang sama
biasanya digunakan untuk membantu bisnis Anda melayani konsumen yang mungkin tidak bisa
dilayani oleh cabang utama. Jika tujuannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih, bisa
dengan membuka cabang di daerah lain dimana persaingan terhadap produk tersebut tidak terlalu
ketat, serta untuk mencapai konsumen baru di daerah yang berbeda.
f) Mengaplikasikan sistem penjualan baru
Di era serba digital ada beragam pilihan penjualan selain hanya mengandalkan toko fisik.
Orang mulai merubah metode konsumsinya dengan berbelanja melalui toko online. Kegiatan
membeli di dunia online lebih sederhana. Dengan bermodalkan paket internet, konsumen dapat
berseluncur dari satu toko ke toko lainnya untuk mendapatkan produk dan layanan yang
diinginkan. Selain itu, harga yang ditawarkan cukup bervariasi, bahkan lebih murah. Tidak
mengherankan jika sebagian besar konsumen akan lebih memilih berbelanja
secara online. Aplikasikan sistem penjualan baru untuk produk dan layanan Anda. Bisa dengan
memanfaatkan media sosial atau membuka toko online di berbagai market place yang tersedia.
g) Kerjasama saling menguntungkan
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
50
Strategi lainnya yang bisa ditempuh untuk memperluas bisnis adalah dengan melakukan
kerja sama dengan berbagai mitra, baik perusahaan komplemen atau bahkan pesaing. Tentu saja
kerja sama ini harus saling menguntungkan. Jangan buang-buang waktu bernegosiasi dengan
mitra yang tidak sejalan dengan tujuan bisnis Anda. Sebuah kerja sama yang baik akan
melakukan identifikasi yang jelas dan menciptakan solusi yang berguna untuk kepentingan
keduanya. Bahkan ketika itu dengan pesaing bisnis. Gabungkan ide untuk memperluas pasar
dengan menciptakan produk terbaru baik untuk pasar yang sama, pasar yang berbeda atau
bahkan pasar yang lebih luas.
h) Membeli perusahaan pesaing
Selain dengan metode kerja sama, ekspansi bisnis bisa langsung dilakukan dengan
membeli perusahaan pesaing. Ini biasanya dilakukan apabila pesaing sedang dalam masa sulit.
Pembelian ini bisa dilakukan dengan dua cara, yakni merger ataupun akuisisi. Merger adalah
penggabungan dua perusahaan menjadi satu. Dimana perusahaan yang melakukan merger akan
membeli semua aset dan liabilitas perusahaan yang di-merger. Akibatnya perusahaan yang me-
merger setidaknya memiliki 50% saham dan perusahaan yang di-merger harus berhenti
beroperasi. Bisa juga dengan mengakuisisi atau pengambil-alihan secara langsung sebuah
perusahaan dengan membeli saham atau aset mayoritas perusahaan tersebut. Di sini perusahaan
yang dibeli tetap ada, hanya pemegang sahamnya saja yang berbeda.
Dan satu hal yang selalu ditekankan sedari awal adalah untuk tidak kehilangan kontrol
pada bisnis yang sebelumnya. Untuk permasalahan ini, upaya pengelolaan keuangan bisnis bisa
menjadi jalan keluarnya. Salah satu yang mampu dan handal untuk membantu pengelolaan
keuangan adalah software akuntansi.
Conclusion
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pertama Penerapan Kebijakan
Pemerintah dalam rangka Penanganan Covid-19 mengakibatkan pelaku UMKM mengalami
penurunan pendapatan. Hal ini berakibat pada masalah keuangan sehingga pelaku UMKM
semakin sulit melaksanakan usahanya. Kedua. Perlu langkah-Langkah strategis mengatasi
masalah keuangan pelaku UMKM yang diputuskan berdasarkan riset yang baik dan tepat.
Ketiga; Salah satu metode yang tepat adalah dengan menggunakan pendekatan boom, downturn,
bottom, dan upword. Dengan model ini diharapkan menjadi solusi atas masalah tersebut.
References
Abd, Tiktik Sartika Partomo. 2004. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala Kecil Menengah Dan
Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Alfi, Imam, and Umi Halwati. 2019. “Faktor-Faktor Blaming the Victim (Menyalahkan Korban)
Di Wilayah Praktik Kerja Sosial.” Islamic Management and Empowerment Journal 1(2):
217–28.
Alteza, Muniya. 2012. Manajemen Keungan Praktis Bagi UMKM. Makalah PPM: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Arkaan, Naufal Rais. 2020. “Impact Corona to Economy In Indonesia.” Available at SSRN
Jurnal Teknologi dan Bisnis Vol. 2, No.1, Page: 40 – 51, Year 2020
51
3591105.
Bhakti, Rizki Tri Anugrah. 2013. “Pemberdayaan Umkm Melalui Pembiayaan Dengan Prinsip
Bagi Hasil Oleh Lembaga Keuangan Syariah.” Arena Hukum 6(1): 121–37.
Brigham, Eugene F, and Joel F Houston. 2001. “Manajemen Keuangan. Buku 1 Edisi 8.”
Jakarta: Erlangga.
Bringham, Eugene F, and Joel F Houston. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Terjemah.
Jakarta: Salemba Empat.
Byananda, Ariel. 2020. “A Case Study of Companies In Jakarta As A Dynamic Organization
During Corona Virus Pandemic.” Available at SSRN 3590972.
Creswell, J. W. 2012. RESEARCH DESIGN Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. 1985. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five
Traditions. London: Sage Publications.
Dwiningtias, Ratna. 2014. “Model Siklus Bisnis Is-Lm Dengan Tundaan.” MATHunesa 3(2).
Hasyim, Diana. 2013. “Kualitas Manajemen Keuangan Usaha Mikro Kecil Menengah
(Umkm)(Studi Kasus Pada Distribution Store (Distro) Di Kota Medan).” Jurnal Ilmu Sosial
dan Politik 5(2).
Husnan, Suad. 2014. “Manajemen Keuangan.”
Iswanto, Yun. 2014. “Manajemen Sumber Daya Manusia.”
Kamaluddin, Ir Hj Apiaty, and S E Patta Rapanna. 2017. 1 Administrasi Bisnis. SAH MEDIA.
Muhamat, Razaleigh, Abd Ghafar Don, and Abu Dardaa Mohamad. 2012. “Dakwah Kepada
Golongan Muallaf Orang Asli Di Kelantan.” dalam Jurnal Al-Hikmah 4: 87–105.
Pasaribu, Jonathan Charis. 2020. “Masalah Penyakit Menular Dan Virus Corona.”
Resalawati, Ade. 2011. Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM Indonesia, Skripsi: Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis. UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta.
Rita, Januarwati, and Poernomo Eddy. 2014. “Analisis Strategi Bisnis Usaha Mikro Kecil
Menengah Toko Bunga ‘Cindy’ Di Jl. Kayoon Utara No. 12 Gentengkali–Surabaya.” Jurnal
Bisnis Indonesia 5(2): 155.
Rohmah, Siti Ngainnur. 2020. “Adakah Peluang Bisnis Di Tengah Kelesuan Perekonomian
Akibat Pandemi Corona?” ’ADALAH 4(1).
Sadeli, Ferdinand. 2011. Liku-Liku Strategi Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Stoner James, A F, Daniel R Gilber, and R.Edward Freeman. 2009. Management 6th Edition.
Management. New York: Pearson.
Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Indonesia: Isu-Isu Penting.
Jakarta: LP3ES.
Wirahadi Ahmad, Afridian, and Yossi Septriani. 2008. “Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis
Dan Cara Menguranginya.” Jurnal Akuntansi & Manajemen 3(2): 47–55.
Yunus, Nur Rohim, and Annissa Rezki. 2020. “Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19.” Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 7(3).
Top Related