[Type text] Page 1
Pengaruh Capital Adequency Ratio (CAR), Non Performing Loan
(NPL) To Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM) Dan
BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan ( Studi Pada Bank
Umum Yang terdaftar di BEI Indonesia Tahun (2010-2014)
SAEDA AGUSTHA
100462201330
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, 2016
ABSTRACK
The Research is performed in order to test in the influence of capital
Adequency Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net
Interest Margin (NIM) Dan BOPO to Return On Assets (ROA).
Data in this Study are Secondary data that is corporatet banking in Indonesia
Stock Exchange. The number of sample used were 18 commercial bank, commercial banks
registered to go public in Indonesia Stock Exchange. The sample used were18 commercial
bank listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2010-2014 were taken by purposive
sampling. The method used in this research is to use multiple regression analysis and before
using multiple regression analysis, performed classic assumption first.
Based on normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test, and
autocorrelation test classic assumption deviation has not founded, this indicate that the
available data has fulfill the condition to use multilinear regression model. Emprical
evidence show as Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Dan BOPO have
influence toward Return On Asset (ROA) periode 2010-2014.
keywords : Capital Aduquency Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Net Interest Magin (NIM), Dan Operation Efficiency (BOPO),Return On Assets
(ROA)
1. PENDAHULUAN
[Type text] Page 2
Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai
financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998
tentang perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank
pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia (Riayadi, 2004: 149).
Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian
kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank
yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis 5
aspek, yaitu Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity .Aspek-aspek tersebut
kemudian dinilai dengan menggunakan rasio keuangan sehingga dapat menilai kondisi
keuanagan perusahaan perbankan (Kasmir, 2008:273). Aspek capital (permodalan) dapat
dinilai melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek assets dinilai denganNon Perfoming
Loan (NPL), aspek earning meliputi Retrunt On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM),
dan BOPO, sedangkan aspek likuiditas meliputi Loan to Deposit ratio (LDR).
Mengukur kinerja perusahaan yang notaben adalah profit motif dapat digunakan
analisis profitabilitas. Profitability analisis yang implementasinya adalah profitability ratio
disebut juga operating ratio, ada dua tipe rasio yakni margin on sale dan retrun on assets.
Bank Indonesia juga lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang di ukur dengan
ROA dibandingkan dengan ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagaian besar dari
[Type text] Page 3
simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas
bank.
Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur kinerja suatu
bank. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan.
Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. ROA
penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Profitabilitas
merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan
efesien. Profitabilitas yang digunakan adalah ROA karena dapat memperhitungkan
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan
income. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan dari segi asset
(Dendawijaya, 2009:118).
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitan yang berkaitan
denganReturn on Asset (ROA), serta factor-faktor yang mungkin mempengaruhi seperti
Capital adequacy Ratio (CAR), Non Perfoming Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR),
Net Interest Margin (NIM) dan BOPO pada bank umum yang tercatat di Bursa efek
Indonesia (BEI) tahun 2009-2013.
CAR sebagai indikator permodalan harus berada di atas ketentuan BI yaitu minimal
8% dari total asetnya. Maka semakin menurunnya CAR mencerminkan permodalan bank
yang semakin melemah.
NPL merupakan kredit yang telah disalurkan, namun kurang lancar, diragukan, dan
macet. Berdasarkan data yang di peroleh dari Bank Indonesia diketahui bahwa perkembangan
rasio NPL bank umum di Indonesia selama tahun 2010-2014 mengalami kecenderungan
[Type text] Page 4
menurun pada awal hingga akhir tahun penelitian. NPL bertujuan untuk mengetahui kinerja
manajemen dalam menggunakan semua aktiva secar aefesien.
2.TnIJAUAN PUSTAKA
2.1 Profitabilitas
Profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan menunjukan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Profitabilitas diukur dengan ROA yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2009:119). ROA adalah
rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relative
dibandingkan dengan total asetnya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu (Munawir, 2002:247).
Penghasilan Rertrun on Asset (ROA) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut: βROA adala rasio yang menilai seberapa tingkat
pengambilan dari asset yang dimiliki
ROA Dan NIM biasanya dianalisis bersamaan, karena pengaruh langsung Net Interest
Margin ada pada ROA. NIM menunjukan kemampuan memperoleh laba dari setiap
penjualan yang diciptakan oleh perusahaan.. Apabila faktor itu meningkat maka ROA juga
akan meningkat. Apabila ROA meningkat maka profitabilitas perusahaan meningkat
sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang
saham.
2.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)
[Type text] Page 5
Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam mengembangkan
usahanya (Siamat, 2001:99). Permodalan bagi bank sebagaimana perusahaan pada
umumnya selain berfungsi sebagai sumber utama pembiayaan terhadap kegiatan
operasionalnya juga berperan sebagai penyangga terhadap kemungkinan teejadinya
kerugian. Modal yang dimiliki oleh suatu bank pada dasarnya harus cukup untuk
menutupi seluruh risiko usaha yang dihadapi oleh bank. Rasio kecukupan modal
merupakan rasio yang bertujuan untuk memastiakn bahwa bank dapat menyerap
kerugian yang timbul dari aktivitas yang dilakukannya. Bedasarkan kesepakatan basel
I, rasio permodalan minimum untuk industry perbankan diterapkan sebesar 8%
(indroes, 2008:40). Permodalan bank yang cukup atau banyak sangat penting karena
modal bank dimaksudkan untuk mempelancarkan operasional sebuah bank (Siamat,
2001:100).
2.3 Non Perfoming Loan (NPL)
Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank
adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadikan kredit bermasalah. Hal ini
terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar
angsuran pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam
perjanjian kredit (Dendawijaya, 2009:82).
2.4 Loan to Deposit Ratio (LDR)
Pengertian Loan to Deposit ratio (LDR) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut: βLoan to Deposit Ratio (LDR)
merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (giro, tabungan , serifikat
deposito dan deposito)β. Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada
nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik, pada sisi aktiva bank harus
[Type text] Page 6
menyanggupi pencarian kredit yang telah diperjanjikan. Bila kedua aspek atau salah satu
aspek ini tidak dapat di penuhi, maka bank akan kehilangan kepercayaan masyarakat.
Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito
atau simpanan oleh deposan atau penitip daba ataupun memenuhi kebutuhan masyarakat
berupa kredit (Kasmir, 2008:286).
2.5 Net Interest Margin (NIM)
Bedasarkan ketentuan pada Peraturan Bank Indonesia No. 5/2003, salah satu proksi
dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan deikian risiko pasar dapat diukur dengan suku
bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam
bentuk absolut, selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biayabunga pinjaman
yang dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM).
2.6 Efesiensi Operasional (BOPO)
BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan
Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen
bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.
Besarnya rasio BOPO yang dapat diteloler oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar
93,52%, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Dari rasio ini, dapat diketahui tingkat efisien kinerja manajemen suatu bank, jika
angka rasio menunjukan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini berarti kinerja bank
tersebut menunjukan tingkat efisien yang sangat rendah. Tetapi jika rasio ini rendah,
misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja bank yang bersangkutan menujukan tingkat
efesiensi yang tinggi (Slamet Riyadi, 2004:141).
1.9 Kerangka Pemikiran
[Type text] Page 7
Bagan kerangka pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
3. METODEE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subyek yang
memepunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pupolasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bank umum yang terdaftar di Buras Efek Indonesia period 2010-2014.
3.1.2 Sampel
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode Purposiv Sampling, yaitu
metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kreteria dan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2012).
Capital Adequacy ratio
(CAR)
Non Perfoming Loan
(NPL)
BOPO
Net Interest Margin
(NIM)
Loan to deposit ratio
(LDR) Retrun On Asset (ROA)
[Type text] Page 8
3.4 Variabel Penelitian dan definisi Operasional
Variabel oenelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik
perhatian.Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Variabel dependen (terkait) adalah variabel variabel yang nilainya tergantung dari nilai
variabel lainya (Y) dan variabel independen (bebas) adalah variabel yang nilainya tidak
tergantung pada variabel lain (X). variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai variabel bebas (X1), CAR sebagai indikator
permodalan yaitu rasio kecukupan modal minimum pada bank. Merupakan rasio yang
memperlihatkan seberapa jumlah seluruh aktiva bank mengandung resiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri
disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Dalam penelitian
ini adalah CAR pada laporan keuangan tahunan bank yang dipublikasikan selama
periode 2010-2014. , Menurut Kasmir, (2012:233) pada penilitian CAR dihitung
menggunakan rumus:
2. Non Perfoming Loan (NPL) sebagai variabel bebas (X2), yaitu rasio antara kredit
bermasalah dengan kredit yang disalurkan. Rasio ini menunjukan kemampuan
manajemen bamk dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.
Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga termasuk kredit
kepada bank lain. Kredit bermasalh adalah kredit dengan kualitas kurang lancar,
diragukan dan macet. Wijayanto (2014) Rasio NPL dapat dirumuskan sebagai berikut:
πΈππ’ππ‘π¦ πΆππππ‘ππ β πΉππ₯ππ π΄π π ππ‘
πππ‘ππ πΏπππ + ππππ’πππ‘ππ π₯100%
πΎπππππ‘ π΅πππππ πππβ
πππ‘ππ πΎπππππ‘ X 100 %
[Type text] Page 9
3. Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel bebas (X3), LDR merupakan indikator
likuiditas yang sering digunakan. LDR merupakan rasio antara jumlah kredit yang
diberikan terhadap jumlah total dana pihak ketiga (DPK). LDR menunjukan tingkat
kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank
bersangkutan. Dalam penelitian ini adalah LDR pada laporan keuangan bank yang
dipublikasikan selama periode 2010-2014. Besarnya LDR dihitung sebagai Berikut:
Kredit yang diberikan merupakan penjumlah totak kredit posisi januari sampai
desember.total dana pihak ketiga merupakan penjumlahan total dana posisi januari
sampai dengan desember ( dana giro, tabungan dan deposito tidak termasuk antar
bank ).
4. Net Interest Margin (NIM) sebagai variabel bebas (X4), yaitu rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih dari
aktiva produktif, Menurut (Hasibuan, 2007) NIM dirumuskan sebagai berikut:
5. Rasio beban Operasional (BOPO), sebagai variabel bebas (X5), yaitu perbandingan
antara beban operasional. Beban opersional dihitung berdasarkan penjumlahan dari
total beban bunga dan total beban operasional lainya. Pendapatan operasional adalh
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasioanal lainya.
Menurut Lukman Dendawijaya (2009: 119) Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
π½π’πππβ πΎπππππ‘ ππππ πππππππππ
πππ‘ππ π·πππ ππβππ πππ‘πππ
ππππππππ‘ππ π΅π’πππ π΅πππ πβ
π΄ππ‘ππ£π πππππ’ππ‘ππ π₯ 100%
π΅πππ¦π ππππππ πππππ
ππππππππ‘ππ ππππππ ππππππ₯100%
[Type text] Page 10
6. Retrun on Asset (ROA), sebagai variabel terkait (Y), ROA merupakan salah satu rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan tital asset yang dimilikinya. ROA
merupakan rasio antara laba sebelm pajak terhadap total asset bank tersebut. Semakin
besar nilai ROA maka semakin baik pula kinerja peruasahaan, karena retrun yang
didapat perusahaan semakin besar. Dalam penelitian ini adalah ROA pada laporan
keuangan bank yang dipublikasikan periode 2010-2014. Menurut Bank Indonesia
ROA dihitung dengan rumus sebagai berikut:
3.5 Analisis Asumsi Klasik
3.5.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:160), Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linier variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik.
3.5.2 Uji Multikolinearitas
Ghozali (2013:105) mengatakan bahwa Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Jika variabel
independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol.
πΏπππ ππππππ’π πππππ
πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π
[Type text] Page 11
.
3.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013: 139) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang
baik yaitu homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas.
3.5.4 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013: 110) uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Masalah ini timbul
karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
3.6 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih
dari satu variable indenpenden terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009:13).
3.7 Uji Hipotesis
3.7.1 Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independensecara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : Ξ²1 = Ξ²2 = Ξ²3 = Ξ²4 = Ξ²5 = 0ArtinyaCapital Adequacy Ratio (CAR),Net Perfoming Loans
(NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR),Net Interenst Margin (NIM), dan BOPO, bersama-sama
tidak mempunyai pengaruh terhadap Retrun On Asseta (ROA).
[Type text] Page 12
Ha :Ξ²1 β Ξ²2 β Ξ²3 β Ξ²4 β Ξ²5 β 0 Capital Adequacy Ratio (CAR),Net Perfoming Loans (NPL),
Loan to Deposit Ratio (LDR),Net Interenst Margin (NIM), danBOPO, bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap Capital Retrun On Asseta (ROA).
Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati pada nilai signifikan (alpha) 5%.
Apabila Sig. < 0,05, maka H0 dapat ditolak dan Ha dapat diterima serta apabila Sig. > 0,05,
maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha tidak dapat diterima.
3.7.2 Uji Parsial (Uji t)
Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau independentvariable (Xi)
apakah mempunyai pengaruh atau tidak, terhadap variabel tidakbebas atau dependent
variable (Yi)
3.7.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen.Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0
sampai dengan 1 Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel- variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali
2009:1
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran terhadap
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik deskriptif ini memberikan
gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi untuk
data yang digunakan dalam penelitian.
Hasil Uji Statistik Desskriptif
Descriptive Statistics
[Type text] Page 13
N
Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
ROA 90 .0030 .0446 .020448 .0101372
CAR 90 .0766 .2416 .140470 .0332805
NPL 90 .0000 .0694 .015252 .0119862
LDR 90 .1001 1.2582 1.007718 .1165358
NIM 90 .0129 .1302 .056440 .0222885
BOPO 90 .0226 .8677 .448291 .1751819
Valid N
(listwise) 90
Sumber: Penulis, Data Olahan SPSS V22
4.3.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006:110), Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linier variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada
dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Data yang baik
adalah data yang memiliki distribusi normal.
Grafik Histogram
Tabel 4.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 90
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .00619230
Most Extreme
Differences
Absolute .071
Positive .048
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z .670
Asymp. Sig. (2-tailed) .761
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Penulis, Data Olahan SPSS V17
[Type text] Page 14
Berdasarkan hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov terlihat pada
tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov 0.670 dan nilai signifikan 0.761
lebih besar dari 0.05, ini berarti tidak terdapat perbedaan antara variabel residual dengan
distribusi normal. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikoleniearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Consta
nt) -.002 .006 -.261 .795
CAR .009 .024 .029 .369 .713 .723 1.384
NPL -.121 .058 -.143 -2.085 .040 .948 1.054
LDR .011 .006 .124 1.718 .089 .856 1.168
NIM .299 .035 .658 8.618 .000 .763 1.311
BOPO -.011 .004 -.193 -2.762 .007 .910 1.099
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Penulis, Data Olahan SPSS V22
Hasil Uji Heteroskedastisitas
[Type text] Page 15
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara meningkat dan melebar serta
tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi. Untuk mendeteksi
masalah heterokesdatisitas yang lebih pasti dapat juga dilihat dari hasil uji Spearmanβs Rank
Correlation (Spearman rho).
4.3.4 Uji Autokorelasi
Durbin-Watson adalah besaran nilai untuk mengetahui terjadinya otokorelasi dalam
pengujian asumsi klasik regresi. Terjadi otokorelasi jika nilai Durbin-Watson lebih kecil dari
1 dan lebih besar dari 3 (Sarwono, Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi, 2013).
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .792a .627 .605 .0063739 2.011
a. Predictors: (Constant), BOPO, NIM, NPL, LDR, CAR
[Type text] Page 16
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.002 .006 -.261 .795
CAR .009 .024 .029 .369 .713
NPL -.121 .058 -.143 -2.085 .040
LDR .011 .006 .124 1.718 .089
NIM .299 .035 .658 8.618 .000
BOPO -.011 .004 -.193 -2.762 .007
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Penulis, Data Olahan SPSS V22
4.5.1 Uji Simultan (Uji F)
Hasil Uji Simultan (F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression .006 5 .001 28.223 .000b
Residual .003 84 .000
Total .009 89
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), BOPO, NIM, NPL, LDR, CAR
Sumber: Penulis, Data Olahan SPSS V22
Berdasarkan tabel 4.8, diperoleh Fhitung sebesar 28.223, sedangkan Ftabel 2.32 dengan
df pembilang = 5 dan df penyebut = 84, sehingga Fhitung > Ftabel tingkat signifikasi 0.000, sig
penelitian < 0.05 maka (0.000 < 0.05) sehingga Ho dapat ditolak dan Ha dapat diterima,
artinya adanya pengaruh signifikan CAR, NPL, LDR,NIM, dan BOPO terhadap ROA
secara bersamaan (simultan).
4.5.2 Uji Parsial (Uji t)
[Type text] Page 17
Hasil Uji Parsial (t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.002 .006 -.261 .795
CAR .009 .024 .029 .369 .713
NPL -.121 .058 -.143 -2.085 .040
LDR .011 .006 .124 1.718 .089
NIM .299 .035 .658 8.618 .000
BOPO -.011 .004 -.193 -2.762 .007
a. Dependent Variable: ROA
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .792a .627 .605 .0063739
a. Predictors: (Constant), BOPO, NIM, NPL, LDR, CAR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Penulis, Data Olahan SPSS V22
Dari hasil tampilan output SPSS versi 22 model summary besarnya Adjusted R2
adalah 0.605, hal ini berarti besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel CAR, NPL,
LDR, NIM, dan BOPO terhadap Retrun On Asset (ROA) adalah sebesar 60.5%. Sedangkan
sisanya (100%-60.5%=39.5%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan mengenai pengaruh
CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terhadap Retrun On Asset (ROA) pada Bank Umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 sebagai berikut:
[Type text] Page 18
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial
tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap Retrun On Asset (ROA) pada
perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non Perfoming Loan (NPL) secara parsial
adanya pengaruh dan signifikan terhadap Retrun On Asset (ROA) pada perbankan
yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR secara parsial tidak
adanya pengaruh yang signifikan terhadap Retrun On Asset (ROA) pada perbankan
yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Net Interest Margin (NIM) secara parsial
adanya pengaruh dan signifikan terhadap Retrun On Asset (ROA) pada perbankan
yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO secara parsial adanya pengaruh dan
signifikan terhadap Retrun On Asset (ROA) pada perbankan yang terdaftar di BEI
periode 2010-2014.
6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terhadap
Retrun On Asset (ROA) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan
terhadap Retrun On Asset (ROA) pada perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-
2014.
5.3 Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti
memberikan saran untuk para investor dan penelitian selanjutnya dan,
1. Bagi Pihak manajemen perbankan hendaknya selalu menjaga tingkat modalnya,
menjaga agak NPL tidak membengkak, memperhatikan resiko pasar yang di
proksikan dengan NIM, Mengurangi biaya operasi dan meningkatkan pendapatan
[Type text] Page 19
operasi dapat menambah laba operasi yang dapat meningkatkan ROA, Menstabilkan
dan menjaga rasio rasio LDR diposisi ideal serta memperhatikan kualitas kredit yang
disalurkan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau
pembanding dengan topik sejenis yaitu mengenai pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM,
dan BOPO terhadap Retrun On Asset (ROA) pada bank umum yang terdaftar di BEI,
dengan menambahkan kriteria sampel bank umum yang terdaftar di BEI.
3. Perusahan perbankan hendaknya meningkatkan manajemen pelaporan keuangannya
dengan secara lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Siamat, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan βKebijakan Moneter dan
Perbankanβ, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia
Harahap, Sofyan Safri. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Hasibuan, Malayu . 2007. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Kasmir. (2008). Manajemen Perbankan. Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Munawir, S. 2002. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Riyadi,Slamet. 2006. Banking Assets And Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivariat. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Contoh Kasus dan
Pemecahannya. Yogyakarta: Andi
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta :
Salemba Empat
Ayuningrum, Anggrainy Putri. 2011. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR
[Type text] Page 20
Terhadap ROA. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang : Program Sarjana Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro
Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Kinerja Keuangan Bank
Umum di Indonesia ( Studi kasus Pada Bank Umum dengan total Asset Kurang Dari
1 Triliun). Jurnal Bisnis Strategi, (Online), Vol. 14, No. 1, (http://isjd.pdii.lipi.go.id ,
diakses 03 Oktober 2012).
Nusantara, Ahmad Buyung. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap
Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go
Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007). Tesis tidak diterbitkan. Semarang:
Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/1/PBI/2011. Tersedia di www.bi.go.id
[Type text] Page 21
Top Related