Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Ringkasan UAS GIS
1. Distributed GIS dan Open GIS muncul seiring dengan kebutuhan
internet dan data sharing. Ciri – ciri distributed GIS :
Dynamic System
Open System dan interoperable contoh standarnya : OGC
dan ISO.
2. Internet GIS sistem dan layanan berbasis internet yang
bertugas menyimpan, analisa, dan visualisasi data terkait.
Bedanya dengan GIS yang biasa, butuh akses lewat internet.
3. Perbedaan GIS desktop dan internet :
4. Distributed GIS sistem GIS yang terintegrasi dimana perangkat
tidak berada di lokasi yang sama. Bisa jadi processing, database,
dan render user interface (yang tidak di lokasi sama). Contoh :
WebGIS, MobileGIS, Corporate GIS, Grid computing. Ciri – ciri :
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Client – server computer system yang terintegrasi.
Interactive web based system.
Dynamic distributed system.
Cross platform dan interoperable.
5. Perkembangan GIS mengikuti tren teknologi informasi desktop
GIS -> Web GIS / Internet GIS -> Mobile GIS.
Web Map services protokol standar yang menyediakan geo-
reference map di internet menggunakan data dari GIS database.
6. Standar internet GIS
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
7. Beberapa OpenGIS specification :
Katalog services
Transformasi koordinat
Filter Encoding
Geographic object
Geography Markup Language
8. Geography Markup Language XML grammar yang didefinisikan
OGC (Open Geospatial Consortorium) untuk mengekspresikan
fitur geografis. GML berfungsi sebagai modelling language untuk
sistem geografis.
Verifikasi otomatis integritas data
Bisa membaca public tool
Mudah di edit
Integrasi dengan non spasial data
Transformable
Transport behavior
9. Ekstensible Markup Language markup language yang
mendefinisikan sekelompok aturan encoding dokumen dalam
format yang human-readable dan machine-readable.
10. Mobile GIS teknologi framework terintegrasi untuk akses
data geospasial dan layanan berbasis lokasi melalui perangkat
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
mobile (seperti pocket PC, PDA, smartphone). Dengan ini kita bisa
:
Membawa peta ke lapangan.
Menggunakan peta di perangkat ketika di kantor dan luar
ruangan.
Terhubung dengan masyarakat menggunakan peta.
11. Contoh trend mobile field system :
Wireless technology antara sensor dan tabletPC.
Memindahkan data acquisition, mendapat nilai x, y, z.
Untuk menyelesaikan solusi.
Kualitas dan kelengkapan control di lapangan.
Seamless data flow antara office – field – office.
Tidak ada redundancy pada data dan workflow.
Dengan approach menyediakan seluruh geodatabase di
lapangan.
Crew lapangan bisa bereaksi dalam perubahan kondisi.
12. Komponen mobile GIS :
Utama (required) :
Hand – Held computer contoh : PDA
GPS
GIS Software dan aplikasinya
Data spasial
Beneficial :
Wireless communication network
Server side geographic analysis
Kemampuan pemrosesan
13. Arsitektur mobile GIS :
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Client side mobileGIS receiver, software, GPS.
Server side data geospasial, GIS content server.
Client – server Request / update.
Server – client send / respond.
14. Teknologi umum yang digunakan mobileGIS :
Hardware PocketPC, PDA, TabletPC
Software MobileGIS / Software GPS (ArcPAD), MapXtend,
IntelliWhere, Onsite
Programming tools Java, Visual Basic, .NET, compact
framework
Wireless communication Wi-Fi, signal telepon
GPS external bluetooth atau cable – linked
15. GIS provider di dunia ada 2 :
USA Navstar (kurang lebih 40 satelit)
Russia Glonass
16. Satelit yang penting di GIS :
GPS.
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Sattelite Earth Observation (USA, Russia, Thailand, China,
India).
17. GPS (Global Positioning System) spaced – based satelit
navigasi yang menyediakan informasi lokasi dan waktu dimana
saja dan kondisi apa saja.
18. Pada GPS, minimal menunggu signal dari 4 satelit untuk
mengoreksi lokasi. Agar presisi minimal 12 satelit, semakin banyak
semakin baik.
19. Cara kerja GPS :
GPS mengirim sinyal informasi yang akurat ke bumi.
GPS receiver mengambil informasi itu dengan perhitungan
traingulation, menghitung lokasi user dengan tepat.
GPS receiver membandingkan waktu sinyal dikirim dengan
waktu sinyal diterima.
Dari informasi itu diketahui berapa jarak satelit.
GPS receiver melakukan perhitungan dan menetukan posisi
user dan menampilkan dalam map. Dalam hal ini, receiver
harus mengunci sinyal pada minimal 3 satelit lagi (total
minimal 4, semakin banyak semakin baik), untuk
menghitung posisi.
20. Mobile GIS data collection mempopulasikan data ke layer
peta yang dibuat di GIS dalam realtime dan data bisa dianalisis
dengan segera, disebar, dan dipublikasikan. Ini membuat
informasi akurat berdasar waktu dan meningkatkan produktifitas
serta mengurangi response time.
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
21. Keuntungan mobile GIS :
Pekerja bisa dengan mudah membawa dengan mobile.
Perangkat GIS bisa dibawa untuk pengumpulan data dan
validasi ke lapangan.
Update realtime data dan pertukaran antara centralized
map server dengan distributed mobile client.
GIS framework bisa diintegrasikan dengan GPS untuk
pengukuran geodetic yang komperensif dan fungsi navigasi.
22. Class database :
Superclass skala kecil resolusi rendah
Subclass skala medium resolusi sedang
Class skala besar resolusi tinggi
Semakin rendah resolusi, maka akan semakin general.
Semakin tinggi resolusi, maka akan semakin detail.
23. Ada 2 isu utama pada GIS :
Human resources saat ini sumber daya manusia pada GIS
sangat terbatas.
Kualitas data.
24. Assessing kualitas data :
Akurasi estimasi data value mendekati value sebenarnya.
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Presisi recorded level detail dari data kita.
Bias variasi sistematis data dari reality.
Error perbedaan fisikal antara dunia nyata dan data GIS.
25. Sumber error pada GIS :
Memahami dunia nyata (real world) dan modelling
contoh atap rumah yang berbeda bentuk di tempat berbeda
(realitas berbeda di berbagai tempat).
Sumber data GIS
Data encoding bisa error dalam digitizing secara manual
atau otomatis saat transfer data dari non GIS source ke GIS
format.
Data editing dan konversi biasa error pada penutupan
polygon dan penghapusan overshoot line (topological error).
Data processing dan analysis klasifikasi data, aggregasi /
disaggregasi, integrasi menggunakan overlay.
Data output
26. Checking error :
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Visual inspection
Double digitizing
Statistical method
27. Error modelling :
Epsilon model informasi yang diberikan di ditribusi error
di input data layer
Monte carlo simulation model efek error pada GIS
overlay.
28. Data lineage kumpulan data histroy yang menunjukkan
informasi esensial tentang developmeny data dari source ke
format yang ada.
Requirement :
Deskripsi source data
Dokumentasi transformasi
I/O specification
Informasi application – dependent
Benefits :
Deteksi error
Manajemen accountability
External accountability
Quality reporting
29. Error pada sumber data GIS pada produk peta :
Continous data contoh : elevasi 0 – 10 m, 10 – 20 m letak
13 m harus dikira – kira.
Fuzzy boundaries ketidakjelasan batas. Contoh : batas
danau dengan daratan.
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Map scale Skala semakin besar, infromasi semakin jelas,
error semakin kecil.
Map measurements berhubungan dengan skala, skala
kecil errornya semakin besar.
30. Error pada sumber data GIS pada produk raster / remote
sensing :
Cloud cover data terhalang atau tertutup awan sehingga
data terlihat hanya sebagian. Maximal cloud cover agar
kualitas data baik adalah 30%.
Efek topografi / bayangan bayangan mempengaruhi citra
satelit, sehingga data terlihat berwarna hitam karena
tertutup bayangan.
Building leaning biasa terjadi di perkotaan. Gangguan ini
terjadi karena efek bentuk bangunan.
31. Metode data input :
Keyboard entry
Digitizing
Scanning
Electronic data transfer
32. Metode data editing :
Deteksi dan koreksi error
Re proyeksi
Transformasi dan generalisasi
Edge – matching
Rubber sheeting
Spatial database.
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
33. Error umum pada spasial data :
Entitas yang hilang
Entitas duplikat
Entitas yang mislokasi
Label yang hilang
Label duplikat
Artefacts digitizing
34. Membuat database :
Data investigation tahap fact finding.
Data modelling proses membentuk data konseptual
model dengan menguji hubungan antar entitas dan
karakteristiknya.
Database Design pembentukkan practical design
database.
Database implementation prosedur populating database
dengan atribut data diikuti dengan monitor dan unkeep, fine
– tuning, modifikasi, dan update.
35. System lifecycle :
Feasibility study
System investigation
System analysis
System design
Implementasi
Review dan maintenance
36. Tahap system lifecycle :
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Identifikasi Masalah
Analisa Sistem
Desain Sistem
Implementation
Review dan Maintenance
Feasibility Study dan Investigasi
User need analysis
Waterfall : DFD, ERDAgile : Class Diagram, Use
Case, Activity
37. Metode identifikasi masalah :
Fact finding / observasi
Survey kuisioner digunakan apabila jumlah responden
banyak ( >= 30 responden)
Interview dilakukan apabila jumlah responden yang
terbatas / sedikit.
Studi pustaka
Rich picture schematic view problem.
Cross swords mengexpresikan konflik.
Eyes merepresentasikan external oservers.
Speech bubbles personal / pendapat kelompok.
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Root definition statement perspektif individual. Dapat
mencakup fact finding, kuisioner, atau interview.
38. Desain sistem :
Menentukan metodologi pengembangan misalnya waterfall,
agile.
Membuat konseptual dan physical model hard system
analysis, yaitu identifikasi elemen data model, entitas,
states, dan hubungannya satu sama lain. Contoh flowchart.
Ada 4 tahap :
Fase lexical definisi masalah, boundary masalah,
memilih entitas yang terkait, menetukan state entitas.
Parsing hubungan antara entitas / kelompok
ditentukan.
Modelling mengalamatkan masalah yang
diidentifikasi saat lexical.
Analysis validasi fase modelling.
39. Cartographic modelling cara generic untuk menunjukkan
method dengan spasial variabel dan spasial operations dipilih dan
digunakan untuk membuat GIS data model.
40. Masalah implementasi tidak boleh underestimated, harus
:
Mapping jelas
Menentukan baseline geographic data set
Manipulasi data mudah
Data storage yang aman
Menetukan hubungan antar variabel geografis
Enhanced capacity untuk decision – making
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Enhanced ability untuk komunikasi dengan stakeholder.
41. Hal yang harus diperhatikan di proyek GIS :
Kualitas data
Ketersediaan data
Cost hardware dan software
Cost data
Level training user
42. Metode evaluasi proyek :
Net present value (NPV)
Internal rate / return (IRR)
Benefit – cost ratio (profitability index)
Payback period (PP)
Accounting rate of return (ARR)
43. Kelanjutan GIS di abad 21 :
Conceptual dan technical
Data model bisa support 3D dan waktu
Fungsi analisis baru
Support quality assurance dan control
Support multimedia
GIS dan GPS development (terintegrasi untuk
pengumpulan data)
Market
Vendor membedakan produk secara efisien
Sistem GIS bisa dibawa di lokasi berbeda
Local customization
Value – added service
Data
Timothy Orvin Edwardo – LD01 – 1901456205
Digitizing lebih murah
Data volume problem hilang
Kepemilikan data akan menjadi isu
Privasi dan kerahasiaan data akan menjadi isu
Human dan organizational
Teknik yang lebih baik untuk GIS acquisition dan
manajemen proyek
GIS menjadi bagian luas sistem informasi
Kemampuan dan profesionalisme berpengaruh
terhadap kesuksesan aplikasi
Edukasi dan training konsentrasi di setting dan
demonstrating standard.
Top Related