PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA
KELAS XI IPS SMA N 1 BOYOLALI
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
ARDHIANI PURWANDARI
K 7406003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA
KELAS XI IPS SMA N 1 BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
ARDHIANI PURWANDARI
K 7406003
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M. Stats. Drs. Wahyu Adi, M. Pd.
NIP 19590201 198503 2 002 NIP 19630520 198903 1 005
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sudiyanto, M. Pd. .......................
Sekretaris : Sri Sumaryati, S. Pd., M. Pd. .......................
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats ........................
Anggota II : Drs. Wahyu Adi, M. Pd. .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah direvisi berdasarkan anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sudiyanto, M. Pd. .......................
Sekretaris : Sri Sumaryati, S. Pd., M. Pd. .......................
Anggota I : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats ........................
Anggota II : Drs. Wahyu Adi, M. Pd. .......................
v
ABSTRAK
Ardhiani Purwandari. K 7406003. PENGGUNAAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KELAS XI IPS 1 SMA N 1 BOYOLALI.
Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Juni 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL)dalam upaya peningkatan prestasi belajar
akuntansi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2009/20109, dengan subyek
siswa berjumlah 41 siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Obyek
penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di
dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan
dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat
atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi
tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan,
(4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses
penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan
dalam 4 dan 3 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 8 x 45
menit dan 6 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan prestasi belajar melalui penggunaan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator
sebagai berikut: (1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan
peningkatan dari 64 % atau 20 siswa menjadi 81 % atau 29 siswa. (2) Selama
diskusi berlangsung, siswa yang aktif sebanyak 17 siswa pada siklus I sedangkan
pada siklus II sebanyak 30 siswa, (3) Dalam ketelitian dan ketepatan
menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 26 siswa, pada siklus II terdapat 33
siswa. (4) Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari rata-rata kelas
74.04 menjadi 81.20, dan peningkatan hasil evaluasi setiap siswa meningkat10%
tiap siklusnya. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya,
antara lain: (1) Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), (2)
Guru membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru
memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti pelajaran Akuntansi, (4)
Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi
belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi
belajar akuntansi baik dari segi keaktifan maupun hasil belajar.
vi
ABSTRACT
Ardhiani Purwandari. K 7406003. APPLICATION OF CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) APPROACH TO INCREASE
ACCOUNTING LEARNING ACHIEVEMENT IN GRADE OF XI IPS 1 OF
SMA NEGERI 1 BOYOLALI YEAR OF 2009/2010. Thesis. Surakarta.
Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, Mei 2010.
The aim of this research is to find out the effect of Contextual
Teaching and Learning approach to increase accounting learning quality in grade
of XI IPS 1 of SMA Negeri 1 Boyolali year of 2009/2010.
This research used classroom action research approach by using
cycling strategy. The subject research is the XI grade of IPS 1 of SMA Negeri 1
boyolali which is 41 student. The object research in this action research is the
activities which is happening in the class during the learning process. This
research is done by collaborating between researcher, teacher class by involving
student partisipation. The source of data used in this action research are informan,
place or location, document, and file. The technique of collecting is done by
observing, interviewing, testing, and documenting. The research procedure
include stage of: (1) problem identification, (2) preparation, (3) arranging the
action plan, (4) action implementation, (5) observation, and (6) report arranging.
The process of this research is done in to cycles, which consist of four stage, they
are: (1) planning action, (2) doing action, (3) observation and interpretation, and
(4) analysis and reflection. Each cycle is done in 4 and 3 times meeting, with time
allocation of each meeting is 8 x 45 minutes and 6 x 45 minutes.
According to the research which had been done before , it can be
conclude that there is the increasing of accounting learning quality (process and
yield as well) through the application of Contextual Teaching and Learning
approach. It is reflected in some indicators : (1) student‟s activation in learning
process, student which show that they are active is 64% or 20 student in cycle I
while in cycle II 81% or 29 student, (2) student‟s activation in disscusing process,
student which show that they are active is 17 student in cycle I while in cycle II 30
student (3) in carefulness and accuracy in solving the problem in cycle I there are
26 student, in cycle II there are 33 student, (4) the existence of increasing the
student‟s achievement 10% for each cycles, from mean value class 74.04 in cycle
I to 81.20 in cycle II. That increation happens after the teacher did some attempt,
they are: (1) the application of contextual teaching and learning approach, (2) the
teacher makes learning plan before teaches so that the learning activity can be
directed and programmed, (3) teacher give motivate for students in learning
process, (4) the teacher makes evaluation after it can be concluded that with the
implementation of contextual teaching and learning approach can improve the
quality of accounting learning both from the process and achievement side.
vii
MOTTO
”Lingkungan adalah ilmu yang sangat beharga, karena dari situ kita dapat belajar
yang sesungguhnya”
(Penulis)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Bangsa dan Negara Indonesia
Guru-Guru Indonesia
Almamater UNS.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia rancangannya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan
dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Sutaryadi, M. Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Ekonomi yang telah
memberika ijin penulisan skripsi ini.
4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
5. Dra. Sri Witurachmi, M. M., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat.
6. Prof. Dr. Siswandari, M. Stat., selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
7. Drs. Wahyu Adi, M. Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
8. Hardiman, SH, MH., selaku kepala Sekolah SMA N 1 Boyolali terimakasih
atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian.
9. Drs. Soeparno, selaku guru akuntansi SMA N 1 Boyolali yang telah banyak
membantu penulis dalam penelitian ini. Terimakasih untuk bantuan waktu
tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada Penulis.
10. Siswa Kelas XI IPS 1SMA N 1 Boyolali terimakasih atas kerjasamanya dalam
penelitian yang penulis lakukan.
x
11. Ibu, Ayah, Adik dan segenap keluarga yang ada di Boyolali terima kasih atas
segenap dukungan dan Do‟anya.
12. Sahabatku Isna, Wulan, Titik, Yanie, Septi, Wahyuni yang senantiasa
menemaniku dan memberiku semangat.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, 2010
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN REVISI .................................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ vii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 9
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9
1. Hakikat Pendidikan ................................................................ 8
a. Pengertian Pendidikan ...................................................... 8
b. Tujuan Pendidikan .......................................................... 9
2. Hakikat Pembelajaran.............................................................. 10
a. Pengertian Pembelajaran ................................................... 11
b. Teori-teori Pembelajaran .................................................... 12
xii
c. Ciri-ciri Pembelajaran ........................................................ 14
3. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi ........................................ 15
a. Hakikat Belajar .................................................................. 15
b. Hakikat Prestasi Belajar ..................................................... 15
c. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi ..................................... 17
4. Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL) ...................... 18
a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual ................................. 18
b. Asas-asas Pembelajaran Kontekstual .................................. 19
c. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ............................. 22
d. Komponen CTL .................................................................. 23
e. Pendekatan CTL .................................................................. 24
f. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual .......................... 25
g. Model Pembelajaran Kontekstual ....................................... 25
h. Strategi Pembelajaran Kontekstual .................................. . 26
i. Implementasi CTL ................................................................ 27
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 30
C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 31
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 33
B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 34
C. Sumber Data ............................................................................... 34
D. Metode Penelitian ........................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulsn Data ............................................................ 39
F. Prosedur Penelitian ....................................................................... 42
G. Proses Penelitian ......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 47
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 47
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Dasa Kelas XI IPS 1
di SMA N 1 Boyolali ................................................................... 51
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 53
xiii
1. Siklus I ................................................................................... 53
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 53
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 57
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 61
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .......................... 65
2. Siklus II .................................................................................. 66
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ....................................... 67
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 69
c. Observasi dan Interpretasi ................................................. 73
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ......................... 75
D. Pembahasan .................................................................................. 76
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 83
A. Simpulan ...................................................................................... 83
B. Implikasi ...................................................................................... 84
C. Saran ............................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88
LAMPIRAN ................................................................................................... 90
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Siklus Inkuiri 20
Gambar 2. Kerangka Pemikiran 32
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 37
Gambar 4. Struktur Organisasi SMA N 1 Boyolali 50
Gambar 5. Grafik Prestasi Belajar Siklus I 64
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 64
Gambar 7. Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus II 75
Gambar 8. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I I 75
Gambar 9. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan II 78
Gambar 10. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II 78
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan antara Pembelajaran Konvensional dan Kontekstual 29
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian 33
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa 44
Tabel 4. Prestasi Belajar Siswa Siklus I 63
Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 63
Tabel 6. Prestasi Belajar Siswa Siklus II 74
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 74
Tabel 8. Hasil Penelitian Siklus I dan II 77
Tabel 9. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II 77
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Catatan Lapangan 1 Survey Awal 92
Lampiran 2 : Catatan Lapangan 2 Siklus I 95
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus I 103
Lampiran 4 : Materi Siklus I 108
Lampiran 5 : Soal dan Kunci Jawaban Diskusi Kelompok Siklus I 115
Lampiran 6 : Soal dan Jawaban Latihan individu Siklus I 121
Lampiran 7 : Soal dan Jawaban Kuis Siklus I 124
Lampiran 8 : Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali 133
Lampiran 9 : Daftar Kelompok Diskusi siklus I 134
Lampiran 10 : Daftar Nilai Kuis Siklus I 135
Lampiran 11 : Lembar Observasi Siklus I 138
Lampiran 12 : Gambar foto Siklus I 141
Lampiran 13 : Catatan Lapangan 3 Siklus I I 144
Lampiran 14 : Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus II 149
Lampiran 15 : Materi Siklus II 153
Lampiran 17 : Soal dan Jawaban Latihan individu Siklus II 158
Lampiran 18 : Soal dan Kunci Jawaban Diskusi Kelompok Siklus II 160
Lampiran 19 : Soal dan Jawaban Kuis Siklus II 163
Lampiran 20 : Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali 170
Lampiran 21 : Daftar Kelompok Diskusi siklus II 171
Lampiran 22 : Daftar Nilai Kuis Siklus II 172
Lampiran 23 : Lembar Observasi Siklus II 173
Lampiran 24 : Gambar foto Siklus I 176
Lampiran 25 : Pedoman Wawancara untuk Guru 179
Lampiran 26 : Angket Tanggapan siswa 181
Lampiran 27 : Hasil Wawancara dengan Guru 186
Lampiran 28 : Hasil Tanggapan Siswa 189
Lampiran 29 : Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa 194
Lampiran 30 : Nilai Dasar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali 195
xvii
Lampiran 31 : Hasil Evaluasi Siklus I 196
Lampiran 32 : Hasil Evaluasi Siklus II 202
Lampiran 33 : Surat Perijinan Penelitian 210
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan merupakan masalah yang penting bagi kehidupan,
sebab pendidikan itu menyangkut kelangsungan hidup manusia. Manusia tidak
cukup hanya tumbuh dan berkembang dengan dorongan instingnya saja, namun
perlu bimbingan dan pengarahan dari luar dirinya (pendidikan). Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia, Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Tujuan utama pendidikan adalah memberi kemampuan pada manusia
untuk hidup di masyarakat, kemampuan ini berupa pengetahuan dan/atau
keterampilan, serta perilaku yang diterima masyarakat. Kemampuaan seseorang
akan dapat berkembang secara optimal apabila memperoleh pengalaman belajar
yang tepat. Untuk itu lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah, harus memberi
pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi dan minat peserta didik.
Perkembangan teknologi dan imformasi yang cepat dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, merupakan suatu upaya untuk
menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang denga jalan
memperkenalkan pembaharuan-pembaharuan yang cenderung mengejar efisiensi
dan efektifitas. Perkembangan dalam dunia pendidikan harus dapat berjalan
seiring dengan pembaharuan-pembaharuan yang ada. Hal ini perlu diupayakan
agar para penerus bangsa tidak ketinggalan informasi dan teknologi sehingga
dapat bertahan dalam era globalisasi sertadapat bersaing dengan bangsa yang lain
untuk hidup yang lebih baik.
Pembaharuan yang ada mempunyai tujuan untuk menciptakan efisiensi
dan efektifitas. Begitu juga dalam dunia pendidikan, sangat diperlukan efisiensi
dan efektifitas dalam kegiatan pembelajarannya. Hal - hal yang akan dilaksanakan
perlu adanya sebuah perencanaan yang disesuaikan dengan perkembangan yang
terjadi. Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah rangkaian yang melibatkan
motivasi belajar, bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar, dan kondisi
1
2
subyek yang belajar. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa maka komponen-komponen tersebut
harus seimbang. Pembahruan yang dilakukan dalam dunia pendidikan salah
satunya adalah pembaharuan dalam hal metode pembelajaran yang digunakan.
Pembelajaran secara tradisional atau konvensional tidak dapat mendukung
kegiatan pembelajaran di masa sekarang ini. Sangat diperlukan sebuah inovasi
dalam kegiatan pembelajaran, agar dapat membuat siswa lebih maju dan dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
Pendidikan tradisional tidak berhasil untuk para siswa karena berbagai
alasan. Misalnya guru hanya menganggap bahwa siswanya ada di kelas supaya
lulus, bukan untuk belajar sesuatu, bahkan pengajar terlalu sibuk mengajar kelas-
kelas sepanjang hari hingga mereka tidak memiliki waktu untuk mengenal, atau
bahkan berbicara pada siswanya. Ditambah lagi, karena dalam sistem tradisional
alokasi waktu hanya berlangsung selama 45 sampai dengan 50 menit, mereka
tidak diberi waktu untuk bertanya, berdiskusi, mencari tahu, berpikir kritis, atau
terlibat dalam kerja nyata dalam pemecahan masalah. Waktu siswa hanya
dihabiskan untuk mengisi buku tugas, mendengarkan gurum dan menyelesaikan
latihan-latihan yang membosankan. Yang terakhir mereka hanya mengikuti ujian
untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghafalkan fakta-fakta atau rumus-
rumus.
Menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan dapat mengatasi
berbagai kelelmahan dari pembelajaran tradisional adalah sangat diperlukan, agar
prestasi belajar yang dicapai siswa optimal, maka diperlukan usaha dari guru
untuk memotivasi seluruh siswa untuk belajar, menyusun kegiatan kelas
sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami ide, konsep, dan keterampilan
yang diberikan. Hal yang tidak kalah penting dalam kegiatan pembelajaran adalah
siswa dapat menemukan makna dari materi yang dipelajari dan dapat mengkaitkan
dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat menerapkan ilmunya dalam
masyrakat dan bermanfaat untuk kehidupannya. Dengan demikian pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual dapat membantu siswa untuk menemukan makna
dari materi yang dipelajari dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
3
Oleh karena pentingnya hal tersebut maka guru harus dapat melaksanakan
pembelajaran yang sesuai, agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah salah satu metode pembelajaran
yang dapat digunakan dan sesuai dengan kebutuhan.
Jika dipahami dan dilaksanakan dengan benar, CTL akan memiliki
kemampuan untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang paling serius dalam
pendidikan tradisional. Kekurangan-kekurangan ini digambarkan dalam berbagai
laporan penelitian yang dilakukan selama kurang lebih 15 tahun. Garis besar yang
dapat ditarik dalam masing-masing laporan penelitian itu, bahwa semua siswa
layak mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Semua siswa tidak hanya
mempelajari materi-materi akademis yang maju, tetapi juga harus mencapai
stándar akademis yang tinggi. Artinya setiap siswa berhak untuk mempelajari
tidak hanya ketrampilan, tetapi juga materi akademis. Hal tersebut di atas
dilaksanakan dengan cara menggabungkan pengetahuan dan ketrampilan,
mempelajari konsep-konsep abstrak dengan melakukan kegiatan praktis,
menghubungkan tugas sekolah dengan dunia nyata (Hull, 1993) yang akhirnya
terkenal dengan istilah „belajar dengan melakukan (learning by doing)‟. Dihimbau
untuk mengaitkan mata pelajaran akademik dengan dunia nyata, sehingga
pengajaran seharusnya diberikan dalam konteks. „Belajar agar tahu‟ tidak boleh
dilepaskan dari „belajar agar bisa melakukan‟. Akhirnya kata “konteks” di atas
menghasilkan terminologi pembelajaran kontekstual. Kata kontekstual kemudian
secara alami menggantikan kata ‟terapan‟ karena ‟terapan‟ terlalu sempit untuk
dapat mencakup inovasi mengejutkan yang dicapai oleh gerakan akar rumput
reformis ini. Kontekstual yang lebih menyeluruh menyatakan saling
keterhubungan. Yaitu segala sesuatu yang terhubung, termasuk gagasan-gagasan
dan tindakan. Kontekstual juga mengarahkan pemikiran kita pada pengalaman.
Ketika gagasan-gagasan dialami, digunakan di dalam konteks, mereka menjadi
memiliki makna. Kemitraan yang memungkinkan para siswa menerapkan
pelajaran akademis ke dalam kelas; pelajaran-pelajaran uang mengaitkan tugas
sekolah dengan pengalaman sehari-hari; restrukturisasi sekolah yang
memungkinkan ”learning by doing” dimana semua kegiatan ini menunjukkan
4
kekuatan dari pesan pokok CTL, yaitu: ”learning by doing” menyebabkan kita
membuat keterkaitan-keterkaitan yang menghasilkan makna, dan ketika kita
melihat makna, kita menyerap dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan.
(http://enititikusuma.blogspot.com/2008/12/mengapa-menggunakan-contextual-
teaching.html) diakses pada 22 Februari 2010.
Pentingnya mendefinisikan Contextual Teaching and Learning (CTL) bagi
para pendukung dan praktisi CTL yang dapat diterima secara universal,
menyetujui ciri khasnya, asalnya, dan alasan keberhasilannya. Jika dipahami dan
dilaksanakan secara tepat, CTL memiliki potensi untuk menjadi lebih dari sekedar
tanda pada proses pembelajaran di ruang kelas. CTL menawarkan cara menuju
keunggulan akademis yang dapat diikuti oleh semua siswa. Hal itu dapat terjadi
karena sistem kerja CTL sesuai dengan cara kerja otak dan prinsip-prinsip yang
mendukung sistem kehidupan. CTL adalah sebuah sistem yang bersifat
menyeluruh yang menyerupai cara alam bekerja. CTL melibatkan para siswa
dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis
dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan
keduanya, para siswa melihat makna di dalam tugas sekolahnya. Ketika mereka
menemukan suatu permasalahan yang menarik, mereka akan membuat pilihan dan
menerima suatu tanggung jawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan,
ketika mereka aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan,
menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka akan mengaitkan
isi akademiknya dengan konteks dalam dunia nyata (dunia sehari-hari), dan
dengan cara ini mereka menemukan makna.
Penemuan makna adalah ciri utama dari CTL. Arti makna secara harfiah
adalah „arti penting dari sesuatu atau maksud‟ (diadopsi dari Webster’s New
World Dictionary, 1968). Pencarian makna merupakan hal yang alamiah, seperti
pernyataan Viktor E. Frankl (Elanine B. Johson, 2007: 177), bahwa tujuan utama
seseorang bukanlah mencari kesenangan maupun menghindari rasa sakit,
melainkan melihat sebuah makna di dalam hidupnya. Pembelajaran dengan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
5
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka (Sanjaya,2005 dalam Udin Saefudin su‟ud, 2008). Pada
pendekatan CTL menonjolkan keaktifan siswa dalam melakukan sesuatu, akan
memberikan pengalaman belajar yang beharga dan bernuansa lain kepada siswa.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negri 1 Boyolali merupakan salah satu
SMA yang unggul dalam prestasi akademik di lingkungan kota Boyolali, hampir
tiap tahun memperoleh peringkat pertama. SMA N 1 Boyolali terdiri dari 3
jurusan yaitu IPA, IPS, dan Bahasa. Penjurusan dilakukan pada saat kenaikan
kelas XI. SMA N 1 Boyolali mempunyai Visi dan Misi unggul pada prestasi
akademik dan non akademik.
Kelas XI IPS terdiri dari 2 kelas yaitu kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2, khusus
pada pelajaran akuntansi siswa-siswa masih sering mengalami kesulitan belajar
hal ini berakibat pada hasil prestasi belajar akuntansi mereka yang sedang-sedang
saja bahkan dibawah dari mata pelajaran yang lain. Dari survey awal yang peneliti
lakukan ada beberapa siswa yang tidak mengerti terhadap materi yang dipelajari,
sebagian dari mereka hanya mengerjakan sola sesuai contoh tanpa memahami
maksudnya, sehingga apabila diberikan contoh soal yang lebih variatif mereka
kurang mengerti dan merasa sulit mengerjakan soal tersebut. Pembelajaran yang
dilakukan selama ini masih bersifat konvensional, yaitu pembelajaran yang terjadi
masih satu arah tanpa ada interaksi atau keaktifan siswa dikelas. Pembelajaran
yang demikian membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran,yang dapat mengakibatkan kurangnya keaktifan siswa selama
proses belajar mengajar. Hasil yang dicapaipun tidak maksimal, hanya beberapa
siswa saja yang mencapai batas kelulusan, sedangkan pada mata pelajaran tertentu
kegiatan pembelajaarannya sudah inovatif, dan siswa menjadi lebih termotivasi
dalam belajarnya dan prestasi bejara yan dicapaipun maksimal.
Dengan adanya permasalahan ini, maka diperlukan suatu model
pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi, efektif serta dapat
mengatasi kekurangan dari pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan
6
pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah salah satu metode
pembelajaran yang sesuai.
Penelitian ini metode pembelajaran yang dilakuakan dengan menggunakan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning), dalam pembelajaran
kontektual, minimal ada tiga prinsip utama yang sering digunakan, yaitu: saling
ketergantungan (interdepence), diferensiasi (differentiation), dan
pengorganisasian diri (self Organitation). Saling ketergantungan ini yang
dimaksud adalah adanya saling ketergantungan antara kegiatan pembelajaran
dengna konteks kehidupan nyata, dan atau antara pelajaran yang satu dengan
pelajaran yang lain. Prinsip deferensiasi yang menunjukan sifat alam yang terus
menerus menimbulkan perbedaan, hal ini menunjukkan kreatifitas yang luar biasa.
Sedangkan self organitation menunjukkan setiap individu mempunyai potensi
yang melekat, yaitu kesadaran sebagai kesatuan yang utuh yang berbeda dari yang
lain.
Pembelajaran akuntansi akan lebih menarik apabila siswanya belajar
dengan cara mencari makna melalui menghubungkan materi ajar dengan konteks
kehidupan nyata sesuai dengan pengorganisasian diri masing-masing. Untuk itu,
peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Penggunaan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA N 1 BOYOLALI.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di
identifikasikan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran Akuntansi yang diterapkan selama ini adalah metode
konvensional, yaitu ceramah.
2. Siswa kelas XI IPS 1 kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran
mata pelajaran akuntansi.
3. Siswa kelas XI IPS 1 kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi.
4. Siswa kelas XI IPS 1 selama ini dalam mengerjakan soal hanya melihat pada
contoh-contoh soal yang ada di buku teks saja tanpa memahami soal tersebut,
7
sehingga ketika diberi soal yang lebih variatif siswa mengalami kesulitan
dalam mengerjakannya.
5. Prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 untuk mata pelajaran akuntansi belum
maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas,
maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan dan dibatasi pada hal-hal
tersebut dibawah ini.
1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
semester genap tahun ajaran 2009/2010, sebanyak 8 kali pertemuan @ 2 jam
pelajaran.
2. Implementasi (pelaksanaan) pendekatan kontekstual dalam penelitian ini
menggunakan model klasikal dan kelompok (kooperatif), model klasikal
dengan menggunakan metode tanya jawab yang menyajikan serangkaian
pertanyaan kepada siswa yang sifatnya menggali dan menuntun sehingga
siswa dapat diarahkan untuk membangun konsep (constructivism), melalui
eksplorasi, inkuiri, dan penalaran. Juga digunakan model koperatif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut:
“ Apakah penerapan pendekatan CTL (contextual teaching and learning) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 SMA
N 1 Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah digunakannya
pendekatan Contextual Teaching ang Learning pada mata pelajaran akuntansi
kelas XI IPS SMA N 1 Boyolali tahun pelajaran 2009/2010
8
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia
pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan dalam dunia pendidikan dan sebagai bahan pertimbangan dan
pengembangan penelitian dimasa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Memperoleh kemudahan dalam mempelajari materi ajar akuntansi
sehingga berdampak pada meningkatnya prestasi belajar para siswa.
b. Bagi lembaga
Sebagai masukan dan sumbangan bagi SMA N 1 Boyolali dalam usaha
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
yang bervariasi sesuai dengan kondisi di lapangan
c. Bagi peneliti
Untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan suatu penelitian
sekaligus sebagai penerapan dari ilmu pengetahuan yang telah didapat pada saat
kuliah yang berkaitan dengan teori dan model-model pembelajaran.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh manusia secara
sadar untuk dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya,
sehingga manusia dapat bertahan hidup dan menjadi manusia yang
sempurna dalam kehidupannya. Proses dalam pendidikan tersebut
dinamakan mendidik, mendidik merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengubah tingkah laku seseorang. Mendidik tidak hanya
mengajarkan suatu ilmu tetapi juga mengarahkan agar seseorang tersebut
bertingkah laku yang baik. Hal ini sama halnya dengan yang diungkapkan
oleh ahli Dr. Sis Heyster “Mendidik adalah membantu manusia dalam
pertumbuhan, agar ia kelak mendapat kebahagiaan lahir dan batin yang
sedalam–dalamnya yang dapat tercapai olehnya dengan tidak menggangu
orang lain”.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1989), Pendidikan adalah
proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan (proses, perbuatan, dan cara mendidik).
Wikipedia, menyebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab I Pasal 1 ayat 1
menyebutkan:
9
10
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Menurut definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara
aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
b. Tujuan pendidikan
Tujuan utama pendidikan adalah mengubah tingkah laku seseorang
untuk menjadi pribadi yang lebih baik, baik itu secara jasmaniah maupun
rohaniah. Dalam mendidik tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan
saja, tetapi juga mengarahkan tingkah laku manusia agar sesuai dengan
norma-norma yang berlaku.
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat pada UU No2 Tahun
1985 yaitu :
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan
yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
berbangsa”.
Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993
yaitu:
“Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas,
kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat
jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan
jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan
11
semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran
pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan,
serta berorientasi masa depan”.
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa tujuan pendidikan sejati
tidaklah hanya mengisi ruang-ruang imajinasi dan intelektual anak, mengasah
kepekaan sosialnya, ataupun memperkenalkan mereka pada aspek kecerdasan
emosi, tapi lebih kepada mempersiapkan mereka untuk mengenal Tuhan dan
sesama untuk pencapaian yang lebih besar bagi kekekalan.
2. Hakikat Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada
suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat,
mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Sedangkan mengajar sendiri
memiliki pengertian Upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti
menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. (Wikipedia.com) Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat
seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun, pembelajaran
mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai
konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif
yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap
(aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik.
Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan
guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
12
dengan peserta didik. Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
Sehingga dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan
itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relative lama dan karena adanya usaha.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran
merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa komponen, diantaranya:
1) Siswa adalah seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2) Guru merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator,
dan peran lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar yang efektif.
3) Tujuan adalah pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif,
psikomotorik, afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.
4) Isi Pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep
yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5) Metode ialah cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai
tujuan.
6) Media adalah bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang
digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.
7) Evaluasi merupakan cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu
proses dan hasilnya.
b. Teori-Teori Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran yang lebih banyak dikenal dengan model
pembelajaran telah banyak dibahas, diantaranya adalah model pembelajaran
13
kooperatif, maupun individual. Penerapan model-model pembelajaran bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan dari pembelajaran itu sendiri, yang pada akhirnya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model-model yang telah dikembangkan
tidak lepas dari teori-teori yang telah ada sebelumnya atau yang telah
dikembangkan oleh para ahli, Berikut ini beberapa teori pembelajaran,
diantaranya adalah :
1) Berhavioristik
Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan
respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini
bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan
kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial
and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
2) Kognitivisme
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh
pemahaman sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan
menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan
berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.
3) Humanistik
Dalam pembelajran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan
agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik
untuk mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa
perlu melakukan sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang melibatkan pribadinya
secara utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat
memperoleh hasil.
4) Sosial/Pemerhatian/permodelan
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelanterdapat
empat unsur utama dalam proses pembelajaran melalui pemerhatian atau
pemodelan, yaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention), reproduksi
(reproduction), dan penangguhan (reinforcement) motivasi (motivion). Implikasi
daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai
melalui beberapa cara yang berikut:
14
a) Penyampaian harus interktif dan menarik
b) Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
c) Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai
mutu yang tinggi.
c. Ciri-ciri Pembelajaran
Dalam pembelajaran terdapat kegiatan yang melibatkan antara guru
dengan murid, kegiatan tersebut merupakan suatu proses untuk mempelajari suatu
materi. Kegiatan mempelajari materi tentunya terdapat aktivitas-aktivitas yang
dilakukan agar materi tersebut dapat dengan baik diterima oleh siwa, hal ini
menuntut peran serta dari pendidik maupun siswa untuk aktif dalam kegiatan yang
dilaksanakan . Menurut Eggen dan Kauchak Menjelaskan bahwa ada enam ciri
pembelajaran yang efektif (http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-
dan-ciri-ciri-pembelajaran/), diantaranya adalah :
1) siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi
2) membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-
perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan
kesamaan-kesamaan yang ditemukan
3) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam
pelajaran
4) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian, guru
secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa
dalam menganalisis informasi
5) orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berpikir
6) serta guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan
tujuan dan gaya mengajar guru.
Dengan uraian di atas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa cirri-
ciri pembelajaran adalah adanya siswa dan pendidik yang melakukan aktivitas,
materi yang dipelajari, dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan, serta adanya tujuan
yang hendak ingin dicapai.
15
3. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi
a. Hakikat Belajar
Berawal dari pengertian belajar yang beragam, berikut ini merupakan
pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli, seperti menurut Winkels
dalam Gino(1999: 6) mengatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental (psikis)
yang berangsung dalam interaksi dengan ligkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Menurut Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational Psycology
sebagaimana yang dikutip oleh Gino dkk (1999: 5) menyatakan bahwa
“Learning is shown by a change in behaviour as of experience”. Cronbach
berpendapat bahwa hasil belajar yang baik harus melalui pengalaman. Pelajar
harus mengalami dengan mempergunakan panca indranya.
Dari kedua pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai
pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil dari
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan dan kemampuan
untuk berubahlah yang menjadikan manusia dapat secara bebas untuk
mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk
kehidupannya.
b.Hakikat Prestasi Belajar
1) Pengertian Prestasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mengetahui berhasil atau
tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa harus dilakukan evaluasi yang
hasilnya berupa prestasi belajar siswa. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan
proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam
menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Nana Sudjana (2005:22)
dalam bukunya berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Menurut Kamus
Ilmiah Populer (2002:594) prestasi merupakan hasil yang telah dicapai.
16
Berdasarkan pendapat tersebut, disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam penguasaan
pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.
2) Fungsi dan Kegunaan Prestasi belajar
Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi belajar telah dicapai peserta
didik, maka diadakan kegiatan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis dengan mengumpulkan
bukti-bukti untuk menentukan keberhasilan belajar. Oemar Hamalik
(2001:159) dalam bukunya menyatakan tentang evaluasi hasil belajar
merupakan:
Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan
informasi),pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk kepada prestasi belajar,
sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat
perubahan tingkah laku.
Tujuan diadakannya kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui
keefektifan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dalam
pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus baik itu pada
awal, pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun pada akhir
tatap muka kegiatan belajar mengajar. Evaluasi pada umumnya digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran. Zainal Arifin (1991:2) mengemukakan fungsi
utama prestasi belajar antara lain:
a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kualitas pengetahuan
yang telah dikuasai anak didik.
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik.
17
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa betapa
pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa, baik individual maupun
kelompok karena prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator
keberhasilan, dan juga berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai
umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran dikelas apakah akan
diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar ataupun tidak.
c. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi
Menurut American Accounting Association dalam Alam S (2004:2)
mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi, yang
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan
tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut.”
Sedangkan menurut American Institute of Certified Publik
Accountants (AICPA) dalam Agus Suranto, dkk (2005:2) menjelaskan
pengertian akuntansi adalah “seni dari pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam nilai uang terhadap
kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan
dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya.”
Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka secara garis besar
pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan
yang terjadi pada suatu entitas (badan usaha) dalam satu periode tertentu
yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkaitan untuk pemgambilan
keputusan.
Karakteristik yang sangat menonjol dari mata pelajaran akuntansi
adalah banyak hitungan serta pembuatan kolom yang diperlukan pada
hampir setiap pokok bahasan. Sehingga untuk mata pelajaran akuntansi
harus memahami konsep, siswa juga dituntut untuk terampil dan teliti
dengan cara mempraktikkannya.
18
4. Hakikat CTL (Contextual Teaching and Learning)
a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses
pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk
memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural),
sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan
fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. CTL
disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya dalam udin
syaifudin su‟ud (2008, 162) menjelaskan “pembelajaran kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan yang nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”,
dan agus supriyono (2009, 79) “pembelajaran kontekstual merupakan
konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”.
Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang
membantu mereka mengkaitkan pelajaran akademis dengan konteks
kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengkaitkan keduanya
para siswa melihat maknadidalam tugas sekolah. Penemuan makna adalah
cirri utama dari pmbelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and
19
Learning (CTL). Makna adalah arti penting dari sesuatu atau maksud
(Webster’s New World Dictionary 1968).
b. Asas-asas Pembelajaran Kontektual
Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual,
terdapat 7 asas utama yang menjadi cirri khusus dari pendekatan
kontekstual, yaitu:
1) Konstruktivisme
Kontruktivisme adalah landasan berfikir (filosofi) pendekatan
kontekstual. Yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit
demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui kontes yang terbatas dan
dengan tidak tiba-tiba (Suwarna dkk, 2006, 120). menurut Udin Syaifudin
(2008: 168) kontruktifisme adalah proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Konsep ini yang menuntut siswa untuk menyusun dan membangun makna
atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu.
2) Bertanya
Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab
pertanyaan. Dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik
oleh guru maupun oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan
mengevaluasi cara berpikir siswa, sedangkan pertanyaan siswa merupakan
wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan
siswa, guru dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan orang
lain yang didatangkan ke kelas. Kegiatan bertanya akan sangat berguna
untuk : (1) menggali imformasi tentang kemampuan siswa dalam
penguasaan materi pelajaran, (2) membangkitkan motivasi siswa untuk
belajar, (3) merangsang keingin tahuan siswa terhadap sesuatu, (4)
memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan, (5) membimbing siswa
untuk menemukan dan menyimpulkan sendiri (Udin Syaifudi, 2008: 170).
20
3) Inkuiri
Menemukan merupakan bagian inti kegiatan pembelajaran berbasis
pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh
siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi
hasil dari menemukan sendiri (Suwarna dkk, 2006, 122) Inkuiri
merupakan proses membangun pengetahuan/ konsep dengan pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir yang sistematis. Proses berfikir
sistematis ini bermula dari melakukan observasi, bertanya, investigasi,
analisis, kemudian membangun teori atau konsep. Dari hal tersebut maka
dapat dibuat siklus Inquiri yaitu :observasi, bertanya, mengajukan dugaan,
pengumpulan data, penyimpulan, sehinnga dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Bagan siklus Inkuiri (Suwarna dkk, 2006, 122)
4) Komunitas belajar
Adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai
wadah komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Konsep
masyarakat belajar dalam pembelajaran kontekstual menyarankan agar
hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain (team
work). Konsep Learning Community menyarankan agar hasil belajar
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh
melalui sharing antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke
yang belum yaitu.
Bertanya Observasi
Mengajukan
Dugaan
Penyimpulan Mengumpulkan
data
21
5) Pemodelan
Yang dimaksud asas modeling adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja agar siswa
dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai dengan model
yang diberikan. Pembelajaran kontekstual menekankan arti penting
pendemonstrasian terhadap hal yang dipelajari peserta didik. Memusatkan
pada arti penting pengetahuan prosedural (Agus Supriyono, 2009).
6) Refleksi
Refleksi yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian,
kegiatan dan pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal
yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar dapat
dilakukan suatu tindakan penyempurnaan.
7) Penilaian otentik
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yan dilakukan
siswa. Selain itu penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi
yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif
yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah.
Sekaligus, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilannya dengan
cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di
luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Simulasi yang dapat
mengekspresikan prestasi (performance) siswa yang ditemui di dalam
praktek dunia nyata. Prosedur penilaian yang menunjukkan
kemampuan (pengetahuan, ketrampilan sikap) siswa secara nyata.
Penekanan penilaian otentik adalah pada; pembelajaran seharusnya
membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada
diperolehnya informasi di akhir periode, kemajuan belajar dinilai tidak
hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya dengan berbagai cara, menilai
pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa. Penilaian ini
22
diperlukan untuk mengetahui apakah siswa belajar atau tidak, apakah
pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap
perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
c. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual melibatkan aktivitas saling mengkaitkan,
yaitu mengkaitkan antara materi yang telah diperoleh dengan materi baru
serta antara materi yang sedang dipelajari dengan keadaan yang
senyatanya. Kegiatan saling mengkaitkan tersebut dilakukan berdasarkan
tahapan-tahapanyang telah ditentukan dan sesuai. Kegiatan tersebut
diantaranya, yaitu mereview mengetahuan sebelumnya, yang dikaitkan
dengan materi yang baru, mempraktekan pengetahuan yang baru, dan
menarik kesimpulan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan pengertian pembelajaran kontekstual, terdapat lima
karakteristik penting dalam menggunakan proses pembelajaran
kontekstual (Udin Sayifudin, 163):
1) Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang yang akan
dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari,
dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah
pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama
lain.
2) Pembelajaran kontektual adalah belajar dalam rangka
memperoleh dan menambah pengetahuan baru, yang diperoleh
dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan cara
mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan
detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan, artinya pengetauhan yang diperoleh
bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya
dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang
pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan
tersebut baru pengetahuan dikembengkan.
4) Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh harus dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nyata, sehingga tampak
perubahan perilaku siswa.
5) Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan
pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk
proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
23
Menurut Zahorik dalam Agus Supriyono ( 2009 ) urut-urutan
pembelajaran kontekstual adalah activating knowledge, acquiring
knowledge, understanding knowledge, applying knowledge, dan reflecting
knowledge.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pembelajaran kontekstual diawali dengan pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada atau telah dimiliki peserta didik. Selanjutnya perolehan
pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara keseluruhan dahulu,
kemudian memperhatikan detailnya. Integrasi pengetahuan baru ke dalam
pengetahuan yang sudah ada dan penyesuaian pengetahuan awal terhadap
pengetahuan baru merupakan urutan selanjutnya. Dengan cara meneruskan
konsep sementara, melakukan Sharing, dan perevisian serta
pengembangan konsep, integrasi dan akomodasi menghasilkan
pemahaman pengetahuan. Urutan berikutnya adalah mempraktikkan
pengetahuan yang telah dipahami dalam berbagai konteks dan melakukan
refleksi terhadap strategi pengembangan selanjutnya terhadap pengetahuan
tersebut.
d. Komponen CTL
Dalam pembelajaran yang menggunakanpendekatan kontekstual ada
beberapa komponen yang harus diperhatikan, diantaranya:
1) Membuat hubungan yang bermakna (making meaningful connections)
antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, sehingga siswa
merasakan bahwa belajar penting untuk masa depannya.
2) Melakukan pekerjaan yang siginifikan (doing significant work).
Pekerjaan yang memiliki suatu tujuan, memiliki kepedulian terhadap
orang lain, ikut serta dalam menentukan pilihan, dan menghasilkan
produk.
3) Pembelajaran mandiri (self-regulated learning) yang membangun
minat individual siswa untuk bekerja sendiri ataupun kelompok dalam
rangka mencapai tujuan yang bermakna dengan mengaitkan antara
materi ajar dan konteks kehidupan sehari-hari.
24
4) Bekerjasama (collaborating) untuk membantu siswa bekerja secara
efektif dalam kelompok, membantu mereka untuk mengerti
bagaimana berkomunikasi/berinteraksi dengan yang lain dan dampak
apa yang ditimbulkannya.
5) Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thingking); siswa
diwajibkan untuk memanfaatkan berpikir kritis dan kreatifnya dalam
pengumpulan, analisi s dan si n tesa data, memahami suatu isu/fakta
dan pemecahan masalah.
6) Pendewasaan individu (nurturing individual) dengan mengenalnya,
memberikan perhatian, mempunyai harapan tinggi terhadap siswa dan
memotivasinya.
7) Pencapaian standar yang tinggi (reaching high standards) melalui
pengidentifikasian tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya.
8) Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment) yang
menantang siswa agar dapat menggunakan informasi akademis baru
dan keterampilannya kedalam situasi nyata untuk tujuan yang
signifikan.
e. Pendekatan CTL
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan Contextual
Teaching and Learning (CTL) terdapat beberapa pendekatan untuk
memudahkan pemahaman tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual, yaitu:
1) Problem-Based Learning , yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensi dari materi pelajaran.
2) Authentic Instruction, yaitu pendekatan pengajaran yang
menperkenankan siswa untuk mempelajari konteks bermakna melalui
pengembangan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang
penting di dalam konteks kehidupan nyata.
25
3) Inquiry-Based Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang
mengikuti metodologi sains dan memberi ke-sempatan untuk
pembelajaran bermakna.
4) Project-Based Learning, adalah pendekatan pembelajaran yang
memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruk
pembelajarannya (pengetahuan dan keterampilan baru), dan
mengkulminasikannya dalam produk nyata.
5) Work-Based Learning, merupakan pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk
mempelajari materi ajar dan menggunakannya kembali di tempat
kerja.
6) Service Learning , yaitu pendekatan pembelajaran yang menyajikan
suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru dan berbagai
keterampilan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui
proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya.
7) Cooperative Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam rangka
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
(http://www.slideshare.net/abeyow/pembelajarankontekstualcontextua
l-teaching-learning-ctl)
f. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual
Elaine B. Jhonson (2007) mengklaim bahwa dalam pembelajaran
kontekstual terdapat tiga prinsip utama, yaitu : saling ketergantungan
(interdepence), diferensiasi (differetation), dan pengaturan diri sendiri (self
organization).
g. Model Pembelajaran Kontekstual
Menurut Udin Syaifudin (2008: 173) Tahapan model pembelajaran
kontekstual meliputi empat tahapan yaitu:
1) Tahap Invitasi
Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang
konsep yang dibahas. Bila perlu guru memancing dengan memberikan
26
pertanyaan yang problematik tentang fenomena kehidupan sehari-hari
melalui kaitan konsep-konsep yang dibahas tadi dengan pendapat mereka
miliki.
2) Tahap Eksplorasi
Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep
melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterprestasikan data dalam
sebuah kegiatan yang telah dirancang guru.
3) Tahap Penjelasan dan Solusi
Saat siswa memberikan penjelasan-penjelasan dan solusi yang
didasari pada hasil observasi ditambah dengan penguatan guru, maka
siswa dapat menyampaiakan gagasan, membuat model, membuat
rangkuman dan ringkasan.
4) Pengambilan Tindakan
Siswa dapat membuat keputusan dengan menggunakan pengetahuan
dan ketrampilan, berbagai informasi dan gagasan, megajukan pertanyan
lanjutan, baik secara individu maupun kelompok.
h. Strategi Pembelajaran Kontekstual
Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Agus Supriyono. 2009:82). Berdasarkan Center for
Occupational Research and Development (CORD) penerapan strategi
pembelajaran kontekstual digambarkan sebagai berikut :
1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata, konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk
membantu peserta didika agar yang dipelajari bermakna.
2) Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, peserta didik
berproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan
eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusa menemukan dan menciptakan
hal baru dari apa yang dipelajari.
3) Applying, belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan
pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.
27
4) Cooperating, belajar merupakan proses kolaborati dan kooperatif
melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan
intersubjektif.
5) Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan
memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau kontes baru.
i. Implementasi CTL
Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
kontekstual dapat diawali dengankegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental
(developmentally appropria) siswa.
2) Membentuk group belajar yang saling tergantung (interdependent
learning group).
3) Mempertimbangan keragaman siswa (disversity of students).
Sesuai dengan faktor kebutuhan individual siswa , maka untuk
dapat mengimplementasikan pembelajaran dan pengajaran kontekstual
guru seharusnya:
1) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-
regulated learning) dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran
berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan).
2) Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelligences) siswa.
3) Menggunakan teknik bertanya (quesioning) yang meningkatkan
pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
4) Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna
jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan
mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru
(contructivism).
5) Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan
hasil mengingat sejumlah fakta).
28
6) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan
(quesioning).
7) Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan
membangun kerjasama antar siswa.
8) Memodelkan (modelling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
9) Mengarahkan siswa untuk merefleksikan tentang apa yang sudah
dipelajari.
10) Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
Berkaitan dengan faktor peran guru, agar proses pengajaran
kontekstual dapat lebih efektif, maka guru seharusnya;
1) Mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari oleh
siswa.
2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses
pengkajian secara seksama.
3) Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa,
selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau teori
yang akan dibahas.
4) Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang
dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa dan
lingkungan kehidupannya .
5) Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa untuk
mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan
pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena kehidupan
sehari-hari , serta mendorong siswa untuk membangun kesimpulan
yang merupakan pemahaman siswa terhadap konsep atau teori yang
sedang dipelajarinya.
6) Melakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang
memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan dan
pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya, sekaligus
29
pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan dan menemukan cara
untuk peningkatan pengetahuannya.
Tabel 1: perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Konvensional
Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional
Konteks
Pembelajaran
Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Konvensional
Hakikat
Belajar
Konten pembelajaran selalu dikaitakan
dengan kehidupan nyata yang
diperoleh sehari-hari pada lingkungan
Isi pelajaran terdiri dari konsep dan
teori yang abstrak tanpa
pertimbangan manfaat bagi siswa
Model
pembelajaran
Siswa belajar melalui kegiatan
kelompok seperti kerja kelompok,
bersdiskusi, praktikum kelompok,
saling bertukar pikiran, member dan
menerima informasi
Siswa melkukan kegiatan
pembelajaran bersifat individual dan
komunikasi satu arah, kegiatan
dominan mencatat, menghafal,
menerima intruksi guru
Kegiatan
pembelajaran
Siswa ditempatkan sebagai subyek
pembelajaran dan berusaha menggali
serta menemukan sendiri materi
pelajaran
Siswa ditemapatkan sebgai obyek
pembelajaran yang lebih berperan
sebagai penerima informasi yang
pasif dan kaku
Kebermaknaan
belajar
Mengutamakan kemampuan yang
didasarkan pada pengalaman yang
diperoleh siswa dari kehidupan nyata
Kemempuan yang didapat siswa
berdasarkan pada latihan-latihan dan
dril yang terus menerus
Tindakan dan
perilaku siswa
Menumbuhkan kesadaran diri pada
anak didik karena menyadari perilaku
itu merugikan dan tidak memberikan
manfaat bagi dirinya dan masyarakat
Tindakan dan perilaku individu
didasrakan oleh factor luar dirinya,
tidak melakukan sesuatu karena takut
sangsi, kalaupun melakukan sekedar
memperoleh nialai atau ganjaran
Tujuan hasil
belajar
Pengetahuan yang dimilikibersifat
tentative karena tujuan akhir belajar
kepuasan diri
Pengetahuan yang diperoleh dari
hasil pembelajaran bersifat final dan
absolute karena bertujuan untuk nilai
30
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian yang terdahulu yang
digunakan sebagai acuan dan pembanding penelitian yang dilakukan. Ada
beberapa hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain yang
dilakukan oleh Apik Wijaya (2007) dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) disertai tugas
terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP N 14 Surakarta tahun ajaran
2006/2007”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar biologi ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor siswa kelas VII semester genap dengan
pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) disertai tugas
lebih baik dibandingksn dengan pendekatan kovensional.
Joko Suryanto 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Contextual Teaching and Learning pada pembelajaran biologi dalam pelaksanaan
kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di kota
Surakarta”. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan : (1) penerapan aspek-aspek
Contextual Teaching Learning oleh guru adalah aspek kontruktivisme
(Contructivism), aspek menemukan (inquiry), aspek bertanya (questioning), dan
aspek reflek (reflection) masing-masing sebesar 16,18 % sampel, aspek penilaian
sesungguhnya (authentic assessment) sebesar 14,57 % sampel, aspek masyarakat
belajar (learning community) sebesar 10,79 % sampel, dan aspek pemodelan 9,89
% sampel. (2) sebagian besar guru telah menguasai aspek-aspek Contextual
Teaching Learning berarti mereka telah siap untuk menerapkannya dalam proses
pembelajaran disekolah. (3) Aspek-aspek Contextual Teaching Learning perlu
dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa dapat lebih memahami
konsep pelajaran. (4) pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contextual
Teaching Learning perlu diterapkan di sekolah-sekolah karena sangat sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan “Implementasi
pendekatan kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa
sekolah dasar “. Oleh I Nyoman Gita Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
MIPA Undiksha. Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini dapat
31
disimpulkan bahwa implementasi pendekatan kontekstual melalui pembelajaran
kooperatif berbantuan LKS dapat meningkatkan prestasibelajar matematika siswa
kelas V SD 3 Sambangan. Hal ini dapat dilihat dariterjadinya peningkatan skor
rata-rata kelas dari 6,29 pada siklus I menjadi7,45 pada siklus II. Meskipun
ketuntasan belajar belum memenuhi tuntutan kurikulum yaitu minimal 85% tetapi
ketuntasan belajar siswa juga meningkatdari 52,94% pada siklus I menjadi
79,41% pada siklus II. Rerata tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang
diterapkan adalah 43,29 yang tergolongsangat positif. Berdasarkan simpulan di
atas, maka dikemukakan saran-saran berikut (a) Disarankan kepada guru
matematika kelas V SD untuk mencobakanpembelajaran di atas dengan lebih
banyak memberi kesempatan kepadasiswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya
dan guru membantu seperlunyasaja karena pembelajaran tersebut dapat
menciptakan suasana kelas yangkondusif, (b) Disarankan kepada peneliti lain
untuk mengembangkan modelpembelajaran di atas dan mencobanya di jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Apik wijaya adalah menambah tugas dan
membandingkan dengan pendekatan konvensional sebagai objeknya dan
penerapannya dilakukan pada salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
yaitu biologi. Penelitian ini tidak menambah tugas individu sebagai objeknya dan
dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu akuntansi.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh Joko Suryanto adalah kualitatif
eksploratif yang menggunakan SMP di seluruh kota Surakarta sebagai
populasinya, sedangkan pada penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang
menggunakan siswa SMA N 1 Boyolali sebagai populasinya.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai
pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk
mencapai prestasi belajar yang optimal landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diuraikan kerangka pemikiran dalam penelitian ini
bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan prosesbelajar mengajar,
32
salah satunya adalah model pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam kegiatan pembelajarannya.
maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Contextual Teaching and Learning merupakan pendekatan pembelajaran
dimana siswa dapat mengkaitkan materi ajar dengan konteks kehidupan nyata,
dengan begitu siswa akan memperoleh pengalaman. Menurut Cronbach hasil
belajar yang baik harus melalui pengalaman. Sehingga dengan demikian prestasi
belajar siswa merupakan hasil belajar siswa yang diperoleh dalam penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan suatu mata pelajaran tertentu melalui pengalaman
yangdiperolehnya.
D. Hipotesis Tindakan
Menurut Cholid Narbuko (2007:28) “Hipotesis adalah pernyataan yang
masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan lagi kenyataannya”, maka
hipotesis tindakan pada penelitian ini dapat dirumuskan bahwa penerapan
pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali mata
pelajaran akuntansi.
Siswa Memperoleh Pengalaman Belajar nyata
Keaktifan Siswa Meningkat baik dalam kegiatan
pembelajaran maupun diskusi kelompok
Peningkatan prestasi belajar siswa
Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL)
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di
SMA N 1 Boyolali yang beralamatkan di Jln. Kates No. 8 Boyolali. Sekolah ini
dipimpin oleh Drs. Hardiman, SH, MH. yang bertindak sebagai kepala sekolah.
Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA N 1 Boyolali dengan pertimbangan
prestasi belajar akuntansi kelas XI IPS 1 yang belum optimal sehingga perlu
dilakukan penelitian dengan penerapan model Pembelajaran yang menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan harapan prestasi
belajar siswa kelas XI IPS 1 dapat meningkat.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan
Januari 2010 sampai bulan Juni 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan
sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian:
Jenis Kegiatan Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul
b. Penyusunan proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan
3.Implementasi Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
c. Siklus III
4. Review
5. Penyusunan Laporan
33
34
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Di SMA N 1 Boyolali, untuk kelas XI IPS dibagi kedalam dua kelas yaitu
kelas XI IPS I dan XI IPS 2 . Pada kedua kelas tersebut ditemukan adanya
permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata
pelajaran akuntansi. Permasalahan yang timbul seperti siswa kurang antusias
dalam mengikuti pembelajaran, dan kesulitan ketika menyelesaikan soal-soal yang
variatif. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subyek yaitu siswa
kelas XI IPS I semester 2 pada tahun ajaran 2009/2010. Adanya permasalahan
tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan menerapkan
pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual guna meningkatkan keaktifan
siswa untuk mencapai prestasi belajar kompetensi akuntansi dan dapat
memperbaiki proses pembelajaran yang telah berlangsung di dalam kelas.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terdiri dari:
a. Pemilihan strategi pembelajaran
b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
e. Materi pelajaran :Tahapan pembuatan Laporan keuangan dan penutupan
siklus akuntansi perusahaan jasa.
f. Hasil proses pembelajaran
C. Sumber Data
Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh, data
tidak dapat diperoleh tanpa adanya sumber data. Dalam memilih sumber data,
peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan
dikumpulkan dan juga validitasnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutopo
35
(2002:49) yang menyebutkan bahwa: “Pemahaman mengenai berbagai sumber
data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketetapan
memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan
kekayaan data atau informasi yang diperoleh.” Sumber data dalam penelitian ini,
antara lain:
1. Informan
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah
guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS tahun pelajaran 2009/2010.
2. Tempat atau lokasi
Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah
ruang kelas XI IPS SMA N 1 Boyolali.
3. Peristiwa
Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui
proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian
ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran kompetensi
kejuruan akuntansi
4. Dokumen atau arsip
Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya
dalam penelitian tindakan kelas. HB. Sutpopo (2002:54) menyatakan bahwa
“Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu.” Dokumen dan arsip sebagai sumber data
yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada
kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu:
silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa,
dalam hal ini siswa kelas XI IPS SMA N 1 Boyolai tahun pelajaran
2009/2010.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau disebut juga classroom action research, karena kelas
merupakan bagian kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran di
36
sekolah. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian pendidikan.
Sukardi (2003) menuturkan bahwa penelitian pendidikan adalah penelitian yang
bidang garapan yang menjadi pokok penelitian adalah menekankan pada sekitar
masalah pendidikan baik yang mencakup faktor internal pendidikan maupun
eksternal pendidikan. Untuk lebih memahami tentang Penelitian Tindakan Kelas,
menurut Suharsimi Arikunto (2007) ada tiga kata yang membentuk pengertian
Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Menurut Zainal Aqib PTK memiliki 6 karateristik, antara lain :
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3. Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. Bertujuan memperbaiki adan atau meningkatkan kualitas praktik
intruksional
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dalam beberapa siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat langkah
utama yang saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan
Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model PTK sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono
dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2007:74). Untuk lebih jelas
mengenai tahapan-tahapannya, dapat dilihat pada bagan berikut.
37
Gambar 3. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007:74)
Keterangan :
Rincian kegiatan pada tahapan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan.
Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan
Data I
Refleksi I
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan
Data II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Permasalahan baru
Hasil refleksi
Apabila
permasalahan
belum terselesaikan
Siklus I
Siklus II
38
benar factual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya,
masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil
pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan
peneliti.
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK.
c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat Tanya maupun
kalimat pernyataan.
d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa
rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan
berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan
oleh guru.
e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data
yang dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu.
f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan
dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian
tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan
dilakukan,(b) kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru,(c) kegiatan
yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media
pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis
intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/ pengamatan disertai
dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.
3. Observasi dan interpretasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.
39
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi/
penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan scenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap
proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data
kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi
yang dilakukan, dan lain sebagainya.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui
keabsahannya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk
mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal
ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang,
dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang
relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut
perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang
benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian tindakan tidak hanya satu, tetapi menggunakan multi teknik atau
multi instrumen. Ada tiga kelompok teknik pengumpulan data yang oleh Wolcott,
40
(1992) disebutnya sebagai strategi pekerjaan lapangan primer yaitu (Nana
Syaodah Sukmadinata, 2006) :
1) Pengalaman
Pengalaman (experiencing) dilakukan dalam bentuk observasi. Ada
beberapa bentuk observasi yang dilakukan peneliti yaitu :
a) Observasi partisipasi, peneliti melakukan observasi sambil ikut
serta dalam kegiatan yang sedang berjalan.
b) Observasi khusus, observasi dilakukan ketika peneliti melakukan
tugas khusus, sebagai contoh memberikan bimbingan.
c) Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data,
mencatat kegiatan yang sedang berjalan.
2) Pengungkapan
Pengungkapan (enquiring) dilakukan melalui wawancara. Peneliti
mengadakan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait untuk
mendapatkan data yang diperlukan. Strategi pengungkapan juga memiliki
beberapa bentuk, yaitu :
a) Wawancara informal
b) Wawancara formal terstruktur
c) Pengedaran angket
d) Menggunakan skala ( model Linkert, Thurstone )
e) Pengukuran dengan tes standar
3) Pembuktian
Pembuktian ( examining ) dilakukan dengan mencari bukti-bukti
dokumenter, seperti :
a) Dokumen arsif
b) Jurnal
c) Peta
d) Audio dan video tape
e) Benda-benda bersejarah
f) Catatan lapangan
41
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain
dengan menggunakan:
(1). Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa mengenai
proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon
atau hasil yang timbul dari proses pembelajaran tersebut.wawancara
dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebelum dilakukan tindakan dan setelah
di;lakukan tindakan. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara
bebas terpimpin dimana pewawancara memberikan pertanyaan sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat, namun cara menyampaikan
pertanyaan tersebut tergantung pada kebijaksanaan pewawancara.
(2). Observasi
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses
pembelajaran dikelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran.
Observasi hanya dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan
mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran.
(3). Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah penelitian tinn mengadakan kelas dilakukan. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilaksanakan.
(4). Tes
Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian
tindakan.
(5). Angket
Angket merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui
tanggapan siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.
42
F. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dalam bentuk RPP
c. Penyusunan soal evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus
II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning, dimana pencarian makna dari
materi yang dipelajari adalah menjadi ciri khas model pembelajaran ini.
Penggunaan pendekatan kontekstual dilakukan untuk menumbuhkan minat
siswa dalam pembelajaran akuntansi sehingga meningkatkan pemahaman
yang akhirnya meningkatkan pula hasil belajar akuntansi siswa. Hal ini diukur
dari tingkat keaktifan siswa dan pemahaman siswa terhadap materi dengan
diadakannya diskusi kelompok serta pre-test maupun post-test. Hipotesis
tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang
telah direncanakan.
43
5. Tahap observasi dan interpretasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang
sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
Pengamatan dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan (interperetasi metode). Semua hal yang berkaitan
dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
6. Tahap refleksi
Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan, kemudian bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan. Dalam hali ini, guru pelaksana
merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati
kegiatannya dalam tindakan.
7. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang
telah dilakukan selama penelitian. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu
ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan
deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis.
G. Proses Penelitian
Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua
siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan
tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan interpretasi, dan (4)
Analisis dan refleksi. Adapun kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan
perencanaan yang meliputi:
1) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Mempersiapkan model mengajar dalam hal ini model yang digunakan
adalah pendekatan kontekstual,
3) Mempersiapkan media pembelajaran dan instrument berupa soal diskusi
kelompok dan soal tes tertulis.
44
4) Menetapkan indikator ketercapaian
Tabel 3. Indikator ketercapaian
Aspek yang diukur
Persentase
Target
Capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa selama
mengikuti pembelajaran
80 %
Diamati saat guru memberikan
apersepsi kepada siswa pada awal
pembelajaran
Keaktifan siswa dalam
mengikuti diskusi kelompok
80%
Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan
dihitung dari jumlah siswa yang
menunjukkan perhatian dan
kesungguhan dalam KBM
Ketelitian dan ketepatan
siswa dalam menyelesaikan
persoalan/soal
80 %
Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi
oleh peneliti dan dihitung dari
jumlah siswa yang diteliti dan
benar (tepat) dalam menyelesaikan
soal
Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai minimal
adalah 70)
80 %
Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 70 ke atas, untuk
siswa yang mendapat nilai 70
dianggap telah mencapai
ketuntasan belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang
telah disusun bersama guru yang akan dilakukan di kelas XI IPS SMA N 1
Boyolali, yaitu pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Akuntansi. Skenario pembelajaran yang akan peneliti lakukan bersama guru
adalah sebagai berikut.
1) Apersepsi materi, yaitu guru menjelaskan tentang materi pelajaran yang
diawali dengan guru mengingatkan materi yang sebelumnya dan kemudian
dikaitkan dengan materi yang baru.
45
2) Guru mendemonstrasikan bagaimana cara menyelesaikan latihan soal dan
memberikan latihan terbimbing kepada siswa.
3) Guru memberi tugas mandiri kepada siswa secara berkelompok agar siswa
menyelesaikan soal latihan atau soal diskusi kelompok dengan
mengkaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata.
Sehingga siswa memperoleh pengetahuan dari pengalaman yang mereka
lakukan. Dalam kegiatan tersebut siswa di harapkan dapat bekerja secara
kelompok dengan melakukan kegiatan diskusi dengan kelompoknya
masing-masing. Siswa diberi kebebasan untuk mencari sumber-sumber
yang relevan, atau dalam mengerjakan soal sesuai dengan sumber yang
mereka gunakan, tidak hanya dari cara yang disampaikan oleh guru.
Dalam kegiatan ini siswa diharapkan dapat membangun pengetahuannya
sendiri.
4) Siswa membahas jawaban soal latihan atau soal diskusi dan kemudian
menyususn laporannya secara sederharna. Dalam kegiatan ini diharapkan
siswa dapat menemukan makna dari materi yang sedang mereka pelajari.
5) Setiap kelompok mendeskripsikan hasil diskusinya masing-masing dan
kelompok lain memberikan tanggapan. Dalam diskusi ini siswa
didampingi guru untuk melakukan diskusi antar kelompok
6) Bersama-sama dengan guru, siswa dibimbing untuk menyimpulkan
masalah yang sedang didiskusikan.
c. Observasi/ Pengamatan
Pada tahap ini peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan
mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung antara
lain: (1) perhatian siswa ketika menerima penjelasan , (2) keaktifan siswa
selama bekerja dalam kelompok, (3) tingkat pemahaman materi atau prestasi
belajar siswa, (4) hal-hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang
diberikan. dalam tahap ini guru memberikan penilaian outentik terhadap
siswa, baik pada saat guru menyampaikan materi maupun pada saat diskusi
kelompok, serta ketika diadakannya tes atau kuis. Sehingga dapat diketauhi
secara langsung perkembangan siswa, apakah siswa telah memahami materi
46
yang disampiakan, dan apakah ada perubahan tingkah laku dari siswa setelah
memperoleh materi yang diajarkan.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis
dengan model analisis interaktif dalam tahap ini. Berdasarkan hasil observasi
tersebut, peneliti dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang
telah dilakukan. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan keaktifan
siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Berdasarkan
hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelebihan dan kelemahan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sehingga dapat digunakan
untuk menentukan tindakan kelas pada pertemuan berikutnya atau siklus II.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi dagang,
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis
dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Berbeda pada siklus I,
pada siklus II materi yang digunakan adalah materi lanjutan dari siklusI.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMA N 1 Boyolali
Pada tahun 1958 di Kabupaten Boyolali telah terdapat dua buah sekolah
setingkat SLTP berstatus “ Negeri ” tetapi belum ada satupun sekolahan untuk
melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi bagi siswa-siswi lulusan kedua
sekolah tersebut. Dengan demikian para lulusan harus memilih antara putus
sekolah atau melanjutkan sekolah ke kota-kota lain, seperti Surakarta, Salatiga,
Jogjakarta dll. Realita inilah yang menjadi benih perhatian Kepala Daerah
Boyolali saat itu yakni Bapak M.S. Handjojo yang selanjutnya turut andil
memprakarsai dan mempersiapkan berdirinya sebuah sekolah setingkat SMA di
Boyolali.
Mengalirnya dukungan atas prakarsa Bapak M.S. Handjojo tersebut turut
memperlancar proses yang dicanangkan dan akhirnya diawali dengan
pembentukan sebuah panitia pendiri SMA Negeri 1 Boyolali dengan salah
seorang anggotanya ialah Bapak I.S. Siswosoebroto yang kala itu menjabat
sebagai Kepala SMP Negeri 1 Boyolali. Panitia ini bertugas mempersiapkan
persyaratan dan pelaksanaan pendaftaran calon siswa, sementara Bapak M.S.
Handjojo mengusahakan fasilitas gedung yang hendak digunakan kegiatan bejajar
mengajar sementara.
Setelah selesainya pendaftaran calon siswa dan persiapan-persiapan lainnya,
barulah Bapak I.S. Siswosoebroto mengajukan persetujuan ke Kantor Wilayah
Departemen Pengajaran Propinsi Jawa Tengah di Semarang. Berkat keuletan
beliau, persetujuan segera turun dengan SK Nomor 26/S.K/B.III yang berisi
persetujuan secara resmi dari Menteri Pengajaran untuk dibukanya sebuah SMU
di Boyolali yang dikenal dengan nama SMA Negeri ABC Boyolali terhitung
semenjak tanggal 1 Agustus 1958.
Untuk sementara waktu kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri ABC
yang baru tersebut diselenggarakan disebuah gedung di Jl. Merbabu No. 2
47
48
Boyolali. Gedung tersebut adalah bekas rumah dinas pejabat kontrolir yang tidak
habis dimakan api sebagai akibat sistem bumi hangus pada saat terjadi Agresi
Militer Belanda II. Pada saat awal kemerdekaan gedung tersebut semula
disediakan untuk menampung para pengungsi dari lereng gunung Merapi, apabila
sewaktu-waktu gunung Merapi meletus. Hingga saat ini gedung tersebut masih
berdiri meskipun telah direnovasi dan digunakan sebagai kantor BP7 dan BPD
Jateng
Setelah mendapat SK dari Kantor Wilayah Departemen Pengajaran Propinsi
Jawa Tengah, SMA Negeri ABC segera memulai kegiatannya, tepatnya pada
tanggal 11 Agustus 1958 dan diresmikan pada tanggal 22 September 1958 oleh
Bapak Ali Marsaban, seorang putera daerah yang menjabat sebagai Inspektur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pengajaran di Jakarta dan
Boyolali.
SMA Negeri ABC Boyolali memulai kegiatan belajar mengajar dengan
siswa yang terbagi dalam tiga kelas, yang mana masing-masing satu kelas untuk
kelas A, kelas B dan kelas C. Para siswa tampak sangat gagah dengan berseragam
sekolah di bawah kepemimpinan Bapak R. Soebadar (alm), selaku kepala Sekolah
yang berasal dari SMA Negeri 1 Surakarta. Sejak saat itulah SMA Negeri ABC
Boyolali terus berperan aktif sebagai sebuah institusi pendidikan guna mencetak
generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia ,dan
berpengetahuan luas yang handal dan kompetitif.
Selama kurun waktu 51 tahun SMA Negeri 1 Boyolali dalam proses
perkembangannya mengalami tiga kali perubahan nama, yaitu pada saat
berdirinya bernama SMA ABC Boyolali, pada tahun 1962 menjadi SMA Negeri
Boyolali, pada tahun 1993 menjadi SMA Negeri 1 Boyolali, dan pada tahun 1996
menjadi SMU Negeri 1 Boyolali sampai tahun 2004, dan kembali lagi menjadi
SMA Negeri 1 Boyolali sampai tahun 2009 ini.
Dari awal berdirinya sampai Tahun 2009 SMA Negeri 1 Boyolali telah
mengalami pergantian sepuluh orang Kepala Sekolah, yaitu Bp. R. Soebadar
(alm), Bp. Soewito, BA (alm), Bp. Soepono, BA (alm), Bp. Engan Hermanto
(alm), Bp. Soedarno, BA, Bp. Soelaiman HS, dan Ibu Sri Muryati, S.Pd., Bp.
49
Basoeki, Bp. Marsum M. Dahlan, dan Bp.Drs. Sumarno,M.Pd. serta Bp.Drs.
Hardiman, MH. Beliaulah yang secara gigih memperjuangkan aspirasi warga
Boyolali untuk memiliki SMA Bertaraf Internasional. Kesepuluh Kepala Sekolah
tersebut telah berhasil memberi warna sekolah yang dipimpin sehingga selalu
tampil di jajaran paling depan dalam pendidikan. Masing-masing memiliki ciri
khas yang patut diteladani oleh guru dan siswa SMA N 1 Boyolali, yaitu tidak
pernah berhenti untuk belajar, jujur, sabar, disiplin yang tinggi, selalu berhasil
dalam diplomasi dan giat membangun.
2. Visi dan Misi SMA N 1 Boyolali
Visi Sekolah :
Menjadi sekolah yang berkualitas dan berprestasi dengan sumber daya
manusia yang cerdas dan inovatif berdasarkan iman dan taqwa kepada Tuhan
yang maha esa.
Misi Sekolah :
a. Mengembangkan prestasi peserta dididik secara berkualitas melalui
pembelajaran dan bimbingan, yang efektif, efisien, inovatif dan relevan
dengan kebutuhan masyarakat serta perguruan tinggi.
b. Mewujudkan sekolah sebagai pusat kajian, percontohan serta pengalaman
ilmu pengetahuan, teknologi serta keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
c. Meningkatkan SDM yang kreatif, inovatif dan profesional dengan berdaya
saing tinggi yang tetap berkepribadian dan berbudi pekerti luhur.
d. Menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang bersih, nyaman dan kondusif
guna keberhasilan pendidikan.
e. Menyelenggarakan proses pendidikan yang berorentasi pada mutu dan
tekhnologi informasi (ICT).
3. Keadaan Lingkungan SMA N 1 Boyolali
a. Lokasi SMA N 1 Boyolali
SMA N 1 Boyolali berada di lokasi yang strategis, yaitu dijalan Kates No.8
Boyolali. sehingga sangat mudah dijangkau kendaraan umum. Adapun
batas-batasnya adalah:
50
Sebelah barat : Perumahaan
Sebelah selatan : Perumahan, Jalan Perintis Kemerdekaan
Sebelah timur : Jalan Kates, Perumahaan, Kantor Koperasi
Sebelah utara : Perumahan, dan kios pertokoan
b. Struktur Organisasi SMK Kristen 1 Surakarta
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BOYOLALI
Jalur Konsultatif
Jalur Komando
Gambar 4: Struktur Organisasi SMA N 1 Boyolali
KOMITE SEKOLAH
H. Djoko Pramudyo. S.Pd
KEPALA SEKOLAH
Hardiman. SH.MH
KEPALA TATA USAHA
Tri Narsi
WAKASEK
KESISWAAN
WAKASEK
KURIKULUM
WAKASEK SARANA
PRASARANA WAKASEK
HUMAS
Drs. Supriyanto
Dra. Sukamti Drs. Mulyadi J M
Dra. Endang S
Koordinator BP Guru-Guru
Seluruh Siswa
51
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1
di SMA N 1 Boyolali
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) melalui kegiatan
wawancara dan pengamatan di kelas, tujuan observasi awal yaitu untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti dilaksanakan 2 kali, penelitian yang pertama dilakukan di luar jam
sekolah pada hari Rabu 6 Januari 2010. Penelitian ini menggunakan metode
wawancara, sampel yang digunakan adalah sampel acak, dengan populasi siswa
kelas XI IPS yang dilaksanakan di lingkungan SMA N 1 Boyolali. Observasi yang
ke dua dilakukan pada hari Sabtu tanggal 20 Januari 2010 di SMA N 1 Boyolali.
Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi.
Kurangnya antusias siswa terhadap mata pelajaran akuntansi
disebabkan karena metode yang diterapkan selama ini adalah ceramah,
sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, dan mengerjakan
soal latihan yang diperintahkan guru. Pembelajaran yang seperti ini sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran, yaitu siswa cenderung
mengabaikan mata pelajaran akuntansi dan kegiatan pembelajaran yang
terjadi hanya satu arah.
b. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi.
Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk
bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa merasa malu untuk
mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih
diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang
materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju
ke depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka
terima setelah mendengarkan penjelasan guru. Siswa cenderung
bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas.
52
c. Siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal latihan dan tugas
kelompok
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan latihan soal diakibatkan dari
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, hal tersebut
merupakan dampak dari pembelajaran konvensional yang diterapkan
selama ini. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi berdampak pada
saat siswa mengerjakan soal latihan yang cenderung hanya melihat contoh,
sehingga ketika diberi soal yang lebih variatif mengalami kesulitan.
Selain itu pemberian tugas kelompok tanpa adanya pantauan dan
motivasi dari guru, menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam
menyelesaiakan tugas. Siswa akan lebih bersemangat apabila diberikan
motivasi yang lebih dan keterbukaan guru terhadap siswanya, sebagai
contoh adanya penghargaan yang lebih terhadap siswa yang menunjukkan
keaktifannya di kelas. Dengan demikian siswa akan termotivasi untuk
berlomba mengumpulkan point keaktifan, dan secara tidak langsung akan
membantu siswa meningkatkan ketrampilannya, baik ketrampilan
menyelesaikan soal latihan maupun berpendapat di kelas.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
akuntansi.
Pada saat pembelajaran, siswa menunjukkan sikap yang kurang
berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi. Siswa
terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran akuntansi serta kurang
memperhatikan pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba
membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara
langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau
memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu
membangkitkan semangat dan minat belajar siswa.
b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil
yang maksimal.
53
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, terdapat20 siswa
dari 41 siswa kelas XI IPS 1 yang memenuhi standar nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi yaitu 70.00. Dari hasil
ulangan (untuk materi mengelola buku besar), nilai terendah yang
diperoleh siswa kelas XI IPS 1 adalah 60.00 sedangkan nilai tertinggi
adalah 75.00. Dari rentang nilai yang terlihat menunjukkan hasil yang
diperoleh siswa belum maksimal. Banyak siswa yang tidak memenuhi
standar minimal ketuntasan belajar, bahkan hanya ada 6 siswa
memperoleh nilai 75. Untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru,
mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum pelajaran dimulai.
Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam
mengikuti pelajaran akuntansi.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru, sehingga selama proses
pembelajaran peneliti yang melakukan tindakan pembelajaran dan penelitian.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning :
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Sabtu,
tanggal 13 Februari 2010 di ruang guru SMA N 1 Boyolali. Guru bersama
peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui
permasalahan dalam mengikuti pembelajaran akuntansi dan kurang
menguasai materi pelajaran akuntansi yang berdampak siswa kesulitan
menyelesaikan soal-soal latihan. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni 3
54
kali pemberian materi dan 1 kali ulangan atau kuis. Tahap siklus 1 akan
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Februari 2010, Rabu tanggal 24
Februari 2010, Sabtu tanggal 27 Februari 2010, Rabu tanggal 3 Maret
2010.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklu I sebagai
berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning, dengan
skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama ( Rabu, 17 Februari 2010)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru
tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
(4) Guru menekankan tentang materi apa yang akan dipelajari
yaitu tentang laporan keuangan perusahaan jasa.
(5) Guru menyajikan materi tentang laporan keuangan yang dibuat
perusahaan jasa berdasarkan kertas kerja. Dalam memberikan
materi guru mengkaitkan antara materi dengan konteks
kehidupan yang nyata, misalnya dalam memberikan penjelasan
tentang pentingnya membuat laporan keuangan dalam
perusahaan.
(6) Guru memberikan berbagai contoh cara mengerjakan laporan
keuangan perusahaan jasa. Sebelum membuat laporan
keuangan guru menekankan kepada siswa agar mencermati
terlebih dahulu kertas kerja yang telah tersedia.
55
(7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami, kemudian guru
memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
(8) Siswa diberikan soal untuk diselesaikan.
(9) Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan dan
menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan
tugas tersebut.
(10) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah
disampaikan.
(11) Salam penutup.
b) Pertemuan kedua (Rabu, 24 Februari 2010)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada
pada diri siswa.
(4) Siswa dibuat menjadi 6 kelompok besar, masing-masing
kelompok membuat tugasnya masing-masing berdasarkan
intruksi guru.
(5) Setiap kelompok diberi kertas kerja yang sama, namun
masing-masing kelompok diberi pertanyaan yang berbeda-
beda.
(6) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyelesaikan
tugasnya.
(7) Guru mengawasi berjalannya diskusi dengan berkeliling ke
masing-masing kelompok.
(8) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok
masing-masing dan Kelompok lain menanggapi.
56
(9) Guru mengawasi berjalannya diskusi apabila ada kesalahan
konsep yang dipaparkan siswa guru mengarahkan.
(10) Guru meminta hasil diskusi kelompok, dan guru mereview
jalannya diskusi kelompok, serta memberikan kesimpulan
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
(11) Salam penutup
c) Pertemuan Ketiga (Rabu, 03 Maret 2010)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(3) Guru Membagikan soal laitihan yang dikerjakan secara
mandiri oleh siswa.
(4) Siswa mengerjakan soal latihan.
(5) Guru mengawasi dan mengamati kelas, serta memberikan
pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan.
(6) Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah
dikerjakan. Siswa akan berpikir apakah jawaban mereka sudah
sesuai dengan konsep yang diharapkan oleh kompetensi dasar
atau belum.
(7) Salam penutup
d) Pertemuan Keempat (Sabtu, 06 Maret 2010)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menciptakan situasi yang kodusif agar siswa siap untuk
mengerjakan soal Quis
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada
pada diri siswa.
(4) Guru membagikan soal untuk kuis berupa soal esai dan
meminta agar siswa dalam mengerjakan secara mandiri untuk
menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja
dalam kelompok.
57
(5) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari
kuis dapat mencerminkan kemampuan mereka dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal
dengan tertib dan tenang.
(6) Guru meminta lembar jawab siswa.
(7) Salam penutup
2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk materi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa (Laporan Laba Rugi,
Laporan Perubahan Modal, dan Neraca) dengan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan Contexual Teaching and Learning (CTL)
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus
berupa kuis), sedangkan instrumen non-tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu setiap hari Rabu dan Sabtu, masing-
masing pada tanggal 17, 24 Februari 2010, dan 3, 6 Maret 2010 diruang
kelas XI IPS 1. Pertemuan dilaksanakan selama 8 x 45 menit sesuai
dengan skenario pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah laporan Keuangan
Perusahaan Jasa (Laporan Laba rugi, Laporan Perubahan Modal, dan
Neraca). Pertemuan Pertama digunakan guru untuk menjelaskan materi
secara jelas, sedangkan pada pertemuan kedua digunakan untuk diskusi
kelompok, masing-masing kelompok mengerjakan soalnya masing-
masing. Pada pertemuan ketiga siswa mengerjakan soal latihan secara
mandiri, dan pada pertemuan keempat diadakan evaluasi belajar atau kuis.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 17 Februari 2010)
58
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
b) Guru mengulangi materi sebelumnya yaitu tentang kertas kerja
dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Pada saat itu yang
berhasil menjawab adalah Bayu Bintoro, Savitri Vidya, Kurnia
Sari, Lilis Nur Aysah dan Andi Purnomo. Kegiatan ini dilakukan
guru untuk mengkaitkan antara materi sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari. Selain itu untuk mengetahui sampai dimana
pengetahuan siswa (mengetahui pengetahuan dasar siswa untuk
melanjutkan materi berikutnya).
c) Guru menjelaskan materi tentang Laporan Keuangan secara jelas.
Pada kesempatan kali ini laporan keuangan yang di bahas adalah
tentang laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.
Dalam memberikan penjelasan peneliti memberikan contoh dengan
mengkaikan antara materi dengan konteks kehidupan yang
senyatanya, dalam kesempatan ini guru memberikan penjelasan
tentang pentingnya membuat laporan keuangan perusahaan, dalam
memberikan keterangan tentang akun-akun yang terlibat dalam
laporan keuangan guru juga mengkaitkannya dengan kehidupan
yang senyatanya. Disela-sela penyampaian materi guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang dilakukan
secara acak. Pada kesempatan ini yang berhasil menjawab adalah
Bella Ariesta, Ifnu syarifudin, Eko Pranana dan Rasyid Ghoniyyu.
d) Guru memberikan contoh bagaimana cara membuat laporan
keuangan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Sebelum
membuat laporan keuangan perusahaan jasa Guru menekankan
kepada siswa agar mencermati terlebih dahulu kertas kerja yang
telah tersedia.Guru memberikan contoh dengan mengerjakan di
depan kelas yang diikuti oleh seluruh siswa. Sebagian dari siswa
yang belum mengerti terhadap contoh soal yang dikerjakan oleh
guru di depan kelas mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru.
59
Salah satunya adalah Lilis Rahayu dan Wimpie Adi Guna, mereka
menanyakan tentang modal yang terdapat dalam neraca.
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
materi yang belum dipahami sebelum mengerjakan latihan soal.
f) Berdasarkan intruksi dari guru siswa membuat laporan keuangan
berdasarkan kertas kerja yang telah guru siapkan.
g) Setelah waktu yang telah ditentukan guru membahas latihan soal
yang telah dikerjakan oleh siswa, dalam pembahasan siswa diminta
untuk memperhatikan pekerjaan mereka masing-masing dan
memperbaiki apabila ada yang salah.
h) Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah
dipelajari.
i) Sebelum Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran, Guru
memerintahkan siswa untuk mencari berbagai contoh bentu-bentuk
laporan keuangan.
j) Salam penutup
2) Pertemuan Kedua (Rabu, 24 Februari 2010)
a) Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
b) Guru memberikan pengantar materi yang akan dipelajari.
c) Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk duduk berkelompok
sesuai kelompok yang telah dibentuk. Kelas dibagi menjadi 6
kelompok besar.
d) Guru memberikan penjelasan tentang model pembelajaran yang
akan dilaksanakan, yaitu diskusi kelompok. Masing-masing
kelompok akan memperoleh kertas kerja yang sama, tetapi dengan
soal yang berbeda. Kelompok I mengerjakan Laporan Laba Rugi
Singel step, Kelompok II membuat Laporan Laba rugi model
Multyple Step, kelompok III membuat Laporan Laba rugi model
scontro, Kelompok IV Membuat Laporan Perubahan Modal,
60
Kelompok V membuat Neraca model scontro, dan kelompok VI
membuat Neraca model stafel.
e) Guru dan peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling
kelas dan mengontrol jalannya diskusi, serta memberikan
penjelasan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
f) Siswa dengan kelompok masing-masing mengerjakan soal latihan
yang telah diberikan oleh guru.
g) Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru
mempersilakan kepada masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan jawaban kelompoknya. Salah satu perwakilan
dari kelompok I yaitu Andi Purnomo dengan sukarela
mempresentasikan jawabannya, kemudian diikuti dengan
kelompok-kelompok lain.
h) Bersama guru siswa membuat kesimpulan tentang perbedaan dan
persamaan masing-masing model laporan keuangan.
i) Salam penutup.
3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 03 Maret 2010)
a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan
salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa.
b) Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
c) Guru memberikan intruksi untuk mengerjakan soal latihan pada
buku latihan.
d) Guru membagikan soal latihan mandiri kepada siswa, dan
mengaharapkan siswa untuk mengerjakan soal latihan secara
mandiri.
e) Guru dan peneliti berkeliling kelas mengawasi kelas dan
memerikasa pekerjaan siswa, serta memberikan pengarahan kepada
siswa yang mengalami kesulitan.
f) Setelah waktu yang ditentukan siswa bersama guru membahas soal
latihan yang telah dikerjakan.
61
g) Diakhir kegiatan pembelajaran guru memberikan kesimpulan
terhadap materi yang dipelajari.
h) Salam penutup.
4) Pertemuan Keempat (Rabu, 06 Maret 2010)
a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan
salam, kemudian dilanjutkan dengan persensi siswa.
b) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri
menjawab pertanyaan kuis berupa soal esai untuk materi yang
sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya.
c) Guru dan peneliti membagikan soal kuis untuk materi laporan
keuangan perusahaan jasa.
d) Siswa mengerjakan soal kuis sedangkan guru bersama peneliti
mengawasi dengan baik agar hasil kuis benar-benar
mencerminkan kemampuan mereka. Pada saat kuis berlangsung
ada salah satu siswa yang mencoba bertanya kepada teman,
namun guru segera memperingatkan siswa tersebut untuk
mengerjakan soal kuis secara mandiri.
e) Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan berlangsung cukup tertib,
hasil kuis dikumpulkan saat itu juga.
f) Kegiatan belajar dan kegiatan evaluasi pada Siklus I berakhir
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun. Pertemuan pertama
dimulai hari Rabu 17 Februari 2010 di kelas XI IPS 1. Metode yang
digunakan pada pertemuan pertama lebih didominasi metode ceramah dan
presentasi oleh guru. Hal ini dilakukan karena materi pelajaran yang
diajarkan adalah materi yang cukup sulit, sehingga diperlukan penjelasan
yang menyeluruh oleh guru. Selain itu guru juga menekankan siswa
tentang bagaimana membuat laporan keuangan melalui pemberian contoh
didepan kelas, hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah memahami materi
dan terampil. Dalam menyampaikan materi guru selalu memberikan
62
contoh atau gambaran yang dikaitkan dengan konteks kehidupan yang
senyatanya. Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu, tanggal 24 Maret
2010, guru melanjutkan penyampaikan materi pertemuan sebelumnya
yaitu Laporan Keuangan Perusahaan Jasa, kemudian guru
mengintruksikan kepada siswa untuk duduk berdasarkan kelompok
masing-masing dan mendiskusikan soal latihan yang telah disiapkan oleh
guru. Pada waktu yang telah ditentukan setiap kelompok menyampaikan
hasil diskusinya, dan kelompok lain menanggapinya. Sedangkan pada
pertemuan ketiga, yaitu pada hari Rabu tanggal 03 Maret 2010, kegiatan
pembelajaran dilanjutkan dengan latihan soal secara individu, kegiatan
latihan yang dilakukan secara teruss menerus ini dilakukan agar siswa
lebih terampil dalam menyelesaikan soal latihan yang bervariatif dan
memahami materi yang sedang mereka pelajari. Dengan latihan secara
individu ini diharapkan siswa menjadi lebih siap dalam menghadapi kuis
yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan
keempat pada hari Sabtu tanggal 06 Maret 2010 digunakan oleh guru
untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus I berupa kuis agar prestasi
belajar siswa dapat diketahui. Kuis berupa soal esai untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa sebagai hasil dari diskusi kelompok dan latihan
individu pada pertemuan sebelumnya. Dari kegiatan tersebut, deskripsi
tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) sudah dijelaskan secara rinci
dalam pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi di kelas XI IPS 1, diperoleh gambaran tentang prestasi
belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu pada
tabel berikut ini:
63
Tabel 4. Hasil/ Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Aspek yang diukur
Jumlah Siswa
Aktif Cukup aktif Kurang
aktif
Keaktifan siswa selama
pembelajaran
20 siswa 13 siswa 8 siswa
Keaktifan siswa dalam
mengikuti diskusi
kelompok
17 siswa 14siswa 10 siswa
Ketelitian dan ketepatan
siswa dalam menyelesaikan
persoalan/soal
26siswa 8 siswa 7 siswa
Berdasarkan kuis pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria
Ketuntasan Minimal adalah 70) yang tercapai pada siklus I sebanyak 32
siswa dengan presentase sebesar 78% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai
sebesar 74.04. Peningkatan nilai siswa pada siklus 1 rata-rata 10% per
siswa jika dibandingkan dengan nilai dasar. Ketuntasan belajar siswa
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Ketuntasan Hasil Belajar
Kriteria Jumlah siswa Persentase
Tuntas 32 siswa 78%
Tidak Tuntas 9siswa 32%
Jumlah 41 siswa 100%
Hasil capaian prestasi dan keaktifan siswa untuk pelajaran
akuntansi dagang tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
64
0
5
10
15
20
25
30
Aktif Kurang Aktif
Keaktifan siswa selama pembelajaran
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
Gambar 5. Profil Hasil/ Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik
berikut ini:
Gambar 6. Profil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
0
5
10
15
20
25
30
35
Jumlah siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
65
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
a) Guru kurang memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif dan
lebih memberi perhatian pada siswa yang bertanya.
b) Guru juga belum dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada
saat itu sehingga masih banyak siswa yang kurang paham terhadap
materi, mereka hanya mengetahui tanpa memahami, jadi siswa
hanya memiliki pengetahuan sesaat saja.
c) Guru kurang dapat memperhatikan siswa ketika mengerjakan
latihan soal, guru hanya berkeliling kelas sesaat saja atau ketika
siswa mengalami kesulitan. Akibatnya banyak siswa yang gaduh
dibagian belakang dan hanya menyontek pekerjaan teman.
d) Pada saat evaluasi, posisi guru lebih banyak duduk di depan dan
kurang memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan
belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk dibelakang
kurang sportif dalam mengerjakan soal, masih ada beberapa siswa
yang bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa
diketahui oleh guru.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Banyak siswa yang kurang memperhatikan ketika guru ketika
sedang memberikan materi, banyak diantara mereka yang
melakukan aktivitas lain, seperti mencoret-coret kertas, dan
berbincang kepada teman sebelahnya, akibatnya banyak siswa
yang tidak paham terhadap materi yang disampaikan guru.
b) Belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang
diberikan saat diskusi. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya
beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain selain diskusi
tentang materi pelajaran.
66
c) Hanya satu siswa perwakilan dari kelompoknya yang bersedia
tampil untuk mempresentasikan hasil diskusi secara sukarela.
d) Pada saat kuis berlangsung, beberapa siswa yang duduk dibarisan
belakang kurang sportif dalam mengerjakan soal. Hal ini terbukti
dengan adanya siswa yang bertanya dan menyontek jawaban teman
sebelahnya tanpa sepengetahuan guru.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah :
1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada seluruh
siswa terutama siswa yang kurang aktif di kelas.
2) Pada saat guru mempresentasikan materi kepada siswa dikelas,
sebaiknya guru memastikan terlebih dahulu apakah para siswa telah
benar-benar memahami materi yang disampaikan tersebut. Setelah itu
baru kemudian beralih ke konsep atau materi selanjutnya.
3) Guru memperhatikan keseluruhan siswa ketika siswa sedang
mengerjakan latihan soal baik secara individu maupun diskusi agar
siswa benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik dan mandiri.
4) Guru lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan
belakang pada saat kuis sehingga hal tersebut tidak memungkinkan
bagi siswa yang mencoba bertanya jawaban pada teman yang duduk
disebelahnya.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran dengan menggunkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) berdasarkan refleksi pada Siklus I
menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan, yaitu masih
terdapat siswa yang kurang aktif dan hasil atau prestasi belajarnya kurang
maksimal. Langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan menggunkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siklus II adalah
sebagai berikut:
67
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 08 Maret 2010 di ruang Guru SMA N 1 Boyolali. Guru bersama
peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis
dan refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni
setiap hari Rabu, masing-masing tanggal 10, 13, 17 Maret 2010 dengan
rancangan sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL), yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama ( Rabu, 10 Maret 2010)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru
tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
(4) Guru menekankan tentang materi apa yang akan dipelajari
yaitu tentang Jurnal Penutup, Neraca Saldo Setelah
Penutupan, dan Jurnal Pembalik.
(5) Guru menyajikan materi tentang Jurnal Penutup, Neraca Saldo
Setelah Penutupan, dan Jurnal Pembalik.
(6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami, kemudian guru
memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
(7) Siswa diberikan soal untuk diselesaikan.
68
(8) Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan dan
menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi saat
mengerjakan tugas tersebut.
(9) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah
disampaikan.
(10) Salam penutup.
b) Pertemuan Kedua ( Sabtu, 13 Maret 2010)
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada
pada diri siswa.
(4) Siswa dibuat menjadi 6 kelompok besar dalam setiap
kelompok siswa mengerjakan tugasnya masing-masing. Setiap
siswa dapat memberikan penjelasan kepada temannya yang
kurang mengerti dalam kelompok tersebut.
(5) Guru mengawasi berjalannya belajar kelompok dengan
berkeliling ke masing-masing kelompok.
(6) Guru meminta hasil pekerjaan siswa dan membahas soal yang
telah dikerjakan.
(7) Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
(8) Salam penutup
c) Pertemuan Ketiga ( Rabu, 17 Maret 2010 )
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menciptakan situasi yang kodusif agar siswa siap untuk
mengerjakan soal Kuis
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada
pada diri siswa.
69
(4) Guru membagikan soal untuk kuis berupa soal esai dan
meminta agar siswa dalam mengerjakan secara mandiri untuk
menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja
dalam kelompok.
(5) Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari
kuis dapat mencerminkan kemampuan mereka dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
soal dengan tertib dan tenang.
(6) Guru meminta lembar jawab siswa.
(7) Salam penutup
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi Jurnal Penutup, Neraca Saldo detelah penutupan dan jurnal
pembalik dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL).
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (kuis), sedangkan
instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan
seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 10,13, 17 Maret 2010 di
ruang kelas XI IPS 1. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai
dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II sedikit
berbeda dengan tindakan yang dilakukan pada siklus I, yaitu pada
pelaksanaan kegiatan diskusi, pada siklus 1 setiap kelompok memiliki
tugas yang berbeda-beda, namun pada diskusi kali ini siswa diberi soal
yang sama dan dikerjakan secara berdiskusi dengan kelompoknya masing-
masing, sehingga siswa memiliki hasil pekerjaannya masing-masing.
Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II juga berbeda
dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan II ini
70
adalah membuat Jurnal Penutup, Neraca saldo setelah Peutupan, dan
Jurnal Pembalik.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 10 Maret 2010)
a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
b) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
c) Guru membuka pelajaran dengan mengulas sedikit soal kuis
pada siklus I.
d) Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi jurnal penutup
dan pembalik. Penjelasan dimulai dari pengertian jurnal penutup
dan akun-akun apasaja yang harus ditutup, serta fungsi dari
jurnal penutup. Dalam memberikan penjelasan guru memberikan
contoh-contoh yang dikaitkan dengan kehidupan nyata.
e) Guru memberikan contoh di depan kelas tentang bagaimana cara
membuat jurnal penutup. Dan bagaimana cara memposting
jurnal penutup tersebut kedalam buku besar.
f) Setelah memberikan penjelasan tentang bagaimana memposting
kedalam buku besar, sehingga terlihat akun-akun yang bersaldo
nol dan akun yang mempunyai saldo, guru menjelaskan bahwa
akun-akun yang memiliki saldo tidak nol dibuat neraca saldo
setelah penutupan.
g) Siswa diberi kesempatan kepada untuk menanyakan tentang
materi yang belum dipahami, kemudian menunjuk siswa secara
acak untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang ditunjuk secara
acak untuk menjawab pertanyaan sudah mampu menjawab
dengan benar.
h) Penjelasan guru dilanjutkan dengan materi tentang jurnal
pembalik.
i) Guru memberikan latihan soal kepada siswa.
71
j) Siswa mengerjakan soal latihan.
k) Setelah waktu yang ditentukan guru membahas soal latihan yang
telah dikerjakan oleh siswa, dan memberikan kesimpulan
terhadap materi yang dipelajari hari ini.
l) Salam penutup
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 13 Maret 2010)
a) Sebelum guru memulai pelajaran, seperti biasanya guru
mengabsen siswa satu persatu.
b) Guru membuka pelajaran dengan mengulang kembali materi
yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa cukup antusias
memperhatikan guru, hal ini terbukti pada saat guru memberikan
pertanyaan, banyak siswa yang dapat menjawab dengan tepat
dan sebagian besar pertanyaan dijawab secara serempak.
c) Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan tentang materi
yang belum dipahami, kemudian menunjuk siswa secara acak
untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang ditunjuk secara acak
untuk menjawab pertanyaan sudah mampu menjawab dengan
benar. Bagi siswa yan dapatmenjawab pertanyaan dengan benar
diberikan sebuah penghargaan berupa bintang, hal ini dilakukan
sebagai motivasi kepada siswa yang kurang aktif untuk berani
berpendapat di kelas.
d) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok besar yang telah
ditetapkan sebelumnya, dan mengintruksikan siswa duduk secara
berkelompok.
e) Guru membagikan soal latihan yang harus dikerjakan secara
individual, tetapi siswa dapat mendiskusikan soal tersebut
dengan teman dalam kelompoknya.
72
f) Siswa diberikan kewenangan untuk menjelaskan jawaban soal
latihan kepada teman dalam kelompoknya yang belum paham.
Dengan
g) Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru
mempersilakan masing-masing siswa untuk mempresentasikan
jawabannya. Berbeda pada Sikus I, pada Siklus II ini siswa
secara sukarela berani mempresentasikan jawaban tanpa ditunjuk
guru. Bagi siswa yang berani maju kedepan guru memberikan
penghargaan berupa bintang.
h) Guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah
disampaikan sebelum menutup pelajaran.
i) Salam penutup
3) Pertemuan Ketiga (Rabu, 17 Maret 2010)
a) Guru mengucapkan salam pembuka dan mengabsen siswa.
b) Siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri
menjawab pertanyaan Quis berupa soal pilihan ganda dan esai
untuk materi yang telah didiskusikan dalam pertemuan
sebelumnya yaitu membuat jurnal penutup, Neraca saldo setelah
penutupan dan jurnal pembalik.
c) Guru membagikan lembar soal kepada siswa dan meminta siswa
untuk mengerjakannya secara tertib dan mandiri.
d) Siswa mengerjakan soal kuis sampai waktu yang telah
ditentukan berakhir, sedangkan guru mengawasi dengan tertib
jalannya kuis. Berbeda pada Siklus I dimana posisi guru lebih
banyak didepan kelas, pada evaluasi (Quis) Siklus II ini, guru
berkeliling kelas dan lebih memperhatikan siswa yang duduk
dibarisan belakang agar tidak ada siswa yang berani mencoba
bertanya jawaban pada temannya. Pelaksanaan evaluasi (Quis)
pada Siklus II ini berjalan lebih tertib bila dibanding pada Siklus
I. Hal ini terbukti dari suasana kelas yang tenang dan tidak ada
siswa yang berbuat curang selama kuis berlangsung.
73
e) Kegiatan evaluasi (Quis) berlangsung baik, setelah waktu yang
telah ditentukan untuk menjawab kuis berakhir guru meminta
siswa untuk mengumpulkan jawaban mereka.
f) Guru membahas soal yang telah dikerjakan dan memberikan
kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari.
g) Salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di
kelas XI IPS 1. Peneliti bertindak sebagai guru sehingga dapat secara
langsung mengamati kelas dan perkembangan siswa. Pada pertemuan
pertama yaitu hari Rabu, tanggal 10 Maret 2010, guru menyampaikan
materi jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, dan jurnal pembalik
dengan lebih didominasi metode ceramah secara jelas dan tanya jawab.
Ketika guru menjelaskan materi guru memberikan contoh-contoh yang
disesuaikan dengan konteks kehidupan nyata. Pertemuan kedua yaitu pada
hari Sabtu, tanggal 13 Maret 2010 digunakan guru untuk melanjutkan
penyampaikan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu membuat jurnal
penutup, neraca saldo setelah penutupan, dan jurnal pembalik dengan
membagi kelas menjadi 6 (enam) kelompok besar, setiap siswa
mengerjakan soal latihan yang diberikan guru dengan cara
mendiskusikannya dengan teman dalam kelompoknya. Bagi siswa yang
tidak mengerti atau kurang jelas dapat meminta bantuan teman dalam
kelompoknya untuk menjelaskannya. Guru mengawasi jalannya diskusi
dengan berkeliling kelas dan memperhatikan murid-murid dengan
seksama, guru mengontrol setiap kelompok. Sedangkan pertemuan yang
ketiga hari Sabtu, tanggal 17 Maret 2010 digunakan guru dan peneliti
untuk melakukan evaluasi (kuis) akhir dari siklus II.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi dagang, diperoleh informasi tentang prestasi dan
74
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil/ Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Aspek yang diukur Jumlah Siswa
Aktif Cukup aktif Kurang aktif
Keaktifan siswa selama
pembelajaran
29 siswa 9 siswa 3 siswa
Keaktifan siswa dalam mengikuti
diskusi kelompok
30 siswa 8siswa 3 siswa
Ketelitian dan ketepatan siswa
dalam menyelesaikan
persoalan/soal
33siswa 6 siswa 2 siswa
Berdasarkan nilai kuis siklus II, ketuntasan hasil belajar (standar
nilai minimal adalah 70) yang tercapai pada siklus I sebanyak 38 siswa
dengan presentase sebesar 95% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai
sebesar 81,20. Peningkatan prestasi siswa pada siklus II adalah 10% per
siswa berdasarkan hasil kuis pada siklus II dan nilai kuis siklus I.
Ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Ketuntasan hasil belajar
Kriteria Jumlah siswa Persentase
Tuntas 38 siswa 93%
Tidak Tuntas 3siswa 7%
Jumlah 41 siswa 100%
Hasil capaian prestasi dan keaktifan siswa untuk pelajaran
akuntansi dagang tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
75
Gambar 5. Profil Capaian Prestasi dan Keaktifan Siswa Siklus II
Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 6. Profil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Guru lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk
lebih memperhatikan penjelasan guru saat kegiatan belajar mengajar
sedang berlangsung.
2) Guru lebih dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran, contohnya mengungkapkan pendapatnya di depan kelas.
0
5
10
15
20
25
30
35
Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
Keaktifan siswa selama apersepsi
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan persoalan/soal
0
10
20
30
40
Jumlah Siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
76
3) Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, hal
ini dapat dilihat dari antusias siwa saat guru memberikan contoh di
depan kelas, dan banyak siswa yang tidak lagi malu untuk bertanya
kepada guru terhadap hal-hal yang belum mereka mengerti.
4) Pada kegiatan diskusi siswa lebih antusian dan sebagian besar siswa
bersedia mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tanpa ditunjuk
guru.
5) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung dan
tidak hanya berada didepan kelas tetapi berkeliling untuk mengawasi
dengan ketat jalannya kuis. Hal tersebut dilakukan agar siswa terutama
siswa yang duduk dibarisan belakang tidak mempunyai kesempatan
untuk berbuat curang.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, peneliti dan guru
melakukan refleksi tindakan sebagai berikut:
1) Guru lebih inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
contohnya penggunaan media, atau sarana yang ada disekitar
lingkungan sekolah atau masyarakat agar siswa dapat belajar secara
langsung.
2) Guru harus dapat melakukan pendekatan kepada siswa, tidak hanya
pada siswa yang menonjol tetapi seluruh siswa, agar guru dapat
mengetahui perkembangan masing-masing siswa.
3) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi/ hasil belajar akuntansi melalui
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat
dari tabel berikut ini:
Tabel 8. Hasil Penelitian Siklus I dan II
77
Aspek yang diukur
Jumlah Siswa
Aktif Cukup aktif Kurang Aktif
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
I
Siklus
II
Keaktifan siswa selama
pembelajaran
20 29 13 9 8 3
Keaktifan siswa dalam
mengikuti diskusi
kelompok
17 30 14 8 10 3
Ketelitian dan ketepatan
siswa dalam
menyelesaikan
persoalan/soal
26 33 8 6 7 2
Berdasarkan kuis pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria
Ketuntasan Minimal adalah 70) yang tercapai pada siklus I sebanyak 32 siswa
dengan presentase sebesar 78% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar
74.04. Sedangkan untuk siklus II, ketuntasan hasil belajar yang tercapai sebanyak
38 siswa dengan presentase sebesar 95% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai
sebesar 81.20. Sedangkan peningkatan hasil evaluasi setiap siswa adalah 10%
setiap siklus (Lihat Lampiran Hal. 194). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 9. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
Ketuntasan Hasil Belajar
Kriteria Jumlah Siswa Persentase
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
Tuntas 32 siswa 39 siswa 78% 95%
Tidak Tuntas 9 siswa 2 siswa 22% 5%
78
Peningkatan prestasi belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
Gambar 7. Hasil Penelitian Siklus I dan II
Ketuntasan hasil belajar siswa juga bisa dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 8. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
0
5
10
15
20
25
30
35
Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
Keaktifan siswa selama pembelajaran Siklus I
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok Siklus I
Ketepatan dan ketelitian siswa dalam menyelesaikan soal siklus I
Keaktifan siswa dalam pembelajaran Siklus II
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok Siklus II
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal Siklus II
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I
Ketuntasan hasil belajar siswa Siklus II
Tuntas
Tidak tuntas
79
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran
akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran akuntansi, siswa lebih termotivasi untuk belajar mata pelajaran
akuntansi, dan siswa dapat lebih paham terhadap materi yang sedang dipelajari,
serta siswa juga lebih antusias untuk menyelesaikan latihan soal melalui diskusi
kelompok. Selain itu, hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi
tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi/ keadaan yang ada di kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
dengan cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan
siswa. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar akuntansi
pada siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali masih belum maksimal. Oleh
karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi
untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu
guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan dalam siklus I tindakan kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara
peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi, maka materi pada pelaksanaan
tindakan siklus I ini adalah Laporan Keuangan Perusahaan Jasa, dalam
menyampaikan materi guru memberikan contoh-contoh sesuai dengan konteks
kehidupan yang nyata, agar siswa dapat lebih memahami materi dan memperoleh
gamabaran yang senyatanya. Setelah penjelasan dari guru siswa diberi latihan
soal untuk didiskusikan dengan kelompoknya dan diminta untuk dapat
mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam pengerjaan soal, guru membagi
80
siswa dalam 6 kelompok besar setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Hal ini
dilakukan agar siswa dapat belajar bekerjasama dengan siswa yang lain. Selain itu
siswa juga diberi kan soal latihan secara mandiri, hal ini dilakukan agar siswa siap
dalam menghadapi kuis dan lebih terampil dalam menyelesaikan soal yang
bervariatif. Dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif
dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa
pada saat apersepsi dan dominasi beberapa siswa dalam mengemukakan
pendapatnya selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, kesempatan
tanya jawab yang diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu, peneliti mencari
solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan
dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah membuat Jurnal Penutup,
Neraca saldo setelah penutupan, dan jurnal pembalik. Dalam siklus ke II ini, guru
siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok tidak lagi hanya mengerjakan
1 soal saja, tetapi setiap siswa wajib menyelesaikan soal latihan yang telah
diberikan guru, dalam menyelesaikan soal siswa dapat berdiskusi dengan teman
dalam kelompoknya. Pada saat peneliti menyebarkan angket kepada siswa, siswa
merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL), selain siswa menjadi aktif dalam pembelajaran,
siswa juga merasa lebih bisa memahami materi. Selain itu, siswa juga diajarkan
untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan latihan soal. Dengan cara
ini, siswa menjadi lebih aktif karena selain dapat bertanya langsung kepada guru,
siswa juga dapat bertanya dengan teman mereka dalam kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah
menunjukkan peningkatan. Dari segi keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran menunjukkan peningkatan dari 64% atau 20 siswa pada siklus I
menjadi 81% atau 29siswa pada siklus II. Selama proses diskusi berlangsung
siswa yang menunjukkan keaktifan mereka sebanyak 27 siswa atau 57% pada
siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 30 siswa atau 83%. Dalam ketepatan
81
dan ketelitian menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 26 siswa atau 77%,
sedangkan pada siklus II terdapat 33 siswa atau 88%. Begitupula pada ketuntasan
hasil belajar siswa peningkatan ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah
mencapai batas ketuntasan minimal yaitu sebesar 78 % atau sebanyak 32 siswa
pada siklus I dan 95 % atau sebanyak 39 siswa pada siklus II, sedangkan
peningkatan hasil evaluasi siswa 10% per siswa, hal ini dibandingkan antara nilai
dasar dengan hasil evaluasi siklus I dan hasil evaluasi siklus II. Siswa yang
sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias
dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak bisa
bekerjasama dalam kelompok, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama dengan
siswa lain dengan baik. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan
pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar
akuntansi. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi
sudah dapat teratasi dengan cara penerapan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang secara langsung dapat
meningkatkan pemahaman siswa, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari kegiatan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II terdapat kelebihan
maupun kekurangan yang masih harus di perbaiki dari masing-masing siklus,
selain itu juga terdapat perbedaan kegiatan yang dilaksanakan. Pada siklus I waktu
yang diberikan lebih panjang dari pada waktu yang diberikan pada siklus II,
sehingga pada siklus I siswa mempunyai waktu untuk latihan secara individu guna
menghadapi kuis yang akan datang. Kegiatan diskusi yang dilakukan pada siklus I
dan II berbeda, pada siklus I setiap kelompok mengerjakan soalnya masing-
masing dan hanya terdapat satu laporan atau satu pekerjaan saja. Pada siklus II
setiap siswa dalam kelompok tersebut mengerjakan soal yang sama sehingga
siswa benar-benar mengerjakan latihan soal dan memiliki laporannya, hal ini
dilakukan untuk memperbaiki kegiatan diskusi yang dilakukan pada siklus I.
Yaitu sebagian dari siswa tidak ikut mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh
Guru, melainkan melakukan aktivitas lainnya. Selain itu pada siklus II Guru juga
telah memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan bintang kepada
82
siswa yang aktif sebagai tanda bahwa siswa tersebut memperoleh nilai plus.
Bintang tersebut akan ditempel pada kertas hasil Quis siswa dan akan memperoleh
nilai tambahan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan
wujud tindakan perbaikan dari kegiatan yang dilakukan pada siklus I, agar prestasi
belajar siswa meningkat dan siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran akuntansi.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga prestasi/ hasil
pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat
meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
efektif, menarik, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi
dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi.
2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi
karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan
oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik kepada gur
secara langsung maupun kepada teman satu kelompoknya.
3) Siswa telah menyadari tanggung jawabnya, hal ini dapat di lihat dari siswa
telah mengerjakan latihan soal maupun kuis secara mandiri.
4) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk
mnyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam mengikuti
diskusi kelompok maupun diskusi pada saat presentasi.
5) Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah
paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya sudah
melihat secara langsung guru menjelaskan dan memberikan contoh secara
langsung mengenai materi yang sedang dipelajaari.
83
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan :
1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa
kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali. Indikator peningkatan prestasi belajar
siswa antara lain :
a. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
akuntansi, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menunjukkan
peningkatan dari 63 % (pada siklus I) menjadi 81 % (pada siklus II). Siswa
sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas mempresentasikan
tugas yang diberikan guru (siswa menjadi lebih aktif).
b. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini bisa
dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian hasil
belajar siswa yaitu setiap siswa mengalami peningkatan nilai evaluasi 10%
dalam tiap siklusnya, dan nilai rata-rata kelas meningkat dari 74.04
menjadi 81.20. Ketuntasan belajar siswa juga meningkat yaitu dari 78%
menjadi 95%, sedangkan aspek dalam ketelitian dan ketepatan
menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 26 siswa, pada siklus II terdapat
33 siswa.
c. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok
untuk menyelesaikan suatu tugas kelompok, selain itu manfaat lain yang
diperoleh adalah siswa dapat dapat memahami materi yang sedang
dipelajari melalui penjelasan dari teman dalam kelompoknya masing-
masing. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang
menunjukkan keaktifan mereka dalam kelompok sebanyak 17 siswa pada
siklus I sedangkan pada siklus II sebanyak 30 siswa.
83
84
2. Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam meningkatkan prestasi belajar
akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali antara lain sebagai berikut :
a. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang mendukung proses
pembelajaran. Fasilitas pembelajaran yang minim menyebabkan
kelancaran proses pembelajaran menjadi terganggu.
b. Pemahaman siswa yang masih kurang terhadap materi yang disampaikan
oleh guru, hal tersebut menyebabkan siswa tidak dapat mengerjakan soal
latihan yang bervariatif.
c. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa
lain masih belum maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa
untuk bekerjasama dengan kelompok yang menjadi agak sulit, khususnya
dengan anggota kelompok yang bukan dari siswa yang sudah dikenal
akrab sebelumnya.
d. Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang
siswa untuk ikut aktif atau dalam memberikan motivasi kepada siswa
dalam proses pembelajaran masih belum optimal. Selama proses
pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya didominasi oleh
beberapa siswa tertentu.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik
implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memusatkan
pada proses dan hasil, selain itu pembelajaran kontekstual merupakan
pembelajaran aktif, artinya pembelajaran yang berpusat pada keaktifan peserta
didik. Dalam pembelajaran kontekstual siswa diarahkan untuk mengkaitkan antara
materi yang sedang dipelajari dengan konteks kehidupan nyata, dengan demikian
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Penerapan
Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning perlu
dilaksanakan dalam proses pembelajaran akuntansi sebab CTL menawarkan jalan
85
menuju keunggulan akademis yang dapat diikuti oleh semua siswa, hal tersebut
dikarenakan CTL sesuai dengan cara kerja otak dan prinsip-prinsip yang
menyokong kehidupan.(Elaine B. Johnson, 2007:52)
2. Implikasi Praktis
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Contextual Theacing and Learning (CTL) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari proses (keaktifan)
selama mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa
menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan diskusi karena lebih
memahami materi yang diberikan oleh guru (95%, siswa sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal, dan setiap siswa mengalami peningkatan hasil belajar 10%
dalam setiap siklusnya), sedangkan tingkat ketelitian siswa dalam mengerjakan
suatu soal menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Dengan demikian guru harus
menerapkan pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam kegiatan
pembelajarannya.
Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai siklus II dapat dideskripsikan
bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran akuntansi berlangsung. Kelemahan tersebut antara lain kemampuan
siswa untuk bekerjasama dalam diskusi dan berkomunikasi baik dalam kelompok
maupun dengan guru masih belum maksimal. Belum maksimalnya kemampuan
guru untuk mengelola kelas dikarenakan kondisi kelas yang tidak mendukung,
media pembelajaran yang kurang lengkap, serta pengembangan model dan metode
pembelajaran yang masih sangat minim. Dari pelaksanaan tindakan yang
kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan
terdapatnya peningkatan prestasi belajar akuntansi.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah :
86
a. Mengusahakan media pembelajaran yang mendukung kegiatan
pembelajaran, misalnya penyediaan internet di sekolah, dan lab komputer
yang dapat digunakan secara umum oleh siswa.
2. Bagi Guru:
Bagi Guru yang akan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, hendaknya:
a. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran hendaknya guru
menyiapkan materi yang akan disampaikan dan memilih media
pembelajaran yang akan digunakan.
b. Sebaiknya Guru dapat memberikan motivasi kepada siswa sebelum
pembelajaran dimulai, agar siswa lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
c. Guru menentukan aspek apa saja yang akan di nilai dalam kegiatan
pembelajaran, sebab dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan
kontekstual tidak hanya melalui hasil evaluasi akhir saja namun juga
melalui sikap yang ditunjukkan oleh siswa.
d. Dalam penyampaian materi guru hendaknya disertai dengan contoh-contoh
yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, agar siswa lebih tertarik
dan dapat menghubungkan antara materi dengan kehidupan yang
senyatanya. Dengan demikian siswa dapat mengambil sikap selanjutnya
setelah mendapatkan penjelasan dari Guru.
e. Dalam memberikan contoh, sebaiknya Guru memberikan contoh-contoh
latihan soal yang bervariatif, agar siswa memahami materi yang dipelajari
dan lebih terampil.
f. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
3. Bagi Siswa :
a. Dalam kegiatan pembelajaran siswa hendaknya memperhatikan penjelasan
guru dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya di kelas.
87
b. Saat kegiatan diskusi siswa tidak melakukan aktivitas lain yang dapat
menganggu jalannya diskusi dan siswa dapat bekerja sama dengan
temannya serta aktif dalam kegiatan diskusi.
88
DAFTAR PUSTAKA
Agus Supriyono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Abu Achmadi, Cholid Narbuko. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Bumi aksara.
Bandono. 2008.menyusun model pembelajaran contextual teaching
learning.www.bandono.web.id/2008/03/07/menyusunmodel-
pembelajaran-contextual-teaching-and-learning-ctl.php.
Diakses pada hari Minggu, 3 Januari 2010 pkl. 16.15 WIB
Eni Titi Kusuma. 2008.Mengapa menggunakan Contextual Teaching and
Learning.www.enititikusuma.blogspot.com/2008/12/mengap
a-menggunakan -contextual-teaching.html. diakses pada hari
Senin 22 Februari 2010 pkl. 17.00 WIB
Elaine B. Johson, Chaedar Alwasilah. 2007. Contextual Teaching
Learning. Bandung: MLC.
Eti Rachaety, Pantjorini, Prima Gusti Yanti. 2006. Sistem Informasi
Manejemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
H.J.Gino. 1999. Belajar dan Pembelajaran 1. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Isjani. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogtakarta: Pustaka Belajar.
Krisna. 2009. Pengertian dan cici-ciri pembelajaran.www.
krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-
pembelajaran/. Diakses pada hari minggu, 3 Januari pkl.
16.00 WIB
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar.Bandung: Remaja
Rosdakarya.
88
89
Nana Syaodih S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakary.
Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Soedomo. 2003. Pendidikan (suatu pengantar). Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Suharno, Sukardi, Codijah, Suwalni. 2000. Belajadan Pembelajaran II.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suwarna, dkk. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003. Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Semarang:Aneka Ilmu.
Udin Saefudin Su‟ud. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Widodo. 2002. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut.
W. S. Winkel. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.
Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zainal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
90
91
92
CATATAN LAPANGAN 1
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Januari 2010
Waktu : Jam 12.00-13.30 WIB
Data Kelas : Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
Model Pembelajaran : Ceramah
Tema Pembelajaran : Kertas Kerja Perusahaan Jasa
Jumlah Siswa : 38 siswa
Jenis : Observasi mendalam (survei awal)
Deskripsi :
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengabsen satu persatu
siswa. Kegiatan rutin ini dilakukan untuk menegakkan disiplin pada diri siswa.
Guru menjelaskan tentang maksud kedatangan peneliti dan mempersilakan
peneliti untuk duduk dibelakang mengawasi proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Guru membuka pelajaran dengan memperkenalkan materi baru
yaitu, Kertas Kerja Perusahaan Jasa. Di saat guru menjelaskan, apabila ada siswa
yang tidak memperhatikan, maka guru akan menegur siswa tersebut dengan
melontarkan pertanyaan seputar materi yang sedang dijelaskan. Jika siswa tidak
dapat menjawab, maka pertanyaan itu akan dijawab oleh siswa yang lain dengan
catatan siswa yang belum bisa menjawab tersebut akan selalu dipantau secara
diam-diam oleh guru. Hal ini dilakukan guru agar siswa lebih memperhatikan apa
yang disampaikan guru.
Di akhir pertemuan, guru langsung memberikan latihan soal yang masih
berhubungan dengan materi yang baru saja disampaikan, dan buku tugas siswa
akan dikumpulkan kemudian.
Refleksi :
Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa
kekurangan di dalamnya yang harus diperbaiki. Misalnya dalam kegiatan awal
93
pembelajaran guru terlalu lama menunggu siswa untuk memulai pelajaran,
sehingga banyak siswa yang kemudian meminta ijin ke belakang, hal ini
memperlambat kegiatan pembelajaran. Guru kurang memberikan motivasi kepada
siswa, yang diperhatikan hanya siswa yang pandai dan mengikuti pembinaan.
Ketika guru menjelaskan materi banyak siswa yang tidak berkonsentrasi, mereka
memperhatikan guru bukan karena ingin tahu tentang materi yang disampaiakan
oleh guru tetapi karena takut ditunjuk dan diberikan pertanyaan. Guru harus
memberikan contoh-contoh menyelesaikan soal latihan dengan jelas, sebab selama
ini masih banyak siswa yang kurang paham terhadap soal-soal yang dikerjakan.
Selain itu, menurut pendapat siswa dan tidak memberikan kesemapatan kepada
siswa untuk bertanya, setelah materi disampaiakan. Sehingga siswa yang kurang
paham dengan apa yang disampaikan tidak mengutarakannya kepada guru.
Sedangkan dari segi hasil pekerjaan siswa saat diperiksa guru, masih
banyak siswa yang belum mengerjakan seluruh pertanyaan dan mengerjakan
pekerjaan rumah di kelas ketika pelajaran akan di mulai dengan alasan kurang
paham materi yang disampaikan dan banyak tugas. Hal ini menjadi penghambat
kegiatan pembelajaran, sebab guru harus menunggu siswa untuk menyelesaiakan
tugasnya. Walaupun ada yang mengerjakan penuh, pekerjaan itu bukan hasil dari
mengerjakan sendiri tetapi hasil dari mencontek jawaban dari temannya.
94
95
CATATAN LAPANGAN 2
A. Pertemuan Pertama
Hari / Tanggal : Rabu, 17 Februari 2010.
Waktu : Jam 08.30-10.00
Kelas : XI IPS I SMA N 1 Boyolali
Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and
Learning denganCeramah bervariasi
Jumlah Siswa : 41 siswa
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi :
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. Guru mengulangi materi
sebelumnya yaitu tentang kertas kerja dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa secara acak. Pada saat itu yang berhasil menjawab adalah Bayu Bintoro,
Savitri Vidya, Kurnia Sari, Lilis Nur Aysah dan Andi Purnomo. Kegiatan ini
dilakukan guru untuk mengkaitkan antara materi sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari. Selain itu untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa
(mengetahui pengetahuan dasar siswa untuk melanjutkan materi berikutnya).
Kegiatan dilanjutkan untuk menjelaskan materi tentang Laporan
KeuanganPerusahaan Jasa secara jelas. Pada kesempatan kali ini laporan
keuangan yang di bahas adalah tentang laporan laba rugi, laporan perubahan
modal, dan neraca. Dalam memberikan penjelasan guru memberikan contoh
dengan mengkaitkan antara materi dengan konteks kehidupan yang senyatanya,
dalam kesempatan ini guru memberikan penjelasan tentang pentingnya membuat
laporan keuangan perusahaan, dalam memberikan keterangan tentang akun-akun
yang terlibat dalam laporan keuangan guru juga mengkaitkannya dengan
kehidupan yang senyatanya. Disela-sela penyampaian materi guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang dilakukan secara acak. Pada
96
kesempatan ini yang berhasil menjawab adalah Bella Ariesta, Ifnu syarifudin, Eko
Pranana dan Rasyid Ghoniyyu.
Setelah menyampaikan materi guru memberikan contoh bagaimana cara
membuat laporan keuangan laba rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.
Sebelum membuat laporan keuangan perusahaan jasa guru menekankan kepada
siswa agar mencermati terlebih dahulu kertas kerja yang telah tersedia.Guru
memberikan contoh dengan mengerjakan di depan kelas yang diikuti oleh seluruh
siswa. Sebagian dari siswa yang belum mengerti terhadap contoh soal yang
dikerjakan oleh guru di depan kelas mengajukan beberapa pertanyaan kepada
guru. Salah satunya adalah Lilis Rahayu dan Wimpie Adi Guna, mereka
menanyakan tentang modal yang terdapat dalam neraca. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami
sebelum mengerjakan latihan soal.
Berdasarkan intruksi dari guru siswa membuat laporan keuangan
berdasarkan kertas kerja yang telah guru siapkan. Setelah waktu yang telah
ditentukan guru membahas latihan soal yang telah dikerjakan oleh siswa, dalam
pembahasan siswa diminta untuk memperhatikan pekerjaan mereka masing-
masing dan memperbaiki apabila ada yang salah.
Di akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan kesimpulan terhadap
materi yang telah dipelajari, dan mengingatkan kepada siswa untuk belajar di
rumah serta mencari contoh bentuk- bentuk laporan keauangan. Salam penutup
Refleksi:
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mengenai proses
pembelajaran akuntansi sudah berjalan dengan baik meskipun terdapat
beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut berasal dari pihak
siswa maupun dari guru sendiri. Dari pihak guru, kekurangan tersebut adalah
kurang perhatiannya guru dalam mengelola waktu saat penjelasan materi. Guru
terlalu cepat dalam menjelaskan dengan alasan untuk mengejar waktu. Ketika
siswa sedang mengerjakan latihan soal guru hanya duduk di depan kelas sambil
mengawasi siswa, sehingga banyak siswa yang kurang bertanggung jawab
97
dalam mengerjakan tugasnya. Guru juga lebih memperhatikan siswa yang
sering aktif bertanya dan kurang memperhatikan siswa yang cenderung pasif.
Jika dilihat dari pihak siswa, kekurangannya terletak pada kurang
perhatiannya siswa saat penjelasan materi oleh guru. Sebagian siswa masih
sering melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan
pelajaran seperti bicara sendiri dengan teman sebangkunya, bermain alat tulis
dan bahkan ada yang bermain handphone tanpa sepengetahuan guru. Siswa
baru memperhatikan penjelasan guru ketika guru menegurnya. Hal itu
berdampak pada siswa sendiri, yaitu ketika ditanya guru untuk menjawab
pertanyaan seputar materi hanya sebagian kecil yang bisa menjawab.
B. Pertemuan kedua
Hari / Tanggal : Rabu, 24 Februari 2010
Waktu : Jam 08.30-10.00 WIB
Data Kelas : XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning
dengan Diskusi Kelompok
Jumlah Siswa : 41 siswa
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi:
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. Guru memberikan
pengantar materi yang akan dipelajari. Setelah itu Guru memberikan intruksi
kepada siswa untuk duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah dibentuk.
Kelas dibagi menjadi 6 kelompok besar. Guru memberikan penjelasan tentang
model pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu diskusi kelompok. Masing-
masing kelompok akan memperoleh kertas kerja yang sama, tetapi dengan soal
yang berbeda. Kelompok I mengerjakan Laporan Laba Rugi Singel step,
Kelompok II membuat Laporan Laba rugi model Multyple Step, kelompok III
membuat Laporan Laba rugi model scontro, Kelompok IV Membuat Laporan
98
Perubahan Modal, Kelompok V membuat Neraca model skontro, dan
kelompok VI membuat Neraca model stafel.
Dalam kegiatan diskusi Guru dan peneliti mengawasi jalannya diskusi
dengan berkeliling kelas dan mengontrol jalannya diskusi, serta memberikan
penjelasan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Siswa dengan
kelompok masing-masing mengerjakan soal latihan yang telah diberikan oleh
guru. Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru
mempersilakan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
jawaban kelompoknya. Salah satu perwakilan dari kelompok I yaitu Andi
Purnomo dengan sukarela mempresentasikan jawabannya, kemudian diikuti
dengan kelompok-kelompok lain.
Setelah kegiatan diskusi selesai Bersama guru siswa membuat
kesimpulan tentang perbedaan dan persamaan masing-masing model laporan
keuangan. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.
Refleksi:
Pengamatan dilakukan peneliti dengan guru akuntansi yang berlangsung
pada pertemuan pertama dan kedua, menunjukkan bahwa proses belajar
mengajar sudah berjalan dengan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari sudah
banyak siswa yang disiplin masuk kelas. Tetapi masih terdapat kekurangan-
kekurangan. Kekurangan-kekurangan tersebut berasal dari pihak siswa maupun
dari guru sendiri.
Dilihat dari pihak guru, kekurangannya terletak pada pemberian motivasi
yang kurang pada siswa yang cenderung pasif dan lebih memberi perhatian
pada siswa yang bertanya. Hal tersebut menyebabkan siswa yang kurang aktif
menjadi semakin tidak berminat pada saat diskusi berlangsung, sehingga
banyak siswa yang kurang menggunakan waktu diskusi dengan baik.
Dari pihak siswa, kekurangan terletak pada belum aktifnya siswa pada
saat proses belajar mengajar berlangsung dikelas. Masih terdapat siswa yang
kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi pelajaran. Hal tersebut
dibuktikan pada saat apersepsi, guru melontarkan pertanyaan kepada 5 siswa
99
dan hanya 2 siswa yang menjawab dengan benar. Selain itu, hanya sebagian
kecil siswa yang aktif bertanya materi yang belum dipahami kepada guru.
Mereka cenderung lebih suka bertanya mengenai kesulitan pelajaran kepada
temannya daripada bertanya secara langsung kepada guru. Pada saat kegiatan
diskusi kelompok sedang berlangsung, masih terdapat siswa yang malas
berdiskusi tentang soal yang diberikan guru. Mereka cenderung mengandalkan
temannya yang lebih pintar dalam megerjakan tugas. Selain itu, masih ada
beberapa siswa yang melakukan aktifitas lain seperti berbicara dengan
temannya diluar materi pelajaran, memainkan alat tulis, dan bermain
handphone. Pada saat presentasi, hanya satu wakil dari kelompok yang suka
rela mau mempresentasikan jawabannya tanpa ditunjuk guru. Mereka
cenderung enggan melakukan presentasi dengan alasan takut salah dan harus
menunggu perintah dari guru dulu.
C. Pertemuan ketiga
Hari / Tanggal : Rabu, 03 Maret 2010.
Waktu : Jam 08.30-10.00 WIB
Data Kelas : Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning
dengan Latihan Individu
Jumlah Siswa : 41 siswa
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi:
Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan
salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa. Guru memberikan
penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan dengan memberikan intruksi
untuk mengerjakan soal latihan pada buku latihan. Guru membagikan soal
latihan mandiri kepada siswa, dan mengaharapkan siswa untuk mengerjakan
soal latihan secara mandiri. Latihan soal yang dilaksanakan pada hari ini
diharapkan agar siswa lebih siap menghadapi kuis yang akan datang dan
100
meningkatkan ketrampilan dan sportifitas sisawa dalam mengerjakan soal,
sehingga tidak bergantung pada teman yang lain.
Ketika siswa sedang mengerjakan soal latihan mandiri Guru dan
peneliti berkeliling kelas mengawasi dan memerikasa pekerjaan siswa, serta
memberikan pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Setelah
waktu yang ditentukan siswa bersama guru membahas soal latihan yang telah
dikerjakan. Diakhir kegiatan pembelajaran guru memberikan kesimpulan
terhadap materi yang dipelajari.
Refleksi:
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada hari ini sudah cukup baik,
telah ada perubahan dari sikap siswa ketika mengikuti pelajaran akuntansi.
Siswa lebih antusias dan memperhatikan Guru ketika menyampaikan materi
ataupun penjelasan di kelas. Dari pengamatan yang dilakukan masih ada
kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki. Kekurangan tersebut berasal
dari Guru maupun siswa.
Kekurangan-kekurangan tersebut, diantaranya Guru kurang
memperhatikan siswa ketika mengerjakan latihan soal, hanya sesekali
berkeliling kelas. sehingga banyak siswa yang kurang bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya, mereka hanya mencontoh pekerjaan teman bahkan ada
yang melakukan aktivitas lain ketika latihan soal berlangsung. Guru hanya
memperhatikan pada siswa yang aktif bertanya saat mengerjakan latihan
individu, siswa yang kurang aktif dan takut bertanya pada guru luput dari
perhatian guru. Akibatnya banyak pekerjaan siswa yang tidak selesai pada hari
itu juga.
D. Pertemuan keempat
Hari / Tanggal : Rabu, 06Maret 2010.
Waktu : Jam 08.30-10.00 WIB
Data Kelas : Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning
Jumlah Siswa : 41 siswa
101
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi:
Guru mengucapkan salam sebelum memulai kegiatan pembelajaran dan
mengabsen siswa. Sebelum kegiatan evaluasi dimulai, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempersiapkan diri menjawab kuis atas materi
yang telah didiskusikan dengan kelompoknya pada pertemuan sebelumnya.
Siswa diperbolehkan bertanya materi yang belum dimengerti kepada guru.
Setelah waktu yang diberikan untuk belajar dan bertanya habis, guru bersama
peneliti membagikan lembar soal untuk kuis berupa soal esai untuk materi
laporan keuangan perusahaan jasa. Selama kuis berlangsung, guru bersama
peneliti mengawasi dengan baik jalannya kuis.
Selama kuis berlangsung, siswa cukup tenang dalam mengerjakan soal
evaluasi, meskipun ada yang masih bertanya teman sebelahnya, namun hal
tersebut masih dalam batas kewajaran. Guru mengawasi dengan ketat, sehingga
siswa cenderung takut dengan guru dan mengerjakan secara mandiri sesuai
kemampuannya. Setelah waktu yang diberikan untuk kuis berakhir, lembar
jawab siswa segera dikumpulkan.
Refleksi:
Pengamatan yang telah dilakukan oleh dengan guru akuntansi kelas XI
IPS 1 saat kuis berlangsung, menunjukkan bahwa proses evaluasi berjalan
cukup lancar. Materi yang diajarkan tentang laporan keuangan perusahaan jasa
sudah berjalan baik meskipun terdapat beberapa kekurangan-kekurangan baik
itu dari guru maupun dari siswa sendiri.
Kekurangan guru terletak pada kurangnya pengawasan pada siswa yang
duduk dibarisan belakang pada saat kuis sedang berlangsung. Pengawasan guru
lebih tertuju pada siswa yang duduk dibarisan depan sehingga memberikan
kesempatan bagi siswa yang duduk dibarisan belakang untuk tidak sportif
dalam mengerjakan soal. Sebagian siswa yang duduk dibelakang ada yang
bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa sepengetahuan guru.
Sedangkan dari pihak siswa, kekurangannya terletak pada tidak disiplinnya
102
siswa dalam mengerjakan soal kuis dan masih adanya siswa yang menyontek
dan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi teman sebelahnya
misalnya meminjam kalkulator dan alat tulis pada temannya. Hal tersebut
disebabkan kurangnya persiapan siswa sebelum evaluasi. Selain itu, mayoritas
siswa tidak menggunakan kesempatan bertanya materi yang belum dipahami
kepada guru saat diberi kesempatan untuk bertanya.
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMA N 1 Boyolali
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XI (sebelas) / 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi
perusahaan jasa
Kompetensi Dasar : 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan
jasa
Indikator : 1. Menyusun laporan laba-rugi berdasarkan
saldo akun dalam kertas kerja
2. Menyusun laporan perubahan modal
berdasarkan saldo akun dalam kertas kerja.
3. Menyusun neraca berdasarkan saldo akun
dalam kertas kerja.
Alokasi Waktu : 8 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
a) Siswa dapat menyusun laporan laba-rugi berdasarkan saldo akun dalam
kertas kerja.
b) Siswa dapat menyusun laporan perubahan modal berdasarkan saldo akun
dalam kertas kerja.
c) Siswa dapat menyusun neraca berdasarkan saldo akun dalam kertas kerja.
B. Materi Pokok
Laporan keuangan perusahaan jasa
C. Uraian Materi
104
Pembuatan laporan keuangan yaitu
a) Laporan laba rugi
b) Laporan perubahan modal
c) Neraca
D. Metode Pembelajaran
Implementasi (pelaksanaan) pendekatan CTL dalam penelitian ini dengan
menonjolkan beberapa karakteristik CTL yang menggabungkan model klasikal
dan diskusi kelompok (masyarakat Belajar). Model klasikal dengan menggunakan
metode tanya jawab yang menyajikan serangkaian pertanyaan kepada siswa yang
sifatnya menggali dan menuntun sehingga siswa dapat diarahkan untuk
membangun konsep (contructivism), inkuiri, dan penalaran. Selain itu juga
digunakan model diskusi kelompok (Masyarakat Belajar).
E. Skenario Pembelajaran
Skenario Pembelajaran ( Siklus I)
Pertemuan pertama (2x 45 menit)
Kegiatan awal (15 menit)
(12) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(13) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
Kegiatan inti (60 menit)
1. Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan
materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa
(tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
2. Guru menekankan tentang materi apa yang akan dipelajari yaitu tentang
laporan keuangan perusahaan jasa.
3. Guru menyajikan materi tentang laporan keuangan yang dibuat perusahaan
jasa berdasarkan kertas kerja. Dalam memberikan materi guru mengkaitkan
antara materi dengan konteks kehidupan yang nyata, misalnya dalam
105
memberikan penjelasan tentang pentingnya membuat laporan keuangan dalam
perusahaan.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
5. Siswa diberikan soal untuk diselesaikan.
Kegiatan akhir (15 menit)
1. Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan dan menanyakan
tentang kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan tugas tersebut.
2. Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
3. Salam penutup.
Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
2. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
Kegiatan inti (70menit)
1. Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa
untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
2. Siswa dibuat menjadi 6 kelompok besar, masing-masing kelompok membuat
tugasnya masing-masing berdasarkan intruksi guru.
3. Setiap kelompok diberi kertas kerja yang sama, namun masing-masing
kelompok diberi pertanyaan yang berbeda-beda.
4. Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyelesaikan tugasnya.
5. Guru mengawasi berjalannya diskusi dengan berkeliling ke masing-masing
kelompok.
6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing
dan Kelompok lain menanggapi.
7. Guru mengawasi berjalannya diskusi apabila ada kesalahan konsep yang
dipaparkan siswa guru mengarahkan.
106
Kegiatan akhir (10 menit)
1. Guru meminta hasil diskusi kelompok, dan guru mereviw jalannya diskusi
kelompok, serta memberikan kesimpulan terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan.
2. Salam penutup
Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
2. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
Kegiatan inti (60menit)
1. Guru memberikan soal latihan individu
2. Siswa mengerjakan soal latihan
3. Guru mengawasi dan mengamati kelas, dan memberikan pengarahan kepada
siswa yang mengalami kesulitan.
Kegiatan akhir (15menit)
1. Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah dibahas. Siswa
akan berpikir apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep yang
diharapkan oleh kompetensi dasar.
2. Salam penutup
Pertemuan Keempat (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
1. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
2. Guru menciptakan situasi yang kodusif agar siswa siap untuk mengerjakan
soal Quis
Kegiatan inti (75 menit)
1. Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa
untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
2. Guru membagikan soal untuk kuis berupa soal esai dan meminta agar siswa
dalam mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa
pelajari selama bekerja dalam kelompok.
107
3. Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari kuis dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Kegiatan akhir (15 menit)
1. Guru meminta lembar jawab siswa.
2. Salam penutup
F. Penilaian
Hasil kerja kelompok
Hasil Ulangan
Lembar pengamatan
G. Sumber dan Alat
Buku teks dan spidol
Boyolali, 15 Februari 2010
Guru Pamong Praktikan/ mahasiswa
Drs. H. Soeparno Ardhiani Purwandari
NIP. 19560615 198003 1 023 NIM. K7406003
Mengetahui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M. Stats Drs. Wahyu Adi, M. Pd
NIP. 19590201 198503 2 002 NIP. 19630520 198903 1 005
108
Laporan laba rugi
A. Pengertian Laporan Laba Rugi
Laporan laba/rugi (Inggris: Income Statement atau Profit and Loss
Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba
(atau rugi) bersih. laporan laba/rugi berguna untuk :
Menetapkan besarnya pajak penghasilan
Menilai keberhasilan perusahaan dengan memperhitungkan tingkat
profitabilitas (keuntungan).
Menilai laba perusahaan dengan membandingkan dengan laba dalam
laporan tahun yang lalu.
Menilai efisiensi perusahaan dengan melihat besarnya biaya dan jenis
komposisinya.
Bentuk Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk Single Step atau Langsung
Single Step. Laporan Laba Rugi bentuk atau format single-step
disusun dengan mengelompokkan semua pendapatan atau penghasilan ke
dalam satu kelompok yang disebut penghasilan. Semua beban yang terjadi
dalam suatu periode dalam satu kelompok yang disebut biaya. Selisih
positif antara kelompok penghasilan dengan biaya disebut dengan istilah
Penghasilan Bersih atau Laba, sedangkan jika selisih tersebut negatif
disebut dengan Rugi. Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di
bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan
tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi
jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.
2. Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung
109
Multiple Step. Laporan Laba Rugi bentuk atau format multiple-
step, Penghasilan Bersih (laba) disusun secara bertahap, semua
penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan urutan aktivitas yaitu
kegiatan usaha, diluar usaha dan luar biasa. Pada dasarnya isi laporan rugi-
laba sama, bedanya hanya terletak pada sistematis penulisan saja, dimana
single step pendapatan atau beban itu tidak dirinci sedangkan bentuk
multiple step dirinci dan dikelompokkan sesuai dengan
jenisnya.Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan
di luar usaha, demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha usaha
dan beban di luar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama,
pendapatan dan beban di luar usaha disajikan kemudian.
C. Langkah-langkah Penyusunan Laporan Laba-Rugi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun Laporan Laba-
Rugi:
1. Judul Laporan
* Menuliskan nama perusahaan, nama laporan, dan periode laporan di
tengah atas halaman
2. Isi Laporan
Bentuk single step:
* Menuliskan semua pendapatan
* Menuliskan semua beban
* Menghitung selisih pandapatan dan beban, jika pendapatan lebih besar
dari pada beban maka selisihnya disebut laba bersih dan jika sebaliknya
maka selisihnya disebut rugi bersih.
Bentuk multiple step:
* Menuliskan pendapatan usaha
*Menuliskan beban usaha
* Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha
lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan
jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.
110
* Menuliskan pendapatan usaha
* Menuliskan beban usaha
* Menghitung selisih pandapatan dan beban usaha, jika pendapatan usaha
lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan
jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.
* Menuliskan pendapatan di luar usaha
* Menuliskan beban di luar usaha
* Menghitung selisih pendapatan dan beban di luar usaha, jika pendapatan
di luar usaha lebih besar dari pada beban di luar usaha maka selisihnya
disebut laba di luar usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi
di luar usaha.
* Menghitung laba (rugi) usaha dengan laba (rugi) di luar usaha, hasilnya
disebut laba (rugi) bersih sebelum pajak.
* Laba bersih sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan yang
dikenakan dan hasilnya disebut laba bersih setelah pajak.
D. Contoh Laporan Laba-Rugi
Bentuk Single Step:
Bengkel Mobil "Hadian Putra"
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2009
Pendapatan Usaha
1. pendapatan Jasa servis Rp 10.000.000
2. Pendapatan Penjualan Suku Cadang Rp 4.200.000
3. Pendapatan Bunga Rp 500.000
Jumlah Pendapatan Rp 14.700.000
Beban Usaha
1. Beban Gaji Rp 1.500.000
2. Beban Penyusutan Peralatan Rp 200.000
3. Beban Asuransi Rp 500.000
4. Beban Perlengkapan Rp 400.000
5. Beban Bunga Rp 40.000
Jumlah Beban usaha Rp 2.640.000
Laba Bersih Rp 12.060.000
111
Bentuk Multiple Step:
Bengkel Mobil "Hardian Putra"
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2009
Pendapatan Usaha
1. Pendapatan Jasa Servis
Rp 10.000.000
Beban Usaha
1. Beban Gaji Rp 1.500.000
2. Beban Penyusutan Peralatan Rp 200.000
3. Beban asuransi Rp 500.000
4. Beban Perlengkapan Rp 400.000
Jumlah Beban Usaha
Rp 2.600.000
Laba Usaha
Rp 7.400.000
Pendapatan di Luar Usaha
1. Pendapatan penjualan Suku Cadang Rp 4.200.000
2. Pendapatan Bunga Rp 500.000
Jumlah pendapatan diluar usaha Rp 4.700.000
Beban diluar usaha
1. Beban Bunga Rp 40.000
Laba diluar usaha
Rp 4.660.000
Laba Bersih Rp 12.060.000
Bentuk scontro (sebelah menyebelah)
Bengkel Mobil "Hardian Putra"
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2009
Beban Jumlah Pendapatan Jumlah
1. Beban Gaji Rp 1.500.000 1. pendapatan Jasa servis Rp 10.000.000 2. Beban Penyusutan Peralatan Rp 200.000 2. Pendapatan Penjualan Suku Cadang Rp 4.200.000
3. Beban Asuransi Rp 500.000 3. Pendapatan Bunga Rp 500.000
4. Beban Perlengkapan Rp 400.000
5. Beban Bunga Rp 40.000
Jumlah Beban usaha Rp 2.640.000
laba Bersih Rp 12.060.000
Rp 14.700.000 Jumlah Pendapatan Rp 14.700.000
112
Kesimpulan dari laporan laba-rugi bentuk scontro (sebelah-menyebelah),
bahwa semua beban ada di sebelah kiri dan semua pendapatan ada di
sebelah kanan
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal perlu disajikan, dimaksudkan untuk
mengetahui perkembangan perusahaan yang dilihat dari hak kepemilikan
(modal) selama satu periode akuntansi. Laporan perubahan modal adalah
laporan yang menyajikan modal perusahaan beserta perubahannya dalam
satu periode.
"Bengkel Hardian Putra"
Laporan Perubahan Modal
periode 31 Desember 2009
modal awal Rp 125.000.000
laba (+) Rp 12.060.000
Prive (-) Rp 4.000.000
kenaikan Modal Rp 8.060.000
Modal akhir Periode Rp 116.940.000
Dari format laporan perubahan modal di atas, dapatkah disebutkan unsur-
unsur yang terdapat dalam laporan Laporan perubahan modal yaitu:
1. Modal awal tahun dan tambahan modal (investasi).
2. Saldo laba atau rugi.
3. Prive (pengambilan pemilik untuk keperluan pribadi).
Neraca
Neraca (Inggris: balance sheet atau statement of financial
position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi
keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca adalah
laporan keuangan yang menunjukan keadaan harta, uatang, dan modal dari
113
suatu perusahaaan pada periode akuntansi. Neraca terdiri dari tiga unsur,
yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan
berikut:
aset = kewajiban + ekuitas
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber
kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan
entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, caturwulan, atau
tahunan).
Neraca dapat disusun dalam dua bentuk: yaitu bentuk skontro dan bentuk
staffel. Bentuk skontro, artinya menyusun harta pada sisi kiri dan utang pada sisi
kanan atau sebelahmenyebelah. Sedangkan bentuk staffel sering disebut dengan
bentuk laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang
dengan modal di bagian bawahnya. Coba Anda bedakan kedua bentuk neraca
berikut.
Bentuk scontro
"Bengkel XYZ"
Neraca
Per 31 Desember 2009
Aktiva (Harta)
Utang dan Modal
Aktiva Lancar
Utang Lancar
1. Kas
Rp xxx utang lancar
Rp xxx
2. Piutang usaha
Rp xxx
3. dll
Utang Jangka panjang
Rp xxx
Aktiva Tetap
1. bangunan
Rp xxx modal Tn/Ny
Rp xxx
2. Kendaran
Rp xxx
3. dll
114
Latihan Diskusi
BIOSKOP QUEEN
KERTAS KERJA Per 31 Desember 2009
No Nama Akun Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian NSD Lap L/R Neraca
D K D K D K D K D K
101 Kas 31.000
31.000
31.000
102 Sewa film dibayar di muka 2.000
1.600 400
400
103 Perlengkapan Kantor 5.000
1.500 3.500
3.500
111 Peralatan proyeksi 80.000
80.000
80.000
112 Akm. Pnystn pltn proyeksi
40.000
4.000
44.000
44.000
211 Pinjaman Bank
10.000
10.000
10.000
301 Modal Prajoko
40.200
40.200
40.200
302 Prive Prajoko 4.000
4.000
4.000
401 Pendapatan Pnjualan Karcis
40.000
40.000
40.000
501 Beban Gaji 5.000
5.000
5.000
502 Beban LAT 2.000
2.000
2.000
503 Beban Iklan 1.200
1.200
1.200
504 Beban perlengkapan kator
1.500
1.500
1.500
130.200 130.200
505 Beban sewa film
1.600
1.600
1.600
506 Beban Pnystn pltn kntor
4.000
4.000
4.000
7.100 7.100 134.200 134.200 15.300 40.000 118.900 94.200
24.700
24.700
40.000 40.000 118.900 118.900
115
Dari Kertas Kerja tersebut buatlah:
1. Laporan Laba Rugi Bentuk Singel Step (Kelompok I)
2. Laporan Laba Rugi Bentuk Multyple Step (Kelompok 2)
3. Laporan Laba Rugi Bentuk Scontro (Kelompok 3)
4. Laporan Perubahan Modal (Kelompok 4)
5. Neraca Bentuk Scontro (Kelompok 5)
6. Neraca Bentuk Stafell (Kelompok 6)
116
Jawaban Latihan Diskusi
kunci Jawaban latihan diskusi
laporan Laba Rugi Bentuk Singel Step:
BIOSKOP QUEEN
LAPORAN LABA RUGI
Per 31 Desember 2009
Pendapatan
1. Pendapatan Penjualan Karcis 45.800
2. Pendapatan Bunga 4.000
jumlah Pendapatan 49.800
Beban-beban
1. Beban Gaji 7.000
2. Beban Pnystn Paltan 4.000
3. Beban Bunga 3.300
4. Beban LAT 3.000
5. Beban Perlengkapan Kantor 2.500
6. Beban Sewa Film 1.600
7. Beban Iklan 1.600
8. Beban Sewa 1.000
9. Beban Asuransi 900
10. Beban Lain-lain 1.600
jumlah beban (26.500)
Laba Bersih 23.300
117
laporan laba rugi bentuk multyple step
BIOSKOP QUEEN
LAPORAN LABA RUGI
Per 31 Desember 2009
Pendapatan Usaha
1. Pendapatan Penjualan Karcis 45.800
Beban Usaha
1. Beban Gaji 7.000
2. Beban Pnystn Paltan 4.000
3. Beban LAT 3.000
4. Beban Perlengkapan Kantor 2.500
5. Beban Sewa Film 1.600
6. Beban Iklan 1.600
7. Beban Sewa 1.000
8. Beban Asuransi 900
9. Beban Lain-lain 1.600
jumlah beban usaha (23.200)
Laba Usaha 22.600
Pendapatan di luar usaha
1. pendapatan bunga 4.000
jumlah pendapatan di luar usaha 4.000
Beban diluar usaha
1. Beban bunga 3.300
jumlah beban di luar usaha (3.300)
laba bersih 23.300
118
laporan laba rugi bentuk Scontro
BIOSKOP QUEEN
LAPORAN LABA RUGI
Per 31 Desember 2009
Beban Jumlah Pendapatan Jumlah
1. Beban Gaji 7.000 Pendapatan Penjualan Karcis 45.800
2. Beban Pnystn Paltan 4.000 Pendapatan Bunga 4.000
3. Beban Bunga 3.300
4. Beban LAT 3.000
5. Beban Perlengkapan Kantor 2.500
6. Beban Sewa Film 1.600
7. Beban Iklan 1.600
8. Beban Sewa 1.000
9. Beban Asuransi 900
10. Beban Lain-lain 1.600
jumlah Beban 26.500
laba bersih 23.300
49.800 49.800
laporan Perubahan Modal
BIOSKOP QUEEN
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2009
Modal awal 40.200
Laba 23.300
Prive (4.000)
Kenaikan Modal 19.300
Modal Akhir 59.500
119
Neraca Bentuk Stafel
BIOSKOP QUEEN
NERACA
Per 31 Desember 2009
Aktiva
Aktiva Lancar
1. Kas 27000
2. Perlengkapan Kantor 1500
3. Asuransi di bayar di muka 300
4. Sewa di Byar dimuka 3800
5. Iklan dibayar di muka 800
6. Sewa film dibyr dimuka 400
jumlah Aktiva lancar 33800
Aktiva Tetap
1. Peralatan Proyeksi 80000
2. Akm. Pnystn. Paltn Proyeksi (44000)
Jumlah aktiva Tetap 36000
Total Aktiva 69800
Utang dan Modal
Utang Lancar
1. Utang Bunga 300
Utang Jangka Panjang
1. Utang Bank 10000
Modal Tn Prajoko 59500
Total Utang dan Modal 69800
120
Neraca Bentuk Scontro
BIOSKOP QUEEN
NERACA
Per 31 Desember 2009
Aktiva Utang dan Modal
1. AktivaLancar Utang Lancar
2. Kas 27.000 1. Utang Bunga 300
3. Perlengkapan Kantor 1.500
4. Asuransi di bayar di muka 300 Utang Jangka panjang
5. Sewa di Byar dimuka 3.800 1. Utang Bank 10000
6. Iklan dibayar di muka 800
7. Sewa film dibyr dimuka 400 Modal Tn Prajoko 59500
Aktiva Tetap
1. Peralatan Proyeksi 80.000
2. Akm. Pnystn. Paltn
Proyeksi
(44.000)
Total Aktiva 69800 69800
121
SOAL LATIHAN INDIVIDU DAN JAWABAN BENGKEL PUTRA
Kertas Kerja Per 31 Desember 2009
No Akun Nama Akun Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian
NSD Lap. Laba Rugi Neraca
D K D K D K D K D K
101 Kas 31.800 31.800 31.800
102 Sewa Gedung Dibayar di muka 2.000 1.600 400 400
103 Asuransi dibayar Di muka 1.200 900 300 300
111 Peralatan Bengkel 80.000 80.000 80.000
112 Akm. Pnystn Paltn Bengkel 40.000 4.000 44.000 44.000
211 Pinjaman Bank 10.000 10.000 10.000
301 Modal Putra 40.200 40.200 40.200
302 Prive Putra 4.000 4.000 4.000
401 Pendapatan Jasa 45.800 45.800 45.800
411 Pendapatan Penjualan suku cadang 4.000 4.000 4.000
501 Beban Gaji 7.000 7.000 7.000
502 Beban LAT 3.000 3.000 3.000
503 Beban Lain-lain 1.600 1.600 1.600
504 Beban Iklan 2.400 800 1.600 1.600
506 Beban Perlengkapan Kantor 4.000 1.500 2.500 2.500
601 Beban Bunga 3.000 300 3.300 3.300
140.000 140.000
507 Beban Sewa Gedung 1.600 1.600 1.600
508 Beban Asuransi 900 900 900
509 Beban Pnystn Paltn Bengkel 4.000 4.000 4.000
202 utang Bunga 300 300 300
104 Iklan dibayar di muka 800 800 800
106 Perlengkapan Kantor 1.500 1.500 1.500
9.100
9.100 144.300 144.300 25.500
49.800 118.800
94.500
LABA 24.300
24.300
49.800
49.800 118.800
118.800
122
Jawaban Latihan Individu:
1. Laporan Laba Rugi
BENGKEL PUTRA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2010
PENDAPATAN
1. Pendapatan Jasa 45.800
2. Pendapatan Lain-Lain 4.000
Jumlah Pendapatan
49.800
BEBAN-BEBAN
1. Beban Gaji 7.000
2. Beban Penystn Peraltn Bengkel 4.000
3. Beban Bunga 3.300
4. Beban LAT 3.000
5. Beban Perlengkapan Kantor 2.500
6. Beban Sewa Gedung 1.600
7. Beban Iklan 1.600
9. Beban Asuransi 900
10. Beban Lain-lain 1.600
Jumlah Beban
25.500
LABA 24.300
2. Laporan Perubahan Modal
BENGKEL PUTRA Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2010
Modal Awal
40.200 Laba
24.300
Prive
(4.000) Kenaikan Modal
20.300
Modal Akhir 60.500
123
3. Neraca
BENGKEL PUTRA
NERACA
Per 31 Desember 2009
Aktiva Utang dan Modal
AktivaLancar Utang Lancar
1. Kas 31.800 1. Utang Bunga 300
2. Perlengkapan Kantor 1.500
3. Asuransi di bayar di muka 300 Utang Jangka panjang
4. Iklan dibayar di muka 800 1. Utang Bank 10000
5. Sewa gedung dibyr dimuka 400
Modal Tn Prajoko 60500
Aktiva Tetap
1. Peralatan Proyeksi 80.000
2. Akm. Pnystn. Paltn Proyeksi (44.000)
Total Aktiva 70.800 70800
124
SOAL QUIS DAN JAWABAN
BENGKEL ADINDA Kertas Kerja
Per 31 Desember 2009 No
Akun Nama Akun Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian NSD Lap. Laba Rugi Neraca
D K D K D K D K D K 101 Kas 36.000 36.000 36.000 102 Sewa Gedung Dibayar di muka 2.000 1.600 400 400 103 Asuransi dibayar Di muka 1.200 900 300 300 104 Piutang Usaha 3.700 3.700 3.700 105 Perlengkapan Bengkel 45.000 25.800 19.200 19.200 111 Peralatan Bengkel 80.000 80.000 80.000
111.1 Akm. Pnystn Paltn Bengkel 4.000 400 4.400 4.400 112 Kendaraan 10.000 10.000 10.000
112.1 Akm. Pnystn Kendaraan 1.000 100 1.100 1.100 211 Pinjaman Bank 50.000 50.000 50.000 301 Modal Dony 70.000 70.000 70.000 302 Prive Prajoko 4.000 4.000 4.000 401 Pendapatan Jasa Bengkel 46.700 46.700 46.700 411 Pendapatan Penjualan suku cadang 28.000 28.000 28.000 412 Pendapatan Bunga 4.000 4.000 4.000 501 Beban Gaji 7.800 7.800 7.800 502 Beban LAT 3.000 3.000 3.000 503 Beban Lain-lain 1.600 1.600 1.600 504 Beban Iklan 2.400 800 1.600 1.600 506 Beban Perlengkapan Kantor 4.000 1.500 2.500 2.500 601 Beban Bunga 3.000 300 3.300 3.300
203.700 203.700
507 Beban Sewa gedung 1.600 1.600 1.600 508 Beban Asuransi 900 900 900 509 Beban Perlengkapan Bengkel 25.800 25.800 25.800 510 Beban Pnystn Paltn Bengkel 400 400 400 511 Beban Pnystn Kendaraan 100 100 100 202 utang Bunga 300 300 300 104 Iklan dibayar di muka 800 800 800 106 Perlengkapan Kantor 1.500 1.500 1.500
31.400 31.400 204.500 204.500 48.600 78.700 155.900 125.800
LABA
30.100 30.100 78.700 78.700 155.900 155.900
125
BENGKEL SIAP SIAGA
Kertas Kerja
Per 31 Desember 2009
No Akun Nama Akun Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian
NSD Lap. Laba Rugi Neraca
D K D K D K D K D K
101 Kas 34.000 34.000 34.000
102 Sewa Gedung Dibayar di muka 2.000 1.600 400 400
103 Asuransi dibayar Di muka 1.200 900 300 300
104 Piutang Usaha 3.700 3.700 3.700
105 Perlengkapan Bengkel 47.000 25.800 21.200 21.200
111 Peralatan Bengkel 80.000 80.000 80.000
111.1 Akm. Pnystn Paltn Bengkel 4.000 400 4.400 4.400
112 Kendaraan 10.000 10.000 10.000
112.1 Akm. Pnystn Kendaraan 1.000 100 1.100 1.100
211 Pinjaman Bank 50.000 50.000 50.000
301 Modal Dony 70.000 70.000 70.000
302 Prive Prajoko 4.000 4.000 4.000
401 Pendapatan Jasa Bengkel 46.700 46.700 46.700
411 Pendapatan Penjualan suku cadang 28.000 28.000 .000
412 Pendapatan Bunga 4.000 4.000 4.000
501 Beban Gaji 7.800 7.800 7.800
502 Beban LAT 3.000 3.000 3.000
503 Beban Lain-lain 1.600 1.600 1.600
504 Beban Iklan 2.400 800 1.600 1.600
506 Beban Perlengkapan Kantor 4.000 1.800 2.200 2.200
601 Beban Bunga 3.000 600 3.600 3.600
203.700 203.700
507 Beban Sewa gedung 1.600 1.600 1.600
508 Beban Asuransi 900 900 900
509 Beban Perlengkapan Bengkel 25.800 25.800 25.800
510 Beban Pnystn Paltn Bengkel 400 400 400
511 Beban Pnystn Kendaraan 100 100 100
202 utang Bunga 600 600 600
104 Iklan dibayar di muka 800 800 800
106 Perlengkapan Kantor 1.800 1.800 1.800
32.000 32.000 204.800 204.800 48.600 78.700 156.200 126.100
LABA 30.100 30.100
78.700 78.700 156.200 156.200
126
BENGKEL YOGA
Kertas Kerja
Per 31 Desember 2009
No Akun Nama Akun Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian
NSD Lap. Laba Rugi Neraca
D K D K D K D K D K
101 Kas 40.000 40.000 40.000
102 Sewa Gedung Dibayar di muka 2.000 1.600 400 400
103 Asuransi dibayar Di muka 1.200 900 300 300
104 Piutang Usaha 3.700 3.700 3.700
105 Perlengkapan Bengkel 49.000 23.800 25.200 25.200
111 Peralatan Bengkel 80.000 80.000 80.000
111.1 Akm. Pnystn Paltn Bengkel 4.000 400 4.400 4.400
112 Kendaraan 10.000 10.000 10.000
112.1 Akm. Pnystn Kendaraan 1.000 100 1.100 1.100
211 Pinjaman Bank 50.000 50.000 50.000
301 Modal Dony 78.000 78.000 78.000
302 Prive Prajoko 4.000 4.000 4.000
401 Pendapatan Jasa Bengkel 46.700 46.700 46.700
411 Pendapatan Penjualan suku cadang 28.000 28.000 28.000
412 Pendapatan Bunga 4.000 4.000 4.000
501 Beban Gaji 7.800 7.800 7.800
502 Beban LAT 3.000 3.000 3.000
503 Beban Lain-lain 1.600 1.600 1.600
504 Beban Iklan 2.400 800 1.600 1.600
506 Beban Perlengkapan Kantor 4.000 1.500 2.500 2.500
601 Beban Bunga 3.000 300 3.300 3.300
211.700 211.700
507 Beban Sewa gedung 1.600 1.600 1.600
508 Beban Asuransi 900 900 900
509 Beban Perlengkapan Bengkel 23.800 23.800 23.800
510 Beban Pnystn Paltn Bengkel 400 400 400
511 Beban Pnystn Kendaraan 100 100 100
202 utang Bunga 300 300 300
104 Iklan dibayar di muka 800 800 800
106 Perlengkapan Kantor 1.500 1.500 1.500
29.400 29.400 212.500 212.500 46.600 78.700 165.900 133.800
LABA
32.100 32.100
78.700 78.700 165.900 165.900
127
BENGKEL WAWAN
Kertas Kerja Per 31 Desember 2009
No Akun
Nama Akun Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian
NSD Lap. Laba Rugi Neraca
D K D K D K D K D K 101 Kas 27.500 27.500 27.500 102 Sewa Gedung Dibayar di muka 3.500 1.600 1.900 1.900 103 Asuransi dibayar Di muka 2.400 900 1.500 1.500 104 Piutang Usaha 3.700 3.700 3.700 105 Perlengkapan Bengkel 49.000 23.900 25.100 25.100 111 Peralatan Bengkel 80.000 80.000 80.000
111.1 Akm. Pnystn Paltn Bengkel 4.000 400 4.400 4.400 112 Kendaraan 20.000 20.000 20.000
112.1 Akm. Pnystn Kendaraan 2.000 2.200 2.200 2.200 211 Pinjaman Bank 50.000 50.000 50.000 301 Modal Dony 78.000 78.000 78.000 302 Prive Prajoko 5.000 5.000 5.000 401 Pendapatan Jasa Bengkel 46.300 46.300 46.300 411 Pendapatan Penjualan suku cadang 28.000 28.000 28.000 412 Pendapatan Bunga 4.000 4.000 4.000 501 Beban Gaji 7.100 7.100 7.100 502 Beban LAT 3.100 3.100 3.100 503 Beban Lain-lain 1.600 1.600 1.600 504 Beban Iklan 2.400 800 1.600 1.600 506 Beban Perlengkapan Kantor 4.000 1.500 2.500 2.500 601 Beban Bunga 3.000 300 3.300 3.300
212.300 212.300
507 Beban Sewa gedung 1.600 1.600 1.600 508 Beban Asuransi 900 900 900 509 Beban Perlengkapan Bengkel 23.900 23.900 23.900 510 Beban Pnystn Paltn Bengkel 400 400 400 511 Beban Pnystn Kendaraan 200 200 200 202 utang Bunga 300 300 300 104 Iklan dibayar di muka 800 800 800 106 Perlengkapan Kantor 1.500 1.500 1.500
29.600 29.600 213.200 213.200 46.200 78.300 167.000 134.900
LABA 32.100 32.100 78.300 78.300 167.000 167.000
128
BENGKEL ADINDA
Neraca
Per 31 desember 2009
AKTIVA UTANG DAN MODAL
Aktiva Lancar
1. Kas 36.000 Utang
2. Sewa Dibayar Dimuka 400 1. Pinjaman Bank 50.000
3,Asuransi dibayar dimuka 300 2. Utang bunga 300
3. Piutang usaha 3.700 total utang 50.300
4. Perlengkapan Bengkel 19.200
5. Perlengkapan Kantor 1.500 Modal
6. Iklan Dibayar dimuka 800 1. Modal Dony 96.100
total aktiva lancar 61.900
Aktiva Tetap
1. Peralatan Bengkel 80.000
2. Akm. Pnystn Paltn Bengkel (4.400)
3. Kendaraan 10.000
4. Akm. Pnystn Paltn Bengkel (1.100)
total aktiva tetap 84.500
TOTAL AKTIVA 146.400 Total utang dan modal 146.400
laporan laba rugi bentuk singel step
BENGKEL ADINDA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2009
PENDAPATAN
1. Pendapatan Jasa bengkel 46.700
2. Pendapatan penjualan suku Cadang 28.000
3. Pendapatan Bunga 4.000
Total Pendapatan
78.700
BEBAN-BEBAN
1. Beban Gaji 7.800
2. Beban LAT 3.000
3. Beban Lain-lain 1.600
4. Beban Iklan 1.600
5. Beban Perlengkapan Kantor 2.500
6. Beban Bunga 3.300
7. Beban Sewa Gedung 1.600
8. Beban Asuransi 900
9. Beban Perlengkapan Bengkel 25.800
10. Beban Pnystn Paltn Bengkel 400
11. Beban Pnystn Kendaraan 100
Total Beban-beban
48.600
Laba Bersih
30.100
129
BENGKEL ADINDA
laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2009
Modal Awal 70.000
laba 30.100
Prive (4.000)
Kenaikan Modal
26.100
Modal akhir
96.100
BENGKELYOGA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2009
PENDAPATAN
1. Pendapatan Jasa bengkel 46.700
2. Pendapatan penjualan suku Cadang 28.000
3. Pendapatan Bunga 4.000
Total Pendapatan 78.700
BEBAN-BEBAN
1. Beban Gaji 7.800
2. Beban LAT 3.000
3. Beban Lain-lain 1.600
4. Beban Iklan 1.600
5. Beban Perlengkapan Kantor 2.500
6. Beban Bunga 3.300
7. Beban Sewa Gedung 1.600
8. Beban Asuransi 900
9. Beban Perlengkapan Bengkel 23.800
10. Beban Pnystn Paltn Bengkel 400
11. Beban Pnystn Kendaraan 100
Total Beban-beban 46.600
Laba Bersih 32.100
130
BENGKEL YOGA Neraca
Per 31 desember 2009 AKTIVA UTANG DAN MODAL Aktiva Lancar 1. Kas 40.000 Utang 2. Sewa Dibayar Dimuka 400 1. Pinjaman Bank 50.000 3.Asuransi dibayar dimuka 300 2. Utang bunga 300 3. Piutang usaha 3.700 total utang 50.300 4. Perlengkapan Bengkel 25.200 5. Perlengkapan Kator 1.500 Modal 6. Iklan Dibayar dimuka 800 1. Modal Dony 106.100 total aktiva lancar 71.900 Aktiva Tetap 1. Peralatan Bengkel 80.000 2. Akm. Pnystn Paltn Bengkel (44.000) 3. Kendaraan 10.000 4. Akm. Pnystn Paltn Bengkel (1.100) total aktiva tetap 84.500 TOTAL AKTIVA 156.400 Total utang dan modal 156.400
BENGKELYOGA
laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2009
Modal Awal 78.000
laba 32.100
Prive (4.000)
Kenaikan Modal
28.100
Modal akhir
106.100
131
BENGKEL WAWAN
laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2009
Modal Awal 78.000
laba 32.100
Prive (5.000)
Kenaikan Modal
27.100
Modal akhir
105.100
BENGKEL WAWAN
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2009
PENDAPATAN 1. Pendapatan Jasa bengkel 46.300 2. Pendapatan penjualan suku Cadang 28.000 3. Pendapatan Bunga 4.000 Total Pendapatan
78.300
BEBAN-BEBAN
1. Beban Gaji 7.100 2. Beban LAT 3.100 3. Beban Lain-lain 1.600 4. Beban Iklan 1.600 5. Beban Perlengkapan Kantor 2.500 6. Beban Bunga 3.300 7. Beban Sewa Gedung 1.600 8. Beban Asuransi 900 9. Beban Perlengkapan Bengkel 23.900 10. Beban Pnystn Paltn Bengkel 400 11. Beban Pnystn Kendaraan 200 Total Beban-beban
46.200
Laba Bersih
32.100
132
BENGKEL WAWAN
Neraca
Per 31 desember 2009
AKTIVA UTANG DAN MODAL
Aktiva Lancar
Utang 1. Kas 27.500
2. Sewa Dibayar Dimuka 1.900 1. Pinjaman Bank 50.000
3 Asuransi dibayar dimuka 1.500 2. Utang bunga 300
3. Piutang usaha 3.700 Total utang 50.300
4. Perlengkapan Bengkel 25.100
5. Perlengkapan Kantor 1.500 Modal
6. Iklan Dibayar dimuka 800 1. Modal Dony 105.100
total aktiva lancar 62.000
Aktiva Tetap
1. Peralatan Bengkel 80.000
2. Akm. Pnystn Paltn Bengkel (4.400)
3. Kendaraan 20.000
4. Akm. Pnystn Paltn Bengkel (2.200)
total aktiva tetap 93.400
TOTAL AKTIVA 155.400 Total utang dan modal 155.400
BENGKEL SIAP SIAGA
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2009
PENDAPATAN
1. Pendapatan Jasa bengkel 46.700
2. Pendapatan penjualan suku Cadang 28.000
3. Pendapatan Bunga 4.000
Total Pendapatan 78.700
BEBAN-BEBAN
1. Beban Gaji 7.800
2. Beban LAT 3.000
3. Beban Lain-lain 1.600
4. Beban Iklan 1.600
5. Beban Perlengkapan Kantor 2.200
6. Beban Bunga 3.600
7. Beban Sewa Gedung 1.600
8. Beban Asuransi 900
9. Beban Perlengkapan Bengkel 25.800
10. Beban Pnystn Paltn Bengkel 400
11. Beban Pnystn Kendaraan 100
Total Beban-beban 48.600
Laba Bersih 30.100
133
BENGKELSIAP SIAGA
laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2009
Modal Awal 70.000
laba 30.100
Prive (4.000)
Kenaikan Modal
26.100
Modal akhir
96.100
BENGKEL SIAP SIAGA
Neraca
Per 31 desember 2009
AKTIVA UTANG DAN MODAL
Aktiva Lancar
1. Kas 34.000 Utang
2. Sewa Dibayar Dimuka 400 1. Pinjaman Bank 50.000
3. Asuransi dibayar dimuka 300 2. Utang bunga 600
3. Piutang usaha 3.700 total utang 50.600
4. Perlengkapan Bengkel 21.200
5. Perlengkapan Kantor 1.800 Modal
6. Iklan Dibayar dimuka 800 1. Modal Dony 96.100
total aktiva lancar 62.200
Aktiva Tetap
1. Peralatan Bengkel 80.000
2. Akm. Pnystn Paltn Bengkel (4.400)
3. Kendaraan 10.000
4. Akm. Pnystn Paltn Bengkel (1.100)
total aktiva tetap 84.500
TOTAL AKTIVA 146.700 Total utang dan modal 146.700
134
Daftar Hadir Siswa XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali SIKLUS 1
No Nama Siswa Pertemuan Keterangan
1 2 3 4
1 Alvinsa Adi W √ √ √ √
2 Andi Purnomo √ √ √ √
3 Anggar Kurniawati √ √ √ √
4 Anton Budiharjo √ √ √ √
5 Aria Prihantoko √ √ √ √
6 Bayu Bintoro √ √ √ √
7 Bella Ariesta W. F. A √ √ √ √
8 Brian Pamungkas √ √ √ √
9 Dio Wahyu Anggoro √ √ √ √
10 Drama Hesti Jati √ √ √ √
11 Dwi Noor Cahya √ √ √ √
12 Dwi Santoso √ √ √ √
13 Eko Pranama √ √ √ √
14 Erin Widyastuti √ √ √ √
15 Galih Nihriani √ √ √ √
16 Hanggara .N.H. √ √ √ √
17 Heny Arianti √ √ √ √
18 Ifnu Syarifudin √ √ √ √
19 Ivan Rifky wiatmoko √ √ √ √
20 Joni Putra Apriando √ √ √ √
21 Kufu Andar .H. √ √ √ √
22 Kurnia sari Ambari √ √ √ √
23 Kusuma Adi .L. √ √ √ √
24 Lilis Nur Aysah √ √ √ √
25 Lilis Rahayu √ √ √ √
26 Lutfiana Nia Sari √ √ √ √
27 Muhammad Shidiq P √ √ √ √
28 Nur Rohman √ √ √ √
29 Pandu Harsinto.L. √ √ √ √
30 Pramudya Bayu.M. √ √ √ √
31 Prasetyo Adi.S. √ √ √ √
32 Rasyid Ghoniyyu.R. √ √ √ √
33 Rhisang fajar.S. √ √ √ √
34 Sakina Putri.M. √ √ √ √
135
KLOMPOK I
Alvinsa Adi W
Andi Purnomo
Anggar Kurniawati
Anton Budiharjo
Aria Prihantoko
Bayu Bintoro
Bella Ariesta F.A
KLOMPOK II
Brian Pamungkas
Dio Wahyu
Drama Hesti
Dwi Noor Cahya
Dwi Santoso
Eko Pranama
Erin Widyastuty
KLOMPOK III
Galih Nihriyani
Hanggara N H
Heny Arianti
Ifnu Syarifudin
Ifan Rifky
Jony Putra
Kufu Andar
KLOMPOK IV
Kurnia Sari A
Kusuma Adi
Lilis Nur A
Lilis Rahayu
Lutfiana Nia S
Nur Rohman
Pandu Harsinto
KLOMPOK V
Pramudya Bayu
Prasetyo adi
Rasyid G
Rishang F
Sakina Putri M
Savitri V L
Sony Sanjaya
KLOMPOK IV
Widhi Wiyono
Wimpie Adi G
Fikry Nauval U
Muhammad Shidiq
Tiara Nur R
Yusak D P
35 Savitri vidya larasati √ √ √ √
36 Sony Sanjaya.W. √ √ √ √
37 Widhi Wiyono √ √ √ √
38 Wimpie Adi Guna.H. √ √ √ √
39 Fikri Nauval.U.M. √ √ √ √
40 Tiara Nur.R. √ √ √ √
41 Yusak Dwi.P. √ √ √ √
DAFTAR KELOMPOK DISKUSI
136
Daftar Nilai Ulangan Akuntansi Siklus 1 ” Laporan Keuangan”
XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
Th 2009/2010
No Nama Siswa Item Skor faktor 1 Item Skor Faktor
2
Item Skor
Faktor 3
total
skor
C1 C2 C3 C4 Lap L/R C1 C3 C4 Lap. Prbhn
mdl
C1
C2 C3 C4 Neraca
1 Alvinsa Adi W 10 8 10 6 34 3 4 3 10 10 6 10 6 32 76
2 Andi Purnomo 10 8 10 8 36 3 4 3 10 10 5 10 5 30 76
3 Anggar Kurniawati 10 8 10 6 34 3 4 1 8 10 4 10 4 28 70
4 Anton Budiharjo 10 5 10 5 30 3 4 3 10 10 8 10 7 35 75
5 Aria Prihantoko 5 5 5 5 20 3 4 1 8 10 6 10 4 30 58
6 Bayu Bintoro 10 10 10 10 40 3 4 3 10 10 8 10 6 34 84
7 Bella Ariesta W. F. A 10 10 10 8 38 3 4 3 10 10 6 10 6 32 80
8 Brian Pamungkas 10 6 10 6 32 3 4 3 10 10 8 10 6 34 76
9 Dio Wahyu Anggoro 10 8 10 6 28 3 4 1 8 10 5 10 0 25 61
10 Drama Hesti Jati 10 8 10 6 34 3 4 1 8 10 6 10 6 32 74
11 Dwi Noor Cahya 10 8 10 6 34 3 4 3 10 10 6 10 6 32 76
12 Dwi Santoso 10 5 10 6 30 3 4 3 10 10 8 10 7 35 75
13 Eko Pranama 10 8 10 8 36 3 4 1 8 10 10 10 10 40 84
14 Erin Widyastuti 10 8 10 8 36 3 4 1 8 10 6 10 6 32 76
15 Galih Nihriani 10 10 10 10 40 3 4 3 10 10 5 10 5 30 80
16 Hanggara .N.H. 10 10 10 8 38 3 4 3 10 10 6 10 6 32 80
17 Heny Arianti 10 7 10 7 34 3 4 2 9 10 6 10 6 32 75
18 Ifnu Syarifudin 10 8 10 8 36 3 4 3 10 10 5 10 5 30 76
137
19 Ivan Rifky wiatmoko 10 8 10 6 34 2 4 2 8 10 7 10 6 33 75
20 Joni Putra Apriando 10 4 10 5 29 3 4 3 10 10 6 10 4 30 69
21 Kufu Andar .H. 10 6 8 6 30 3 4 1 8 10 6 8 6 30 68
22 Kurnia sari Ambari 10 8 10 10 38 3 4 3 10 10 6 10 6 32 80
23 Kusuma Adi .L. 10 7 10 7 34 3 4 3 10 10 7 10 5 32 76
24 Lilis Nur Aysah 10 8 10 8 36 3 4 3 10 10 10 10 8 38 84
25 Lilis Rahayu 10 8 10 8 36 3 4 3 10 10 8 10 6 34 80
26 Lutfiana Nia Sari 10 8 10 8 36 3 4 3 10 10 6 10 4 30 76
27 Muhammad Shidiq P 10 5 8 5 28 3 4 3 10 10 6 8 6 30 68
28 Nur Rohman 10 6 8 6 30 3 4 2 9 10 6 8 6 30 69
29 Pandu Harsinto.L. 10 7 10 7 34 3 4 3 10 10 4 10 4 28 72
30 Pramudya Bayu.M. 10 6 10 6 32 3 4 2 9 10 6 10 4 30 71
31 Prasetyo Adi.S. 10 3 10 5 28 3 4 3 10 10 6 10 6 32 70
32 Rasyid Ghoniyyu.R. 10 6 10 7 33 3 4 3 10 10 6 10 6 32 75
33 Rhisang fajar.S. 10 5 8 5 28 3 4 3 10 10 6 10 4 30 68
34 Sakina Putri.M. 10 10 10 10 40 3 4 1 8 10 6 10 6 32 80
35 Savitri vidya larasati 10 10 10 10 40 3 4 3 10 10 6 10 6 32 82
36 Sony Sanjaya.W. 10 6 10 6 32 3 4 1 8 10 5 7 5 27 67
37 Widhi Wiyono 10 5 10 5 30 3 4 1 8 5 5 5 5 20 58
38 Wimpie Adi Guna.H. 10 6 10 8 34 3 4 2 9 10 8 10 4 32 75
39 Fikri Nauval.U.M. 10 8 10 8 36 3 4 3 10 10 6 10 6 32 78
40 Tiara Nur.R. 10 8 10 8 36 3 4 2 9 10 6 10 4 30 75
41 Yusak Dwi.P. 10 6 10 6 32 3 4 1 8 10 6 10 2 28 68
jumlah
138
Penilaian :
Criteria atau Aspek Yang dinilai Penskoran
C1 = Kebenaran Format Laporan Keuangan nilai 1-10 untuk Lap L/R dan Neraca 1-3 untuk Lap. Per. Modal
C2 = Kebenaran Urutan akun-akun nilai 1-20 Untuk Lap. L/R dan Neraca
C3 = Kebebaran Jumlah Nominal / angka angka nilai 1-10 untuk Lap L/R dan Neraca 1-4 untuk Lap. Per. Modal
C4 = Kerapian dan ketelitian nilai 1-10 untuk Lap L/R dan Neraca 1-3 untuk Lap. Per. Modal
139
LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA
PELAJARAN AKUNTANSI
KELAS XI IPS 1 SMA N 1 BOYOLALI
SIKLUS I
(Pengamatan pada siswa)
Hari / Tanggal : 17, 24 Februari 2010 dan 03, 06Maret 2010
Nama pengamat : Ardhiani Purwandari
aspek yang dinilai:
Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran
Lembar ini diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi ini
mencatat aspek-aspek pengukuran dari setiap peserta didik pada pembelajaran yang
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Untuk kegiatan pembelajaran dan diskusi kelompok:
Skor 3 : Siswa Aktif dengan dengan nilai Baik (B)
Skor 2 : Siswa Cukup Aktif dengan nilai Cukup (C)
Skor 1 : Siswa Kurang/ tidak aktif dengan nilai Kurang (K)
Untuk ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal:
Skor 3 : Siswa teliti dalam menyelesaiakan soal dengan nilai Baik (B)
Skor 2 : Siswa cukup teliti dalam menyelesaikan soal dengan nilai Cukup (C)
Skor 1: Siswa kurang teliti/ tidak teliti dalam mengerjakan soal dengan nilai Kurang (K)
140
No Nama Siswa Aspek yang Diamati
Keaktifan
siswa selama
mengikuti
pembelajaran
Keaktifan
siswa dalam
mengikuti
diskusi
kelompok
Ketelitian dan
ketepatan
siswa dalam
menyelesaikan
soal
Nilai
kuis
Ketuntasan
belajar(
KKM
minimal 75)
1 Alvinsa Adi W B=3 B=3 B=3 76 TUNTA
S
2 Andi Purnomo B=3 B=3 B=3 76 TUNTAS
3 Anggar
Kurniawati
K=1 K=1 K=1 70 TUNTAS
4 Anton Budiharjo C=2 C=2 B=3 75 TUNTAS
5 Aria Prihantoko K=1 K=1 K=1 58 TIDAK
6 Bayu Bintoro B=3 B=3 B=3 84 TUNTAS
7 Bella Ariesta W. F B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
8 Brian Pamungkas C=2 C=2 B=3 76 TUNTAS
9 Dio Wahyu A K=1 K=1 K=1 61 TIDAK
10 Drama Hesti Jati B=3 C=2 B=3 74 TUNTAS
11 Dwi Noor Cahya C=2 C=2 C=2 76 TUNTAS
12 Dwi Santoso C=2 C=2 C=2 75 TUNTAS
13 Eko Pranama B=3 B=3 B=3 84 TUNTAS
14 Erin Widyastuti B=3 B=3 B=3 76 TUNTAS
15 Galih Nihriani B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
16 Hanggara .N.H. C=2 B=3 B=3 80 TUNTAS
17 Heny Arianti B=3 B=3 B=3 75 TUNTAS
18 Ifnu Syarifudin B=3 K=1 B=3 76 TUNTAS
19 Ivan Rifky B=3 B=3 B=3 75 TUNTAS
20 Joni Putra
Apriando
K=1 K=1 C=2 69 TIDAK
21 Kufu Andar .H. C=2 K=1 C=2 68 TIDAK
22 Kurnia sari
Ambari
B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
23 Kusuma Adi .L. B=3 C=2 B=3 76 TUNTAS
24 Lilis Nur Aysah B=3 B=3 B=3 84 TUNTAS
25 Lilis Rahayu B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
26 Lutfiana Nia Sari C=2 C=2 B=3 76 TUNTAS
27 Muhammad
Shidiq
C=2 C=2 B=3 68 TIDAK
28 Nur Rohman C=2 C=2 K=1 69 TIDAK
29 Pandu Harsinto.L. B=3 B=3 C=2 72 TUNTAS
30 Pramudya
Bayu.M.
K=1 K=1 K=1 71 TUNTAS
31 Prasetyo Adi.S. C=2 C=2 B=3 70 TUNTAS
32 Rasyid
Ghoniyyu.R.
B=3 B=3 B=3 75 TUNTAS
141
B = 60, C = 26, K= 8
B = 60 X 100% = 63.83%, C = 26 X 100% = 27.65, K = 8 X 100% = 8.51%
94 94 94
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
B = 51 , C = 28 , K = 10
B = 51 X 100% = 57.30%, C = 28 X 100% = 31.46, K = 10 X 100% = 11.23%
89 89 89
Ketelitian dalam menyelesaikan soal
B = 78, C = 16, K =7
B = 78 X 100% = 77.23%, C = 16 X 100% = 15.84%, K= 7 X 100% = 0.99%
101 101 101
Ketuntasan belajar (SKM minimal 75)
Ketuntasan = jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah siswa
Ketuntasan = 32 siswa x 100%
41 siswa
= 78%
33 Rhisang fajar.S. C=2 C=2 C=2 68 TIDAK
34 Sakina Putri.M. B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
35 Savitri vidya
larasati
B=3 B=3 B=3 82 TUNTAS
36 Sony Sanjaya.W. K=1 K=1 C=2 67 TIDAK
37 Widhi Wiyono K=1 K=1 K=1 58 TIDAK
38 Wimpie Adi Guna B=3 C=2 B=3 75 TUNTAS
39 Fikri Nauval.U.M. C=2 K=1 B=3 78 TUNTAS
40 Tiara Nur.R. C=2 C=2 B=3 75 TUNTAS
41 Yusak Dwi.P. K=1 C=2 C=2 68 TIDAK
142
GAMBAR SIKLUS I
Gambar 1 : Peneliti memberikan materi dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa
Gambar 2: Siswa Berdiskusi menyelesaikan soal latihan
143
Gambar 3: Siswa menyelesaikan soal individu
Gambar 4: Siswa mengerjakan soal ulangan
144
145
CATATAN LAPANGAN 2
A. Pertemuan Pertama
Hari / Tanggal : Rabu, 10 Maret 2010.
Waktu : Jam 08.30-10.00
Kelas : XI IPS I SMA N 1 Boyolali
Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and
Learning dengan Ceramah bervariasi
Jumlah Siswa : 41 siswa
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi :
Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam pembuka,
kemudian mengecek kehadiran siswa, hal ini di lakukan untuk menegakkan
kedisiplinan siswa. Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif
untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas. Guru membuka pelajaran dengan mengulas sedikit soal kuis
pada siklus I. Sebelum guru memulai dengan materi yang baru guru terlebih
dahulu memberikan pertanyaan pertanyaan seputar materi sebelumnya kepada
siswa, dan hampir seluruh siswa merespon pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru diantaranya
Bayu Bintoro, Lilis Rahayu, Erin Widyastuti, Savitri V, dan Galih Nihriyani.
Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi jurnal penutup dan
pembalik. Guru memulai penjelasan dari pengertian jurnal penutup dan akun-
akun apasaja yang harus ditutup, serta fungsi dari jurnal penutup. Dalam
memberikan penjelasan guru memberikan contoh-contoh yang dikaitkan
dengan kehidupan nyata. Guru memberikan contoh di depan kelas tentang
bagaimana cara membuat jurnal penutup. Dan bagaimana cara memposting
jurnal penutup tersebut kedalam buku besar. Setelah memberikan penjelasan
tentang bagaimana memposting kedalam buku besar, sehingga terlihat akun-
akun yang bersaldo nol dan akun yang mempunyai saldo, guru menjelaskan
146
bahwa akun-akun yang memiliki saldo tidak nol dibuat neraca saldo setelah
penutupan.
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan tentang materi yang belum
dipahami, kemudian menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan.
Siswa yang ditunjuk secara acak untuk menjawab pertanyaan sudah mampu
menjawab dengan benar. Beberapa siswa yang yang mampu menjawab
pertanyaan dan aktif adalah Aggar K, Rasyid Ghoniyyu, Lilis Nur A, Bella
Ariesta, Andi P, Eko P, Kurnia Sari A, Lutfiana Nia sari, dan Ivan Rifky. Siswa
yang mampu menjawab pertanyaan dan berani maju ke depan diberikan
penghargaan berupa bintang, yang kemudian akan di tempel pada kertas
ulangan. Penjelasan guru dilanjutkan dengan materi tentang jurnal pembalik.
Setelah selesai menjelaskan materi guru memberikan latihan soal kepada siswa.
Siswa mengerjakan soal latihan, setelah waktu yang ditentukan guru membahas
soal latihan yang telah dikerjakan oleh siswa, dan memberikan kesimpulan
terhadap materi yang dipelajari hari ini.Salam penutup
Refleksi:
Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama sudah berlangsung
lancar. Hal itu dapat ditunjukkan dengan tidak ditemukannya kekurangan-
kekurangan seperti pada siklus I. Pada saat apersepsi, hampir semua siswa
merespon dengan baik ketika diberi pertanyaan guru. Saat guru menjelaskan,
semua siswa memperhatikan dengan seksama dan tidak ada siswa yang
melakukan aktifitas lain diluar pelajaran. Selain itu, guru juga sudah bisa
mengkondisikan dan memotivasi siswa terutama bagi siswa yang pasif.
B. Pertemuan kedua
Hari / Tanggal : Sabtu, 13 Maret 2010
Waktu : Jam 12.00-13.30 WIB
Data Kelas : XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning
dengan Diskusi Kelompok
Jumlah Siswa : 41 siswa
Jenis : Observasi mendalam
147
Deskripsi:
Sebelum guru memulai pelajaran, seperti biasanya guru mengabsen
siswa satu persatu, kemudiang guru membuka pelajaran dengan mengulang
kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan
pertanyaan kepada siswa. Siswa cukup antusias memperhatikan guru, hal ini
terbukti pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat
menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab secara
serempak. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan tentang materi yang
belum dipahami, kemudian menunjuk siswa secara acak untuk menjawab
pertanyaan. Siswa yang ditunjuk secara acak untuk menjawab pertanyaan sudah
mampu menjawab dengan benar. Bagi siswa yan dapatmenjawab pertanyaan
dengan benar diberikan sebuah penghargaan berupa bintang, hal ini dilakukan
sebagai motivasi kepada siswa yang kurang aktif untuk berani berpendapat di
kelas.
Setelah kegiatan apersepsi guru membagi siswa kedalam 6 kelompok
besar yang telah ditetapkan sebelumnya, dan mengintruksikan siswa duduk
secara berkelompok. Guru membagikan soal latihan yang harus dikerjakan
secara individual, tetapi siswa dapat mendiskusikan soal tersebut dengan teman
dalam kelompoknya. Siswa diberikan kewenangan untuk menjelaskan jawaban
soal latihan kepada teman dalam kelompoknya yang belum paham. Setelah
waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir, guru mempersilakan masing-
masing siswa untuk mempresentasikan jawabannya. Berbeda pada Sikus I,
pada Siklus II ini siswa secara sukarela berani mempresentasikan jawaban
tanpa ditunjuk guru. Bagi siswa yang berani maju kedepan guru memberikan
penghargaan berupa bintang.
Setelah kegiatan diskusi selesai guru memberikan kesimpulan tentang
materi yang telah disampaikan sebelum menutup pelajaran. Kemudian menutup
kegiatan pembelajaran dan mengingatkan siswa untuk belajar dirumah sebagai
persiapan mengikuti kuis yang akan datang. Pada pertemuan ke dua ini siswa
yang memperoleh bintang, diantaranya Bayu Bintoro, Bella Ariesta, Savitri V,
148
Eko Purnama, Andi Purnama, Muhammad Shidiq, Kufu Andar, Alvinsa Adi,
Ivan Rifky, Lilis Rahayu, dll.
Refleksi:
Kegiatan diskusi yang dilaksanakan sudah berjalan dengan lancar, hal
ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang antusias untuk maju ke depan, dan
aktif mengajari temannya. Peningkatan lainnya adalah sudah tidak lagi ada
siswa yang melakukan aktivitas lain ketika kegiatan diskusi. Guru juga telah
dapat memotivasi siswa yang kurang aktif menjadi aktif dan berani maju
kedepan.
C. Pertemuan ketiga
Hari / Tanggal : Rabu, 17Maret 2010.
Waktu : Jam 08.30-10.00 WIB
Data Kelas : Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
Model Pembelajaran : Pendekatan Contextual Teaching and Learning
dengan Latihan Individu
Jumlah Siswa : 41 siswa
Jenis : Observasi mendalam
Deskripsi:
Guru mengucapkan salam pembuka dan mengabsen siswa. Siswa
diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri menjawab pertanyaan kuis
berupa soal pilihan ganda dan esai untuk materi yang telah didiskusikan dalam
pertemuan sebelumnya yaitu membuat jurnal penutup, Neraca saldo setelah
penutupan dan jurnal pembalik. Guru membagikan lembar soal kepada siswa
dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara tertib dan mandiri. Siswa
mengerjakan soal kuis sampai waktu yang telah ditentukan berakhir, sedangkan
guru mengawasi dengan tertib jalannya kuis. Berbeda pada Siklus I dimana
posisi guru lebih banyak didepan kelas, pada evaluasi (kuis) Siklus II ini, guru
berkeliling kelas dan lebih memperhatikan siswa yang duduk dibarisan
149
belakang agar tidak ada siswa yang berani mencoba bertanya jawaban pada
temannya.
Pelaksanaan evaluasi (kuis) pada Siklus II ini berjalan lebih tertib bila
dibanding pada Siklus I. Hal ini terbukti dari suasana kelas yang tenang dan
tidak ada siswa yang berbuat curang selama kuis berlangsung. Kegiatan
evaluasi (kuis) berlangsung baik, setelah waktu yang telah ditentukan untuk
menjawab kuis berakhir guru meminta siswa untuk mengumpulkan jawaban
mereka.Guru membahas soal yang telah dikerjakan dan memberikan
kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari. Salam penutup.
Refleksi:
Pelaksanaan kegiatan evaluasi pada siklus II ini berlangsung lancar, sudah
tidak ada lagi siswa yang bertanya kepada temannya, dan guru juga lebih
disiplin dalam mengawasi jalannya kegiatan evaluasi.
Wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa, menegaskan bahwa
siswa merasa lebih senang dengan pembelajaran yang telas dilaksanakan, baik
ketika penyampaian materi dan pemberian contoh yang jelas membantu siswa
memahami materi yang dipelajari, serta adanya kegiatan diskusi. Mereka
merasa lebih paham jika pengetahuannya diperoleh melalui presentasi dari guru
dan diskusi dengan teman sekelompoknya. Mereka merasa lebih memahami
pelajaran karena mereka cenderung termotivasi jika dilakukan secara diskusi.
Mereka berpendapat bahwa dengan diskusi, soal materi yang diajarkan guru
lebih mudah dipahami dan lebih meningkatkan kerja sama dalam kelompok
daripada dikerjakan secara individual. Jadi, keaktifan dan motivasi belajar
siswa pada Siklus II ini lebih meningkat dari Siklus I. Hal tersebut nampak
pada hasil evaluasi atau soal kuis, yaitu peningkatan prestasi belajar.
150
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SMA N 1 Boyolali
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XI (sebelas) / 2
Standar Kompetensi : 5. Memahami penyusunan siklus akuntansi
perusahaan jasa
Kompetensi Dasar : 5.7 Menyusun laporan keuangan perusahaan
jasa
Indikator : 1. Membuat Jurnal Penutup
2. Menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan
3. Membuat Jurnal Pembalik
4. Mendeskripsikan Siklus Akuntansi
Perusahan Jasa
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
d) Siswa dapat Membuat Jurnal Penutup
e) Siswa dapat menyusun Neraca Saldo Setelah Penutupan
f) Siswa dapat Membuat Jurnal Pembalik
g) Siswa dapat Mendeskripsikan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
B. Materi Pokok
Laporan keuangan perusahaan jasa
C. Uraian Materi
d) Jurnal Penutup
e) Neraca Saldo Setelah Penutupan
f) Jurnal Pembalik
D. Metode Pembelajaran
Implementasi (pelaksanaan) pendekatan CTL dalam penelitian ini
menonjolakan karakteristik CTL yaitu masyarakat belajar yang digabungkan
151
dengan model klasikal dan direct intruction serta tutor sebaya. Model klasikal
dengan menggunakan metode tanya jawab yang menyajikan serangkaian
pertanyaan kepada siswa yang sifatnya menggali dan menuntun sehingga siswa
dapat diarahkan untuk membangun konsep (contructivism), melalui eksplorasi,
inkuiri, dan penalaran. Selain itu juga digunakan model direct intruction, yaitu
pemberian pengarahan secara langsung kepada siswa tentang bagaimana
mengerjakan soal (Permodelan). Dalam masyarakat belajar dibuat kelompok
belajar dimana dalam satu kelompok tersebut masing-masing siswa dapat
memberikan penjelasan kepada temannya.
E. Skenario Pembelajaran
Skenario Pembelajaran ( Siklus II)
Pertemuan pertama (2x 45 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
(14) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(15) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
Kegiatan inti (70 menit)
6. Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan
materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa
(tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
7. Guru menekankan tentang materi apa yang akan dipelajari yaitu tentang Jurnal
Penutup, Neraca Saldo Setelah Penutupan, dan Jurnal Pembalik.
8. Guru menyajikan materi tentang Jurnal Penutup, Neraca Saldo Setelah
Penutupan, dan Jurnal Pembalik.
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang
belum dipahami, kemudian guru memanggil siswa secara acak untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
10. Siswa diberikan soal untuk diselesaikan.
Kegiatan akhir (10 menit)
4. Siswa mencermati lembar kegiatan yang telah dikerjakan dan menanyakan
tentang kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan tugas tersebut.
152
5. Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan.
6. Salam penutup.
Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
3. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
4. Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
Kegiatan inti (60menit)
8. Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa
untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
9. Siswa dibuat menjadi 6 kelompok besar dalam setiap kelompok siswa
mengerjakan tugasnya masing-masing. Setiap siswa dapat memberikan
penjelasan kepada temannya yang kurang mengerti dalam kelompok tersebut.
10. Guru mengawasi berjalannya belajar kelompok dengan berkeliling ke masing-
masing kelompok.
Kegiatan akhir (20 menit)
3. Guru meminta hasil pekerjaan siswa dan membahas soal yang telah
dikerjakan.
4. Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
5. Salam penutup
Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
3. Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
4. Guru menciptakan situasi yang kodusif agar siswa siap untuk mengerjakan
soal Kuis
Kegiatan inti (75 menit)
4. Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa
untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
5. Guru membagikan soal untuk kuis berupa soal esai dan meminta agar siswa
dalam mengerjakan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa
pelajari selama bekerja dalam kelompok.
153
6. Guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari kuis dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
Kegiatan akhir (15 menit)
3. Guru meminta lembar jawab siswa.
4. Salam penutup
F. Penilaian
Hasil kerja kelompok
Hasil Ulangan
Lembar pengamatan
G. Sumber dan Alat
Buku teks dan spidol
Boyolali, 15 Februari 2010
Guru Pamong Praktikan/ mahasiswa
Drs. H. Soeparno Ardhiani Purwandari
NIP. 19560615 198003 1 023 NIM. K7406003
Mengetahui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof. Dr. Siswandari, M. Stats Drs. Wahyu Adi, M. Pd
NIP. 19590201 198503 2 002 NIP. 19630520 198903 1 005
Materi 2
JURNAL PENUTUP
Pengertian jurnal Penutup
154
Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk menutup akun pada laporan laba rugi dan akun prive (penarikan modal oleh
pemilik).
Langkah-langkah menbuat jurnal penutup
1. Memindahkan saldo akun-akun biaya kea kun laba rugi dengan mendebet
akun laba rugi dan mengkredit saldo akun biaya atau beban.
2. Memindahkan saldo akun pendapoatan kea kun laba rugi dengan mendebit
akun laba-rugi.
3. Memindahkan saldo akun laba rugi
Contoh Jurnal Penutup :
PERUSAHAAN KONVEKSI BERDIKARI
Jurnal Penutup
Per 31 Desember 2009
Tanggal Nama Akun Reff Debet Kredit
2009 31 Pendapatan Jasa Jahit 311 17.775.000
Des Pendapatan Obras 312 8.550.000
Ikhtisar laba/rugi 511 26.325.000
Ikhtisar laba/rugi 511 13.850.000
Beban Gaji dan Upah 417 4.500.000
Beban Rupa-rupa 418 750.000
Beban Bunga 420 500.000
Beban Pmb. Praltn Jhit 411 1.200.000
Beban Pmb.Praltn Obrs 412 600.000
Beban Sewa 413 4.000.000
Beban Pystn. Praltn Jhit 414 500.000
BebanPystn. PraltnObrs 415 800.000
Beban Pystn Gedung 416 1.000.000
Ikhtisar laba/rugi 511 12.475.000
Modal M. Toha 231 12.475.000
Modal M. Toha 231 2.000.000
Prive M. Toha 232 2.000.000
54.650.000
54.650.000
Menutup akun buku besar
Akun buku besar sepanjang tahun dapat dicatat berdasarkan jurnal dan
pada akhir tahun dilengkapi dengan jurnal penyesuaian. Akun buku besar belum
155
ditutup pada waktu kertas kerja selesai dekerjakan. Langkah berikutnya adalah
membuat jurnal penutup, yang kemudian dipindah bukukan ke dalam buku besar
bersangkutan. Setelah jurnal penutup dicatat di buku besar, maka akun tersebut
akan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Akun terbuka atau akun neraca
b. Akun tak bersaldo yang merupakan akun nominal.
NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
Neraca saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang disusun dari
kaun buku besar setelah jurnal penutup dicatat. Neraca saldo setelah penutuan
dibuat dengan mencatumkan saldo-saldo akun terbuka (akun neraca). Jadi neraca
saldo setelah penutupan sama dengan angak-angka yang terdapat pada akun
terbuka dan merupakan saldo awal tiap akun pada periode berikutnya.
Contoh Neraca saldo setelah penutupan:
PERUSAHAAN KONVEKSI BERDIKARI Neraca Saldo setelah Penutupan
Per 31 Desember 2009
No Akun Nama Akun Debet Kredit
111 Kas 6.500.000
112 Piutang usaha 11.875.000
113 perlengkapan jahit 300.000
114 Perlengkapan obras 400.000
115 Sewa dibayar di muka 2.000.000
121 Peralatan jahit 10.000.000
121.1 Akm. Pnystn. Peraltn. Jahit 4.500.000
122 Peralatan obras 8.000.000
122.1 Akm. Pnystn. Peraltn. Obras 2.800.000
123 Gedung kantor 20.000.000
123.1 Akm. Pnystn. Peraltn. Kantor 9.000.000
211 Utang usaha 7.100.000
222 Pinjaman Bank 10.000.000
231 Modal. M Toha 25.475.000
212 Bunga Terutang 200.000
59.075.000 59.075.000
156
JURNAL PEMBALIK
Setelah laporan keuangan disusun dan pembukuan ditutup, kita mungkin
perlu membalik jurnal penyesuaian yang digunakan pada waktu menutup periode
akuntansi. Tujuannya adalah untuk memudahkan pencatatan transaksi pad awal
periode akuntansi berikutnya, yaitu transaksi yang ada hubungannya dengan
jurnal penyesuaian. Penggunaaan jurnal pembalik tidak mengubah jumlah yang
dicatat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu jurnal pembalik bukanlah suatu
keharusan dalam system akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan jurnal pembalik
adalah jurnal yang dibuat untuk membalik jurnal penyesuaian untuk menghapus
akun yang tidak lazim digunakan selama periode akuntansi berjalan, selain itu
dengan jurnal pembalik pencatatn transaksi periode berikutnya akan konsisten dan
akurat.
Pos-pos yang perlu dibuat jurnal pembalik adalah yang dicatat deferral dan
akrual antara lain beban dibayar kemudian, beban dibayar di muka, pendapatan
yang masih harus diterima, dan pendpatan diterima di muka.
1. Beban yang masih harus dibayar
Yaitu beban yang pencatatnnya dilakukan kemudian, tetapi manfaat dari
beban tersebut telah diterima lebih dahulu. Misalnya utang gaji, utang bunga
dll.
Contoh:
Pada 31 Desember 2009 masih ada gaji bulan desember yang belum dibayar
sebesar Rp 500.000;00 karena pegawai yang bersangkutan cuti. Jurnal
penyesuaiannya tanggal 31 Desember 2009 adalah:
Beban gaji Rp 500.000;00
Utang gaji Rp 500.000;00
Jurnal pembaliknya
Utang gaji Rp 500.000;00
Beban gaji Rp 500.000
2. Beban dibayar di muka
Yaitu beban yang dibayar terlebih dahulu sementara manfaatnya diterima
kemudian. Jurnal pembalik untuk beban dibayar di muka perlu dibuat jika
157
transaksinya dicatat sebagai beban, tetapi jika transaksinya dicatat sebagai
harta maka tidak perlu dibuat jurnal pembalik, sebab pada jurnal
penyesuaiannya muncul akun beban yang akan menjadi nol pada waktu jurnal
penutup diposting.
Contoh:
Pada tanggal 1 September 2009 dibayar di muka sewa gedung sebesar Rp
600.000;00 untuk masa 6 bulan, jika transaksi ini dicatat sebagai beban,
maka jurnalnya adalah:
Beban Sewa Rp 600.000;00
Kas Rp 600.000;00
Jurnal penyesuaiannya:
Sewa dibayar dimuka Rp 200.000;00
Beban sewa Rp 200.000
Jurnal pembaliknya:
Beban sewa Rp 200.000;00
Sewa dibayar di muka Rp 200.000;00
Jika dicatat sebagai harta, maka jurnal awalnya:
Sewa dibayar dimuka Rp 600.000;00
Kas Rp 600.000;00
Jurnal Penyesuaiannya:
Beban sewa Rp 400.000;00
Sewa dibayar dimuka Rp 400.000;00
Dalam hal ini jurnal pembalik tidak diperlukan, Karen asaldo akun yang
muncul yaitu beban sewa akan menjadi nol oleh jurnal penutup dan setiap
membayar sewa digunakan akun sewa dibayar dimuka.
3. Pendapatan yang masih harus diterima
Yaitu pendapatan yang sampai pada akhir periode telah dihasilkan tetapi
belum dicatat atau dibayar. Contoh piutang sewa.
Contoh:
158
Pada tanggal 31 Desember 2009 masih harus diterima pendapatan Rp
200.000;00. Pada saat sewa diterim adicatat pada akun pendapatan, maka
jurnal penyesuaiannya:
Piutang sewa Rp 200.000;00
Pendapatan sewa Rp 200.000;
Maka jurnal pembaliknya:
Pendapatan sewa Rp 200.000;00
Piutang sewa Rp 200.000;00
4. Pendapatan diterima di muka
Yaitu pendapatan yang telah diterima perusahaan tetapi dilihat dari segi
waktu belum merupakan pendapatan.
Contoh:
Pada tanggal 1 Mei 2009 diterima sewa di muka sebesar Rp 6.000.000;00
untuk masa satu tahun, jurnal transaksinya:
Kas Rp 6.000.000;00
Pendapatan sewa Rp 6.000.000;00
Jurnal penyesuaiannya:
Pendapatan sewa Rp 2.000.000;00
Sewa diterima dimuka Rp 2.000.000;00
Sedangkan jurnal pembaliknya:
Sewa diterima di muka Rp 2.000.000
Pendapatan sewa Rp 2.000.000
159
Buatlah Jurnal Penutup berdasarkan lapran laba-rugi dibawah ini!!
SALON CANTIK JELITA
Per 31 Desember 2009
Laporan Laba-rugi
Pendapatan
1. Pendapatan Jasa Salon
Rp 16.000.000
2. Pendapatan Penjualan Kosmetik Rp 5.500.000
Total Pendapatan
Rp 21.500.000
Beban-beban
1. Beban Gaji Rp 3.500.000
2. Beban LAT Rp 500.000
3. Beban Iklan Rp 200.000
4. Beabn Sewa Gedung Rp 1.500.000
5. Beban Perlengkapan Salon Rp 250.000
6. Beban Pnystn. Perltn Salon Rp 300.000
7. Beban Lain-Lain Rp 250.000
Total Beban
Rp 6.500.000
Laba Bersih
Rp 15.000.000
Laporan perubahanmodal
Salon Cantik Jelita
Per 31 Desember 2009
Modal Awal
Rp 100.000.000
Laba Th 2009 Rp 15.000.000
Prive Rp (4.000.000)
Penambahan Modal Rp 11.000.000
Modal Akhir Rp 111.000.000
160
JAWABAN LATIHAN INDIVIDU
SALON CANTIK JELITA
Jurnal Penutup
Per 31 Desember 2009
Tanggal Nama Akun Reff Debet Kredit
2009 31 Pendapatan jasa salon 311 16.000.000
Des Pendapatan penjualan kosmetik 312 5.500.000
Ikhtisar laba/rugi 511 21.500.000
Ikhtisar laba/rugi 511 6.500.000
Beban Gaji dan Upah 417 3.500.000
Beban sewa gedung 418 1.500.000
Beban LAT 420 500.000
Beban Pemb. Peraltn salon 411 300.000
Beban perlengkapan 412 250.000
Beban iklan 413 200.000
Beban lain-lain 414 250.000
Ikhtisar laba/rugi 511 15.000.000
Modal M. Toha 231 15.000.000
Modal M. Toha 231 4.000.000
Prive M. Toha 232 4.000.000
47.000.000
47.000.000
LATIHAN DISKUSI
Dari data data yang tersedia
dibawah ini maka buatlah:
1. Jurnal Penutup
2. Jurnal Penyesuaian dan
Pembalik
Berikut adalah beberapa
penyesuaian yang dilakukan oleh
bioskop Queen pada tanggal 31
Desember 2009 :
1. Ditetapkan sewa film yang menjadi
beban sebesar Rp 1.600.000
2. Beban penyusutan peralatan
proyeksi per tahun ditetapkan 5 %
dari harga perolehan.
3. Persediaan perlengkapan kantor
per 31 Desember 2009 ditetapkan
sebesar Rp 1.500.00
161
BIOSKOP QUEEN
KERTAS KERJA Per 31 Desember 2009
No Nama Akun Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian NSD Lap L/R Neraca
D K D K D K D K D K
101 Kas 31.000
31.000
31.000
102 Sewa film dibayar di muka 2.000
1.600 400
400
103 Perlengkapan Kantor 5.000
1.500 3.500
3.500
111 Peralatan proyeksi 80.000
80.000
80.000
112 Akm. Pnystn pltn proyeksi
40.000
4.000
44.000
44.000
211 Pinjaman Bank
10.000
10.000
10.000
301 Modal Prajoko
40.200
40.200
40.200
302 Prive Prajoko 4.000
4.000
4.000
401 Pendapatan Pnjualan Karcis
40.000
40.000
40.000
501 Beban Gaji 5.000
5.000
5.000
502 Beban LAT 2.000
2.000
2.000
503 Beban Iklan 1.200
1.200
1.200
504 Beban perlengkapan kator
1.500
1.500
1.500
130.200 130.200
505 Beban sewa film
1.600
1.600
1.600
506 Beban Pnystn pltn kntor
4.000
4.000
4.000
7.100 7.100 134.200 134.200 15.300 40.000 118.900 94.200
24.700
24.700
40.000 40.000 118.900 118.900
162
JAWABAN LATIHAN DISKUSI
BIOSKOP QUEEN
Jurnal Penutup
Per 31 Desember 2009
Tanggal Nama Akun Reff Debet Kredit
2009 31 Pendapatan penjualan karcis 401 40.000.000
Des Ikhtisar laba/rugi 511 40.000.000
Ikhtisar laba/rugi 611 15.300.000
Beban Gaji dan Upah 501 5.000.000
Beban penystn paltn kantor 506 4.000.000
Beban LAT 502 2.000.000
Beban perlengkapan kantor 504 1.600.000
Beban sewa film 505 1.500.000
Beban iklan 503 1.200.000
Ikhtisar laba/rugi 611 24.700.000
Modal prajoko 301 24.700.000
Modal prajoko 301 4.000.000
Prive prajoko 302 4.000.000
84.000.000 84.000.000
BIOSKOP QUEEN
Jurnal Penyesuaian
Per 31 Desember 2009
No Nama Akun Debet kredit
1) 505 Beban Sewa Film 1.600.000
102 Sewa Film Dibayar di muka 1.600.000
2) 506 Beban Pnystn Palatan proyeksi 4.000.000
112 Akm. Pnystn Paltn Proyeksi 4.000.000
3) 504 Beban Perlengkapan Kantor 1.500.000
103 Perlengkapan Kantor 1.500.000
163
BIOSKOP QUEEN
Jurnal Pembalik
Per 31 Desember 2009
No Nama Akun Debet kredit
1) 505 sewa Film Dibayar di muka 1.600.000
102 Beban Sewa Film 1.600.000
2) 506 Akm. Pnystn Paltn Proyeksi 4.000.000
112 Beban Pnystn Paltn Proyeksi 4.000.000
3) 504 Perlengkapan Kantor 1.500.000
103 Beban Perlengkapan Kantor 1.500.000
164
SOAL A
I. Jawablah pertanyaan berikut, dan berikan perhitungannya!
1. Dari data-data akuntansi usaha angkutan busway diketahui saldo-saldo akun
berikut (dalam ribuan rupiah):
Modal awal Rp 12.300;00
Prive Rp 1.500;00
Pendapatan jasa Rp 18.000;00
Beban gaji Rp 4.500;00
Beban sewa Rp 3.500;00
Beban perlrngkapan Rp 2.500;00
Modal akhir Rp 17.000;00
Beban bunga ……………….
Berdasarkan data ini beban bunga yang diperhitungkan adalah ……….
a. Rp 1.100;00
b. Rp 1.200;00
c. Rp 1.300;00
d. Rp 1.400;00
e. Rp 1.500;00
2. Diketahui jumlah pendapatan pada akhir tahun 2009 sebesar Rp 18.500.000;00
dan jumlah beban pada akhir tahun 2009 sebesar Rp 16.000.000;00. Maka
jurnal penutup yang harus dibuat pada akhir tahun untuk menutup laba yang
diperoleh ke modal adalah …………
a. Ikhtisar laba rugi Rp 18.500.000;00
Modal Rp 18.000.500;00
b. Ikhtisar laba rugi Rp 16.000.000;00
Modal Rp 16.000.000;00
c. Modal Rp 2.500.000;00
Ikhtisar laba rugi Rp 2.500.000;00
d. Modal Rp 2.500.000;00
Prive Rp 2.500.000;00
e. Ikhtisar laba rugi Rp 2.500.000;00
Modal Rp 2.500.000;00
3. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2009 menunjukan adanya beban gaji yang
harus masih dibayar sebesar Rp 75.000;00 per hari untuk masa lima hari kerja
jurnal pembalik yang harus dibuat adalah …….
a. Utang gaji Rp 75.000;00
165
Beban gaji Rp 75.000;00
b. Beban gaji Rp 75.000;00
Utang gaji Rp 75.000;00
c. Beban gaji Rp 375.000;00
Utang gaji Rp 375.000;00
d. Utang gaji Rp 375.000;00
Kas Rp 375.000;00
e. Utang gaji Rp 375.000;00
Beban gaji Rp 375.000;00
4. Diketahui pada tanggal 31 Desember 2009 masih harus diterima pendapatan
jasa bulan September-Desember sebesar Rp 35.000;00 per bulan. Jika jurnal
penyesuaian dan pembalik telah dibuat maka jurnal yang dibuat pada saat
pendapatan jasa dibayar pada tanggal 10 januari adalah ……..
a. Kas Rp 35.000;00
Pendapatan Rp 35.000;00
b. Kas Rp 140.000;00
Pendapatan Rp 140.000;00
c. Kas Rp 200.000;00
Pendapatan Rp 200.000;00
d. Kas Rp 200.000;00
Pendapatan Rp 140.000;00
Piutang jasa Rp 60.000;00
e. Kas Rp 50.000;00
Pendapatan Rp 35.000;00
Piutang jasa Rp 15.000;00
5. Data yang dikutip dari saldo akun PT Bang Yos per 31 Desember 2009 per 31
desember adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
Pendapatan jasa Rp 7.500;00
Laba penjualan inventaris Rp 1.000;00
Beban gaji Rp 5.000;00
Beban sewa gedung Rp 2.000;00
Beban administrasi Rp 1.000;00
Beban bunga Rp 200;00
166
Dari data di atas maka rugi atas usaha adalah ….
a. Rp 750;00
b. Rp 625;00
c. Rp 600;00
d. Rp 700;00
e. Rp 500;00
II. Dari laporan Laba Rugi dan Perubahan Modal berikut ini buatlah jurnal
penutupnya!!
OKKY NET Per 31 Desember 2009
Laporan Laba-rugi
Pendapatan 1. Pendapatan Jasa
Rp 48.000.000
2. Pendapatan cetak/ print Rp 5.500.000
Total Pendapatan
Rp 53.500.000
Beban-beban
1. Beban Gaji Rp 12.000.000 2. Beban LAT Rp 4. 500.000 3. Beban sewa Gedung Rp 2. 500.000 4. Beban Perlengkapan kantor Rp 1.500.000 5. Beban Pnystn. Peraltn warnet Rp 500.000 6. Beban Iklan Rp 200.000 7. Beban Lain-Lain Rp 250.000 Total Beban
Rp 21.250.000
Laba Bersih
Rp 32.250.000
Laporan perubahanmodal
Okky net
Per 31 Desember 2009
Modal Awal
Rp 100.000.000
Laba Th 2009 Rp 32.250.000
Prive Rp (4.000.000)
Penambahan Modal Rp 28.250.000
Modal Akhir Rp 128.250.000
SELAMAT MENGERJAKAN
167
SOAL B
I. Jawablah pertanyaan berikut, dan berikan perhitungannya!
1. Perhatikan data-data berikut! (dalam ribuan rupiah)
Beban gaji Rp 4.500;00
Beban sewa Rp 3.500;00
Beban perlrngkapan Rp 1.500;00
Prive Rp 2.500;00
Modal awal Rp 46.500;00
Modal akhir Rp 51.500;00
Berdasarkan data ini maka pendapatan usaha yang diperhitungkan adalah
……….
a. Rp 26.000;00
b. Rp 22.000;00
c. Rp 18.500;00
d. Rp 17.000;00
e. Rp 14.500;00
2. Berdasarkan neraca per 31 Desember 2009 terdapat penarikan oleh pemilik
(prive) sebesar Rp 7.000.000;00. Jurnal penutup yang harus dibuat pada ahkir
tahun adalah……
a. Prive Rp 7.000.000;00
Ikhtisar laba rugi Rp 7.000.000;00
b. Ikhtisar laba rugi Rp 7.000.000;00
Prive Rp 7.000.000;00
c. Ikhtisar laba rugi Rp 7.000.000;00
Modal Rp 7.000.000;00
d. Modal Rp 7.000.000;00
Prive Rp 7.000.000;00
e. Prive Rp 7.000.000;00
Modal Rp 7.000.000;00
3. Pada tanggal 1 maret 2006 dipinjam uang sebesar Rp 10.000;00. Bunga
dibayar setiap 1 maret dan 1 september dengan suku bunga 12% setahun.
Pembayaran bunga dibukukan pada akun beban bunga. Setiap 1 september
mulai tahun pertama pinjaman diangsur sebesar Rp 2.000;00. Bunga dibayar
kemudian. Jurnal pembalik yang diperlukan per 1 januari 2007 adalah….
a. Beban bunga Rp 320;00
168
Utang bunga Rp 320;00
b. Utang bunga Rp 320;00
Beban bunga Rp 320;00
c. Beban bunga Rp 400;00
Utang bunga Rp 400;00
d. Utang bunga Rp 400;00
Beban bunga Rp 400;00
e. Beban bunga Rp 600;00
Utang bunga Rp 600;00
4. Diketahui pada tanggal 31 Desember 2009 masih harus diterima pendapatan
jasa bulan September-Desember sebesar Rp 35.000;00 per bulan. Jika jurnal
penyesuaian dan pembalik telah dibuat maka jurnal yang dibuat pada saat
pendapatan jasa dibayar pada tanggal 10 januari adalah ……..
a. Kas Rp 35.000;00
Pendapatan Rp 35.000;00
b. Kas Rp 140.000;00
Pendapatan Rp 140.000;00
c. Kas Rp 200.000;00
Pendapatan Rp 200.000;00
d. Kas Rp 200.000;00
Pendapatan Rp 140.000;00
Piutang jasa Rp 60.000;00
e. Kas Rp 50.000;00
Pendapatan Rp 35.000;00
Piutang jasa Rp 15.000;00
5. Data yang dikutip dari saldo akun bengkel budiyono per 31 Desember 2009
per 31 desember adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
Pendapatan jasa Rp 8.500;00
Laba penjualan inventaris Rp 1.000;00
Beban gaji Rp 5.000;00
Beban sewa Rp 2.000;00
Beban administrasi Rp 1.000;00
Beban bunga Rp 200;00
169
Dari data di atas maka laba bersihnya adalah ….
a. Rp 750;00
b. Rp 625;00
c. Rp 600;00
d. Rp 800;00
e. Rp 500;00
II. Dari data-data transaksi berikut ini buatlah jurnal pada saat pembayaran, jurnal
penyesuaian , jurnal penutup, dan jurnal baliknya!!
a) Pada tanggal 1 Maret 2009 dibayar premi asuransi untuk masa 1 tahun
sebesar Rp 6.000.000;00 terhitung mulai tanggal 1 Maret 2009 sampai 1 Maret
2010 (pada saat pembayaran dicatat sebagai harta).
b) Pada tanggal 1 mei 2005 diterima sewa rumah untuk masa 1 tahun sebesar
Rp 18.000.000;00, terhitung mulai tanggal 1 mei 2005 sampai dengan 1 mei
2006. (saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan)
170
JAWABAN EVALUASI SIKLUS II
SOAL A
I.
1. C
2. E
3. E
4. B
5. E
II.
OKKY NET
JURNAL PENUTUP
31-Des-09
Tanggal Keterangan Debit Kredit
2009 Pendapatan Jasa 48.000
Des-31 Pendapatan Cetak 5.500
Ikhtisar Laba Rugi 53.500
Ikhtisar Laba Rugi 21.250
Beban Gaji 12.000
Beban LAT 4.500
Beban Sewa Gedung 2.500
Beban Prlngkpn Kantor 1.500
Beban Pnystn Paltn 500
Beban Iklan 200
Beban Lain-lain 250
ikhtisar Laba rugi 32.250
Modal Okky 32.250
Modal Okky 4.000
Prive Okky 4.000
SOAL B
1. D
2. D
3. D
4. D
5. A
171
II.
JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal Keterangan Debit Kredit
2009 Des 31 Beban Asuransi 5000
Asuransi dibyr dmk 5000
Pendapatan Sewa 6000
Sewa dbyr dmk 6000
JURNAL PENUTUP
Tanggal Keterangan Debit Kredit
2009 Des 31 Ikhtisar L/R 5000
Beban Asuransi 5000
JURNAL PEMBALIK
Tanggal Keterangan Debit Kredit
2009 Des 31 Sewa dtrm dmk 6000
Pendapatan Sewa 6000
172
Daftar Hadir Siswa XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
SIKLUS 1 No Nama Siswa Pertemuan Keterangan
1 2 3
1 Alvinsa Adi W √ √ √
2 Andi Purnomo √ √ √
3 Anggar Kurniawati √ √ √
4 Anton Budiharjo √ √ √
5 Aria Prihantoko √ √ √
6 Bayu Bintoro √ √ √
7 Bella Ariesta W. F. A √ √ √
8 Brian Pamungkas √ √ √
9 Dio Wahyu Anggoro √ √ √
10 Drama Hesti Jati √ √ √
11 Dwi Noor Cahya √ √ √
12 Dwi Santoso √ √ √
13 Eko Pranama √ √ √
14 Erin Widyastuti √ √ √
15 Galih Nihriani √ √ √
16 Hanggara .N.H. √ √ √
17 Heny Arianti √ √ √
18 Ifnu Syarifudin √ √ √
19 Ivan Rifky wiatmoko √ √ √
20 Joni Putra Apriando √ √ √
173
21 Kufu Andar .H. √ √ √
22 Kurnia sari Ambari √ √ √
23 Kusuma Adi .L. √ √ √
24 Lilis Nur Aysah √ √ √
25 Lilis Rahayu √ √ √
26 Lutfiana Nia Sari √ √ √
27 Muhammad Shidiq P √ √ √
28 Nur Rohman √ √ √
29 Pandu Harsinto.L. √ √ √
30 Pramudya Bayu.M. √ √ √
31 Prasetyo Adi.S. √ √ √
32 Rasyid Ghoniyyu.R. √ √ √
33 Rhisang fajar.S. √ √ √
34 Sakina Putri.M. √ √ √
35 Savitri vidya larasati √ √ √
36 Sony Sanjaya.W. √ √ √
37 Widhi Wiyono √ √ √
38 Wimpie Adi Guna.H. √ √ √
39 Fikri Nauval.U.M. √ √ √
40 Tiara Nur.R. √ √ √
41 Yusak Dwi.P. √ √ √
174
KLOMPOK I
Bella Ariesta
Yusak Dwi P
Alvinsa Adi
Tiara Nur R
Fikry Nauval
Anton Budiharja
Ivan Rifky
KLOMPOK IV
Bayu Bintoro
Aria Prihantoko
Wiempie Adi
Lilis Rahayu
Brian Pamungkas
Luthfiana Nia S
Muhammad Shidiq
KLOMPOK IV
Savitri Vidya
Widhi Wiyono
Hanggara N
Sakina Putri
Dio Wahyu
Jony Putra
Kusuma Adi
KLOMPOK IV
Lilis Nur A
KLOMPOK IV
Andi Purnomo
Drama Hesti
Dwi Santoso
Ifnu Syarifudin
Erin Widyastuti
Dwi Noor Cahya
Rhisang Fajar
KLOMPOK IV
Eko Pranama
Anggar Kurniawati
Kurnia Sari
Pandu Harsinto
Pramudya Bayu
Kufu Andar
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS II
Rasyid Ghoniyu
Sony Sanjaya
Prasetyo Adi
Heny Arianti
Galih Nihriani
Nur Rohman
175
" Jurnal Penutup dan Jurnal Pembalik" Nama Siswa Scor Total Nilai
I II Alvinsa Adi W 40 45 85 Andi Purnomo 50 45 95 Anggar Kurniawati 45 40 85 Anton Budiharjo 40 40 80 Aria Prihantoko 30 35 65 Bayu Bintoro 40 50 90 Bella Ariesta W. F. A 50 40 90 Brian Pamungkas 35 40 75 Dio Wahyu Anggoro 40 40 80 Drama Hesti Jati 40 35 75 Dwi Noor Cahya 40 40 80 Dwi Santoso 35 20 55 Eko Pranama 50 45 95 Erin Widyastuti 50 40 90 Galih Nihriani 40 50 90 Hanggara .N.H. 45 40 85 Heny Arianti 40 30 70 Ifnu Syarifudin 35 50 85 Ivan Rifky wiatmoko 35 50 85 Joni Putra Apriando 40 35 75 Kufu Andar .H. 40 40 80 Kurnia sari Ambari 40 50 90 Kusuma Adi .L. 40 35 75 Lilis Nur Aysah 45 45 90 Lilis Rahayu 40 45 85 Lutfiana Nia Sari 40 50 90 Muhammad Shidiq P 35 40 75 Nur Rohman 45 30 75 Pandu Harsinto.L. 40 35 75 Pramudya Bayu.M. 45 35 80 Prasetyo Adi.S. 40 40 80 Rasyid Ghoniyyu.R. 45 45 90 Rhisang fajar.S. 45 32 77 Sakina Putri.M. 40 45 85 Savitri vidya larasati 40 50 90 Sony Sanjaya.W. 40 35 75 Widhi Wiyono 40 40 80 Wimpie Adi Guna.H. 40 35 75 Fikri Nauval.U.M. 50 27 77 Tiara Nur.R. 40 40 80 Yusak Dwi.P. 35 40 75
176
LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA
PELAJARAN AKUNTANSI
KELAS XI IPS 1 SMA N 1 BOYOLALI
SIKLUS II
(Pengamatan pada siswa)
Hari / Tanggal : 10, 13, 17 Maret 2010
Nama pengamat : Ardhiani Purwandari
Lembar ini diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran. Lembar
observasi ini mencatat aspek-aspek pengukuran dari setiap peserta didik pada
pembelajaran yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL)
Untuk kegiatan pembelajaran dan diskusi kelompok:
Skor 3 : Siswa Aktif dengan dengan nilai Baik (B)
Skor 2 : Siswa Cukup Aktif dengan nilai Cukup (C)
Skor 1 : Siswa Kurang/ tidak aktif dengan nilai Kurang (K)
Untuk ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal:
Skor 3 : Siswa teliti dalam menyelesaiakan soal dengan nilai Baik (B)
Skor 2 : Siswa cukup teliti dalam menyelesaikan soal dengan nilai Cukup (C)
Skor 1: Siswa kurang teliti/ tidak teliti dalam mengerjakan soal dengan nilai
Kurang (K)
177
No Nama Siswa Aspek yang Diamati
Keaktifan
siswa selama
mengikuti
pembelajaran
Keaktifan
siswa dalam
mengikuti
diskusi
kelompok
Ketelitian
dan
ketepatan
siswa dalam
menyelesaik
an soal
Nila
i
kuis
Ketuntasan
belajar(
KKM
minimal 70)
1 Alvinsa Adi W B=3 B=3 B=3 85 TUNTAS
2 Andi Purnomo B=3 B=3 B=3 95 TUNTAS
3 Anggar Kurniawati B=3 B=3 B=3 85 TUNTAS
4 Anton Budiharjo C=2 B=3 B=3 80 TUNTAS
5 Aria Prihantoko K=1 K=1 K=1 65 TIDAK
6 Bayu Bintoro B=3 B=3 B=3 90 TUNTAS
7 Bella Ariesta W. F B=3 B=3 B=3 90 TUNTAS
8 Brian Pamungkas C=2 B=3 B=3 75 TUNTAS
9 Dio Wahyu A B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
10 Drama Hesti Jati B=3 C=2 B=3 75 TUNTAS
11 Dwi Noor Cahya B=3 B=3 C=2 80 TUNTAS
12 Dwi Santoso K=1 C=2 C=2 55 TIDAK
13 Eko Pranama B=3 B=3 B=3 95 TUNTAS
14 Erin Widyastuti B=3 B=3 B=3 90 TUNTAS
15 Galih Nihriani B=3 B=3 B=3 90 TUNTAS
16 Hanggara .N.H. B=3 B=3 B=3 85 TUNTAS
17 Heny Arianti K=1 B=3 B=3 70 TUNTAS
18 Ifnu Syarifudin B=3 B=3 B=3 85 TUNTAS
19 Ivan Rifky w B=3 B=3 B=3 85 TUNTAS
20 Joni Putra A C=2 K=1 C=2 75 TUNTAS
21 Kufu Andar .H. B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
22 Kurnia sari A B=3 B=3 B=3 90 TUNTAS
23 Kusuma Adi .L. B=3 C=2 B=3 75 TUNTAS
24 Lilis Nur Aysah B=3 B=3 B=3 90 TUNTAS
25 Lilis Rahayu B=3 B=3 B=3 85 TUNTAS
26 Lutfiana Nia Sari B=3 B=3 B=3 90 TUNTAS
27 Muhammad S P C=2 C=2 B=3 75 TUNTAS
28 Nur Rohman C=2 C=2 K=1 75 TUNTAS
29 Pandu Harsinto.L. B=3 B=3 C=2 75 TUNTAS
30 Pramudya Bayu B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
31 Prasetyo Adi.S. C=2 B=3 B=3 80 TUNTAS
32 Rasyid Ghoniyyu B=3 B=3 B=3 90 TUNTAS
33 Rhisang fajar.S. C=2 B=3 C=2 77 TUNTAS
34 Sakina Putri.M. B=3 B=3 B=3 85 TUNTAS
35 Savitri vidya L B=3 B=3 B=3 90 TUNTAS
36 Sony Sanjaya.W. C=2 C=2 C=2 75 TUNTAS
37 Widhi Wiyono B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
38 Wimpie Adi B=3 C=2 B=3 75 TUNTAS
178
39 Fikri Nauval.U.M. C=2 K=1 B=3 77 TUNTAS
40 Tiara Nur.R. B=3 B=3 B=3 80 TUNTAS
41 Yusak Dwi.P. B=3 C=2 B=3 75 TUNTAS
Aspek yang dinilai:
Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran
B = 87, C = 18, K= 3
B = 87 X 100% = 80.55%, C = 18 X 100% = 16.66%, K = 3 X 100% = 2.77%
108 108 108
Keaktifan siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
B = 90 , C = 16 , K = 3
B = 90 X 100% = 82.56%, C = 16 X 100% = 14.67%, K = 3 X 100% = 2.75%
109 109 109
Ketelitian dalam menyelesaikan soal
B = 99, C = 12, K =2
B = 99 X 100% = 87.61%, C = 12 X 100% = 10.61%, K= 2 X 100% = 1.76%
113 113 113
Ketuntasan belajar (SKM minimal 75)
Ketuntasan = jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah siswa
Ketuntasan = 39 siswa x 100%
41 siswa
= 95%
179
GAMBAR SIKLUS II
Gambar 5: Peneliti sedang memberikan penjelasan tentang materi Jurnal Penutup
Gambar 6: Peneliti memberikan contoh memposting jurnal penutup ke buku besar
180
Gambar 7: Siswa sedang menyelesaikan soal latihan
Gambar 8: Siswa maju ke depan menjawab soal
181
Gambar 9: Peneliti membahas soal latihan yang ada di buku paket
Gambar 10 : Siswa sedang mengerjakan soal kuis siklus II
182
PEDOMAN WAWANCARA PENERAPAN
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING
(Untuk Guru)
Responden Variabel Indikator Daftar Pertanyaan
Guru
1. Penerapan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
Contextual
Teaching and
Learning.
a.Pengertian
pembelajaran
dengan
pendekatan CTL
b.Pelaksanaan
model
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
CTL
c. Penilaian
1. Bagaimana pemahaman Ibu tentang
model pembelajaran yang
menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and
Learning?
2. Apa kelebihan dari pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching
and Learning.
1. Apakah siswa dapat lebih mudah
menguasai materi dengan adanya
penerapan model pembelajaran ini?
2. Apakah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning
dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dibandingkan dengan Model
Pembelajaran sebelumnya?
3. Bagaimana tanggapan atau reaksi
siswa dengan adanya pelaksanaan
model pembelajaran ini?
1. Bagaimana penilaian dalam
pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching
and Learning menurut Ibu?
4. Bagaimana cara Ibu melakukan
penilaian dalam pelaksanaan
183
pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching
and Learning?
5. Apakah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning
mudah diterapkan untuk pelajaran
akuntansi?
6. Apakah Ibu bersedia menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching
and Learning pada pertemuan
berikutnya?
184
ANGKET TANGGAPAN SISWA KELAS XI IPS 1
TERHADAP PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL)
Petunujuk pengisian:
1. Tulis nama anda, kelas dan nomor absen pada tempat yang telah disediakan
2. Beri tanda silang (X) pada pilihan yang anda anggap paling benar.
3. Bacalah setiap item dengan teliti
Nama :
Kelas :
No. absent :
Daftar Pertanyaan:
1. Saya lebih suka menyelesaikan soal akuntansi dengan belajar dalam
tim/kelompok daripada menyelesaikan soal secara individu?
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
2. Saya lebih mudah memahami materi pelajaran akuntansi melalui contoh-
contoh yang diberikan oleh guru.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
3. Saya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar setelah
diterapkannya pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
4. Prestasi belajar (nilai) saya mengalami peningkatan setelah diterapankannya
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
7. Menurut saya, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning cocok untuk pelajaran akuntansi.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
185
Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi
Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
Nama informan : Dra. Soeparno
Tanggal wawancara :
Waktu :
Pewawancara : Ardhiani Purwandari
1. Pengertian Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning
P : Bagaimana pemahaman Bapak tentang model pembelajaran yang
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning?
I : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
P :Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran
tersebut?
I :…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
2. Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning?
P : Bagaimana peranan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning terhadap peningkatan hasil belajar
siswa?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
P : Apakah pembelajaran yang menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
186
P : Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi dengan adanya
penerapan model pembelajaran ini?
I :…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
P : Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan
model pembelajaran ini?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..
3. Penilaian
P : Bagaimana menurut bapak peilaian dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning?
I : ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………..
P : Bagaimana cara Ibu melakukan penilaian dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………….
P : Apakah pembelajaran dengan menggunkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning mudah diterapkan untuk pelajaran
Akuntansi?
I : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
P : Apakah Ibu bersedia menerapkan pembvelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual teaching and Learning?
I : ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
187
Pedoman Wawancara penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning dalam pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
A. Pengertian pembelajaran dengan pendekatan CTL
1. Bagaimana pemahaman Bapak tentang model pembelajaran yang
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning?
2. Apa kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning?
B. Pelaksanaan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL
1. Apakah siswa dapat lebih mudah menguasai materi dengan adanya
penerapan model pembelajaran ini?
2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dibandingkan dengan Model Pembelajaran sebelumnya?
3. Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan model
pembelajaran ini?
C. Penilaian
1. Bagaimana penilaian dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning menurut Bapak?
2. Bagaimana cara Bapak melakukan penilaian dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning?
3. Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning mudah diterapkan untuk pelajaran akuntansi?
188
Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi
Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Boyolali
Nama informan : Dra. Soeparno
Tanggal wawancara : 29 Maret 2010
Waktu : pukul 10.30 WIB
Pewawancara : Ardhiani Purwandari
1. Pengertian Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning
P : Bagaimana pemahaman Bapak tentang model pembelajaran yang
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning?
I : Menurut saya, dalam pembelajaran ini guru dalam menyampaikan
materi memberikan contoh-contoh yang nyata atau dengan
mengkaitkannya pada kehidupan yang senyatanya. Selaian itu dalam
kegiatannya siswa diberikan kesempatan untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
P :Apakah kelebihan yang diperoleh dari pelaksanaan model pembelajaran
tersebut?
I : Kelebihan yang diperoleh dari model tersebut antara lain:
Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi secara jelas dan
mudah diterima oleh siswa, sebab materi yang disampaikan selalu
dikaitkan dalam kehidupan nyata.
Meningkatnya motivasi dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran
Adanya kerja sama antar siswa
Munculnya keberanian mengungkapkan pendapat
Meningkatkan rasa percaya diri
Saling melengkapi satu sama lain dalam mengungkapkan pendapat
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning.
189
P : Bagaimana peranan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa?
I : Peranan model tersebut antara lain:
Siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, sebab mereka
lebih mudah memahami materi yang sedang dipelajari.
Melalui kegiatan latihan yang rutin dapat meningkatkan ketrampilan
siswa dalam menyelesaikan tugas.
Motivasi yang diberikan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran.
Siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui contoh-
contoh yang diberikan, sehingga hasil belajar merekapun meningkat.
P : Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan
dengan model pembelajaran sebelumnya?
I : Ya. Karena pembelajaran yang demikian dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari dari contoh-
contoh yang kongrit dan latihan yang terus menerus dapat
meningkatkan motivasi siswa.
P : Apakah siswa dapat lebih mudah mengusasi materi dengan adanya
penerapan model pembelajaran ini?
I : Menurut saya siswa lebih bisa memahami materi karena siswa
dihadapkan pada contoh-contoh yang nyata dan proses pembelajaran
yang runtut sesuai pola pikir siswa.
P : Bagaimana tanggapan atau reaksi siswa dengan adanya pelaksanaan
model pembelajaran ini?
I : Saya merasakan respon yang positif dari siswa.
3. Penilaian
P : Bagaimana menurut bapak peilaian dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning?
190
I : Penilaian dalam pembelajaran ini merupakan penilaian yang
sesungguhnya, artinya bahwa penilaian yang dilakukan tidak hanya dari
hasil ulangan saja tetapi jugadari tingkah laku siswa selama proses
pembelajaran. Dengan demikian keberhasilan dalam proses pembelajaran
tidak hanya dilihat dari segi ketuntasan belajar saja, tetapi juga tingkah
laku siswa itu sendiri.
P : Bagaimana cara Bapak melakukan penilaian dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning?
I : Saya menilai berdasarkan tiga aspek, yaitu:
Pengamatan saat kegiatan belajar mengajar.
Lisan, yaitu saat mereka menjawab pertanyaan
Tes tertulis.
P : Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning. mudah diterapkan untuk pelajaran Akuntansi?
I : Saya rasa cukup mudah diterapkan, sebab pembelajaran ini sangat
komplit, bila diibaratkan seperti gado-gado. Ada aspek kemandirian
dan kerjasama.
P : Apakah Bapak bersedia menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam mengajar pada
pertemuan selanjutnya?
I : saya akan menggunakan pendekatan ini dlam setiap kegiatan
pembelajaran sebab pendekatan ini cocok sekali dengan mata pelajaran
akuntansi, siswa lebih mudah menerima materi.
191
TANGGAPAN SISWA MENGENAI PENERAPAN
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Poin Pernyataan Tanggapan Siswa Jumlah
Siswa SS S KS TS
A Saya lebih suka menyelesaikan soal akuntansi
dengan belajar dalam tim/ kelompok dari pada
menyelesaikan soal secara individu
20 14 7 41
B Saya lebih mudah memahami materi akuntansi
dengan model pembelajaran yang menggunakan
pendekatan kontekstual daripada model
pembelajaran konvensional yang diterapkan guru
sebelumnya.
26 10 5 41
C Saya lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar setelah diterapkannya pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual
12 24 5 41
D Prestasi belajar (nilai) saya mengalami peningkatan
setelah diterapkannya pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual
18 20 3 41
E Menurut saya, pembelajaran yang menggunakan
pendekatan kontekstual dapat diterapkan dalam
pelajaran akuntansi
16 21 4 41
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
192
0
10
20
30
SS S KS TS
A B
C D
E
Profil Hasil Tanggapan Siswa mengenai Pembelajaran dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL)
Gambar 11. Grafik Tanggapan Siswa
Keterangan:
Poin Pernyataan
A Saya lebih suka menyelesaikan soal akuntansi dengan belajar dalam tim/ kelompok dari
pada menyelesaikan soal secara individu.
B Saya lebih mudah memahami materi akuntansi dengan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) daripada model pembelajaran
konvensional yang diterapkan guru sebelumnya.
C Saya lebih aktif dalam mengukuti kegiatan belajar mengajar setelah diterapkannya
pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
D Prestasi belajar (nilai) saya mengalami peningkatan setelah diterapkannya pembelajaran
dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
E Menurut saya, pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran akuntansi.
0
5
10
15
20
25
30
A B C D E
SS
S
TS
STJ
193
PERSENTASE TANGGAPAN SISWA MENGENAI
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Pernyataan Persentase Tanggapan
SS S KS TS
A 48% 34% 18% -
B 64% 24% 12% -
C 29% 59% 12% -
D 44% 48% 8% -
E 40% 51% 9% -
Tabel 7. Persentase tanggapan siswa
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
194
DAFTAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
No Nama Siswa Nilai
Dasar
Nilai Siklus 1 peningkatan
Prestasi
Nilai Siklus 2 Peningkatan
Prestasi
1 Alvinsa Adi W 70 76 9% 85 12%
2 Andi Purnomo 75 76 1% 95 25%
3 Anggar Kurniawati 65 70 8% 85 21%
4 Anton Budiharjo 60 75 25% 80 7%
5 Aria Prihantoko 60 58 -3% 65 12%
6 Bayu Bintoro 70 84 20% 90 7%
7 Bella Ariesta W. F. A 75 80 7% 90 13%
8 Brian Pamungkas 70 76 9% 75 -1%
9 Dio Wahyu Anggoro 60 61 2% 80 31%
10 Drama Hesti Jati 70 74 6% 75 1%
11 Dwi Noor Cahya 70 76 9% 80 5%
12 Dwi Santoso 70 75 7% 55 -27%
13 Eko Pranama 75 84 12% 95 13%
14 Erin Widyastuti 65 76 17% 90 18%
15 Galih Nihriani 70 80 14% 90 13%
16 Hanggara .N.H. 70 80 14% 85 6%
17 Heny Arianti 65 75 15% 70 -7%
18 Ifnu Syarifudin 75 76 1% 85 12%
19 Ivan Rifky wiatmoko 65 75 15% 85 13%
20 Joni Putra Apriando 65 69 6% 75 9%
21 Kufu Andar .H. 70 68 -3% 80 18%
22 Kurnia sari Ambari 70 80 14% 90 13%
23 Kusuma Adi .L. 75 76 1% 75 -1%
195
24 Lilis Nur Aysah 65 84 29% 90 7%
25 Lilis Rahayu 65 80 23% 85 6%
26 Lutfiana Nia Sari 70 76 9% 90 18%
27 Muhammad Shidiq P 65 68 5% 75 10%
28 Nur Rohman 65 69 6% 75 9%
29 Pandu Harsinto.L. 70 72 3% 75 4%
30 Pramudya Bayu.M. 65 72 11% 80 11%
31 Prasetyo Adi.S. 65 70 8% 80 14%
32 Rasyid Ghoniyyu.R. 65 75 15% 90 20%
33 Rhisang fajar.S. 60 68 13% 77 13%
34 Sakina Putri.M. 70 80 14% 85 6%
35 Savitri vidya larasati 75 82 9% 90 10%
36 Sony Sanjaya.W. 65 67 3% 75 12%
37 Widhi Wiyono 65 58 -11% 80 38%
38 Wimpie Adi Guna.H. 65 75 15% 75 0%
39 Fikri Nauval.U.M. 70 78 11% 77 -1%
40 Tiara Nur.R. 65 75 15% 80 7%
41 Yusak Dwi.P. 60 68 13% 75 10%
rata rata peningkatan
hasil belajar siswa 10%
408%
Top Related