PROPOSAL THESIS
PENGEMBANGAN PROSEDUR AUDIT ENERGI
BANGUNAN DENGAN TEKNIK SIMULASI ENERGI
VINSENSIUS SIGRID CANNY WIDARJI
No. Mhs.: 145.40.2227/PS/MTA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2015
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ARSITEKTUR
PERSETUJUAN PROPOSAL TESIS
Nama : VINSENSIUS SIGRID CANNY WIDARJI
Nomor Mahasiswa : 14.01.45.2227/PS/MTA
Konsentrasi : Teknologi Bangunan
Judul Tesis : Pengembangan Prosedur Audit Energi Bangunan
Dengan Teknik Simulasi Energi
Nama Pembimbing
……………………..
.…………..…….…..
Tanggal
…………………….
….………………….
Tanda tangan
……………………….
..............…………
1
1. Latar Belakang
Krisis manajemen energi adalah keadaan dimana sumber energi
yang ada tidak mampu dikelola oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
energi di suatu wilayah tertentu. Indonesia adalah salah satu negara yang saat
ini sedang dalam dalam ancaman krisis manajemen energi. Hal ini
disebabkan karena pengelolaan energi di Indonesia masih terfokus pada
sektor migas yang bahan utamanya berasal dari fosil. Jika krisis manajemen
energi terjadi maka sektor ekonomi akan lumpuh dan akan berimbas pada
seluruh bidang kehidupan. Maka dari itu diperlukan tindakan pencegahan
dan perbaikan yang dapat menghindarkan Indonesia dari krisis multisektor.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penduduk
mengindikasikan peningkatan kebutuhan energi. Dengan pertumbuhan
ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, Indonesia berkepentingan untuk
mengelola dan menggunakan energi dengan efektif dan efisien (Kementrian
ESDM, 2015). Konsumsi energi final di Indonesia pada periode 2000-2012
meningkat rata-rata sebesar 2,9% per tahun. Jenis energi yang paling
dominan adalah penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang meliputi
avtur, avgas, bensin, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, dan minyak
bakar (BPPT, 2014). Jika peningkatan kebutuhan energi tidak dibarengi
dengan adanya pengelolaan energi yang tepat, maka ancaman krisis dapat
benar-benar terjadi di Indonesia.
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Ekonomi, Populasi dan Energi di Indonesia
Sumber: Buku Materi dan Kumpulan Abstrak Workshop dan Seminar Nasional Energi
Indonesia 2015
Gambar 2. Grafik Sektor Konsumsi Energi
Sumber: Handbook of Energy and Economy Statistic of Indonesia 2014
Kontribusi pemakaian energi di Indonesia berasal dari berbagai
sektor, antara lain industri, transportasi dan bangunan baik itu bangunan
gedung maupun rumah tangga. Sektor industri dan transportasi menjadi
sumber konsumsi energi terbanyak. Diikuti oleh sektor komersial dan rumah
tangga, dimana bangunan sebagai sarana manusia beraktifitas di dalamnya
menjadi obyek utama konsumsi energi. Pada sektor industri alat produksi
industri yang berupa alat-alat msin dan elektronik adalah obyek utamanaya.
Namun bangunan juga memiliki peran terhadap penggunaan energi industri,
yaitu sebagai prasarana berjalannya proses industri. Hal ini juga terjadi pada
sektor transportasi dimana bangunan juga memiliki peran sebagai prasarana.
Menurut United States Environmental Protection Agency (EPA),
sektor bangunan berkontribusi terhadap 39% dari total pemakaian energi,
12% dari total konsumsi air, 68% dari total konsumsi listrik,dan 38% dari
total emisi karbondioksida di seluruh wilayah Amerika. Sumber energi untuk
konsumsi gedung tersebut berasal dari bahan bakar fosil yang
mengemisikan karbondioksida dalam jumlah yang sangat signifikan.
Konsumsi energi pada sektor bangunan dapat dikatakan cukup besar untuk
penerangan dan power alat-alat elektronik, ataupun pendingin ruangan.
Selain itu konsumsi energi juga terjadi pada sektor energi non listrik, antara
lain transportasi dalam bangunan, kebutuhan air dan kegiatan perawatan
bangunan (building maintenance).
3
Pada bangunan, cara yang paling mendekati karena tidak
membutuhkan waktu lama dan tidak memerlukan perubahan yang begitu
besar adalah dengan konservasi energi. Konservasi energi adalah
peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau biasa disebut dengan
proses penghematan energi. Konservasi enenergi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain dengan menemukan energi baru terbarukan,
menciptakan inovasi peralatan yang hemat energi, mengoptimalkan
penggunaan energi dan melakukan manajemen energi dalam bangunan.
Manajemen energi bangunan merupakan bagian dari rencana
strategis efisiensi pada bangunan. Manajemen energi dapat diwujudkan ke
dalam beberapa program kegiatan, antara lain perancangan (prediksi dan
target konservasi energi), audit energi, akutansi energi, program konservasi
energi, database, dan manajemen resiko energi. Program harus secara jelas
menunjukkan siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana cara untuk
mencapai rekomendasi peluang penghematan energi. (Sekretariat PROPER
Kementrian Lingkungan Hidup, 2014).
Gambar 3. Rencana Strategis Manajemen Energi
Sumber: Sosialisasi Kriteria Hijau dan Emas PROPER 2014
Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung
tingkat konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara
untuk penghematannya (SNI 03-6169-2000). Proses evaluasi pemanfaatan
energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi
peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi
dalam rangka konservasi energi (SNI 6169:2011)
Secara lebih spesifik, audit energi merupakan kegiatan penelitian
pemanfaatan energi untuk mengetahui keseimbangan energi, biaya investasi,
dan mengidentifikasi rekomendasi untuk penghematan energi. Hasil dari
penelitian akan diperoleh profil penggunaan energi di dalam gedung. Audit
energi yang rinci perlu diterapkan jika bangunan gedung menunjukkan profil
yang tidak memenuhi baku energi yang berlaku.
Konservasi energi pada bangunan gedung di Indonesia dimulai
sejak tahun 1985 dengan diperkenalkannya software DOE (Department Of
Energy) dari Amerika Serikat oleh Departemen Pekerjaan Umum.
Perkembangan selanjutnya nyaris tidak terdengar sampai dengan tahun 1987.
Pada tahun 1987 dilakukan penelitian energi pada bangunan gedung bersama
negara-negara ASEAN yang bekerja sama dengan USAID, sekaligus
memperkenalkan program ASEAM (A Simplified Energy Analysis Method).
Sejak itu mulailah masalah konservasi energi terangkat kembali ke
permukaan di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan usaha konservasi energi melalui
kegiatan audit energi, dibuatlah standar prosedur audit energi pada
bangunan gedung. Standar ini disusun oleh PT 27-03 dan Panitia Teknis
Energi Baru dan Terbarukan (PTEB) yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada
bulan Maret 2010. Anggotanya terdiri dari para ahli bidang konservasi
energi mewakili pemerintah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, industri,
pemasok, konsultan, kontraktor dan pengelola bangunan gedung. Tujuan
utamanya adalah meningkatkan jumlah dan ketersediaan standar
ketenagalistrikan di Indonesia melalui perumusan standar audit energi.
5
Untuk prosedur audit energi yang digunakan, Indonesia telah
memiliki prosedur yang telah dibakukan dalam SNI 6196:2011. Standar
Nasional Indonesia (SNI) mengenai prosedur audit energi pada bangunan
gedung ini merupakan revisi dari SNI 036196:2000 tentang Prosedur Audit
Energi. Prosedur ini memiliki acuan normatif sebagai berikut:
a. SNI 05-3052-1992, cara uji unit pengkondisian udara.
b. BOCA, International Energy Conservation code 2000.
c. ASHRAE, Standard 90.1: energy efficiency.
d. BOMA, standard methode for measuring floor area in office buildings.
Standar prosedur audit energi pada bangunan gedung ini
dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan gedung
dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan energi dan menekan biaya
energi tanpa harus mengurangi kualitas kinerjanya. Audit Energi bertujuan
mengetahui "Potret Penggunaan Energi" dan mencari upaya peningkatan
efisiensi penggunaan energi. Pembahasan Audit Energi meliputi : prosedur
audit energi, audit energi awal, audit energi rinci, identifikasi peluang hemat
energi, analisis peluang hemat energi, laporan dan rekomendasi.
Prosedur audit energi pada bangunan gedung sesuai standar SNI
6196-2011 dalam banyak mengacu pada Intensitas Konsumsi Energi (IKE).
IKE digunakan mulai dari pengumpulan data, proses analisis, hingga
pengambilan keputusan apakah bangunan gedung tersebut hemat energi atau
malah sebaliknya. Standar yang digunakan dalam mengambil keputusan
adalah dengan membandingkan nilai IKE eksisting dengan nilai IKE yang
sesuai dengan standar SNI dengan perbedaan tingkatan nilai konsumsi energi
yang diperkenankan untuk setiap tipologi bangunan. Padahal, penghematan
energi pada sebuah bangunan gedung dapat dilakukan hingga semaksimal
mungkin, tidak hanya tergantung dari intensitas konsumsi energi yang
dikaitkan dengan fungsi bangunan, namun juga dari lokasi bujur dan lintang,
kondisi tapak, arah orientasi bangunan, unsur-unsur kearifan lokal dan
lingkungan sekitar bangunan.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta merupakan institusi
pendidikan di Indonesia yang menaruh konsnstrasi pada masalah
penghematan energi. Dapat dilihat dari gerakan-gerakan yang selama ini
dilakukan, antara lain gerakan Be Veg yaitu anjuran untuk menjadi
vegetarian dalam rangka memerangi pemanasan global, larangan merokok di
seluruh area kampus, penghijauan pada area kampus dan tentunya kegiatan
audit energi bangunan kampus yang dilakukan secara internal dan mandiri.
Kegiatan audit energi bangunan kampus sendiri telah
dilaksanakan sejak tahun 2009, yang disebut sebagai Audit Energi Tahap I,
dan telah dilakukan beberapa rekomendasi sebagai langkah penghematan
energi. Salah satu rekomendasi yang dilakukan adalah mengganti seluruh
alat penerangan ruangan menjadi lampu LED. Selain itu juga sedikit demi
sedikit meremajakan monitor CRT dan menggantinya menjadi layar LCD
dan LED. Kegiatan ini terus dievaluasi setiap tahunnya dan memang terjadi
penurunan yang dirasakan dengan menurunya nilai pembayaran PLN
(setelah dikonversikan setiap terjadi perubahan TDL). Pada tahun 2015
kembali dilakukan kegiatan Audit Energi Tahap II dengan penyempurnaan
dari hasil evaluasi kekurangan dan kelebihan pada kegiatan yang telah
dilakukan sebelumnya. Audit Energi Tahap II saat ini sedang dalam tahap
penyusunan laporan hasil audit dan beberapa perancangan rekomendasi yang
mungkin realistis untuk dilakukan.
Hal yang cukup berbeda dari audit energi yang dilakukan oleh
Universitas Atma Jaya Yogyakarta dibandingkan dengan audit energi yang
dilakukan pada umumnya sesuai dengan prosedur audit energi bangunan
gedung dari SNI adalah digunakannya teknik simulasi energi bangunan pada
tahap analisis penggunaan energi, penarikan kesimpulan dan peluang
penghematan energi serta rekomendasi penghematan energi. Dengan adanya
tahapan simulasi energi ini, beberapa hal dapat dengan jelas diketahui dalam
angka, grafik dan tampilan. Hal ini menyebabkan tingkat akurasi audit energi
menjadi lebih tinggi dan kondisi performa energi bangunan dapat menjadi
lebih mudah dipahami.
7
Teknik analisis performa energi bangunan dengan menggunakan
alat simulasi energi bangunan sebenarnya bukan merupakan hal yang baru.
Amerika Serikat sudah memulainya dengan perangkat lunak atau software
Department Of Energy (DOE). Selain perangkat lunak tersebut, sebenarnya
masih ada beberapa alat simulasi energi yang telah banyak digunakan
dengan beberapa kelebihan masing-masing. Dengan melihat bahwa di luar
Indonesia alat simulasi energi berupa perangkat lunak dan komputerisasi
telah banyak digunakan, maka prosedur audit energi di Indonesia sudah
seharusnya menggunakan alat simulasi.
Alat simulasi energi yang telah digunakan dalam prosedur audit
energi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta antara lain Autodesk Ecotect
Computational Fluid Dynamics (CFD), dan Design Builder dengan Energy
Plus nya. Ecotect adalah perangkat lunak yang dapat membuat permodelan
performa energi bangunan, meliputi performa pencahayaan, performa
penghawaan dan performa akustika. Sedangkan Computational Fluid
Dynamics (CFD) merupakan alat simulasi termal untuk memprediksi kinerja
produk, mengoptimalkan desain, dan memvalidasi perilaku produk
(http://www.autodesk.com/products/cfd/overview, 2015).
Tahapan prosesur audit energi yang dilakukan selama ini
cenderung menghitung penggunaan energi listrik secara kasat saja melalui
pengamatan pada meteran listrik. Jika dilihat lebih rinci, penggunaan energi
listrik pada bangunan meliputi energi untuk sistem elektrikal (penerangan
dan power), penghawaan buatan (HVAC), sistem air bersih, transportasi
bangunan (lift, eskalator) dan arus lemah (sistem data, internet, CCTV,
PABX, MATV, sistem kebakaran, sistem peringatan bangunan). Dengan
melihat sumber penggunaan energi tersebut, pemberian rekomendasi dan
perbaikan dapat lebih luas dan menyeluruh.
Tahapan audit energi dengan teknik simulasi energi dapat
menjadi peluang di masa depan dalam bidang audit energi di Indonesia.
Untuk itu diperlukan penelitian mengenai bagaimana mengembangkan
prosedur audit energi bangunan dengan menggunakan teknik simulasi energi
bangunan. Ketepatan dalam mengkomposisikan tahap simulasi energi
bangunan dalam prosedur audit energi secara keseluruhan dapat menciptakan
prosedur yang lebih baik dan dapat mendukung kegiatan konservasi dan
penghematan energi, khusnya dalam bangunan.
a. Rumusan Permasalahan
Mengembangkan prosedur audit energi bangunan dengan
menggunakan teknik simulasi energi melalui analisis komparatif
prosedur audit energi bangunan Standar Nasional Indonesia dengan
prosedur audit energi yang telah dilakukan oleh Universitas Atma Jaya
Yogyakarta dalam lingkup internal kampus.
b. Batasan Masalah
Dasar pengembangan prosedur audit energi adalah SNI
6196:2011. 2011 yang berjudul Prosedur Audit Energi Pada Bangunan
Gedung. Bahan pengembangan terkait penggunaan teknik simulasi
energi bangunan adalah prosedur adalah proses audit energi internal yang
telah dilakukan oleh Univeritas Atma Jaya Yogyakarta.
c. Keaslian Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan audit
energi adalah melakukan proses audit energi pada suatu studi kasus yang
telah ditentukan.
1) Audit Energi dan Analisis Penghematan Konsumsi Energi pada
Sistem Peralatan Listrik di Gedung Pelayanan Unila.
Oleh : Jati Untoro1), Herri Gusmedi2), Nining Purwasih3)
Tahun : 2014
Hasil : Setelah melalui fase analisa Peluang Hemat Energi,
disimpulkan bahwa alat-alat yang dapat diganti agar menghasilkan
penghematan hemat energi adalah sistem penerangan (lampu) dan
sistem pendingin ruangan (air conditioner) . Pada ruangan yang
menggunakan cahaya matahari kualitas cahaya yang ditunjukkan
oleh lux meter jauh lebih baik daripada cahaya buatan.
9
2) Evaluasi IKE Listrik Melalui Audit Awal Energi Listrik di Kampus
Polines.
Oleh : Daeng Supriyadi Pasisarha
Tahun : 2012
Hasil : Evaluasi Intensitas konsumsi energi (IKE) listrik melalui
audit awal energi listrik telah dilakukan di Kampus Politeknik Negeri
Semarang. Hasil-hasil paparan tersebut mengungkapkan keadaan
sesungguhnya ternyata penggunaan energi listrik di lembaga tersebut
masih memenuhi syarat hemat energi listrik. Bahkan menurut
panduan penggunaan listrik untuk gedung perkantoran dari
Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, konsumsi
energi listrik tersebut tergolong sangat efisien. Karena keadaan hasil
seperti tersebut maka tindakan penghematan energi listrik belum
menjadi tuntutan mendesak. Kegiatan penyelenggaraan pendidikan
vokasional dapat tetap berlangsung sebagaimana adanya. Sebagai
lembaga layanan publik upaya-upaya penghematan penggunaan
energi listrik tetap terbuka untuk dapat dilakukan demi meningkatkan
efisiensi.
3) Audit dan Konservasi Energi Pada Rumah Sakit Angkatan Laut dr.
Ramelan Surabaya.
Oleh : Resti Permata Dewi1)
Sarwono2)
Ridho Hantoro3)
Tahun : 2011
Hasil : Prosentase penggunaan energi di RSAL dr. Ramelan
Surabaya yaitu energi listrik 46,5%, BBM 32,5%, Air 12,95% dan
LPG 6,8%. Penggunaan listrik untuk air conditioning hampir separuh
dari total penggunaan listrik yaitu 56% sedangkan untuk lampu
sekitar 3% sehingga pada kedua sistem tersebut dilakukan analisa
peluang hemat energi. Dari hasil analisa tersebut, diperoleh biaya
penghematan dengan rekomendasi mengatur jam pemakaian lampu
dan air conditioning, mengatur jumlah pemakaian, serta perawatan
sistem air conditioning secara berkala.
4) Audit Energi Listrik Pada Gedung Kampus Undip Pleburan
Semarang.
Oleh : Ricky Salpanio
Tahun : 2007
Hasil : Walaupun Intensitas konsumsi energi (IKE) listrik pada
gedung kampus UNDIP Pleburan sudah termasuk kriteria efisien dan
kondisi suhu serta kelembaban udara pada ruangan ber-AC pada saat
beban pendinginan minimum sudah memenuhi standar, tetapi gedung
kampus UNDIP Pleburan belum dapat dikatakan hemat energi karena
tingkat kuat penerangan pada setiap ruangannya masih dibawah
standar.
5) Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan
Nusantara XIII (Persero).
Oleh : Achmad Marzuki Dan Rusman
Tahun : 2012
Hasil : Kualitas daya listrik pada gedung kantor Direksi PT.PN
XIII (Persero) cukup baik terindikasi dari kualitas tegangan, THD
tegangan maupun arus dan power factor yang masih memenuhi
standard baku mutu. Komposisi pengguna energi pada gedung kantor
Direksi PT. XIII (Persero) terdiri 4,54% beban penerangan, 57,36%
beban Air Conditioner (AC), dan selebihnya 38,10% peralatan kantor
seperti komputer, televisi, mesin foto copy, dispenser, exhaust fan,
kipas angin dan lain sebagainya.
6) Audit Energi untuk Efisiensi Pemakaian Energi Listrik
Oleh : Sulistyowati
Tahun : 2012
Hasil : Kondisi sistem kelistrikan daya tersambung dari PLN
tidak mencukupi terhadap beban eksisting yang terpasang saat ini.
7) Rancang Bangun Perangkat Lunak Audit Energi Listrik Gedung.
Oleh : Galuh Prawestri Citra Handani1, Hadi Suyono, ST., MT.,
Ph.D2, Dr. Rini Nur Hasanah, ST., M.Sc
3
11
Tahun : 2012
Hasil : Perangkat lunak yang dirancang menggunakan Microsoft
Visual Basic 6.0 yang terkoneksi dengan Microsoft Access dapat
berjalan sesuai perintah.
8) Audit Performa Energi Pada Gedung Laboratorium Komputer dan
Kantor Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa.
Oleh : Cornelia Hildegardis
Hasil : Analisa Performa Energi menggunakan perangkat lunak
Meteonorm Version 5.1 dan Ecotect v5.50. Ecotect digunakan untuk
menkonfirmasi tingkat efikasi lampu, mensimulasikan tingkat
intensitas cahaya dalam ruangan, serta mengukur efisiensi lux sensor.
Penarikan kesimpulan dengan mengamati hasil optimal antara
pencahayaan, penghawaan, serta energi yang dapat dihemat namun
tanpa mengurangi kenyamanan di dalamnya.
9) Efisiensi Energi Pada Ruang Perpustakaan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Islam Indonesia Melalui Optimasi
Pencahayaan Alami dan Buatan.
Oleh : Adeli Rahaman Riandito
Tahun : 2012
Hasil : Analisis menggunakan perangkat lunak DiaLux 4.9.
Pencahayaan optimal ditinjau dari penghematan energi menurut SNI.
DiaLux 4.9 memiliki beberapa kelemahan yang menyulitkan saat
menlakukan analisis, antara lain: belum memiliki fitur untuk
membuat dinding yang kompleks, membutuhkan waktu lama untuk
membuat perabot sesuai, simulasi pada DiaLux 4.9 mengambil waktu
pada satu waktu tertentu.
d. Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan sesuatu yang baru dalam tahapan
proses kegiatan audit energi. Proses audit energi diharapkan mampu
diproses dan memberikan hasil lebih baik dengan menggunakan teknik
simulasi energi bangunan.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah tahapan audit
energi pada bangunan dengan menggunakan teknik analisis simulasi energi
bangunan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
yang positif pada tahapan audit energi yang selama ini telah dijalankan.
3. Tinjauan Pustaka
Audit Energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung
besarnya konsumsi energi pada bangun gedung dan mengenali cara-cara
untuk penghematannya. (SNI 03-6196-2000) Proses evaluasi pemanfaatan
energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi
peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi
dalam rangka konservasi energi. (SNI 6196:2011) Sedangkan audit performa
bangunan adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menguji performa
fisika dan utilitas bangunan sebuah desain maupun bangunan terbangun
untuk menentukan aspek-aspek desain yang masih perlu dikembangkan
sehingga tercapai performa fungsinya dan konsumsi energi yang optimal.
(SENENDO 2015)
Tujuan audit energi adalah untuk mecapai dan memelihara
pemanfaatan energi secara optimum, meminimalisir biaya dan buangan
energi tanpa mengurangi tingkat produksi dan kualitas, dan mengurangi efek
negatif ke lingkungan. Sedangkan tujuan audit performa bangunan lebih
untuk mengoptimalkan performa bangunan untuk memperoleh tingkat
kenyamanan dan pemanfaatan fungsi ruang dalam bangunan serta
mengoptimalkan penghematan energi. Obyek audit energi adalah tingkat
suplai dan konsumsi energi, permasalahan kehilangan energi, konservasi
energi dan manajemen energi. Wujud dalam bangunan yaitu listrik, uap, air,
udara bertekanan, air dingin, dan air pendingin. (SENENDO 2015).
Pemerintah membuat standar yang tertulis dalam Prosedur Audit
Energi Bangunan Gedung (SNI 6196:2011). Standar prosedur ini telah
dijadikan acuan dalam melakukan kegiatan audit energi.
13
Gambar 4. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung
Sumber: SNI 6196:2011. 2011
Audit energi di Indonesia sesuai standar prosedur tersebut
mengacu pada nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE). IKE adalah total
konsumsi listrik dibagi dengan luas area. (SNI 6196:2011)
Dimana suatu bangunan dinyatakan hemat energi atau tidak dengan melihat
nilai ∆IKE, yang merupakan selisih intensitas energi bangunan dengan
standar nasional (kWh/m².tahun). (SENENDO 2015)
Salah satu prinsip umum penghematan energi adalah optimalisasi
sistem pasif. Konservasi energi dengan sistem pasif merupakan cara untuk
mengoptimalkan pemanfaatan energi alami sebagai sumber energi bangunan.
Sistem pasif dapat dilakukan pada tahap desain maupun purna huni. Tujuan
utamanya adalah meningkatkan performa bangunan yang berimbas pada
penghematan energi bangunan. (SENENDO 2015)
Konservasi sistem pasif dapat dilakukan dengan audit visual dan
pengukuran, dan pendekatan performa dengan simulasi.
Gambar 5. Flow Chart for Building Energy Simulation
Sumber: Materi Kuliah Building Energy Management System
15
4. Landasan Teori
a. Prinsip Umum Penghematan Energi
b. Prinsip-Prinsip Audit Energi
c. Pendekatan Audit Energi
d. Tipe dan Tahapan Audit Energi
e. Standar Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung Dari SNI.
f. Pelaku dan Peralatan Audit Energi
g. Standar Acuan Hemat Audit Energi
1) Standar Acuan Performa Bangunan
2) Satuan Energi Listrik
3) Intensitas Konsumsi Energi
Merupakan hasil pembagian total konsumsi listrik dengan luas area.
h. Manajemen Penggunaan Air dalam Bangunan
i. Manajemen Transportasi dalam Bangunan
j. Teori tentang penggunaan perangkat lunak terkait energi bangunan
dalam proses analisis data hingga penarikan kesimpulan.
k. Penggunaan Perangkat Lunak atau disebut sebagai Alat Simulasi Energi
pada Teknik Simulasi Bangunan. Perangkat lunak yang disarankan untuk
digunakan sebagai alat simulasi adalah Autodesk Ecotect Analysis 2011,
Design Builder dan DiaLux Evo. Penggunaan alat simulasi tersebut
dengan pertimbangan akurasi data hasil analisis dan keramahan
perangkat terhadap pengguna.
Gambar 5. Kelebihan Energy Plus pada Design Builder
Sumber: http://www.designbuilder.co.uk/content/view, 06/10/2015
Gambar 6. Keuntungan Menggunakan DiaLux
Sumber: http://www.dial.de/DIAL/en/dialux/about.html 06/10/2015
Gambar 7. Ilustrasi Energy Analysis menggunakan Ecotect
Sumber: Penulis
5. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana hasil pengembangan prosedur audit energi bangunan dengan
menggunakan teknik simulasi energi?
6. Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap dengan beberapa
macam metoda sebagai berikut.
a. Pengumpulan Data
1) Melakukan studi literatur dari berbagai sumber tentang standar-
standar tahapan audit energi yang selama ini telah banyak dilakukan.
2) Melakukan interview atau wawancara dengan pelaku audit energi
bangunan yang menggunakan teknik analisis simulasi bangunan.
17
3) Membuat data penggunaan perangkat lunak yang digunakan dalam
teknik simulasi energi bangunan.
b. Analisis Data
1) Melakukan komparasi data literatur mengenai standar tahapan proses
audit energi dari berbagai sumber dan mencari kelebihan,
kekurangan, persamaan, perbedaan, pertimbangan alasan hingga
akhirnya menemukan benang merah mengenai tahapan umum yang
paling baik dari berbagai data tersebut.
2) Melakukan evaluasi terhadap tahapan audit energi dengan teknik
simulasi energi bangunan yang telah dilakukan oleh Universitas
Atma Jaya Yogyakarta
3) Hasil wawancara ditindaklanjuti dengan menyusun tahapan audit
energi dengan teknik simulasi energi bangunan.
4) Melakukan pengujian perangkat lunak yang digunakan pada teknik
simulasi energi bangunan, yaitu Autodesk ecotect Analysis 2011,
Design Builder dan DiaLux Evo, serta memberikan rekomendasi
penggunaan perangkat lunak tersebut dalam tahapan audit energi.
Selain itu juga melakukan review kekurangan dan kelebihannya serta
fungsinya pada tahapan audit energi bangunan.
c. Penarikan Kesimpulan
Melakukan “akulturasi” hasil analisis antara tahapan audit energi
sesuai standar konvensional dan tahapan audit energi dengan teknik
simulasi energi bangunan.
d. Pengujian Hasil Kesimpulan
1) Melakukan kegiatan audit energi sesuai dengan tahapan audit energi
hasil penarikan kesimpulan pada bangunan umum yang lebih
sederhana untuk melihat hasil yang diperoleh. Pada tahap ini
prosedur audit energi dilakukan pada bangunan
2) Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari tahapan tersebut dilihat
dari efektifitas dan efisiensi kegiatan serta hasil yang diperoleh.
3) Membuat revisi (jika ada dan diperlukan) pada tahapan hasil
penarikan kesimpulan dan merancang tahapan baru yang lebih ideal.
e. Penyajian Kesimpulan
Menyusun dan menggambarkan tahapan audit energi dalam
sebuah alur proses kegiatan berbentuk bagan skema yang disebut
DIAGRAM ALUR PROSEDUR AUDIT ENERGI.
7. Jadwal Penelitian
9/
1
9/
2
9/
3
9/
4
10/
1
10/
2
10/
3
10/
4
11/
1
11/
2
11/
3
11/
4
12/
1
12/
2
12/
3
12/
4
Proposal
Sidang
Pengumpulan Data
Analisis
Simpulan
Tabel 1. Jadwal Penelitian
Analisis Penulis
19
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, R.P., Sarwono, Hantoro, R. 2011. Audit dan Konservasi Energi Pada Rumah
Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Department of Engineering Physics,
Faculty of Industrial Technology.
Handani, G.P.C., Suyono, H., Hasanah, R.N. 2012. Rancang Bangun Perangkat Lunak
Audit Energi Listrik Gedung. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya.
Hildegardis, Cornelia. 2013. Audit Performa Energi Pada Gedung Laboratorium
Komputer dan Kantor Yayasan Pendidikan Tinggi Nusa Nipa. Thesis:
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Marzuki, Achmad dan Rusman. 2012. Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi
PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero). Vokasi Volume 8, Nomor 3, ISSN
1693 – 9085.
Pasisarha, Daeng Supriyadi. 2012. Evaluasi IKE Listrik Melalui Audit Awal Energi
Listrik di Kampus Polines. JTET ISSN : 2252-4908 Vol. 1 No. 1 April.
Pusdatin ESDM. 2014. Handbook of Energy and Economy Statistid of Indonesia.
Ministry of Energy and Mineral Republic of Indonesia.
Salpanio, Ricky. 2007. Audit Energi Listrik Pada Gedung Kampus Undip Pleburan
Semarang. Makalah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
SENENDO. 2015. Buku Materi dan Kumpulan Abstrak: Eksplorasi Energi Alternatif
dan Teknologi Efisinesi Energi pada Bangunan Gedung.
Sekretariat PROPER Kementrian Lingkungan Hidup. 2014. Sosialisasi Kriteria Hijau
dan Emas Proper 2014: Efisiensi Energi. Kementrian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia.
SNI 6196:2011. 2011. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Badan
Standardisasi Nasional.
SNI 03-6196-2000. 2000. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Badan
Standardisasi Nasional.
Sulistyowati. 2012. Audit Energi untuk Efisiensi Pemakaian Energi Listrik. Jurnal
ELTEK, Vol 10 Nomor 01, ISSN 1693-4024.
Untoro, J., Gusmedi, H.,dan Purwasih, N. 2014. Audit Energi dan Analisis
Penghematan Konsumsi Energi pada Sistem Peralatan Listrik di Gedung
Pelayanan Unila. ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro
Volume 8, No. 2.
Website:
http://www.autodesk.com/products/cfd/overview, 06/10/2015
http://www.designbuilder.co.uk/content/view, 06/10/2015
http://www.dial.de/DIAL/en/dialux/about.html, 06/10/2015
Top Related