PENGARUH ADVERTISING, PUBLIC RELATIONS,
PERSONAL SELLING, DAN SALES PROMOTION
TERHADAP MINAT MENABUNG DI BNI SYARIAH
KC SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
SEPTIYA ANGGRAENI
(21314183)
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
i
PENGARUH ADVERTISING, PUBLIC RELATIONS,
PERSONAL SELLING, DAN SALES PROMOTION
TERHADAP MINAT MENABUNG DI BNI SYARIAH
KC SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh:
SEPTIYA ANGGRAENI
(21314183)
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
vi
MOTTO
“ ”
Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan
berhasil (mendapatkannya).
“ ”
“Barang siapa yang dia itu menanam maka dia akan
mendapat (menuai) hasilnya”
Allah knows you’re tired
Allah knows you’re trying
Allah knows it’s difficult for you
But know that Allah will never put you in a situation you
can’t handle
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku yang sangat aku cintai dan aku takdhimi (Bapak Samroni
dan Ibu Tentrem Sutarti), karena dengan bimbingan, arahan, dan do‘a-do‘a
beliaulah aku bisa menjadi lebih baik dan berprestasi.
2. Adikku yang aku sayangi dan aku banggakan (Sevi Sa‘ida Ulya) aku berdo‘a
semoga cita-citamu tercapai dan menjadi orang yang dapat mengharumkan
nama keluarga.
3. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya
kepadaku, memfasilitasiku, dan telah memberikan pelayanan dengan sebaik-
baiknya sehingga menjadikanku seperti sekarang ini. Aku hanua bisa berucap
jazakumullahu khairal jaza’ jaza’an katsiron.
4. Sahabat seperjuanganku Jessica, Nisa, dan Nurul yang selalu memberikan
dukungan, motivasi, bantuan, dan arahan dalam penyusuna skripsi ini.
5. Keluarga Posko 95 KKN IAIN Salatiga dan Remaja Dusun Boja yang juga
tak henti-hentinya selalu memberikan dukungan dan do‘a agar cepat
terselesaikannya skripsi ini.
6. Sahabat-sahabatku Mas Imam, Wahyu, Ririk, Rani, Kiki, Ryan, Desi Rose,
Fira dan Shintia yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan do‘anya
selama penyusunan skripsi ini.
7. Kepada seluruh teman-teman UKM KSEI yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman selama di bangku kuliah.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas berkah dan nikmat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karnunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda nabi agung Muhammad SAW, yang telah membawa
umatnya dari jaman jahiliyah menuju yang terang benderang. Aamiin.
Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulis mengajukan skripsi
dengan judul ‖ Pengaruh Advertising, Public Relations, Personal Selling, dan
Sales Promotion Terhadap Minat Menabung di BNI Syariah KC Surakarta‖.
Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari
bentuan, dukungan, serta bimbingan oleh berbagai pihak. Maka dikarenakan
demikian, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
ix
4. Bapak Ahmad Mifdlol Mutohar, Lc., M.SI. selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menulis dan menyusun
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis.
6. Kedua orang tuaku tercinta yang telah membimbing dan memotivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang, do‘a,
nasehat, kesabaran dan semangat yang luar biasa.
7. Sahabat seperjuanganku Jessica, Nisa, dan Nurul yang selalu memberikan
dukungan, motivasi, bantuan, dan arahan dalam penyusuna skripsi ini.
8. Kepada seluruh teman-teman UKM KSEI yang telah memberikan ilmu dan
pengalaman selama di bangku kuliah.
9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Prodi S-1 Perbankan Syariah.
10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Selanjutnya penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun membuka tangan yang selebar-lebarnya
terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan
skripsi ini. Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khusunya.
Salatiga, 14 September 2018
Penulis
x
ABSTRAK
Anggraeni, Septiya. 2018. Pengaruh Advertising, Public Relations, Personal
Selling, dan Sales Promotion terhadap Minat Menabung di BNI
Syariah KC Surakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, Jurusan Perbankan Syariah S1. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing: Ahmad Mifdlol M, Lc., M.SI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh advertising, public
relations, personal selling, dan sales promotion terhadap minat menabung di BNI
Syariah KC Surakarta. Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan mengolah data primer melalui kuesioer yang diberikan kepada nasabah
BNI Syariah KC Surakarta sebanyak 100 rersponden dengan teknik Probability
Sampling. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis regresi berganda.
Analisis yang digunakan meliputi uji instrument dan uji asumsi klasik.
Berdasarkan hasil uji penelitian yang dilakukan yaitu: 1) variabel advertising (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung; variabel public
relations (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat
menabung; variabel personal selling (X3) berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap minat menabung; variabel sales promotion (X4) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat menabung.
Kata kunci: Advertising, Public Relations, Personal Selling, Sales Promotion,
Minat Menabung
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8
D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 12
A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 12
B. Kerangka Teori........................................................................................... 17
1. Advertising .............................................................................................. 17
2. Public Relations ..................................................................................... 28
3. Personal Selling ..................................................................................... 36
4. Sales Promotion ..................................................................................... 55
5. Minat ...................................................................................................... 61
C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 65
xii
D. Hipotesis ..................................................................................................... 66
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 69
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 69
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 69
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 69
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 71
E. Skala Pengukuran ....................................................................................... 72
F. Definisi Konsep dan Operasional .............................................................. 72
G. Instrumen Penelitian................................................................................... 77
H. Uji Instrumen Penelitian ............................................................................ 77
I. Alat Analisis ............................................................................................... 84
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 86
A. Latar Belakang Perusahaan ........................................................................ 86
1. Sejarah Berdirinya BNI Syariah KC Surakarta ...................................... 86
2. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................... 87
3. Struktur Organisasi BNI Syariah KC Surakarta ..................................... 88
4. Karakteristik Responden ........................................................................ 89
B. Analisis Data .............................................................................................. 94
1. Uji Instrumen .......................................................................................... 94
2. Analisi Regresi Linear Berganda............................................................ 96
3. Uji Statistika ........................................................................................... 99
4. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 102
C. Pembahasan .............................................................................................. 109
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 115
A. Kesimpulan .............................................................................................. 115
B. Saran ......................................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 13
Tabel 2. 2 Kemungkinan Tujuan Periklanan........................................................ 25
Tabel 2. 3 Profil Jenis-jenis Media Penting .......................................................... 28
Tabel 3. 1 Variabel dan Indikator Penelitian ........................................................ 75
Tabel 4. 1 Jenis Kelamin Responden .................................................................... 90
Tabel 4. 2 Usia Responden.................................................................................... 90
Tabel 4. 3 Pendidikan Terakhir ............................................................................. 91
Tabel 4. 4 Pekerjaan Responden ........................................................................... 92
Tabel 4. 5 Penghasilan per Bulan .......................................................................... 93
Tabel 4. 6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 94
Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas…………………………………………………….95
Tabel 4. 8 Uji Regresi Linear Berganda….………………………………………97
Tabel 4. 9 Uji Ttest….………………………………………………………...…..99
Tabel 4. 10 Uji Ftest ............................................................................................ 100
Tabel 4. 11 Uji Koefisien Determinasi (R2)
....................................................... 101
Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas ......................................................................... 102
Tabel 4. 13 Uji Heteroskendastisitas ................................................................... 103
Tabel 4. 14 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov ............................................... 107
Tabel 4. 15 Persamaan Linear Regresi ................................................................ 108
Tabel 4. 16 Persamaan Kuadrat Regresi ............................................................. 108
Tabel 4. 17 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 114
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Grafik Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2014 ............. 2
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 65
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi ........................................................................... 89
Gambar 4. 2 Output Viewer Regression Standarized Residual .......................... 105
Gambar 4. 3 Grafik Normal Plot ......................................................................... 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas
pengaruhnya dari perkembangan perbankan syariah di berbagai negara. Pada
awalnya, model bank syariah ini diterapkan di Pakistan pada akhir tahun
1950-an yang tidak membebankan bunga kepada peminjamnya. Di India,
Jamaat Islami Hindi memulai sistem pinjaman bebas bunga pada tahun 1868.
Di Mesir, pada awalnya didirikan Bank Syariah secara sederhana pada tahun
1963 di kota Mit Ghamr. Di Malaysia pada tahun 1983 didirikan Bank Islam
Malaysia Berhad yang dioperasikan berdasarkan syariah Islam. Dan di Iran
perbankan syariah mulai diterapkan pada tahun 1979, kerika
dinasionalisasikan-nya bank-bank konvensional. (Syukron, 2013: 47).
Pada 2008 UU Perbankan Syariah pun lahir setelah melalui diskusi
panjang antar anggota dewan, praktisi, pemerintah dan pemangku
kepentingan.Namun, kendati parlemen dan pemerintah telah mengesahkan
UU Perbankan Syariah, industri ini dinilai masih belum berlari seperti yang
diharapkan (Syukron, 2013: 49).
2
Gambar 1. 1 Grafik Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2014
Hal ini dapat dilihat grafik Global Islamic Financial Report (GIFR)
tahun 2014, Indonesia menduduki urutan ketujuh turun tiga peringkat yang
sempat menempati urutan keempat pada tahun 2011. Dengan melihat
beberapa aspek dalam penghitungan indeks, seperti jumlah bank syariah,
jumlah lembaga keuangan non-bank syariah, maupun ukuran aset keuangan
syariah yang memiliki bobot terbesar, dapat dikatakan perkembangan
perbankan syariah di Indonesia berjalan di tempat, bahkan belum
menunjukkan perkembangan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya
(Syukron, 2013: 50).
3
Serta berdasarkan data yang diperoleh dari ‗State of the Global Islamic
Economy Report 2016‘, Indonesia berada di posisi ke 10 dengan nilai asset
sebesar 23 miliar dolas AS dari total 2 triliun dolar AS asset keuangan syariah
dunia (Samir: 2017). Padahal sebagai negara dengan penduduk muslim
terbesar, sudah selayaknya Indonesia berpotensi menjadi kiblat
pengembangan keuangan syariah di dunia (Syukron, 2013: 49).
Potensi itulah yang menjadikan pertumbuhan jumlah perbankan syariah
di Indonesia begitu pesat. Namun pertumbuhan tersebut tidak dibarengi
dengan market share perbankan syariah, dimana market share perbankan
syariah terbilang masih rendah yaitu dibawah 5%. Hak ini terbukti menurut
Otoritas Jasa Keuangan dalam Pasar Modal Syariah terlihat bahwa market
share perbankan syariah menunjukkan angkat 4,66%. Sebelumnya pada tahun
2014 market share perbankan syariah sebesar 4,89%. Ini menunjukkan bahwa
market share perbankansyariah dari tahun 2014 sampai 2015 mengalami
penurunan 0,23% (Rahayu: 2017).
Salah satu kendala yang menyebabkan market share perbankan syariah
masih dibawab 5% adalah sosialisasi. Kurangnya sosialisasi perbankan
syariah yang belum optimal menjadi salah satu kendala yang dialami
perbankan syariah. Hal ini meunjukkan bahwa sosialisasi perbankan syariah
sangat penting, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang
kemanfaatan produk serta jasa perbankan syariah khususnya untuk
meningkatkan market share perbankan syariah (Rahayu: 2017).
4
Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan Syari‘ah di
Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan sebuah ―Grand Strategi
Pengembangan Pasar Perbankan Syari‘ah‖, sebagai strategi komprehensif
pengembangan pasar yang meliputi aspek-aspek strategis, salah satunya yaitu
program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien
melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung (media
cetak, elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk memberikan
pemahaman tentang kemanfaatan produk serta jasa perbankan syari‘ah yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (Syukron, 2013: 33).
Selama ini kegiatan sosialisasi dan edukasi perbankan syariah didukung
oleh Bank Indonesia melalui program ‘iB Campaign’ baik melalui media
masa (iklan layanan masyarakat), syariah expo, penyelenggaraan
workshop/seminar, dsb. Peran Bank Indonesia dalam hal ini akan berkurang
seiring dengan pengalihan kewenangan pengaturan dan pengawasan sektor
perbankan (termasuk perbankan syariah) kepada Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). Untuk itu, industri perbankan syariah perlu meningkatkan
‗kemandirian‘, baik dalam hal formulasi program maupun pembiayaannya
sehingga program ‘iB Campaign’ dapat terus berlangsung secara
berkelanjutan (Alamsyah, 2015: 33).
Untuk mengatasi kendala tersebut maka perbankan syariah perlu
melakukan strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan produknya.
Bagian yang terpenting dari strategi pemasaran produk perbankan adalah
pesan (message) yang dikomunikasikan kepada calon nasabah, salah satu
5
srategi pemasaran yang dinilai tepat yaitu melakukan bauran promosi
(promotional mix) yang dapat dilakukan dengan cara melalui iklan, promosi
penjualan, penjualan pribadi, dan publisitas (Rahayu: 2017).
Dengan strategi bauran promosi (promotional mix) yang dilakukan,
perbankan syariah akan berusaha membujuk calon nasabah untuk melakukan
pembelian atas suatu produk atau jasa yang ditawarkan, dalam hal ini
perbankan syariah melakukan komunikasi dengan konsumen. Bauran promosi
(promotional mix) diperlukan untuk memperkenalkan, memberikan informasi
serta membentuk image dari suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Bauran
promosi (promotional mix) juga menjadi faktor penting dalam mempengaruhi
pengambilan keputusan pembelian produk, dan menjadi hal yang diutamakan
dalam melakukan pengenalan suatu produk untuk mengambil keputusan
pembelian produk. Sehingga konsumen bisa mengambil keputusan terhadap
produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah (Rahayu: 2017).
Menurut Mukhtar (2015), Haris & Irham (2012), Maisya (2013) dan
Wulandari (2013) salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat
menabung adalah advertising. Menurut Mukhtar (2015) iklan dalam bentuk
media cetak menginformasikan tentang produk-produk yang ditawarkan
kepada masyarakat. Promosi melalui media elektronik disampaikan dengan
menggunakan televisi. Durasi penayangan yang tidak terlalu lama, namun
berulang-ulang membuat tampilan audio visual yang disertai dengan warna
dan suara pada iklan menjadi menarik bagi pemirsa televisi. Sehingga tidak
heran kalau pemirsa televisi mengetahui perusahaan jasa perbankan tersebut
6
melalui iklan yang ditampilkan pada media televisi (2015). Akan tetapi Robot
(2015) menyatakan dalam penelitian mereka bahwa advertising tidak
mempengaruhi minat menabung.
Dalam Robot (2015) menyatakan bahwa publisitas (publicity)
merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non
personal dengan membuat, baik yang berupa berita yang bersifat komersial
tentang produk tersebut didalam media tercetak, atau tidak maupun hasil
wawancara yang disiarkan dalam media tersebut. Imansyah, dkk (2015),
Mukhtar (2015), dan Maisya (2013) yang meniliti pengaruh hubungan
masyarakat terhadap keputusan menabung menghasilkan kesimpulan
penelitian bahwa public relations mempengaruhi minat menabung. Namun,
penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Ummah (2018), yang
menyatakan bahwa public relations tidak berpengaruh terhadap minat
menabung.
Mengingat banyaknya bank-bank lain yang secara besar-besaran
mengiklankan dan menjual produk, maka diperlukan strategi dan penerapan
personal selling dalam mempromosikan produk yang dijual dengan tepat
sehingga tepat sasaran dan mencapai tujuan yaitu terciptanya penjualan dan
pembelian terhadap produk tersebut. Oleh sebab itu, dalam melakukan
personal selling diharapkan memiliki keterampilan serta kemampuan untuk
berkomunikasi yang baik sehingga nasabah tertarik dan dapat memahami
penjelasan mengenai program tersebut (Natalya, 2016: 175).
7
Dalam penelitian Imansyah, dkk (2015), Natalya (2016), Alvira (2015),
dan Ummah (2018) menyatakan bahwa personal selling berpengaruh
signifikan terhadap minat menabung. Sedangkan dalam penelitian Robot
(2015) menyebutkan bahwa personal selling tidak mempengaruhi minat
nasabah dalam menabung.
Promosi penjulan sering menarik konsumen untuk berganti merek,
karena pemakai merek sering mencari harga yang murah, nilai yang baik,
hadiah dan sebagainya (Maisya: 2013). Robot (2015), Nasution (2017) yang
meniliti pengaruh sales promotion terhadap keputusan menabung
menghasilkan kesimpulan penelitian bahwa sales promotion mempengaruhi
minat menabung. Namun, penelitian tersebut berbeda dengan penelitian
Ummah (2018) dan Maisya (2013) yang menyatakan bahwa sales promotion
tidak berpengaruh terhadap minat menabung.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya,
terdapat gap mengenai perbedaan hasil penelitian. Perbedaan penelitian ini
dengan sebelumnya adalah adanya kombinasi penggunaan variabel
independen yang lebih kompleks dari bauran promosi yang belum digunakan
oleh peneliti sebelumnya. Selain itu pembaharuan periode waktu yang diteliti
juga menjadi perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan.
8
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis perlu melakukan
penelitian pada bank syariah dengan judul: ”Pengaruh Advertising, Public
Relations, Personal Selling, dan Sales Promotion Terhadap Minat
Menabung di BNI Syariah KC Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka terbentuklah rumusan masalah yakni sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh advertising terhadap minat menabung di bank
syariah?
2. bagaimana pengaruh public relations terhadap minat menabung di bank
syariah?
3. Bagaimana pengaruh personal selling terhadap minat menabung di bank
syariah?
4. Bagaimana pengaruh sales promotion terhadap minat menabung di bank
syariah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh advertising terhadap minat menabung di bank
syariah.
2. Menganalisis pengaruh public relations terhadap minat menabung di
bank syariah.
9
3. Menganalisis pengaruh personal selling terhadap minat menabung di
bank syariah.
4. Menganalisis pengaruh sales promotion terhadap minat menabung di
bank syariah.
D. Kegunaan Penelitian
Harapan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian yang dilakukan
adalah dpat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Dapat memberikan pemahaman yang lebih tentang penulisan karya
ilmiah, pendalaman ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan membantu
dalam penyelesaian skripsi guna memperoleh gelar sarjana ekonomi.
2. Bagi Akademik
Adanya penelitian ini sebagai referensi bagi penelitian berikutnya
sehingga diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya literature ilmiah
dan khazanah ilmu baru.
3. Bagi Perbankan
Dapat dijadikan referensi dalam evaluasi kebijakan internal
perbankan dalam meningkatkan kualitas SDM-nya sehingga kinerja dan
profitabilitas meningkat serta berdaya saing tinggi.
10
E. Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
Bab I ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan sistematika penelitian. Latar belakang masalah memuat adanya
kesenjangan antara harapan dan kenytaan, baik kesenjangan teoritik ataupun
kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Rumusan
masalah berisi penegasan mengenai pertanyaa-pertanyaan yang hendak
dicarikan jawabannya melalui penelitian.
LANDASAN TEORI
Bab II ini diuraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian yaitu:
pengertian advertising, pengertian public relations, pengertian personal
selling, pengertian sales promotion, pengertian minat. Serta berisi penelitian
terdahulu, kerangka penelitian, perumusan hipotesis. Penelitian terdahulu
merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang
berhubungan dengan penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang
disimpulkan dari tinjauan pustaka serta merupakan jawaban sementara atas
masalah penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini berisi tentang metode penelitian. Pada bab ini menguraikan
jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian, lokasi yang akan dijadikan
penelitian. Waktu penelitian. Populasi berisi jumlah seluruh target yang akan
dijadikan penelitian. Sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan dengan
11
jumlah populasi, jumlah yang diambil dan metode pengambilan jenis sampel
dan sumber data mengenai gambaran tentang jenis data yang digunakan untuk
variable penelitian. Teknik pengumpulan data berisi cara atau langkah dalam
pengambilan kemudian akan dikumpulkan untuk dijadikan penguat dalam
penelitian. Skala pengukuran merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur data yang telah terkumpul. Definisi konsep dan operasional
menguraikan variable dan efisiensi operasional dimana skripsi terhadap
variable yang berkaitan dengan jumlah populasi. Metode analisis data
mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunkana dalam
penelitian.
ANALISIS DATA
Bab IV adalah analisis data dan pembahasan. Pada bab ini berisi
tentang deskripsi objek penelitian yang di dalamnya menguraikan tentang
penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian dari uraian hasil
analisis data.
PENUTUP
Bab V merupakan bab terakhir dari skripsi. Bab ini berisi penjelasan
ringkas dari hasil analisa berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Saran merupakan rekomendasi atau himbauan kepada pihak terkait agar
pembahasan yang dipaparkan dapat memberikan ilmu pengetahuan dan
manfaat serta ditindak lanjuti serta dikembangkan guna penelitan selanjutnya.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Studi mengenai ‖Pengaruh Advertising, Public Relations, Personal
Selling dan Sales Promotion Terhadap Minat Menabung di Bank Syariah‖
sudah beberapa kali dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya Mukhtar (2015),
Robot (2015), Mustabsiroh (2016), Wulandari (2013), Siswanti (2015), Haris
& Irham (2012), Maisya (2013), Imansyah, dkk (2015), Ummah (2018),
Nasution (2017), Alvira (2017), Natalya (2016).
Penelitian yang membahas advertising telah dibahas oleh peneliti
sebelumnya diantaranya Mukhtar (2015), Mustabsiroh (2016), Wulandari
(2013), Siswanti (2015), Haris & Irham (2012), Maisya (2013), Imansyah,
dkk (2015), Ummah (2018), yang menyatakan bahwa advertising
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung.
Sedangkan Robot (2015) menyatakan bahwa bahwa advertising tidak
pengaruh signifikan terhadap minat menabung.
Adapun penelitian mengenai public relations telah dilakukan oleh
peneliti Mukhtar (2015), Robot (2015), Maisya (2013), dan Imansyah, dkk
(2015), menyimpulkan bahwa public relations berpengaruh signifikan
terhadap minat menabung. Akan tetapi Ummah (2018) menyatakan bahwa
public relations memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap minat
menabung.
13
Penelitian yang membahas tentang personal selling telah dilakukan
oleh peneliti Alvira (2017), Natalya (2016), menyatakan bahwa personal
selling berpengaruh signifikan terhadap minat menabung. Akan tetapi Robot
(2015) dan Imansyah, dkk (2015), menyatakan bahwa personal selling
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap minat menabung.
Sedangkan Ummah (2018) menyatakan bahwa personal selling berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap minat menabung.
Penelitian yang membahas tentang sales promotion telah dilakukan
oleh peneliti Robot (2015), Imansyah, dkk (2015), dan Nasution (2017)
menyatakan bahwa personal selling berpengaruh signifikan terhadap minat
menabung. Akan tetapi, Ummah (2018) dan Maisya (2013) menyatakan
bahwa sales promotion memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
minat menabung.
Dari uraian peneliti terdahulu maka untuk mempermudah pemahaman
akan penulis uraikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
Pengaruh Advertising terhadap minat menabung
No. Penulis Variabel Hasil Penelitian
1. Helmi Haris dan Nur
Said Irham T (2012)
Muqtasid: Jurnal
Ekonmi dan Perbankan
Syariah Vol. 3 No. 1
Kualitas Pelayanan,
Periklanan dan minat
Menabung
Advertising
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
2. Fitri Maisya (2013)
Jurnal Manajemen Vol.
2 No. 1
Periklanan, promosi
penjualan, hubungan
masyarakat dan
minat menabung
Advertising
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
14
3. Mukhtar (2015) Jurnal
Ekonomi Manajemen
dan Bisnis Volume 3
Nomor 1 Juni 2015
Minat Nasabah,
Periklanan,
Publisitas dan Word
of Mouth
Advertising
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
4. Indra Siswanti (2015)
Skripsi IAIN Salatiga
Pengetahuan,
Agama,
Iklan/Informasi,
Pengalaman
Mahasiswa dan
Minat Menabung
Advertising
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
5. Noor Imansyah, Emy
Rahmawati dan
Maryono (2015) Jurnal
Bisnis dan
Pembangunan, Vol 4,
No. 1, Juli-Desember
2015
Bauran promosi dan
minat menabung
Advertising
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
6. Sofie Khairiah
Nasution (2017)
Skripsi USU Medan
Periklanan, Promosi
Penjualan dan Minat
Menabung
Advertising
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
7. Afaful Ummah (2018)
Skripsi UIN Sunan
Ampel Surabaya
Advertising, Sales
Promotion, Personal
Selling, Publicity
dan Minat
Menabung
Advertising
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap minat
menabung.
8.
Juwita Mariska Robot
(2015) Jurnal Riset
Bisnis dan Manajemen
Vol.3 No.3
Advertising,
Personal Selling,
Sales Promotion,
Publicity , Word of
mouth dan minat
nasabah
Advertising
berpengaruh secara
tidak signifikan
terhadap minat
menabung
Pengaruh Public Relations terhadap minat menabung
No. Penulis Variabel Hasil Penelitian
1. Fitri Maisya (2013)
Jurnal Manajemen Vol.
2 No. 1
Periklanan, promosi
penjualan, hubungan
masyarakat dan
minat menabung
Public Relations
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
Lanjutan Tabel 2.1….
15
2. Juwita Mariska Robot
(2015) Jurnal Riset
Bisnis dan Manajemen
Vol.3 No.3
Advertising,
Personal Selling,
Sales Promotion,
Publicity , Word of
mouth dan minat
nasabah
Public Relations
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
3. Mukhtar (2015) Jurnal
Ekonomi Manajemen
dan Bisnis Vol. 3
Nomor 1 Juni 2015
Minat Nasabah,
Periklanan,
Publisitas dan Word
of Mouth
Public Relations
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
4. Noor Imansyah, Emy
Rahmawati dan
Maryono (2015) Jurnal
Bisnis dan
Pembangunan, Vol 4,
No. 1, Juli-Desember
2015
Bauran promosi dan
minat menabung
Public Relations
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
5. Afaful Ummah (2018)
Skripsi UIN Sunan
Ampel Surabaya
Advertising, Sales
Promotion, Personal
Selling, Publicity
dan Minat
publicity tidak
berpengaruh terhadap
minat menabung
Pengaruh Personal Selling terhadap minat menabung
No. Penulis Variabel Hasil Penelitian
1. Disca Nova Alvira
(2017) Skripsi UIN
Sunan Ampel
personal Selling,
Kualitas Pelayanan
dan Minat
Menabung
Personal Selling
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
2. Afaful Ummah (2018)
Skripsi UIN Sunan
Ampel Surabaya
Advertising, Sales
Promotion, Personal
Selling, Publicity
dan Minat
Personal selling
berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan
terhadap Minat
menabung
3. Juwita Mariska Robot
(2015) Jurnal Riset
Bisnis dan Manajemen
Vol.3 No.3
Advertising,
Personal Selling,
Sales Promotion,
Publicity , Word of
mouth dan minat
nasabah
Personal selling
berpengaruh secara
tidak signifikan
terhadap minat
menabung
4. Noor Imansyah, Emy Bauran promosi dan Personal Selling tidak
Lanjutan Tabel 2.1….
16
Rahmawati dan
Maryono (2015) Jurnal
Bisnis dan
Pembangunan, Vol 4,
No. 1, Juli-Desember
2015
minat menabung signifikan
mempengaruhu minat
menabung.
Pengaruh Sales Promotion terhadap minat menabung
No. Penulis Variabel Hasil Penelitian
1. Noor Imansyah, Emy
Rahmawati dan
Maryono (2015) Jurnal
Bisnis dan
Pembangunan, Vol 4,
No. 1, Juli-Desember
2015
Bauran promosi dan
minat menabung
Sales promotion
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
2. Juwita Mariska Robot
(2015) Jurnal Riset
Bisnis dan Manajemen
Vol.3 No.3
Advertising,
Personal Selling,
Sales Promotion,
Publicity , Word of
mouth dan minat
nasabah
Sales promotion
berpengaruh secara
tidak signifikan
terhadap minat
menabung
3. Sofie Khairiah
Nasution (2017)
Skripsi USU Medan
Periklanan, Promosi
Penjualan dan Minat
Menabung
Sales promotion
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
4. Fitri Maisya (2013)
Jurnal Manajemen Vol.
2 No. 1
Periklanan, promosi
penjualan, hubungan
masyarakat dan
minat menabung
Sales promotion
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat menabung.
5. Afaful Ummah (2018)
Skripsi UIN Sunan
Ampel Surabaya
Advertising, Sales
Promotion, Personal
Selling, Publicity
dan Minat
Sales promotion
berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan
terhadap Minat
menabung
Lanjutan Tabel 2.1….
17
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
penggunaan variabel yang lebih kompleks dari bauran promosi sebagai
variabel independen (X) dengan harapan mendapatkan hasil penelitian yang
lebih baik. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat menabung
(Y). Review penelitian terdahulu pada tabel 2.1 bahwa di Indonesia masih
sangat sedikit penelitian yang melakukan studi kasus pada bank syariah. Hal
tersebut ditambah dengan pembaharuan periode waktu dari penelitian yang
telah dilakukan.
B. Kerangka Teori
1. Advertising
Pengertian Advertising
Kotler & Armstrong (2008: 150) mendefiniskan, periklanan
(advertising) dalam hal ini merupakan semua bentuk presentasi
nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor
tertentu.
Dana periklanan terserap ke berbagai media: halaman-halaman
majalah dan Koran; radio dan TV; iklan di tempat umum yang terbuka
(poster, tanda-tanda, tulisan yang dipasang di tempat-tempat yang
tinggi); pos; hadiah-hadiah kecil (kotak korek, botol, kalender); kartu
(mobil, bis); katalog; buku petunjuk; dan selebaran (Kotler, 1992: 270).
Menurut William G. Nickels dalam Swastha (999: 245), periklanan
adalah komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya, melalui
18
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta
individu-individu.
Perlu diingat bahwa periklanan dilakukan dengan mengeluarkan
sejumlah biaya, ini berbeda dengan publisitas yang disiarkan tanpa
mengeluarkan biaya. Jadi, periklanan juga merupakan alat yang
digunakan oleh pembeli dan penjual, serta setiap orang termasuk
lembaga non-laba. Atau dengan kata lain, periklanan dapat dipandang
sebagai kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat baik
dengan lisana ataupun dengan penglihatan (berupa berita), tentang suatu
produk, jasa atau ide. Berita yang disampaikan tersebut dinamakan iklan
atau advertensi (Swastha, 1999: 245).
Istilah ―periklanan‖ berbeda dengan ―iklan‖. Iklan adalah
beritanya itu sendiri, sedangkan periklanan adalah prosesnya, yaitu suatu
program kegiatan untuk mempersiapkan berita tersebut dan menyebar-
luaskan kepada masyarakat.
Iklan bisa menjangkau massa pembeli yang tersebar secara
geografis pada biaya rendah per paparan, dan iklan memungkinkan
penjual mengulangi pesan berkali-kali. Selain jangkaunnya, iklan
berskala besar memaparkan sesuatu yang positif tentang ukuran,
popularitas, dan keberhasilan penjual. Karena sifat umum iklan,
konsumen cenderung memandang produk yang diiklankan lebih terjamin.
Iklan juga sangat mahal—iklan memungkinkan perusahaan
19
mendramatisasi produksi melalui penggunaan seni visual. Cetakan suara,
dan warna. Di satu pihak, iklan bisa digunakan untuk membangun citra
jangka panjang bagi suatu produk. Dipihak lain, iklan dapat memicu
penjualan cepat (Kotler & Armstrong, 2008: 135-136).
Iklan juga mempunyai beberapa kekurangan. Meskipun iklan dapat
menjangkau banyak orang dengan cepat, iklan tidak bersifat personal dan
tidak membujuk orang secara langsung seperti wiraniaga perusahaan.
Selain itu, iklan bisa sangat mahal (Kotler & Armstrong, 2008: 136)
Menurut Kotler & Armstrong (2008: 157), untuk mengukur
variabel advertising, digunakan indikator – indikator sebagai berikut:
a) Penemuan informasi tentang produk/perusahaan dari berbagai media
mudah.
b) Desain media yang digunakan menarik
c) Informasi yang disampaikan dalam berbagai media jelas
Fungsi-Fungsi Periklanan
Adapun beberapa fungsi periklanan antara lain: (1) memberi
informasi, (2) membujuk atau mempengaruhi, (3) menciptakan kesan, (4)
memuaskan keinginan, dan (5) sebagai alat komunikasi (Swastha, 1999:
245).
20
a) Memberi Informasi
Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak daripada lainnya,
baik tentang barangnya, harganya, ataupun informasi lain yang
mempunyai kegunaan bagi konsumen. Nilai yang diciptakan oleh
periklanan tersebut dinamakan faedah informasi. Tanpa adanya
informasi seperti itu orang segan atau tidak akan mengetahui banyak
tentang suatu barang
Dengan demikian iklan menyediakan suatu alat bagi penjual dan
pembeli untuk memberitahu kepada pihak lain tentang kebutuhan
dan keinginan mereka. Ssehingga kebutuhan dan keinginan tersebut
dapat dipenuhi dengan mengadakan pertukaran yang memuaskan
b) Membujuk/Mempengaruhi
Sering, periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga
bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial,
dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik daripada
produk lain. Dalam hal ini, iklan yang sifatnya mmebujuk tersebut
lebih baik dipasang pada media-media seperti televisi atau majalah.
c) Menciptakan Kesan
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai kesan tertentu tentang
apa yang diiklankan. Dalam hal ini pemasang iklan selalu berusaha
untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya, misalnya dengan
menggunakan warna, ilustrasi, bentuk dan layout yang menarik.
21
Contoh lain adalah dalam pembedaan produk (produk
differentiation), dimana penjual atau produsen berusaha untuk
memberikan kesan kepada konsumen bahwa peroduknya berbeda
dengan produk-produk lain.
d) Memuaskan Keinginan
Sebelum memilih dan membeli produk, kadang-kadang orang ini
diberitahu lebih dulu. Kadang-kadang orang juga ingin dibujuk
untuk melakukan suatu yang baik bagi mereka atau bagi masyarakat.
Jadi, periklanan merupakan suatu alat yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang
saling memuaskan.
e) Periklanan Merupakan Alat Komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah
antara penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat
terpenuhi dalam cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini
komunikasi dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan
pertukaran yang saling memuaskan.
Inisiatif periklanan tidak selalu datang dari pihak penjual, tetapi
pembelipun juga sering menggunakan iklan untuk kepentingannya.
Dengan iklan semacam ini dapat memberikan kemungkinan kepada
orang lain untuk menghubungi yang bersangkutan, sehingga akan
terjadi pembicaraan kedua pihak.
22
Macam-Macam Periklanan
Beberapa macam periklanan dapatlah digolongkan atas dasar
penggunaannya oleh pimpinan, karena perbedaan tersebut tergantung
pada tujuan perusahaan dalam program periklanannya (Swastha, 1999:
249). Di sini, periklanan dibagi ke dalam:
a) Periklanan Barang (Product Advertising)
1) Primary Demand Advertising
Merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan
untuk suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa
menyebutkan merk atau nama produsennya. Periklanan seperti
ini biasanya dilakukan oleh gabungan pengusaha atau asosiasi
perdagangan.
2) Selective Demand Advertising
Ini hamper sama dengan primary demand advertising; hanya
bedanya selective demand advertising disebutkan merk barang
yang ditawarkan.
Selain primary demand advertising dan selevtive demand
advertising. Periklanan produk ini juga dapat dikelompokkan dalam:
1) Periklanan langsung; penjual menginginkan adanya tanggapan
yang cepat terhadap iklannya. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan kupon yang harus dikirim kembali dengan cepat
23
oleh pembaca, untuk memperoleh keterangan-keterangan yang
lebih terperinci tentang produk yang diiklankan.
2) Periklanan tidak langsung; dibuat untuk mendorong permintaan
dalam periode waktu yang lebih lama. Iklan ini dibuat untuk
menyatakan kepada konsumen bahwa produk tersebut ada dan
menguntungkan.
b) Periklanan Kelembagan (Institutional Advertising)
1) Patronage Institutional Advertising
Dalam periklanan ini penjual berusaha memikat konsumen
dengan menyatakan suatu motif membeli pada penjual tersebut
dan bukannya motif membeli produk tersebut.
2) Public relations Institutional Advertising
Di sini, periklanan dipakai untuk membuat pengertian yang baik
tentang perusahaan kepada para karyawan, pemilik perusahaan
atau masyarakat umum.
3) Public Service Institutional Advertising
Periklanan ini menggambarkan tentang suatu usaha dorongan
kepada masyarakat untuk menggunakan kendaraan dengan hati-
hati. Di sini, perusahaan asuaransi jiwa dapat membantu dengan
memberikan petunjuk kepada masyarakat dalam memilih
kendaraan.
24
c) Periklanan Nasional, Regional dan Lokal
1) Periklanan Nasional
Periklanan nasional sering disebut general advertising,
merupakan periklanan yang biasanya disponsori oleh produsen
dengan distribusi secara nasional. Jadi, pasar yang dituju
sebagai sasaran pasar adalah naaional, dan media yang
digunakan mempunyai sirkulasi secara nasional.
2) Periklanan Regional
Merupakan periklanan yang hanya terbatas di daerah tertentu
dari sebuah Negara; misalnya hanya meliputi pulau Jawa saja.
Biasanya, periklanan ini dilakukan oleh penjual/perusahaan
yang mempunyai luas pasae pada skrup regional.
3) Periklanan Lokal
Periklanan lokal sering disebut retail advertising, biasanya
dilakukan oleh pengecer dan ditujukan kepada pasar lokal saja.
Apabila periklanan ini dilakukan oleh produsenm maka lebih
dipentingkan merk produknya; tetapi kalau periklanan itu
dilakukan oleh pengecer, maka lebih dipentingkan nama
tokonya.
d) Periklanan Pasar
1) Consumer Advertising; ditujukan kepada konsumen.
2) Trade Advertising; ditujukan kepada pedagang, terutama
pengecer.
25
3) Industrial Advertising; ditujukan kepada pemakai industry.
Menetapkan Tujuan Iklan
Menurut Kotler & Armstong (2008: 151) Tujuan-tujuan ini harus
didasarkan kepada keputusan masa lalu tentang pasar sasaran,
positioning, dan bauran pemasaran, yang mendefinisikan tugas yang
harus dilaksanakan iklan dalam program pemasaran total. Keseluruhan
tujuan periklanan adalah membantu membangun hubungan pelanggan
dengan mengkomunikasikan nilai pelanggan.
Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi tertentu yang dicapai
dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu. Tujuan
perikklanna bisa digolongkan berdasarkan tujuan utama—apakah
tujuannya menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. Tabel 2.2
memuat daftar contoh-contoh masing-masing tujuan tertentu ini.
Tabel 2. 2
Kemungkinan Tujuan Periklanan
Periklanan Informatif
- Mengomunikasikan nilai
pelanggan
- Memberitahukan produk
baru ke pasar
- Menjelaskan cara kerja
produk
- Menyerankan penggunaan
baru untuk suatu produk
- Menginformasikan perubahan harga
ke pasar
- Menggambarkan layanan yang
tersedia
- Memperbaiki kesan yang salah
- Membangn merek dan citra
perusahaan
Periklanan Persuasif
- Membangun preferensi
merek
- Menforong persepsi ke
merek Anda
- Membujuk pelanggan untuk
membeli sekarang
- Membujuk pelanggan untuk
menerima panggilan penjualan
26
- Mengubah persepsi
pelanggan terhadap atribut
produk
- Meyakinkan pelanggan agar
memberitahu orang lain mengenai
merek
Periklanan Pengingat
- Memelihara hubungan
pelanggan
- Mengingatkan konsumen
bahwa produk itu
mungkin dbutuhkan dalam
waktu dekat
- Mengingatkan konsumen di mana
harus membeli produk
- Menjagaa merek dalam pikiran
pelanggan selama musim sepi
Menurut Kotler (1996: 281) tujuan iklan bisa dikelompokkan
menjadi tiga macam: untuk menyampaikan informasi; untuk membujuk
atau untuk mengingatkan.
a) Iklan informasi; secara panjang lebar menerangkan produk dalam
tahap rintisan suatu produk untuk menciptakan permintaan pokok
atas kategori produk tertentu.
b) Iklan persuasif (membujuk); menjadi penting dalam persaingan, di
mana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang
selektif akan merek tertentu. Kebanyakan iklan termasuk dalam
kategori ini. Beberapa iklan persuasif berubah menjadi iklan
perbandingan, yang berusaha menciptakan superioritas salah satu
merek melebihi merek lain dari produk yang sama.
c) Iklan pengingat; sangat penting dalam tahap dewasa suatu produk
untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut.
Bentuk serupa adalah iklan pemantapan (reinformcement) yang
27
berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka mengambil
pilihan yang tepat.
Pemilihan Media
Dalam mengadakan periklanan, menejemen dihadapkan pada
masalah pemilihan media yang akan dipakai. Masalah ini sangat penting
karena tidak semua media yang ada selalu cocok digunakan. Namun ada
juga media yang sesuai untuk dipakai mengiklankan hampir semua jenis
barang, yaitu surat kabar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihnan
media yang akan digunakan untuk periklanan adalah: (1) tujuan
periklanan, (2) sirkulasi media, (3) keperluan berita, (4) waktu dan lokasi
dimana keputusan membeli dibuat, (5) biaya advertensi, (6) kerjasama
dan bantuan promosi yang ditawarkan media, (7) karakteristik media, dan
(8) kebaikan serta keburukan media (Swasta, 1999: 253).
Perencanaan media harus tahu kemampuan jenis media utama
untuk mendapatkan jangkauan, frekuensi, dan dampak iklan. Jenis-jenis
media penting digambarkan dalam tabel 2.3. media tersebut menurut
volume iklan, disusun sebagai berikut: suratkabar, televisi,radio, majalah,
dan iklan di luar gedung. Setiap medium punya kelebihan dan
kekurangan (Kotler, 1992: 282).
28
Tabel 2. 3
Profil Jenis-jenis Media Penting Media Kelebihan Kekurangan
Suratkabar Fleksibel, tepat waktu
menjangkau pasar lokal;
diterima, secara luas, sangat
terpercaya
Sebentar; reproduksi
jelek; pembaca ganda
terbatas
Televisi Gabungan antar pandnagan,
suara dan gerakan; menarik
indera; menarik minat;
jangkauan luas
Biaya mahal; banyak
gangguan pembeberan
terlalu cepat; penonton
kurang selektif
Pos-langsung Khalayak yang selektif;
fleksibel; tak ada iklan
pesaing; bersifat pribadi
Biaya relatif tinggi; cara
pos murahan
Radio Digunakan banyak orang;
geografis & demografis
sangat selektif; biaya murah
Hanya audio; kurang
diperhatikan dibanding
TV; tak ada standar dalam
tingkat harga; terlalu cepat
Majalah Geografis & demografis
sangat selektif; terpercaya
dan prestise; reproduksi
baik; tahan lama; membaca
ganda cukup banyak
Pesan tempat makan
waktu lama; pemborosan
dalam sirkulasi; tidak bisa
memilih letak ruang
Iklan di luar
gedung
Fleksibel; pembeberan bisa
berkali-kali; biaya murah;
persaingan sedikit
Khalayak tidak selektif;
kreativitas terbatas
2. Public Relations
Pengertian Public Relations
Menurut Kotler & Armstrong (2008: 168), hubungan masyarakat
(public relations) membangun hubungan baik dengan berbagai
masyarakat perusahaan dengan memperoleh publisitas yang diinginkan,
29
membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi
rumor, cerita, dan kejadian tak menyenangkan.
Departemen hubungan masyarakat bisa melaksanakan satu atau
semua fungsi berikut:
a) Hubungan perss atau agen pers; menciptakan dan menempatkan
informasi berharga di media berita untuk menarik perhatian pada
seseorang, produk, atau jasa.
b) Publisitas produk; Mempublikasikan produk tertentu.
c) Kegiatan masyarakat; Membangun dan mempertahankan hubungan
nasional dan komunitas lokal.
d) Melobi; Membangun dan mempertahankan hubungan dengan
pembuat peraturan dan pejabat pemerintah untuk mempengaruhi
undang-undang dan peraturan.
e) Hubungan investor; Mempertahankan hubungan dengan pemegang
saham dan pihak laiinya dalam komunitas keuangan.
f) Pengembangan; Hubungan masyarakat dengan donor atau anggota
organisasi nirlaba untuk mendapatkan dukungan finansial atau
sukarela.
Menurut Gassing & Suryanto (2016: 11) public relations adalah
proses interaksi untuk menciptakan opini publik sebagai input yang
menuntungkan kedua belah pihakdan menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi, dan partisipasi publik. Proses tersebut bertujuan
30
menanamkan keinginan baik, kepercayaan, pengertian dan citra yang
baik dari publiknya.
Menurut Swastha (1999: 269) hubungan masyarakat dapat
didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian
tentang sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari
individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat, dan melakukan
program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan
masyarakat.
Menurut Hamdani dalam Sunyoto (2014) hubungan masyarakat
adalah merupakan kiat pemasaran penting lainnya di mana perusahaan
tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan
penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan
publik yang lebih besar. Program hubungan masyarakat antara lain
publikasi, acara-acara penting, hubungan dengan investor, pameran dan
mensponsori beberapa acara.
Hubungan masyarakat sangat terpercaya—berita, fitur, program
sponsor danacara tampak lebih nyata dan terpercaya bagi pemirsa
daripada iklan. Hubungan masyarakat juga dapat menjangkau banyak
calon pelanggan yang menghindari wiraniaga dan iklan—pesan smampai
kepada pembeli sebagai ―berita‖ dan bukan sebagai komunikasi
penjualan. Dan, sama dengan iklan, hubungan masayarakat dapat
mendramatisasi perusahaana atau produk. Pemasar jarang menggunakan
hubngan masyarakat atau menggunakannya sebagai pemikiran
31
selanjutnya. Tetapi kampanye hubungan masyarakat yang dikemas baik
dan digunakan bersama elemen bauran promosi lainnya bisa sangat
efektif dan ekonomis (Kotler & Armstrong, 2008: 137).
Hubungan masyarakat digunakan untuk mempromosikan produk,
orang, tempat, ide, kegiatan, organisasi, dan bahkan Negara. Perusahaan
menggunakan hubungan masyarakat untuk membangun hubungan baik
dengan konsumen, investor, media, dan komunitas mereka (Kotler &
Armstrong, 2008: 169).
Departemen humas biasanya melakukan lima kegiatan berikut yang
sebagian besar tidak memberikan umpan balik yang bisa dimanfaatkan
untuk mendukung produk secara langsung (Kotler, 1996: 327):
a. Hubungan pers. Tujuan hubungan pers adalah untuk memberikan
informasi yang pantas untuk dimuat dalam surat kabar agar dapat
menarik perhatian publik terhadap seseorang, produk atau jasa.
b. Publisitas produk. Publisitas produk melibatkan berbagai usaha
untuk mempublikasikan profuk khusus.
c. Komunikasi perusahaan. Kegiatan ini mencakup komunikasi intern
maupun ekstern dan menggalang saling pengertian perusahaan.
d. Bimbingan. Bimbingan melibatkan pemberian nasihat kepada
manajemen tentang persoalan-persoalan kemasyarakatan mengenai
posisi perusahaan maupun citra perusahaan.
Tetapi humas pemasaran dewasa ini beranjak lebih jauh daripada
sekedar publisitas. Humas pemasaran dapat berkontribusi kepada
32
pelaksanaan tugas-tugas berikut ini: membantu meluncurkan produk
baru; membantu menempatkan posisi ulang bagi produk yang telah
dewasa; membangun minat terhadap sebuah kategori produk;
mempengaruhi kelompok-kelompok sasaran spesifik; mempertahankan
produk yang tengah menghadapi masalah dengan masyarakat; dan
membangun citra perusahaan dengan cara yang menguntungkan produk.
Menurut Kotler & Armstrong (2008: 171), untuk mengukur
variabel public relation, digunakan indikator – indikator sebagai berikut:
a) Berita yang tersebar mengenai perusahaan baik
b) Identitas perusahaan yang unik, berbeda dari yang lainnya
c) Kegiatan pelayanan masyarakat
Peran dan Dampak Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat bisa memberikan pengaruh kuat terhadap
kesadaran publik dengan biaya yang jauh lebih rendah daripada iklan,
perusahaan tidak membayar ruang atau waktu di media, melainkan
dengan menggaji staf untuk mengembangkan dan mengedarkan
informasi dan mengelola kejadian (Kotler & Armstrong, 2008: 169).
Selain kekuatan potensialnya, hubungan masyarakat kadang-
kadang digambarkan sebagai anak tiri pemasaran karena penggunaannya
sering terbatas dan tersebar. Departemen hubungan masyarakat biasanya
terletak di kantor pusat perusahaan. Stafnya begitu sibuk menangani
berbagai masyarakat—pemegang saham, kaaryawan, pembuat peraturan,
pers—bahwa program hubungan masyarakat untuk mendukung tujuan
33
pemasaran produk mungkin diabaikan. Manajer pemasaran dan praktisi
hubungan masyarakat tidak selalu berbicara dalam bahasa yang sama.
Banyak praktisi hubungan masyarakat yang melihat pekerjaan mereka
hanya sekedar berkomunikasi. Sebaliknya, manajer perusahaan
cenderung jauh lebih tertarik pada cara periklanan dan hubungan
masyarakat mempengaruhi pembentukan merek, penjualan, dan laba,
serta hubungan pelanggan (Kotler & Armstrong, 2008: 170).
Akan tetapi, situasi ini telah berubah. Meskipun hubungan
masyarakat masih menangkap sebagian kecil dari keseluruhan anggaran
pemasaran kebanyakan perusahaan, hubungan masyarakat semakin
memainkan peran penting dalam pembangunan merek. Hubungan
masyarakat bisa menjadi sarana pembangunan merek yang kuat (Kotler
& Armstrong, 2008: 170).
Sarana Utama Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat menggunakan beberapa sarana. Salah satu
sarana utama adalah berita. Profesional hubungan masyarakat
menemukan atau menciptakan berita menyenangkan tentang perusahaan
dan produknya atau orang-orangnya. Pidato juga dapat mencipatakan
publisitas produk dan perusahaan. Eksekutif perusahaan harus semakin
memahami pertanyaan dari media atau berbicara di asosiasi dagang atau
rapat penjualan, dan acara ini dapat membangun atau menjatuhkan citra
perusahaan (Kotler & Armstrong, 2008: 171).
34
Sarana umum humas lainnya adalah acara khusus, mulai dari
konferensi pers, wisata pers, pembukaan perdana,, presentasi multimedia,
acara dengan artis bintang yang spektakuler, atau program edukasi yang
dirancang untuk menjangkau dan menarik minat masyarakat sasaran
(Kotler & Armstrong, 2008: 171).
Personal hubungan masyarakat juga menyiapkan bahan tertulis
untuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasaran mereka. Bahan ini
meliputi laporan tahunan, brosur, artikel, dan bulletin perusahaan serta
majalah. Bahan audiovisual, seperti film, program slide-and-sound,
DVD, dan video online semakin banyak digunakan sebagai sarana
komunikasi. Bahan idenititas juga bisa membantu menciptakan identitas
perusahaan yang segera disadari masyarakat (Kotler & Armstrong, 2008:
171).
Lambing, alat tulis, brosur, berkas bisnis, kartu bisnis, gedung,
seragam, dan mobil serta truk perusahaan—semuanya menjadi sarana
pemasaran jika sarana atraktif, berbeda, dan mudah diingat. Terakhir,
perusahaan dapat meningkatkan citranya di mata masyarakat dengan
menyumbangkan uang dan waktu kegiatan pelayanan masyarakat (Kotler
& Armstrong, 2008: 171).
Banyak pemasar kini juga merancang kampanye pemasaran gossip
untuk menghasilkan gairah dan berita mulut ke mulut yang baik tentang
merek mereka. Pemasaran gossip memanfaaatkan proses jaringan sosial
35
dengan membuat konsumen itu sendiri yang menyebarkan informasi
tentang produk atau jasa kepada orang lain dalam komunitas mereka
(Kotler & Armstrong, 2008: 171).
Perkembangan hubungan masyarakat laiinya yang terjadi baru-baru
ini adalah pemasaran tur berjalan (mobile tour marketing)—tur keliling
yang membawa merek ke hadapan konsumen. Pemasaran tur berjalan
muncul sebagai cara efektif untuk membangun hubungan satu-satu
dengan konsumen sasaran (Kotler & Armstrong, 2008: 172).
Situs Web perusaahaan bisa menjadi wahana hubungan masyarakat
yang baik. Konsumen dan anggota masyarakat lain dapat mengunjungi
situs untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Situs Web juga menjadi
tempat ideal untukk meangani situasi kritis. Secara keseluruhan, dalam
abad di mana ―lebih mudah menyebarkan informasi melalui e-mail, blog,
dan percakapan online,‖ kata seorang analis, ―hubungan masyarakat
menjadi bagian berharga dari kegiatan bisnis dalam dunia digital (Kotler
& Armstrong, 2008: 172).
Seperti halnya sarana promosi lain, dalam mempertimbangkan
kapan dan bagaimana menggunakan hubungan masyarakat produk,
manajemen harus mennetapkan tujuan humas, memilih pesan dan
wahana humas, mengimplementasikan rencana humas, dan mengevaluasi
hasil. Hubungan masyarakat perusahaan harus dibaurkan secara seksama
36
dengan kegiatan promosi lainnya di dalam keseluruhan usaha komunikasi
pemasaran terintegrasi (Kotler & Armstrong, 2008: 172-173).
3. Personal Selling
Pengertian Personal Selling
Menurut Kotler & Armstrong (2008: 182), penjualan personal
(personal selling) adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan
dengan tujuan melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan
pelanggan.
Menurut Bruce J. Walker dalam Sunyoto (2014) penjualan pribadi
adalah suatu penyajian (presentasi) suatu produk kepada konsumen akhir
yang dilakukan oleh tenaga penjual perusahaan yang representatif.
Menurut Hamdani dalam Sunyono (2014) sifat penjualan perseorangan
dapat dikatakan lebih fleksibel karena tenaga penjual dapat secara
langsung menyesuaikan penawaran penjualan degan kebutuhan dan
perilaku masing-masing pembeli.
Menurut William G Nickels dalam Swastha (1999: 260) personal
selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang
ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan
dengan pihak lain.
Penjualan personal adalah sarana paling efektif pada tahap tertentu
dari proses pembelian, terutama dalam membangun preferensi pembeli,
37
keyakinan, dan tindakan. Penjualan personal melibatkan interaksi pribadi
antara dua orang atau lebih, sehingga masing-masing orang dapat
mengetahui kebutuhan dan karakteristik orang lain serta membuat
penilaian yang cepat. Meskipun demikian, kualitas unik ini mempunyai
biaya. Wiraniaga memerlukan komitmen jangka yang lebih panjang
daripada iklan. Penjualan personal juga merupakan sarana promosi
perusahaan paling mahal (Kotler & Armstrong, 2008: 136).
Menurut Kotler & Armstrong (2008, p. 200), untuk mengukur
variabel personal selling, digunakan indikator – indikator sebagai
berikut:
a) Penampilan wiraniaga baik
b) Wiraniaga menguasai informasi perusahaan
c) Kemampuan wiraniaga dalam menjelaskan produk bagi pelanggan
memuaskan
d) Wiraniaga dapat mengidentifikasi konsumen baru atau konsumen
lama dengan baik
Fungsi-Fungsi Tenaga Penjual
Salah satu fungsi tenaga penjualan adalah melakukan penjualan
dengan bertemu muka (face-to-face selling), dimana seorang penjual dari
sebuah perusahaan langsung menemui konsumen untuk menawarkan
produknya. Penjualan dengan bertemu muka ini hanya merupakan satu
dari beberapa fungsi penting lainnya.
38
Menurut Swastha (1999: 261) Fungsi-fungsi yang lain tersebut
adalah: (1) mengadakan analisa pasar, (2) menentukan calon konsumen,
(3) mengadakan komunikasi, (4) memberikan pelayanan, (5) memajukan
langganan, (6) mempertahankan langganan, (7) mendefinisikan masalah,
(8) mengatasi masalah, (9) mengatur waktu, (10) mengalokasikan
sumber-sumber, dan (11) meningkatkan kemampuan diri.
Proses Personal Selling
Menurut Swastha (1999: 263) tahap-tahap yang terdapat dalam
proses personal selling adalah: (1) persiapan sebelum penjualan, (2)
penentuan lokasi pembeli potensial, (3) pendekatan pendahuluan, (4)
melakukan penjualan, dan (5) pelayanan sesudah penjualan.
a) Persiapan sebelum Penjualan
Tahap pertama dalam proses personal selling adalah mengadakan
persiapan-persiapan sebelum melakukan penjualan. Di sini, kegiatan
yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga penjualan dengan
memberikan pengertian tentang barang yang dijualnya, pasar yang
dituju, dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan. Selain itu,
mereka juga lebih dulu harus mengetahui kemungkinan tentang
motivaasi dan perilaku dalam segmen pasar yang di tuju.
b) Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang,
penjual dapat menentukan karakteristiknya. Oleh karena itu, pada
tahap kedua ini ditentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi
39
sasarannya. Dari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang
orang-orang atau perusahaan yang secara logis merupakan pembeli
potensial dari produk yang ditawarkan. Dari konsumen yang ada
dapat pula ditentukan konsumen manakah yang sudah menggunakan
produk-produk saingan.
c) Pendekatan Pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari semua
masalah tentang individu atau perusahaan yang dapat diharapkan
sebagai pembelinya. Selain itu, perlu juga mengetahui tentang
produk atau merk apa yang sedang mereka gunakan dan bagaimana
reaksinya.berbagai macam informasi perlu dikumpulkan untuk
mendukung penawaran produknya kepada pembeli. Semua
kegiatanini dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap
pasarnya.
d) Melakukan Penjualan
Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat
perhatian calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui
daya tarik mereka. Dan akhirnya penjual melakukam penjualan
produknya kepada pembeli.
e) Pelayanan sesudah Penjualan
Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari
pembeli telah terpenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan dengan
memberikan perlayanan atau servis kepada mereka. Beberapa
40
pelayanan yang diberikan oleh penjual sesudah penjualan filakukan
anatara lain berupa:
1) Pemberian garansi
2) Pemberian jasa reparasi
3) Latihan tenaga-tenaga operasi dan cara penggunaannya
4) Penghantaran barang ke rumah
Dalam tahap terakhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai
macam keluhan atau tanggapan yang kurang baik dari pembeli.
Pelayanan lain yang juga perlu diberikan sesudah penjualan adalah
memberikan jaminan kepada pembeli bahwa keputusan yang
diambilnya tepat, barang yang dibelinya betul-betul bermanfaat, dan
hasil kerka produk tersebut memuaskan.
Prinsip-Prinsip Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)
Menurut Kotler (1992: 336) prinsip-prinsip penjualan tatap-muka
(personal selling) terdiri dari tiga aspek penting, diantaranya adalah:
kewiraniagaan; negoisasi; dan manajemen tata-hubungan.
a) Kewiraniagaan (Salesmanship)
Pendekatan latihan penjualan mencoba mengubah seseorang
wiraniaga pencatat pesanan yang pasif menjadipencari pesanan yang
aktif. Dalam melatih wiraniaga agar menjadi peraih pesanan, dua
macam pendekatan dasar bisa digunakan, pendekatan yang
berorientasi pada penjualan dan pendekatan yang berorientasi pada
pelanggan.
41
Pertama, perusahaan melatih wiraniaganya melaksanakan teknik
penjualan dengan tekanan yang tinggi. Teknik-teknik tersebut
mencakup pula penekanan akan pentingnya produk, mengritik produk
pesaing, mwnggunakan presentasi kemasan yang rapi, menjual
penmapilan diri, dan menawarkan berbagai kelonggaran unutk
mengajukan pesanan pada saat itu. Jenis penjualan ini beranggapan
bahwa pelanggan tidak akan membeli kecuali bila ditekan, sehingga
mereka terpengaruh oleh presentasi yang rapid an skikap manis, tidak
akan kecewa setelah menandatangani pesanan, atau wiraniaga tidak
ambil pusing.
Pendekatan yang lain melatih wiraniaga dalam memecahkan
masalah pelanggan. Wiraniaga mempelajari cara mengidrntifikasi
kebutuhan planggan dan menganjurkan jalan ke luar yang efektif.
Pendekatan ini beranggapan bahwa pelanggan mempunyai kebutuhan
ketelatenan yang merupakan peluang bagi perusahaan, bahwa
pelanggan menghargai saran yang baik, dan bahwa mereka akan setia
kepada wiraniaga yang punya pamrih dalam jangka panjang.
Seseorang penjual pada dasarnya harus memperhatikan suatu
proses yang disebut AIDA, yaitu Attention, Interest, Desire dan Action
(Asri, 1886: 353)
a) Attention; Perhatian adalah suatu hasil proses psikologi pada diri
seseorang, sehingga penjual tidak dapat memaksakan
42
kehendaknya begitu saja agar calon pembeli memberikan sedikit
perhatiannya.
b) Interest; Mencitakan ―interest‖ mungkin memakan waktu lebih
lama sehingga dibutuhkan lebih banyak kesabaran pada diri
penjual.
c) Desire; Diperlukan aktifitas tambahan dari penjual untuk
memberikan berbagai uraian tentang manfaat dan kelebihan
barang yang di tawarkan dibandingkan dengan barang lain.
Timbulnya hasrat ini akan engarahkan calon pembeli kepada
keputusan.
d) Action; Tindakan yang dilakukannya tentu saja ada dua
kemungkinan: membeli barang atau tidak jadi membeli dan
segera meninggalkan penjual.
Tidak ada pendekatan penjualan yang terbaik, yang bisa
dilakukan dalam segala situasi. Namun, kebanyakan program
pelatihan penjualan sejalan dengan langkah-langkah penting dalam
proses penjualan yang efektif. Langkah-langkah tersebut diantaranya
sebagai berikut:
1) Mencari dan Menyeleksi Langganan Baru
Langkah pertama dalam proses penjualan adalah mngidentifikasi
prosepek atau calon pembeli. Walaupun perusahaan memberikan
petunjuk, wiraniaga membutuhkan keahlian dalam meningkatkan
perannya.
43
Calon pembeli bisa diseleksi dengan meneliti konidisi
keuangannya, volume usahanya, syarat-syarat khususnya, lokasi
dan kelangsungan usahanya. Wiraniaga harus menelepon atau
menulisis para calon pembeli untuk mengetahui apakah mereka
itu perlu dikunjungi.
2) Pendekatan Pendahuluan (prerapproach)
Wiraniaga harus mempelajari sebanyak mungkin mengenai calon
konsumen perusahaan (apa yang mereka butuhkan, siapa yang
mrnjadi kunci pengambil keputusan dalamhal pembelian) dan
konsumen biasa (ciri-ciri kepribadiannya dan gaya pembelinya).
Wiraniaga harus menetapkan sasaran kunjungan nya, yang bisa
saja menyeleksi calon pembeli atau mengumpulkan informasi
atau melaksanakan penjualan langsung. Tugas lain menentukan
pendekatan yang paling baik, yang mungkin berupa kunjungan
pribadi, telepon atau surat.
3) Pendekatan
Wiraniaga harus tahu cara menemui dan menyapa pembeli untuk
memulai hubungan yang baik. Hal ini mencakup penampilan
wiraniaga, cara memulai pembicaraan dagang, dan pembicaaan
selanjutnya. Wiraniaga harus memakai pakaian rapi serupa
dengan pakaian para pembeli; bersikap sopan dan penuh perhatian
terhadap pembeli; dan menghindari tindakan-tindakan ceroboh.
44
4) Penyajian dan Peragaan
Sekarang wiraniaga mengutarakan ―cerita‖ mengenai produknya
kepada pembeli, sesuai dengan formulai AIDA untuk meraih
Attention (perhatian), dan memperoleh Action (pembelian).
Wiraniaga menekankan semua manfaat bagi langganan, sambil
menceritakan keistimewaan produk itu sebagai bukti dari
manfaat-manfaat tersebut. Ciri khas adalah karakteristik dari
suatu produk.
Perusahaan menggunakan tiga gaya presentasi penjulan,
diantaranya: gaya paling tua adalah pendekatan terselubung
(canned approach); pendekatan terencana; dan pendekatan
pemenuhan kebutuhan. Presentasi penjualan akan menjadi lebih
baik bisa dilengkapi dengan alat-alat peragaan misalnya, booklet,
flipchart, slide, film, dan sampel produk baru. Presentasi itu
sedemikian rupa sehingga para pembeli bisa melihat atau
mencoba produk, dan ia akan lebih bisa mengingat ciri dan
maslahat produk.
Selama peragaan, wiraniaga bisa mempengaruhi minat pembeli
dengan lima strategi untuk mempengaruhi:
a) Legitimasi; Wiraniaga menekankan reputasi dan pengalaman
perusahaanya.
45
b) Keahlian; Wiraniaga menunjukkan pengenalan pengtahuan
yang dalam mengenai situasi pembeli dan produk
perusahaan.
c) Koneksi; Wiraniaga mengandalkan setiap keistimewaan,
minat dan pengetahuan bersama untuk mempererat hubungan
dengan pembeli
d) Mengambil hati; Wiraniaga menyediakan hal-hal yang
menyenangkan yang bersifat pribadi untuk memperkuat
hubungan dan perasaan timbal-balik.
e) Meninggalkan kesan; Wiraniaga berusaha menampilkan diri
untuk memberikan kesan baik.
5) Mengatasi Keberatan
Para langganan hamper selalu memperlihatkan siftat penolakan
selama presentasi atau ketika diminta kesediannya untuk
membeli/memesan produk. Sikapnya bisa jadi bersifat psikologis
atau logis. Untuk menangani penolakan-penolakan ini wiraniaga
harus memperlakukan pembeli dengan pendekatan positif, minta
pembeli menjelaskan sebab penolakannya, menyangkal kebenaran
alasan penolakan pembeli, atau berusaha mengubah alasan
penolakan menjadi alasan agar membeli.
6) Penutupan Penjualan
Beberapa wiraniaga tidak berhasil sejauh itu atau tidak
melaksanakan cara penutupan ini dengan baik. Mereka kurang
46
percaya diri atau tidak sampai hati meminta pembeli
memesan/membeli produknya atau mereka tidak tahu secara
psikologis saat yang tepat untuk menutup penjualan. Wiraniaga
perlu mengenal beberapa beberapa pertand dari pembeli yang
sudah menunjukkan sikap ingin menutup pwmbelian, seperti
gerakan fisik, pernyataan atau komentar dan pertanyaan-
pertanyaan. Wiraniaga bisa menggunakan satu dari berbagai
teknik penutupan.
Mereke bisa meminta pesanan, menegaskan kembali persetyjuan
pembeli, menanyakan apakah pembeli menginginkan produk A
atau B, atau menjelaskan bahwa pembeli akan rugi bila tidak
memesan barang saat itu juga. Wiraniaga boleh menawarkan
rangsangan khusus untuk menutup penjualannya, misalnya harga
khusus, tambahan ekstra barang gratis, atau hadiah.
7) Tindak Lanjut
Segera setelah penutupan, wiraniaga harus melengkapi
pemerincian tindak-lanjut memngenai waktu pengiriman barang,
syarat-syarat pembelian, dah hal-hal lain. Wiraniaga harus
menjadwalkan kunjungan lanjutan ketika pesanan awal diterima,
untuk memastikan apakah pemasangan, instruksi, dan pelayanan
memadai. Kunjungan ini untuk mendeteksi berbagai masalah,
meyakinkan pembeli bahwa wiraniaga memperhatiakn
47
pembelinyaa, dan mencegah timbulnya kesalah-pahaman atau
prasangka yang mungkim timbul.
b) Negoisasi
1) Rumusan Negoisasi
Pemasaran mencakup pula kegiatan tukar-menukar dan cara
menyusun syarat-syarat pertukaran. Kita bisa secara umum
membedakan dua jenis pertukaran, pertukaran rutin, di mana
syarat-syarat ditentukan, dan pertukaran melalui negoisasi, di
mana harga atau syarat pertukaran lain dibuat lewat perjanjian
tawar-menawar.
Kita akan menggunakan istilah tawar-menawar atau negoisasai
secara brgantian. Tawar-menawar mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
- Paling tidak ada dua pihak yang terlibat.
- Pihak-pihak tersebut mempunyai perbedaan kepentingan
dalam salah satu atau beberapa hal.
- Paling tidak pihak-pihak tersebut untuk sementara waktu
bergabung dalam semacam hubungan khusus secara sukarela.
- Kegiatan dalam hubungan itu mengenai pembagian atau
pertukaran satu sumber daya khusus atau lebih dan/atau
penyelesaian satu atau beberapa hal yang tidak bisa
dipecahkan oleh masing-masing pihak atau oleh wakil pihak.
48
- Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya melibatkan presentasi
permintaan atau usulan dari suatu pihak, kemudian dievalusi
oleh pihak lain, diikuti dengan berbagai konsesi dan ususlan
balik. Oleh karena itu kegiatan-kegiatan itu lebih bersifat
berkesinambungan dan bukannya terjadi sekaligus.
2) Model dan Paradigma Tawar-menawar/Negoisasi
Para ahli ekonomi mempelajari proses tawar-menawar lewat
konsep ―monopoli bilateral‖. Mereka menganggap proses itu
sebagai urutan penawaran dan penawaran-balik oleh peserta.
Mereka kurang memperhatikan taktik manipulasi, tenaga dan
keahlian tawar-menawar dari peserta.
Ahli psikologi sosial telah mempelajari pengaruh dari beberapa
variabel bebas terhadap efektivitas tawar-menawar. Rubin &
Brown, dalam ulasan studi psikologi sosialnya mengenai perilaku
negoisasi, menyimpulkan dampak dari empat variabel utama
terhadap efektivitas negoisasi. Empat variabel utama tadi adalah,
konteks struktur negoisasi, kecenderungan perilaku para
negosiator, saling ketergantungan para pelaksana tawar-menawar,
dan penggunaan strategi pengaruh sosial. Efektivitas negoisasi
biasanya dikubur dengan jumlah pilihan kooperatif ataupun
kompetitif yang dibuat lewat seluruh percobaan dan/atau dengan
beberapa besarnya hasil yang diperoleh oleh para pelaksana
49
negoisasi tersebut. Pendekatan perilaku menitikberatkan pada
konsep kekuatan, tindakan taktis, dan penyelesaian negoisasi.
3) Keputusan-keputusan Negoisasi
Pemasar yang berada dalam keadaan tawar-menawar harus
mengambil sejumlah keputusan tentang kapan dan bagaimana
melaksanakan negoisasi.
4) Kapan Melakukan Negoisasi
Lee & Dobbler telah menyusun daftar kapan negoisasi perlu
diselenggarakan bagi petugas pembelian:
- Kalau banyak faktor ebbas tidak hanya menyangkut masalah
harga, tetapi juga kualitas dan jasa.
- Kalau risiko usaha yang akan terjadi tidak bisa diramalkan
secara tepat.
- Kalau dibutuhkan jangka waktu yang panjang untuk
memproduksi barang-barang yang dibeli.
- Kalau produksi seringkali terganggu karena banyaknya
perubahan pesanan.
5) Menyusun Strategi tawar-menawar
6) Strategi negoisasi bisa dirumuskan sebagi suatu komitmen
terhadap pendekatan menyeluruh yang merupakan kesepakatan
baik untuk mencapai sasaran para negosiator. Fisher & Ury
mengusulkan strategi ―negosiasi-prinsip‖. Mereka berpendapat
bahwa strategi ini akan menghasilkan pendapatan yang
50
menguntungkan bagi pemakainya, tanpa memperdulikan strategi
pihak lain. Strategi negosiasi-prinsip itu merumuskan sebagai
berikut:
―….. menentukan hal-hal yang lebih menitikberatkan pada
masalah dasar daripada lewat proses perdebatan oleh kedua belah
pihak mengenai apa yang akan dan tidak akan dilakukan. Strategi
ini menganjurkan Anda mencari, sedapat mungkin, hasil yang
sedapat-mungkin saling menguntungkan. Apabila kepentingan
Anda bertentangan, Anda harus menekankan bahwa hasil
negosiasi yang dicapai terlepas dari keinginan didasarkan pada
standar yang wajar dan keinginan masing-masing pihak. Metode
negosiasi-prinsip adalah keras dalam hal dasar, tetapi lunak bagi
orang-orang yang bersangkutan.‖
7) Taktik Tawar-menawar Selama Negoisasi
Taktik tawar-menawar bila dirumuskan sebagai gerakan yang
dilancarkan pada saat-saat tertentu dalam proses negoisasi.
Di pihak lain Fisher & Ury telah mengusulkan beberapa nasehat
taktis yang konsisten dengan strategi negosiasi-prinsip. Bagian
pertama dari anjuaran taktis kedua ahli tersebut memberi petunjuk
apa yang harus dilakukan apabila lawan bicara dalam negosiasi
lebih kuat. Taktik terbaik adalah mecari BATNA (Best
Alternative to a Negotiated Agreement – Alternatif Terbaik demi
Kesepakatan Negoisasi). Dengan menyebutkan sebuah alternatif
51
apabila tidak tercapai kesepakatan, alternatif tersebut merupakan
sebuah standar untuk menilai setiap usul. Alternatif tersebut
melindungi salah satu pihak dari tekanan pihak yang lebih kuat
untuk menerima syarat-syarat yang tidak menguntungkan.
Taktik lain perlu dilaksanakan apabila salah satu pihak
menekankan sikapnya, bukan kepentingannya dan melancarkan
serangan terhadap usul atau pribadi pihak lain. Sekalipun kita
biasanya cenderung untuk melancarkan serangan balik yang
sengit ketika terdesak, taktik yang lebih baik adalah mengalihkan
serangan pribadi tersebut dan mengarahkannya ke pokok masalah.
c) Manajemen Tata-Hubungan (Relationship Management)
Manajemen hubungan sangat tepat dikembangkan untuk pelangganan
dan publik, yang bisa mempengaruhi masa depan organisasi.
Wiraniaga yang menggarap pelanggan penting ini harus berbuat lebih
dari sekedar kunjungan, apabila mereka berpendapat bahwa konsumen
itu siap untuk mengajukan pesanan. Mereka harus berkunjung atau
bertemu pada waktu-waktu lain juga, mengundang pelanggan untuk
makan malam bersama, memberi saran-saran penting bagi
pengembangan usahanya dan sebagainya. Mereka harus mengamati
keberuntungan pelangganan penting tersebut, memahami persoalan
dan peluangnya, dan siap untuk melayani mereka dengan berbagai
cara. Jenis wiraniaga semacam ini sering disebut manajer tata
hubungan (disebut juga akun nasional atau manajer langganan).
52
Berikut ini adalah langah-langkah penting dalam menyusun program
manajemen hubungan dalam perusahaan:
1) Mengidentifikasi konsumen kunci yang memerlukan adanya
manajemen hubungan.
2) Tugaskan seorang manajer hubungan yang terampil untuk
meangani setiap pelanggan penting.
3) Menyusun uraian jabatan yang jelas bagi para manajer hubungan.
4) Menugaskan seorang manajer hubungan umum untuk mengawasi
manajer hubungan,
5) Setiap manajer hubungan harus menyusun rencana hubungan
dengan konsumen dalam jangka panjnag dan tahunan.
Menilai Kerja Tenaga Penjualan
a) Dasar-dasar Penilaian
Baik faktor kuantitatif maupun kualitatif perlu digunakan sebagai
dasar penilaian hasil kerja. Keunggulan dasar kuantitatif adalah sifatnya
khusus (specific) dan objektif. Namun faktor-faktor kualitatif
memerlukan penilaian subjektif para penilai. Akan tetapi dalam hal
kedua jenis faktor penilaian, pimpinan harus menghadapi tugas sulit
untuk menetapkan tolok ukurnya guna menetapkan hasil kerja (Stanton,
1991: 179).
b) Dasar Kuantitatif
Hasil kerja penjualan harus dinilai atas dasar masukan (= input,
usaha kerja) dan keluaran (=output, hasil kerja). Efektifitas penjualan
53
seorang wiraniaga merupakan kombinasi keduanya, yakni keluaran yang
diukur dengan volume penjualan, laba kotor, dan sebagainya, dan
masukan dalam bentuk jumlah kunjungan per hari, kegiatan non-
penjualan, dan sebagainya.
Pentingnya faktor-faktor keluaran dalam penilaian hasil kerja
segera tampak. Akan tetapi, kadangkala nilai faktor-faktor masukan
kurang diperhatikan. Sebenarnya, analisis faktor-faktor masukan
kerapkali efektif guna menemukan kesulitan-kesulitan yang ada. Jika
hasil kerja seseorang tidak memuaskan, sebabnya kerapkali adalah cara
ia menangani faktor-faktor input yang dapat dikendalikan.
Beberapa faktor keluaran (hasil kerja) yang biasanya berguna
sebagai dasar penilaian kuantitatif adalah (Stanton, 1991: 180).
1) Volume penjualan, menurut produk, golongan pelanggan, dan
sebaginya.
2) Volume penjualan dalam persentasi dari kuota atau dari jumlah yang
mungkin dapat terjual dalam daerah tertentu.
3) Laba bruto menurut jenis produk, golongan pelanggan, dan
sebagainya.
4) Pesanan: (a) Jumlah; (b) Besar Rata-rata (nilai uang); (c) ―Batting
average‖ (jumlah pesanan dibagi jumlah kunjungan)
5) Pelanggan: (a) Persentase pelanggan yang membeli; (b) Jumlah
pelanggan baru yang dihubungi dan membeli
Beberapa faktor masukan (usaha) untuk diukur adalah:
54
1) Kunjungan sehari (call rate).
2) Biaya penjualan langsung, dalam uang atau sebagai persentase
volume penjualan.
3) Kegiatan-kegiatan non-penjualan: (a) Pameran iklan dipasang; (b)
Jumlah pertemuan latihan diadakan dengan dealer atau distributor
Kunci sukses program penilaian adalah mendasarkan penilaian
hasil kerja seorang penjual atas sebanyak mungkin ukuran. Jika tidak,
pimpinan akan dapat keliru. Jumlah banyaknya kunjungan per hari
memberikan kesan baik, aka tetapi tidak memberikan indikasi berapa
banyak pesanan yang diterima pada setiap kunjungan. Angka batting
average (pesanan dibagi oleh jumlah kunjungan) yang tinggi dapat
menutupi angka rata-rata pesanan rendah atau volume besar produk
berlaba rendah (Stanton, 1991: 180).
c) Dasar dasar Kualitatif
Jika penilaian hasil kerja dapat didasarkan hanya atas dasar
kuantitaf, maka hal ini akan baik sekali karena subjektif dan
kecondpngan (bias) pribadi para penilai dapat diperkecil. Saying sekali
hal ini tidak mungkin. Banyak faktor kualitatif perlu dipertimbangkan
karena ini mempengaruhi hasil kerja seseorang penjual. Faktor-faktor ini
meliputi (Stanton, 1991: 181):
1) Pengetahuan tentang produk, kebijakan perusahaan dan persaingan.
2) Penggunaan waktu penjual oelhnnya sendiri dan persiapan
kunjungan.
55
3) Hubungan dengan pelanggan.
4) Penampilan dan cara membawa diri, sebagai: (a) Kerjasama; (b)
Panjang akal (resourcefulness); (c) Kemampuan menganalisis secara
logis dan mengambil keputusan.
4. Sales Promotion
Pengertian Sales Promotion
Kotler & Armstrong (2008: 204) mendefiniskan promosi penjualan
(sales promotion) terdiri dari insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa.
Sales promotion merupakan kegiatan-kegiatan pemasaran, di luar
penjualan perorangan, pengiklanan dan publisitas, yang menstimulasi
pembelian oleh konsumen dan keefektifan dealer, misalnya pameran,
pertunjukan dan eksposiis, demonstrasi serta berbagai kegiatan penjualan luar
biasa yang bukan kerja rutin biasa (Stanton, 1996: 202).
Menurut Nickels dalam Swastha (1999: 279) promosi penjualan asalah
kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan, dan
publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang
dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan
sebagainya.
Dalam menggunakan promosi penjualan, sebuah perusahaan harus
menentukan tujuan, menyeleksi alat-alatnya, menyusun program, melakukan
56
pengujian pendahuluan atas program, melaksanakan dan mengendalikan
program tersebut, dan mengevaluasi hasilnya (Kotler, 1992: 297).
Promosi penjualan meliputi pilihan sarana yang luas—kupon, kontes,
potongan harga, premi, dan lainnya—semuanaya mempunyai banyak kualitas
unik. Semua sarana menarik perhatian konsumen, menawarkan insentif kuat
untuk membeli, dan bisa digunakan untuk mendramatisasi penawaran produk
seta meningkatkan penjualan yang lesu. Prmosi penjualan mengundang dan
menghargai respons yang cepat. Meskipun demikian promosi biasanya
berumur pendek, dan sering tidak seefektif iklan atau penjualan personal
dalam membangun preferensi merek jangka panjang dan hubungan pelanggan
(Kotler & Armstrong, 2008: 136).
Menurut Kotler & Armstrong (2008: 204), untuk mengukur variabel
sales promotion, digunakan indikator – indikator sebagai berikut:
a) Besar/ukuran insentif yang ditawarkan menarik
b) Insentif yang ditawarkan bervariasi
c) Syarat untuk mendapatkan insentif yang ditawarkan jelas
d) Waktu pelaksanaan insentif yang dilakukan tepat
Menentukan Tujuan Promosi Penjualan
Tujuan promosi penjualan bersumber pada tujuan komunikasi
pemasaran. Tujuan ini dijabarkan dari tujuan pemasaran yang lebih mendasar,
yang dirancang untuk produk tertentu. Tujuan khusus yang ditentukan untuk
57
promosi penjualan akan beraneka ragam, tergantung dari jenis pasar target
(Kotler, 1992: 297)
a) Bagi konsumen; tujuan tersebut mencakup usaha mendorong konsumen
antara lain untuk lebih banyak menggunakan produk, untuk membeli
produk dalam unit yang lebih besar, mencoa merk yang dipromosikan dan
untuk menarik pembeli merk lain yang bersaing dengan merk produk yang
sedang dipromosikan.
b) Bagi pengecer; tujuan promosi adalah membujuk pengecer untuk menjual
barang produk baru dan menimbun lebih banyak persediaan barang,
menggiatkan pembelian ketika sedang tidak musim, mmebujuk agar
menimbun barang-barang yang dipromosikan, mengimbangi promosi para
pesaing, membuat para pengecer agar setia terhadap merk yang
dipromosikan, dan memperoleh jalur pengeceran baru.
c) Bagi wiraniaga; tujuannya adalah berusaha untuk memberi dukungan atas
produk atau model baru, untuk merangsang mereka mencari pelanggan-
pelanggan baru, dan mendorong penjualan di musim sepi.
Metode-Metode Promosi Penjualan Konsumen
Beberapa metode promosi penjualan, diantaranya adalah: pemberian
contoh barang; kupon/nota; hadiah; kupon berhadiah; undian; rabat; dan
peragaan (Swastha, 1999: 281).
a) Pemberian Contoh Barang (Product Sampling)
58
Penjualan dapat memberikan contoh barang secara cuma-cuma kepada
konsumen dengan tujuan untuk digunakan atau dicoba. Ini merupakan
salah satu alat promosi penjualan yang dianggap paling mahal, tetapi
paling efektif. Sering pula contoh semacam ini tidak berlangsung barang,
tetapi berwujud jasa/servis.
b) Kupon/Nota
Dalam satu periode tertentu, sering penjual menyarankan kepada pembeli
unutk menyimpan dan mengumpulkan nota atau kupon bukti
pembeliannya. Seorang pembeli yang memiliki sebuah atau sejumlah
kupon smapai seharga tertentu ia akan memperoleh barang seharga
tertentu.
Penjual menggunakan cara tersebut dengan maksud untuk menarik
pembeli lebih banyak. Biasanya, penjual yang kebanyakan berupa took-
toko pengecer, hanya mengadakan selama periode tertentu saja. Tetapi ada
juga toko yang melakukan cara ini secara periodis.
c) Hadiah
Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode kupon/nota di muka,
hanya mempunyai variasi yang lain. Misalnya Sakura Film memberikan
hadiah langsung kepada seseorang yang mencetakkan foto ukuran super
postcard sebanyak 20 lembar ke atas. Cara ini dapat mendorong seseorang
untuk membeli lebih banyak lagi, mempelajari keuntungan-
keuntungannya, dan akhirnya menjadi langganan.
59
d) Kupon Berhadiah
Setiap pembeli yang membeli sampai jumlah tertentu atau membeli satu
unit barang akan memperoleh satu kupon yang diundi di kemudian hari.
Nomor kupon yang cocok dengan nomor undiannya akan mendapat
hadiah. Kupon berhadiah ini dapaat pula dilakukan oleh penjual dengan
variasi lain. Dengan hadiah yang menarik dapat membuat orang tertarik.
e) Undian dan Kontes
Sekarang, cara ini hanya dilakukan di tempat-tempat tertentu atau oleh
penjual tertentu juga, seperti yang terdapat di arena hiburan Taman
Hiburan Surabaya. Caranya bermacam-macam, ada yang menggunakan
cincin besar dari rotan untuk dilemparkan/dimasukkan ke barang yang
diinginkan. Ada pula yang menggunakan bola, mata uang, atau yang lain.
Sering terjadi bahwa orang sudah membayar tetapi tidak memperoleh
barangnya karena tidak berhasil.
f) Rabat (Cash Refund)
Rabat merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli.
Rabat ini digunakan terutama untuk memperkenalkan produk baru. Juga
dipakai untuk mendorong pembelian ulang atas suatu barang yang
memiliki marjin tinggi (menguntungkan). Besarnya rabat yang ditentukan
dengan presentase atau dengan satuan rupiah.
g) Peragaan (Display)
Salah satu alat promosi yang menghubungkan produsen dengan pengecer
adalah peragaan. Bagi produsen yang besar, biasanya tugas ini diberikan
60
kepada tenaga penjualnya. Pengecer dapat memberikan kesempatan pada
produsen untuk menggunakan sebagian ruangan atau etalase guna
mengadakan peragaan, atau dapat juga di tempat lain.
Sering istilah peragaan ini disamakan dengan istilah demonstrasi yang
memamerkan barang-barang pada waktu, tempat, dan situasi tertentu.
Menyusun Program Promosi Penjualan
Pemasar harus membuat keputusan-keputusan tambahan untuk
merumuskan program-program yang menyeluruh (Kotler, 1992: 300)
a) Besarnya Insentif; Pemasar harus menentukan seberapa besar insentif
yang ditawarkan. Insentif minimum perlu ditemukan apabila promosi
itu diharapkan akan berhasil. Semakin tinggi tingkat insentif akan
menghasilkan lebih banyak respon penjualan, tetapi dengan laju yang
semakin berkurang.
b) Syarat-syarat Partisipasi; Insentif mungkin ditawarkan kepada semua
orang atau kepada kelompok tertentu. Premi mungkin hanya
ditawarkan kepada mereka yang memeuhi syarat-syarat tertentu.
c) Wahana Distribusi untuk Promosi; Pemasar harus menentukan
bagaimana cara melaksanankan program promosi dan cara
mendistribusikannya. Setiap metode distribusi melibatkan jangkauan
dan biaya yang berbeda-beda.
d) Jangka-Waktu Promosi; Apabila jangka waktu promosi penjalan
terlalu pendek, banyak pihak tidak akan bisa mengambil keuntungan,
karena mereka mungkin tidak bisa melakukan pembelkian ulang.
61
Sebaliknya, apabila promosi dilakukan terlalu lama, ia akan
kehilangan daya tarik untuk membujuk konsumen ―belilah sekarang‖.
e) Saat-saat Promosi; manajer produk perlu menyusun kalender jadwal
promosi. Kalender tersebut akan digunakan oleh manajer produksi,
manajer penjualan dan manajer distribusi. Beberapa promosi yang
tidak direncanakan perlu juga dilakukan dan memerlukan kerjasama
dalam jangka waktu pendek.
f) Total Anggaran Promosi Penjualan; Anggaran promosi penjualan bisa
disusun dalam dua cara. Pertama bisa disusun dari bawah, di mana
pemasar memilih promosi sendiri-sendiri kemudian memperkirakan
biaya totalnya. Anggaran promosi khusus terdiri dari biaya
administrasoi dan biaya insentif dikalikan dengan perkiraan jumlah
unit yang akan dijual selama promosi.
Cara lain untuk menyusun anggaran promosi penjualan adalah
menggunakan persentase dari total anggaran promosi. Persentase ini
beraneka macam untuk setiap merk/produk di setiap pasar daan
dipengaruhi oleh daur hidup produk serta anggaran promosi pesaing
yang selalu berubah.
5. Minat
Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sebuah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah atau keinginan. Minat
adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan,
62
harapan, pendirian prasangka atau kecenderungan lain yang mengarahkan
individu kepada suatu pilihan tertentu (Mappiare, 1997: 62).
Minat adalah kecenderungan seseorang yang tetap memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang dan
diperhatikan secara terus-menerus yang disertai dengan rasa senang (Slameto,
1995). Sedangkan Suryabrata (1988: 109) mengatakan minat adalah
kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu atau
menyenangi sesuatu objek.
Menurut Crow and Crow dalam Rukmanasari (2012: 34) minat atau
interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk
cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa
berupa pengalaman yang efektif yang diransang oleh kegiatan itu sendiri.
Minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melakukan
apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan
memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu
berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran mempunyai
kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analisis, sedang perasaan yang
bersifat halus atau tajam lebih mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal
berfungsi sebagai pengingat fikiran dan perasaan itu dalam koordinasi yang
harmonis, agar kehendak bisa diatur dengan sebaik-baiknya (Sukanto, 1985:
120).
63
Ada beberapa tahapan minat yaitu:
a) Informasi yang jelas sebelum memilih
b) Pertimbangan yang matang sebelum memilih
c) Keputusan memilih
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow dalam Rukmanasari (20112: 34) berpendapat
ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, yaitu:
a) Faktor kebutuhan dari dalam diri.
Mengarah pada kebutuhan-kebutuhan yang muncl dari dalam individu,
merupakan faktor yang berhubungan dengan dorongan fisik, motif,
mempertahankan diri dari rasa lapar, rasa takut, rasa sakit, juga dorongan
ingin tahu membangikitkan minat untuk mengadakan penelitian dan
sebagainya.
b) Faktor motif sosial
Mengarah pada penyesuaian diri dengan lingkungan agar diterima dan
diakui oleh lingkungan atau aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sosial,
seperti bekerja, mendapatkan status, mendapatkan perhatian dan
penghargaan.
c) Faktor emosional atau perasaan
minat yang erat hubungannya dengan perasaan atau emosi, keberhasilan
dalam beraktivitas yang didorong oleh minat akan membawa rasa senang
64
dan memperkuat minat yang sudah ada, sebaliknya kegagalan akan
mengurangi minat individu tersebut.
Macam-macam Minat
Menurut Sukanto (1985), minatdibedakan menjadi beberapa macam.
Berikut macam-macam minat menurut Sukanto:
a) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat primitif
dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul
karenakebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya
kebutuhan akan makanan. Sedangkan minat kultural aadalah minat yang
timbul karena proses belajar.
b) Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat intrinsic dan
ekstrinsik. Minat intrinsic adalah minat yang langsung berhubungan
dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar
atau minat asli. Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan
tujuan akhir dari kegiatan tersebut.
c) Berdasarkan cara mengungkapkan, minat dapat dibedakan menjadi empat
yaitu:
1) Expressed Interest
Minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada
subyek untuk menyatakan atau menuliskan semua keinginan, baik
yang disenangi maupun yang paling tidak disenangi.
65
2) Manifest Interest
Minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau
melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas yang
dilakukan subyek atau dengan mengetahui hobinya.
3) Tested Interest
Minat yang diungkapkan dengan cara menyimpulkan dari
hasil jawaban tes obyektif yang diberikan.
4) Inventoried Interset
Minat yang diungkapkan dengan cara menggunakan alat-
alat yang sudah distandarkan, yakni berisi pertanyaan-pertanyaan
kepada subyek.
C. Kerangka Penelitian
Dari hasil analisis pada penelitian pada penelitian terdahulu dan
penjabaran teori mengenai masing-masing variabel, maka dapat dirumuskan
suatu kerangka penulisann sebagai berikut:
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian
Advertising (X1)
Public Relations (X2)
Sales Promotion (X4)
Personal Selling (X3)
Minat Menabung di
Bank Syariah
(Y)
66
D. Hipotesis
Dengan mengacu pada pokok permasalahan dan telaah teori yang telah
dijelaskann pada uraian sebelumnya, serta untuk memberikan arah yang lebih
jelas dari penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Pengaruh Advertising terhadap Minat Menabung
Penelitian yang dilakukan oleh Haris dan Irham (2012)
mengemukakan sebuah bank yang memasang iklan (dalam bentuk apapun)
akan dapat dilihat oleh masyarakat sehingga masyarakat akan
mempertimbangkan untuk menggunakan jasa bank yang bersangkutan.
Penelitian yang dilakukan oleh Maisya (2013) mengemukakan bahwa
media periklanan yang digunakan oleh BNI Cabang Bukittinggi membantu
konsumen mendapatkan informasi-informasi yang jelas mengenai produk
dan layanan yang disediakan oleh BNI Cabang Bukittinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Imansyah, dkk (2015) yang
menyimpulkan bahwa periklanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat menabung Simpeda pada Bank Kalsesl Unit Gambut.
Begitu juga penelitian yang dilkukan oleh Mukhtar (2015) yang
menyimpulkan bahwa periklanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat menabung pada PT Bank Aceh.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengakujan hipotesis
sebagai berikut:
H1 = Advertising (X1) berpengaruh signifikan terhadap minat
menabung di BNI Syariah KC Surakarta.
67
2. Pengaruh Public Relations terhadap Minat Menabung
Penelitian yang dilakukan oleh Mukhtar (2015) mengemukakan
adanya upaya pihak manajemen bank dalam memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai semakin baiknya kinerja PT Bank Aceh akhir-akhir
ini juga dapat meningkatan jumlah nasabah dari waktu ke waktu.
Penelitian yang dilakukan oleh Imansyah, dkk (2015) yang menyimpulkan
bahwa public relations berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
menabung Simpeda pada Bank Kalsesl Unit Gambut. Begitu juga
penelitian yang dilakukan oleh Maisya (2013) menyimpulkan bahwa
public relations berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
menabung pada bank.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengakujan hipotesis
sebagai berikut:
H2 = Public Relations (X2) berpengaruh signifikan terhadap minat
Menabung di BNI Syariah KC Surakarta.
3. Pengaruh Personal Selling terhadap Minat Menabung
Penelitian yang dilakukan oleh Natalya (2016) berpendapat bahwa
efektivitas kegiatan personal selling akan sangat menentukan citra produk
maupun citra perusahaan dimata masyarakat, khususnya konsumen.
Penelitian yang dilakukan oleh Imansyah, dkk (2015) yang menyimpulkan
bahwa personal selling berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
menabung Simpeda pada Bank Kalsesl Unit Gambut. Begitu juga
penelitian yang dilkukan oleh Alvira (2017) yang menyimpulkan bahwa
68
personal selling secara Islam berpengaruh terhadap minat menabung
anggota BMT Harapan Ummat Sidoarjo.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H3 = Personal Selling (X3) berpengaruh signifikan terhadap minat
Menabung di BNI Syariah KC Surakarta.
4. Pengaruh Sales Promotion terhadap Minat Menabung
Penelitian yang dilakukan oleh Maisya (2013) menyatakan bahwa
promosi penjulan sering menarik konsumen untuk berganti merek, karena
pemakai merek sering mencari harga yang murah, nilai yang baik, hadiah
dan sebagainya. Penelitian yang dilakukan oleh Imansyah, dkk (2015)
yang meniliti pengaruh sales promotion terhadap keputusan menabung
menyatakan bahwa bahwa sales promotion mempengaruhi minat
menabung. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Maisya (2013)
menyimpulkan bahwa public relations berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat menabung pada bank.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
H4 = Sales Promotion (X4) berpengaruh signifikan terhadap minat
menabung di BNI Syariah KC Surakarta
69
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang lebih bnayak menggunakan logika hipotesis verifikasi yang
dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan hipotesis kemudian
melakukan pengujian di lapangan dan kesimpulan atau hipotesis tersebut
ditarik berdasarkan data empiris. Oleh karena itu menekankan pada indeks-
indeks pengukuran empiris (Tanzeh, 2011: 64). Yang bertujuan untuk
mengkonfirmasi data yang didapatkan di lapangan dengan teori yang ada.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi untuk penelitian ini adalah BNI Syariah KC Surakarta yang
beralamatkan di Jl. Brigjend Slamet Riyadi No. 318 Surakarta. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan September 2018.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok di mana seseorang peneliti akan memperoleh
hasil penelitian yang dapat disa maratakan (digeneralisasikan). Suatu populasi
mempunyai sekurang-kurangnya satu karakteristik yang membedakan
populasi itu dengan kelompok-kelompok yang lain (Sumanto, 2014: 160).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah BNI Syariah KC
Surakarta. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipergunakan
70
sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel merupakan
bagian dari populasi (Sugiyono, 2011: 96).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel
Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak.
Sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama akan terpilih
menjadi sampel penelitian. Jenis Probability Sampling yang digunakan
adalah Simple Random Sampling dimana setiap unsur atau anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel
(Muhammad, 2008: 167).
Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel, dapat menggunakan
rumus sebagai berikut (Bawono, 2006: 29):
( )
Di mana:
S : Sampel
P : Populasi
e : error atau tingkat kesalahan yang diyakini
Dalam penelitian ini dketahui besarnya populasi nasabah BNI Syariah
KC Surakarta sejumlah 5.123.
71
Peneliti menggunakan prosentase kesalahan 10 %, sehingga sampel yang
dibutuhkan adalah:
( ( ) )
= 98,085 dibulatkan menjadi 100
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber dan Jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung di lapangan
(Bawono, 2006: 29). Data primer dalam penelitian ini adalah dengan
menyebarkan kuesioner/angket.
2. Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu
kuesioner/angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan
permintaan pengguna (Bawono, 2006: 29).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup, karena alternatif jawaban telah disediakan oleh peneliti. Angket
digunakan untuk mengetahui pengaruh Advertising, Public Relations,
Personal Selling, dan Sales Promotion Terhadap Minat Menabung di
BNI Syariah KC Surakarta.
72
E. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini skala yang digunkan oleh peneliti adalah skala
interval. Skala interval merupakan skala yang digunakan untuk menjawab
berbagai hal atau atribut yang bisa dianggap oleh 5 butir, 7 butir, atau 10 butir
dan dapat dirata-rata untuk seluruh hal atribut (Supranto, 2003: 128). Peneliti
memilih skala interval bertujuan untuk memudahkan responden dalam
memberikan jawabannya. Alternative jawaban yang diberikan peneliti adalah
sebagai berikut:
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 9-10
Setuju (S) 7-18
Cukup Setuju (CS) 5-6
Tidak Setuju (TS) 3-4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1-2
STS SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
F. Definisi Konsep dan Operasional
1. Variabel Bebas (Independent Variables)
Menurut Sugiyono (2011: 39) variabel bebas diartikan sebagai
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau
timbulnya variabel dependen atau terikat. Dalam penelitian ini peneliti
73
menggunakan variabel bebas advertising, public relations, personal
selling, dan sales promotion.
Adapun definisi konsep dan operasional dari variabel bebas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Advertising
Kotler & Armstrong (2008: 150) mendefiniskan, periklanan
(advertising) dalam hal ini merupakan semua bentuk presentasi
nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa yang dibayar oleh
sponsor tertentu. Dari definisi konsep advertising tersebut maka
peneliti akan mengidentifikasi seberapa jauh advertising
berpengaruh pada minat menabung di BNI Syariah KC Surakarta.
Untuk mengukur faktor advertising peneliti menggunakan indikator
pesan, media, tujuan dan informasi.
b) Public Relations
Menurut Kotler & Armstrong (2008: 168), hubungan
masyarakat (public relations) membangun hubungan baik dengan
berbagai masyarakat perusahaan dengan memperoleh publisitas
yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan
menangani atau menghadapi rumor, cerita, dan kejadian tak
menyenangkan. Berdasarkan definisi konsep public relations
tersebut, maka peneliti akan mengidentifikasi pengaruh public
relations terhadap minat menabung di BNI Syariah KC Surakarta.
Untuk mengukur faktor public relations peneliti menggunakan
74
indikator publikasi produk, komunikasi perusahaan, bimbingan,
sponshorsip dan pameran.
c) Personal Selling
Menurut Kotler & Armstrong (2008: 182), penjualan personal
(personal selling) adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga
perusahaan dengan tujuan melakukan penjualan dan membangun
hubungan dengan pelanggan. Dari definisi konsep tersebut peneliti
akan mengidentifikasi pengaruh personal selling terhadap minat
menabung di BNI Syariah KC Surakarta. Untuk mengukur faktor
public relations peneliti menggunakan indicator presentasi,
penampilan/kerapihan, kemmapuan mempengaruhi dan kemampuan
mengidentifikasi konsumen.
d) Sales Promotion
Kotler & Armstrong (2008: 204) mendefiniskan promosi
penjualan (sales promotion) terdiri dari insentif jangka pendek untuk
mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa. Dari
definisi konsep tersebut peneliti akan mengidentifikasi pengaruh
personal selling terhadap minat menabung di BNI Syariah KC
Surakarta. Untuk mengukur faktor public relations peneliti
menggunakan indikator frekuensi promosi, kualitas promosi
penjualan, ketepatan sasaran promosi penjualan, dan syarat untuk
mendapatkan jelas.
75
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Menurut Sugiyono (2011: 39) variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah minat menabung.
Menurut Crow and Crow dalam Rukmanasari (2012: 34) minat
atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita
untuk cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan,
ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang diransang oleh
kegiatan itu sendiri. Dari konsep minat yang dikemukakan oleh Mappiare
diatas maka peneliti akan mengidentifikasi sejauh mana minat menabung
di BNI Syariah KC Surakarta. Untuk mengukur minat peneliti
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Crow and Crow yaitu faktor
dari dalam diri, motif sosisal dnan emosional.
Tabel 3. 1
Variabel dan Indikator Penelitian
No. Variabel Teori Indikator
1, Advertising
(X1)
Kotler & Armstrong
(2008: 150)
mendefiniskan, periklanan
(advertising) dalam hal ini
merupakan semua bentuk
presentasi nonpribadi dan
promosi ide, barang, atau
jasa yang dibayar oleh
sponsor tertentu.
1. Penemuan informasi
tentang
produk/perusahaan dari
berbagai media mudah.
2. Design media yang
digunakan menarik
3. Informasi yang
disampaikan dalam
berbagai media jelas
(Kotler & Armstrong, 2008:
150)
2. Public
Relations
Menurut Kotler &
Armstrong (2008: 168),
1. Berita yang tersebar
mengenai perusahaan
76
(X2) hubungan masyarakat
(public relations)
membangun hubungan
baik dengan berbagai
masyarakat perusahaan
dengan memperoleh
publisitas yang
diinginkan, membangun
citra perusahaan yang
baik, dan menangani atau
menghadapi rumor, cerita,
dan kejadian tak
menyenangkan.
baik
2. Identitas perusahaan
yang unik, berbeda dari
yang lainnya
3. Kegiatan pelayanan
masyarakat
(Kotler & Armstrong, 2008:
168)
3 Personal
Selling
(X3)
Menurut Kotler &
Armstrong (2008: 182),
penjualan personal
(personal selling) adalah
presentasi pribadi oleh
wiraniaga perusahaan
dengan tujuan melakukan
penjualan dan
membangun hubungan
dengan pelanggan.
1. Penampilan wiraniaga
baik
2. Wiraniaga menguasai
informasi perusahaan
3. Kemampuan wiraniaga
dalam menjelaskan
produk bagi pelanggan
memuaskan
4. Wiraniaga dapat
mengidentifikasi
konsumen baru atau
konsumen lama dengan
baik
(Kotler & Armstrong, 2008:
182)
4. Sales
Promotion
(X4)
Kotler & Armstrong
(2008: 204)
mendefiniskan promosi
penjualan (sales promotion) terdiri dari
insentif jangka pendek
untuk mendorong
pembelian atau penjualan
sebuah produk atau jasa.
1. Besar/ukuran insentif
yang ditawarkan
menarik
2. Insentif yang ditawarkan
bervariasi
3. Syarat untuk
mendapatkan insentif
yang ditawarkan jelas
4. Waktu pelaksanaan
insentif yang dilakukan
tepat
(Kotler & Armstrong, 2008:
204)
77
5. Minat
menabung
di bank
syariah (Y)
Menurut Crow and Crow
minat atau interest bisa
berhubungan dengan daya
gerak yang mendorong
kita untuk cenderung atau
merasa tertarik pada
orang, benda, kegiatan,
ataupun bisa berupa
pengalaman yang efektif
yang diransang oleh
kegiatan itu sendiri.
1. Faktor dari dalam diri
2. Motif sosial
3. Emosional
(Crow and Crow)
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan, mengolah,
menganalisa, dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif
dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji hipotesis. Berikut
adalah instrumen penelitian dalam penelitian ini.
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Instrumen
Pengujian kualitas data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan dua metode yaitu uji reliabilitas dan uji validitas.
a. Uji Reliabilitas
Analisis ini dipakai untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran data dapat memberikan hasil relatif konsisten atau tidak
berbeda jika diukur ulang pada subyek yang sama, sehingga dapat
diketahui konsistensi atau keandalan alat ukur (kuesioner).
Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah
teknik Alpha dari Croncbach. Suatu variabel dikatakan reliable jika
78
nilai Croncbach Alpha > 0,60 sehingga data tersebut dapat dikatakan
reliable untuk pengukuran dan meneliti selanjutnya (Bawono, 2006:
68).
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
atau pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Perhitungan ini
akan diakukan dengan bantuan computer program SPSS (Statistical
Product and Service Solution). Untuk menentukan nomer-nomer
item yang valid dan yang gugur, maka digunakan metode korelasi
antara skor butir pertanyaan dengan total skornya. Butir pertanyaan
dikatakan signifikan jika kolom total butir pertanyaan menghasilkan
tanda bintang dengan dua kemungkinan (Bawono, 2006: 76). Tanda
bintang ada dua kemungkinan:
1) Bintang satu berarti korelasi signifikan pada level 5% (0,05)
untuk dua sisi.
2) Bintang dua berarti korelasi signifikan pada level 1% (0,01) untuk
dua sisi.
2. Analisi Regresi Linear Berganda
Regresi digunakan untuk data yang bersifat multivariate (Bawono,
2006: 84). Analisis ini digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh
79
variabel independen yang lebih dari satu terhadap variabel dependen.
Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini sebagai berikut:
Dimana:
Y : Minat Masyarakat
β0 : Konstanta
X1 : Advertising
X2 : Public Relations
X3 : Personal Selling
X4 : Sales Promotion
β01 : koefisien Advertising
β2 : koefisien Public Relations
β3 : koefisien Personal Selling
β4 : koefisien Sales Promotion
ε : residual atau prediction error
3. Uji Statistik
Uji statistik digunakan untuk melihat tingkat ketepatan dan
keakuratan dari fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang kita
oleh (Bawono, 2006: 88). Uji statistik dapat dilihat nilai dari nilai:
a. Uji ttest (Uji Secara Parsial)
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau indvidu,
80
dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel
independen dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006: 89).
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara pasrsial dapat dilihat dari nilai signifikansi pada tabel
coeffiecients pada hasil regresi. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka
variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan, namun sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05
maka variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel
dependen.
b. Uji Ftest (Uji Secara Simultan)
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi
variabel dependen (Bawono, 2006: 91). Untuk mengetahui hasil dari
uji ini dapat dilihat pada tabel Anova dari persamaan regresi. Jika nilai
signifikansi < 0,05 maka variabel independen secara simultan
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan, namun sebaliknya
jika nilai signifikansi > 0,05 maka variabel independen secara
simultan tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen atau
sejauh mana kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel
dependen (Bawono, 2006: 92). Untuk mengetahui hasil dari uji ini
81
dapat dilihat pada tabel model summary dari persamaan regresi. Ciri-
ciri nilai R2 adalah:
1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai
dengan 1 atau dapat ditulis 0 ≤ R2 ≤ 1.
2) Nilai nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
3) Nilai 1 menunjukkan adanya hubungan yang sempurna antara
variabel independen dengan variabel dependen.
4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam
proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik
diharapkan dapat dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan
kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan
model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Pelanggaran
terhadap asumsi klasik berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak
manfaat dan kurang valid. Disamping, itu uji asumsi klasik berguna untuk
melengkapi uji statistik (Bawono, 2006: 115). Uji asumsi klasik terdiri
dari:
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terhadap korelasi variabel independen antara satu
dengan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas (Bawono, 2006: 116). Dalam
82
penelitian ini, teknik uji multikolinearitas yang digunakan adalah VIF
(Varian Inflation Factor) dan nilai tolerance juga matrik korelasi
dimana kedua nilai VIF dan Tolerance ini, nilainya berlawanan, kalau
tolerance-nya besar maka VIFnya kecil dan sebaliknya.
b. Uji Heteroskendastisitas
Heteroskendastisitas adalah nilai residual dengan varian setiap
variabel independen tidak sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya
gejaga heteroskendastisitas dalam penelitian ini digunakan metode
park, yang mengemukakan bahwa σ 2
merupakan fungsi dari variabel
independen, yang dinyatakan sebagai berikut:
σ 2
i = αXiβ
Persamaan di atas dijadikan linier dalam bentuk persamaan log
sehingga menjadi : Ln σ 2
i = α + β Ln Xi + Vi karena σ 2
i umumnya
tidak diketahui, maka ini dapat ditaksir menggunakan Ut sebagai
proksi sehingga: Ln U2
i = α + β Ln Xi + Vi.
Apabila koefisien parameter β dari persamaan regresi tersebut
signifikan secara statistik,hal ini menunjukkan bahwa dalam data
model empiris yang diestimasi terdapat heteroskendastisitas dan
sebaliknya jika β tidak signifikan secara statistik maka asumsi
homokedastisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak
(Bawono, 2006: 136-137).
83
c. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data variabel
dependen dan variabel independen dalam model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik adalah yang
datanya berdistribusi normal (Bawono, 2006: 174). Dalam penelitian
ini untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan
metode analisa grrafik. Dalam metode grafik untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat histogram yang
membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal dan normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif data dari distribusi normal. Jika berdistribusi
normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mendekati garis normal.
Selain itu bisa juga dengan menggunakan metode kolmogrov-
smirnov test (K-S), dimana dalam metode K-S yaitu melihat nilai sig.
di atas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau
memenuhi asumsi klasik normalitas (Ghozali, 2012: 202).
d. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat spesifikasi model yang
digunakan sudah tepat atau lebih baik dalam spesifikasi model bentuk
lain. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi apakah model
empiris sebaiknya linier, kuadrat, atau kubik. Dalam penelitian ini
model yang digunakan untuk menguji linearitas adalah model uji
84
Durbin-Watson, uji ini biasanya dilakukan untuk melihat ada tidaknya
autokorelasi dalam suatu model regresi. Peneliti akan menguji apakah
spesifikasi model yang tepat itu dalam bentuk linear atau kuadrat
dengan alat bantu SPSS 23, dalam uji ini membuat dua persamaan
regresi yaitu linier dan kuadrat sebagai berikut (Bawono, 2006: 179):
1)
2)
Persamaan di atas berlaku setiap persamaan regresi dalam
penelitian ini. Dari persamaan regresi linier dan kuadrat tersebut
maka diperoleh nilai D-W untuk setiap model. Kemudian nilai D-W
yang diperoleh dibandingkan dengan D-W tabel (du). Jika persamaan
tersebut berada diantara du dan 4 – du maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat spesifikasi model atau keduanya layak dipakai. Dengan
kata lain spesifikasi model linear layak untuk digunakan untuk model
regresi (Bawono, 2006: 181).
I. Alat Analisis
Alat analisis dalam penelitian ini adalah regresi berganda melalui SPSS
for windows version 23. SPSS (Statistical Product and Service Solution)
merupakan sebuah program computer statistik yang berfungsi untuk
membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta
menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil
keputusan. Statistik dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan
85
untuk mengumpulkan data, meringkas atau menyajikan data kwmudian
menganalisis data dengan menggunakan mtode tertentu dan
menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut.
115
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Latar Belakang Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya BNI Syariah KC Surakarta
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan
sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu
adil, transparan, dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat
terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada
Undang-undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000
didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di
Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. Selanjutnya
UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor
Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
Kantor Cabang BNI Konvensional (office channeling) dengan lebih
kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam
pelaksanaan operasional perbankan. BNI Syariah tetap memperhatikan
kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah
(DPS) yang saat ini diketuai oleh KH. Ma‘ruf Amin, semua produk BNI
Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi
aturan syariah.
87
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/ 41/
KEP GBI/ 2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI
tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan
dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal
19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum
Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas
dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan
diterbitkannya UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) dan UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan
syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk
perbankan syariah juga semakin meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor
Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil
Layanan Gerak dan 20 Payment Point.
2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Bank BNI Syariah Indonesia yaitu:
―Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam
layanan dan kinerja‖
88
Misi Bank BNI Syariah Indonesia yaitu:
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarkat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
3. Struktur Organisasi BNI Syariah KC Surakarta
Struktur organisasi PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang (KC)
Surakarta telah menunjukkan garis wewenang dan garis tanggung jawab
secara sederhana dan tegas sehingga mencerminkan pemisahan fungsi
atau Job Description setiap devisi atau departemen secara jelas. Berikut
akan dijelaskan melalui bagan di bawah ini:
89
Sumber: Wawancara pada tanggal 02 September 2018
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi
4. Karakteristik Responden
Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan
atau kondisi responden yang dapat memberikan informasi tambahan
untuk memahami hasil-hasil penelitian. Adapun karakterisitk responden
yang menjadi sampel dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan
jenis kelamin, usia, pendidikan terkahir, pekerjaan, dan penghasilan per
bulan. Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi masing-masing
klasifikasi karakterisitk responden tersebut:
BRANCH INTERNAL CONTROL
(BIC)
CONSU
MER
BUSINES
S
MANAG
ER
RECOVERY &
REMEDIAL DIV (RRD)
INTERNAL
AUDIT DIV
COMPLIANCE DESK
(CMD)
CARD
BUSINE
SS
DIVISIO
N (CBD)
OPERA
TIONAL
DIVISIO
N
BRANCH
MANAGER
(BM)
OPERATIONAL MANAGER
(OM)
RECOVERY &
REMEDIAL HEAD
(RRH)
SUB BRANCH MANAG
ER SRAGEN (SBM)
SUB BRANCH OFFICE KLATEN
SME FINANCI
NG HEAD (SFH)
CUSTOMER
SERVICE HEAD
PROCESSING
HEAD (cph)
CONSUMER
SALES HEAD (CSH)
BACK OFFICE HEAD (BOH)
FINANCING ADM
HEAD (FAH)
90
a. Jenis Kelamin Responden
Data mengenai jenis kelamin nasabah Bank BNI Syariah KC
Surakarta yang diiambil sebagai responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 1
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 63 63.0 63.0 63.0
perempuan 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jenis kelamin nasabah
Bank BNI Syariah KC Surakarta yang diambil sebagai responden
didominasi oleh responden laki-laki yaitu sebanyak 63 orang atau
63%. Sedangkan sisanya adalah responden perempuan sebanyak 37
orang atau 37%.
b. Usia Responden
Data mengenai usia nasabah Bank BNI Syariah KC Surakarta
yang diiambil sebagai responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2
Usia Responden
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 17 - 30
tahun 65 65.0 65.0 65.0
91
31 - 40
tahun 21 21.0 21.0 86.0
41 - 50
tahun 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa usia nasabah Bank BNI
Syariah KC Surakarta yang diambil sebagai responden mayoritas
berusia antara 17 – 30 tahun yaitu sebanyak 65 orang. Sedangkan
lainnya berusia antara 31 – 40 tahun sebanyak 21 orang, dan usia
antara 41 – 50 tahun sebanyak 14 orang. Dengan demikian dapat
disimpulkan nasabah Bank BNI Syariah KC Surakarta berusia
produktif yaitu usia di mana seseorang masih mampu bekerja dan
menghasilkan sesuatu.
c. Pendidikan Terakhir Responden
Data mengenai pendidikan terakhir nasabah Bank BNI Syariah
KC Surakarta yang diambil sebagai responden adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. 3
Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA/Sederajat 40 40.0 40.0 40.0
D1/D2/D3 9 9.0 9.0 49.0
S1/S2 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
92
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pendidikan terakhir
nasabah Bank BNI Syariah KC Surakarta yang diambil sebagai
responden mayoritas berpendidikan S1/S2 yaitu sebanyak 51 orang.
Sedangkan yang berpendidikan SMA/Sederajat sebanyak 40 orang,
dan untuk lulusan D1/D2/D3 sebanyak 9 orang. Tingkat pendidikan
yang ditempuh sesorang menunjukkan tingkat pengetahuan dan
wawasan yang dimiliki, sehingga akan berpengaruh pada
kemampuan menganalisis suatu permasalahan.
d. Pekerjaan Responden
Data mengenai pekerjaan nasabah Bank BNI Syariah KC
Surakarta yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4
Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS/BUMN
/BUMD 20 20.0 20.0 20.0
Wiraswasta 14 14.0 14.0 34.0
Karyawan
Swasta 31 31.0 31.0 65.0
Pelajar/Mah
asiswa 22 22.0 22.0 87.0
Lainnya 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa pekerjaan nasabah Bank
BNI Syariah KC Surakarta yang diambil sebagai responden
93
mayoritas bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 31 orang.
Sedangkan 22 orang sebagai pelajar/mahasiswa, 20 orang sebagai
PNS/BUMN/BUMD, 14 orang sebagai wiraswasta, dan 13 orang
sebagai pekerja lainnya.
e. Penghasilan per Bulan Reesponden
Data mengenai penghasilan per bulan nasabah Bank BNI
Syariah KC Surakarta yang diiambil sebagai responden adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. 5
Penghasilan per Bulan
Penghasilan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <1jt 24 24.0 24.0 24.0
1jt - 5jt 46 46.0 46.0 70.0
5jt - 10jt 17 17.0 17.0 87.0
10jt - 20jt 7 7.0 7.0 94.0
>20jt 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa penghasilan per bulan
nasabah Bank BNI Syariah KC Surakarta yang diambil sebagai
responden mayoritas berpenghasilan antara 1 – 5 juta sebanyak 46
orang. Sedangkan berpenghasilan antara < 1 juta sebanyak 24 orang,
antara 5 – 10 juta sebanyak 17 orang, penghasilan antara 10 – 20 juta
sebnayak 7 orang, dan berpenghasilan > 20 juta sebanyak 6 orang.
94
B. Analisis Data
1. Uji Instrumen
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan suatu
kuesioner ysng merupakan indicator dari variabel penelitian. Untuk
mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji statistik adalah
dengan melihat nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Bawono, 2006:
68). Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap instrument
penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4. 6
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha
(α) Keterangan
Advertising (X1) 0,857 Reliable
Public Relations (X2) 0,775 Reliable
Personal Selling (X3) 0,824 Reliable
Sales Promotion (X4) 0,834 Reliable
Minat Menabung (Y) 0,715 Reliable
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa masing-masing variabel
mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,06 (α > 0,60), sehingga
data tersebut dapat dikatakan reliable untuk pengukuran dan
penelitian berikutnya.
95
b. Uji Validitas
Sebuah data yang didapat dari kuesioner, sebaiknya diuji
validitas (Bawno, 2006: 68). Uji validitas digunakan untuk
mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner. Berikut ini hasil uji
validitas pada setiap pernyataan masing-masing variabel:
Tabel 4. 7
Hasil Uji Validitas
Variabel Item
Pernyataan
Pearson
Correlation
Significant
2 Tailed
Keterangan
Advertising
(X1)
Pernyataan 1 0,854** 0,000 Valid
Pernyataan 2 0,928** 0,000 Valid
Pernyataan 3 0,863** 0,000 Valid
Public
Relations
(X2)
Pernyataan 4 0,704** 0,000 Valid
Pernyataan 5 0,720** 0,000 Valid
Pernyataan 6 0,686** 0,000 Valid
Personal
Selling
(X3)
Pernyataan 7 0,803** 0,000 Valid
Pernyataan 8 0,848** 0,000 Valid
Pernyataan 9 0,849** 0,000 Valid
Pernyataan 10 0,827** 0,000 Valid
Sales
Prmotion
(X4)
Pernyataan 11 0,915** 0,000 Valid
Pernyataan 12 0,852** 0,000 Valid
Pernyataan 13 0,832** 0,000 Valid
Pernyataan 14 0,874** 0,000 Valid
Minat Pernyataan 15 0,537** 0,000 Valid
96
Menabung
(Y)
Pernyataan 16 0,640** 0,000 Valid
Pernyataan 17 0,726** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa korelasi butir
pernyataan 1 (satu) sampai 3 (tiga) terhadap total skor butir
pernyataan advertising (X1) menunjukkan signifikan (berbintang
dua) pada level 1% (0,01). Korelasi butir pernyataan 4 (empat)
sampai 6 (enam) terhadap total skor butir pernyataan public relations
(X2) menunjukkan signifikan (berbintang dua) pada level 1% (0,01).
Korelasi butir pernyataan 7 (tujuh) sampai 10 (sepuluh) terhadap
total skor butir pernyataan personal selling (X3) menunjukkan
signifikan (berbintang dua) pada level 1% (0,01). Korelasi butir
pernyataan 11 (sebelas) sampai 14 (empat belas) terhadap total skor
butir pernyataan sales promotion (X4) menunjukkan signifikan
(berbintang dua) pada level 1% (0,01). Korelasi butir pernyataan 15
(lima belas) sampai 17 (tujuh belas) terhadap total skor butir
pernyataan minat menabung (Y) menunjukkan signifikan
(berbintang dua) pada level 1% (0,01). Semua butir pernyataan
dinyatakan valid dan layak untuk penelitian berikutnya.
2. Analisi Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen yang lebih dari
satu. Dalam penelitian ini model persamaan regresi linear berganda yang
97
disusun untuk mengetahui pengaruh advertising, public relations,
personal selling, dan sales promotion terhadap minat menabung di BNI
Syariah KC Surakarta adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution) versi 23 diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4. 8
Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.412 5.011 4.073 .000
Advertising .529 .120 .432 4.398 .000
Public Relations -.351 .185 -.175 -1.899 .061
Personal Selling -.184 .104 -.180 -1.760 .082
Sales Promotion .173 .078 .221 2.211 .029
a. Dependent Variable: Minat Menabung Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4,8 di atas, dapat dibuat model persamaan
regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 20,412 + 0,529X1 – 0,351X2 – 0,184X3 + 0,173X4
Di mana:
Y = Minat Menabung
X1 = Advertising
X2 = Public Relations
X3 = Personal Selling
98
X4 = Sales Promotion
Arti dari model persamaan regresi linear berganda di atas adalah:
a. Nilai konstan (β0) = 20,412 diartikan bahwa ketika variabel X1, X2,
X3, dan X4 konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan
mengalami peningkatan sebesar 20,412, dengan asumsi cateris
paribus.
b. Nilai koefisien regresi variabel X1 = 0,529 artinya jika variabel X1
mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan, X2, X3, dan X4 konstan
atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami peningkatan
sebesar 0,529, dengan asumsi cateris paribus.
c. Nilai koefisien regresi variabel X2 = -0,351, besaran koefisien regresi
variabel instruktur bertanda negative, artinya instruktur tidak
berbanding lurus atau tidak searah terhadap minar menabung.
d. Nilai koefisien regresi variabel X3 = -0,184, besaran koefisien regresi
variabel instruktur bertanda negative, artinya instruktur tidak
berbanding lurus atau tidak searah terhadap minar menabung.
e. Nilai koefisien regresi variabel X4 = 0,173 artinya jika variabel X4
mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan, X1, X2, dan X3 konstan
atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami peningkatan
sebesar 0,173, dengan asumsi cateris paribus.
99
3. Uji Statistika
a. Uji Ttest (Uji Parsial)
Uji ttest digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial atau
individu (Bawono, 2006: 89). Hasil uji ttest dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 9
Uji Ttest
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.412 5.011 4.073 .000
Advertising .529 .120 .432 4.398 .000
Public Relations -.351 .185 -.175 -1.899 .061
Personal Selling -.184 .104 -.180 -1.760 .082
Sales Promotion .173 .078 .221 2.211 .029
a. Dependent Variable: Minat Menabung Sampel: Data Primer yang diolah, 2018
Berdasarkan pada tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa:
1) Nilai signifikansi variabel advertising (X1) sebesar 0.000 lebih
kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan antara
advertising (X1) terhadap minat menabung (Y).
2) Nilai signifikansi variabel public relations (X2) sebesar 0.061
lebih besar dari 0,05, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
antara public relations (X2) terhadap minat menabung (Y).
100
3) Nilai signifikansi variabel personal selling (X3) sebesar 0.082
lebih besar dari 0,05, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
antara personal selling (X3) terhadap minat menabung (Y).
4) Nilai signifikansi variabel sales promotion (X4) sebesar 0.029
lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan
antara sales promotion (X4) terhadap minat menabung (Y).
b. Uji Ftest (Uji Simultan)
Uji Ftest dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh variabel
independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel
dependen (Bawono, 2006: 91). Hasil Uji Ftest penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 10
Uji Ftest
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 314.820 4 78.705 7.659 .000b
Residual 976.220 95 10.276
Total 1291.040 99
a. Dependent Variable: Minat Menabung
b. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations,
Advertising, Personal Selling Sampel: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya variabel independen
secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan.
101
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen
(Bawono, 2006: 92). Hasil uji koefisien determinasi (R2) penelitian
ini dapat dilihat pada tabel beikut:
Tabel 4. 11
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .494a .244 .212 3.20562
a. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations,
Advertising, Personal Selling
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa:
1) Koefisien korelasi (R) sebesar 0,494, artinya bahwa ada
hubungan yang cukup kuat antara variabel independen dengan
variabel dependen.
2) Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,244, artinya bahwa
kontribusi variabel independen mempengaruhi variabel
dependen sebesar 24,4%, sedangkan sisanya sebesar 75,6%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
102
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat korelasi antar
variabel independen. Dalam penelitian ini, teknik uji
multikoleniaritas yang digunakan adalah metode VIF (Varian
Inflastion Factor) dan nilai tolerance juga matrik korelasi dimana
kedua nilai VIF dan tolerance ini, nilainya berlawanan, jika
tolerancenya besar maka VIFnya kecil dan sebaliknya. Adapaun
hasil uji multikolinearitas dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 20.412 5.011 4.073 .000
Advertising .529 .120 .432 4.398 .000 .826 1.211
Public
Relations -.351 .185 -.175 -1.899 .061 .940 1.063
Personal
Selling -.184 .104 -.180 -1.760 .082 .764 1.309
Sales
Promotion .173 .078 .221 2.211 .029 .795 1.258
a. Dependent Variable: Minat Menabung Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel Coefficients pada kolom Collinearity Statistic
di atas, kita dapat melihat bahwa nilai VIFnya lebih kecil dari 5
maka tidak ada gejala multikoleniaritas, sehingga semua variabelnya
lolos dari gejala multikolinearitas.
103
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskendastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ketidaksamaan nilai varian residual dengan varian
setiap variabel independen. Dalam penelitian ini metode yang
digunkan untuk uji heteroskendastisitas adalah metode park. Ada
tidaknya gejala penyakit heteroskendastisitas dapat dilihat dari
besarnya nilai signifikansi, jika nilai signifikansi lebih besar dari
0,05 maka dinyatakan tidaka da gejala penyakit heteroskendastisitas.
Adapun hasil uji heteroskendastisitas dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. 13
Uji Heteroskendastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.791 3.113 1.539 .127
Advertising -.094 .075 -.139 -1.261 .210
Public Relations -.165 .115 -.149 -1.441 .153
Personal Selling .090 .065 .159 1.385 .169
Sales Promotion .024 .049 .056 .495 .622
a. Dependent Variable: U2i Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Dari tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak signifikan secara statistik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi
tersebut tidak terdapat gejala penyakit heterskendastisitas.
104
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel
independen dan variabel dependen dalam model regresi memiliki
distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006: 174). Dalam penelitian
ini, untuk uji normalitas peneliti menggunakan analisa grafik dan uji
kolmogrov-smirnov. Analisa grafik yaitu dengan cara melihat
histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi
yang mendekati normal dan normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya
dengan sistribusi normal maka garis yang menggambarkan data
seungguhnya akan mendekati garis normal (Bawono, 2006: 176).
Berikut gambar grafik histogram dan normal probablility plot serta
hasil uji kolmogrov-smirnov:
105
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Gambar 4. 2
Output Viewer Regression Standarized Residual
Dalam grafik histogram di atas, dapat dilihat perbandingan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distibusi
normal. Grafik histogram tersebut menunjukkan pola distribusi yang
mendekati normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
106
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Gambar 4. 3
Grafik Normal Plot
Dalam grafik normal plot dapat dilihat perbandingan antara
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distrbusi
kumulatif dari data distribusi normal. Dalam grafik normal plot di
atas dapat terlihat adanya titik-titik yang menyebar disekitar garis
diagonal, sedangkan penyebarannya mengikuti arah garis
diagonalnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
107
Tabel 4. 14
Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation 3.14019248
Most Extreme
Differences
Absolute .052
Positive .052
Negative -.046
Test Statistic .052
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.16 di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,200, lebih besar dai 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal.
d. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah spesifikasi yang
peneliti gunakan sudah tepat atau lebih baik dengan model lain.
Peneliti menggunakan model Durbin-Watson, dengan membuat dua
persamaan terlebih dahulu yaitu persamaan linear dan kuadrat. Dari
kedua persamaan tersebut dicari nilai D-W, kemudian dibandingkan
dengan nilai D-W tabel. Jika persamaan tersebut berada diantara du
dan 4 – du, maka dapat disimpulkaan bahwa keduanya layak dipakai.
Dengan kata lain spesifikasi model linear layak untuk digunakan
untuk model regresi (Bawono, 2006: 179).
108
Berikut adalah hasil uji model D-W, pada persamaan model
regresi dalam penelitian ini:
Tabel 4. 15
Persamaan Linear Regresi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .494a .244 .212 3.20562 2.047
a. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations, Advertising,
Personal Selling
b. Dependent Variable: Minat Menabung Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4. 16
Persamaan Kuadrat Regresi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .536a .287 .225 3.18010 2.232
a. Predictors: (Constant), Sales Promotion2, Public Relations2,
Advertising2, Personal Selling, Sales Promotion, Advertising, Personal
Selling2, Public Relations
b. Dependent Variable: Minat Menabung Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan hasil output SPSS di atas, maka dapat diketahui
besarnya nilai Durbin-Watson keduanya dalam model regresi satu
yaitu untuk persamaan linear (tabel 4.15) sebesar 2.047 dan
persamaan kuadrat (tabel 4.16) sebesar 2.232. sedangkan nilai tabel
Durbin-Watson diketahui dengan ketentuan jumlah sampel atau
observasi = 100, jumlah variabel independen dalam model regresi
satu (k) = 4, dengan asumsi derajat kepercayaan 5%, nilai tabel dL =
1.592, nilai tabel du = 1.758, nilai 4 – du = 4 – 1.758 = 2.242,
109
dikarenakan nilai D-W test kedua persamaan tersebut diantara du dan
4 – du, maka dapat disimpulakan bahwa keduanya layak dipakai.
Sehingga dengan kata lain bahwa spesifikasi model linear layak
untuk digunakan untuk model regresi.
C. Pembahasan
1. Pengaruh advertising terhadap minat menabung
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel
advertising mempunyai nilai koefisien sebesar 0,529. Serta mempunyai
nilai t test sebesar 4,398 yang lebih besar dari t tabel sebesar 1,6609 dan
nilai signfikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Jadi, pada varabel
advertising dapat dinayatakan H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel advertising berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat menabung. Dengan kata lain program
advertising yang dilakukan baik, informasi yang disampaikan kepada
calon nasabah berhasil, desain iklan yang digunakan menarik sehingga
memberikan pengaruh positif maka akan meningkatkan minat menabung
terhadap bank.
Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Mukhtar (2015), tentang pengaruh promotion mix menyatakan bahwa
advertising perpengaruh positif dan signifikan terhadap minat nasabah
menggunakan jasa pada PT Bank Aceh. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Nasution (2017), tentang pengaruh periklanan dan promosi
penjualan mendukung penelitian tersebut yang menyatakan bahwa secara
110
parsial periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
menabung pada PT Bank Sumut KCP USU.
2. Pengaruh public relations terhadap minat menabung
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel
public relations mempunyai nilai koefisien sebesar -0,351. Serta
mempunyai nilai mempunyai nilai t test sebesar -1,899 yang lebih kecil
dari t tabel sebesar 1,6609 dan nilai signfikan sebesar 0,061 lebih besar
dari 0,05. Jadi, pada varabel public relations dapat dinayatakan H0
diterima dan H2 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
public relations berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat
menabung. Dengan kata lain program public relations yang dilakukan
oleh bank berpengaruh negatif dan tidak mempengaruhi minat menabung
pada bank.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menyatakan
bahwa butir bank sering melakukan kegiatan pelayanan masyarakat
dalam variabel public relations memiliki nilai yang paling rendah.
Berarti dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa bank BNI Syariah KC
Surakarta jarang melakukan kegiatan pelayanan di masyarakat.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Ummah (2018), tentang
pengaruh advertising, sales promotion, personal selling dan publicity
yang menyatakan bahwa variabel public relations secara parsial tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap minat nasabah dalam mengajukan
pembiayaan di Bank Muamalat KC Surabaya – Mas Mansyur.
111
3. Pengaruh personal selling terhadap minat menabung
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel
personal selling mempunyai nilai koefisien sebesar -0,184. Serta
mempunyai nilai mempunyai nilai t test sebesar -1,760 yang lebih kecil
dari t tabel sebesar 1,6609 dan nilai signfikan sebesar 0,082 lebih besar
dari 0,05. Jadi, pada varabel personal selling dapat dinayatakan H0
diterima dan H3 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
personal selling berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat
menabung. Dengan kata lain program personal selling yang dilakukan
oleh bank berpengaruh negatif dan tidak mempengaruhi minat menabung
pada bank.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menyatakan
bahwa butir pegawai bank mampu mengidentifikasi karakter nasabah
dalam variabel personal selling memiliki nilai yang paling rendah.
Berarti dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pegawai pada bank BNI
Syariah KC Surakarta kurang mampu mengidentifikasi karakter dan
kemauan nasabah.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Robot (2015), tentang analisis
pengaruh advertising, sales promotion, personal selling, publicity dan
word of mouth yang menyatakan bahwa variabel personal selling secara
parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian. Penelitian lain yang dilakukan oleh Imansyah, Rahmawati &
Maryono (2015), tentang pengaruh bauran promosi menyatakan bahwa
112
variabel personal selling secara parsial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap minat menabung pada PT Bank Kalsel Unit Gambut.
4. Pengaruh sales promotion terhadap minat menabung
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa variabel
sales promotion mempunyai nilai koefisien sebesar 0,173. Serta
mempunyai nilai mempunyai nilai t test sebesar 2,211 yang lebih besar
dari t tabel sebesar 1,6609 dan nilai signfikan sebesar 0,029 lebih kecil
dari 0,05. Jadi, pada varabel sales promotion dapat dinayatakan H0
ditolak dan H4 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
sales promotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
menabung. Dengan kata lain peningkatan sales promotion pada bank
akan meningkatkan minat menabung terhadap bank. Dengan kata lain
program sales promotion yang dilakukan oleh bank baik dan mampu
menarik minat calon nasabah sehingga memberikan respon positif maka
akan meningktakan minat menabung pada bank.
Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Imansyah, Rahmawati & Maryono (2015), tentang pengaruh bauran
promosi menyatakan bahwa sales promotion perpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat menabung pada PT Bank Kalsel Unit Gambut.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Nasution (2017), tentang pengaruh
periklanan dan promosi penjualan mendukung penelitian tersebut yang
menyatakan bahwa secara pasrsial penjualan langsung berpengaruh
113
positif dan signifikan terhadap minat menabung pada PT Bank Sumut
KCP USU.
5. Pengaruh secara simultan variabel advertising, public relations, personal
selling, dan sales promotion terhadap minat menabung.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui bahwa hasil uji
Ftest (uji simultan) menunjukkan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari
0,05, artinya advertising, public relations, personal selling, dan sales
promotion secara simultan berpengaruh dalam meningkatkan minat
menabung pada BNI Syariah KC Surakarta. Hal ini mengindikasikan
apabila advertising, public relations, personal selling, dan sales
promotion meningkat maka akan meningkatkan minat menabung pada
BNI Syariah KC Surakarta. Dengan demikian hipotesis pertama (H1)
diterima, yang menyatakan advertising, public relations, personal
selling, dan sales promotion secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap minat menabung pada BNI Syariah KC Surakarta.
114
Tabel 4. 17
Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Kesimpulan
H1 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
variabel advertising terhadap minat menabung
di BNI Syariah KC Surakarta
Diterima
H2 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
variabel public relations terhadap minat
menabung di BNI Syariah KC Surakarta
Ditolak
H3 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
variabel personal selling terhadap minat
menabung di BNI Syariah KC Surakarta
Ditolak
H4 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
variabel sales promotion terhadap minat
menabung di BNI Syariah KC Surakarta
Diterima
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telahdilakukan melalui tahap
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data mengenai pengaruh
advertising, public relations, personal selling dan sales promotion terhadap
minat menabung di bank syariah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Nilai ttest untuk variabel advertising (X1) menunjukkan nilai sebesar
4,398 dengan signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai ini kurang dari nilai
alfa 0,05 sehingga menunjukka bahwa variabel advertising (X1) memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung di BNI Syariah
KC Surakarta (Y). Artinya, bahwa semakin baik program advertising
yang diterapkan saat ini maka minat menabung akan meningkat.
2. Nilai ttest untuk variabel public relations (X2) menunjukkan nilai sebesar -
1,899 dengan signifikansi sebesar 0,061 dimana nilai ini kurang dari nilai
alfa 0,05 sehingga menunjukka bahwa variabel public relations (X2)
memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat menabung
di BNI Syariah KC Surakarta (Y). Artinya, bahwa program public
relations yang diterapkan saat ini akan mengurangi minat menabung.
3. Nilai ttest untuk variabel advertising (X3) menunjukkan nilai sebesar -
1,760 dengan signifikansi sebesar 0,082 dimana nilai ini kurang dari nilai
116
alfa 0,05 sehingga menunjukka bahwa variabel advertising (X3) memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat menabung di BNI
Syariah KC Surakarta (Y). Artinya, bahwa program personal selling
yang diterapkan saat ini akan mengurangi minat menabung.
4. Nilai ttest untuk variabel sales promotion (X4) menunjukkan nilai sebesar
2,211 dengan signifikansi sebesar 0,029 dimana nilai ini kurang dari nilai
alfa 0,05 sehingga menunjukka bahwa variabel sales promotion (X4)
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat menabung di
BNI Syariah KC Surakarta (Y). Artinya, bahwa semakin baik program
sales promotion yang diterapkan saat ini maka minat menabung akan
meningkat.
5. Advertising (X1), public relations (X2), personal selling (X3), dan sales
promotion (X4) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat menabung di BNI Syariah KC Surakarta (Y) dari hasil
koefisien korelasi (R) yang hampir mendekati angka satu yakni sebesar
0,494. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) diketahui sebesar
0,244 atau sebesar 24,4%, sedangkan sisanya 75,6% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
dianjurkan saran-saran sebagai berikut:
1. Agar minat menabung pada BNI Syariah KC Surakarta kian meningkat,
maka sebaiknya meningkatkan program bauran pemasaran yang sudah
117
diterapkan, agar profitabilitas terus meningkat. Dengan profitabilitas
yang terus-menerus meningkat maka BNI Syariah KC Surakarta akan
berkembang pesat dengan visi dan misi yang diembannya.
2. Bersadarkan hasil analisis data yang menyebutkan bahwa variabel public
relations dan personal selling berpengaruh negative dan tidak signifikan,
maka BNI Syariah KC Surakarta hendaknya lebih meningkatkan
pengembangan program public relations dan personal selling dengan
cara lebih mendalami dan mengevaluasi kembali instruktur yang sudah
pernah diterapkan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Anonim. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa. Edisi 3 – Cetakan 2. Jakarta: Balai Pustaka.
Asri, Marwan. 1986. Marketing Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Bawono, Anton. 2006. Multi Variate Analisis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Gassing, Syaifuddin S & Suryanto. 2016. Public Relations. Yogyakarta: Andi
Offset.
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 20.
Edisi 6. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
____________. 1996. Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
____________. 1999. Marketing Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
____________, dan Armstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip pemasaran Edisi
Keduabelas. Jakarta: Erlangga
Mappiare, Andi. 1997. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Cet II. Jakarta:
Rineka Cipta.
Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
Ekonisia.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukanto. 1985. Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif Atas Psikologi. Jakarta:
Integritas Press.
Sunyoto, Danang. 2014. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi,
dan Kasus). Yogyakarta: CAPS.
Supranto, J. 2003. ―Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran‖. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suryabrata, Sumadi. 1988. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Swastha D, Basu. 1999. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta:Liberty Yogyakarta.
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.
Whiterington, H. C. 1999. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.
JURNAL:
Alamsyah, Halim. 2015. Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah
Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015. Milad ke-8
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI).
Hariyanto, Didik. April 2009. Memenangkan Persaingan Bisnis Produk Farmasi
Melalui Marketing Public Relations. Jurnal Manajemen Pemasaran,
Vol. 4, No. 1, April 2009: 38-44.
Haris, Helmi & Nur Said Irham. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan
Periklanan terhadap Keputusan Nasabah dalam Menabung pada Bank
Syariah (Studi Kasus pada BTN Syariah Surakarta). Muqtasid: Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syariah 3 (1), 1-24, 2012.
Imansyah, Noor, Emy rahmawati dan Maryono. 2015. Pengaruh Bauran Promosi
Terhadap Keputusan Nasabah Menabung Simpeda pada Bank Kalsel
Unit Gambut. Jurnal Bisnis dan Pembangunan, Vol 4, No. 1, Juli-
Desember 201.
Maisya, Fitri. 2013. Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan Dan Hubungan
Masyarakat Terhadap Keputusan Menabung Di Pt. Bank Negara
Indonesia, Tbk. Cabang Bukittinggi. Jurnal Manajemen 2 (01), 2013.
Mukhtar. 2015. Pengaruh Promotion Mix Terhadap Keputusan Nasabah
Menggunakan Jasa PT Bank Aceh. Jurnal Ekonomi Manajemen Dan
Bisnis Volume 3 Nomor 1 Juni 2015, Halaman 537-553.
Natalya, Novita Eva. 2016. Implementation of Personal Selling Pt Bank
Tabungan Negara (Persero), Tbk in Promoting Program Super
Untung. Jurnal Visi Komunikasi/Volume 15, No.02, November 2016:
171-188.
Robot, Juwita Mariska. 2015. Analisis Pengaruh Advertising, Personal Selling,
Sales Promotion, Publicity dan Word of mouth terhadap Keputusan
Pembelian. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.3, 2015:
254-267.
Samir, Namira. 2017. Media Sosial dan Pengembangan Keuangan Syariah. Jurnal
Buletin Amanah Edisi 001/01 Maret 2017.
Sari, Yusuf & Yuni Candra. 2014. Pengaruh Promosi Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Nasabah Menabung Pada Tabungan Simanis PT.
BPR Raga Dana Sejahtera Padang. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan 5 (3) 2014.
Syukron, Ali. 2013. Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia.
Economic: Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam, Vol. 3, No. 2.
Yulianto, Firman. 2009. Pengaruh Faktor Bauran Pemasaran Terhadap
Pertimbangan Nasabah Memilih Bank Syariah Di Kota Medan. Jurnal
Wacana Vol. 12 No. 2 April 2009.
Zuliatin. Oktober 2016. Pengaruh Personal Selling, Direct Selling Dan Hubungan
Masyarakat Terhadap Kepuasan Nasabah Studi Kasus pada BMT
UGT Sidogiri KCP Kanigoro Blitar. AN-NISBAH, Vol. 03, No. 01,
Oktober 2016.
SKRIPSI:
Alvira, Disca Nova. 2017. Pengaruh Personal Selling Secara Islam dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Menabung Anggota BMT Harapan Ummat
Sidoarjo. Skripsi. UIN Sunan Ampel. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
Murtadho, M. Ifan. 2013. ―Pengaruh Pengetahuan tentang Bank Syariah terhadap
Minat Nasaah untuk Menabung di Bank Negara Indonesia Syariah
Cabang Semarang". Skripsi. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
IAIN Walisongo Semarang.
Nasution, Sofie Khairiah. 2017. Pengaruh Periklanan dan Promosi
Penjualanterhadap Keputusan Menabung Pada PT Bank Sumut Kantor
Cabang Pembantu USU. Skripsi. Uniersitas Sumatera Utara. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
Rahayu, Selvia Sri Puji. 2017. Pengaruh Promotional Mix terhadap Proses
Keputusan Nasabah dalam Memilih Tabungan. Skripsi. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Rukmanasari, Feti. 2012. Pengaruh Pengetahuan, Promosi, dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Nasabah Menggunakan Jasa Pegadaian
Syariah. Skripsi. IAIN Salatiga. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Siswanti, Indra. 2015. Pengaruh Pengetahuan, Agama, Iklan/Informasi, Dan
Pengalaman Mahasiswapai STAIN Salatiga Tentang Sistem
Perbankan Syariah Terhadap Minat Menabung di Bank Syariah.
Skripsi. IAIN Salatiga. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Ummah, Ufaful. 2018. Pengaruh Advertising, Sales Promotion, Personal Selling,
dan Publicity Terhadap Minat Nasabah Dalam Mengajukan
Pembiayaan KPR Ib Muamalat di Bank Muamalat KC Surabaya –
Mas Mansyur. Skripsi. UIN Sunan Ampel. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
Lampiran 4
KUESINONER
Pengaruh Advertising, Public Relations, Personal Selling,
Dan Sales Promotion Terhadap Minat Menabung di BNI Syariah KC Surakarta
Kepada Yth,
Nasabah BNI Syariah KC Surakarta
Kuesioner ini dirancang untuk melakukan penelitian guna menyusun
skripsi dengan tema Pengaruh Advertising, Public Relations, Personal Selling,
dan Sales Promotion Terhadap Minat Menabung di BNI Syariah KC Surakarta.
Dalam kuesioner tidak ada jawaban yang benar atau salah, responden
diharapkan mengisi berdasarkan pengalamannya. Peneliti sangat menghargai
pendapat, usaha, dan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Berdasarkan kode etik penelitian ini, peneliti menjamin kerahasiaan
informasi yang saudara berikan dalam kuesioner ini. Peneliti mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi saudara sebagai responden
dalam penelitian ini.
Salatiga, 23 Juli 2018
Peneliti
Septiya Anggraeni
DATA RESPONDEN
PETUNJUK PENGISIAN KUESONER
Isilah setiap pernyataan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang
Saudara pilih sesuai dengan skala berikut.
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 9-10
Setuju (S) 7-18
Cukup Setuju (CS) 5-6
Tidak Setuju (TS) 3-4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1-2
1. Nama : …………………………….
(nama boleh tidak disebutkan)
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki (L) b. Perempuan (P)
3. Usia : a. <20 tahun
b. 20-30 tahun
c. 31-40 tahun
d. 41-50 tahun
e. >51 tahun
4. Pendidikan Terakhir : a. SD
b. SMP
c. SMA/Sederajat
d. D1/D2/D3
e. S1/S2
f. Lainya……….
VARIABEL PENELITIAN
Variabel Advertising (X1)
No Pernyataan STS TS CS S SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Saat melihat salah satu media periklanan,
saya mendapatkan informasi mengenai
produk-produk BNI Syariah Surakarta
2. Desain pada media periklanan yang
digunakan menarik
3. Informasi yang terdapat pada media
periklanan jelas
Variabel Public Relation (X2)
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. BNI Syariah Surakarta merupakan bank yang
memiliki citra baik
2. BNI Syariah Surakarta merupakan bank yang
kegiatan operasionlanya sesuai syariat Islam
3. BNI Syariah Surakarta sering melakukan
pelayanan nasabah
Variabel Personal Selling (X3)
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Penampilan pegawai BNI Syariah Surakarta
baik, sopan, dan menarik
2. Pegawai BNI Syariah Surakarta menguasi
informasi tentang perusahaan
3. Pegawai BNI Syariah Surakarta menjelaskan
produk dengan jelas dan rinci
4. Pegawai BNI Syariah Surakarta mampu
mengidentifikasi karakter nasabah
Variabel Sales Promotion (X4)
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Hadiah yang diberikan BNI Syariah
Surakarta cukup besar
2. Hadiah yang ditawarkan bervariasi
3. Syarat untuk mendapatkan hadiah jelas
4. BNI Syariah Surakarta melakukan
pengundian hadiah pada waktu yang tepat
Variabel Minat (Y)
No. Pernyataan STS TS CS S SS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Saya berminat menjadi nasabah BNI Syariah
Surakarta karena keinginan diri sendiri, tidak
ada tekanan dari luar
2. Saya berminat menjadi nasabah BNI Syariah
Surakarta karena dorongan keluarga/teman
3. Saya berminat menjadi nasabah BNI Syariah
Surakarta karena tahu bahwa riba itu haram
Lampiran 5
Data Karakteristik Responden
No. Jenis
Kelamin Usia
Pendidikan
Terakhir Pekerjaan
Penghasilan
per Bulan
1 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 karyawan swasta <1jt
2 Perempuan 17 - 30 tahun D1/D2/D3 Lainnya 1jt - 5jt
3 Laki-laki 31 - 40 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
4 Perempuan 32 - 40 tahun S1/S2 Guru 1jt - 5jt
5 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 Wiraswasta 1jt - 5jt
6 Laki-laki 32 - 40 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
7 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 Wiraswasta <1jt
8 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa <1jt
9 Perempuan 41 - 50 tahun S1/S2 karyawan swasta 5jt - 10 jt
10 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 1jt - 5jt
11 Laki-laki 41 - 50 tahun SMA/sederajat Wiraswasta 1jt - 5jt
12 Laki-laki 41 - 50 tahun S1/S2 Wiraswasta 1jt - 5jt
13 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa <1jt
14 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD >20jt
15 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 karyawan swasta 1jt - 5jt
16 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 Lainnya <1jt
17 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 karyawan swasta 5jt - 10 jt
18 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 1jt - 5jt
19 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 Wiraswasta >20jt
20 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 1jt - 5jt
21 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
22 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 karyawan swasta 1jt - 5jt
23 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa <1jt
24 Laki-laki 31 - 40 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 5jt - 10 jt
25 Laki-laki 31 - 40 tahun SMA/sederajat Wiraswasta >20jt
26 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 Lainnya <1jt
27 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 Lainnya <1jt
28 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
29 Laki-laki 41 - 50 tahun D1/D2/D3 karyawan swasta 1jt - 5jt
30 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 Pelajar/Mahasiswa <1jt
31 Laki-laki 31 - 40 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
32 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Wiraswasta 1jt - 5jt
33 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
34 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 5jt - 10 jt
35 Laki-laki 41 - 50 tahun SMA/sederajat PNS/BUMN/BUMD 10jt - 20jt
36 Perempuan 41 - 50 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 1jt - 5jt
37 Laki-laki 41 - 50 tahun D1/D2/D3 Wiraswasta 5jt - 10 jt
38 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa <1jt
39 Laki-laki 17 - 30 tahun D1/D2/D3 karyawan swasta 1jt - 5jt
40 Perempuan 17 - 30 tahun karyawan swasta 1jt - 5jt
41 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 Lainnya 1jt - 5jt
42 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 Lainnya 1jt - 5jt
43 Perempuan 31 - 40 tahun D1/D2/D3 Lainnya 1jt - 5jt
44 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 karyawan swasta 1jt - 5jt
45 Perempuan 31 - 40 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 5jt - 10 jt
46 Perempuan 17 - 30 tahun D1/D2/D3 karyawan swasta 1jt - 5jt
47 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 5jt - 10 jt
48 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 10jt - 20jt
49 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 1jt - 5jt
50 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 karyawan swasta 1jt - 5jt
51 Perempuan 41 - 50 tahun SMA/sederajat Lainnya 1jt - 5jt
52 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 10jt - 20jt
53 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 5jt - 10 jt
54 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa <1jt
55 Perempuan 41 - 50 tahun S1/S2 karyawan swasta 5jt - 10 jt
56 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
57 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Wiraswasta 5jt - 10 jt
58 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 Lainnya <1jt
59 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 Pelajar/Mahasiswa <1jt
60 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 Wiraswasta 5jt - 10 jt
61 Perempuan 17 - 30 tahun D1/D2/D3 Wiraswasta 1jt - 5jt
62 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa <1jt
63 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 1jt - 5jt
64 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa <1jt
65 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa <1jt
66 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD >20jt
67 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 karyawan swasta 1jt - 5jt
68 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
69 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Wiraswasta 5jt - 10 jt
70 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 Lainnya <1jt
71 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 5jt - 10 jt
72 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 10jt - 20jt
73 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 1jt - 5jt
74 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 karyawan swasta 1jt - 5jt
75 Perempuan 41 - 50 tahun SMA/sederajat Lainnya 1jt - 5jt
76 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 10jt - 20jt
77 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 5jt - 10 jt
78 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 karyawan swasta <1jt
79 Laki-laki 31 - 40 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
80 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 Wiraswasta <1jt
81 Perempuan 31 - 40 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 5jt - 10 jt
82 Perempuan 17 - 30 tahun D1/D2/D3 karyawan swasta 1jt - 5jt
83 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 5jt - 10 jt
84 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 10jt - 20jt
85 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 Lainnya <1jt
86 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat karyawan swasta 1jt - 5jt
87 Laki-laki 41 - 50 tahun D1/D2/D3 karyawan swasta 1jt - 5jt
88 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 Pelajar/Mahasiswa <1jt
89 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 5jt - 10 jt
90 Laki-laki 41 - 50 tahun SMA/sederajat PNS/BUMN/BUMD 10jt - 20jt
91 Perempuan 41 - 50 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD 1jt - 5jt
92 Laki-laki 41 - 50 tahun SMA/sederajat Wiraswasta 1jt - 5jt
93 Laki-laki 41 - 50 tahun S1/S2 Wiraswasta 1jt - 5jt
94 Perempuan 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa <1jt
95 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 PNS/BUMN/BUMD >20jt
96 Laki-laki 31 - 40 tahun S1/S2 karyawan swasta 1jt - 5jt
97 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 Lainnya <1jt
98 Perempuan 17 - 30 tahun S1/S2 karyawan swasta 5jt - 10 jt
99 Laki-laki 17 - 30 tahun SMA/sederajat Pelajar/Mahasiswa 1jt - 5jt
100 Laki-laki 17 - 30 tahun S1/S2 karyawan swasta <1jt
Lampiran 6
Data Jawaban Responden
No
Advertising
(X1)
Public
Relations
(X2)
Personal
Selling
(X3)
Sales
Promotion
(X4)
Minat
(Y)
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 9 9 9 8 8 7 10 9 8 7 7 8 8 7 9 3 9
2 7 7 7 9 8 8 9 8 9 7 8 8 8 8 8 7 8
3 8 8 8 9 8 9 8 9 10 10 7 7 7 7 8 8 8
4 8 8 8 7 6 8 10 10 9 9 5 5 6 6 8 8 8
5 8 9 9 8 7 8 9 9 9 8 8 8 9 9 10 4 10
6 8 8 8 9 7 8 9 8 6 6 6 7 8 7 9 7 10
7 7 9 9 8 7 7 9 8 7 6 8 8 8 8 9 10 8
8 7 6 7 8 9 7 9 7 9 8 6 7 6 5 7 3 10
9 6 6 6 8 7 8 9 8 9 8 6 6 5 5 9 3 8
10 8 9 9 8 7 9 10 10 9 8 9 9 8 8 7 8 10
11 7 6 7 7 8 8 7 7 6 6 5 6 5 6 7 4 6
12 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 5 7 7 6 8 7 8
13 10 9 8 7 8 9 7 6 6 7 6 5 7 5 10 3 10
14 7 8 9 9 9 10 10 7 9 8 8 8 7 7 9 3 10
15 6 7 7 8 8 8 9 8 9 8 5 7 8 6 8 2 8
16 6 7 7 7 9 8 10 10 9 10 7 6 7 7 9 3 7
17 7 7 7 7 8 7 9 7 8 6 5 5 5 5 10 3 10
18 7 7 7 8 7 8 9 8 9 7 6 6 6 6 7 7 10
19 7 7 7 10 9 8 9 9 8 8 5 5 6 6 6 6 6
20 8 8 7 8 7 6 10 8 10 9 5 7 6 5 10 3 10
21 8 9 9 9 9 9 8 9 10 7 9 8 10 10 10 9 10
22 6 7 7 9 8 7 9 9 8 8 7 5 5 6 8 5 3
23 6 5 7 8 7 9 8 8 7 6 7 6 7 5 10 2 10
24 8 8 7 9 8 7 9 9 9 9 9 9 10 10 10 3 10
25 8 7 8 8 9 8 8 8 9 8 5 6 5 4 10 2 10
26 8 7 7 9 8 7 9 10 8 7 7 8 6 8 10 4 8
27 8 7 6 9 8 7 10 10 10 10 7 8 6 8 10 4 8
28 8 8 10 8 7 8 7 7 7 6 6 5 7 8 10 5 10
29 9 9 9 8 8 7 9 8 8 7 6 7 5 5 9 8 10
30 7 7 8 8 6 7 10 9 10 9 6 8 7 6 10 4 10
31 9 9 8 8 6 7 9 8 8 7 10 9 7 8 10 10 10
32 6 7 7 10 9 8 9 9 10 8 6 6 6 6 7 6 6
33 7 7 7 8 7 9 8 8 8 7 5 4 7 6 7 5 7
34 5 6 7 7 8 6 9 10 9 9 6 6 7 6 5 7 10
35 7 7 7 9 7 8 10 8 9 8 6 7 8 5 10 3 10
36 7 8 6 8 7 8 10 9 10 7 5 4 5 5 10 3 7
37 8 8 8 8 9 9 10 10 9 8 7 8 9 8 10 1 10
38 8 7 8 7 6 7 8 8 8 8 4 6 4 5 8 6 10
39 6 7 7 8 8 9 9 10 10 8 7 7 7 7 7 7 9
40 6 8 7 9 8 8 8 8 9 7 4 4 5 5 5 6 5
41 8 8 8 8 7 6 8 8 6 7 6 6 6 6 10 10 10
42 5 5 6 8 7 7 9 8 8 7 4 5 6 4 10 2 10
43 7 7 7 7 8 7 9 8 9 8 4 5 6 4 3 3 3
44 8 8 8 8 7 9 9 10 10 8 6 6 6 6 10 10 10
45 8 8 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 7 7 10 9 10
46 6 7 7 9 10 9 10 10 10 9 8 8 8 8 5 7 8
47 9 7 9 7 7 8 10 8 9 8 5 5 6 7 9 4 10
48 7 7 6 8 8 9 10 9 10 8 7 6 8 8 8 2 5
49 7 7 7 7 8 7 10 10 10 9 7 7 7 7 7 7 7
50 7 6 6 9 8 7 10 10 8 9 5 7 6 5 10 3 10
51 7 7 7 8 7 7 9 10 10 8 6 5 7 7 10 3 10
52 8 7 6 9 7 8 7 7 6 6 5 4 5 6 10 5 8
53 8 7 7 9 7 8 9 8 8 7 7 7 8 8 10 8 10
54 6 6 7 7 7 8 10 9 8 8 4 6 5 5 10 8 10
55 8 9 9 9 9 9 9 8 8 7 7 7 7 8 8 7 8
56 7 8 9 8 7 9 9 9 10 7 7 8 6 8 9 7 10
57 9 10 10 8 9 8 10 9 9 8 5 7 6 7 10 3 10
58 8 10 8 7 9 8 8 7 6 6 5 6 7 6 8 3 10
59 6 6 7 8 9 8 9 8 9 8 4 4 6 5 8 3 10
60 9 9 10 9 8 7 9 9 8 7 8 7 8 7 8 8 8
61 7 7 6 8 7 6 8 7 7 7 5 6 5 5 10 1 9
62 6 6 7 8 9 7 10 10 8 9 5 5 5 5 10 4 7
63 5 6 6 7 7 7 9 10 10 8 6 6 6 6 4 4 9
64 9 9 9 9 7 8 9 9 8 7 8 8 7 6 10 2 8
65 10 9 8 8 9 8 9 8 7 6 6 6 5 5 10 3 10
66 7 8 9 9 8 7 9 9 7 6 8 8 7 7 9 3 10
67 6 7 7 9 7 8 9 8 9 7 7 7 8 9 8 2 8
68 7 8 9 8 7 9 8 8 8 7 7 8 6 8 9 7 10
69 9 10 10 8 9 8 10 9 7 8 6 7 8 7 10 3 10
70 8 10 9 9 10 8 9 8 9 9 5 6 7 6 8 3 10
71 10 9 9 7 8 7 8 8 6 7 5 5 6 7 9 4 10
72 7 7 6 10 9 9 9 9 8 7 7 6 8 8 8 2 5
73 7 7 7 8 8 7 9 10 10 8 4 4 4 4 7 7 7
74 7 6 6 9 8 7 8 8 7 6 5 7 6 5 10 3 10
75 7 7 7 8 8 7 10 9 10 8 6 5 7 7 10 3 10
76 8 7 6 9 9 8 9 9 9 10 5 5 4 6 10 5 8
77 8 7 7 8 7 7 8 6 6 7 7 7 8 8 10 8 10
78 9 9 9 8 8 9 9 10 8 7 7 8 8 7 9 3 9
79 8 8 8 9 9 8 10 10 10 10 6 7 8 7 9 7 10
80 7 8 9 8 8 9 7 7 7 6 7 8 7 8 9 10 8
81 8 8 8 9 7 8 9 8 8 7 8 8 8 7 10 9 10
82 6 7 7 8 8 7 10 9 10 9 8 8 8 8 5 7 8
83 8 7 9 8 8 8 9 8 8 7 5 6 5 7 9 4 10
84 7 7 6 7 6 8 9 9 10 8 7 6 8 8 8 2 5
85 8 7 6 9 7 8 8 8 8 8 7 8 6 8 10 4 8
86 8 9 10 7 8 8 9 10 9 9 9 10 8 10 10 5 10
87 9 9 9 8 9 7 10 8 9 8 5 5 6 5 9 8 10
88 7 7 8 8 7 7 10 9 10 7 7 8 8 6 10 4 10
89 7 6 7 7 8 9 10 10 10 10 6 6 7 6 5 7 10
90 7 7 7 7 8 7 8 8 8 8 6 7 8 5 10 3 10
91 6 7 8 9 9 8 9 10 10 9 6 7 7 5 10 3 7
92 7 6 7 7 8 6 8 8 9 7 5 6 5 6 7 4 6
93 9 9 8 7 7 7 8 8 6 7 5 7 7 6 8 7 8
94 10 8 8 8 9 7 9 8 8 7 5 5 5 5 10 3 10
95 7 8 9 9 8 9 9 8 9 8 8 8 7 7 9 3 10
96 6 7 7 9 8 8 9 10 10 8 6 7 8 9 8 2 8
97 8 7 7 8 7 7 8 8 8 8 7 8 7 9 9 3 7
98 7 7 7 7 7 7 10 10 10 9 5 6 5 5 10 3 10
99 7 7 7 8 8 8 10 8 9 8 6 7 6 6 7 7 10
100 9 9 9 7 8 7 10 9 10 8 7 8 6 7 9 3 9
Lampiran 7
Hasil Analisis Data
Uji Frequencies Karakteristik Responden
Statistics
Jenis
Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 63 63.0 63.0 63.0
Perempuan 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 17 - 30
tahun 65 65.0 65.0 65.0
31 - 40
tahun 21 21.0 21.0 86.0
41 - 50
tahun 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA/Sederaj
at 40 40.0 40.0 40.0
D1/D2/D3 9 9.0 9.0 49.0
S1/S2 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS/BUMN/BUM
D 20 20.0 20.0 20.0
Wiraswasta 14 14.0 14.0 34.0
Karyawan Swasta 31 31.0 31.0 65.0
Pelajar/Mahasiswa 22 22.0 22.0 87.0
Lainnya 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Penghasilan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <1jt 24 24.0 24.0 24.0
1jt - 5jt 46 46.0 46.0 70.0
5jt - 10jt 17 17.0 17.0 87.0
10jt -
20jt 7 7.0 7.0 94.0
>20jt 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Uji Reliabilitas dan Validitas
1. Advertising (X1)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.857 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Advertising 1 37.7500 24.715 .788 .823
Advertising 2 37.6400 23.889 .893 .797
Advertising 3 37.5600 24.633 .800 .820
X1 22.5900 8.689 1.000 .857
Correlations
Advertising
1
Advertising
2
Advertising
3 X1
Advertising
1
Pearson
Correlation 1 .716
** .543
** .854
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Advertising
2
Pearson
Correlation .716
** 1 .741
** .928
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Advertising
3
Pearson
Correlation .543
** .741
** 1 .863
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
X1 Pearson
Correlation .854
** .928
** .863
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Public Relations (X2)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.775 4
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Public Relations 1 39.2300 9.512 .561 .748
Public Relations 2 39.5300 9.100 .561 .740
Public Relations 3 39.5900 9.436 .525 .756
X2 23.6700 3.233 1.000 .488
Correlations
Public
Relations 1
Public
Relations 2
Public
Relations 3 X2
Public Relations
1
Pearson
Correlation 1 .282
** .246
* .704
**
Sig. (2-tailed) .004 .014 .000
N 100 100 100 100
Public Relations
2
Pearson
Correlation .282
** 1 .201
* .720
**
Sig. (2-tailed) .004 .045 .000
N 100 100 100 100
Public Relations
3
Pearson
Correlation .246
* .201
* 1 .686
**
Sig. (2-tailed) .014 .045 .000
N 100 100 100 100
X2 Pearson
Correlation .704
** .720
** .686
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3. Personal Selling (X3)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.824 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Personal Selling 1 58.6800 40.280 .748 .798
Personal Selling 2 59.0300 38.151 .796 .779
Personal Selling 3 59.0700 36.773 .788 .770
Personal Selling 4 59.6800 39.048 .772 .788
X3 33.7800 12.476 1.000 .849
Correlations
Personal
Selling 1
Personal
Selling 2
Personal
Selling 3
Personal
Selling
4 X3
Personal
Selling 1
Pearson
Correlation 1 .622
** .564
** .543
** .803
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Personal
Selling 2
Pearson
Correlation .622
** 1 .593
** .611
** .848
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Personal
Selling 3
Pearson
Correlation .564
** .593
** 1 .610
** .849
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Personal
Selling 4
Pearson
Correlation .543
** .611
** .610
** 1 .827
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
X3 Pearson
Correlation .803
** .848
** .849
** .827
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4. Sales Promotion (X4)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.834 5
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Sales Promotion
1 45.8600 64.546 .886 .784
Sales Promotion
2 45.5000 66.212 .804 .797
Sales Promotion
3 45.4400 67.380 .781 .804
Sales Promotion
4 45.5500 64.533 .830 .788
X4 26.0500 21.301 1.000 .891
Correlations
Sales
Promotion
1
Sales
Promotion
2
Sales
Promotion
3
Sales
Promotion
4 X4
Sales
Promotion
1
Pearson
Correlation 1 .772
** .663
** .743
** .915
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Sales
Promotion
2
Pearson
Correlation .772
** 1 .578
** .612
** .852
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Sales
Promotion
3
Pearson
Correlation .663
** .578
** 1 .664
** .832
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
Sales
Promotion
4
Pearson
Correlation .743
** .612
** .664
** 1 .874
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
X4 Pearson
Correlation .915
** .852
** .832
** .874
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
5. Minat (Y)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.715 4
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Minat
1 36.0300 42.433 .354 .732
Minat
2 39.8300 35.597 .368 .729
Minat
3 35.9400 37.451 .585 .642
Y 22.3600 13.041 1.000 .217
Correlations
Minat 1 Minat 2 Minat 3 Y
Minat
1
Pearson
Correlation 1 -.170 .466
** .537
**
Sig. (2-tailed) .091 .000 .000
N 100 100 100 100
Minat
2
Pearson
Correlation -.170 1 .091 .640
**
Sig. (2-tailed) .091 .366 .000
N 100 100 100 100
Minat
3
Pearson
Correlation .466
** .091 1 .726
**
Sig. (2-tailed) .000 .366 .000
N 100 100 100 100
Y Pearson
Correlation .537
** .640
** .726
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Regresi Linear Berganda
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Sales
Promotion,
Public
Relations,
Advertising,
Personal
Sellingb
. Enter
a. Dependent Variable: Minat Menabung
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .494a .244 .212 3.20562
a. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations,
Advertising, Personal Selling
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 314.820 4 78.705 7.659 .000b
Residual 976.220 95 10.276
Total 1291.040 99
a. Dependent Variable: Minat Menabung
b. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations, Advertising, Personal
Selling
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.412 5.011 4.073 .000
Advertising .529 .120 .432 4.398 .000
Public Relations -.351 .185 -.175 -1.899 .061
Personal Selling -.184 .104 -.180 -1.760 .082
Sales Promotion .173 .078 .221 2.211 .029
a. Dependent Variable: Minat Menabung
Uji Statistik
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Minat Menabung 22.3600 3.61121 100
Advertising 22.5900 2.94767 100
Public Relations 23.6700 1.79818 100
Personal Selling 33.7800 3.53219 100
Sales Promotion 26.0500 4.61525 100
Correlations
Minat
Menabung Advertising
Public
Relations
Personal
Selling
Sales
Promotion
Pearson
Correlation
Minat Menabung 1.000 .412 -.109 .040 .245
Advertising .412 1.000 .115 .379 .308
Public Relations -.109 .115 1.000 .182 .220
Personal Selling .040 .379 .182 1.000 .395
Sales Promotion .245 .308 .220 .395 1.000
Sig. (1-
tailed)
Minat Menabung . .000 .140 .348 .007
Advertising .000 . .127 .000 .001
Public Relations .140 .127 . .035 .014
Personal Selling .348 .000 .035 . .000
Sales Promotion .007 .001 .014 .000 .
N Minat Menabung 100 100 100 100 100
Advertising 100 100 100 100 100
Public Relations 100 100 100 100 100
Personal Selling 100 100 100 100 100
Sales Promotion 100 100 100 100 100
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Sales
Promotion,
Public
Relations,
Advertising,
Personal
Sellingb
. Enter
a. Dependent Variable: Minat Menabung
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .494a .244 .212 3.20562
a. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations,
Advertising, Personal Selling
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 314.820 4 78.705 7.659 .000b
Residual 976.220 95 10.276
Total 1291.040 99
a. Dependent Variable: Minat Menabung
b. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations, Advertising, Personal Selling
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 20.412 5.011 4.073 .000
Advertising .529 .120 .432 4.398 .000
Public Relations -.351 .185 -.175 -1.899 .061
Personal Selling -.184 .104 -.180 -1.760 .082
Sales Promotion .173 .078 .221 2.211 .029
a. Dependent Variable: Minat Menabung
Uji Asumsi Klasik
1. Multikolinearitas
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Sales
Promotion,
Public
Relations,
Advertising,
Personal
Sellingb
. Enter
a. Dependent Variable: Minat Menabung
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .494a .244 .212 3.20562
a. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations,
Advertising, Personal Selling
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 314.820 4 78.705 7.659 .000b
Residual 976.220 95 10.276
Total 1291.040 99
a. Dependent Variable: Minat Menabung
b. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations, Advertising,
Personal Selling
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 20.412 5.011 4.073 .000
Advertising .529 .120 .432 4.398 .000 .826 1.211
Public Relations -.351 .185 -.175 -1.899 .061 .940 1.063
Personal Selling -.184 .104 -.180 -1.760 .082 .764 1.309
Sales Promotion .173 .078 .221 2.211 .029 .795 1.258
a. Dependent Variable: Minat Menabung
Collinearity Diagnosticsa
Mo
del Dimension Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) Advertising
Public
Relations
Personal
Selling
Sales
Promotion
1 1 4.959 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 .020 15.703 .02 .03 .02 .01 .94
3 .011 20.874 .03 .85 .10 .00 .00
4 .007 27.199 .02 .10 .12 .93 .04
5 .003 43.504 .93 .02 .77 .06 .02
a. Dependent Variable: Minat Menabung
2. Heteroskendastisitas
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Sales
Promotion,
Public
Relations,
Advertising,
Personal
Sellingb
. Enter
a. Dependent Variable: U2i
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .218a .048 .008 1.99116
a. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations,
Advertising, Personal Selling
b. Dependent Variable: U2i
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 18.862 4 4.716 1.189 .321b
Residual 376.647 95 3.965
Total 395.510 99
a. Dependent Variable: U2i
b. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations, Advertising, Personal
Selling
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.791 3.113 1.539 .127
Advertising -.094 .075 -.139 -1.261 .210
Public Relations -.165 .115 -.149 -1.441 .153
Personal Selling .090 .065 .159 1.385 .169
Sales Promotion .024 .049 .056 .495 .622
a. Dependent Variable: U2i
3. Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation 3.14019248
Most Extreme
Differences
Absolute .052
Positive .052
Negative -.046
Test Statistic .052
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
4. Linearitas
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Sales
Promotion,
Public
Relations,
Advertising,
Personal
Sellingb
. Enter
a. Dependent Variable: Minat Menabung
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .494a .244 .212 3.20562 2.047
a. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations, Advertising, Personal
Selling
b. Dependent Variable: Minat Menabung
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 314.820 4 78.705 7.659 .000b
Residual 976.220 95 10.276
Total 1291.040 99
a. Dependent Variable: Minat Menabung
b. Predictors: (Constant), Sales Promotion, Public Relations, Advertising, Personal
Selling
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 20.412 5.011 4.073 .000
Advertising .529 .120 .432 4.398 .000 .826 1.211
Public Relations -.351 .185 -.175 -1.899 .061 .940 1.063
Personal Selling -.184 .104 -.180 -1.760 .082 .764 1.309
Sales Promotion .173 .078 .221 2.211 .029 .795 1.258
a. Dependent Variable: Minat Menabung
Coefficient Correlationsa
Model
Sales
Promotion
Public
Relations Advertising
Personal
Selling
1 Correlations Sales
Promotion 1.000 -.157 -.181 -.295
Public
Relations -.157 1.000 -.021 -.096
Advertising -.181 -.021 1.000 -.291
Personal
Selling -.295 -.096 -.291 1.000
Covariances Sales
Promotion .006 -.002 -.002 -.002
Public
Relations -.002 .034 .000 -.002
Advertising -.002 .000 .014 -.004
Personal
Selling -.002 -.002 -.004 .011
a. Dependent Variable: Minat Menabung
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue
Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) Advertising
Public
Relations
Personal
Selling
Sales
Promotion
1 1 4.959 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 .020 15.703 .02 .03 .02 .01 .94
3 .011 20.874 .03 .85 .10 .00 .00
4 .007 27.199 .02 .10 .12 .93 .04
5 .003 43.504 .93 .02 .77 .06 .02
a. Dependent Variable: Minat Menabung
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
DECLARATION
CURRICULUM VITAE
Nama : Septiya Anggraeni
Tempat, Tanggal Lahir : Salatiga, 20 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jagalan RT 01/RW 05, Cebongan, Argomulyo, Salatiga
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Tahun Sekolah/Madrasah Jurusan
2002-2008 SD N 1 Manyaran
2008-2011 SMP N 2 Tengaran
2011-2014 SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Rekayasa Perangkat Lunak
2014-2018 IAIN Salatiga S-1 Perbankan Syariah
Pengalaman Organisasi
2014 – 2018 Anggota Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) IAIN Salatiga
Masa Bakti 2017 Devisi Pengabmas (KSEI) IAIN Salatiga
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat sesuai fakta dan sebenar-benarnya.
Salatiga, 14 September 2018
Septiya Anggraeni
Top Related